HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... ·...

22
FKIP UNIVERSITAS JAMBI 1 Hubungan Kecakapan dalam Kecerdasan Interpersonal dengan Kepercayaan Diri Anak Usia Dini di Seluruh TK Kec. Sungai Gelam HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA DINI DI TK KECAMATAN SUNGAI GELAM Putri Amelia Program Studi PG-PAUD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi ABSTRAK Putri Amelia. 2017. “Hubungan kecakapan dalam Kecerdasan Interpersonal dengan Kepercayaan Diri Anak Usia Dini di Tk Kecamatan Sungai Gelam”. Skripsi. Pendidikan Guru Pendidiikan Anak Usia Dini. Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Jambi. Pembimbing I Dr. Drs. H. Hendra Sofyan, M.Si, Pembimbing 2 Dr. K.A Rahman, M.Pd.I Permasalahan yang dialami oleh beberapa murid di TK, terdapat anak yang masih kurang berani berinteraksi dengan temannya yang lain. Sehingga anak-anak tersebut berani berinteraksi hanya dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan sesuatu. Karena, guru kurang memberikan motivasi untuk bisa berinteraksi. Dengan cara berinteraksi anak-anak tersebut bisa mengungkapkan ide-idenya lewat teman, guru, dan orang tuanya dan juga anak akan merasa mempunyai harga diri sehingga mereka menjadi percaya diri di lungkungan sekolah maupun di lingkungan sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan kecakapan dalam kecerdasan interpersonal dengan kepercayaan diri anak usia dini di TK Kec. Sungai Gelam Tahun Ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional, untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel yang satu dengan variabel yang lain, berdasarkan koefisien korelasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 6 TK yaitu 100 anak dari 401 anak yang di ambil 25%. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai L hitung uji normalitas Lo < Ltabel, untuk data angket kecerdasan interpersonal Lo (0.0,0796) < Ltabel (0,0886), sedangkan data kepercayaan diri didapat Lo (0,0732) < Ltabel (0,0886). Dengan menggunakan rumus (n-2) 100-2 = 98 pada α = 0,05, maka dengan dk 98, untuk uji dua pihak t 0,95 = 1,7081 mudah dilihat bahwa 4,6129 > 1,6606 maka terdapat hubungan kecakapan dalam kecerdasan interpersonal dengan kepercayaan diri anak usia dini di TK Kecamatan Sungai Gelam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kecakapan dalam kecerdasan interpersonal dengan kepercayaan diri anak usia dini di TK Kecamatan Sungai Gelam. Kata Kunci: Kecerdasan Interpersonal, Kepercayaan Diri

Transcript of HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... ·...

Page 1: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 1

Hubungan Kecakapan dalam Kecerdasan Interpersonal dengan Kepercayaan Diri

Anak Usia Dini di Seluruh TK Kec. Sungai Gelam

HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN INTERPERSONAL

DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA DINI

DI TK KECAMATAN SUNGAI GELAM

Putri Amelia

Program Studi PG-PAUD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Jambi

ABSTRAK

Putri Amelia. 2017. “Hubungan kecakapan dalam Kecerdasan Interpersonal

dengan Kepercayaan Diri Anak Usia Dini di Tk Kecamatan Sungai

Gelam”. Skripsi. Pendidikan Guru Pendidiikan Anak Usia Dini.

Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Jambi. Pembimbing I

Dr. Drs. H. Hendra Sofyan, M.Si, Pembimbing 2 Dr. K.A Rahman,

M.Pd.I

Permasalahan yang dialami oleh beberapa murid di TK, terdapat anak

yang masih kurang berani berinteraksi dengan temannya yang lain. Sehingga

anak-anak tersebut berani berinteraksi hanya dengan teman dekatnya dalam

mengungkapkan sesuatu. Karena, guru kurang memberikan motivasi untuk bisa

berinteraksi. Dengan cara berinteraksi anak-anak tersebut bisa mengungkapkan

ide-idenya lewat teman, guru, dan orang tuanya dan juga anak akan merasa

mempunyai harga diri sehingga mereka menjadi percaya diri di lungkungan

sekolah maupun di lingkungan sekitarnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan kecakapan dalam

kecerdasan interpersonal dengan kepercayaan diri anak usia dini di TK Kec.

Sungai Gelam Tahun Ajaran 2016/2017.

Jenis penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif korelasional, untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel yang

satu dengan variabel yang lain, berdasarkan koefisien korelasi. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 6 TK yaitu 100 anak dari 401 anak

yang di ambil 25%.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai L hitung uji normalitas Lo <

Ltabel, untuk data angket kecerdasan interpersonal Lo (0.0,0796) < Ltabel

(0,0886), sedangkan data kepercayaan diri didapat Lo (0,0732) < Ltabel (0,0886).

Dengan menggunakan rumus (n-2) 100-2 = 98 pada α = 0,05, maka dengan dk

98, untuk uji dua pihak t 0,95 = 1,7081 mudah dilihat bahwa 4,6129 >

1,6606 maka terdapat hubungan kecakapan dalam kecerdasan interpersonal

dengan kepercayaan diri anak usia dini di TK Kecamatan Sungai Gelam.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kecakapan dalam

kecerdasan interpersonal dengan kepercayaan diri anak usia dini di TK

Kecamatan Sungai Gelam.

Kata Kunci: Kecerdasan Interpersonal, Kepercayaan Diri

Page 2: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses

perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Pada

masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang

mengalami masa cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Sehingga

pada masa tersebut sangatlah tepat untuk diberikan stimulasi atau pendidikan bagi

anak usia dini.

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pada bab I pasal I ayat 14

bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut.

Menurut Andin Sefrina kecerdasan interpersonal adalah kecerdasan yang

berkaitan erat dengan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dan

berhubungan dengan orang lain. Meskipun kecerdasan interpersonal sangat

menyenangkan, stimulasi ke arah tersebut sering tidak optimal. Di sekolah

pendidik sering lebih menekankan kemandirian dari pada kerja sama.kegiatan-

kegiatan proyek (yang mengkondisikan anak bekerjasama) jarang dilakukan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di TK Kecamatan

Sungai Gelam pada tanggal 18 Febuari 2017, ditemukan bahwa terdapat

permasalahan yang dialami oleh beberapa anak di TK tersebut, dari hasil

observasi tersebut terdapat anak yang masih kurang berani berinteraksi dengan

temannya yang lain. Sehingga anak-anak tersebut berani berinteraksi hanya

dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi sesama

teman. Karena, anak belum termotivasi untuk bisa berinteraksi. Dengan cara

berinteraksi anak-anak tersebut bisa mengungkapkan ide-idenya lewat teman,

guru, dan orang tuanya dan juga anak akan merasa mempunyai harga diri

sehingga mereka menjadi percaya diri di lungkungan sekolah maupun di

lingkungan sekitarnya. Namun juga terdapat beberapa anak yang memiliki cara

berinteraksi yang baik dan memiliki jiwa sosial yang baik pula.

