Hasil Pengamatan Dan Pembahasan
Click here to load reader
Transcript of Hasil Pengamatan Dan Pembahasan
Bab 5
Hasil dan Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan pengujian aktivitas enzim dalam
beberapa sayuran dan buah-buahan. Sayuran dan buah-buahan masih melakukan
kegiatan metabolisme walaupun telah dipisahkan dari tanaman induknya dan
didalamnya masih berlangsung reaksi-reaksi biokimia yang melibatkan enzim.
Adanya sejumlah enzim terutama katalase dan peroksidase yang bersifat
heat-resistant dalam buah-buahan dan sayuran, dapat meniimbulkan perubahan
yang tidak dikehendaki selama masa penyimpanan. Agar perubahan tidak terjadi
maka aktivitas enzim harus ditekan, cara yang lazim dilakukan untuk inaktivasi
enzim tersebut adalah dengan melakukan blansing buah-buahan dan sayur-
sayuran tersebut sebelum diproses lebih anjut.
Blansing adalah perlakuan pemanasan tipe pasteurisasi tapi tujuan
utamanya adalah menonaktifkan enzim, walaupun sebagian dari mikroorganisme
yang ada padanya juga turut mati. Blansing umumnya diterapkan pada sayuran
yang akan dikalengkan. (Tjahyadi, 2008). Lama pemanasan sangat menentukan
efektivitas inaktivasi enzim. Karena katalase dan peroksidase bersifat heat-
resistance, maka kedua enzim ini digunakan untuk indikator.
A. Tes Peroksidase
Kel. Sampel 0’ 1’ 3’ 5’
7 Nanas - + - -
8 Salak ++ +++ ++ -
9 Wortel - - - -
10 Buncis - - - -
11 Jambu biji - - - -
12 Kentang - - - -
Enzim peroksidase terdapat dalam buah dan sayuran. Enzim ini yang
mengakibatkan buah akan berwarna kecoklatan jika setelah dikupas atau dipotong
didiamkan begitu saja. Enzim proksidase adalah salah satu enzim yang termasuk
kedalam jenis enzim fenol oksidase yang akan brepengaruh pada pencoklatan
sayur atau buah. Enzim ini merupakan salah satu enzim yang tahan panas.
Zindhy Dwiany240210080120
Uji peroksidase dipakai sebagai penunjuk pemutihan buah dan sayur.
Praktikum ini dilakukan dengan memblansing sampel selama 1 menit, 3 menit,
dan 5 menit. Sebanyak kurang lebih 5 gram sampel dihancurkan dan ditambahkan
dengan akuades. Cairan yang terbentuk dituang kedalam tabung reaksi dan diberi
larutan alcohol 95% dan larutan 1% guaiakol. Kemudian ditambahkan pula H2O2.
Bila setelah 4 menit timbul warna coklat merah berarti sampel yang digunakan
mengandung peroksidase. Jadi semakin lama waktu blansing maka enzim
peroksidase akan semakin berkurang. Sampel yang digunakan dalam percobaan
ini ialah wortel, buncis, jambu biji, kentang, nanas, dan salak. Jenis reaksi yang
dikatalisis oleh peroksidase melibatkan hidrogen peroksida sebagai penerima, dan
senyawa AH2 sebagai donor atom hidrogen.
Reaksi : H2O2 + AH 2 2H2O + A
B. Uji katalase
Kel. Sampel 0’ 1’ 3’ 5’
7 Nanas - +++ ++ +
8 Salak ++ +++ + -
9 Wortel ++++ +++ ++ +
10 Buncis + ++ + -
11 Jambu biji - +++ ++ -
12 Kentang - ++ +++ ++++
Praktikum ini dilakukan dengan melkukan blansing seperti pada uji
peroksidase, kemudian ditambahkan larutan H2O2 dan dikocok kuat-kuat. Bila
timbul gelembung maka sampel yang diuji mengandung aktivitas katalase.
Enzim katalase juga merupakan enzim yang tahan terhadap pemanasan
dan dapat menyebabkan perubahan yang tidak dikehendaki selama proses
penyimpanan. Blansing dilakukan untuk menginaktivasi enzim juga dapat untuk
mengurangi mikroorganisme dalam bahan pangan.
