gizi kurang pd balita.doc

28
INTERMONEF GIZI MASYARAKAT “GIZI KURANG PADA BALITA” Oleh: Sagita Putri C (1121011004) Rahajeng Sekar D (1121011005) Kusuma Eka P (1121011010) Istiqamah (1121011011) Betamia Rosiana (1121011020) PROGRAM STUDI ILMU GIZI STIKes WIDYA CIPTA HUSADA

Transcript of gizi kurang pd balita.doc

INTERMONEF GIZI MASYARAKAT

GIZI KURANG PADA BALITA

Oleh:

Sagita Putri C(1121011004)

Rahajeng Sekar D(1121011005)

Kusuma Eka P(1121011010)

Istiqamah

(1121011011)

Betamia Rosiana(1121011020)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

STIKes WIDYA CIPTA HUSADA

MALANG

2014BAB I

PENDAHULUANArah kebijaksanaan pembangunan bidang kesehatan adalah untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk di dalamnya keadaan gizi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita adalah diantaranya kesehatan dan sanitasi lingkungan yang termasuk faktor tidak langsung, tetapi juga ada faktor lain yang mempengaruhi status gizi. Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih, dan sebagainya. Keadaan lingkungan yang kurang baik memungkinkan terjadinya berbagai penyakit antara lain diare dan infeksi saluran pernapasan.Status gizi balita adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. Beberapa faktor penyebab status gizi balita dapat digolongakan menjadi penyebab langsung yaitu konsumsi makanan dan penyakit infeksi sedangkan penyebab tidak langsung yaitu ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga, pola asuh anak, sanitasi lingkungan, pelayanan kesehatan, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan gizi ibu, jumlah anggota keluarga, pendapatan keluarga dan kemiskinan. Sanitasi lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi. Gizi kurang dan infeksi kedua duanya bermula dari kemiskinan dan lingkungan yang tidak sehat dengan sanitasi buruk.

Agar balita tidak mengalami status gizi yang buruk maka perlu didukung dengan peningkatan kebersihan lingkungan, yaitu dengan pemeliharaan lingkungan air serta pengelolaan sampah perlu diperhatikan dengan lebih seksama, khususnya balita dengan keadaan gizi yang kurang seperti kekurangan vitamin A, B, dan C. Dengan demikian dalam pemberantasan berbagai penyakit seperti DHF, ISPA ini peran serta masyarakat khususnya keluarga yang mempunyai balita sangat penting dan menjadi faktor penentu keberhasilan upaya pemberantasan berbagai penyakit akibat hygiene sanitasi yang kurang. Selain itu pihak Puskesmas dan tenaga kesehatan juga perlu menggalakkan program lingkungan bersih karena sanitasi juga sangat menentukan keberhasilan dari paradigma pembangunan kesehatan lingkungan dan status gizi khususnya pada balita yang lebih menekankan pada aspek pencegahan (preventif) dari pada aspek pengobatan (kuratif). Dengan adanya upaya preventif yang baik, angka kejadian penyakit yang terkait dengan kondisi lingkungan dapat dicegah.

1.1 Analisis Situasi

Tabel 1. Keadaan DaerahKondisi Umum DesaKondisi tanah

: subur, tanah merahLetak

: padat penduduk

Mata PencaharianBekerja di kebun atau di sawah

EkonomiMenengah kebawah

1.2Identifikasi Masalah

Tabel 2. AssasementDATA DASARSINTESA DATA

A. ANTROPOMETRI

Balita BB/U rata-rata = -2,244B. FISIK KLINIS

-

C. RIWAYAT GIZI

Balita

Energi 78,2%

Protein 78,1%

Lemak 83,2 %

KH 92,53 %D. KEBIASAAN MAKAN

Karbohidrat

Sering : nasi 100%

Jarang : mie 40%

Tdk pernah : jagung 100%

Protein hewani

Sering : telur 70%

Jarang : ikan segar 50%

Tidak pernah : ikan asin 100%

Protein nabati

Sering : tahu 60 %

Jarang : tempe 40 %

Tidak pernah : kacang-kacangan 20 %

Sayur

Sering : bayam 80 %

Jarang : wortel 40 %

Tidak pernah : terong 100 %

Buah

Sering : pisang 70 %

Jarang : pepaya 40 %

Tidak pernah : salak 100 %

Serba-serbiSering : susu formula 80 %

Jarang : biscuit 20 %Tidak pernah : teh manis 90 %Prevalensi masalah IMT kurus menurut BB/U rata rata sebesar 2,24, termasuk kurusProsentase intake zat gizi yang memenuhi kebutuhan adalah lemak 83,2 % dan KH 92,53 %. Zat gizi yang lain belum memenuhi kebutuhan energi 78,2 % dan protein 78,1 %. (Standart terpenuhi kebutuhan >80%)Karbohidrat yang sering dikonsumsi adalah nasi, jarang mie, dan tidak pernah adalah jagung

