ensefalopati hipertensi

23
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1928, Oppenheim dan Fishberg memperkenalkan istilah hypertensive encephalopathy untuk menggambarkankeadaan ensefalopati dalam hubungannya dengan hipertensi maligna oleh karena kenaikan tekanan darah yang menyebabkan hipertensi vaskulopati dan edema intraserebral. Ensefalopati merupakan istilah umum yang menggambarkan kerusakan atau disfungsi otak. Ensefalopati dapat disebabkan oleh infeksi, trauma, gangguan metabolik dan penyakit sistem organ lainnya. Hipertensi merupakan salah satu kondisi medis yang ditandai oleh peningkatan tekanan sistolik dan atau tekanan diastolik. Hipertensi terdiri dari hipertensi urgensi dan hipertensi emergensi. Peningkatan tekanan darah secara mendadak tanpa menyebabkan kerusakan organ sasaran disebut

description

Pada tahun 1928, Oppenheim dan Fishberg memperkenalkan istilah hypertensive encephalopathy untuk menggambarkankeadaan ensefalopati dalam hubungannya dengan hipertensi maligna oleh karena kenaikan tekanan darah yang menyebabkan hipertensi vaskulopati dan edema intraserebral. Ensefalopati merupakan istilah umum yang menggambarkan kerusakan atau disfungsi otak. Ensefalopati dapat disebabkan oleh infeksi, trauma, gangguan metabolik dan penyakit sistem organ lainnya. Hipertensi merupakan salah satu kondisi medis yang ditandai oleh peningkatan tekanan sistolik dan atau tekanan diastolik. Hipertensi terdiri dari hipertensi urgensi dan hipertensi emergensi. Peningkatan tekanan darah secara mendadak tanpa menyebabkan kerusakan organ sasaran disebut hipertensi urgensi, sedangkan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik secara mendadak yang dapat menyebabkan kerusakan organ sasaran dikenal sebagai hipertensi emergensi. Dalam hal ini organ sasaran antara lain otak, ginjal, jantung, mata dan pembuluh darah, oleh karena itu orang dengan tekanan darah tinggi memiliki resiko terhadap penyakit cardiovaskular, cerebrovaskular, ginjal dan gangguan pada penglihatan. Otak merupakan organ vital yang memiliki kebutuhan akan oksigen yang tinggi. Apabila terjadi gangguan sirkulasi yang mengangkut oksigen ke otak maka dapat terjadi kerusakan otak yang dapat bersifat permanen jika tidak ditangani dengan segera. Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pada otak oleh karena kenaikan tekanan darah secara mendadak yang melampaui kemampuan autoregulasi otak. Hal ini dikenal dengan ensefalopati hipertensi.

Transcript of ensefalopati hipertensi

Page 1: ensefalopati hipertensi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 1928, Oppenheim dan Fishberg memperkenalkan

istilah hypertensive encephalopathy untuk menggambarkankeadaan

ensefalopati dalam hubungannya dengan hipertensi maligna oleh karena

kenaikan tekanan darah yang menyebabkan hipertensi vaskulopati dan

edema intraserebral. Ensefalopati merupakan istilah umum yang

menggambarkan kerusakan atau disfungsi otak. Ensefalopati dapat

disebabkan oleh infeksi, trauma, gangguan metabolik dan penyakit sistem

organ lainnya.

Hipertensi merupakan salah satu kondisi medis yang ditandai oleh

peningkatan tekanan sistolik dan atau tekanan diastolik. Hipertensi terdiri

dari hipertensi urgensi dan hipertensi emergensi. Peningkatan tekanan

darah secara mendadak tanpa menyebabkan kerusakan organ sasaran

disebut hipertensi urgensi, sedangkan peningkatan tekanan darah sistolik

dan diastolik secara mendadak yang dapat menyebabkan kerusakan organ

sasaran dikenal sebagai hipertensi emergensi. Dalam hal ini organ sasaran

antara lain otak, ginjal, jantung, mata dan pembuluh darah, oleh karena itu

orang dengan tekanan darah tinggi memiliki resiko terhadap penyakit

cardiovaskular, cerebrovaskular, ginjal dan gangguan pada penglihatan.

