HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA...

102
HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA KEBIJAKAN REDAKSIONAL RADIO MORA FM BANTEN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Sos) Oleh : Listiani Fansela 1111051100006 PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M  

Transcript of HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA...

Page 1: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA

KEBIJAKAN REDAKSIONAL RADIO MORA FM BANTEN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Komunikasi Islam (S.Sos)

Oleh :

Listiani Fansela

1111051100006

PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H/2018 M

 

Page 2: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

 

Page 3: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

 

Page 4: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

 

Page 5: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 4

1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

2. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

D. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 5

E. Metodologi Penelitian .......................................................................... 6

F. Sistematika Penulisan........................................................................... 13

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Teori Hirarki Pengaruh .......................................................................... 14

B. Konseptualisasi Kebijakan Redaksional................................................ 30

C. Konseptualisasi Radio ........................................................................... 34

D. Radio Siaran Swasta .............................................................................. 43

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Radio Mora FM .................................................................................... 46

1. Sejarah Berdirinya Radio Mora FM ............................................... 46

2. Visi dan Misi Radio Mora FM ...................................................... 49

3. Motto Harian Umum ...................................................................... 49

4. Struktur Organisasi ......................................................................... 49

5. Radio Mora FM Banten.................................................................. 54

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Level Individu ...................................................................................... 63

B. Level Rutinitas Media .......................................................................... 65

 

Page 6: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

viii

C. Level Organisasi Media ....................................................................... 68

D. Level Ekstra Media .............................................................................. 69

E. Level Ideologi Media ........................................................................... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 74

B. Saran - Saran ........................................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 77

LAMPIRAN- LAMPIRAN ........................................................................... 80

 

Page 7: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

ix

ABSTRAK

Listiani Fansela

NIM : 1111051100006

Hirarki Pengaruh Siaran Radio Swasta Pada Kebijakan Redaksional Radio

Mora FM Banten.

Setiap media massa baik media cetak, elektronik atau online tidak luput

dari hirarki pengaruh. Level- level hirarki pengaruh memiliki kekuatan yang berbeda-beda dalam mempengaruhi kebijakan redaksional suatu media. Dalam

setiap lembaga atau organisasi media pada umumnya berkaitan dengan struktur manajemen organisasi, kebijakan sebuah media, dan tujuan sebuah media. Radio Mora FM Banten dalam melakukan siaran radio tentu memiliki kebijakan

redaksional yang sesuai dengan konsep, visi dan misi agar berjalan dengan baik. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, timbul pertanyaan

mengenai Bagaimana penerapan lima teori hirarki pengaruh pada kebijakan redaksional radio Mora FM Banten? Dan faktor hirarki apakah yang dominan memiliki pengaruh pada kebijakan redaksional Radio Mora FM Banten?

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan pendekatan kualitatif. Teknik analisis yang digunakan yaitu deskriptif. Model teknik analisis

deskriptif ialah dipaparkan dari data yang telah didapatkan. Subjek penelitian ini adalah para redaktur dan pekerja radio Mora Fm Banten, sedangkan objek penelitian adalah kebijakan redaksional di radio Mora Fm Banten.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori hirarki pengaruh yang diperkenalkan oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese dalam

bukunya yang berjudul Mediating The message: Theories of Influence on Mass Media Conten. Dalam teori hierarki terdapat 5 faktor yang dapat mempengaruhi isi media, yaitu pengaruh dari individu media (Individual level), pengaruh dari

rutinitas media (media routines level), pengaruh organisasi media (media organizational level), pengaruh dari luar media (Extra media level) dan pengaruh

ideology (ideology level). Menurut Shoemaker dan Reese pemberitaan bukanlah realitas sesungguhnya, namun pemberitaan telah dibentuk oleh berbagai pengaruh.

Dari hasil analisis ditemukan bahwa hirarki pengaruh yang dominan pada

kebijakan redaksional radio Mora Fm Banten terletak pada faktor organisasi media, ideologi media dan rutinitas media. Ketiga faktor tersebut cukup kuat

berpengaruh di radio Mora Banten dari pra produksi hingga pasca produksi.

Kata Kunci : Hirarki, Kebijakan Redaksional, Siaran Radio Swasta

 

Page 8: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, serta shalawat dan salam senantiasa

dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hirarki Pengaruh Siaran Radio Swasta

Pada Kebijakan Redaksional Radio Mora Fm Banten.”

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini

banyak mengalami kesulitan, sehingga rasa putus asa kerap kali datang dan selalu

dirasakan. Namun, berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan pengarahan yang

sangat berharga dari berbagai pihak, menjadikan penulis semakin bersemangat

untuk menyelesaikan skripsi ini dan pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

Oleh karena itu dengan segala ketulusan, perkenankan penulis untuk

menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

penulis, dengan bimbingan, arahan, serta semua kebaikan yang telah diberikan

kepada penulis, terutama kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih juga kepada

Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj.

Roudhonah, M.Ag selaku wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum,

serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

2. Ketua Program Studi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si dan sekertaris

Konsentrasi Jurnalistik Dra. Hj. Musfiroh Nurlaily, M.A yang telah

memberikan ilmu, saran, dan solusi kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

3. Dr. H. Sunandar, M.A, selaku dosen pembimbing penulis yang telah

memberikan bimbingan khusus dan petunjuk yang sangat berharga,

dengan keramahannya selalu memberikan kemudahan, dorongan, bagi

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal hingga akhir dengan

 

Page 9: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

v

penuh kesabaran dan dedikasi yang tinggi. Semoga Allah SWT

memberikan keberkahan di setiap aktivitas.

4. Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memberikan ilmu dengan

harap ilmu yang didapat menjadi bermanfaat kepada peneliti selama

menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam

urusan administrasi selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini.

7. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah melayani peminjaman buku-

buku literatur sebagai referensi dalam penulisan skripsi ini.

8. Pihak Radio Mora Banten beserta jajarannya yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian, bersedia

dijadikan narasumber dan telah meluangkan waktu serta banyak

memberikan informasi yang bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.

9. Orang tua tercinta, Papah Chandra dan Mamah Lilis, yang senantiasa

selalu menjadi panutan bagi penulis atas ketangguhan dan mengajarkan

manis pahitnya kehidupan, tak lelah merajut doa, memberi dukungan tanpa

akhir, dan senyum penuh ikhlas kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir.

10. Suami tercinta, Uuf Rouf yang telah banyak memberikan dukungan dan

doa kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

11. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini,

yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Tanpa mengurangi rasa hormat,

peneliti ucapkan terima kasih yang begitu besar. Semoga apa yang telah

dilakukan adalah hal yang terbaik dan hanya Allah yang dapat membalas

segala kebaikan dengan balasan terbaik-Nya. Aamiin ya Robbal’alamin.

 

Page 10: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

vi

Akhir kata penulis hanya bisa berharap Allah SWT berkenan membalas

segala kebaikan dari seluruh pihak yang telah membantu. Penulis berharap skripsi

ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi diri

penulis sendiri.

Jakarta, 25 Juni 2018

Listiani Fansela

NIM. 1111051100006

 

Page 11: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyajian produksi siaran radio telah menawarkan berbagai warna yang

sangat beragam. Hal tersebut disesuaikan dengan fenomena atau peristiwa

yang terjadi di masyarakat. Kehadiran radio begitu menarik bagi siapa saja

dan tersedia bagi semua orang. Kepraktisan dan keanekaragaman tawaran

program siarannya menjadikan radio sebagai media paling popular dan

bersejarah.

Populeritas radio kian kuat, ketika radio memasuki “wilayah jurnalistik”

atau pers yaitu dalam menyajikan berita. Program siaran berita radio memiliki

daya tarik dan pengaruhnya bagi khalayak. Semua orang kini bisa

mendengarkan sebuah berita dari siaran radio. Artinya, radio bukan lagi

sekedar media hiburan, tetapi tempat mendengarkan musik atau lagu favorit,

tapi juga sumber informasi layaknya surat kabar. 1

Perkembangan radio swasta memberikan warna tersendiri bagi

kemajuan informasi di Indonesia. Setelah lahirnya era reformasi, begitu

banyak radio swasta yang bermunculan. Hal tersebut menandakan adanya

kebebasan berpendapat bagi masyarakat. Hingga saat ini, perkembangan radio

swasta di Indonesia semakin marak dan profesional dalam menyelenggarakan

siarannya untuk kemaslahatan masyarakat Indonesia.

1 Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Repoter

dan Script Writter, (Bandung: Nuansa, 2004), h. 8

 

Page 12: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

2

PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia) adalah

wadah organisasi radio swasta di Indonesia yang keberadaannya juga memiliki

hubungan erat dengan sejarah perjuangan bangsa, baik di masa penjajahan,

masa perjuangan proklamasi kemerdekaan, maupun di dalam dinamika

perjalanan bangsa memperjuangkan kehidupan masyarakat yang demokratis,

adil dan berkemakmuran.2

Secara de facto, Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia tumbuh

sebagai perkembangan profesionalisme “radio amatir” yang dimotori kaum

muda dan para mahasiswa diawal orde baru tahun 1996. Secara yuridis,

keberadaan radio swasta diakui dengan prasyarat penyelenggaraannya harus

berbadan hukum dan dapat menyesuaikan dengan ketentuan peraturan

pemerintah RI No. 55 tahun 1970 tentang radio siaran non pemerintah yang

mengatur fungsi, hak, kewajiban dan tanggung jawab radio siaran, syarat-

syarat penyelanggaraan, perizinan, serta pengawasannya.3

Radio Mora sebagai satu-satunya radio penegak hukum dan keadilan

(the law and justice station) di Indonesia yang on air selama 24 jam setiap

hari. Format siaran utama radio Mora adalah talkshow dan interaktif dengan

membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar dengan nara sumber,

pendengar maupun dengan para reporter di lapangan. Di samping itu terdapat

siaran hiburan budaya dan kesenian serta siaran agama. Para penyiar radio

Mora, umumnya berlatar belakang praktisi hukum, akademisi, budayawan

2 Hasan Asy’ari oramahi, Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio, (Jakarta:

Erlangga, 2012), h. 126 3 Hasan Asy’ari oramahi, Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio, h. 127

 

Page 13: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

3

daerah, rohaniawan, sedangkan para reporter berlatar belakang ilmu

jurnalistik.

Radio Mora memiliki visi dan misi sebagai radio swasta yang

digandrungi khalayak, membuat program yang berguna bagi masyarakat,

sebagai media yang bersedia membantu dan menolong masyarakat, menerima

aspirasi, aduan, maupun keluhan masyarakat, seraya senantiasa berupaya

untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. Program yang terdapat di

radio Mora, dirancang untuk mengeksplorasi berbagai aspek kehidpuan tanpa

menjadi berbelit-belit, sederhana namun tetap kuat dan padat, sehingga tidak

meninggalkan salah satu fungsi radio sebagai sebuah media yang menghibur,

informatif dan dekat dengan pendengarnya.

Peneliti menggunakan radio Mora Banten sebagai objek penelitian,

karena radio Mora merupakan salah satu radio swasta yang memposisikan

dirinya sebagai satu-satunya radio hukum, baik program atau berita-berita

yang disuguhkan terkait soal hukum, keadilan, dan tak lepas dari kritik pada

pemerintah. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengungkapkan kebijakan

redaksional di Radio Mora Banten dan bagaimana hirarki pengaruh

diterapkan. Dari penjabaran latar belakang mengenai radio Mora FM dapat

dikatakan bahwa radio tersebut memiliki tujuan untuk memberikan

masyarakat wawasan dan solusi alternatif atas apa yang terjadi di masyarkat.

Terlepas dari visi dan misi radio Mora FM Banten, bagaimana radio

dapat berjalan dan tetap mengudara, tentunya terdapat berbagai hal yang

menajdi penyokong. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian agar

 

Page 14: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

4

mendapatkan data-data yang valid mengenai Radio Mora FM Banten.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka disusunlah skripsi ini dengan judul

“Hirarki Pengaruh Siaran Radio Swasta Pada Kebijakan Redaksional

Radio Mora FM Banten.”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih fokus membahas permasalahan yang ada,

peneliti membatasi masalah dengan memfokuskan penelitian pada hierarki

pengaruh siaran radio swasta yang ada di Banten, yaitu terkait kebijakan

redaksional Radio Mora FM Banten.

2. Rumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang yang telah dijabarkan oleh peneliti

di atas, maka peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana penerapan lima teori hirarki pengaruh pada kebijakan

redaksional radio Mora FM Banten?

b. Faktor Hirarki apakah yang dominan memiliki pengaruh pada

kebijakan redaksional Radio Mora FM Banten?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah

diungkapkan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini, yaitu:

a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan lima teori hirarki pengaruh

pada kebijakan redaksional radio Mora FM Banten.

 

Page 15: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

5

b. Untuk mengungkapkan faktor apa yang dominan memiliki pengaruh

pada kebijakan redaksional Radio Mora FM Banten.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

a. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan kontribusi

yang baik dan positif pada khazanah keilmuan terutama pada kajian media

di Indonesia dan memberikan referensi baru dibidang jurnalistik radio.

Selain itu diharapkan penelitian ini digunakan sebagai bahan informasi dan

dokumentasi ilmiah untuk perkembangan ilmu dan pengetahuan di

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan para

praktisi radio dalam memanfaatkan media elektronik sebagai sarana

menyuarakan aspirasi rakyat, serta dapat menjadi data atau informasi

tambahan untuk mahasiswa maupun masyarakat.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini, peneliti telah melakukan

tinjauan pustaka pada penelitian sebelumnya di Perpustakan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk

memperjelas bahwa penelitian ini tidak sama dengan penelitian sebelumnya,

maka di sini peneliti mencoba menuliskan beberapa judul skripsi yang

berkaitan, antara lain:

 

Page 16: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

6

1. Skripsi yang berjudul Kebijakan Redaksional Surat Kabar Republika

Dalam Menentukan Berita Headline, skripsi sarjana Muhammad Tohir,

Jurusan Konsentrasi Jurnalistik, Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Skripsi yang berjudul Hierarki Pengaruh Dalam Pemberitaan Mengenai

Pernyataan Donald Trump Kepada Islam Di Republika Online, skripsi

sarjana Mely Ismi Ardikusuma Wardani, Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Skripsi yang berjudul Tanggapan masyarakat desa Pasir Langu

kecamatan Cisarua terhadap program siaran “MOTIF”dan siaran

keagamaan Islam radio Mora, Skripsi sarjana Chaerani mahasiswa

Universitas Islam Bandung.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Menurut Bogdan Dan Taylor, menyatakan bahwa Metodologi

adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan dalam penelitian untuk

mendekati masalah dan mencari jawaban.4 Penelitian dengan pendekatan

kualitatif menekankan analisis proses dari proses berfikir secara induktif yang

berkaitan dengan dinamika hubungan antarfenomena yang diamati dan

senantiasa menggunakan logika ilmiah.

Menurut Sugiyono, penelitian kualitatif mengkaji perspektif

partisispan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel.

Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial

4 Deddy Mulayana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 145

 

Page 17: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

7

dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian penelitian kualitatif adalah

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana

peneliti merupakan instrumen kunci.5 Sementara itu, penelitian kualitatif

menurut Bogdan dan Taylor adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

berperilaku yang dapat diamati. 6

2. Paradigma Penelitian

Menurut Burhan Bungin, paradigma adalah cara pandang seseorang

ilmuan tentang sisi strategis yang paling menentukan nilai sebuah disiplin

ilmu pengetahuan itu sendiri.7 Dalam penelitian mengenai Hirarki pengaruh

siaran radio swasta di Radio Mora FM Banten, peneliti menggunakan

paradigma Konstruktivisme.

Paradigma Konstruktivis menganggap kenyataan itu hanya bisa

dipahami dalam bentuk jamak, berupa konstruksi mental yang tidak dapat

diraba, berbasis sosial dan pengalaman yang bersifat lokal dan spesifik.

Peneliti dan subyek yang diteliti terkait erat secara timbal balik, sehingga

penemuan dicipta seperti yang dikehendaki peneliti.8 Karena itu, Peneliti

Kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan

hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang melalui interaksinya dengan

situasi sosial mereka.

