Hepatobilier
-
Upload
caryn-miranda -
Category
Documents
-
view
145 -
download
2
description
Transcript of Hepatobilier
PEMICU 5
Caryn Miranda SaptariKELOMPOK 4
Kolesistitis Akut
CHOLESISTITIS ACUTE• Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan
inflamasi akut dinding kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas badan. Dikenal dua klasifikasi yaitu akut dan kronis (Brooker, 2001).
• Kolesistitis akut : reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan, dan demam.
• Epidemiologi di negara barat :– Perempuan– Gemuk– Berusia >40 tahun
Etiologi Faktor yang mempengaruhi : • Stasis cairan empedu iritasi kemis • Infeksi kuman : infeksi di tmpt lain , bakteri sampe KE lewat aliran
darah/ limfe (stafilokokus, enterokokus, basil gram negatif)• Iskemia dinding kandung empedu• Refluk pankreas
Penyebab utama batu kandung empedu pada duktus sistikus – stasis cairan.
Non batu empedu : kolesistitis akut akalkulus ( inlamasi +, batu -) pasien yg dirawat cukup lama dan mendapat nutrisi secara parenteral keganasan komplikasi pnykit lain : demam tifoid dan diabetes melitus
KOLESISTITIS AKUT
OBSTRUKSI DUKTUS SISTIKUS O/ BATU
EMPEDU
KELUARKAN FOSFOLIPASE (EPITELIUM
KANDUNG EMPEDU )
HIDROLISIS LESITIN
LYSOLECITHIN ( MEMBRANE-ACTIVE TOXIN)
DISRUPSI MUKUS GLIKOPROTEIN
PROTEKTIF EPITELIUM NORMAL
MELEMAH
RUSAK + INFLAMASI MUKOSA & MURAL
AKSI DETERJEN GARAM2 EMPEDU YG
TERKONSENTRASI
PROSTAGLANDIN
DISTENDED GALLBALDDER
ACUTE CALCULOUS CHOLECYCTITIS
ACUTE ACALCULOUS CHOLECYCTITIS
A. Sistika (SIRKULASI KOLATERAL [-] )
ISKEMIA
DEHIDRASI & MULTIPLE
BLOOD TRANSFUSION
PIGMENT LOAD ↑
HIPERALIMENTASI & ASSITED VENTILASI
GALLBLADDER STASIS
GANGREN & PERFORASI
INFLAMASI & EDEMA
DINDING GALLBLADDER
Infark transmular
OBSTRUKSI ARTERIAL AKUT YANG MLUAS
MELEWATI DINDING
CHOLESISTITIS ACUTE – PatogenesisBatu empedu tersangkut
Di duktus sistikus
Gangguan pengosongan Vesika biliaris
Tekanan intralumen ↑
Edema danAliran vena terganggu
Iskemia
Nekrosis
Batu empedu dalam vesika biliaris
Nekrosis tekanan lokal
Ulserasi
Peradangan akut
Mukosa cedera
Enzim pankreas atau enzim lisosom
Lisolesitin toksik lokal
Infeksi bakteri sekunderGejala - gejala
Gejala klinis• Kolik perut di sebelah kanan atas epigastrium • Nyeri tekan• vomit• Kenaikan suhu tubuh• Kadang2 rasa sakit menjalar ke pundak/skapula kanan (60
menit tanpa reda)• Ikterus (20% pada kasus) umumnya derajat ringan ( bilirubin <
4 mg/dl)• Murphy's sign• Pada usia lanjut gejala pertama (ex: anorexia, vomiting,
malaise, lemah, fever).
CHOLESISTITIS ACUTEGejala klinis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan lab
Kolik perut kanan atas epig Teraba massa KE Leukositosis
Nyeri tekan Nyeri tekan + peritonitis lokal ↑ serum transaminase & fosfatase alkali
Demam Murphy’s signSakit menjalar ke pundak kanan/skapula kanan
Ikterus (20% kasus) Bilirubin <4,0 mg/dL
• Keluhan nyeri bertambah hebat + suhu tinggi + leukositosis berat kemungkinan empiema dan perforasi kandung empedu.
CHOLESISTITIS ACUTE – DiagnosisPemeriksaan Keterangan
USG Memperlihatkan besar, bentuk, penebalan dinding KE, batu & sal. Empedu ekstraH
Kepekaan 90-95%Skintigrafi sal.empedu Memakai zat radioaktif HIDA / 99n Tc6 Iminodiacetid acid
Terlihat gambaran duktus koledokus tanpa adanya gambaran KE pada pemeriksaan kolesistografi oral
CT-scan abdomen Kurang sensitif dan mahalMemperlihatkan abses perikolesistik kecil (tidak kelihatan pada USG)
Appendix retrosekalSumbatan ususPerforasi ulkus peptikumPankreatitis akut Infark miokard
DIAGNOSIS BANDING
Pemeriksaan Radiologi
1. Foto rontgen polos- batu berkalsifikasi- porcelein gaal bladder kalsifikasi dinding KE- calcified sludge/ milk of calcium bile- gas di traktus biliaris (mis. : fistula KE-usus)
2. Kolesistografi oral : gold standar sebelum ada USG, kontras : iopanoic acid- batu KE bulat2 dalam KE, pindah saat perubahan posisi foto- tumor lusen menempel pada dinding, tetap pada perubahan posisi- adenomiomatosis – rokitansky aschof sinus dinding irregular- duktus sistikus & duktus hepatikus komunis (kadang terlihat pada post fat meal)
KOLESISTITIS AKUT
3. Kolesistografi vena- persiapan & hasil foto = kolesistografi oral- kontras disuntik intravena (toksik/reaksi alergi ↑ )
4. Kolangiografi untuk melihat traktus biliaris dengan memasukkan kontras secara langsung ke dalam tractus biliariskontras : iodiumN : - duktus tidak dilatasi - tidak ada filling defect - aliran kontras lancar ke duodenummacam2nya : 1. kolangiografi intraoperatif
2. kolangiografi pasca operatif/ t-tube 3. PTC 4. ERCP
KOLESISTITIS AKUT
5. MRI - tidak menggunakan radiasi- dapat memperlihatkan berbagai penampang- melakukan pencitraan duktus biliaris seperti ptc dan ERCP
tp non invasif- mahal
KOLESISTITIS AKUT
Acute Cholecystitis
• Thickened gallbladder wall or edema• Pericholecystic Fluid• Sonographic Murphy’s Sign
Acute Cholecystitis
• merupakan tanda penyakit kandung empedu.• Inspirasi dalam terhenti ketika jari dokter menekan
dalam-dalam di bawah arcus costae dextra.• Saat inspirasi kandung empedu turun sampai di atas
jari dokter.• Bila terdapat nyeri berarti ada inflamasi.
