hipertensi

35
Lahar Satrya Wiranagara SMF Ilmu Penyakit Dalam Pembimbing : dr. Umira, Sp. Jp

description

hferuyutuerhuerhf

Transcript of hipertensi

Page 1: hipertensi

Lahar Satrya WiranagaraSMF Ilmu Penyakit DalamRSUD SIDOARJO-UWKS

Pembimbing : dr. Umira, Sp.

Jp

Page 2: hipertensi

Menurut JNC 7...•Adalah kondisi dimana TDS ≥ 140 mmHg atau TDD ≥ 90 mmHg

Page 3: hipertensi

beberapa istilah hipertensi..• Isolated systolic hypertensionn (ISH) :

TDS meningkat, tanpa kenaikan TDS

• Isolated diastolic hypertension (IDH) : TDD meningkat, tanpa kenaikan TDS

•White coat hypertension : TD di klinik meningkat, tp di rumah tidak,

tanpa kerusakan target organ

Page 4: hipertensi

• Diberikan obat-obatan melalui intravena, karena harus diturunkan dalam waktu beberapa jam

Krisis Hipertensi• Tekanan darah ≥ 180/120 mmHg• Ada/ tanpa kerusakan target organ

Hipertensi Emergensi Hipertensi Urgensi

Peningkatan tekanan darah (≥180/120 mmhG)

Kerusakan target organ : iskemia koroner, gangguan fungsi serebral, cerebrovascular event, edema paru, dan gagal ginjal.

Peningkatan tekanan darah (≥180/120 mmhG)

Tanpa kerusakan target organ

• Diberikan obat-obatan melalui peroral, karena penurunan tekanan darah dalam beberapa hari

Page 5: hipertensi

Istilah lain..• Hipertensi refrakter : tdk respon thdp pengobatan,

meski sudah diberi obat efektif

• Hipertensi akselerasi : - TDD ≥ 120 mmHg - pendarahan retina - eksudat dan tanpa papil

edema

• Hipertensi maligna : - TDD ≥ 120 mmHg - pendarahan retina - eksudat dan papil edema

Page 6: hipertensi

Istilah lain..• Hipertensi ensefalopati : TD naik mendadak +

nyeri kepala hebat, reversibel jika TD diturunkan

• Hipertensi resisten : kegagalan mencapai target tekanan darah yang diinginkan, setelah mendapat 3 obat HT dan diuretik, dlm waktu min 3 bulan

• Hipertensi tidak terkontrol : kontrol TD buruk akibat tidak patuh pengobatan dan resisten trhdp pengobatan

Page 7: hipertensi

Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Normal ≤120 dan ≤80Pre-hipertensi 120-139 atau 80-89HT stadium 1 140-159 atau 90-99HT stadium 2 ≥160 atau ≥100

Menurut JNC-7

Klasifikasi Hipertensi

Page 8: hipertensi

Kategori JNC 6 Kategori JNC 7

TDS/TDD

Optimal ≤120/80 normal

Normal 120-129/80-84

Pre-hipertensiPerbatasan

(borderline) 130-139/85-89

Hipertensi stadium 1 140-159/90-99 Hipertensi stadium 1

Hipertensi stadium 2 160-179/100-109Hipertensi stadium 2

Hipertensi stadium 3 ≥180/110

Page 9: hipertensi

Non-modifiable Modifiable

1. Jenis Kelamin2. Usia3. Genetik 4. Ras

1. Pendidikan2. Kontrasepsi oral3. Diet garam

(natrium)4. Obesitas5. Dislipedia6. Alkohol7. Merokok8. Kopi (kafein)9. NSAID10.Latihan Fisik11.Stress Mental

Faktor Resiko

Page 10: hipertensi

tekanan darah (blood pressure)

curah jantung(cardiac output)

tekanan arteri perifer(resistensi perifer)= x

Patofisiologi

Page 11: hipertensi
Page 12: hipertensi

•Retensi sodium oleh ginjal

Ginjal Gagal ekskresi sodium volume cairan curah jantung vasokonstriksi resistensi perifer tekanan darah

Mekanisme terkait patofisiologi..

Page 13: hipertensi

• Renin Angiotensin Aldosteon System (RAAS)

Angiotensinogen

Angiotensin I

Angiotensin II

Aldosteron

Retensi Na+

Umpan balik negatif tdhp pelepasan renin

Renin (jukstaglomerulus ginjal)

ACE (membran sel endotel, terutama paru)

Vasokonstriksi

Korteks adrenal

Ginjal

Page 14: hipertensi

•Sistem saraf simpatis

Reflek baroreflektor teraktivasi

daya dan kecepatan konstraksi jantung Curah jantung

total peripheral resistance (TPR) Venous return

Pelepasan renin oleh ginjal

Retensi Na+ + air

Page 15: hipertensi

Target organ hipertensi

Page 16: hipertensi

Pemeriksaan 1. Riwayat Klinik

a. Riwayat keluarga

b. Lama dan tingkat HT sebelumnya dan hasil serta efek samping obat anti HT sebelumnya.

c. RPS : PJK dan DC, penyakit serebrovaskuler, penyakit vaskuler perifer, DM, dislipidemia, asma bronkiale, disfungsi seksual, penyakit ginjal.

