trauma geriatri

20
Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu kedokteran terus berkembang. Salah satu perkembangannya terjadi adalah terbentuknya percabangan ilmu kedokteran. Jika ilmu kedokteran semula merupakan seni penyembuhan penyakit ( The art Offhealing) yang dilaksanakna oleh dokter yang mampu melayani pasien yang menderita berbagai penyakit maka kemudian sesuaia dengan kebutuhan. Oleh sebab itu sebagai mahasiswa/i Fakultas Kedokteran, kami mencoba menyusun sebuah makalah yang berjudul Tumbuh Kembang, Geriatri dan Degeneratif . Hal tersebut menurut kami sangat penting untuk dibahas dalam rangka menciptakan suatu pelayanan dibidang kesehatan yang terbaik pada seluruh masyarakat Indonesia. Kesehatan mempunyai peran besar dalam meningkatkan derajat hidup masyarakat, maka semua negara berupa menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya. Dalam makalah ini nantinya akan dibahas tentang Tumbuh Kembang, Geriatri dan Denegeratif pada manusia di Indonesia. Perkembangan ilmu kedokteran yang sangat dinamis sehingga menuntut mahasiswa untuk terus belajar dan menggali ilmu tanpa mengenal waktu,hal itu sangat diperlukan terhadap mahasiswa yang menjadi calon dokter masa depan di negara Indonesia, jadi konsep keilmuan yang baik maka lahirlah seorang dokter yang kompeten dan dipercaya oleh masyarakat, itulah merupakan salah satu latar belakang pada penyusunan makalah ini.

description

trauma geriatri

Transcript of trauma geriatri

Page 1: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu kedokteran terus berkembang. Salah satu perkembangannya terjadi

adalah terbentuknya percabangan ilmu kedokteran. Jika ilmu kedokteran semula

merupakan seni penyembuhan penyakit ( The art Offhealing) yang dilaksanakna

oleh dokter yang mampu melayani pasien yang menderita berbagai penyakit maka

kemudian sesuaia dengan kebutuhan. Oleh sebab itu sebagai mahasiswa/i

Fakultas Kedokteran, kami mencoba menyusun sebuah makalah yang berjudul

“Tumbuh Kembang, Geriatri dan Degeneratif ”. Hal tersebut menurut kami

sangat penting untuk dibahas dalam rangka menciptakan suatu pelayanan

dibidang kesehatan yang terbaik pada seluruh masyarakat Indonesia.

Kesehatan mempunyai peran besar dalam meningkatkan derajat hidup

masyarakat, maka semua negara berupa menyelenggarakan pelayanan kesehatan

yang sebaik-baiknya. Dalam makalah ini nantinya akan dibahas tentang Tumbuh

Kembang, Geriatri dan Denegeratif pada manusia di Indonesia.

Perkembangan ilmu kedokteran yang sangat dinamis sehingga menuntut

mahasiswa untuk terus belajar dan menggali ilmu tanpa mengenal waktu,hal itu

sangat diperlukan terhadap mahasiswa yang menjadi calon dokter masa depan di

negara Indonesia, jadi konsep keilmuan yang baik maka lahirlah seorang dokter

yang kompeten dan dipercaya oleh masyarakat, itulah merupakan salah satu latar

belakang pada penyusunan makalah ini.

Page 2: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 2

SKENARIO 5

Terjatuh

Seorang perempuan umur 65 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan

nyeri pada pangkal paha kanan sehingga mengganggu bila berjalan. Keadaan ini

dialami sejak 5 hari yang lalu pada saat penderita berjalan tertatih-tatih lalu jatuh

terduduk di dalam kamar mandi. Sejak 7 tahun terakhir ini penderita

mengkonsumsi obat-obat kencing manis, tekanan darah tinggi, jantung dan

rhematik. Juga pernah serangan stroke 3 tahun lalu.