Murphy sign
Gambaran PAMakro : • KE membesar 2-3x, tegang, warna merah – hijau- kehitaman• Pendarahan pada serosa• Kadang2 isi nanah (empiema)• Dinding KE menebal, konsistensi kenyal• Bila mukosa terdapat perdarahan dan jaringan nekrotik luas :
kolesistitis gangrenosa menyebabkan luka2 kecil : perforasi rongga peritoneum peritonitis
Mikro :- Dinding KE membengkak- Kongesti PD- Infiltrasi PMN- Jaringan nekrotik
KOLESISTITIS AKUT
Diagnosis banding
• Berdasarkan nyeri di kuadran kanan atas :
– Pankreatitis akut
– Appendisitis retrosekal
– Perforasi tukak peptik
– Obstruksi intestinal
– Abses hati
– Karsinoma hepatoselular
– Pleuritis diafragmatik
CHOLESISTITIS ACUTE - TerapiPengobatan umum Antibiotik Bedah
Istirahat total Ampisilin Kolesistektomi laparoskopik
Nutrisi parenteral Sefalosporin
Diet ringan Metronidazol
Petidin + antispasmodik (anti nyeri)
(E.coli, Strep.faecalis, Klebsiella)
Kerugian k.laparoskopik Keuntungan k.laparoskopik
Trauma sal.empedu Mengurangi rasa nyeri pasca operasi
Pendarahan & kebocoran empedu Menurunkan angka kematian
Lebih baik (secara kosmetik)
memperpendek lama perawatan di RS
Mempercepat aktivitas P
Laparoscopic Cholecystectomy
Laparoscopic common bile duct
CHOLESISTITIS ACUTE – Komplikasi• Komplikasi
– Septikemia– Abses di lumen vesika biliaris ( empiema vesika biliaris )– Nekrosis dengan perforasi lokal ( abses perikolestatik )– Fistulasi ke organ berongga lain ( duodenum, kolon, dll )– Perforasi intraperitonium bebas ( peritonitis empedu )
sangat jarang– Hidrops vesika biliaris tanpa infeksi ( vesika biliaris tak
berfungsi diisi mukus atau empedu putih )
CHOLESISTITIS ACUTE – PrognosisBaik Buruk
Penyembuhan spontan 85% kasus Gangren, empiema, perforasi kandung empedu, fisitel, abses hati, peritonitis umum
Pemberian AB adekuat saat awal serangan
Bedah akut usia >75 tahun
Pasien kolesistitis akut + th medikamentosa
75% remisi gejala akut dalam 2-7 hari
25% muncul komplikasi
60% min 1 rekurensi dalam 6tahun
~25% kolesistitis rekurens dalam 1 tahun
PROGNOSISMelihat perjalanan penyakit (natural history) dari kolesistitis akut, disarankan kolesititis akut dith pembedahan secepat mungkin
CHOLESISTITIS CHRONIC
Definisi & Etiologi
suatu keadaan dimana mukosa & jaringan otot polos kandung empedu diganti dgn jaringan ikat, sehingga kemampuan utk memekatkan cairan empedu hilang.
• Disebabkan o/ kolesistitis akut yg berulang-ulang.
Kapita selekta kedokteran
CHOLESISTITIS CHRONIC• Gambaran:
– Vesika biliaris mengerut, berparut, fibrotik dengan dinding menebal
– Perlekatan ke flexura koli dekstra atau ke duodenum– Sinus Rokitansky-Aschoff
• Patogenesis iritasi mekanik atau kimia mukosa • Etiologi peradangan mukosa
– Efek mekanik vesika biliaris• Serangan berulang obstruksi duktus sistikus oleh batu• Nekrosis/ iritasi tekanan
– Invasi bakteri primer (E.coli, Klebsiella,enterokokus, dll)– Stasis empedu– Refluks enzim pancreas
Patologi
• Makroskopik– Dinding K.E. menebal
akibat fibrosis dan – Tanda-tanda keradangan Θ
• Mikroskopik– Dinding K.E menebal
fibrosis– Infiltrasi sel M.N
CHOLESISTITIS CHRONICGejala klinis
Dispepsia IkterusRasa penuh di epigastrium Nyeri lokal daerah KENausea (setelah makan makanan berlemak) Kolik berulang
Riwayat penyakit batu empedu Murphy’s sign (+)
Pemeriksaan fisik
•Selama serang kolik nyeri tekan RUQ kanan•Asimtomatik tanpa gambaran fisik apapun•Ikterus tidak ada (kecuali ada batu yang masuk ke duktus koledokus)•Tidak ada demam
Laboratorium Menyingkirkan kelainan sel hati
Pencitraan
USG, kolesistografi oral, kolangiografi identifikasi batu empedu & disfungsi kandung empeduERCP batu kandung empedu & duktus choledocus
CHOLESISTITIS CHRONICDIAGNOSIS BANDING• Intoleransi lemak• Ulkus peptik• Kolon spastik• Karsinoma kolon kanan• Kelainan duktus koledokus• Ulkus duodeni• Pankreatitis• Hepatitis• Refluks gastroesofagus• Kolik ginjal• Angina
KOMPLIKASI• Empyema• Gangrene (tissue death) of
the gallbladder• Perforasi kandung empedu• Pancreatitis• Peritonitis• Dehidrasi
CHOLESISTITIS CHRONICPENATALAKSANAAN• Hindari makanan digoreng atau berlemak• Bedah Kolesistektomi
– Umumnya tepat bagi semua pasien– KI:
• Pasien dengan harapan hidup pendek• Mengidap penyakit sistemik parah
– Komplikasi• Infeksi luka (3%)• Abses intrabdomen, peritonitis empedu, cedera duktus
bilier besar, cedera penyediaan darah hati (< 3%)
AKUT KRONIK
Etiologi Obstruksi duktus sistikus oleh batu Timbul akibat kolesistitis akut
Peradangan karena iritasi garam empedu diikuti infeksi bakteri
Sebagian dapat timbul tanpa ada batu (kolesistitis akut akalkulus)
Gejala klinis Fat, Female, Forty, Fertile Dispepsia berupa rasa penuh di epigastrium terutama stlh mkn berlemak hilang stlh sendawa
Nyeri abdomen kanan atas / epigastrium menjalar ke pundak atau skapula kanan
Selama 60 menit tanpa mereda.Suhu naik. Ada ikterus koledokolitiasis
Pem fisik:Teraba massa kandung empedu.Nyeri disertai tanda peritonitis lokal.Murphy sign (+).Leukositosis.
Nyeri lokal di atas kandung empedu.Murphy sign (+).
AKUT KRONIS
Diagnosis banding
Pankreatitis akut.Ulkus peptik perforasi.Apendisitis retrosekal.Infark miokard.
Ulkus peptik kolon spastik.Karsinoma kolon bag kanan.Pankreatitis kronik.Refluks esofagus.
Diagnosis Scanning dengan radiofarmaka HIDA gambaran duktus koledokus tanpa gambaran kandung empedu pada kolangiografi intravena.
Kolesistografi oral.Kolangiografi.USG.
USG litiasis, penebalan dinding kandung empedu, bayangan kandung empedu yg kabur, nyeri setempat.
ERCP untuk batu kandung empedu dan duktus koledokus.
Terapi dan pengobatan
Istirahat. Nutrisi parenteral.Diet ringan. Obat untuk mengurangi nyeri petidin dan antispasmodik. Antibiotik gol ampisilin, sefalosporin, dan metronidazol.
Kolesistektomi.
CHOLELITHIASIS
BATU EMPEDU (KOLELITIASIS)
CHOLELITHIASIS• Kolelitiasis merupakan suatu keadaan di mana
terdapatnya batu empedu di dalam kandung empedu (vesica fellea) yang memiliki ukuran, bentuk dan komposisi yang bervariasi.
