Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

73
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas Disusun Oleh : Kelompok I 1. Dewi puspitasari 220110140182 2. Agus raya bastiana 220110140183 3. Nunung wawah 220110140184 4. Lasmini 220110140185 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

Transcript of Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

Page 1: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL

DENGAN HIPERTENSI

Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh :

Kelompok I

1. Dewi puspitasari 220110140182

2. Agus raya bastiana 220110140183

3. Nunung wawah 220110140184

4. Lasmini 220110140185

Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Padjadjaran

Bandung

2015

Page 2: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur yang mendalam atas segala limpahan rahmat dan karunia yang

diberikan Allah SWT, kelompok dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat pada

waktunya. Makalah ini berjudul Asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi

dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ilmu keperawatan maternitas pada kelas

program B 2014. Kelompok mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Kelompok menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Semoga makalah ini

dapat bermanfaat.

Penyusun

Kelompok I

Page 3: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................

A. Latar Belakang ..........................................................................................

B. Tujuan Penulisan ......................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI ...........................................................................

A. Konsep Dasar Hipertensi Pada Kehamilan................................................

1. Hipertensi Gestasional

2. Preeklampsia/Eklampsia

3. Preeklampsia Yang Menyertai Hipertensi kronis

4. Hipertensi Kronis

B. KONSEP DASAR PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian

2. Diagnosa Keperawatan

3. Rencana Tindakan Keperawatan...........................................................

C. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

2. Pemeriksaan Fisik

3. Pemeriksaan Laboratorium

4. Analisa Data

5. Masalah Keperawatan

6. Diagnosa Keperawatan

BAB IV SIMPULAN

LAMPIRAN SOAL

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu hal yang dinantikan oleh setiap pasangan yang telah menikah,

namun tidaksemua kehamilan dapat berjalan dengan lancar,terdapat beberapa penyulit yang

terjadi selamakehamilan sehingga dapat mengancam jiwa ibu maupun janin

Salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah hipertensi pada kehamilan. Penyakit ini

menyebabkan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi, sehingga merupakan masalah

kesehatan pada masyarakat..Hipertensi dalam kehamilan dapat didefinisikan sebagai tekanan

darah sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg yag sedikitnya

muncul 2 kali, minimal berjarak 4 jam dalam waktu 1 minggu selama kehamilan (Green,

Carol J.2012). Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering muncul

selama kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2–3% kehamilan. Kejadian

hipertensipada kehamilan sekitar 5–15%, dan merupakan satu di antara 3 penyebab mortalitas

dan morbiditasibu bersalin di samping infeksi dan perdarahan.(Yudasmara, 2010).

Beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan olehhipertensi pada kehamilan antara lain:

kekurangancairan plasma akibat gangguan pembuluh darah,gangguan ginjal, gangguan

hematologis, gangguankardiovaskular, gangguan hati, gangguan pernafasan,sindrom HELLP

(hemolysis, elevated liver enzymes, low platelet count), serta gangguan pada janinseperti

pertumbuhan terhambat, prematuritas hinggakematian dalam rahim.

Yang paling ditakutkan dari hipertensi padakehamilan adalah preeklamsia dan

eklamsiaatau keracunan pada kehamilan yang sangatmembahayakan ibu maupun janinnya.

Namun jika bentuk-bentuk hipertensi diketahui sejak dini dan ditangani secara tepat maka

penyebab morbiditas dan mortalitas akibat hipertensi dapat dikurangi.

B. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dan klasifikasi hipertensi pada kehamilam

2. Mengetahui etiologi hipertensi pada kehamilan

3. Mengetahui faktor predisposisi pada klien dengan hipertensi pada kehamilan

4. Mengetahui tanda dan gejala hipertensi pada kehamilan

5. Mengetahui pencegahan dan penatalaksanaan klien dengan hipertensi pada kehamilan

6. Mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi pda kehamilan

Page 5: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

BAB II

TINJAUAN KASUS

A. KONSEP DASAR TEORI HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskular yang terjadi sebelum kehailan, saat terjadi kehamilan atau pada permulaan nipas. Gangguan hipertensi pada kemilan mengacu pada berbagai keadaan, dimana terjadi peningkatan tekanan darah maternal disertai resiko yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan janin. Tiap gangguan hipertensi pada kehamilan memiliki perbedaan karakteristik, kriteria diagnostic, resiko mordibilitas dan moralitas perinatal.

Berdasarkan working group classification system hipertensi pada kehamilan dibedakan menjadi 4 klasifikasi.(Kennedy & Betsy 2014 )

1. Hipertensi Gestasional2. Preeklampsia/Eklampsia3. Preeklampsia yang menyertai hipertensi kronis4. Hipertensi Kronis

1. Hipertensi Gestasionala. pengertian

Hipertensi gestasional merupakan hipertensi yang pertamakali terdiagnosis saat kehamilan, dimana awitan hipertensi umumnya terja di setelah usia kehamilan 20 minggu, muncul sebagai penanda kondisi vasospasme khususnya kehamilan, tetapi tidak mengalami proteinuria atau edema. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik sama dengan atau lebih dari 140mmHg atau tekanan diastole lebih dari atau sama dengan 90 mmHg.

Disebut sebagai hipertensi gestasional pada kehamilan jika hipertensi pertama kali terdiagnosis saat kehamilan, bersifat sementara , tidak berkembang menjadi preeklampsia , dan ibu hamil memiliki tekanan darah normal saat 12 minggu pascapartum. Atau didiagnosis sebagai hipertensi kronis jika peningkatan tekanan darah menetap lebih dari 12 minggu pascapatrum

b. Kriteria diagnostik Awitan baru hipertensi umumnya setelah usia kehamilan 20 minggu Tekanan darah sistol lebih dari atau sama denga 140mmHg atau Tekana darah distole lebih dari atau sama dengan 90 mmHg

c. Patofisiologi Vasokontriksi arteriol, vasospasme sistemik dan kerusakan pembuluh darah merupakan karakteristik terjadinya hipertensi gestasional. Sirkulasi arteri terganggu karena adanya segment yang menyempit dan melebaryang berselang seling. Kerja vasospastik tersebut merusak pembuluh darah akibat adanya

Page 6: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

penurunan suplai darahdan penjempitan pembuluh darah di tempat terjadinya pelebaran

2. Preeklamsia

a. Pengertian

Preeklamsia merupakan perkembangan hipertensi gestasional yang ditandai dengan gangguan pada gingal, yang dibuktikan dengan awitan proteinuria (kennedy & beky B 2014).

Preeklamsia merupakan suatu penyakit vasospastic yang melibatkan banyak system dan ditandai dengan hemokonsentrasi, hipertensi dan proteinuria dan atau edema (Bobak dkk,2012)

Jadi dapat disimpulkan bahwa preeklamsia merupakan perkembangan hipertensi gestasional yang merupakan suatu penyakit vasospastik yang ditandai dengan hipertensi, proteinuria dan atau edema generalisata yang muncul sejak minggu ke 20 kehamilan sampai minggu ke 6 setelah melahirkan

b. Etiologi

Bukti epidemologi menunjukan bahwa respons mal adaptive imun berperan dalam etiologi preeklamsia/eklamspsia. Terjadinya preeklamsia dapat disebabkan oleh respon intravaskuler yang abnolmal atau berlebih terhadap materi genetic asing yaitu janin dan khususnya jaringan plasenta.

Plasenta juga dapat memainkan peranan penting dalam patogenesis preeklamsia/eclampsia. Wanita yang hamil dengan pria dari ras yang berbeda memiliki insiden spreeklamsia yang lebihtinggi. Selainitu, wanita multipara beresiko mengalami preeklamsia/eclampsia seperti nulipara saat dia mengandung dari pasangan yang baru.

Disposisi genetik dianggap sangat berperan penting dan terdapat signifikan yang mendukung disposisi familiar terhadap preeklamsia/eklampsia. Peningkatan jumlah bukti ini tampak pada riwayat obstetric ibu ,anak perempuan dan cucu perempuan. Mungkin dapat pewaris ansifat resesif gen tunggal atau gen dominan dari ibu dengan dominasi inkomplet.

c. Faktor predisposisi

Ibu berusia muda yang hamil pertama kali. Ibu berusia muda dan mengalami kehamilan kedua tetapi dengan suami yang

berbeda. Wanita yang pasangannya pernah memiliki anak dengan wanita lain yang

mengalami preeklampsia saat khamilan anak tersebut.

Page 7: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

Ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi kronis atau penyakit ginjal (hipertensi pembuluh darah ginjal, sindrom nefrotik, penyakit ginjal polikistik pada orang dewasa).

Ibu yang mengalami kehamilan kembar. Ibu hamil yang menderita diabetes. Ibu hamil yang memiliki riwayat preeklampsia. Ibu hamil dan kulit hitam dan berusia lebih dari 35 tahun. Aantibodi antifosfolipid ).

d. Patofisiologi

Patofisiologi preeklampsia berkaitan dengan perubahan fisiologis kehamilan. Adaptasi fisiologis normal pada kehamilan meliputi peningkatan plasma darah, vasodilatasi, penujrunan resistensi vaskuler sistemik, peningkatan curah jantung dan penurunan tekanan osmotik koloid. Pada preeklampsia volume plasma menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal. Perubahan ini membuat fungsi organ maternal menurun termasuk perfusi ke unit janin. Uteroplasenta vasospasme siklik dapat menurunkan perfusi organ dan dapat menghancurkan sel-sel darah merah sehingga kapasitas oksigen mengalami penurunan. (Bobak,dkk 2012)

Episode vasospasme menyebabkan cedera pada lapisan endotelium pembuluh darah dan selanjutnya disertai pengendapan trombosit dan pelekatan fibrin ke dinding sel yang rusak. Kerusakan endotelium pembuluh darah menyebabkan kebocoran protein dan cairan kapiler sehingga cairan intravaskuler berpindah ke ruang ektravaskuler. (kennedly & Belsi, 2014).

e. Kriteria DiagnostikPreeklampsia biasanya dikatagorikan sebagai preeklampsia ringan atau berat , terutama didasarkan pada derajat hipertensi atau proteinuria dan apakah sistem organ lainnya terlibat1. Preeklampsia Ringan

Tekanan Darah telah mencapai 140/90 mmHg atau lebih tetapi kurang dari 160/110 mmHg pada dua waktu yang berbeda dengan interval 4 jam

Proteinuria tercatat mencapai 1+ atau sekitar 300mg dalam spesismen urine 24 jam.