Protein hewani yang sering dikonsumsi adalah telur, jarang ikan segar, dan tidak pernah adalah ikan asin

Protein nabati yang sering dikonsumsi adalah tahu, jarang tempe, dan tidak pernah adalah kacang-kacanganSayur yang sering dikonsumsi adalah bayam, jarang wortel, dan tidak pernah adalah terongBuah yang sering dikonsumsi adalah pisang, jarang pepaya, dan tidak pernah adalah salak

Serba-serbi yang sering dikonsumsi adalah susu formula, jarang biskuit, dan tidak pernah teh manis

E. RIWAYAT PERSONAL

PENGETAHUAN

a) STATUS PENDIDIKAN

Menengah kebawahb) PEKERJAAN UTAMA

Di kebun

Di sawahc) PENGELUARAN KONSUMSI

< 1.000.000 70% 1.000.000 30%d) HYGIENE SANITASI

Lantai : Semen, keramik Ventilasi : kurang Kamar mandi : kecil, jadi 1 denan MCK Pembuangan sampah : Di tempat terbuka tanpa pengolahan Pencahayaan : kurang Kebersihan diri: kurang

Status pendidikan penduduk mayoritas menengah kebawah dibuktikan dengan pekerjaan utama mereka hanya di kebun dan di sawahPengeluaran untuk konsumsi rumah tangga sebesar < 1.000.000 (70%)Hygiene sanitasi keluarga masih kurang

1.3 Prioritas Masalah

Gambar 1. Problem Tree Balita Gizi Kurang

Gambar 2. Objectif Tree Balita Gizi Kurang

1.4 TinjauanPustaka

Pengertian GiziBeberapa pengertian gizi menurut para ahli yaitu :

a. Deswarni Idrus dan Gatot Kunanto (1990)

Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpangan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.b. Harry Oxorn dan William R. ForteGizi meliputi pengertian yang luas, tidak hanya mengenai jenis-jenis pangan dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh serta mengolah dan mempertimbangkan agar kita tetap sehatc. Tuti Sunardi

Gizi adalah sesuatu yang mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh, yang dapat mempertahankan kehidupand. Nirmala Devi Gizi merupakan substansi yang diperoleh dari makanan dan digunakan untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuhe. Chairinniza K. GrahaGizi adalah unsur yang terkandung dalam makanan, dimana unsur-unsur itu dapat memberikan manfaat bagi tubuh yang mengkonsumsinya sehingga menjadi sehatf. Ida Purnomowati, Diana H, Cahyo SGizi adalah zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk pertumbuhan, mempertahankan dan memperbaiki jaringan tubuh, mengatur proses dalam tubuh, dan menyediakan energi bagi fungsi tubuh, atau bisa juga diartikan sebagai komponen pembangun tubuh manusia.g. Asep Kurnia NenggalaGizi merupakan zat hara dalam makanan yang bernilai dan diperlukan makhluk hidup untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan kegiatan hidupnyah. Lioni Ioni Ellis HGizi merupakan komponen penting yang diperlukan tubuh untuk tumbuh dan berkembangi. Joyce James, Colin Baker, Helen SwainGizi adalah komponen kimia dalam makanan yang digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi dan membantu pertumbuhan, perbaikan, dan perawatan sel-sel tubuhj. DR. I.K.G. Suandi, SpAGizi merupakan bagian dari proses kehidupan dan proses tumbuh kembang anak, sehingga pemenhhan kebutuhan gizi secara akurat turut menentukan kualitas tumbuh kembang, sebagai sumber daya manusia dimasa yang akan datang Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian gizi adalah komponen kimia yang terdapat dalam zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk perkembangan dan pertumbuhan.

Pengertian Status GiziStatus gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan.Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai (Gibson, 1990).