5 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, ( Jakarta: Bumi

Aksara: 2013), h. 83 6 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h. 83

7 Burhan Bungin, Meto de Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2005), h. 25 8 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (Malang: UIN Maliki

Press, 2010), H. 151

 

Page 18: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

8

Paradigma konstruktivis bersifat subjektif dan data yang ditemukan

adalah sesuatu yang menjadi perasaan dan keinginan pihak yang diteliti untuk

menyatakannya dengan penafsiran dan konstruksi makna. Fakta dalam

paradigma konstruktivis merupakan konstruksi atas realitas. Kebenaran

bersifat relatif, berlaku sesuai konteks tertentu.9

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan oleh penulis adalah dengan menggunakan

metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah penelitian yang

memaparkan situasi atau peristiwa, di mana pada hakikatnya metode deskriptif

adalah mengumpulkan data.10

4. Konsep Teori Penelitian

Stephen D. Reese mengemukakan isi pesan media atau agenda

media merupakan hasil tekanan yang berasal dari dalam dan luar organisasi

media. Dengan kata lain, isi atau konten media merupakan kombinasi dari

program internal, keputusan manajerial, dan editorial, serta pengraruh ekternal

yang berasal dari sumber-sumber nonmedia, seperti individu-individu

berpengaruh secara sosial, pejabat pemerintah, pemasang iklan dan lain

sebgaianya. 11

Pamela Shoemaker dan Reese berpendapat mengenai lima hipotesis

mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap isi media massa melalui

pernyataan berikut:

9 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta:

Printing Cemerlang, 2002), h. 19 10

Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2007), h. 24-25 11

Morissan, Teori Komunikasi Massa, (bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 45

 

Page 19: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

9

a. Isi media mencerminkan realitas sosial (media massa sebagai cermin

masyarakat).

b. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dan sikap para pekerja media aau

disebut juga dengan pendekatan yang berpusat pada diri komunikator.

c. Isi media dipenuhi oleh rutinitas organisasi media.

d. Isi media dipengaruhi oleh berbagai lembaga dan kekuatan sosial.

e. Isi media merupkan fungsi ideology dan upaya untuk mempertahankan

status quo (pendekatan hegemonik).12

5. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat memperoleh

keterangan. Subjek penelitian ini adalah pemilik, redaktur, reporter dan

lainnya yang memiliki pengaruh terhadap kebijakan redaksional.

Sedangkan objek penelitiannya adalah radio Mora FM Banten.

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengambilan data, Creswell membingkai suatu prosedur

atau proses pengumpulan data berbentuk circle.

12

Morissan, Teori Komunikasi Massa, (bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 46

 

Page 20: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

10

Gambar lingkar prosedur pengumpulan data.

Model lingkaran pengumpulan data dari Creswell di atas

bermakna bahwa sebuah penelitian yang dilakukan tidak bisa terpisah

melainkan satu sama lain saling berhubungan dan menjadi kesatuan yang

utuh. Lingkaran Creswell juga bermakna bahwa suatu penelitian jika

sudah sampai pada suatu tahap tertentu memungkinkan untuk kembali lagi

ke tahap sebelumnya, maka dari itu Creswell menggambarkan pentingnya

sebagai bentuk lingkaran bukanlah sebuah garis linear.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi tiga instrumen, yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.

1. Menentukan lokasi

2. Membuat hubungan dan akses

3. Penentuan informan

4. Mengumpulkan data

5. Merekam informasi

6. Memilih data

6. Menyimpan data

 

Page 21: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

11

a. Wawancara

Wawancara merupakan pengumpulan metode pengumpulan data

yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yakni depth

interview (wawancara mendalam). Wawancara mendalam adalah suatu

cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap

muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.13

Wawancara mendalam kan dilakukan oleh peneliti langsung kepada pihak-

pihak terkait memiliki kekuatan dan pengaruh untuk membuat kebijakan di

Radio Mora FM Banten.

b. Observasi

Observasi yaitu pengamatan secara langsung kondisi yang

terjadi di lapangan yang memiliki relevansi terhadap permasalahan yang

dikaji. Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik

pengumpulan data yang sering digunakan untuk jenis penelitian

kualitatif.14

Peneliti menganggap bahwa observasi perlu dilakukan karena

guna menunjang data-data terkait kebijakan Radio Mora FM. Peneliti

melalukan observasi nonpartisipan, yaitu di mana peneliti tidak

memposisikan dirinya sebagai anggota kelompok yang diteliti.

13

Rachmat Kriyanto, Teknis Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), h.

100 14

Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori Dan Aplikasi (Yogyakarta:

Gintanyali, 2004), H. 186

 

Page 22: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

12

c. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data

sekunder, selain itu dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan buku-

buku, artikel, jurnal dan bahan bacaan lainnya yang diperoleh dari

kepustakaan, internet, atau sumber yang relevan dengan masalah

penelitian. Pengumpulan data dengan dokumentasi bertujuan untuk

melengkapi data wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan,

guna mendukung analisis data dan interpretasi data penelitian.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunkan dalam penelitian ini ialah analisis data

deskriptif. Analisis ini bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis,

faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek

tertentu.15

Setelah semua Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara,

observasi, dan dokumentasi terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

mengolah hasil temuan, dengan meninjau kembali data-data yang diperoleh.

Inti analisis deskriptif ini terletak pada tiga proses berkaitan, yaitu

mendeskripsikan fenomena, mengklarifikasinya,dan melihat bagaimana

konsep-konsep yang muncul itu saling berkaitan. Dengan analisis deskriptif,

temuan harus dipilih dan dipadukan kembali agar menghasilkan sesuatu yang

dapat dianalisis.16

15

Rachmat Kriyanto, Teknis Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 67 16

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007), h. 289

 

Page 23: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

13

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih terarah dalam penulisan skripsi ini, penulis membuat

sistematika penulisan sesuai dengan masing-masing bab. Peneliti membaginya

dalam lima bab yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang

merupakan penjelasan dari bab tersebut. Adapun sistematika penulisan

penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN: Bab ini peneliti akan menguraikan latar

belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan kepustakaan, teknik penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI: Bab ini peneliti menjelaskan tentang

landasan teori mengenai Hierarki Pengaruh yang diperkenalkan oleh Pamela J.

Shoemaker dan Stephen D. Reese, dan konseptualisasi kebijakan redaksional

serta konseptualisasi radio.

BAB III GAMBARAN UMUM: Bab ini peneliti membahas

tentang gambaran umum atau profil sejarah berdirinya dari Radio Mora FM

Banten.

BAB VI HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA: Bab ini

peneliti mengemukakan hasil temuan dan analisis data penelitian yang

kemudian dipaparkan secara deskriptif mengenai hasil penelitian.

BAB V PENUTUP : Bab lima merupakan penutup dari kesimpulan

penelitian ini. Dalam bab ini juga ditampilkan saran yang muncul dalam

rangka memenuhi tujuan dan manfaat dari penelitian ini.

 

Page 24: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

14

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Teori Hirarki Pengaruh

Teori hirarki pengaruh pemberitaan isi media diperkenalkan oleh

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese dalam buku Mediating The

Messege: Theories Of Influence on Mass Media Content. Shoemaker dan

Reese mengemukakan teori hirarki pengaruh yang menyatakan bahwa

pemberitaan merupakan pengaruh dari faktor internal dan faktor eksternal

media massa. Shoemaker dan Reese membagi pengaruh tersebut kedalam lima

level , yaitu level individu pekerja media (individual level), level rutinitas

media (media routines level), level organisasi media (organizational level),

level ektra media (extra media level), dan level ideologi (ideology level).17

Asumsi dari teori ini adalah bagaimana pesan media disampaikan

kepada khalayak adalah hasil pengaruh dari kebijakan internal organisasi

media dan pengaruh dari ekternal media itu sendiri. Isi pesan atau agenda

media merupakan hasil tekanan yang berasal dari dalam dan luar organisasi

media. Dengan kata lain, isi atau konten media merupakan kombinasi dari

pengaruh internal media berhubungan dengan keputusan manajerial dan

editorial, kepentingan dari pemilik media, wartawan pencari berita dan

rutinitas media sehari-hari. Pengaruh faktor eksternal media yang ikut

17

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, (New York: Longman, 1996), Second Edition, h. 60

 

Page 25: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

15

mempengaruhi konten media adalah para pengiklan, pangsa pasar, kontrol

pemetintah, dan faktor eksternal lainnya.18

Dalam teori hirarki pengaruh yang dikemukakan oleh Pamela

Shoemaker dan Sthepen Reese akan menjelaskan seberapa besar pengaruh

setiap level pada teori tersebut berjalan di suatu media, baik pengaruh internal

maupun ekternal. Adapun kelima level pengaruh tersebut saling berkaitan satu

sama lain, yaitu:

Gambar pengaruh isi media

1. Level Individu Pekerja Media

Level pengaruh individu merupakan level pertama dalam sebuah

pemeberitaan di media. Pengaruh ini mencerminkan kepada wartawan atau

reporter yang terjun langsung dalam mencari, mengolah dan membuat

18

Stpehen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, Communication Theory: Theories of Human

Communication, (Jakarta: Salemba Humanika, edisi 9, 2009), h. 281

Level Individu pekerja media

Level rutinitas media

Level organisasi media

Level Extra Media

Level ideologi media

 

Page 26: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

16

berita. Pemberitaan media dan unsur-unsur yang diberitakan tidak bisa

lepas dari pengaruh faktor-faktor individu wartawan atau reporter.

Pembentukan konten media tidak lepas dari pengaruh latar belakang

individu pekerja media. Karakteristik personal (seperti jenis kelamin, suku,

dan orientasi seksual) serta latar belakang dan pengalaman pribadi (seperti

pendidikan, agama, dan status sosial ekonomi keluarga) tidak sekedar

membentuk sikap, nilai, dan kepercayaan individu, tetapi juga

mengarahkan latar belakang beserta pengalamannya.19

Dalam hal ini membahas mengenai potensi yang terdapat pada

faktor-faktor seorang wartawan seperti faktor latar belakang dan

karakteristik pekerja media, profesionalitas dan kode etik yang diikuti oleh

seorang wartawan atau reporter.20

a) Faktor pertama yang membentuk individu adalah latar belakang dan

karakteristik seorang wartawan dilihat dari segi pendidikan. Tidak

sedikit perdebatan yang membahas mengenai kompetensi dari seorang

wartawan. Hal tersebut dikarenakan jurusan yang diambil seorang

wartawan ketika di bangku kuliah dapat mempengaruhi pemberitaan

media. Ilmu yang didapat seorang wartawan dapat mempengaruhi hasil

penulisan ketika menyajikan berita. Selain itu, wawasan dari seorang

wartawan memberikan pengaruh dalam atau tidaknya suatu

pemberitaan.

19

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 61 20

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 66

 

Page 27: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

17

Terdapat kekurangan dan kelebihan antara seseorang pekerja media

yang mendapatkan ilmu jurnalistik dan disiplin ilmu lainnya. Kelebihan

seorang pekerja media ketika mendapatkan ilmu jurnalistik di masa kuliah

yaitu lebih unggul dalam penulisan berita, baik dalam penulisan berita

straight news, feature atau penulisan berita lainnya. Sedangkan seorang

pekerja media yang mendapat disiplin ilmu lain dari ilmu jurnalistik, lebih

unggul dalam materi atau bidang yang ditekuni olehnya.

b) Faktor kedua yang dapat membentuk faktor individual level adalah

faktor kepercayaan, nilai-nilai dan perilaku seorang jurnalis. Faktor-

faktor ini sangat mempengaruhi pemberitaan yang dibentuk oleh

seorang jurnalis, karena berbagai pengalaman dan nilai-nilai yang

didapatkan secara tidak langsung dapat berefek pada pemberitaan yang

dikonstruk oleh seorang jurnalis. Misal sebagai contoh, pendidikan

terakhir seorang jurnalis, lingkungan tempat jurnalis dibesarkan atau

bekerja, dan karakteristik jurnalis akan mempengaruhi sikap, nilai dan

keyakinan selama menjadi jurnalis. Selain itu pengalaman akan

membuat bagaimana seorang jurnalis membentuk peranan dan etika

jurnalis yang secara langsung dapat memepengaruhi isi pemberitaan

media.

c) Faktor ketiga yang membentuk individu adalah profrsionalitas dan kode

etik yang diikuti oleh seorang wartawan atau reporter.21

Wartawan

dituntut untuk bekerja secara profesional dan sesuai dengan kode etik

21

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 81

 

Page 28: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

18

yang berlaku dalam mencari sebuah berita. Sehingga berita yang

dikemas oleh wartawan akan berimbang, akurat dan aktual.

Faktor latar belakang dan karakteristik pekerja media tersebut yang

nanti akan mempengaruhi individu seorang jurnalis dalam melakukan

kegiatan jurnalistik. Sesuai apa yang dikatakan oleh Shoemaker dan Reese

bahwa nilai, perilaku dan kepercayaan yang dianut oleh jurnalis sebagai

seorang pencari berita tidak terlalu memeberikan efek besar pada sebuah

pemberitaan, karena terdapat kekuatan yang lebih besar dari level

organisasi media dan rutinitas media. Tetapi sedikit banyak faktor nilai,

perilaku dan kepercayaan dari sang jurnalis dapat mempengaruhi sebuah

pemberitaan.22

2. Level Rutinitas Media

Level ini mempelajari efek pemberitaan yang dilihat dari rutinitas

media. Rutinitas media berhubungan dengan mekanisme dan proses

penentuan berita. Rutinitas media terbentuk dari tiga unsur yang saling

terkait, yaitu sumber berita (Suppliers), Organisasi Media (Processor) dan

Audiens (Consumer).23

Rutinitas media adalah kebiasaan sebuah media

dalam pengemasan suatu berita yang sudah terpola, sudah dipraktekan oleh

pekerja media dan terjadi secara berulang-ulang. Rutinitas dari sebuah

22

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 82 23

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 103

 

Page 29: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

19

media memiliki pengaruh yang penting pada produksi isi simbolik karena

menuntukan bagaimana bentuk produk yang dihasilkan oleh media.24

Pengaruh rutinitas ini membuat seorang pekerja media menjalankan

tugas-tugasnya dengan menggunakan aturan baku di tempat ia bekerja.

Sebagai bagian dari suatu kelompok, seorang jurnlais akan bertindak sesuai

dengan bagian atau norma yang berlaku dikelompoknya. Norma dan aturan

tersebut mengatur bagaiamana mereka harus bertindak, karena itu isi media

juga dipengaruhi oleh rutinitas secara berkelanjutan dilakukan oleh media

tersebut.25

Perumpamaan suatu media menerpakan aturan penulisan dengan

gaya baku dalam membuat naskah berita. Namun seorang jurnalis dalam

menjalankan tugasnya menggunakan bahasa tidak baku. Saat berada di

redaktur maka naskah berita tidak akan lolos karena tidak sesuai dengan

kebijakan yang berlaku di media tersebut. Jurnalis harus mengikuti

prosedur yang berlaku pada media di mana ia bekerja. Hal inilah yang

disebut dengan media rutin yang memepengaruhi konten media.

a) Unsur audiens. Audiens atau khalayak berpengaruh dalam level media

rutin dikarenakan pemilihan sebuah berita pada akhirnya akan

disampaikan kepada audiens itu sendiri. Keuntungan yang akan

diperoleh media bergantung kepada minat audiens. Media harus

24

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 137 25

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 138

 

Page 30: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

20

memperhatikan nilai berita yang akan diberitakan sebuah media.26

Sebuah berita pada pemberitaan mempresentasikan proses rutinitas dan

membimbing reporter untuk menentukan mana fakta yang bisa

ditransformasikan menjadi sebuah komoditas pemberitaan. 27

Disatu

sisi media mempunyai kewajiban untuk selalu memberikan

pemberitaan yang objektif, aktual dan terpercaya dalam mengemas

sebuah berita, di sisi lain media mempunyai fungsi untuk menghibur

audiens dengan menyajikan konten yang menarik. Jadi pemberitaan

sebuah media juga tidak selalu mengikuti apa kemauan dari audiens

tapi juga mengikuti fakta-fakta apa saja yang berkembang di lapangan.

b) Unsur organisasi media atau Processor, unsur paling berpengaruh pada

organisasi media adalah editor media atau yang biasa disebut sebagai

gate keeper.28

Seorang editor pada setiap media adalah orang yang

menentukan mana berita yang layak untuk diterbitkan mana yang

tidak. Hasil pencarian berita oleh wartawan akan diputuskan oleh

editor di meja redaksi media, menentukan berita mana yang layak

untuk diterbitkan atau tidak. Kebijakan dari editorial yang menentukan

kerutinan sebuah media dalam menentukan pemberitaan. Jenis dari

media juga ikut mempengaruhi kerutinan sebuah media yang pada

akhirnya juga berpengaruh pada isi dari media tersebut.

26

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 110 27

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 114 28

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 117

 

Page 31: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

21

c) Unsur sumber berita atau supplier. Sumber berita adalah berita atau

informasi yang didapatkan oleh jurnalis dalam pencarian berita di

lapangan. Sumber berita biasanya adalah lembaga pemerintah swasta,

lembaga swadaya masyarakat, partai politik dan lain sebagainya.

Lembaga-lembaga ini ikut mempengaruhi pemberitaan sebuah media

karena terkadang lembaga yang menjadi sumber berita memberikan

pesan kepada wartawan agar berita yang keluar dari sebuah media

tidak bertentangan dengan lembaganya. Di sinilah terjadi simbiosis

mutualisme antara sumber berita dengan media yang mencari berita.

