Histologi Sistem Cardio Vascular

8
Histologi Sistem Cardio vascular Sistem sirkulasi terdiri dari sistem vaskular darah dan limfatik. Sistem vaskular darah terdiri dari jantung, arteri, kapiler dan vena. Sedangkan sistem vaskular limfatik berawal dari kapiler limfe, pembuluh limfe yang semakin membesar, dan bermuara ke vena-vena besar dekat jantung. A. Kapiler Kapiler secara umum terdiri dari sel endotel yang tergulung membentuk saluran. Diameternya sekitar 7-9µm dan panjangnya tidak lebih dari 50 µm. panjang total kapiler pada manusia sekitar 96.000 km (60.000 mil). Sel endotel kapiler inti selnya menonjol ke dalam lumen, sitoplasmanya mengandung sedikit organel sel golgi kecil, mitokondria, ribosom bebas, dan beberapa sisterna reticulum endoplasma kasar. Kapiler darah dapat dibagi menjadi 4 jenis : 1. Kapiler kontinu atau somatik. Kapiler ini tidak memiliki fenestra, memiliki vesikel pinositotik di kedua permukaan sel endotelnya dan dalam sitoplasmanya secara terpisah. Vesikel pinositotik memiliki fungsi mentranspor makromolekul melintasi sitoplasma endotel dalam dua arah. Kapiler ini terdapat pada semua jenis bagian otot, jaringan ikat, kelenjar eksokrin dan jaringan saraf. 2. Kapiler berfenestra atau visceral. Kapiler ini terdapat fenestra berukuran besar pada dinding endotelnya, ditutupi diafragma yang lebih tipis dari membaran sel endotel tanpa struktur trilaminar dari unit membran. Lamina basalnya bersifat kontinu. Kapiler jenis ini banyak dijumpai pada jaringan yang memerlukan pertukaran zat secara cepat antra vaskular dan jaringan, sepert pada ginjal, usus dan kelenjar endokrin. 3. Kapiler berfenestra tanpa diafragma. Darah dan jaringan kapiler ini hanya dipisahkan hanya oleh lamina basal yang tebal dan utuh yang terletak di bawah fenestra.

description

tentang kardio

Transcript of Histologi Sistem Cardio Vascular

Histologi Sistem Cardio vascularSistem sirkulasi terdiri dari sistem vaskular darah dan limfatik. Sistem vaskular darah terdiri dari jantung, arteri, kapiler dan vena. Sedangkan sistem vaskular limfatik berawal dari kapiler limfe, pembuluh limfe yang semakin membesar, dan bermuara ke vena-vena besar dekat jantung.

A. Kapiler

Kapiler secara umum terdiri dari sel endotel yang tergulung membentuk saluran. Diameternya sekitar 7-9m dan panjangnya tidak lebih dari 50 m. panjang total kapiler pada manusia sekitar 96.000 km (60.000 mil). Sel endotel kapiler inti selnya menonjol ke dalam lumen, sitoplasmanya mengandung sedikit organel sel golgi kecil, mitokondria, ribosom bebas, dan beberapa sisterna reticulum endoplasma kasar. Kapiler darah dapat dibagi menjadi 4 jenis :1. Kapiler kontinu atau somatik. Kapiler ini tidak memiliki fenestra, memiliki vesikel pinositotik di kedua permukaan sel endotelnya dan dalam sitoplasmanya secara terpisah. Vesikel pinositotik memiliki fungsi mentranspor makromolekul melintasi sitoplasma endotel dalam dua arah. Kapiler ini terdapat pada semua jenis bagian otot, jaringan ikat, kelenjar eksokrin dan jaringan saraf.

2. Kapiler berfenestra atau visceral. Kapiler ini terdapat fenestra berukuran besar pada dinding endotelnya, ditutupi diafragma yang lebih tipis dari membaran sel endotel tanpa struktur trilaminar dari unit membran. Lamina basalnya bersifat kontinu. Kapiler jenis ini banyak dijumpai pada jaringan yang memerlukan pertukaran zat secara cepat antra vaskular dan jaringan, sepert pada ginjal, usus dan kelenjar endokrin.3. Kapiler berfenestra tanpa diafragma. Darah dan jaringan kapiler ini hanya dipisahkan hanya oleh lamina basal yang tebal dan utuh yang terletak di bawah fenestra.

