Good Governance and Clean Government Legitimate Good ... 2014/BA… · Pemerintah dalam rangka...

32
1 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government ) merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara, sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan Legitimate agar penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Fungsi pemerintahan tersebut akan dapat terselenggara dengan baik apabila terwujudnya Good Governance. Salah satu pilar good governance adalah akuntabilitas sebagaimana dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah menjelaskan bahwa akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan melalui program dan kegiatan yang telah di rencanakan secara periodik. Ini berarti bahwa akuntabilitas berkaitan dengan pelaksanaan reviu dan evaluasi mengenai standar pelaksanaan kegiatan, apakah standar yang dibuat sudah tepat dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dan apabila dirasa sudah tepat, manajemen memiliki tanggung jawab untuk mengimplementasikan standar-standar tersebut. Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan reviu dan evaluasi kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

Transcript of Good Governance and Clean Government Legitimate Good ... 2014/BA… · Pemerintah dalam rangka...

1 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good

Governance and Clean Government ) merupakan prasyarat bagi setiap

Pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan

serta cita-cita berbangsa dan bernegara, sehingga diperlukan pengembangan dan

penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan Legitimate agar

penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara

berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab, serta bebas dari

korupsi, kolusi dan nepotisme. Fungsi pemerintahan tersebut akan dapat

terselenggara dengan baik apabila terwujudnya Good Governance.

Salah satu pilar good governance adalah akuntabilitas sebagaimana dalam

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah menjelaskan bahwa akuntabilitas

merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi

dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan melalui

program dan kegiatan yang telah di rencanakan secara periodik. Ini berarti bahwa

akuntabilitas berkaitan dengan pelaksanaan reviu dan evaluasi mengenai standar

pelaksanaan kegiatan, apakah standar yang dibuat sudah tepat dengan situasi

dan kondisi yang dihadapi, dan apabila dirasa sudah tepat, manajemen memiliki

tanggung jawab untuk mengimplementasikan standar-standar tersebut.

Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama

dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan

reviu dan evaluasi kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

2 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

pencapaian hasil serta cara-cara yang digunakan untuk mencapai semua itu.

Pengendalian (control) sebagai bagian penting dalam manajemen yang baik

adalah hal yang saling menunjang dengan akuntabilitas. Dengan kata lain

pengendalian tidak dapat berjalan efisien dan efektif bila tidak ditunjang dengan

mekanisme akuntabilitas yang baik demikian juga sebaliknya. Media akuntabilitas

yang memadai dapat berbentuk laporan yang dapat mengekspresikan pencapaian

tujuan melalui pengelolaan sumber daya suatu organisasi, karena pencapaian

tujuan merupakan salah satu ukuran kinerja individu maupun unit organisasi.

Tujuan tersebut dapat dilihat dalam Rencana Strategis (Renstra) organisasi,

Rencana Kinerja Tahunan, dan Penetapan Kinerja, dengan tetap berpegangan

pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bogor.

Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor adalah sebagai

bentuk pertanggungjawaban pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor

dalam pelaksanaan setiap program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Dalam

perspektif yang lain Laporan Kinerja merupakan alat kendali, penilai kinerja secara

kuantitatif dan sebagai wujud transparansi pelaksanaan tugas dan fungsi

Pemerintah dalam rangka menuju perwujudan Good Governance, atau sebagai

media pertanggung-jawaban Pemerintah Kabupaten Bogor terhadap masyarakat

Kabupaten Bogor.

Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014

dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatat Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari Implementasi Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah

Kepemerintahan yang baik bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean

Government) di Indonesia.

3 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 ini berisikan

mengenai pencapaian program dan kegiatan dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor berikut indikator

kinerjanya, penjelasan evaluasi dan analisis pencapaian kinerja, serta memuat

perbandingan pencapaian kinerja. Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah

Kabupaten Bogor mengacu pada :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa

Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan

Nepotisme;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara;

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2013 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah;

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan

Pembangunan Daerah;

9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan

kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

4 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tatat Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

13. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003

tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan

dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah;

15. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 tahun 2014 tentang Perubahan

Perda Nomor 16 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 1 Tahun 2014 Tanggal 8 Januari

2014 tentang Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Bogor Tahun 2014; dan

17. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2014 Tanggal 7

Oktober 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) Tahun 2014.

1.2 Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor

Amanah Konstitusi pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23

tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dijabarkan lebih lanjut pada Pasal 2

bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas Daerah provinsi, dan

Daerah provinsi itu dibagi atas Daerah kabupaten dan kota. Lebih lanjut dalam

Pasal 3 nya menegaskan bahwa daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota merupakan

daerah dan masing-masing mempunyai Pemerintahan Daerah. Secara garis besar

terdapat 3 (tiga) urusan Pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 ini, yaitu Urusan Pemerintahan Absolut,

Konkuren dan Umum. Urusan pemerintahan Absolut adalah Urusan Pemerintahan

yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, Urusan Umum adalah

5 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

urusan yang menjadi urusan pemerintahan baik di Pusat, Provinsi atau

Kabupaten/Kota, Urusan Pemerintahan Konkuren adalah Urusan Pemerintahan

yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah provinsi dan

Pemerintah Daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan konkuren yang

diserahkan ke daerah sehingga inilah menjadi dasar pelaksanaan Otonomi

Daerah. Urusan Konkuren dibagi menjadi Urusan Wajib dan Urusan Pilihan.

Sedangkan Urusan Wajib dibagi menjadi Pelayanan Dasar dan Non Pelayanan

Dasar. Urusan pemerintahan Wajib dan menjadi Pelayanan Dasar ada 6 (enam)

urusan, yaitu: pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum dan penataan ruang;

perumahan rakyat dan kawasan permukiman; ketenteraman, ketertiban umum,

dan pelindungan masyarakat; dan sosial sebagaimana tercantum dalam Pasal 12

Undang-Undang Pemerintah Daerah tersebut.

Untuk melaksanakan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan, telah ditetapkan

Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bogor. Perangkat

Daerah Kabupaten Bogor terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan

Lembaga Teknis Daerah.

Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur staf Pemerintah

Kabupaten Bogor dalam pelaksanaan perumusan kebijakan teknis operasional,

sedangkan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur penunjang

Pemerintah Kabupaten Bogor, baik sebagai unit staf maupun unit lini yang terdiri

dari Badan dan Kantor.

Dinas Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur pelaksana pemerintah

daerah Kabupaten Bogor yang dipimpin oleh seorang kepala yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Selain

itu, kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor merupakan Organisasi Perangkat

Daerah (OPD) Kabupaten Bogor yang dipimpin oleh Kepala Kecamatan yang

disebut Camat, sementara Kelurahan merupakan perangkat kecamatan yang

dipimpin oleh Kepala Kelurahan yang disebut Lurah.

Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor selengkapnya disajikan

dalam Gambar 1.1.

6 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Bogor Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008

Kedudukan, tugas pokok dan fungsi masing-masing perangkat daerah

Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:

1. Bupati/ Wakil Bupati

Bupati Bogor mempunyai kewajiban :

1) Mempertahankan dan memelihara ketentraman Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagai cita-cita Proklamasi Kemerdekaan tanggal

17 Agustus 1945;

2) Memegang teguh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

3) Menghormati kedaulatan rakyat;

4) Menegakan seluruh peraturan perundangan;

5) Meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat;

6) Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat; dan

7) Mengajukan rancangan Peraturan Daerah dan menetapkannya sebagai

Peraturan Daerah bersama DPRD.

