cardio fix.doc

47
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian secara global. Pada tahun 2008, diperkirakan 17,3 juta penduduk dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Lebih dari 80% kematian akibat penyakit kardiovaskular terjadi di negara pendapatan rendah dan menengah (WHO,2013). Menurut Centre for Disease Control (CDC) sekitar 5,7 juta penduduk di Amerika Serikat memiliki penyakit gagal jantung. Penyakit gagal jantung merupakan penyebab utama dari 55.000 kematian setiap tahunnya di Amerika Serikat (CDC, 2012). Di Indonesia, penyakit Sistem Sirkulasi Darah (SSD) menurut International Classification of Disease (ICD-10) yaitu penyakit jantung dan pembuluh darah telah menduduki peringkat pertama sebagai penyebab utama kematian umum pada tahun 2000 dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001sebesar 26,3% kematian (Delima et al, 2009). Pada kasus-kasus sistem kardiovaskular, perawat dituntut agar dapat berpikir kritis dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini dimaksudkan agar perawat

Transcript of cardio fix.doc

Page 1: cardio fix.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian secara global.

Pada tahun 2008, diperkirakan 17,3 juta penduduk dunia meninggal akibat

penyakit kardiovaskular. Lebih dari 80% kematian akibat penyakit

kardiovaskular terjadi di negara pendapatan rendah dan menengah

(WHO,2013). Menurut Centre for Disease Control (CDC) sekitar 5,7 juta

penduduk di Amerika Serikat memiliki penyakit gagal jantung. Penyakit

gagal jantung merupakan penyebab utama dari 55.000 kematian setiap

tahunnya di Amerika Serikat (CDC, 2012).

Di Indonesia, penyakit Sistem Sirkulasi Darah (SSD) menurut International

Classification of Disease (ICD-10) yaitu penyakit jantung dan pembuluh

darah telah menduduki peringkat pertama sebagai penyebab utama kematian

umum pada tahun 2000 dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)

2001sebesar 26,3% kematian (Delima et al, 2009).

Pada kasus-kasus sistem kardiovaskular, perawat dituntut agar dapat berpikir

kritis dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini dimaksudkan agar

perawat terampil dalam membedakan informasi esensial dan relevan dari data

yang tidak relevan, memvalidasi data penting, dan mengkategorikan serta

mengorganisasikan informasi dengan cara yang bermakna, mampu membuat

intervensi, melaksanakan tindakan dan melakukan evaluasi.

Salah satu metode aplikasi yang digunakan dalam memecahkan masalah dan

melakukan penerapan nursing care plan adalah dengan menggunakan model

konseptual Virginia Handerson dalam memenuhi 14 kebutuhan dasar

manusia. Mengingat begitu pentingnya rancangan aplikasi model konseptual

untuk mendekati masalah keperawatan dalam asuhan keperawatan, maka

Page 2: cardio fix.doc

kami tertarik untuk menyusun makalah dengan topik penerapan teori Virginia

Handerson dalam Nursing Care Process.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Menganalisa kasus dan mengimplementasikan rancangan aplikasi Model

Konseptual Keperawatan menggunakan Pendekatan Model Virginia

Henderson.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu memahami model konseptual keperawatan Virginia

Henderson.

b. Mampu memahami dan menganalisa contoh kasus kardiovaskular

c. Mampu mengimplementasikan rancangan aplikasi model konseptual

keperawatan Virginia Henderson.

1.3 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini adalah:

BAB I : Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan, dan sistematika

penulisan

BAB II : Tinjauan Konsep meliputi konsep teori Virginia HAnderson

dan konsep Gagal jantung

BAB III : Aplikasi dan pembahasan kasus sistem kardiovaskular dengan

penerapan Virginia Handerson dan penyusunan NCP

berdasarkan NOC dan NIC

BAB IV : Penutup meliputi kesimpulan dan saran

Page 3: cardio fix.doc

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Tinjauan tentang Model Teori Virginia Henderson

Model keperawatan yang dijelaskan oleh Virginia Henderson merupakan

model konsep aktifitas sehari-hari. Pemahaman model ini didasari oleh

keyakinan dan nilai yang dimilikinya diantaranya (1) manusia akan

mengalami perkembangan mulai dari pertumbuhan dan perkembangan dalam

rentang kehidupan, (2) dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari individu

akan mengalami ketergantungan sejak lahir menjadi mandiri pada dewasa

yang dapat dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan dan kesehatan, (3) Dalam

melaksanakan aktifitas sehari-hari individu dapat dikelompokkan menjadi

tiga kelompok diantaranya terhambat dalam melakukan aktifitas, belum dapat

melaksanakan aktifitas dan tidak dapat melakukan aktifitas (Nursing Library,

2013). Berdasarkan pada pandangan-pandangan dan keyakinan tersebut

diatas, sehingga Virginia Henderson mendefinisikan empat metaparadigma

keperawatan yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan.

Asumsi teori keperawatan yang dikemukan oleh Virginia Henderson terbagi

menjadi empat asumsi besar antara lain :

a. Perawat merawat pasien sampai pasien dapat merawat dirinya sendiri

b. Pasien berhasrat untuk kembali sehat

c. Perawat bersedia untuk melayani dan perawat akan mencurahkan dirinya

untuk pasien siang maupun malam

d. Perawat harus berpendidikan di tingkat universitas dalam ilmu dan seni

(Current Nursing, 2013).

Teori Henderson dan 4 (empat) konsep utamanya adalah:

1. Individual.

a. Mempunyai kebutuhan dasar komponen kesehatan.

b. Membutuhkan bantuan untuk mencapai kesehatan dan independen

atau kematian yang damai.

Page 4: cardio fix.doc

c. Meyakini komponen biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual.

d. Teori Henderson memperlihatkan pasien sebagai penjumlahan dari

berbagai bagian dengan kebutuhan biopsikososial, klien ataupun

consumer

2. Lingkungan.

a. Tatanan tempat individu belajar pola unik dari kehidupan

b. Semua kondisi eksternal dan factor yang mempengaruhi kehidupan

dan perkembangannya.

c. Sangat individual dalam kaitannya dengan keluarga

d. Sangat minimal mendiskusikan dampaknya di komunitas kepada

individu dan keluarga

e. Mendukung tugas-tugas pribadi dan perkumpulan masyarakat

menginginkan serta mengharapkan perawat untuk melakukan

tindakan untuk individu yang tidak mampu berfungsi secara

independen, pada gilirannya perawat juga mengharapkan

masyarakat dapat berkontribusi kepada pendidikan keperawatan.

f. Asuhan keperawatan dasar mempersiapkan kondisi dimana klien

dapat melakukan 14 kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar manusia

tanpa dibantu.

3. Kesehatan.

a. Definisi kesehataan berdasarkan kemampuan individu untuk

berfungsi independen sebagai yang diuraikan dalam 14

komponen kebutuhan dasar manusia.

b. Perawat menekankan pad promosi kesehatan dan pencegahan serta

pengobatan penyakit.

c. Kesehatan yang baik adalah tantangan. Dipengaruhi oleh usia, latar

belakang budaya dan kapasitas intelektual, keseimbangan emosi.

