ASKEP GLAUKOMA

19
ASKEP GLAUKOMA INDRIANA N.I., S.Kep. Ns.

Transcript of ASKEP GLAUKOMA

Page 1: ASKEP GLAUKOMA

ASKEP GLAUKOMA

INDRIANA N.I., S.Kep. Ns.

Page 2: ASKEP GLAUKOMA

PENGERTIAN GlaukomaGlaukomaGlaukoma

Glaukoma

: sekelompok gangguan yang melibatkan beberapa perubahan atau gejala patologis yang ditandai dengan peningkatan Tekanan Intra Okular (TIO) dengan segala akibatnya.

Jk pe ↑ TIO > dr toleransi jaringan → kerusakan sel ganglion retina, optik disc, tjd atrofi syaraf optik dan hilangnya pandangan perifer.

Bisa timbul perlahan → hilangnya pandangan irreversible tanpa timbul gejala lain yang nyata atau timbul secara tiba-tiba dan menyebabkan kebutaan dalam beberapa jam.

Derajad pe↑ TIO yang menyebabkan kerusakan organik bervariasi.

Page 3: ASKEP GLAUKOMA

PatofisiologiPatofisiologiPatofisiologi

Patofisiologi

Overproduksi dari badan silier atau pe ↑ hambatan outflow akuos mell. COA↓

Ketdkseimb. Produksi & outflow↓

Peningkatan TIO ↓

aliran darah ke saraf optik dan retina me ↓↓

Iskemi ↓

kehilangan fungsinya secara bertahap. ↓

Kerusakan jaringan dari perifer menuju fovea centralis. ↓

Kerusakan visus, kerusakan saraf optik dan retina ↓

Irreversible dan permanent. ↓

Tanpa penanganan, glaukoma → kebutaan (Adanya titik buta pd lapang pandang)

Page 4: ASKEP GLAUKOMA

Type GlaukomaType GlaukomaType Glaukoma

Type Glaukoma

PrimerPrimerPrimer

Primer

Paling sering terjadi, struktur yang terlibat dalam sirkulasi dan/atau reabsorpsi akuos humor mengalami perubahan patologi langsung.

Meliputi :> Glaukoma Sudut Terbuka / Gl. Kronik/ Gl. Simpleks/ Open-angle Gl. # Lebih tersembunyi, membahayakan, paling sering terjadi (+ 90% klien gl.).

Sering mrpkn gg herediter yang menyebabkan perubahan degeneratif. # Terjadi pada individu dg sudut ruang terbuka (antara iris & kornea) normal

tetapi ada hambatan pada outflow akuos humor (di jar. trabekular, kanal Schlemn atau vena-vena akuos).

# Terjadi pada klien usia lanjut (> 40 tahun) karena sklerosa badan silier dan jaringan trabekel.

# Biasanya bilateral & dpt mjd kebutaan komplit tanpa serangan akut. # Gejala relatif ringan dan banyak klien tidak menyadarinya hingga terjadi

kerusakan visus yang serius. Tanda DDD

D

owneyowneyowney

owney

→ bila antara kedua mata selalu terdapat perbedaan TIO 4 mmHg/lebih, dianggap menunjukkan kemungkinan glaukoma simpleks meskipun tensinya masih normal (Wijana N., 1993).

# Tanda Klasik : bilateral, herediter, TIO meninggi, sudut COA terbuka, bola mata yang tenang, lapang pandang mengecil dengan macam-macam skotoma yang khas, perjalanan penyakit progresif lambat.

Page 5: ASKEP GLAUKOMA

> Glaukoma Sudut Tertutup/ Angle-closure Glaucoma/ Close-angle Glaucoma/ Narrow-angle Glaucoma/ Acute Glaucoma.

# Onset mendadak, harus ditangani sebagai keadaan emergensi. # Karena menyempitnya sudut dan perubahan letak iris yang terlalu

ke depan → sudut kornea menyempit/menutup sudut ruangan →menghalangi outflow akuos humor.