Kenaikan berat badan lebih dari 2,26 kg/minggu selama trimester kedua atau lebih 0,9 kg/minggu selama trimester ketiga

Edema ringan diseluruh tubuh.2. Preeklampsia Berat

Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih.

Proteinuria menetap 2+ atau lebih ( 500mg/24 jam) Pengeluaran urine menurun hingga kurang dari 50 ml dalam 24 jam. Sakit kepala berat.

Page 8: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

Masalah penglihatan (skotoma ataupenglihatan kabur). Trombositopenia. Nyeri epigastri. Mual atau muntah. Peningkatan enzim hati ALT atau AST. Iritabilitas, gelisah atau takut. Edema paru disertai gawat napas.

f. KomplikasiKomplikasi pada ibu dengan preeklampsia terutama berkaitan dengan

memburuknya preeklampsia menjadi eklampsia. Komplikasi pada janin berhubungan dengan insufiseensi uteroplasenta akut dan kronis misalnya lahir mati atau gawat janin intra partum serta persalinan dini ( komplikasi prematur )Saat preeklampsia berat terjadi sebelum usia kehamilan 32 minggu, insidens komplikasi yang serius oada ibu tergolong tinggi dan kondisi ahir janin dapat buruk, yang sering kali diakibatkan restriksi pertumbuhan atau asfiksia saat lahir.Waspadai tanda – tanda berikut : abrupsio plasenta, sindrom HELLP, eklampsia, koagulasi intravaskuler diseminata, dan gagal ginjal akut

g. Penatalaksanaan Medis

1. Preeklampsia Ringan ( Perawatan di rumah) Evaluasi dua kali seminggu, pada saat di rumah sakit atau klinik panatu

tekanan darah, fungsi ginjal dan hati serta trombosit Anjurkan untuk beristirahat dalam posisi miring selama 2 hingga 3

jamtanpa gangguan minimal dua kali sehari Pastikan ibu dan keluarga mengetahui dan mampu melaporkan tanda

kondisi yang memburuk.

2. Preeklampsia Ringan (Perawatan di rumah sakit )

Jika memungkinkan , lakukan hospitalisasi untuk mengevaluasi kondisi janin dan ibu

Jika cukup bulan atau mendekati cukup bulan lakukan induksi persalinan Penatalaksanaan kurang dari usia gestasi 37 minggu masih diperdebatkan ,

dan beberapa mendukung hospitalisasi serta lainnya tirah baring di rumah. Untuk panatalaksan di rumah, evaluasi dua kali seminggu di rumah sakit atau klinik dan hospitalisasi bila kondisi berubah

Tirah baring , terutama miring kiri untuk meningkatkan aliran balik vena dan memperbaiki perfisi ginjal dan plasenta.

Diet seeimbang dengan kandungan protein sedang hingga tinggi (80 sampai 100g/hari) untuk mengganti kehilangan protein di dalam urine.

Pantau tekanan darah, fungsi ginjal dan hatiserta trombosit.

Page 9: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

Pemberian aspirin 85 mg/ hari untuk mencegah preeklampsia berat masih diperdebatkan, dan manfaat dari penanganan tersebut masih diteliti.

3. Preeklampsia Berat

Hidralazin, labetol, atau nipedifin untuk mempertahankan tekanan darah antara 140/90 dan 150/100, sehingga menjaga aliran darah uterus dan plasenta

MgSO4 IV untuk mencegah konvulsi.. Ciptakan lingkungan yang tenang dengan menghindari stimulasi. Sediakan kalsium glukonat jika terjadi toksikasi magnesium. Penggantian cairan dan elektrolit bila diindikasikan pemeriksaan

laboratorium.Selain itu, pada usia gestasi 34 minggu atau lebih :

Induksi persalinan jika kondisi serviks baik, bila tidak lakikan pelahiran secar

Betametason atau deksametason jika janin memiliki profil paru imatur . Sering diberikan bila usia gestasi janin 34 hingga 36 minggu dengan harapan mengurangi resiko enterokolitis nekrotikansdan sindrome gawat napasPada saat usia gestasi 28 hingga 32 minggu :

Berikan kortikosteroid untuk mempercepat maturitas paru Penatalaksanaan yang diharapkan mencakup evaluasi dengan sering dan

pelahiran ketika usia gestasi 34 minggu atau sebelumnya jika terjadi gawat janin atau gawat ibu.

h. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pengumpulan urine 24 jam untuk memeriksa protein dan atau bersihankreatinin untuk mendeteksi kerusakanatau pemulihan glomelurus.

2. Periksa darah lengkap : Hb, Ht, dan trombosit untuk mendeteksi hemokonsentrasi dan memperkirakan derajat cedera.

3. Pemeriksaan fungsi hati untuk mendeteksi apakah terjadi gangguan hati BUN, asam urat dan kreatinin serum untuk mendeteksi adanya gangguan ginjal dan mengevaluasi keefektifan penanganan.

4. Elektrolit untuk mendeteksi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.5. Pemeriksaan bekuan untuk indikasi trombositopenia atau DIC.6. Velosimetri Doppler dimulai pada usia 30 hingga 32 minggu untuk skrining

gangguan janin.7. Ultrasonografi atau sonografi serial untuk mengetahui ukuran dan posisi janin.8. Amniosentesis untuk mengkaji maturitas paru janin.9. Nonstress test (NST) dan profil biofisik (BPP) untuk mmenentukan

kesejahteraan janin.

Page 10: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

10. Kadar MgSO4 untuk mempertahankan rentang terapeutik dan mencegah intiksikasi

3. Sindrom HELLP a. pengertianSindrom HELLP merupakan suatu penyakit multisistem adalah suatu bentuk preeklampsia berat. Sindrom ini diberi nama sesuai dengan abnormalitas laboratorium utamanya (Hemolisis, Elevated Liver enzymes dan Low Platelets)b. Etiologi

Penyebab pasti sindrom ini masih belum diketahui . Beberapa orang meyakini bahwa penumpukan tronbosit pada tempat endotelium yang rusak yang disebabkan oleh vasospasme berat .

c. Patofisiologi Sindrom HELLP melibatkan sekelompok manifestasi klinis yang disebabkan vasospasme arteriol , yang menyebabkan terjadinya anemia hemolitik mikroangiopati, kerusakan endotelium mikrovaskuler dan aktivasi trombosit intravaskulerWanita dengan sindrom HELLP sering mengalami gejala nonspesifik atau tanda yang samar. Umumnya ibu hamil mengeluh hanya merasa tidak enak badan, merasa seperti flu, mual, nyeri epigastrik atau nyeri kuadran kanan atas. Ibu hamil mungkin tidak mengalami hipertensi. Selain itu proteinuria dapat tidak ada atau hasil dipstick urine hanya 1+. Ibu hamil ini sangat sakit tetapi sering salah didiagnosasebagai flu, gastroenteritis, apendisitis, hepatitis virus, penyakit kandung empedu atau pielonefritis

d. Ktiteria diagnostikDiagnosis berdsarkan pada adanya

Hemolisis Apus periper abnormal Laktat dehidrogenesis > 600 U/L Bilirubin total lebih dari 1,2 mg/dl

Peningkatan enzim hati Ast serum > 70 unit/l Laktat dehidrogenase >600 U/l

Trombosit rendah < 150.000e. komplikasi

Hemoragi spontan dan hemoragi pascapartum Perkembangan superimposed DIC Abrupsio plasenta Gagal ginjal Edema paru Ruptur uteri

4. Eklampsiaa. Pengertian

Page 11: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

Eklampsia didefinisikan sebagai awitan aktifitas kejang atau koma pada ibu hamil yang berdiagnosis hipertensi gestasional atau preeklampsia, tanpa riwayat patologis neulogi sebelumnya (kenned & besty B 2014).Eklampsia ialah terjadinya konvulsi atau koma pada pasien disertai tanda dan gejala preeklampsia tanpa didahului gangguan neurologis. (Bobak dkk, 2012).Eklampisa merupakan perburukan dari bentuk preeklampsia yang lebih berat yaitu dapat kejang seluruh tubuh dan koma.

b. EtiologiEklampsia menggambarkan perburukan preeklampsia disertai penurunan fungsi yang cepat pada beberapa organ dan sistem

c. PatofisiologiEklampsia merupakan perburukan dari bentuk preeklampsia yang lebih berat , yaitu dapat terjadi kejang seluruh tubuh atau koma. Kejang dapat terjadi ketika terdapat muatan listrik berlebihan yang tidak sinkron padaneuron dalam sistem saraf pusat

d. Kriteria DiagnostikDiagnosa berdasarkan pada adanya

Kriteria diagnosa pada eklampsia Adanya kejadia konvulsi yang melibatkan hal berikut

Kedutan awal pada otot wajah. Gangguan kontraksi otot dengan mengepalkan tangan

dan menggerakangigi dan kemudian relax. Pernapasan yang berhenti dan kemudian mulai lagi

dengan napas yang dalam, berat dan berbunyi. Koma yang dapat berlanjut dan berlangsung selama 2

sampai 3 menit hingga beberapa jam. Tidak ditemukan kemungkinan etiologi kejang yang lain

e. Komplikasi Pada ibu dengan eklampsia kejang meningkatkan angka kematian ibu 10 kali lipat dan kematian janin 40 kali lipat. Penyebab kematian ibu karena eklampsia adalah kolaps sirkulasi (henti jantung, edema paru, syok), perdarahan otak dan gagal ginjal. Janin biasanya meninggal karena hipokxia, asodosis atau solusio plasenta

f. Penatalaksanaan Medis1. Segera Pastikan Kesejahteraan Ibu

Masukan alat jalan napas melalui mulut atau penekanan lidah yang dibalut untuk memperkecil lidah tergigit dan memastikan jalan napas yang paten

Page 12: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

Mulai penghisapan orofaring begitu dapat dipastikan pasen tidak akan menggigit

Kendalikan pasen dengan lembut untukmencegah trauma tulang atau jaringan linak

Berikan oksigen2. Kendalikan kejang

Magnesium sulfat diberikan dengan dosis muatan 4 – 6 g IV diikuti oleh infus IV 1,5 – 2 g/jam , untuk mencapai kadar terapeutik 4,8 – 8,4 mg/dl

Jika kejang terjadi lagi > 20 menit, pertimbangkan pemberian diazepam 5 – 10 mg IV atau amobarbital sampai 250mg

3. Kendalikan hipertensi biasanya dimulai hanya untuk diastolik >110 dan dengan target diastolik 90 -100

.

