Geriatri
-
Upload
andhi-raharjo -
Category
Documents
-
view
823 -
download
1
description
Transcript of Geriatri
12
BAB II
HASIL BELAJAR MERIAS WAJAH GERIATRI DAN KESIAPAN MENJADI BEAUTY OPERATOR MADYA
DI SALON KECANTIKAN
A. Tinjauan Mata Diklat Merias Wajah Geriatri
1. Tujuan Mata Diklat Merias Wajah Geriatri
Mata diklat merias wajah geriatri merupakan salah satu mata diklat yang
harus ditempuh peserta didik program keahlian tata kecantikan kulit tingkat II
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada semester 1. Materi pembelajaran mata
diklat merias wajah geriatri mengarahkan peserta didik untuk memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang tata kecantikan, khususnya dalam
merias wajah geriatri.
Mata diklat merias wajah geriatri disajikan dalam bentuk teori dan
praktek. Materi teori meliputi pengertian wajah geriatri, koreksi wajah geriatri,
pengetahuan alat merias wajah geriatri, pengetahuan kosmetika untuk wajah
geriatri dan merias wajah geriatri. Materi praktek meliputi pelaksanaan kegiatan
praktek merias wajah geriatri.
Tujuan mata diklat merias wajah geriatri yang ingin dicapai setelah
mengikuti pembelajaran, tercantum pada tujuan umum dalam modul merias wajah
geriatri (2003: 1) adalah sebagai berikut:
Setelah menyelesaikan mata diklat ini peserta didik dapat menjelaskan tentang pengertian wajah geriatri, koreksi wajah geriatri, pengetahuan alat merias wajah geriatri, pengetahuan kosmetika untuk wajah geriatri dan merias wajah geriatri dengan tepat, terampil serta benar sesuai standar yang berlaku baik nasional maupun internasional.
13
2. Materi Pembelajaran Mata Diklat Merias Wajah Geriatri
a. Pengertian dan ciri-ciri wajah geriatri
Wajah geriatri yaitu wajah pada usia lanjut dengan ciri-ciri pada proses
ketuaan. Proses ketuaan sesungguhnya sudah mulai tampak pada umur dua puluh
lima tahun, ciri-cirinya antara lain, munculnya keriput-keriput halus, struktur
wajah dan bagian-bagian wajah yang serba menurun, elastisitas kulit mengendur,
berkurangnya kelembaban kulit karena faktor pelembab alamiah (natural
moisturizing factor) menyusut, terjadinya bercak-bercak hiperpigmentik karena
mengeringnya kulit, penipisan lapisan hidrolipid (sawar asam atau acid barrier)
yang memudahkan penguapan air. Kulit tua kering dan keriput, struktur wajah dan
bagian-bagian wajah yang serba menurun, rambut uban dan sebagainya harus
dapat dirias sedemikan, hingga hal-hal tersebut tersembunyi.
1)
4) 2)
5)
3)
Gambar 2.1 Ciri-Ciri Wajah Geriatri 1). Keriput-keriput halus di bawah mata, 2) Elastisitas kulit mengendur, 3). Kulit mengering,
4). Penipisan lapisan hidrolipid, 5). Salah satu bagian wajah yang menurun Sumber : www_skinpigmentasi_com-images
14
b. Koreksi wajah geriatri
Koreksi bentuk wajah dapat dilakukan berdasarkan atas prinsip bahwa
wajah yang dianggap kurang sempurna dapat diubah, sehingga penampilannya
menjadi lebih baik. Bentuk muka yang dianggap sempurna ialah bentuk muka
lonjong, bentuk ini yang paling proporsional. Bentuk yang tidak memiliki
proporsi tulang wajah yang tidak sempurna dapat disamarkan dengan bantuan
kosmetika, yaitu melalui aplikasi shading (efek gelap) dan highlighting (efek
terang) pada bagian-bagian wajah yang dirasa kurang proporsional. Bagian wajah
yang diberi shading (efek gelap) akan kelihatan menyempit atau menjadi kurang
menonjol, prinsip yang sama diterapkan pula pada bagian-bagian yang perlu
ditonjolkan atau dilebarkan dengan pemakaian highlighting (bayangan terang).
Koreksi bentuk wajah pada dasarnya dilakukan secara bertahap yang pertama
pembentukan dengan menggunakan foundation, kedua penyempurnaan dengan
menggunakan blush-on.
Tahap pembentukan dilakukan sebagai bagian dari aplikasi dasar tata rias,
tujuannya adalah untuk membuat bentuk wajah tampak lebih proporsional, tulang-
tulang wajah yang terlalu tajam diperhalus, bagian yang kurang menonjol
diangkat. Kosmetika dan alat yang diperlukan diantaranya; foundation sesuai
dengan warna kulit untuk aplikasi pada bagian wajah yang bentuknya ingin
dipertahankan, foundation dengan warna satu hingga dua tingkat lebih gelap untuk
efek gelap, foundation dengan warna satu hingga dua tingkat lebih terang dari
warna kulit untuk efek terang dan spons latek.
15
Tahap penyempurnaan dengan menggunakan blus-on berfungsi untuk
memaksimalkan efek gelap yang sebelumnya telah diciptakan melalui penerapan
foundation pada tahap pembentukan. Bila menggunakan blus-on berbentuk krim
aplikasikan blus-on sebelum bedak, apabila memilih yang berbentuk compact,
terapkan blus-on sesudah bedak. Untuk fungsi ini, arah tarikan blus-on menjadi
kuncinya seperti, arah mendatar untuk memberi kesan luas pada wajah, arah naik
untuk memberikan kesan panjang pada wajah sedangkan arah menurun untuk
memberi kesan tajam pada wajah. Fungsi dasar dari blus-on adalah untuk
memberi rona segar pada pipi.
1). Koreksi bentuk wajah bulat
Koreksi bentuk wajah bulat, direncanakan agar wajah kelihatan menjadi
lebih kurus dan berbentuk oval. Pipi yang bulat ditutup dengan bayangan gelap,
yaitu memakai alas bedak yang berwarna lebih gelap, lalu diberi efek gelap. Dagu
yang pendek dapat diberi alas bedak (foundation) yang berwana lebih terang.