Page 2: ensefalopati hipertensi

2

Otak merupakan organ vital yang memiliki kebutuhan akan

oksigen yang tinggi. Apabila terjadi gangguan sirkulasi yang mengangkut

oksigen ke otak maka dapat terjadi kerusakan otak yang dapat bersifat

permanen jika tidak ditangani dengan segera. Hipertensi dapat

menyebabkan kerusakan pada otak oleh karena kenaikan tekanan darah

secara mendadak yang melampaui kemampuan autoregulasi otak. Hal ini

dikenal dengan ensefalopati hipertensi.

Page 3: ensefalopati hipertensi

3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ensefalopati

2.1.1 Definisi

Ensefalopati adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan

kelaiana fungsi otak menyeluruh yang dapat akut atau kronik, progresif

atau statis. Ensefalopati adalah disfungsi kortikal umu yang memiliki

banyak karakteristik perjalanan akut hingga sub akut (jam hingga beberapa

hari), secara nyata terdapat fluktuasi dari tingkat kesadaran, atensi

minimal, halusinasi dan delusi yang sering dan perubahan tingkat aktifitas

psikomotor (secara umum meningkat akantetapi dapat menurun).

Penggunaan istilah ensefalopati menggambarkan perubahan umum pada

fungsi otak yang bermanifestasi pada gangguan atensi baik berupa agitasi,

hiperalert hingga koma.

2.1.2 ETIOLOGI

Secara klinis , diagnosis ensefalopati digunakan untuk

menggambarkan disfungsi otak yang disebabkan oleh gangguan tidur

faktor sistemik, metabolik atau toksik. Etiologi ensefalopati pada anak

meliputi penyebab infeksi, toksis (misalnya karbon monoksida, obat,

timah hitam), metabolik dna iskemik.

Page 4: ensefalopati hipertensi

4

2.1.3 KLASIFIKASI

Ensefalopati dapat di klasifikasikan menjadi:

1. Ensefalopati akibat infeksi

Esefalopati dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus serta

pada pasien yang mengalami imunosupresi. Pasien dapat menunjukkan

gejala ensefalopati global seperti koma atau status epileptikus. Diagnosis

dan pengobatan awal dengan antibiotik atau antiviral yang sesuai menjadi

penting.

2. Ensefalopati akibat toksis

Ensefalopati ini akibat induksi obat-obatan terutama asam valproate tanpa

disertai adanya penyakit liver primer sebelumnya. Gejala klinis yang dapat

timbul yaitu disfungsi kognitif dalam beberapa derajat dimulai pad a2

minggu awal setelah terapi dimulai hingga berkisar 3-5 tahun berikutnya.

3. Ensefalopati akibat metabolik

Ensefalopati dengan masalah metabolik sebagai dasar amsalahnya, baik

bagi neonatus maupun anak, dengan aoutcome fungsional bergantung pada

waktu dan intervensi yang hati-hati. Gangguan metabolik yang biasa

terjadi adalah disfungsi hepar, disfungsi renal dan gangguan metabolik.

4. Ensefalopati akibat iskemik

Merupakan penyebab cedera permanen yang penting pada sel sistem

syaraf pusat yang mengakibatkan kematian neonatus atau anaknya jelas

dapat bermanifestasi sebagai palsi serebral atau defisiensi mental.

Page 5: ensefalopati hipertensi

5

5. Ensefalopati hipertensif

Ensefalopati hipertensif adalah paling lazim disertai dengan penyakit

ginjal pada anak termasuk glomerulonephritis akut, pieloneftritis kronik

dan penyakit ginjal stadium akhir. Pada beberapa kasus, ensefalopati

hipertensif merupakan manifestasi awal penyakit ginjal yang mendasari.

Hipertensi sistemik yang mencolok menimbulkan vasokontriksi pembuluh

darah otak, yang mengakibatkan permeabilitas vaskuler dan menimbulkan

edema otak dan perdarahan otak setempat. Mulainya dapat akut dnegan

kejang dan koma atau lebih lambat dengan sakit kepala, mengantuk dan

lesu, mual dan muntah, penglihatan kabur, kebutaan korteks sementara dna

hemiparesis. Pemeriksaan dasar mata mungkin normal pada anak tetapi

papil edema dan perdarahan retina dapat terjadi. Pengobatan diarahkan

pada pemulihan keadaan normotensive dan mengendalikan kejang dengan

antikonvulsan yang sesuai.

