hipertensi

5
Nama : Indratia Mahardika NIM : 13.71.014435 ANTIHIPERTENSI Antihipertensi adalah obat – obatan yang digunakan untuk mengobati hipertensi. Antihipertensi juga diberikan pada individu yang memiliki resiko tinggi untuk terjadinya penyakit kardiovaskular dan mereka yang beresiko terkena stroke maupun miokard infark. Pemberian obat harus di ikuti gaya hidup yang sehat seperti mengurangi berat badan, mengurangi konsumsi garam dan alkohol, berhenti merokok, mengurangi stress dan berolah- raga. Pemberian obat perlu dilakukan segera pada pasien dengan tekanan darah ≥ 120/80 mmHg. Pasien dengan kondisi stroke atau miokard infark ataupun ditemukan bukti adanya kerusakan organ tubuh yang parah (seperti mikroalbuminuria, hipertrofi ventrikel kiri) juga membutuhkan penanganan segera dengan antihipertensi. Adapun tujuan pemberian antihipertensi yakni : 1. Mengurangi insiden gagal jantung dan mencegah manifestasi yang muncul akibat gagal jantung. 2. Mencegah hipertensi yang akan tumbuh menjadi komplikasi yang lebih parah dan mencegah komplikasi yang lebih parah lagi bila sudah ada.

description

Golongan obat antihipertensi

Transcript of hipertensi

Page 1: hipertensi

Nama : Indratia Mahardika

NIM : 13.71.014435

ANTIHIPERTENSI

Antihipertensi adalah obat – obatan yang digunakan untuk mengobati hipertensi.

Antihipertensi juga diberikan pada individu yang memiliki resiko tinggi untuk terjadinya

penyakit kardiovaskular dan mereka yang beresiko terkena stroke maupun miokard infark.

Pemberian obat harus di ikuti gaya hidup yang sehat seperti mengurangi berat badan,

mengurangi konsumsi garam dan alkohol, berhenti merokok, mengurangi stress dan berolah-

raga. Pemberian obat perlu dilakukan segera pada pasien dengan tekanan darah ≥ 120/80 mmHg.

Pasien dengan kondisi stroke atau miokard infark ataupun ditemukan bukti adanya kerusakan

organ tubuh yang parah (seperti mikroalbuminuria, hipertrofi ventrikel kiri) juga membutuhkan

penanganan segera dengan antihipertensi.

Adapun tujuan pemberian antihipertensi yakni :

1. Mengurangi insiden gagal jantung dan mencegah manifestasi yang muncul akibat gagal

jantung.

2. Mencegah hipertensi yang akan tumbuh menjadi komplikasi yang lebih parah dan mencegah

komplikasi yang lebih parah lagi bila sudah ada.

3. Mengurangi insiden serangan serebrovaskular dan akutnya pada pasien yang sudah terkena

serangan serebrovaskular.

4. Mengurangi mortalitas fetal dan perinatal yang diasosiasikan dengan hipertensi maternal.

Dikenal Tujuh kelompok obat antihipertensi yaitu : diuretik, penyekat reseptor beta adrenergik

(β-blocker), penghambat angiotensin converting enzyme (ACE-inhibitor), penghambat reseptor

angiotensin (Angiotensin-receptor blocker, ARB), antagonis kalsium, vasodilator dan alfa

blocker.

Page 2: hipertensi

1. Diuretik

Mekanisme kerja : Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menghancurkan garam yang

tersimpan di alam tubuh. Pengaruhnya ada dua tahap yaitu :

1. Pengurangan dari volume darah total dan curah jantung; yang menyebabkan

meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer;

2. Ketika curah jantung kembali ke ambang normal, resistensi pembuluh darah perifer juga

berkurang. Contoh antihipertensi dari golongan ini adalah Bumetanide, Furosemide,

Hydrochlorothiazide, Triamterene, Amiloride, Chlorothiazide, Chlorthaldion.

2. Penyekat Reseptor Beta Adrenergik (β-Blocker)

Berbagai mekanisme penurunan tekanan darah akibat pemberian β-blocker dapat dikaitkan

dengan hambatan reseptor β1, antara lain :

1. penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard sehingga menurunkan

curah jantung

2. hambatan sekresi renin di sel jukstaglomeruler ginjal dengan akibat penurunan

Angiotensin II

3. efek sentral yang mempengaruhi aktivitas saraf simpatis, perubahan pada sensitivitas

baroresptor, perubahan neuron adrenergik perifer dan peningkatan biosentesis

prostasiklin. Contoh antihipertensi dari golongan ini adalah Propanolol, Metoprolol,

Atenolol, Betaxolol, Bisoprolol, Pindolol, Acebutolol, Penbutolol, Labetalol.

3. Penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE-Inhibitor)

Kaptopril merupakan ACE-inhibitor yang banyak digunakan di klinik untuk pengobatan

hipertensi dan gagal jantung. Mekanisme kerja : secara langsung menghambat pembentukan

Angiotensin II dan pada saat yang bersamaan meningkatkan jumlah bradikinin. Hasilnya berupa

vasokonstriksi yang berkurang, berkurangnya natrium dan retensi air, dan meningkatkan

vasodilatasi (melalui bradikinin). Contoh antihipertensi dari golongan ini adalah Kaptopril,

Enalapril, Benazepril, Fosinopril, Moexipril, Quianapril, Lisinopril.

Page 3: hipertensi

4. Penghambat Reseptor Angiotensin

Mekanisme kerja : inhibitor kompetitif dari resptor Angiotensin II (tipe 1). Pengaruhnya lebih

spesifik pada Angiotensin II dan mengurangi atau sama sekali tidak ada produksi ataupun

metabolisme bradikinin. Contoh antihipertensi dari golongan ini adalah Losartan, Valsartan,

Candesartan, Irbesartan, Telmisartan, Eprosartan, Zolosartan.

5. Antagonis Kalsium

Mekanisme kerja : antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel otot polos pembuluh

darah dan miokard. Di pembuluh darah, antagonis kalsium terutama menimbulkan relaksasi

arteriol, sedangkan vena kurang dipengaruhi. Penurunan resistensi perifer ini sering diikuti efek

takikardia dan vasokonstriksi, terutama bila menggunakan golongan obat dihidropirin

(Nifedipine). Sedangkan Diltiazem dan Veparamil tidak menimbulkan takikardia karena efek

kronotropik negatif langsung pada jantung Contoh antihipertensi dari golongan ini adalah

Amlodipine, Diltiazem, Verapamil, Nifedipine.

6. Vasodilator

Mekanisme kerja :  berkhasiat vasodilatasi langsung terhadap pembuluh darah sehingga tekanan

darah turun. Contoh : hidralazin dan monoksidil.

7. Alfa blockers

Mekanisme kerja: memblok reseptor alfa adrenergik yang ada pada oto polos

pembuluh. Dibedakan menjadi

-       Alfa blockers nonselektif, contoh : fentolamin

-       Alfa 1 blockers selektif, contoh : prazosin, terazosin. Doksazosin dll.