5. Preeklampsia yang Menyertai Hipertensi Kronisa. pengertian

Preeklampsia yang menyertai hipertensi kronis didefinisikan sebagai kejadian preeklampsia pada ibu hamil yang mengalami hipertensi kronis, dan dapat berkembang menjadi eklampsia.

b. Kriteria diagnostik

Diagnosis ini paling mungkin terjadi jika terdapat temuan berikut :

Awitan proteinuria (300 mg atau lebih atau dipstik urine 1+atau lebih dalam 24 jam ).

Pada ibu yang kehamilannya kurang dari 20 minggu disertaihipertensi tetapi tdk mengalami proteinuria.

Hipertensi dan proteinuria sebelum usia kehamilan 20 minggu.

Page 13: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

Peningkatan proteinuria yang tiba- tiba. Peningkatan tekanan darah yang tiba- tiba pada ibu yang

memiliki hipertensi yang terkontrol baik sebelumnya. Trombositopenia : trombosit kurang dari 100.000 sel/mm). Peningkatan ALT atau AST ke kadar abnormal.

c. Komplikasi

Prognosis baik pada ibu maupun janin jauh lebih buruk dibanding pada hipertensi kronis atau preeklamsia saja. Resiko abrupsio plasenta meningkat pada ibu hamil dengan penyakit ini, janin beresiko lebih tinggi mengalami restriksi pertumbuhan dibanding pada kondisi preeeklampsia atau hipertensi kronis saja.

.6. Hipertensi Kronis

a. Pengertian

Hipertensi kronis didefinisikan sebagai hipertensi yang telah ada dan dapat diobservasi sebelum kehamilan atau didiagnosis sebelum usia kehamilan 20 minggu

b. EtiologiKira – kira 80% hipertensi kronik adalah idiopatik dan 20 % karena penyakit ginjal

c. Kriteria diagnostik Tekanan Darah sistolik lebih dari 140 mmHg Tekanan Darah diastolik lebih dari 90mmHg Hipertensi sudah ada dan dapat diobservasi sebelum kehamilan Didiagnosis sebelum usia kehamilan 20 minggu Menetap lebih dari 12 minggu pascapartum

d. Penatalaksanaan MedisPasen obstetrik dengan penyakit ginjal atau kardiovaskuler hipertensi kronis harus ditangani serupa dengan pasen preeklampsia. Banyak pasen tersebut akan mengalami superimposed preeklampsia, dan tidak mungkin menentukan masalah dasar sebenarnyasampai paling sedikit 3 – 4 bulan setelah melahirkan, ketika pemeriksaan dan penelitian yang tepat dapat dilakukan.Jika tekanan darah diastolik melebihi 100 mmHg, mulailah pemberian obat anti hipertensi untuk mencegah stroke atau gagal jantung pada ibu.

B. KONSEP PROSES KEPERAWATAN

Page 14: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

Penyakit hipertensi pada kehamilan dapat terjadi tanpa ada tanda peringatan atau gejala yang timbul secara bertahap. Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik yaitu proses nkeperawatan . proses keperawatan dipakai untuk membantu perawat dalam melakukan praktek keperawatan secara sistemik dalam mengatasi masalah keperawatan yang ada.

1. Pengkajian Pengumpulan data Data – data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi komponen-komponen berikut:a. Identitas Ibu

Faktor-faktor seperti paritas, usia, dan lokasi geografis perlu dikaji. Wanita yang baru menjadi ibu atau ibu dengan pasangan baru lebih mudah terkena preeklampsia, wanita berusia < dari 18 tahun dan > 35 tahun memiliki insiden preeklampsia yang sangat tinggi.

b. Keluhan UtamaIbu dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan seperti sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang, pandangan mata kabur, proteinuria, peka terhadap cahaya dan nyeri uluhati.

c. Riwayat Penyakit SekarangPada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan biasanya akan diawali dengan tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala, diplopia, nyeri abdomen atas, oliguria (< 400 ml/24 jam) serta nokturia dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan apakah ibu hamil menderita diabetes, penyakit ginjal, rematoid artitis, lupus atau skleroderma serta perlu ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu muncul. Apakah tindakan yang telah dilakukan untuk menghilangkan keluham tersebut.

d. Riwayat Penyakit TerdahuluPerlu ditanyakan apakah ibu pernah menderita penyakit seperti hipertensi kronis, obesitas, ansietas, angina pektoris, dispnea, hematuria, nokturia dan sebagainya. Ibu beresiko 2 kali lebih besar bila hamil dari pasangan yang menderita penyakit ini.

e. Riwayat Penyakit KeluargaPerlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit yang dapat menjadoi penyebab jantung hipetensi dalam kehamilannya. Dari hasil penmelitian diketahui adanya hubungan genetik yang menjadi pencetus penyakit hipertensi pada kehamilan.

f. Riwayat PsikososialMeliputi perasaan ibu terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana prilaku ibu terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya.

g. Riwayat MaternalInsidens preeklampsia tinggi pada wanita yang memiliki janin kembar.

h. Pemeriksaan Fisik Data Fokus Pemeriksaan tekanan darah yang akurat dan konsisten penting untuk

menentukan nilai dasar dan memantau perubahan kecii sepanjang masa hamil.

Page 15: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

Bandingkan tekanan darah dasar dengan rentang tekanan darah yang dicatat sepanjang kehamilan ibu. Idealnya tekanan darah dasar dicatat sebelum ibu mengalami kehamilan.

Pemeriksaan adanya edema diseluruh area tubuh (termasuk tangan dan kaki) dan khususnya area wajah, abdomen, dan sakrum. Edema dinilai dari distribusi, derajat dan pittius. Jika di periorbital atau wajah tidak jelas, ibu ditanya apakah edemanya berlebih ketika baru bangun tidur. Edema dapat digambarkan sebagai dependen yaitu edema pada bagian bawah atau bagian tubuh yang dependen sedangkan edema pitting meninggalkan lekukan kecil setelah bagian yang bengkak ditekan dengan jari.

Periksa reflek tendon profunda (reflek lutut) reflek ini terdiri dari reflek bisep dan patela serta klonus pada pergelangan kaki yang berfungsi sebagai dasar untuk menentukan tanda awal toksisitas magnesium suifal. Reflek platela dilakukan dengan tungkai bawah ibu tergantung bebas atau dengan ibu berbaring miring dengan lutut sedikit fleksi, ketukan dengan martil diarahkan ke tendon patela, respon normal ialah ekstensi atau menendang. Untuk mengkaji reflek klonus dipergelangan kaki tungkai harus ditopang dengan lutut yang difleksi dengan posisi ini dipertahankan selama beberapa saat, kemudian kaki dilepaskan. Respon normal bila tidak ada gerakan osilasi ritmis.

i. Pemeriksaan Sistem Tubuh B1 (breating)

Pernapasan meliputi sesak napas sehabis aktivitas, batu dengan atau tanpa sputum, riwayat meroko, penggunaan obat bantu pernapasan, adanya bunyi napas tambahan, dan sianosis.

B2 (blood)Gangguan fungsi kardiovaskuler padadasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi. Selain itu terdapat perubahan hemodinamik dan operubahan volume darah berupa hemokonsentrasi. Pembekuan darah terganggu sehingga waktu trombin menjadi memanjang. Gejala yang paling khas adalah trombositopenia dan gangguan faktor pembekuan lain seperti menurunnya kadar antritrombin III, sirkulasi meliputi adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner, episode palpitasi, peningkatan tekanan darah, tahikardi, terdengar murmur, kadang bunyi jantung S2 pada dasar, S3 dan S4, denyut nadi jelas di karotis, jugularis, radialis, stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis dan pada suhu dingin.

B3 (brain)Lesi di otak ini sering terjadi karena pecahnya pembuluh akibat hipertensi. Kelainan radiologis otak dapat diperlihatkan dengan CT- Scan atau MRI. Otak akan mengalami edema vasogenuik dan hipoperfusi. Pemeriksaan EEG juga memperlihatkan adanya kelainan EEG terutama setelah kejang yang dapat bertahan dalam jangkan waktu seminggu. Integritas ego meliputi cemas, depresi, eforia, mudah marah, otot muka tegang, gelisah, pernapasan menghela, dan

Page 16: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

peningkatan pola bicara. Neorosensori meliputi keluhan kepala pusing, berdenyut, salit kepala suboksipital, kelemahan pada salah satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia, pandangan kabur), epitaksis, serta kenaikan tekanan pada pembuluh darah serebral.

B4 (bladder)Riwayat penyakit ginjal dan diabetes melitus, riwayat penggunaan obat diuretik juga perlu dikaji. Seperti pada glomerulopati lainnya terdapat peningkatan permeabilitas terhadap sebagian besar protein dengan berat melekul tinggi. Sebagaian besar penelitian bipsi ginjal menunjukan pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang disebut endoteliosis kapiler glomerulus. Nekrosis hemoragik peroporta dibagian perifer lobulus hepar kemungkinan besar merupakan penyebab meningkatnya kadar enzim hati dalam serum.

