NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

117
STRATEGI PROGRAM PELAYANAN SOSIAL PENDIDIKAN MELALUI CHARITY OF CHILDREN EDUCATION COMMUNITY (CCE COMMUNITY) DI KEBAGUSAN JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Oleh: Neneng Khaira Ummah NIM: 108054100019 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Transcript of NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

Page 1: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

STRATEGI PROGRAM PELAYANAN SOSIAL PENDIDIKAN

MELALUI CHARITY OF CHILDREN EDUCATION COMMUNITY

(CCE COMMUNITY) DI KEBAGUSAN JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh:

Neneng Khaira Ummah

NIM: 108054100019

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

STRATEGI PROGRAM PELAYANAN SOSIAL MELALUI CCE COMMUNITY DI

KEBAGUSAN JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh

Neneng Khaira Ummah

NIM: 108054100019

Pembimbing

Ahmad Zaky, M. Si

NIP: 19771127 200710 1 001

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 3: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf
Page 4: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan

hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 03 Juni 2015

Neneng Khaira Ummah

Page 5: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

i

ABSTRAK

Neneng Khaira Ummah

108054100019

Strategi Program Pelayanan Sosial Melalui Charity of Children Education (CCE

Community) di Kebagusan Jakarta Selatan

Kesejahteraan masyarakat Indonesia masih seringkali dilihat dari unsur finansial.

Semakin besar dan semakin tinggi pendapatan seseorang, dapat dikatakan semakin sejahtera

seseorang. Namun di samping itu masih dikatakan bahwa mayoritas penduduk negeri ini

adalah masyarakat menengah ke bawah yang masih serba kekurangan dan bertaruh dengan

kemiskinan. Salah satunya adalah pemulung. Pemulung adalah seseorang yang mempunyai

pekerjaan mengangkut sampah dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Pekerjaan pemulung

belum mempunyai penghasilan yang tetap dan memadai, cenderung selalu kekurangan. Di

Indonesia, pemulung diidentikkan dengan kemiskinan. Untuk kehidupan sehari-hari saja

mereka sulit terlebih jika ditambah dengan biaya sekunder seperti pendidikan. Banyak

Pemulung yang putus sekolah lantaran tidak mempunyai biaya untuk sekolah. Dengan

demikian tidak heran masih banyak pemulung yang tinggal di Jakarta namun masih

mempunyai kekurangan yaitu buta huruf. Dengan demikian diantara sebab sebab berikut

diadakanlah CCE Community dimana CCE mencoba memberi kemampuannya memberi

pendidikan secara cuma-cuma yang dikhususkan untuk warga Kebagusan, yang mana daerah

tersebut masih banyak para pemulung yang bermukim.

CCE memberi pendidikan seperti kegiatan Calistung untuk anak PAUD dan TK,

Kegiatan Calistung untuk Ibu-ibu dan Bapak-bapak, adapula Pelayanan Kesehatan, Sekolah

Paket, Pelatihan Kerajinan Tangan, dan Bakti Sosial. CCE didirikan tanggal 15 September

2012 dan berlapak di Kebagusan, CCE berupaya meningkatkan pendidikan akademik dan

juga pendidikan agama serta pendidikan moral.

Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif dimana penelitian

menggunakan beberapa cara seperti wawancara, observasi dan studi dokumen, yang mana

yang menjadi informan adalah para volunteer CCE dan warga Kebagusan.

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa, perubahan kepribadian yang signifikan

dari anak didik yang semula cuek dan pemalu menjadi suka menyapa, ceria dan rasa ingin

tahu serta rasa sosial mereka yang meningkat. Dilihat dari kompetensi Calistungpun

meningkat yang semula belum bisa menulis dan membaca, perlahan-perlahan mereka bisa

membaca. Dan juga kemampuan Agamanya seperti membaca Iqra, mereka sudah bisa fasih

membaca dan membedakan antara satu huruf dengan yang lainnya. Dilihat dari hasil

pelayanan kesehatan yang dilakukan, warga banyak yang menjadi mudah dalam

memeriksakan kesehatannya dan menjadi mudah dalam akses kesehatan melalui BPJS

Kesehatan. Sehingga warga tidak merasa bingung dan kesulitan.

Page 6: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim.

Alhamdulillahirabbil Alamin, penulis ucapkan puji syukur ke Hadirat ALLAH SWT

yang telah memberikan penulis petunjuk, kesehatan dan juga kasih sayang-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan juga Junjungan besar Nabi Muhammad SAW

yang telah memperjuangkan perubahan kehidupan umat manusia dari zaman jahiliyah sampai

kepada zaman yang modern seperti sekarang ini.

Dengan adanya skripsi ini penulis yakin masih banyak sekali kekurangan yang ada

dalam skripsi ini, oleh karena itu penulis membutuhkan saran dan juga kritik dalam

memperbaiki skripsi ini.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih karena telah membimbing penulis hingga

bisa seperti menyelesaikan pendidikan di universitas ini kepada segenap jajaran:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dan juga Wakil Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

2. Ibu Siti Napsiyah, MSW, Sebagai Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial, yang

telah banyak menolong dan memudahkan penulis dan juga memberi banyak masukan,

saran dan petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di universitas

ini.

3. Bapak Ahmad Zaky, M. Si, Sebagai Sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial

dan juga selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan

kesabaran, terima kasih juga atas segala bimbingan, petunjuk, dan masukan-

masukannya sehingga penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

iii

4. Ibu Dr. Fatmawati, M. A, selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak

meluangkan waktu untuk penulis dalam skripsi ini.

5. Kepada seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan mata kuliah yang bermanfaat bagi masa depan penulis dan juga seluruh

Staf Karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah menolong dan

memudahkan penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

6. Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Perpustakaan Utama, dan juga

Perpustakaan Umum Daerah Kuningan yang telah banyak menolong dalam

mencarikan buku-buku yang penulis butuhkan.

7. Orangtuaku tercinta Ibu Yomniza, S. Ag dan Bapak Maaduroji, S. Ag, yang telah

membesarkan dan mendidik penulis. Maaf selalu menyusahkan Umi dan Abi.

8. Kakakku yang aku sayangi Nashiruddin Muadz, S. Pd dan sang Istri Kakak Ipar yang

aku sayangi Agustin Dwigiarti, dan Juga Keponakanku tersayang yang imut Bilqis

Aulia Rizki, semoga tumbuh menjadi anak yang baik dan berguna untuk keluarga.

9. Adik-adikku yang paling tersayang dan terbaik Nurul Faizah, S. Psi dan Ahmad

Khoirul Umam, terima kasih telah menjadi adik yang baik dan terima kasih telah

menemani penulis ketika penulis sakit, terima kasih juga telah memberikan canda

tawa, suka duka dan perhatian yang besar kepada penulis.

10. Sahabat-sahabatku yang selalu mengisi hari-hariku dengan canda dan tawa, suka

maupun duka, terima kasih juga sudah mau menjadi tempat curhat yang baik buat

penulis, Ka Dita, Komariah, Ka Wahyu, Nilam, Ari, Anjas, Sarah, Ka Hikmah, Devi,

Fitri, Dinda, Nisa dan Dewi. Semoga Kalian Sukses!

11. Para Pemimpin CCE Community, Ka Adjeng Septi Wulandari, Ka Agustina Dwi

Handayani, Ka Wulan Sari Rahayu, Ka Arif Tirta, dan Ka Hadiansyah. Terima kasih

atas segala pengorbanan dan kesabaran kalian. Sukses juga untuk skripsi-skripsinya.

Page 8: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

iv

12. Adik-adik dan Warga Kebagusan yang telah berbagi pengalamannya pada penulis,

semoga apa yang diharapkan dikabulkan oleh Allah SWT.

13. Teman-teman seperjuangan Kessos 2008. Dan teman-teman Kessos 2010-2013 yang

telah banyak menolong penulis.

14. Semua pihak yang telah banyak menolong penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Demikianlah pernyataan terima kasih dan permintaan maaf pula dari penulis jika ada

kesalahan yang tidak sengaja semoga amal ibadah kalian diterima ALLAH SWT dan semoga

selalu berada dalam Lindungan ALLAH SWT. Amin.

Jakarta, 03 Juni 2015

Neneng Khaira Ummah

108054100019

Page 9: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................................................

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................

DAFTAR TABEL ......................................................................................................................

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

1. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8

2. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8

D. Metode Penelitian .................................................................................................. 9

1. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 9

2. Macam dan Sumber Data ........................................................................ 10

3. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 11

4. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 13

5. Teknik Analisis Data ................................................................................. 14

6. Teknik Pengambilan Informan ............................................................... 15

E. Teknik Penulisan ................................................................................................. 16

F. Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 16

G. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 17

BAB II LANDASAN TEORI

A. Strategi ................................................................................................................. 19

1. Pengertian Strategi .................................................................................. 19

B. Program ................................................................................................................ 20

Page 10: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

vi

1. Pengertian Program ................................................................................. 20

C. Pendidikan ........................................................................................................... 21

1. Pengertian Pendidikan ............................................................................. 21

2. Dasar-Dasar Pendidikan .......................................................................... 23

3. Tujuan Pendidikan ................................................................................... 23

4. Proses Pendidikan .................................................................................... 24

5. Hakikat Pendidikan ................................................................................. 25

6. Pendidikan Sebagai Pelayanan Sosial .................................................... 29

D. Pelayanan Sosial .................................................................................................. 29

1. Pengertian Pelayanan Sosial ................................................................... 29

2. Optimalisasi Kontribusi Dalam Pelayaan Sosial ................................... 30

3. Mengembangkan Sistem Sosial yang Responsif .................................... 31

4. Pemanfaatan Institusi Sosial ................................................................... 32

5. Organisasi Masyarakat ............................................................................ 35

E. Anak ...................................................................................................................... 36

1. Pengertian Anak ....................................................................................... 36

2. Kebutuhan-kebutuhan yang Mendasar Untuk Anak ........................... 36

3. Hak Anak .................................................................................................. 38

4. Pendidikan Hak Anak .............................................................................. 39

F. Pemulung .............................................................................................................. 40

1. Pengertian Pemulung ............................................................................... 40

2. Aspek Pemulung ....................................................................................... 41

G. Intervensi Komunitas .......................................................................................... 42

1. Pengertian Intervensi Komunitas ........................................................... 42

2. Luas Lingkup Intervensi Komunitas ...................................................... 43

3. Beberapa Model Intervensi Komunitas ................................................. 45

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Sejarah Berdirinya CCE Community ............................................................... 47

B. Legalitas Hukum .................................................................................................. 51

Page 11: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

vii

C. Visi dan Misi CCE Community ......................................................................... 52

D. Struktur Kepemimpinan CCE Community....................................................... 53

E. Volunteer CCE Community ............................................................................... 53

F. Data Anak Didik CCE Community ................................................................... 56

G. Fasilitas Kelas CCE Community ....................................................................... 57

H. Sistem Pendanaan CCE Community ................................................................ 57

I. Piagam Penghargaan CCE Community ............................................................. 58

BAB IV ANALISIS DATA DAN TEMUAN LAPANGAN

A. Strategi Program Pendidikan CCE Community .............................................. 60

B. Manfaat Adanya CCE Community Bagi Anak Didik dan

Warga Kebagusan ............................................................................................. 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 75

B. Saran ..................................................................................................................... 76

Page 12: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

viii

DAFTAR TABEL

TABEL 1 : Tabel Data Volunteer CCE Community ........................................................................... 54

TABEL 2 : Daftar Data Anak Didik CCE Community ....................................................................... 56

Page 13: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

ix

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 : Suasana Penerimaan Volunteer Baru ........................................................................... 55

GAMBAR 2 : Suasana pengajaran Calistung Kelas PAUD dan TK ................................................... 64

GAMBAR 3 : Suasana Pengajaran Calistung Ibu-ibu ......................................................................... 66

GAMBAR 4 : Suasana membuat Kerajinan Tangan ........................................................................... 68

Page 14: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam al-Quran, masyarakat yang sejahtera dinamakan al-muflihun,

yang secara harfiah berarti orang-orang yang beruntung. Indikator masyarakat

yang sejahtera (al-muflihun), yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib,

melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan

kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada (Al-quran) yang diturunkan

kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum

engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat

petunjuk Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung, (meraih

kesejahteraan dunia dan akhirat) seperti dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah (2):

4-5.1

Dalam sejarahnya yang panjang, memang hanya manusia saja yang telah

membuktikan kesanggupannya dalam memadukan beberapa macam sumber

daya untuk meningkatkan kualitas hidupnya, menjadi makhluk berbudaya

tinggi. Telah menjadi kesepakatan para ahli, bahwa sumber daya manusia

merupakan aset penting, bahkan dianggap paling penting diantara sumber

daya-sumber daya yang lain, dalam setiap usaha memajukan suatu masyarakat

atau bangsa. Namun dalam kenyataannya, sumber daya manusia baru menjadi

1 Asep Usman Ismail, Al-Quran dan Kesejahteraan Sosial (Jakarta: Lentera Hati, Juni 2012) h. 3.

Page 15: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

2

aset penting dan berharga, apabila sumber daya manusia tersebut mempunyai

kualitas yang tinggi.2

Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi,

hanyalah ada satu jalan pemecahan yang harus ditempuh, yakni melalui

pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihanlah yang akan

meningkatkan kemauan, kemampuan, dan kesempatan bagi seseorang untuk

berperan dalam kehidupannya, secara individu maupun bermasyarakat.3

Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Mujadalah ayat 11

tentang pendidikan yang berbunyi:

لم درجاتالع يزفع اهلل الذين ءامنوا منكم والذين أوتوا

Artinya :”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.”(QS.Al-

Mujadalah:11).4

Masalah kemiskinan merupakan isu krusial di Indonesia sejak dahulu

hingga detik ini. Melihat jumlah dan kecenderungannya, kemiskinan di negeri

ini tampaknya bukan lagi merupakan kejadian sementara waktu. Melainkan,

sudah menjadi fenomena massal yang kronis dan mendalam. Bahkan untuk

banyak kasus, kemiskinan sudah bersifat antar-generasi. Berbagai strategi telah

dilakukan untuk mengatasi kemiskinan dengan menghabiskan dana sangat

besar. Di Indonesia biaya penanggulangan kemiskinan terus meningkat dari

2 Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia (Jakarta: Lantabora

Press, Juli 2005) h. 67. 3 Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, h. 68.

4 Q. Surat Al-Mujadalah ayat 11 mushaf 492.

Page 16: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

3

tahun ke tahun. Jika pada tahun 2004 “baru” Rp. 18 triliun, maka satu tahun

berikutnya menjadi Rp. 23 triliun.5

Sejatinya pendidikan merupakan hak seluruh warga negara. Seperti yang

telah dijelaskan menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia bahwa

pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk dapat mencapai

kemakmuran suatu negara, sebagaimana diatur secara tegas dalam pasal 31

ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang menyatakan bahwa

setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Ayat (2) menegaskan bahwa

setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib

membiayainya. Ayat (3) menetapkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Pada kenyataannya,

pendidikan yang digadang-gadangkan oleh pemerintah dapat diperoleh oleh

seluruh kalangan masyarakat hanya menjadi sebatas mimpi karena

permasalahan yang kompleks dalam dunia pendidikan di Indonesia. Banyak

anak-anak usia sekolah di Indonesia yang justru harus putus sekolah dan tidak

bisa melanjutkan pendidikannya. Jumlah anak putus sekolah dan berpendidikan

rendah di Indonesia terbilang relatif tinggi. Berdasarkan laporan dari

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, setiap menit ada empat anak yang

harus putus sekolah. Sementara itu, menurut Pengamat Pendidikan,

Muhammad Zuhdan mengatakan bahwa tahun 2010 tercatat terdapat 1,3 juta

anak usia 7–15 tahun di Indonesia terancam putus sekolah. Tingginya angka

5 Edi Suharto, Kemiskinan & Perlindungan Sosial di Indonesia (Bandung: Alfabeta, Mei 2009) h.

22.

Page 17: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

4

putus sekolah ini, salah satunya akibat mahalnya biaya pendidikan. Tentu saja

kondisi ini sangat memprihatinkan, mengingat bahwa seluruh anak di

Indonesia harus memperoleh pendidikan dasar minimal 12 tahun (jenjang SD –

SMA). Data dari Mendikbud menyebutkan bahwa pada tahun 2007, dari 100

persen anak-anak yang masuk SD, yang melanjutkan sekolah hingga lulus

hanya 80 persennya, sedangkan 20 persen lainnya harus putus sekolah. Dari 80

persen siswa SD yang lulus sekolah, hanya 61 persennya yang melanjutkan

sekolah ke jenjang SMP dan sekolah yang setingkat lainnya. Kemudian setelah

itu hanya 48 persen yang akhirnya lulus sekolah. Sementara itu, 48 persen yang

lulus dari jenjang SMP hanya 21 persennya saja yang melanjutkan ke jenjang

SMA. Sedangkan yang bisa lulus jenjang SMA hanya sekitar 10 persen.

Persentase ini menurun drastis dimana jumlah anak-anak yang melanjutkan

pendidikan ke jenjang perguruan tinggi tinggal 1,4 persen saja.6

Kesejahteraan di dalam ekonomi ternyata sangat berperan penting dalam

penyediaan biaya untuk kebutuhan sekolah bagi sebagian orang, bahkan

banyak diantara mereka yang harus menggadaikan sebagian dari hartanya

untuk memenuhi kebutuhan sekolah. Kesejahteraan dan ekonomi mereka harus

dipertaruhkan sementara, agar anak-anaknya bisa bersekolah dan bisa

membantu perekonomian keluarga suatu saat nanti. Namun banyak juga

orangtua yang melarang anaknya untuk bersekolah karena mereka lebih

mementingkan pekerjaan dan pekerjaan tanpa memikirkan nasib anaknya

kelak.