4. Keperawatan

a. Membantu individu yang kurang mampu, kurang mau dan kurang

tahu, sampai dan mengetahui untuk mampu dan puas dengan

terpenuhinya satu atau lebih dari 14 kebutuhan dasarnya.

Page 5: cardio fix.doc

b. Membantu dan mendukung individu dalam kegiatan sehari-harinya

dan mencapai tingkat independen.

c. Perawat melayani untuk membuat pasien “ lengkap” (complete),

“menyeluruh” (whole) atau “independen” (independent).

d. Perawat diharapkan untuk melaksanakan rencana pengobatan dari

medis adalah hasil dari kreativitas perawat dalam merencanakan

asuhan keperawatan.

e. Perawat seharusnya berpraktik secara legal, independen dan mampu

membuat keputusan yang mandiri sejauh tidak membuat diagnosis,

meresepkan obat untuk mengobati penyakit atau membuat prognosis,

karena ini adalah fungsi dokter.

f. Perawat seharusnya memiliki pengetahuan untuk praktik secara

individu dan harus mampu menjadi penyelesai masalah secara

ilmiah.

g. Peran perawat adalah berada dalam diri pasien dan memberikan

suplemen untuk meningkatkan kekuatan atau pengetahuan sesuai

dengan kebutuhannya.

h. Perawat mempunyai tanggung jawab untuk mengkaji kebutuhan

individu setiap pasien, membantu individu memenuhi kebutuhan

kesehatannya dan menyiapkan lingkungan bagi individu utuk

melaksanakan kegiatannya tanpa dibantu.

2.1.1 Komponen Keperawatan menurut Henderson

Virginia Henderson mengidentifikasi 14 kebutuhan dasar pasien yang

menjadi komponen dalam keperawatan yaitu:

1. Bernafas secara normal

2. Tercukupinya kebutuhan makan dan minum

3. Mengurangi zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh

4. Bergerak dan olahraga untuk menjaga postur tubuh

5. Tercukupinya kebutuhan tidur dan istirahat

6. Memilih pakaian yang tepat/sesuai

Page 6: cardio fix.doc

7. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal dengan

menyesuaikan pakaian dan memodifikasi kondisi lingkungan

8. Menjaga kebersihan tubuh dan kerapian

9. Mencegah bahaya dari lingkungan dan menghindari cidera lainnya

10. Berkomunikasi dengan orang lain untuk mengungkapkan emosi,

kebutuhan, rasa takut, dan pendapat.

11. Beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing

12. Bekerja dengan semangat untuk mencapai keberhasilan

13. Berperan atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi

14. Belajar menemukan hal baru dan dapat menggunakan fasilitas

kesehatan yang tersedia untuk membantu meningkatkan kondisi

kesehatan (Current Nursing, 2013).

2.1.2 Model Substitusi , Suplementasi dan Komplementasi Henderson

1. Hubungan Perawat dengan Pasien

Virginia Henderson mengidentifikasi tingkat hubungan perawat

dengan pasien yang meliputi :

a. Perawat sebagai pengganti pasien (substitute)

Pada saat sakit perawat menggantikan kebutuhan pasien yang

diakibatkan oleh karena kehilangan kekuatan fisik, ketidakmauan

dan kurangnya pengetahuan. Henderson mengungkapkan bahwa

perawat adalah kesadaran bagi ketidaksadaran, kehidupan dari

kematian, tangan dari orang yang teramputasi, mata bagi orang

buta, pemberi kehangatan bagi bayi, juru bicara bagi orang bisu,

dan sebagainya.

b. Perawat sebagai pembantu pasien (supplementary)

Selama kondisi tidak sadar, perawat membantu pasien

menemukan kemandiriannya. Henderson mengatakan

"Kemandirian adalah suatu hal yang relatif, tidak satupun kita

tidak bergantung pada orang lain, tetapi kita mencoba memberi

kemandirian dalam kesehatan, bukan ketergantungan dalam

kesakitan".

Page 7: cardio fix.doc

c. Perawat sebagai teman pasien/bekerja bersama

pasien (complementary)

Sebagai partner, pasien dan perawat bersama-sama

memformulasikan rencana keperawatan kebutuhan dasar yang

didiagnosis. Juga dimodifikasi sesuai kondisi, usia, temperamen,

emosi, status sosial, kebudayaan, dan kapasitas intelektual pasien.

Perawat juga harus dapat mengatur lingkungan sekitar bila

diperlukan. Henderson percaya "Perawat yang tahu reaksi

fisiologis dan patologis dari perubahan temperature, pencahayaan,

tekanan gas, bau, kebisingan, bau zat kimia, dan organisme akan

mengorganisasikan lingkungan dan memaksimalkan fungsi

fasilitas yang ada.

Perawat dan pasien harus selalu bekerja sama untuk mencapai

tujuan, baik dalam mencapai kemandirian atau kematian yang

tenang. Salah satu tujuan perawat adalah menjaga aktifitas sehari-

hari pasien senormal mungkin. Peningkatan status kesehatan

adalah tujuan penting dari perawatan. Menurut Henderson, lebih

penting membantu seseorang bagaimana menjadi sehat daripada

mengobati ketika sakit.

2. Hubungan perawat dengan dokter

Henderson menyatakan bahwa perawat mempunyai fungsi yang

unik, berbeda dengan dokter. Keperawatan diatur oleh perawat dan

pasien bersama-sama saling mendukung dengan rencana atau

program terapi dokter.

3. Perawat sebagai anggota Tim Kesehatan

Perawat bekerja saling bergantung pada tenaga kesehatan yang lain.

Perawat dan tenaga kesehatan lain membantu menjalankan seluruh

program perawatan pasien. Henderson mengingatkan bahwa

diantara team kesehatan mempunyai sumbangsih yang sama dalam

perawatan pasien. Tak ada yang lebih besar, masing-masing

mempunyai fungsi unik sendiri- sendiri.

Page 8: cardio fix.doc

2.1.3 Proses Keperawatan Teori Virginia Henderson

Langkah – langkah Proses Keperawatan dan konsep yang terkandung

setiap langkah proses keperawatan menurut Virginia Henderson

Proses keperawatan

Konsep

Pengkajian

keperawatan

Mengetahui kebutuhan dasar manusia berdasar 14 unsur dasar

keperawatan:

Analisa :

Membandingkan data dengan pengetahuan tentang kesehatan dan

penyakit

Diagnosa

keperawatan

Mengidentifikasi kemampuan individu untuk memenuhi

kebutuhannya tanpa bantuan dengan mempertimbangkan

kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dimiliki

Rencana

keperawatan

Mendokumentasikan cara perawat melayani individu baik sehat

maupun sakit

Implementasi

keperawatan

Melayani individu sakit maupun sehat dalam beraktifitas dalam

menjaga kesehatan, penyembuhan dari sakit, maupun

mengantarkan kematian yang tenang.