BUPATI

WAKIL BUPATI

SEKRETARIATDAERAH

LEMTEKDA DINAS DAERAH SEKRETARIAT DPRD

KECAMATAN

KELURAHAN

7 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

Wakil Bupati Bogor mempunyai tugas :

1) Membantu Bupati Bogor dalam melaksanakan kewajibannya;

2) Mengkoordinasikan kegiatan organisasi perangkat daerah/instansi

pemerintah di daerah; dan

3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati Bogor.

2. Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu

Bupati Bogor dalam mengkoordinasikan tugas-tugas penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat serta memberikan

pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah. Dalam

menyelenggarakan tugas pokok, Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) Pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;

2) Pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;

3) Pengkoordinasian pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan,

prasarana, dan sarana Pemerintah Daerah;

4) Pengkoordinasian staf terhadap segala kegiatan yang dilakukan oleh

perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan administrasi

pemerintahan;

5) Pengkoordinasian tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan

kemasyarakatan dalam arti mengumpulkan dan menganalisis data,

merumuskan program dan petunjuk teknis serta monitoring dan

evaluasi perkembangan penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan;

6) Pengkoordinasian perumusan peraturan perundangan yang

menyangkut tugas pemerintahan daerah;

7) Pengkajian kebijakan pendayagunaan aparatur, organisasi dan tata

laksana serta pelayanan teknis administratif perangkat daerah;

(8) Pelaksanaan hubungan masyarakat dan hubungan antar lembaga; dan

(9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati Bogor sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

8 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

3. Sekretariat DPRD

Sekretariat DPRD mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan

administratif kepada anggota DPRD. Dalam menyelenggarakan tugas pokok,

Sekretariat DPRD mempunyai fungsi :

1) Penyelenggaraan fasilitasi rapat DPRD;

2) Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perjalanan dinas anggota

DPRD;

3) Penyelenggaraan tata usaha DPRD;

4) Pengkajian produk peraturan perundangan; dan

5) Penyelenggaraan hubungan antara lembaga dan kemasyarakatan.

4. Dinas Daerah

Dinas Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam

melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang tertentu dalam

rangka pelaksanaan tugas desentralisasi. Dalam menyelenggarakan tugas

pokok, Dinas Daerah mempunyai fungsi :

1) Perumusan pelaksanaan kebijakan teknis operasional sesuai dengan

bidang tugasnya;

2) Pemberian izin dan pelaksanaan pelayanan umum; dan

3) Pembinaan terhadap unit pelaksana Teknis Dinas dan Cabang Dinas.

Dinas Daerah tahun 2014 terdiri dari :

1) Dinas Kesehatan;

2) Dinas Pendidikan;

3) Dinas Bina Marga dan Pengairan;

4) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;

5) Dinas Kebersihan dan Pertamanan;

6) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

7) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

8) Dinas Komunikasi dan Informasi;

9) Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan

Perdagangan;

10) Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

9 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

11) Dinas Pemuda dan Olahraga;

12) Dinas Pendapatan Daerah;

13) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah;

14) Dinas Pertanian dan Kehutanan;

15) Dinas Peternakan dan Perikanan;

16) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

17) Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman;

18) Dinas Tata Ruang dan Pertanahan;

5. Lembaga Teknis Daerah

Lembaga Teknis Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor

dalam menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan daerah di bidangnya.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Lemtekda mempunyai fungsi :

1) Perumusan kebijakan teknis sesuai bidang tugasnya; serta

2) Pelaksanaan koordinasi dan pelayanan penunjang penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah.

Lembaga Teknis Daerah tahun 2014 terdiri dari :

1) Inspektorat;

2) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI;

3) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

4) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan;

5) Badan Lingkungan Hidup;

6) Badan Ketahanan Pangan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan

dan Kehutanan;

7) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;

8) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;

9) Badan Perizinan Terpadu;

10) Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

11) RSUD Ciawi;

12) RSUD Cibinong;

13) RSUD Leuwiliang;

14) RSUD Cileungsi

15) Satuan Polisi Pamong Praja;

10 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

16) Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah;

17) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik;

18) Kantor Layanan Pengadaan Barang dan Jasa.

6. Kecamatan

Kecamatan mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam

menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan berdasarkan pelimpahan dari Bupati Bogor. Dalam

menyelenggarakan tugas pokok, kecamatan mempunyai fungsi :

1) Penyelenggaraan tugas-tugas pokok kecamatan dan pembinaan

kelurahan/desa;

2) Penyelenggaraan tugas-tugas ketentraman dan ketertiban wilayah;

3) Pengkoordinasian tugas-tugas pembangunan dan kemasyarakatan

yang menjadi tanggungjawab kecamatan;

4) Penyelenggaraan pelayanan umum;

5) Pengkoordinasian perangkat daerah dalam wilayah kecamatan; dan

6) Pelaksanaan upaya-upaya pemberdayaan, menumbuhkan prakarsa,

kreativitas dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

Pembagian wilayah kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor pada tahun

2014 terdiri dari :

1) Kecamatan Babakan Madang,

2) Kecamatan Cariu,

3) Kecamatan Cibinong,

4) Kecamatan Cileungsi,

5) Kecamatan Citeureup,

6) Kecamatan Gunung Putri,

7) Kecamatan Jonggol,

8) Kecamatan Klapanunggal,

9) Kecamatan Sukamakmur,

10) Kecamatan Tanjungsari,

11) Kecamatan Bojonggede,

12) Kecamatan Ciomas,

11 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

13) Kecamatan Ciseeng,

14) Kecamatan Dramaga,

15) Kecamatan Gunung Sindur,

16) Kecamatan Kemang,

17) Kecamatan Parung,

18) Kecamatan Rancabungur,

19) Kecamatan Sukaraja,

20) Kecamatan Tajurhalang,

21) Kecamatan Caringin,

22) Kecamatan Ciampea,

23) Kecamatan Ciawi,

24) Kecamatan Cigombong,

25) Kecamatan Cijeruk,

26) Kecamatan Cisarua,

27) Kecamatan Megamendung,

28) Kecamatan Pamijahan,

29) Kecamatan Tamansari,

30) Kecamatan Tenjolaya,

31) Kecamatan Cibungbulang,

32) Kecamatan Cigudeg,

33) Kecamatan Jasinga,

34) Kecamatan Leuwiliang,

35) Kecamatan Leuwisadeng,

36) Kecamatan Nanggung,

37) Kecamatan Parung Panjang,

38) Kecamatan Rumpin,

39) Kecamatan Sukajaya, dan

40) Kecamatan Tenjo.

7. Kelurahan

Kelurahan mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam

menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan berdasarkan pelimpahan dari Camat.

12 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Kelurahan mempunyai fungsi :

1) Penyelenggaraan tugas-tugas kelurahan;

2) Penyelenggaraan tugas-tugas ketentraman dan ketertiban wilayah;

3) Pengkoordinasian tugas-tugas pembangunan dan kemasyarakatan

yang menjadi tanggungjawab kelurahan;

4) Penyelenggaraan pelayanan umum; dan

5) Pelaksanaan upaya-upaya pemberdayaan, menumbuhkan prakarsa,

kreativitas dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan dan kemasyarakatan.