6Fonita Andastry, “Tingginya Angka Putus Sekolah Di Indonesia,” artikel diakses pada 21

Oktober 2014 pukul 15.57 wib dari http://edukasi.kompasiana.com/2013/12/24/tingginya-angka-

putus-sekolah-di-indonesia-622368.html

Page 18: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

5

Sebagaimana diketahui, kehidupan yang menjadi dambaan masyarakat

adalah kondisi yang sejahtera. Dengan demikian, kondisi yang menunjukkan

adanya taraf hidup yang rendah merupakan sasaran utama usaha perbaikan

dalam rangka perwujudan kondisi yang sejahtera tersebut.7 Oleh karena itu,

mahasiswa mengembangkan ide untuk memberikan kemampuannya untuk

pendidikan anak-anak dari orang yang kurang mampu agar mereka bisa

berdaya sebagaimana anak yang lainnya dengan mencetuskan sebuah

komunitas atau perkumpulan yang bergerak di bidang pelayanan sosial berupa

pendidikan yang dinamakan Charity of Children Education Community.

Charity of Children Education Community atau CCE Community adalah

sebuah komunitas berbasis pendidikan yang dikembangkan pertama kali oleh

mahasiswa yang ada di Jakarta karena melihat banyaknya anak-anak pemulung

yang belum bisa merasakan bangku pendidikan dikarenakan orangtua

mempunyai penghasilan yang kurang mencukupi untuk membiayai kebutuhan

sekolah. Charity of Children Education Community yang bertempat di Lapak

Kebagusan dicetuskan dan dikembangkan untuk melayani pendidikan seperti

halnya pendidikan formal untuk Anak pemulung yang bertempat di Kebagusan

Jakarta Selatan. Charity of Children Education Community memberikan

pendidikan secara cuma-cuma atau sukarela untuk membantu kaum yang

kurang mampu agar bisa sedikit merasakan manfaat pendidikan. Awalnya

Charity of Children Education Community berdiri tahun 2012 di bawah asuhan

mahasiswa yang ada di Jakarta yang berniat memberikan pelayanan sosial

7 Soetomo, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Maret 2010)

h. 307.

Page 19: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

6

berupa pendidikan kepada anak-anak Pemulung yang ada di Kebagusan Jakarta

Selatan.

Program-program yang ada di Charity of Children Education Community

selain pelayanan sosial pendidikan adalah pada hari-hari libur seperti hari

minggu, anak-anak mendapat pelatihan dan ekstrakurikuler seperti Karate,

Menari, dan English Class yang dimana memang program ini dikhususkan

untuk mereka untuk menunjang kemampuan mereka.8

Peneliti melihat betapa pentingnya apa yang ada dalam program Charity of

Children Education Community yaitu memperjuangkan hak anak-anak

pemulung agar mendapat pendidikan sama seperti anak lainnya. Pelayanan

sosial seperti ini sangat penting mengingat pendidikan adalah akar dari

kesejahteraan. Tanpa pendidikan, anak-anak pemulung tidak akan bisa

membaca, melihat dan memahami apa yang terjadi pada kemajuan dunia

sekarang ini.

Oleh sebab itu peneliti berminat untuk memperdalam bahasan di dalam

skripsi yang berjudul:

STRATEGI PROGRAM PELAYANAN SOSIAL PENDIDIKAN

MELALUI CHARITY OF CHILDREN EDUCATION COMMUNITY

(CCE COMMUNITY) DI KEBAGUSAN JAKARTA SELATAN.

Dengan menempatkan Lapak Charity of Children Education Community

yang beralamat di Jl. Kebagusan 1 Gg. Warung RT 06/01 Pasar Minggu

8 Wawancara Pribadi dengan Humas CCE Community, Adjeng Septi Wulandari pada 02 Oktober

2014 jam 16.12 wib.

Page 20: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

7

Jakarta Selatan yang memperjuangkan penuh hak anak-anak kurang mampu

seperti Anak-anak Pemulung untuk mengenyam pendidikan.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan jelas peneliti membatasi penelitian ini pada

program Charity of Children Education Community untuk pelayanan sosial

di Kebagusan Jakarta Selatan.

2. Perumusan Masalah

Agar penelitian ini jelas, terarah dan sesuai dengan yang

diinginkan, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana program pelayanan sosial yang diberikan oleh

Charity of Children Education Community untuk anak-anak

pemulung di Kebagusan Jakarta Selatan?

2. Bagaimana manfaat yang anak-anak pemulung peroleh

dalam program pelayanan sosial yang diberikan oleh Charity of

Children Education Community?

Page 21: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dari penelitian ini, peneliti berharap dapat merangkum semua

tujuan ini:

a. Untuk menggambarkan program pelayanan sosial yang

diberikan oleh Charity of Children Education Community untuk

anak-anak pemulung di Kebagusan Pasar Minggu.

b. Untuk mengetahui manfaat yang anak-anak pemulung

peroleh dalam program pelayanan sosial oleh Charity of Children

Education Community.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Akademis

Dalam segi akademis peneliti berharap penelitian ini

memberikan manfaat untuk menambah pengetahuan baik bagi diri

sendiri maupun bagi mahasiswa lain dalam mengenal lebih jauh

ruang lingkup kesejahteraan sosial.

b. Manfaat Praktis

Diharapkan tulisan ini dapat menjadi gambaran untuk pekerja

sosial, maupun penulis sendiri untuk dapat memahami keinginan

dan kebutuhan serta memperjuangkan kesejahteraan rakyat kecil

seperti pemulung.

Page 22: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

9

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian.

Pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Flick ialah keterkaitan

spesifik pada studi hubungan sosial yang berhubungan dengan fakta dari

pluralisasi dunia kehidupan. Metode ini diterapkan untuk melihat dan

memahami subjek dan objek penelitian yang meliputi orang, lembaga

berdasarkan fakta yang tampil secara apa adanya. Melalui pendekatan ini

akan terungkap gambaran mengenai aktualisasi, realitas sosial, dan

persepsi sasaran penelitian. Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk

memahami perilaku manusia, dari kerangka acuan pelaku sendiri, yakni

bagaimana pelaku memandang dan menafsirkan kegiatan dari segi

pendiriannya. Peneliti dalam hal ini berusaha memahami dan

menggambarkan apa yang dipahami dan digambarkan subjek penelitian. 9

Di dalam penelitian, metode penelitian kualitatif dituntut memiliki

strategi penyelidikan yang andal sehingga hasil temuannya bisa

dipertanggungjawabkan keterpercayaannya dan kejituannya. Untuk itu,

strategi penelitian menjadi amat penting dipaparkan secara gamblang,

yaitu strategi penyelidikan yang dipandang relevan dan jitu untuk

menemukan jawaban terhadap masalah dan tujuan penelitian. 10

9 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik (Jakarta: PT Bumi Aksara) h.

81. 10

Burhan Bungin (Ed.), Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2007) h. 52-53.

Page 23: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

10

Menurut Sugiyono masalah dalam penelitian kualitatif bersifat

sementara, tentatif, dan berkembang atau berganti setelah peneliti berada

di lapangan. Dalam penelitian kualitatif akan terjadi tiga kemungkinan

terhadap masalah yang akan diteliti oleh peneliti, yaitu (1) masalah yang

dibawa oleh peneliti tetap, sejak awal sampai akhir penelitian sama,

sehingga judul proposal dengan judul laporan penelitian sama; (2) masalah

yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang, yaitu

diperluas atau diperdalam yang telah disiapkan dan tidak terlalu banyak pe

rubahan sehingga judul penelitian cukup disempurnakan; dan (3) masalah

yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total sehingga

harus mengganti masalah, sebab judul proposal dengan judul penelitian

tidak sama dan sehingga judulnya diganti.11

Berdasarkan pengertian ahli di atas, penelitian ini bersifat

menyelidiki permasalahan dan situasi sosial serta manfaat dan hasil yang

didapat dari pendidikan untuk anak Pemulung di Kebagusan Jakarta

Selatan.

2. Macam dan Sumber Data

a. Macam-macam data terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian dan

wawancara langsung antara peneliti kepada informan-informan

terkait.

11

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik. h. 81.

Page 24: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

11

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hasil dokumen atau

informasi lain yang bersifat non insani, seperti buku, leaflet, jurnal,

dan catatan-catatan lainnya.

b. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland, Sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada

bagian ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber

data tertulis, foto, dan statistik.

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau

diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama

dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/ audio

tapes, pengambilan foto, atau film.

Sumber berupa buku dan majalah ilmiah juga termasuk kategori

ini. Sumber tertulis lainnya tersedia pula di lembaga Arsip Nasional

atau di tempat-tempat arsip-arsip penting lainnya. Sumber tertulis

lainnya adalah dokumen pribadi, yaitu tulisan tentang diri seseorang

yang ditulisnya sendiri.12

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian deskriptif kualitatif dilakukan

melalui beberapa tahap, yaitu:

12

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, Januari

2007) h. 157.

Page 25: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

12

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu

masalah tertentu; ini merupakan proses tanya jawab lisan.13

Adapun yang akan menjadi informan, adalah sebagai berikut:

1. Para mahasiswa yang menjadi Pelayan Sosial berjumlah 6

orang.

2. Anak-anak Pemulung yang menjadi Penerima Pelayanan

Sosial yang berjumlah 3 orang.

3. Masyarakat sekitar, baik itu yang mempunyai hubungan

langsung dengan Anak-anak atau Penerima Pelayanan Sosial atau

masyarakat lainnya yang berjumlah 4 orang.

b. Observasi

Data untuk menjawab masalah penelitian dapat dilakukan pula

dengan cara pengamatan, yakni mengamati gejala yang diteliti.

Tujuan pengamatan terutama membuat catatan atau deskripsi

mengenai perilaku dalam kenyataan serta memahami perilaku

tersebut.14

c. Studi Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang

berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental seseorang.

Hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh

dokumen. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan

13

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik. h. 160. 14

Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta: Granit, 2004) h. 70.

Page 26: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

13

data dari sumber noninsani. Sumber ini terdiri dari dokumen dan

rekaman. 15

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Tempat yang peneliti ambil sebagai tempat penelitian

adalah Pemukiman Pemulung yang Berada di Jl. Kebagusan 1 Gg.

Warung RT 06/01 Pasar Minggu Jakarta Selatan.

b. Waktu Penelitian

Terhitung mulai bulan Oktober 2014 sampai Mei 2015

peneliti akan melaksanakan penelitian kepada para informan yang

ada di daerah Kebagusan Pasar Minggu dan memakai teknik

penelitian wawancara, pengamatan (observasi), dan studi dokumen,

untuk menyempurnakan penelitian.

c. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah sukarelawan-sukarelawan

yang dasarnya adalah mahasiswa yang mengabdikan diri menjadi

Guru atau Pengajar dan juga Warga Kebagusan Jakarta.

15

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik, h.176.

Page 27: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

14

5. Teknik Analisis Data

Data yang kita peroleh di lapangan sebenarnya merupakan hasil

interaksi antara peneliti dan subjek penelitian, baik berupa individu atau

berasal dari situasi sosial. Karena itu data yang dideskripsikan peneliti

sebenarnya merupakan hasil rekonstruksi pikiran peneliti terhadap apa

yang teramati (konstruksi subjek penelitian). 16

Menganalisis data maksudnya adalah menetapkan tahap-tahap,

langkah-langkah kegiatan terhadap data yang sedang dan sudah

dikumpulkan, dengan tujuan untuk menarik kesimpulan.17

Secara praktis dan mudah dipahami, jika hendak menyajikan atau

menganalisis data, penulis membuat langkah-langkah berikut:18

a) Membuat catatan lapangan. Maksud langkah ini adalah

peneliti mencatat, merekam, atau merekam atau memotret apa yang

didengar dan dilihat di lapangan, sebagai hasil wawancara-mendalam,

pengamatan dan atau membaca dokumen.

b) Membuat catatan penelitian. Dalam langkah kedua ini

peneliti menulis kembali semua yang diperoleh dari langkah pertama,

sehingga menjadi catatan yang lebih rapi, mudah dipahami, enak dibaca

tetapi hanya berisi yang terkait dengan langkah yang diperlukan.

c) Mengelompokkan data sejenis. Semakin hari hasil dari

langkah pertama dan kedua akan semakin banyak, berlembar-lembar. Oleh

16

Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif (Malang: UMM Press, Maret 2010) h. 95. 17

Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif. h. 96. 18

Ibid, h. 97.

Page 28: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

15

karena itu peneliti seawal mungkin jika sudah bisa, mulailah memilah atau

mengelompokkan “data sejenis” atau subtema atau tema dari kumpulan

data tersebut.

d) Melakukan interpretasi dan penguatan. Maksud langkah ini

adalah peneliti “meraba-raba” memberi arti terhadap deskripsi para

responden dalam menjawab permasalahan penelitian.

6. Teknik Pengambilan Informan

Sampling adalah teknik menarik sampel dari populasi. Populasi

yakni sejumlah unit analisis yang memiliki karakteristik yang sama sesuai

kriteria. Snow ball (bola salju) merupakan salah satu jenis teknik sampling,

karena dengan menggunakan teknik tersebut peneliti selain memperoleh

informasi atau data detail, juga jumlah responden penelitian.19

Sebagai satu konsep, Snowball Sampling merupakan pelabelan

(pemberian nama) terhadap suatu aktivitas ketika peneliti mengumpulkan

data dari satu responden berpindah ke responden yang lain yang

memenuhi kriteria, melalui wawancara mendalam (intensive interview, in-

depth interview).

Bergulir dari satu informan (misalnya si A) ke informan berikutnya

(si B), bisa berdasarkan atas informasi atau tunjukkan informan

sebelumnya (Si A), dan berpindah ke informan C atas pemberitahuan

informan B, demikian seterusnya. 20

19

Ibid, h. 82. 20

Ibid, h. 83.

Page 29: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

16

E. Teknik Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini peneliti gunakan dari buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi).21

F. Tinjauan Pustaka

Peneliti mendapatkan referensi sumber penulisan skripsi ini setelah

melihat beberapa skripsi, yaitu:

Skripsi Pertama:

Judul :“Pemenuhan Hak Anak Pemulung Melalui Program Pendidikan Dan

Kesehatan Di Yayasan Tunas Mulia Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang

Bekasi”

Peneliti: Epida Sari

Prodi: Kesejahteraan Sosial

Fakultas Dakwah Dan Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah

Peneliti melihat ada sedikit kesamaan antara judul peneliti dengan skripsi

di atas, adapun maksud dari skripsi diatas ialah menceritakan Bagaimana

Yayasan Tunas Mulia Kelurahan Sumur Batu Bantar Gebang Bekasi

memberikan segala akses baik itu berbentuk materi ataupun immateri kepada

21

Hamid Nasuhi, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi) (Jakarta:

CeQDA-UIN, 2007) Cet. Ke-1, h. 35.

Page 30: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

17

Anak-anak Pemulung di Bantar Gebang Bekasi untuk bisa lebih sejahtera dan

tercukupinya kebutuhan hidup terutama di bidang kesehatan dan pendidikan.

Sedikit perbedaan dengan peneliti sendiri ialah, peneliti lebih

memfokuskan pada Strategi Program untuk bisa menyalurkan Pelayanan Sosial

Pendidikan kepada Anak-anak Pemulung di Kebagusan Jakarta Selatan melalui

Charity of Children Education Community agar Anak-anak Pemulung bisa

sedikit menambah pengetahuan.

G. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini akan dirangkum dalam lima bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan dari latar belakang masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, perumusan dan pembatasan masalah, metodologi penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi definisi-definisi teori yang berkaitan dengan pembahasan

masalah dalam skripsi ini.

BAB III: GAMBARAN UMUM

Pada bab ini berisi sejarah umum komunitas, visi-misi, tujuan didirikan,

struktur, serta data volunteer dan warga Kampung Pemulung Kebagusan.

Page 31: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

18

BAB IV: ANALISIS DATA DAN TEMUAN LAPANGAN

Pada bab ini akan dijelaskan perkembangan dan program-program yang telah

Charity of Children Education Community lakukan untuk pendidikan warga

Kampung Pemulung Kebagusan.

BAB V: PENUTUP DAN SARAN

Berisi kesimpulan tentang program-program yang Charity of Children

Education Community lakukan dan saran-saran.

Page 32: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

19

BAB II

LANDASAN TEORI TENTANG STRATEGI PROGRAM PENDIDIKAN

DAN ANAK PEMULUNG

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Kata “Strategi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “Strategos”

(Stratos = militer dan ag = memimpin) yang berarti “generalship” atau

sesuatu yang dikerjakan oleh para Jenderal perang dalam membuat

rencana untuk memenangkan perang. Konsep ini relevan dengan situasi

pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang, dimana Jenderal

dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang. Meskipun strategi

merupakan suatu konsep yang komprehensif, tetapi strategi dapat

diformulasikan serta diterapkan dalam organisasi.22

Strategi adalah ilmu

dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan

kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai.23

22

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik; Pengantar Proses Berpikir Strategik (Jakarta;

Binarupa Aksara, 1996) h. 19. 23

Diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, 15 Januari 2015, pkl 14.00 wib

Page 33: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

20

B. Program

1. Pengertian Program

Dari Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin, ada dua pengertian

untuk istilah “Program”, yaitu pengertian secara khusus dan umum.

Menurut pengertian secara umum “Program” dapat diartikan sebagai

“rencana”. Jika seorang siswa ditanya oleh guru, apa programnya setelah

lulus dalam menyelesaikan pendidikan di sekolah yang diikuti, maka arti

“Program” dalam kalimat tersebut adalah rencana atau rancangan kegiatan

yang akan dilakukan setelah lulus. Rencana ini mungkin berupa keinginan

untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, mencari pekerjaan,

membantu orangtua dalam membina usaha, atau mungkin juga belum

menemukan program apa pun.

Dalam buku yang lain Suharsimi mendefinisikan Program sebagai

suatu kegiatan yang direncanakan dengan saksama. Sedangkan Farida Yusuf

Tayibnapis mengartikan program sebagai segala sesuatu yang dicoba

dilakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau

pengaruh. Jadi, program diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang

direncanakan dengan seksama dan dalam pelaksanaannya berlangsung

dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi

yang melibatkan banyak orang. Dalam pengertian tersebut ada empat unsur

pokok untuk dapat dikategorikan sebagai program, yaitu:

Page 34: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

21

1. Kegiatan yang direncanakan atau dirancang dengan saksama. Bukan

asal rancangan, tetapi rancangan kegiatan yang disusun dengan

pemikiran yang cerdas dan cermat.

2. Kegiatan tersebut berlangsung secara berkelanjutan dari satu kegiatan

ke kegiatan lain. Dengan kata lain ada keterkaitan antar-kegiatan

sebelum dengan kegiatan sesudahnya.