Penyempurnaan meggunakan blus-on dengan arah tarikan turun dan datar menuju
sudut mulut untuk memberi kesan tajam pada wajah.
2). Koreksi bentuk wajah panjang
Pembentukan pada bentuk wajah ini agar wajah kelihatan lebar dengan
menggunakan alas bedak yang lebih terang pada pipi yang kurus di depan kedua
telinga. Dagu yang terlalu panjang ditutup dengan alas bedak yang lebih gelap.
Tahap penyempurnaan dengan blus-on dengan arah tarikan mendatar untuk
memberi kesan lebar pada wajah.
16
3). Koreksi bentuk wajah persegi
Tahap pembentukan pada bentuk wajah ini dilakukan seperti untuk bentuk
wajah bulat, tetapi diperhatikan agar rahang yang lebar ditutup dengan alas bedak
yang berwarna lebih tua atau diberi bayangan gelap di atas bedak, kedua pipi di
depan telinga diberi warna lebih terang dengan mengoles alas bedak yang
berwarna lebih muda pada daerah ini atau diatas bedak di beri warna yang terang
(tint). Supaya dagu yang pendek kelihatan lebih panjang bagian ini diberi alas
bedak yang lebih terang. Pada tahap penyempurnaan, arahkan tarikan blus-on
datar dengan sapuan agak melebar dan tidak tajam untuk memberi kesan lembut.
4). Koreksi wajah diamond/belah ketupat
Wajah berbentuk diamond sangat lebar di daerah kedua tulang pipi, pada
kedua sisi dahi dan kedua sisi rahang bawah yang terlalu sempit dikenakan
foundation yang berwarna terang agar bagian-bagian ini kelihatan lebih lebar.
Pada tahap penyempurnaan arah tarikan blus-on datar di sekitar tulang pipi untuk
mengurangi penonjolan.
5). Koreksi bentuk wajah buah pir dan bentuk wajah segitiga
Pembentukan wajah buah pir pada bagian kiri dan kanan dahi yang lebar
ditutup dengan alas bedak berwarna gelap, kedua sisi rahang bawah diolesi alas
bedak yang berwarna terang. Bentuk wajah segitiga pada daerah dahi lebar dan
daerah dagu sempit koreksinya dilakukan dengan memberi shading di atas dagu
untuk mengurangi ketirusanya, aplikasikan highlighter di daerah rahang untuk
menambah kelebarannya. Tahap penyempurnaan arah tarikan blus-on datar dan
turun dari telinga untuk penyempurnaannya.
17
Aplikasi foundation dan blus-on sebagai shading dan higlighting pada koreksi bentuk wajah geriatri
(Pada tahap pembentukan)
( a) (b) ( c)
(d) ( e) (f)
Keterangan :
Pemberian bayangan gelap (shading)
Pemberian bayangan terang (highlighting)
Pemberian kesan pada wajah (blus-on)
Gambar 2.2: Aplikasi Foundation dan Blus-on sebagai Shading dan Higlighting (a). Bentuk wajah bulat, (b). Bentuk wajah lonjong, (c). Bentuk wajah persegi, (d). Bentuk wajah
diamong/belah ketupat, (e). Bentuk wajah buah pir, (f). Bentuk wajah segitiga Sumber: Kusumadewi (2002: 64,65,66)
Pada tata rias wajah geriatri perlu dipertimbangkan bahwa penampilan
wajah pada geriatri dipengaruhi oleh perubahan struktur tengkorak wajah dan
gigi-geligi, perubahan jaringan lunak wajah secara umum dan kulit khususnya,
posisi absolut dan proporsional alat-alat wajah. Koreksi tersebut merupakan
sasaran pada koreksi wajah geriatri sebagai perbandingan posisi bagian-bagian
wajah sewaktu muda dan usia lanjut, seperti contoh gambar berikut ini:
18
Gambar. 2.3 Perbandingan Posisi Bagian-Bagian Wajah Sewaktu Muda dan Usia Lanjut Sumber: www_skinpigmentasi_com-images
Tabel 2.1. Koreksi posisi bagian-bagian wajah geriatri
1
2.
Bagian-bagian wajah geriatri
Posisi bentuk alis
Bayangan mata
Koreksi bagian wajah geriatri
Keterangan
Digambar agak menaik dengan pensil alis warna coklat kehitaman
Bayangan mata dan sipat mata jangan digambar menurut bentuk mata yang sudah menurun bayangan mata dan sipat mata dioleskan menaik ke at as
3. Pemerah pipi Pemerah pipi jangan dioleskan menurun tapi pemerah pipi dioles menaik
4. Bentuk bibir Kontur digambar dengan Lipliner dengan sudut - sudut bibir agak menaik, dioles dengan lipstick warna segar tidak sampai keujung-ujungnya
c. Pengetahuan alat merias wajah geriatri
19
Alat kosmetika untuk aplikator tata rias yang beragam perlu dikenal
karakteristik dan penggunaannya dengan baik untuk hasil yang maksimal dalam
menciptakan riasan wajah yang sempurna pada rias wajah geriatri, antara lain :
1) 2) 3 ) 4 ) ,1 4 ) ,2 5 ) 6 ) ,1 6 ) ,2 7)
Gambar . 2. 4. Macam-macam Alat Merias Mata dan Bibir
Sumber : Andiyanto, Aju Ismi Karim (2003 : 42, 45)
Keterangan :
1). Sikat alis, berbentuk seperti sikat gigi umumnya dilengkapi pula sisir kecil
yang saling berpunggungan. Fungsinya untuk merapihkan alis sebelum dan
sesudah dibentuk serta diisi.
2). Sikat bulu mata, sikat dengan bulu-bulu yang diposisikan melingkar seperti
spiral. Bulu-bulu pada sikat ini bersifat kasar, fungsinya untuk membebaskan
bulu mata dari serpihan maskara yang menggumpal.
3). Kuas alis, memiliki bulu-bulu halus atau kasr dengan ujung menyerong. Kuas
ini digunakan untuk membaurkan pinsil alis atau eyeshadow yang telah
diaplikasikan pada alis, sehingga alis terlihat rapi dan natural.
