Hubungan Host
-
Upload
kikyo-kagome -
Category
Documents
-
view
1.076 -
download
2
Transcript of Hubungan Host
![Page 1: Hubungan Host](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082401/557210b0497959fc0b8d8ef2/html5/thumbnails/1.jpg)
Hubungan host-agent-environment
Trias epidemiologi atau segitiga epidemiologi adalah suatu konsep dasar epidemiologi
yang menggambarkan tentang hubungan tiga faktor utama yang berperan dalam terjadinya
penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Tiga faktor tersebut adalah host (penjamu),agent
(agen, faktor penyebab), dan environment (lingkungan).
Host adalah manusia atau makhluk hidup lainnya, termasuk burung dan antropoda
yang menjadi tempat terjadinya proses alamiah perkembangan pernyakit. Yang termasuk
dalam faktor penjamu, yaitu usia, jenis kelamin, ras/etnik, anatomi tubuh, status gizi, sosial
ekonomi, status perkawinan, penyakit terdahulu, life style, hereditas, nutrisi, dan imunitas.
Faktor-faktor ini mempengaruhi risiko untuk terpapar sumber infeksi serta kerentanan dan
resistensi manusia terhadap suatu penyakit atau infeksi.
Host atau penjamu memiliki karateristik tersendiri dalam menghadapi ancaman
penyakit, antara lain:
1. Imunitas, kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon immunologis,
dapat secara alamiah maupun perolehan (non-alamiah), sehingga tubuh kebal terhadap suatu
penyakit tertentu. Selain mempertahankan diri, pada jenis-jenis penyakit tertentu mekanisme
pertahanan tubuh dapat menciptakan kekebalan tersendiri. Misalnya campak, manusia
mempunyai kekebalan seumur hidup, mendapat immunitas yang tinggi setelah terserang
campak, sehingga seusai kena campak sekali maka akan kebal seumur hidup.
![Page 2: Hubungan Host](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082401/557210b0497959fc0b8d8ef2/html5/thumbnails/2.jpg)
2. Resistensi, kemampuan dari pejamu untuk bertahan terhadap suatu infeksi. Terhadap
suatu infeksi kuman tertentu, manusia mempunyai mekanisme pertahanan tersendiri dalam
menghadapinya.
3. Infektifnes (infectiousness), potensi pejamu yang terinfeksi untuk menularkan
penyakit kepada orang lain. Pada keadaan sakit maupun sehat, kuman yang berada dalam
tubuh manusia dapat berpindah kepada manusia dan sekitarnya.
Agent adalah suatu unsur, organisme hidup atau infektif yang dapat menyebabkan
terjadinya suatu penyakit. (M.N Bustan: 2006). Agen tersebut meliputi agen biologis, kimia,
nutrisi, mekanik, dan fisika. Agen biologis bersifat parasit pada manusia, seperti metazoan,
protozoa, jamur, bakteri, ricketsia, dan virus. Agen kimia meliputi pestisida, asbes, CO, zat
allergen, obat-obatan, limbah industri, dll. Agen nutrisi meliputi karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan air yang jika kekurangan atau kelebihan zat-zat tersebut, maka dapat
menimbulkan penyakit. Agen mekanik meliputi friksi yang kronik, misalnya kecelakaan,
trauma organ yang menyebabkan timbulnya sakit, dislokasi (payah tulang), dll.
Dari segi epidemiologi, konsep faktor agen mengalami perkembangan dengan
mempergunakan terminologi faktor resiko (risk factor). Jadi, tidak hanya unsur-unsur di atas
yang tergolong faktor resiko, tetapi mencakup semua hal yang memberikan kemungkinan
terjadinya penyakit. Contoh faktor resiko yang bersifat tingkah laku yang tidak sehat, yaitu
minum alkohol, drug abuse, merokok, tidak menggunakan tali pengaman (seat bealt), kurang
olah raga, dll.
Seperti halnya dengan host, agen juga memiliki karakteristik, yaitu (M.N Bustan: 2006):
1. Infekstivitas, kesanggupan dari organisme untuk beradaptasi sendiri terhadap
lingkungan dari penjamu untuk mampu tinggal dan berkembang biak (multiply) dalam
jaringan pejamu. Umumnya diperlukan jumlah tertentu dari suatu mikroorganisme untuk
mampu menimbulkan infeksi terhadap penjamunya. Dosis infektifitas minimum (minimum
infectious dose) adalah jumlah minimal organisma yang dibutuhkan untuk menyebabkan
infeksi. Jumlah ini berbeda antara berbagai species mikroba dan antara individu.
2. Patogenesitas, kesanggupan organisme untuk menimbulkan suatu reaksi klinik
khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada penjamu yang diserang. Dengan
perkataan lain, jumlah penderita dibagi dengan jumlah orang yang terinfeksi. Hampir semua
![Page 3: Hubungan Host](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082401/557210b0497959fc0b8d8ef2/html5/thumbnails/3.jpg)
orang yang terinfeksi dengan dengan virus smallpox menderita penyakit (high pathogenicity),
sedangkan orang yang terinfeksi poliovirus tidak semua jatuh sakit (low pathogenicity).