3. Kegiatan tersebut berlangsung dalam sebuah organisasi, baik dalam

organisasi formal maupun organisasi non formal bukan kegiatan

individual.

4. Kegiatan tersebut dalam implementasi atau pelaksanaannya melibatkan

banyak orang, bukan kegiatan yang dilakukan oleh perorangan tanpa

ada kaitannya dengan kegiatan orang lain.24

C. Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah proses yang dilakukan oleh setiap individu

manusia ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi kemanusiaan.25

Pendidikan menurut Soegarda Poerbakawaca adalah segala usaha

dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya,

pengetahuannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi

24

S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran;Panduan Praktis bagi Pendidik dan

Calon Pendidik (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, Agustus 2011) h. 7. 25

Teguh Wiyono, Rekonstruksi Pendidikan Indonesia (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, November

2010) h. 15.

Page 35: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

22

muda untuk melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama sebaik-

baiknya.26

Di bawah ini dikemukakan beberapa batasan pendidikan yang

berbeda berdasarkan fungsinya.

a. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya

Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan

sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke

generasi yang lain.

b. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi

Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan

sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah

kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.

Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu

pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh

mereka yang sudah dewasa, dan bagi mereka yang sudah

dewasa atas usaha mereka sendiri. Yang terakhir ini disebut

pendidikan diri sendiri (zelf vorming). Kedua-duanya bersifat

alamiah dan menjadi keharusan. Bayi yang baru lahir

kepribadiannya belum terbentuk, belum mempunyai warna dan

corak kepribadian yang tertentu, ia baru merupakan individu,

belum suatu pribadi. Untuk menjadi suatu pribadi perlu

mendapat bimbingan, latihan-latihan, dan pengalaman melalui

26

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta; Gaya Media Pratama, Agustus 2005) h. 10.

Page 36: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

23

bergaul dengan lingkungannya, khususnya dengan lingkungan

pendidikan.

c. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara

Pendidikan sebagai penyiapan warga negara diartikan

sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali

peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.

d. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja

Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan

sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki

bekal dasar untuk bekerja.27

2. Dasar-Dasar Pendidikan

Yang dimaksud dengan dasar pendidikan adalah pandangan hidup

yang melandasari seluruh aktifitas pendidikan. 28

3. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik,

luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan

pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap

kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh

segenap kegiatan pendidikan.

27

Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan (Jakarta; Rineka Cipta, April

2008) h. 33. 28

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam. h. 59.

Page 37: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

24

Tujuan pendidikan di Indonesia tertulis pada Undang-Undang

Republik Indonesia (UURI) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang bertalian

dengan pendidikan.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 ayat 1

disebutkan pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar:

1. Kecerdasan

2. Pengetahuan

3. Kepribadian

4. Akhlak Mulia

5. Keterampilan untuk hidup mandiri

6. Mengikuti pendidikan lebih lanjut.29

4. Proses Pendidikan

Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap

komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan

pendidikan. Bagaimana proses pendidikan itu dilaksanakan sangat

menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan.

Yang menjadi tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu

terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal. Sebab

29

Made Pidarta, Landasan Pendidikan; Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia

(Jakarta;Rineka Cipta, 2007) h. 12.

Page 38: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

25

berkembangnya tingkah laku peserta didik sebagai tujuan belajar hanya

dimungkinkan oleh adanya pengalaman belajar yang optimal itu. 30

Pendidikan anak harus dilakukan melalui tiga lingkungan, yaitu

keluarga, sekolah, dan organisasi. Keluarga merupakan pusat pendidikan

yang pertama dan terpenting. Sejak timbulnya peradaban manusia sampai

sekarang, keluarga selalu berpengaruh besar terhadap perkembangan anak

manusia. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,

masyarakat dan pemerintah. Sekolah sebagai pembantu kelanjutan

pendidikan dalam keluarga sebab pendidikan yang pertama dan utama

diperoleh anak ialah dalam keluarga.

Peranan orangtua bagi pendidikan anak adalah memberikan dasar

pendidikan, sikap, dan keterampilan dasar, seperti pendidikan agama, budi

pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk

mematuhi peraturan, dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan.

5. Hakikat Pendidikan

Program wajib belajar merupakan salah satu wujud kepedulian

pemerintah terhadap pemerataan pendidikan bagi penduduknya. Program ini

awalnya merupakan konsep nasional, tetapi selanjutnya dalam era otonomi

daerah, program tersebut mengerucut pada program masing-masing daerah.

Setiap daerah mencanangkan wajib belajar, dari mulai wajib belajar enam

tahun, sembilan tahun dan wacana terakhir adalah wajib belajar dua belas

30

Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan. h. 41

Page 39: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

26

tahun. Wajib belajar enam tahun berarti setiap warga negara wajib

mengikuti proses pendidikan setingkat sekolah dasar, minimal.

Orang miskin sekarang ini seharusnya tidak perlu takut untuk

mengikuti proses pendidikan. Semua sarana pendidikan di negeri ini sudah

disediakan oleh pemerintah. Mereka tinggal menentukan ingin melanjutkan

pendidikan di sekolah yang mana. Mereka boleh memilih jenis sekolah dan

jenis pendidikan yang ingin diikutinya. Seharusnya, dengan demikian, biaya

pendidikan sudah terjangkau oleh tingkat perekonomian keluarga mereka.31

Peranan pendidikan dalam kehidupan sangat menentukan tingkat

keberhasilan hidup seseorang. Pendidikan akan semakin bagus jika

diimbangi dengan usaha yang cukup untuk mewujudkan hal tersebut.

Pendidikan telah dijadikan menara emas sehingga setiap orang terus

berusaha untuk dapat memilikinya dan menjadikannya sebagai menara api

dalam dirinya. Jika tingkat keberhasilan belajar diperoleh, pendidikan

dijadikan sebagai menara air yang diharapkan dapat menjadi sumber

penghilang kehausan masyarakat. Orang-orang yang berpendidikan bagi

masyarakat adalah sosok-sosok istimewa yang dijadikan sebagai junjungan

pada saat mengalami permasalahan hidup.

Akan tetapi, ketika berbicara mengenai pembiayaan pendidikan,

kita seakan-akan membentur dinding tebal yang sangat tinggi. Kita tidak

dapat berbuat apa-apa kecuali menerima kenyataan dengan lapang dada dan

mencari solusi lainnya. Pembiayaan pendidikan memang selalu menjadi

31

Mohammad Saroni, Orang Miskin Harus Sekolah (Jogjakarta; Ar-Ruzz Media Group, April

2010) h. 45.

Page 40: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

27

salah satu aspek permasalahan bagi setiap orang jika ditanya mengenai

pendidikan. masih cukup banyak orang yang tidak dapat mengikuti proses

pendidikan karena kesulitan biaya pendidikan walaupun mereka sangat

ingin mengikuti proses pendidikan sebagaimana yang lainnya. Sekali lagi,

kita harus menyadari bahwa mayoritas masyarakat kita adalah kelas

ekonomi rendah yang untuk memenuhikebutuhan hidup saja masih

kerepotan. Akibatnya, masih cukup banyak orangtua yang menjadikan anak

sebagai tenaga kerja untuk membiayai hidup keluarganya. Anak-anak yang

seharusnya bersekolah, terpaksa harus bekerja agar perekonomian keluarga

dapat ditopang dan tidak kesulitan. Terkait dengan kondisi tersebut, perlu

adanya pemikiran yang strategis dan efektif sehingga terbuka kesempatan

mengikuti proses pendidikan untuk siapa saja tanpa melihat tingkat

perekonomian keluarganya. Prinsip bahwa setiap orang berhak mengikuti

proses pendidikan merupakan satu hal yang sudah kita pahami betul. Kita

bahkan terus berusaha agar setiap orang mendapatkan kesempatan

mengikuti proses pendidikan secara maksimal sehingga mampu

meningkatkan kualitas dirinya. Hal ini sangat penting sebab hanya dengan

meningkatkan kualitas diri, tingkat kemampuan bersaing dalam kehidupan

menjadi semakin tinggi pula. Ada banyak kesempatan yang dapat

diperolehnya jika mereka mempunyai kemampuan diri yang tinggi.

Pengalaman telah memberikan kenyataan bahwa orang-orang yang

berpendidikan mempunyai kesempatan lebih luas untuk bersaing di

kehidupan dibandingkan orang-orang yang non pendidikan. Oleh karena itu,

sudah seharusnya setiap orang secara sadar ikut memikirkan secara aktif

Page 41: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

28

penyelenggaraan proses pendidikan untuk masyarakat. Artinya, masyarakat

sudah waktunya berperan aktif dalam menyelenggarakan proses pendidikan

yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk dalam hal

ini lapisan tingkat ekonom keluarga. Masyarakat harus dapat

menyelenggarakan proses pendidikan yang tidak lagi membeda-bedakan

antara orang-orang kaya, berduit, dan orang miskin yang kesulitan biaya

pendidikan untuk anak-anaknya. 32

Program penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang

melibatkan secara langsung setiap elemen masyarakat merupakan satu hal

yang perlu diwujudkan. Program penyelenggaraan ini dapat dilakukan

sebagai bentuk kesadaran bersama untuk peduli pada pendidikan. Gerakan

bersama ini merupakan upaya untuk menyadarkan setiap orang akan

pentingnya pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat. Kesadaran ini

diharapkan dapat memberikan pencerahan bagi masyarakat bahwa mereka

berkewajiban untuk penyelenggaraan pendidikan berkualitas bagi

masyarakatnya. Mereka harus disadarkan bahwa dengan pendidikan yang

berkualitas, pola kehidupan masyarakat dapat semakin meningkat dan

selanjutnya hal tersebut dapat meningkatkan taraf kehidupan seluruh elemen

masyarakat tanpa terkecuali.

Salah satu program sadar pendidikan yang mungkin dapat kita

kembangkan adalah subsidi silang pembiayaan pendidikan bagi orang-orang

yang kurang mampu. Artinya orang-orang yang merasa berlebih dalam

aspek ekonomi keluarga dapat memberikan subsidi kepada orang-orang

32

Mohammad Saroni, Orang Miskin Harus Sekolah, h. 151.

Page 42: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

29

kurang mampu agar anak-anak mereka dapat mengikuti proses pendidikan

berkualitas di negeri ini. Orang-orang kaya memberikan kesempatan kepada

anak-anak orang kurang mampu untuk belajar dan menempuh pendidikan

dengan cara memberi subsidi belajar. Dengan cara seperti ini, orang-orang

kurang mampu yang selama ini tidak dapat mengirim anak-anaknya

mengikuti pendidikan berkualitas benar-benar tertolong. Orang-orang

kurang mampu dapat memperoleh pendidikan berkualitas dan selanjutnya

beradaptasi untuk kehidupan yang lebih baik.33

6. Pendidikan sebagai Pelayanan Sosial

Salah satu kebutuhan manusia adalah peningkatan kualitas diri

sehingga mampu menghadapi kehidupan. Hal ini merupakan satu bentuk

kesadaran dan pengakuan atas potensi yang ada dalam dirinya. Bahwa,

setiap manusia mempunyai potensi yang bervariasi.34

D. Pelayanan Sosial

1. Pengertian Pelayanan Sosial

Pada dasarnya kandungan dari pelayanan sosial ini dapat

diklasifikasikan menurut ruang lingkup sasarannya yaitu individu,

kelompok, dan masyarakat. Sementara itu dilihat dari substansinya,

pelayanan sosial yang disampaikan kepada masyarakat pada umumnya

bergerak di sekitar (1) sosialisasi dan pengembangan, (2) terapi bantuan dan

33

Ibid, h. 152. 34

Ibid, h. 177.

Page 43: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

30

rehabilitasi, serta (3) akses, informasi dan nasehat. Pada dasrnya asumsi

yang digunakan dalam pelayanan sosial adalah, bahwa bentuk pelayanan

yang baik adalah yang sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat. Dalam

kenyataannya, penentuan kebutuhan masyarakat ini dapat dilihat dari

perspektif pemberi pelayanan dan dapat pula dilihat dari perspektif

masyarakat penerima pelayanan, atau kombinasi keduanya. Oleh sebab itu

dalam rangka identifikasi kebutuhan masyarakat ini dibutuhkan komunikasi

dua arah dan kemampuan berempati pemberi pelayanan terhadap penerima

pelayanan. Dengan demikian persoalannya bukan semata-mata apakah

negara telah menyediakan berbagai jenis pelayanan sosial (persoalan

availability), akan tetapi juga bagaimana kesesuaian pelayanan yang tersedia

tersebut dengan kebutuhan nyata masyarakat, terutama kelompok atau

lapisan masyarakat yang diprioritakan untuk memperoleh pelayanan

tersebut (persoalan relevansi).35

2. Optimalisasi Kontribusi dalam Pelayanan Sosial

Untuk mendorong kontribusi yang lebih besar berbagai organisasi

sosial bagi perwujudan kesejahteraan sosial dan untuk mendorong

aktualisasi potensi yang masih laten, dibutuhkan adanya iklim yang

kondusif dalam kehidupan masyarakat pada umumnya. Iklim yang kondusif

tersebut dapat terbangun melalui semakin besarnya orientasi masyarakat

pada nilai kemanusiaan yang universal yang dapat diturunkan pada nilai

filantropi, solidaritas sosial, dan empati. Untuk mendorong ke arah kondisi

35

Soetomo, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya (Pustaka Pelajar;Yogyakarta, Maret 2010)

h. 224.

Page 44: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

31

tersebut pemerintah dengan otoritas dan sumber daya yang dimiliki dapat

memfasilitasi berbagai kampanye dan gerakan dalam masyarakat yang

mengarah pada orientasi nilai tersebut.36

3. Mengembangkan Sistem Sosial yang Responsif

Dalam kerangka yang lebih ideal, patut dicermati tulisan Teuku

Jacob (2003) di harian Kedaulatan Rakyat tentang penyakit masyarakat.

Lebih menarik lagi karena dalam tulisannya tersebut juga disinggung

kembali munculnya wacana tentang nama sosiatri di kalangan Senat Guru

Besar UGM pada masa lampau. Dikatakannya, bahwa sosiatri adalah ilmu

penyembuhan masyarakat, pengobatan penyakit sosial, seperti pediatri,

geriatri, dan psikiatri memulihkan berturut-turut penyakit anak, orangtua

dan jiwa. Yang perlu digarisbawahi dan mempunyai kaitan dengan tulisan

ini adalah pernyataannya bahwa sosiatri tidak hanya berurusan dengan

pekerjaan sosial atau pelayanan sosial, melainkan juga penyakit masyarakat

yang kebanyakan adalah karena kegagalan umpan balik. Apabila penyakit

masyarakat dianggap identik dengan masalah sosial, maka upaya

pemecahan masalahnya tidak cukup dengan memberikan pelayanan sosial

yang sifatnya lebih rehabilitatif kepada individu penyandang masalah. Lebih

dari itu perhatian justru perlu dicurahkan pada sistem sosialnya. 37

Sebagai ilustrasi, bekerjasamanya sistem dalam mengolah umpan

balik adalah melalui proses perbaikan mekanisme kontrol sosial setelah

ternyata disadari, banyaknya kasus masalah sosial sebagai akibat

36

Soetomo, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya, h. 288. 37

Ibid, h. 261.

Page 45: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

32

penyimpangan terhadap nilai dan norma sosial. Dalam perspektif perilaku

menyimpang, norma dan nilai adalah hasil kesepakatan yang tumbuh dalam

proses relasi sosial, yang kemudian dapat menjadi instrumen untuk menjaga

keberaturan dan ketertiban. Dalam posisi seperti itu kemudian mekanisme

kontrol sosial terbangun melalui bekerjanya nilai dan norma tersebut,

sehingga perilaku warga masyarakat baik pada level individu maupun

kelompok berusaha menyesuaikan.38

4. Pemanfaatan Institusi Sosial

Walaupun dengan formulasi yang berbeda-beda, terwujudnya

kondisi sejahtera pada umumnya ditempatkan sebagai sesuatu yang

didambakan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam pengertian yang luas,

kesejahteraan dapat diinterpretasikan sebagai kondisi di mana masalah-

masalah sosial dapat dikelola, kebutuhan-kebutuhan dapat dipenuhi dan

peluang-peluang sosial dapat dioptimalkan. Dalam upaya untuk

mewujudkan kondisi tersebut, di antara lapisan masyarakat ternyata selalu

dijumpai adanya variasi. Bagi lapisan masyarakat tertentu pencapaian

kondisi tersebut tidak banyak memperoleh hambatan. Sementara pada

lapisan lain realitasnya berbeda, karena mereka menghadapi berbagai

hambatan, bahkan untuk sekadar memenuhi kebutuhan dasar dan

memperoleh jaminan dalam menghadapi persoalan yang tidak dapat

diperhitungkan sebelumnya. Lapisan masyarakat yang terakhir tadi, di

samping kondisi kehidupannya di bawah standar, juga mempunyai tingkat

kerentanan (vulnerability) yang tinggi. Kondisi tersebut terutama lebih

38

Ibid, h. 262.

Page 46: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

33

banyak dijumpai di negara-negara sedang berkembang. Oleh sebab itu,

dalam upaya masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan sosial, lapisan

masyarakat yang termarginalisasi tersebut perlu diberi prioritas.39

Dalam bukunya, Hill mendeskripsikan lebih rinci tentang berbagai

pihak yang dapat menjalankan peranan dalam pelayanan dan perlindungan

sosial guna memberikan kontribusi bagi pemenuhan kesejahteraan sosial.

Unsur-unsur tersebut adalah (1) asosiasi sukarela yang dapat meliputi

kelompok swadaya, lembaga sukarela independen, lembaga sukarela kuasi

pemerintah, (2) lingkungan tetangga dan rumah tangga yang berasal dari

keluarga ekstended dan solidaritas bertetangga, (3) pasar, berupa usaha

bisnis yang bersifat privat dan (4) negara, berupa pelayanan yang

diselenggarakan oleh negara.40

Berkaitan dengan hal tersebut, sebetulnya dalam realitas kehidupan

bermasyarakat dan bernegara di Indonesia, sudah cukup banyak dijumpai

berbagai usaha kesejahteraan sosial yang bukan saja diselenggarakan oleh

negara melainkan juga oleh masyarakat dan sektor swasta. Dalam

aktualisasinya usaha kesejahteraan sosial tersebut diwadahi dalam berbagai

bentuk organisasi sosial. Di samping usaha kesejahteraan sosial dan

pelayanan sosial yang sudah dilakukan oleh berbagai pihak melalui berbagai

organisasi sosial tersebut, di dalam masyarakat sendiri sebetulnya masih

39

Ibid, h. 274. 40

Ibid, h. 276.