Jumlah kelurahan yang ada di Kabupaten Bogor sebanyak 17 kelurahan,

sebagaimana dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Kelurahan di Kabupaten Bogor

Kecamatan Kelurahan

1 Cibinong

1 Pabuaran

2 Cibinong

3 Cirimekar

4 Ciriung

5 Nanggewer

6 Nanggewer Mekar

7 Sukahati

8 Tengah

9 Pakansari

10 Karadenan

11 Harapanjaya

12 Pondok Rajeg

2 Kemang 13 Atang Senjaya

3 Ciomas 14 Padasuka

4 Cisarua 15 Cisarua

5

Citeureup

16 Karang Asem Barat

17 Puspanegara Sumber : Kab. Bogor Dalam Angka 2014

1.3 Kondisi Ekonomi

Kondisi Ekonomi Kabupaten Bogor pada tahun 2014 relatif stabil bahkan

mengalami peningkatan yang sangat signifikan seiring dengan tumbuhnya

beberapa sektor penggerak ekonomi dan membaiknya infrastruktur penunjang

ekonomi. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan pengembangan potensi unggulan

daerah maupun pergerakan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

13 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

Produk Unggulan Daerah (PUD) merupakan suatu barang atau jasa yang

dimiliki dan dikuasai oleh suatu daerah, yang mempunyai nilai ekonomis dan daya

saing tinggi serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yang diproduksi

berdasarkan pertimbangan kelayakan teknis (bahan baku dan pasar), talenta

masyarakat dan kelembagaan (penguasaan teknologi, kemampuan sumber daya

manusia, dukungan infrastruktur, dan kondisi sosial budaya setempat) yang

berkembang di lokasi tertentu. Kabupaten Bogor memiliki banyak sekali sumber

daya alam yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk unggulan

daerah. Untuk itu potensi-potensi sumber daya alam tersebut harus selalu

dikembangkan agar menjadi komoditi unggulan yang memiliki daya saing yang

kuat, baik di tingkat kabupaten, regional maupun tingkat nasional bahkan

internasional. Kebijakan pengembangan komoditas unggulan baik yang telah

berkembang maupun yang masih potensial di Kabupaten Bogor didasarkan pada

Peraturan Bupati Bogor Nomor 84 Tahun 2009 tentang Revitalisasi Pertanian dan

Pembangunan Perdesaan dan Peraturan Bupati Nomor 62 Tahun 2010 tentang

Peningkatan Daya Saing Produk Kabupaten Bogor serta hasil-hasil kajian

pengembangan komoditas unggulan kecamatan oleh Bappeda Kabupaten Bogor,

yang diantaranya memuat zonasi dan arah pengembangan sebagaimana

tercantum pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Zona Potensi Unggulan Daerah

Zona Kecamatan Arah Pengembangan

1 Rumpin, Cigudeg, Parung Panjang, Jasinga, Tenjo

Agrosilvopastoral, yaitu pengembangan agroforestry

yang didukung oleh sektor pertanian tanaman pangan dan peternakan

2 Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Cibungbulang, Pamijahan

Agroekowisata yang didukung oleh sektor pertanian tanaman pangan dan perikanan. Pola pengembangan komoditas strategis: agropolitan dan minapolitan

3 Ciampea, Tenjojaya, Dramaga, Ciomas

Industri non-farm yang didukung dengan sektor pertanian, perikanan, kehutanan, dan peternakan

4 Tajurhalang, Kemang, Rancabungur, Parung, Ciseeng, Gunung Sindur

Industri perdesaan dan pengembangan UMKM,

yang tetap berbasiskan pada produk atau komoditas pertanian secara luas serta perikanan berbasis minapolitan

5 Tamansari, Cijeruk, Cigombong, Caringin

Diversifikasi pertanian dan agroekowisata

6 Ciawi, Cisarua, Megamendung, Sukaraja, Babakan Madang

Ekowisata yang dikerjasamakan dengan berbagai pihak dalam rangka membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat

7 Cileungsi, Klapanunggal, Gunung Putri, Citeureup,

Pertanian perkotaan dan industri. Pengembangan urban agriculture bertitik tolak pada produk atau

14 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

Zona Kecamatan Arah Pengembangan

Cibinong, Bojonggede komoditas pertanian yang sudah diusahakan oleh warga. Pengembangan industri besar dikaitkan dengan ada rencana pengembangan Cibinong Raya

8 Sukamakmur, Cariu, Tanjungsari, Jonggol

Lumbung pangan melalui peningkatan dan rehabilitasi sarana dan prasarana pemukinman

Sumber : Bappeda Kab. Bogor, 2014

1) Pertanian

Beberapa potensi yang dimiliki wilayah Kabupaten Bogor yang telah

berkembang maupun potensial untuk dikembangkan pada lapangan usaha

pertanian terutama komoditi unggulan tanaman pangan dan hortikultura,

antara lain : Talas Bogor, Nanas Gati, Pisang Rajabulu dan Manggis Raya.

Keempat komoditi tersebut varietasnya telah dilepas/dirilis oleh Pusat Kajian

Buah Tropika Institut Pertanian Bogor (PKBT-IPB) dan ditetapkan sebagai

komoditi unggulan khas Kabupaten Bogor.

Talas dan Nanas Bogor banyak dikembangkan di bagian selatan, terutama di

Kecamatan Cigombong, Caringin, Cijeruk dan Tamansari. Pengembangan

Talas dan Nanas sangat bergantung pada lokasi (spesifik lokasi). Produksi

Talas tahun 2014 mencapai 10.911 ton, dengan lokasi pengembangan

banyak terdapat di Kecamatan Dramaga, Tamansari, Cijeruk, Ciomas, Ciawi.

Lokasi sentra pengembangan Nanas Bogor di Kecamatan Cijeruk. Produk

utamanya adalah buah segar, dengan pemasaran yang sudah terjamin,

sebagian besar merupakan bahan baku asinan bogor Gedong Dalam.

Produksi Nanas tahun 2014 mencapai 11.465 ton. Tanaman Pisang

Rajabulu banyak dikembangkan di Kecamatan Cisarua, Caringin, Ciawi dan

Megamendung, dengan produksi mencapai 17.309 ton. Sedangkan manggis

pemasarannya sampai ke mancanegara seperti Hongkong dan Taiwan, juga

ke negara-negara di Timur Tengah. Pengembangan Manggis telah

menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) Good Agricultural

Practices dalam budidayanya. Lokasi pengembangan di Kecamatan

Leuwiliang, Leuwisadeng dan Klapanunggal, dengan produksi mencapai

1.416 ton pada tahun 2014.

Berdasarkan kelimpahan sumber daya atau produksi yang dihasilkan,

komoditi unggulan tanaman pangan dan hortikultura lainnya adalah : anggrek

15 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

potong dan tanaman hias berdaun indah. Komoditi yang potensial untuk

dikembangkan sebagai komoditi unggulan adalah : padi sawah dan padi

gogo, jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, pepaya, jambu biji, tanaman

obat, melati, sedap malam, krisan, gladiol serta mawar.

2) Perkebunan

Komoditi unggulan perkebunan yang dikelola masyarakat adalah : kopi,

karet, dan pala. Produksi kopi pada tahun 2014 sebanyak 10.003,66 ton

meningkat 3,59 persen dari tahun 2013, produksi karet rakyat sebesar 3.884

ton meningkat 13,28 persen dan produksi pala sebesar 1.353 ton meningkat

sebesar 8,67 persen dari tahun 2013. Sentra pengembangan kopi di

Kecamatan Sukamakmur, selain itu Kecamatan Pamijahan dan Tanjungsari

juga menjadi penyumbang terbesar produksi kopi. Sentra pengembangan

karet adalah Kecamatan Jasinga dengan Cigudeg sebagai wilayah

pengembangannya. Sentra pengembangan pala adalah Kecamatan Cijeruk,

daging pala banyak digunakan sebagai bahan manisan pala baik kering

maupun basah. Selain itu biji pala juga mempunyai potensi ekonomis

sebagai rempah-rempah untuk obat dan bumbu dapur.