Pengertian BalitaMenurut situs pencarian wikipedia.org, pengertian balita adalah periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal, yaitu usia dua sampai lima tahun. Pada masa ini seorang anak sedang lucu-lucunya dan terjadi perubahan siklus dalam hidupnya seperti ia sudah dapat membaca keadaan, banyak bertanya sesuatu yang tidak ia ketahui, belajar berhitung, bermain dan mulai mengenali teman-temannya alias bersosialisasi, mengetahui benda, mengeja, berbicara lancar. Dalam situs bookoopedia dijelaskan, pengertian balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun. Atau dalam artian khusus anak yang berusia di bawah lima tahun. Pengertian balita ini juga ditunjang dengan dibutuhkannya pola makan yang cukup atau kecukupan gizi yang seimbang.

Nutrisi Penting Pada BalitaBeberapa nutrisi penting yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi seperti :

a. Vitamin A, D, E, K

Vitamin ini sangat vital bagi balita.Jadi, usahakan agar asupan vitamin ini terpenuhi setiap harinya.Seperti kita ketahui, vitamin A sangat baik untuk penglihatan dan kesehatan kulit balita.Sedangkan vitamin D berperaan penting dalam meningkatkan penyerapan kelsium serta membantu pertumbuhan tulang dan gigi.Serta vitamin E memiliki anti oksidan yang membantu pertumbuhan system syaraf dan pertumbuhan sel. Vitamin K berpengaruh dalam pembekuan darah.

b. Kalsium

Mineral yang sangat dibutuhkan dalam pembentukan massa tulangnya. Kalsium sangat penting untuk membentuk tulang yang kuat sehingga balita terhindar dari patah tulang. Sumber kalsium yaitu : susu, keju, tahu, dll.

c. Vitamin B dan C

Fungsi dari vitamin B antara lain meningkatkan system syaraf dan imun tubuh balita, meningkatkan pertumbuhan sel, serta mengatur metabolisme tubuh.Sementara vitamin C berfungsi untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh balita serta mencegah sariawan.Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin B antara lain beras merah, pisang, kacang-kacangan, ikan, daging dan telur.Sementara untuk memenuhi gizi balita dengan vitamin C dapat diperoleh dari tomat, kentang, stroberi, dll.

d. Zat Besi

Balita sangat membutuhkan zat besi terutama untuk membantu perkembanga otaknya. Jika kebutuhan gizi balita akan zat besi tidak terpenuhi, kemungkinan ia akan mengalami kelambanan dalam ungsi kerja otak. Sumber makanam yang yang mengandung zat besi antara lain daging, ikan, brokoli, telur, bayamkedelai serta alpukat.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi BalitaBegitu banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi balita diantaranya yaitu :

a. Ketersediaan pangan ditingkat keluarga

Status gizi dipengaruhi oleh ketersediaan pangan ditingkat keluarga,hal ini sangat tergantung dari cukup tidaknya pangan yang dikonsumsi oleh setiap anggota keluarga untuk mencapai gizi baik dan hidup sehat (Depkes RI, 2004 : 19). Jika tidak cukup bias dipastikan konsumsi setiap anggota keluarga tidak terpenuhi (Depkes RI, 2002 : 13). Padahal makanan untukanak harus mengandung kualitas dan kuantitas cukup untuk menghasilkan kesehatan yang baik.

b. Pola Asuh Keluarga

Pola asuh keluarga adalah pola pendidikan yang diberikan oleh orang tua terhadap anak-anaknya. Setiap anak membutuhkan cinta, perhatian, kasih saying yang akan berdampak pada perkembangan fisik, mental dan emosional. Pola asuh terhadap anak berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi. Perhatian yang cukup dan pola asuh yang tepat akan memberipengaruh yang besar dalam memperbaiki status gizi . Anak yang mendapat perhatian lebih, baik secara fisik maupun emosional misalnya selalu mendapat senyuman, mendapat respon ketika berceloteh, mendapat ASI dan makanan yang seimbang maka keadaan gizinya lebih baik dibandingkan dengan teman sebayanya yang kurang mendapatkan perhatian orang tuanya.

c. Kesehatan Lingkungan

Masalah gizi timbul tidak hanya kerena dipengaruhi oleh ketidakseimbangan asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi oleh penyakit infeksi.Masalah kesehatan lingkungan merupakan determinan penting dalam bidang kesehatan. Kesehatan lingkungan yang baik seperti penyediaanair bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat akan mengurangi resiko kejadian penyakit infeksi. Sebaliknya lingkungan yang buruk seperti air minum tidak bersih, tidak ada saluran penampungan air limbah, tidak menggunakan kloset yang baik dapat menyebabkan penyebaran penyakit.Infeksi dapat menyebabkan kurangnya nafsu makan menjadi rendah dan akhirnya menyenankan kurang gizi.