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa semua sampel yang dibalnsing
selama 1 menit masih mengandung enzim katalase. Untuk sampel salak, buncis,
dan jambu biji sudah tidak terdapat enzim katalase saat diblansing selama 5 menit.
Untuk sampel yang lain kecuali kentang, semakin lama waktu blansing maka
aktivitas enzim katalase semakin berkurang. Untuk kentang semakin lama waktu
blansing, aktivitas enzim katalase semakin meningkat. Hal ini diperkirakan
kesalahan dalam praktikum, karena seharusnya semakin lama waktu blansing
aktivitas enzim akan semakin berkurang.
C. Perlakuan terhadap jaringan bahan
AlatPerlakuan
Dimemarkan Tetap Dipotong-potong
Pisau tembagaCoklat
(++++++)
Putih kecoklatan
(++)
Agak coklat (+++
+)
Pisau stenless
steal
Coklat
(+++++)
Putih kecoklatan
(++)
Agak coklat (++
+)
Reaksi pencoklatan sering terjadi pada bahan pangan dikenal dua jenis,
yaitu pencoklatan enzimatis dan nonenzimatis. Proses pencoklatan sering tejadi
pada buah-buahan dan bahan pangan yang mengandung substrat senyawa fenolik.
Selain itu juga dapat terjadi pada buah-buahan yang dimemarkan. Rekasi
pencoklatan diperkirakan melibakan perubahan dari bentuk kunol menjadi kuinon
(Winarno,1992).
Pada prktikum ini digunakan sampel pisang yang di bagi menjadi tiga
bagian dengan perlakuan yang berbeda-beda. Pisau yang digunakan untuk
memotong pisang juga berbeda, yaitu pisau tembaga dan pisau stenless steal. Dari
hasil pengamatan tidak terlihat perbedaan dari pisang yang dipotong
menggunakan pisau tembaga mapun pisau stenless steel. Seharusnya warna pisang
yang dipotong menggunakan pisau tembaga lebih hitam dibandingkan dengan
yang dipotong menggunakan pisau stenless steel. Hal ini disebabkan pisau
tembaga mengandung ion Cu yang mudah mengalami oksodasi sehingga
mempercepat proses pencoklatan enzimatis dari sampel.
Pada jaringan buah yang terluka, bagian yang terluka tersebut secara cepat
mengalami pencoklatan atau berwarna gelap karena terjadi kontak dengan udara.
Dari hasil yang ada, semakin halus potongan (dimemarkan) maka reaksi
pencoklatan yang terjadi akan lebih cepat. Warna pisang menjadi lebih gelap
karena terjadinya konversi dari senyawa fenolik oleh fenolase menjadi melanin
yang berwarna coklat. Semakin buruk perlakuan mekanis yang dilakukan terhadap
bahan tersebut, maka akan semakin cepat reaksi pencoklatan yang terjadi pada
bahan tersebut.
Pencoklatan pada sample buah dan sayuran setelah diberi perlakuan,
disebabkan oleh pengaruh aktivitas enzim Polypenol Oxidase (PPO), yang dengan
bantuan oksigen akan mengubah gugus monophenol menjadi O-hidroksi phenol,
yang selanjutnya diubah lagi menjadi O-kuinon. Gugus O-kuinon inilah yang
membentuk warna coklat.
D. Pengaruh perlakuan terhadap pencoklatan enzimatis
Sampel: salak (kelompok 8)
Larutan 0’ 1’ 3’ 5’
Vitamin C 5% Kuning pucat
(+++++)
Kuning pucat
(+++)
Kuning pucat
(+++)
Kuning pucat
(+++)
Asam sitrat 1% Kuning pucat
(+++++)
Kuning pucat
(++++)
Kuning pucat
(+++)
Kuning pucat
(++)
Akuades Kuning pucat
(++++)
Kuning pucat
(+++)
Kuning pucat
(++)
Kuning pucat
(+)
Sampel: wortel (kelompok 9)
Larutan 0’ 1’ 3’ 5’
Vitamin C 5% Oranye (+++++) Oranye (++++) Oranye (+++) Oranye (++)
Asam sitrat 1% Oranye (+++++) Oranye (++++) Oranye (+++) Oranye (++)
Akuades Oranye (+++++) Oranye (++++) Oranye (+++) Oranye (++)
Sampel: buncis (kelompok 10)
Larutan 0’ 1’ 3’ 5’
Vitamin C 5% Hijau (+++) Hijau (++) Hijau (++) Hijau (+)
Asam sitrat 1% Hijau (++++) Hijau (+++) Hijau (++++) Hijau (+)
Akuades Hijau (+++++) Hijau (++++) Hijau (++++) Hijau (+)
Sampel: jambu biji (kelompok 11)
Larutan 0’ 1’ 3’ 5’
Vitamin C 5% - - - -
Asam sitrat 1% - - - -
Akuades - - - -
Sampel: kentang (kelompok 12)
Larutan 0’ 1’ 3’ 5’
Vitamin C 5% Kekuningan (+++++) Pucat (+++) (++) (+)
Asam sitrat 1% Kekuningan (+++++) Pucat (+++) (++) (+)
Akuades Kekuningan (+++++) Pucat (+++) (++) (+)
Percobaan ini dilakukan dengan mengiris bahan, kemudian bahan tersebyt
ditetesi oleh larutan vitamin 5%, asam sitrat 1%, dan akuades. Campuran ini
kemudaian dipanaskan selama 1 menit, 3 menit, dan 5 menit.