Potensi komoditi perkebunan lainnya di Kabupaten Bogor yang dapat

dikembangkan sebagai komoditi unggulan adalah cengkeh, kelapa, teh dan

tanaman obat.

3) Kehutanan

Belum ada komoditi kehutanan baik hasil hutan kayu maupun non kayu yang

ditetapkan sebagai komoditi unggulan. Namun berdasarkan jumlah produksi

di masyarakat terdapat potensi kayu rakyat yang dapat dikembangkan

menjadi komoditi unggulan, yaitu kayu afrika dengan produksi 1.539,29 m³,

kayu sengon (albizia) 6.344,25 m³ dan kayu mahoni 2.412,02 m³.

4) Perikanan

Budidaya perikanan air tawar baik untuk produksi ikan konsumsi, pembibitan

maupun ikan hias mampu menjadi tumpuan pemenuhan kebutuhan akan

ikan konsumsi, bibit ikan dan ikan hias di Kabupaten Bogor. Pada tahun

2014 produksi ikan konsumsi sebanyak 108.829,28 ton dan Benih ikan

16 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

konsumsi sebanyak 2.994.016,05 RE, dengan komoditi unggulan ikan lele

dan ikan gurame yang pengembangannya tersebar di wilayah Kabupaten

Bogor. Komoditi unggulan lainnya adalah ikan hias air tawar, dengan lokasi

pengembangannya adalah kecamatan Cibinong, Pamijahan, Cibungbulang,

Ciampea, Tenjolaya, Ciomas Tajurhalang, Kemang, Tajur dan Ciseeng.

Produksinya pada tahun 2014 sebesar 235.173,74 RE.

5) Peternakan

Komoditi unggulan usaha peternakan pada tahun 2014 antara lain : sapi

perah dengan sentra pengembangan di Kecamatan Cisarua, Pamijahan,

Cibungbulang, Ciawi, Megamendung, Cijeruk dan Caringan. Produksi susu

Kabupaten Bogor mengalami penurunan pada Tahun 2014 sebesar

11.154.293 liter atau turun sebesar 7,44 % dari produksi susu Tahun 2013.

Penurunan produksi susu ini akibat banyaknya ternak sapi perah produktif

yang dijual karena ketidakmampuan peternak dalam pelunasan kredit usaha

sapi perah yang telah jatuh tempo. Populasi sapi perah pada tahun 2014

sebanyak 6.445 ekor, sedangkan populasi kambing PE tahun 2014 sebanyak

5.856 ekor. Pengembangan sapi perah saat ini sudah mampu melakukan

diversifikasi produk yaitu selain susu juga yoghurt dan bahan makanan

lainnya.

Komoditi peternakan lainnya yang dapat dikembangkan sebagai komoditi

unggulan tahun 2014 adalah sapi potong dengan populasi sebanyak 26.665

ekor dan domba sebanyak 216.492 ekor yang pengembangannya tersebar

diwilayah kabupaten Bogor juga mampu meningkatkan produksi konsumsi

protein hewani asal ternak sebesar 5,57 gr/kap/hari; ayam ras petelur

sebanyak 4.244.880 ekor, ayam ras pedaging sebanyak 7.091.320 ekor dan

ayam pembibit 1.001.906 ekor yang mampu meningkatkan produksi telur di

Kabupaten Bogor sebesar 49.379.616 kg/tahun.

Kondisi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan

Usaha Pertanian Kabupaten Bogor Tahun 2014 sebagaimana diuraikan di

atas secara ringkas disajikan pada Tabel 1.3.

17 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

Tabel 1.3. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan Usaha Pertanian Kabupaten Bogor Tahun 2014

No Kegiatan/

Usaha/Sektor

Data

Jenis Potensi Unggulan

Produksi/ Populasi

Total Lokasi Desa/Kecamatan

1 Usaha Tanaman Pangan

Ubi Kayu (ton) 126.540 Cibinong, Sukamakmur, Citeureup, Cibungbulang, Babakan Madang, Sukaraja

Ubi Jalar (ton) 49.149 Cibungbulang, Ciampea, Tenjolaya Dramaga, Tamansari

Talas (ton) 10.911 Dramaga, Tamansari, Cijeruk, Cigombong , Caringin, Cibungbulang, Pamijahan

2

Tanaman Hortikultura

Durian (ton) 6.747 Cariu, Ciseeng, Caringin, Cijeruk

Rambutan (ton) 11.865 Cileungsi, Parung, Ciseeng

Manggis (ton) 1.416 Leuwiliang, Jasinga, Cigudeg, Leuwisadeng

Nanas (ton) 11.465 Cijeruk, Tamansari

Pisang (ton) 17.309 Megamendung, Ciawi, Cisarua, Caringin, Cijeruk

Pepaya (ton) 5.916 Rancabungur, Cijeruk, Cibungbulang, Sukaraja, Caringin, Jasinga

Jambu biji (ton) 4.239 Rancabungur, Tamansari, Dramaga, Caringin, Cibungbulang, Cigombong, Pamijahan

Wortel (ton) 27.444 Ciawi, Megamendung, Cisarua

Bawang daun (ton) 1.825 Ciawi, Megamendung, Cisarua

Mentimun (ton) 11.635 Kemang, Rancabungur, Ciawi

Kacang panjang (ton) 9.923 Kemang, Tamansari, Rancabungur, Dramaga

Cabe merah (ton) 3.224 Ciawi, Megamendung, Cijeruk, Caringin

Melati (kg) 8.366 Nanggung, Cibungbulang

Sedap malam (tangkai) 71.594 Tamansari Cigombong

Krisan (tangkai) 1.147.741 Tenjolaya, Tamansari, Cisarua

Gladiol (tangkai) 8.170 Megamendung

Mawar (tangkai) 5.325 Megamendung

Anggrek potong (tangkai) 4.467.780 Gunungsindur, Tajurhalang

Tanaman hias berdaun indah (pohon) 916.490 Tersebar di 12 kec

3

Perkebunan Rakyat

Cengkeh (ton bahan mentah) 1.327,84 Pamijahan, Sukamakmur, Nanggung, Cijeruk, Leuwiliang, Leuwisadeng, Caringin

Pala (ton bahan mentah) 959,04 Caringin, Cigombong, Cijeruk, Tamansari, Sukajaya

Karet (ton bahan mentah) 2.969,42 Jasinga, Cigudeg, Tanjungsari

Kelapa (ton bahan mentah) 18.083,48 Leuwiliang, Ciampea, Rumpin

Kopi (ton bahan mentah) 10.003,66 Sukamakmur, Tanjungsari, Pamijahan, Cigudeg, Jasinga

Teh (ton bahan mentah) 89,93 Sukajaya, Cijeruk, Cisarua

4 Hutan Rakyat Albizia (M3) 6.344,25 Cariu, Cisarua, Leuwiliang, Megamendung, Tamansari

Mahoni (M3) 2.412,02 Klapanunggal, Sukaraja, Cisarua, Tamansari, Cibungbulang, Leuwiliang

Afrika (M3) 1.539,29 Rumpin, leuwiliang, Jasinga, Sukamakmur, Cigudeg

Jati (M3) 1.430,96 Jasinga, Cigudeg, Ciawi, Caringin, Jonggol

Campuran (M3) 2.774,12 Megamendung, caringin, Parungpanjang, Cibungbulang, Tamansari

