Gizi Buruk pada Balita.doc

download Gizi Buruk pada Balita.doc

of 21

description

tentang gizi buruk pada balita dan paradigma sehat

Transcript of Gizi Buruk pada Balita.doc

Paradigma SehatFakultas Kedokteran Ukrida

6 November 2010Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas rahmat-Nya dan karunia yang telah diberikan saya dapat menyelesaikan makalah PBL blok 1 modul 2 ini dengan lancar tanpa hambatan yang berarti.

Makalah PBL ini dibuat berdasarkan sasaran pembelajaran yang telah kami lakukan bersama-sama dengan kelompok PBL saya yaitu E1. Makalah PBL ini diperuntukan bagi siapa saja yang ingin mengetahui tentang cara berfikir kritis terhadap suatu masalah. Oleh karna itu makalah PBL ini bisa membantu mengembangkan pola pikir kita akan segala sesuatu hal atau masalah yang akan kita hadapi dalam profesi dokter dari segala aspek yang ada, sehingga baik dan buruknya bisa terpikirkan dengan baik.

Saya berusaha menyajikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh siapa saja yang membacanya, sekalipun orang itu adalah orang yang awam akan pengetahuan tentang masalah bepikir kritis, sehingga tujuan dari makalah PBL ini akan tersampaikandengan baik.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada orang orang yang membantu sayadalam pembuatan makalah PBL ini. Saya menyadari bahwa makalah PBL ini jauh darisempurna, oleh karena itu, saya bersedia menerima kritik dan saran yang positif danmembangun dari rekan rekan pembaca untuk penyempurnaan pada makalah PBLselanjutnya. Semoga makalah PBL ini dapat memberikan manfaat kepada kita semuaJakarta, September 2010

Penulis

1BAB 1PENDAHULUANA. Paradigma Sehat

Paradigma Sehat

Menurut para ahli, paradigma dapat didefinisikan menjadi.11. Hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang mengukur teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga menimbulkan hal-hal yang perlu diselidiki.

2. Pola pikir alam memahami dan menjelaskan aspek tertentu dari setiap kenyataan (ferguson)

3. menurut Thomas Kuhn (1979) paradigma sebagai model , pola atau pandangan dunia yang dilandasi pada dua karakteristik yaitu penampilan dari kelompok yang menunjukan keberadaannya terhdap sesuatu yang diyakini dan terbuka untuk penyelesaian masalah alam kelompoknya.

Sedangkan sehat sendiri didefinisikan sebagai suatu keadaan kondisi fisik, mental, an kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.2 Sehingga paradigma sehat dapat iartikan sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat proaktif. Paradigma sehat tersebut merupakan model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui kesadaran yang lebih tinggi pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.

Visi Indonesia Sehat 2010

Upaya besar bangsa Indonesia dalam meluruskan kembali arah pembangunan nasional yang telah dilaksanakan dalam tiga dasawarsa terakhir ini, menurut reformasi total kebijakan pembangunan dalam segala bidang. Untuk bidang kesehatan, tuntutan reformasi total tersebut masih ada ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar-daerah dan antar-golongan, derajat kesehatan masyarakat yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga, dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan.Untuk meningkatkan daya tangkal dan daya juang kesehatan yang merupakan modal utama pembangunan nasional, tinjauan kembali terhadap kebijakan pembangunan kesehatan merupakan sebuah keharusan.3

Perubahan pemahaman tentang konsep sehat dan sakit serta makin kayanya khasanah ilmu pengetahuan dengan informasi tentang determinan penyebab penyakit yang multifaktorial, telah menggugurkan paradigma pembangunan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Pentingnya penerapan paradigma pembangunan kesehatan baru, yaitu paradigma sehat merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat proaktif. Untuk terwujudnya paradigma sehat sebagai paradigma pembangunan kesehatan yang baru, kajian yang saksama tentang dasar, visi, serta misi pembangunan kesehatan perlu segera dilakukan.