• Koledokolitiasis batu pada duktus koledokus (common bile duct).
Epidemiologi
• Kolelitiasis lebih sering dijumpai pada individu berusia diatas 40 tahun terutama pada wanita dikarenakan memiliki faktor resiko,yaitu : obesitas, usia lanjut, diet tinggi lemak dan genetik
• Lebih sering pada wanita• Di negara maju,sekitar 10% orang dewasa terkena dan
20% usia > 65 tahun• Di USA sekitar 20% orang usia > 65 tahun terkena• Tinggi pada orang Amerika asli dan orang kulit putih• Juga orang Afro Amerika
Etiologi• Perubahan komposisi empedu
– faktor terpenting dalam pembentukan batu empedu karena hati penderita batu empedu kolesterol mengekresi empedu yang sangat jenuh dengan kolesterol.
– Kolesterol yang berlebihan ini mengendap dalam kandung empedu (dengan cara yang belum diketahui sepenuhnya) untuk membentuk batu empedu
• Infeksi bakteri dalam saluran empedu– dapat berperan dalam pembentukan batu– Mukus meningkatkan viskositas empedu dan unsur sel atau
bakteri dapat berperan sebagai pusat presipitasi/pengendapan– Infeksi lebih timbul akibat dari terbentuknya batu, dibanding
panyebab terbentuknya batu
• Statis empedu dalam kandung empedu – mengakibatkan supersaturasi progresif, perubahan komposisi
kimia, dan pengendapan unsur-unsur tersebut
– Gangguan kontraksi kandung empedu atau spasme spingter
oddi, atau keduanya dapat menyebabkan statis
– Faktor hormonal (hormon kolesistokinin dan sekretin ) dapat
dikaitkan dengan keterlambatan pengosongan kandung empedu
Klasifikasi1. Batu kolesterol
Berbentuk oval, multifokal atau mulberry dan mengandung lebih dari 70% kolesterol
2. Batu kalsium bilirubinat (pigmen coklat)Berwarna coklat atau coklat tua, lunak, mudah dihancurkan dan mengandung kalsium-bilirubinat sebagai komponen utama.
3. Batu pigmen hitam.Berwarna hitam atau hitam kecoklatan, tidak berbentuk, seperti bubuk dan kaya akan sisa zat hitam yang tak terekstraksi.
KOLELITIASIS
KlasifikasiJenis Batu kolesterol Batu pigmen
hitam CoklatLokasi Vesica biliaris,
duktusVesica biliaris,
duktusDuktus
Unsur utama kolesterol Bilirubin, garam kalsium
Kalsium
Konsistensi Kristal dengan inti keras Lunak, rapuh
% radio-opak 15% 60% 0%
Penyerta
Infeksi jarang jarang Biasa
Penyakit lain Hemolisis, sirosis Obstruksi saluran empedu sebagian menahun
Klasifikasi Batu Kolesterol Batu Pigmen
•Mengandung kristal kolesterol monohidrat•Radiolusen•Jika memiliki cukup Ca karbonat radioopak
•Terbentuk dimana saja dalam saluran empedu•Berukuran kecil, multipel•Terdiri atas: garam Ca, bilirubinat, karbonat fosfat, asam lemak rantai panjang
Batu Kolesterol Murni•Berukuran besar, banyak, soliter•Warna kuning pucat•Bulat / oval
Batu Pigmen Hitam•Ditemukan di empedu steril dalam kandung empedu•Berkaitan dengan hemolisis kronik•Berukuran kecil, banyak•Radioopak
Batu Kolesterol Campuran•Paling sering ditemukan•Memiliki gambaran batu pigmen maupun batu kolesterol•Berwarna coklat tua
Batu Pigmen Coklat•Ditemukan pada intra dan ekstrahepatik yang terinfeksi•Berkaitan dengan infeksi bilier kronik•Tunggal, sedikit, lunak, konsistensi berminyak•Radiolusen
KOLELITIASIS
Batu kolesterol Batu pigmen
CHOLELITHIASIS Faktor risiko cholesterol
stones Demografi : Eropa, Amerika Usia tua Hormon seks wanita ( gender,
oral kontrasepsi, kehamilan ) Obesitas & sindrom metabolik Penurunan berat badan
dalam waktu cepat Gallbladder statis Gangguan metabolisme asam
empedu Sindrom hiperlipidemia
Faktor risiko pigment stones Demografi : Asia Sindrom hemolisis kronik Biliary infection Gangguan gastroistentinal
(ileal disease or resection)
46
Pembentukan batu kolesterol
KOLELITIASIS
Mekanisme
• Peningkatan kandungan kolesterol pada sekresi bilier– Obesitas, diet tinggi kalori dan kolesterol,
obat(clofibrate)– Peningkatan aktivitas HMG-CoA reductase
peningkatan ambilan kolesterol dari darah oleh hati– Mutasi gen CYP7A1 cholesterol 7-hydroxylase
berkurang katabolisme kolesterol terganggu hiperkolesterolemia
– Mutasi gen MDR3 defek sekresi fosfolipid
KOLELITIASIS
Mekanisme
• Nukleasi kristal cholesterol monohydrate– Kelebihan faktor pronukleasi
• Mucin and certain non-musin glycoproteins, principally immunoglobulin
– Kekurangan faktor antinukleasi• Apolipoprotein AI dan AII
• Hipomotilitas kandung empedu
KOLELITIASIS
Patogenesis(Batu Kolesterol)
a. Fase Supersaturasi
FFA + MAG dilapis garam empedu micelle
dalam kandung empedu dikonsentrasikan menjadi
5-7x lipat
Konsentrasi kolesterol akan
relatif tinggi
Kolesterol akan mengendap
KOLELITIASIS
Patogenesis(Batu Kolesterol)
b. Fase Pembentukan inti batu (Nukleasi)
Batunya homogen
Garam empedu, calcium bilirubinat, sel-sel yang lepas
pada peradanganBatunya heterogen
Kristal kolesterol yang mengendap karena perubahan
rasio dengan asam empedu
KOLELITIASIS
Patogenesis(Batu Kolesterol)
c. Fase pertumbuhan batu menjadi besar
Mikrokristal Kontraksi kandung empedu lemah
Mukus berlebihan dari kandung empedu
mengikat kristal kolesterol
•Diabetes Mellitus•Kehamilan•Pemberian total parental nutrisi yang lama•Setelah operasi trunkal vagotomi,
Kristal kolesterol akibat supersaturasi, melekat
pada inti batu
KOLELITIASIS
KOLELITIASIS
CHOLELITHIASIS – PIGMENT STONES• Pembentukan batu pigmen terdiri dari 2 fase :1. Saturasi bilirubin
– Non infeksi : saturasi bilirubin karena pemecahan eritrosit berlebihan.
– Infeksi : saturasi bilirubin karena konversi konjugasi bilirubin menjadi unkonjugasi yang sukar larut.
– Konversi terjadi karena adanya enzim b glukuronidase yang dihasilkan oleh Escherichia Coli.
– Pada keadaan normal cairan empedu mengandung glokaro 1,4 lakton yang menghambat kerja glukuronidase.
2. Pembentukan inti batu – Pembentukan inti batu selain oleh garam-garam calcium dan sel
bisa juga oleh bakteri, bagian dari parasit dan telur cacing.