18 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

No Kegiatan/

Usaha/Sektor

Data

Jenis Potensi Unggulan

Produksi/ Populasi

Total Lokasi Desa/Kecamatan

5 Usaha Perikanan :

a Budidaya Ikan, Konsumsi & Penangkapan di Perairan Umum

Ikan konsumsi (ton) 108.829,28 Tersebar

b Budidaya ikan hias

Ikan hias air tawar (RE) 235.173,74 Pamijahan, Cibungbulang, Ciampea, Tenjolaya, Ciomas, Cibinong, Tajurhalang, Kemang, Tajur, Ciseeng

c Pembenihan Benih Ikan Konsumsi (RE) 2.994.016,0

5 Tersebar

6 Usaha Peternakan :

a

Unggas

Ayam ras petelur (ekor) 4.244.880 Gunungsindur, Rumpin, Cigudeg, Parungpanjang, Tenjo, Jasinga, Babakanmadang, Parung, Megamendung, Cibinong, Leuwiliang, Nanggung

Ayam ras pedaging (ekor) 7.091.320 Pamijahan, Nanggung, Gunungsindur, Parungpanjang, Cibungbulang, Leuwiliang, Parung, Caringin, Cigombong, Tajurhalang, Cariu, Cigudeg, Kemang, Rumpin, Cijeruk, Cibinong, Jasinga

Ayam ras pembibit (ekor) 1.001.906 Rumpin, Tamansari, Parungpanjang, Gunungsindur, Megamendung, Cigudeg, Jasinga, Leuwisadeng

b

Ternak Besar

Sapi potong (ekor) 26.665 Tersebar

Sapi perah (ekor) 6.445 Pamijahan, Cibungbulang, Cisarua, Ciawi, Megamendung, Cijeruk, Caringin

c

Ternak Kecil

Domba (ekor) 216.492 Tersebar

Kambing PE (ekor) 5.856 Tamansari, Caringin, Cigombong, Cijeruk, Babakanmadang, Sukamakmur, Ciampea

Sumber : 1. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor 2014 2. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor 2014

19 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

6). Industri Menengah Besar dan Industri Kecil Menengah

Sektor industri terdiri Industri Menengah Besar dan Industri Kecil Menengah.

Sektor industri menengah besar didominasi oleh industri agro dan industri

logam dengan nilai investasi sebesar Rp864.222.125.182,00 dan

Rp572.941.718.219,00

Selain unggul dalam nilai investasi, kedua industri ini juga unggul dalam jumlah

unit usaha yaitu sebesar 214 unit usaha untuk industri agro dan 147 unit usaha

untuk industri logam.

Untuk jenis industri menengah besar yang paling banyak menyerap tenaga

kerja adalah industri tekstil dan produk tekstil dengan jumlah tenaga kerja

sebanyak 26.342 orang. Sementara potensi industri kecil menengah meliputi

IKM hasil hutan dengan nilai investasi sebesar Rp93.966.054.252,00 dari 202

unit usaha, IKM agro dengan nilai investasi sebesar Rp27.823.100.666,00

dari 392 unit usaha serta IKM tekstil dan produk tekstil dengan nilai investasi

sebesar Rp16.612.173.250,00 dari 400 unit usaha.

Sedangkan komoditi unggulan perdesaan industri kecil menengah (IKM) baik

formal maupun non formal meliputi produk alas kaki, tas dan logam. Ketiga

komoditi tersebut menjadi concern pemerintah daerah dalam

pengembangannya yang meliputi beberapa kecamatan.

Untuk lebih jelasnya mengenai komoditi potensi unggulan dan komoditi

unggulan kelompok lapangan usaha industri Kabupaten Bogor Tahun 2014

dapat dilihat pada Tabel 1.4.

7). Penggalian dan Pertambangan

Pada komoditi lapangan usaha penggalian dan pertambangan, pada umumnya

sudah banyak diusahakan dengan pangsa pasar tersendiri. Namun demikian

terdapat komoditi yang menjadi unggulan, antara lain : emas, perak serta

andesit, tanah liat dan batu kapur yang merupakan bahan galian konstruksi.

Untuk lebih jelasnya mengenai komoditi potensi unggulan dan komoditi

unggulan lapangan usaha penggalian dan pertambangan Kabupaten Bogor

Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.4.

20 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

Tabel 1.4. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan Usaha Industri Kabupaten Bogor Tahun 2014

No Kegiatan/

Usaha/Sektor

Data

Jenis Potensi Unggulan

Produksi/Populasi Total

Lokasi Desa/Kecamatan

1 Industri Besar a. Komponen Kendaraan bermotor

407.209.465 pcs Ciawi, Cibinong, Citeureup, Gn. Putri, Cileungsi, Sukaraja, Babakan Madang, Parung panjang

b. Peralatan Kantor dari Logam

463.325 buah Gunung Putri, Cileungsi, Cibinong, Citeureup

c. Kemasan kaleng 35.500 pcs Gunung Putri

d. Karoseri 165.899 buah Cileungsi, Babakan Madang, Sukaraja, Gunung Putri, Cibinong, Klapanunggal

e. Mesin Industri 320.601 buah Ciampea, Cibinong, Gunung Putri, Citeureup, Cijeruk, Cileungsi Klapanunggal, Ciomas

f. Karet 2.000.000 pcs Gunung Putri, Tajurhalang, Cileungsi, Cibinong, Ciampea

1.821 ton

18.000 lembar

g. Bahan Kimia 32.460 ton Babakan madang, Cibinong

h. Air Kemasan 144.677.000 liter Citeureup, Tamansari, Cijujung, Sukaraja, Klapanunggal, Ciampea, Cigombong, Ciseeng, Megamendung

i. Furniture 1.440 ton Cileungsi, Gunung Putri, Babakan Madang, Citeureup, Jonggol

193.076 buah

40.000 set

j. Pengalengan Hasil Laut 1.226 ton Klapanunggal

2 Industri Kecil dan Menengah

a. Konveksi/ Garment 660.000 kodi Ciampea, Caringin, Ciawi, Ciseeng

b. Sepatu, sandal dan tas 2.272.244 kodi Tamansari, Ciomas, Dramaga, Kemang, Cibungbulang

c. Miniatur pesawat 720 buah Cikarawang, Dramaga,

d. Meubel bambu 150 set Cariu, Cibinong

e. Anyaman bambu 33.368 pcs Rumpin, Tenjo, Tenjolaya, Cigudeg

f. Bunga kering 30.735 tangkai Leuwisadeng, Tenjolaya Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, 2014

21 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

Tabel 1.5. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan Usaha Penggalian dan Pertambangan Kabupaten Bogor Tahun 2014

No Kegiatan/

Usaha/ Sektor

Data

Komoditi Potensi Unggulan

Komoditi Unggulan

Produksi Total

1 Pertambangan Bahan Galian Mineral Non Logam dan batuan (ton)

Andesit 11.741.375,83

Pasir dan kerikil 110.461,26

Tanah Urug 66.443,60

Tanah Liat 2.615.245,36

Batu Kapur 20.491.573,04

Trass 208.359,60

2 Bahan Galian Mineral Logam (kg)

Emas 1.790,46

Perak 15.282,90

Konsentrat Galena (ton) 6.770,04

Konsentrat Seng (ton) 883,27 Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor 2014

8). Pariwisata

Daya tarik wisata Kabupaten Bogor merupakan perpaduan antara karakter

alamnya yang kuat, kebudayaan dan kepurbakalaan. Kawasan puncak

merupakan kawasan primadona yang sampai saat ini belum tergantikan.

Pada zona Bogor Barat terdapat kawasan Gunung Salak Endah yang

merupakan kawasan wisata andalan untuk alternatif pengganti puncak.