Page 47: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

34

tersimpan potensi dan energi untuk dikembangkan dalam berbagai bentuk

usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.41

Mengingat berbagai masalah sosial seperti masalah kemiskinan,

rendahnya kondisi kesehatan, rendahnya tingkat pendidikan pada

masyarakat tertentu, rendahnya jaminan hari tua dan berbagai bentuk

masalah yang lain masih cukup menggejala dalam masyarakat, sementara

itu seperti yang sudah disampaikan sebelumnya sumber daya pemerintah

untuk melakukan berbagai bentuk usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan

sosial guna mengatasi masalah tersebut relatif terbatas, maka tidak ada jalan

lain daripada melibatkan pihak-pihak di luar pemerintah untuk memberikan

kontribusinya bagi pemecahan berbagai masalah sosial tersebut.

Berdasarkan berbagai realita dan pemikiran tersebut, maka persoalan

pokoknya adalah dibutuhkan suatu upaya yang dapat mengoptimalkan

peranan dari berbagai organisasi sosial yang ada serta tindakan kolektif

yang dapat mengubah berbagai energi dan potensi usaha kesejahteraan

sosial yang masih laten menjadi manifes, sehingga akan memberikan

kontribusi yang lebih besar bagi pemecahan masalah-masalah sosial.

Melalui berbagai upaya tersebut maka kontribusi masyarakat dalam

penanganan masalah sosial dapat dioptimalkan.42

Dalam sub bab ini titik berat perhatian dalam analisis tidak

difokuskan pada keberadaan masalah-masalah sosialnya, akan tetapi lebih

dititikberatkan pada analisis tentang keberadaan organisasi-organisasi sosial

41

Ibid, h. 276. 42

Ibid, h. 276

Page 48: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

35

yang berfungsi melakukan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial,

termasuk didalamnya energi sosial dan potensi yang ada di dalam

masyarakat. Dengan asumsi bahwa optimalisasi peranan organisasi sosial

dalam mewujudkan kesejahteraan sosial dapat dilakukan melalui identifikasi

kelemahan dan kendala yang ada dan kemudian diikuti dengan upaya

perbaikan, maka dalam analisis ini akan dimulai dengan upaya untuk

melakukan identifikasi kelemahan tersebut. Di samping itu, optimalisasi

peranan juga dapat dilakukan dengan mengubah sumber daya potensial yang

masih laten menjadi aktual atau manifes. Optimalisasi usaha dari

masyarakat sendiri dalam penanganan masalah sosial dapat diposisikan

dalam hubungan saling mengisi dan saling melengkapi dengan usaha yang

dilakukan pemerintah (negara).43

5. Organisasi Masyarakat

Secara garis besar organisasi yang melakukan usaha kesejahteraan

sosial yang berasal dari masyarakat ini dapat dibedakan menjadi tiga:

institusi masyarakat lokal, organisasi yang bergerak atas dasar motivasi

filantropi dan lembaga swadaya masyarakat. Ketiganya merupakan

organisasi sosial nonpemerintah karena tumbuh dari dalam dan atas prakarsa

masyarakat sendiri. Di samping itu juga merupakan organisasi sosial di luar

sektor swasta atau dunia usaha, oleh karena pada dasarnya bersifat

nonprofit. Dengan demikian sebetulnya ketiganya merupakan organisasi

sosial yang melakukan fungsi pelayanan sosial dengan prinsip dari, oleh dan

43

Ibid, h. 278.

Page 49: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

36

untuk masyarakat, dengan mengaktualisasikan potensi dan energi sosial

masyarakat. 44

Organisasi masyarakat yang bersifat lokal dapat tumbuh sebagai

bentuk aktualisasi berbagai pranata sosial yang ada dan tidak jarang pula

didasarkan pada pengamalan ajaran agama, dengan demikian lebih didorong

oleh motivasi religius. Di samping itu dijumpai pula institusi lokal yang

menjalankan pelayanan sosial dalam hal pemenuhan kebutuhan air minum,

air irigasi dan dapat pula berupa jaminan sosial seperti lumbung paceklik,

pemeliharaan orangtua, lewat keluarga termasuk keluarga ekstended.

E. Anak

1. Pengertian Anak

Dikutip dari Kompasiana, Secara umum dikatakan anak adalah

seseorang yang dilahirkan dari perkawinan antar seorang perempuan dengan

seorang laki-laki dengan tidak menyangkut bahwa seseorang yang

dilahirkan oleh wanita meskipun tidak pernah melakukan pernikahan tetap

dikatakan anak.45

2. Kebutuhan-Kebutuhan yang Mendasar Untuk Anak

Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar, begitupun anak-anak.

Dan setiap anak memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus. Karena itu orangtua

seharusnya mengerti apa yang menjadi kebutuhan dasar anak. Apa yang

44

Ibid, h. 280. 45

Andy Lesmana, “Definisi Anak,” artikel diakses pada 21 Januari 2015 dari

http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/15/definisi-anak-463129.html

Page 50: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

37

dimaksud dengan kebutuhan? Kebutuhan menurut Murray ialah suatu

keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin diperoleh

sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha.

Kebutuhan Anak yang paling mendasar adalah sebagai berikut:

a. Keluarga

Anak memerlukan keluarga untuk memenuhi kebutuhan

Eksistence-nya, yaitu kebutuhan terhadap keberadaan tempat bernaung,

kondisi fisik yang sehat, dan keamanan psikologis.

b. Sekolah

Sekolah merupakan wadah penting bagi pemenuhan kebutuhan

anak untuk mengaktualisasikan diri yaitu melakukan apa yang ia bisa dan

ia inginkan dengan baik, karena di sekolahlah ia bisa melakukannya

dengan baik dan tersedianya kesempatan bagi anak untuk

mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sehingga berubah

menjadi kemampuan nyata.

c. Masyarakat

Masyarakat disini bukan hanya masyarakat yang ada di sekitar

tempat tinggal namun juga mengacu pada komunitas religi, seperti

kegiatan pengajian dsb. Di dalam masyarakat inilah anak dapat

mengembangkan potensi sosialnya. Ini yang disebut dengan kebutuhan

Page 51: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

38

Relatedness, dimana anak memiliki kebutuhan untuk memiliki hubungan

interpersonal dan interaksi sosial.46

d. Agama

Namun selain ketiga diatas tersebut, Agama juga penting dalam

kehidupan anak. Sebab agama membatasi dan mengatur apa saja yang

baik untuk anak dan kurang baik untuk anak. Agama juga menjadi

pedoman untuk Anak agar Anak berperilaku sesuai hukum dalam

Agamanya, Seperti Beribadah kepada Tuhannya, Berbakti kepada kedua

Orang Tua, dan Berbuat baik kepada sesama makhluk.

3. Hak Anak

Hak anak secara universal telah ditetapkan melalui sidang umum

PBB pada tanggal 20 November 1959, dengan memproklamasikan

Deklarasi Hak-hak Anak. Dengan deklarasi tersebut, diharapkan semua

pihak baik individu, orangtua, organisasi sosial, pemerintah, dan masyarakat

mengakui hak-hak anak tersebut dan mendorong semua untuk

memenuhinya. Dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979

tentang Kesejahteraan Anak, disebutkan bahwa:

1. Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan

berdasarkan kasih sayang, baik dalam keluarganya maupun dalam asuhan

khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar.

46

Daniel Yonathan Missa, “Kebutuhan Dasar Anak,” artikel diakses pada 21 Januari 2015 dari

http://edukasi.kompasiana.com/2014/07/31/kebutuhan-dasar-anak-666613.html

Page 52: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

39

2. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan

kehidupan sosialnya, sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa,

untuk menjadi warga negara yang baik.

3. Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa

kandungan maupun sesudah dilahirkan.

4. Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat

membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan dengan

wajar.47

4. Pendidikan Hak Anak

Menurut UU PA, anak mempunyai hak untuk tumbuh dan

berkembang, bermain, beristirahat, berekreasi, dan belajar dalam suatu

pendidikan. Jadi belajar adalah hak anak, bukan kewajiban. Karena belajar

adalah hak, maka belajar harus menyenangkan, kondusif, dan

memungkinkan anak menjadi termotivasi dan antusias.48

Pendidikan anak harus dilakukan melalui tiga lingkungan, yaitu

keluarga, sekolah, dan organisasi. Keluarga merupakan pusat pendidikan

yang pertama dan terpenting. Sejak timbulnya peradaban manusia sampai

sekarang, keluarga selalu berpengaruh besar terhadap perkembangan anak

manusia. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,

masyarakat dan pemerintah. Sekolah sebagai pembantu kelanjutan

47

Abu Huraerah, Child Abuse (Kekerasan terhadap Anak) (Bandung; Penerbit Nuansa, September

2007) h.32 48

Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini (Yogyakarta; Diva Press, Agustus 2010) h.16.

Page 53: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

40

pendidikan dalam keluarga sebab pendidikan yang pertama dan utama

diperoleh anak ialah dalam keluarga.

Peranan orangtua bagi pendidikan anak adalah memberikan dasar

pendidikan, sikap, dan keterampilan dasar, seperti pendidikan agama, budi

pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk

mematuhi peraturan, dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan.49

F. Pemulung

1. Pengertian Pemulung

Pemulung adalah mereka yang bekerja mendayagunakan barang-

barang yang diperoleh dari sampah kota, tidak termasuk ibu rumah tangga

dan pembantu yang memilah-milah koran kemudian dijual bilamana

waktunya tepat dan pengusaha besar yang membeli dan menjual barang-

barang bekas. Pemulung sampah merupakan suatu komponen yang tampak

dalam suatu sistem, ditandai dengan kantong kertas yang dibawa, gerobak

kecil.50

Pemulung adalah sekelompok manusia yang terpaksa melakukan

pekerjaan tersebut lantaran kesempatan bagi mereka dalam strukutur

ekonomi kota kurang, dan kita sering melupakan bahwa sesungguhnya

pemulung itu sendiri sudah merupakan pekerjaan. Sebagaimana Gareth

Stedman Jones memberi ulasan tentang pemulung barang bekas pada abad

49

Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini, h.19. 50

Nasib Gelandangan Bertahan Secepatnya (Jakarta: Lembaga Studi Pembangunan, Anggota

IKAPI; Seri Sektor Informal „Galang‟ ISSN : 0216-0226, 1985) h. 37.

Page 54: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

41

19 di London:”Ketika kegagalan tak terelakkan, penyakit dan usia tua,

kecuali bengkel kerja, jalan London penuh sesak dengan kegiatan ekonomi

yang memilukan dan serampangan.” Kita sangat tertarik dengan kenyataan

bahwa tidak bekerjanya pemulung di sektor lain bukan pada persoalan

mengapa ia miskin dan seberapa besar kegiatan tersebut turut membuatnya

miskin. Kegagalan kita adalah lantaran berhenti dan hanya melihat realita

keadaan. Pemulung sampah bukan penganggur yang semestinya bekerja di

pabrik. Kita mesti memandang ia sebagai pekerja yang merupakan bagian

dari sistem industri dan bahkan ia tidak mungkin bisa bekerja di lapangan

kerja lain karena tidak ada perangkat yang dimilikinya. Mereka mencari

alat-alat makan, barang perhiasan dan barang-barang lain. Barang tersebut

dijual kepada para penampung barang bekas di pusat kota. 51

2. Aspek Pemulung

Beberapa keterangan tentang beberapa aspek Pemulung sampah:

1. Rata- rata usia pemulung sampah beraneka ragam, terdiri dari anak-anak

yang secara substansial menganggur dipaksa untuk membantu kondisi

ekonomi rumah tangga. Proporsi anak dari kalangan pemulung sampah

dapat membantu kita untuk menjelaskan pembagian seimbang antara migran

dan imigran.

2. Lebih separuh pemulung tidak mengecap pendidikan SLTP, mereka

sempat sekolah dan hanya dapat baca tulis. Tentu latar belakang pendidikan

yang rendah memberi cermin ketidakmampuan untuk menyekolahkan anak

51

Nasib Gelandangan Bertahan Secepatnya, h. 34.

Page 55: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

42

dan mengeluarkan anak dalam usia relatif muda untuk membantu keluarga.

Kemiskinan menimpa mereka (pemulung sampah) yang tinggal

dikontrakan. Persentase yang tertinggi adalah mereka yang tinggal di sebuah

kamar kontrakan, baik di pusat perkotaan maupun di bedeng-bedeng

pinggiran.52

G. Intervensi Komunitas

1. Pengertian Intervensi Komunitas

Dalam ilmu Kesejahteraan Sosial, ada beberapa term yang

digunakan untuk menggambarkan intervensi pada level komunitas, antara

lain:

1. Community Work. Istilah ini merupakan terminologi untuk praktik

pengorganisasian dan pengembangan masyarakat yang banyak digunakan

di Inggris dan Australia, seperti yang digunakan oleh Twelvetrees, Thorpe,

Mayo, Popple, dan Jones; atau

2. Community Organization. Terminologi ini digunakan oleh Rothman,

Tropman, dan Erlich sejak tahun 1960-an hingga 1987-an (terminologi

yang banyak digunakan di Amerika Serikat), sedangkan pada edisi kelima

dari buku Community Organization, Rothman telah mengubah nama dari

intervensi ini menjadi Community Intervention (Intervensi Komunitas);

52

Ibid, h. 35.

Page 56: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

43

3. Di Indonesia, terminologi yang banyak digunakan pada dasawarsa

1970-1990-an adalah Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

(Community Intervention) adalah istilah yang relatif baru dikembangkan

sekitar tahun 2000-an merespons perubahan dari istilah yang digunakan

oleh Jack Rothman pada tahun 1995.

4. Di samping itu, Glen, Butcher, Banks, Henderson, dan Robertson

menggunakan istilah yang berbeda, yaitu Community Practice (Praktik

Komunitas) untuk menggambarkan model intervensi yang serupa dengan

apa yang dikemukakan Jack Rothman dalam Intervensi Komunitas.53

Berdasarkan perkembangan diatas, maka istilah yang digunakan

adalah Intervensi Komunitas untuk menggambarkan berbagai macam model

intervensi, seperti: intervensi pengembangan masyarakat lokal (locality

development), perencanaan sosial (social planning), aksi sosial (social

action), kebijakan sosial (social policy), seperti apa yang dikemukakan

Rothman; pengembangan masyarakat (community development), aksi

komunitas (community action), dan pelayanan masyarakat (community

services) seperti apa yang dikemukakan Glen; Community Work

(Twelvetrees, Mayo, Popple, dan Jones).54

2. Luas Lingkup Intervensi Komunitas

Bila kita membahas tentang intervensi komunitas, ada satu istilah

yang biasanya muncul pada pembahasan tersebut, yaitu siapa yang

53

Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat; Sebagai Upaya

Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h. 81. 54

Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat; Sebagai Upaya

Pemberdayaan Masyarakat, h. 81.

Page 57: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

44

dimaksud dengan komunitas. Istilah komunitas menurut Mayo mempunyai

tiga tingkatan, ia menggunakan pembagian dari Gulbenkian Report pada

1969 untuk mendukung argumennya. The Gulbenkian Foundation

mengidentifikasikan tiga tingkatan Community Work (Intervensi

Komunitas) yang menggambarkan cakupan komunitas yang berbeda dimana

Intervensi Komunitas dapat diterapkan:

1. Grassroot ataupun neighbourhood work (pelaku perubahan melakukan

intervensi terhadap kelompok masyarakat yang berada di daerah tersebut,

misalnya dalam suatu Kelurahan ataupun Rukun Tetangga):

2. Local Agency dan Inter-agency work (pelaku perubahan melakukan

intervensi terhadap organisasi payung di tingkat lokal, provinsi ataupun di

tingkat yang lebih luas, bersama jajaran pemerintahan yang terkait serta

organisasi nonpemerintah yang berminat pada hal tersebut).

3. Regional dan National Community Planning Work (misalnya, pelaku

perubahan melakukan intervensi pada isu yang terkait dengan pembangunan

ekonomi, ataupun isu mengenai perencanaan lingkungan yang mempunyai

cakupan lebih luas dari bahasan tingkat lokal).55

Disamping pengertian tentang komunitas yang mengacu pada

Gulbenkian Report, pengertian komunitas juga dapat mengacu pada

pengertian komunitas dalam arti komunitas lokal, seperti apa yang

dikemukakakan oleh Kenneth Wilkinson dalam Green Dan Haines, dimana

55

Ibid, h. 82.

Page 58: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

45

mereka melihat komunitas sekurang-kurangnya mempunyai tiga unsur

dasar, yaitu:

a. Adanya batasan wilayah atau tempat (territory or place);

b. Merupakan suatu „organisasi sosial‟atau institusi sosial yang

menyediakan kesempatan untuk para warganya agar dapat melakukan

interaksi antar warga secara reguler; dan

c. interaksi sosial yang dilakukan terjadi karena adanya minat ataupun

kepentingan yang sama (common interest).

Pengertian komunitas sesungguhnya tidak hanya dapat mengacu

pada pengertian komunitas seperti apa yang dimaksud oleh Gulbenkian Report

ataupun Wilkinson, karena dalam bahasan Intervensi Komunitas, istilah

komunitas dapat pula mengacu pada Komunitas Fungsional, yaitu komunitas

yang disatukan oleh bidang pekerjaan mereka dan bukan sekedar pada

loyalitasnya saja, seperti apa yang dikemukakan Ross. Misalnya, komunitas

yang disatukan pada suatu organisasi profesi, seperti komunitas pekerja sosial,

komunitas dokter.56

3. Beberapa Model Intervensi Komunitas

Terkait dengan upaya pemberdayaan pada level komunitas,

Rothman menggambarkan bahwa proses pemberdayaan masyarakat melalui

intervensi komunitas ini dapat dilakukan melalui beberapa model (pendekatan)

intervensi, seperti pengembangan masyarakat lokal, perencanaan dan kebijakan

lokal, dan aksi sosial. Dari ketiga model intervensi tersebut, maka proses

56

Ibid, h. 83.