Liver cells Bilirubin
Most - conjugated
Unconjugated
Soluble & stable
Like fatty acid, phosphate,
carbonate, and other anions
Tends to form precipitates with
Calcium (insoluble)
Ca enters bile
Hemolysis, cirrhosis
Unconjugated bilirubin >>>
Ca bilirubinate crystalize
Form stones
Various oxidations
Jet black color
BLACK PIGMENT STONESBlack Pigment Stones
Pathogenesis
Bile N Sterile Obstuction, stricture
Stasis Colonized with bacteria
Hydrolize conjugated
bilirubin
Unconjugated bilirubin >>>
Precipitation of Ca bilirubinate
crystals
Hydrolysis of lecithin
Release of fatty acid
Clay-like consistency
BROWN PIGMENT STONES
Brown Pigment Stones
Pathogenesis
Cholesterol Gallstones
Colonized with bacteria
Gallbladder mucosal inflammation
Lytic enzymes from bacteria & leukocytes
Hydrolize bilirubin conjugates & fatty acids
Accumulation of Ca bilirubinate, ca salts +
cholesterol stones
MIXED GALLSTONES
Mixed Stones Pathogenesis
Patogenesis (Batu Pigmen)
KOLELITIASIS
CHOLELITHIASIS – DisfungsiPerubahan epitel mukosaDisfungsi kandung empedu
Dismotilitasi kandung empedu
Statis empedu
Makin kental
Gangguan pengosongan kandung empedu
Musin terakumulasi
Viskositas ↑
CHOLELITHIASIS – Manifestasi Klinis• Keluhan Utama :
1. Nyeria. Nyeri kolik pada kuadran kanan atasb. Nyeri alih ke bagian belakang pundak kananc. Nyeri setelah makan makanan berlemak
2. Jaundice3. Demam
• Keluhan lainnya :1. Mual dan muntah2. Flatus3. Malabsorbsi makanan
CHOLELITHIASIS – Manifestasi Klinis
CHOLELITHIASIS
Diagnosis 1. AnamnesisPasien mengalami keluhan • Dispepsia yang kadang disertai intoleran terhadap
makanan berlemak. • Nyeri di daerah epigastrium, kuadran kanan atas atau
perikondrium. • Rasa nyeri kolik bilier berlangsung lebih dari 15 menit
sampai beberapa jam.• Penyebaran nyeri ke punggung bagian tengah, skapula,
atau ke puncak bahu disertai mual dan muntah. • Keluhan nyeri menetap dan bertambah pada waktu
menarik nafas dalam.• Dapat asimtomatis.
KOLELITIASIS
Diagnosis
2. Pemeriksaan Fisik ▫nyeri tekan hipokondrium kanan▫teraba pembesaran kandung empedu ▫tanda Murphy positif▫ Dapat juga timbul ikterus pada 20 % kasus, umumnya
derajat ringan (bilirubin < 4,0 mg/dl). Apabila kadar bilirubin tinggi, perlu dipikirkan adanya batu di saluran empedu ekstra hepatic.
KOLELITIASIS
BUKU AJAR ILMU BEDAH
BATU KANDUNG EMPEDU• Nyeri tekan di daerah kandung empedu• Murphy sign (+)• Kelainan tergantung komplikasi (kolesistitis akut peritonitis lokal/ umum,
hidrops GB, empiema GB, pankreatitis)
BATU SAL EMPEDU• Asimtomatik fase tenang• Kadang hepatomegali & ikterik• Kolangitis bakterial (trias Charcot)
– Demam & menggigil– Nyeri di daerah hati– Ikterus
• Kolangitis piogenik intrahepatik (gejala pentade Reynold)– Trias Charcot– Syok– Kekacauan mental / penurunan kesadaran – koma– Hipotensi– Oligouria
PEMERIKSAAN FISIK
Diagnosis
3. Pemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan Laboratorium• Batu kandung empedu yang asimtomatik -> tidak
menunjukkan kelainan pada pemeriksaan laboratorium
• Leukositosis (pada peradangan akut). • Kadar bilirubin serum yang tinggi• Kadar fosfatase alkali serum meningkat.
65
KOLELITIASIS
Diagnosis
1. Foto polos Abdomen• Foto polos abdomen tidak
memberikan gambaran khas.• Hanya 10-15% batu kandung
empedu yang terlihat radioopak.
• Kadang kandung empedu yang mengandung cairan empedu berkadar kalsium tinggi dapat dilihat dengan foto polos.
2. Ultrasonografi (USG)• Ultrasonografi punya derajat
spesifisitas&sensitifitas yg ↑ utk :– Batu kandung empedu– Pelebaran saluran empedu
intrahepatik maupun ekstra hepatik.
– Dinding kandung empedu yang menebal karena fibrosis atau udem.
3. Pemeriksaan Penunjangb. Pemeriksaan Radiologis
KOLELITIASIS
Diagnosis
3. Kolesistografi Kontras : iopanoic / diloctinN : pear, putih, permukaan rata, ≠ filling defect, mkn fat mengecil ≤ 50%-Batu = lusen , berubah sesuai dngan perubahan posisi-Tumor = lusen, melekat pda dinding KE, ≠ berubah-Adenomyomatosis = tepi irreguler-Bisa terlihat ductus hepaticus communis & ductus cysticus
3. Pemeriksaan Penunjangb. Pemeriksaan Radiologis
KOLELITIASIS
Diagnosis
4. Tomografi (CT-Scan isotop radioaktif)uptake ↑ hiperekoik hot areauptake ↓ hipoekoik cold area
Skening 1 (5 mnt pasca injeksi ) bentuk, besar & letak gall bladder
Skening 2 (15-30 mnt pasca injeksi) kandung empedu & sal. empedu
Skening 3 (60 mnt pasca injeksi) aktivitas di ususSkening 4 (20 jam pasca injeksi) ≠ aktivitas usus : obstruksi
total
3. Pemeriksaan Penunjangb. Pemeriksaan Radiologis
KOLELITIASIS
KOLELITIASIS
Pemeriksaan penunjang
Foto polos Abdomen• Foto polos abdomen tidak
memberikan gambaran khas• Hanya 10-15% batu
kandung empedu yang terlihat radioopak
• Kadang kandung empedu yang mengandung cairan empedu berkadar kalsium tinggi dapat dilihat dengan foto polos
Foto polos: batu empedu
Batu -batu KE:Bulat - bulat lusen di dalam KE, pindah tempat pada perubahan posisi foto
Kolangiogram intravena (Normal)Sebelum ada USG kolangiografi
CHOLELITHIASIS – Kolesistogram
CHOLELITHIASIS – USG Abdomen
Normal Cholelithiasis
CT SCANKOLELITIASIS
ERCP
KOLELITIASIS
TATALAKSANAKonservatif:• Diet rendah lemak• Obat2 antikolinergik-antispasmodik• Analgesik• Antibiotik, bila disertai kolesistitis• Asam kenodeoksikolat:
– Diberikan dlm wktu lamadpt menghilangkan batu kolesterol: asam ini mengubah empedu yg mengandung bnyk koleterol mnjdi empedu dgn komposisi normal.
– Dpt jg utk pencegahan, namun efek toksiknya bnyk, kadangdiare.
