Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih (Good and Clean Governance)KELOMPOK 8: 1. MUHAMMAD RAA 2. MUHAMMAD USMAN 3. MUHAMMAD RIFKY
Kategori:P E N G E R T I A N G O O D G O V E R N A N C E P R I N S I P P R I N S I P G O O D G O V E R N A N C E G O O D A N D C L E A N G O V E R N A N C E D A N K O N T R O L S O S I A L G O O D A N D C L E A N G O V E R N A N C E D A N G E R A K A N
ANTIKORUPSI T A T A K E L O L A K E P E M E R I N T A H A N Y A N G B A I K D A N KINERJA BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK F A K T O R F A K T O R Y A N G M E M E N G A R U H I K I N E R J A BIROKRASI
Pengertian Good GovernanceGood governance ini secara umum diterjemahkan dengan pemerintahan yang baik, meskipun istilah aslinya memandang luas dimensi governance tidak sebatas hanya menjadi pemerintahan saja. Bahkan prinsip Good Governance bisa diterapkan dalam lembaga sosial masyarakat. Dari yang paling sederhana seperti pengajian, hingga ke skala yang lebih besar seperti LSM atau organisasi. Pemerintahan yang baik adalah sikap dimana kekuasaan dilakukan oleh masyarakat yang diatur oleh berbagai tingkatan pemerintah negara yang berkaitan dengan sumber sosial, budaya, politik serta ekonomi. Pemerintah yang bersih adalah model pemerintah yang efektis, efisien, jujur, transparan dan bertanggung jawab.
Good governance bisa sebuah bentuk kesadaran akan
tanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya alam serta dalam menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia. keamanan warganya.
Good governance juga ada, bila negara bisa menjamin
Selanjutnya good governance juga berarti implementasi
kebijakan sosial-politik untuk kemaslahatan rakyat banyak, bukan hanya untuk kemakmuran orang-perorang atau kelompok tertentu.
Prinsip Prinsip Pokok Good Government
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Partisipasi (participation) Penegakan hukum (rule of law) Transparansi (transparency) Responsif (responsiveness) Orientasi kesepakatan (consesus orientation) Keadilan (equity) Efektifitas dan efisiensi (effectively and efficiency) Akuntabilitas (accountability) Visi strategis (strategic vision)
I. Partisipasi Adalah bentuk partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka. Bentuk partisipasi menyeluruh tersebut yakni kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat secara konstruktif. Untuk mendorong partisipasi masyarakat, maka regulasi birokrasi harus diminimalisasi.
II. Penegakan hukum Adalah pengelolaan pemerintahan yang profesional harus didukung oleh penegakan hukum yang berwibawa. Publik memerlukan kepastian dan ketegasan hukum agar tidak terjadi proses politik yang tidak berjalan lancar dan baik. Unsur unsurnya ialah: 1. Supremasi hukum; 2. Kepastian hukum; 3. Hukum yang responsif; 4. Konsisten dan nondiskriminatif; 5. Independensi peradilan.
III. TransparansiAdalah unsur lain yang menopang terwujudnya good and clean governance. Yakni agar tidak masuk dalam jurang korupsi, maka prinsip transparasi harus ditegakkan dalam hal pengelolaan kebijakan publik khususnya di bidang ekonomi. Dalam pengelolaan negara, Goffer berpendapat bahwa terdapat delapan unsur yang harus dilakukan secara transparasi, yaitu : a. Penetapan posisi dan jabatan. b. Kekayaan pejabat publik. c. Pemberian penghargaan. d. Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan. e. Kesehatan. f. Moralitas para pejabat dan aparatur pelayanan publik. g. Keamanan dan ketertiban. h. Kebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan masyarakat.
IV. ResponsifAdalah dalam pelaksanaan prinsip-prinsip good goverance bahwa pemerintah harus tanggap terhadap persoalan-persoalan masyarakat. Pemerintah harus memahami kebutuhan masyarakat, menunggu mereka menyampaikan kebutuhannya, tetapi pemerintah harus proaktif mempelajari dan menganalisis kebutuhan masyarakat. Pemerintah harus mempunya dua asas: a. Etika individual: menuntut pelaksana birokrasi pemerintah agar memiliki kriteria kapabilitas dan loyalitas profesional b. Etika sosial: menuntut agar mereka memiliki sensitivitas terhadap berbagai kebutuhan publik.
V. Orientasi kesepakatan Adalah bahwa keputusan apa pun harus dilakukan melalui proses musyawarah melalui konsensus. Cara pengambilan keputusan konsensus akan mengikat sebagian besar komponen yang bermusyawarah dalam upaya mewujudkan efektifitas pelaksanaan keputusan. Semakin banyak yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan maka akan semakin banyak aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang terwakili. Semakin banyak yang melakukan pengawasan serta kontrol terhadap kebijakan-kebijakan umum maka akan semakin tinggi tingkat kehati-hatiannya dan akuntanbilitas pelaksanaannya dapat semakin di pertanggungjawabkan.