4. Kapiler sinusoid tak utuh. Banyak dijumpai di hati dan organ hematopoietic seperti sumsum tulang dan limpa. Kapiler ini memiliki ciri sebagai berikut :

a. Struktur berkelok dengan diameter besar 30-40 m yang melambatkan aliran darah.b. Sel endotelnya menunjukan struktur yang diskontinu yang dipisahkan dengan celah lebar.c. Sitoplasma sel endotelnya memiliki banyak fenestra tanpa diafragma.d. Terdapat makrofag diantara atau di luar sel endotel.e. Lamina basalnya tidak utuh.Kapiler mempertemukan antara arteri dan vena kecil. Arteri kecil bercabang menjadi arteiol dan metaarteriol yang dikelilingi oleh sel-sel otot polos yang tak utuh kemudian bercabang menjadi kapiler-kapiler. Metarteriol dapat berkontraksi dan memiliki fungsi membantu pengaturan dalam kapiler bila aliran darah tidak terlalu diperlukan pada jaringan tersebut di semua jaringan kapiler.

Pada jaringan tertentu terdapat anastomosis arteriovenosa yang memungkinkan arteriol mencurahkan darah secara langsung ke venula. Jika struktur ini berkontraksi maka seluruh darah harus melewati kapiler. Ketika berelaksasi maka sebagian darah tidak harus melewati kapiler dan dapat langsung masuk ke dalam vena. Struktur ini banyak terdapat pada otot rangka kulit dan kaki.Kapiler memiliki diameter 800 kali lebih besar dari aorta, kecepatan aliran darah aorta rata-rata 320 mm/detik sedangkan kapiler 0,3 mm/detik yang membuatnya menjadi tempat yang cocok untuk pertukaran darah. Kapiler disebut juga pembuluh pertukaran karena pada kapiler terdapat sel endotel untuk proses difusi. Transport molekul dapat terjadi melalui plasmalema sel endotel yang masuk ke dalam sitoplasma dan keluar di arah yang berlawanan menuju jaringan ekstrasel.

B. Pembuluh darah dengan ukuran lebih besar

Ciri umum pembuluh darah besar memiliki struktur yang sama. Yang memiliki tunika atau selubung sebagai berukut :

1. Tunika intima. Terdiri atas selapis sel endotel, sub endotel dan lamina elastika interna yang memisahkannya dengan tunika media. Terdapat jaringan elastin dan fenestra yang memungkinkan pertukaran zat ke dalam sel penyusun dinding pembuluh darah. Karena tekanan darah dan kontraksi pembuluh tidak terjadi pada saat kematian, maka tunika intima memperlihatkan struktur yang berombak-ombak.2. Tunika media. Tersusun dari lapisan otot polos yang berpilin, yang diantara sel otot plos tersebut terdapat serat elastin, lamina elastin, srat retikulin (kolagen tipe III), proteoglikan dan glikoprotein. Pada lapisan yang lebih luar terdapat lamina elatika eksterna yang memisahkannya dengan sel tunika adventisia.

3. Tunika adventisia. Terdapat serat elastin dan kolagen tipe I yang berangsur menyatu dengan jaringan ikat tempat pembuluh darah berada.4. Vasa vasorum. Merupakan pembuluh darah pada pembuluh darah besar (pembuluhnya pembuluh) berupa arteriol, kapiler atau venula yang bercabang pada tunika adventisia dan media bagian luar. Pada pembuluh darh besar lapisannya terlalu tebal untuk mendapatkan nutrisi dari lumennya. Paling banyak terdapat di vena karena darah yang dialirkan melalui vena merupakan darah yang kadar oksigen rendah. Sedangkan arteri sebaliknya.

5. Inervasi. Kebanyakan pembuluh darah yang mengandung otot polos dalam dindingnya yang dipersarafi oleh saraf simpatis tak bermielin (saraf vasomotor) dengan neurotransmitter norepinefrin yang jika dilepaskan akan menyebabkan vasokonstriksi. Saraf ini tdak ditemukan pada tunika media arteri oleh karena itu neurotransmiter harus berdifusi beberpa micrometer untuk memengaruhi sel otot polos tunika media. Pada vena ujung saraf ini ditemukan pada tunika edventisia dan media meski tidak sebanyak vena. Pada arteri otot rangka ditemukan saraf vasodilator kolinergik yang melepaskan asetilkolin ke sel endotel, kemudian sel endotel akan mengeluarkan nitric oxide yang berdifusi ke dalam sel otot polos dan mengaktifkan GMP siklik dari messenger intrasel kemudian sel otot polos berelaksasi dan lumen pembuluh darah melebar.C. Arteri