Kapita selekta kedokteran
Penatalaksanaan– Farmako Therapi
• RanitidinKomposisi : Ranitidina HCl setara ranitidina 150 mg, 300 mg/tablet, 50 mg/ml injeksi.Indikasi : ulkus lambung termasuk yang sudah resisten terhadap simetidina, ulkus duodenum, hiperekresi asam lambung ( Dalam kasus kolelitiasis ranitidin dapat mengatasi rasa mual dan muntah / anti emetik).Perhatian : pengobatan dengan ranitidina dapat menutupi gejala karsinoma lambung, dan tidak dianjurkan untuk wanita hamil.
• Buscopan (analgetik /anti nyeri)Komposisi : Hiosina N-bultilbromida 10 mg/tablet, 20 mg/ml injeksiIndikasi : Gangguan kejang gastrointestinum, empedu, saluran kemih wanita.Kontraindikasi : Glaukoma hipertrofiprostat
Penatalaksanaan• Buscopan Plus
Komposisi : Hiosina N-butilbromida 10 mg, parasetamol 500 mg,.Indikasi : Nyeri paroksimal pada penyakit usus dan lambung, nyeri spastik pada saluran uriner, bilier, dan organ genital wanita.
• NaCli. NaCl 0,9 % berisi Sodium Clorida / Natrium Clorida yang dimana kandungan osmolalitasnya sama dengan osmolalitas yang ada di dalam plasma tubuh.ii. NaCl 3 % berisi Sodium Clorida / Natrium Clorida tetapi kandungan osmolalitasnya lebih tinggi dibanding osmolalitas yang ada dalam plasma tubuh.
BUKU AJAR IPD
TATALAKSANA
BATU KANDUNG EMPEDU• Kolesistektomik laparoskopik
– Teknik pembedahan invasif minimal di dalam rongga badomen dengan menggunakan pneumoperitoneum, sist endokamera & instrumen khusus mell layar monitor
– Kelebihan : • Luka operasi kecil nyeri pasca operasi minimal• Luka parut kecil
BUKU AJAR IPD
TATALAKSANABATU DI SAL EMPEDU• ERCP terapeutik dgn melakukan sfingterotomi endoskopik
batu di sal empedu dikeluarkan dengan basket kawat• Komplikasi : pankreatitis akut, perdarahan, perforasiBATU SAL EMPEDU YG SULIT• Perlu prosedur endoskopik tambahan sesudah sfingterotomi
– Pemecahan batu dgn litotripsi mekanik– Litotripsi laser– Electro-hydraulic shock wave lithotripsy– Extracorporeal shock wave lithotripsy
• Gagal pemasangan stent bilier perendoskopik
BUKU AJAR IPD
CHOLELITHIASIS – Komplikasi1. Radang (kolesistisis)2. Mukokele3. Karsinoma4. Ikterus dan nyeri hilang timbul (obstruksi)5. Radang menetap (kolangitis dan abses hati)6. Illeus7. Pankreatitis
HUBUNGAN KOLELITIASIS DAN KOLESISTITIS
Perjalanan Penyakit Kolesistitis dan Kolelithiasis
Batu di duktus cysticus
(kolelithiasis)
Obstruksi
Cairan empedu tidak dapat
keluar
Bile stasis(cairannya
nyangkut smua)
Penebalan & pembesaran
dinding kantong empedu
Bile Hydrops
Infeksi oleh bakteri warna nya jadi transparan
Cairan empedu berubah jd
empiema / pus(gall blader empiema)
dibiarkan
Menekan vaskularisasi di dinding kantung empedu
(iskemi)
Gangren
Nekrosis
Perforasi
Peritonitis
Septic shock
Kematian
pecah
Bila tdk diobati, kantung empedu terus berkembang jd besar
DESKRIPSI KETERANGAN
EMPIEMA
Progresivitas kolesistitis dgn obstruksi d. Sistikus yg persisten thp superinfeksi empedu stagnan dengan organisme bakteri yang membentuk pus
Demam ↑, nyeri RUQ ↑, leukositosis, prostrasi (lelah ↑); risiko ↑ sepsis Gram-negatif dan/atau perforasi
HIDROPS
Obstruksi d. Sistikus yg diperpanjang, biasanya
dengan kalkulus besar yg soliter lumen
gallbladder terobstruksi distensi progresif, sel epitelial mukosa produksi hidrops (transudat jernih) atau mukus
Asimptomatik, nyeri RUQ ↑; tidak ada tenderness massa yg kadang mluas dari RUQ ke fossa iliaca kanan
GANGRENEIskemia dinding dan nekrosis jar sempurna
atau tak sempurna perforasi
PERFORASI
Berisi omentum atau adesi yg diproduksi
infllamasi rekuren gallbladder abses (superinfeksi bakteri)
Nyeri RUQ ↓ sebentar + peritonitis
PANCREATITIS
PANCREATITIS• Pankreatitis merupakan penyakit yang serius pada
pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan. (Brunner & Suddart, 2001; 1338)
• Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas. (Doengoes, 2000;558)
PANCREATITIS• Pankreatitis akut : Suatu proses peradangan akut
yang mengenai pankreas dan ditandai oleh berbagai derajat edema, pendarahan dan nekrosis pada sel-sel asinus dan pembuluh darah.
• Pankreatitis kronik : Destruksi progresif kelenjar disertai penggantian jaringan fibrosis yang menyebabkan terbentuknya striktur dan kalsifikasi.
Pankreatitis akut Pankreatitis kronisFungsi pankreas kembali normal
Terdapat sisa-sisa kerusakan yang permanen
PANCREATITIS AKUT – Epidemiologi Didapat pada semua kelompok sosioekonomi dan usia.
Pankreatitis akuta timbul bila faktor mekanik / metabolik menyebabkan hilangnya mekanisme fisiologi (yang dalam keadaan normal melindungi terhadap aktivitas enzim proteolitik dalam pankreas).
SPEKTRUM PENYAKIT
Kelainan ringan sepintas(Sembuh sendiri)
Fulminan progresif
PANCREATITIS AKUT – KlasifikasiPankreatitis akut tipe interstitial Pankreatitis akut tipe nekrosis
Nekrosis lemak di tepi pankreas Nekrosis setempat / difus
Edema interstitial, ringan & self limited Disertai pendarahan / inflamasi
Secara makroskopik pankreas membengkak secara difus dan tampak pucat
Pada saat masuk RS Selama 48 jam perawatan
Usia > 55 tahun Penurunan hematokrit > 10%
Leukosit > 16.000/mL Sekuestrasi cairan > 4000 ml
Gula darah > 200 mg% Hipokalsemia < 1,9 mMol
Defisit basa > 4 mEq/L PO2 arteri < 60 mmHg
LDH serum > 350 Ul/L BUN meningkat > 1,8 mmol/L setelah pemberian cairan i.v.
