Herpes Zoster Oftalmika

27
HERPES ZOSTER OFTALMIKA Kelompok 5

description

Herpes Zoster Oftalmika

Transcript of Herpes Zoster Oftalmika

HERPES ZOSTER OFTALMIKA

Kelompok 5

Pendahuluan

•Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion gaseri saraf trigeminus.

•Bila yang terkena ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata dan kelopak mata atas.

Pendahuluan

•Herpes zoster merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh Varisela zoster virus. Virus yang sama akan menyebabkan varicella(chicken pox). Virus ini termasuk dalam family Herpes viridae, seperti herpes simplex, Epstein barr virus dan cytomegalovirus.

•Herpes zoster oftalmika merupakan hasil reaktivasi dari varicella zoster virus pada nervus trigeminal N.V

Pendahuluan

•Nervus trigeminus mempunyai 3 cabang yaitu N. optalmikus, N. maxilaris, dan N. mandibularis.

•Nervus trigeminus mengandung baik serabut sensoris maupun serabut motoris.

PEMBAHASAN

Epidemiologi• Di negara maju seperti Amerika, penyakit ini

dilaporkan sekitar 6% setahun, di Inggris 0,34% setahun

• Di Indonesia lebih kurang 1% setahun. • Lebih dari 90 % dewasa di Amerika terbukti

mempunyai serologi yang terinfeksi VZV. • Dari hasil tahunan, insiden dari herpes zoster

bervariasi, dari 1,5 – 3, 4 kasus per 1000 orang. • Insiden HZO pada usia 75 tahun ke atas

melebihi 10 kasus per 1.000 orang per tahun, dan risiko seumur hidup diperkirakan 10-20 %.

Anamnesis• Identitas pasien• Nama• Umur• Jenis kelamin• Alamat• Agama

• Keluhan utama • Keluhan penyerta• Riwayat penyakit

sekarang• Riwayat penyakit dahulu• Riwayat penyakit keluarga• Riwayat pengobatan• Riwayat sosial ekonomi

Pemeriksaan fisik

•Keadaan umum•Tanda vital•Pemeriksaan Mata

Pemeriksaan mata • Periksa struktur eksternal/superfisial dahulu secara sistematik

mengikut urutan daripada bulu mata, kunjungtiva dan pembengkakan sklera.

• Periksa keadaan integritas motorik ekstraokular dan defisiensi lapang pandang.

• Lakukan pemeriksaan funduskopi dan coba untuk mengeradikasi fotofobia untuk menetapkan kemungkinan terdapatnya iritis. Pengurangan sensitivitas kornea dapat dilihat dengan apabila dicoba dengan serat cotton.

• Lesi epitel kornea dapat dilihat setelah diberikan fluorescein. Defek epitel dan ulkus kornea akan jelas terlihat dengan pemeriksaan ini.

• Pemeriksaan slit lamp seharusnya dilakukan untuk melihat sel dalam segmen anterior dan kewujudan infiltrat stroma

• Setelah ditetes anestesi mata, ukur tekanan intraocular (tekanan normal ialah dibawah 12 – 15 mmHg).

Pemeriksaan penunjang • Pemeriksaaan laboratorium langsung secara

mikroskopik▫ Kerokan palpebra diwarnai dengan Giemsa, untuk melihat

adanya sel-sel raksasa berinti banyak (Tzanck) yang khas dengan badan inklusi intranukleus asidofil.

• Pemeriksaaan serologik ▫ HZ (Herpes Zoster) dapat terjadi pada individu yang

terinfeksi dengan HIVyang kadang kala asimtomatik, pemeriksaan serologic untuk mendeteksi retrovirus sesuai untuk pasien dengan faktor resiko untuk HZ (individu muda dari pada 50 tahunyang non imunosupres).

• Isolasi dan identifikasi virus dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR).

Diagnosis & Diagnosis Banding

Diagnosis•Diagnosis ditegakkan berdasarkan

anamnesis , pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Diagnosis Banding•Ulkus blefaritis•Herpes simpleks•Selulitis orbita

Manifestasi Klinis• Prodormal

▫ Gejala prodormal terjadi pada 5% penderita, terutama pada anak-anak dan timbul 1 – 2 hari sebelum terjadi erupsi.

▫ Akan didahului ruam sampai beberapa hari▫ Malaise▫ Demam▫ Nyeri lateral sampai mengenai mata▫ Kaku kuduk▫ Sakit kepala

• Dermatitis • Nyeri mata• Perubahan visual• Lakrimasi• Mata merah unilateral

Etiologi

•Herpes zoster disebabkan oleh herpes zoster virus.

•Virus ini mempunya virion lengkap berdiameter 150-200 nm dan hanya virion yang berselubung yang bersifat infeksius.

•Herpes zoster oftalmika merupakan reaktifasi dari varisela zoster virus di N.V divisi oftalmik.