Implementasi berdasarkan prinsip psikologi, umur, latar belakang

budaya dan kemampuan fisik dan mental. Melaksanakan

pengobatan sesuai petunjuk dokter.

Evaluasi

keperawatan

Menggunakan defenisi keperawatan yang dapat diterima dan

aturan hukum yang berhubungan dengan keperawatan. Mutu

keperawatan lebih dipengaruhi oleh persiapan dan kemampuan

dasar perawat daripada lama waktu perawatan. Hasil yang baik

didasarkan pada kecepatan maupun tingkat kemampuan pasien

beraktifitas kembali secara mandiri dalam kehidupan sehari-hari.

2.2 Tinjauan Konsep Congestive Heart Failure (CHF)

Page 9: cardio fix.doc

2.2.1 Definisi

Gagal jantung kongstif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa

darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan

nutrisi (Brunner, 2002). Gagal jantung adalah keadaan patologik dimana

jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk

metabolisme jaringan.

2.2.2 Etiologi

Gangguan mekanis Kelainan miokardialGangguan irama

jantunga. Peningkatan beban tekanan

1) Central (stenosis aorta)2) Peripheral (hipertensi

sistemik)b. Peningkatan beban volum

1) Regurgitasi katup2) Pirau3) Meningkatnya preload

c. Hambatan pengisian ventrikel(stenosis mitral atau tricuspid)

d. Kontriksi pericard, tamponadee. Restriksi endokardial atau

miokardialf. Aneurisma ventrikel

a. Primer1) Kardiomiopati2) Gangguan

neuromuskuler3) Miokarditis4) Metabolik (DM)5) Keracunan

b. Sekunder 1) Iskemia2) Gangguan metabolik3) Inflamasi infiltrate4) Penyakit sistemik5) Penyakit paru

obstruksi kronis6) Obat-obatan

a. Ventricular standstill

b. Ventricular fibrilasic. Takikardi atau

bradikardi yang ekstrim

d. Gangguan konduksi

Pencetus : hipertensi, infark miokard, aritmia, anemia, febris, emboli paru,

stres, dan infeksi.

Beberapa penyebab CHF yaitu, (Daphne T. Hsu, 2009) antar lain :

1. Beban volume (volume overload), terutama shunt dari kiri ke kanan yang

dapat mengakibatkan hipertrophy pada ventrikel kanan karena untuk

mengkompensasi peningkatan volume darah. Tekanan overload,

terutama akibat dari luka obstruktif, seperti stenosis katup atau 

penyempitan aorta.

2. Penurunan kontraktilitas terutama penurunan kontraktilitas miokardium,

yang diakibatkan oleh beberapa faktor seperti cardiomyopathy atau

myocardial ischemia.

Page 10: cardio fix.doc

3. Tingginya kebutuhan Cardiac Output, suatu kondisi saat kebutuhan tubuh

akan darah untuk oksigenasi melebihi cardiac output jantung (meskipun

volume darahnya mungkin saja normal), seperti pada saat sepsis,

hyperthyroidism, dan anemia berat. CHF pada anak bisa disebabkan

karena suatu hal yang bersifat kardiak maupun non kardiak.

2.2.3 Klasifikasi

Menurut New York Association (NYHA), gagal jantung dibagi dalam

beberapa Grade yaitu :

Grade I :

Tidak ada keluhan pada waktu istirahat. Timbul dyspnoea pada aktifitas

fisik berat.

Grade II :

Tidak ada keluhan pada waktu istirahat. Timbul dyspnoea pada aktifitas

fisik sedang.

Grade III :

Ada keluhan ringan pada waktu istirahat. Timbul dyspnoea ringan pada

aktifitas fisik ringan, dyspnoea berat pada aktifitas sedang.

Grade IV :

Dyspnoea pada waktu istirahat, dyspnoea berat pada aktifitas fisik sangat

ringan. Pasien harus tirah baring.

2.2.4 Patofisiologi

Tubuh memiliki beberapa mekanisme kompensasi untuk mengatasi gagal

jantung, antara lain yaitu mekanisme respon darurat yang pertama berlaku

untuk jangka pendek (beberapa menit sampai beberapa jam), yaitu

reaksi fight-or-flight. Reaksi ini terjadi sebagai akibat dari pelepasan

adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin) dari kelenjar adrenal

ke dalam aliran darah; noradrenalin dilepaskan dari saraf. Adrenalin dan

noradrenalin adalah sistem pertahanan tubuh yang pertama muncul setiap

kali terjadi stres mendadak. Pada gagal jantung, adrenalin dan noradrenalin

menyebabkan jantung bekerja lebih keras, untuk membantu meningkatkan

Page 11: cardio fix.doc

curah jantung dan mengatasi gangguan pompa jantung sampai derajat

tertentu.

Mekanisme perbaikan lainnya adalah penahanan garam (natrium) oleh

ginjal. Untuk mempertahankan konsentrasi natrium yang tetap, tubuh

secara bersamaan menahan air. Penambahan air menyebabkan

bertambahnya volume darah dalam sirkulasi dan pada awalnya

memperbaiki kerja jantung. Salah satu akibat dari penimbunan cairan ini

adalah peregangan otot jantung karena bertambahnya volume darah. Otot

yang teregang berkontraksi lebih kuat. Hal ini merupakan mekanisme

jantung yang utama untuk meningkatkan kinerjanya dalam gagal jantung.

Akan tetapi dengan memburuknya gagal jantung, kelebihan cairan akan

dilepaskan dari sirkulasi dan berkumpul di berbagai bagian tubuh,

menyebabkan edema. Lokasi penimbunan cairan ini tergantung kepada

banyaknya cairan di dalam tubuh dan pengaruh gaya gravitasi. Jika

penderita berdiri, cairan akan terkumpul di tungkai dan kaki. Jika

penderita berbaring, cairan akan terkumpul di punggung atau perut. Sering

terjadi penambahan berat badan sebagai akibat dari penimbunan air dan

garam. 

Mekanisme utama lainnya adalah pembesaran otot jantung

(hipertrofi). Otot jantung yang membesar akan memiliki kekuatan yang

lebih besar, tetapi pada akhirnya bisa terjadi kelainan fungsi dan

menyebabkan semakin memburuknya gagal jantung.

Gagal jantung terjadi sewaktu jantung tidak mampu memompa darah yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrient tubuh. Gagal jantung

disebabkan akibat disfungsi diastolic atau sistolik. Gagal jantung diastolic dapat

terjadi dengan atau tanpa gagal jantung sistolik. Gagal jantung diastolic sering

terjadi akibat hipertensi yang lama (kronis). Ketika ventrikel harus memompa

darah secara berkelanjutan melawan kelebihan beban yang sangat tinggi

(peningkatan resistensi), sel otot hipertrofi dan menjadi kaku. Kekakuan sel otot

Page 12: cardio fix.doc

menyebabkan penurunan daya regang ventrikel, sehingga menurunkan pengisian

ventrikel, kelainan relaksasi diastolic, dan penurunan volume sekuncup. Volume

dan tekanan diastolic akhir pada ventrikel kiri mengalami peningkatan dan

memantul kembali ke sirkulasi paru, menyebabkan hipertensi paru. Adanya

volume sekuncup, tekanan darah turun, refleks baroreseptor teraktivasi.