AST > 250 Ul/L Hipoalbuminemia < 3,2g%
KRITERIARANSON
PANCREATITIS AKUT – Faktor RisikoFaktor yang berpengaruh buruk pada kehidupan pasien pankreatitis akut
Kriteria Ranson Pada saat masuk RS
Selama 48 jam perawatan
Skor APACHE II > 12 Acute Physiologic and Chronic Health Evaluation)
Cairan peritoneal hemoragik
Indikator penting Hipotensi (<90 mmHg) / takikardi > 130/menit
PO2 < 60 mmHg
Oliguria (<50 ml/jam) , kreatinin ↑
Metabolik / Ca serum < 8 mg%
Albumin serum < 3,2 g%
PANCREATITIS AKUT – Etiologi & Patfis
Hiperlipidemia Lipase pankreas
mengubah trigliserid FFA
Cedera duktus / parenkim pankreas
Konsumsi alkohol
Peningkatan sekresi pankreas
Perkembangan presipitan protein dalam duktus pankreatikus
Obstruksi duktulus
Pembentukan batu empedu
Batu tersangkut di ampulla
Trauma / obstruksi duktus pankreatikus
Regurgitasi ke dalam pankreas
ALKOHOL BATU EMPEDU
HIPERLIPIDEMIA
trauma tumpul atau tajam
secara langsung
trauma ampulla
trauma duktulus
Inokulasi duktusdengan materi terkontaminasi
tindakan pada lambung /saluran empedu
Insufisiensi arteri(curah jantung menurun) Iskemi
Aterosklerotik pembuluh darah pankreatika
Steroid berulang kali(terutama pada anak dan dewasa muda)
Preparat uretika(azatioprin, azulfidin, estrogen, L-
asparaginase)
Kombinasi azatioprin + steroid(transplan ginjal)
OBAT-OBATAN INFEKSICoxsackie
Virus penyebab gondongan
LAINNYA(Merupakan etiologi pankretitis
dengan jumlah terbesar)Hiperkalsemia, Sengatan kalajengking,
Faktor herediter
TRAUMA
VASKULITIS DAN INSUFISIENSI VASKULAR
PANCREATITIS AKUT – Tanda & Gejala• Nyeri
– Utama : epigastrium– Dapat juga di abdomen bawah, torasika
posterior / lumbalis, hipokondirum kanan / kiri, difus di seluruh abdomen.
• Mual • Muntah• Demam ringan• Hipertensi ringan
PANCREATITIS AKUT – Pemeriksaan• Tidak nyaman dalam posisi
telentang• Nyeri tekan midepigastrium• Massa pada palpasi
abdomen atas• Bunyi usus : tenang /
hipoaktif• Kadang ikterus• Dehidrasi dan hipotensif• Distensi abdomen ringan
• Erimatosus skin nodule• Efusi pleura• Cullen’s sign : blue
discoloration in the periumbilical area due to hemoperitoneum
• Turner’s sign : blue-red-purple or green-brown discoloration of the flanks katabolisme Hb
Pemeriksaan Fisik
PANCREATITIS AKUT – Pemeriksaan• Hiperamilasemia ( 3xN )• Lipase serum meningkat
(spesifik untuk pankreatitis akuta)
• Hitung leukosit ↑ (15.000-20.000)
• Hb dan Ht dapat ↑/↓• Nitrogenurea dan kreatinin
darah ↑
• Enzim hati dan bilirubin ↑• Kadar glukosa plasma ↑• Kalsium plasma ↓• Asidosis metabolik atau
asidosis respirasi dan metabolik campuran disertai hipoksia
Pemeriksaan Laboratorium
PANCREATITIS AKUT – Pemeriksaan• Roentgenogram polos
dan CT scan abdomen memperlihatkan :• Pankreas membesar• Edematosa• Dapat terlihat abses /
kista
• Perforation intestinal• Cholecystitis• Acute intestinal
obstruction• Pneumonia
Pemeriksaan Radiologi
DIAGNOSIS BANDING
PANCREATITIS AKUT – Terapi Suportif• Mengistirahatkan kelenjar yang sakit
– pasien dipuasakan, pemasangan sonde sangat dianjurkan– mengurangi rangsang saraf dan hormon dari pankreas eksokrin– penyingkiran asam lambung dan pengurangan distensi lambung– mencegah aspirasi karena muntah– pemberian analgesik (mengurangi rangsangan saraf yang diinduksi oleh stres atas sekresi lambung dan pankreas)
PANCREATITIS AKUT – Terapi Suportif• Mencegah kemungkinan komplikasi
– pemberian antibiotika ( untuk resiko sepsis tinggi )– antasid (mengurangi pengeluaran asam lambung ke duodenum dan resiko perdarahan sekunder terhadap gastritis / duodenitis)
– pemberian cairan intravena ( untuk mengatsi hipokalsemi dan hindari gagal ginjal dan kolaps sirkulasi )
– untuk memperoleh gizi yang cukup alimenterasi parenteral
• Bantuan pernafasan ( hipoksia, infiltrat paru )
PANCREATITIS AKUT – Terapi Bedah• Indikasi :
– Diagnosis definitif pankreatitis belum dibuat– Tanda bahaya pada abdomen atas menetap– Komplikasi (abses/kista) atau faktor etiologi memerlukan
intervensi bedah– Kasus pankreatitis akuta yang meyertai batu empedu
• Tindakan :– Bilas peritoneum– Drainase luas (reseksi atau debridement kelenjar nekrotik)– Kolesistostomi, kolesistektomi / dekompresi duktus komunis
PANCREATITIS AKUT• Komplikasi
– Diabetes melitus– Tetani hebat– Efusi pleura– Abses pankreas– Pseudokista pankreas
• Prognosis:– 85-90% penderita
pankreatitis akut, gejala biasanya pulih dalam 3 hingga 7 hari setelah mulai pengobatan
– Mortalitas pankreatitis akut 10%
– Mortalitas pankreatitis nekrotik berat adalah 50%
– Pembedahan tampaknya dapat menurunkan angka kematian
PANCREATITIS KRONIK
• Biasa dijumpai pada pria usia 35 – 50 tahun.
• Perubahan histologi tidak dapat kembali seperti semula.
Pankreatitis akuta berulangatau
Peradangan menetap di dalam pankreas
KELAINAN MENAHUN
• fibrosis• pembentukan batu• perubahan kistik
Ditandai dengan
PANCREATITIS KRONIK – Etiologi
PANCREATITIS KRONIK – PatofisiologiPankreatitis
Kronik
Peradangan kronik dan fibrosis
alkohol
trauma
Penyakit saluran empedu
hiperkalsemia
• perubahan bentuk parenkim• hilangnya jar. Asinus• pengurangan jumlah pulau langerhans• gangguan suplai vaskular• obliterasi susunan duktulus
(sebab paling lazim pankreatitis kalsifikan)
• Hilangnya jar. Asinus menyebabkan insufisiensi eksokrin
• Hilangnya jaringan pulau Langerhans menyebabkan kemunduran dari toleransi glukosa dan DM
PANCREATITIS KRONIK – Tanda Gejala• Nyeri abdomen menetap ( biasanya terlokalisir pada
mid epigastrium menembus ke torakolumbalis posterior )
• Mual• Muntah• Steatorrhea
PANCREATITIS KRONIK – Pemeriksaan• Nyeri tekan sedang pada
midepigastrium• Rasa penuh pada abdomen• Adanya massa yang
terpalpasi• Malnutrisi• Kadang ikterus• Riwayat steatore
• Kadar amilase ↓• Hitung leukosit N atau ↑
sedang• Hiperglikemia• Peningkatan enzim hati• Steatorrhea (fecal fat
concentration > 9,5%)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Laboratorium
PANCREATITIS KRONIK – Pemeriksaan• Foto polos abdomen
– kalsifikasi difus dalam daerah pankreas• CT scan
– dilatasi duktulus– penyakit kistik– kalsifikasi
• ERCP – perubahan bentuk duktulus– dilatasi– stenosis / obstruksi
Pemeriksaan Radiologi
PANCREATITIS KRONIK – Terapi• NON BEDAH
– Selama episode eksaserbasi akut penyakit kronik.– Serupa dengan terapi pankreatitis akuta.– Diberi tambahan penggantian enzim pankreas enteral.– Terapi medis pankreatitis kronika progresif, mencakup :
• Penyingkiran faktor pencetus (alkohol, obat, hiperkalsemi)
• Terapi untuk nyeri, steatore, penurunan BB dan diabetes
• Penatalaksanaan DM pankreatogenik mengarah ke pengendalian gula darah
PANCREATITIS KRONIK – Terapi• BEDAH
– Indikasi :• Menetapnya ikterus• Nyeri parah
– Pemilihan tindakan bedah tergantung pada pertimbangan anatomi spesifik dalam tiap pasien.