VI. Keadilan Adalah kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan publik. Pemerintah harus bersikap dan berprilaku adil dalam memberikan pelayanan terhadap publik tanpa mengenal perbedaan kedudukan, keyakinan, suku, dan kelas sosial.
VII. Efektifitas dan efisiensi Yakni pemerintah harus berdaya guna dan berhasil guna. Kriteria efektivitas biasanya diukur dengan parameter produk yang dapat menjangkau sebesar-besarnya kepentingan masyarakat dari berbagai kelopok dan lapisan sosial. Sedangkan asas efisiensi umumnya diukur dengan rasionalitas biaya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Semakin kecil biaya yang dipakai untuk mencapai tujuan dan sasaran maka pemerintah dalam kategori efisien.
VIII. Akuntabilitas Adalah pertanggungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat yang memberinya kewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka. Setiap pejabat publik dituntut untuk mempertanggungjawabkan semua kebijakan, perbuatan, moral, maupun netralitas sikapnya terhadap masyarakat.
IX. Visi strategis Adalah pandangan pandangan strategis untuk menghadapi masa yang akan datang. Dengan kata lain, kebijakan apapun yang akan diambil saat ini, harus diperhitungkan akibatnya pada sepuluh atau dua puluh tahun ke depan. Seorang yang menempati jabatan publik atau lembaga profesional lainnya harus mempunyai kemampuan menganalisis persoalan dan tantangan yang akan dihadapi oleh lembaga yang dipimpinnya.
Good and Clean Governance dan kontrol sosialUntuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih berdasarkan prinsip prinsip sebelumnya, setidaknya dapat dilakukan melalui pelaksanaan prioritas program yakni: 1. Penguatan fungsi dan peran lembaga perwakilan. 2. Kemandirian lembaga peradilan. 3. Profesioanlitas dan integritas aparatur pemerintah. 4. Penguatan partisipasi masyarakat madani (civil society) 5. Peningkatan kesejahteraan rakyat dalam rangka otonomi daerah.
Good and Clean Governance dan Gerakan AntikorupsiA d a l a h t i n g k a h l a k u i n d i v i d u y a n g
menggunakan wewenang dan jabatan guna meraih keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan negara secara spesifik. P a d a h a k i k a t n y a k o r u p s i t i d a k d a p a t ditangkal hanya dengan satu cara. Namun harus dilakukan secara komprehensif, sistemis, dan konsisten.
Indeks Persepsi Korupsi
Penanggulangan Korupsi
Antara lain dengan: a. Adanya political will dan political action dari pejabat. b. Penegakan hukum yang tegas dan berat c. Membangun lembaga antikorupsi d. Membangun mekanisme yang menjamin good governance e. Memberikan pendidikan antikorupsi f. Gerakan agama antikorupsi
Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik dan Kinerja Birokrasi Pelayanan PublikP e l a y a n a n p u b l i k a d a l a h p e m b e r i a n j a s a b a i k
oleh pemerintah, swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan masyarakat. A l a s a n m e n g a p a p e l a y a n p u b l i k m e n j a d i t i t i k strategis untuk memulai pengembangan dan penerapan good and clean governance: 1. Merupakan area di mana negara/pemerintah berinteraksi dengan lembaga nonpemerintah 2. Wilayah di mana berbagai aspek good governance bisa diartikulasikan dengan mudah 3. Pelayanan publik menjadi titik pankal efektifnya kinerja birokrasi.
Elemen-elemen indikator kinerja birokrasi1. Indikator masukan (inputs): segala sesuatu yang dibutuhkan birokrasi agar mampu menghasilkan produk, baik barang atau jasa. 2. Indikator proses (process): sesuaty yang berkaitan dengan proses pekerjaan, berkaitan dengan kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan. 3. Indikator produk (outputs): Sesuatu yang diharpkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang berupa fisik ataupun nonfisik. 4. Indikator hasil (outcomes): segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya produk kegiatan pada jangka menengah. 5. Indikator manfaat (benefit): sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. 6. Indikator dampak (impacts): pengaruh yang ditimbulkan, baik positif maupun negatif.
Faktor Faktor yang Memengaruhi Kinerja Birokrasi1. Manajemen organisasi 2. Budaya kerja 3. Organisasi pada birokrasi 4. Kualitas SDM yang dimiliki organisasi 5. Kepemimpinan birokrasi yang efektif 6. Koordinasi kerja pada birokrasi dalam
mencapai tujuan.
THE END
Top Related