2.2.5 Tanda dan Gejala

Menurut Hudak dan Gallo (1997) tanda dan gejala yang terjadi pada gagal

jantung kiri antara lain :

1) Kongesti vaskuler pulmonal

2) Dyspnea

3) Ortopnea

4) Dispnea nokturnal paroksismal

5) Batuk

6) Edema pulmonal akut

7) Penurunan curah jantung

8) Gallop atrial (S3)

9) Gallop ventrikel (S4)

10) Crackles paru, disritmia

11) Bunyi nafas mengi

12) Pulsus alternans

13) Pernafasan cheyne-stokes

14) Bukti-bukti radiologi tentang kongesti vaskuler pulmonal.

Gagal jantung kanan antara lain :

1) Curah jantung rendah

2) Peningkatan JVP

3) Edema

4) Disritmia S3 dan S4 ventrikel kanan

5) Hiperresonan pada perkusi.

Page 13: cardio fix.doc

Menurut Framingham, tanda dan gejala gagal jantung dibagi menjadi

kriteria mayor dan kriteria minor.

Kriteria Mayor :

1. Dispnea Nocturnal Paroksimal atau Ortopnea

2. Peningkatan Tekanan Vena Jugularis

3. Ronchi Basah tidak nyaring

4. Kardiomegali

5. Edema Paru Akut

6. Irama Derap S3

7. Peningkatan Tekanan Vena > 16 cm H2O

8. Refluks Hepatojugular

Kriteria Minor :

1. Edema Pergelangan Kaki

2. Batuk Malam Hari

3. Dyspneu d’ efford

4. Hepatomegali

5. Efusi Pleura

6. Kapasitas Vital Berkurang menjadi 1/3 Maksimum

7. Takikardi (> 120 x/menit)

2.2.6 Pemeriksaan Laboratorium untuk Gagal Jantung

Pemeriksaan darah perlu dilakukan pada klien gagal jantung untuk

menyingkirkan anemia sebagai penyebab susah bernafas, untuk mengetahui

adanya penyakit dasar serta komplikasi. Pada gagal jantung yang berat

akibat berkurangnya kemampuan mengeluarkan air sehingga dapat timbul

hiponatremia dilusional, karena itu adanya hiponatremia menunjukkan

adanya gagal jantung yang berat.

Pemeriksaan serum kreatinin perlu dilakukan selain untuk mengetahui

adanya gangguan ginjal, juga mengetahui adanya stenosis arteri renalis

apabila terjadi peningkatan serum kreatinin setelah pemberian angiotensin

Page 14: cardio fix.doc

converting enzyme inhibitor dan diuretik dosis tinggi. Pada gagal jantung

berat dapat terjadi proteinuria.

Hipokalemia dapat terjadi pada pemberian diuretik tanpa suplementasi

kalium dan obat potassium sparring. Hiperkalemia timbul pada gagal

jantung berat dengan penurunan fungsi ginjal, penggunaan ACE-inhibitor

serta obat potassium sparring. Pada gagal jantung kongestif tes fungsi hati

(bilirubin, AST dan LDH) gambarannya abnormal karena terjadi kongesti

hati.

Pemeriksaan profil lipid, albumin serum fungsi tiroid dianjurkan sesuai

kebutuhan. Pemeriksaaan penanda BNP sebagai penanda biologis gagal

jantung dengan kadar BNP plasma 100pg/ml dan plasma NT-proBNP

adalah 300 pg/ml.

Pemeriksaan radionuklide atau multigated ventriculography dapat

mengetahui fraksi ejeksi, laju pengisian sistolik, laju pengosongan

diastolik, dan abnormalitas dari pergerakan dinding.

Angiografi dikerjakan pada nyeri dada berulang akibat gagal jantung.

Angiografi ventrikel kiri dapat mengetahui gangguan fungsi yang global

maupun segmental serta mengetahui tekanan diastolik, sedangkan

kateterisasi jantung kanan untuk mengetahui tekanan sebelah kanan (atrium

kanan, ventrikel kanan dan arteri pulmonalis) serta pulmonary artery

capillary wedge pressure. (Sudoyo, 2007)

2.2.7 Pengobatan Gagal Jantung

Beberapa pengobatan untuk gagal jantung diantaranya:

1. Vasodilator

Page 15: cardio fix.doc

Vasodilator digunakan untuk relaksasi pembuluh darah. Efeknya dapat

terjadi langsung pada otot polos vaskuler atau secara tidak langsung

melalui gangguan proses neurogenik. Contoh obat yang bekerja

sebagai vasodilator: captopril, nifedipin, ISDN.

Efek samping pemberian vasodilator antara lain pusing, palpitasi, mual

& muntah, reaksi hipersensitivitas, bisa timbul rasa terbakar di bawah

lidah pada pemberian sub lingual.

2. Diuretik

Diuretik diberikan untuk mengurangi beban kerja jantung dan

mengurangi edema. Jenis diuretik yang digunakan: furosemid,

spironolacton, HCT.

3. β Blocker

Jantung dan pembuluh darah memiliki reseptor β yang berspon

terhadap hormon, blocker reseptor β bertujuan untuk mengurangi

beban jantung dan dilatasi pembuluh darah. Contoh β blocker:

propanolol.

4. Agen Inotropik

Agen inotropik berfungsi menstimulasi kontraksi jantung,

meningkatkan curah jantung dan memperlambat frekuensi jantung.

Salah satu jenis agen inotropik adalah propanolol.

5. Antikoagulan

Bila dibutuhkan, antikoagulan oral dapat diberikan pada pasien dengan

gagal jantung. Pemberian dilakukan seiring dengan pemantauan

dengan pemeriksaan INR. Jenis antikoagulan yang digunakan antara

lain warfarin, heparin (Gray, 2005).

2.3 Penerapan Model Teori Virginia Handerson dalam Pengkajian Sistem

Cardiovaskuler

Page 16: cardio fix.doc

Pengkajian menurut Carpenito (2007) merupakan tahap pengumpulan data

tentang individu, keluarga kelompok yang sistematis yang bertujuan untuk

mengetahui status kesehatan, ketidak mampuan fungsional, kekuatan,

keterbatasan dan harapan. Pengkajian dilakukan denga penilaian kepada

kemampuan individu dalam pemenuhan empat belas kebutuhan dasar

manusia. Berdasarkan hal tersebut, maka foskus pengkajian adalah sebagai

berikut :

a. Bernafas Normal

Dalam proses pernapasan, manusia membutuhkan oksigen yang merupakan

salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme, untuk

mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Kekurangan oksigen

ditandai dengan keadaan hipoksia yang dalam proses lanjut dapat

menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan

(Brunner & Suddarth, 2008).