Selain itu, atraksi seni dan budaya digelar dalam event “Helaran” yang

secara rutin digelar setiap setahun sekali dan merupakan ajang atraksi seni

budaya dari perwakilan masing-masing kecamatan. Potensi wisata yang

diunggulkan di Kabupaten Bogor dibedakan berdasarkan daya tarik wisata

menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana

Induk Pengembangan Pariwisata Nasional meliputi :

a). Daya Tarik Wisata Alam

Kawasan Puncak terletak di Selatan Bogor yang merupakan daerah

perbukitan dengan ketinggian antara 800-1500 m dpl, sehingga

memiliki udara yang sejuk dan segar. Pada kawasan ini dapat dinikmati

keindahan aneka obyek dan daya tarik wisata diantaranya: wisata Agro

Gunung Mas, panorama alam Riung Gunung, Telaga Warna, Curug

Cilember, dan Taman Safari Indonesia. Selain itu banyak aktifitas

wisata yang dapat dilakukan dengan seting alam diantaranya : tea walk,

menunggang kuda, paralayang, outbond, fotografi dan lain-lain,

22 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

Kawasan wisata dengan panorama alam yang indah dan berhawa sejuk

tersebut telah didukung fasilitas camping ground, taman rekreasi, hutan

wisata, hotel melati, pondok wisata, tempat pertemuan dan seminar,

sarana olah raga dan wartel.

b). Daya Tarik Wisata Buatan

Daya tarik wisata buatan dikembangkan dalam rangka memenuhi

kebutuhan masyarakat di suatu wilayah yang tidak memiliki potensi asli.

Salah satu wisata buatan yang menjadi tujuan wisata terbesar di

Kabupaten Bogor adalah Taman Safari Indonesia (TSI) di Kecamatan

Cisarua Bogor. TSI merupakan taman satwa terbesar di Indonesia

dengan jumlah spesies satwa asing dan lokal tidak kurang dari 1.500

spesies. Jumlah kunjungan di TSI tahun 2014 tercatat 930.647 orang.

Selain Taman Safari Indonesia masih banyak daya tarik wisata buatan

lainnya yang tersebar di Kabupaten Bogor yaitu : Taman Wisata

Matahari, Sirkuit Sentul, Taman Rekreasi Lido, Junggle Land Sentul,

Wisata Desa Kampung Bambu, Kampung Wisata Cinangneng, serta

Museum Mobil dan Keramik Sentul.

c). Wisata Budaya

Kabupaten Bogor memiliki berbagai atraksi seni dan budaya tradisional

yang digelar dalam event Helaran secara rutin setiap tahun. Acara ini

merupakan ajang atraksi seni dan budaya yang merupakan perwakilan

dari masing-masing kecamatan.

Objek wisata yang menjadi unggulan pada wisata budaya adalah

Kampung Budaya Sindang Barang. Selain Kampung Budaya Sindang

Barang, terdapat potensi wisata budaya unggulan lainnya seperti : Situs

Batu Tulis Ciaruteun, Kampung Adat Urug di Kecamatan Sukajaya,

Bellacampa, Kampung Cina, Pura Parahyangan Agung Jagatkarta dan

19 Benda Cagar Budaya.

Komoditi potensi unggulan dan komoditi unggulan kelompok lapangan usaha

pariwisata Kabupaten Bogor Tahun 2014 ini, selengkapnya disajikan dalam

Tabel 1.6.

23 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

Tabel 1.6. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan Usaha Pariwisata Kabupaten Bogor Tahun 2014

No Nama Obyek Wisata Lokasi Kunjungan Wisata

Wisnus Wisma Jumlah

1 Taman Safari Indonesia Cisarua 885.022 45.625 930.647

2 Talaga Warna Cisarua 11.261 679 11.940

3 Wisata Agro Gunung Mas Cisarua 277.719 60.562 338.281

4 Taman wisata riung Gunung Cisarua 1.611 0 1.611

5 Curug Cilember Cisarua 1.895 174 2.069

6 Taman rekreasi lido Cigombong 17.820 25 17.845

7 Wana Wisata Bodogol Cigombong 1.016 0 1.016

8 Taman Melrimba Cisarua 1.043 0 1.043

9 Wana Wisata Citamiang Cisarua 2.396 0 2.396

10 Curug Kembar/Batulayang Cisarua 0 0 0

11 Curug Cisuren Cisarua 0 0 0

12 Curug Panjang Megamendung 8.083 38 8.121

13 Taman Wisata Matahari Cisarua 899.969 899 900.868

14 Wisata Desa Kampung Bambu Cijeruk 0 0 0

15 Curug Nangka Tamansari 70.276 15 70.291

16 Curug Sentul Paradise

Babakan Madang

764.077 164 764.241

17 Buper Sukamantri Tamansari 0 0 0

18 Pemandian Air Panas GSE Pamijahan 11.320 0 11.320

19 Curug Cigamea Pamijahan 540 0 540

20 Curug Seribu Pamijahan 140 0 140

21 Curug Ngumpet Pamijahan 235 0 235

22 Wana Wisata Buper Gn Bunder Pamijahan 2.021 0 2.021

23 Eko Wisata kawah ratu Pamijahan 123 0 123

24 Curug Cihurang Pamijahan 0 0 0

25 Situs batu tulis Ciaruteun Cibungbulang 896 0 896

26 Kampung Wisata Cinangneng Ciampea 1.543 0 1.543

27 Goa Gudawang Cigudeg 4.235 0 4.235

28 Pemandian Air Panas Tirta Sanita

Ciseeng 4.911 0 4.911

29 Kampung Budaya Sindang Barang

Tamansari 1.901 0 1.901

30 Museum Mobil & Keramik Sentul Citeureup 1.004 0 1.004

31 Sirkuit Sentul Citeureup 0 0 0

32 Kebun Wisata Pasir Mukti Citeureup 21.604 0 21.604

33 TWA Gunung Pancar

Babakan Madang

0 0 0

34 Alam Fantasi/Taman Budaya

Babakan Madang

8.241 0 8.241

35 Taman Wisata Mekarsari Cileungsi 24.243 0 24.243

36 Penangkaran Rusa/WW Giri Jaya

Tanjungsari 567 0 567

37 Wana Wisata Cipamingkis Sukamakmur 985 0 985

38 Bellacampa Megamendung 0 0 0

39 Wahana Curug Naga 2.099 0 2.099

40 Wana Wisata Curug Arca 241 0 241

41 Cibalung Happyland Cijeruk 42.647 122 42.769

42 Jungleland Babakan 853.466 120.610 974.076

24 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

No Nama Obyek Wisata Lokasi Kunjungan Wisata

Wisnus Wisma Jumlah

Madang

43 Waterpark Kingdom Cileungsi 165.738 0 165.738

44 Kampung Wisata Rumah Joglo Ciampea 1.264 0 1.264

45 Agrowisata Bukit Hambalang

Babakan Madang

0 0 0

Jumlah - 4.092.152 228.913 4.321.065 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor

1.4 Gambaran Umum Demografis

Secara umum, kondisi demografis Kabupaten Bogor dapat digambarkan

bahwa penduduk Kabupaten Bogor berdasarkan estimasi Badan Pusat Statistik

(BPS) pada tahun 2014 berjumlah 5.331.149 jiwa (angka sementara), yang terdiri

dari penduduk laki-laki 2.728.374 jiwa dan penduduk perempuan 2.602.775 jiwa.