Sebuah media mendapatkan bahan berita dengan mudah sedangkan

sebuah lembaga mendapatkan pencitraan yang baik tentang

lembaganya.

3. Level Organisasi Media

Pada level organisasi media kita akan melihat seberapa besar

kekuatan internal media mempengruhi sebuah pemberitaan. Level

organisasi ini berkaitan dengan struktur manajemen organisasi pada suatu

media, kebijakan suatu media dan tujuan suatu media. Berkaitan dengan

level sebelumnya pada teori hirarki pengaruh yaitu level individu dan level

rutinitas media, level organisasi lebih berpengaruh dibandingkan level

keduanya.29

Pada setiap media massa hampir sebagian besar berorintasi pada

keuntungan atau sebuah profit. Media berusaha mengambil keuntungan

29

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 140

 

Page 32: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

22

dengan menjual berita pada khalayak. Keadaan ini ternyata berdampak

pada isi media yang mereka produksi. Misal, di dalam sebuah organisasi

media tidak hanya terdapat divisi pemberitaan, tetapi juga terdapat divisi

marketing, litbang dan lain sebagainya. Masing-masing divisi tersebut

adalah seorang produser sebuah berita yang sebenarnya tidak kalah penting,

karena terbukti berita tersebut bisa meningkatkan penjualan. Namun, tentu

pemegang kekuasaan tertinggi yang sekaligus mempengaruhi isi media

adalah owner. Pengaruh kepemilikan media terhadap konten media ini

menjadi perhatian penting dalam studi mengenai konten media.30

Berkaitan dengan struktur dan kebijakan organisasi dari sebuah

media tentunya berkaitan dengan tujuan media itu sendiri. Seperti apa yang

dikatakan oleh Shoemaker dan Reese bahwa nilai kepercayaan mendasar

pada sistem ekonomi kapitalis adalah kepemilikan individu, pengejaran

untuk yang berkaitan dengan kepentingan pengusaha dan pasar bebas.

Tujuan dari profit ini selain umtuk menggerakan roda organisasi dan

kelangsungan sebuah media juga berkaitan dengan keuntungan yang akan

didapat dari sebuah media.31

Faktor ekonomi yang memberikan keuntungan pada sebuah media,

dalam hal ini contohnya seperti iklan. Iklan adalah sumber utama untuk

menghidupi media. Dari iklan juga media bisa melangsukan kehidupannya

untuk terus melakukan produksi siaran. Selain itu terkadang pemilik media

30

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 140-173 31

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 222

 

Page 33: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

23

memiliki afiliasi politik atau merupakan pemimpin sebuah partai politik.

Hal inilah yang mempengaruhi isi pemberitaan sebuah media karena

berkaitan dengan kepentingan politik pemilik media. Jadi besar

kemungkinan pemberitaan yang diberitakan tidak akan bertentangan

dengan kebijakan politik sebuah organisasi media yang bekerja sama

dengan pemilik media.

Dalam organiasi media terdapat tiga tingkatan umum.32

Tingkatan

pertama ialah pekerja garda depan yang terdiri dari pekerja lapangan seperti

penulis, reporter, staf kreatif yang bertugas yang mengumpulkan dan

mengemas barang mentah. Sedangkan tingkatan menengah terdiri dari

manajer, editor, produser dan lembaga yang berhubungan dengan tingkatan

lainnya yang bertugas mengkoordinasikan proses dan menjebatani

komunikasi antara posisi atas dan posisi bawah dalam orgnaiasi. Level

yang teratas adalah korporasi media yang membuat kebijkan organiasi,

membuat anggaran, mengambil keputusan kebijakan-kebijakan penting,

melindungi perusahaan dari kepentingan politik dan komersial, dan saat

dibutuhkan melindungi pekerjanya dari tekanan luar.

Pada level organisasi media, yang menjadi fokus level ini ialah

tujuan organisasi media dan pemilik atau pemimpin media yang

menentukan sebuah kebijakan media. Tujuan dan kebijakan media

merupakan tolak ukur suatu media dalam melakukan proses produksi

siaran, selain itu tujuan dan kebijakan media merupakan sebuah kekuatan

32

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 136

 

Page 34: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

24

dalam organisasi media. Jadi pemberitaan media bukanlah sebuah hasil

kerja yang bersifat perseorangan, melainkan hasil kerja dari suatu

kelompok yang meliputi berbagai aspek.

4. Level Pengaruh Luar Organisasi Media

Level keempat dari teori hirarki pengaruh adalah level pengaruh

dari luar organisasi media atau bisa disebut dengan extra media level. Extra

media level adalah pengaruh-pengaruh pada isi media yang berasal dari

luar organisasi media itu sendiri. Pengaruh-pengaruh media iru berasal dari

seumber berita, pengiklan dan penonton, kontrol dari pemerintah, pangsa

pasar dan tekonologi.33

Sumber berita memiliki efek yang snagat besar pada konten

sebuah media massa. Karena seorang jurnalis tidak menyertakan pada

laporan beritanya apa yang mereka tidak tahu.34

Hal ini disebabkan karena

jurnalis mendapatkan berita dari berbagai macam sumber, bisa dari sumber

resmi pemerintah, laporan masyarakat, konferensi pers, langsung dari

tempat kejadian perkara dan lain sebagainya. Setiap sumber memiliki sudut

pandang yang berbeda sehingga memberikan informasi yang berbeda-beda

pula. Kemungkinan sumber berita yang didapat juga bertentangan dan tidak

akurat.35

33

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 173 34

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 178 35

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 178

 

Page 35: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

25

Unsur selanjutnya dari level extra media adalah unsur iklan dan

pembaca. unsur ini sangat berpengaruh dalam level extra media karena

iklan dan pembaca adalah penentu kelangsungan sebuah media. Kedua

unsur inilah yang membiayai jalannya produksi dan sumber keuntungan

dari sebuah media, maka dari itu media mencoba menyesuaikan pola

konsumen yang ingin dicapai oleh para pengiklan untuk mendapatkan

keuntungan yang sangat besar.

Menurut J. H. Altschull yang dikutip oleh Shoemaker dan Reese,

sebuah konten dari pers secara langsung berhubungan dengan kepentingan

yang membiayai sebuah pers. Sebuah pers diibaratkan sebagai peniup

terompet dan suara dari tempat itu dikomposisikan oleh orang yang

membiayai peniup terompet tersebut. Ini bukti secara substansial bahwa isi

dari media secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh

pengiklan dan pembaca.36

Pengaruh pemasangan iklan juga terlihat pada isi media yang

dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki pola-pola yang sama dengan

pola komunikasi target konsumen. Dalam hal ini media mencoba

menyesuaikan pola konsumen yang ingin dicapai oleh para pengiklan untuk

mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Iklan yang dipasang juga

menggunakan kekuatan modal dari pengiklan yang secara langsung ikut

membiayai sebuah media agar konten dari media tidak bertentangan

dengan kepentingan citra dari produk yang diiklankan.

36

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 199

 

Page 36: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

26

Unsur level extra media berikutnya adalah kontrol dari

pemerintah. Dalam dunia pers ada peraturan atau undang-undang yang

ditetapkan oleh pemerintah untuk mengatur media di Indonesia. Auran-

aturan tersebut harus dipatuhi oleh media karena sedikit banyaknya aturan

yang ditetapkan oleh pemerintah dapat mempengaruhi konten media.

Kontrol dari pemerintah biasanya berupa kebijakan peraturan perundang-

undangan atau lembaga negara yang mengatur segala hal.

Media tidak boleh menerbitkan tulisan menyinggung suku,

agama dan ras. Penguasa atau pemerintah memberikan pengaruh besar

kepada isi pesan media. Kekuatan media dalam membentuk agenda publik

sebagian tergantung pada hubungan media yang terjadi oleh kelompok elit.

Jika Media memiliki hubungan yang dekat dengan kelompok elit di

pemerintahan maka kelompok tersebut akan mempengaruhi apa yang harus

disampaikan oleh media.37

Unsur keempat yang dapat mempengaruhi isi dari pemberitaan

sebuah media adalah pangsa pasar media. Media massa beroperasi secara

primer pada pasar yang komersil, di mana media harus berkompetisi

dengan media lainnya untuk mendapatkan perhatian dari pembaca dan

pengiklan.38

Hal ini membuat setiap media berlomba-lomba mendapatkan

keuntungan dengan merebut perhatian khalayak. Komunitas media di mana

media tersebut juga dapat mempengaruhi konten dari media itu sendiri.

Komunitas media adalah lingkungan dimana media tersebut beroperasi dan

37

Morrissan, Teori Komunikasi Massa, ( Bogor: Galia Indonesia, 2010), h. 48 38

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 199

 

Page 37: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

27

komunitas ekonomi sama seperti masalah sosial yang dapat berefek

terhadap media.39

Unsur yang terakhir yang membentuk efek dari luar organisasi

media pada sebuah pemberitaan adalah teknologi. Kemajuan teknologi

dapat memberikan pengaruh bagi konten media. Media memanfaatkan

teknologi dengan melakukan inovasi misalnya dengan menunjukkan

informasi lewat media online. Dengan adanya teknologi dapat membantu

pekerjaan media dalam melaksanakan tugasnya.40

Faktor-faktor dari luar media yang telah disebutkan diatas

memiliki kekuatan yang tidak hanya bersifat profit, namun juga politik

yang pada akhirnya akan mempengaruhi bagaimana seharusnya berita

disajikan. Maka dari itu setiap media harus memperhatikan isi berita yang

disajikan agar tetap sejalan dengan faktor-faktor dari luar media dan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup media.

5. Level Ideologi Media

Level yang terakhir pada teori hirarki pengaruh adalah level

pengaruh ideologi pada konten media. Pada level ini kita membahas

ideologi yang diartikan sebagai kerangka berpikir tertentu yang dipakai

oleh individu untuk melihat realitas dan bagaimana mereka

menghadapinya. Pembahasan pada level ini juga mempelajari hubungan

antara pembentukan sebuah konten media nilai-nilai kepentingan dan relasi

39

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 211 40

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 216

 

Page 38: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

28

kuasa media. Perbedaan level pengaruh media sebelumnya yang tampak

konkrit, namun level ideologi ini bersifat abstrak. Level ini berhubungan

dengan konsepsi atau posisi seseorang dalam menafsirkan realitas dalam

sebuah media.

Ideologi yang mereka pegang ialah sebagai landasan pedoman

dan berpikir dalam mengambil keputusan. Pada level ini terlihat Bagaimana

media berfungsi sebagai penyalur dari sebuah kepentingan tertentu yang

kuat di masyarakat, bagaimana media menyoroti nilai-nilai dan struktur

organisasi bersatu untuk mempertahankan ideologi. yang dominan dapat

membentuk karakter sebuah media ideologi bukan sesuatu yang berada di

belakang sebuah media tetapi ada sebagai sesuatu yang tumbuh secara

natural.41

Pada level ini juga akan dibahas lebih luas mengenai bagaimana

kekuatan- kekuatan yang bersifat abstrak, seperti ide mempengaruhi sebuah

media terutama ide kelas yang berkuasa. Fokus pada level ini melihat

bagaimana ideologi kelas yang berkuasa mempengaruhi sebuah

pemberitaan bukan dengan kepentingan yang bersifat individu atau yang

bersifat mikro tetapi kepentingan kelas yang berkuasa.42

Daniel Hallien memperkenalkan sebuah model yang dapat

membantu kita untuk memahami bagaimana berita ditempatkan dalam level

ideologi yang membagi jurnalis ke dalam tiga bidang, yakni sphere of

41

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 221 42

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 224

 

Page 39: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

29

deviance (bidang penyimpangan), sphere of legitimate controversy (bidang

kontroversi) dan sphere of consensus (bidang konsensus). Bidang-bidang

ini membantu kita untuk memahami bagaimana sebuah peristiwa

ditempatkan oleh media dalam peta ideologi mereka. Apakah sebuah

peristiwa dibingkai sebagai wilayah menyimpang kontroversi atau

consensus.

Dalam wilayah penyimpangan sebuah perilaku atau peristiwa

dikucilkan dan dianggap menyimpang, seperti terorisme dianggap sebagai

sesuatu yang buruk dan menyimpang. Karena itulah ia ditempatkan dalam

bidang penyimpangan, sementara dalam bidang kontroversi sebuah

peristiwa masih diperdebatkan atau dianggap kontroversial sedangkan

konsensus menunjukkan bagaimana peristiwa tertentu dipahami bersama

sebagai sesuatu yang lazim dan sesuai dengan nilai-nilai mereka. Dengan

peta tersebut kita bisa melihat bagaimana sebuah berita di bingkai oleh

media-media yang dianggap bahwa perilaku gay dan lesbian sebagai

sesuatu yang menyimpang. Tentu akan berbeda dengan pemberitaan

dengan media yang menerima perilaku gay dan lesbian sebagai sebuah

realitas yang ada.43

Media memiliki kekuasaan ideologis sebagai mekanisme ideologi

sosial dan fungsi kontrol sosial.44

Media dapat menyampaikan suatu bahasa

sebagai alat dominasi sehingga terdapat suatu hubungan antara media

43

Eriyanto, Analisis Framing: konstruksi, ideologi dan politik media, (Yogyakarta: LKIS,

2002), h. 127-128 44

Pamela J. Shoemaker dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories Of

Influence on Mass Media Content, h. 225

 

Page 40: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

30

dengan kelompok elit yang berkuasa. Setiap media mempunyai ideologi

yang berbeda-beda. sebagaimana pandangan para pemikir Marxis klasik

yang memandang bahwa media sebagai alat bantu dari kelas yang dominan

dan media menyebarkan ideologi dorongan yang berkuasa dalam

masyarakat, dengan demikian menindas golongan-golongan tertentu.45

Media memiliki andil besar dalam menyalurkan gagasan-gagasan

kelas elit yang dominan sebagai cara untuk menguasai kelas yang tertindas.

Situasi ini terjadi karena media memiliki kuasa di balik media yang

mempengaruhi sebuah pemberitaan. Level ideologi ini dibandingkan

dengan level-level lain cenderung lebih abstrak karena berhubungan

dengan cara seseorang harus menafsirkan realita. Ideologi yang dianut dari

media dapat tercermin dari berita yang dibuatnya. Ada media yang dengan

terang memunculkan ideologinya namun ada juga yang tidak menonjolkan

dirinya secara jelas, kembali lagi semua tergantung kepada kebijakan media

itu sendiri.

B. Konseptualisasi Kebijakan Redaksional

Penyampaian sebuah berita ternyata menyimpan subjektivitas

seorang penulis. Bagi masyarakat biasa pesan dari sebuah berita akan dinilai

apa adanya. Berita akan dipandang sebagai barang suci yang penuh dengan

objektivitas namun berbeda dengan kalangan tertentu yang memahami betul

gerak media. Mereka akan menilai lebih dalam terhadap pemberitaan yaitu

dalam setiap penulisan berita menyimpan ideologi suatu latar belakang sebuah

45

Stphen W. Littlejohn and Karen A. Foss, Communication Theory: Theory Of Human

Communication, h. 432

 

Page 41: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

31

media. Seorang penulis pasti akan memasukkan ide-ide mereka dalam analisis

terhadap data-data yang diperoleh di lapangan.

Analisis tersendiri terhadap isi berita sehingga akan diketahui latar

belakang seorang penulis dalam menulis berita. Hal ini tentunya sebuah

perusahaan media massa harus bersifat adil dan mentaati peraturan pers yang

berlaku. Media massa harus memiliki kebijakan yang arif dan memiliki

seorang redaktur yang mempunyai kebijakan redaksional yang bijaksana.

Kebijakan redaksional bisa dimaknai sebagai serangkaian pedoman yang

menjadi dasar dibidang redaksional sesuai visi dan misi media massa yang

bersangkutan. Di samping berkaitan dengan substansi pemerintahan juga

meliputi tujuan mengapa berita tersebut diturunkan. Biasanya bagian

redaksional dipimpin oleh seorang pemimpin redaksi yang bertanggung jawab

atas setiap pekerjaan yang berkaitan dengan pencarian dan pelaporan berita.

a. Pengertian Kebijakan

Dalam kamus bahasa Indonesia kebijakan adalah rangkaian konsep

dan asas yang menjadi garis besar dan dasar perencanaan dalam pelaksanaan

suatu pekerjaan kepemimpinan dan cara bertindak pernyataan, cita-cita,

tujuan, prinsip, maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha

untuk mencapai sasaran.46

Kebijakan biasanya merupakan suatu aturan atau pedoman untuk

menentukan suatu tindakan dan tujuan agar semuanya tercapai sesuai dengan

apa yang diinginkan. Kebijakan diatur atau dibuat oleh seorang atasan atau

46 Lukman Ali, et.al, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 640

 

Page 42: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

32

pemimpin dalam suatu organisasi ketika mengambil suatu keputusan.