1.2 Tujuan Pembahasan

Dalam penyusunan makalah ini tentunya memiliki tujuan yang diharapkan

berguna bagi para pembaca dan khususnya kepada penulis sendiri. Dimana

tujuannya dibagi menjadi 2 macam yang pertama secara umum makalah ini

bertujuan menambah wawasan mahasiswa/i dalam mengurangi suatu persoalan

secara holistik dan tepat, dan melatih pemikiran ilmiah dari seorang mahasiswa/i

Fakultas Kedokteran, dimana pemikiran ilmiah tersebut sangat dibutuhkan bagi

seorang dokter agar mampu menganalisis suatu persoalan secara cepat dan tepat.

Sedangkan secara khusus tujuan penyusunan makalah ini ialah sebagai berikut :

1. Melengkapi tugas small group discutions skenario 5 modul 20 tentang Tumbuh

Kembang, Geriatri dan Degeneratif.

2. Menambah pengetahuan para pembaca tentang Tumbuh Kembang, Geriatri dan

Degeneratif.

3. Memahami berbagai pengetahuan tentang Tumbuh Kembang Anak .

4. Menambah khasanah ilmu pengetahuan para pembaca dan penulis.

Page 3: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 3

5. Sebagai bahan referensi mahasiswa/i Fakultas Kedokteran UISU semester 6

dalam menghadapi ujian modul.

Itulah merupakan tujuan dalam penyusunan makalah ini, dan juga sangat

diharapkan dapat berguna bagi setiap orang yang membaca makalah ini. Semoga

seluruh tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini kami dihadapkan pada suatu sistem yaitu

ada 1 masalah yang harus disusun dalam suatu strukturisasi ataupun skema,

dimana pembahasan ini juga sekaligus menjadi pembatasan masalah yang akan

dibahas pada makalah ini, berikut merupakan pembatasan masalah dari skenario 6

modul 20 tentang Tumbuh Kembang, Geriatri dan Degeneratif:

1. Definisi dan klasifikasi trauma geriatri

2. Etiologi trauma geriatri

3. Tanda dan gejala trauma geriatri

4. Patogenesis trauma geriatri

5. Pemeriksaan trauma geriatri

6. Penatalaksanaan trauma geriatri

Berdasarkan di atas kami menyusun pembatasan pada makalah ini secara

sistematis dan terarah agar didapatkan suatu penyelesaian masalah yang baik.

1.4 Metode & Tekhnik

Dalam penyusunan makalah ini kami mengembangkan suatu metode

yang sering digunakan dalam pembahasan-pembahasan makalah sederhana,

dimana kami menggunakan metode & tekhnik secara deskriftif dimana tim

penyusun mencari sumber data dan sumber informasi yang akurat lainnya setelah

itu dianalisis sehingga diperoleh informasi tentang masalah yang akan dibahas

Page 4: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 4

setelah itu berbagai referensi yang didapatkan dari berbagai sumber tersebut

disimpulkan sesuai dengan pembahasan yang akan dilakukan dan sesuai dengan

judul makalah dan dengan tujuan pembuatan makalah ini.

Page 5: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SKEMA

2.2 LO ( LEARNING OBJECTIV)

1. Mampu Menjelaskan dan Memahami Definisi dan klasifikasi trauma

geriatri

2. Mampu Menjelaskan dan Memahami etiologi trauma geriatri

3. Mampu Menjelaskan dan Memahami tanda dan gejala trauma geriatri

4. Mampu Menjelaskan dan Memahami patogenesis trauma geriatri

5. Mampu Menjelaskan dan Memahami pemeriksaan trauma geriatri

6. Mampu Menjelaskan dan Memahami penatalaksanaan trauma geriatri

Defi

nisi

&

Klasi

fikasi

Etio

logi

Pato

gene

sis

Mani

festa

si

klinis

Peme

riksa

an

Pena

talak

sana

an

Trauma Geriatri

Page 6: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 6

2.3 Jatuh

2.3.1 Definisi

1. Dampak dari garis vertikal yang melewati pusat massa tubuh manusia menjadi

tergeletak antara fondasi dan tidak tergantung waktu dan tempat. (Isaacs 1985)

2. Jatuh adalah suatu kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk

dilantai/tanah atau tempat yang lebih rendah.( FICSIT tahun 1993)

3. Jatuh adalah kejadian yang tidak diharapkan oleh seseorang terjatuh dari tempat

yang lebih rendah atau yang sama tingginya. (ICD 9)

Jatuh terjadi ketika sistem kontrol postural tubuh gagal mendeteksi

pergeseran dan tidak mereposisi pusat gravitasi terhadap landasan penopang pada

waktu yang tepat untuk menghindari hilangnya keseimbangan. Kegagalan ini

antara lain disebabkan oleh pergeseran pusat gravitasi tubuh yang besar, cepat dan

terjadi tiba-tiba, gangguan lingkungan serta faktor intrinsik maupun ekstrinsik.

