Good and Clean Governance

22
KELOMPOK 8: 1.MUHAMMAD RAA 2.MUHAMMAD USMAN 3.MUHAMMAD RIFKY Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih (Good and Clean Governance)

Transcript of Good and Clean Governance

Page 1: Good and Clean Governance

KELOMPOK 8:1.MUHAMMAD RAA2.MUHAMMAD USMAN3.MUHAMMAD RIFKY

Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih (Good

and Clean Governance)

Page 2: Good and Clean Governance

•PENGERTIAN GOOD GOVERNANCE•PRINSIP – PRINSIP GOOD GOVERNANCE•GOOD AND CLEAN GOVERNANCE DAN KONTROL SOSIAL•GOOD AND CLEAN GOVERNANCE DAN GERAKAN ANTIKORUPSI•TATA KELOLA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN KINERJA BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK•FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIROKRASI

Kategori:

Page 3: Good and Clean Governance

Pengertian Good Governance

•Good governance ini secara umum diterjemahkan dengan pemerintahan yang baik, meskipun istilah aslinya memandang luas dimensi governance tidak sebatas hanya menjadi pemerintahan saja. Bahkan prinsip Good Governance bisa diterapkan dalam lembaga sosial masyarakat. Dari yang paling sederhana seperti pengajian, hingga ke skala yang lebih besar seperti LSM atau organisasi.

•Pemerintahan yang baik adalah sikap dimana kekuasaan dilakukan oleh masyarakat yang diatur oleh berbagai tingkatan pemerintah negara yang berkaitan dengan sumber sosial, budaya, politik serta ekonomi.

•Pemerintah yang bersih adalah model pemerintah yang efektis, efisien, jujur, transparan dan bertanggung jawab.

Page 4: Good and Clean Governance

• Good governance bisa sebuah bentuk kesadaran akan tanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya alam serta dalam menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia.

• Good governance juga ada, bila negara bisa menjamin keamanan warganya.

• Selanjutnya good governance juga berarti implementasi kebijakan sosial-politik untuk kemaslahatan rakyat banyak, bukan hanya untuk kemakmuran orang-per-orang atau kelompok tertentu.

Page 5: Good and Clean Governance

Prinsip – Prinsip Pokok Good Government

1. Partisipasi (participation)2. Penegakan hukum (rule of law)3. Transparansi (transparency)4. Responsif (responsiveness)5. Orientasi kesepakatan (consesus orientation)6. Keadilan (equity)7. Efektifitas dan efisiensi (effectively and efficiency)8. Akuntabilitas (accountability)9. Visi strategis (strategic vision)

Page 6: Good and Clean Governance

I. Partisipasi

• Adalah bentuk partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka.

• Bentuk partisipasi menyeluruh tersebut yakni kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat secara konstruktif.

• Untuk mendorong partisipasi masyarakat, maka regulasi birokrasi harus diminimalisasi.

Page 7: Good and Clean Governance

II. Penegakan hukum

• Adalah pengelolaan pemerintahan yang profesional harus didukung oleh penegakan hukum yang berwibawa.

• Publik memerlukan kepastian dan ketegasan hukum agar tidak terjadi proses politik yang tidak berjalan lancar dan baik.

• Unsur – unsurnya ialah:1. Supremasi hukum;2. Kepastian hukum;3. Hukum yang responsif;4. Konsisten dan nondiskriminatif;5. Independensi peradilan.

Page 8: Good and Clean Governance

III. Transparansi •Adalah unsur lain yang menopang terwujudnya good and clean governance. Yakni agar tidak masuk dalam jurang korupsi, maka prinsip transparasi harus ditegakkan dalam hal pengelolaan kebijakan publik khususnya di bidang ekonomi.

•Dalam pengelolaan negara, Goffer berpendapat bahwa terdapat delapan unsur yang harus dilakukan secara transparasi, yaitu :a.Penetapan posisi dan jabatan.b.Kekayaan pejabat publik.c.Pemberian penghargaan.d.Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan.e.Kesehatan.f.Moralitas para pejabat dan aparatur pelayanan publik.g.Keamanan dan ketertiban.h.Kebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan masyarakat.

Page 9: Good and Clean Governance

IV. Responsif

• Adalah dalam pelaksanaan prinsip-prinsip good goverance bahwa pemerintah harus tanggap terhadap persoalan-persoalan masyarakat. Pemerintah harus memahami kebutuhan masyarakat, menunggu mereka menyampaikan kebutuhannya, tetapi pemerintah harus proaktif mempelajari dan menganalisis kebutuhan masyarakat.

• Pemerintah harus mempunya dua asas:a. Etika individual: menuntut pelaksana birokrasi pemerintah

agar memiliki kriteria kapabilitas dan loyalitas profesionalb. Etika sosial: menuntut agar mereka memiliki sensitivitas

terhadap berbagai kebutuhan publik.

Page 10: Good and Clean Governance

V. Orientasi kesepakatan • Adalah bahwa keputusan apa pun harus dilakukan melalui

proses musyawarah melalui konsensus.