Oleh karena itu, penulis mengangkat judul “HUBUNGAN

KECAKAPAN DALAM KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN

KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA DINI DI TK KECAMATAN SUNGAI

GELAM ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka identifikasi masalah

penelitian ini dapat diidentifikasikan yaitu:

1. Anak masih kurang bisa menunjukkan rasa percaya dirinya.

2. Guru yang kurang mendukung setiap perkembangan kecerdasan anaknya.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka perlu

diadakan pembatasan masalah agar penelitian lebih fokus dalam menggali dan

menjawab permasalahan yang ada yaitu:

Page 3: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 3

1. Peneliti memfokuskan penelitian ini pada kecakapan dalam kecerdasan

interpersonal anak

2. Perkembangan rasa percaya diri.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat hubungan kecakapan dalam

kecerdasan interpersonal dengan kepercayaan diri anak usia dini di TK

Kecamatan Sungai Gelam Tahun Ajaran 2016/2017?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

Menganalisis hubungan kecakapan dalam kecerdasan interpersonal dengan

kepercayaan diri anak usia dini di TK Kecamatan Sungai Gelam Tahun Ajaran

2016/2017.

F. Manfaat Penelitian

1. Anak

Anak bisa memahami dirinya sendiri dan orang lain. Dan anak bisa

menempatkan posisinya dimana pun ia berada di dekat teman yang lagi sedih

maupun senang.

2. Sekolah

Sebagai lembaga pendidikan formal, hasil penelitian ini dapat menjadi

masukan dalam rangka perbaikan proses belajar anak akan maju dan lebih

meningkat.

3. Orang tua

Orang tua lebih memahami gaya pengasuhan yang seperti apa yang bagus

untuk diterapkan kepada anaknya supaya anak menjadi anak yang mandiri,

percaya diri dan memiliki rasa empati.

4. Guru

Guru lebih mengetahui setiap perkembangan anak dan guru bisa menerapkan

metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak.

G. Anggapan Dasar

1. Hubungan kecakapan dalam kecerdasan interpersonal sangat erat dengan

kepercayaan diri anak usia dini

2. Guru yang memahami perkembangan kecakapan dalam kecerdasan

interpersonal anak.

H. Hipotesis Penelitian Terdapat hubungan kecakapan dalam kecerdasan interpersonal dengan

kepercayaan diri anak usia dini di TK Kec. Sungai Gelam.

I. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi perbedaan dan kesalahan pemah aman tentang judul

dari penelitian ini maka penjelasan istilah yang di gunakan adalah sebagai

berikut:

1. Menurut peneliti dalam penelitian ini yang dimaksud dengan

Page 4: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 4

kecerdasan adalah ungkapan dari cara berpikir seseorang yang dapat dijadikan

modalitas belajar, hampir semua orang cenderung pada salah satu modalitas

belajar yang berperan sebagai saringan untuk pembelajaran, pemmrosesan dan

komunikasi.

2. Menurut peneliti dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan

interpersonal adalah kemampuan anak untuk bisa berinteraksi atau

bersosialisasi dengan baik, baik itu disekolah maupun dilingkungansekitar.

3. Menurut peneliti dalam penelitian ini yang dimaksud dengan percaya diri

(Self-confidence) adalah sikap seseorang yang mempunyai keberanian untuk

melakukan sesuatu tanpa ada rasa takut di dalam dirinya dan juga dapat

menentukan pilihan yang sesuai dengan kehendak sendiri.

J. Kerangka Berpikir

Variabel X Variabel Y

xy

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kecakapan dalam Kecerdasan Interpersonal

1. Pengertian Kecakapan

Asen (2009:6) “menyatakan pengenalan kecakapan hidup terhadap peserta

didik bukanlah untuk mengganti kurikulum, akan tetapi untuk melakukan

reorientasi terhadap kurikulum yang ada sekarang agar benar-benar dapat

merefleksikan nilai-nilai kehidupan nyata. Jadi, pendidikan kecakapan hidup

merupakan upaya untuk menjembatani kesenjangan antara kurikulum dengan

tuntutan kehidupan nyata, dan bukan untuk merombaknya”. Penyesuaian-

penyesuaian kurikulum terhadap tuntutan kehidupan perlu dilakukan mengingat

kurikulum memang dirancang permata pelajaran yang belum tentu sesuai dengan

tuntutan kehidupan nyata yang umumnya bersifat utuh. Selain itu, kehidupan

memilki karakteristik untuk berubah, sehingga sudah sewajarnya jika kurikulum

perlu didekatkan dengan kehidupan nyata.

2. Pengertian Kecerdasan

Menurut Sujiono (2010-48) “Kecerdasan merupakan kemampuan yang

tertinggi yang dimiliki oleh manusia. Tingkat kecerdasan dapat membantu

seseorang dalam menghadapi berbagai permasalahan yang muncul dalam

kehidupannya. Kecerdasan sudah dimiliki sejak manusia lahir dan terus

menerus dapat dikembangkan hingga dewasa pengembangan kecerdasan

akan lebih baik jika dilakukan sedini mungkin sejak anak dilahirkan

melalui pemberian stimulasi pada kelima panca indranya”.

Menurut Sternberg dalam Papalia (2008) Mendefinikan kecerdasan

“sebagai sekelompok kemampuan mental yang di perlukan oleh anak atau orang

dewasa untuk menyesuaikan diri dengan konteks lingkungan dan juga untuk

memilih dan membentuk konteks di tempat mereka tinggal dan beraksi”.

Dapat disimpulkan dari pendapat dia atas kecerdasan adalah kemampuan

yang dimiliki seseorang sejak manusia lahir dan terus menerus dapat

dikembangkan hingga dewasa pengembangan kecerdasan akan lebih baik jika

Kecakapan dalam

Kecerdasan Interpersonal

Percaya diri (self-confidence)

Page 5: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 5

dilakukan sedini mungkin sejak anak dilahirkan melalui pemberian stimulasi pada

kelima panca indranya.

3. Kecerdasan Interpersonal

Menurut Amstrong dalam Musfiroh (2005) Kecerdasan interpersonal di

definisikan sebagai “kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana

hati, maksud, motivasi,serta perasaan orang lain, serta kemampuan

memberikan respons secara tepat terhadap suasana hati, temperamen,

motivasi dan keinginan orang lain. Dengan kemampuannya, anak yang

cerdas interpersonal dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain,

menangkap maksud dan motivasi orang lain bertindak sesuatu (bahkan

yang tidak dikatakan), serta mampu memberikan tanggapan yang tepat

sehingga orang lain merasa nyaman”.

4. Karakteristik Kecerdasan Interpersonal Anak dengan kecerdasan interpersonal yang menonjol sangat senang

bergaul dangan orang lain dan banyak memiliki teman sebaya. Anak tampak lebih

menikmati saat-saat bermain dengan teman sebaya dibanding bila bermain sendiri.