2.3.2 Faktor Resiko

Untuk dapat memahami faktor risiko jatuh, maka harus dimengerti bahwa

stabilitas badan ditentukan atau dibentuk oleh:

1. Sistem Sensorik

Yang berperan di dalamnya adalah visus (penglihatan), pendengaran, fungsi

vestibuler, dan propioseptif. Semua gangguan atau perubahan pada mata akan

menyebabkan gangguan penglihatan. Semua penyakit telinga akan menimbulkan

gangguan pendengaran. Vertigo tipe perifer sering terjadi pada lansia yang diduga

karena adanya perubahan fungsi vestibuler akibat proses menua. Neuropati perifer

dan penyakit degeneratif leher akan mengganggu fungsi propioseptif. Gangguan

sensorik tersebut menyebabkan hamper sepertiga lansia mengalami sensasi

abnormal pada saat dilakukan uji klinik.

Page 7: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 7

2. Sistem saraf pusat (SSP)

SSP akan memberikan respon motorik untuk mengantisipasi input sensorik.

Penyakit SSP seperti stroke, Parkinson, hidrosefalus tekanan normal sering

diderita oleh lansia dan menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga berespon

tidak baik terhadap input sensorik.

3. Kognitif

Pada beberapa penelitian, demensia diasosiasikan dengan meningkatnya risiko

jatuh.

4. Muskuloskeletal

Faktor ini disebutkan leh beberapa peneliti merupakan faktor yang benar-benar

murni milik lansia yang berperan besar terhadap terjadinya jatuh. Gangguan

musculoskeletal menyebabkan gangguan gaya berjalan (gait) dan ini berhubungan

dengan proses menua yang fisiologis. Gangguan gait yang terjadi akibat proses

menua tersebut antara lain disebabkan oleh:

Kekakuan jaringan penghubung

Berkurangnya massa otot

Perlambatan konduksi saraf

Penurunan visus/lapangan pandang

Kerusakan propioseptif

Yang kesemuanya menyebabkan:

Penurunan range of motion (ROM) sendi

Penurunan kekuatan otot, terutama menyebabkan kelemahan ekstremitas

bawah

Perpanjangan waktu reaksi

Kerusakan persepsi dalam

Peningkatan postural sway (goyangan badan)

Page 8: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 8

Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelambanan gerak, langkah

yang pendek, penurunan irama, dan pelebaran bantuan basal. Kaki tidak

dapat menapak dengan kuat dan lebih cenderung gampang goyah.

Perlambatan reaksi mengakibatkan seorang lansia susah/terlambat

mengantisipasi bila terjadi gangguan seperti terpeleset, tersandung,

kejadian tiba-tiba, sehingga memudahkan jatuh.

Secara singkat faktor risiko jatuh pada lansia dibagi dalam dua golongan besar,

yaitu:

a. Intrinsik

Pada lansia terjadi penurunan seistem sensorik : visus, pendengaran,

fungsi vestibuler dan propioseptif sehingga akan menimbulkan berbagai gangguan

seperti vertigo tipe perifer dan neuropati perifer. Drop attack merupakan

kelemahan tungkai bawah yang mendadak yang menyebabkan jatuh tanpa hilang

kesadaran. Kondisi tersebut seringkali dikaitkan dengan insufisiensi

vertebrobasiler yang dipicu oleh perubahan posisi kepala. Sekitar 10-20 % orang

usia lanjut mengalami hipotensi ortostatik yang sebagian yang tidak bergejala.