Kebijakan secara umum diartikan sebagai kearifan mengelola. dalam ilmu-

ilmu sosial kebijakan diartikan sebagai dasar-dasar haluan untuk menentukan

langkah-langkah atau tindakan-tindakan dalam mencapai suatu tujuan yang

diinginkan.

b. Pengertian Redaksional

Redaksional berasal dari kata redaksi yang bermakna suatu bagian

penting dalam organisasi media. Komunikasi massa yang tugas pokoknya

mengelola isi atau acara media massa elektronik atau cetak bagian redaksional

merupakan bagian yang mengurus pemberitaan. Pada garis besarnya

redaksional menurut Nasikun Iskandar dibagi menjadi empat jenjang yakni,

pertama pemimpin redaksi yang bertanggung jawab pada kebijakan isi media.

Kedua, redaktur pelaksana yang dibebani tanggung jawab pelaksanaan

berdasarkan sehari-hari keredaksian yang mengatur isi berita para wartawan

atau reporter. Ketiga, editor atau redaktur yang bertugas menyunting naskah

dan halaman. Keempat, wartawan atau reporter yang mencari dan yang

membuat berita.47

Bagian redaksional ini dipimpin oleh seorang pemimpin redaksi yang

bertanggung jawab atas setiap pekerjaan yang berkaitan dengan pencarian dan

pelaporan berita secara umum redaksi mempunyai tugas dan wewenang untuk

pengadaan pengelolaan penampilan dan penyusunan komposisi naskah sesuai

dengan misi media tersebut.

47 Maskun Iskandar, Ensiklopedia Nasional Indonesia, (Jakarta: PT Cipta Adi

pustaka, 1990), h. 125

 

Page 43: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

33

c. Pengertian Kebijakan Redaksional

Kebijakan redaksional adalah merupakan dasar pertimbangan suatu

lembaga media massa untuk memberikan atau menyiarkan suatu berita.

Kebijakan redaksional juga merupakan sikap redaksi suatu lembaga media

massa terutama media cetak terhadap masalah aktual yang sedang berkembang

yang dituangkan dalam bentuk berita.48

Setiap media dalam memandang suatu

peristiwa mempunyai peluang berbeda dalam mengkonstruk berita sehingga

boleh jadi satu peristiwa yang sama bisa berbeda dalam penyajiannya. Sesuai

dengan sudut pandang bagaimana memandangnya atau sangat mungkin

dirasuki oleh ideologi dan kepentingan tertentu, sehingga peristiwa satu bisa

dianggap penting oleh media yang satu tetapi tidak bagi yang lain.

Media massa itu ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus.

Media massa yang bersifat khusus misalnya media massa ekonomi hanya

menyiarkan berita ekonomi dan hal-hal yang berkaitan dengan masalah

ekonomi. Media massa politik yang menyiarkan berita politik dan hal-hal

yang berkaitan dengan masalah politik dan sebagainya. Kemudian jika media

massa itu bersifat umum maka ia pada prinsipnya dapat menyiarkan setiap

peristiwa yang menarik dan penting. Tetapi peristiwa yang menarik itu banyak

makna belum tentu bisa menyiapkan semuanya sehingga harus ditentukan

dasar pertimbangannya untuk menyiarkan atau tidak menyiarkan suatu

peristiwa.49

48

Sudirman tebba, Jurnalistik Baru, (Ciputat: Alam Indonesia, 2005), h. 150 49 Sudirman tebba, Jurnalistik Baru, (Ciputat: Alam Indonesia, 2005), h. 152

 

Page 44: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

34

Kebijakan redaksional juga bisa dimaknai sebagai serangkaian

pedoman yang menjadi dasar dibidang redaksional sesuai visi dan misi media

massa. Kebijakan redaksional disamping berkaitan dengan substansi

pemberitaan juga meliputi tujuan mengapa berita tersebut diturunkan. Sebuah

berita dalam surat kabar harian merupakan laporan utama di setiap edisinya

dalam perspektif ini berita utama tentu mempunyai nilai berita yang paling

tinggi diantara sekian berita yang masuk ke meja redaksi.

Kebijakan redaksional yang dibuat oleh sebuah media massa harus

sesuai dengan hukum yang berlaku di negara masing-masing dan teori pers

yang dianut oleh negara tersebut. Karena para pengusaha yang menguasai

media massa harus bertanggung jawab kepada masyarakat itu sebabnya pers di

Indonesia terutama sejak pemerintahan orde baru dinyatakan sebagai pers

yang bebas dan bertanggung jawab, yaitu pers yang menjalankan fungsinya

sebagai penyebar informasi yang objektif dalam menyalurkan aspirasi rakyat

dan meluaskan komunikasi dan partisipasi masyarakat.

C. Konseptualisasi Radio

Radio adalah hasil dari perkembangan teknologi yang memungkinkan

suara ditransmisikan melalui gelombang radio di udara. Semenjak

ditemukannya wireless telegraph oleh Guglielmo Marconi yang dapat

membawa pesan dalam bentuk kode morse, radio semakin menjadi idaman

dalam hal keperluan perdagangan, transportasi, serta yang lainnya. Dari masa

ke masa, radio semakin merubah diri menjadi lebih canggih. Selain itu, radio

 

Page 45: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

35

tidak hanya sekedar alat pengirim suara tetapi memiliki lain fungsi menjadi

media jurnalistik yang menyampaikan peristiwa-peristiwa penting.

Radio menjadi salah satu media jurnalistik dalam menyiarkan

informasi kepada khalayak, oleh karena itu radio dituntut untuk bisa

memenuhi kenutuhan informasi masyarakat. Tidak hanya sekedar menyiarkan

saja, namun ada dasar-dasar penyiaran yang harus dimengerti oleh penyiar,

terutama bagi pemula sehingga kegiatan siaran berjalan dengan lancar.

Pemilihan media hiburan dan informasi ternyata tidak kalah pamor dengan

media cetak maupun elektronik. Info kesehatan, teknologi, gaya hidup, info

seni dan budaya, berita politik, ekonomi, kriminalitas, agama bahkan gosip

artis bisa didengar secara gratis dari subuh hingga tengah malam. Dengan itu

radio memiliki ciri khas utama yakni auditif atau kata lainnya adalah yang

dikonsumsi telinga atau pendengar. Apa yang dilakukan radio adalah

memperdengarkan suatu suara manusia untuk mengutarakan sesuatu.

Radio adalah teknologi yang digunakan untuk mengirim sinyal dengan

cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik).

gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat

lewat ruang angkasa yang hampa udara karena gelombang ini tidak

memerlukan medium pengangkut seperti molekul udara.50

Undang-undang

Nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran menyebutkan bahwa frekuensi radio

yang merupakan gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk penyiaran

50 Hasan Asy'ari oramahi, Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio, ( Penerbit

Erlangga, 2012), h. 120

 

Page 46: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

36

dan merambat di udara serta ruang angkasa tampa sarana penghantar buatan

merupakan ranah publik dan sumber daya alam terbatas. Meskipun kata radio

digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan alat penerima gelombang

suara, Namun transmisi gelombangnya dapat dipakai sebagai dasar gelombang

pada televisi radio atau radar dan telepon genggam pada umumnya.

Pada awalnya penggunaan radio kebanyakan adalah maritim yaitu

untuk mengirim pesan telegram menggunakan kode morse antara kapal dan

darat salah satu pengguna awalnya adalah angkatan laut Jepang yang memata

matai armada Rusia saat perang sushima tahun 1901. Salah satu penggunaan

yang paling dikenang adalah pada saat tenggelamnya kapal penumpang

Inggris RMS Titanic pada tahun 1912, termasuk komunikasi antar operator di

kapal yang sedang tenggelam dan kapal terdekat, dan komunikasi ke stasiun

darat mendaftar yang terselamatkan.

Kehadiran radio digunakan untuk menyalurkan perintah dan

komunikasi antar angkatan darat dan angkatan laut di kedua pihak. Pada

perang dunia II, Jerman menggunakan komunikasi radio dan pesan

diplomatik ketika kabel bawah lautnya dipotong oleh pihak Britania. Siaran

radio mulai dapat dilakukan pada tahun 1920 an seiring populernya pesawat

radio termasuk telepon dan siaran ulang program radio mulai populer antara

1920-an dan 1930-an. Penggunaan radio pada masa perang adalah

pengembangan pendeteksian lokasi pesawat dan kapal dengan menggunakan

radar. Sekarang radio mengalami perkembangan bentuk yang sangat beragam

termasuk jaringan tanpa kabel komunikasi bergerak di segala jenis dan

 

Page 47: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

37

penyiaran radio sebelum televisi menjadi terkenal siaran radio mencakup

drama komedi beragam Show dan banyak hiburan lainnya tidak hanya berita

dan musik saja.

Dalam penyiaran radio ada elemen-elemen yang harus dipenuhi demi

kelancaran kegiatan siaran. Terdapat tiga elemen dasar yaitu, teknik siaran,

penyiar dan topik siaran.

1. Teknik Siaran

Ada dua teknik dalam melakukan siaran radio, yaitu teknik Ad

Libitum dan teknik membaca naskah. Dengan kedua teknik inilah

umumnya seorang penyiar bekerja atau melaksanakan tugasnya.51

a. Teknik Ad Libitum

Teknik ini merupakan teknik siaran dengan cara berbicara santai,

enjoy, tanpa beban atau tekanan, sesuai dengan seleranya, dan tanpa

naskah. Untuk mencapai hasil siaran yang optimal, penyiar yang

menggunakan teknik Ad Libitum harus memperhatikan hal-hal sebagai

berikut ini :

1) Menggunakan bahasa sehari-hari.

2) Mencatat pokok-pokok penting yang akan disampaikan.

3) Memahami keseluruhan informasi yang disajikan.

4) Menguasai istilah-istilah khusus.

5) Menguasai standarisasi kata.

51

Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism, Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia,

2004, hlm. 39

 

Page 48: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

38

6) Mencegah atau menghindari kata-kata yang tidak wajar atau

melanggar nilai asusila.

b. Teknik Membaca Naskah

Pada teknik ini, penyiar melakukan siaran dengan cara

membacakan naskah siaran yang sudah disusun sendiri atau dengan

bantuan penulis naskah. Untuk mencapai hasil siaran yang optimal,

seorang penyiar harus mampu mengutarakan kata demi kata seolah-olah

diucapkan tanpa bantuan naskah. Caranya adalah :

1) Memahami dan menghayati isi naskah secara keseluruhan.

2) Gunakan tanda baca khusus dalam naskah untuk membantu

kelancaran penyampaian.

3) Berbicara seakan-akan sedang bercerita atau ngobrol dengan

teman.

4) Gunakan gerakan tubuh atau senyuman untuk menambah bobot

bicara.

5) Sebelum mengudara, berlatih dengan menggunakan suara.

6) Meletakkan naskah yang mudah dijangkau.

7) Naskah tidak boleh bersambung.

8) Bayangkan seolah-olah sedang menelepon

2. Penyiar (announcer)

Penyiar (announcer) adalah orang yang bertugas membawakan

atau memandu acara di radio, misalnya acara berita, pemutar lagu-lagu

 

Page 49: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

39

pilihan, talk show, dan sebagainya.52

Seorang penyiar merupakan ujung

tombak dari sebuah stasiun radio dalam berkomunikasi dengan

pendengarnya. Keberhasilan sebuah program acara di radio utamanya

ditentukan oleh kepiawaian penyiar dalam membawakan sekaligus

“menghidupkan” acara tersebut.

Dengan keahlian yang dimiliki oleh seorang penyiar, mereka bisa

dengan mudah memasuki profesi lain yang sejenis, seperti menjadi MC

dan presenter acara televisi. Semua orang bisa menjadi penyiar radio

selama mereka tidak memiliki kelainan dalam berbicara. Untuk menjadi

penyiar professional, seseorang harus memiliki kemampuan tertentu dari

segi komunikasi lisan. Kemampuan tersebut bisa didpatkan melalui latihan

dan pemahaman teknik-teknik berbicara yang baik.

Ada beberapa keahlian utama yang harus dimiliki oleh seorang

penyiar, antara lain yaitu berbicara, membaca dan menulis. Pekerjaan

seorang penyiar adalah berbicara, ia harus bisa/lancar berbicara dengan

kualitas vocal yang baik. Kualitas vocal yang baik bisa didapat dengan

cara sering-sering melakukan latihan pernafasan, latihan intonasi, latihan

aksentuasi, latihan speed, dan latihan artikulasi.

Disamping keahlian berbicara, seorang penyiar juga harus

memiliki keahlian membaca, yang dalam hal ini adalah membaca naskah

siaran namun terdengar seperti bertutur atau tidak membaca naskah. Selain

keahlian membaca, yang terpenting adalah seorang penyiar harus mampu

52

Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism, (Bandung: Yayasan Nuansa

Cendekia, 2004), hlm. 31

 

Page 50: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

40

menulis naskah siaran. Adakalanya seorang penyiar harus menulis naskah

siarannya sendiri.

3. Topik dan Materi Siaran Radio

Salah satu elemen produksi siaran radio adalah materi. Materi

memiliki peran penting dalam produksi siaran radio, karena inti dari siaran

radio terletak pada informasi yang disampaikan oleh penyiar. Segala

sesuatu yang terjadi disekitar kita bisa menjadi topik siaran radio. Kendati

demikian agar topik atau materi tidak melebar, sebagai panduan bagi

penyiar, Boyd merinci sejumlah topik yang kerap diangkat dalam siaran

radio. Adapun topik yang disajikan yaitu:53

a. Gawat Darurat

Kecelakaan, tragedi, musibah, dan upaya penyelamatan sandera,

merupakan topik-topik hangat pemberitaan yang tergolong dalam

emergency (gawat darurat).

b. Kriminalitas

Berita kriminalitas mulai dari pencurian, tabrak lari, hingga

pemerkosaan dan lain seabgainya. Namun berita kriminalitas terdiri

dari sejumlah kategori fase, misalnya kecelakaan, penangkapan, dan

penampilan terdakwa dalam pengadilan.

53

Santi Indra Astuti, Jurnalisme Radio Teori dan Praktik, (Bandung: Simbiosa, 2008),

hlm. 62-64

 

Page 51: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

41

c. Pemerintahan Lokal dan Nasional

Apapun kebijakan pemerintah pasti akan berdampak dalam kehidupan

khlayak. karena itu, pemerintah merupakan sumber berita yang

penting.

d. Perencanaan dan Pembangunan

Topik ini tentang apa yang ada disekeliling kita tentang pembangunan

dan perencanaan. Misalnya, pembangunan mall, sekolah, komplek

perumahan, dan lain-lain sebagainya.

e. Konflik dan Kontroversi

Konflik skala kecil atau besar, sama-sama menarik perhatian manusia.

Setiap kebijakan tentu ada yang mendukung atau menolak. Pro-kontra

semacam ini dapat menjadi sumber berita yang memicu diskusi publik

di media.

f. Pressure Group

Kelompok penekan atau pressure group adalah orang-orang yang

mengorganisasi dirinya untuk memicu kontroversi. Tujuan utama

kelompok semacam ini adalah menuntut perubahan, lewat provokasi

maupun dengan cara beroposisi.

g. Industri dan Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan adalah bidang yang pelik, tapi menarik bagi siapa

saja. Termasuk, bagi Indonesia yang masih tinggi angka

penganggurannya.

 

Page 52: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

42

h. Kesehatan

Selalu ada penyakit baru, wabah baru, yang memerlukan penanganan

khusus. Selalu ada obat baru atau metode baru untuk menanggulangi

penyakit. Kesehatan sebagai informasi yang menarik bagi individu

atau masyrakat umum.

i. Human Interest

Human interest biasanya berupa persoalan kemanusiaan, misalnya

bagaimana seorang pengemis berjuang menjalani hidup.

j. Personalities

Sosok menjadi tokoh yang penting sebagai sumber berita. Sosok bisa

berupa cerita tentang orang-oramg istimewa.

k. Sport

Biasanya dalam topik olahraga bukan hanya prestasinya saja yang

dibicarakan, masih banyak yang lainnya, seperti, hasil pertandingan,

analisis kekalahan tim, sosok yang berjasa, hingga lopran langsung

dari arena pertandingan.

l. Seasonal News

Inilah jenis berita musiman, mulai dari cuaca, tren, hingga berita

musim lain.

m. Special local interest

Bagaimana pun radioadalah media yang bersifat lokal. Berita-berita

yang khas di wilayah tempat radio beroperasi layak mendapat porsi

khuhus.