Jumlah penduduk tersebut hasil proyeksi penduduk dengan asumsi laju

pertumbuhan penduduk sebesar 2,48 persen dibanding tahun 2013.

Berdasarkan data penduduk tahun 2014 tersebut menunjukkan bahwa data

sex ratio penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2014 adalah sebesar 105,

artinya setiap 100 orang perempuan terdapat 105 orang laki-laki. Hampir di semua

kecamatan di Kabupaten Bogor memiliki sex ratio diatas 100, yang berarti berlaku

umum bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada jumlah penduduk

perempuan di daerah tersebut. Namun demikian terdapat satu wilayah kecamatan

yang memiliki nilai sex ratio berada di bawah 100, yaitu Kecamatan Gunung Putri

sebesar 98, yang artinya setiap 100 orang perempuan terdapat 98 orang laki-laki.

Hal ini disebabkan sebagai daerah pengembangan usaha industri besar dan

sedang, tampaknya menarik minat banyak pekerja wanita untuk bekerja dan

bermukim di wilayah Kecamatan Gunung Putri.

Kondisi demografis wilayah Kabupaten Bogor pada tahun 2014

sebagaimana diuraikan di atas secara ringkas disajikan pada Tabel 1.7.

Tabel 1.7. Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Periode Tahun 2013-2014*)

No Kecamatan 2013 (Juni) 2014*) (Juni)

Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Nanggung 44.613

2 Leuwiliang 61.108 57.181 116.236 61.712 57.777 119.489

3 Leuwisadeng 38.140 35.071 71.940 38.387 35.318 73.705

4 Pamijahan 71.223 67.454 136.270 71.739 67.980 139.719

25 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

No Kecamatan 2013 (Juni) 2014*) (Juni)

Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah

5 Cibungbulang 67.022 63.127 127.889 67.588 63.696 131.284

6 Ciampea 79.338 74.953 151.613 80.231 75.839 156.070

7 Tenjolaya 29.258 27.965 56.232 29.534 28.242 57.776

8 Dramaga 53.585 52.532 104.273 54.277 53.238 107.515

9 Ciomas 83.613 80.084 163.697 85.808 82.232 168.040

10 Tamansari 50.802 47.529 98.331 51.695 48.392 100.087

11 Cijeruk 43.615 39.755 83.370 44.264 40.369 84.633

12 Cigombong 48.854 46.737 95.591 49.915 47.778 97.693

13 Caringin 61.709 58.540 120.249 62.482 59.305 121.787

14 Ciawi 56.904 53.178 110.082 57.901 54.140 112.041

15 Cisarua 61.551 57.300 118.851 62.366 58.091 120.457

16 Megamendung 53.486 48.931 102.417 54.230 49.638 103.868

17 Sukaraja 96.400 91.992 188.392 98.640 94.180 192.820

18 Babakan Madang

58.205 54.803 113.008 59.720 56.261 115.981

19 Sukamakmur 39.974 37.483 77.457 40.298 37.808 78.106

20 Cariu 23.374 23.168 46.542 23.334 23.140 46.474

21 Tanjungsari 26.056 25.256 51.312 26.163 25.374 51.537

22 Jonggol 67.574 65.328 132.902 69.056 66.797 135.853

23 Cileungsi 146.087 142.459 288.546 153.121 149.401 302.522

24 Kelapa Nunggal 54.760 51.835 106.595 56.599 53.605 110.204

25 Gunung Putri 182.522 186.357 368.879 192.309 196.457 388.766

26 Citeureup 109.320 104.845 214.165 111.597 107.088 218.685

27 Cibinong 188.007 182.210 370.217 194.999 189.088 384.087

28 Bojong Gede 141.920 136.142 278.062 148.945 142.959 291.904

29 Tajur Halang 55.620 53.176 108.796 57.437 54.944 112.381

30 Kemang 51.856 49.368 101.224 53.187 50.665 103.852

31 Ranca Bungur 27.050 25.298 52.348 27.331 25.575 52.906

32 Parung 64.997 61.089 126.086 67.155 63.154 130.309

33 Ciseeng 54.743 51.129 105.872 55.854 52.196 108.050

34 Gunung Sindur 59.300 56.407 115.707 61.321 58.361 119.682

35 Rumpin 70.315 64.948 135.263 71.079 65.689 136.768

36 Cigudeg 63.853 58.321 122.174 64.435 58.884 123.319

37 Sukajaya 29.742 27.421 57.163 29.873 27.556 57.429

38 Jasinga 49.336 46.209 95.545 49.548 46.434 95.982

39 Tenjo 35.650 33.487 69.137 36.026 33.858 69.884

40 Parung Panjang 61.916 57.995 119.911 63.413 59.425 122.838

Kabupaten Bogor 2.663.398 2.538.699 5.202.097 2.728.374 2.602.775 5.331.149

Sumber: BPS, Angka DAU Keterangan : *) BPS, Angka Proyeksi

Selanjutnya, dari piramida penduduk yang disusun berdasarkan kelompok

umur 5 tahunan menunjukan bahwa penduduk di Kabupaten Bogor termasuk

penduduk muda. Struktur penduduk muda biasanya diperlihatkan oleh panjang

piramida kelompok umur 5-9 dan 10-14 tahun lebih panjang dari pada kelompok

26 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

umur lainnya. Hal ini terlihat jelas dari Gambar 1.2, dimana bentuk piramidanya

cenderung mengerucut di bagian atas. Atau dapat diartikan juga, ada

kecenderungan komposisi penduduk Kabupaten Bogor di masa depan akan

semakin didominasi oleh penduduk usia produktif.

Gambar 1.2. Piramida Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2014 Berdasarkan Hasil Proyeksi

Sumber: Bappeda Kab. Bogor

Sementara itu, penggolongan usia produktif atau tidak produktif

berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1) Penduduk Usia Tidak Produktif jika persentase penduduk 0-14 tahun minimal

sebanyak 40 persen dan penduduk 65 tahun ke atas tidak melebihi 5 persen

dari total penduduk secara keseluruhan;

2) Penduduk Usia Produktif jika persentase penduduk yang berusia 0-14 tahun

maksimal 30 persen dan penduduk yang berusia 15-64 tahun persentasenya

lebih dari 60 persen.

Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten

Bogor Tahun 2014 selengkapnya disajikan pada Tabel 1.8.

27 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

Tabel 1.8. Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Bogor Tahun 2014

Kelompok Umur (tahun)

Laki-laki Perempuan Jumlah L+P Persentase

(%)

(1) (2) (3) (4) (5)

0 - 4 292.436 246.495 538.931 10,11

5 - 9 288.122 306.912 595.034 11,16

10-14 318.925 311.995 630.920 11,83

15-19 235.870 215.652 451.522 8,47

20-24 267.656 233.149 500.805 9,39

25-29 232.978 264.999 497.977 9,34

30-34 214.329 214.894 429.223 8,05

35-39 240.580 225.259 465.839 8,74

40-44 164.518 176.665 341.183 6,40

45-49 161.195 115.087 276.282 5,18

50-54 105.389 92.697 198.086 3,72

55-59 78.893 64.173 143.066 2,68

60-64 48.322 49.288 97.610 1,83

65-69 33.363 31.514 64.877 1,22

70-74 17.205 23.667 40.872 0,77

75+ 28.593 30.329 58.922 1,11

Jumlah 2.728.374 2.602.775 5.331.149 100,00 Sumber: BPS. Proyeksi Hasil SP 2010

Dari gambaran tabel 1.8. di atas, dapat kita lihat bahwa komposisi

penduduk Kabupaten Bogor merupakan penduduk usia produktif dimana

penduduk usia (15-64) tahun sebanyak 63,81 persen, sedangkan penduduk usia

non produktif (0-14) tahun sebanyak 33,11 persen, dan usia 65 tahun ke atas

sebanyak 3,09 persen. Hal ini memberikan indikasi bahwa permasalahan

ketenagakerjaan di Kabupaten Bogor merupakan pekerjaan rumah yang harus

mendapat perhatian serius.