Namun beberapa kondisi (curah jantung rendah akibat gagal jantung atau

hipovolemia, disfungsi otonom, gangguan aliran balik vena, tirah baring lama, dan

obat-obatan) dapat menyebabkan hipotensi ortostatik yang berat sehingga memicu

timbulnya jatuh. Selain itu, berbagai penyakit terutama kardiovaskular dan

neurologis dapat berkaitan dengan jatuh.

b. Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik merupakan faktor yang berada di lingkungan yang

memudahkan orang usia lanjut mengalami jatuh, antar lain lampu ruangan yang

kurang terang, lantai licin, basah atau tidak rata, furniture terlalu rendah atau

tinggi, tangga yang tak aman, kamar mandi dengan bak mandi/closet terlalu

rendah atau tinggi, dan tak memiliki alat bantu untuk berpengangan.

Page 9: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 9

2.3.3 Etiologi

Faktor penyebab jatuh pad lansia biasanya merupakan gabungan beberapa

faktor-faktor, antara lain : ( Kane, 1994 ; Reuben, 1996 ; Tinetti, 1992 ; Campbell,

1987 ; Brocklehurst, 1987 ).

1. Kecelakaan

Merupakan faktor penyebab jatuh yang utama bagi lansia, yaitu sekitar 30-

50 % kasus jatuh.

a. Murni kecelakaan, misalnya karena jatuh terpeleset atau tersandung

sesuatu.

b. Gabungan antara lingkungan yang jelek dengan kelainan-kelainan akibat

proses menua, misalnya karena penglihatan pada lansia sudah menurun

(mata kurang awas), kemudian menabrak benda-benda yang ada di

rumah, sehingga akhirnya jatuh.

2. Nyeri kepala dan atau vertigo

3. Hipotensi orthostatik

a. Hipovolemia (curah jantung rendah)

b. Disfungsi otonom

c. Penurunan kembalinya darah vena ke jantung

d. Terlalu lama berbaring dan kurang bergerak selama berbaring

e. Pengaruh obat-obat hipotensi

f. Hipotensi sesudah makan

Page 10: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 10

4. Obat-obatan :

a. Anti hipertensi, misalnya alfa-bloker

b. Anti depresan trisiklik

c. Sedativa

d. Antipsikotik

e. Obat-obat hipoglikemik dan alkohol

5. Proses penyakit yang spesifik.

Penyakit-penyakit akut seperti :

a. kardiovaskuler

- aritmia

- stenosis aorta

- sinkope sinus karotis

b. Neurologi

- TIA

- stroke

- serangan kejang

- Parkinson

- kompresi saraf spinal karena spondilosis

- penyakit cerebelum

Page 11: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 11

6. Idiopatik ( tidak jelas sebabnya )

7. Sinkope : kehilangan kesadaran secara tiba-tiba

a. Drop attack (serangan roboh)

b. Penurunan darah ke otak secara tiba-tiba

c. Terbakar matahari

8. Faktor lingkungan

a. Alat-alat atau perabot rumah tangga yang sudah tidak layak pakai karena

sudah tua, tidak stabil, atau tergeletak di sembarang tempat.

b. Tempat tidur atau jamban yang rendah (jongkok) sehingga menyulitkan

lansia ketika akan berdiri.

c. Tempat berpegangan yang tidak kuat / susah dipegang :

- lantai yang tidak datar, baik ada trapnya atau menurun

- karpet yang kurang baik, sehingga bisa membuat jatuh, keset yang

tebal,/menekuk pinggirnya, dan benda-benda alas lantai yang licin dan

mudah tergeser.

- lantai yang licin dan basah yang tidak diperhatikan

- penerangan yang kurang baik (kurang terang atau terlalu menyilaukan)

- alat bantu jalan yang ukuran, berat, maupun penggunaannya yang tidak

tepat.

