Geriatri

67
12 BAB II HASIL BELAJAR MERIAS WAJAH GERIATRI DAN KESIAPAN MENJADI BEAUTY OPERATOR MADYA DI SALON KECANTIKAN A. Tinjauan Mata Diklat Merias Wajah Geriatri 1. Tujuan Mata Diklat Merias Wajah Geriatri Mata diklat merias wajah geriatri merupakan salah satu mata diklat yang harus ditempuh peserta didik program keahlian tata kecantikan kulit tingkat II Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada semester 1. Materi pembelajaran mata diklat merias wajah geriatri mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang tata kecantikan, khususnya dalam merias wajah geriatri. Mata diklat merias wajah geriatri disajikan dalam bentuk teori dan praktek. Materi teori meliputi pengertian wajah geriatri, koreksi wajah geriatri, pengetahuan alat merias wajah geriatri, pengetahuan kosmetika untuk wajah geriatri dan merias wajah geriatri. Materi praktek meliputi pelaksanaan kegiatan praktek merias wajah geriatri. Tujuan mata diklat merias wajah geriatri yang ingin dicapai setelah mengikuti pembelajaran, tercantum pada tujuan umum dalam modul merias wajah geriatri (2003: 1) adalah sebagai berikut:

description

Menjelaskan tata rias bagi usia lanjut

Transcript of Geriatri

Page 1: Geriatri

12

BAB II

HASIL BELAJAR MERIAS WAJAH GERIATRI DAN KESIAPAN MENJADI BEAUTY OPERATOR MADYA

DI SALON KECANTIKAN

A. Tinjauan Mata Diklat Merias Wajah Geriatri

1. Tujuan Mata Diklat Merias Wajah Geriatri

Mata diklat merias wajah geriatri merupakan salah satu mata diklat yang

harus ditempuh peserta didik program keahlian tata kecantikan kulit tingkat II

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada semester 1. Materi pembelajaran mata

diklat merias wajah geriatri mengarahkan peserta didik untuk memiliki

pengetahuan dan keterampilan dalam bidang tata kecantikan, khususnya dalam

merias wajah geriatri.

Mata diklat merias wajah geriatri disajikan dalam bentuk teori dan

praktek. Materi teori meliputi pengertian wajah geriatri, koreksi wajah geriatri,

pengetahuan alat merias wajah geriatri, pengetahuan kosmetika untuk wajah

geriatri dan merias wajah geriatri. Materi praktek meliputi pelaksanaan kegiatan

praktek merias wajah geriatri.

Tujuan mata diklat merias wajah geriatri yang ingin dicapai setelah

mengikuti pembelajaran, tercantum pada tujuan umum dalam modul merias wajah

geriatri (2003: 1) adalah sebagai berikut:

Setelah menyelesaikan mata diklat ini peserta didik dapat menjelaskan tentang pengertian wajah geriatri, koreksi wajah geriatri, pengetahuan alat merias wajah geriatri, pengetahuan kosmetika untuk wajah geriatri dan merias wajah geriatri dengan tepat, terampil serta benar sesuai standar yang berlaku baik nasional maupun internasional.

Page 2: Geriatri

13

2. Materi Pembelajaran Mata Diklat Merias Wajah Geriatri

a. Pengertian dan ciri-ciri wajah geriatri

Wajah geriatri yaitu wajah pada usia lanjut dengan ciri-ciri pada proses

ketuaan. Proses ketuaan sesungguhnya sudah mulai tampak pada umur dua puluh

lima tahun, ciri-cirinya antara lain, munculnya keriput-keriput halus, struktur

wajah dan bagian-bagian wajah yang serba menurun, elastisitas kulit mengendur,

berkurangnya kelembaban kulit karena faktor pelembab alamiah (natural

moisturizing factor) menyusut, terjadinya bercak-bercak hiperpigmentik karena

mengeringnya kulit, penipisan lapisan hidrolipid (sawar asam atau acid barrier)

yang memudahkan penguapan air. Kulit tua kering dan keriput, struktur wajah dan

bagian-bagian wajah yang serba menurun, rambut uban dan sebagainya harus

dapat dirias sedemikan, hingga hal-hal tersebut tersembunyi.

1)

4) 2)

5)

3)

Gambar 2.1 Ciri-Ciri Wajah Geriatri 1). Keriput-keriput halus di bawah mata, 2) Elastisitas kulit mengendur, 3). Kulit mengering,

4). Penipisan lapisan hidrolipid, 5). Salah satu bagian wajah yang menurun Sumber : www_skinpigmentasi_com-images

Page 3: Geriatri

14

b. Koreksi wajah geriatri

Koreksi bentuk wajah dapat dilakukan berdasarkan atas prinsip bahwa

wajah yang dianggap kurang sempurna dapat diubah, sehingga penampilannya

menjadi lebih baik. Bentuk muka yang dianggap sempurna ialah bentuk muka

lonjong, bentuk ini yang paling proporsional. Bentuk yang tidak memiliki

proporsi tulang wajah yang tidak sempurna dapat disamarkan dengan bantuan

kosmetika, yaitu melalui aplikasi shading (efek gelap) dan highlighting (efek

terang) pada bagian-bagian wajah yang dirasa kurang proporsional. Bagian wajah

yang diberi shading (efek gelap) akan kelihatan menyempit atau menjadi kurang

menonjol, prinsip yang sama diterapkan pula pada bagian-bagian yang perlu

ditonjolkan atau dilebarkan dengan pemakaian highlighting (bayangan terang).

Koreksi bentuk wajah pada dasarnya dilakukan secara bertahap yang pertama

pembentukan dengan menggunakan foundation, kedua penyempurnaan dengan

menggunakan blush-on.

Tahap pembentukan dilakukan sebagai bagian dari aplikasi dasar tata rias,

tujuannya adalah untuk membuat bentuk wajah tampak lebih proporsional, tulang-

tulang wajah yang terlalu tajam diperhalus, bagian yang kurang menonjol

diangkat. Kosmetika dan alat yang diperlukan diantaranya; foundation sesuai

dengan warna kulit untuk aplikasi pada bagian wajah yang bentuknya ingin

dipertahankan, foundation dengan warna satu hingga dua tingkat lebih gelap untuk

efek gelap, foundation dengan warna satu hingga dua tingkat lebih terang dari

warna kulit untuk efek terang dan spons latek.