Faktor predisposisi

•Kondisi imuno kompromais▫HIV▫Kemoterapi▫Usia tua

•Reaktivasi▫sinar UV ▫udara dingin▫trauma local▫stress dan emosi▫penyakit sistemik

Patogenesis

• Periode inkubasi varisela zoster sampai menimbulkan penyakit yang khas adalah 10-21 hari.

• Varisela zoster masuk ke dalam tubuh manusia melalui mukosa saluran nafas bagian atas, orofaring/konjungtiva.

• Siklus replikasi virus pertama terjadi pada hari ke 2 sampai 4 yang berlokasi pada nodus limfe regional yang kemudian diikuti penyebaran virus dalam jumlah yang sedikit melalui darah dan kelenjar limfe yang menyebabkan terjadinya viremia primer.

Patogenesis

•Kerusakan jaringan yang terlihat pada wajah disebabkan oleh infeksi yang menghasilkan inflamsi kronik dan iskemik pembuluh darah pada cabang N.V . Tanda-tanda dan gejala herpes zoster oftalmika terjadi ketika N.V1 diserang virus dan akhirnya akan menyebabkan ruam, vesikel pada ujung hidung yang merupakan indikasi unutk resiko lebih tinggi terkena gangguan penglihatan.

Patogenesis

• Pada herpes zoster oftalmika patogenesisnya belum sepenuhnya diketahui selama terjadinya varisela, virus varisela zoster berpindah tempat dari lesi kulit dan permukaan mukosa keujung saraf sensorik dan ditranportasikan secara sentripetal melalui serabut saraf sensorik ke ganglion saraf sensorik. Pada ganglion tersebut terjadi infeksi laten atau dorman dimana virus tersebut tidak lagi menular dan tidak bermultiplikasi tetapi tetap mempunyai kemampuan untuk berbubah menjadi infeksius apabila terjadi reaktivasi virus.

Patogenesis

Reaktifasi virus tersebut dapat diakibatkan oleh suatu keadaan yang menurunkan imunitas seluler sehingga virus kembali bermultiplikasi menyebabkan peradangan dan merusak ganglion sensoris. Kemudian jika mengenai nervus trigeminus dapat menyebar ke nervus optalmikus melalui serabut saraf sensoris sehingga menyebabkan timbulnya manifestasi klinis.

Tatalaksana 

•Pasien dengan herpes zoster oftalmikus dapat diterapi dengan Acyclovir ( 5 x 800 mg sehari) selama 7-10 hari.

•Terapi lain dengan menggunakan Valacyclovir yang memiliki bioavaibilitas yang lebih tinggi, menunjukkan efektivitas yang sama terhadap herpes zoster oftalmikus pada dosis 3 x 1000 mg sehari

Tatalaksana 

•Untuk mengobati berbagai komplikasi yang ditimbulkan oleh herpes zoster oftalmikus disesuaikan dengan gejala yang ditimbulkan.

•Pada blefarokonjungtivitis, untuk blefaritis dan konjungtivitisnya, diterapi secara paliatif, yaitu dengan kompres dingin dan topikal lubrikasi, serta pada indikasi infeksi sekunder oleh bakteri (biasanya S. aureus).

Tatalaksana 

•Pada keratitis, jika hanya mengenai epitel bisa didebridemant, jika mengenai stromal dapat digunakan topikal steroid, pada neurotropik keratitis diterapi dengan lubrikasi topikal, serta dapat digunakan antibiotik jika terdapat infeksi sekunder bakteri.

Komplikasi• Konjungtivitis • Komplikasi mata yang jarang termasuk optik neuritis

, retinitis, dan kelumpuhan nervus kranial okuler. Ancaman gangguan penglihatan oleh keratitis neuropatik , perforasi, gloukoma sekunder, posterior skleritis, optic neuritis, dan nekrosis retina akut.

• Komplikasi jangka panjang bisa berhubungan dengan lemahnya sensasi dari kornea, dan fungsi motor palbebra. Berisiko pada ulkus neuropati dan keratopati . Resiko jangka panjang ini juga terjadi pada pasien yang memiliki riwayat HZO, 6-14% rekuren.

Pencegahan• Upaya pencegahan yang dapat dilakukan

penderita ialah tidak mengusap-usap mata, menyentuh lesi kulit dan menggaruk luka.

• Bagi orang disekitar hendaknya menghindari kontak langsung dengan penderita terutama anak-anak.

• Penggunaan obat-obatan antiviral seperti acyclovir , valacyclovir, dan famcyclovir merupakan terapi utama yang lebih efektif dalam mencegah keterlibatan okuler terutama jika obat diberikan 3 hari pertama sejak munculnya gejala.

Prognosis•Kesembuhan penyakit ini umumnya baik pada

dewasa dan anak-anak dengan perawatan secara dini. Dari segi visus penderita prognosis baik karena acyclovir dapat mencegah penyakit-penyakit mata yang menurunkan visus.

•Prognosis kearah fungsi vital juga dapat kearah yang baik dengan pencegahan paralisis motorik dan menghindari komplikasi ke mata sampai kehilangan penglihatan.

TERIMA KASIH