Selain itu kecerdasan interpersonal digambarkan melalui ciri-ciri, seperti

mudah: (1). Berhubungan dengan orang lain; (2). Berteman dan memiliki banyak

teman; (3). Menikmati suasana ketika berada di tengah orang banyak; (4).

Membaca maksud hati orang lain; (5). Berkomunikasi; (6). Menengahi

pertengkaran; (7). Menjadi pemimpin di sekolah ataupun di rumah.

Dapat di simpulkan dari pendapat diatas bahwa karakteristik anak adalah

kemampuan yang dimiliki anak untuk memiliki sifat empati dan simpati pada

orang lain, memiliki banyak teman, memberikan perhatian kepada orang lain,

berkomunikasi dan menjadi pemimpin di sekolah ataupun di rumah.

5. Jenis – Jenis Kecerdasan Interpersonal Menurut Gardner dan Checkley dalam Nadhiroh (2015:14) Kecerdasan

interpersonal adalah “kemampuan memahami pikiran, sikap, dan perilaku orang

lain.kecerdasan ini merupakan kecerdasan dengan indikator-indikator yang

menyenangkan bagi orang lain”.

Kecerdasan ini melibatkan penggunaan berbagai keterampilan verbal dan

nonverbal,kemampuan kerjasama,manajemen konflik,strategi membangun

konsesus,kemampuan untuk percaya,menghormati,memimpin dan memotivasi

orang lain untuk mencapai tujuan umum. Orang yang memiliki kecerdasan

interpersonal/sosial menyukai dan menikmati bekerja secara berkelompok

(bekerja kelompok),belajar sambil berinteraksi dan bekerjasama,juga kerap

merasa senang bertindak sebagai penengah atau mediator dalam perselisihan.

Dengan demikian, kecerdasan interpersonal melibatkan banyak kecakapan, yaitu

sebagai berikut:

a. Empati

Yaitu kemapuan memosisikan diri berada pada perspektif orang lain

ketika berdiskusi tentang sesuatu khususnya jika ingin berkolaboratif

dengan orang tersebut membuat keputusan atau menyelesaikan

konflik,mengajukan pertanyaan untk mengetahui apa sebenarnya yang

diinginkan oleh orang tersebut dalam suatu situasi membandingkan

Page 6: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 6

keinginan kita dengan keinginan orang lain kemudian mencari

kesamaan yang dapat dikompromikan.

b. Kepemimpinan

Yaitu kemampuan mengorganisasi kelompok orang menuju sesuatu

tujuan bersama. Kemampuan untuk dapat merasakan perasaan orang

lain, mengakibatkan anak yang berkembang dalam kecerdasan

interpersonal mudah mendamaikan konflik.

c. Kepekaan

Yaitu kemapuan mengenali dan membaca pikiran orang lain. Anak-

anak yang berkembang pada kecerdasan interpersonal akan peka

terhadap kebutuhan orang lain.

d. Sosialisasi

Yaitu kemampuan berteman atau menjalin kontak. Orang yang

memiliki kecerdasan interpersonal yang kuat sangat senang

berinteraksi dengan orang lain, mampu beradaptasi, dan bersama-sama

dengan orang lain sehingga memiliki banyak teman.

6. Stimulasi Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan interpersonal dibutuhkan oleh anak terkait dengan

hubungannya dengan orang lain. Tanpa kecerdasan ini, anak akan kesulitan

beradaptasi. Maka itu ada baiknya orang tua melakukan stimulasi pada kecerdasan

ini untuk anak. Berikut ini cara yang bias dilakukan untuk menstimulasi

kecerdasan interpersonal:

1. Ajarkan pada anak untuk berkenalan dengan orang baru yang ditemui.

Anak akan belajar untuk memulai berinteraksi dengan orang lain, baik

orang yang lebih tua, lebih muda, atau sebaya dengannya. Tunjukkan

pada anak cara berinteraksi dengan orang lain dengan tingkatan umur

yang berbeda.

2. Libatkan anak dalam suatu perkumpulan yang sesuai dengan upaya.

3. Motivasi anak untuk membentuk kelompok belajar

Kelompok belajar dapat menjadi salah satu fasilitas bagi anak untuk

berbagi berbagai macam hal khusunya yang berhubungan dengan

pelajaran sekolah. Anak dapat mengajarkan beberapa hal kepada teman

sebayanya, begitu sebaliknya. Mereka juga dapat melakukan diskusi

serta bertukar pikiran mengenai banyak hal. Kelompok belajar juga

berfungsi sebagai support group atau kelompok pendukung bagi anak,

karena apabila anak mengalami kesulitan anak dapat meminta bantuan

langsung pada kelompok belajarnya.

4. Berikan permainan yang bersifat interaktif (dua arah)

Saat ini banyak permainan computer yang sifatnya interaktif dan

memberikan respons ketika dimainkan sehingga anak akan belajar

bagaimana harus bereaksi terhadap respons dari permainan tersebut.

Namun meskipun bersifat interaktif, permainan ini kadang belum

mewakili intraksi dengan orang sebenarnya, lakukan permainan

interaktif lainnya.

5. Ajak anak ke acara yang melibatkan banyak orang

Ajak anak ke acara bakti sosial untuk menunjukkan makna kepedulian

terhadap orang lain. Ajak anak berinteraksi dengan orang-orang

disekitarnya. Selain itu, bila diundang ke acara itu dan fasilitasi

Page 7: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 7

persiapannya. Biarkan anak mengikuti acaranya dan berinteraksi

dengan orang lain.

7. Indikator Kecerdasan Interpersonal Anak Usia Dini

Anak-anak yang berkembang dalam kecerdasan interpersonal peka

terhadap kebutuhan orang lain. Apa yang dimaksud, dirasakan, direncanakan, dan

diimpikan orang lain dapat ditangkap melalui pengamatan terhadap kata-kata,

gerak-gerik, gaya bicara dan sikap orang lain. Mereka akan bertanya, memberi

perhatian, atau memberikan bantuan yang dibutuhkan.

B. Percaya Diri

1. Pengertian Percaya Diri

Percaya diri merupakan suatu gambaran pemikiran dan perasaan

keyakinan, kesanggupan maupun keberanian seseorang terhadap kemampuan diri

yang dimilikinya, meliputi kemampuan intelektual, sikap, perasaan, kekuatan

fisik, dan penampilan diri. “Pembentukan percaya diri ini sangat bergantung pada

suara hati yang dipengaruhi oleh gabungan keyakinan karakteristik fisik,

psikologis, sosial, aspirasi, prestasi, dan bobot emosional yang menyertainya”

(Surya, 2010: 47).

Suyadi (2013:68) menjelaskan pengertian kecerpayaan diri adalah “sebuah

perasaan dimana anak mempunyai keyakinan tentang dirinya sendiri. Perasaan ini

juga dikembangkan dari interaksi dengan orang lain, yakni dari respon orang lain

terhadap dirinya”.

Dapat disimpulkan dari pendapat di atas adalah sebuah perasaan dimana

anak mempunyai keyakinan tentang dirinya sendiri kayakinan tersebut bagian dari

perkembangan perilaku sosial yang perlu ditumbuh-kembangkan pada anak sejak

usia dini agar anak mampu dalam berinteraksi pada orang lain dan lingkungan di

sekitar anak.