Page 4: Geriatri

15

Tahap penyempurnaan dengan menggunakan blus-on berfungsi untuk

memaksimalkan efek gelap yang sebelumnya telah diciptakan melalui penerapan

foundation pada tahap pembentukan. Bila menggunakan blus-on berbentuk krim

aplikasikan blus-on sebelum bedak, apabila memilih yang berbentuk compact,

terapkan blus-on sesudah bedak. Untuk fungsi ini, arah tarikan blus-on menjadi

kuncinya seperti, arah mendatar untuk memberi kesan luas pada wajah, arah naik

untuk memberikan kesan panjang pada wajah sedangkan arah menurun untuk

memberi kesan tajam pada wajah. Fungsi dasar dari blus-on adalah untuk

memberi rona segar pada pipi.

1). Koreksi bentuk wajah bulat

Koreksi bentuk wajah bulat, direncanakan agar wajah kelihatan menjadi

lebih kurus dan berbentuk oval. Pipi yang bulat ditutup dengan bayangan gelap,

yaitu memakai alas bedak yang berwarna lebih gelap, lalu diberi efek gelap. Dagu

yang pendek dapat diberi alas bedak (foundation) yang berwana lebih terang.

Penyempurnaan meggunakan blus-on dengan arah tarikan turun dan datar menuju

sudut mulut untuk memberi kesan tajam pada wajah.

2). Koreksi bentuk wajah panjang

Pembentukan pada bentuk wajah ini agar wajah kelihatan lebar dengan

menggunakan alas bedak yang lebih terang pada pipi yang kurus di depan kedua

telinga. Dagu yang terlalu panjang ditutup dengan alas bedak yang lebih gelap.

Tahap penyempurnaan dengan blus-on dengan arah tarikan mendatar untuk

memberi kesan lebar pada wajah.

Page 5: Geriatri

16

3). Koreksi bentuk wajah persegi

Tahap pembentukan pada bentuk wajah ini dilakukan seperti untuk bentuk

wajah bulat, tetapi diperhatikan agar rahang yang lebar ditutup dengan alas bedak

yang berwarna lebih tua atau diberi bayangan gelap di atas bedak, kedua pipi di

depan telinga diberi warna lebih terang dengan mengoles alas bedak yang

berwarna lebih muda pada daerah ini atau diatas bedak di beri warna yang terang

(tint). Supaya dagu yang pendek kelihatan lebih panjang bagian ini diberi alas

bedak yang lebih terang. Pada tahap penyempurnaan, arahkan tarikan blus-on

datar dengan sapuan agak melebar dan tidak tajam untuk memberi kesan lembut.

4). Koreksi wajah diamond/belah ketupat

Wajah berbentuk diamond sangat lebar di daerah kedua tulang pipi, pada

kedua sisi dahi dan kedua sisi rahang bawah yang terlalu sempit dikenakan

foundation yang berwarna terang agar bagian-bagian ini kelihatan lebih lebar.

Pada tahap penyempurnaan arah tarikan blus-on datar di sekitar tulang pipi untuk

mengurangi penonjolan.

5). Koreksi bentuk wajah buah pir dan bentuk wajah segitiga

Pembentukan wajah buah pir pada bagian kiri dan kanan dahi yang lebar

ditutup dengan alas bedak berwarna gelap, kedua sisi rahang bawah diolesi alas

bedak yang berwarna terang. Bentuk wajah segitiga pada daerah dahi lebar dan

daerah dagu sempit koreksinya dilakukan dengan memberi shading di atas dagu

untuk mengurangi ketirusanya, aplikasikan highlighter di daerah rahang untuk

menambah kelebarannya. Tahap penyempurnaan arah tarikan blus-on datar dan

turun dari telinga untuk penyempurnaannya.

Page 6: Geriatri

17

Aplikasi foundation dan blus-on sebagai shading dan higlighting pada koreksi bentuk wajah geriatri

(Pada tahap pembentukan)

( a) (b) ( c)

(d) ( e) (f)

Keterangan :

Pemberian bayangan gelap (shading)

Pemberian bayangan terang (highlighting)

Pemberian kesan pada wajah (blus-on)

Gambar 2.2: Aplikasi Foundation dan Blus-on sebagai Shading dan Higlighting (a). Bentuk wajah bulat, (b). Bentuk wajah lonjong, (c). Bentuk wajah persegi, (d). Bentuk wajah

diamong/belah ketupat, (e). Bentuk wajah buah pir, (f). Bentuk wajah segitiga Sumber: Kusumadewi (2002: 64,65,66)

Pada tata rias wajah geriatri perlu dipertimbangkan bahwa penampilan

wajah pada geriatri dipengaruhi oleh perubahan struktur tengkorak wajah dan

gigi-geligi, perubahan jaringan lunak wajah secara umum dan kulit khususnya,

posisi absolut dan proporsional alat-alat wajah. Koreksi tersebut merupakan

sasaran pada koreksi wajah geriatri sebagai perbandingan posisi bagian-bagian

wajah sewaktu muda dan usia lanjut, seperti contoh gambar berikut ini:

Page 7: Geriatri

18

Gambar. 2.3 Perbandingan Posisi Bagian-Bagian Wajah Sewaktu Muda dan Usia Lanjut Sumber: www_skinpigmentasi_com-images

Tabel 2.1. Koreksi posisi bagian-bagian wajah geriatri

1

2.

Bagian-bagian wajah geriatri

Posisi bentuk alis

Bayangan mata

Koreksi bagian wajah geriatri

Keterangan

Digambar agak menaik dengan pensil alis warna coklat kehitaman

Bayangan mata dan sipat mata jangan digambar menurut bentuk mata yang sudah menurun bayangan mata dan sipat mata dioleskan menaik ke at as

3. Pemerah pipi Pemerah pipi jangan dioleskan menurun tapi pemerah pipi dioles menaik

4. Bentuk bibir Kontur digambar dengan Lipliner dengan sudut - sudut bibir agak menaik, dioles dengan lipstick warna segar tidak sampai keujung-ujungnya

c. Pengetahuan alat merias wajah geriatri

Page 8: Geriatri

19

Alat kosmetika untuk aplikator tata rias yang beragam perlu dikenal

karakteristik dan penggunaannya dengan baik untuk hasil yang maksimal dalam

menciptakan riasan wajah yang sempurna pada rias wajah geriatri, antara lain :

1) 2) 3 ) 4 ) ,1 4 ) ,2 5 ) 6 ) ,1 6 ) ,2 7)

Gambar . 2. 4. Macam-macam Alat Merias Mata dan Bibir

Sumber : Andiyanto, Aju Ismi Karim (2003 : 42, 45)

Keterangan :

1). Sikat alis, berbentuk seperti sikat gigi umumnya dilengkapi pula sisir kecil

yang saling berpunggungan. Fungsinya untuk merapihkan alis sebelum dan

sesudah dibentuk serta diisi.