– Anatomi duktulus pankreatikus dan biliaris, penentuan lokasi & luas proses penyakit dievaluasi dengan CT scan & ERCP.
– Bila tidak berhasil, dapat menggunakan kolangiografi dan pankreatografi.
PANCREATITIS KRONIK – Bedah
Pankreatikojejunostomi kaudal
Pankreatikojejunostomi longitudinalis kaudal
Pankreatikojejunostomi longitudinalis sisi ke sisi
Persen pankreatektomi distal
Duktus pankreatikus terobstruksi yang berdilatasi paling baik diterapi dengan drainase interna ke dalam gelung jejunum.
PANCREATITIS KRONIK – Bedah
• Duktus pankreatikus utama tidak berdilatasi, tetapi sklerotik, maka tindakan dekompresi tidak mungkin dilakukan reseksi.• ES reseksi : defisiensi eksokrin parah dan menjadi bentuk rapuh DM.
PANCREATITIS KRONIK – Terapi• Terapi awal
– Hidrasi intravena– Menahan asupan oral sampai gejala mereda
• Pembedahan ditundaHampir smua kasus batu dapat keluar spontan– kolesistektomi interval 6 mgg– Kolesistektomi dini setelah resolusi gejala (4-7
hari)
PANCREATITIS BATU EMPEDUMigrasi batu empedu kecil melalui ampula Vateri
Refluks empedu ke duktus pankreatikus
Obstruksi duktus pankreatikus sebagian
Pankreatitis
TUMOR PANCREAS
Kolangitis
Definisi
• infeksi bakteri yang mengakibatkan obstruksi pada duktus biliaris, tetapi mungkin berhubungan dengan neoplasma atau striktur
KOLANGITIS
Etiologi• Choledocholithiasis• Tumor• ERCP• stasis atau gangguan empedu di CBD, termasuk striktur jinak atau ganas,
infeksi parasit, atau kompresi ekstrinsik oleh pankreas, dapat menyebabkan infeksi bakteri dan kolangitis
• Strictures or stenosis• Endoscopic manipulation of the CBD• Choledochocele• Sclerosing cholangitis (from biliary sclerosis)• AIDS cholangiopathy• Ascaris lumbricoides infections
KOLANGITIS
Patofisiologi • Obstruksi saluran bilier, intralumen tekanan tinggi, dan infeksi
empedu Kolangitis akut• obstruksi bilier disfungsi kekebalan tubuh, dan kemudian
meningkatkan kolonisasi bakteri usus kecil bakteri memperoleh akses ke pohon bilier dari duodenum atau dari darah vena portal infeksi naik ke saluran hepatik infeksi serius Peningkatan tekanan bilier mendorong infeksi ke bilier canaliculi, hepatik vena, dan limfatik perihepatic, yang menyebabkan bakteremia
KOLANGITIS
Tanda dan gejala• Trias Charcot terdiri dari demam, nyeri kuadran kanan atas, dan sakit kuning
(50-70%)• Demam 90%• Sakit perut dan sakit kuning 60-70%• perubahan status mental 10-20% • hipotensi 30%• Pruritus• Acholic atau hypocholic tinja• Malaise• Mild hepatomegali• Sepsis• Tachycardia• Peritonitis (jarang, dan harus mengarah pada pencarian alternatif diagnosis)
KOLANGITIS
Pemeriksaan Laboratorium• Leukositosis (79% kasus) > 10.000 WBC/ml• hyperbilirubinemia (88-100%)• tingkat fosfatase alkali (78%)• Aspartate aminotransferase (AST) dan alanine aminotransferase
(ALT) tingkat biasanya agak meningkat• C-reactive protein tingkat dan tingkat sedimentasi eritrosit
biasanya meningkat• kultur darah positif• Urine normal• Lipase: Keterlibatan CBD yang lebih rendah dapat menyebabkan
pankreatitis dan peningkatan tingkat lipase
KOLANGITIS
Pemeriksaan Penunjang• USG• CT Scan• Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP)
adalah baik diagnostik dan terapeutik dan dianggap sebagai kriteria standar untuk pencitraan sistem bilier
• Ajuvan CT adalah untuk dan dapat menggantikan USG• Magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP)
KOLANGITIS
CT scan intrahepatic melebar saluran empedu
KOLANGITIS
Prognosis • Prognosis tergantung pada beberapa faktor
– Pengakuan awal dan perawatan kolangitis– Respon terhadap terapi– Kondisi medis pasien
• Angka kematian berkisar antara 5-10%, dengan angka kematian yang lebih tinggi pada pasien yang memerlukan dekompresi atau pembedahan darurat
• Pada pasien menanggapi terapi antibiotik, prognosis baik
KOLANGITIS
Komplikasi • Liver failure, hepatic abscesses, and microabscesses• Bacteremia (25-40%); gram-negative sepsis• Acute renal failure• Masalah yang berhubungan dengan kateter pada pasien yang
diobati dengan drainase perkutan atau endoskopik– Pendarahan (intra-abdominally atau percutaneously)– Sepsis kateter terkait– Fistula– Empedu bocor (intraperitoneally atau percutaneously)
KOLANGITIS
Pencegahan
• Antibiotik profilaksis sebelum ERCP dapat menurunkan resiko kolangitis
• Prompt recognition and treatment of symptomatic cholelithiasis in patients at higher risk for complications (eg, those with diabetes) decrease risk of cholangitis
• Aggressive search for CBD stones during diagnosis and treatment of cholecystitis may be necessary to prevent cholangitis
KOLANGITIS
HYDROPS OF GALL BLADDER / Gallbladder Mucocele
Definisi
• hasil dari obstruksi dari kandung empedu dan umumnya disebabkan oleh batu berdampak pada leher kandung empedu atau di saluran kistik
HYDROPS OF GALLBLADER
Etiologi• Dampak batu di kantong empedu leher atau cystic duct• Spontaneously resolved acute cholecystitis• Tumor - Polip atau keganasan dari kandung empedu• Kompresi ekstrinsik leher atau cystic duct oleh kelenjar getah bening atau peradangan fibrosis
atau keganasan bersebelahan di hati, duodenum, atau usus• Prolonged total parenteral nutrition or ceftriaxone therapy• Penyakit Bawaan penyempitan saluran kistik• Parasit seperti ascariasis (jarang)• In infants and children, acute, acalculous, noninflammatory hydrops of the gallbladder may be
associated with the following:Kawasaki syndrome (mucocutaneous lymph node syndrome)8