# TIO meningkat dengan cepat, kadang-kadang mencapai tekanan 50-70 mmHg (deWit, 1998). Tindakan harus cepat dan tepat atau kerusakan saraf optic akan menyebabkan kebutaan pada mata yang terserang.

# Tanda dan gejala : nyeri hebat di dalam dan sekitar mata, halo di sekitar cahaya, pandangan kabur. Kadang disertai keluhan umumspt sakit kepala, mual, muntah, kedinginan, demam bahkan perasaan takut mati mirip serangan angina, yang dapat sedemikian kuatnya sehingga keluhan mata (gg. penglihatan, fotofobia dan lakrimasi) tidak begitu dirasakan oleh klien. Naiknya TIO → nyeri yang menjalar ke pelipis, oksiput dan rahang melalui cabang-cabang nervus trigeminus. Iritasi saraf vagal dapat mengakibatkan mual dan sakit perut.

Page 6: ASKEP GLAUKOMA

SekunderSekunderSekunder

Sekunder

Glaucoma yang terjadi akibat penyakit mata yang lain yang menyebabkan penyempitan sudut atau peningkatan volume cairan di dalam mata.

Terjadi akibat : Perubahan lensa : dislokasi lensa, intumesensi lensa yang

katarak, terlepasnya kapsul lensa pada katarak. Perubahan Uvea : uveitis anterior, melanoma jaringan uvea,

neovaskularisasi di iris. Trauma : hifema, kontusio bulbi, robeknya kornea/limbus

disertai prolaps iris. Operasi : pertumbuhan epitel yang masuk COA, gagalnya

pembentukan COA setelah operasi katarak, uveitis post ekstraksi katarak yang menyebabkan perlengketan iris.

KongenitalKongenitalKongenital

Kongenital

Terjadi akibat kegagalan jaringan mesodermal memfungsikan trabekular. Kondisi ini disebabkan oleh ciri autosom resesif dan biasanya bilateral.

Page 7: ASKEP GLAUKOMA
Page 8: ASKEP GLAUKOMA

Bagan Patofisiologi Bagan Patofisiologi Bagan Patofisiologi

Bagan Patofisiologi

Glaukoma Primer Glaukoma Sekunder Glaukoma Kongenital Usia lanjut Posisi iris yg Trauma intumesensi lensa U veitis Aniridia anomali trabekulo - Terlalu menutup perkemb. D isgenesis Saluran drainase COA Kekakuan sklera kontusio bola mt lensa banyak jar. Trabekel Iris tdk Badan silier & cairan tersumbat sel2 dpt ber - menutupi Jar. Trabekel hifema radang dr COA, kembang gangguan sudut Outflow akuos ukuran membesar edema sekunder, sudut iris, COA humor ↓ (sudut darah me - trabekulitis kornea & tertutup) nyumbat COA melanggar kadang lensa ↑ Prod. Akuos batas COA Pe ↓ humor (sudut sdt mata menutup gangguan permanent outflow terbuka) fungsi trabekula perlekatan irido - akuos

Peningkatan TIO sumbatan pupil kornea humor Sinekia anterior, neovask. sudut

Tekanan pada saraf optic iskemia dan retina iritasi saraf vagal nyeri kornea Kerusakan saraf optic dan retina mual, muntah & sakit perut Atrofi sel ganglion difus N. V menyebar ke pelipis, oksiput , rahang resiko gangguan kebuth. nutrisi Penipisan lapisan serat saraf & inti bagian dalam retina ; berkurangnya akson di saraf optic atrofi optic disc; pembesaran cekungan optikus; atrofi iris dan korpus silier; degenerasi hialin prosesus siliaris.