4). Kuas Eyeliner, ada dua macam yang pertama kuas dengan bulu-bulu halus
agak panjang dan ramping. Dalam keadaan basah setelah disentuhkan pada
eyeshadow, kuas ini dapat digunakan untuk aplikasi eyeliner. Dalam keadaan
20
kering dapat digunakan sebagai aplikator eyeliner cair. Kedua kuas dengan
bulu-bulu halus agak gemuk, berujung membulat berfungsi unt uk
menghaluskan atau membaurkan eyeliner yang diciptakan menggunakan
pensil mata.
5). Kuas bibir, berukuran sedang dengan bulu lembut dan berujumg lancip.
Digunakan untuk membubuhkan pewarna bibir atau lipgloss pada bibir.
6). Kuas concealer, memiliki ukuran bervariasi kecil atau besar dengan bulu
lembut dan berujung rata. Kuas ini digunakan untuk membubuhkan concealer
pada noda-noda kecil pada wajah dan sudut-sudut mata yang sulit terjangkau.
7). Kuas eyeshadow, terdiri dua jenis; pertama berbentuk pipih, berujung tipis
dengan bulu-bulu bertekstur lembut. Fungsinya sebagai pembentuk garis
(ujung kuas dengan posisi mendatar), selain untuk mengisi dan pembaur
warna (ujung kuas dengan posisi berdiri). Bentuk yang berujung bulat
digunakan untuk membantu menghaluskan hasil sapuan gradasi warna
eyeshadow, fungsi lain kuas ini adalah untuk membentuk serta menghaluskan
bayangan hidung. Kedua kuas ini terdiri atas berbagai ukuran, ukuran kecil
digunakan sebagai aplikator pada daerah yang membutuhkan titik berat atau
membentuk garis, misalnya pada sudut mata atau tepian kelopak mata. Kuas
besar untuk membentuk highlight. Prinsipnya, makin ke atas mata ukuran kuas
semakin besar.
21
8) 9) 10) 11)
Gambar . 2. 5. Macam-macam kuas merias wajah Sumber : Andiyanto, Aju Ismi Karim (2003 : 9)
Keterangan :
8). Kuas kipas, berbentuk pipih dan melebar, menyerupai kipas terbuat dari bulu-
bulu yang sangat halus. Kuas ini diperlukan untuk membersihkan wajah dari
serpihan-serpihan kosmetik yang rontok.
9). Kuas shading, kuas dengan bulu-bulu yang lembut, tebal dan berujung
menyerong digunakan untuk mengaplikasikan shading pada bagian-bagian
wajah yang bersudut, seperti hidung atau rahang.
10).Kuas blus-on, kuas besar bergagang langsing dengan ketebalan bulu sedang.
Berfungsi untuk menyapukan blus-on pada pipi atau pada bagian wajah
lainnya.
11).Kuas powder, bergagang besar dengan bulu-bulu yang lembut dan gemuk.
Kuas ini digunakan untuk mengaplikasikan loose powder pada wajah, bisa
juga digunakan untuk melakukan finishing, yaitu untuk membaurkan kosmetik
pada akhir riasan.
12) 13)
22
Gambar . 2.6. Contoh Spons untuk Merias Wajah Sumber : Andiyanto, Aju Ismi Karim (2003 : 11)
Keterangan :
12). Spons rias, bentuknya oval dan bulat, halus dan lembut dipergunakan untuk
meratakan foundation pada kulit wajah.
13). Powder puff, berbentuk bulat dan lembut terbuat dari bahan flanel atau
serupa bludru yang lembut. Powder puff tersedia dalam dua ukuran: bentuk
besar berfungsi untuk mengaplikasikan bedak tabur pada wajah, bentuk kecil
untuk megaplikasikan bedak padat pada wajah.
d. Pengetahuan kosmetika untuk merias wajah geriatri
Kosmetika memiliki dua fungsi utama yaitu, fungsi perawatan dan tata rias
untuk memberikan hasil yang lebih baik bagi tata rias wajah. Berikut ini adalah
contoh dari berbagai jenis kosmetik tata rias untuk merias wajah geriatri pada
beberapa merek dagang seperti latulipe kosmetik, sariayu kosmetik, caring
coulors kosmetik:
1). Pelembab (moisturizer), kulit geriatri cenderung kering dan kasar serta
mengeluarkan lebih sedikit minyak daripada jenis kulit lainnya, untuk jenis
kulit geriatri sebaiknya menggunakan pelembab yang mengandung tabir surya
dengan SPF-30 atau pelembab yang mengandung tabir surya dan zat
antioksidan.
23
a) b)
Gambar . 2.7. Kosmetika Pelembab untuk Wajah Geriatri Sumber : www.latulipecosmetiques.com
Keterangan: a). Anti wrinkle creamy, krim pelembab untuk kulit kering menua, kulit
sekitar mata dan leher yang cenderung kering dan keriput. Diaplikasikan sebelum menggunakan alas bedak (foundation).
b). Aha skin repair gel, pelembab berbentuk gel yang berguna untuk membantu merangsang pembaharuan sel-sel kulit menua, sehingga pada pemakaian terus menerus dapat menghaluskan dan mencerahkan penampilan kulit. Aha skin repair gel di gunakan menjelang tidur untuk membantu pembaharuan sel-sel kulit menua.
2). Dasar bedak (foundation), untuk melicinkan kulit dan memberikan efek mulus
pada wajah, menutup cacat dan menyamarkan bagian-bagian yang kurang
baik.
a) b)
Gbr. 2.8. Alas Bedak Sumber : www.foundastioncosmetic.com_image November 2008
24
Keterangan: a). Cover foundation dengan merek dagang latulipe yaitu dasar bedak yang
tahan air, dapat dipakai untuk menutupi noda-noda hitam sehingga warna kulit terlihat lebih sempurna. Diaplikasikan sebelum menggunakan bedak.
b). Perpec foundation dengan merek dagang latulipe yaitu dasar bedak yang tahan air (waterproof) diformulasi khusus dengan Coated Powder dan Soft Focus Powder sehingga mampu menutup secara sempurna noda, kerut, garis-garis halus dan warna kulit tidak merata. Diaplikasikan sebelum menggunakan bedak
3). Concealer, digunakan untuk menutupi noda-noda hitam dan noda terang,
mengurangi kesan tonjolan dan lekukan kulit di wajah, sehingga warna
seluruh bagian wajah dapat dibuat senada. Pilihlah concealer berbentuk krim
untuk menutupi keriput-keriput halus.
a) b) c)
Gbr. 2.9. Kosmetika Concealer a) Berbentuk cair, b). Berbentuk krim, c). Berbentuk padat (pinsil )
Sumber : www.indoforum.tripentokcosmetic.com
4). Bedak (powder), mempunyai daya yang berpadu dengan alas bedak, memberi
kesan kulit menjadi lembut.