Pengkajian untuk bernafas normal antara lain : adanya dispneu atau tidak,

frekuensi nafas, pucat atau sianosis, bunyi nafas vesikuler, ronchi atau

wheezing, riwayat merokok. Status hemodinamik pada pasien termasuk di

dalam pengkajian bernfas normal yang terdiri dari tekanan darah, denyut nadi,

curah jantung (CO) dan tahanan pembuluh darah sistemik (SVR). Nafas yang

pendek atau adanya dypnea sering ditemukan pada ACS, syok cardiogenic,

HF, dan penyakit jantung bawaan (Brunner & Suddarth, 2008).

Tanda-tanda pada sistem respirasi yang sering ditemui pada kelainan

cardiovaskuler adalah :

1) Takipneu : pernafasan cepat dan dangkal sering terjadi pada pasien dengan

dekompensasi cordis.

2) Orthopnea :

3) Noctural Dispnea :

4) Batuk : kering, batuk yang terhenti-henti dari iritasi jalan nafas bagian

bawah sering pada pasien dengan congesti paru pada CHF (Brunner &

Suddarth, 2008).

Page 17: cardio fix.doc

b. Makan dan Minum

Menurut Doenges (2002) pengkajian yang dilakukan pada makan dan minum

antara lain : mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu

hati/terbakar, penurunan turgor kulit, kulit kering/bersisik, dan perubahan

berat badan.

Pengkajian makan dan minum lainnya meliputi pola makan pasien

sebelumnya, berat badan dan tinggi badan, pola makan, alergi makanan,

kondisi kavitas oral, nyeri berkaitan dengan ingesti makanan atau minuman,

gangguan menelan, kepekaan terhadap bau dan rasa, kebiasaan makan,

kayakinan, budaya, terapi yang mempengaruhi makan atau proses pencernaan,

jumlah kalori yang dibutuhkan, jumlah minuman yang dibatasi, kaji pola

makan pasien sebelumnya apakah tnggi garam dan lemak.

Pengkajian yang dapat ditemukan pada pasien cardiovaskuler misalnya

dekompensasi cordis adalah penurunan berat badan yang disebabkan oleh

adanya hepatomegali.

c. Aktifitas

Pengkajian untuk aktifitas dapat dilakukan dengan melihat perubahan tanda-

tanda vital ketika pasien melakukan aktifitas baik ringan, sedang dan berat.

Hal-hal lainnya yang perlu dikaji adalah pola hidup dan aktifitas olahraga

sebelum sakit (Brunner & Sudarth, 2008).

Perawat perlu menentukan apakah sudah terjadi perubahan pola aktifitas pada

pasien selama 6 sampai 12 bulan. Respon subjektif pasien penting sebagai

parameter pengkajian. Keletihan, biasanya dipengaruhi oleh fraksi ejeksi

vnetirkel (kurang dari 40 %) dan beberapa obat (seperti beta bloker

adrenergik) bisa menyebabkan intoleransi aktifitas. Disamping itu perawat

juga perlu mengkaji apa latihan yang sering pasien lakukan di rumah dan kaji

Page 18: cardio fix.doc

juga lama dan intensitasnya. Keletihan merupakan tanda awal dari ACS, HF

dan penyakit katup jantung (Brunner & Sudarth, 2008).

Pengkajian yang ditemukan saat sakit adalah terdapat perubahan tanda-tanda

vital saat melakukan aktifitas, tampak kelelahan yang ditandai dengan dispneu

ketika berkatifitas. Kelelahan pada pasien dekompensasi cordis disebabkan

oleh ketidak seimbangan suplai oksigen terhadap kebutuhan tubuh.

d. Tidur & Intirahat

Pengkajian untuk tidur dan istirahat dapat dilakuakn dengan melihat

kecukupan instirahat tidur meliputi jumlah dan kualitas tidur, adanya keluhan

mengantuk, observasi adanya kelelahan atau kelemahan umum akibat efek

dari katabolisme. Amati adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tidur

seperti kecemasan, sesak saat berbaring, adanya kantong mata atau lingkaran

hitam di bawah mata, dan tidak fokus ketika diajak bicara.

Mengkaji dimana pasien tidur atau istirahat juga perlu dilakukan. Perubahan

kebiasaan seperti sering tidur di kursi dibandingkan di tempat tidur,

peningkatan tingginya bantal, dan nafas yng pendek dimalam hari atau adanya

angina sering ditemukan pada pasien dengan HF. Disamping itu adanya nyeri

dada atau ktidaknyamanan biasanya diakibatkan oleh angina pectoris, ACS,

disritmia dan penyakit katup jantung (Brunner & Sudarth, 2008).

Pengkajian tidur dan istirahat yang ditemukan saat sakit misalnya pada

dekompensasi cordis dapat ditemukan adanya kesulitan untuk tidur yang

disebabkan oleh nyeri dada yang dirasakan atau sesak nafas dan perasaan tidak

nyaman pada tubuh bagian atas sehingga mengganggu waktu istirahat.

e. Pakaian

Page 19: cardio fix.doc

Pengkajian untuk pakaian dapat dalkukan jenis pakain yang disuakai untuk

digunakan, bahan pakaian yang disesuaikana degan kondisi pasien,

kemampuan pasien untuk memilih pakaian sendiri yang akan digunakan.

Pengkajian yang ditemukan sebelum sakit adalah pasien dapat menggunakan

pakaian dengan semua jenis bahan baik berupa kaus, kemeja yang menurut

individu tersebut nyaman digunakan dan sesuai dengan kondisi dan situasi

yang sedang dihadapinya. Pada pasien dengan gangguan sistem

cardiovaskuler tidak ada larangan untuk menggunakan jenis dan bahan

pakaian yang digunakan kecauli pasien yang ditempatkan diruang intensif

maka harus menggunakan pakaian yang telah ditentukan. Pasien memilih

pakaian yang menggunakan pakaian dengan kancing didepan untuk

memudahkan dalam membuka pakaian ketika dilakukan pemeriksaan atau

mengganti pakaian. Bahan pakaian yang digunakan terbuat dari bahan katun

yang mudah menyerap keringat sehingga terasa nyaman dikenakkan.

f. Spiritual

Pengkajian dalam spiritual antara lain agama pasien, sumber harapan dan

kekuatan, kemampuan pasien dalam melaksanakan ibadah saat sakit,

hubungan antara keyakinan dan koondisi kesehatan, motivasi pasien dalam

melaksanakan ibadah ketika sakit, kebutuhan pasien terhadap pembimbing

rohani ketika sakit.

Pengkajian spiritual yang ditemui sebelum sakit adalah tidak ada masalah

dalam melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.