2). Sikat bulu mata, sikat dengan bulu-bulu yang diposisikan melingkar seperti

spiral. Bulu-bulu pada sikat ini bersifat kasar, fungsinya untuk membebaskan

bulu mata dari serpihan maskara yang menggumpal.

3). Kuas alis, memiliki bulu-bulu halus atau kasr dengan ujung menyerong. Kuas

ini digunakan untuk membaurkan pinsil alis atau eyeshadow yang telah

diaplikasikan pada alis, sehingga alis terlihat rapi dan natural.

4). Kuas Eyeliner, ada dua macam yang pertama kuas dengan bulu-bulu halus

agak panjang dan ramping. Dalam keadaan basah setelah disentuhkan pada

eyeshadow, kuas ini dapat digunakan untuk aplikasi eyeliner. Dalam keadaan

Page 9: Geriatri

20

kering dapat digunakan sebagai aplikator eyeliner cair. Kedua kuas dengan

bulu-bulu halus agak gemuk, berujung membulat berfungsi unt uk

menghaluskan atau membaurkan eyeliner yang diciptakan menggunakan

pensil mata.

5). Kuas bibir, berukuran sedang dengan bulu lembut dan berujumg lancip.

Digunakan untuk membubuhkan pewarna bibir atau lipgloss pada bibir.

6). Kuas concealer, memiliki ukuran bervariasi kecil atau besar dengan bulu

lembut dan berujung rata. Kuas ini digunakan untuk membubuhkan concealer

pada noda-noda kecil pada wajah dan sudut-sudut mata yang sulit terjangkau.

7). Kuas eyeshadow, terdiri dua jenis; pertama berbentuk pipih, berujung tipis

dengan bulu-bulu bertekstur lembut. Fungsinya sebagai pembentuk garis

(ujung kuas dengan posisi mendatar), selain untuk mengisi dan pembaur

warna (ujung kuas dengan posisi berdiri). Bentuk yang berujung bulat

digunakan untuk membantu menghaluskan hasil sapuan gradasi warna

eyeshadow, fungsi lain kuas ini adalah untuk membentuk serta menghaluskan

bayangan hidung. Kedua kuas ini terdiri atas berbagai ukuran, ukuran kecil

digunakan sebagai aplikator pada daerah yang membutuhkan titik berat atau

membentuk garis, misalnya pada sudut mata atau tepian kelopak mata. Kuas

besar untuk membentuk highlight. Prinsipnya, makin ke atas mata ukuran kuas

semakin besar.

Page 10: Geriatri

21

8) 9) 10) 11)

Gambar . 2. 5. Macam-macam kuas merias wajah Sumber : Andiyanto, Aju Ismi Karim (2003 : 9)

Keterangan :

8). Kuas kipas, berbentuk pipih dan melebar, menyerupai kipas terbuat dari bulu-

bulu yang sangat halus. Kuas ini diperlukan untuk membersihkan wajah dari

serpihan-serpihan kosmetik yang rontok.

9). Kuas shading, kuas dengan bulu-bulu yang lembut, tebal dan berujung

menyerong digunakan untuk mengaplikasikan shading pada bagian-bagian

wajah yang bersudut, seperti hidung atau rahang.

10).Kuas blus-on, kuas besar bergagang langsing dengan ketebalan bulu sedang.

Berfungsi untuk menyapukan blus-on pada pipi atau pada bagian wajah

lainnya.

11).Kuas powder, bergagang besar dengan bulu-bulu yang lembut dan gemuk.

Kuas ini digunakan untuk mengaplikasikan loose powder pada wajah, bisa

juga digunakan untuk melakukan finishing, yaitu untuk membaurkan kosmetik

pada akhir riasan.

12) 13)

Page 11: Geriatri

22

Gambar . 2.6. Contoh Spons untuk Merias Wajah Sumber : Andiyanto, Aju Ismi Karim (2003 : 11)

Keterangan :

12). Spons rias, bentuknya oval dan bulat, halus dan lembut dipergunakan untuk

meratakan foundation pada kulit wajah.

13). Powder puff, berbentuk bulat dan lembut terbuat dari bahan flanel atau

serupa bludru yang lembut. Powder puff tersedia dalam dua ukuran: bentuk

besar berfungsi untuk mengaplikasikan bedak tabur pada wajah, bentuk kecil

untuk megaplikasikan bedak padat pada wajah.

d. Pengetahuan kosmetika untuk merias wajah geriatri

Kosmetika memiliki dua fungsi utama yaitu, fungsi perawatan dan tata rias

untuk memberikan hasil yang lebih baik bagi tata rias wajah. Berikut ini adalah

contoh dari berbagai jenis kosmetik tata rias untuk merias wajah geriatri pada

beberapa merek dagang seperti latulipe kosmetik, sariayu kosmetik, caring

coulors kosmetik:

1). Pelembab (moisturizer), kulit geriatri cenderung kering dan kasar serta

mengeluarkan lebih sedikit minyak daripada jenis kulit lainnya, untuk jenis

kulit geriatri sebaiknya menggunakan pelembab yang mengandung tabir surya

dengan SPF-30 atau pelembab yang mengandung tabir surya dan zat

antioksidan.

Page 12: Geriatri

23

a) b)

Gambar . 2.7. Kosmetika Pelembab untuk Wajah Geriatri Sumber : www.latulipecosmetiques.com

Keterangan: a). Anti wrinkle creamy, krim pelembab untuk kulit kering menua, kulit

sekitar mata dan leher yang cenderung kering dan keriput. Diaplikasikan sebelum menggunakan alas bedak (foundation).

b). Aha skin repair gel, pelembab berbentuk gel yang berguna untuk membantu merangsang pembaharuan sel-sel kulit menua, sehingga pada pemakaian terus menerus dapat menghaluskan dan mencerahkan penampilan kulit. Aha skin repair gel di gunakan menjelang tidur untuk membantu pembaharuan sel-sel kulit menua.