B5 (bowel)Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang mengandung tinggi garam, protein, tinggi lemak, dan kolesterol.

B6 (Bone)Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala suboksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada dan nyeri efigastik (ulu hati).

j. Pemeriksaan Untuk Menentukan Status Janin Perfusi uretroplasenta menurun pada ibu yang menderita preeklampsia,

sehingga hal ini membahayakan janin. Denyut jantung janin harus diperiksa untuk menentukan nilai dasar, variabilitas, perubahan periodik dan tidak periodik. Pemantauan biofisik atau biokimiawi untuk mengetahui keadaan janin bisa di programkan, hitung pergerakan janin, pemeriksaan tidak stres (nonstres tes NST)k. Pemeriksaan Diagnostik

Sel darah putih (SDP) Hemoglobin dan hematokrit (Hb dan Ht) Gas Darah Arteri (GDA) Laju endap darah (LED) Elektrokardiografi (EKG) Echokardiografi (EEG) Pencitraan jantung radionukkleotida Amniosintesis Seri ultrasonografi Tes presor supine Kreatinin serum Tes urine lengkap Strees kontraksi Tes cairan amniotik ultrasonografi

2. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan yang umu untuk ibu dengan gangguan hipertensi pada kehamilan hal-hal berikut.

Page 17: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

1. Perubahan perfusi jaringan atau organ: menurun berhubungan dengan vasospasme siklik, edema serebral, perdarahan.

2. Kelebihan volume cairan (ektrasel) berhubungan dengan perpindahan cairan dari sistem intravaskuler ke jaringan ektrasel.

3. Ansietas berhubungan dengan ancaman kesehatan ibu dan janin.4. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan tahanan

vaskular sistemik.5. Risiko terjadinya cedera ibu berhubungan dengan iritabilitas sistem saraf pusat

(SSP) akibat edema otak,vasospasme, penurunan perfusi ginjal, terafi mgnesium sulfat dan artihipertensi.

6. Risiko cedera pada janin berhubungan dengan insufiensi uteroplasenta, kelahiran prematur, solusio plasenta.

3. Rencana tindakan keperawatan1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia ibu.

Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan perubahan perfusi jaringan dapat teratasi.

Kriteria hasil yang diharapkan.a. Tidak ada penurunan frekuensi jantung janin.b. Tekanan darah normal.c. Ibu hamil bebas edema patologis.

Rencana asuhan keperawatan Perhatikan faktor-faktor risiko individu dan status kesehatan ibu

sebelum hamil. Kaji tekanan darah dan nadi. Perhatikan adanya sianosis membran

mukosan dan dasar kuku, intoleransi aktivitas dan tanda-tanda dekompensasi seperti penambahan berat badan berlebih, batuk tidak jelas, krekels, hemoptisis, peningkatan nadi dan frekuensi pernapasan.

Berikan informasi tentang penggunaan posisi tagak yang diubah selama tidur dan istirahat.

Pertahankan tirah baring total dengan posisi miring. Pantau asupan oral dan infus MGSO4, pantau keluran urine dan patau

adanya edema yang terlihat. Kaji aliran darah uterus atau janin dengan menggunakan Non-Stress

Test (NST) ataupun Contraction Stress Test (CST), periksa kadar estriol dan hitung denyut jantung janin (DJJ).

Rasional Adanya masalah-masalah jantung dapat dipengaruhi oleh peningkatan

kebutihan sirkulasi selama kehamilan yang dapat mengakibatkan kerusakan oksigenisasi jaringan.

Keadaan tersebut menandakan kegagalan jantung awal dan hipoksia.

Page 18: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

Memudahkan ibu hamil bernafas dengan menentukan tekanan karena pembesaran uterus pada diagfragma dan membantu meningkatkan diameter vertikal untuk ekspansi paru, membantu mencegah statis vena pada ektremitas bawah.

Tirah baring menyebabkan aliran darah oteroplasenta yang sering kali menurunkan tekanan darah dan meningkatkan diuresis.

Magnesium sulfat (MGSO4) adalah obat anti kejang yang bekerja pada sanbungan mioneural dan merelaksasi vasospasme sehingga menyebabkan peningkatan perfusi ginjal serta mobilisasi cairanektraseluler (edema dan diuresis).

Hipoksia uterus atau plasenta akan menurunkan aktivitas janin dan DJJ. Hipoksia dapat meningkatkan penurunan kadar estriol.

2. Kelebihan volume cairan (ektrasel) berhubungan dengan perpindahan cairan dari sistem intravaskuler ke jaringan ektrasel.

Tujuan : tidak terjadi kelebihan volume cairan (Ektrasel) Kriteria hasil yang diharapkan

a. Elektrolit serum dalam batas normal.b. BUN serum, kreatinin, dan asam urat dalam rentang yang aman.c. TD stabil.

d. Suhu dalam batas normal.e. Pengeluaran urine lebih dari 30 ml/jam.f. Bunyi paru bersih saat di auskultasi.g. Tidak ada edema anasarka.

Rencana asuhan keperawatan Timbang berat badan pada setiap kunjungan pranatal, dengan

menggunakan timbangan yang sama. Kaji pola penambahan berat badan. Kaji adanya edema anasarka atau pitting. Tanya pada ibu apakah wajahnya tampak lebih bulat atau bengkak

dan apakah cincin ibu lebih sempitbdari biasanya. Kaji warna dan jumlah urine tiap jam serta pada interval 24-jam, jika

ibu dirawat di rumah sakit. Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya mempertahankan pencatatan

asupan dn haluaran. Jelaskan tentang konsumsi natrium dalam diet. Anjurkan untuk mempertahankan asupan oral yang adekuat. Anjurkan untuk memasukkan protein yang adekuat kedalam diet. Berkolaborasi untuk pemberian cairan intravena sesuai program.

Rasional Penimbangan berat badan adalah indikator yang bbaik dalam

penambahan atau kehilangan cairan. Penambahan berat badan normal selama trimester kedua dan tiga

adalah sedikit kurang dari 0,5 kg tiap minggu. Penambahan berat

Page 19: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

badan sebesar 2 kg/minggu. Secara tiba-tiba biasanya berhubungan dengan pre-eklampsia.

Edema anasarka merupakan kondisi abnormal. Adanya edema pitting pada area pretibial, wajah, tangan, dan sakrum ada;lah indikator retensi cairan.

Ibu mungkin orang pertama yang mengenali tanda retensi cairan, namun anggota keluarga seringkali melihat dan memberikan komentar bahkan sebelum ibu mengetahuinya.

Urine akan bertambah pekat bila cairan pindah dari ruangan intravaskuler ke ektrasel. Ketika berada di dalam jaringan, cairan tidak dihantarkanke di filtrasi oleh, atau dikeluarkan dari ginjal. Pada saat filtrasi glomerulus berkurang dan ginjal mengalami kerusakan, haluaran urine akan menurun dan urine menjadi pekat serta ada warna darah. Debris sel mungkin terlihat.

Membantu ibu mengendalikan situasi dengan berpartisipasi aktif dalam perawatan diri. Dengan mempertahankan pencatatan secara akurat dapat membantu perawat menentukan status cairan dan kebutuhan intervensi.

Asupan natrium berlebih dapat meningkatkan retensi cairan. Natrium tidak dibatasi, namun tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan.

Meskipun terdapat kelebihan cairan di dalam jaringan, sitem itravaskular kekurangan cairan.

Kehilangan protein melalui urine harus diganti untuk membantu perbaikan jaringan dan mempertahankan energi.

Meskipun terdapat kelebihan cairan di dalam jaringan, sistem itravaskular kekurangan cairan.penggantian volume cairan berdasarkan pada haluaran urine dan kehilangan cairan yang tidak disadari.

3. Ansietas berhubungan dengan ancaman kesehatan ibu dan janin. Tujuan : kesehatan ibu dan janin baik. Kriteria hasil yang diharapkan.

a. Melaporkan penggunaan teknik relaksasi dan stategi koping lain.b. Mengungkapkan ketakutan dan kecemasan dengan bebas.

Rencana asuhan keperawatan Kaji pengalaman PRH sebelumnya. Kaji pengetahuan PRH. Kaji pengetahuan dan penggunaan relaksasi, pernapasan, dan

teknik/strategi koping lain. Kaji faktor yang menyebabkan ansietas pada ibu. Kaji sistem dukungan ibu. Ajarkan relaksasi, pernapasan, dan strategi koping lain. Berikan obat sesuai program.

Rasional

Page 20: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

Untuk mengetahui apakah ibu memiliki pengalaman positif atau negatif terkait PRH sebelumnya yang mempengaruhi reaksi ibu terhadap kondisi saat ini.

Ibu mungkin mendapatkan perawatan di rumah sebelum masuk ke rumah sakit, mendengar informasi dari individu lain, mencari tahu melalui internet, atau mendapatkan penyuluhan mengenai PRH pada saat diruangan dokter. Perawat memerlukan data dasar untuk menyesuaikan rencana penyuluhan dan menghilangkan kesalahpahaman guna mengurangi ketakutan dan ansietas.

Menyediakan data dasar untuk merencnakan asuhan atau menggunakan apa yang telah diketahui ibu. Strategi yang pernah berhasil sebelumnya kemungkinan besar akan berhasil untuk menghadapi situasi yang menyebabkan stres pada ibu saat ini.

Untuk menentukan faktor yang perlu dihindari atau diubah guna mencegah peningkatan ansietas selama stres berlangsung.

Untuk mengetahui apakah ibu memiliki sistem dukungan yang adekuat atau perlu dirujuk ke bantuan di masyarakat.

Membantu mencegah ansietas, memberikan sesuatu pada ibuuntuk ia perhatikan, dan mengalihkan perhatian ibu dari rasa takut, yang membantu meningkatkan perfusi jaringan.