Gbr 2.10 Compact Powder Gbr 2.11 Loose Powder
Sumber : www.foundastioncosmetic.com_image November 2008
25
Keterangan:
a). Compact powder (sariayu), bedak dalam kemasan padat yang berguna memberikan efek rapi dan lembut pada riasan wajah secara keseluruhan, mengandung SPF-30 atau yang mengandung tabir surya dan vitamin E.
b). UV White Microfine Loose Powder dengan butiran sangat halus dan lembut yang menyatu sempurna dengan kulit wajah untuk menyamarkan noda hitam. Mengandung vitamin C, jojoba oil, vitamin E, UV protection menjaga kelembutan dan kehalusan kulit wajah, berfungsi sebagai anti oksidan serta melindungi kulit wajah dari sinar UV. Aplikasikan loose powder dengan menggunakan spons powder untuk hasil akhir sempurna
5). Pembayang mata (eye shadow), bertujuan untuk merubah kesan bentuk mata
dikemas dalam bentuk cair, krim, padat dan serbuk.
a) b)
Gbr. 2.12. Kosmetika Eyeshadow: a) Berbentuk krim, b). Berbentuk serbuk
Sumber : www.indoforum.tripentokcosmetikc.com
6). Penyipat mata (eyeliner), digunakan untuk membingkai sekeliling mata.
Tujuannya agar mata tampak lebih ekpresif, tersedia dalam dua bentuk : pinsil
dan cair.
7). Cat bulu mata (maskara), berguna untuk menebalkan dan melentikkan bulu
mata berbentuk cair, dikemas dalam tabung kecil yang di lengkapi dengan
aplikator khusus.
26
a) b) b)
Gbr. 2.13. a) Eyeliner , b). Maskara Sumber : www.latulipecosmetiques.com
8). Perona bibir (lipstick), untuk memperbaiki bentuk bibir yang sebelumnya telah
digaris dengan lipliner (pinsil bibir). Pilihlah warna-warna pastel yang cerah
untuk merias wajah geriatri.
a) b) Gambar. 2.14 a) Lipgloss,b). Lipstick
Sumber: www.latulipecosmetiques.com
Keterangan:
a). Lipstick dengan merek dagang latulipe yang terbuat dari bahan hypoallergenic dan tersedia dalam warna-warna cerah dan menarik. Mengandung vitamin yang dapat menambah nutrisi dan mencegah kekeringan pada bibir. Aplikasikan lipstik setelah pembingkaian pada bentuk bibir dengan menggunakan lipliner.
b). Lipgloos dengan merek dagang latulipe yang kaya pelembab untuk menjaga dari kekeringan dan pecah-pecah, mengandung vitamin E menjaga bibir tetap lembab dan tidak berkerut. Aplikasikan untuk hasil akhir yang sempurna.
27
9). Perona pipi, untuk kulit geriatri menggunakan perona pipi berbentuk creamy.
Gbr. 2.15. Kosmetika Perona Pipi Sumber : www.indoforum.tripentokcosmetikc.com
e. Merias wajah geriatri
1). Persiapan area kerja harus terang, bersih, hygiene dan peralatan yang
diperlukan seperti alat dan kosmetika untuk merias wajah geriatri diatur
dengan rapi dan siapkan tempat sampah berpedal (tutup terbuka sendiri).
2). Persiapan diri pribadi ( beauty operator)
Kondisi tubuh seorang beauty operator perlu diperhatikan untuk menjaga agar
tidak cepat lelah dan tetap berkonsentrasi dalam merias, persiapan yang dapat
dilakukan antara lain;
a). Mengenakan pakaian kerja yang rapi dan bersih serta memakai sepatu
tumit pendek agar tidak lekas lelah saat menjalankan tugas.
b). Kebersihan mulut agar memiliki nafas segar
b). Semua perhiasan harus dilepas, seperti cincin, gelang atau jam tangan.
c). Tidak boleh mengenakan cat kuku dan merapikan rambut
d). Sanitasi tangan sebelum bekerja, seperti mencuci tangan sebelum merias
wajah geriatri.
28
3). Persiapan pelanggan untuk geriatri
a). Konsultasi dengan beauty operator sambil mengisi kartu diagnosis yang
berisikan nama, jenis kelamin, alamat, jenis kulit, warna kulit, kelainan
pada kulit dan koreksi bentuk wajah.
b). Perhiasan harus dilepaskan seperti anting dan kalung, jika perhiasan sangat
berharga di persilahkan menyimpannya sendiri.
c). Mengenakan bandana dan kep
4). Diagnosa kulit wajah geriatri
Diagnosa kulit wajah geriatri adalah suatu langkah awal yang terpenting
dilakukan sebelum melakukan tata rias wajah geriatri. Tujuan diagnosa adalah
untuk mengetahui kondisi kulit wajah geriatri dengan cara pengamatan secara
seksama tentang jenis kulit, keadaan bagian-bagian wajah pada geriatri beserta
kelainan-kelainan pada kulit tersebut, dengan demikian diagnosa dapat dijadikan
pedoman dalam menentukan jenis kosmetik dan koreksi yang perlu dilakukan
pada tata rias yang sesuai serta dapat memberikan saran dan nasehat pada klien
(pelanggan). Proses diagnosa kulit dilakukan tiga tahap yakni:
a). Amannese adalah melakukan pertanyaan/konsultasi dengan pelanggan
sebelum melaksanakan tata rias. Ruang lingkup pertanyaan dalam proses
konsultasi meliputi; nama, usia alamat, riwayat kesehatan pelanggan mengenai
penyakit yang pernah atau sedang diderita, pernyataan pelanggan mengenai
jenis riwayat kesehatan kulitnya dan kosmetik yang dipakai.
b). Inspeks adalah langkah pengamatan pada saat perawatan dan melakukan tata
rias dilaksanakan setelah pembersihan pertama. Aspek pengamatan meliputi
29
jenis dan kondisi kulit, kelainan-kelainan yang terdapat pada kulit, sehingga
dengan hasil pengamatan ini dapat ditentukan perencanaan pemilihan alat
merias dan kosmetika yang sesuai dengan kulit wajah geriatri.
c). Palpasi adalah tindakan meraba-raba kulit untuk mengetahui elastisitas dan
t ur gor kul i t .