Page 59: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

46

pemberdayaan terhadap masyarakat dapat dilakukan melalui pendekatan yang

bersifat konsensus seperti Pengembangan Masyarakat Lokal; kepatuhan seperti

pendekatan perencanaan dan kebijakan sosial; ataupun melalui pendekatan

konflik seperti Aksi Sosial.

Page 60: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf
Page 61: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

48

anak-anak pemulung yang sebagian besar tidak bersekolah dan hanya

membantu orangtua mereka menjadi pemulung yang mengangkut sampah-

sampah yang ada di sekitar pemukiman mereka, dan juga wilayah Jakarta dan

sekitarnya. Akhirnya Agustina dan teman-temannya tersebut berinisiatif

membuat rumah singgah untuk anak-anak tersebut dan mengajarkan pelajaran

membaca, menulis dan berhitung pada anak-anak Pemulung sejak tahun 2012

hingga sekarang. Dan kemudian lahirlah Charity of Children Education

Community selanjutnya disingkat dengan CCE Community, sebuah komunitas

sosial yang berlingkup di bidang pendidikan untuk menunjang kemampuan

anak-anak agar mendapat pendidikan sama seperti anak-anak pada umumnya.

Charity of Children Education Community pun sudah banyak melakukan

kegiatan-kegiatan sosial yang bermanfaat untuk warga sekitar seperti Bakti

Sosial Kesehatan, Cek Darah Gratis, Cek Gula Gratis, dan Cek Kesehatan

lainnya secara gratis yang juga bekerjasama dengan lembaga-lembaga seperti

Sekolah-Sekolah, Universitas dan Lembaga Non Pemerintah. Seperti yang

diungkapkan Agustina Dwi Handayani pada 28 Maret 2015.

“Kalo untuk awalnya sih mulanya itu kan dulu sempet ikutan komunitas

tapi komunitasnya bukan komunitas sosial justru kita malah kewirausahaan

gitu, nah dikelompok aku, kita mau bikin kewirausahaan sabun cair, nah kita

udah punya produk sabun cairnya udah kita bikin tapi kita ngga ada kemasan

jadi akhirnya kita memutuskan untuk cari kemasannya ini ke lapak-lapak

pemulung, nah trus akhirnya pas udah nyampe ke lapak kebagusan ini ada

salah satu orangtua dari adik-adik ini curhat tentang pendidikan anak-anak,

tentang keadaan di lingkungan mereka, tentang pergaulannya, yaudah kita

memutuskan untuk kita bikin rumah singgah yuk untuk sekolah adik-adik

disini.57

57

Wawancara pribadi dengan Agustina Dwi Handayani, 28 Maret 2015 pkl. 10.20. wib.

Page 62: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf
Page 63: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

50

Awalnya Charity of Children Education Community tidak

mempunyai kelas untuk mengajar, lalu ada seorang bos Pemulung bernama

Bapak Sobari yang bersedia membantu menyediakan lahan dan karena beliau

mempunyai jiwa sosial yang tinggi, beliau bahkan mau membangunkan sebuah

bangunan yang kemudian digunakan untuk kelas mengajar anak-anak. Berikut

pernyataan dari Bapak Sobari.

“Oh iya, waktu jaman kapan ya, jaman 99-nan (1999) waktu itu saya

pertama kali buka majlis saya namain Taman Rahmah, ya berjalan sampe

sekarang ya walaupun tempatnya udah di bongkar, masih berjalanlah sampe

sekarang.”59

Lalu setelah kurang lebih setahun berlalu mengajar, dikarenakan

banjir hingga mencapai atap rumah, kelas tempat belajar yang berada di

dataran rendah tersebut tergenang air dan tidak bisa digunakan. Akhirnya anak-

anak dan pengajar belajar di lingkungan sekitar. Berbekal kardus dan koran

sebagai alas tempat duduk mereka, mereka belajar dibawah teriknya matahari.

Setelah beberapa waktu mereka belajar di luar bangunan dan tidak kuat akan

teriknya matahari, seorang pengajar Charity of Children Education Community

berusaha mencarikan dana untuk mengontrakkan suatu rumah agar bisa

digunakan untuk menjadi kelas belajar anak-anak. Hingga kini tempat itu

menjadi kelas tetap Charity of Children Education Community dan

dikontrakkan setiap bulan oleh Charity of Children Education Community.60

Berikut percakapan penulis dengan Wulan Rahayu, Koordinator Akademik

Charity of Children Education Community.

59

Wawancara pribadi dengan Bapak Sobari, 14 Juni 2015 jam 19.00 wib. 60

Wawancara pribadi dengan Wulan Sari Rahayu, Tim SDM CCE Community, 14 Maret 2015,

10.15 wib.

Page 64: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

51

“Iya kelas bawah itukan perjuangan banget kita dari kita digusur tu

sebelah sana itu perjuangan banget trus sama bapak Sobari (orang terkenal

disini bisa dikatakan bos) tapi diakan jiwa sosialnya tinggi ya dikasih deh

tanah dan dibangunin juga tapi sekarang udah di tempatin sih.. trus habis itu

kita kan kelas itu udah lumayan lama satu tahunan lah lebih tiba-tiba banjir

tuh, setahun dua tahun yang lalu, airnya sampe ke kepala kita, yaudah disitu

kita ngga bisa berbuat apa-apa kan, ya barang-barang udah kelelep kita

bingung kita ngajarnya dimana yaudah dipinggir-pinggirlah kita belajar bawa

kardus, meja.

Charity of Children Education Community atau yang di singkat

CCE Community adalah komunitas yang bergerak di bidang sosial pendidikan

untuk anak-anak jalanan, pemulung dan juga anak-anak punk. Latar belakang

didirikannya Charity of Children Education Community sebagai pengabdian

terhadap jasa pemulung yang memunguti sampah-sampah kota Jakarta namun

keberadaannya sama sekali tidak dianggap dan banyak yang mengacuhkan para

pemulung. Charity of Children Education ingin menyadarkan para pemuda

Indonesia untuk mengapresiasikan jasa pemulung dengan mengabdikan diri

membina anak-anak agar menjadi anak bangsa yang berkualitas. Tujuan dari

didirikannya CCE adalah sebagai wadah untuk anak jalanan, pemulung, dan

anak punk untuk mendapatkan ilmu dan pembinaan karakter, moral dan budi

pekerti.61

B. Legalitas Hukum

Berdiri pada tanggal 15 September 2012 CCE Community kini

menjadi sebuah struktur resmi dengan mempunyai visi, misi, struktur dan

61

Wawancara pribadi dengan Adjeng Septi Wulandari, Maret 2015.

Page 65: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf
Page 66: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf
Page 67: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

54

UHAMKA, UNAS, UNINDRA, UIN, UAI, MERCUBUANA, MOESTOPO

dan lain-lain.

Sejak awal terbentuk yaitu pada tahun 2012 hingga sekarang CCE

sudah 2 kali mengalami perubahan struktur kepemimpinan. Dari volunteernya

yang dahulu berjumlah kurang dari 10 orang kini sudah menjadi lebih dari 80

orang. Namun karena kesibukan volunteer-volunteer yang juga adalah

Mahasiswa, maka banyak dari volunteernya yang pasif dan jarang masuk untuk

mengajar Anak-anak didik.

1. Tabel Data Volunteer CCE Community.

Tabel 1.

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-Laki 32 Orang

2 Perempuan 62 Orang

Jumlah 94 Orang

2. Syarat-Syarat Menjadi Volunteer CCE

1. Pemuda-pemudi Indonesia, Usia 17-35 tahun.

2. Berdomisili Jabodetabek dan sekitarnya.

3. Punya semangat mengabdi dan berkontribusi.

4. Mampu bersosialisasi dengan kalangan manapun.

5. Menyediakan waktu minimal 1 hari dalam seminggu.

Page 68: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

55

6. Menyukai dunia anak-anak.

7. Bertanggung jawab dan disiplin.66

3. Prosedur Menjadi Volunteer CCE

1. Pendaftaran.

2. Mengikuti Tahap Wawancara.

3. Mengikuti Tahap Seleksi.

4. Mengikuti Acara Pengenalan antara Volunteer lama dan Volunteer baru.

Gambar 1.

Suasana Penerimaan Orientasi Volunteer Baru

(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

66

Wawancara pribadi dengan Adjeng Septi Wulandari, 28 April 2015 pukul 10.03 wib.

Page 69: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

56

F. Data Anak Didik CCE Community

1. Daftar Data Anak Didik CCE Community

Tabel 2.

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 36 Orang

2 Perempuan 38 Orang

Jumlah 74 Orang

Adik–adik yang didaftar yang belajar bersama kami, mungkin

tidak semua adik-adik yang ikut hadir nanti. Kurang lebih sekitar 50 anak

yang dapat hadir.67

2. Prosedur Menjadi Anak Didik CCE

Untuk prosedur menjadi anak didik CCE tidak ada persyaratan

khusus, karena banyak anak didik CCE yang belum mengetahui data-data

tentang dirinya sendiri seperti mereka tidak mengetahui tanggal lahir

mereka, tidak adanya kartu keluarga, akta kelahiran dan lain-lain. Banyak

juga dari anak-anak didik yang mengajak serta anggota keluarganya seperti

adik dan saudara untuk belajar dan menjadi anak didik CCE. Hanya

pendataan sederhana seperti nama dan keterangan sekolah atau tidaknya

yang menjadi pegangan CCE.68

67

Wawancara pribadi dengan Wulan Sari Rahayu, 23 Maret 2015 pkl. 13.00 wib 68

Obsevasi Lapangan, Januari 2015.

Page 70: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

57

G. Fasilitas Kelas CCE

Di dalam kelas CCE terdapat beberapa fasilitas yang memudahkan

sarana dan prasarana dalam pengajaran. Diantaranya yaitu:

1. 1 Ruang Kelas.

2. 1 Kamar Mandi.

3. 1 Papan Tulis.

4. 20-25 Meja Lipat.

5. Rak Buku beserta Buku-buku Pengetahuan dan Buku Dongeng.

6. Crayon, Pensil Warna, dan Buku Gambar/Buku Mewarnai.

7. 1 Buah Kipas Angin.69

H. Sistem Pendanaan CCE Community

Menurut Pernyataan dari Founder CCE Community, Agustina Dwi

Handayani untuk mendapatkan dana CSR dari suatu perusahaan, suatu

komunitas harus mempunyai sebuah legalitas hukum. Oleh karena itu, agar

mempermudah dalam masalah pendanaan dan mencari donatur CSR dari

sebuah perusahaan, CCE akhirnya melegalkan diri dengan hukum dengan Akta

Notaris Eddy Haryadi, SH., M. KN. SK Menteri Hukum dan HAM RI. No.

AHU-0004824.50.80.2014 Tgl 26 Agustus 2014. Ijin Operasional Yayasan dari

Dinsos Kota Depok, No. 062/720/Sosial. Tgl 27 Oktober 2014. (lihat h. 53).

69

Observasi Lapangan, 20 Maret 2015.

Page 71: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

58

Dibawah sebuah Yayasan bernama Green Indonesia Foundation, akhirnya CCE

dapat mempermudah pendanaan lewat Yayasan Green Indonesia Foundation

tersebut.70

I. Piagam Penghargaan CCE Community

Sejak tahun 2012 hingga kini, CCE sudah mengantungi beberapa

piagam penghargaan dari beberapa lembaga dan Universitas, diantaranya

adalah sebagai berikut:

Bakti Sosial PK IMM FISIP UHAMKA 2014.

Sertifikat Children Education Community.

Piagam Penghargaan kepada CCE Community dari Universitas Bakrie

2014.

Piagam Penghargaan dari Lembaga Swadaya Masyarakat Health Nutrition

Care 2014.

70

Wawancara pribadi dengan Agustina Dwi Handayani dan Adjeng Septi Wulandari, 28 Maret

2015.

Page 72: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

59

BAB IV

ANALISIS DATA DAN TEMUAN LAPANGAN

Berada di lingkup kelurahan Kebagusan, yang berada di bagian

selatan Pasar Minggu, secara geografis letaknya berbatasan dengan kelurahan

Ragunan Kecamatan Pasar Minggu, Kelurahan Jagakarsa, Kelurahan Lenteng

Agung, Kecamatan Jagakarsa, dan menempati areal seluas 226 Ha. Sebanyak 47.

773 jiwa hidup di daerah ini, 24.368 jiwa laki-laki dan 23. 405 jiwa adalah

perempuan.71

Adapun sebagian dari penduduk berprofesi sebagai pemulung di

daerah ini. Kesejahteraan mereka yang kurang mencukupi, sedangkan anggota

keluarga dan kebutuhan pokok terus mendesak mereka. Sehingga untuk

memikirkan biaya-biaya kehidupan lain sudah tidak bisa mereka tanggung. Dari

latar belakang tersebut, CCE sedikit mencoba membantu perekonomian warga

Kebagusan untuk mengenalkan pendidikan kepada anak-anak mereka. Dengan

adanya bekal dari para pengajarnya yang notabene adalah mahasiswa dan

mempunyai pendidikan yang memadai, maka untuk dapat memberikan anak-anak

pengetahuan dan pengajaran moral, mahasiswa ini menyiasatinya dengan

beberapa strategi program diantaranya:

71

Diambil Dari Buku Bulanan, Januari 2015. Kantor Kelurahan Kebagusan. h. 3.

Page 73: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

60

A. Strategi Program CCE Community

Seperti yang telah dikutip dalam bab 2, yang mana strategi adalah

suatu upaya bagaimana mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai

dengan keinginan, maka dengan ini CCE mencoba merealisasikan tujuan

asalnya yaitu menjadi wadah untuk anak jalanan, pemulung, dan anak punk

mendapatkan ilmu dan pembinaan karakter, moral dan budi pekerti. Dan

sehubungan dengan hal diatas maka CCE mencoba mengimplementasikannya

dalam beberapa strategi program, diantaranya adalah:

1. Rumah Singgah

Dalam beberapa sektor kehidupan manusia, pendidikan sangat

penting peranannya karena dengan adanya pendidikan manusia bisa lebih

berpikir bijak dalam mengelola sesuatu dan bisa lebih diandalkan di beberapa

hal dalam kehidupan. Manusia pun bisa lebih memilih mana yang baik dan

mana yang kurang baik . Demikian pentingnya pendidikan bagi kehidupan

manusia, maka tidak heran jika manusia selalu mengejar pendidikan setinggi-

tingginya dan bahkan hingga mancanegara demi sebuah kebutuhan dan

manfaat akan pendidikan tersebut. Namun di negara kita yang termasuk negara

berkembang, pendidikan yang tinggi masih menjadi suatu hal yang sulit untuk

dijangkau lantaran masih banyaknya masyarakat kita yang belum mampu

menyeimbangkan pendapatannya dengan biaya pendidikan yang semakin

mahal. Bukan hanya untuk pendidikan, untuk kehidupan sehari-hari pun

mereka masih harus berpikir dua kali untuk menggunakannya. Begitupun

ungkapan Ibu T,

Page 74: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

61

“Iya mbak, anak saya kan banyak ada enam orang jadi ya di pas-pasin

aja buat makan sehari-hari. Buat makan aja susah”72

.

Ibu T yang berprofesi sebagai Pemulung ini mempunyai enam

orang anak yang semuanya tidak bersekolah. Beberapa anaknya memang

pernah merasakan bangku sekolah tetapi harus putus di tengah jalan lantaran

kurangnya pendapatan untuk biaya sekolah maupun hidup sehari-hari.

Oleh karena itu CCE mengusahakan selalu memberikan pengajaran

kepada anak-anak didik agar sedikitnya mereka bisa merasakan bermain dan

belajar sama seperti anak-anak pada umumnya. Pengajaran di CCE hampir

sama dengan pengajaran pada sekolah-sekolah umum. Anak-anak diajarkan

metode belajar sambil bermain, agar dapat memaksimalkan kinerja motorik

mereka, mengasah kreativitas dan bakat serta menanggulangi perasaan bosan

pada anak-anak. Di dalam pengajaran CCE ada beberapa pengelompokkan

kelas berdasarkan umur anak-anak didik agar pengajar lebih mudah

memberikan pengajaran. Berikut pengelompokkan kelas berdasarkan umur:

Kelas Melati untuk adik–adik PAUD dan TK : Untuk kelas ini, CCE

memberikan pengajaran mengenal huruf, angka, dan nama-nama benda seperti

buah-buahan, hewan, nama bunga, benda-benda langit dan benda-benda yang

sering dijumpai.

Kelas Mawar untuk adik–adik kelas 1–3 SD : Untuk kelas ini, diberikan

pengajaran membaca, menulis, dan berhitung serta pelajaran agama.

72

Wawancara dengan Ibu T, Warga Kampung Kebagusan, Maret 2015.

Page 75: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

62

Kelas Sedap Malam untuk adik–adik kelas 4–6 SD : Untuk kelas ini

diberikan pengajaran yang mana siswa boleh menanyakan pelajaran yang sulit

di sekolah formalnya.

Kelas Anggrek untuk adik–adik kelas SMP : Kelas ini diberikan

pengajaran Menari, Menyulam, Membuat kerajinan tangan seperti Bros,

Tempat Pensil dan Lain-lain.

Kelas Alam untuk adik–adik umur >15 tahun : Kelas ini adalah kelas

untuk anak usia 15 tahun keatas yang berminat di bidang Musik.

CCE mempunyai jadwal yang terdiri dari 3 hari dalam seminggu.

Perinciannya adalah sebagai berikut:

Sabtu : Pengajaran Calistung, Bahasa Inggris dan Pelajaran Agama kepada

anak-anak Tingkat PAUD TK DAN SD (Usia 3-7 tahun).

Minggu : Pengajaran Kesenian; seperti Menari dan Bermain musik kepada

anak-anak Tingkat SMP.

Senin : Pengajaran Bimbingan Belajar kepada Anak-anak Tingkat SMP.

Anak didik yang <15 tahun, yang tak lain adalah seorang

pemulung, mereka biasanya belajar setelah mereka bekerja. Biasanya ketika

sore hari dan menjelang malam.