d. Pelayanan Kesehatan Dasar

Pemantauan pertumbuhan yang diikuti dengan tindak lanjut berupa konseling, terutama oleh petugas kesehatan berpengaruh pada pertumbuhan anak.Pemanfanan fasilitas kesehatan seperti penimbangan balita, pemberian suplemen kapsul vitamin A, penanganan diare dengan oralit serta imunisasi.

e. Budaya Keluarga

Budaya berperan dalam sttus gizi masyarakat karena ada beberapa kepercayaan seperti tabu mengkonsumsi makanan tertentu oeh kelompok umur tertentu yang sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tertentu. Unsure-unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan makan masyarakat yang kadang-kadang bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu gizi.Misalnya, seperti budaya yang memprioritaskan anggota keluarga untuk mengkonsumsi hidangan keluarga yang telah disiapkan yaitu umumnya kepala keluarga.Apabila keadaan tersebut berlangsung lama dapat berakibat timbulnya masalah gizi kurang terutama pada golongan rawan gizi seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak balita.

f. Social Ekonomi

Banyaknya anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk disejumlah wiayah ditanah air disebabkan ketidaktahuan orang tua akan pentingnya gizi seimbang bagi anak balita yang pada umumnya disebabkan pendidikan orang tua yang rendah serta factor kemiskinan. Kurangnya asupan gizi bias disebabkan oleh terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsure gizi yang dibutuhkan dengan alasan social ekonomi yaitu kemiskinan.

g. Tingkat Pengetahuan Dan Pendidikan

Permasalahan kurang gizi tidak hanya menggambarkan masalah kesehatan saj, tetapi lebih jauh mencerminkan kesejahteraan rakyat termasuk pendidikan dan pengetahuan masyarakat. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan seseorang sehingga berpandangan luas, berfikir dan bertindak rasional.

2.6 Penilaian dan Standar atau Alat Ukur Standar GiziPenilaian status gizi dapat dilakukan dengan pengukuran langsung maupun tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung seperti :

a. Klinis

Metode ini didsarkan atas perubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi.

b. Biokimia

Metode ini menggunakan pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratories

c. Biofisik

Metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi dan melihat perubahan struktur dari jaringan.

d. Antropometri

Antropometri merupakan pengukuran terhadap dimensi tubuh dan koposisi tubuh.Sebagai idikator unsure gizi dapat digunakan dalam memberikan indikasi tentang kondisi social ekonomi pendudukan dapat dilakukan dengan mengukur parameter.Kombinasi beberapa parameter disebut indeks antropometri.Indeks antropometri yang digunakan adalah berat badan menurut umur.

1. Berat badan pada masa bayi balita, berat badan dpat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi. Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan anak baita adalah dacin.

2. Umur factor umum sangat penting dalam penentuan status gizi

Kesalahan penentuan dapat menyebabkan interpretasi status gizi yang salah.Cara menghitung umur yaitu dengan menentukan tanggal, hari, bulan dan tahun anak waktu lahir sehingga didapat umur anak.Bila kelebihan atau kekurangan hari sebanyak 16 hari sampai 30 hari dibulatkan 1 bulan.Bila kekurangan atau kelebihan 1 hari sampai 15 hari dibulatkan menjadi 0 bulan.

Selain itu, penilaian status gizi secara tidak langsung seperti :

1. Survey konsumsi makanan

Metode penentuan status gizi dengan melihat jumlah dan jenis bahan makanan atau zat gizi yang dikonsusi

2. Statistic vital

Menganalisis data beberapa statistic kesehatan

3. Factor ekologi

Hasil interaksi beberapa factor fisik, biologis dan lingkungan budaya.

