GLAUKOMA

3
7. PENGHAMBATAN (INHIBITOR) ANHIDRASE KARBONAT Penghambatan anhidrase karbonat dalam korpus siliaris mengurangi sekresi aques. Pemberian penghambatan anhidrase karbonat per os terutama berguna dalam menurunkan tekanan intraokuler pada kasus-kasus glaukoma sudut terbuka tertentu dan dapat dipakai pada galukoma sudut tertutup dengan sedikit efek. Penghambatan karbonat anhidrase yang digunakan adalah derivat-derivat sulfonamida. Pemberian oral menimbulkan efek maksimum kira-kira setelah 2 jam; pemberian intravena, setelah 20 menit. Lama efek maksimal adalah 4-6 jam setelah pemberian oral. Penghambatan nanhidrase karbonat dipakai pada pasien dengan tekanan intraokuler yang tidak dapat dikendalikan dengan tetes mata. Untuk itu obat-obat ini berguna, namun mempunyai banyak efek samping yang tidak diingini, seperti kehilangan K, gangguan lambung, diare, dermatitis eksfoliatif, pembentukan batu ginjal, pendek napas, lelah, asidosis, dan kesemutan pada ekstermitas. Sejak ada timolol dan pengobatan laser, penghambatn anhidrase karbonat jarang dipakai. ACETAZOLAMIDE (DIAMOX) Sedian dan dosis: Oral : tablet, 125 mg dan 250 mg, berikan 125-250 mg dua sampai empat kali sehari (jangan melebihi 1 g dalam 24 jam). Kapsul lepas_berkala 500 mg; berikan 1 kapsul satu atau dua kali sehari. Parenteral : dapat diberikan 500 mg intramuskular atau intravena untuk waktu singkat pada pasien yang tidak dapat menerima obat per oral. METHAZOLAMIDE (NEPTAZANE) Sediaan : tablet 25 dan 50 mg Dosis : 50 – 100 mg dua atau tiga kali sehari (total tidak melebihi 600 mg/hari) DICHLORPHENAMIDE Sediaan : table 50 mg

description

mata selamat membaca semoga bermnafaat

Transcript of GLAUKOMA

Page 1: GLAUKOMA

7. PENGHAMBATAN (INHIBITOR) ANHIDRASE KARBONATPenghambatan anhidrase karbonat dalam korpus siliaris mengurangi sekresi

aques. Pemberian penghambatan anhidrase karbonat per os terutama berguna dalam menurunkan tekanan intraokuler pada kasus-kasus glaukoma sudut terbuka tertentu dan dapat dipakai pada galukoma sudut tertutup dengan sedikit efek.

Penghambatan karbonat anhidrase yang digunakan adalah derivat-derivat sulfonamida. Pemberian oral menimbulkan efek maksimum kira-kira setelah 2 jam; pemberian intravena, setelah 20 menit. Lama efek maksimal adalah 4-6 jam setelah pemberian oral.

Penghambatan nanhidrase karbonat dipakai pada pasien dengan tekanan intraokuler yang tidak dapat dikendalikan dengan tetes mata. Untuk itu obat-obat ini berguna, namun mempunyai banyak efek samping yang tidak diingini, seperti kehilangan K, gangguan lambung, diare, dermatitis eksfoliatif, pembentukan batu ginjal, pendek napas, lelah, asidosis, dan kesemutan pada ekstermitas. Sejak ada timolol dan pengobatan laser, penghambatn anhidrase karbonat jarang dipakai.

ACETAZOLAMIDE (DIAMOX)Sedian dan dosis:

Oral : tablet, 125 mg dan 250 mg, berikan 125-250 mg dua sampai empat kali sehari (jangan melebihi 1 g dalam 24 jam). Kapsul lepas_berkala 500 mg; berikan 1 kapsul satu atau dua kali sehari.

Parenteral : dapat diberikan 500 mg intramuskular atau intravena untuk waktu singkat pada pasien yang tidak dapat menerima obat per oral.

METHAZOLAMIDE (NEPTAZANE)Sediaan : tablet 25 dan 50 mgDosis : 50 – 100 mg dua atau tiga kali sehari (total tidak melebihi 600 mg/hari)

DICHLORPHENAMIDESediaan : table 50 mgDosis : dosis awal 100 – 200 mg, diikuti 100 mg setiap 12 jam sampai tercapai respons yang diinginkan. Dosis pemeliharaan (maintenance) yang biasa unya atau empat kali sehari. Dosis harian total jangan melebihi 300 mg.

OBAT TOPIKAL YANGN SEDANG DITELITI (MK-927, SZOLAMIDE,HYDROCHLORIDE, DORZOLAMIDE HYRDROCHLORIDE)Obat-obat penhambat anhidrase karbonat telah dipelajari atas dasar investigasi terhadap efektivitasnya menurunkan tekanan intraokuler. Berbeda dengan obat-obatan yang lebih tua, obat-obat ini sanggup menerobos kedalam mata dengan aplikasi topikal, sampai mencapai epitel sekretorik korpus siliaris, dan menurunkan tekanan intraokuler dengan mengurangi sekresi aques. Obat-obat ini agaknya tidak menimbulkan efek samping sistemik maupun okuler, meski agak merangsang.

Page 2: GLAUKOMA

8. OBAT OSMOTIKObat hiperosmotik seperti urea, manitol dan gliserin dipakai untuk mengurangi

tekanan intaokuler dengan membuat plasma jadi hipertoniuk terhadap humor aques. Obat-obat ini pada umumnya dipakai dalam penanganan glaukoma akut (sudut tertutup) dan kadang –kadang pra atau pasaca bedah disyaratkan penurunan tekanan intraokuler. Dosis bagi semua rata-rata 1,5 g/kg.

GLISERIN (Glyrol, Osmoglyn)Sediaan dan dosis: gliserin umumnya diberikan per oral berupa larutan 50% dan 75% bersama dengan air, orange juice, atau larutan garam beraroma dengan es ( 1 cc gliserin beratnya 1,25 g). Dosisnya 1-1,5 g/kg.Mula dan lama kerja : efek hipotensif maksimum dicapai dalam 1 jam dan bertahan 4-5 jam.Toksisitas : mual, muntah, dan sakkit kepala kadanf-kadang terjadiCatatan : pemberian per oral dan tiadanya efek diuretik adalah keuntungan gliserin dari obat-oabat hiperosmotik.

ISOSORBIDE(Ismotic)Sediaan : larutan 45%Dosis :1,5 g/kg per osMulai dan lama kerja sepeti gliserinCatatan : berbeda dari gliserin, isosorbide tidak menghasilkan kalori atau menaikkan kadar gula darah. Reaksi samping seperti gliserin. Setiap 220 cc isosorbide mengandung 4,6 meq natrium.

MANITOL(Osmitrol)Sediaan: larutan 20 %dalam airDosis : 1,5 – 2 g/kg intravenaMulai dan lama kerja : efek hipotensif maksimum dalam 1 jam dan bertahan 5-6 jam.Catatan : masalah ‘overload’ kardiovaskuler dan efdema lebih sering pada obat ini karena volume cairan yang dibutuhkan besar.

UREA (Ureaphil)Sediaan : laritan 30% urea lyophil dalam gula invertDosis : 1-1,5 g/kg intravena.Mulai dan lama kerja : efek hipotensi maksimum terjadi dalam 1 jam dan bertahan 5-6 jam.Toksisitas : ekstravasai pada tempat injeksi dapat menimbulkan reaksi lokal, dari iritasi ringan samapai nekrosis jaringan.