HIPERTENSI EMERGENSI
-
Upload
hidayah-mararotua-harahap -
Category
Documents
-
view
89 -
download
5
description
Transcript of HIPERTENSI EMERGENSI
HIPERTENSI EMERGENSI DAN
DISPEPSIADISUSUN OLEH : ANTJE IRMELLA TARIGANDOKTER PEMBIMBING : dr.D.H.Parhusip, Sp.PD
HIPERTENSI EMERGENSI
DefinisiHipertensi darurat (emergency
hypertension) : kenaikan tekanan darah mendadak (sistolik ≥180 mm Hg dan / atau diastolik ≥120 mm Hg) dengan kerusakan organ target yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan segera, dalam hitungan menit sampai jam agar dapat membatasi kerusakan yang terjadi.
Etiologi SISTEM SARAF
Hipertensi Ensefalopati
Infark serebral
Perdarahan subarachno
idPerdarahan
Intrakranial
SISTEM KARDIO-VASKULE
R
Infark miokard
Disfungsi ventrikel kiri akutEdema paru
akut
Diseksi aorta
SISTEM ORGAN
LAIN
GGA
retinopati
ekklamsia
Anemia hemolitik
mikroangiopatik
ORGAN TARGE
T
Klasifikasi Tekanan Darah berdasarkan JNC-7
Kategori Tekanan Darah Sistolik
Tekanan Darah Diastolik
Normal < 120 < 80
Pre Hipertension
120 – 139 80 - 89
Stadium 1 140 – 159 90 - 99
Stadium 2 ≥ 160 ≥ 100
PATOFISIOLOGIS
Nekrosis aterial + hiperplasi intima arterial interlobuler
nefron-nefron
HIPERTENSI MENETAP
Perubahan Patologis(retina, otak & ginjal)
Manifestasi KlinisJantung nyeri dada dan sesak nafas.Mata edema papilla mataOtak sakit kepala, gangguan
kesadaranGinjal gagal ginjal akut
Diagnosis Anamnesis riwayat hipertensi, obat
antihipertensi, usia, gejala sistem saraf, gejala sistem ginjal, gejala sistem kardiovaskuler, riwayat penyakit glomerulusnefrosis,pyelonefritis, dan riwayat kehamilan.
Pemeriksaan Fisik pengukuran tekanan darah, mencari kerusakan organ sasaran, palpitas denyut nadi, auskultasi, pemeriksaan neurologis umum.
Pemeriksaan penunjangPemeriksaan laboratorium awal : urinalisis,
Hb, Ht, ureum, kreatinin, gula darah dan elektrolit.
Pemeriksaan penunjang: elektrokardiografi, foto thoraks.
Pemeriksaan penunjang lain bila memungkinkan: CT scan kepala, ekokardiogram, ultrasonogram.
PenatalaksanaanDi ruang ICU/ICCUBedrest Tujuan pengobatan pada keadaan darurat
hipertensi ialah menurunkan tekanan darah secepat dan seaman mungkin yang disesuaikan dengan keadaan klinis penderita.
Obat Hipertensi EmergensiSodium Nitroprusside
Nitroglycerini
Hydralazine
Phentolamine ( regitine )
Trimethaphan camsylate
Labetalol
Clonidine
KomplikasiEnsefalopati HipertensiGagal Jantung Kiri AkutFeokromositomaDeseksi Aorta Anerisma AkutToksemia Gravidarum Perdarahan Intrakranial
DISPEPSIA
Definisidispepsia ini merupakan sindroma klinik /
kumpulan simtom / keluhan yang di sebabkan oleh beberapa penyakit saluran cerna bagian atas.
Berdasarkan kriteria Roma II tahun 2000 dispepsia didefenisikan sebagai dyspepsia refers to pain or discomfort centered in upper abdomen.
Klasifikasi DispepsiaDispepsia OrganikDispepsia Fungsional ( Dispepsia Non
Ulkus/Dispepsia Anorganik): a. Dispepsia mirip ulkus (ulcer like dyspepsia)b. Dispepsia mirip dismotilitas (dismotility like
dyspepsia)c. Dispepsia non spesifik
Etiologia. Tukakb. GERDc. Kanker Lambungd. Infeksi/HPe. Gangguan Metabolik, seperti DMf. Obat-obatan seperti teofilin, zat besi, kalium,
digoksin, antibiotik.