 

Page 53: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

43

n. Cuaca

Biasanya topik ini disajikan untuk panduan masyarakat tentang cuaca

guna merencanakan aktivitas sehari-hari. Kerjasa,a dengan badan

meteorologi mutlak diperlukan untuk mengeluarkan informasi perihal

cuaca yang bisa dipertanggungjawabkan.

o. Lalu Lintas

Tidak ada yang bisa mengalahkan radio dalam hal menginformasikan

info lalu lintas dengna cepat dan murah.

p. Hewan

Dalam topik ini biasnaya membahas tentang hewan peliharaan, satwa

buas atau satwa langka.

Masih banyak topik-topik lain yang bisa diangkat oleh para penyiar

saat mengudara. Topik teraktual juga menjadi hal yang menarik untuk

disuguhkan pada khlayak, tinggal bagaimana penyiar menyampaikan

dengan jelas sehingga masyarakat mengerti akan informasi yang

disampaikan.

D. Radio Siaran Swasta

Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSI) adalah

wadah organisasi radio swasta di Indonesia yang keberadaannya juga

memiliki hubungan erat dengan sejarah perjuangan bangsa baik di masa

penjajahan, masa perjuangan proklamasi kemerdekaan maupun di dalam

 

Page 54: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

44

dinamika perjalanan bangsa memperjuangkan kehidupan masyarakat yang

demokratis, adil dan berkemakmuran.54

Pada zaman penjajahan Belanda, radio siaran swasta yang dikelola

warga asing menyiarkan program untuk kepentingan dagang. Sedangkan

radio siaran swasta yang dikelola pribumi menyiarkan program untuk

kemajuan kesenian dan kebudayaan, di samping untuk kepentingan

perjuangan dan pergerakan semangat kebangsaan. Waktu itu ketika masa

pendudukan Jepang tahun 1942 sampai 1945 semua stasiun radio dikuasai

pemerintah pendudukan Jepang. Sehingga programnya memang diarahkan

pada propaganda Asia Timur Raya namun setelah Jepang menyerah

kepada sekutu pada 14 Agustus 1945, pada tanggal 17 Agustus 1945

berhasil menyiarkan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia ke seluruh

dunia.

Selanjutnya, sejak proklamasi kemerdekaan RI sampai akhir masa

orde lama tahun 1965 radio Siaran di Indonesia hanya diselenggarakan

pemerintah contoh RRI (Radio Republik Indonesia). Secara de facto,

Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia tumbuh sebagai perkembangan

profesionalisme “radio amatir” yang dimotori kaum muda dan para

mahasiswa diawal orde baru tahun 1996. Secara yuridis, keberadaan radio

swasta diakui dengan prasyarat penyelenggaraannya harus berbadan

hukum dan dapat menyesuaikan dengan ketentuan peraturan pemerintah

RI No. 55 tahun 1970 tentang radio siaran non pemerintah yang mengatur

54

Hasan Asy’ari oramahi, Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio, h. 126-127

 

Page 55: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

45

fungsi, hak, kewajiban dan tanggung jawab radio siaran, syarat-syarat

penyelanggaraan, perizinan, serta pengawasannya.55

Hingga saat ini

Perkembangan PRSSI semakin menampakkan posturnya secara lebih

profesional dalam menyelenggarakan siarannya untuk kemaslahatan

masyarakat Indonesia.

55

Hasan Asy’ari oramahi, Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio, h. 127

 

Page 56: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

46

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Radio Mora FM

1. Sejarah Berdirinya Radio Mora FM

Radio Mora FM sebagai satu-satunya Radio penegakan hukum &

informasi (The Law of Justice Station & Information) di Indonesia yang

mengudara selama 24 jam setiap hari. Format siaran utamanya adalah

talkshow dan interaktif mulai pukul 06.00 sampai dengan pukul 17.00

WIB, dengan membangun komunikasi tiga atau empat arah, yaitu antara

penyiar dengan nara sumber, pendengar maupun dengan para reporter di

lapangan. Di sampaing itu ada juga siaran hiburan budaya atau kesenian

beberapa daerah dan siaran agama mulai pukul 17.00 sampai dengan pukul

06.00 WIB. Para penyiar Radio Mora FM umumnya berlatar belakang

praktisi hukum dan budayawan daerah, sedangkan para reporter pada

umumnya berlatar belakang ilmu jurnalistik.56

Dapat dikatakan Radio Mora FM adalah pelopor radio siaran swasta

di Indonesia dalam beberapa hal, selain juga sebagai radio swasta

berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang tidak mengandalkan

Income dari pemasangan iklan produk, karena manajemen Radio Mora FM

menyadari bahwa pendengar radio tidak senang apabila siaran yang

diganggu oleh iklan. Selain itu juga karena betapa sempitnya waktu untuk

56

Data resmi berupa Company File dari Radio Mora Banten.

 

Page 57: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

47

iklan pada siaran talkshow atau ineraktif sebagai prime program siaran di

Radio Mora FM. Oleh karena itu peluang memasang iklan produk di

acara-acara siaran Radio Mora FM hanya sebatas pada jam sore hingga

subuh pada siaran hiburan budaya, kesenian daerah dan agama.57

Radio Mora FM juga memiliki Badan Koperasi dan bantuan hukum

yang diberi nama Kopjaskum (Koperasi Jasa Hukum), Lembaga Koperasi

berijin yang bernaung di Radio Mora Bandung kelahirannya dilandasi

kepedulian Radio Mora terhadap pendengar yang rata-rata kurang

memahami pengetahuan hukum namun mereka terkendala dalam beberapa

sektor ketika yang bersangkutan bersengketa dengan lawan hukumnya.

Sektor utamanya adalah biaya sekalipun secara analisa hukum yang

bersangkutan dapat dipastikan memenangkan persengketaan tersebut.

Kopjaskum Koperasi ini pada dasarnya sama dengan koperasi pada

umumnya, adapun yang menjadi perbedaannya ialah setiap anggota

kopjaskum memperoleh pelayanan dan perlindungan hukum baik dalam

bentuk konsultasi atau nasehat dan atau arahan hukum dari kantor advokat

Monang Saragih, SH dan Rekan.

Kopjaskum sebagaimana koperasi pada umumnya tentu ruang

geraknya sesuai dengan Undang-Undang per-koperasian yang berlaku di

republik ini yakni UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 serta Undang-Undang

turunannya dengan landasan Idiil Pancasila, yang senantiasa

memperhatikan Fungsi dan Peran Koperasi yakni membangun dan

57

Data resmi berupa Company File dari Radio Mora Banten dan Skripsi Chaerani

mahasiswa Universitas Islam Bandung yang berjudul Tanggapan masyarakat desa Pasir Langu

kecamatan Cisarua terhadap program siaran “MOTIF”dan siaran keagamaan Islam radio Mora.

 

Page 58: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

48

mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada

khususnya dan msyarakat pada umumnya untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. Di sisi lain fungsi yang tidak kalah

pentingnya ialah memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar

kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai

soko gurunya.58

Pengurus Koperasi Jasa Hukum (Kopjaskum) Mora Jabar:

a. Perdagangan barang dan Jasa Kopjaskum, General Manager: Sonjaya

Akbar,

b. Simpan Pinjam Kopjaskum, General Manager: A. Hadiansyah, EVO.

c. Simpan Pinjam Kopjaskum segera meluncurkan produk:

1. Simpanan Dana Pendidikan Plus Asuransi

2. Tabungan Plus Asuransi Kesehatan dan Kecelakaan (Rawat

inap)

3. Tabungan Umroh Plus Asuransi

4. Simpanan Berjangka Tahunan Plus Asuransi

5. Membentuk Divisi Investasi pada sektor riil dan aman

6. Membentuk Divisi Pinjaman pada sektor UMKM

58

Data diperoleh dari repository.unisba.ac.id pada Skripsi Chaerani mahasiswa

Universitas Islam Bandung yang berjudul Tanggapan masyarakat desa Pasir Langu kecamatan

Cisarua terhadap program siaran “MOTIF”dan siaran keagamaan Islam radio Mora.

 

Page 59: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

49

2. Visi dan Misi Radio Mora

Radio Mora memiliki misi yaitu untuk memajukan Radio Mora

FM sebagai radio swasta yang digandrungi khalayak dan membuat

program yang berguna bagi masyarakat. Selain itu sebagai media yang

bersedia menolong dan membantu masyarakat dengan menerima aspirasi,

aduan maupun keluhan masyarakat, seraya senantiasa berupaya untuk

meningkatkan kesadaran hukum masyarakat.59

3. Motto Radio Mora

Setiap instansi media pasti memiliki motto dalam melaksanakan

aktifitas jurnalistiknya. Motto ini terkadang menjadi icon atau tolak ukur

dalam kegitan suatu media. Adapun motto radio Mora ialah “The Law and

Justice Station”, memiliki arti yakni stasiun radio yang menjunjung tinggi

penegakan hukum dan keadilan di Indonesia.60

4. Struktur Organisasi Radio Mora

Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi demi berjalannya

suatu rutinitas media. Struktur organisasi tersebut menyusun dan

menjelaskan peranan, tugas dan tanggung jawab dari berbagai bagian atau

divisi. Susunan organisasi merupakan susunan yang menggambarkan

berbagai fungsi kerja yang disesuaikan dengan bidangnya masing-masing

agar dapat mencapai tujuan tertentu.

Dengan adanya struktur organisasi akan terlihat bagaimana

pembagian tanggung jawab tugas tersebut dijalankan sesuai dengan

59

Data Resmi berupa Company File dari radio Mora Banten. 60

Data Resmi berupa Company File dari radio Mora Banten.

 

Page 60: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

50

fungsinya masing-masing. Kejelasan struktur yang terdapat dalam suatu

organisasi akan memberikan kejelasan tentang hubungan kerja baik secara

fungsional antara satu bagian dengan bagian lainnya, hal tersebut akan

menimbulkan dampak mengenai hubungan vertikal maupun hubungan

horizontal .

Adapun susunan mengenai struktur beserta penjelasannya di

kantor Radio Mora FM sebagai berikut:61

a. Direktur Utama

Direktur utama adalah seseorang yang ditunjuk untuk memimpin

Perseroan terbatas (PT). Direktur dapat seseorang yang memiliki

perusahaan tersebut atau orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik

usaha untuk menjalankan dan memimpin perseroan terbatas. Penyebutan

direktur dapat bermacam-macam, yaitu dewan manager, dewan gubernur,

atau dewan eksekutif.

b. Direktur Operasional

Bertanggung-jawab terhadap seluruh produk yang menjadi

tanggung jawabnya, membuat marketing plan untuk setiap produk yang

menjadi tanggung jawabnya, membuat laporan tentang pelaksanaan

marketing plan dan membuat analisa dan evaluasi produk yang menjadi

tanggung jawabnya.

61

Data Resmi berupa Company File dari radio Mora Banten.

 

Page 61: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

51

c. General Manager

Posisi general manager orangnya harus bisa mengatur suatu

pekerjaan dan harus bisa juga mengevaluasi pekerjaan yang sudah selesai.

Orang yang menduduki posisi tersebut adalah orang yang mempunyai

wawasan cukup luas baik itu dalam pekerjaannya sendiri maupun diluar

perkerjaannya antara lain untuk mendapatkan suatu job pekerjaan yg akan

datang tentunya.

d. Manager Siaran

memiliki tanggung jawab untuk merumuskan dan menetapkan

programming penyiaran radio yang memenuhi bentuk format penyiaran

radio yang telah ditetapkan oleh perusahaan termasuk aspek-aspek

pendukung keberhasilan penyiaran radio, dengan memperhatikan

kebutuhan pendengar sekaligus kebutuhan pengiklan.

e. Pemimpin Redaksi

Pemimpin Redaksi bertanggung jawab terhadap mekanisme dan

aktivitas kerja keredaksian sehari-hari. Pemimpin Redaksi menetapkan

kebijakan dan mengawasi seluruh kegiatan redaksional. Ia bertindak

sebagai jenderal atau komandan. Pemimpin Redaksi bertanggung jawab

terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian dan jajaran

keredaksian kebawahnya.

f. Divisi Produksi

Sebuah Divisi yang bertugas membuat semua Spot Iklan, promo

radio, Jingle, Bridging, insert, acara, Bumper, rekaman paket acara,

 

Page 62: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

52

rekaman ini itu sampe terkadang sekaligus menjadi director bagi Voice

Over.

g. Divisi Teknik

Bertanggung jawab terhadap semua aspek teknis yang

mendukung jalannya siaran radio.

h. Divisi Admin

Menerima dan mengerjakan serta mengawasi semua keperluan

administrasi secara umum, baik dari Manager, Kepala Siaran maupun

personel lainnya seperti penawaran, proposal, permohonan dan

sebagainya. Hal surat menyurat keluar dan ke dalam dan langsung

mengarsipkan. Memeriksa jadwal penyiar, bukti siar, data siar iklan,

materi iklan, materi siar dan lain-lain materi tertulis. Menerima tugas lain

yang diberikan atasan yang menyangkut (Media audio) Radio.

h. Staff Penyiar

Staff penyiar bertanggung jawab bersama divisi lainnya

mengawasi jalannya operasional radio sehari-hari, mengkoordinir para

penyiar dan operator, terutama masalah pergantian tugas. Menerima

konsultasi penyiar dan operator, khususnya dalam hal siaran, menyusun

jadwal penyiar. Memberikan teguran-teguran langsung kepada penyiar dan

operator jika menemukan hal-hal diluar ketentuan kepenyiaran. Menjalin

hubungan kerjasama dengan pihak luar secara berkelanjutan (pemasang

iklan, lembaga advertising, industri musik) termasuk pemirsa dan pihak

lainnya.

 

Page 63: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

53

i. Reporter

Reporter memiliki tugas untuk menggali informasi tentang suatu

hal dengan cara mewawancari narasumber yang berkaitan dengan hal yang

akan diberitakan ke publik. Awalnya reporter akan mempersiapkan dulu

pokok bahasan apa yang akan diangkat dan menentukan apa goal setting

dari berita tersebut, lalu setelah itu menentukan narasumber yang dapat

digali informasinya agar goal setting itu bisa tercapai. Selain itu juga

mengumpulkan dan mengelolah informasi menjadi berita, yang akan

disebarluaskan kepada public, disesuaikan dengan tugasnya masing-

masing yang sudah sebelumnya sudah di atur oleh Redaksi.

j. Staff Operator

Tugasnya merekam data penelpon yang masuk dalam acara

sebuah radio. Mungkin yang sering kita lihat juga di televisi ketika sebuah

acara tebak berhadiah. Seorang operator bertugas mencatat data diri

beserta alamat lengkap penelpon untuk mengantarkan hadiah, karena

biasanya penyiar hanya akan menanyakan nama dan kota asalnya si

penelpon saja.

k. Staff Teknisi

Bertugas dan bertanggung jawab terhadap alat yang digunakan

untuk melakukan penyiaran.

 

Page 64: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

54

l. Staff Administrasi

Bertugas untuk mengatur anggaran baik harian, mingguan,

bulanan, dan tahunan, serta membuat jurnal anggaran termasuk mencatat

segala pemasukan uang dan pengeluaran nya.

5. Radio Mora FM Banten

Hadirnya radio Mora FM Banten membawa angin segar khususnya

bagi masyarakat yang haus akan berbagai macam informasi yang tersebar di

seluruh wilayah Banten, karena memang radio Mora ini satu-satunya radio

penegak hukum dan keadilan “The Law and Justice Station”. Saluran radio

publik lokal ini merupakan media yang tepat sebagai pendukung aktivitas

pembangunan di provinsi Banten. Radio Mora Banten merupakan salah satu

cabang radio Mora yang terletak di Bandung. Radio Mora Banten didirikan

pada tanggal 4 April 2015. Selain di Banten, radio Mora memiliki 10 cabang

yang tersebar di seluruh Nusantara dan berpusat di Bandung, Jawa Barat.62

Adapun 10 cabang Radio Mora ialah sebagai berikut:63

1. Radio Mora 88,5 FM Jawa Barat

2. Radio Mora 91,3 FM Sumatera Utara

3. Radio Mora 102,6 FM Kalimantan Barat

4. Radio Mora 101,3 FM Riau

5. Radio Mora 90,6 FM Banten

6. Radio Mora 101,8 FM Sumatera Barat

7. Radio Mora 103,4 FM Kalimantan Tengah

62

Data diperoleh dari hasil wawancara dengan Sunardi selaku manager station radio

Mora Banten pada tanggal 22 Mei 2017. 63

Data Resmi berupa Company File dari radio Mora Banten.