H ilangnya pandangan perifer Irreversible/kebutaan

Berduka Perubahan sensori perseptual (visual ) cemas/takut resiko injury defisit perawatan diri

Isolasi sosial

Page 9: ASKEP GLAUKOMA

ASUHAN KEPERAWATANASUHAN KEPERAWATANASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN

PengkajianPengkajianPengkajian

Pengkajian

Anamnesa Anamnesa Anamnesa

Anamnesa

Data demografi :Umur : glaucoma primer tjd pada umur > 40 tahun.Ras : kulit hitam mengalami kebutaan akibat glaucoma paling sedikit 5 kali dari kulit putih (deWit,1998).Pekerjaan : t.u. yang beresiko besar mengalami trauma mata.Masalah-masalah mata sebelumnya / yang ada saat ini.Riwayat penggunaan Anti Histamin (menyebabkan dilatasi pupil yang akhirnya bisa menyebabkan angle-closure glaucoma).Riwayat keluarga dengan glaukoma.Riwayat trauma (terutama yang mengenai mata)Riwayat penyakit lain yang sedang diderita : DM, arteriosclerosis, myopia tinggi.

Page 10: ASKEP GLAUKOMA

Tanda dan gejala : Glaukoma Akut Primer :

Onset gejala akut/mendadak.Nyeri parah di sekitar mata, menjalar pd daerah yg dilewati N. V.Nyeri kepala/dahi.Nausea, vomitus dan ketidaknyamanan abdomen.Melihat lingkaran berwarna di sekitar sinar dan pandangan kabur mendadak dengan penurunan Light Perception.

Glaukoma Kronik Primer :bilateral, herediter, TIO meninggi, sudut COA terbuka bola mata yang tenang lapang pandang mengecil dgn macam-macam skotoma yg khas perjalanan penyakit progresif lambat.

Glaukoma Sekunder :Peningkatan nyeri dan simptom spesifik tergantung pada penyebab penyakit okuler.

Glaukoma Kongenital :Fotofobi, blefarospasme, epifora, mata besar, kornea keruh.

Page 11: ASKEP GLAUKOMA

PsikososialAnxiety (bicara cepat, mudah ganti topik, sulit konsentrasi & sensitif).Berduka, karena kehilangan penglihatan.

Manifestasi Klinis :Pemeriksaan lapang pandang perifer

Akut → cepat menurun secara signifikan.Kronik → bertahap.

Pemeriksaan Fisik :Inspeksi : Inflamasi mata, sklera kemerahan, kornea keruh, dilatasi pupil sedang yang gagal bereaksi terhadap cahaya.Palpasi : Mata yg mengalami peningkatan TIO, terasa lebih keras dibanding mata yg lain.

Test DiagnostikTonometri : Kronik/Open angle (22 - 32mmHg), Akut/angle closure (> 30 mmHg).Gonioskopi : Pada gl. kronik : sudut normal. Pada stadium lanjut, bila telah timbul goniosinekia (perlengketan pinggir iris pada kornea/trabekula) maka sudut dapat tertutup.Pada glaucoma akut : saat TIO ↑, sudut COA tertutup, sedang pada waktu TIO normal sudutnya sempit.

Page 12: ASKEP GLAUKOMA

Diagnosa KeperawatanDiagnosa KeperawatanDiagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan

Perubahan sensori/persepsi (visual) berhubungan dengan kerusakan saraf akibat peningkatan TIO.

Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIO. Tidak bersedia (dengan regimen terapi) berhubungan dengan efek

samping pengobatan, kurangnya motivasi, kesulitan mengingat regimen terapi atau implikasi finansial.

Kurangnya pengetahuan (tentang proses penyakit, kondisi klinis, rencana terapi dan penatalaksanaan di rumah) berhubungan dengan kurangnya informasi dan/atau mispersepsi informasi yang didapat sebelumnya.

Cemas/takut berhubungan dengan hilangnya pandangan aktual/potensial atau benturan penyakit kronis terhadap gaya hidup.

Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual, muntah sekunder terhadap peningkatan TIO.

Resiko injury berhubungan dengan penurunan pandangan perifer. Defisit perawatan diri berhubungan dengan berkurangnya pandangan. Isolasi sosial berhubungan dengan penurunan pandangan perifer, takut

cedera atau respon negatif lingkungan terhadap ketidakmampuan visual.