Page 17: hipertensi

d. Gejala hipertensi sekunder.

e. Penilaian faktor resiko termasuk diet lemak, natrium dan alkohol, jumlah rokok, tingkat aktifitas fisik, dan peningkatan berat badan sejak awal dewasa.

f. Riwayat obat-obatan : kontrasepsi oral, NSAID, dll.

g.Faktor pribadi, psikososial, dan lingkungan

Page 18: hipertensi

2. Riwayat fisik

a. Pengukuran TB, BB serta BMI (Body Mass Index)

b. Pemeriksaan sistem kardiovaskuler terutama ukuran jantung, bukti adanya gagal jantung, penyakit arteri kronis, renal dan perifer lain serta koarktasio aorta.

Page 19: hipertensi

c. Pemeriksaan paru adanya ronkhi dan bronkhospasme serta bising abdomen, pembesaran ginjal serta tumor yang lain.

d.Pemeriksaan fundus optikus dan sistem syaraf untuk mengetahui kemungkinan adanya kerusakan serebrovaskuler.

Page 20: hipertensi

3. Pengukuran tekanan daraha.Pengukuran tekanan darah di praktek atau di

klinik

1. Sebelum pengukuran penderita istirahat beberapa menit di ruangan yang tenang.

2. Ukuran manset lebar 10-12 cm serta panjang 35 cm, ukuran lebih kecil pada anak-anak dan lebih besar pada penderita gemuk (ukuran sekitar 2/3 lengan).

3. Diperiksa pada fosa kubiti dengan cuff setinggi jantung (ruang antar iga IV).

4. Tekanan darah dapat diukur pada keadaan duduk atau terlentang.

Page 21: hipertensi

5. Tekanan darah dinaikkan sampai 30 mmHg di atas tekanan sistolik (palpasi), kemudian diturunkan 2 mmhg/detik dan di monitor dengan stetoskop di atas arteri brakhialis.

6. Tekanan sistolik ialah tekanan pada saat terdengar suara Krotkoff I sedangkan tekanan diastolik pada saat suara Korotkoff V menghilang. Bila suara tetap terdengar, dipakai patokan Korotkoff IV (muffling sound).

Page 22: hipertensi

7. Pada pengukuran pertama dianjurkan pada kedua lengan tertutama bila terdapat penyakit pembuluh darah perifer.

8. Perlu pengukuran pada posisi duduk/terlentang dan berdiri untuk mengetahui ada tidaknya hipotensi postural terutama pada orang tua, diabetes mellitus dan keadaan lain yang menimbulkan hal tersebut.

Page 23: hipertensi

b. Pengukuran tekanan darah ambulatory dan di rumah.

Indikasi1. Adanya variasi tekanan darah yang tidak

seperti biasanya pada kunjungan hari yang sama atau pun pada hari yang berbeda.

2. Office hypertension pada penderita dengan resiko kardiovaskular rendah.

3. Gejala menunjukkan adanya episode hipotensi.

4. Hipertensi yang resisten terhadap pengobatan.

Page 24: hipertensi

• Data nilai prognostik terbatas

• Tekanan darah di rumah atau ambulatory lebih rendah daripada pengukuran di praktek/klinik

• Pengukuran lebih sering• Memperbaiki kepatuhan

terhadap pengobatan• Menilai efektifitas

pengobatan• Tekanan darah sebelum

pengobatan mempunyai nilai prognostik.

KeuntunganKerugian

Pemeriksaan ambulatory dan di rumah

Page 25: hipertensi

4. Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan rutin, yaitu :

• Urinalis untuk darah, protein, dan gula serta pemeriksaan mikroskopik urin.

• Serum kalium, kreatinin, gula darah puasa & 2 jam, dan kholesterol total.