Selain itu CCE mempunyai program lainnya yang masih

berhubungan dengan pengajaran dan ekstrakurikuler sebagai berikut:

Page 76: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

63

A. Kelas Calistung (Baca Tulis dan Berhitung)

Kelas ini berisi anak-anak PAUD dan TK yang diajarkan membaca

dan menulis serta berhitung. Selain menulis dan berhitung diajarkan juga

menggambar dan mewarnai. Kelas ini kira-kira berisi 20-30 anak setiap

minggunya. Suasana kelas ini layaknya kelas taman kanak-kanak pada

umumnya, mereka belajar sambil bermain dan bernyanyi. Kelas ini diisi 3

orang pengajar dan 4-6 volunteer. Anak-anak ditempatkan dalam sebuah

ruangan rumah petak yang berukuran sekitar 3 x 3 m. Pengajaran dimulai

setiap hari Sabtu pagi pukul 10.00 wib. Berikut Ungkapan Ibu D, warga

kebagusan.

”ya kalo sekolahkan enak mbak, udah bisa diajarin membaca sama

berhitung, trus anak-anak ngga nganggurlah kalo habis mulung jadi kan

ada kegiatan”.73

Ibu D mengatakan bahwa lebih baik anak anak bersekolah atau

mengikuti kegiatan CCE seperti membaca dan menulis daripada anak anak

menganggur.

73

Wawancara pribadi dengan Ibu D, 25 Mei 2015.

Page 77: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

64

Gambar 2.

Suasana pengajaran calistung Kelas PAUD dan TK.

(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

B. Kelas Bimbingan Belajar (Bimbel)

Kelas ini berisi anak anak tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah

Menengah Pertama yang belum mengerti pelajaran di sekolah bisa

menanyakan kembali pelajarannya di kelas bimbingan belajar. Di dalam

kelas ini kurang lebih terdapat 3-10 anak didik. Biasanya mereka

menanyakan pelajaran yang mereka pelajari di sekolahnya seperti

Matematika, B. Indonesia, B. Inggris, pelajaran Agama, dan lain-lain.

Pengajarnya Bernama Hafiz Aliagra berasal dari Universitas Islam Negeri

Jakarta, pengajaran dimulai setiap hari Senin sore pukul. 16.00 wib.74

74

Observasi Lapangan dan wawancara pribadi dengan Adjeng Septi Wulandari, Januari-Mei 2015.

Page 78: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

65

C. Kelas Alam

Di dalam kelas ini adalah anak-anak yang berusia diatas 15 tahun

yang diajarkan pelajaran musik. Mereka juga sering ditampilkan dalam

acara-acara sosial sebagai band pembuka atau hiburan. Sehingga mereka

mempunyai sedikit keterampilan yang bisa terus mereka asah dan menjadi

sedikit modal skill dalam menunjang kehidupan mereka. Pengajarnya

bernama Syahrial Sukoco. CCE mencoba mendekati mereka dengan apa

yang anak-anak suka yaitu salah satunya musik. Anak-anakpun pernah

tampil dalam acara Abang None Buku 2012 sebagai band pembuka.

Pengajaran setiap hari Minggu malam pukul 19.00 wib.75

D. Kelas Calistung untuk Ibu-ibu

Kelas calistung untuk ibu-ibu dilakukan setiap hari Sabtu pukul

13.00 sampai 14.00 wib. Kelas ini terdiri dari 20-30 ibu rumah tangga yang

berusia antara 20-70 tahun. Mereka belajar menulis dan membaca karena

tidak sedikit juga dari ibu-ibu tersebut yang belum bisa membaca. Dan

setiap selesai belajar, ibu-ibu tersebut mendapat sedikit “penyemangat”

yaitu sembako yang dibagikan agar ibu-ibu mau terus belajar membaca dan

berhitung. Pengajarnya bernama Agustina Pratiwi, Mahasiswa

UNINDRA.76

75

Wawancara pribadi dengan Adjeng Septi Wulandari, Januari-Mei 2015. 76

Wawancara pribadi dengan Adjeng Septi Wulandari, Januari- Mei 2015.

Page 79: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

66

Gambar 3.

Suasana Pengajaran Calistung Ibu-ibu

(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

E. Kelas Menari

Di kelas menari, anak-anak yang mendapat pengajaran ini adalah

khusus anak perempuan, mendapat pelatihan tari saman, tari aceh dan tari-

tarian tradisional lainnya. Guru dari kelas ini bernama Vebri Dwi

Rahmawati. Kelas dimulai setiap hari Minggu pukul 10.00 wib.77

F. Kelas Karate

Kelas ini khusus untuk anak laki-laki, mereka diajarkan karate

setiap hari Minggu sore. Pengajar bernama Arif Tirta. Ada sekitar 10-15

77

Wawancara pribadi dengan Adjeng Septi Wulandari, Januari-Mei 2015.

Page 80: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

67

anak yang mengikuti kelas karate. Anak-anak belajar karate di lapangan di

sekitar pemukiman warga.78

G. Kelas Kewirausahaan

Anak-anak dan Ibu-ibu warga Kebagusan mendapat pelatihan

kewirausahaan membuat barang-barang yang bisa diperjualbelikan seperti

bros, tempat pensil, pouch sulam dan pelatihan menyulam. Pelatihan ini

dapat membuat anak-anak dan ibu-ibu mandiri karena bisa membuat hasil

karya tangan mereka sendiri lalu diperjualbelikan. Pengajar kelas ini adalah

Dwi Nilam Sari. Mahasiswi Universias MH. Thamrin. Kelas ini dimulai hari

Minggu sekitar pukul 13.00 wib. Ibu-ibu yang mengikuti kegiatan ini

berjumlah sekitar 3-5 orang.79

78

Wawancara pribadi dengan Adjeng Septi Wulandari, Januari 2015. 79

Wawancara pribadi dengan Adjeng Septi Wulandari, Januari 2015.

Page 81: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

68

Gambar 4.

Suasana membuat Kerajinan Tangan

(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

Cara pengajaran dari CCE Community sama seperti lembaga

pendidikan pada umumnya. Anak-anak di bedakan dari umur dan tingkatan

kepandaian mereka. Anak yang masih berumur 3-6 tahun dikelompokkan

dalam kelas PAUD dan TK. Sedangkan anak yang sudah berumur 7-14

dikelompokkan dalam tingkat SD dan SMP. Anak-anak yang tergabung

dalam kelompok PAUD dan TK diberikan pelajaran mengenal huruf dan

angka yang sewaktu-waktu diselipkan dengan mainan dan gambar-gambar

yang menarik untuk menarik perhatian mereka, merangsang ingatan dan

mengurangi kejenuhan mereka. Terkadang diselipkan pula dengan lagu dan

gerakan agar mengasah motorik mereka. Volunteer pun berusaha

mendekatkan diri dengan anak didik agar anak didik merasa nyaman dan

“betah” dalam kegiatannya dan juga agar anak-anak bisa belajar

berkomunikasi dengan baik. Anak-anak yang tergabung dalam kelompok

SD diajarkan menulis dan membaca huruf dan kata. Terkadang untuk

Page 82: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

69

mengurangi kejenuhan dan menambah ingatan, digunakan pula metode

bermain sambil belajar dengan berbagai permainan yang menambah

semangat dan kreativitas.80

2. Event CCE

Dengan adanya CCE warga sekitar bisa sedikit merasakan hiburan

karena CCE menyediakan hiburan seperti acara musik yang menampilkan

anak-anak didik CCE sendiri. CCE pun mengajarkan anak-anak pelajaran

musik agar mereka bisa mengeksplorasi hobi mereka bermain musik.

Dengan berbekal peralatan dari volunteer seadanya, CCE mengajarkan

beberapa anak pemulung yang dinamakan Anak Alam bermain musik dan

menampilkan mereka dalam beberapa acara CCE ataupun yayasan. CCE

biasanya membuat panggung disekitar tempat tinggal warga agar warga

lebih mudah menyaksikannya dan tanpa biaya. Untuk biaya pementasan

biasanya mereka mendapat dana dari yayasan Green Indonesia Foundation.

Acara mereka biasanya bertema pendidikan, penyuluhan sosial dan hiburan.

Selain musik ditampilkan juga tari-tarian dan menyanyi dari anak-anak.

Terkadang pun anak-anak diajak study tour ke tempat tempat yang belum

pernah mereka kunjungi, misalkan Planetarium-Ancol untuk menambah

pengalaman mereka.81

80

Wawancara pribadi dengan Adjeng Septi Wulandari, Januari 2015, 81

Wawancara pribadi dengan Adjeng Septi Wulandari, Februari 2015.

Page 83: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

70

3. Sekolah Paket

Selain pemberian bakti sosial dan pelayanan kesehatan, CCE juga

sedang mengusahakan agar anak-anak pemulung di daerah Kebagusan yang

putus sekolah bisa kembali melanjutkan sekolah mereka ke jenjang yang

lebih tinggi. Anak-anak pemulung akan didaftarkan ke sekolah paket dan

tetap mendapat pendidikan yang setara dengan kemampuan mereka tanpa

membebani mereka. namun sebelum mereka dimasukkan ke dalam sekolah

paket, anak-anak akan mendapat kelas sekolah paket dari CCE yang

memberi pengajaran apa yang akan diajarkan. 82

B. Manfaat Adanya CCE Community Bagi Anak Didik Dan Warga

Kebagusan

1. Anak Didik

A. Informan 1

Gadis kecil berumur kurang lebih lima tahun yang bernama NR ini

aktif mengikuti pengajaran di CCE. Ia mengikuti pengajaran di kelas

PAUD dan TK. Ia sudah bisa membaca huruf-huruf dan menulis. Ia juga

senang menggambar dan mewarnai. Ia terlihat lincah dan pandai

berkomunikasi. Ia terlihat “lebih dewasa” dari anak-anak seumurannya.

Ketika anak-anak lain masih takut dan malu untuk mengemukakan

pendapatnya, ia terlihat lebih percaya diri dan pandai mengemukakan

pendapatnya. Ia juga terlihat lebih tegas kepada teman-temannya. Ketika

82

Wawancara pribadi dengan Adjeng Septi Wulandari, Mei 2015.

Page 84: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

71

peneliti bertanya padanya apakah ia suka belajar dengan kakak-kakak di

CCE, ia mengatakan ia suka belajar dengan kakak-kakak dan ia

mengatakan kalau ia sudah masuk TK yang ada di dekat rumahnya.

Peneliti melihat NR adalah anak yang ceria walaupun ia sudah tahu dan

sudah bisa merasakan sulitnya kehidupan ia dan keluarganya. Ketika

penulis bertanya pada NR apakah ia senang belajar dengan kakak-kakak

CCE, NR mengatakan senang belajar dengan kakak-kakak CCE.

“Seneng kak belajar sama kakak-kakak tapi aku masuk TK jadi

udah ngga bisa lagi (mengikuti pengajaran CCE) .. hmm ka aku ngga

dapet kelompok ka kemaren (NR langsung curhat tentang ia di TK-

nya)..kelompok belajar.. kemaren padahal aku udah bilang bu guru..aku

dapet piala dong ka.. lomba, lomba nulis..kalah itu orang-orang..

Peneliti bertanya lagi pada NR apakah NR senang belajar dengan

kakak-kakak, ia malah mengalihkan pembicaraan membicarakan teman-

temannya. Ia seperti lelah menjawab pertanyaan peneliti. Walaupun

penurut, tetapi NR adalah anak yang tegas, terlihat ia selalu melakukan

apa yang menurut ia benar.

Ibu dari NR juga berterima kasih pada CCE yang telah

mengajarinya menulis dan berhitung sehingga NR lebih pintar daripada

sebelumnya. Berikut pernyataan Ibu T, Selaku ibu dari NR.

“Iya saya banyak-banyak terima kasih ke CCE udah mau ngajarin

anak saya, jadi anak saya ada kemauan, kepinteran, gitu jadi saya

kepingin saya tuh anak biar ngga kaya orangtuanya udah buta huruf

orangtuanya anak saya jangan sampe gitu lagi makanya CCE

mengadakan belajar itu saya alhamdulillah sama kakak-kakak dari CCE

yang udah mau ngajarin, anak saya udah ada kemampuan kepinteran”83

83

Wawancara pribadi dengan ibu T, Warga Kampung Kebagusan, 7 April 2015.

Page 85: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

72

B. Informan 2

Anak laki-laki ini bernama G. Dia berumur kurang lebih 5 tahun. G

adalah anak baru di CCE. Peneliti melihat awalnya ia adalah anak yang

kalem dan pemalu jika belum mengenal orang, tetapi sekarang dia

menjadi manja, terbuka dan periang. Sebelum penulis mengenalnya, dia

masih malu-malu tetapi sesudah penulis mengajaknya bermain ia

langsung ceria dan mendekat perlahan-lahan. Banyak perubahan yang

signifikan terjadi pada diri G setelah ia belajar dengan CCE.

C. Informan 3

Anak perempuan berumur 5 tahun ini bernama N, penulis melihat

ia bisa dikatakan adalah anak yang suka mencari masalah, keributan

dan sulit diatur namun disisi lain ia adalah anak yang mudah menangis

dan manja, mungkin bisa dikatakan karena lingkunganlah yang

membuat ia mempunyai sifat sekeras itu, tetapi setelah beberapa bulan

mengikuti perkembangan di CCE ternyata N mempunyai sisi baik.

Setelah belajar dengan kakak-kakak di CCE N menjadi anak yang

komunikatif, bisa menjadi lebih sabar, dan menjadi manja dengan

kakak-kakak di CCE. Maksud manja disini diartikan „selalu minta

diperhatikan oleh kakak-kakak CCE‟.84

Banyak dari anak-anak yang pada awalnya malu untuk

bersosialisasi dengan orang baru, namun setelah kita “tarik” mereka dan

84

Observasi Lapangan, Januari-April 2015.

Page 86: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

73

mengajak mereka serta membuat mereka merasa nyaman, diperhatikan,

dan dihormati, mereka akan mau membaur dan berkumpul.85

2. Warga

A. Informan 1

Ibu ini bernama Ibu D berumur 37 tahun. Beliau mengatakan

bahwa CCE membantunya dalam menjangkau akses-akses kesehatan seperti

akses membuat BPJS Kesehatan agar lebih mudah, serta membantu anak-

anak beliau mengasah potensi dan prestasinya dalam belajar. Beliau

mengatakan bahwa CCE membantu anak-anaknya mengikuti Ujian

Olimpiade Sains. Beliau mengatakan bahwa pendidikan adalah yang utama,

walaupun pemulung tetapi pendidikan harus tetap yang diutamakan. Seperti

yang diungkapkan Ibu D,

”ya kalau saya sih pengennya anak tetep sekolah ya, tetep belajar, karna

kalau saya, belajar itu tetap nomor satu, tapi kan semua orang tua belum

tentu, kadang ada orangtua yang udahlah dia kan pemulung ngga usah

belajar. Ya walaupun pemulung kan tetap belajar nomor satu, selain itu

juga kakak-kakak juga bantu-bantu bikin BPJS, bikin akte, jadi kita enak”.86

Ibu D mengatakan bahwa walaupun ia adalah seorang pemulung

namun kepeduliannya terhadap pendidikan anak-anaknya begitu besar, ia

rela bersusah payah mencari uang untuk pendidikan anak-anaknya. Terbukti

anak-anaknya dapat mengenyam pendidikan bahkan beliau mengatakan

bahwa anak-anaknya adalah anak-anak yang memiliki kompetensi diatas

rata-rata anak anak seusianya.

85

Observasi Lapangan, Maret- April 2015. 86

Wawancara pribadi dengan ibu D, 24 Mei 2015.

Page 87: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

74

B. Informan 2

Ibu ini bernama Ibu T, berumur sekitar 43 tahun, Beliau

mengatakan CCE mengadakan bantuan ketika puasa seperti buka puasa

bersama, memberi sembako pada anak-anak, dan mengajak anak-anak jalan-

jalan. Dahulu CCE sering memberikan bantuan berupa makanan seperti

telur, mie, dan nasi box setiap hari jum‟at bahkan CCE memberikan uang

santunan hingga berjumlah Rp. 250.000, per orang. Namun seiring berganti

dan regenerasi anggota volunteer CCE, kini bantuan CCE berkurang

signifikan. Berikut pernyataan Ibu T, warga Kebagusan.

“kadang kadang ada bantuan, puasa puasa tapi udah jarang kalo dulu

mah sering kita dikasih sembako, beras, uang juga waktu itu 250 ribu satu

orang cuma udah lama”

Ibu T mengatakan bahwa sesekali ada bantuan, ketika waktu

datang bulan puasa, CCE memberikan sembako bahan bahan makanan,

berupa beras, dan kadang kala memberikan uang tunai sebesar Rp.250.000,-

per orang namun itu dikatakan sudah beberapa waktu lalu.

Page 88: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, terdapat beberapa kesimpulan

tentang kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh Charity of Children

Education Community untuk pendidikan anak pemulung menggunakan teknik

wawancara dan observasi. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Dari beberapa program yang Charity of Children Education Community

yaitu Kelas Alam, Kelas Menari, Kelas Calistung Anak-anak dan Ibu-ibu,

terdapat juga Kelas Paket yang memberikan pembekalan pendidkan kepada

Anak anak Pemulung agar dapat memahami materi-materi di sekolah paket dan

mengusahakan agar Anak-anak Pemulung dapat melanjutkan pendidikan

mereka dengan menyekolahkan Anak Pemulung ke dalam sekolah paket.

2. Selain itu Charity of Children Education Community menjadi perantara

dimana anak didik bisa mengikuti olimpiade mata pelajaran sekolah seperti

Sains dan Matematika tingkat Nasional sehingga anak tahu seberapa jauh

potensi mereka dan apa yang mereka punya untuk mereka asah dan mereka

dalami untuk masa depan mereka, dan membantu mereka agar mengerti

bagaimana berkomunikasi dan berhubungan baik dengan orang lain. Serta

mengajarkan pentingnya berbuat baik kepada orangtua, guru, teman dan

makhluk lainnya.

Page 89: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

76

3. Charity of Children Education Communitypun menanamkan kepribadian

yang sangat erat, seluruh anggota komunitas ini maupun penerima manfaatnya

diajarkan dan mengajarkan bagaimana berhubungan baik dengan orang lain,

bersabar, dan sopan santun.