Sedangkan saat sakit misalnya pada infak miocard dapat ditemukan adanya

kesulitan dalam melaksanakan ibadah sesuai dnegan agama dan kepercayaan

akibat suplai osigen dan kebutuhan tubuh tidak seimbang, sehingga

menyebabkan pasien cepat lelah dna merasa sesak dan menyebabkan

intoleransi aktifitas.

g. Pekerjaan

Page 20: cardio fix.doc

Pengkajian pekerjaan adalah riwayat pekerjaan pasien, peran pasien dalam

pekerjaannya, dan harapan pasien terhadap pekerjaannya. Pengkajian

pekerjaan yang ditemui sebelum sakit adalah peranan dalam pekerjaan tidak

ada masalah dan dapat aktif dalam pekerjaan. Sedangkan saat sakit misalnya

pada dekompensasi cordis dapat ditemukan adanya ketidakmampuan pasien

dalam menjalankan peranannya dalam pekerjaan. Pasien infark miocard

percaya bahwa penyakit mereka memiliki keonsekuensi yang lama dalam

penyembuhan, sehingga memiliki tingkat ketidakmampuan untuk kembali

dalam menjalani pekerjaan seperti sebelum sakit (Petrie et al, 2002).

BAB III

Page 21: cardio fix.doc

APLIKASI MODEL KEPERAWATAN HENDERSON

DALAM MENGATASI MASALAH KARDIOVASKULAR

3.1 Nursing Care Process Berdasarkan Model Keperawatan Handerson

3.1.1 Pengkajian

Data Demografi

A. Biodata

1. Nama : Tn. A

2. Jenis kelamin : Laki-laki

3. Diagnosa medis : Decompensatio Cordis NYHA Stage II

Komponen kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Handerson :

No Komponen Pengkajian Nursing History Physical Examination & Diagnostics1 Bernafas normal - Klien mengeluh

sesak sejak 3 hari sebelum masuk Rumah Sakit

- Klien mengatakan sesak dirasakan setelah pasien melakukan aktivitas berat, saat posisi tidur dan saat malam hari

- Klien mengatakan menggunakan 2 buah bantal saat tidur

- Klien mengatakan merasa cepat lelah

- Klien mengatakan pernah memiliki riwayat sakit jantung sejak usia 12 tahun

- Klien mengeluh ada batuk berdahak yang dirasakan sejak 3 hari yang lalu

- Paru : Inspeksi : bentuk & ukuran dada normal.

Pergerakan nafas dalam keadaan statis dan dinamis simetris kanan dan kiri.

Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri.

Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru  Auskultasi : vesukuler +/+, Ronki basah

halus 2/3 bawah lapang paru belakang (+/+), Wheezing  (-/-)

- Jantung : Inspeksi : Iktus  cordis  terlihat Palpasi : iktus  cordis  teraba Perkusi  : batas  jantung  normal Auskultasi : Bunyi Jantung I ↑ – II , mur-

mur mid-diastolic didaerah apex , Gallop (-)

- Leher : JVP 5 + 4cmH2O- TTV: TD: 128/42 mmHg, MAP : 85 mmHg Nadi : 60 x/menit Suhu : 36,5°C, Pernapasan : 24 x/menit

- EKGIrama: irregular, sinus aritmia dengan atrial fibrilasi

Page 22: cardio fix.doc

. HR: 70x/menitT inverted di lead I dan avLT inverted di V5-V6, LVHrSr’ di V1-V2Axis: LADKesan: RBBB incomplete

2 Tercukupinya kebutuhan makan dan minum

- Abdomen : Supel - Gerak peristaltik usus positif 5 – 16 x/mn- Tidak tampak sikatrik.- Timpani di seluruh kuadran abdomen- Palpasi : Nyeri tekan (-),- Hepatomegali : Hepar teraba 6 cm dariarkus

costae dextra dan 4 cm dibawahprocessus xypoideus

- Lien tidak teraba- BB = 40 kg, TB = 155 cm,IMT = 17,7.

3 Eliminasi / mengurangi zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh

4 Bergerak dan olah raga untuk menjaga postur tubuh

Klien mengatakan sesak nafas saat melakukan aktivitas beratKlien mengaku merasa cepat lelah

Klien tampak sakit sedang

5 Tidur dan istirahat Klien mengatakan sesak saat posisi tidur dan menggunakan 2 bantal saat tidur.Klien mengatakan sesak berkurang saat istirahat

6 Memilih pakaian yang cocok

7 Menjaga suhu tubuh tetap normal

Suhu: 36,5 °C

8 Menjaga tubuh bersih dan rapi

9 Menghindari bahaya dan hal yang dapat menyakiti orang lain

10 Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan

Page 23: cardio fix.doc

emosi, kebutuhan, ketakutan, dan opini

11 Beribadah sesuai dengan kepercayaannya

12 Bekerja dengan baik sehingga dapat melakukan pencapaian tertentu

13 Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi

14 Belajar menemukan hal baru.

3.2 Pembahasan

Pengkajian bernafas normal yang ditemukan secara tidak normal adalah

pasien mengeluh ada sesak nafas pada saat beraktivitas berat dan malam hari,

tidak ada keluhan sesak nafas seperti tercekik, terdapat ronchi basah halus

Page 24: cardio fix.doc

pada 2/3 bawah lapang paru belakang. Pengkajian yang dapat ditemukan pada

pasien cardiovaskuler misalnya dekompensasi cordis adalah penurunan berat

badan yang disebabkan oleh adanya hepatomegali.

Gagal jantung terjadi sewaktu jantung tidak mampu memompa darah yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrien tubuh. Gagal jantung

disebabkan akibat disfungsi diastolik atau sistolik.

Gagal jantung diastolik dapat terjadi dengan atau tanpa gagal jantung sistolik.

Gagal jantung diastolik sering terjadi akibat hipertensi yang lama (kronis).

Ketika ventrikel harus memompa darah secara berkelanjutan melawan

kelebihan beban yang sangat tinggi (peningkatan resistensi), sel otot

hipertrofi dan menjadi kaku. Kekakuan sel otot menyebabkan penurunan daya

regang ventrikel, sehingga menurunkan pengisian ventrikel, kelainan

relaksasi diastolik, dan penurunan volume sekuncup. Volume dan tekanan

diastolik akhir pada ventrikel kiri mengalami peningkatan dan memantul

kembali ke sirkulasi paru, menyebabkan hipertensi paru. Adanya volume

sekuncup, tekanan darah turun, refleks baroreseptor teraktivasi.

Makna dari M.A.P adalah penilaian Perfusi Ginjal. Ginjal perlu minimal

M.A.P 70 mmHg untuk mencapai fungsi ginjal yang memadai. Kurang dari

ini fungsi ekskresi berbagai zat akan menurun sampai anuria dan potensial 

akan memperburuk keadaan pasien.

Pada CHF suplai oksigen berkurang dan susah untuk melakukan pekerjaan

yang berat. Pada CHF ini sistem saraf adrenergik (yang merupakan komple

santori) naik akibat melemah kontraksi jantung dan TD tinggi, RAA; Renin

Angiotensin Aldosteron hingga jantung cepat dan TD tinggi.

Gejala gagal jantung kanan menyebabkan badan lemah, pembengkakan kaki,

nafsu makan berkurang dan perut kembung. Pada pemeriksaan fisik didapat

pembengkakan jantung sebelah kanan.