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun
dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan
pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam
pada makanan dan minuman ringan. (Wikipedia, 2009)
Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting
untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan
nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin c termasuk
golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan
logam, oleh karena itu penggunaaan vitamin C sebagai antioksidan semakin
sering dijumpai. (Wikipedia, 2009)
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa sampel (kecuali jambu biji)
yang ditambahkan dengan vitamin C, semakin lama warnanya akan semakin
memucat bila dilakukan pemanasan. Vitamin C merupakan suatu senyawa
reduktor dan juga dapat bertindak sebagai perkursor untuk pembentukan warna
coklat nin-enzimatis. Asam-asam askorbat berada dalam keseimbangan dengan
asam dehidroaskorbat. Dalam suasana asam, cincin lakton asam dehidroaskorbat
terurai secara irreversible dengan membentuk suatu senyawa diketogulonat; dan
kemudain berlangsunglah reaksi Maillard dan proses pencoklatan (Winarno,
1992).
Untuk sampel salak, pemberian asam sitrat lebih efektif untuk
menghambat reaksi pencoklatan. Untuk buncis, lebih efektif pemberian vitamin C
untuk menghambat reaksi pencoklatan. Air cenderung mempertahankan warna
dari bahan.
Bab 6
Kesimpulan
Zindhy Dwiany240210080120
Protein dapat berfungsi sebagai pembakar, pembangun, dan pengatur.
Blansing dilakukan untuk menonaktifkan enzim. Enzim peroksidase akan mengakibatkan buah berwarna kecoklatan jika
dikupas. Bila timbul warna merah coklat setelah ditambahkan larutan dan
dipanaskan, maka sampel tersebut menganduk peroksidase. Sampel yang mengandung enzim peroksidase ialah salak dan nanas. Bila sampel setelah ditambahkan larutan H2O2 timbul gelembung, maka
sampel tersebut mengandung katalase. Semakin lama waktu blansing maka enzim yang ada pada sampel akan
semakin berkurang. Jaringan buah yang terluka akan mengalami pencoklatan karena terjadi
kontak dengan udara. Semakin kecil potongan pisang, semakin cepat reaksi pencoklatan yang
terjadi. Pada reaksi pencoklatan gugus O-kuinon yang akan membentuk warna
coklat.
Daftar Pustaka
Anonima. 2009. Asam Sitrat. Available online at: http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sitrat. (diakses pada 5 November 2009)
Anonimb. 2009. Asam Askorbat. Available online at: http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_askorbat. (diakses pada 5 November 2009)
Tjahjadi, c. 2008. Pengantar Teknologi Pangan. Universitas Padjajaran, Jatinangor.
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Pertanyaan
1. Mengapa beberapa enzim lebih stabil pada perlakuan panas dibandung yang
lainnya?
Jawab
Karena setiap enzim memiliki aktivitas yang berbeda-beda pada suhu yang
berbeda-beda. Contohnya enzim katalase dan peroksidase yang tahan panas
sampai suhu 125 oC masih akan mengalami regenerasi dalam waktu 24 jam.
2. Sebutkan 3 enzim yang dapat menyebabkan masalah dalam sayuran beku,
jika enzim tersebut tidak aktif?
Jawab
Enzim peroksidase, katalase, dan fenolase.