• Pemeriksaan EKG, jika dicurigai adanya LVH• Foto thorax, jika dicurigai adanya LVH

Page 26: hipertensi

b. Pemeriksaan tambahan (opsional) yaitu :

• HDL, LDL, dan Tg.• Asam urat.• Ekhokardiografi, untuk melihat bentuk dan

fungsi jantung, jika dicurigai adanya LVH• Ultrasonografi vaskuler• Ultrasonografi renal

Page 27: hipertensi

•Non-Farmakologi

1. Membatasi Asupan Garam2. Modifikasi Diet/Nutrisi3. Penurunan Berat Badan4. Olahraga rutin5. Berhenti Merokok

Penatalaksanaan

Page 28: hipertensi

•Farmakologi1. Diuretik•Fx : meningkatkan volume urin pada ginjal, karena menyebabkan ekskresi Na+ dan mengurangi volume cairan dengan menghambat transpor elektrolit di dalam tubulus renal

Page 29: hipertensi

•Bermanfaat pada pasien dg RFT baik•Chlorthalidone 25-50 mg / hari•Hydrochlorothiazid (HCT) 12,5-25 mg / hari, merupakan lini pertama pada pasien >50th, tanpa target organ. •Menghambat pelepasan Ca+ shg mencegah osteoporosis•Dosis tinggi dpt menyebabkan hipokalemia

Thiazid

•Mengurangi ekskresi kalium dan ion hidrogen•Mencegah hipokalemia•Spironolakton 1x 5-10 mg/ hari, efek rendah untuk anti aldosteron dan anti hikokalemi

Diuretik Hemat Kalium

•Menghambat transpor elektrolit pada ascending limb dari loop of Henle•Efektif pada pasien gagal ginjal•Furosemid 20-40mg, 1-3x/hr, merupakan diuretik kuat.

Diuretik loop

Page 30: hipertensi

2. Beta-blocker• Relatif aman, murah, dan efektif• Kurang efektif dalam mencegah kejadian kardiovaskular

dibanding ACE, ARB, CCB, diuretik• Menghambat reseptor-β1 di dlm jantung dan jaringan lain• Di SSP tonus simpatis• Di jantung denyut jantung• Di ginjal produksi renin shg angiotensin II & aldosteron • Anti iskemia, kebutuhan O2 miokard dengan mengurangi

denyut jantung, kontraktilitas, dan tekanan darah sistolik• Memperbaiki struktur dan fungsi ventrikel kiri, mengurangi

ukuran ventrikel dan meningkatkan fraksi ejeksi• Kontra indikasi : Gangguan saluran pernafasan• Propanolol 2-3 x 10 mg/hari• Bisoprolol 1 x 2,5-10 mg/ hari, aman untuk asma, krn tdk

terlalu menyebabkan brokhospasme, merupakan selektif beta blocker

Page 31: hipertensi

3. ACE Inhibitor• Sebagai proteksi jantung• Menghambat enzim yang mengubah angiotensin I

menjadi angiotensin II.• Menghambat pemecahan bradikinin, yang memiliki

fx sbg antiplatelet, dan mengeluarkan nitric oxide yang berguna sbg vasodilator pemb. darah.

• Mengurangi proteinuria.• Efektif pada pasien gagal jantung, penyakit ginjal,

diabetes melitus, dan nefropati diabetik.• Efek samping bradikinin : batuk, oedem, rasa

tercekik.• Captopril 2-3 x 12,5-25 mg/hari• Lisinopril 1 x 5-20 mg/hari• Ramipril 1 x 1,25-5 mg/hari efek remodelling

Efek hipotensi kuat

Page 32: hipertensi

4. Angiotensin Reseptor Blocker (ARB)•Menduduki reseptor AT1 di pembuluh

darah atau jaringan lain.•Efek sebanding dengan ACE Inhibitor•Jarang menimbulkan batuk. •Losartan K (insaar) 1 x 25-50 mg/hari•Valsartan (Diovan)80-320 mg/hari•Irbesartan (Approvel)1 x 150-300 mg/hari•Termisaltan (Micardis) 1 x 40-80 mg/hari•Candesartan efek

remodelling

Efek hipotensi kuat

Page 33: hipertensi

5. Calsium channel blocker• Menyebabkan vasodilatasi dan dapat menurunkan

resisensi perifer.• Mencegah stroke pada orangtua dengan HT sistolik• Efek samping : takhikardia, muka merah, edema tungkai,

dan konstipasi• Diltiazem (Herbessaer) 60-200 mg, tidak untuk HT

emergensi, menghambat heart rate. Syarat pemberian tidak ada DC dan cardiomegali. Memiliki efek inotropik negatif, efeh hipotensi rendah.

• Amlodipine 1 x 5-10 mg/hari, efek hipotensi rendah• Nifedipine 3 x 5-20 mg/hari, Adalat oros 1x30-60 mg/hari• Nicardipin HCL 3 x 20 mg i.v. • Nifedipine dan nicardipine memiliki efek hipotensi kuat.

Page 34: hipertensi

6. Alpha blocker•Unggul pada pasien dengan dislipidemia, intoleransi

glukosa, dan hipertofi prostat.•Memiliki efek diuretik.•Efek samping : hipotensi postural•Prazosin HCL 2 x 0,5-10 mg hari•Terazosin HCL 1 x 1-2 mg/hari•Bunazosin HCL 2-3 x 1-3 mg/hari•Doxazosin mesylate 1 x 1-16 mg/hari

Page 35: hipertensi

Terimakasih..