2). Dasar bedak (foundation), untuk melicinkan kulit dan memberikan efek mulus

pada wajah, menutup cacat dan menyamarkan bagian-bagian yang kurang

baik.

a) b)

Gbr. 2.8. Alas Bedak Sumber : www.foundastioncosmetic.com_image November 2008

Page 13: Geriatri

24

Keterangan: a). Cover foundation dengan merek dagang latulipe yaitu dasar bedak yang

tahan air, dapat dipakai untuk menutupi noda-noda hitam sehingga warna kulit terlihat lebih sempurna. Diaplikasikan sebelum menggunakan bedak.

b). Perpec foundation dengan merek dagang latulipe yaitu dasar bedak yang tahan air (waterproof) diformulasi khusus dengan Coated Powder dan Soft Focus Powder sehingga mampu menutup secara sempurna noda, kerut, garis-garis halus dan warna kulit tidak merata. Diaplikasikan sebelum menggunakan bedak

3). Concealer, digunakan untuk menutupi noda-noda hitam dan noda terang,

mengurangi kesan tonjolan dan lekukan kulit di wajah, sehingga warna

seluruh bagian wajah dapat dibuat senada. Pilihlah concealer berbentuk krim

untuk menutupi keriput-keriput halus.

a) b) c)

Gbr. 2.9. Kosmetika Concealer a) Berbentuk cair, b). Berbentuk krim, c). Berbentuk padat (pinsil )

Sumber : www.indoforum.tripentokcosmetic.com

4). Bedak (powder), mempunyai daya yang berpadu dengan alas bedak, memberi

kesan kulit menjadi lembut.

Gbr 2.10 Compact Powder Gbr 2.11 Loose Powder

Sumber : www.foundastioncosmetic.com_image November 2008

Page 14: Geriatri

25

Keterangan:

a). Compact powder (sariayu), bedak dalam kemasan padat yang berguna memberikan efek rapi dan lembut pada riasan wajah secara keseluruhan, mengandung SPF-30 atau yang mengandung tabir surya dan vitamin E.

b). UV White Microfine Loose Powder dengan butiran sangat halus dan lembut yang menyatu sempurna dengan kulit wajah untuk menyamarkan noda hitam. Mengandung vitamin C, jojoba oil, vitamin E, UV protection menjaga kelembutan dan kehalusan kulit wajah, berfungsi sebagai anti oksidan serta melindungi kulit wajah dari sinar UV. Aplikasikan loose powder dengan menggunakan spons powder untuk hasil akhir sempurna

5). Pembayang mata (eye shadow), bertujuan untuk merubah kesan bentuk mata

dikemas dalam bentuk cair, krim, padat dan serbuk.

a) b)

Gbr. 2.12. Kosmetika Eyeshadow: a) Berbentuk krim, b). Berbentuk serbuk

Sumber : www.indoforum.tripentokcosmetikc.com

6). Penyipat mata (eyeliner), digunakan untuk membingkai sekeliling mata.

Tujuannya agar mata tampak lebih ekpresif, tersedia dalam dua bentuk : pinsil

dan cair.

7). Cat bulu mata (maskara), berguna untuk menebalkan dan melentikkan bulu

mata berbentuk cair, dikemas dalam tabung kecil yang di lengkapi dengan

aplikator khusus.

Page 15: Geriatri

26

a) b) b)

Gbr. 2.13. a) Eyeliner , b). Maskara Sumber : www.latulipecosmetiques.com

8). Perona bibir (lipstick), untuk memperbaiki bentuk bibir yang sebelumnya telah

digaris dengan lipliner (pinsil bibir). Pilihlah warna-warna pastel yang cerah

untuk merias wajah geriatri.

a) b) Gambar. 2.14 a) Lipgloss,b). Lipstick

Sumber: www.latulipecosmetiques.com

Keterangan:

a). Lipstick dengan merek dagang latulipe yang terbuat dari bahan hypoallergenic dan tersedia dalam warna-warna cerah dan menarik. Mengandung vitamin yang dapat menambah nutrisi dan mencegah kekeringan pada bibir. Aplikasikan lipstik setelah pembingkaian pada bentuk bibir dengan menggunakan lipliner.

b). Lipgloos dengan merek dagang latulipe yang kaya pelembab untuk menjaga dari kekeringan dan pecah-pecah, mengandung vitamin E menjaga bibir tetap lembab dan tidak berkerut. Aplikasikan untuk hasil akhir yang sempurna.

Page 16: Geriatri

27

9). Perona pipi, untuk kulit geriatri menggunakan perona pipi berbentuk creamy.

Gbr. 2.15. Kosmetika Perona Pipi Sumber : www.indoforum.tripentokcosmetikc.com

e. Merias wajah geriatri

1). Persiapan area kerja harus terang, bersih, hygiene dan peralatan yang

diperlukan seperti alat dan kosmetika untuk merias wajah geriatri diatur

dengan rapi dan siapkan tempat sampah berpedal (tutup terbuka sendiri).

2). Persiapan diri pribadi ( beauty operator)

Kondisi tubuh seorang beauty operator perlu diperhatikan untuk menjaga agar

tidak cepat lelah dan tetap berkonsentrasi dalam merias, persiapan yang dapat

dilakukan antara lain;

a). Mengenakan pakaian kerja yang rapi dan bersih serta memakai sepatu

tumit pendek agar tidak lekas lelah saat menjalankan tugas.

b). Kebersihan mulut agar memiliki nafas segar

b). Semua perhiasan harus dilepas, seperti cincin, gelang atau jam tangan.

c). Tidak boleh mengenakan cat kuku dan merapikan rambut

d). Sanitasi tangan sebelum bekerja, seperti mencuci tangan sebelum merias

wajah geriatri.

Page 17: Geriatri

28

3). Persiapan pelanggan untuk geriatri

a). Konsultasi dengan beauty operator sambil mengisi kartu diagnosis yang

berisikan nama, jenis kelamin, alamat, jenis kulit, warna kulit, kelainan

pada kulit dan koreksi bentuk wajah.

b). Perhiasan harus dilepaskan seperti anting dan kalung, jika perhiasan sangat

berharga di persilahkan menyimpannya sendiri.

c). Mengenakan bandana dan kep

4). Diagnosa kulit wajah geriatri

Diagnosa kulit wajah geriatri adalah suatu langkah awal yang terpenting

dilakukan sebelum melakukan tata rias wajah geriatri. Tujuan diagnosa adalah

untuk mengetahui kondisi kulit wajah geriatri dengan cara pengamatan secara

seksama tentang jenis kulit, keadaan bagian-bagian wajah pada geriatri beserta

kelainan-kelainan pada kulit tersebut, dengan demikian diagnosa dapat dijadikan

pedoman dalam menentukan jenis kosmetik dan koreksi yang perlu dilakukan

pada tata rias yang sesuai serta dapat memberikan saran dan nasehat pada klien

(pelanggan). Proses diagnosa kulit dilakukan tiga tahap yakni:

a). Amannese adalah melakukan pertanyaan/konsultasi dengan pelanggan

sebelum melaksanakan tata rias. Ruang lingkup pertanyaan dalam proses

konsultasi meliputi; nama, usia alamat, riwayat kesehatan pelanggan mengenai

penyakit yang pernah atau sedang diderita, pernyataan pelanggan mengenai

jenis riwayat kesehatan kulitnya dan kosmetik yang dipakai.