3. Virulensi, kesanggupan organisme tertentu untuk menghasilkan reaksi patologis yang
berat yang selanjutnya mungkin menyebabkan kematian. Virulensi kuman menunjukkan
beratnya (severity) penyakit.
4. Toksisitas, kesanggupan organisme untuk memproduksi reaksi kimia yang toksis dari
substansi kimia yang dibuatnya. Dalam upaya merusak jaringan untuk menyebabkan penyakit
berbagai kuman mengeluarkan zat toksis.
5. Invasitas, kemampuan organisme untuk melakukan penetrasi dan menyebar setelah
memasuki jaringan.
6. Antigenisitas, kesanggupan organisme untuk merangsang reaksi immunologis dalam
penjamu. Beberapa organisma mempunyai antigenisitas lebih kuat dibanding yang lain. Jika
menyerang pada aliran darah (misalnya virus measles) akan lebih merangsang
immunoresponse dari yang hanya menyerang permukaan membrane (misalnya gonococcus).
Faktor environment (lingkungan) adalah bagian dari trias epidemiologi. Faktor ini
memiliki peranan yang sama pentingnya dengan dua faktor yang lain. Faktor lingkungan
meliputi lingkungan fisik, biologi, sosial-ekonomi, topografi dan georafis. Lingkungan fisik
seperti kondisi udara, musim, cuaca, kandungan air dan mineral, bencana alam, dll.
Lingkungan biologi meliputi hewan, tumbuhan, mikroorganisme saprofit, dsb. Lingkungan
sosial-ekonomi yang juga mempengaruhi, yaitu kepadatan penduduk, kehidupan sosial,
norma dan budaya, kemiskinan, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan, dll.
Faktor-faktor trias epidemiologi saling berinteraksi. Keterhubungan antara host,
agent, dan environment ini merupakan suatu kesatuan yang dinamis yang berada dalam
keseimbangan (equilibrium) pada seseorang individu yang sehat. Maka dapat dikatakan
bahwa individu yang sehat adalah keadaan dimana ketiga faktor ini dalam keadaan seimbang.
Jika timbul penyakit pada diri individu, maka berkaitan dengan gangguan interaksi antara
ketiga faktor tersebut.
![Page 4: Hubungan Host](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082401/557210b0497959fc0b8d8ef2/html5/thumbnails/4.jpg)
Interaksi trias epidemiologi, antara lain:
- Interaksi Agen-Lingkungan
Keadaan dimana agent dipengaruhi langsung oleh environment (karakteristik host tidak
berpengaruh). Misal: ketahanan bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vit dlm lemari
pendingin, dll.
- Interaksi Host-Lingkungan
Keadaan dimana host dipengaruhi langsung oleh environment (karakteristik agen tidak
berpengaruh). Misal: kebiasaan penyiapan makanan, ketersediaan fasilitas kesehatan, dll.
- Interaksi Host-Agen
Keadaan dimana agent telah berada dalam diri host. Interaksi ini dapat berakhir dengan
kesembuhan, gangguan sementara, kematian atau carier.
- Interaksi Agent-Host-Lingkungan
Keadaan dimana host, agent & environment saling mempengaruhi satu sama lain
sehingga timbul penyakit. Misal: kontaminasi feses penderita tifus pada sumber air minum.
Bentuk interaksi trias epidemiologi juga dikemukakan oleh John Gordon berupa
Timbangan Keseimbangan. Dalam hukum Biologic Laws dikatakan bahwa suatu penyakit
timbul karena terjadi ketidakseimbangan antara agent dan host. Keseimbangan tersebut
tergantung pada sifat alami dan karakteristik dari agent dan host (individu/ kelompok).
Karakteristik dari agent dan host berikut interaksinya secara langsung tergantung pada
keadaan alami dari lingkungan biologi, fisik, dan sosial-ekonomi.
Timbangan kesimbangan, meliputi:
1. Periode Prepatogenesa, pada periode ini, manusia dalam kondisi sehat, tidak ada
pengaruh dari lingkungan yang buruk atau bibit penyakit. Maka ini merupakan keadaan
seimbang.
2. Periode Patogenesa, pada periode ini, keadaan seimbang terganggu sehingga timbul
suatu penyakit.
![Page 5: Hubungan Host](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082401/557210b0497959fc0b8d8ef2/html5/thumbnails/5.jpg)
Perubahan Lingkungan
- Posisi ketidakseimbangan pada lingkungan menyebabkan mudahnya penyebaran
agent. Misal: Kasus DBD meningkat pada musim hujan.
- Posisi ketidakseimbangan pada lingkungan menyebabkan perubahan pada faktor host.
Misal: Kasus ISPA meningkat karena meningkatnya polusi udara.
Perubahan Agent
Contohnya peningkatan virulensi agent, terdapat agent baru, jumlah agent bertambah,
dan mutasi agent.
Perubahan Host
Contohnya bertambah banyaknya jumlah orang-orang rentan terhadap suatu agent
mikroorganisme tertentu, misalnya terhadap kuman difteri.
Daftar pustaka
Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Bahan kuliah Pengantar Epidemiologi oleh Ibu Minsarnawati Tahangnacca, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Kiki Chairani Saputri
109101000086
Peminatan Gizi 2009