Page 25: cardio fix.doc

(Wholey & Wong, 2007) menjelaskan Gagal jantung sisi kanan (right-sided

failure), jantung kanan yang telah lemah, tidak kuat lagi memindahkan darah

yang cukup banyak dari susunan pembuluh darah venosa (vena kava, atrium,

dan ventrikel kanan) ke susunan pembuluh darah arteriosa (arteri pulmonalis).

Oleh karena itu, darah akan tertimbun di dalam ventrikel kanan, atrium

kanan, dan di dalam vena kava sehingga desakan darah dalam atrium kanan

dan vena tersebut meninggi. Makin tinggi desakan darah dalam vena, vena

makin mengembang (dilatasi). Penimbunan darah venosa sistemik akan

menyebabkan pembengkakan hepar atau hepatomegali. Hepatomegali

merupakan suatu gejala yang penting sekali pada gagal jantung kanan.

Tekanan vena jugularis merefleksikan tekanan atrium kanan, yang

memberikan indikator klinis yang penting untuk fungsi jantung dan

hemodinamik jantung kanan. JVP biasanya diukur vertikal jarak di atas

angulus sternum: pertemuan ujung klavikula denan Kosta kedua dan

manubrium sterni. Tinggi normal JVP  adalah 5 -2 cm H2O sampai 5 +2 cm

H2O.Vena jugularis tidak terlihat pada orang normal dengan posisi tegak. Ia

baru terlihat pada posisi berbaring di sepanjang permukaan musculus

sternocleidomastoideus. JVP yang meningkat adalah tanda klasik hipertensi

vena (seperti gagal jantung kanan). Peningkatan JVP dapat dilihat sebagai

distensi vena jugularis, yaitu JVP tampak hingga setinggi leher, jauh lebih

tinggi daripada normal. Penyebab peningkatan tekanan JVP adalah payah

jantung kongestif, dimana peningkatan tekanan vena menunjukkan kegagalan

ventrikel kanan. Peningkatan JVP yang tidak pulsatif, menunjukkan

kemungkinan adanya obstruksi vena kava superior. (Waskito, 2008)

Page 26: cardio fix.doc

Kelemahan jantung kanan mula-mula dikompensasi dengan dilatasi dinding

jantung kanan, terutama dinding ventrikel kanan. Dilatasi dinding ventrikel

akan menambah keregangan miokardium sehingga akan memperkuat sistole

yang berakibat penambahan curah jantung. Adanya dilatasi dan juga sedikit

hipertrofi jantung akan menyebabkan pembesaran jantung atau disebut

kardiomegali. Upaya penambahan curah jantung karena kelemahan juga

dilakukan dengan menaikkan frekuensi jantung (takikardi). Pada akhirnya

kelemahan jantung kanan ini tidak dapat dikompensasi lagi, sehingga darah

yang masuk ke dalam paru akan berkurang dan ini tentunya akan merangsang

paru untuk bernapas lebih cepat guna mengimbangi kebutuhan oksigen,

akibatnya terjadi takipnea.

Kegagalan ventrikel kanan dalam memompakan darah akan

mengakibatkan oedema pada ekstrimitas. Pembengkakan juga

menyebabkan berbagai gejala. Selain dipengaruhi oleh gaya gravitasi, lokasi

dan efek pembengkakan juga dipengaruhi oleh sisi jantung yang mengalami

gangguan. Gagal jantung kanan cenderung mengakibatkan pengumpulan

darah yang mengalir ke bagian kanan jantung. Hal ini menyebabkan

pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tungkai, hati dan perut.

Orthopnea diakibatkan oleh peningkatan aliran darah dari ekstrimitas ke

jantung dan paru-paru. pada waktu pasien berbaring, terjadi redistribusi

cairan dari jaringan perifer ke paru-paru sehingga terjadi peningkatan tekanan

kapiler pulmonary. Hal ini kemudian menstimulasi ujung saraf pada paru-

paru sehingga terjadilah orthopnoea. Kadang-kadang pasien mendadak

terbangun dari tidurnya, megap-megap, sesak napas. Jadi pasien lebih baik

tidur dalam posisi setengah duduk atau dengan beberapa bantal. Gejala ini

Page 27: cardio fix.doc

biasanya disertai dengan batuk yang berdahak putih berbusa (paroxysmal

nocturnal dyspnoea).

Batuk karena bengkak dan iritasi mukosa mengakibatkan batuk persisten dan

kering. Wheezing diakibatkan karena terjadinya edema pada mucosa

bronchial akibat penyumbatan aliran nafas.

Intrepretasi EKG :

Gagal Jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam

jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen

dan nutrisi dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat

jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian

tekanan pengisian ventrikel kiri (Smeltzer, 2001). Dalam menentukan

diagnosis gagal jantung, disamping anamnesis, gejala dan tanda klinis yang

ditemukan juga ditunjang oleh beberapa pemeriksaan antara lain:

pemeriksaan laboratorium, radiologi, EKG dan  echokardiography.

EKG atau elektrokardiografi adalah pencatatan grafik variasi-variasi potensial

listrik yang disebabkan oleh aktivitas listrik otot jantung dan terdeteksi pada

permukaan tubuh. Kegagalan mekanisme kompensasi dapat dipercepat oleh

adanya volume darah sirkulasi yang dipompakan untuk melawan peningkatan

resistensi vaskuler oleh pengencangan jantung. Kecepatan jantung

memperpendek waktu pengisian ventrikel dari arteri coronaria. Menurunnya

cardiac output dan menyebabkan oksigenasi yang tidak adekuat ke

miokardium. Hal ini mengakibatkan jantung berupaya untuk menjalankan

fungsinya dengan memompa darah untuk mensuplai kebutuhan di dalam

tubuh, sehingga ada ketidakstabilan jantung dalam berkontraksi dan

berelaksasi sehingga irama jantung menjadi tidak stabil (ireguler).

Pada kasus, hasil gambaran EKG dapat diinterpretsikan bahwa iramanya

tidak teratur dengan heart rate ±70 x/menit. Hasil interpretasi lainnya adalah

Page 28: cardio fix.doc

sinus aritmia dengan atrial fibrilasi (muncul gel. P tanpa komplek QRS).

Atrial fibrilasi adalah kondisi di mana ruang atas jantung (atrium) berdenyut

terlalu cepat dan kacau. Hal ini disebabkan darah tidak sepenuhnya dipompa

ke ventrikel, ruang jantung atas dan bawah tidak bekerja sama dengan baik,

mengakibatkan detak jantung secara keseluruhan menjadi tidak teratur. Atrial

fibrilasi dapat tanpa gejala. Sering kali, orang-orang yang memiliki AF

mungkin tidak bahkan merasa gejala. Pada atrial fibrilasi sinyal listrik

jantung dimulai di bagian yang berbeda dari atrium atau pembuluh paru-paru

di dekatnya dan dilakukan normal. Sinyal tidak melalui jalur normal, tetapi

dapat menyebar ke seluruh atrium dalam cara yang cepat dan tidak

terorganisir. Sinyal kelistrikan jantung berasal dari AV node. Sebagai

akibatnya, ventrikel juga mulai untuk berkontraksi dengan cepat namun tidak

memberikan sinyal untuk ventrikel berkontraksi dengan cepat, sehingga

menciptakan irama jantung yang cepat dan tidak teratur.