b). Inspeks adalah langkah pengamatan pada saat perawatan dan melakukan tata

rias dilaksanakan setelah pembersihan pertama. Aspek pengamatan meliputi

Page 18: Geriatri

29

jenis dan kondisi kulit, kelainan-kelainan yang terdapat pada kulit, sehingga

dengan hasil pengamatan ini dapat ditentukan perencanaan pemilihan alat

merias dan kosmetika yang sesuai dengan kulit wajah geriatri.

c). Palpasi adalah tindakan meraba-raba kulit untuk mengetahui elastisitas dan

t ur gor kul i t .

5). Teknik merias wajah geriatri

Seorang beauty operator harus memperhatikan berbagai hal pada

pelanggan yang akan dirias wajahnya sebelum memulai merias wajah geriatri.

Pertama dengan memperhatikan cara pelanggan berdandan, rias rambutnya dan

rias wajahnya lalu amati hal-hal yang salah atau kurang cocok dan yang harus

diperbaiki. Berikut langkah kerja merias wajah geriatri secara berurutan :

a). Pembersihan dan penyegaran

Pembersihan kulit wajah dilakukan meggunakan ujung-ujung jari dengan

gerak lingkar-lingkar kecil sambil menggosokkanya pada wajah, leher, dengan

gerak ke atas dan kesamping mengikuti arah serabut otot (dapat dilihat pada

gambar 2.16). Penyegaran menggunakan cairan penyegar sesuai jenis kulit,

tujuan penyegaran k ul i t adalah unt uk meringkas pori-pori kul i t ,

mengencangkan kul i t , menyempurnakan pembersihan sisa-sisa s us u

pembersih apabila masih ada (dapat dilihat pada gambar 2.17).

Page 19: Geriatri

30

b). Aplikasi pelembab

Tujuan pelembaban adalah untuk mempertahankan kehalusan dan kekenyalan

kulit. Pemakain pelembab dilakukan dengan cara mengoleskan tipis-tipis di

wajah dan leher secara merata dan diamkan 1 menit hingga meresap pada

kulit (dapat dilihat pada gambar 2.18 dan gambar 2.19)

c). Aplikasi alas bedak dan meratakan bedak, dengan langkah a). Ambillah alas

bedak lebih muda daripada foundation penutupnya b). Oleskan dengan jari

telunjuk/jempol secara merata pada wajah, telinga dan leher searah dengan

bulu wajah c). Oleskan foundation penutup plek dan kerut sekitar kantung

mata dan smile line d). Ratakan dengan spons, agar tampak sama dengan

bagian yang lain dan tampak menyatu dengan kulit. Perhatikan supaya kerut -

kerut di dekat mata, smile line, dan sekitar mulut diberi foundation dalam

warna lebih muda (dapat dilihat pada gambar 2.20).

d). Menggunakan concealer dengan cara mengoleskan sambil menekan-nekannya

di bagian noda yang akan ditutup, dilekukan atau ditonjolkan seperti pada

bagian kantung mata dibaurkan dengan foundation. Penggunanaan concealer

yang tepat akan sangat membantu membuat tektur wajah halus dengan warna

yang rata dan senada.

e). Aplikasi bedak, pada wajah geriatri menggunakan compact powder. Lakukan

pengolesan bedak dengan menggunakan spons rias, pada bagian kulit yang

mengkerut dapat menggunakan spons basah agar bedak dapat menutupi garis-

garis kerut pada kulit wajah geriatri, dengan cara meratakan sambil menekan-

nekan di seluruh bagian wajah sacara merata. Hasil akhir gunakan loose

Page 20: Geriatri

31

powder dengan menggunakan spons powder agar hasik akhir sempurna.

(Dapat dilihat pada gambar 2.21)

Gbr.2.16 Pembersihan Gbr.2.17 Penyegaran Gbr.2. 18 Pelembaban

Gbr.2.19 Meratakan Gbr.2.20 Aplikasi Alas Gbr.2 21Aplikasi Pelembab B ed ak B ed ak

Sumber: Dokumen Penulis

f). Tata rias mata yaitu :

(1).Membentuk alis, sebelum menggunakan pinsil alis, bulu alis perlu disikat

dahulu dengan sikat alis khusus. Penggambaran alis di buat menggunakan

pinsil alis digambar agak menaik dari bentuk aslinya dengan pensil alis

warna coklat kehitaman searah pertumbuhan alis guna menyamarkan

dengan bulu alis asli. Warna pinsil alis yang digunakan tidak boleh lebih

tua dari warna rambut, setelah itu bulu alis perlu disikat lagi guna

Page 21: Geriatri

32

membaurkan hasil gambar dengan alis asli akan tampak alami. Jika bulu

alis kurang ketebalannya, dapat diatasi dengan mengoleskan maskara

secara ringan dan tipis di atas bulu alis, jika arah pertumbuhan alis

menurun dapat diatasi dengan menyikatnya ke atas (dapat dilihat pada

gambar 2.22)

(2).Mengenakan perona mata, bertujuan membuat mata tampak segar dan

cemerlang. Bayangan mata jangan digambar menurut bentuk mata yang

sudah menurun bayangan mata dioleskan dengan arah ke atas. Pada

umumnya warna perona mata terdiri dari tiga jenis warna yaitu warna

mode, warna shader dan warna highligter. Warna utama yang menjadi

mode ditempatkan pada lipatan bawah kelopak mata, warna shader

ditempatkan di bagian atas kelopak mata, warna highlghter di tempatkan

di bawah alis (dapat dilihat pada gambar 2.23)

(3).Mengenakan sipat mata, sebelum pemakaian sifat mata kelopak mata

harus berada dalam keadaan bebas minyak dan kering. Waktu pengolesan

mata harus memandang ke bawah dan kelopak mata di rentangkan.