Page 12: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 12

9. Faktor situasional

a. Aktivitas

sebagian besar lansia jatuh saat melakukan aktivitas biasa seperti

berjalan, naik atau turun tangga, dan mengganti posisi. Hanya sedikit

(sekitar 5 %) yang jatuh saat melakukan aktivitas berbahaya seperti

olahraga berat bahkan mendaki gunung. Sering juga jatuh pada lansia

disebabkan karena aktivitas yang berlebihan, mungkin karena kelelahan

atau terpapar bahaya yang lebih banyak. Dapat juga terjadi jatuh pada

lansia yang imobil (jarang bergerak) ketika lansia tersebut ingin pindah

tempat atau mengambil sesuatu tanpa pertolongan.

b. Lingkungan

Sekitar 70 % jatuh pada lansia terjadi di rumah, 10 % terjadi di tangga,

dengan kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak dibanding saat naik,

yang lainnya terjadi karena tersandung / menabrak benda (perabot

rumah) yang tergelatak sembarangan, lantai yang licin atau tidak rata,

penerangan yang kurang.

c. Penyakit akut

Dizzines dan syncope, sering menyebabkan jatuh. Eksaserbasi akut dari

penyakit kronik yang diderita lansia juga sering menyebabkan jatuh,

misalnya sesak napas akut pada penderita penyakit paru obstruktif

menahun, nyeri dada tiba-tiba pada penderita penyakit jantung iskemik,

dan lain-lain.

Page 13: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 13

2.3.4 Pemeriksaan

Pada pasien geriatri/usia lanjut, kita harus melakukan

pemeriksaan/assesmen secara holistik/paripurna, berkesinambungan dan tepat.

Dengan maksud agar dapat meninjau keseluruhan dari gangguan fisisnya,

psikososial dan juga gangguan fungsional sehingga nantinya dapat

mengidentifikasikan masalah tersebut termasuk mengidentifikasikan faktor resiko

yang berperan serta kemudian merencanakan penatalaksanaan menyeluruh dengan

penekanan pada kemampuan fungsional pasien atau setidaknya memberikan

perhatian yang sama dengan diagnosis dan pengobatan penyakit sebab

kompleksitas masalah pada usia lanjut dapat meningkatkan resiko iatrogenik.

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :

A. Anamnesa riwayat penyakit (jatuhnya)

Anamnesa dibuat baik terhadap penderita ataupun saksi mata jatuh atau

keluarganya. Anamnesis ini meliputi :

1. Seputar jatuhnya : mencari penyebab jatuhnya misalnya apa karena terpeleset,

tersandung, berjalan, perubahan posisi badan, waktu mau berdiri dari jongkok

atau sebaliknya, sedang buang air kecil atau besar, sedang batuk atau bersin,

sedang menolwh tiba-tiba ataupun aktivitas lainnya.

2. Gejala yang menyertai : seperti nyeri dada, berdebar-debar, nyeri kepala tiba-

tiba, vertigo, pingsan, lemas, konfusio, inkontinens, sesak nafas.

3. Kondisi komorbid yang relevan : pernah menderita hipertensi, diabetes

mellitus, stroke, parkinsonisme, osteoporosis, sering kejang, penyakit jantung,

rematik, depresi, deficit rematik dll

4. Review obat-obatan yang diminum : anti hipertensi ( alfa inhibitor non

spesifik dll ), diuretic, autonomic bloker, anti depresan, hipnotik, anxiolitik,

analgetik, psikotropik, ACE inhibitor dll

5. Review keadaan lingkungan : tempat jatuh apakah licin/bertingkat-tingkat dan

tidak datar, pencahayaannya dll

Page 14: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 14

B. Pemeriksaan Fisis

1. Mengukur tanda vitalnya : Tekanan darah (tensi), nadi,

pernafasan(respirasinya) dan suhu badannya (panas/hipotermi)

2. Kepala dan leher : apakah terdapat penurunan visus, penurunan

pendengaran, nistagmus, gerakan yang menginduksi ketidakseimbangan,

bising.

3. Pemeriksaan jantung : kelainan katup, aritmia, stenosis aorta, sinkope sinus

carotis dll

4. Neurologi : perubahan status mental, defisit fokal, neuropati perifer,

kelemahan otot, instabilitas, kekakuan, tremor, dll

5. Muskuloskeletal : perubahan sendi, pembatasan gerak sendi, problem kaki

(podiatrik), deformitas dll

C. Assesmen Fungsionalnya

Sebaiknya dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebiasaan

pasien dan aspek fungsionalnya dalam lingkungannya, ini sangat bermanfaat

untuk mencegah terjadinya jatuh ulangan. Pada assesmen fungsional dilakukan

observasi atau pencarian terhadap :

1. Fungsi gait dan keseimbangan : observasi pasien ketika bangkit dari duduk

dikursi, ketika berjalan, ketika membelok atau berputar badan, ketika mau

duduk dibawah dll.