2. Aspek-aspek Kepercayaan Diri

Menurut Lautser (dalam Ghufron dan Risnawati 2012: 35) “Orang yang

mempunyai rasa percaya diri yang tinggi pada umumnya mudah bergaul secara

fleksibel, mempunyai toleransi yang cukup baik, bersikap positif, dan tidak

mudah terpengaruh orang lain dalam bertindak serta mampu menentukan

langkahlangkah dalam menyelesaikan suatu masalah”.

Tipe-tipe orang yang mempunyai rasa percaya diri tinggi akan terlihat

lebih tenang, tidak merasa takut, dan mampu memperlihatkan kepercayaan dirinya

setiap saat. Selain itu, orang yang mempunyai rasa percaya diri yang besar, dia

yakin dengan kemampuan yang dia miliki, sehingga dia percaya bahwa dia bisa

melakukan suatu hal dengan segala kemampuan yang dia milki. Lautser juga

menyebutkan orang yang memiliki kepercayaan diri yang positif adalah:

1. Keyakinan kemampuan diri

Keyakinan kemampuan diri adalah sikap positif seseorang tentang dirinya. Ia

mampu secara sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya.

2. Optimis

Optimis adalah sikap positif yang dimiliki seseorang yang selalu

berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri dan

kemampuannya.

3. Objektif

Page 8: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 8

Orang yang memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran

yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya

sendiri.

4. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab adalah kesediaan orang untuk menanggung segala sesuatu

yang telah menjadi konsekuensinya.

5. Rasional dan realistis

Rasional dan realistis adalah analisis terhadap suatu masalah, sesuatu hal dan

suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal

dan sesuai dengan kenyataan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek-aspek

percaya diri adalah sifat yang dimiliki seseorang yang memiliki aspek-aspek

keyakinan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis.

3. Karakteristik Percaya Diri Pada Anak Usia Dini

Menurut Lauster (2013:68) “ciri-ciri dari kepercayaan diri yaitu tidak

mementingkan diri sendiri, cukup toleran, tidak membutuhkan dukungan orang

lain secara berlebihan, bersikap optimis, dan gembira”

Menurut Lie (2003:4) menyatakan sejumlah karakteristik yang

mencerminkan percaya diri. Adapun karakteristik tersebut, antara lain:

1. Yakin kepada diri sendiri

Memiliki keyakinan kepada diri sendiri yakni memiliki keberanian untuk

melakukan sesuatu dan menentukan pilihan sesuai dengan kehendak sendiri

serta bertanggung jawab atas konsekuensi yang muncul.

2. Tidak tergantung pada orang lain

Anak yang tidak tergantung kepada orang lain terbiasa mengambil keputusan

sendiri dan melakukan segala sesuatunya sendiri. Anak yang tidak tergantung

pada orang lain berarti memiliki inisiatif karena anak terdorong untuk

melakukan segala sesuatu atas kehendak sendiri.

3. Merasa berharga

Harga diri anak terbangun ketika anak dianggap penting dan istimewa.

Penghargaan tidak harus berwujud materi, tetapi dapat berupa pujian,

sanjungan, atau mimik wajah yang menunjukkan kegembiraan.

4. Memiliki keberanian untuk bertindak

Keberanian berarti melakukan tindakan walaupun merasa takut, satu-satunya

cara untuk menghilangkan rasa takut adalah bertindak dan menghadapi

ketakutan tersebut.

Berdasarkan dari beberpa karakteristik percaya diri menurut para ahli,

dapat disimpulkan karakteristik anak yang percaya diri yaitu anak dapat

disimpulkan karakteristik anak yang percaya diri yaitu anak dapat bersosialisasi,

anak mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi, merasa berharga, mampu

bertindak, yakin pada diri sendiri.

4. Cara Meningkatkan Percaya Diri Anak

Pengalaman-pengalaman permulaan anak merupakan landasan bagi

pembentukan perasaan puas dan percaya diri karena anak mendapatkan

keinginannya dan anak terpuaskan oleh karenanya. Bahkan ketika anak

memperoleh respon yang layak dari orang tua (orang dewasa), serta ketika anak

memperoleh pengalaman sensori yang terpuaskan maka kebutuhan anak semakin

terpenuhi.

Page 9: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 9

Dengan demikian, anak telah memperoleh penanaman fondasi untuk

percaya diri dan rasa aman. Sekedar contoh, anak mendapat makanan ketika dia

lapar; anak diberi perhatian ketika memerlukannya. Respon orang tua dan orang

dewasa seperti ini menyebabkan anak merasa lingkungannya/dunianya adalah

tempat yang aman bagi mereka dan anak merasa serba bisa (mampu) dalam

menghadapi lingkungannya dengan jaminan sikap dan perasaan yang ditunjukkan

oleh orang tua/orang dewasa. Dengan demikian, anak akan berani dan tidak gentar

menghadapi permasalahan hidup sehari-hari.

Menurut Timothy Wibowo (2012:12) ada tujuh cara meningkatkan

kepercayaan diri pada anak, yaitu:

a. Mengevaluasi pola asuh

Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan

anak. Hasil dari pola asuh yang demokratis akan menghasilkan karakteristik

anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan

teman, mampu menghadapi stres, mempunyai minat terhadap hal-hal baru dan

kooperatif terhadap orang lain.

b. Memberikan pujian yang tepat

Memberikan pujian baik untuk anak, namun jangan berlebihan. Anak-anak

merasa lebih senang dan mampu menghadapi tantangan ketika mereka

mendapat pujian atas usahanya.

c. Membuat agenda sosialisasi

Belajar atau melatihnya untuk peduli dan berbagi terhadap sesama merupakan

cara yang baik untuk melatih kepercayaan diri anak. Dengan demikian mereka

akan mempunyai kepekaan dan empati yang baik terhadap lingkungan sosial.

d. Kenalkan anak pada beragam karakter melalui cerita

Melalui kegiatan bercerita, kepercayaan diri anak dapat ditingkatkan. Setelah

diberi contoh dan dibiasakan, anak akan lebih percaya diri ketika bercerita

didepan kelas dan mampu mengungkapkan pendapatnya dengan baik.

e. Bermain peran

Bermain peran melatih anak berkomunikasi interpersonal. Memperagakan

perbincangan via telepon dengan pendengar suportif diujung lain dapat

menghindarkan anak dari rasa tertekan seperti jika melakukan pembicaraan

tatap muka.

f. Biarkan kesalahan terjadi dan berikan resiko teringan

Memberikan dukungan pada anak untuk mencoba hal baru, selama hal

tersebut tidak membahayakan dirinya dan mengurangi campur tangan untuk

menjadi problem solving dalam tantangan baru yang sedang dihadapi anak.

g. Memahami kepribadian anak

Dengan memahami kepribadian anak berarti orang tua telah berusaha mengerti

dan memahami anak, orang tua bisa jauh lebih mudah untuk memahami

seorang anak dengan memperhatikan tipologi kepribadiannya.