B. Saran

1. Adapun buah pikiran penulis dan saran yang mungkin saja membangun untuk

CCE adalah tingkatkan keseriusan CCE dalam menjalankan visi misi tujuan dan

fungsi CCE bagi warga kebagusan.

2. Kuatkan dan jadikan diri CCE sebagai komunitas satu-satunya yang

mengedepankan kepentingan warga Kebagusan dan berjuang untuk kesejahteraan

warga Kebagusan.

3. Penulis berharap CCE menggandeng komunitas lain yang sejenis agar dapat

menguatkan, dan dmeningkatkan kinerja positif dalam akses-akses yang dapat

memudahkan warga Kebagusan dalam meningkatkan dan mensejahterakan

kehidupannya seperti akses kesehatan, akses pinjaman modal, dan akses-akses

yang lainnya.

Page 90: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

Daftar Pustaka

Adi, Isbandi Rukminto. Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat; Sebagai Upaya

Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013.

Adi, Rianto. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit, 2004.

Burhan Bungin, ed. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

Gunawan, Iwan. Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press, 2010.

Hasan, Maimunah. Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Diva Press, 2010.

Hasan, Muhammad Tholhah. Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lantabora Press,

2005.

Huraerah, Abu. Child Abuse (Kekerasan terhadap Anak). Bandung: Penerbit Nuansa, 2007.

Ismail, Asep Usman. Al-Quran dan Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Lentera Hati, 2012.

J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2007.

Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005.

Nasib Gelandangan Bertahan Secepatnya, Lembaga Studi Pembangunan, Anggota IKAPI; Seri

Sektor Informal ‘Galang’ ISSN : 0216-0226; Jakarta, 1985.

Pidarta, Made. Landasan Pendidikan; Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka

Cipta, 2007.

Putro Widoyoko, Eko. Evaluasi Program Pembelajaran;Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon

Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Saroni, Mohammad. Orang Miskin Harus Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2010.

Page 91: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan; Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Soetomo. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Sri Wahyudi, Agustinus. Manajemen Strategik; Pengantar Proses Berpikir Strategik. Jakarta:

Binarupa Aksara, 1996.

Suharto, Edi. Kemiskinan &Perlindungan Sosial di Indonesia. Bandung: Alfabeta, 2009.

Tirtarahardja, Umar dan Sulo, La. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Wiyono, Teguh. Rekonstruksi Pendidikan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Internet:

Masalah Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia, diakses dari

http://www.bimbingan.org/masalah-ekonomi-dan-kesejahteraan-masyarakat-indonesia.html

http://edukasi.kompasiana.com/2013/12/24/tingginya-angka-putus-sekolah-di-indonesia-622368.html

Andi Lesmana, Edukasi Kompasiana, Definisi Anak,

http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/15/definisi-anak-463129.html

Daniel Yonathan Missa, Kompasiana, Kebutuhan Dasar Anak,

http://edukasi.kompasiana.com/2014/07/31/kebutuhan-dasar-anak-666613.html

Page 92: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

Pedoman Wawancara (Warga Kebagusan)

Nama:

Umur:

1. Apa kesejahteraan menurut Bapak/Ibu?

2. Berapa penghasilan Bapak/Ibu, perbulan/perhari?

3. Apakah Bapak/Ibu sudah merasa sejahtera dengan Gaji tersebut?

4. Menurut Bapak/Ibu Apa yang membuat hidup sejahtera?

5. Apa yang Bapak/Ibu harapkan dari Pemerintah?

6. Apakah Bapak/Ibu tahu mengenai CCE?

7. Apa program yang Bapak/Ibu Ikuti di CCE?

8. Apa hasil yang Bapak/Ibu dapat dari CCE?

9. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai CCE?

10. Apa kekurangan dari CCE?

11. Adakah yang Bapak/Ibu harapkan dari CCE?

Page 93: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

Pedoman Wawancara (Pengajar CCE)

Nama:

Jabatan:

Umur:

1. Ada berapa jumlah penerima manfaat berupa pendidikan dari CCE? (Diklasifisikan

berdasarkan umur dan jenis kelamin)

2. Apa dan bagaimana materi pengajaran yang diajarkan oleh CCE?

3. Bagaimana prosedur anak yang ingin belajar di CCE?

4. Ada berapa guru yang mengajar? Dari mana saja dan aktifitasnya apa saja?

5. Apakah anda mendapat honor dari mengajar ini?

6. Apa perasaan anda mengajar di sini?

7. Apa motivasi anda ingin mengajar disini?

8. Bagaimana metode mengajar anak didik?

9. Pelajaran apa yang paling anak sukai?

10. Bagaimana tingkah laku anak didik?

Page 94: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN WARGA KEBAGUSAN

Nama: Ibu T

Umur: 43 Tahun

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa kesejahteraan menurut

Bapak/Ibu?

Ya kalo dipikir-pikir ya, orang kan pikirnya lain-lain

ya, pengennya mah tadinya pengen seneng, ya

namanya orang ditakdirin begini, yaudah kita ikutin

apa adanya, makanya kalo jadi orang kecil susah.

Yang penting bisa makan.

2 Berapa penghasilan

Bapak/Ibu,

perbulan/perhari?

30 ribu per hari.

3 Apakah Bapak/Ibu sudah

merasa sejahtera dengan

penghasilan tersebut?

Ya udah cukup saya mah.

4 Menurut Bapak/Ibu apa

yang membuat hidup

sejahtera?

Ya yang penting udah ketemu makan, ya anak-anak

bisa kerja itu aja udah.

5. Apa yang Bapak/Ibu

harapkan dari Pemerintah?

Ya ada, namanya kita orang kecil gini kan

ibaratnya, beda daerah beda, saya dulu waktu

tinggal di Cipinang, begini hidup di lapak, ada

bongkaran ada gusuran, sumbangan dari manapun

dateng, dibantu penampungan, sebelum gubuk jadi

tuh, kalo disini kan ngga ada, ya kita masing-masing

hidup, boro-boro orang mau bantu orang kayak gini

kan, malah lebih seneng malah disorakin, pikiran

orang laen lah, baguslah digusur, kalo saya hidup di

Cipinang mah dulu mah dibantu, ngga mau

meremehkan orang kayak gini malah bantu, 4 tahun

saya hidup di Cipinang, ada kebanjiran dibantu, ada

kebakaran dibantu, ya kalo orang di Jakarta Selatan

ini kayaknya sistemnya ngga sama.. dulu waktu saya

di Cipinang, setiap minggu nasi dibagiin semua buat

pemulung-pemulung, kalo di Cipinang enak ada

makanan, ada obat gratis, ada sembako, RT mah

mau mengontrol.

6. Apakah Bapak/Ibu tahu

mengenai CCE?

Ya tau sih.

7. Apa program yang

Bapak/Ibu Ikuti di CCE?

Pelajaran, paktek bikin bantal, apa kerajinan tangan

tuh.

Page 95: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

8 Apa hasil yang Bapak/Ibu

dapat dari CCE?

Ya kadang-kadang ada sumbangan tas, buku-buku,

ya makananlah sembako.

9 Bagaimana pendapat

Bapak/Ibu mengenai CCE?

Ya bisa mendidik anak anak, memberi pelajaran

anak-anak, bikin ibu-ibu tadi ngga bisa tau huruf

jadi tau huruf.

10. Apa kekurangan dari CCE?

Ya dibilang kurang ya ngga ada, dibilang ngga ada

ya ada. Ya ngga kayak yang dulu, kalo dulu sering

ngasih sumbangan ibaratnya ngebantulah orang

yang kayak gini-gini susah.

11. Adakah yang Bapak/Ibu

harapkan dari CCE?

Ya ada sih ada, maksud saya kan dia ibaratnya kan

bulan puasa tiap puasa kan pasti ngasih sumbangan

ya ibaratnya sembakolah setiap seminggu sekali trus

ada acara buka bersama buat anak anak sama ibu

ibu. Dulu tiap tiga hari ada buka bersama, trus

tanggal 21 22 ada pembagian.

Mengetahui,

Page 96: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN WARGA KEBAGUSAN

Nama : Ibu A

Umur : 26 tahun

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa kesejahteraan menurut

Bapak/Ibu?

Ya mungkin hidup sejahtera itu ya yang

enak kali ya.

2 Berapa penghasilan Bapak/Ibu,

perbulan/perhari?

Perbulan ngga sampe 500ribu juga

sebenarnya. Ini ya kalo usaha di lapak-

lapak gitu.

3 Apakah Bapak/Ibu sudah merasa

sejahtera dengan penghasilan tersebut?

Ya gimana ya cukup ngga cukup. Ya

cukup-cukupin aja gitu.

4 Menurut Bapak/Ibu Apa yang

membuat hidup sejahtera?

Ya mungkin sama keluarga disini apa

adanya aja jadi enak aja gitu.

5 Apa yang Bapak/Ibu harapkan dari

Pemerintah?

Ya biar melihat rakyat kecilnya kali ya

supaya rakyat kecil, apa-apa naik jadi

jangan sampe keberatan lah jangan sampe

nyusahin gitu, udah susah.

6 Apakah Bapak/Ibu tahu mengenai

CCE?

Belajar, ngajarin anak-anak.

7 Apa program yang Bapak/Ibu Ikuti di

CCE?

Itu yang ngajarin ibu-ibu baca tulis. Ibu

yang belum ngerti huruf.

8 Apa hasil yang Bapak/Ibu dapat dari

CCE?

Ya enak ibu-ibu yang diajarin jadi tahu

huruf.

9 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu

mengenai CCE?

Ya sebenarnya si buat anak-anak baik mo

belajar, jadi ngga terlalu banyak main.

10 Apa kekurangan dari CCE?

Sebenarnya ngga juga, baik mereka, baik

mo ngajarin anak-anak, kebutuhan anak

anak.

11 Adakah yang Bapak/Ibu harapkan dari

CCE

Biar lebih baik lagi sama anak anak, udah

deket si udah, ya lebih baik lagi.

Page 97: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN WARGA KEBAGUSAN

Nama: Ibu K

Umur: 41 tahun

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa kesejahteraan menurut

Bapak/Ibu?

Hidup yang layak, kalo kita mah kagak

layak. Ya hidup apa adanya.

2 Berapa penghasilan Bapak/Ibu,

perbulan/perhari?

Suami saya OB disitu ya gajinya 2 juta ya

sebulan, ya buat bayar anak sekolah, buat

bayar kontrakan, buat biaya anak masuk

PAUD, buat makan sehari-hari, buat

ongkos.

3 Apakah Bapak/Ibu sudah merasa

sejahtera dengan penghasilan tersebut?

Ya belum. Buat ongkos anak buat makan

kan anak dua sehari yang gede 15ribu

yang kedua 10ribu. Ya belum jajan anak

belum beli lauk itu ya cukup cukupin aja

buat beli beras buat beli ikan namanya

anak banyak.

4 Menurut Bapak/Ibu Apa yang

membuat hidup sejahtera?

Punya rumah sendiri ngga ngontrak. Ya

ngga pingin ini itu yang mewah mewah

pokoknya punya rumah sendiri aja.

5 Apa yang Bapak/Ibu harapkan dari

Pemerintah?

Ya Insya Allah kalo ada bantuan gitu apa.

Kan kita juga kalo lagi sekolah juga ada

KJP (Kartu Jakarta Pintar). Yah KJP mah

kagak keluar, diurusin kaga keluar. Kalo

yang kagak punya kan dapet gituan.

6 Apakah Bapak/Ibu tahu mengenai

CCE?

Ya cuma kalo kegiatan sehari-harinya ya

ngajar anak anak PAUD SD SMP. Bikin

anyaman gitu, karate sabtu minggu.

7 Apa program yang Bapak/Ibu Ikuti di

CCE?

Kalo bikin pelatihan potong rambut ibu

ikut.

8 Apa hasil yang Bapak/Ibu dapat dari

CCE?

Kita ada sembako dapet, per orang dapet

2 dus makanan.

9 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu

mengenai CCE?

Kalo menurut ibu bagus sekali, karena

bisa lesin (memberi les) anak anak yang

ngga mampu les di tempat les. Yang belum

bisa bayar les, bisa les disitu (CCE).

10 Apa kekurangan dari CCE?

Ya ngga, alhamdulillah bagus banget.

Kalo anak anak habis belajar dibagiin

makanan nasi kotak dapet buku tas

Page 98: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

11 Adakah yang Bapak/Ibu harapkan dari

CCE

Ya kalo ibu pingin gimana cara

belajarnya ditingkatin. Kan anak saya

udah kelas naik 3 SMP. kan kalo udah

kelas 3 kan tambah susah belajarnya.

Sabtu minggu harus ada les ada tambahan

gitu.

Mengetahui,

Page 99: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN PENGAJAR CCE

Nama: Anjas M.

Umur: 19 Tahun

Jabatan: Pengajar/Volunteer CCE

No Pertanyaan Jawaban

1 Ada berapa jumlah penerima manfaat

berupa pendidikan dari CCE?

(Diklasifisikan berdasarkan umur dan

jenis kelamin)

Kira-kira ada 20 orang, terdiri dari

PAUD, kelas 1 SD, tapi kebanyakan yang

udah SD sih. Kalo untuk sekarang sih kalo

untuk yang cowok itu kira-kira ya kurang

dari sepuluh, tapi kalo untuk yang

ceweknya dua belasan, itu termasuk anak

anak yang tiga tahunan, empat tahun.

2 Apa dan bagaimana materi pengajaran

yang diajarkan oleh CCE?

Kalo yang diajarin di CCE itu materinya

kalo untuk yang hari minggu itu berupa

ekskul trus hari sabtunya akademik itu

biasanya kalo untuk yang pagi itu buat

anak TK, kalo yang siangnya itu buat

yang SD. Oo iya kalo hari Minggu itu ada

ekskul kalo jam 7 itu kita ngadain ngaji

dulu, trus kelas kreasi untuk yang kecil

buat ibu ibu juga kemudian kalo agak

siangan dikit itu biasanya buat kelas tari.

Kalo buat yang anak TK-nya belajar

menghitung, menulis, membaca sama kita

ada kayak games-games yang sifatnya

edukasi, dongeng dongeng, ada sains

juga. Oo iya buat les hari selasa rabu.

3 Bagaimana prosedur anak yang ingin

belajar di CCE?

Kalo diliat liat biasanya anak yang udah

belajar di CCE itu dia kan bawa

temennya, temennya dari luar, dan dia

belum ikut pengajaran, itu dia ikut dulu

nanti kalo mau lanjut nanti dimasukkin ke

absen.

4 Ada berapa guru yang mengajar? Dari

mana saja dan aktifitasnya apa saja?

Kalo untuk seluruhan itu 50 volunteer.

Kalo untuk 1 hari mengajar itu udah

dibagi kelompok ABCD seharusnya itu

semua kan 1 kelompok itu 10 orang

tapinya yang dateng paling beberapa

paling 3-4, untuk yang kelompok laen juga

bisa dateng bantu bantu kelompok yang

hari ini ngajar. Volunteernya macem

macem ya ka ada yang dari UIN,

UNINDRA, Gunadarma, trus UI, MH

Page 100: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

Thamrin. Setau saya itu.

5 Apakah anda mendapat honor dari

mengajar ini?

Oo kalo di CCE kan kita sistemnya amal

ibadah ya ka jadi kita udah berkomitmen

jadi kita engga mentingin imbalan,

imbalannya itu kita membagi ilmu sama

berbagi aja. Masalah dapet honor ngga

ngurusin.

6 Apa perasaan anda mengajar di sini?

Perasaannya ya seneng liat adek adenya,

trus, kangen pengen maen lagi pengen

maen lagi, trus juga ade adenya enak gitu

welcome. Ya kadang ada rasa marah ya,

karena ada beberapa anak yang susah

diatur, jadi kadang ya gimana ya, ya

namanya manusiawi. Jadi ya disabar

sabarin aja.

7 Apa motivasi anda ingin mengajar

disini?

Pengen berbagi ilmu, pengen berbagi

pengalaman, dan cari kesibukan juga

soalnya dirumahkan ngga ada

kegiatan..pingin deket sama adek adek

juga.

8 Bagaimana metode mengajar anak

didik?

Kalo saya metode pengajarannya pertama

kita ajak maen-maen dulu kalo anak-anak

nyaman kita mulai pengajaran, kan

metodenya bisa dengan bermain, ngga

harus fokus.

9 Pelajaran apa yang paling anak sukai?

Biasanya kalo anak anak itu semua

pelajaran suka ya, tapi ada beberapa anak

yang ngga suka misal kaya matematika

anak anak jarang suka tapi disiasatin biar

kayak bikin games biar anak anak mau

trus diimingi hadiah biar anak anak

belajar juga. Kalo yang minggu itu kan

ada kelas kreasi, itu anak-anak suka. Anak

anak suka menggambar mewarnai.

10 Bagaimana tingkah laku anak didik?

Kalo saya liat disini anak anak ada yang

aktif dan ada yang masih malu malu juga,

kalo yang aktifkan ya kenal sama

pengajarnya trus kalo yang malu malu

gitu anak kecil mungkin karna masih takut

sama pengajarnya, kayaknya

perkembangan dari dulu sampe sekarang

cenderung aktif ya paling Cuma beberapa

aja anak yang diem.

Mengetahui,

Page 101: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN PENGAJAR CCE

Nama: Sarah K.

Umur: 21 Tahun

Jabatan: Pengajar CCE

No Pertanyaan Jawaban

1 Ada berapa jumlah penerima manfaat

berupa pendidikan dari CCE?

(Diklasifisikan berdasarkan umur dan

jenis kelamin)

Sekitar 60anlah. Kalo untuk yang belajar,

Umur 3 tahun sampe kelas 3 SMP. Kalo

non formal ada 15 tahun keatas. Aku juga

data nya ngga megang, Cuma kalo

umumnya kebanyakan cewek sih. Cowok

juga banyak cuma saya ngga bisa mastiin.

2 Apa dan bagaimana materi pengajaran

yang diajarkan oleh CCE?

Kalo PAUD dan TK pengajarannya kita

lebih mengedepankan untuk adek adeknya

menggunakan media untuk lebih gampang

anak anak mengerti setiap pelajaran yang

kita kasih sambil bermain, kalo untuk SD

dan SMP kita lebih ke bimbel lebih ke apa

tugas sekolah mereka jadi lebih enak.

3 Bagaimana prosedur anak yang ingin

belajar di CCE?