2.2 Ensefalopati Hipertensi

2.2.1 Definisi

Ensefalopati hipertensi adalah sindrom klinik akut reversible yang

dicetuskan oleh kenaikan tekanan darah secara mendadak sehingga

melampaui batas autoregulasi otak. Ensefalopati Hipertensi dapat terjadi

pada normotensi yang tekanan darahnya mendadak naik menjadi 160/100

mmHg. Sebaliknya mungkin belum terjadi pada penderita hipertensi

kronik meskipun tekanan arteri rata-rata mencapai 200 atau 225 mmHg.

Page 6: ensefalopati hipertensi

6

2.2.2 Epidemiologi

Ensefalopati hipertensi banyak ditemukan pada usia pertengahan

dengan riwayat hipertensi essensial sebelumnya. Menurut penelitian di

USA, sebanyak 60 juta orang yang menderita hipertensi, kurang dari 1%

mengidap hipertensi emergensi. Mortalitas dan morbiditas dari penderita

ensefalopati hipertensi bergantung pada tingkat keparahan yang dialami.

Orang jkulit hitam 80% lebih beresiko terkena penyakit ini dalam

penelitian.

2.2.3 Etiologi

Ensefalopati hipertensi dapat merupakan komplikasi dari berbagai

penyakit antara lain penyakit ginjal kronis, stenosis arteri renalis,

glomerulonefritis akut, toxemia akut, phenylephrine. Ensefalopati

hipertensi lebih sering ditemukan pada orang dengan riwayat hipertensi

esensial lama.

2.2.4 Patofisiologi

Secara fisiologis peningkatan tekanan darah akan mengaktivasi

regulasi microsirculasi di otak (respon vasokonstriksi terhadap distensi

dinding endotel). Aliran darah otak tetap konstan selama perfusi aliran

darah otak berkisar 60-120 mmHg. Ketika tekanan darah meningkat secara

tiba-tiba, maka akan terjadi vasokonstriksi dan vasodilatasi dari arteriol

otak yang mengakibatkan kerusakan endotel, ekstravasasi protein plasma,

edema serebral. Jika peningkatantekanan darah terjadi secara persisten

sampai ke hipertensi maligna maka dapat menyebabkan nekrosis fibrinoid

Page 7: ensefalopati hipertensi

7

pada arteriol dan gangguan pada sirkulasi eritrosit dalam pembuluh darah

yang mengakibatkan deposit fibrin dalam pembuluh darah (anemia

hemolitik mikroangiopati).

Berikut teori mengenai ensefalopati hipertensi:

2.2.4.1 Reaksi autoregulasi yang berlebihan (The overregulation theory

of hypertensive encephalopathy)

Kenaikan tekanan darah yang mendadak menimbulkan reaksi

vasospasme arteriol yang hebat disertai penurunanaliran darah otak dan

iskemi. Vasospasme dna iskemi akan menyebabkan peningkatan

permeabilitas kapiler, nekrosis, fibrinoid dan perdarahan kapiler yang

selanjutnya mengakibatkan kegagalan sawar darah otak sehingga dapat

timbul edema otak.

2.2.4.2 Kegagalan autoregulasi (The breaktrough theory of hypertensive

encephalopathy)

Tekanan darah tinggi yang melampaui batas regulasi dan

mendadak menyebabkan kegagalan autoregulasi sehingga tidak terjadi

secara segmental (sausage string pattern), tetapi akhirnya menjadi difus.

Permeabilitas segmen endotel yang dilatasi terganggu sehingga

menyebabkan ekstravasasi komponen plasma yang akhirnya menimbulkan

edema otak.

Aliran darah ke otak pada penderita hipertensi kronis tidak

mengalami perubahan bila mean arterial preassure (MAP) 120 mmHg-160

mmHg, sedangkan pada penderita hipertensi baru dnegan MAP 60-120

Page 8: ensefalopati hipertensi

8

mmHg. Pada keadaan hiperkapnia, autoregulasi menjadi lebih sempit

dengan batas tertinggi 125mmHg, sehingga perubahan yang sedikit saja

dari tekanan darah menyebabkan asidosis otak akan mempercepat

timbulnya edema otak.