2. Mobilitas : dapat berjalan sendiri tanpa bantuan, menggunakan alat Bantu

( kursi roda, tripod, tongkat dll) atau dibantu berjalan oleh keluarganya.

Page 15: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 15

3. Aktifitas kehidupan sehari-hari : mandi, berpakaian, berpergian, kontinens.

Terutama kehidupannya dalam keluarga dan lingkungan sekitar ( untuk

mendeteksi juga apakah terdapat depresi dll )

2.3.5 Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan untuk mencegah terjadinya jatuh berulang dan

menerapi komplikasi yang terjadi, mengembalikan fungsi AKS terbaik, dan

mengembalikan kepercayaan diri mereka. Untuk penderita dengan kelemahan otot

ekstremitas bawah dan funsional, terapi difokuskan untuk meningkatkan kekuatan

dan ketahanan otot sehingga memperbaiki fungsionalnya. Terapi untuk penderita

dengan penurunan gait dan keseimbangan difokuskan untuk mengatasi

penyebabnya/faktor yang mendasarinya. Penderita dengan dissines sindrom,

terapi ditujukan pada penyakit kardiovaskular yang mendasari, menghentikan

obat-obat yang menyebabkan hipotensi postural : beta bloker, diuretik,

antidepresan, dan lain-lain. Selain itu, tidak lupa untuk memperbaiki lingkungan

untuk mencegah terjadinya jatuh.

2.3.6 Komplikasi

Komplikasi dapat berupa perlukaan, perawatan di rumah sakit, disabilitas,

risiko masuk dalam rumah perawatan dan kematian. Perlukaan yang terjadi dapat

berupa rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit (berupa robek atau

tertariknya jaringan otot, robeknya arteri/vena); patah tulang : pelvis, femur

(terutama kollum), humerus, lengan bawah, tungkai bawah, kista; hematom

subdural. Perawatan rumah sakit menyebabkan komplikasi tidak dapat bergerak

(imobilisasi) dan risiko penyakit-penyakit iatrogenic. Disabilitas yaitu berupa

penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan fisik dan penurunan

mobilitas akibat jatuh, kehilangan kepercayaan diri dan pembatasan gerak

Page 16: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 16

2.3.7 Pencegahan

a. Identifikasi faktor risiko

Pada setiap lansia perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari adanya

faktor intrinsik risiko jatuh, perlu dialakukan assesmen keadaan sensorik.

Neurologis, musculoskeletal dan penyakit sistemik yang sering mendasari/

menyebabkan jatuh. Keadaan lingkungan rumah yang berbahaya dan

dapatmenyababkan jatuh harus dihilangkan. Obat-obatan yang menyebabkan

hipotensi postural, hipoglikemik atau penurunan kewaspadaan harus diberikan

sangat selektif dan dengan penjelasan yang komprehensif pada lansia dan

kelauarganya tentang risiko terjadinya jatuh akibat minum obat tersebut.

b. Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan

Setiap lansia harus dievaluasi bagaimana keseimbangan badannya dalam

melakukan gerakan pindah tempat, pindah posisi untuk mencegah terjadinya jatuh

pada lansia. Bila goyangan badan pada saat berjalan sangan berisiko, maka

diperlukan bantuan latihan oleh rebhabilitasi medik.

c. Mengatur/mengatasi faktor situasional

Fator situasional yang bersifat serangan akut/eksaserbasi akut penyakit

yang diderita lansia dapat dicegah dengan pemeriksaan rutin kesehatan lansia

secara periodik

Page 17: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 17

2.4 Fraktur

Untuk bisa terjadi fraktur pada usia lanjut sering terjadi hanya dengan

trauma ringan atau bahkan tanpa ada kekerasan yang nyata. Adanya tekanan berat

dari lantai saat jatuh hanya merupakan sebagian dari penyebab fraktur tersebut.