5. Faktor Yang Mempengaruhi Percaya Diri Anak

Menurut Setiti dalam Ningsih (2014, 20-22) menjelaskan bahwa percaya

diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.

Berikut penjabaran dari kedua faktor tersebut:

Page 10: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 10

1. Faktor internal, meliputi:

a. Konsep Diri

Terbentuknya kepercayaan diri seseorang diawali dengan perkembangan

konsep diri yang diperoleh dari pergaulan dalam suatu kelompok. Pergaulan

yang baik dan positif akan menunjukkan konsep diri yang positif, sedangkan

pergaulanyang kurang baik dan negatif akan menghasilkan konsep diri yang

negatif pula. Apabila interaksi yang dihasilkan menjadi konsep diri yang

positif, maka kepercayaan diri seseorang akan muncul dengan baik pula.

b. Harga Diri

Seseorang dengan harga diri yang tinggi cenderung melihat dirinya sebagai

seseorang yang percaya bahwa usahanya akan berhasil dan mudah menerima

orang lain sebagaimana menerima dirinya sendiri.

c. Kondisi Fisik

Cacat atau kelainan fisik tertentu, seperti cacat anggota tubuh atau rusaknya

salah satu indera merupakan kekurangan yang terlihat jelas oleh orang lain.

d. Pengalaman Hidup

Kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman. Pengalaman hidup yang

mengecewakan adalah penyebab utama timbulnya rasa rendah diri.

2. Faktor eksternal, meliputi:

a. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap tingkatan

kepercayaan diri seseorang. Tingkat pendidikan yang rendah akan menjadikan

orang tersebut merasa dibawah kekuasaan orang yang lebih pandai darinya.

b. Pekerjaan

Bekerja dapat mengembangkan kreativitas dan kemandirian serta rasa percaya

diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa percaya diri dapat muncul dengan

melakukan pekerjaan, selain materi yang diperoleh.

c. Lingkungan

Lingkungan merupakan lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota

keluarga yang saling berinteraksi dengan baik akan memeberi rasa nyaman

dan percaya diri yang tinggi

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor

yang mempengaruhi rasa percaya diri pada individu, yaitu faktor internal dan

eksternal. Faktor internal meliputi konsep diri, harga diri, keadaan fisik, dan

pengalaman hidup. Sementara itu, faktor eksternal meliputi pendidikan, pekerjaan,

dan lingkungan.

C. Kaitan Kecerdasan Interpersonal Dengan Percaya Diri (Self-Confidence)

Anak Usia Dini

Kecerdasan interpersonal, adalah kemampuan untuk berhubungan dengan

orang-orang di sekitarnya, bisa merasakan secara emosional, memperkirakan

secara temperamen suasana hati, dan maksud serta kehendak orang lain.

Suyadi (2013) “menjelaskan pengertian kecerpayaan diri adalah sebuah

perasaan dimana anak mempunyai keyakinan tentang dirinya sendiri. Perasaan ini

juga dikembangkan dari interaksi dengan orang lain, yakni dari respon orang lain

terhadap dirinya”.

Page 11: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 11

Surya (2009) yang berpendapat hubungan positif yang signifikan antara

kecerdasan interpersonal dengan kepercayaan diri siswa.kepercayaan diri

juga dipengaruhi oleh kemampuan bersosialisasi atau bergaul. Kebiasaan

menutup diri atau kurangnya kebebasan untuk menjalin hubungan dengan

lingkungan sosial, maka tentu akan berdampak pada perkembangan

psikososial seseorang.

Kesimpulan dari pendapat di atas Hubungan kecerdasan interpersonal

dengan rasa percaya diri pada anak adalah berinteraksi atau bersosialisasi dengan

orang lain, lingkungan sekitar harus memiliki keyakinan tentang diri sendiri,

keberanian, mampu berinteraksi sosial dengan baik. Maka dari pendapat di atas

terdapat pada anak self-confidence karena pada anak self-confidence mempunyai

rasa percaya diri yang tinggi.

D. Penelitian Yang Relevan

Bahasan Hasil Penelitian Relevan Yang peneliti Temui adalah:

1. Penelitian Candra Wikan Rahmawati, (2015), skripsi dengan judul “

identifikasi kecerdasan interpersonal anak usia 4-5 tahun di TK Sido Mukti

kecamatan mantrijeron kota Yogyakarta” Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kecerdasan interpersonal anak usia4-5 tahun di TK Gugus Sido Mukti

Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta termasuk dalam kriteria baik. Hasil

tersebut ditunjukkan dengan sebagian besar (54,89% dari total keseluruhan

anak) kecerdasan interpersonal anak termasuk dalam kriteria baik. Hal

tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya stimulasi yang

diberikan pada anak dalam pengembangan kecerdasan interpersonal dan

perbedaan karakteristik individu serta lingkungannya yang mempengaruhi

perbedaan perilaku individu.

2. Penelitian Puji Maharani (2014), Skripsi dengan judul “ pengembangan

kecerdasan interpersonal melalui permainan air pada anak kelompok bermain

Aisyiyah Pabelan Kartasura tahun ajaran 2013/2014” Hasil penelitian

menunjukkan bahwa adanya peningkatan kecerdasaninterpersonal anak yang

dilihat dari peningkatan rata-rata kelas mulai dari prasiklus sampai siklus II,

yang mencakup: Prasiklus 31, 96%, siklus I 62, 13%, dan siklus II 82,67%.

Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa penerapan permainan air (selang

bambu dan bola borot) dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal anak

Kelompok Bermain Aisyiyah Pabelan Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014.

3. Penelitian Sri Lolista Idris (2015), Skripsi dengan judul “ Faktor-faktor yang

mempengaruhi rasa percaya diri pada anak di kelompok B TK Anggrek Mekar

Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo” Hasil penelitian

menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak di

kelompok B TK Anggrek Mekar Kecamatan Limboto Barat Kabupaten

Gorontalo yaitufaktor internal berupa konsep diri, harga diri, kondisi fisik dan

pengalaman hidup, faktor eksternal berupa lingkungan keluarga dan

lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan

sebagai berikut: 1) rasa percaya diri pada diri pada anak perlu dijaga dan

ditumbuhkembangkan agar anak terbiasa untuk melakukan berbagai kegiatan

dengan rasa percaya diri yang tinggi, 2) anak perlu dibiasakan untuk

melakukan kegiatan secara mandiri sehingga mereka memiliki rasa

Page 12: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 12

kepercayaan diri yang tinggi dan mampu melakukan berbagai aktivitas dengan

mandiri, dan 3) orang tua perlu membiasakan anak untuk melakukan kegiatan

dengan rasa percaya diri yang tinggi sehingga berimplikasi pada peningkatan

kemampuan dan hasil belajarnya.