Berduka (diantisipasi) berhubungan dengan hilangnya visus aktual/diantisipasi.

Page 13: ASKEP GLAUKOMA

PlanningPlanningPlanning

Planning

Perubahan sensori/perseptual (visual)Perubahan sensori/perseptual (visual)Perubahan sensori/perseptual (visual)

Perubahan sensori/perseptual (visual)

…. Tujuan : Klien akan

Mengident. tipe perubahan visual saat TIO meningkat di atas level aman.Mencari bantuan saat terjadi perubahan visualMendapatkan kembali dan mempertahankan visus normal dengan treatment.

Intervensi :1. Non Bedah a. Kolaborasi dalam pemberian :

Miotik → konstriksi pupil & kontraksi otot silier (Pilocarpin) → dapat sebabkan pandangan kabur selama 1- 2 jam setelah penggunaan dan kesulian adaptasi pada lingkungan gelap.Agen penghambat formasi akuos humor, seperti Timolol, dll.Inhibitor carbonic anhydrase (spt Acetazolamid) utk me↓ produksi akuos humor, E.S. : mati rasa, rasa gatal pada kaki dan tangan, nausea / malaise.Agen osmotik sistemik (mis. gliserin oral) utk klien glaukoma akut → me↓ TIO

b. Lakukan tindakan untuk mencegah semakin tingginya TIO, meliputi :Diet rendah natrium.Pembatasan cafein.Mencegah konstipasi.Mencegah maneuver valsalva.Mengurangi stress.Monitor kemampuan klien untuk melihat dengan jelas. Tanyai klien secara rutin tentang terjadinya perubahan visual.

Page 14: ASKEP GLAUKOMA

2. Bedah Jika obat tidak dapat mengontrol glaucoma dan peningkatan TIO menetap, maka operasi merupakan terapi alternatif. Alternatif operasi yang dilakukan meliputi :

Laser trabeculoplasty> Dilakukan dengan lokal anestesi untuk membuat lubang di jaringan

trabekular untuk membuka sudut untuk mempermudah aliran keluar akuos humor.

> Salep mata steroid post operasi diberikan mengikuti bedah laser.> Komplikasi bedah laser ditandai dengan sakit kepala yang tidak

berkurang dengan acetaminofen dan/atau disertai nausea, nyeri dahi dan/atau perubahan tajam penglihatan.

Prosedur pembedahan yang lain meliputi : Operasi filtrasi seperti trefinasi, sclerectomy atau sclerostomy dengan membuat saluran dari ruang anterior ke ruang sub konjungtiva. Laser iridotomy atau iridectomy perifer. Kedua prosedur ini mengurangi tekanan dengan mengeluarkan bagian iris untuk membangun kembali outflow akuos humor. cyclocryotherapy : secara permanen merusak sel dalam badan silier dan menurunkan produksi akuos humor.

Page 15: ASKEP GLAUKOMA

Perawatan pre operasi :Perawatan pre operasi :Perawatan pre operasi :

Perawatan pre operasi :

Lakukan perawatan pre operasi rutin : cukur bulu mata, cek TIO, keramas.

Medikasi untuk menurunkan TIO sesuai advis : Gliserin per oral : 1 ml/kgBB ditambah air/air jeruk nipis dengan volume

yang sama (untuk mengurangi bau). Pilokarpin / KSR tetes mata. Acetazolamid tablet. Infus manitol 20 % kalau perlu. Berikan anti biotik topikal sesuai pesanan.

Perawatan post operasi :Perawatan post operasi :Perawatan post operasi :

Perawatan post operasi :

Lakukan perawatan post op rutin. Pemberian Anti biotik sub conjunctiva oleh oftalmologist. Tinggikan bagian kepala tempat tidur 15 – 20o untuk menurunkan

tekanan dalam mata selama tidur. Laporkan drainase pada dokter segera, tetapi jangan mengangkat

balutan sampai ada instruksi tertulis. Klien mungkin sakit kepala ringan dan pandangan kabur dalam 24 jam

pertama. Ada kemungkinan TIO meningkat karena respon inflamasi, oleh karena itu instruksikan klien untuk mencegah meningkatnya tekanan vena pada kepala, leher dan mata dengan menghindari manuver valsalva, tidak membungkuk, mempertahankan kepala di atas dan tidak melakukan gerakan mendadak.