Gbr 2.22 Menentukan Panjang Alis dan Gbr 2.23 Aplikasi Perona Mata Membentuk Alis

Sumber: Dokumen Penulis

Page 22: Geriatri

33

g). Tata rias bibir, tahap pertama lakukan pembingkaian bibir sesuai dengan

bentuk yang diinginkan, tujuannya adalah untuk menyamarkan bentuk bibir

yang menurun. Teknik yang digunakan ialah penyamaran garis bibir

menggunakan foundation dan pembikaian bibir menggunakan lipliner. Kedua

ialah pengisian warna, sapukan pewarna bibir menggunakan kuas dari tepi

bibir ke arah bagian dalam, upayakan agar warna garis bibir dan pewarna bibir

menyatu selanjutnya sapukan lipgloss atau aksen warna lainnya sesuai dengan

kesan yang diinginkan (dapat dilihat pada gambar 2.24, 2.25)

Gbr 2.24 Gbr 2.25 Gbr 2.26 Membentuk Bibir Aplikasi Lipstick Aplikasi Perona Pipi

Sumber: Dokumen Penulis

g). Mengaplikasikan perona pipi dengan langkah pertama yaitu menempatkan

tempat kedudukan, prinsip utama dalam pemakaian perona pipi adalah tidak

lebih rendah dari batas hidung, arah usapannya kesamping arah keluar dan

menyatu dengan garis pertumbuhan rambut di pelipis. (Dapat dilihat pada

gambar 2.26)

Page 23: Geriatri

34

Gbr 2..27 Gbr 2.28 Sebelum Dirias Sesudah Dirias

Sumber : Dokumen Penulis

B. Hasil Belajar Merias Wajah Geriatri

1. Pengertian hasil belajar merias wajah geriatri

Pengertian hasil belajar yang dikemukakan oleh W.S Wingkel (1996:48)

yaitu: "Setiap macam kegiatan belajar mengajar menghasilkan suatu perubahan

yang khas yaitu hasil belajar". Hasil belajar merupakan prilaku akibat dari proses

belajar mengajar yang diukur melalui kegiatan penilaian.

Merias wajah geriatri merupakan kompetensi dasar yang harus dikuasai

peserta didik untuk dapat menguasai kompetensi lain yang diberikan pada

semester berikutnya. Kompetensi merias wajah geriatri terdiri atas materi teori;

pengertian wajah geriatri, koreksi wajah geriatri, pengetahuan alat merias wajah

geriatri, pengetahuan kosmetika untuk merias wajah geriatri dan merias wajah

geriatri. (Silabus SMK Tata Kecantikan Kulit 2004).

Pengertian hasil belajar merias wajah geriatri yang dimaksud dalam

penelitian ini mengacu pada pengertian yang telah dikemukakan di atas yaitu

perubahan tingkah laku peserta didik yang meliputi penguasaan kemampuan

kognitif, afektif dan psikomotor dalam bidang merias wajah geriatri.

Page 24: Geriatri

35

2. Hasil belajar merias wajah geriatri

Perubahan tingkah laku yang dialami peserta didik sebagai hasil belajar

merias wajah geriatri mencakup penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan

menurut hasil yang dicapainya, yaitu:

a. Kemampuan Kognitif

Perubahan tingkah laku peserta didik secara kognitif berkenaan dengan

intelektual peserta didik mengenai merias wajah geriatri. Perubahan kognitif ini

mencakup perubahan dalam:

1). Pengetahuan (knowledge), berhubungan dengan mengingat materi yang sudah

dipelajari sebelumnya sebagai dasar untuk menguasai suatu konsep atau teori,

misalnya:

a). Peserta didik mengetahui pengertian merias wajah geriatri.

b). Peserta didik mengetahui ciri-ciri wajah geriatri.

2). Pemahaman (comprehension), adalah kemampuan menggunakan atau

menafsirkan suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari ke dalam situasi

kongkrit atau dapat dengan menggunakan kata-kata sendiri, misalnya:

a). Peserta didik memahami kosmetika untuk merias wajah geriatri.

b). Peserta didik memahami koreksi wajah geriatri

3). Penerapan atau aplikasi (application), adalah kemampuan menerapkan bahan

pelajaran yang telah dipelajari ke dalam situasi kongkrit, misalnya: Peserta

didik mampu membentuk alis geriatri.

4). Analisis (analysis), yaitu kemampuan menguraikan sesuatu ke dalam bagian-

bagian sehingga susunannya dapat dimengerti, misalnya:

Page 25: Geriatri

36

a). Peserta didik dapat menguraikan langkah-langkah mendiagnosa kulit wajah

geriatri secara benar.

b.) Peserta didik dapat menguraikan langkah-langkah merias wajah geriatri.

5). Evaluasi (evaluation), berkenaan dengan kemampuan membuat penilaian

terhadap sesuatu berdasarkan maksud dan kriteria tertentu, misalnya:

a). Peserta didik mampu mengevaluasi hasil merias wajah geriatri sesuai

dengan pedoman yang ditentukan.

b). Peserta didik mampu mengevaluasi hasil dari mendiagnosa kulit wajah

geriatri.

6). Mencipta (create), adalah menyatukan elemen-elemen yang ada untuk

dijadikan struktur pola yang baru, misalnya: Peserta didik dapat melakukan

rias wajah geriatri yang sesuai dengan tujuan dan keinginan klien.

b. Kemampuan Afektif

Hasil belajar ditinjau dari kemampuan afektif menyangkut perubahan

sikap dan nilai yang meliputi:

1). Penerimaan (receiving)

Penerimaan dapat diartikan sebagai kepekaan dalam menerima rangsangan

dari luar yang datang kepada peserta didik dalam bentuk masalah, situasi

dan gejala, misalnya :

a). Peserta didik menerima masukan dan kritikkan guru pengajar atas tugas-

tugas yang diberikan oleh guru.

b). Peserta didik menunjukkan kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran

merias wajah geriatri.

Page 26: Geriatri

37

2).

3).

4).

5).

Sambutan atau partisipasi (responding)

Sambutan atau partisipasi dapat diartikan kesediaan peserta didik untuk aktif

berpartisipasi, misalnya : Peserta didik selalu tanggap dalam mengerjakan

tugas pembelajaran merias wajah geriatri .

Penilaian (valuing)

Penilaian merupakan kesediaan sikap untuk menerima suatu nilai, latar

belakang atau pengalaman berdasarkan rangsangan atau stimulus yang

datang dari luar, misalnya: Peserta didik dapat menilai kekurangan dan

kelebihan pada hasil praktek merias wajah geriatri.