 

Page 65: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

55

8. Radio Mora 100,9 FM Aceh

9. Radio Mora 105,2 FM Bali

10. Radio Mora 105 FM Sulawesi Utara

Informasi umum radio Mora Banten :

Nama : PT Radio Mora Parna Banten

Nama di udara : Radio Mora FM Banten

Frekuensi : 90.6 mhz

Alamat : Jalan Raya petir Km 4 Cipocok Jaya Kota Serang 42121

Telepon : 0254-8490566 / 0254-8490400

Jangkauan : Serang, Tangerang, Cilegon, Merak, Lebak, Pandeglang

Jam siar : 24 jam

Program yang ada di radio Mora Banten di desain untuk

mengeksplorasi berbagai aspek hidup tanpa menjadi berbelit-belit, sederhana

namun tetap kuat dan padat, sehingga tidak meninggalkan salah satu fungsi

radio sebagai sebuah media yang menghibur informatif dan tetap dekat dengan

pendengarnya, yang membantu menjawab segala keingintahuan audiens

tentang segala hal, sehingga cukup dengan tune in di radio Mora pendengar

akan mendapat beragam informasi hiburan, sekaligus teman dalam aktivitas

sehari-hari. Sehingga bisa menjadi jembatan antara audiens dengan radio.64

Audience profile atau profil pendengar radio mora FM Banten dapat

kita lihat sebagai berikut:65

64

Data resmi berupa company file dari radio Mora Banten. 65

Data resmi berupa company file dari radio Mora Banten.

 

Page 66: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

56

Usia : 30 s/d 70 Tahun

Karakter pendengar : Dewasa, Concern terhadap lingkungan sosial

dan informasi.

Pekerjaan : Pegawai Negeri/ BUMN, Pengusaha

& Pegawai Swasta.

Pendidikan : SMA- 40%

Diploma - 30%

Sarjana - 20%

Lainnya - 10%

Gender: 60% Pria – 40% Wanita

Gambar : Diagram Berdasarkan Pendidikan

SMA

Diploma

Sarjana

Lainnya

 

Page 67: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

57

Konsep musik radio Mora menjadikan musik sebagai pelengkap

informasi yang ada. Dengan konsep musik atau lagu yang pernah atau sedang

populer dengan kualitas pemilihan lagu yang ketat dengan komposisi lagu hits

Indonesia dan nusantara 60%, dan lagu hits mancanegara 40%.

Gambar: Diagram komposisi lagu di radio Mora Banten berdasarkan

jenis lagu.

Selain itu, Konsep informasi yang diudarakan di radio Mora

ditekankan pada informasi terkini. Dihadirkan dalam laporan reporter pada

setiap menit ke-15 dan menit ke-45. Serta jurnal radio Mora setiap hari pukul

Gambar : Diagram Berdasarkan Jenis Kelamin

Pria

Wanita

Lagu Indonesia

Lagu Mancanegara

 

Page 68: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

58

16.15 WIB, yang berisi rangkuman informasi hari ini, serta berita terakhir

yang sampai ke meja redaksi radio Mora. Sajian informasi lainnya berupa

program interaktif dan talk show dengan isu yang sedang hangat di Banten,

isu nasional dan dunia pada umumnya.66

Radio mora Banten memiliki banyak program siaran harian, yaitu

sebagai berikut:67

1. Interupsi ( info, terapih, rukun, peruntungan, sehat Ilahi)

Setiap hari Senin sampai dengan Sabtu pukul 03.00 – 06.00 WIB.

acara interaktif kajian Islam yang melibatkan pendengar untuk turut serta

membaca ayat-ayat suci Al-qur’an dipandu oleh ahli agama Islam dan ahli

hukum islam.

2. Tabur Kasih

Setiap hari minggu pukul 24.00- 06.00 WIB, acara kerohanian dari

rumah ibadah ke rumah ibadah lainnya seperti Gereja, Pura, Vihara dengan

tujuan menyebab penyebaran dakwah sesuai kitab suci yang diyakininya,

penyampaian pesan dalam bentuk khotbah fragmen dialog atau lagu-lagu

pujian.

3. SOMASI (Sorotan Masalah dan Situasi)

Setiap hari senin - sabtu pukul 06.00- 09.00 WIB, talkshow

interaktif untuk memulai hari hari ketika beraktivitas pendengar Mora FM,

yang berisi berbagai informasi dan kupasan permasalahan public. Dikemas

dengan Bahasa Hukum dan pembawaan yang lugas dan Natural, Call in

66

Data resmi berupa company file dari radio Mora Banten. 67

Data resmi berupa company file dari radio Mora Banten.

 

Page 69: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

59

program Serta SMS berisi tanggapan serta masukan atau isu atau topik yang

disajikan. Pola jawab langsung dari pejabat atau petugas yang bersentuhan

dengan isu yang mendapat sorotan. pendengar acara ini terdiri berbagai

kalangan yang mulai aktivitas pagi atau berada di perjalanan.

4. SAKSI (Saran, Komentar dan Informasi)

Setiap hari senin – sabtu, pukul 09.00 - 12.00 WIB. Talkshow

interaktif yang menyoroti berbagai kasus sangat yang terjadi di kawasan

regional internasional dengan pembawaan yang lebih santai tapi serius,

dengan memberi kesempatan bebas saling menanggapi antar pendengar

melalui telepon dan SMS. Pada umumnya para pendengar acara ini adalah

house wife atau para pekerja yang memiliki waktu cukup ruang untuk

pendengar radio sambil bekerja.

5. KASASI (Kasus dari Sana Sini)

Setiap senin – sabtu. pukul 12.00 - 15.00 WIB. Talkshow interaktif

membedah kasus- kasus hukum secara detail dari berbagai perspektif serta

penelaahannya. Narasumber atau pembawa acara ini terdiri dari para advokat

berpengalaman yang memberikan analisa, komentar tentang menjawab

permasalahan hukum dari para pendengar Mora FM (konsultasi hukum gratis)

secara terbuka lewat telepon atau SMS.

6. MOTIF (Mora Interaktif)

Setiap senin – sabtu, pukul 15.00 -18.00 WIB. Talkshow atau

interaktif dengan kasus yang spesifik atau menonjol serta kilasan singkat isu-

isu yang berkembang sepanjang hari interaksi dengan pendengar serta

 

Page 70: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

60

pewawancara dengan narasumber di studio yang memiliki kompetensi

langsung dengan kasus yang disodorkan pada pendengar Mora FM.

7. Eksekusi (Extra Sekunder dan Informasi)

Setiap hari mulai pukul 18.00 - 21.00 WIB. Talk Show interaktif

informasi tambahan sebagai informasi pembanding yang dikemas secara

berani.

8. Panglipur Kalbu

Setiap hari jam 21.00 - 24.00 WIB, request lagu-lagu kenangan dan

lagu-lagu populer Sunda dengan pembawaan khas heureuy Banten. Materi

banyolan dari ucapan atau dari kupasan lucu atau bersumber dari berita-berita

hangat yang ada. Sesekali serius mengungkap falsafah hidup orang Sunda,

makna ajaran kehidupan yang terkandung dalam siloka, sisindiran maupun

dalam cerita dan tokoh perwayangan serta dongeng. Juga disisipi informasi

daerah pariwisata Banten dan agenda kegiatan seni budaya yang akan

berlangsung

9. Eksepsi (Expresi Pesona dan Tradisi)

Setiap hari Senin- sabtu pukul 24.00- 03.00 WIB. Request

senandung lagu-lagu kenangan dan lagu-lagu Populer musik tradisional Batak

(Toba, Simalungun, karo, Mandailing/ Sipirok, Pakpak/ Dairi), diselingi

lawak, falsafah dan norma-norma adat Batak dalam sajak, pantun dan

peribahasa, sebagai warisan adat /budaya Batak yang hidup berabad-abad, dan

memberi informasi pariwisata daerah Sumatera Utara.

 

Page 71: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

61

10. Sapa Mora (Salam Pagi Mora)

Setiap hari Minggu pukul 06.00 – 09.00 WIB. Pemutaran lagu-lagu

berbahasa Indonesia dengan memberikan kesempatan bagi para pendengar

untuk memilih lagu kesukaan mereka sambil secara singkat berkirim salam

dengan ucapan sukacita maupun ucapan duka cita kepada sanak saudara dan

handai taulan.

11. Amor Memories

Setiap hari Minggu pukul 09.00 - 12.00 WIB. Pemutaran lagu-lagu

nostalgia Indonesia, mancanegara, beberapa lagu Mandarin dan karaoke

dengan memberikan kesempatan bagi para pendengar untuk memilih atau

menyanyikan lagu kesenangannya.

12. Konpensi (Kontak Pendengar dan Informasi)

Setiap hari Minggu pukul 12.00 - 15.00 WIB. Request lagu

keroncong dibawakan dengan penuh canda, menyemarakan suasana hari

Minggu.

13. Mora Peduli

Setiap hari Minggu pukul 15.00 - 18.00. Informasi seputar

kepedulian terhadap sobat mora yang mengalami permasalahan pendidikan

dan lain-lain.

14. Kiprah Kopjaskum

Setiap hari Minggu pukul 18.00 - 21.00 WIB. informasi seputar

koperasi jasa hukum yang berada di radio Mora Banten.

 

Page 72: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

62

15. Interupsi (Informasi teruji, Peristiwa dan Situasi)

Setiap hari menit ke-15 dan 45 WIB. Reortase dari reporter radio

Mora yang berada di seluruh wilayah liputan, melaporkan kejadian-kejadian

yang bersifat update dan disiarkan dua kali dalam satu jam pada setiap menit

ke 15 dan menit ke 45.

 

Page 73: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

63

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini peneliti menggunakan teori hirarki pengaruh yang

dipopulerkan oleh Pamela Shoemaker dan Stephen D. Reese dalam bukunya

Mediating The Message Theories Of Influence On Media Content. Untuk

menganalisis faktor-faktor apa yang mempengaruhi kebijakan redaksional pada

radio Mora FM Banten. Pada bab sebelumnya dalam teori hirarki pengaruh ini

Shoemaker and Reese, membaginya dalam 5 faktor yakni level individu

(individual level), level rutinitas media (media routine level), level organisasi

media (organization level), level extra media (Extra media level) dan level

ideologi (ideological level). Berikut adalah pembahasan dan analisa tersebut:

A. Level Individu

Pengaruh individu merupakan pengaruh pertama pada sebuah

pemberitaan di sebuah media. Pengaruh ini bisa digambarkan kepada seorang

wartawan atau reporter. Arah pemberitaan suatu media dan unsur-unsur yang

diberitakan tidak dapat dilepaskan dari faktor-faktor seorang wartawan atau

reporter karena dalam hal ini mereka terjun langsung mencari, mengumpulkan

dan membuat berita.

Faktor pertama yang membentuk individu seorang wartawan atau

reporter adalah latar belakang pendidikan, karakteristik dan pengalaman kerja.

Menurut Suroso, selaku wartawan senior dan penyiar di radio mora Fm

Banten, memaparkan bahwa faktor latar belakang pendidikan seorang reporter

 

Page 74: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

64

atau pekerja di radio Mora tidak begitu ditekankan. Namun lebih

mengedepankan kemampuan dan pengalaman, karena menurut Suroso

pendidikan tidak dapat menjamin.

“Tidak juga. Tidak begitu ditekankan. Sesuai dengan kemampuan

dan pengalaman saja. Pendidikan tidak menjamin juga.”68

“pengalaman di

dunia jurnalistik, dan tidak mungkin kalau kita tidak punya pengalaman bisa

bergabung di sini.”

Selain itu, pendidikan juga tidak mempengaruhi dalam pemberitaan

radio Mora dan kebijakan redaksional radio Mora. Sunardi, selaku manager

station radio mora Fm Banten memberikan pendapatnya mengenai latar

belakang pendidikan para pekerja di radio Mora. Bahwa secara keseluruhan

para pekerja memiliki latar belakang pendidikan di bidang hukum, namun ada

juga di bidang jurnalistik.

“Rata- rata meraka berlatar belakang hukum tapi mengikuti

pelatihan jurnalistik atau mereka memang memiliki dua profesi yag salah satu

profesinya sebagai wartawan, karena memang di kita (radio Mora)

menerapkan ganda, maksudnya yang memilik basik jurnalistik tapi

backgroundnya hukum, istilahnya sambil menyelam minum air.”69

Faktor kedua yang membentuk individu seorang wartawan atau

reporter adalah perilaku, kepercayaan dan nilai-nilai yang dipegang oleh

wartawan atau reporter. Faktor berikutnya yang mempengaruhi cara kerja

seorang reporter adalah prinsip-prinsip reporter dalam mentaati kode etik

jurnalistik. Faktor kode etik ini mengikat seorang jurnalis dalam

melaksanakan pekerjaannya untuk mencari berita.

68

Wawancara peneliti dengan Suroso, Wartawan senior dan penyiar radio Mora fm

Banten, tanggal 22 Mei 2017, pukul 13.20 WIB di Kantor radio Mora Fm Banten. 69

Wawancara peneliti dengan Sunardi , manager stasion radio Mora fm Banten,

tanggal 22 Mei 2017, pukul 11.00 WIB di Kantor radio Mora Fm Banten.

 

Page 75: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

65

“Jangan sampai memprovokasi masyarakat dan apa yang kita

sampaikan itu harus bermanfaat bagi masyarakat. Dan kita sebagai

pemersatu dan membangun sumber daya manusia melalui penyiaran.”70

Sebagai insan media yang melakukan kegiatan jurnalistik, Suroso

dalam wawancaranya mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh suatu

pemberitaan atau siaran media harus memiliki manfaat dan menjadi alat

pemersatu dalam membangun sumber daya manusia. Nilai-nilai yang

dipegang Suroso sebagai pekerja media adalah tidak memprovokasi

masyarakat atas pemberitaan yang disajikan.

B. Level Rutinitas Media

Level selanjutnya yang mempengaruhi pemberitaan sebuah media

adalah faktor kerutinan media. pengaruh kerutinian ini membuat seorang

pekerja media dalam menjalankan tugas-tugasnya dengan menggunakan

aturan baku di mana ia bekerja. Dari penelitian yang dilakukan peneliti dari

rutinitas media radio Mora FM Banten terhadap kebijakan redaksionalnya.

Peneliti melihat bahwa media rutin terbentuk oleh tiga unsur yang saling

berkaitan, yaitu sumber berita (supplier), pengolahan pemberitaan (processor)

dan audiens (consumers).

““Dalam rutinitas sehari- hari kita melakukan proses produksi dari

pra hingga pasca, radio Mora berbeda dengan radio lain. Radio Mora untuk

siaran dan segala macamnya seperti tema kita kembangkan pada siaran saat

itu juga, misalnya seperti terkait isu yang sedang berkembang dimasyarakat,

maka kita angkat tema siaran. Fungsi penyiar disini adalah memandu atas

informasi yang diberikan oleh masyarakat misalnya, pak dikampung saya

jalannya rusak, yang menyampaikan masyarakat, nama tempat dan alamatnya

jelas, identitasnya jelas bahwa betul hal tersebut tidak direkayasa. Penyiar

70

Wawancara peneliti dengan Suroso, Wartawan senior dan penyiar radio Mora fm

Banten, tanggal 22 Mei 2017, pukul 13.20 WIB di Kantor radio Mora Fm Banten.

 

Page 76: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

66

memandu dan mengarahkan bahwa mengkritisi atau saran boleh, tapi tidak

berlebihan. Sebelum siaran akan memilih tema yang akan di angkat misalnya

saya akan mengangkat tema tentang diskriminasi karyawan tentang bpjs atau

tentang apa saja atau tentang politik yang berkembang saat ini. Biasanya si

penyiar ini mengangkat (tema tersebut) 60 menit sebelum masuk ke ruang

siaran.”71

Unsur pertama yang membentuk media rutin adalah sumber berita.

Sumber berita adalah di mana berita didapatkan oleh para pencari berita,

ketergantungan sebuah media dengan sebuah berita sedikit banyak

mempengaruhi sebuah pemberitaan. Sumber berita ikut mempengaruhi proses

terjadinya sebuah berita. Perolehan bahan atau sumber berita yang didapatkan

oleh reporter adalah salah satu pengaruh terjadinya pembuatan berita di radio

Mora Fm Banten.

Informasi yang diperoleh dari narasumber menjadi penting dalam

pengolahan berita. Pada tahap selanjutnya fakta di lapangan merupakan

informasi yang memiliki pengaruh terhadap proses-proses berita reporter.

Sehingga dalam hal ini narasumber memiliki peranan dalam pembuatan

sebuah berita.

“Sangat berpengaruh, karna menyangkut soal berita-berita kita

akan mengkrosceknya untuk mendapatkan hasil yang akurat dan seimbang.”72

Unsur kedua yang membentuk rutinitas media adalah pengolahan

pemberitaan. Unsur pengolahan pemberitaan memiliki pengaruh yang kuat

dalam level rutinitas media, karena menjadi pedoman yang perlu dipatuhi oleh

seluruh pekerja media. dalam tugasnya di lapangan reporter yang meliput

71

Wawancara peneliti dengan Sunardi , manager stasion radio Mora fm Banten,

tanggal 22 Mei 2017, pukul 11.00 WIB di Kantor radio Mora Fm Banten. 72

Wawancara peneliti dengan Sunardi , manager stasion radio Mora fm Banten,

tanggal 22 Mei 2017, pukul 11.00 WIB di Kantor radio Mora Fm Banten.