B. Gizi pada balitaIndikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi(AKB) atau Infat Mortality Rate(IMR). Dari hasil penelitian yang ada, angka kematian bayi ini tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan faktor faktor lain, terutama gizi. Status gizi ibu pada waktu melahirkan , dan gizi bayi itu sendiri sebagai faktor tidak langsung maupun langsung sebagai penyebab kematian pada bayi. Penyakit diare dan pneumonia pada bayi yang merupakan penyakit pembunuh(killing diseases) utama bayi dan anak balita ternyata juga berkaitan dengan gizi buruk pada bayi dan anak balita tersebut.4 Bayi ataupun anak balita yang kekurangan gizi sangat rentan terhadap penyakit-penyakit infeksi, termasuk diare dan infeksi saluran akut, utamanya pneumonia. Oleh sebab itu, perbaikan gizi masyarakat, yang difokuskan pada perbaikan bayi dan anak balita merupakan awal dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebaliknya, kekurangan gizi pada bayi akan berakibat terhadap munculnya masalah kesehatan yang lain, dan akhirnya akan berdampak terhadap menurunnya derajat kesehatan masyarakat. Gizi Buruk Balita

Makanan bergizi sangat penting diberikan kepada bayi sejak masih dalam kandungan. Selanjutnya, masa bayi dan balita merupakan momentum paling penting dalammelahirkan generasi pintar dan sehat. Jika usia ini tidak dikelola dengan baik, apalagi kondisi gizinya buruk, di kemudian hari akan sulit terjadi perbaikan kualitas bangsa. Masalah gagalnya penangan bayi dan balita bukan akibat pembawaan, melainkan merupakan proses usaha yang kurang berhasil. Hal ini dapat dilihat dari data yang menunjukan perbandingan yang sangat berbeda antara kondisi bayi yang lahir di negara berkembang dan bayi yang lahir di negara maju. Di indonesia misalnya, masih banyak bayi yang lahir dengan berat badan di bawah 2.500 gram. Artinya, di bawah berat badan lahir normal. Sementara itu, di beberapa negara maju berat badan bayi lahir rata-rata 3.800 gram. Hal ini disebabkan kondisi ekonomi mereka yang telah maju disampinng adanya kesadaran dan pengetahuan orangtua tentang gizi keluarga.5Kualitas gizi merupsakan cerminan kuantitas(jumlahnya) dan kualitas(ragamnya) pasokan gizi makanan yang dikonsumsi dan kemampuan tubuh untuk memanfaatkannya secara optimal. Kabar keprihatinan atas berita banyaknya anak balita yang menderita gizi buruk, hendaknya tak sekedar sebagai penghias media massa. Namun yang diperlukan adalah sebuah tindakan nyata. Dengan mudah kita dapat melacaknya , melalui pencatatan-pelaporan kader seperti di posyandu. Demikian pula , sebagian besar anak di saat usia balita (sejak lahir hingga 60 bulan), pastikan memiliki Kartu Menuju Sejahtera (KMS) yang diberikan saat berkunjung ke posyandu.6 Dari data yang dilacak ulang berdasarkan plot berat badan di setiap KMS anak, dapat ditentukan apakan anak-anak berstatus gizi buruk atau tidak. Kurang gizi tingkat berat atau gizi buruk ini disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Gizi buruk ini diketahui dengan cara pengukuran berat badan (BB) menurut tinggi badan(TB) dan atau umur dibandingkan dengan standar, dengan atau tanpa tanda-tanda klinis (maramus, kwasikor, dan marasmus-kwasirkor). Batas gizi buruk pada balita adalah kurang dari -3.0 SD baku WHO.5,6Kekuragan zat-zat gizi pada makanan bayi dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan. Di samping itu, bayi menjadi lebih rentan terhadap penyakit infeksi dan selanjutnya bahkan dapat mengakibatkan kematian bayi tersebut.4 Oleh karena itu pemenuhan kebutuhan gizi bayi sangat perlu mendapat perhatian yang serius terutama pada bayi berstatus gizi buruk.C. Demografi dan KBDemografi adalah studi ilmiah tentang penduduk, terutama tentang fertilitas, mortalitas, dan mobilitas. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk dan karakter demografis lainnya, serta bagaimana faktor-faktor berubah dari waktu ke waktu. Para ahli demografi terutama tertarik pada statistik fertilitas(kelahiran), mortalitsa(kematian), dan mobilitas(perpindahan tempat) karena ketiga variabel ini merupakan komponen yang berpengaruh terhadap perubahan penduduk.7

Sedangkan KB atau progran keluarga berencana merupakaan progran yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia untuk membentuk sebuah keluarga yang sehat dan produktif. Berikut mrupakan pentingnya gerakan KB untuk keluarga terutama pada peningkatan kesehatan fisik karena mengikuti konsep KB.81. Umur optimal untuk mempunyai anak berkisar antara 20-30 tahun, dengan maksimal 35 tahun

2. dengan memperhitungkan rintangan umur, sisa usia selanjutnya apat dipergunakan untuk mempersiapkan diri berkarya sehingga kesejahteraan keluarga meningkat dalam arti luas.