Dokter dapat meresepkan obat-obatan yang membantu ibu untuk relaks dan beristirahat.

4. Risiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan tahanan vaskuler sistemik.

Tujuan : diharapkan resiko penurunan curah jantung tidak terjadi. Kriteria hasil yang diharapkan.

a. Tekanan darah normal.b. Ibu hamil bebas dari gelaja-gejala palpitasi, dispnea dan angina

pektoris.c. Bunyi napas dan bunyi jantung normal.

Rencana asuhan keperawatan. Pantau klasifikasi hipertensi fungsional ibu hamil. Pantau tanda-tanda vital ibu hamil. Auskultasi bunyi napas ibu hamil. Evakuasi DJJ, jumlah gerakan janin setiap hari, dan hasil NST

indikasi. Berikan informasi tentang perlunya istirahat yang adekuat (8-10jam

pada malam hari dan ½ jam setiap habis makan). Selidiki adanya keluhan nyeri dada dan palpitasi. Anjurkan

pembatasan kafein dengan tepat. Kaji adanya bukti venostasis dengan adanya edema. Intruksikan ibu

hamil meninggikan kaki bila duduk secara periodik. Kaji dan pantau jumlah dan kosentrasi keluaran dan berat jenis urine. Anjurkan ibu hamil menggunakan posisi miring kiri.

Page 21: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

Berkolabolasi pemberian obat-obatan seperti digitalis glikosida (digoksin atau dogotoksin) atau propanolol sesuai indikasi.

Berkolaborasi dan kaji fungsi plasenta dengan pemeriksaan kadar estriol serum urine (CST dan NST).

Tinjau keadaan EKG. Anjurkan penggunaan stoking antitrombolitik. Pantau tekanan hemodinamik dengan pengukuran tekanan vena

central atau central venous pressure (CPV). Rasional

Bermanfaat untuk mengidentifikasi keadaan atau kondisi ibu hamil dan kebutuhan-kebutuhan ibu hamil.

Mengetahui adanya dekompensasi jantung karena intoleransi terhadap beban sirkulasi, infeksi atau ansietas.dekompensasi jantung dapat terlihat dari perubahan tanda-tanda vital ibu hamil seperti peningkatan suhu, peningkatan nadi dan peningkatan tekanan darah.

Ibu hamil dengan gangguan jantung pada klasifikasi III dan IV, dapat mengalami gagal jantung kongestif (GJK) dan kemungkinan gangguan pernapasan.

Mengetahui adanya hipoksia janin akibat kompensasi jantung ibu yang bisa terlihat dari tahikardia ataupun bradikardia, serta reduksi aktivitas jantung.

Meminimalkan stres jantung dan menghemat energi, khususnya untuk ibu hamil dengan gangguan jantung kelas IV yang memerlukan tirah baring selama kehamilan.

Ibu hamil dengan prolapskutup mitral dapat terjadi aritmia, terlihat dari adanya nyeri dada dan palpitasi.pembatasan kafein dapat menurunkan frekuensi terjadinya gangguan jantung.

Pemberian posisi kaki dapat m,engurangi terjadinya venostasis. Masalah kardiovaskuler dapat memengaruhi fungsi ginjal,

mengakibatkan oliguria/anuria, atau peningkatan berat jenis urine. Hipotensi supine pada titik kehilangan kesadaran dapat dicegah bila

ibu hamil menghindari posisi terlentang dan mengadopsi posisi istirahat rekumben lateral.

Diglitalis glikosida dapat memaksimalkan kontraksi ventrikel, tetapi peningkatan volume plasma dapat menurunkan kadar obat dalam sirkulasi sehingga dibutuhkan peningkatan dosis atau frekuensi pemberian. Digitalis mempunyai efek langsung pada miometrium, sering menyebabkan persalinan awal serta waktu persalinan lebih pendek. Propanolol dapat digunakan untuk mengontrol distrimia berkenaan dengan prolaps katup mitral (dalam penelitian, obat-obatan ini belum jelas diketahui keamanan penggunaannya pada ibu hamil).

Penurunan fungsi jantung dapat mempengaruhi fungsi plasenta. Dapat menunjukan keadaan patologis bila terjadi dekompensasi

jantung seperti ditritmia.

Page 22: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

Meningkatkan aliran balik vena dan membatasi statis vena. CVP untuk mengukur aliran balik vena atau volume sirkulasi.

5. Risiko tinggi cedera pada ibu berhubungan dengan iritabilitas sistem saraf pusat (SSP).

Tujuan : diharapkan tidak terjadicedera pada ibu. Kriteria hasil yang diharapkan : Ibu hamil tidak mengalami kejang. Rencana asuhan keperawatan

Dapatkan data-data dasar (misalnya klonus) Memantau pemberian terapi intravena MgSO4 dan kadar serum

MgSO4.

Kaji adanya kemungkinan keracunan MgSO4.

Pertahankan lingkungan yang tenang, gelap dan nyaman.

Rasional Data-data dasar digunakan untuik memantau hasil terapi. Magnesium sulfat (MgSO4) adalah obat antikejang yang bekerja pada

sambungan mioneural dan merelakan vasospasme. Dosis yang berlebih akan membuat kerja otot menurun sehingga dapat

menyebabkan depresi pernapasan berat. Rangsangan kuat, misalnya cahaya tgerang dan suara keras dapat

menimbulkan kejang.6. Resiko tinggi cedera pada janin berhubungan dengan fetal distress.

Tujuan : Diharapkan tidak terjadi cedera pada janin. Kriteia hasil yang diharapkan : Denyut jantung janin (DJJ) normal adalah

120-160 x/menit. Rencana asuhan keperawatan.

Monotot DJJ sesuai indikasi. Kaji pertumbuhan janin. Jelaskan adanya tanda-tanda solusio plasenta (nyeri perut, perdarahan,

rahim tegang, dan aktivitas janin menurun) Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST.

Rasional Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoksia, prematur, dan

solusio plasenta. Penurunan fungsi plasenta bisa mengakibatkan karena hipertensi. Ibu dapat mengetahui tanda dan gejalasolusio plasenta dan tahu akibat

hipoksia bagi janin. Reaksi terapi dapat menurunkan pernapasan jani dan fungsi jantung

serta aktivitas janin. USG dan NST untuk mengetahui keadaan/ kesejahtraan janin.

Page 23: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

BAB III

TINJAUAN KASUS

A.Pengkajian

Tanggal masuk : 26 februari 2015 jam masuk : pkl 08.00 wib

Ruang/kelas : II ponek rsu sumedang

No. RM : 9697880

Tgl pengkajian : 26 februari 2015 jam 10.00 wib

Diagnosa medis : G2P1A0 gravida 35-36 minggu dengan PEB

1. Identitas

a. Identitas pasien

Nama pasien : Ny I

Umur : 35 Tahun

Suku/bangsa : Sunda/Indonesia

Agama : Islam

Page 24: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat/tlp : Dsn Pasangrahan 05/01 kec Tanjungsari

Status perkawinan : Kawin

b. Identitas suami/penanggung jawab

Nama suami : Tn Y

Umur : 38 Tahun

Suku/bangsa : Sunda/Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat/tlp : Dsn Pasangrahan 05/01 kec Tanjungsari

c. Keluhan utama :

klien merasa hamil 8 bulan dengan mengeluh nyeri kepala

d. Riwayat kehamilan sekarang

Klien GAP1A0 merasa hamil 8 bulan dgn datang kerumah sakit (26 februari 2015

jam 08.00) dengan keluhan kurang lebih sejak 1 minggu yang lalu klien

mengeluh nyeri kepala ,terutama bagian dahi yang bertambah berat jika perubahan

posisi secara tiba-tiba dari posisi duduk ke posisi berdiri dan kadang pusingnya

sampai merasa mual,klien juga mengatakan mudah lelah dan jika berdiri terlalu

lama pada sore hari kedua kaki bengkak, penglihatan kadang kurang jelas, buang

air kecil sedikit . Ibu belum merasakan mulas-mulas atau tidak ada pengeluaran

lendir dan darah dari jalan lahir, gerakan janin masih dirasakan

BB sebelum hamil 56 kg, TD sebelum hamil 110/70 mmhg-120/80 mmh

HPHT : 5 – 7– 2014 TP : 12 – 4 – 2015

Riwayat ANC 6 kali ke bidan

Imunisasi TT2 kali

e. Riwayat kesehatan dahulu dan riwayat obstetric/ kehamilan

Klien sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit karena sakit. Klien

pertama kali menstruasi pada usia 14 tahun dengan siklus 28 hari selama 7 hari

tanpa ada keluhan, gati pembalut 4-5 kali/hari

Page 25: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

Klien tidak pernah punya penyakit seksual menular dan suami yang sekarang.

suami yang pertama/dari perkawinan perkawinan yang pertama dan kebiasaan

hubungan seksual klien dan suaminya dalam batas normal.

Kehamilan yang pertama lahir normal dibidan dengan BB 2800gr lahir Segera

menangis berjenis kelamin perempuan tahhun 2006 dan sekarang dalam keadaan

sehat. Usia anak sekarang 9 tahun.

BB sebelum hamil 56 kg, TD sebelum hamil 110/70 mmhg-120/80 mmhg

f. Riwayat kontrasepsi

Ibu memakai alat kontrasepsi suntik 3 bulan

g. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan bahwa dikeluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit

yang sama seperti klien dan tidan ada yang mempunyai riwayat kehamilan kembar

dan juga dari keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat seperti penyakit kanker,

penyakit jantung, diabetes ataupun penyakit bawaan/kongenital, ibu dan sodara

laki laki klien menderita hipertensi

Genogram

Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

Page 26: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

: perempuan penderita

: laki-laki penderita

: klien / pasien

: kehamilan sekarang

: hubungan keluarga

: tinggal serumah

: hubungan perkawinan

h. Pengkajian psikososial

Jika klien mengalami masalah kesehatan maka klien langsung mendatangi

petugas kesehatan terdekat seperti puskesmas, bidan atau dokter, klien dan suami

serta keluarga yang lain merasa senang dengan kehamilan klien sekarang dan

hubungan seksual pada masa kehamilan frekuensinya dikurangi dengan kesadaran

suami kata klien, klien secara rutin memeriksakan kehamilannya secara rutin ke

bidan terdekat dimulai sejak klien terlambat bulan dan dinyatakan hamil klien

rutin memeriksakan kehamilannya tiap 1 bulan sekali dan keluhan pada masa awal

kehamilan atau 3 bulan pertama klien merasakan adanya mual munta dipagi hari

tapi klien masih tetap bias makan walau sedikit-sedikit.