Jantung terus berupaya untuk memompa darah. Peningkatan dinding akibat

dilatasi menyebabkan peningkatan tuntutan oksigen dan pembesaran jantung

(hipertrofi) terutama pada jantung iskemik atau kerusakan yang menyebabkan

kegagalan mekanisme pemompaan. Hasil interpretasi EKG ditemukan LVH

(left ventrikel hipertrofi), dapat dijumpai di heart failure maupun infark

miokard, manifestasinya adalah penebalan dinding ventrikel kiri. LVH dapat

disebabkan karena adanya kardiomiopati, stenosis aorta atau insufisiensi aorta

atau hipertensi sistemik. Selain itu, LVH dapat disebabkan karena

peningkatan tekanan atrium kiri, pulmonary vascular congestion dan

hipertensi arterial pulmonal. LVH akan menurunkan perfusi arteri koronaria,

yang disebabkan karena riwayat infark miokard. Hal ini dapat menyebabkan

perubahan otot papilaris dan menyebabkan insufisiensi mitral. Adanya LAD

pada hasil interpretasi menunjukkan bahwa aksis/ arah proyeksi jantungnya

bergeser ke kiri, atau di atas – 30°. Hal ini juga disebabkan karena adanya

LVH.

Page 29: cardio fix.doc

Hasil EKG juga menunjukkan adanya Right Bundle Branch Block (RBBB).

Blok dapat terjadi di berbagai tempat pada sistem konduksi sehingga dapat

dibagi menjadi blok SA, blok AV (jika hambatan konduksi terjadi di jalur

antara nodus SA sampai berkas His); blok cabang berkas (bundle branch

block=BBB) yang dapat terjadi di right bundle branch block atau left bundle

branch block. RBBB merupakan gangguan sistem aliran/ konduksi listrik

jantung yang ke bagian/ sebelah kanan. RBBB merupakan salah satu defek

sistem konduksi jantung.

Interpretasi data laboratorium:

Pada klien dengan gagal jantung perlu dilakukan pemeriksaan darah lengkap,

analisa gas darah, elektrolit (Na, K, Mg, Ca), kolesterol darah (trigliserida,

LDL, HDL), BNP, INR dan pemeriksaan enzim jantung (CK,CKMB).

Pada kasus 3, klien dengan gagal jantung ini diperoleh hasil laboratorium

seperti nilai haemoglobin 11,1 g/dl, sedikit di bawah nilai normal (12-14g/dl).

Nilai Hb perlu selalu diperiksa terkait dengan adanya anemia, keluhan susah

bernafas dan adanya penyakit lain atau komplikasi. Nilai hematokrit 35%

(normal pada pria 40-47%), menurunnya nilai Ht dapat mengindikasikan

kondisi tubuh seperti: anemia, fungsi ginjal, leukemia dan malnutrisi.

Hematokrit dapat mengindikasikan hemokonsentrasi, akibat penurunan

volume cairan dan peningkatan eritrosit.

Hasil pemeriksaan leukosit klien menunjukkan angka 3860 Ul (Nilai normal :

4.000-10.000 Ul),

Nilai trombosit klien 168.000, masih dalam batas normal (150.000-400.000)

(Sadikin, 2002).

Pemeriksaan SGPT: 13 duplo (Normal: 5-41), SGOT: 31 duplo (Normal: 5-

40), masih dalam batas normal. Pada kasus gagal jantung dapat terjadi

abnormalitas nilai SGOT dan SGPT karena adanya kongesti hati.

Page 30: cardio fix.doc

Peningkatan SGOT 3-5X normal dapat terjadi karena sumbatan saluran

empedu, gagal jantung kongestif, tumor hati, dan Iain-lain .

Pemeriksaan ureum kreatinin dilakukan untuk menilai fungsi ginjal, karena

kegagalan fungsi pompa jantung juga akan mempengaruhi kerja ginjal.

Hasil laboratorium klien, ureum: 28,3 mg/dl masih dalam batas normal: 10-

50 mg/dl, kreatinin: 0,9 mg/dl dalam batas normal: 0,5-1,5 mg/dl.

Pemeriksaan INR (International Normalized Ratio) dilakukan untuk

pemantauan pemakaian antikoagulan oral. Nilai normal INR: 1,5-2,5. Pada

kasus 3 diketahui nilai INR: 20,1(INR1,73) detik. Peningkatan nilai INR

mengarah pada kecenderungan darah untuk cepat membeku berkurang.

(Gray et.al, 2004)

DAFTAR PUSTAKA

Page 31: cardio fix.doc

Aru, S.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid II.Edisi ketiga. Balai Penerbit

FKUI: Jakarta.

Black, & Hawk. (2005) Medical Surgical Nursing : Clinical Management for

Positive Outcomes. St. Louis: Elsevier

Dochterman, J.M., & Bulechek. (2013). Nursing Intervention Classification. Sixth

Edition. Philadelphia: Mosby

Ellis J.R. & Nowlis E.A. (1994). Nursing : A Human Needs Aproach (5th ed).

Philadelphia : Lippincott Comapany

Gandasoebrata R. Penuntun laboratorium klinik. Jakarta: Dian Rakyat; 2009.

Hudak, Carolyn M. Gallo Barbara M.(2007).Critical Care Nursing: A Holistic

Approach.Philadelphia

Kozier, B., Erb, G., & Oliveri, R. (1995). Fundamental of nursing: Concept process and

practice. 4th Edition. Massachusetts: Addison Wesley Publising Company, Inc.

Lewis, Sharon, M., Heitkemper, Margaret, M., & Direksen, Shannon. (2000).

Medical surgical Nursing; assessment and management of clinical

problem. Fifth edition. St. Louis : Cv. Mosby.

Price,S, & Wilson, L.M. ( 2002). Pathophysiology : Clinical concepts of disease process.

St.Louis : Mosby year book inc

Ronald AS, Richard AMcP, alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari, editor : Huriawati Hartanto, Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium, edisi 11. Jakarta: EGC; 2004.

Samekto, Widiastuti M.(2001) .Belajar Bertolak dari Masalah Infark Miokard

Akut. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Sherwood, L. (2001). Fisiologi manusia: Dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit buka

kedokteran EGC.

Page 32: cardio fix.doc

Smeltzer.(2000). Text Book of Medical Surgical Nursing Brunner and

Suddarht.Philadelphia

Sudoyo,Aru.W, dkk.2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi kelima. Balai

Penerbit FKUI: Jakarta.

Tomey AM Alligood.MR (2010) Nursing theories and their work,7th ed. Mosby, Philadelphia