 

Page 77: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

67

suatu kasus pemberitaan ditugaskan untuk mencari data dengan benar dan

sesuai fakta yang terjadi.

Dari hasil wawancara dengan Sunardi, pengolahan pemberitaan

tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan redaksional radio Mora fm

Banten. Hal tersebut dikarenakan radio Mora memberikan kebabasan terkait

pemilihan berita, namun tetap menjaga keakuratan dan dapat dipertanggung

jawabkan apa yang disampaikan kepada masyarakat.

“Kita (radio mora) bebas tidak dibatasi kamu mau menyampaikan

apa, saya bilang tadi bahwa radio mora itu berbeda tidak seperti radio

lainnya, yang penting kita bisa mempertanggungjawabkan apa yang kita

sampaikan.”73

Unsur selanjutnya yang membentuk rutinitas media adalah unsur

audiens. Unsur ini memiliki pengaruh dalam melakukan rutinitas media

dikarenakan pemilihan sebuah berita pada akhirnya akan disampaikan kepada

audiens. Keuntungan yang akan diperoleh media bergantung kepada minat

audiens, oleh karena itu media harus memperhatikan salah satu nilai berita

yang akan disampaikan.

“Banyak perannya, Untuk pencarian berita kita turun ke lapangan

atau survei juga, atas laporan dari masyarakat terkait keluhan keluhan yang

ada di masyarakat.”74

Audiens memiliki peran yang cukup penting dalam melakukan

rutinitas di suatu media, seperti pada radio Mora Fm Banten. Audiens radio

Mora memberikan kontribusi dalam pemilihan isu pemberitaan. Aspirasi atau

73

Wawancara peneliti dengan Sunardi , manager stasion radio Mora fm Banten,

tanggal 22 Mei 2017, pukul 11.00 WIB di Kantor radio Mora Fm Banten.

74 Wawancara peneliti dengan Sunardi , manager stasion radio Mora fm Banten,

tanggal 22 Mei 2017, pukul 11.00 WIB di Kantor radio Mora Fm Banten.

 

Page 78: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

68

isu pemberitaan dari masyarakat bisa disalurkan lewat radio Mora, yang

nantinya akan disiarkan lewat program-program radio Mora.

C. Level Organisasi Media

Level pengaruh ketiga adalah pengaruh organisasi pada sebuah

pemberitaan di media pada level ini peneliti akan membahas pengaruh

organisasi pada sebuah pemberitaan sebuah media. Pengaruh level organisasi

ini bukan hanya datang dari pemilik media tetapi juga dari bagian-bagian lain

dalam perusahaan yang memiliki kepentingan masing-masing.

“Sangat penting sekali, karena beroragnisasi mengajarkan kita

semua tentang tatanan yang di implmentasikan ke hidup (kehidupan). tanpa

tatatanan tersebut kehdiupan akan amburadul, mungkin disekolah ada yang

namanya kepala sekolah, dewan guru, Pembina murid, dari atas hingga

kebawah nah semua itu berfungsi untuk melakukan tatanan tersebut, saat ini

banyak yang menyalahgunakan tatanan bagus bahwa mahasiswa menanyakan

maka berorganisasi, karena saat ini pemahaman berorganisasi banyak

diselewengkan, seperti utuk kekuasaan, untuk kpentingan pribadi.”75

Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, faktor organisasi

media di radio Mora Banten yaitu pemilik radio memiliki pengaruh terhadap

kebijkan redaksional.

“Kita sistematis, karena kita sistem redakturnya ke pusat (Bapak

Monang Saragih selaku CEO), kita tinggal mengikuti arahan dan pak

Monang sendiri yang mengatur redaksinya seperti apa nih tema tema besar

yang akan diangkat, bahkan acara apa saja yang akan di sajikan kepada

masyarakat, hal tersebut sudah baku tinggal mengikuti saja. Jadi tema

utamanya dari pak monang, penyiar hanya mengembangkan atau

improvisasi.”76

Dari data yang diperoleh alur kerja di radio mora sama seperti

organisasi yang lain, karena radio Mora Banten di bawah naungan PT atau

75

Wawancara peneliti dengan Sunardi , manager stasion radio Mora fm Banten,

tanggal 22 Mei 2017, pukul 11.00 WIB di Kantor radio Mora Fm Banten. 76

Wawancara peneliti dengan Sunardi , manager stasion radio Mora fm Banten,

tanggal 22 Mei 2017, pukul 11.00 WIB di Kantor radio Mora Fm Banten.

 

Page 79: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

69

perusahaan terdapat bagian administrasi, bagian keuangan, bagian marketing,

penyiar, dan lain sebagainya. Menurut Suroso, organiasai media tidak bisa

digunakan untuk kepentingan kelompok tertentu.

“Kalau organisasi itu bisa dimanfaatkan dengan baik itu akan

menambah suatu pengalaman bagi kita semua tapi jangan sampai dalam

berorganisasi itu disalah gunakan untuk kepentingan kelompok. Akan tetapi

bisa bermanfaat dalam masyarakat. Selain itu saya juga di PWI (Persatuan

Wartawan Indonesia) Banten dan saya juga pernah membantu perumusan

olahraga di Indonesia.”77

Semakin kompleksnya struktur organisasi pada sebuah media

membuat sistem kebijakan pada sebuah media menjadi semakin hirarkis.

Sistem birokrasi yang rumit antara pekerja media dengan para pemimpin

media semakin menghilangkan sisi sensitif antar pemimpin media dengan

pekerjanya. Hal tersebut adalah bentuk professionalisme di dunia media.

D. Level Ekstra Media

Level pengaruh keempat yaitu level pengaruh dari luar organisasi

media yang biasa disebut juga level ekstra media, adalah pengaruh pada isi

media yang berasal dari luar organisasi media itu sendiri. Pengaruh-pengaruh

dari media itu berasal dari sumber berita, pengiklan, pembaca, kontrol dari

pemerintah, pangsa pasar dan teknologi.

“Iya kalau kita update harus dari lapangan yang ada didalam

masyarakat dan aduan dari masyarakat kita tindak lanjuti dan kita

sampaikan kepada pemerintah kita kerja sama juga dengan pemerintah

dalam artian kita tidak menutup diri terkait kebijakan pemerintah dan

mensosialisasikannya kepada masyarakat. Bahwa ada keluhan-keluhan

masyarakat yang ada dibawah dan setelah itu kita sampaikan kepada

masyarakat kembali bahwa inilah aduan-aduan masyarakat.” 78

77

Wawancara peneliti dengan Suroso, Wartawan senior dan penyiar radio Mora fm

Banten, tanggal 22 Mei 2017, pukul 13.20 WIB di Kantor radio Mora Fm Banten. 78

Wawancara peneliti dengan Suroso, Wartawan senior dan penyiar radio Mora fm

Banten, tanggal 22 Mei 2017, pukul 13.20 WIB di Kantor radio Mora Fm Banten.

 

Page 80: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

70

Sesuai dengan visi misi radio Mora Banten yaitu menerima

aspirasi dan aduan maupun keluhan masyarakat, sumber berita radio Mora

tidak terlepas dari peran masyarakat dalam memberikan kontribusi seputar

isu-isu terkini yang terjadi di masyarakat. Laporan masrakat berupa aduan

dan keluhan tersebut yang nantinya akan di cross check apakah benar

terjadi atau tidak dan apakah layak dijadikan tema siaran atau tidak.

“Untuk pencarian berita kita turun kelapangan atau survei juga,

atas laporan dari masyarakat terkait keluhan keluhan yang ada di

masyarakat.”79

Demi berlangsungnya kehidupan suatu media tentu harus ada hal

yang menjadi penyokong dan pendapatan dari hasil mempromisikan iklan.

Keuntungan dari sebuah iklan dapat dikatakan begitu menjanjikan untuk

suatu media, terlebih jika memang media tersebut bergantung kepada

keuntungan hasil dari iklan. Tidak dapat dipungkiri iklan menjadikan suatu

media tetap bertahan dalam menjalankan rutinitas media sehari-hari.

Tanpa iklan media bisa saja menjadi gulung tikar karena tidak ada lagi

keuntungan untuk melakukan proses produksi.

Dalam wawancara bersama Sunardi di Radio Mora Banten, ia

mengatakan bahwa radio Mora memilih jenis iklan yang layak untuk

disiarkan. Iklan tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan di radio

Mora, selain itu radio Mora juga melindungi client yang bekerja sama

79

Wawancara peneliti dengan Sunardi , manager stasion radio Mora fm Banten,

tanggal 22 Mei 2017, pukul 11.00 WIB di Kantor radio Mora Fm Banten.

 

Page 81: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

71

dengan radio Mora sehingga tidak semua iklan dapat disiarkan oleh radio

Mora.

“Tidak ada pengaruh dari pengiklan, karna kita memilih iklan

seperti apa yang layak disiarkan kepada pendengar.”80

Pada level ekstra media terdapat faktor intervensi dari

pemerintah, hal tersebut Berupa upaya dan tindakan menekan pihak-pihak

tertentu yang dilakukan oleh pemerintah atau kelompok elit politik demi

tercapainya suatu tujuan tertentu. Dari hasil wawancara peneliti dengan

Sunardi, peneliti berpendapat bahwa kebijakan redaksional radio Mora

Banten tidak mengandung intervensi dari pemrintah dalam melakukan

siaran radio. bahkan sebaliknya, radio Mora Banten yang melakukan kritik

terhadap pemerintah jika terdapat suatu penyalahgunaan wewenang.

“Tidak ada, malahan kita (radio Mora) yang memberikan kritik

atau saran terhadap suatu instansi pemerintah terkait kebijakan-kebijakan

atau masalah yang terjadi di pemerintahan. Melalui program-program

yang ada di radio mora, kita juga menampung aspirasi masyarakat.”81

Para pemimpin media tidak terlalu sering mengintervensi dan

mempengaruhi sebuah berita secara spesifik. Tetapi terkadang jika sebuah

media mendapatkan intervensi dari sebuah institusi yang lebih berkuasa

seperti pemerintah, pemimpin media akan langsung mengintervensi

pemberitaan. Bahkan terkadang jika dibutuhkan atau mendesak, para

pemimpin media terkadang mengintervensi melalui kebijakannya

walaupun merubah rutinitas sebuah media.

80

Wawancara peneliti dengan Sunardi , manager stasion radio Mora fm Banten,

tanggal 22 Mei 2017, pukul 11.00 WIB di Kantor radio Mora Fm Banten. 81

Wawancara peneliti dengan Sunardi , manager stasion radio Mora fm Banten,

tanggal 22 Mei 2017, pukul 11.00 WIB di Kantor radio Mora Fm Banten

 

Page 82: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

72

E. Level Ideologi Media

Radio mora adalah salah satu radio yang berorientasi kepada bidang

hukum, yang artinya memberikan penyuluhan tentang hukum itu sendiri,

karena radio mora melihat bahwa masyarakat minim pengetahuan akan hukum

sehingga radio Mora Banten konsen ke bidang hukum. Mungkin radio lain

yang pada umumnya memiliki segementasi di bidang yang lain.

Radio Mora Banten, menganggap bahwa pemahaman terhadap

hukum akan membawa kesejahteraan kepada masyarakat, karena yang

diharapkan pengertian terhadap hukum, perlakuan hukum dengan baik

sehingga tujuan dari keadilan, kesejahatreaan, kemakmuran bersama bisa

tercapai. Maka dari itu radio mora mengambil segmentasi kepada bidang

hukum agar memberikan pencerahan pengatahuan masyarakat kepada hukum.

“Seacara menyeluruh ideologi kita tetap pancasila, jangan sampai

keluar dari garis besar haluan Negara, jangan sampai kita memakai idoelogi

yang lain, karena pancasila dapat menyatukan keberagaman masyarakat,

keharusan kita untuk memakai ideologi pancasila karena kita warga Negara

Indonesia, untuk radio mora sendiri, ideologi yang lain kita lebih memegang

pemahaman tentang hukum itu saja.”82

Keberadaan kebijakan redaksi penting adanya untuk kelangsungan

sebuah perusahaan media massa, karena kebijakan redaksional adalah suatu

pembeda antara media satu dengan media lainnya.83

Ketika suatu media

membuat kebijakan pasti memiliki dasar pertimbangan tersendiri. Dasar

pertimbangan tersebut ditentukan oleh sifat media apakah khusus atau umum.

Selain itu berdasarkan faktor ideologi, agama, politik dan lingkungan bisnis.

82

Wawancara peneliti dengan Sunardi , manager stasion radio Mora fm Banten,

tanggal 22 Mei 2017, pukul 11.00 WIB di Kantor radio Mora Fm Banten. 83

Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 150

 

Page 83: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

73

Oleh karena itu faktor ideologi bisa menjadi pengaruh dalam suatu perusahaan

media. Faktor ideologi ini yang nantinya menjadi pertimbangan pemilik media

dalam menentukan kebijakan redaksional terkait program acara atau isu-isu

pemberitaan di Radio Mora Banten.

 

Page 84: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah meneliti dan melakukan wawancara, observasi serta

melakukan analisis data mengenai pengaruh hierarki terhadap kebijakan

redaksional di radio Mora FM Banten pada bulan Mei 2017, Kebijakan

redaksional radio swasta tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor

baik dari internal maupun eksternal media. Terdapat faktor dominan yang

mempengaruhi kebijakan redaksional radio Mora Banten dalam menentukan

isu-isu pemberitaan disuatu program acara.

1. Faktor dominan yang paling berpengaruh pada hirarki dalam kebijakan

redaksional di radio Mora Banten adalah adalah faktor organisasi media.

Faktor ini menjelaskan bahwa pemilik media memiliki andil dalam

memutuskan kebijakan redaksional di sutau media. Hal tersebut terjadi

pada radio Mora Banten, terkait pemilik radio, Monang Saragih sebagai

penentu kebijakan pemberitaan dan program-program yang ada di radio

Mora. Selanjutnya adalah faktor ideologi media. Faktor ini mempengaruhi

kebijakan redaksional radio Mora karna memang sejak didirikannya, radio

ini memegang idologi pancasila dan pengetahuan akan hukum. Terakhir

adalah faktor rutinitas media, yaitu audiens atau masyarakat memberikan

kontrubusi berupa aspirasi di mana hal tersebut yang nantinya akan

dijadikan topik pembahasan pada program-program di radio Mora Banten.

 

Page 85: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

75

2. Faktor kerutinan media dipengaruhi oleh unsur Sumber berita pengolahan

berita dan audiens yang membentuk rutinitas media di radio Mora Banten.

Dalam rutinitas media terdapat rapat-rapat mengambil keputusan yang

terjadi di radio Mora Banten. Untuk di radio Mora faktor yang

mempengaruhi rutinitas media yaitu sumber berita dan audiens dalam

memberikan kontribusi informasi dan pemberitaan terkait isu-isu terkini

yang terjadi di lingkungan masyarakat.

Faktor organisasi media dipengaruhi oleh manajemen organisasi

media. Pengaruh dari pemilik radio Mora yakni Monang Saragih memiliki

pengaruh besar terhadap organisasi media atau kebijakan redaksional di

radio Mora. Dalam konteks kebijakan redaksional media, pemilik atau

owner radio Mora memberikan pengaruhnya berupa usulan dan masukan.

Terkait faktor organisasi pengaruh tidak hanya dari pemilik media, namun

dari pekerja media lain yang memiliki kewenangan dalam menentukan

kebijakan redaksional terkait menaikkan dan menurunkan pemberitaan di

radio Mora Banten.

Faktor ideologi cukup berpengaruh dalam kebijakan redaksional

radio Mora Banten, terlebih radio Mora memilih untuk konsen pada

penyiaran yang membahas di bidang hukum. Jadi, ideologi radio Mora

sudah terkonstruksi tentang pemahaman dan permasalahan soal hukum.

Oleh karena itu, semua isu pemberitaan, program acara di radio Mora

Banten, hingga para pekerja di radio tersebut berlatar belakang hukum.

 

Page 86: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

76

B. Saran- Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai hirarki pengaruh terhadap

kebijakan redaksional di radio Mora FM Banten pada bulan Mei 2017 saya

sebagai peneliti merasa perlu untuk memberikan saran kepada radio Mora

Banten tersebut sebagai objek penelitian saya dan untuk penelitian selanjutnya

mengenai radio Mora FM Banten atau tentang hirarki pengaruh yang terjadi

pada sebuah media.