Klien dan keluarga merencanakan proses bersalin pada bidan terdekat.

Klien tampak cemas/sedikit gelisah dengan keadaan yang dialaminya setelah tahu

bahwa tekanan darahnya tinggi dan harus menjalani perawat

i. Pola kebiasaan sehari-hari

1 Pola nutrisi-metabolik Sebelum hamil Sesudah hamil

Intake makanan dan cairan 3porsi/hari, 6-8

gls/hari

3-4 porsi /hr, 6-10

gls/hr

Waktu/frekuensi makan/minum 3 x 3-5x porsi kecil

Pantangan makanan/alergi Tidak ada Tidak ada

Page 27: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

Masalah : tidak ada masalah

2 Pola istirahat tidur Sebelum hamil Sesudah hamil

Kebiasaan tidur 5-7 jam/hr 4-7 jam/hr

Alat bantu tidur Tidak ada Tidak ada

Masalah tidur Tidak ada masalah Kurang nyaman

karena kehamilan

Masalah : kurang nyaman dengan posisi tidur

3 Pola eliminasi Sebelum hamil Sesudah hamil/saat dikaji

Frekuensi BAK/BAB 1-2x/hr, ± 600-

800ml/hr (3-4x hr)

1x/2hr, ±400-500

ml/hr(4-6x/hr)

Kesulitan BAK/BAB Tidak ada Perut yang membuncit

Cara mengatasi kesulitan Tidak ada Tidak ada

Masalah : BAK sedikit/oliguria

Aktivitas klien sehari-hari tidak mengalami perubahan masih tetap mengurus

anak dan suami (mengurus rumah tangga seperti biasa) dan dilakukan secara

mandiri hanya kebiasaan pola makan dan tidur yang sedikit berubah seperti

layaknya orang hamil pada trimester 1 dan 2 dan sejak kehamilan memasuki usia

8 bulan klien mulai merasakan kurang nyaman dengan tidur menjadi lebih sering

buang air kecil, kaki pada sore/malam terlihat sedikit bengkak, dan pola makan

juga berubah menjadi cepat kenyang dan cepat lapar juga tapi tidak ada keluhan

mual atau bahkan muntah, tapi terkadang merasa cepat lelah.

j. Riwayat alergi obat dan makanan

Klien tidak punya alergi terhadap obat dan makanan.

2. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum

TD : 150/100 mmhg

N : 90 x/menit

S : 36,8 0C

RR : 20 x/menit

Page 28: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

BB : 72 kg / TB 156

Kesadarn compos mentis

b. Pemerisaan kepala dan leher

Pemeriksaan kulit Kepala : rambut hitam bersih tidak kusam, distribusi merata,

tidak rontok, dikulit kepala tidak ada lesi, diraba tidak nyeri hanya sedikit pusing

yang dirasakan klien,

c. Pemeriksaan wajah : sklera tampak bersih tidak ada kelainan, kongjungtiva tidak

amemis, tidak ada edema palpebral, penglihatan kadang kurang jelas/kabur,

terdapat tanda chloasma gravidarum pada bagian pipi sedikit, hidung bersih tidak

ada edema, daun telinga bersih tidak ada kelainan, proses pendengaran normal,

tidak ada lesi, mulut bersih, terdapat caries pada gigi graham kanan, gusi normal,

tidak ada pembengkakan pada gusi

d. Pemeriksaan leher : leher tampak tidak ada kelainan bersih, tidak ada pembesaran

kelenjar tiroid, replek menelan baik, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening,

tidak ada peningkatan jvp.

e. Pemeriksaan dada dan payudara

Dada tampak simetris,gerakan dada simetris, payudara simetris, tidak ada lesi

ataupun ruam-ruam, areola tampak kehitaman, putting menonjol, produksi

ASI/colostrum (+) ada, bunyi napas vesikuler, bunyi jantung normal S1 S2, tidak

ada bunyi jantung tambahan.

f. Pemeriksaan abdomen

Abdomen tampak buncit sesuai dengan usia kehamilan, terdapat striae

gravidarum, linea nigra, tidak ada bekas luka operasi, tidak ada luka/lesi, turgor

baik, texture halus, nyeri tekan abdomen + (NTE ).

Leopold I : TFU 31 cm, usia kehamilan 35-36 minggu, TBBA 2900 gr, teraba

bagian lunak yang tidak terlampau bulat dan sukar untuk digerakan,

Lepold II : teraba tahanan keras memanjang di sebelah kiri ( puki), dan teraba

bagian kecil pada bagian kanan klien,

Leopold III : pada bagian bawah teraba bagian kepala dan sudah masuk pintu atas

panggul,

Leopo;d IV : bagian kepala janin sudah masuk PAP separuhnya atau sejajar,

DJJ terdengar (/5’) 11,12,12,=136 x/menit.

g. Pemeriksaan genetalia dan anus

Page 29: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

Alat genetalia bersih, tidak ada lesi, labia tampak edema, tidak ada varises, tidak

ada pendarahan atau pengeluaran lendir, tampak sedikit edema, tidak ada

keputihan, pada anus tampak tidak ada hemoroid.

h. Pemeriksaan ekstrimitas

Ekstrimitas atas normal, tidak ada edema, ekstrimitas bawah/kaki bengkak dengan

derajat 1, tidak ada varises, reflek patella +/+, homans sign tidak nyeri.

i. Hasil laboratorium dan pemeriksaan diagnosis

hasil pemeriksaan lab;

Hb : 13,5 gr%

Leukosit : 7500/mm3

Trombosite : 145000/mm3

Hematokrit : 40%

Gd puasa 90 mg/dl

HbsAg (-)

USG : tampak gambaran janin sudah masuk PAP dengan presentasi kepala

Protein urine +1

Diagnose medis : G2P1A0 Gravida 35-36 minggu dengan preeklamsi ringan

obat-obatan : amoxilin 1x 500 mg

MGSO4 40 %

infus dextrose 5%

ranitidine 2x1 tab

dopamet 3x500 mg

3. Analisa data

Data Etiologi Masalah

Ds : klien mengeluh nyeri

kepala terutama daerah

dahi , pandangan kurang

jelas/kabur, mudah

lelah,dan bengkak daerah

kaki

Do : klien tampak

Peningkatan sensitifitas

terhadap angiotensin II

Vasokontriksi sistemik

Gangguan perfusi

jaringan

Gangguan perfusi

jaringan

Page 30: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

mengerutkan dahi saat

pengkajian dilakukan

Edema derajat 2

TTV :

TD 150/100mmhg

N : 90 x/menit

S : 36,8 0C

RR :20 x/menit

DJJ 136 x/menit

Ds : klien mengatakan

bahwa kaki bengkak

terutama pada sore dan

malam hari

Do :

- kaki edema dengan

derajat 2

-Genetalia sedikit edema

-BB sebelum hamil 56 kg

-BB setelah hamil 70 kg -

-Protein urine +1

Urine output : 400ml/hari

Peningkatan

permeabilitas kapiler

ginjal

Menurunkan kadar

albumin serum

Menurunkan tekanan

osmotic koloid

Kelebihan volume caira

di ektrasel

Kelebihan volume cairan

Ansietas sehubungan

dengan adanya ancaman

terhadap kesehatan ibu dan

janin ditandai dengan

Ds : klien mengatakan

cemas dengan keadaanya

setelah dan mendengar

penjelasan dari dokter

Rasa takut tentang

keadaannya dan janinnya

Merangsang saraf

simpatis

Merangsang kelenjar

adrenalin

Anxietas

Page 31: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

bahwa klien harus dirawat

Do : klien tampak

cemas/sedikit gelisah

TD : 150/100 mmhg

N : 90 x/menit

S : 36,8 0C

RR : 20 x/menit

DJJ : 136x/menit

Meningkatkan kadar

adrenalin dalam darah

Terjadinya kecemasan

Ds : klien mengatakan saat

ini gerakan janin masih

dirasakan

Do :

TD : 150/100 mmhg

N : 90 x/menit

S : 36,8 0C

RR : 20 x/menit

DJJ : 136x/menit

Protein 1 +

Penurunan plasma dalam

sirkulasi

Peningkatan hematokrit

dalam darah

Penurunan perfusi

uretroplasenta

Resiko tinggi fetal distres

Resiko tinggi cedera pada

janin

Resiko tinggi cedera pada

janin

4. Masalah keperawatan

1. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan vasospasme sistemik

2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan dari sistem

intravaskuler kejaringan ekstrasel

3. Anxietas berhubungan dengan adanya ancaman terhadap kesehatan ibu dan janin

4. Resiko tinggi terjadinya cedera pada janin berhubungan dengan fetal distress

Page 32: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

5. ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : ny I

Tanggal : 26-2-2015

Diagnosa medis : G2P1A0 Gravida 35-36 minggu + PER

No/tgl Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi Impleme

ntasi

Evaluasi

1.

27-2-

2015

Jam

08.00

Ketidakefektifan perfusi

jaringan berhubungan

dengan vasospasme

sistemik ditandai

dengan:

Ds : klien mengeluh

nyeri kepala terutama

daerah dahi , pandangan

kurang jelas/kabur,

mudah lelah,

Tupan :

Setelah

dilakukan

tindakan

vasospasme

sistemik

berkurang.