3. jumlah dan susunan keluarga yang berorientasi NKKBS :

a. mengurangi morbiditas dan mortalitas

b. Menghilangkan konsep empat terlalu sehingga komplikasi,persalinan,dan masa laktasi apat diturunkan.

c. Dampak hamil ketika kesehatan optimal terhadap tumbuh-kembang intrauteri lebih baik sebagai dasar utama untuk membangun SM sejak awal.

Berkaitan dengan konsep pelaksanaan KB, ahli demografi dari Chili mengemukakan hubungan antara kesejahteraan an penerimaan KB. Gambaran demografi yang dikemukakan adalah.8 Jumlah penduduk diharapkan stabil, antara yang lahir dan yang meninggal.

Penerimaan KB adalah kebutuhan pokok setiap keluarga.

Saat tingkat kesejahteraan tercapai pelaksanaan gugur kandung untuk menstabilkan penduduk hanya merupakan suplemen semakin berkurang.

Tingkat kesejahteraan seimbang antara jumlah susunan keluarga, pendapatan per kapita(keluarga), serta upaya meningkatkan SM dalam keluarga.

Untuk mencapai sasaran tahap akhir masyarakat sejahtera harus dilalui tiga tahapan , yaitu.8Tahap 1

Kelahiran tinggi, KB belum dapat diterima

Terminasi kehamilan sebagai jalan pintas

Tahap 2

Penidikan mulai meningkat

Kelahiran turun

KB diterima, tetapi terminasi hamil tetap tinggi

Tahap 3

Pendidikan dan kesejahteraan mapan

Kelahiran rendah

KB merupakan kebutuhan hidup

Terminasi hamil hanya merupakan suplemen

Engan demikian, gerakan keluarga berencana sangat berperan dalam upaya untuk menurunkan angka morbiilitas dan mortalitas maternal perinatal.

D. Promosi KesehatanPromosi kesehatan tidak hanya meningkatkan :kesadaran dan kemauan seperti yang dikonotasikan dalam pendidikan kesehatan. Demi mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik dari fisik, mental, maupun sosial, masyarakat harus mampu mengenal dan mewujukan aspirasi dan kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungan. Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundang-undangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan.9Dalam pelaksanaannya, promosi kesehatan memiliki 3 sasaran yaitu.91. Sasaran Primer , adalah sasaran yang mempunyai masalah, yang diharapkan mempunyai masalah, yang diharapkan mau berperilaku sesuai harapan dan memperoleh manfaat paling besar ari perubahan perilaku tersebut.

2. sasaran sekunder, adalah individu atau kelompok yang memiliki pengaruh atau disenangi oelh sasaran primer. Sasaran sekunder diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada sasaran primer.

3. asaran tersier, adalah para pengambil kebijakan,penyandang dana, pihak-pihak yang berpengaruhdi berbagai tingkatan (pusat,propinsi,kabupaten,kecamatan, dan desa atau kelurahan)

E. Gizi Masyarakat

Setiap manusia tidak akan pernah bisa lepas dari makanan, karena dalam kehidupan sehari-haringa makanan merupakan salah satu persyaratan pokok untuk manusia disamping udara(oksigen). Sedangkan ilmu yang mengkaji masalah makanan dan dikaitkan dengan kesehatan ini disebut gizi. Sebuah batasan mengatakan bahwa ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari nasib makanan sejak ditelan sampai diubah menjadi bagian tubuh dan energi serta diekskresikan sebagai sisa.Berbagai pengembangan berikutnya, ilmu gizi dimulai dari pengadaan,pemilihan, pengolahan, sampai dengan penyajian makanan tersebut.4 Dari beberapa batasan tersebutlah dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu gizi itu mencakup dua komponen penting, yaitu makanan dan kesehatan.

Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan bukan sekedar makanan, tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi. Berikut merupakan zat makanan beserta fungsinya.41. Protein, biasa diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tunbuhan(protein nabati) dan dari hewan(protein hewani). Beberapa fungsi dari protein adalah membangun sel-sel yang rusak, membentuk zat-zat pengatur(seperti enzim dan hormon), serta membentuk zat inti energi(1 gram energikira-kira akan memghasilkan 4,1 kalori.