2.2.5 Manifestasi klinis

Ensefalopati hipertensi merupakan suatu sindrom hipertensi berat

yang dikaitkan dnegan ditemukannya nyeri kepala hebat, mual, muntah,

gangguan penglihatan, confusion, pingsan sampai koma. Onset gejala

biasanya berlangsung perlahan, dengan progresi sekitar 24-48 jam. Gejala-

gejala gangguan otak yang difus dapat berupa defisit neurologis fokal,

tanda-tanda lateralisasi yang bersifat reversibel maupun irreversibel yang

mengarah ke pendarahan serebri atau stroke, microinfark dan peteki pada

salah satu bagian otak jarang dapat menyebabkan hemiparesis ringan,

afasia atau gangguan penglihatan. Manifestasi neurologis berat muncul

jika telah terjadi hipertensi maligna atau tekanan diastolik >125 mmHg

disertai perdarahan retina, eksudat, papilaedema, gangguan pada jantung

dna ginjal.

2.2.6 Penegakan Diagnosis

Dalam penegakan diagnosis ensefalopati hipertensi, maka pada

pasien dengan peningkatan tekanan darah perlu diidentifikasi jenis

hipertensinya, apakah hipertensi urgensi atau hipertensi emergensi. Hal ini

dapat dilakukan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk

mengetahui tanda dan gejala kerusakan target organ terutama di otak

Page 9: ensefalopati hipertensi

9

seperti adanya nyeri kepala hebat, mual muntah, penglihatan kabur,

penurunan, kejang, riwayat hipertensi sebelumnya, penyakit ginjal,

penggunaan obat-obatan dna sebagainya. Selain itu dapat dilakukan

funduskopi untuk melihat ada tidaknya perdarahan retina dna pupil edema

sebagai tanda peningkatan tekanan intra kranial. Penilaian kardiovaskular

juga perlu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya distensi vena jugular

dan crackles pada paru. Urinalisis dan pemeriksaan darah untuk

mengetahui kerusakan fungsi ginjal (peningkatan BUN dna kreatinin).

Pemeriksaan CT scan atau MRI kepala dapat menunjukkan adanya edema

pada bagian otak dan ada tidaknya perdarahan. Edema otak biasanya

terdapat pada bagian posterior otak namun dapat juga pada batang otak.

2.2.7 Diagnosis banding

Diagnosis banding ensefalopati hipertensi antara lain:

a Stroke iskemik atau hemoragik

b Stroke trombotik akut

c Perdarahan intracranial

d Encephalitis

e Hipertensi intracranial

f lesi massa SSP

g kondisi yang lain terjadi bersamaan dengan peningkatan tekanan darah

yang memiliki gejala serupa

Page 10: ensefalopati hipertensi

10

Membaiknya gejala klinis dan peningkatan status mental setelah

tekanan darah terkontrol merupakan karakteristik untuk mendiagnosis dan

membedakan ensefalopati hipertensi dari penyakit-penyakit di atas.

2.2.8 Terapi

2.2.8.1 Terapi Non Farmakologis

Penurunan tekanan darah arterial, sesuai dengan tingkatan tekanan

darah pasien terutama yang berhubungan dengan kejadian neurologis,

harus dilakukan dengan monitoring secara tetap dan titrasi obat, tekanan

darah arterial diukur dengan kateterisasi jika memungkinkan. Terapi ini

bertujuan untuk menurunkan tekanan darah arterial sebesar 25 % selama

1-2 jam dan tekanan darah diastolic ke 100-110 mmHg. Jika dengan

penurunan tekanan darah arterial memperburuk keadaan neurologis, maka

harus dipertimbangkan kembali rencana pengobatannya.

2.2.8.2 Terapi Farmakologis

Untuk obat anti hipertensi intravena yang bekerja cepat hanya

labetalol, sodium nitroprusside dan phenoldopam (pada gagal ginjal)

sudah terbukti efektif pada Ensefalopati hipertensi. Pada pasien dengan

tekanan darah diastolik >109 mmHg tanpa kerusakan organ akut

(hipertensi urgensi), tekanan darah diturunkan secara bertahap selama

lebih 24-48 jam, dengan menggunakan obat oral. Penurunan secara cepat

akan meningkatkan morbiditas. Pada pasien dengan hipertensi disertai

kerusakan organ (hipertensi emergensi) seperti ensepalopati hipertensi,

penurunan tekanan darah dilakukan cepat tetapi terkontrol untuk

Page 11: ensefalopati hipertensi

11

mencegah kerusakan organ lebih lanjut. Bagaimanapun, tekanan darah

tidak harus diturunkan sampai normal.