Penghitungan penduduk usia produktif dan tidak produktif erat kaitannya

dengan rasio beban ketergantungan (Burden of Dependency Ratio). Rasio beban

ketergantungan merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang berusia

0-14 tahun dan penduduk berusia 65 tahun ke atas terhadap jumlah penduduk

yang berusia 15-64 tahun. Hasil proyeksi menunjukkan bahwa rasio

ketergantungan anak di Kabupaten Bogor tahun 2014 sebesar 51,88 persen, dan

rasio ketergantungan lanjut sebesar 4,84 persen atau secara keseluruhan angka

beban ketergantungan Kabupaten Bogor sebesar 56,73 persen. Hal ini dapat

diartikan bahwa untuk setiap 100 penduduk usia produktif harus menanggung

sebanyak 56 penduduk yang tidak/belum produktif.

28 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

Proporsi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha merupakan salah

satu indikator untuk melihat potensi sektor perekonomian dalam menyerap tenaga

kerja, dan sebagai salah satu ukuran untuk menunjukkan struktur perekonomian

suatu wilayah. Berikut dalam Tabel 1.9, menggambarkan jumlah prosentase

penduduk Kabupaten Bogor yang bekerja (15 tahun ke atas) dirinci menurut

lapangan usaha.

Tabel 1.9. Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 – 2013

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional 2013

Secara total, jumlah penduduk bekerja di Kabupaten Bogor mengalami

peningkatan dari 2.094.636 orang pada tahun 2012 menjadi 2.131.478 orang

tahun 2013 (meningkat 1,76%).Tabel di atas memperlihatkan bahwa ada 6 (enam)

sektor mengalami peningkatan dalam penyerapan tenaga kerja, 3 (tiga) sektor

mengalami penurunan, yaitu sektor : Perdagangan, Hotel dan Restoran; Lembaga

Keuangan; dan Jasa Sosial Kemasyarakatan. Komposisi di atas menunjukkan

adanya transisi pergeseran sektor penyerapan tenaga kerja Kabupaten Bogor dari

sektor pertanian, ke sektor perdagangan, Hotel dan Lembaga Keuangan serta

jasa sosial kemasyarakatan. Struktur pendidikan penduduk bekerja di wilayah

Kabupaten Bogor secara umum dapat dilihat pada Gambar 1.3.

Lapangan Usaha 2012 2013

Jumlah % Jumlah %

1. Pertanian 279.797 13,36 252.141 11,83

2. Pertambangan & Penggalian 86.141 4,11 54.844 2,57

3. Industri Pengolahan 604.516 28,86 550.107 25,81

4. Listrik, Gas dan Air Minum 2.407 0,11 3.282 0,15

5. Konstruksi 121.377 5,79 119.192 5,59

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

536.881 25,63 570.827 26,78

7. Transportasi & Komunikasi 124.606 5,95 122.850 5,76

8. Lembaga Keuangan 51.210 2,44 59.219 2,78

9. Jasa Sosial Kemasyarakatan 287.701 13,74 399.016 18,72

J u m l a h 2.094.636 100.00 2.131.478 100,00

29 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

Gambar 1.3. Grafik Proporsi Penduduk Bekerja Berdasarkan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor Tahun 2013

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional 2012

Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan masih tingginya persentase

penduduk bekerja dengan tingkat pendidikan rendah (SD ke bawah) yang

mencapai 50,17%, memperlihatkan kualitas penduduk bekerja di Kabupaten

Bogor secara umum masih terbilang rendah. Hal ini perlu menjadi perhatian,

karena ketidaksesuaian keahlian yang dimiliki oleh pencari kerja dengan

kebutuhan pasar kerja dapat menimbulkan permasalahan mendasar yang tidak

mungkin bisa dielakkan. Data sebelumnya menunjukkan terdapat pergeseran

lapangan usaha yang digeluti sehingga diperlukan peningkatan pendidikan tenaga

kerja.

1.5 Sistematika Penyajian

Laporan Kinerja adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan

kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis organisasi yang berkaitan

dengan Visi dan Misi organisasi melalui berbagai program dan kegiatan tahunan.

Sistematika Laporan Kinerja Kabupaten Bogor tahun 2014 disusun dengan

mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

30 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatat Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah.

Alur pikir penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten

Bogor tahun 2014 dan keterkaitan dengan Laporan Kinerja Organisasi Perangkat

Daerah (OPD) disajikan dalam Gambar 1.4.

Gambar 1.4. Alur Pikir Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014

Sumber : Hasil Analisis Tim, 2014

Alur pikir pengukuran kinerja pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten

Bogor mengikuti alur pikir sebagaimana disajikan dalam Gambar 1.5.

PEMDA KAB. BOGOR UNIT KERJA

RPJMD KAB. BOGOR 2013-2018 RENSTRA SKPD 2013 - 2018

RENJA 2014 RKPD 2014

RKA 2014 RAPBD 2014

DPA 2014 APBD 2014

TAPKIN SKPD 2014 TAPKIN PEMDA 2014

2009

LKPJ 2014

Laporan Kinerja PEMDA 2014

LKD KONSOLIDASI 2014

Laporan Kinerja SKPD 2014

LKSKPD 2014

31 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

Gambar 1.5. Alur Pikir Pengukuran Kinerja

Sumber : Hasil Analisis Tim, 2014

Adapun sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Kabupaten Bogor Tahun

Anggaran 2014 dan ringkasan dari masing-masing Bab adalah sebagai berikut :

RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I PENDAHULUAN

Berisi uraian tentang Latar Belakang, Organisasi Pemerintah Kabupaten

Bogor, Kondisi Ekonomi, Gambaran Umum Demografis, Sistematika

Penyajian.

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Berisi gambaran singkat mengenai RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2013-2018 dan Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun

2014, RPJMD menguraikan secara singkat pernyataan visi dan misi

Kabupaten Bogor, Penetapan Kinerja menguraikan sasaran strategis

Kabupaten Bogor tahun 2014.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Berisi uraian hasil pencapaian kinerja 25 (dua puluh lima) penciri,

pencapaian indikator makro, serta evaluasi dan analisis akuntabilitas

pencapaian sasaran tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 dan

akhir RPJMD termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis

keberhasilan/ kegagalan, hambatan/kendala, dan permasalahan yang

dihadapi serta langkah-langkah antisipasi yang akan diambil, Selain itu

juga menyajikan realisasi keuangan yang memaparkankan alokasi dan

Program

Kegiatan

Pengukuran Pencapaian Sasaran

Sasaran OPD Tahun 2014

Sasaran Pem . Kab . Bogor Tahun 2014

Indikator Sasaran OPD

IK : Input,Output / Outcome

Indikator Sasaran Pemda

Pengukuran Kinerja Kegiatan

Laporan Kinerja

Pemerintah Kab.

Bogor Tahun 2014

32 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

realisasi APBD, juga Prestasi yang didapatkan Pemerintah Kabupaten

Bogor di tahun 2014.

BAB IV PENUTUP

Berisi tinjauan tujuan secara umum tentang keberhasilan/kegagalan,

permasalahan dan kendala yang terjadi serta strategi pemecahan

masalahnya.