5). Teknik merias wajah geriatri
Seorang beauty operator harus memperhatikan berbagai hal pada
pelanggan yang akan dirias wajahnya sebelum memulai merias wajah geriatri.
Pertama dengan memperhatikan cara pelanggan berdandan, rias rambutnya dan
rias wajahnya lalu amati hal-hal yang salah atau kurang cocok dan yang harus
diperbaiki. Berikut langkah kerja merias wajah geriatri secara berurutan :
a). Pembersihan dan penyegaran
Pembersihan kulit wajah dilakukan meggunakan ujung-ujung jari dengan
gerak lingkar-lingkar kecil sambil menggosokkanya pada wajah, leher, dengan
gerak ke atas dan kesamping mengikuti arah serabut otot (dapat dilihat pada
gambar 2.16). Penyegaran menggunakan cairan penyegar sesuai jenis kulit,
tujuan penyegaran k ul i t adalah unt uk meringkas pori-pori kul i t ,
mengencangkan kul i t , menyempurnakan pembersihan sisa-sisa s us u
pembersih apabila masih ada (dapat dilihat pada gambar 2.17).
30
b). Aplikasi pelembab
Tujuan pelembaban adalah untuk mempertahankan kehalusan dan kekenyalan
kulit. Pemakain pelembab dilakukan dengan cara mengoleskan tipis-tipis di
wajah dan leher secara merata dan diamkan 1 menit hingga meresap pada
kulit (dapat dilihat pada gambar 2.18 dan gambar 2.19)
c). Aplikasi alas bedak dan meratakan bedak, dengan langkah a). Ambillah alas
bedak lebih muda daripada foundation penutupnya b). Oleskan dengan jari
telunjuk/jempol secara merata pada wajah, telinga dan leher searah dengan
bulu wajah c). Oleskan foundation penutup plek dan kerut sekitar kantung
mata dan smile line d). Ratakan dengan spons, agar tampak sama dengan
bagian yang lain dan tampak menyatu dengan kulit. Perhatikan supaya kerut -
kerut di dekat mata, smile line, dan sekitar mulut diberi foundation dalam
warna lebih muda (dapat dilihat pada gambar 2.20).
d). Menggunakan concealer dengan cara mengoleskan sambil menekan-nekannya
di bagian noda yang akan ditutup, dilekukan atau ditonjolkan seperti pada
bagian kantung mata dibaurkan dengan foundation. Penggunanaan concealer
yang tepat akan sangat membantu membuat tektur wajah halus dengan warna
yang rata dan senada.
e). Aplikasi bedak, pada wajah geriatri menggunakan compact powder. Lakukan
pengolesan bedak dengan menggunakan spons rias, pada bagian kulit yang
mengkerut dapat menggunakan spons basah agar bedak dapat menutupi garis-
garis kerut pada kulit wajah geriatri, dengan cara meratakan sambil menekan-
nekan di seluruh bagian wajah sacara merata. Hasil akhir gunakan loose
31
powder dengan menggunakan spons powder agar hasik akhir sempurna.
(Dapat dilihat pada gambar 2.21)
Gbr.2.16 Pembersihan Gbr.2.17 Penyegaran Gbr.2. 18 Pelembaban
Gbr.2.19 Meratakan Gbr.2.20 Aplikasi Alas Gbr.2 21Aplikasi Pelembab B ed ak B ed ak
Sumber: Dokumen Penulis
f). Tata rias mata yaitu :
(1).Membentuk alis, sebelum menggunakan pinsil alis, bulu alis perlu disikat
dahulu dengan sikat alis khusus. Penggambaran alis di buat menggunakan
pinsil alis digambar agak menaik dari bentuk aslinya dengan pensil alis
warna coklat kehitaman searah pertumbuhan alis guna menyamarkan
dengan bulu alis asli. Warna pinsil alis yang digunakan tidak boleh lebih
tua dari warna rambut, setelah itu bulu alis perlu disikat lagi guna
32
membaurkan hasil gambar dengan alis asli akan tampak alami. Jika bulu
alis kurang ketebalannya, dapat diatasi dengan mengoleskan maskara
secara ringan dan tipis di atas bulu alis, jika arah pertumbuhan alis
menurun dapat diatasi dengan menyikatnya ke atas (dapat dilihat pada
gambar 2.22)
(2).Mengenakan perona mata, bertujuan membuat mata tampak segar dan
cemerlang. Bayangan mata jangan digambar menurut bentuk mata yang
sudah menurun bayangan mata dioleskan dengan arah ke atas. Pada
umumnya warna perona mata terdiri dari tiga jenis warna yaitu warna
mode, warna shader dan warna highligter. Warna utama yang menjadi
mode ditempatkan pada lipatan bawah kelopak mata, warna shader
ditempatkan di bagian atas kelopak mata, warna highlghter di tempatkan
di bawah alis (dapat dilihat pada gambar 2.23)
(3).Mengenakan sipat mata, sebelum pemakaian sifat mata kelopak mata
harus berada dalam keadaan bebas minyak dan kering. Waktu pengolesan
mata harus memandang ke bawah dan kelopak mata di rentangkan.