Kesimpulan yang di peroleh dari penelitian yang relevan yaitu pada

penelitian yang pertama kecerdasan interpersonal anak di TK Sido Mukti baik,

pada penelitian kedua kecerdasan interpersonal dapat di kembangkan dalam

permainan air, serta pada penelitian ketiga kecerdasan interpersonal di pengaruhi

2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adapun kesamaan penelitian

relevan 1 dan 2 dengan penelitian yang ingin di teliti oleh penulis terdapat pada

variable X yaitu Kecerdasan Interpersonal, sedangkan kesamaan pada penelitian

relevan yang ke 3 terdapat pada variable Y yaitu Percaya Diri. Perbedaannya

adalah tempat melakukan penelitian dan jenis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif korelasional, untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel yang

satu dengan variabel yang lain, berdasarkan koefisien korelasi. Metode ini disebut

Metode kuantitatif karena penelitian berupa angka-angka dan analisis

menggunakan statistik (sugiyono, 2012:7)

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini mengambil populasi semua siswa-siswi

Kelompok A di Kec. Sungai Gelam, dengan jumlah 401 anak.

No Sekolah Jumlah

1 TK. Miftahul Ulum 89

2 TK. Al-Iklas 45

3 TK. Darul Hijrah 45

4 TK.Perintis Gambut 88

5 TK. Karunia Mekar Jaya 89

6 TK. Handayani III 45

Jumlah 401

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2016;118 ), Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sesuai apa yang

dikatakan Sugiyono (2013: 120) menyatakan bahwa stratified random

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan bila populasi

mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara

proposional.

Untuk menentukan jumlah sampel Arikunto. S (2013:102)

membatasi sebagai berikut apabila subjeknya kurang dari 100 maka lebih

baik diambil seluruhnya atau total sampling, selanjutnya jika subjeknya

lebih dari 100, maka diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Berdasarkan populasi yang ada yaitu sebanyak 401 anak maka

sampel di ambil sebesar 25% dari populasi yaitu 100 anak.

Page 13: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 13

C. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang dapat di

manipulasi sesuai dengan tujuan dilakukannya eksperimen tersebut.

Variabel bebas dalam penelitian ini menurut pengertian tersebut yaitu

Kecerdasan Interpersonal (X).

2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi efek karena adanya variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu Kepercayaan Diri Anak Usia

Dini (Y).

Untuk mengukur variabel X dan Y, peneliti menggunakan instrumen

kuesioner dengan skala likert. Dalam skala Likert, digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

social. Dengan skala likert, maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi

inidikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak

untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau

pertanyaan. Responden disini dianjurkan untuk memilih kategori jawaban yang

telah diatur, yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Jarang (JR), Sangat Tidak Pernah

(TP) dengan memberikan tanda silang (√) pada jawaban yang sesuai dengan

pertimbangan responden. Untuk memberikan skoring, jawaban yang diberikan

nilai skor dimana untuk setiap item instrument (SL) diberi skor 4, (SR) skor 3,

(JR) skor 2, (TP) 1 begitu sebaliknya untuk aitem unfavorable (SL) diberi skor 1,

(SR) skor 2, (JR) skor 3, (TP) skor 4.

D. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang relevan yaitu Angket, Angket

Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mendapat data tentang Kecerdasan

Interpersonal dengan memberikan daftar pernyataan yang diberikan kepada

subyek penelitian atau responden secara individu guna memperoleh informasi

yang dibutuhkan oleh peneliti, kemudian menyebarkan angket dan

menghimpunnya kembali setelah diisi oleh responden.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati (sugiyono dalam Wartini 2014:56).

Menurut Arikunto (2013:56) bahwa instrument penelitian adalah alat atau fasilitas

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik. Dari pernyataan tersebut dan kisi-kisi yang

dijelaskan, maka instrumen yang digunakan adalah lembar angket, lembar kisi-

kisi angket kecakapan dalam kecerdasan intraksional dengan kepercayaan diri

sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-kisi angket kecakapan dalam kecerdasan intraksional

VARIABEL INDIKATOR SUB INDIKATOR JUMLAH

ITEM

NO

ITEM

Empati 1. Menyelesaikan

masalah

2. Mengendalikan diri

3. Menghargai teman

2

2

2

1-2

3-4

5-6

Page 14: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 14

Kecerdasan

Interpersonal

Kepemimpinan 1. mampu

mengorganisasikan

orang lain

2. mampu berkomunikasi

dengan orang lain

3. mampu merasakan

perasaan orang lain

4. menjadi pemimpin

2

2

2

2

7-8

9-10

11-12

13-14

Kepekaan 1. memahami pikiran

orang lain

2. peka terhadap

kebutuhan orang lain

3. mengenali orang lain

2

2

2

15-16

17-18

19-20

Sosialisasi 1. berinteraksi dengan

orang lain

2. mampu beradaptasi

dengan lingkungan

3. menjalin persahabatan

4. membina hubungan

sosial

2

2

2

2

21-22

23-24

25-26

27-28

Sumber: Gander dan Cackly (2015: 14)

Tabel 3.2 Kisi-kisi angket Kepercayaan diri

VARIABEL INDIKATOR SUB INDIKATOR JUMLAH

ITEM

NO ITEM

Kepercayaan

Diri

Yakin kepada

diri sendiri

1. Keberanian untuk

melakukan

sesuatu

2. Menentukan

pilihan seseuai

dengan kehendak

3. Bertanggung

jawab

3

2

2

1-3

4-5

6-7

Tidak

tergantung

pada orang

lain

1. Kemampuan

mengambil

keputusan sendiri

2. Melakukan segala

sesuatu sendiri

3

3

8,9,10

11,12,13,

Merasa

berharga

1. Merasa istimewa

2. Kemampuan

untuk ingin diberi

pujian

3

3

14,15,16

17,18,19

Page 15: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 15

Memilih

keberanian

untuk

bertindak

1. Kemampuan

untuk melakukan

tindakan tanpa

merasa takut

2. Bersikap tenang

dalam

mengajarkan

sesuatu

2

2

20,21,22

23,24,25

Sumber: Lie (2003:4)

Dari keterangan kisi-kisi angket di atas, untuk keterangan angket

terlampir.

F. Teknik Analisis Data

Untuk analisa data, menggunakan analisa data yang bersifat kuantitatif, oleh

karena itu data tersebut dianalisis dengan pendekatan statistik. Sedangkan mencari

hubungan kecerdasan interpersonal dengan kepercayaan diri anak usia dini

peneliti menggunakan Teknik analisis Correlation product moment, terlebih

dahulu dilakukan uji normalitas sebagai uji prasyarat untuk melihat apakah data

berdistribusi normal atau tidak.