2. Lemak, berasal dari minyak goreng, daging, margarin, dsb. Funsi dari lemak ini adalah :

menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia(1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori)

sebagai pelarut vitamin A,D,E,dan K

sebagai pelindung terhaap bagian-bagian tubuh tertentu dan pelindung bagian tubuh pada temperatur rendah.

3. Karbohidrat, funfsi-fungsi karbohidrat aalah salah satu pembentuk energi yang paling murah karena pada umumnya sumber karbohidrat ini berasal dari tumbuh-tumbuhan(beras,singkong,jagung,dsb) yang merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia.

4. Vitamin. Vitamin ini debedakan menjadi 2 jenis yaitu vitamin yang larut dalam air ( vitamin A dan B) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E, dan K). Dalam perannya, vitamin ini memiliki fungsi masing-masing dalam proses metabolisme dalam tubuh.

5. Mineral, terdiri dari zat kapur(Ca), zat besi(Fe), zat Fluor(F), natrium(Na) , dan Chlor(Cl),kalium(K), dan iodium(I). Fungsi dari mineral adalah sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan.

Dalam peninjauannya, Ilmu gizi masyarakat (public health nutrition) merupakan ilmu yang berkaitan mengenai gangguan gizi pada kelompok masyarakat. Gizi masyarakat yang berurutan gangguan gizi pada masyarakat, dimana masyarakat mempunyai aspek yang sangat luas maka penanganannya harus secara multisektor dan multi disiplin. Profesi dokter saja belum cukup untuk menangani masalah gizi masyarakat. Penanganan gizi masyarakat tidak cukup dengan upaya terapi pada penderita saja karena apabila setelah mereka sembuh akan kembali ke masyarakat. Oleh karena itu, terapi penderita gangguan gizi masyarakat tidak saja ditunjukkan kepada penderitanya saja,tetapi seluruh masyarakat tersebut.Penanganan atau perbaikan gizi sebagai upaya terapi tidak hanya diarahkan pada gangguan gizi atau kesehatan saja, melainkan juga ke arah bidang-biang yang lain.

Dalam masyarakat terdapat beberapa kelompok rentan gizi. Kelompo rentan gizi adalah suatu kelompok dalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatan atau rentan karena kekurangan gizi. Biasanya kelompok rentan gizi ini berhubungan dengan proses kehidupan manusia. Oleh sebab itu kelompok ini terdiri dari kelompok umur tertentu dalam siklus kehidupan manusia. Kelompok-kelompok rentan gizi itu terdiri dari beberapa kelompok berikut ini.41. Kelompok bayi, umur 0-1 tahun.

Kelompok bayi ini merupakan kelompok yang rentan karena dalam siklus kehidupan manusia, bayi berada dalam masa pertumbuhan an perkembangan yang paling pesat.

2. Kelompok di bawah 5 tahun(balita). 1-5 tahun.

Anak balita juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit karena anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa.

3. Kelompok anak sekolah (6-12 tahun)

Pada umumnya kelompok umur ini mempunyai kesehatan lebih baik dibandingkan dengan kesehatan balita. Tetapi masalah ini timbul karena pada umur-umur ini anak sangat aktif bermain dan banyak kegiatan.

4. Kelompok remaja (13-20 tahun)

Di usia anak remaja ini kegiatan jasmani terutama olah raga mencapai kondisi puncaknya, oleh sebab itu apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori, maka akan terjadi defisiensi yang akan menghambat pertumbuhannya.

5. Kelompok ibu hamil dan menyusui

Pada kelompok ibu hamil, dikataka kelompok yang rentan karena berhubungan dengan proses pertumbuhan yaitu pertumbuhan janin yang menjadi pendukung bagi proses kelahirannya. Kemudian pada ibu menyusui, kelompok ini dikatakan rentan karena, ibu-ibu menyusui memerlukan kebutuhan kalori, vitamin,dsb dalam menjamin kecukupan ASI bagi bayi.

6. Kelompok Usia lanjut

Pada kelompok usia lanjut ini merupakan kelompok yang mulai mengalami penurunan fungsi organ tubuh/pencernaan.

Setelah diuraikan seluruh kelompok rentan gizi, kelompok umur yang rentan terhadap penyakit-penyakit adalah kelompok bayi dan balita.oleh sebab itu indikator yang baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah melalui status gizi bayi dan balita. Ada 4 cara yang sering digunakan di bidang gizi masyarakat dalam mengukur status gizi seseorang, lebih spesifiknya standart dimana seseorang diakatak bergizi buruk.41. Berat badan per umur, gizi kurang yang mencakup kekurangan kalori dan protein (KKP) tingkat I & II.