Gbr 2.22 Menentukan Panjang Alis dan Gbr 2.23 Aplikasi Perona Mata Membentuk Alis
Sumber: Dokumen Penulis
33
g). Tata rias bibir, tahap pertama lakukan pembingkaian bibir sesuai dengan
bentuk yang diinginkan, tujuannya adalah untuk menyamarkan bentuk bibir
yang menurun. Teknik yang digunakan ialah penyamaran garis bibir
menggunakan foundation dan pembikaian bibir menggunakan lipliner. Kedua
ialah pengisian warna, sapukan pewarna bibir menggunakan kuas dari tepi
bibir ke arah bagian dalam, upayakan agar warna garis bibir dan pewarna bibir
menyatu selanjutnya sapukan lipgloss atau aksen warna lainnya sesuai dengan
kesan yang diinginkan (dapat dilihat pada gambar 2.24, 2.25)
Gbr 2.24 Gbr 2.25 Gbr 2.26 Membentuk Bibir Aplikasi Lipstick Aplikasi Perona Pipi
Sumber: Dokumen Penulis
g). Mengaplikasikan perona pipi dengan langkah pertama yaitu menempatkan
tempat kedudukan, prinsip utama dalam pemakaian perona pipi adalah tidak
lebih rendah dari batas hidung, arah usapannya kesamping arah keluar dan
menyatu dengan garis pertumbuhan rambut di pelipis. (Dapat dilihat pada
gambar 2.26)
34
Gbr 2..27 Gbr 2.28 Sebelum Dirias Sesudah Dirias
Sumber : Dokumen Penulis
B. Hasil Belajar Merias Wajah Geriatri
1. Pengertian hasil belajar merias wajah geriatri
Pengertian hasil belajar yang dikemukakan oleh W.S Wingkel (1996:48)
yaitu: "Setiap macam kegiatan belajar mengajar menghasilkan suatu perubahan
yang khas yaitu hasil belajar". Hasil belajar merupakan prilaku akibat dari proses
belajar mengajar yang diukur melalui kegiatan penilaian.
Merias wajah geriatri merupakan kompetensi dasar yang harus dikuasai
peserta didik untuk dapat menguasai kompetensi lain yang diberikan pada
semester berikutnya. Kompetensi merias wajah geriatri terdiri atas materi teori;
pengertian wajah geriatri, koreksi wajah geriatri, pengetahuan alat merias wajah
geriatri, pengetahuan kosmetika untuk merias wajah geriatri dan merias wajah
geriatri. (Silabus SMK Tata Kecantikan Kulit 2004).
Pengertian hasil belajar merias wajah geriatri yang dimaksud dalam
penelitian ini mengacu pada pengertian yang telah dikemukakan di atas yaitu
perubahan tingkah laku peserta didik yang meliputi penguasaan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor dalam bidang merias wajah geriatri.
35
2. Hasil belajar merias wajah geriatri
Perubahan tingkah laku yang dialami peserta didik sebagai hasil belajar
merias wajah geriatri mencakup penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan
menurut hasil yang dicapainya, yaitu:
a. Kemampuan Kognitif
Perubahan tingkah laku peserta didik secara kognitif berkenaan dengan
intelektual peserta didik mengenai merias wajah geriatri. Perubahan kognitif ini
mencakup perubahan dalam:
1). Pengetahuan (knowledge), berhubungan dengan mengingat materi yang sudah
dipelajari sebelumnya sebagai dasar untuk menguasai suatu konsep atau teori,
misalnya:
a). Peserta didik mengetahui pengertian merias wajah geriatri.
b). Peserta didik mengetahui ciri-ciri wajah geriatri.
2). Pemahaman (comprehension), adalah kemampuan menggunakan atau
menafsirkan suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari ke dalam situasi
kongkrit atau dapat dengan menggunakan kata-kata sendiri, misalnya:
a). Peserta didik memahami kosmetika untuk merias wajah geriatri.
b). Peserta didik memahami koreksi wajah geriatri
3). Penerapan atau aplikasi (application), adalah kemampuan menerapkan bahan
pelajaran yang telah dipelajari ke dalam situasi kongkrit, misalnya: Peserta
didik mampu membentuk alis geriatri.
4). Analisis (analysis), yaitu kemampuan menguraikan sesuatu ke dalam bagian-
bagian sehingga susunannya dapat dimengerti, misalnya:
36
a). Peserta didik dapat menguraikan langkah-langkah mendiagnosa kulit wajah
geriatri secara benar.
b.) Peserta didik dapat menguraikan langkah-langkah merias wajah geriatri.
5). Evaluasi (evaluation), berkenaan dengan kemampuan membuat penilaian
terhadap sesuatu berdasarkan maksud dan kriteria tertentu, misalnya:
a). Peserta didik mampu mengevaluasi hasil merias wajah geriatri sesuai
dengan pedoman yang ditentukan.
b). Peserta didik mampu mengevaluasi hasil dari mendiagnosa kulit wajah
geriatri.
6). Mencipta (create), adalah menyatukan elemen-elemen yang ada untuk
dijadikan struktur pola yang baru, misalnya: Peserta didik dapat melakukan
rias wajah geriatri yang sesuai dengan tujuan dan keinginan klien.
b. Kemampuan Afektif
Hasil belajar ditinjau dari kemampuan afektif menyangkut perubahan
sikap dan nilai yang meliputi:
1). Penerimaan (receiving)
Penerimaan dapat diartikan sebagai kepekaan dalam menerima rangsangan
dari luar yang datang kepada peserta didik dalam bentuk masalah, situasi
dan gejala, misalnya :
a). Peserta didik menerima masukan dan kritikkan guru pengajar atas tugas-
tugas yang diberikan oleh guru.
b). Peserta didik menunjukkan kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran
merias wajah geriatri.
37
2).
3).
4).
5).
Sambutan atau partisipasi (responding)
Sambutan atau partisipasi dapat diartikan kesediaan peserta didik untuk aktif
berpartisipasi, misalnya : Peserta didik selalu tanggap dalam mengerjakan
tugas pembelajaran merias wajah geriatri .
Penilaian (valuing)
Penilaian merupakan kesediaan sikap untuk menerima suatu nilai, latar
belakang atau pengalaman berdasarkan rangsangan atau stimulus yang
datang dari luar, misalnya: Peserta didik dapat menilai kekurangan dan
kelebihan pada hasil praktek merias wajah geriatri.
Pendalaman (organization)
Pendalaman merupakan pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem
organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan
prioritas nilai yang telah dimilikinya, misalnya:
a). Peserta didik memiliki keinginan untuk mengembangkan pengetahuan
tentang merias wajah geriatri dari berbagai literatur yang berhubungan
dengan kecantikan.
b). Peserta didik memiliki keinginan untuk mengembangkan pengetahuan
tentang merias wajah geriatri dengan mengikuti kursus atau seminar
kecantikan.