PatogenesaMultifaktorial disorder Dismotilitas lambungAsam PsikisHipersensitivitas makanan, alkohol, kopi,
rokok, NSAIDsInfeksi HP
Manifestasi Klinisa. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus ( Ulcus
like dyspepsia), dengan gejala:Nyeri ulu hati lebih dominan mualNight pain (nyeri ulu hati sampai terbangun
malam hari)Nyeri epigastrium terlokalisasiNyeri hilang setelah makan atau pemberian
antacidNyeri saat laparNyeri episodicSendawa terasa asam
b. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas (Dysmotility like dyspepsia), dengan gejala:
Kembung, mual, cepat kenyang lebih dominan daripada nyeri ulu hati
MenyesakMenyusuk-nyusukMudah kenyangPerut cepat terasa penuh saat makanLebih sesak bila kenyangMualMuntahUpper abdominal bloatingRasa tak nyaman bertambah saat makan.Sendawa terasa pahit
c. Dispepsia dengan keluhan seperti refluks (“Heartburn”, precordial chest pain, asthma, gangguan laring / faring).
d. Dispepsia non spesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe diatas)
Pemeriksaan Penunjang1. Laboratorium: a. Pemeriksaan urin, darah, faeces rutin.b. Pemeriksaan asam lambungc. Petanda tumor2. Radiologis3. Endoskopis4. Ultrasonografi5. Manometri Esofagus-gastro-duodenum6. Waktu Pengosongan Lambung
PenatalaksanaanUlcer like dyspepsia: a. diberi PPI, jika rasa sakit pada perut tidak
berkurang dan tidak respon pada PPI, bisa diberikan trisiklik, antidepresan (analgesik, psikotropik).
b. ARH2
Refluks like dyspepsia/ GERD:Diberi PPI double dosis/ “on demand” &
prokinetik
Dismotility like dyspepsia:a. Supresi asam (ARH2/PPI), prokinetik, agonis 5-HT4,
antasida.b. AntidopaminergikDosis standard: Metoclopropamide & domperidon: 10 mg
2 dd ac, 20 mg 3dd.Kontra indikasi: prolaktin sekreting tumor, tumor mamae,
wanita hamil, ibu yang menyusui, metoclopropamide tidak dianjurkan pada epilepsi.
Interaksi dengan obat: digoxin, theophylin, LDOPA, cyclosporine
c. Reseptor antagonist 5 HT4 digunakan pada IBS/ konstipasi.
Atur pola makan seteratur mungkin.Olahraga teratur.Hindari makanan berlemak tinggi yang menghambat
pengosongan isi lambung (cokelat, keju, dan lain-lain).Hindari makanan yang terlalu pedas.Hindari minuman yang kadar caffeine dan alkohol.Hindari obat yang mengiritasi dinding lambung, seperti
obat anti-inflammatory, misalnya yang mengandung ibuprofen, aspirin, naproxen, dan ketoprofen. Aceteminophen adalah obat pilihan yang paling tepat untuk mengobati nyeri karena tidak mengakibatkan iritasi pada dinding lambung.
Kelola stres psikologi se-efisien mungkin.
KesimpulanHipertensi darurat (emergency
hypertension) : kenaikan tekanan darah mendadak (sistolik ≥180 mm Hg dan / atau diastolik ≥120 mm Hg) dengan kerusakan organ target yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan segera, dalam hitungan menit sampai jam agar dapat membatasi kerusakan yang terjadi.
Sedangkan dispepsia ini merupakan sindroma klinik / kumpulan simtom / keluhan yang di sebabkan oleh beberapa penyakit saluran cerna bagian atas seperti tukak, GERD, kanker lambung, Infeksi/HP, gangguan metabolik seperti DM, ataupun obat-obatan seperti teofilin, zat besi, kalium, digoksin, antibiotik. Sebagian besar dispepsia terjadi karena gaya hidup (makanan yang berlemak tinggi, yang menimbulkan gas di lambung, minuman beralkohol, dll), stress berlebihan, merokok, penggunaan obat-obatan tanpa resep dokter.
Oleh karena itu pada pasien ini yang pertama kali ditangani adalah Hipertensi Emergensi kemudian dilanjutkan dengan terapi Dispesianya. Karena keduanya adalah penyakit yang menyerang organ yang berbeda, maka penanganannya juga dilakukan dengan 2 line.