1. Uji Prasaratan Statistik

Sebelum data diolah dan dianalisa menggunakan korelasi sederhana, maka

perlu dilakukan uji persyaratan statistik terlebih dahulu. Menurut Sudjana

(2009:15) uji prasarat analisis yang dilakukan untuk koefisien korelasi adalah.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan ”untuk melihat apakah data berdistribusi normal

atau tidak, digunakan uji Liliefors” yang dikemukakan oleh Sudjana (2005: 466-

467) sebagai berikut:

1). Mencari skor baku dengan rumus, S

XXZ i

i

Keterangan :

Zi = Skor baku

X1 = Skor hasil

X = Rata-rata hasil

S = Simpangan baku

2). Untuk tiap bilangan baku ini, dan menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang dengan rumus : = P(Z<Zi)

3). Menghitung proporsi Z1, Z2, ... Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi.

Jika proporsi ini dinyatakan S (Zi), maka,

n

ZZZbanyaknyaZZS in

i

......,)( 21

Keterangan :

n = Jumlah Siswa

4). Menghitung selisih F(Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya

5). Ambil harga yang paling besar, sebutlah namanya L0

6). Membandingkan L0 dengan harga kritis L dalam tabel dengan α = 0,05

Page 16: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 16

Jika L0 < L berarti skor hasil berdistribusi normal dan sebaliknya

Jika L0 > L berarti skor hasi tidak berdistribusi normal.

2. Uji Hipotesis

Teknik analisa data dengan teknik Korelasi Product Moment. Adapun

rumus Korelasi Product Moment sebagaimana yang dikemukakan Arikunto

(2013: 256) :

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi suatu butir

N = Cacah objek

X = Skor Butir

Y = Skor total

Keterangan:

Korelasi PPM dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak

lebih dari harga . Apabila r = -1 artinya korelasi atu

hubungannya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada hubungan; dan r = 1 berarti

korelasi atau hubungannya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan

dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi

Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah.

Arikunto, (2013: 257)

Selanjutnya koefisien korelasi yang didapat dihitung signifikansi nya

dengan Uji-t dengan rumus:

Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2)

Kaidah keputusan:

jika > berarti signifikan, sebaliknya

jika < berarti tidak signifikan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Berdasarkan serta uraian yang telah dikumpulkan sebelumnya maka di

dalam bab ini akan dilakukan analisa pembahasan yang diperoleh dalam

penelitian ini. Hasil penelitian akan digambarkan sesuai dengan tujuan dan

hipotesis yang diajukan sebelumnya. Gambaran dari data dalam kelompok dapat

dilihat pada diskripsi berikut ini:

1. Deskripsi Data

Page 17: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 17

Berikut merupakan tabel hasil penelitian secara eksplisit terlihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Deskripsi Data

Keterangan Angket Kecakapan

dalam Kecerdasan

Interpersonal

Angket

Kepercayaan Diri

N 100 100

Rata-rata 74,63 66,48

Simpangan Baku 8,33 4,74

Hasil tertinggi 94 77

Hasil Terendah 64 57

Rentang 30 20

Dari tabel diatas maka dapat dijelaskan untuk data angket

kecerdasan interpersonal dengan jumlah sampel 100 orang kemudian

didapatkan rata-rata nilai 74,63 dan simpangan baku 8,33, nilai tertinggi

yang didapatkan 94 dan terendah 64. Untuk data data angket

kepercayaan diri dengan jumlah sampel 100 orang kemudian didapatkan

rata-rata nilai 66,48 dan simpangan baku 4,74, nilai tertinggi yang

didapatkan 77 dan terendah 57.

2. Analisis data

Sebelum dilakukan uji hipotesis untuk melihat kontribusi dari

variabel maka harus dilakukan terlebih dahulu uji normalitas kedua data

tersebut maka uji normalitas data dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 4.2 Uji normalitas Data N Lo Ltabel Keterangan

Angket Kecerdasan

Interpersonal

100 0,0796 0,0886 Normal

Angket Kepercayaan Diri 100 0,0732 0,0886 Normal

Untuk uji normalitas Lo < Ltabel, maka data dari kedua variabel

memiliki distribusi data yang normal karena, untuk data angket

kecerdasan interpersonal Lo (0.0,0796) < Ltabel (0,0886), sedangkan

data kepercayaan diri didapat Lo (0,0732) < Ltabel (0,0886).

Untuk uji hipotesis, melihat hubungan dari variable X dengan

variabel Y maka dapat didiskripsikan sebagai berikut :

N X Y X

2 Y² XY

100 7463 6648 563825 444188 497792

∑ ∑ ∑

√{( ∑ ∑ ) ∑ ∑ }

√{ }

Page 18: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 18

=

rx1y= 0,4223

Berdasarkan hasil pengolahan korelasi, maka nilai r = 0,4223

memiliki arti bahwa hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan

kepercayaan diri anak usia dini di TK Kecamatan Sungai Gelam termasuk

dalam kategori sedang.

Dengan adanya tanda 0,4223 bermakna bahwa semakin baik

kecerdasan interpersonal maka semakin baik pula kepercayaan diri anak.

Sebaliknya semakin buruk kecerdasan interpersonal maka semakin buruk

pula kepercayaan diri anak.

3. Menguji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif dan

signifikan antara kecerdasan interpersonal terhadap kepercayaan diri anak.

Maka dapat dibuat hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 : µ = 0 (tidak ada hubungan)

Ha : µ ≠ 0 (ada hubungan)

Berdasarkan pendapat Sugiyono, (2009:184) jika nilai t hitung > t

tabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan jika nilai t hitung < t tabel, maka

terima Ho artinya tidak signifikan, maka t hitung di hitung melalui rumus

berikut:

t Hitung = √

Keterangan :

t hitung = Nilai t

r = Nilai Kooefesien Korelasi

N = Jumlah Sampel

t hitung = √

t hitung =

t hitung = 4,6129 Dengan menggunakan rumus (n-2) 100-2 = 98 pada α = 0,05, maka

dengan dk 98, untuk uji dua pihak t 0,95 = 1,7081 mudah dilihat bahwa

4,6129 > 1,6606 maka terdapat hubungan kecakapan dalam

kecerdasan interpersonal dengan kepercayaan diri anak usia dini di TK

Kecamatan Sungai Gelam.

B. Pembahasan Kerangka pengembangan pendidikan berbasis kecakapan hidup

idealnya ditempuh secara berurutan sebagai berikut. Pertama, diidentifikasi

masukan dari hasil penelitian, pilihan-pilihan nilai dan dugaan para ahli

tentang nilai-nilai kehidupan nyata yang berlaku. Kedua, masukan tersebut

kemudian digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan kompetensi

Page 19: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 19

kecakapan hidup. Kompetensi kecakapan hidup yang dimaksud harus

menunjukkan kemampuan, kesanggupan dan keterampilan untuk menjaga

kelangsungan hidup dan perkembangannya dalam dunia yang syarat dengan

perubahan. Ketiga, kurikulum dikembangkan berdasarkan kompetensi

kecakapan hidup yang telah dirumuskan. Artinya, apa yang harus,

seharusnya, dan yang mungkin diajarkan kepada peserta didik disusun

berdasarkan kompetensi yang telah dikembangkan. Keempat,

penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup perlu dilaksanakan dengan

jitu agar kurikulum berbasis kecakapan hidup dapat dilaksanakan secara

cermat. Hal-hal yang diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan life

skills atau kecakapan hidup seperti tenaga kependidikan (guru), pendekatan-

strategi-metode pembelajaran, media pendidikan, fasilitas, tempat belajar

dan durasi belajar, harus siap. Kelima, evaluasi pendidikan kecakapan perlu

dibuat berdasarkan kompetensi kecakapan hidup yang telah dirumuskan

pada langkah yang kedua. “Karena evaluasi belajar disusun berdasarkan

kompetensi, maka penilaian terhadap prestasi belajar peserta didik tidak

hanya dengan pencil and paper test, melainkan juga dengan performance

test dan bahkan dengan evaluasi otientik” (Asen, 2009:7).