Saran kepada radio Mora FM Banten sebagai salah satu institusi media

agar selalu dapat menjunjung nilai-nilai kode etik jurnalistik, mengedepankan

pemberitaan dan program siaran yang bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu

selalu memeberikan ruang aspirasi kepada masyarakat dalam menyampaikan

keluh kesah. Selanjutnya untuk para penyiar radio Mora Banten agar terus

melatih diri dan memperbanyak pengetahuan di bidang jurnalistik, hal tersebut

berguna bagi berjalannya proses produksi siaran di radio Mora Banten.

Kepada tim redaksional radio Mora Banten selalu memunculkan ide-ide yang

inovatif dalam mengemas suatu program acara agar masyarakat dapat

menikmati dan menyerap informasi yang disampaikan.

Saran kepada peneliti selanjutnya ialah menggali lebih dalam lagi

bagaimana proses produksi radio Mora Banten, terlebih pada faktor yang

mempengaruhi kebijakan redaksional di radio Mora Banten dan mengkaji

faktor pengaruh lain yang belum penulis sampaikan.

 

Page 87: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

77

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo,

cet-3, 2004

____________. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2007.

_____________. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2006.

Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2011.

Creswell, John W. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed, Bandung: Pustaka Pelajar, 2008

Denzin, Norman K. Denzin, Yvonna S Lincoln, Handbook of Qualitative

Research, Diterjemahkan oleh : Dariyanto dkk , Yogyakarta:Pustaka

Pelajar, 2009

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2013.

Hamad, Ibnu. Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa, Jakarta: Granit,

2004.

Harahap, Arifin S. Jurnalistik Televisi: Teknis Memburu dan Menulis Berita,

Jakarta: Indeks, 2006

Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian, Jakarta: STIA-LAN Press, cet-

2, 2000

Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian. Malang: UIN Malang Press, 2008.

Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2008.

Littlejohn, Stephen W. dan Karen A. Foss. Communication Theory: Theories of

Human Communication, Jakarta: Salemba Humanika, Edisi 9, 2009

Masduki, Kebebasan Pers dan Kode Etik Jurnalistik, Jakarta: UII Press, 2005

Mc Quail, Dennis. Teori Komunikasi Massa:Suatu Pengatar, Jakarta: Erlangga,

1996

 

Page 88: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

78

Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007

Morissan. Teori Komunikasi Massa, Bogor: Galia Indonesia, 2010

Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian kualitatif. Yogyakarta: PT. Bayu Indra

Grafika, 1996.

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013.

Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.

Oetama, Jakob. Pers Indonesia Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus,

Jakarta: Kompas, 2001

Shoemaker, Pamela J. dan Sthepen D. Reese, Mediating The Messege: Theories

Of Influence on Mass Media Content.

Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Karya,

1989.

Reese, Pamela J Shoemaker and Stephen D. Mediating The Message, Theories of

Influence on Mass Media Content, New York, USA: Longman

Publisher, 1996

Rivers, William L, Theodore Peterson dan Jay W. Jensen. Media Massa dan

Masyarakat Modern. Jakarta: Kencana, 2008.

Rusadi, Udi. Kajian Media Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode,

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015

Salim, Agus. Teori dan Paradigma Peneliatian Sosial, Yogyakarta: Tiara

Wacana, 2006

Sarosa, Samiaji. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar. Jakarta: Indeks, 2012.

Schudson, Michael. Discovering The News, New York: Basic Books, 1978

Subagyo, P. Joko. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2015.

Sudibyo, Agus. Ekonomi Politik Media Penyiaran, Jakarta: ISAI, 2004

Sumadiria, A.S Haris. Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan

Jurnalis Profesional, Bandung: Simbiosa Rekatama Media: 2006

 

Page 89: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

79

Surjomihardjo, Abdurachman. Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers Di

Indonesia, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2002

Suryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Pustaka Setia, 2015.

Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik. Bogor: Ghalia

Indonesia, 2011.

Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru. Ciputat: Kalam Indonesia, 2005.

Vivian, John. Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Kencana Prenada Media Goup,

2008

Skripsi yang berjudul Tanggapan masyarakat desa Pasir Langu kecamatan

Cisarua terhadap program siaran “MOTIF”dan siaran keagamaan

Islam radio Mora, Skripsi sarjana Chaerani mahasiswa Universitas

Islam Bandung.

Data resmi berupa company file radio mora Banten

 

Page 90: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

80

LAMPIRAN I

HASIL WAWANCARA

Wawancara dengan Sunardi selaku Manager Station Radio Mora FM Banten

Hari/tanggal : Senin, 22 Mei 2017

Tempat : Radio Mora FM Banten

1. Latar belakang pendidikan bapak apa?

Sarjana hukum pidana

2. Bisakah bapak ceritakan sejarah radio mora?

Radio mora adalah salah satu radio yang berorientasi kepada bidang hukum,

yang artinya memberikan penyuluhan tentang hukum itu sendiri, karena radio

mora melihat dari pemahaman tentang hukum masyarakat itu minim sehingga

kita konsen kesana (bidang hukum), mungkin teman- teman yang lain (radio)

segmentasinya di bidang yang lain (radio pada umumnya). Kita (radio mora)

menganggap bahwa pemahaman akan hukum akan membawa kesejahteraan

kepada masyarakat itu sendiri. Karena yang diharapkan pengertian terhadap

hukum, perlakuan hukum dengan baik sehingga tujuan dari keadilan,

kesejahatreaan, kemakmuran bersama bisa tercapai. Maka dari itu radio mora

mengambil segmentasi kepada bidang hukum agar membrikan pencerahan

pengatahuan masyarakat kepada hukum.

 

Page 91: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

81

3. Apakah semua para pekerja di radio mora berlatar belakang hukum?

Apakah penyiar / wartawan terdapat dari lulusan jurnalistik?

Rata- rata meraka dari berlatar blakang hukum tapi mengikuti pelatihan

jurnalistik atau mereka memang memiliki dua profesi yag salah satu

profesinya sebagai wartawan, karena memang di kita (radio mora)

menerapkan ganda, maksudnya yang memilik basik jurnalistik tapi

backgroundnya hukum, istilahnya sambil menyelam minum air.

4. Menurut bapak, apa makna berorganisasi?

Sangat penting sekali, karena beroragniasi mengajarkan kita semua tentang

tatanan di implmentasikan ke hidup (kehidupan). tanpa tatatanan tersebut

kehdiupan akan amburadul, mungkin disekolah ada yang namanya kepala

sekolah, dewan guru, Pembina murid, dari atas hingga kebawah nah semua itu

berfungsi untuk melakukan tatanan tersebut, saat ini banyak yang

menyalahgunakan tatanan bagus bahwa mahasiswa menanyakan maka

berorganisasi, karena saat ini pemahaman berorganisasi banyak

diselewengkan, seperti utuk kekuasaan, untuk kpentingan pribadi.

5. Bagaimana struktur redaksi di radio mora?

Struktur redaksi di radio mora sama dengan yang lain, ada pimpinan, ada

redaktur yang mengatur tentang siaran, ada yang mengatur jadwal siaran dan

tema siaran.

6. Apa ideologi radio mora?

Seacara menyeluruh ideologi kita tetap pancasila, jangan sampai

keluar dari garis besar haluan Negara, jangan sampai kita memakai idoelogi

 

Page 92: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

82

yang lain, karena pancasila dapat menyatukan keberagaman masyarakat,

keharusan kita untuk memakai ideologi pancasila karena kita warga Negara

Indonesia, untuk radio mora sendiri, ideologi yang lain kita lebih memegang

pemahaman tentang hukum itu saja.

7. Bagaimana rutinitas media yang terjadi di radio mora?

Seperti biasa dalam rutinitas sehari- hari kita melakukan proses produksi dari

pra hingga pasca, radio mora berbeda dengan radio lain, radio mora utuk

siaran dan segala macamnya seperti tema kita kembangkanpada siaran saat itu

juga, misalnya seperti terkait isu yang sedang berkembang dimasyarakat,

maka kita angkat tema siaran. Fungsi penyiar disini adalah memandu atas

informasi yang diberikan oleh masyarakat misalnya, pak dikampung saya

jalannya rusak, yang mnyampaikan masyarakat , nama tempat dan alamatnya

jelas, identitasnya jelas bahwa betul hal tersebut tidak direkayasa, penyiar

memandu dan mengarahkan bahwa mengkritisi atau saran boleh, tapi tidak

berlebihan, sebelum siaran akan memilih tema yang akan di angkat misalnya

saya akan mengangkat tema tentang diskriminasi karyawan tentang bpjs atau

tentang apa saja atau tentang politik yang berkembang saat ini, biasanya si

penyiar ini mengangkat (tema tersebut) 60 menit sebelum masuk ke ruang

siaran.

 

Page 93: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

83

8. Bagaimana kebijakan redaksional radio mora dalam mengangkat tema

atau isu siaran?

Kita (radio mora) bebas tidak dibatasi kamu mau menyampaikan

apa, saya bilang tadi bahwa radio mora itu berbeda tidak seperti radio lainnya,

yang penting kita bisa mempertanggungjawabkan apa yang kita sampaikan.

9. Bagaimana alur kerja diradio mora?

Alur kerja di radio mora lumrah seperti organisasi yang lain, karena

kita juga di bawah naungan PT atau perusahaan, ada administrasi , ada

keuangan ada marketing, ada penyiar, dan ada yang lainnya, lumrah seperti

biasa.

10. Apakah terdapat rapat redaksi sebelum melakukan penyiaran? Dan

siapa sajakah yang ikut menghadiri rapat redaksi?

Kita sistematis, karena kita sistem redakturnya ke pusat (Bapak Monang

Saragih selaku CEO), kita tinggal mengikuti arahan dan pak Monang sendiri

yang mengatur redaksinya seperti apa nih tema tema besar yang akan

diangkat, bahkan acara apa saja yang akan di sajikan kepada masyarakat, hal

tersebut sudah baku tinggal mengikuti saja. Jadi tema utamanya dari pak

monang, penyiar hanya mengembangkan atau improvisasi.

11. Siapa yang mengambil keputusan dalam menentukan tema siaran?

Kalau untuk mennetukan tema, itu ke koordinator masing-maisng

radio. Mislanya, untuk radio di Banten saya sendiri, adapun penyiar bisa

memberikan kontribusi dan mengembangkan ide tema tersebut. Misalnya

 

Page 94: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

84

sanggup atau tidaknya penyiar mengambil tema tersebut, kalau bisa (diambil)

temanya, kalau tidak bisa ya tidak di ambil temanya.

12. Seberapa besar pengaruh pemilik media dalam menentukan isu atau

tema pemberitaan?

Sangat besar sekali pengaruhnya karna isu politik terutama politik dan

hukum. Ketika pemerintah menaggapi atau mengkritik isu yang kita angkat,

baik itu positf atau negatif menjadi pion yang sangat jitu. Misalnya ketika

pemerintah mengkritik dari sisi negatif kita menganggap itu kritik pedas.

misalnya ketika kita menyoroti tentang korupsi dan kita berkomitmen

memberantas korupsi padahal sebenarnya memang di Indoensia, jika ditanya

satu persatu masyarakat, kamu senang tidak korupsi? Pasti jawabnya tidak

suka. Begitu isu korupsi diangkat ada saja yang tidak suka, sudah pasti itu

resikonya.

13. Konsep umum program mora apa saja?

Seperti tema tema siaran, kita mengambil tema-tema hukum dengan begitu

dengan sendirinya masyarakat tdak asing dengan Bahasa Bahasa hukum,

misalnya program kasasi, padahal itukan istilah hukum kita singkat menjadi

kasus sana sini, tujuannya agar masyarakat terbiasa dengar Bahasa hukum

soalnya kan anggapan masyarakat kalau mendengar soal hukum itu takut,

apalagi meja hijau. Sebenernya kita mengajarkan bahwa jangan takut kalau

memang itu terkait kebenaran. Selain tentang hukum ada juga program tentang

sosial ekonomi, pendidikan kita selalu angkat, ada juga tentang pendampingan

tentang hukum.

 

Page 95: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

85

14. Bagaimana peran pekerja di radio mora? Terkait kegiatan jurnalistik

Banyak perannya, Untuk pencarian berita kita turun kelapangan atau survei

juga, atas laporan dari masyarakat terkait keluhan keluhan yang ada di

masyarakat

15. Seberapa besar pengaruh wartawan/ pekerja dalam menentukan sebuah

pemberitaan?

Sangat berpengaruh, karna menyangkut soal berita-berita kita akan

mengkrosceknya untuk mendapatkan hasil yang akurat dan seimbang.

16. Seberapa besar pengaruh pengiklan dalam menentukan berita? Apakah

terdapat pengaruh dari pengiklan terhadap kebijakan redaksional di

radio Mora Banten?

Tidak ada pengaruh dari pengiklan, karna kita memilih iklan seperti apa yang

layak disiarkan kepada pendengar. Misalnya iklan layanan masyarakat.

17. Apakah terdapat intervensi dari pemerintah terhadap pemberitaan atau

kebijakan redaksional di Radio Mora Banten?

Tidak ada, malahan kita (radio Mora) yang memberikan kritik atau saran

terhadap suatu instansi pemerintah terkait kebijakan-kebijakan atau masalah

yang terjadi di pemerintahan. Melalui program-program yang ada di radio

mora, kita juga menampung aspirasi masyarakat.

 

Page 96: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

86

Wawancara dengan Suroso, selaku wartawan dan penyiar senior Radio Mora FM

Banten

Hari/tanggal : Senin, 22 Mei 2017

Tempat : Radio Mora FM Banten

1. Bagaimana latar belakang anda di radio mora?

Sebagai penyiar dan wartawan senior

2. Berapa lama sudah bekerja di radio mora?

Sudah sekitar 3 tahunan

3. Bagaimana latar belakang pendidikan anda?

Saya lulusan sarjana hukum

4. Pernah belajar ilmu jurnalistik tidak?

Iya pernah belajar jurnalistik

5. Saat anda bergabung dengan radio mora adakah persyaratan khusus?

Iya ada, seperti dari pendidikan, pengalaman di dunia jurnalistik, dan tidak

mungkin kalau kita tidak punya pengalaman bisa bergabung di sini.

6. Apakah latar belakang pendidikan sangat ditekankan disini?

Tidak juga, sesuai dengan kemampuan dan pengalaman saja. Pendidikan tidak

menjamin juga.

7. Apa makna berorganisasi menurut anda?

Kalau organisasi itu bisa dimanfaatkan dengan baik itu akan menambah suatu

pengalaman bagi kita semua tapi jangan sampai dalam berorganisasi itu

disalah gunakan untuk kepentingan kelompok. Akan tetapi bisa bermanfaat

 

Page 97: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

87

dalam masyarakat. Selain itu saya juga di PWI (Persatuan Wartawan

Indonesia) Banten dan saya juga pernah membantu perumusan olahraga di

Indonesia.

8. Nilai-nilai apa sajakah yang anda pegang sebagai seorang penyiar dan

praktisi hukum?

Jangan sampai memprovokasi masyarakat dan apa yang kita sampaikan itu

harus bermanfaat bagi masyarakat. Dan kita sebgai pemersatu dan

membangun sumber daya manusia melalui penyiaran.

9. Bagaimana mekanisme kebijakan redaksi di radio mora?

Radio mora memberikan suatu kebebasan dalam melakukan peyiaran dengan

batas-batas norma yang diatur dalam dunia jurnalistik. Pertama, tidak

memprovokasi tidak menyebarkan suatu kebencian dan apa yang kita

sampaikan bis abermanfaat untuk masyarakat banyak.

10. Apabila menyinggung suatu isu pemberitaan, apakah mengedepankan

nilai-nilai berita?

Iya kalau kita update harus dari lapangan yang ada didalam masyarakat dan

aduan dari masyarakat kita tindak lanjuti dan kita sampaikan kepada

pemerintah kita kerja sama juga dengan pemerintah dalam artian kita tidak

menutup diri terkait kebijakan pemerintah dan mensosialisasikannya kepada

masyarakat. Bahwa ada keluhan-keluhan masyarakat yang ada dibawah dan

setelah itu kita smapaikan kepada masyarakat kembali bahwa inilah aduan-

aduan masyarakat.

 

Page 98: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

88

LAMPIRAN II

GAMBAR HASIL OBSERVASI

Gambar : Tampak Depan Kantor Radio Mora FM Banten

Gambar : Ruang Rapat Redaksi Radio Mora FM Banten

 

Page 99: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

89

Gambar : Sunardi, Manag er Station Radio Mora FM Banten

Gambar : Ruang siaran Radio Mora FM Banten.

 

Page 100: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

90

LAMPIRAN III

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

 

Page 101: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

91

LAMPIRAN IV

SURAT IZIN PENELITIAN

 

Page 102: HIRARKI PENGARUH SIARAN RADIO SWASTA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41143/1/LISTIANI FANSELA-FDK.pdf · membangun komunikasi 3-4 arah, yaitu antara penyiar

92

LAMPIRAN IV

COVER ACC PROPOSAL SKRIPSI