Page 16: ASKEP GLAUKOMA

Berikan laksan untuk mencegah konstipasi. Bantu klien ambulasi dan makan sesuai kebutuhan begitu efek anestesi

hilang. Instruksikan klien untuk tidak berbaring pada sisi operatif. Instruksikan klien untuk melaporkan gejala nyeri dahi, nyeri mata hebat

atau nausea. Observasi dan laporkan komplikasi pembedahan : Peningkatan TIO, ditandai dengan nyeri okular, nyeri di atas alis dan

nausea. Cegah klien membungkuk, mengangkat benda berat, mengejan saat buang air besar, batuk dan muntah.

Hipotoni – penurunan TIO, yang dapat menyeebabkan perdarahan koroid, atau lepasnya koroid, ditandai dengan nyeri yang dalam di dalam mata dengan onset pasti, diaforesis atau perubahan tanda vital.

Infeksi. Monitor vital sign. Infeksi harus dicegah karena klien dapat mengalami kehilangan pandangan atau kehilangan mata itu sendiri.

Jaringan parut/scar. Dapat mengurangi keefektifan jalur baru. Steroid topikal dapat digunakan karena efek samping pengguna-an steroid adalah memperpanjang wound healing.

Hindari latihan/olah raga berat selama 3 minggu.

Page 17: ASKEP GLAUKOMA

Nyeri berhubungan dengan Nyeri berhubungan dengan Nyeri berhubungan dengan

Nyeri berhubungan dengan

………

...

.

Tujuan : Klien akan mengalami pengurangan nyeri.Intervensi :

Pertahankan tirah baring ketat pada posisi semi fowler dan cegah tindakan yang dapat menigkatkan TIO ( batuk, bersin, mengejan).Rasional : tekanan pada mata meningkat bila tubuh datar dan manuver valsalva diaktifkan seperti pada aktivitas-aktivitas tersebut.

Berikan lingkungan gelap dan tenang.Rasional : stress dan sinar akan meningkatkan TIO yang dapat mencetuskan yeri.

Observasi tensi, nadi dan pernapasan tiap 24 jam jika klien tidak menerima agen osmotic secara intra vena dan tiap 2 jam bila klien menerima agen osmotic intra vena.

Observasi derajad nyeri mata setiap 30 menit selama fase akut. Observasi intake output tiap 8 jam saat klien mendapatkan agen

osmotic intra vena. Observasi ketajaman penglihatan setiap waktu sebelum penetesan

obat mata yang diresepkan.Rasional c – f : mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.

Page 18: ASKEP GLAUKOMA

Berikan obat mata yang diresepkan untuk glaucoma dan beritahu dokter jika terjadi hipotensi, output urine < 240 ml/jam, nyeri pada mata tidak hilang dalam waktu 30 menit setelah terapi obat, tajam penglihatan turun terus menerus.

Rasional : Agen-agen osmotic inra vena akan menurunkan TIO dengan cepat. Agen osmotic bersifat hiperosmolar dan dapat menyebabkan dehidrasi; manitol dapat mencetuskan hiperglikemi pada klien DM, tetes mata miotik memperlancar drainase akuos humor dan menurnkan produksinya. Pengontrolan TIO adalah esensial untuk memperbaiki penglihatan.

Berikan narkotik analgesic yang diresepkan jika klien mengalami nyeri hebat dan evaluasi keefektifannya.Rasional : mengontrol nyeri. Nyeri berat akan mencetuskan maneuver valsalva dan meningkatkan TIO.

Page 19: ASKEP GLAUKOMA