Dari penjabaran diatas setelah di lakukan penelitian untuk data angket

kecerdasan interpersonal dengan jumlah sampel 100 orang kemudian

didapatkan rata-rata nilai 74,63 dan simpangan baku 8,33, nilai tertinggi

yang didapatkan 94 dan terendah 64. Untuk data data angket kepercayaan

diri dengan jumlah sampel 100 orang kemudian didapatkan rata-rata nilai

66,48 dan simpangan baku 4,74, nilai tertinggi yang didapatkan 77 dan

terendah 57

Untuk uji normalitas Lo < Ltabel, maka data dari kedua variabel

memiliki distribusi data yang normal karena, untuk data angket kecerdasan

interpersonal Lo (0.0,0796) < Ltabel (0,0886), sedangkan data kepercayaan

diri didapat Lo (0,0732) < Ltabel (0,0886).

Sedangkan untuk mengetahui hubungan yang signifikan atau tidaknya

dilakukan dengan pengujian reliabilitas sederhana dengan dengan dk 2,

untuk uji dua pihak t 0,95 = 4,6129 mudah dilihat bahwa 4,6129 >

1,6606.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian korelasi dari populasi 401 anak dengan

penentuan sampel 25% dari populasi yaitu 100 anak yang di jadikan sampel, maka

nilai r = 0,4223 memiliki arti bahwa hubungan antara kecerdasan interpersonal

dengan kepercayaan diri anak usia dini di TK Kecamatan Sungai Gelam termasuk

dalam kategori sedang, dilanjutkan dengan perhitungan uji hipotesis diperoleh

4,6129 > 1,6606 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan kecakapan dalam kecerdasan interpersonal dengan kepercayaan diri

anak usia dini di TK Kecamatan Sungai Gelam dalam kategori rendah.

B. Saran

Dari kesimpulan yang dikemukakan maka dapat disarankan sebagai

berikut :

1. Bagi pendidik/Guru

Page 20: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 20

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui pentingnya hubungan kecakapan

dalam kecerdasan interpersonal dengan kepercayaan diri anak usia dini.

2. Bagi siswa

Selalu memperhatikan penjelasan guru agar kecerdasan interpersonal serta

memiliki kepercayaan diri yang baik.

3. Bagi Orangtua

Selalu memperhatikan kecakapan dalam kecerdasan interpersonal dengan

kepercayaan diri saat siswa berada di rumah dan lingkungan keluarga.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Hubungan kecakapan dalam kecerdasan interpersonal dengan

kepercayaan diri dapat dipakai sebagai referensi bagi penelitian yang terkait

dengan masalah dan karakter yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Renika Cipta

Asen.2009. Pengantar Psikologi Intelegensi. Yogyakarta. Pustaka pelajar Offset.

Hakim. 2005. Modul Perkuliahan Konsep Dasar PAUD.Yogyakarta: Jaya Abadi.

Diakses dari http://www.google.com/url?sa=t&rct=

rja&uact=8&ved=0CCMQFjAB&url=http%3A pada tanggal 20 Juni

2017, pukul 05.23 WIB.

Idris, Sri Lolista. 2015. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Rasa Percaya Diri

Pada Anak Di Kelompok B TK Anggrek Mekar Kecamatan Limboto

Barat Kabupaten Gorontalo. Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo.

SKRIPSI

Iskandar. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial. Jakarta: Referensi.

Lautser. 2013. Mengajarkan Emotional Intelligence pada Anak. (Alih Bahasa:

Alex Tri Kantjono). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lie. 2003. Panduan Orangtua dalam Menstimulasi Kecerdasan Majemuk Anak

Usia Dini. Yogyakarta: FIP UNY dan Dinas Pendidikan Daerah

Istimewa Yogyakarta.

Ningsih. 2014. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya.

(Alih bahasa: Siti Rahayu Haditono).Yogyakarta: UGM Press.

Nadiroh. 2015. Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligences di Dunia

Pendidikan. Bandung: Kaifa.

M. Nur Ghufron & Rini Risnawati S. 2010. Teori-teori Psikologi. Yogyakarta:

AR-RUZZ MEDIA.

Page 21: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 21

Maulidia. U. 2013. Fun Teaching. Jakarta: Duha Khazanah.

Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta:

Universitas Terbuka

Papalia, Diane E, dkk. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan).

Jakarta: Kencana

Rahmawati, Candra Wikan. 2015. Identifikasi Kecerdasan Interpersonal Anak

Usia 4-5 Tahun di TK Gugus Sido Mukti Kecamatan Mantrijeron Kota

Yogyakarta. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta. SKRIPSI

Risnawati. 2012. Mengembangkan Kreativitas & Kecerdasan Anak. Yogyakarta:

Citra Media.

Maharani. Puji. 2014. pengembangan kecerdasan interpersonal melalui permainan

air pada anak kelompok bermain Aisyiyah Pabelan Kartasura tahun

ajaran 2013/2014” Yogyakarta. Skripsi.

Rusdarmawan. 2009. Children’s Drawing Dalam PAUD. Sidorejo: Kreasi

Wacana

Surya. M. 2010.Teori-teori Konseling. Bandung. CV. Pustaka Bani Quraisy

Sefrina, Andin. 2013. Deteksi Minat Bakat Anak. Yogyakarta: Media Pressindo

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung:

IKAPI

------------. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung:

IKAPI

Sujiono, Yuliani Nurani & Sujiono, Bambang. 2010. Bermain Kreatif Berbasis

Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT. Indeks

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.

Jakarta: PT. Indeks

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam

Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana

Suyadi & Ulfah, Maulidya. 2013. Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya Offset.

Timothy Wibowo. 2012. 7 Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak. Diakses

dari http://www.pendidikankarakter.com/wp-content/uploads/7-Cara-

Meningkatkan-Rasa-Percaya-Diri-Anak.pdf pada tanggal 12 Februari

2017, jam 22:00

Page 22: HUBUNGAN KECAKAPAN DALAM KECERDASAN …repository.unja.ac.id/2805/1/ARTIKEL PUTRI AMELIA... · 2018-01-22 · dengan teman dekatnya dalam mengungkapkan kalimat yang berinteraksi ...

FKIP UNIVERSITAS JAMBI 22

Yoyon. S.2008. Program Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bandung Rizqi

Press

Iskandar. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial. Jakarta: Referensi