Ngga ada si ka, paling kalo ade adenya

emang mau belajar disini, yaudah ngga

apa-apa, banyak juga yang sodaranya ikut

kayak gitu gitu ka.

4 Ada berapa guru yang mengajar? Dari

mana saja dan aktifitasnya apa saja?

Setiap harinya ga tentu sih ka tergantung

kalo hari senin selasa itu tim bimbel yang

dateng trus kalo sabtu minggu lumayanlah

ka banyak. Jadwal kelas untuk kelas bimbel

biasanya hari senin dan selasa, paud dan

ibu ibu itu hari sabtu dan PAUD biasanya

dari jam 10 sampe jam 11kalo kelas ibu-ibu

biasanya bareng juga sama kelas paud

Cuma kalo ibu-ibu di lapangan kadang kalo

ngga barengan ya ibunya paling nungguin

selesai anak-anak belajar di kelas.

5 Apakah anda mendapat honor dari

mengajar ini?

Ngga.. karena disini bentuknya sukarela aja

jadi tanpa bayaran kan kita juga bentuknya

sosial.

6 Apa perasaan anda mengajar di sini?

Seneng, apa ya, nyaman karena banyak

yang saya dapat disini, dari pengalaman

belajar, komunikasi dengan orang-orang

baru, berkomunikasi dengan orang-orang

yang jarang saya temukan, adek adeknya

selalu buat saya seneng, kadang bisa

Page 102: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

ngilangin kegalauan juga sih kayak kita

maen sama adek deknya, apa lagi ya,

banyak lah.

7 Apa motivasi anda ingin mengajar

disini?

Pengennya ngliat semua anak dapet

pendidikan, memberi perhatian yang lebih

ke ade adenya biar ade adenya ngerasa

diperhatikan selain dari keluarga.

8 Bagaimana metode mengajar anak

didik?

Pendekatannya kita lebih maen-maen aja

sih sama adek adenya secara personal ya

kayak maen dengan anak kecil pada

umumnya lah, kalo yang gedenya kita

ngobrol ngobrol, curhat gitu banyaklah.

9 Pelajaran apa yang paling anak sukai?

Banyak ya yang mereka suka tapi dengan

kaya keterampilan gitu dan sains,

eksperimen kayak anak SD, SMP

10 Bagaimana tingkah laku anak didik?

Macem macem ada yang lari-lari, ada yang

diem aja, beda usia beda tingkah laku.

Mengetahui,

Page 103: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

PETA KELURAHAN KEBAGUSAN

(Sumber: Dok. Kelurahan Kebagusan)

Page 104: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

KEADAAN PEMUKIMAN PEMULUNG KEBAGUSAN

Sebelum Digusur (06 Mei 2015)

(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

Setelah Digusur (28 Mei 2015)

(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

Page 105: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

Kegiatan Membuat Kerajinan Tangan/Kewirausahaan

(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

Kegiatan Calistung dan Menggambar

(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

Page 106: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

Kegiatan Calistung Anak anak PAUD

Kegiatan Calistung Anak anak PAUD

(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

Page 107: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

Kegiatan Orientasi Volunteer Baru

Kegiatan orientasi volunteer baru

(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

Page 108: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

Kegiatan Evaluasi Kerja

Kegiatan Diskusi Volunteer

(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

Page 109: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

Kegiatan Penampilan Anak Kelas Alam di Univ. Al Azhar Indonesia

(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

Page 110: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

Tabel Nama Volunteer CCE

No NAMA JENIS

KELAMIN

TEMPAT

TANGGAL

LAHIR

PENDIDIKAN

1 Siti Alhikmah P Pemalang, 28

Juli 1991

Mahasiswi

UNINDRA/

karyawan swasta

2 Nahaso Hia L Turenamohesa

08 Agustus

1993

Akademi Teknik

Elektromedika

Andakara Jakarta

3 Syahrial Sukoco L Jakarta, 11

Oktober 1985

Karyawan Swasta

4 Ustiya Dahwuni P JAKARTA, 20

OKTOBER

1994

Mahasiswi

Universitas Nasional

5 Vebri Dwi

Rahmawati

P CILACAP,24

FEBRUARI

1994

Pengajar KUMON

6 Abdul Latief

Fikry

L Jakarta, 27-

Mei-1992

Mahasiswa

UMJ/Karyawan

Swasta

7 Radita Andinia

Utami

P Jakarta, 5

Desember

1993

Mahasiswi

Universitas Al-

Azhar Indonesia

8 Tsuwaybatul

Aslamiyah

P Jakarta, 05

April 1993

Mahasiswi

Universitas Al-

Azhar Indonesia

9 Aulia Rahman P Jakarta, 15

November

1992

Mahasisiwi

Universitas Al-

Azhar Indonesia

10 Ika Utami Wahyu

Ningsih

P Bogor, 30

Agustus 1991

Asisten Dosen

Universitas

Pancasila

11 Muhammad

Rachman

Alamsyah

L Jakarta, 22

Agustus 1993

Mahasiswa APP

12 Annisa Mufliyanti P Bekasi, 13

Desember

1994

Mahasiswi

UHAMKA

13 Amin L Cianjur, 06

September

1993

Mahasiswa

Universitas

Borobudur

14 Dimas Ramadhan L Jakarta, 06 Mahasiswa

Page 111: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

Putra Februari 1996 UHAMKA

15 Umayah Arindah P Jakarta, 09

Mei 1997

Mahasiswa

16 Mukhdidin

Afriyanto

L Jakarta, 11

Juni 1994

Wirausaha

17 Riri Nurizqiah P Tangerang, 25

Juni 1994

Mahasiswa UIN

18 Andini Bilqis

Shafa

P Bekasi, 27

September

1995

Mahasiswa

UNINDRA

19 Devis Maredona L Lebak, 29

Maret 1992

Mahasiswa

UHAMKA/Pengajar

Privat

20 Mita Choirunnisa P Jakarta, 27

Maret 1996

Mahasiswa

UHAMKA

21 Winda Sulistyani P Jakarta, 24

November

1995

Mahasiswa

UNINDRA

22 Aniva Qaidi P Jakarta, 16

Desember

1995

Mahasiswa

UNINDRA

23 Annisa

Rahmawati

P Jakarta, 19

Maret 1993

Mahasiswa UNPAM

24 Lystiani P Jakarta, 14

Oktober 1978

Mahasiswi Univ

Borobudur/

Karyawan Swasta

25 Dewi Ratih Ayu

Safitri

P Tanjung

Pandan, 7

Maret 1995

Mahasiswa UIN

26 Sarah Khairini P Jakarta, 12

Maret 1994

Mahasiswa UAI

27 Olivia Resty

Amalia

P Jakarta, 25

September

1995

Mahasiswa

Gunadarma

28 Nur Aisah P Pemalang, 10

November

1995

Mahasiswa

UNINDRA

29 Putri Fadilah

Zikri

P Jakarta, 01

Oktober 1995

Mahasiswa

UNINDRA

30 Parmuji P Semarang, 02

Desember

1994

Mahasiswa Univ

Borobudur

31 Arif Tirtayana L Bekasi, 16 Juli

1993

Karyawan Swasta

32 Yasir Alwan L Jakarta, 26

April 1996

Mahasiswa

UHAMKA

33 Jemi Penni L Majalengka,

10 Juni 1996

Mahasiswa

UHAMKA

34 Nike Pratiwi P Semarang, 13 Mahasiswa

Page 112: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

Oktober 1993 UNINDRA

35 Kholfi Aulia P Tangerang, 13

April 1996

Mahasiswa

UHAMKA

36 Siva Khoirunnisa P Jakarta, 19

Juni 1995

Mahasiswa

UHAMKA

37 Maryanah P Tangerang, 26

Mei 1995

Mahasiswa

UHAMKA

38 Ageng

Wicaksono

L Wonosobo, 9

Februari 1992

Mahasiswa

UHAMKA

39 Fitrah Azizah P Jakarta, 2 Juni

1996

Mahasiswa UAI

40 Riny Alfina P Jakarta, 13

Juni 1996

Mahasiswa UAI

41 Abdurrazaq L Jakarta, 9

Desember

1994

Mahasiswa UAI

42 Ika Dewi Lestari P Banyumas, 28

April 1995

Mahasiswa

Universitas

Pancasila

43 Hadiansyah

Ismawan

L Sukabumi, 18

Mei 1992

Mahasiswa UAI

44 Alan Dahlan L Bandung, 10

November

1989

Mahasiswa Univ

Borobudur

45 Liana Frisca P Jakarta, 24

Maret 1992

Mahasiswa UPN

46 Dian Febriani P Jakarta, 19

Februari 1988

Pegawai Swasta

47 Jaya Maulana L Jakarta, 27

Desember

1993

Karyawan Swasta

48 Heni Febriyani P Jakarta, 25

Februari 1993

Karyawan Swasta

49 Errica Syamara P Jakarta, 28

September

1994

Mahasiswa

UHAMKA

50 Ritza Faiza P Jakarta, 2 Juni

1994

Mahasiswa

UNINDRA

51 Mega Ulan

Nurmayasari

P Tangerang, 14

Mei 1995

Mahasiswa TEKNIK

PERTAMEDIKA

52 Unggul Satria Adi

Wicaksono

L Jakarta, 21

November

1993

Mahasiswa

GunaDarma

53 Eka Apriyana P Jakarta, 20

April 1988

Karyawan Swasta

54 Bayu Nuriman L Garut 26 Juli

1991

Mahasiswa

UHAMKA

55 Putri Sherin P Jakarta, 19

April 1995

Mahasiswa Univ.

Moestopo

Page 113: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

56 Dimas Haryo

Putra

L Jakarta, 17

November

1990

Mahasiswa Trisakti

57 Muhamad Noer

Aziz

L Jakarta, 20

Maret 1995

Mahasiswa BINA

SARANA

INFORMATIKA

58 Andi Nurvadilah

Piqih

L Jakarta, 9

April 1996

Mahasiswa UNIV.

Pakuan

59 Eka Sukaesih P Banjarnegara,

12 April 1996

Akademi Pimpinan

Perusahaan

60 Mochamad

Nuruddin

L Jakarta, 2 Juni

1995

Akademi Pimpinan

Perusahaan

61 Filda Ayu Afrida P Tegal, 28 Juni

1996

Mahasiswa UAI

62 Muhammad

Ibrahim Zainal

L Malang, 22

November

1996

Mahasiswa Trisakti

63 Firli Sucia Sari P Bekasi, 6

Maret 1995

Mahsiswi UIN

64 Atika Zahra Nur

Auliya

P Timor Timur,

19 Oktober

1996

Mahasiswa IPB

65 Muhammad

Yusuf

L Lumajang, 10

Agustus 1995

Mahasiwa IPB

66 Zulfikar Rahman L Subang, 24

Juli 1995

Mahasiswa IPB

67 M. Khoirun Najib L Pekalongan, 8

Januari 1996

Mahasiswa IPB

68 Hafiz Alifiarga L Jakarta, 18

Oktober 1994

Mahasiswa UIN

69 Aditya Oktaviana P Depok, 28

Oktober 1995

Mahasiswa Guna

Darma

70 Joko Purnomo L Cirebon, 27

September

1996

Mahasiswa Guna

Darma

71 Aulia

Ristianingsih

P Jakarta, 31

Oktober 1991

Mahasiswa STIKIM

(Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan

Indonesia Maju)

72 Melisa Handayani P Jakarta, 29

Maret 1995

Mahasiswa IPB

73 Ratu Giovanni P Tangerang, 26

Desember

1996

Mahasiswa Mercu

Buana

74 Abdul Baits

Dehana Padma

Swastika

L Lamongan, 20

Agustus 1996

Mahasiswa IPB

75 Dea Aulia

Safryna

P Boyolali, 29

Juni 1996

Mahasiswa IPB

Page 114: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

76 Safira Laisia

Atmara

P Jakarta, 12 Juli

1996

Mahasiswa IPB

77 Fiqih N.

Amrinarazada

P Jakarta, 4

Januari 1996

Mahasiswa

UNINDRA

78 Khoirunnisa P Jakarta, 1

April 1995

Mahasiswa

UNINDRA

79 Devi Kumala

Melati

P Tangerang, 22

April 1995

Mahasiswa

UNINDRA

80 Agustina Pratiwi P Jakarta, 17

Agustus 1995

Mahasiswa

UNINDRA

81 Anjas Maulana L Brebes, 16 Mei

1996

Mahasiswa

UNINDRA

82 Arih Amirah Sari P Magelang, 13

Mei 1996

Mahasiswa IPB

83 Sarah Fadiyah P Kuningan, 1

Januari 1996

Mahasiswa IPB

84 Dewi Karima P Pekalongan, 26

Juni 1996

Mahasiswa IPB

85 Tiara Nurul Diah P Bantul, 7 Mei

1996

Mahasiswa

UNINDRA

86 Auliyati P Jakarta, 30

Agustus 1995

Mahasiswa

UNINDRA

87 Dina Yulyana P Jakarta, 13

Juni 1993

Mahasiswa UI

88 Sakinah P Bogor, 04 Juli

1996

Mahasiswa

UNINDRA

89 Arindha Mariesqa

Pangestu

P Jakarta, 16

Mei 1997

Mahasiswa

UNIVERSITAS

NASIONAL

90 Ibrahim Risyad L Jakarta, 8 Juni

1994

Mahasiswa

GUNADARMA

91 Indri Ustamar P Depok, 13

Januari 1996

Mahasiswa

UNIVERSITAS

NASIONAL

92 Ari Hermawan L Jakarta, 12 Juli

1996

Mahasiswa

UNINDRA

93 Vernanda Fairuz P Jakarta, 14

Maret 1997

Mahasiswa IPB

94 Selma Intan

Praditya Sari

Himawan

P Ngawi, 14

Maret 1995

Mahasiwa UAI

(Sumber: Dokumentasi CCE Community)

Page 115: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

Tabel Nama Anak Didik CCE

No Nama Jenis

Kelamin

TTL Sekolah Kelas

1 Nurul P - Belum Sekolah Melati

2 Amad L - Belum Sekolah Melati

3 April P - Belum Sekolah Melati

4 Ayu P Cilacap, 12-

11-08

PAUD Melati

5 Caca A. L Jakarta, 19-

02-08

PAUD Melati

6 Devi P Karawang,

27-12-09

PAUD Melati

7 Despi P - PAUD Melati

8 Yanti P Jakarta, 28-

10-11

Belum Sekolah Melati

9 Empi L - Belum Sekolah Melati

10 Fajar L Jakarta, 20-

04-09

Belum Sekolah Melati

11 Firman L - PAUD Melati

12 Fitri P Jakarta, 31-

01-07

MI Kelas 1 Mawar

13 Intan P - PAUD Melati

14 Linda P - Belum Sekolah Melati

15 Nabila P Jakarta, 10-

01-06

SD 014 Pagi Mawar

16 Tomi L - PAUD Melati

17 Pingkan P Indramayu,

2008

Belum Sekolah Melati

18 Sandy L Jakarta,

Mei-2007

PAUD Melati

19 Soleha P - SD Kelas 1 Melati

20 Sutriah P Indramayu,

15 Juni

2003

Belum Sekolah Melati

21 Yahya L - SD 014 Pagi Mawar

22 Nur P - Belum Sekolah Melati

23 Ismail L - Belum Sekolah Melati

24 Imel P - Belum Sekolah Melati

25 Rizki L Jakarta, 10

Juni 2008

SD Kelas 1 Melati

26 Raihan L - PAUD Melati

27 Tabila P - PAUD Melati

28 Frisa P - Belum Sekolah Melati

29 Yanto L - SD 013 Pagi Mawar

30 Aldi L - SD 013 Pagi Mawar

31 Rama L - Putus Sekolah Mawar

32 Rustyah P - SD 013 Pagi Mawar

Page 116: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

33 Serly P - SD 013 Pagi Mawar

34 Santi P - Putus Sekolah Mawar

35 Poeni P - Putus Sekolah Mawar

36 Emi P Indamayu,

18 Januari

2004

SD 013 Pagi Mawar

37 Durkendi L - SD 013 Pagi Mawar

38 Suendi L - SD 013 Pagi Mawar

39 Rani P - SMP Yaperjasa Anggrek

40 Putri P Karawang,

16 Januari

2001

SMP Yaperjasa Anggrek

41 Anjani P Bekasi, 09

Maret 2000

SD 013 Pagi Sedap

Malam

42 Desi P Jakarta, 29

Maret 2001

SMP Yaperjasa Anggrek

43 Arum P - SMP Yaperjasa Anggrek

44 Yeni P - SMP Yaperjasa Anggrek

45 Hamida P Indramayu,

18 Mei

2000

Putus Sekolah Anggrek

46 Dainy P - Putus Sekolah Anggrek

47 Dani L - SD 013 Pagi Mawar

48 Dede P - SMP Yaperjasa Anggrek

49 Nia P - SMP Yaperjasa Anggrek

50 Diput L - Putus Sekolah Anggrek

51 Kholi L - Putus Sekolah Anggrek

52 Dila L - Putus Sekolah Anggrek

53 Cica P - Putus Sekolah Anggrek

54 Deny L - SD Kelas 4 Mawar

55 Mat L - Putus Sekolah Anggrek

56 Ardan L - Putus Sekolah Alam

57 Sanu L - Putus Sekolah Alam

58 Wahyu L Bekasi, 19

Mei

Putus Sekolah Alam

59 Ipin L - Putus Sekolah Alam

60 Ikbal L - Putus Sekolah Alam

61 Asep L - Putus Sekolah Alam

62 Ramsek L - Putus Sekolah Alam

63 Rosidi L - Putus Sekolah Alam

64 Sanah P - PAUD Melati

65 Ian L - PAUD Melati

66 Fikri L - SD Kelas 1 Mawar

67 Arif L - SD Mawar

68 Ayas L - SD Kelas 5 Mawar

69 Nasir L - SMP Kelas 2 Anggrek

70 Sunida P - Belum Sekolah Melati

71 Tasya P - Putus Sekolah Mawar

72 Tria P - Belum Sekolah Melati

Page 117: NENENG KHAIRIAH UMMAH-FDK.pdf

73 Eka 1 P - Belum Sekolah Melati

74 Eka 2 L - Belum Sekolah Melati

(Sumber: Dokumentasi CCE Community)