Pada lansia, stress utama pada tulang justru datang dari daya yang sangat kuat dari

otot yang berinsersi di tulang tersebut.

2.4.1. Jenis Fraktur

a. Fraktur sendi koksa (fraktur leher/kollum femur) merupakan jenis fraktur ini

merupakan yang terpenting dan sering terjadi. Insiden pada wanita tiga kali

dibanding pria dan osteoporosis. Merupakan faktor predisposisi utama. Fraktur

femur seringkali menjadi buruk, menyebabkan mortalitas tinggi dan

komplikasi berat dan kecacatan.

b. Fraktur pergelangan tangan (fraktur Colle’s) merupakan fraktur pada distal

radius biasa terjadi karena terjatuh dengan posisi tangan menahan tubuh,

Terapi dilakukan dengan mengadakan reposisi dan fiksasai gips. Tanpa

komplikasi akan sembuh dalam 6 – 8 minggu.

c. Fraktur kolumna vertebralis : jenis crush, multiple atau wedge (baji). Fraktur

ini sebagai akibat osteoporosis bisa terjadi dalam bentuk crush (wanita pasca

menopause) maupun bentuk multiple, seperti baji (wanita / pria sebagai akibat

osteoporosis senilis)

Page 18: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 18

2.4.2. Penatalaksanaan

a. Tindakan terhadap fraktur : untuk mengetahui perlu tidaknya dilakukan

tindakan operatif atau hanya dilakukan tindakan konvesional, perlu dilakukan

kerjasama yang erat dengan bagian ortopedi.

b. Tindakan terhadap jatuh : mengurangi faktor risiko terjadinya jatuh merupakan

salah satu cara untuk mengurangi terjadinya fraktur.

c. Tindakan terhadap kerapuhan tulang : biasanya tidak bisa mengembalikan

tulang seperti semula, tetapi bisa membantu mengurangi nyeri dan

mempercepat penyembuhan fraktur.

d. Keperawatan dan rehabilitasi saat penderita imobil : berupa pencegahan

komplikasi imobilitas (infeksi, dekubitus, konfusio) agar penderita secepat

mungkin bisa mandiri lagi.

Page 19: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 19

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari penyusunan makalah ini ditemukan beberapa kesimpulan yang

berkaitan dengan tujuan pembuatan dan judul dari makalah, berikut merupakan

beberapa kesimpulan yang diambil :

Pada geriatri terjadi penurunan kemampuan untuk menghadapi berbagai

jejas sehingga trauma ringan pun dapat membahayakan diri para geriatri. Jatuh

yang dialami pasien disebabkan oleh faktor intrinsik dan ektrinsik. Faktor

intrinsik berupa gangguan berjalan dan penurunan penglihatan serta pendengaran.

Sedangkan faktor ekstrinsik seperti keadaan rumah yang memiliki banyak tangga.

Fraktur mudah terjadi pada lansia karena penurunan komposisi tulang

akibat penuaan dan menopouse. Predileksi fraktur tersering pada lansia yaitu

pergelangan tangan, collum femur, dan columna vertebralis.

3.2 Saran

Dalam penyelesaian makalahkan ini kami juga memberikan saran bagi para

pembaca dan mahasiswa yang akan melakukan pembuatan makalah berikutnya :

Pembahasan yang lebih mendalam disertai gambaran-gambaran tentang

jatuh dan fraktur yang lebih jelas serta mencari solusinya

Pembahasan secara langsung dengan mencari pasien untuk dilakukan

suatu penelitian

Kombinasikan metode pembuatan makalah berikutnya

Page 20: trauma geriatri

Tumbuh Kembang, Geriatri & Degeneratif Page 20

Beberapa poin diatas merupakan saran yang kami berikan apabila ada pihak-

pihak yang ingin melanjutkan penelitian terhadap makalah ini, dan demikian

makalah ini disusun serta besar harapan nantinya makalah ini dapat berguna bagi

pembaca khususnya mahasiswa/i Fakultas Kedokteran UISU semester VI/2012

dalam penambahan wawasan dan ilmu pengetahuan.