Pendalaman (organization)

Pendalaman merupakan pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem

organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan

prioritas nilai yang telah dimilikinya, misalnya:

a). Peserta didik memiliki keinginan untuk mengembangkan pengetahuan

tentang merias wajah geriatri dari berbagai literatur yang berhubungan

dengan kecantikan.

b). Peserta didik memiliki keinginan untuk mengembangkan pengetahuan

tentang merias wajah geriatri dengan mengikuti kursus atau seminar

kecantikan.

Penghayatan (character)

Penghayatan merupakan keterpaduan sistem nilai yang telah dimiliki

seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya,

Page 27: Geriatri

38

misalnya: Peserta didik memiliki keyakinan bahwa dirinya merasa cukup

siap bekerja yang berkaitan dengan bidang kecantikan.

c. Kemampuan Psikomotor

Hasil belajar yang bersifat psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan

dan kemampuan bertindak setelah menerima pengalaman belajar tertentu yang

dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku fisik. Kemampuan psikomotor ini

meliputi:

1) Persepsi (perception), yaitu mencakup kemampuan untuk mengadakan

diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih berdasarkan

perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan,

misalnya: Peserta didik dapat melakukan rias wajah geriatri yang sesuai

dengan hasil diagnosa yang telah dilakukan pada klien.

2) Kecepatan (speed), yaitu menyelesaikan masalah dengan memiliki kecepatan,

atau berupa keterampilan gerakan secara spontan dan cepat, misalnya: Peserta

didik terampil koreksi bentuk alis pada wajah geriatri.

3) Dorongan (impulsion), dorongan-dorongan yang berasal dari dalam atau luar

diri individu, misalnya; Peserta didik lebih giat belajar dalam melakukan rias

wajah geriatri, sehingga dapat menghasilkan riasan yang sesuai dengan

permintaan klien.

4) Ketelitian (prasion), yaitu proses pemecahan masalah dengan ketelitian,

misalnya: Peserta didik teliti dalam melihat kondisi fisik dan mental bagi klien

yang akan dirias pada saat mendiagnosa kulit wajah geriatri.

Page 28: Geriatri

39

5) Keluwesan (flexibility), yaitu menghadapi situasi yang baru dengan

keluwesan, misalnya: Peserta didik terampil melakukan teknik pembersihan

wajah pada geriatri.

C. Kesiapan Menjadi Beauty Operator Madya di Salon Kecantikan

1. Pengertian kesiapan

Kesiapan sangat penting untuk memulai suatu pekerjaan karena dengan

memiliki kesiapan pekerjaan apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan

hasil yang baik. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.

Slameto (2003:113) menuturkan bahwa "Kesiapan adalah keseluruhan kondisi

seseorang yang membuatnya siap memberi respon di dalam cara tertentu terhadap

suatu situasi". Lebih jauh Slameto (2003:113) mengemukakan tentang kondisi

kesiapan, yaitu :

Kondisi siap individu tersebut mencangkup tiga aspek, yaitu : a. Kondisi fisik, mental dan emosional b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan c. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajarinya.

Kondisi siap yang dimiliki peserta didik untuk menjadi beauty operator

madya meliputi kondisi fisik, mental, emosional, kebutuhan-kebutuhan, motif dan

tujuan untuk menjadi beauty operator madya serta hasil belajar berupa

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki peserta didik setelah

mengikuti kegiatan belajar merias wajah geriatri.

2. Aspek-aspek kesiapan

Kesiapan merupakan kapasitas kemampuan potensial fisik dan mental

dalam belajar, disertai harapan keterampilan yang dimiliki dan latar belakang

Page 29: Geriatri

40

untuk mengerjakan sesuatu. Aspek-aspek yang mempengaruhi kesiapan menurut

Slameto (2003:115) adalah sebagai berikut :

a. Kematangan Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan.

b. Kecerdasan Kecerdasan merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan. Seseorang yang memiliki kecerdasan normal atau di atas normal akan siap menghadapi atau mengetahui masalah-masalah dibandingkan dengan yang kecerdasannya dibawah normal.

c. Keterampilan Keterampilan merupakan salah satu aspek yang harus dimiliki siswa dapat mengembangkan dirinya dan kreatif.

d. Motivasi Motivasi merupakan dorongan yang mendasar dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan

e. Kesehatan Keadaan tubuh yang sehat merupakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.

Peserta didik harus mempunyai kematangan secara fisik dan psikis,

kecerdasan yang normal, keterampilan yang cukup, motivasi yang tinggi juga

kesehatan fisik dan mental yang baik untuk menunjang kesiapan dirinya menjadi

seorang beauty operator madya di salon kecantikan.

3. Beauty operator madya di salon kecantikan

Beauty operator madya tertuang dalam SKKNI (2004:12) "Beauty

operator madya adalah tenaga kerja tingkat terampil bertugas melayani dan

melakukan perawatan dalam bidang kecantikan". Musanef (1995:4)

mengemukakan bahwa "Tenaga kerja adalah mereka yang memiliki keahlian dan

kecakapan serta kemampuan dalam bidang-bidang tertentu untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan". Nelly Hakim (2001:1)mengemukakan tentang

seorang ahli kecantikan bahwa:

Page 30: Geriatri

41

.....seorang ahli kecantikan sekurang-kurangnya harus mengetahui dan memahami serta menghayati sifat-sifat atau kualitas-kualitas yang ada hubungannya dengan tugas dan jabatannya sebagai seorang ahli kecantikan, yaitu harus mempelajari ilmu kosmetologi dengan seksama, ilmu pengetahuan tentang kosmetika dan kegunaannya, secara teori dan praktek pemeliharaan dan perawatan kecantikan.

Pengertian tenaga kerja beauty operator madya bertolak pada pernyataan

di atas adalah orang-orang yang bekerja pada suatu instansi perusahaan dengan

kemampuan yang memiliki pengetahuan, pemahaman dan penghayatan yang

berhubungan degan tugas dan jabatannya sebagai seorang ahli kecantikan guna

mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan.

Beauty operator madya di salon kecantikan pada dasarnya adalah orang-

orang yang bekerja di salon kecantikan yang memiliki kemampuan dalam bidang

kecantikan, guna mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh pihak salon. Seorang

beauty operator madya harus memiliki kemampuan yang cukup untuk

menjalankan tugasnya dengan baik. Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang

beauty operator madya yaitu:

a. Memiliki pengetahuan tentang dunia kecantikan dan semua produk

kecantikan, khususnya untuk merias wajah geriatri.

b. Kemampuan dalam melakukan persiapan kerja merias wajah Geriatri.

c. Kemampuan dalam melakukan pembersihan wajah geriatri.

d. Kemampuan dalam melakukan diagnosa wajah geriatri.

e. Kemampuan dalam melakukan tata rias wajah khusnya merias wajah geriatri.

f. Memiliki kemampuan dalam mendiagnosa kliennya, baik fisik atau mental

agar tidak melakukan kesalahan dalam melakukan tata rias.