Penghayatan (character)
Penghayatan merupakan keterpaduan sistem nilai yang telah dimiliki
seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya,
38
misalnya: Peserta didik memiliki keyakinan bahwa dirinya merasa cukup
siap bekerja yang berkaitan dengan bidang kecantikan.
c. Kemampuan Psikomotor
Hasil belajar yang bersifat psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan
dan kemampuan bertindak setelah menerima pengalaman belajar tertentu yang
dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku fisik. Kemampuan psikomotor ini
meliputi:
1) Persepsi (perception), yaitu mencakup kemampuan untuk mengadakan
diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih berdasarkan
perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan,
misalnya: Peserta didik dapat melakukan rias wajah geriatri yang sesuai
dengan hasil diagnosa yang telah dilakukan pada klien.
2) Kecepatan (speed), yaitu menyelesaikan masalah dengan memiliki kecepatan,
atau berupa keterampilan gerakan secara spontan dan cepat, misalnya: Peserta
didik terampil koreksi bentuk alis pada wajah geriatri.
3) Dorongan (impulsion), dorongan-dorongan yang berasal dari dalam atau luar
diri individu, misalnya; Peserta didik lebih giat belajar dalam melakukan rias
wajah geriatri, sehingga dapat menghasilkan riasan yang sesuai dengan
permintaan klien.
4) Ketelitian (prasion), yaitu proses pemecahan masalah dengan ketelitian,
misalnya: Peserta didik teliti dalam melihat kondisi fisik dan mental bagi klien
yang akan dirias pada saat mendiagnosa kulit wajah geriatri.
39
5) Keluwesan (flexibility), yaitu menghadapi situasi yang baru dengan
keluwesan, misalnya: Peserta didik terampil melakukan teknik pembersihan
wajah pada geriatri.
C. Kesiapan Menjadi Beauty Operator Madya di Salon Kecantikan
1. Pengertian kesiapan
Kesiapan sangat penting untuk memulai suatu pekerjaan karena dengan
memiliki kesiapan pekerjaan apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan
hasil yang baik. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.
Slameto (2003:113) menuturkan bahwa "Kesiapan adalah keseluruhan kondisi
seseorang yang membuatnya siap memberi respon di dalam cara tertentu terhadap
suatu situasi". Lebih jauh Slameto (2003:113) mengemukakan tentang kondisi
kesiapan, yaitu :
Kondisi siap individu tersebut mencangkup tiga aspek, yaitu : a. Kondisi fisik, mental dan emosional b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan c. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajarinya.
Kondisi siap yang dimiliki peserta didik untuk menjadi beauty operator
madya meliputi kondisi fisik, mental, emosional, kebutuhan-kebutuhan, motif dan
tujuan untuk menjadi beauty operator madya serta hasil belajar berupa
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki peserta didik setelah
mengikuti kegiatan belajar merias wajah geriatri.
2. Aspek-aspek kesiapan
Kesiapan merupakan kapasitas kemampuan potensial fisik dan mental
dalam belajar, disertai harapan keterampilan yang dimiliki dan latar belakang
40
untuk mengerjakan sesuatu. Aspek-aspek yang mempengaruhi kesiapan menurut
Slameto (2003:115) adalah sebagai berikut :
a. Kematangan Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan.
b. Kecerdasan Kecerdasan merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan. Seseorang yang memiliki kecerdasan normal atau di atas normal akan siap menghadapi atau mengetahui masalah-masalah dibandingkan dengan yang kecerdasannya dibawah normal.
c. Keterampilan Keterampilan merupakan salah satu aspek yang harus dimiliki siswa dapat mengembangkan dirinya dan kreatif.
d. Motivasi Motivasi merupakan dorongan yang mendasar dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan
e. Kesehatan Keadaan tubuh yang sehat merupakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.
Peserta didik harus mempunyai kematangan secara fisik dan psikis,
kecerdasan yang normal, keterampilan yang cukup, motivasi yang tinggi juga
kesehatan fisik dan mental yang baik untuk menunjang kesiapan dirinya menjadi
seorang beauty operator madya di salon kecantikan.
3. Beauty operator madya di salon kecantikan
Beauty operator madya tertuang dalam SKKNI (2004:12) "Beauty
operator madya adalah tenaga kerja tingkat terampil bertugas melayani dan
melakukan perawatan dalam bidang kecantikan". Musanef (1995:4)
mengemukakan bahwa "Tenaga kerja adalah mereka yang memiliki keahlian dan
kecakapan serta kemampuan dalam bidang-bidang tertentu untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan". Nelly Hakim (2001:1)mengemukakan tentang
seorang ahli kecantikan bahwa:
41
.....seorang ahli kecantikan sekurang-kurangnya harus mengetahui dan memahami serta menghayati sifat-sifat atau kualitas-kualitas yang ada hubungannya dengan tugas dan jabatannya sebagai seorang ahli kecantikan, yaitu harus mempelajari ilmu kosmetologi dengan seksama, ilmu pengetahuan tentang kosmetika dan kegunaannya, secara teori dan praktek pemeliharaan dan perawatan kecantikan.
Pengertian tenaga kerja beauty operator madya bertolak pada pernyataan
di atas adalah orang-orang yang bekerja pada suatu instansi perusahaan dengan
kemampuan yang memiliki pengetahuan, pemahaman dan penghayatan yang
berhubungan degan tugas dan jabatannya sebagai seorang ahli kecantikan guna
mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan.
Beauty operator madya di salon kecantikan pada dasarnya adalah orang-
orang yang bekerja di salon kecantikan yang memiliki kemampuan dalam bidang
kecantikan, guna mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh pihak salon. Seorang
beauty operator madya harus memiliki kemampuan yang cukup untuk
menjalankan tugasnya dengan baik. Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
beauty operator madya yaitu:
a. Memiliki pengetahuan tentang dunia kecantikan dan semua produk
kecantikan, khususnya untuk merias wajah geriatri.
b. Kemampuan dalam melakukan persiapan kerja merias wajah Geriatri.
c. Kemampuan dalam melakukan pembersihan wajah geriatri.
d. Kemampuan dalam melakukan diagnosa wajah geriatri.
e. Kemampuan dalam melakukan tata rias wajah khusnya merias wajah geriatri.
f. Memiliki kemampuan dalam mendiagnosa kliennya, baik fisik atau mental
agar tidak melakukan kesalahan dalam melakukan tata rias.