Arteri digolongkan berdasarkan diameternya menjadi 4 jenis, yaitu :1. Arteriol. Diameternya kurang dari 0,5 mm dengan lumen sempit. Lapisan subendotelnya sangat tipis, tidak terdapat lamina elastika interna, tunika media terdiri dari satu atau dua lapis sel otot polos, dan tidak terdapat lamina elastika eksterna, tunika adventisianya sangat tipis.2. Arteri kecil. Lumennya lebih besar dari arteriol, tunika medianya lebih berkembang namun tunika adventisianya sangat tipis.3. Arteri sedang (muscular). Lamina elastika interna tampak jelas. Dapat mengendalikan banyaknya darah yang dialirkan melalui kontraksi atau relaksasi otot polos pada tunika medianya yang bisa mencapai 40 lapisan. Sel otot polosnya berbaur dengan lamella elastin, serat retikulin, proteoglikan. Lamina elastika eksterna hanya terdapat pada arteri muscular yang lebih besar. Tunika adventisianya terdapat jaringan ikat, kapiler limfe, vasa vasorum dan serabut saraf sampai ke tunika media bagian luar.4. Arteri besar (elastis). Membantu menstabilkan aliran darah. Mencakup aorta dan cabangnya. Berwarna kekuningan karena banyak terdapat elastin pada tunika medianya. Intima lebih tebal dari intima arteri sedang. Lamina elastika interna tidak terlihat jelas karena serupa dengan lamina-lamina elastin pada tunika media. Tunika media terdiri dari serat-serat elastin dan lamina elastin yang berlubang dan tersusun melingkar yang jumlahnya meningkat sesuai usia (pada neonates 40 lapis, pada orang dewasa 70 lapis). Diantara lamina elastin tersebut terdapat sel otot polos , serat retikulin, proteoglikan dan glikoprotein. Tunika adventitia kurang berkembang. Lamina elastin ini berfungsi penting agar influks darah merata.D. Badan KarotisDekat bifurkarsio arteri karotis komunis yang merupakan kemoreseptor sensitive terhadap tekanan oksigen yang rendah, konsentrasi karbondioksida yang tinggi dan pH darah arteri yang rendah. Dikelilingi oleh kepiler berfenestra. Terdiri dari sel tipe II sebagai penyokong dan sel tipe I yang mengandung vesikel berinti padat menimbum dopamine, serotonin, dan adrenalin. Terdapat saraf aferen yang membawa impuls ke susunan saraf pusat. Badan aorta juga memiliki struktur yang sama.E. Sinus Karotikus

Merupakan pelebaran kecil di arteri karotis komunis interna. Sinus ini mengandung baroreseptor yang mendeteksi turunnya tekanan darah dan meneruskan impuls ke susunan saraf pusat. Otot polos pada tunika media sinus lebih tipis memungkinkan sinus merespon perubahan tekanan darah. Banyak serabut saraf aferen terdapat pada tunika intima dan adventisianya yang kemudian mengantarkan informasi ke susunan saraf pusat dan otak untuk mengendalikan vasokonstriksi dan mempertahnkan tekanan darah.

F. Anastomosis arteriovenosus

Merupakan hubungan langsung antar arteri dan vena yang berfungsi merubah ukuran pembuluhnya untuk mengatur tekanan darah, aliran darah, suhu dan konservasi panas di tubuh. Terdapat glomera (tunggal glomus) yang tersebar pada bantalan jari, dasar kuku dan telinga. Bila arteriol masuk ke dalam simpai jaringan ikat glomus. Arteriol akan kehilangan lamina elastika internanya dan membentuk otot polos dan mengecilkan lumen. Anastomosis arteriovenosa ini di kendalikan oleh sistem saraf simpatis dan parasimpatis.

G. Vanula pasca kapiler dan kapiler

Diameternya 0,2-1 mm, lumennya 50 m. tunika medianya mengandung endotel dan sub endotel tipis, tunika medianya hanya mengandung perisit kontraktil (venula pascakapiler atau venula perisit). Mengandung otot polos, sama seperti kapiler venula berpartisipasi dalam proses peradangan dan pertukaran zat. Dapat mensekresi zat vasoaktif kemudian berdifusi.H. Vena

Pada vena kecil diameternya 1-9 m, tunika medianya mengandung lapisan subendotel yang tipis atau bahkan tidak ada, tunika medianya mengandung berkas sel otot polos yang berbaur dengan serat retikulin dan elastin. Tunika advntisia dengan kolagennya berkembang baik.Pada vena besar, memiliki tunika intima yang berkembang baik, namun tunika medianya tipis terdiri dari beberapa lapis sel otot polos dengan jaringan ikatnya. Tunika adventisia merupakan lapisan yang paling berkembang dan kadang mengandung berkas sel otot polos. Vena besar memiliki katup yang terdiri dari 2 katup semilunar dari tunika intima yang menonjol ke dalam lumen, yang tTerutama tdiri dari jaringan ikat dengan serat elastin dan dilapisis kedua sisinya dengansel endotel. Terdapat pada tungkai yang membantuk mengalirkan darah ke jantung dan diperkuat dengan kontraksi otot rangka.I. Jantung