Labetalol adalah suatu beta adrenergik blokers yang paling adekuat

tidak menurunkan aliran darah otak dan bekerja selama 5 menit untuk

administrasi. Dosis inisial adalah 20 mg dosis bolus, kemudian 20-80 mg

dosis intravena setiap 10 menit sampai tekanan darah yang diinginkan atau

total dosis 300 mg tercapai.

Sodium nitroprusside, sebuah vasodilator, memiliki onset yang

cepat (hitungan detik) dan durasi yang singkat dalam bekerja (1-2 menit).

Bagaimanapun, ini dapat mempengaruhi suatu venodilatasi cerebral yang

penting dengan kemungkinan menghasilkan peningkatan aliran darah otak

dan hipertensi intracranial. Suatu tindakan cytotoxic, dengan melepaskan

radikal bebas NO dna produk metaboliknya, sianida dapat menyebabkan

kematian mendadak atau koma. Dosis inisial 0,3-0,5 mcg/kg/min IV,

sesuaikan dengan kecepatan tetesan infus sampai target efek yang

diharapkan tercapai dengan dosis rata-rata 1-6 mcg/kg/min.

Fenildopam (Corlopam), sebuah short acting dopamine agonis

(DAI) pada level perifer, dengan durasi pendek dalam bekerja. Ini

meningkatkan aliran darah ginjal dan ekresi sodium dan dapat digunakan

pada pasien dengan gejala gagal ginjal. Dosis inisial 0,003 mcg/kg/min IV

secara progresif ditingkatkan sampai maksimal 1,6 mcg/kg/min.

Nicardipine dalam dosis bolus 5-15 mcg/h IV dan dosis maintenance 3-5

mg/h dapat juga digunakan.

Page 12: ensefalopati hipertensi

12

Nifedipine sublingual, clonidine, diazoxide atau hydralazine

intravena tidak direkomendasikan karena dapat mempengaruhi penurunan

yang tidak terkontrol dari tekanan darah arterial yang mengakibatkan

iskemi cerebral dan renal.

2.2.9 Prognosis

Pada penderita ensefalopati hipertensi, jika tekanan darah tidak

segera diturunkan, maka penderita akan jatuh dalam koma dan meninggal

dalam beberapa jam. Sebaliknya apabila tekanan darah diturunkan

secepatnya secara dini prognosis umumnya baik dan tidak menimbulkan

gejala sisa.

Page 13: ensefalopati hipertensi

13

BAB 3

KESIMPULAN

Ensefalopati hipertensi merupakan sindrom klinik akut reversible yang

dicetuskan oleh kenaikan tekanan darah secara mendadak sehingga melampaui

batas autoregulasi otak. Kejadian ensefalopati hipertensi merupakan keadaan

gawat darurat yang memerlukan penanganan segera untuk mencegah terjadi

kerusakan otak yang luas dan permanen. Kerusakan otak yang terjadi disebabkan

oleh peningkatan tekanan darah secara mendadak yang melampaui autoregulasi

otak, dalam hal ini terjadi respon vasokonstriksi maupun vasodilatasi yang

berakhir dengan edema serebri.

Manifestasi klinik ensefalopati hipertensi ditandai dengan adanya nyeri

kepala hebat, mual muntah, penurunan kesadaran, kejang, adanya papil edema

pada pemeriksaan funduskopi. Penanganan ensefalopati hipertensi dilakukan

dengan menurunkan tekanan darah secepat mungkin sehingga gejala klinis dan

status mental dapat membaik . Jika penanganan terlambat maka akan ada gejala

sisa atau bahkan dapat menyebabkan kematian.

Page 14: ensefalopati hipertensi

14

DAFTAR PUSTAKA

1. Yogiantoro, M. Hipertensi Essensial. In Sudoyo A.W, et all.ed Buku Ajar

Ilmu Penyakit Dalam jilid II Edisi V. Jakarta: Interna publishing. 2005

2. Sugianto, E. Hipertensi dan komplikasi serebrovaskular. Cermin Dunia

kedokteran

3. Cuciureanu, D. Hypertensive Encephalopathy: Between Diagnostic and

Reality. Roumanian journal of neurology