• Cara pengambilan keputusan konsensus akan mengikat sebagian besar komponen yang bermusyawarah dalam upaya mewujudkan efektifitas pelaksanaan keputusan.

• Semakin banyak yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan maka akan semakin banyak aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang terwakili.

• Semakin banyak yang melakukan pengawasan serta kontrol terhadap kebijakan-kebijakan umum maka akan semakin tinggi tingkat kehati-hatiannya dan akuntanbilitas pelaksanaannya dapat semakin di pertanggungjawabkan.

Page 11: Good and Clean Governance

VI. Keadilan

• Adalah kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan publik.

• Pemerintah harus bersikap dan berprilaku adil dalam memberikan pelayanan terhadap publik tanpa mengenal perbedaan kedudukan, keyakinan, suku, dan kelas sosial.

Page 12: Good and Clean Governance

VII. Efektifitas dan efisiensi

• Yakni pemerintah harus berdaya guna dan berhasil guna.

• Kriteria efektivitas biasanya diukur dengan parameter produk yang dapat menjangkau sebesar-besarnya kepentingan masyarakat dari berbagai kelopok dan lapisan sosial.

• Sedangkan asas efisiensi umumnya diukur dengan rasionalitas biaya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

• Semakin kecil biaya yang dipakai untuk mencapai tujuan dan sasaran maka pemerintah dalam kategori efisien.

Page 13: Good and Clean Governance

VIII. Akuntabilitas

• Adalah pertanggungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat yang memberinya kewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka.

• Setiap pejabat publik dituntut untuk mempertanggungjawabkan semua kebijakan, perbuatan, moral, maupun netralitas sikapnya terhadap masyarakat.

Page 14: Good and Clean Governance

IX. Visi strategis

• Adalah pandangan – pandangan strategis untuk menghadapi masa yang akan datang.

• Dengan kata lain, kebijakan apapun yang akan diambil saat ini, harus diperhitungkan akibatnya pada sepuluh atau dua puluh tahun ke depan.

• Seorang yang menempati jabatan publik atau lembaga profesional lainnya harus mempunyai kemampuan menganalisis persoalan dan tantangan yang akan dihadapi oleh lembaga yang dipimpinnya.

Page 15: Good and Clean Governance

Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih berdasarkan prinsip – prinsip sebelumnya, setidaknya dapat dilakukan melalui pelaksanaan prioritas program yakni:1.Penguatan fungsi dan peran lembaga perwakilan.2.Kemandirian lembaga peradilan.3.Profesioanlitas dan integritas aparatur pemerintah.4.Penguatan partisipasi masyarakat madani (civil society)5.Peningkatan kesejahteraan rakyat dalam rangka otonomi daerah.

Good and Clean Governance dan kontrol

sosial

Page 16: Good and Clean Governance

•Adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna meraih keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan negara secara spesifik.•Pada hakikatnya korupsi tidak dapat ditangkal hanya dengan satu cara. Namun harus dilakukan secara komprehensif, sistemis, dan konsisten.

Good and Clean Governance dan Gerakan

Antikorupsi

Page 17: Good and Clean Governance

Indeks Persepsi Korupsi

Page 18: Good and Clean Governance

Penanggulangan Korupsi

•Antara lain dengan:a.Adanya political will dan political action dari pejabat.b.Penegakan hukum yang tegas dan beratc.Membangun lembaga antikorupsid.Membangun mekanisme yang menjamin good governancee.Memberikan pendidikan antikorupsif.Gerakan agama antikorupsi

Page 19: Good and Clean Governance

•Pelayanan publik adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan masyarakat.•Alasan mengapa pelayan publik menjadi titik strategis untuk memulai pengembangan dan penerapan good and clean governance:1.Merupakan area di mana negara/pemerintah berinteraksi dengan lembaga nonpemerintah2.Wilayah di mana berbagai aspek good governance bisa diartikulasikan dengan mudah3.Pelayanan publik menjadi titik pankal efektifnya kinerja birokrasi.

Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik dan Kinerja Birokrasi

Pelayanan Publik

Page 20: Good and Clean Governance

Elemen-elemen indikator kinerja birokrasi

1. Indikator masukan (inputs): segala sesuatu yang dibutuhkan birokrasi agar mampu menghasilkan produk, baik barang atau jasa.

2. Indikator proses (process): sesuaty yang berkaitan dengan proses pekerjaan, berkaitan dengan kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan.

3. Indikator produk (outputs): Sesuatu yang diharpkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang berupa fisik ataupun nonfisik.

4. Indikator hasil (outcomes): segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya produk kegiatan pada jangka menengah.

5. Indikator manfaat (benefit): sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.

6. Indikator dampak (impacts): pengaruh yang ditimbulkan, baik positif maupun negatif.

Page 21: Good and Clean Governance

1. Manajemen organisasi2. Budaya kerja3. Organisasi pada birokrasi4. Kualitas SDM yang dimiliki organisasi5. Kepemimpinan birokrasi yang efektif6. Koordinasi kerja pada birokrasi dalam mencapai

tujuan.

Faktor – Faktor yang Memengaruhi Kinerja Birokrasi

Page 22: Good and Clean Governance

THE END