Tupen :

setelah

dilakukan

tindakan

1. Kaji ulang

adanya

pusing/nyeri

kepala

klien,

2. Kaji adanya

kehilangan

penglihatan

(biasanya

sementara)

1. Sakit

kepala

khususnya

pada

frontal

adalah

tanda

preeklamsi

2. Merupakan

tanda

Page 33: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

Do : klien tampak

mengerutkan dahi saat

pengkajian dilakukan

TTV :

- TD : 150/100mmhg

-N : 90 x/menit

-S : 36,8 0C

-RR :20 x/menit

Hasil lab :

Protein urine 1+

selama 6

jam

-pusing

berkurang

-pandangan

jelas

-TTV dalam

batas

normal TD :

110/70-

130/90

mmhg

N : 60-

90x/mnt

S : 36-370C

RR : 16-

20x/mnt

3. Kaji tanda-

tanda vital

tiap 1-2 jam

4. Dorong dan

atau bantu

ibu yang

menjalani

tirah baring

untuk

mengubah

posisi tiap 2

jam

5. Berikan

obat-obatan

sesuai

program dan

pantau efek

terurapetik

dan efek

sampingnya

edema

serebral

atau

hemoragic

serebralyan

g akan

segera

terjadi,

yaitu

komplikasi

eklamsia

paling

serius

3. Menyediak

an sumber

untuk

perbanding

an

selanjutnya

4. Perubahan

posisi

meningkat

kan aliran

darah dan

perfusi

jaringan

5. Obat

antihiperte

nsi

memerluka

n

pemantaua

Page 34: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

n TTV

(TD)

sebelum

dan

sesudah

pemberian,

pemberian

MGSO4

memerluka

n

pengkajian

yang sering

terhadap

frekuensi

pernapasan

, haluaran

urine

sekurang-

kurangnya

30 ml/jam,

adanya

reflek

tendon

dalam, dan

nilai

laboratoriu

m untuk

kadar

magnesium

terurapetik

atau toksik

2. Kelebihan volume Tupan : 1. timbang Penimb

Page 35: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

27-2-

2015

jam

08.00

cairan berhubungan

dengan perpindahan

cairan dari sistem

intravaskuler kejaringan

ekstrasel ditandai

dengan :

Ds : klien mengatakan

bahwa kaki bengkak

terutama pada sore dan

malam hari

Do :

- kaki edema dengan

derajat 2

-Genetalia sedikit

edema

-BB sebelum hamil 56

kg

-BB setelah hamil 70

kg

-Protein urine +1

-Urine output :

400ml/hari

setelah

dilakukan

tindakan

dalam 24

jam edema

berkurang

Tupen :

Setelah

6jam

-edema

berkurang

-protein

urine (-)

BB tiap

hari pada

waktu,

timbanga

n dan

pakaian

yang

sama

pula.

2. Kaji

adanya

edema

anasarka

atau

pitting

3. Kaji

warna

dan

jumlah

urine

angan

BB

adalah

indicat

or yang

baik

dalam

penamb

ahan

atau

kehilan

gan

cairan,

menim

bang

pada

waktu,

timban

gan dan

pakaian

yang

sama

dapat

membe

rikan

pengkaj

ian

yang

akurat

2. Edema

anasarka

merupakan

kondisi

Page 36: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

tiap

buang air

kecil

4. Jelaskan

pada ibu

mengena

i

pentingn

ya

mempert

ahankan

pencatata

n asupan

dan

haluaran

5. Ajarkan

ibu

bagaima

na

mengum

pulkan

spesimen

urine

6. Anjurka

abnormal,

adanya edema

pitting pada

area

pretibial,wajah

tangan dan

sacrum adalah

indicator

retensi cairan

3. Pada

saat

filtrasi

glomer

ulusber

kurang

dan

ginjal

mengal

ami

kerusak

an

haluara

n urine

akan

menuru

n dan

urine

menjad

i pekat

serta

ada

Page 37: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

n ibu

untuk

memeper

tahankan

asupan

oral yang

adekuat

7. Bantu

ibu

untuk

mendapa

tkan

posisi

yang

nyaman

dan

anjurkan

ibu

untuk

meningg

ikan kaki

dan

tungkai

serta

berbarin

g miring

sedikit

warna

darah

4. Dengan

mempe

rtahank

an

pencata

tan

secara

akurat

dapat

memba

ntu

perawat

menent

ukan

status

cairan

dan

kebutu

han

interve

nsi

5. Kakura

tan

pengu

mpulan

dapat

dipastik

an

lebih

baik

Page 38: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

bila ibu

memah

ami

bagaim

ana

pengu

mpulan

spesim

en dan

penting

nya

memat

uhi

prosedu

r

6. Meskip

un

terdapa

t

kelebih

an

cairan

didala

m

jaringa

n,

sistem

intravas

kuler

kekura

ngan

cairan

7. Untuk

mengur

Page 39: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

angi

edema

perifer

dan

depend

en serta

mengo

ptimalk

an

aliran

balik

darah

kejantu

ng

3.

27-2-

2015

jam

08.00

Ansietas sehubungan

dengan adanya ancaman

terhadap kesehatan ibu

dan janin ditandai

dengan

Ds : klien mengatakan

cemas dengan

keadaanya setelah dan

mendengar penjelasan

dari dokter bahwa klien

harus dirawat .

Do : klien tampak

cemas/sedikit gelisah

TD : 150/100 mmhg

N : 90 x/menit

S : 36,8 0C

RR : 20 x/menit

DJJ : 136x/menit

Tupan :

Setelah

diberikan

penjelasan

tentang

kondisi dan

bagaimana

kemungkina

n yang akan

klien alami

cemas klien

hilang

Tupen :

Dalam

waktu 1 jam

-cemas

berkurang

-klien

tampak

tenang

1. kaji

pengetah

uan ibu

tentang

PRH

2. kaji

pengetah

uan dan

penggun

aan

teknik/st

rategi

koping

1. perawat

memerluk

an data

dasar

untuk

menyesuai

kan

rencana

penyuluha

n dan

menghilan

gkan

kesalahpa

haman

guna

menguran

gi

ketakutan

dan

ansietas

Page 40: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

3. kaji

factor

yang

menyeba

bkan

ansietas

pada ibu

4. kaji

system

dukunga

n ibu

5. dengarka

n dengan

aktif

kecemas

an ibu

mengena

i diri

sendiri,

kondisi

dan

kekuatan

nya

6. berikan

klien

2. strategi

yang

pernah

berhasil

sebelumny

a

kemungki

nan besar

akan

berhasil

untuk

menghada

pi situasi

yang

menyebab

kan stress

pada klien

saat ini

3. untuk

menentuka

n factor

yang perlu

dihindari

atau

diubah

guna

mencegah

peningkata

n ansietas

selama

stress

berlangsun

g

Page 41: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

obat

sesuai

program

4. untuk

mengetahu

i apakah

ibu

memiliki

system

dukungan

yang

adekuat

atau perlu

dirujuk

5. untuk

memvalid

asi

perasaan

ibu dan

menunjuk

an

perasaan

peduli dan

perhatiand

an untuk

merencana

kan

intervensi

yang tepat

untuk

menguran

gi atau

menghilan

gkan

ketakutann

ya

Page 42: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

6. dokter

dapat

meresepka

n obat-

obatan

yang

membantu

ibu untuk

relaks dan

beristiraha

t

4.

27-2-

2015

jam

08.00

Resiko tinggi terjadinya

cedera janin

berhubungan dengan

fetal distress ditandai

dengan

Ds : klien mengatakan

saat ini gerakan janin

masih dirasakan

Do :

BB : 72 kg

TB : 156 cm

TD : 150/100 mmhg

N : 90 x/menit

S : 36,8 0C

RR : 20 x/menit

DJJ : 136x/menit

1. monitor

DJJ

sesuai

indikasi/

1-2 jam

2. Kaji

respon

Janin

pada saat

ibu

diberika

n

tindakan

pemberia

n

MGSO4

3. Jelaskan

adanya

tanda-

tanda

solusio

1. Pening

katan

DJJ

sebagai

indikasi

terjadin

ya

hipoksi

a,

premat

ure dan

solusio

placent

a

2. Reaksi

tehadap

MGSO4

dapat

menuru

nkan

pernapa

san

janin

Page 43: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

placenta

(nyeri

perut,

perdarah

an,

Rahim

tegang,

aktivitas

janin

menurun

)

4. Kolabora

si

dengan

tim

medis

dalam

pemeriks

aan USG

dan NST

dan

fungsi

jantung

serta

aktivita

s janin

3. Ibu

dapat

menget

ahui

tanda

dan

gejala

solusio

placent

a dan

tahu

akibat

hipoksi

a pada

janin

4. USG

dan

NST

untuk

menget

ahui

keadaa

n atau

kesejah

teraan

Page 44: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

janin

BAB IV

KESIMPULAN

Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskular yang terjadi

sebelum kehamilan, saat terjadi kehamilan atau pada permulaan nipas. Gangguan hipertensi

pada kemilan mengacu pada berbagai keadaan, dimana terjadi peningkatan tekanan darah

maternal disertai resiko yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan janin.

Berdasarkan working group classification system hipertensi pada kehamilan

dibedakan menjadi 4 klasifikasi.,yaitu hipertensi gestasional, preeklampsia/eklampsia,

hipertensi yang menyertai preeklampsia dan hipertensi kronis, yang paling ditakutkan dari

hipertensi pada kehamilan adalah preeklamsia dan eklamsia atau keracunan pada kehamilan

yang sangat membahayakan ibu maupun janinnya .

Komplikasi pada ibu dengan preeklampsia terutama berkaitan dengan memburuknya

preeklampsia menjadi eklampsia. Pada ibu dengan eklampsia kejang meningkatkan angka

kematian ibu 10 kali lipat dan kematian janin 40 kali lipat.