Menurut Menkes (2002) Klasifikasi Status Gizi Anak Balita dapat dilihat pada table berikut ini :

Klasifikasi Status Gizi Anak BalitaIndeksStatus GiziAmbang Batas

Berat Badan Menurut Umur (BB/U)Gizi Lebih>+2SD

Gizi Baik>-2SD sampai +2SD

Gizi Kurang< -2 SD sampai -3 SD

Gizi Buruk< -3 SD

Tinggi Badan Menurut Umur (BB/U)Nomal 2 SD

Pendek< -2 SD

Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/U)Gemuk>+2 SD

Normal>-2 SD sampai +2 SD

Kurus< -2 SD sampai -3 SD

Kurus Sekali< -3 SD

2.7 Dampak Gizi Tidak Seimbanga. Dampak gizi lebih

Jika tidak teratasi akan berlanjut samai remaja dan dewasa, hal ini akan berdampak tingginya kejadian berbagai penyakit infeksi. Pada orag ewasa tampak dengan semakin meningkatnya penyakit degenerative seperti jantung kroner diabetes mellitus, hipertensi dan penyakit hati.

b. Dampak gizi buruk

Gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan system organ yang akan merusak system pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme maupun pertahanan mekanik. Serta dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan mental serta penurunan IQ.Penuruna fungsi otak berpengaruh terhada kemampuan belajar, kemampuan anak berinteraksi dengan lingkungan dan perubahan kepribadian anak.

c. Dampak Gizi Kurang Pertumbuhan Fisik Terlambat, perkembangan mental dan kecerdasan terhambat, daya tahan anak akan menurun sehingga mudah terserang penyakit infeksi.

BAB IIPERENCANAAN PEMECAHAN MASALAH

2.1Tujuan Umum dan Khusus

2.1.1Tujuan Umum

Untuk mengurangi status gizi kurang pada balita2.1.2Tujuan Khusus1.Membentuk KP-ASI (selain membahas tentang pentingnya ASI, juga membahas tentang kebutuhan nutrisi bagi balita)2. Meningkatkan higyne sanitasi dan menurunkan terjadinya infeksi pada balita

3. Meningkatkan ketersediaan pangan keluarga

4. KP-ASI dapat menjadi program rutinitas2.2Strategi Pemecahan Masalah

Program Pemecahan Masalah

Tabel 3. Alternative Analysis

CRITERIAAPPROACHES

Meningkatkan cakupan informasi keanekaragaman pangan lokal guna memenuhi kebutuhan nutrisi Activity

Pembentukan KP-ASI Pembinaan kepada anggota kelompok Meningkatkan pengetahuan tentang nutrisi balita Meningkatkan keanekaragamn keluarga Meningkatkan pengetahuan tentang hygiene sanitasi yang benar

Resources :

Money

Material

Time

Infrastruktur

Manpower

Severity of problem

Social & Community

Sustainability

Feasibility4

4

5

5

5

4

5

5

5

TOTAL 42

2.3 Rencana Program atau Kegiatan.

Sasaran Kegiatan :

Kader KP-ASI: Semua kader KP-ASI

: 1 kelompok Sasaran KP-ASI: Ibu hamil, ibu menyusui dan ibu balita Tempat dan Waktu Kegiatan :

Tempat kegiatan: Balai desa Waktu kegiatan: 22-September 2014 Sumber Dana :

Dana desa

Dana suka rela dari anggota Jenis Kegiatan :

NOWAKTU & TEMPATKEGIATANDESKRIPSI ACARACAKUPAN PROGRAM

1.22 Sept 2014Balai DesaMMD

(Musyawarah Masyarakat Desa)Mempresentasikan masalah yang terjadi di desa dengan pemecahan masalah yang ada. Memaparkan program yang akan dijalankan yaitu KP-ASI kemudian mengajak diskusi : Bidan desa, Ibu kepala desa, Sekertaris desa, Perawat desa dan Kader mengenai program yang akan dijalankan. Dengan kata lain mensosialisasikan KP-ASI. Para peserta MMD menyutujui program yang akan dijalankan serta peserta langsung menunjuk calon kader KP-ASI.

2.

25 Sept 2014

Balai Desa Pengkaderan KP-ASICalon Kader KP-ASI dipilih ketika MMD. Pengkaderan dilakukan dengan penempatan kader di bagian yang sesuai dengan kompetensinya. Kemudian dilanjutkan menyusun progran rutin dan jangka panjang yang akan dijalankan. Kader KP-ASI tediri dari Kader posyandu, masyarakat, ibu hamil sehat, ibu balita yang sukses ASI Eksklusif danJumlah kader KP-ASI yaitu : 8 Kader posyandu, 4 masyarakat, 2 ibu hamil sehat dan 7 ibu balita yang sukses ASI Eksklusif.