Merupakan organ berotot yang berkontraksi secara ritmis, memompa darah melalui sirkulasi. Jantung terdiri dari beberapa tunika. Bagian dalam jantung dinamakan Endokardium terdiri dari selapis sel endotel gepeng di atas lapisan sub endotel jaringan ikat longgar yang mengandung serat elastin, kolagen dan otot polos. Dibawahnya ada selapis jaringan ikat disebut Subendokardium yang mengandung vena, saraf dan sel purkinje.Lebih luar lagi ada Miokardium yang merupakan tunika paling tebal yang terdiri dari otot jantung yang berpilin rumit dan berlapis-lapis. Bagian luar Miokardium dilapisi mesotel (epitel selapis gepeng) yang ditopang selapis tipis jaringan ikat yang disebut Epikardium, lebih luarnya ada lapisan Subepikardium yang mengan dung vena, saraf dan sel adiposa. Epikardium bisa disetarakan dengan lapisan visceral Perikardium. Diantara lapisan visceral dan parietal terdapat pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung. Perikardium terdiri dari dua lapisan Perikardium fibrosum dan serosum. Serosum di bagi dua parietalis dan viseralis (endocardium).Katup jantung terdiri dari jaringan ikat padat fibrosa di pusat (mengandung kolagen dan elastin) yang dilapisi kedua sisinya oleh sel endotel. Dasar katup melekat pada annulus fibrosus yang merupakan bagian dari skeleton fibrosa (septum membranaseum, trigonum fibrosum, dan annulus fibrosus). Skeleton fibrosa sebagai dasar katup dan insertion serabut sel otot jantung.Jantung memiliki sistem khusus sebagai pembangkit stimulus ritmis yang tersebar di seluruh miokardium. Nodus Sinoatrial (SA) pada atrium kanan dan Artrioventrikular (AV) dan berkasnya (His). Nodus SA merupakan sel otot jantung yang termodifikasi, bentuk fusiform, dan myofibril yang labih kecil dari otot jantung yang berdekatan. Sel nodus AV serupa dengan nodus SA namun juluran sitoplasmanya bercabang ke berbagai arah membentuk jejaring. Berkas AV yang berasal dari nodus yang sama berjalan sepanjang septum antarventrikel terbagi menjadi berkas kiri dan kanan, dan bercabang ke kedua ventrikel. Impuls dihantarkan melalui Taut Celah.Serabut distal pada AV memiliki sel yang serupa dengan sel nodus AV. Serabut otot pengantar (conducting myofiber / serabut purkinje) memiliki satu atau dua inti di tengah, sitoplasma kaya akan mitokondria dan glikogen. Myofibril jarang berbatas pada sitoplasma. Berawal dari lapisan Subendokardium kemudian masuk ke lapisan mikardium di kedua ventrikel, yang memungkinkan stimulus kontraksi mencapai lapisan terdalam otot ventrikel. Pada serabut otot miokardium terdapat ujung saraf aferen bebas yang berhubungan dengan sensibilitas rasa nyeri. Jika terjadi obstruksi parsial arteri koronarius mengurangi pasokan oksigen menyebabkan rasa nyeri (angina pectoris). J. Pembuluh Limfe

Ada saluran yang berlapiskan endotel tipis yang menampungkan cairan ekstrasel dan mengembalikan ke jantung yang disebut cairan limfe. Kapiler limfe terdiri dari selapais sel endotel dengan lamina basal yang tak utuh , dipertahankan agar tetap terbuka oleh mikrofibril dari sistem serabut elastindan juga mengikatnya dengan erat dengan jaringan ikat disekitarnya.Pembuluh limfe besar memiliki struktur mirim vena namun tidak jelas batas tunikanya.memiliki banyak katup internal. Memiliki nodul yang merupakan pelebaran-pelebaran atau bermanik manik diantara katup. Sirkulasinya dibantu oleh kontraksi otot rangka. Pembuluh besar bermuara pada ductus thoracicus, pada pertemuan antara vena jugularis interna dengan vena subclavia sinistra, dan ductus lymphaticus dexter pada pertemuan antara vena jugularis interna dextra dengan vena subclavia dextra.Struktur Ductus lymphaticus ini serupa dengan vena besar, ada otot polos pada lapisan tengahnya yang tersusun memanjang dan melingkar tunica adventitia kurang berkembang tapi terdapat vasa vasorum dan suatu jejaring saraf. Selain mengumpulkan cairan ekstrasel, juga sebagai ditribusi utama limfosit dan komponen imun lain yang diambil dari kelenjar getah bening dan jaringan limfoid lain.