2. Tinggi badan menurut umur, Gizi buruk apabila panjang/tinggi badan bayi/anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standart Harvar.

3. Berat badan menurut tinggi, gizi buruk apabila berat bayi/anak menurut panjang/tingginya 70% atau kurang dari standart Harvard.

4. Lingkar lengan atas (LLA)menurut umur, gizi buruk apabila LLA bayi/anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Wolanski

5. Indeks massa tubuh (IMT), gizi buruk(kurus) apabila hasil perhitungan IMT kurang dari 18.

F. PosyanduPosyandu adalah suatu forum komunikasi , alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.10 Posyandu adalah untuk keterpaduan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana yang dilaksanakan di tingkat dusun dalam wilayah kerja msing-masing pukskesmas. Pembentukan posyandu ini tentu memiliki tujuan jangka panjang.111. Untuk menurunkan angka kematian bayi atau Infant Mortality Rate (IMR)

2. Untuk dapat menurunkan angka kelahiran atau Birth Rate.

3. penurunan angka kematian ibu bersalin atau Maternal Mortality Rate.

Posyandu ini memiliki bebrapa program dan sasaran yang harus dilakukan guna memenuhi tujjuan posyandu tersebut. Program-program tersebut adalah.

1. KIA

2. KB

3. P2M (Pemberantasan Penyakit Menular)

4. Upaya Peningkatan Gizi

Program program ini meiliki beberapa sasaran yaitu :

Ibu hamil

Ibu menyusui

Pasangan usia subur

Balita

Dalam menjalankan perannya dalam masyarakat, posyandu memiliki suatu sistem yang juga disebut sebagai Sistem Pelayanan Terpadu. Sistem adalah suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai tujuan yang jelas. Komponen suatu sistem terdiri dari in-put,proses,out-put,effect,out come dan mekanisme umpan baliknya.111. In-put : Masukan dan persiapan yang diatur dan disesuaikan dengan tujuan dan sebagainya (minute: jangka waktu pelaksanaan program dan market: sasaran masyarakat)

2. Process : Perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pelaksanaan program, pengawasan dan pengendalian untuk kelancaran kegiatan dari program puskesmas.

3. Out-put : Cangkupan kegiatan program : Jumlah kelompok masyarakat yang sudah diberikan pelayanan kesehatan dibandingkan dengan jumlah kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program.

4. Effect : Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku masyarakat yang diukur dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia.

5. Out-come : Dampak program dengan peningkatan status kesehatan masyarakat.

Pada penyelenggaraannya, posyandu dilakukan oleh kader yang terlatih di biang kesehatan, biasa berasal dari PKK, tokoh masyarakat, pemuda dan lain-lain dengan bimbingan tim pembina PKMD tingkat kecamatan. Baiknya, posyandu berada pada tempat yang mudah idatangi oleh masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri. Penyelenggaraan posyandu ini dilakukan dengan Sistem Lima Meja yaitu.5

Meja I:Pendaftaran + penyuluhan kelompok

Meja II:Penimbangan bayi dan anak balita

Meja III:Pencatatan ( pengisian KMS)

Meja IV:Penyuluhan perorangan

Meja V:Pelayanan

Strata Posyandu dan Intervensi.11 Posyandu pertama : kegiatan belum rutin,kader aktif terbatas,belum mantap, pelatihan kader dan penambahan kader.

Posyandu Madya : cakupan progam utama (KB,KIA < GIZI dan Imunisasi) < 50%, pergerakan PSM secara aktif.

Posyandu Purnama : Kegiatan > 8x/th, kader 5 atau lebih , cangkupan program utama > 50%, program tambahan+dana sehat sederhana.

Posyandu Mandiri : Dana sehat lebih menjangkau 50% KK diarahkan ke JPKM.

G. Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnyaadalah suatu kondisi atau keadaan-lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula. Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan meia yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup didalamnya. Pada negara berkembang seperti indonesia, salah kesehatan lingkungan berkisar pada sanitasi(jamban), penyedian air minum,perumahan,pembuangan sampah , dan pembuangan air limbah.