Page 31: Geriatri

42

Sikap seorang beauty operator madya dituntut agar dapat bekerja dengan

penuh tanggung jawab, tekun dan teliti sehingga dapat memberikan kepuasan bagi

kliennya dalam melakukan merias wajah geriatri dan dapat memberikan hasil

yang optimal. Pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan yang dapat menghasilkan

kesehatan dan kecantikan sesuai keinginan klien.

Seorang beauty operator madya yang telah memberikan pelayanan yang

baik bagi klien/ pelanggan/ konsumen, akan menarik perhatian klien dan

merupakan promosi yang baik para calon klien selanjutnya. Seorang beauty

operator madya agar dapat memenuhi tujuan yang sesuai dengan keinginan klien

diperlukan penguasaan tentang dunia kecantikan dan harus selalu memperhatikan

beberapa hal mengenai pelayanan prima (customer care) di bawah ini:

1). Memberikan pelayanan yang baik bagi klien: selalu memberikan sambutan

dengan sikap yang ramah, sopan, dan berbicara dengan lemah-lembut. Serta

mau mendengarkan keluhan-keluhan dan memperhatikan keadaan klien saat

sedang melakukan perawatan, aktif dan mau menyesuaikan diri dengan

lingkungannya.

2). Bersikap profesional dan memiliki pembawaan diri yang baik: selalu

memperlakukan klien dengan adil dan jujur, tidak membedakan klien atas

dasar kedudukannya, karena ini akan menimbulkan kekecewaan dan akan

menyinggung perasaan klien lainnya, tidak melakukan kebiasaan buruk saat

melakukan tugas, seperti: mengobrol sewaktu bertugas, makan, tidak menepati

janji dan lain-lain.

Page 32: Geriatri

43

3). Memiliki sikap yang tegas: tidak ragu-ragu dalam memberikan nasehat atau

memberikan jawaban kepada klien.

4). Disiplin dan memiliki self control yang baik dalam bekerja: bekerja sesuai

dengan peraturan yang berlaku; disiplin waktu, penggunaan alat, bahan, lenan

serta memelihara kebersihan; tidak ceroboh, harus tenang, tidak gugup dan

tergesa-gesa saat bertugas.

5). Selalu berlatih dan mengikuti perkembangan dalam dunia kecantikan dan

selalu melakukan evaluasi terhadap hasil kerjanya, agar dapat memberikan

kepuasan yang optimal bagi klien.

6). Menjaga kondisi fisik dan mentalnya agar dapat melakukan tugas dengan baik.

Terdapat persiapan pribadi yang harus dilakukan seorang beauty operator

madya sebelum merias wajah geriatri. Persiapan pribadi tersebut penting

dilakukan agar beauty operator madya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Persiapan tersebut antara lain: harus memperhatikan kesehatan baik dari dalam

maupun dari luar, kebersihan mulut agar memiliki nafas segar, menanggalkan

perhiasan, kuku tidak boleh panjang dan tidak boleh mengenakan cat kuku,

melakukan sanitasi tangan, merapikan rambut, mengenakan pakaian kerja yang

rapi dan bersih dan memakai sepatu tumit pendek agar tidak lekas lelah saat

menjalankan tugas.

Page 33: Geriatri

44

4. Kesiapan menjadi beauty operator madya

Upaya yang dilakukan untuk mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja

yang dapat melakukan aktivitas kerja secara produktif salah satunya adalah hasil

belajar merias wajah geriatri. Peserta didik yang memiliki kesiapan akan

menampakkan prilaku atau tindakan yang berhubungan dengan sikap seorang

tenaga kerja yang terampil baik secara fisik maupun mental. Sesuai pendapat

Slameto (2003:113) "Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seorang yang

membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban di dalam cara tertentu

terhadap suatu situasi".

Peserta didik yang mempunyai kesiapan untuk menjadi seorang beauty

operator madya akan menunjukkan tingkah laku sebagai berikut :

a. Kemampuan kognitif, menunjukkan kemampuan pengetahuan dalam

menguasai konsep yang berhubungan dengan pekerjaan beauty operator

madya di salon kecantikan dan memiliki pemahaman dalam bidang kecantikan

serta dapat mengaplikasikan pemahaman yang dimiliki dalam lingkup

kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan beauty operator madya di salon

kecantikan. Peserta didik mampu menganalisis dan mensitesa proses kerja

beauty operator madya di salon kecantikan serta mengevaluasi setiap kegiatan

dan hasil kerja beauty operator madya di salon kecantikan.

b. Kemampuan afektif, menunjukkan sikap menerima dan merespon seperti

sikap menyukai, menyenangi dan merasa puas apabila terlibat dalam

permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaan beauty operator madya di

salon kecantikan. Sikap-sikap tersebut merupakan manifestasi dari kesediaan

Page 34: Geriatri

45

peserta didik untuk menerima suatu nilai dan stimulus yang datang dari luar

sehingga mempengaruhi pemantapan dan prioritas nilai (pendalaman) yang

mempengaruhi pola kepribadian serta tingkah laku penghayatan untuk

berperan secara aktif dalam kegiatan di bidang kecantikan.

c. Kemampuan psikomotor, menunjukkan keterampilan dan kemampuan

bertindak setelah menerima pengalaman belajar tertentu yang

dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku fisik berupa gerakan secara

spontan dan cepat dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan

pekerjaan beauty operator madya di salon kecantikan dilengkapi dengan

ketelitian dan keluwesan dalam menghadapi berbagai situasi kerja yang

ditunjang oleh daya tahan fisik dan psikis selama berinteraksi dengan kegiatan

kerja di bidang kecantikan, mengembangkan dan mengimplementasikannya

dalam dunia kerja yang sesungguhnya.

Kesiapan menjadi seorang beauty operator madya akan dipengaruhi oleh

faktor lain di luar hasil belajar merias wajah geriatri seperti faktor internal:

intelegensi, perhatian, bakat dan waktu yang digunakan untuk meningkatkan

kemampuannya, dan faktor eksternal seperti: kegiatan belajar mengajar, fasilitas

belajar, lingkungan belajar dan lingkungan keluarga serta faktor-faktor lain yang

tidak teramati dalam penelitian.