• Streptococcal pharyngitis• Mesenteric adenitis• Typhoid• Leptospirosis• Hepatitis• Familial Mediterranean fever• Nephrotic syndrome• Fibrocystic disease
HYDROPS OF GALLBLADER
Patofisiologi • Obstruksi empedu yang lama overdistention kandung
empedu (empedu 1,5 l)• Empedu atau pigmen empedu diserap kembali perlahan-
lahan, dan terus di sekresi dari mukosa air/ lendir(empedu putih)
• Gross overdistension dapat menyebabkan gangren dan / atau perforasi dari kandung empedu, dengan pericholecystic berikutnya pengumpulan atau peritonitis
HYDROPS OF GALLBLADER
Tanda dan gejala
• Nyeri kuadran kanan atau rasa sakit dan ketidaknyamanan epigastrium, mual, dan muntah
HYDROPS OF GALLBLADER
• Minimal tanda-tanda peradangan akut hadir• Besar, teraba, minimal tender kandung empedu ditemukan pada
pemeriksaan klinis• Hasil tes laboratorium normal atau hanya dalam batas atas kisaran referensi
nilai-nilai• Plain sinar rontgen abdomen menunjukkan jaringan lunak-kerapatan, bulat
subhepatic bayangan di daerah• Ultrasonography dari kuadran kanan atas bukti menunjukkan penebalan
dinding minimal, sebuah batu yang terkena dampak di leher, atau infundibulum dari kandung empedu yang diperbesar dan konten yang jelas
• Intraoperatively, yang aspirasi dari kantong empedu jelas dan berair atau berlendir (putih empedu)
• Kantong empedu pada acara pembukaan dinding putih, jernih dan berair atau berlendir konten, sebuah batu atau batu terkena dampak di leher atau kistik saluran, saluran yang menyempit kista, atau tumor dan / atau menyebabkan sumbatan polip leher kandung empedu
HYDROPS OF GALLBLADER
Kriteria diagnosis
Pemeriksaan penunjang• Pemeriksaan laboratorium sama dengan kolesistitis• Plain radiography abdomen mungkin menunjukkan
jaringan lunak - kerapatan bayangan dengan calcific intralumen subhepatic bayangan di daerah
• USG• Scintigraphy (hepato-asam iminodiacetic [Hida] scan)• CT Scan• MRCP (Magnetic resonance cholangiopancreatography)
HYDROPS OF GALLBLADER
Penatalaksanaan
• Laparoscopic kolesistektomi
HYDROPS OF GALLBLADER
Komplikasi • kolesistitis akut• Kontaminasi Bakteri dari empedu menyebabkan
empiema dari kandung e• Perforasi dari kantong empedu dengan pericholecystic
/ cairan abses dan peritonitis empedu• Perforasi dari kantong empedu ke duodenum :
cholecystenteric fistula (batu mengikus usus yang berdekatan)
• Gallbladders besar dapat menekan pilorus atau duodenum, menyebabkan obstruksi lambun
HYDROPS OF GALLBLADER
Prognosis
• Prognosis sangat baik jika diagnosis yang benar dan tidak ada komplikasi yang telah terjadi
HYDROPS OF GALLBLADER
EMPYEMA OF GALLBLADDER
Definisi
• Komplikasi Kolesistitis akut yang mengandung bakteri berlanjut ke infeksi suppurative di mana kantong empedu bernanah
EMPYEMA OF GALLBLADER
Etiologi dan faktor resiko
• kolesistitis melibatkan terhalangnya saluran kistik, yang menyebabkan penumpukan cairan yang terinfeksi
• Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Streptococcus faecalis, dan Anaerob, termasuk spesies Bacteroides dan Clostridia
EMPYEMA OF GALLBLADER
Tanda dan gejala
• demam (suhu,> 101 ° F), tekanan darah stabil, dan ringan takikardia
• perforasi lokal/bebas terjadi : sepsis, demam (suhu, 103 ° F), menggigil dan / atau kaku, dan kebingungan, hipotensi dan takikardia berat
• Rasa sakit di perut kanan atas perut dan tanda Murphy positif
• distensi kandung empedu yang teraba
EMPYEMA OF GALLBLADER
Pemeriksaan laboratorium
• Leukositosis > 15.000/m3• sedikit peningkatan alkalin fosfatase dan kadar
bilirubin• PT• Aptt• TEMUAN HISTOLOGI : nanah di kandung
empedu, dengan/tanpa kalkuli, dan nanah yang akut dari dinding kandung empedu, dengan/tanpa daerah gangren dan perforasi
EMPYEMA OF GALLBLADER
Pemeriksaan penunjang
• USG (distensi kandung empedu dan cairan yang terkait pericholecystic)
• CT scan
EMPYEMA OF GALLBLADER
Penatalaksanaan
• Terapi antibiotik intravena• Surgical decompression and resection of the
affected gallbladder is the criterion standard of therapy
• Farmakologi– Gentamicin (Garamycin)– Ampicillin (Omnipen, Polycillin)– Cefazolin (Ancef, Kefzol)– Metronidazole (flagyl)
EMPYEMA OF GALLBLADER
Prognosis
• Jika diobati dini, pasien sehat pemulihan penuh dan kembali ke kegiatan normal
• Pada pasien yang lanjut usia, pada orang-orang yang immunocompromised, atau pada orang dengan kondisi komorbiditas signifikan (termasuk pasien dengan diabetes mellitus lanjut, dalam kondisi yang lebih umum), pengembangan dari empiema kandung empedu dan sepsis merupakan resultan serius peristiwa yang mengancam kehidupan
EMPYEMA OF GALLBLADER
EMPYEMA OF GALLBLADER
EMPYEMA OF GALLBLADER
Komplikasi
• Sepsis• Komplikasi bedah
– Luka infeksi– Pendarahan– Subhepatic abses– Cedera saluran empedu– Cystic stump leak
EMPYEMA OF GALLBLADER
PENYAKIT BEDAH YANG MENYEBABKAN IKTERUS
Klasifikasi ikterus• Prahepatik
– Kelainan hemolitik, seperti sferositosis, malaria tropika berat, anemia pernisiosa, atau transfusi darah yang tidak kompatibel
• Hepatik– Hepatitis A, B, C, D, atau E– Sirosis hepatis– Kolestatis karena obat (klorpromazin)– Zat yang meracuni hati seperti fosfor, kloroform– Tumor hati multiple
• Pascahepatik– Obstruksi saluran
empedu di dalam hepar• Sirosis hepatis• Abses hati• Hepatokolangitis• Tumor maligna primer
atau sekunder
– Obstruksi di dalam lumen saluran empedu
• Batu, ascaris
– Kelainan di dinding saluran empedu
• Atresia bawaan• Striktur traumatik• Tumor saluran empedu
– Penekanan saluran empedu dari luar
• Tumor caput pancreas• Tumor ampula Vater• Pancreatitis