Penyakit hipertensi pada kehamilan dapat terjadi tanpa ada tanda peringatan atau

gejala yang timbul secara bertahap. Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan

proses terapeutik yaitu proses keperawatan . proses keperawatan dipakai untuk membantu

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dalam mengatasi

masalah keperawatan yang timbul akibat penyakit hipertensi pada kehamilan

.

Page 45: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

LAMPIRAN SOAL

1. Seorang ibu berusia 36 tahun dengan G3P1A1, usia kehamilan 36 minggu datang ke PONEK sebuah RS, dengan keluhan kepala pusing, bengkak seluruh tubuh, BAK sedikit dan keluar lendir dari . Dari hasil pengkajian pola nutrisi didapatkan klien hanya makan sedikit saat memasuki umur kehamilan 8 bulan, karena takut bayinya besar sehingga sulit melahirkan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/90mmHg nadi 100x/menit, RR 20x/menit, edema1+,vulva /vagina tampak kotor, dan hasil pemeriksaan laboratorium Hb 7,0, protein urine 1+. Perawat akan melakukan tindakan vulva hygine, sebelumnya melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan klienApakah faktor penting yang harus dilakukan perawat dalam etika pelaksanaan asuhana. Memasang sampiranb. Salam pembuka dan menjelaskan tindakan yang akan dilakukanc. Melakukan tindakan sesuai SOPd. Informconcent yang disetujui oleh kliene. Menjaga privasi klien

Jawaban d

2. Seorang ibu berusia 36 tahun dengan G3P1A1, usia kehamilan 36 minggu datang ke PONEK sebuah RS, dengan keluhan kepala pusing, bengkak seluruh tubuh, BAK sedikit dan keluar lendir dari . Dari hasil pengkajian pola nutrisi didapatkan klien hanya makan sedikit saat memasuki umur kehamilan 8 bulan, karena takut bayinya besar sehingga sulit melahirkan. Bagaimana peran perawat tentang kebiasaan pola nutrisi klien pada kasus diatas

a. Menyetujui pendapat klien bahwa memasuki umur 8-9 bulan harus mengurangi makan untuk mengurangi bengkak

b. Memberikan health edukasi yang tepat tentang nutrisi yang penting untuk ibu hamil

c. Menyalahkan pasen d. Menanggapi biasa saja karena itu sudah suatu tradisi di masyarakate. Menyuruh pasen untuk makan banyak

Page 46: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

Jawaban b

3. Seorang perempuan berusia 20 tahun dengan G1P0A0 datang ke poliklinik kndungan usia kehamilan 28 minggu dengan keluhan kepala pusing , bengkak pada tangan, kaki dan wajah. Setelah dikaji klien mengaku jarang memeriksakan kehamilannya karena jauhnya dengan akses kesehatan. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/100. Dan hasil pemeriksaan urine protein 2+. Dari hasil pemeriksaan dokter klien didiagnosa mengalami PEB dan harus menjalani rawat inap. Perawat menjelaskan kepada klien dan keluarga tenteng keadaan nya dan tindakan yg harus dilakukan, tetapi klien dan keluarga menolak dirawat inap, perawat kemudian menjelaska kembali tentang resiko bila tidak rawat inap, tetapi klien tetap menolak dengan alasan belum berunding dengan keluarga besarnya, karena tradisi dalam keluarganya harus rembukan dulu sebelum memeutuskan keputusan. akhirnya perawat memberikan surat penolakan untuk ditandatangani klien dan keluarga.Apakah prinsip etik yang sudah dijalani perwat diatasa. Benefienceb. Justicec. Autonomid. Nonmalefeciencee. Veracity

Jawaban c

4. Seorang perempuan berusia 35 tahun dengan G4P2A1 datang ke poliklinik kndungan usia kehamilan 30 minggu dengan keluhan kepala pusing , bengkak pada tangan, kaki dan wajah. Setelah dikaji klien mengaku jarang memeriksakan kehamilannya karena jauhnya dengan akses kesehatan. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/100. Dan hasil pemeriksaan urine protein 2+. Dari hasil pemeriksaan dokter klien didiagnosa mengalami PEB dan harus menjalani rawat inap. Perawat menjelaskan kepada klien dan keluarga tenteng keadaan nya dan tindakan yg harus dilakukan, tetapi klien dan keluarga menolak dirawat inap, perawat kemudian menjelaska kembali tentang resiko bila tidak rawat inap, tetapi klien tetap menolak dengan alasan belum berunding dengan keluarga besarnya, karena tradisi dalam keluarganya harus rembukan dulu sebelum memeutuskan keputusan. akhirnya perawat memberikan surat penolakan untuk ditandatangani klien dan keluarga.Dari kasus diatas apa yang harus dilakukan perawat, dalam menghadapi tradisi yang ada di masyarakata. Memaksakan klien untuk menjalani rawat inap karena dapat mengancam

jiwanyab. Menghargai keputusan klien dan keluarag dengan memberikan penjelasan

yang tepat c. Membiarkan klien karena tdk mau dirawat

Page 47: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

d. Mengancam klien dan keluarga kalau tidak mau dirawat ibu dan bayinya tidak akan selamat

e. Acuh tak acuh

Jawaban b

5. Seorang perempuan berusia 35 tahun dengan G4P2A1 datang ke poliklinik kandungan usia kehamilan 30 minggu dengan keluhan kepala pusing , bengkak pada tangan, kaki dan wajah. Setelah dikaji klien mengaku jarang memeriksakan kehamilannya karena jauhnya dengan akses kesehatan. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/100. Dan hasil pemeriksaan urine protein 2+. Dari hasil pemeriksaan dokter klien didiagnosa mengalami PEB dan harus menjalani rawat inap. Faktor predisposisi yang menyebabkan klien di diagnosis Preeklamsia Berat pada kasus diatas adalaha. Usia 20 tahunb. Umur kehamilan 28 mingguc. Usia 20 tahun dengan G1P1A0d. Jarang memeriksakan kehamilannyae. Tradisi keluarga

Jawaban c

6. Seorang perempuan usia 40 tahun G2PIA0 ,usia kehamilan 32 minggu datang ke poli kebidanan dengan keluhan sakit kepala terutama pada dahi, penglihatan kurang jelas, napas sesak.kaki bengkak. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 180/90, edema ++, dan hasil laboratorium menunjukan protein urine 2+Apakah diagnosa keperawatan yang paling utama pada pasen tersebut a. Gangguan rasa nyaman nyerib. Gangguan aktivitasc. Gangguan keseimbangan cairand. Gangguan perfusi jaringane. Gangguan sistem penglihatan

Jawaban d

7. Seorang perempuan usia 40 tahun G2PIA0 ,usia kehamilan 32 minggu datang ke poli kebidanan dengan keluhan sakit kepala terutama pada dahi, penglihatan kurang jelas, napas sesak.kaki bengkak. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 180/90, edema ++, dan hasil laboratorium menunjukan protein urine 2+.Dari kasus diatas klasifikasi hipertensi pada kehamilan menurut working group clasification system adalah a. Hipertensi kronis

Page 48: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

b. Preeklamsiac. Hipertensi gestasionald. Hipertensi e. Sindrom HELLP

Jawaban b

8. Pada sebuah klinik di kota bandung,datanglah seorang ibu hamil umur 30 tahun dgn G2P1A0 umur kehamilan 28 minggu untuk memeriksakan kehamilannya, dengan keluhan kepala terasa pusing bengkak seluruh tubuh, BAK sedikit,dari hasil pengkajian didapat data sebagai berikut TD 160/100,Nadi 100,RR 30, Suhu 36, edema derajat 3, hasil laboratorium protein urine 2+Dari hasil pengkajian diagnosa keperawatan yang bisa di ambil....a. Gangguan rasa nyamanb. Gangguan body imagec. Gangguan keseimbangan cairand. Infeksie. Gangguan persepsi

Jawaban c

9. Pada sebuah klinik di kota bandung,datanglah seorang ibu hamil umur 32 tahun dgn G2P1A0 umur kehamilan 32 minggu untuk memeriksakan kehamilannya, dengan keluhan kepala terasa pusing bengkak seluruh tubuh, BAK sedikit,dari hasil pengkajian didapat data sebagai berikut TD 160/100,Nadi 100,RR 30, Suhu 36, edema derajat 3, hasil laboratorium protein urine 2+Bila ibu diputuskan untuk menjalani perawatan,cairan apa yg dipakai untuk memenuhi kebutuhan cairannyaa. NaCl 0,9%b. NaCl 3%c. Dextrose 5% dan RLd. Dextrose 10% dan RLe. Maltosa dan RF

Jawaban c

10. Pada sebuah klinik di kota bandung,datanglah seorang ibu hamil umur 32 tahun dgn G2P1A0 umur kehamilan 32 minggu untuk memeriksakan kehamilannya, dengan keluhan kepala terasa pusing bengkak seluruh tubuh, BAK sedikit,dari hasil pengkajian didapat data sebagai berikut TD 160/100,Nadi 100,RR 30, Suhu 36, edema derajat 3, hasil laboratorium protein urine 2+

Penyebab ibu edema ektremitas pada kasusu diatas adalah...a. kurang gerak

Page 49: Askep Pada Ibu Hamil Dg Hipertensi

b. kurang nutrisicc. hipertensid. meningkatnya volume extrasele. tidak dapat diketahui

Jawaban d

D A F T A R P U S T A K A

Bobak , Lowdermilk , Jensen . (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas . Jakarta : EGC

Green , Carol J. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan Maternal dan Bayi Baru Lahir .Jakarta : EGC

Kennedy & Betsy . (2014) . Modul Manajemen Intrapartum . Jakarta :EGC

Ralph C & Martin L . (2009). Buku Saku Obstetri & Ginekologi . Jakarta : EGC

Sinclair Constance. (2010). Buku Saku Kebidanan . Jakarta : EGC

Serri Hutabean . (2013). Perawatan Antenatal . Jakarta : Salemba Medika

S. Elizabeth R & Jason W. (2012). Patologi pada Kehamilan Manajemen & Asuhan Kebidanan .

Jakarta: EGC