KP-ASI terdiri dari 5 bagian , yaitu :

1. Humas

2. PSDM

3. Komunikasi

4. Edukasi & Pelatihan

5. Danus

Pertemuan KP-ASI rutin pada selasa minggu ke-2

3.26 Sept 2014

Balai Desa Pembinaan KP-ASI dari tenaga ahliPembinaan bertujuan untuk melatih secara teknis kerja dari KP-ASI sehingga para kader tidak bingung ketika mulai melakukan pembinaan kepada ibu hamil dan ibu nifas.Kader KP-ASI secara teknis mampu menjalankan KP-ASI.

4.27-28 Sept 2014

Balai DesaPenyuluhanPenyuluhan dengan tema Manajemen Nutrisi Ibu Hamil dan Laktasi bertujuan untuk memberi bekal pengetahuan bagi ibu Kader KP-ASI untuk menjalankan KP-ASI. Serta menambah pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi bumil dan busui, serta penyuluhan tentang higyne sanitasi yang baik. Penyuluhan dilakukan selama 2 hari. Materi yang diberikan :

1. Gizi bumil & buteki, baduta dan balita2. Pengertian Asi Eksklusif Manfaat Asi bagi ibu dan bayi

3. Kolostrum & IMD

4. Perbedaan Asi, sufor, dan susu sapi

5. Bahaya sufor

6. Posisi & perlekatan

7. Masalah-masalah menyusui

8. Manajemen ASIP

9. MP-ASI10. Higyne sanitasi.

5.1 Sept 2014

Balai Desa Pemberian Inventaris KP-ASIPemberian alat untuk bekal kader melakukan penyuluhan serta sebagai inventaris bagi KP-ASI.Alat penyuluhan, yaitu :

3 Poster, lembar balik, modul, lembar bimbingan, dan peraga.

6. 2-5Sept 2014

Home VisiteMonev InternalMonev dilakukan dengan cara home visite oleh Kader KP-ASI kepada ibu hamil dan nifas, ibu balita dan baduta. Untuk melihat keadaan higyne sanitasi serta melihat sejauh mana kemampuan kader KP-ASI melakukan bimbingan dengan bekal ilmu yang sudah didapat saat penyuluhan. Ada 3 ibu nifas, 3 ibu hamil, 3 ibu baduta dan 3 ibu balita yang mendapat bimbingan dari KP-ASI sekaligus sebagai bahan pertimbangan untuk monev program KP-ASI.

Metode :

Wawancara menggunakan kuesioner

Observasi

Penyuluhan dan konsultasi

Alat dan Bahan :

Poster

Lembar balik

Modul

Lembar bimbingan

Peraga

PPT Evaluasi Kegiatan :

Pemantauan keaktifan kunjungan balita ke posyandu dan keaktifan kunjungan ibu balita ke KP-ASI Perubahan pengetahuan ibu mengenai gizi dan kesehatan balitanya

Perubahan PHBS ibu dalam pengolahan makanan dan keseharian Perubahan pola makan untuk balita Peningkatan pemanfaatan lahan oleh ibu balita

Peningkatan perubahan pada :

1. Kebersihan diri.

2. Pembungan limbah keluarga

3. Perubahan pola asuh pada balita

4. Perubahan pemberian asupan gizi seimbang pada balita.

Krisis ekonomi dan sosial

Kurang pemberdayaan wanita dan keluarga,

kurang pemanfaatan sumber daya masyarakat.

Kurang pendidikan, pengetahuan dan keterampilan

Tidak cukup persediaan pangan

Sanitasi dan air bersih / yankes dasar tidak memadai

Pola asuh anak tidak memadai

Penyakit infeksi

Peningkatan pengetahuan tentang hygiene sanitasi

MEMBENTUK KP-ASI

PEMBERAN MATERI TENTANG HYGIENE SANITASI

PEMBERIAN MATERI TENTANG POLA ASUH ANAK YANG MEMADAI

Gizi kurang turun 10%

Makanan tidak seimbang

PEMBERIAN MATERI TENTANG GIZI BALITA

Makanan seimbang meningkat 20%

KURANG GIZI

Penyakit infeksi menurun 20%

Pembinaan Kader KP-ASI

Pembentukan KP-ASI

Peningkatan pengetahuan nutrisi balita

Menormalkan status gizi balita

Peningkatan pengetahuan tentang pola asuh anak yang memadai