1.Perumahan (housing)

Rumah merupakam salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Setelah manusia memasuki abad modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahan-bahan setempat , tetapi kadang desainnya masih mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya. Rumah sehat memiliki beberapa ciri2, diantaranya adalah.4 Bahan-bahan bangunan yang digunakan baik dan cocok/menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.

Ventilasi, mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut agar tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri. Fungsi lainnya adalah untuk mejaga agar ruangan rumah selalu tetap dalam kelembaban yang optimum.

Cahaya, rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah , terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya bila pencahyaan terlalu banyak didalam rumah, akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak mata.

Luas bangunan rumah.luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya.

Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat

1. Penyediaan air bersih yang cukup

2. Pembuangan tinja

3. Pembuangan air limbah

4. Pembuangan sampah

5. Fasilitas dapur

6. Ruang berkumpul keluarga

2. Penyediaan Air Bersih

Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Kebutuhan manusia akan air sangat komplek antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci dsb. Diantara kegunaan air tersebut, yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Berikut merupakan syarat-syarat air bersih.4a. Syarat fisik : bening(tidak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara di luarnya.

b. Syarat bakteriologis : bebas dari segala bakteri terutama bakteri patogen.

c. Syarat Kimia : mengandung zat-zat yang kimia yang sesuai dengan aturan dan standart yang ada.

3. Pembuangan Kotoran Manusia

Yang dimaksud dengan kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja(feses), air seni(urine), dan CO2. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang poko untuk sedini mungkin diatasi. Karena kotoran manusia(feses) adalah sumber penyebaran penyakit yang multikompleks.

4. Pengolahan Sampah

Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak lagi dipakai oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan , sampah adalah sesuatu yang sudah tidak lagi digunakan, tidak dipakai , tidak disenangi, atau sesuatu yang tidak terjadi dengan sendirinya. Cara-cara pengelolaan air limbah :

i. Pengumpulan dan Pengangkutan sampah

ii. Pemusnahan dan pengolahan sampah :

1. Ditanam

2. Dibakar

3. Dijadikan Pupuk

5. Pengelolaan Air limbah

Pengolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap pencemaran air limbah tersebut. Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain :

i. Pengenceran, Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah,kemudian baru dibuang ke badan-badan air.

ii. Kolam Oksidasi

Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari,ganggang, bakteri dan oksigen alam proses pembersihan alamiah.

iii. Irigasi : Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali, dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut.PembahasanVisi Indonesia Sehat 2010Dalam Visi Indonesia Sehat, tersirat paradigma sehat yang dapat dipahami secara Makro dan mikro. Secara makro, semua sector pembangunan harus memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan, memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan perilaku dan lingkungan sehat. Secara mikro, pembangunan kesehatan lebih ditekankan pada upaya preventif dan promotif dengan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.12Gizi Buruk

Di Indonesia, yang sekarang sedang mengahadapi krisis ekonomi ini masih terlalu banyak ijumpai adanya gizi buruk pada masyarakat terutama pada balita yang menjadi derajat utama indikator kesehatan masyarakat.Terlebih bangsa Indonesia merupakan salah satu dari bangsa-bangsa yang sedang berkembang, bangsa Indonesia dituntut untuk memajukan atau melakukan pembangunan di berbagai sektor kehidupan, tterutama kesehatan yang sering disorot sebagai penilaian bahwa suatu negara itu mapu atau tidakdalam mewujudkan paradigma yang ditargetkan. Kita harus jujur bahwa kasus-kasus gizi buruk jauh-jauh hari sebelumnya sudah di alami banyak anak-anak di Indonesia. Dalam sekian banyak kasus gizi buruk, sebagian besar atau bahkan boleh dikatakan bahwa hampir semua terjadi bukan karena bawaan melainkan karena suatu alasan ataupun ataupun suatu proses yang kurang berhasil atau bahkan mungkin tidak berhasil sama sekali dalam penerapannya.Promosi Kesehatan

Kasus gizi buruk yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia, sebagian besar dikarenakan adanya promosi kesehatan yang kurang merata di seluruh daerah di indonesia. Promosi kesehatan yang sering dikesampingkan orang dan hanya dijadikan sebuah angin lalu, baru akan terasa dampaknya apabila sebuah wabah terjadi di Indonesia ini. Seperti saat maraknya kasus gizi buruk di berbagai negara di Indonesia. Untuk mencegah terjadinya gizi buruk, diperlukan promosi kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.

