Hipertensi Pada Ibu Hamil

2
Hipertensi Pada Ibu Hamil 7- 2004 Metabolisme tubuh selama kehamilan berbeda-beda. Sistem hormonal, sistem kardiovaskuler, dan pengeluaran urin, berbeda antara wanita hamil dengan wanita tidak hamil. Perilaku makan dan gaya hidup misalnya berubah drastis. Mood Anda pun berubah sewaktu hamil. Volume darah akan meningkat dan mencapai maksimum pada trimester ke-2 dan ke-3. Tekanan darah jantung pun meningkat dan membawa komplikasi berupa peningkatan kerja ginjal. Riwayat hipertensi dan penyakit ginjal sebelum kehamilan akan menyebabkan hipertensi menjadi semakin parah. Penelitian yang dilakukan terhadap 400 ibu hamil selama 4 minggu menyimpulkan bahwa ibu yang mempunyai riwayat hipertensi sebelum kehamilan lebih berisiko menderita hipertensi selama kehamilan. Peningkatan tekanan darah ini bisa mencapai 9-13%. Sebaliknya, pada ibu yang mempunyai tensi normal sebelum kehamilan, tekanan darah hanya akan meningkat hanya 8%. Hipertensi selama kehamilan menjadi penyebab kematian ibu hamil, kematian bayi dan berat bayi lahir rendah. Tekanan darah yang meningkat mengakibatkan pembuluh darah mengalami vasokontriksi (penyusutan/penyempitan). Akibatnya suplai darah ke jaringan tubuh akan berkurang. Organ akan kehilangan asupan nutrisi dan oksigen sehingga lambat laun mengakibatkan organ tidak berfungsi dan bahkan kematian organ. Akibatnya, ibu hamil meninggal karena komplikasi dari hipertensi seperti gagal ginjal atau kematian organ lainnya. Hipertensi juga bertanggung jawab terhadap perdarahan selama persalinan. Nutrisi dan oksigen bagi pertumbuhan janin disuplai dari ibu. Bila suplai terganggu, bayi bisa meninggal dan kurang gizi. Bila bayi masih hidup dan lahir dengan selamat, berat badannya sangat rendah dan ukuran bayi sangat kecil. Penyebab terjadinya hipertensi yang mendadak terjadi selama kehamilan, khususnya jenis hipertensi gestasional dan preeklampsia atau eklampsia, belum diketahui dengan jelas. Untungnya, tekanan darah selama kehamilan akan kembali normal setelah persalinan. Menjelang persalinan, tubuh akan beraksi dengan menahan kerja jantung sehingga tekanan darah menjadi menurun dan menjadi normal. Tetapi, bisa juga tekanan darah melonjak tinggi beberapa jam setelah melahirkan. Ketidakpastian dan ketidakstabilan tekanan darah selama kehamilan ini yang menyebabkan sulitnya memastikan apakah benar seorang ibu hamil menderita hipertensi yang membahayakan kehamilannya. Hipertensi pada kehamilan terjadi bila tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg pada posisi duduk. Pengukuran dilakukan 2 kali dengan interval 6 jam dan hasil pengukuran hasilnya tetap tinggi. Pengukuran yang teratur, terutama menjelang persalinan sangat penting.

description

bahan

Transcript of Hipertensi Pada Ibu Hamil

Page 1: Hipertensi Pada Ibu Hamil

Hipertensi Pada Ibu Hamil7- 2004

 Metabolisme tubuh selama kehamilan berbeda-beda. Sistem hormonal, sistem kardiovaskuler, dan pengeluaran urin, berbeda antara wanita hamil dengan wanita tidak hamil. Perilaku makan dan gaya hidup misalnya berubah drastis. Mood Anda pun berubah sewaktu hamil. Volume darah akan meningkat dan mencapai maksimum pada trimester ke-2 dan ke-3. Tekanan darah jantung pun meningkat dan membawa komplikasi berupa peningkatan kerja ginjal.

Riwayat hipertensi dan penyakit ginjal sebelum kehamilan akan menyebabkan hipertensi menjadi semakin parah. Penelitian yang dilakukan terhadap 400 ibu hamil selama 4 minggu menyimpulkan bahwa ibu yang mempunyai riwayat hipertensi sebelum kehamilan lebih berisiko menderita hipertensi selama kehamilan. Peningkatan tekanan darah ini bisa mencapai 9-13%. Sebaliknya, pada ibu yang mempunyai tensi normal sebelum kehamilan, tekanan darah hanya akan meningkat hanya 8%.

Hipertensi selama kehamilan menjadi penyebab kematian ibu hamil, kematian bayi dan berat bayi lahir rendah. Tekanan darah yang meningkat mengakibatkan pembuluh darah mengalami vasokontriksi (penyusutan/penyempitan). Akibatnya suplai darah ke jaringan tubuh akan berkurang. Organ akan kehilangan asupan nutrisi dan oksigen sehingga lambat laun mengakibatkan organ tidak berfungsi dan bahkan kematian organ. Akibatnya, ibu hamil meninggal karena komplikasi dari hipertensi seperti gagal ginjal atau kematian organ lainnya. Hipertensi juga bertanggung jawab terhadap perdarahan selama persalinan.

Nutrisi dan oksigen bagi pertumbuhan janin disuplai dari ibu. Bila suplai terganggu, bayi bisa meninggal dan kurang gizi. Bila bayi masih hidup dan lahir dengan selamat, berat badannya sangat rendah dan ukuran bayi sangat kecil.

Penyebab terjadinya hipertensi yang mendadak terjadi selama kehamilan, khususnya jenis hipertensi gestasional dan preeklampsia atau eklampsia, belum diketahui dengan jelas. Untungnya, tekanan darah selama kehamilan akan kembali normal setelah persalinan. Menjelang persalinan, tubuh akan beraksi dengan menahan kerja jantung sehingga tekanan darah menjadi menurun dan menjadi normal. Tetapi, bisa juga tekanan darah melonjak tinggi beberapa jam setelah melahirkan. Ketidakpastian dan ketidakstabilan tekanan darah selama kehamilan ini yang menyebabkan sulitnya memastikan apakah benar seorang ibu hamil menderita hipertensi yang membahayakan kehamilannya.

Hipertensi pada kehamilan terjadi bila tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg pada posisi duduk. Pengukuran dilakukan 2 kali dengan interval 6 jam dan hasil pengukuran hasilnya tetap tinggi. Pengukuran yang teratur, terutama menjelang persalinan sangat penting.

Terdapat beberapa jenis hipertensi. Hipertensi yang berbahaya adalah eklampsia dan preeklampsia, karena selain hipertensi juga terjadi proteiuria (adanya protein dalam urin). Proteinuria menunjukkan adanya kerusakan fungsi ginjahttp://www.solusisehat.net/berita.php?id=343