42
Sikap seorang beauty operator madya dituntut agar dapat bekerja dengan
penuh tanggung jawab, tekun dan teliti sehingga dapat memberikan kepuasan bagi
kliennya dalam melakukan merias wajah geriatri dan dapat memberikan hasil
yang optimal. Pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan yang dapat menghasilkan
kesehatan dan kecantikan sesuai keinginan klien.
Seorang beauty operator madya yang telah memberikan pelayanan yang
baik bagi klien/ pelanggan/ konsumen, akan menarik perhatian klien dan
merupakan promosi yang baik para calon klien selanjutnya. Seorang beauty
operator madya agar dapat memenuhi tujuan yang sesuai dengan keinginan klien
diperlukan penguasaan tentang dunia kecantikan dan harus selalu memperhatikan
beberapa hal mengenai pelayanan prima (customer care) di bawah ini:
1). Memberikan pelayanan yang baik bagi klien: selalu memberikan sambutan
dengan sikap yang ramah, sopan, dan berbicara dengan lemah-lembut. Serta
mau mendengarkan keluhan-keluhan dan memperhatikan keadaan klien saat
sedang melakukan perawatan, aktif dan mau menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
2). Bersikap profesional dan memiliki pembawaan diri yang baik: selalu
memperlakukan klien dengan adil dan jujur, tidak membedakan klien atas
dasar kedudukannya, karena ini akan menimbulkan kekecewaan dan akan
menyinggung perasaan klien lainnya, tidak melakukan kebiasaan buruk saat
melakukan tugas, seperti: mengobrol sewaktu bertugas, makan, tidak menepati
janji dan lain-lain.
43
3). Memiliki sikap yang tegas: tidak ragu-ragu dalam memberikan nasehat atau
memberikan jawaban kepada klien.
4). Disiplin dan memiliki self control yang baik dalam bekerja: bekerja sesuai
dengan peraturan yang berlaku; disiplin waktu, penggunaan alat, bahan, lenan
serta memelihara kebersihan; tidak ceroboh, harus tenang, tidak gugup dan
tergesa-gesa saat bertugas.
5). Selalu berlatih dan mengikuti perkembangan dalam dunia kecantikan dan
selalu melakukan evaluasi terhadap hasil kerjanya, agar dapat memberikan
kepuasan yang optimal bagi klien.
6). Menjaga kondisi fisik dan mentalnya agar dapat melakukan tugas dengan baik.
Terdapat persiapan pribadi yang harus dilakukan seorang beauty operator
madya sebelum merias wajah geriatri. Persiapan pribadi tersebut penting
dilakukan agar beauty operator madya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Persiapan tersebut antara lain: harus memperhatikan kesehatan baik dari dalam
maupun dari luar, kebersihan mulut agar memiliki nafas segar, menanggalkan
perhiasan, kuku tidak boleh panjang dan tidak boleh mengenakan cat kuku,
melakukan sanitasi tangan, merapikan rambut, mengenakan pakaian kerja yang
rapi dan bersih dan memakai sepatu tumit pendek agar tidak lekas lelah saat
menjalankan tugas.
44
4. Kesiapan menjadi beauty operator madya
Upaya yang dilakukan untuk mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja
yang dapat melakukan aktivitas kerja secara produktif salah satunya adalah hasil
belajar merias wajah geriatri. Peserta didik yang memiliki kesiapan akan
menampakkan prilaku atau tindakan yang berhubungan dengan sikap seorang
tenaga kerja yang terampil baik secara fisik maupun mental. Sesuai pendapat
Slameto (2003:113) "Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seorang yang
membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban di dalam cara tertentu
terhadap suatu situasi".
Peserta didik yang mempunyai kesiapan untuk menjadi seorang beauty
operator madya akan menunjukkan tingkah laku sebagai berikut :
a. Kemampuan kognitif, menunjukkan kemampuan pengetahuan dalam
menguasai konsep yang berhubungan dengan pekerjaan beauty operator
madya di salon kecantikan dan memiliki pemahaman dalam bidang kecantikan
serta dapat mengaplikasikan pemahaman yang dimiliki dalam lingkup
kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan beauty operator madya di salon
kecantikan. Peserta didik mampu menganalisis dan mensitesa proses kerja
beauty operator madya di salon kecantikan serta mengevaluasi setiap kegiatan
dan hasil kerja beauty operator madya di salon kecantikan.
b. Kemampuan afektif, menunjukkan sikap menerima dan merespon seperti
sikap menyukai, menyenangi dan merasa puas apabila terlibat dalam
permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaan beauty operator madya di
salon kecantikan. Sikap-sikap tersebut merupakan manifestasi dari kesediaan
45
peserta didik untuk menerima suatu nilai dan stimulus yang datang dari luar
sehingga mempengaruhi pemantapan dan prioritas nilai (pendalaman) yang
mempengaruhi pola kepribadian serta tingkah laku penghayatan untuk
berperan secara aktif dalam kegiatan di bidang kecantikan.
c. Kemampuan psikomotor, menunjukkan keterampilan dan kemampuan
bertindak setelah menerima pengalaman belajar tertentu yang
dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku fisik berupa gerakan secara
spontan dan cepat dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
pekerjaan beauty operator madya di salon kecantikan dilengkapi dengan
ketelitian dan keluwesan dalam menghadapi berbagai situasi kerja yang
ditunjang oleh daya tahan fisik dan psikis selama berinteraksi dengan kegiatan
kerja di bidang kecantikan, mengembangkan dan mengimplementasikannya
dalam dunia kerja yang sesungguhnya.
Kesiapan menjadi seorang beauty operator madya akan dipengaruhi oleh
faktor lain di luar hasil belajar merias wajah geriatri seperti faktor internal:
intelegensi, perhatian, bakat dan waktu yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuannya, dan faktor eksternal seperti: kegiatan belajar mengajar, fasilitas
belajar, lingkungan belajar dan lingkungan keluarga serta faktor-faktor lain yang
tidak teramati dalam penelitian.