Promotif (peningkatan kesehatan) adalah suatu usaha yang ditunjukan untuk meningkatkan kesehatan.yang meliputi usaha-usaha,peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkunagn, olah raga secara teratur, istirahat yang cukup dan rekreasi sehingga seseorang dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Sedangkan preventif (pencegahan penyakit) merupakan usaha yang ditunjukkan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi dan ibu hamil, pemeriksaan secara berkala untuk medeteksi penyakit secara dini.11Seharasnya dengan promosi kesehatan yang mendasar dan bersifat promotif dan preventif ini saja bisa meningkatkan pencegahan terhadap berbagai macam penyakit terutama gizi buruk. Berikut merupakan beberapa contoh hal-hal yang harus diberikan dalam promosi kesehatan untuk mencegah atau mengurangi jumlah penderita gizi buruk,yaitu mengenai :

1. Paradigma Sehat

Yaitu bila setiap masyarakat mengerti akan apa arti paradigma sehat dan visi Indonesia sehat 2010, maka tidak menutup kemungkinan masyarakat akan lebih mengerti mengenai pentingnya kesehatan dan sadar akan terciptanya visi Indonesia sehat 2010 yang secara otomatis jugag jumlah penderita gizi buruk akan menurun.

2. Gizi masyarakat

Dalam pengetahuan mengenai gizi masyarakat yang cukup, seharusnya tidak akan banyak kasus mengenai gizi buruk terjadi di masyarakat Indonesia. Karena bila masyarakat benar benar mengerti penerapan dari gizi masyarakat, maka gizi yang cukup dan seimbang akan selalu terjaga dan didapatkan.

3. Kesehatan lingkungan

Kesehatan lingkungan merupakan faktor yang penting dan berpengaruh juga pada kesehatan dan gizi di kalangan masyarakat negara berkembang seperti Indonesia ini. Karena pada negara yang sedang berkembang seperti Indonesia,maslah yang sering ditemukan adalah masalah kesehatan lingkungan yang belum dapat teratasi dengan baik.4. Posyandu

Posyandu merupakan sarana yang penting di dalam lingkup masyarakat yang berpengaruh besar pada status gizi balita. Karena status gizi balita yang buruk atau tidak akan dapat diketahui setelah posyandu membantu masyarakat melakukan pengecekan terhadap status gizi balita secara berkala.

5. Demografi dan KBDemografi dan KB jugag merupakan hal yang penting untuk penurunan gizi buruk balita dkalangan masyaakat Indonesia. Hal ini dikarenakan dengan adanya demografi dan KB, dapat diketahui berapa jumlah anggota keluarga yang efektif yang seharusnya dimiliki oleh setiap keluarga di Indonesia ini. Sehingga juga pembagian gizi untuk setiap orang i keluarga tersebut merata dan tidak terjai gizi buruk.KESIMPULANDari beberapa perancangan Visi Indonesia Sehat 2010 dimana diharapkan bahwa seluruh masyarakat dapat hidup sehat dalam artian masih produktif di segala bian misalnya ekonomi sosial dll. Visi tersebut belum dapat tercapai karena masih adanya kendala pada berbagai bidang seperti yang telah dipaparkan di makalah ini.DAFTAR PUSTAKA

1. Profesi dan Praktik keperawatan Profesional. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

2. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan komunitas. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;2009

3. Syafrudin, Hamidah. Kebidanan komunitas. Penerbit Buku Kedokteran EGC;2009.

4. Notoatmodjo S. Kesehatn masyarakat ilmu dan seni. Jakarta:Rineka Cipta;2007.

5. Widjaja MC. Gizi tepat untuk perkembangan otak dan kesehatan balita. Jakarta:Kawan Pustaka;2002.h.1

6. Aritonang I, Priharsiwi E. Busung lapar. Yogyakarta:Media Pressindo;2006.h.24-43

7. Manuaba IBG. Ilmu kesehatan, penyakit kanungan dan keluarga berencana. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;2003

8. Manuaba IBG. Kuliah obstretri. Jakarta:Penerbit Buku Keokteran ECG;2008

9. Maulana HD. Promosi kesehatan. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;2009

10. Effendy N. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;2009.h.153.267-8

11. Syafrudin, Theresia, Jomina. Ilmu kesehatan masyarakat untuk mahasiswa kebidanan. Jakarta:CV.Trans Info Media;2009

12. Siswanto H. Widyastuti P.editor. Kamus popule kesehatan lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2003.