Geologi Regional Lampung

16
3 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Daerah Penelitian Daerah penelitian mencakupi Provinsi Lampung dan sekitarnya. Terletak diujung Tenggara Sumatera, dengan koordinat 103 o 30’ - 106 o 50 BT dan 3 o 00 - 6 o 00 LS. Daerah ini di sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda dan di sebelah Timur dengan Laut Jawa. Sedangkan di sebelah Utara berbatasan dengan Bengkulu dan Sumatera Selatan. Keadaan alam daerah penelitian, di sebelah Barat dan Selatan, di sepanjang pantai merupakan daerah yang berbukit-bukit sebagai sambungan dari jalur Bukit Barisan di Pulau Sumatera. Bagian tengah merupakan dataran rendah. Sedangkan tepian pantai di sebelah Timur, di sepanjang tepi Laut Jawa terus ke Utara, merupakan perairan yang luas.

description

Geologi Geofisika

Transcript of Geologi Regional Lampung

54

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Daerah PenelitianDaerah penelitian mencakupi Provinsi Lampung dan sekitarnya. Terletak diujung Tenggara Sumatera, dengan koordinat 103o30 - 106o50 BT dan 3o00 - 6o00 LS. Daerah ini di sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda dan di sebelah Timur dengan Laut Jawa. Sedangkan di sebelah Utara berbatasan dengan Bengkulu dan Sumatera Selatan. Keadaan alam daerah penelitian, di sebelah Barat dan Selatan, di sepanjang pantai merupakan daerah yang berbukit-bukit sebagai sambungan dari jalur Bukit Barisan di Pulau Sumatera. Bagian tengah merupakan dataran rendah. Sedangkan tepian pantai di sebelah Timur, di sepanjang tepi Laut Jawa terus ke Utara, merupakan perairan yang luas.B. Geologi Regional Daerah PenelitianBerdasarkan struktur geologinya, daerah penelitian tercakup dalam peta geologi Lembar Tanjung Karang, Lembar Menggala, Lembar Kota Agung dan Lembar Baturaja.

Pada sisi Tenggara Lampung, dipaparkan Mangga, dkk (1994) dapat dijumpai batuan gunungapi kuarter, batuan sedimen, batu gamping, batu pasir, basalt, Formasi Surung Batang (tuf, batu lempung, breksi dan tuf pasiran) yang berumur Miosen Awal, dan batuan pejal. Menurut Gafoer dkk, (1994) pada sisi utara Lampung (daerah penelitian) terdapat Formasi Kasai (konglomerat, batu pasir kuarsa, batu lempung), Formasi Kikim (breksi gunungapi, tuf, lava, batu pasir, batu lempung), Formasi Ranau (tuf, batu lempung berkarbonat), batuan gunungapi andesit-basalt, batuan breksi gunungapi tuf, dan terdapat batuan granit. Terdapat batuan sedimen yang terdiri dari batu lempung, batu lanau, batu pasir, tuf batu apung. Burhan dkk, (1993) menjelaskan pula keberadaan endapan permukaan berupa lumpur, lanau, pasir, lempung, dan pasir kuarsa halus. Persesaran banyak terdapat di sekitar Teluk Lampung, di sepanjang Pematang Kayu Beras sampai Umbulan Lengging dengan rata-rata sesar melewati Danau Ranau, sedangkan sesar-sesar pendek banyak terdapat di daerah Pematang Ajan, Bukit Sebonang, Pematang Baru, Pematang Angkanangkan dan Pematang Panjang, juga terdapat hampir di semua wilayah KotaAgung dan sesar terpanjang adalah sesar Semangko (Mangga dkk, 1994; Gafoer dkk, 1994; Amin dkk, 1994).Beberapa eksplorasi minyak bumi pendahuluan telah dilakukan, terutama pada batu pasir Formasi Talangakar dan Formasi Lahat serta batu gamping Formasi Baturaja. Terdapat kemiripan batuan karbonat Formasi Baturaja dengan batuan karbonat di Laut Jawa bagian barat. Pada Lembar Menggala diperkirakan terdapat 2000 m sedimen, yaitu indikasi daerah ini berpotensi mengandung hidrokarbon (Burhan dkk,1993).

Stratigrafi daerah penelitianGambar 3. Kolom stratigrafi daerah penelitian (Penggabungan Gafoer dkk, 1992; Burhan dkk, 1993; Amin dkk, 1994; Mangga dkk, 1994)C. Petroleum System1. Source RockMerupakan endapan sedimen yang mengandung bahan-bahan organik yang cukup untuk dapat menghasilkan minyak dan gas bumi ketika endapan terbeut tertimbun dan terpanaskan, dan dapat mengeluarkan minyak dan gas bumi tersebut dalam jumlah yang ekonomis. Bahan organik yang terkandung disebut kerogen. Kerogen memiliki 4 tipe yaitu:Tipe 1Alga dari lingkungan pengendapan lacustrine dan lagoon. Tipe seperti ini dapat mengahsilkan minyak dengan kualitas baik dan mampu menghasilkan gas.Tipe 2Campuran dari tumbuhan dan mikroorganisme laut. Tipe seperti ini merupakan bahan utama minyak dan gas bumi.

Tipe 3Tanaman darat dalam endapan yang mengandung batubara. Tipe seperrti ini umumnya menghasilkan gas dan sedikit minyak.

Tipe 4Bahan bahan tanaman yang teroksidasi. Tipe seperti ini tidak mampu menghasilkan minyak dan gas bumi.

2. Reservoir RockBatuan yang mampu menyimpan dan mampu mengalirkan hidrokarbon. Batuan tersebut harus memiliki porositas sebagai penyimpan hidrokarbon dan permeabilitas sebagai tempat mengalirnya hidrokarbon. Beberapa jenis Reservoir adalah: Siliclastic rock Carbonate Rock Igneous Rock Metamorphic Rock3. MigrasiProses transportasi minyak dan gas dari batuan sumber menuju Reservoir. Dalam transportasi hidrokarbon terjadi beberapa proses yaitu: Migrasi primer adalah migrasi didalam sekuen dari source rock Ekspulsi adalah migrasi dari sekuen source rock menuju carrier bed Migrasi sekunder adalah transportasi carrier bed menuju menuju ke trap 4. Trap (Jebakan)Bentuk dari suatu geometri atau facies yang mampu menahan minyak dan gas bumi untuk berkumpul dan tidak berpindah lagi. Suatu trap harus terdiri dari batuan Reservoir sebagai tempat penyimpan hidrokarbon dan suatu set Seal agar sebagai penutup agar tidak terjadi migrasi lagi. Proses migrasi dan pembentukan trap tidak saling berhubungan dan terjadi di waktu yang berbeda. Waktu pembentukan trap sangat penting karena jika trap terbentuk sebelum hidrokarbon bermigrasi maka kemungkina akan ditemukanya akumulasi hidrokarbon didalam trap. Dan jika sebaliknya maka kemungkinan hidrokarbon telah melewati trap tersebut. Adapun tipe jebakan yaitu:

a. Jebakan StrukturalJebakan yang dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan dengan terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang merupakan respon dari kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang paling asli dan perangkap yang paling penting.b. Jebakan StratigrafiJebakan yang dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara vertikal dan lateral; perubahan facies batuan dan ketidakselarasan; dan variasi lateral dari litologi lapisan reservoar dalam perpindahan minyak bumi.c. Jebakan KombinasiKombinasi antara jebakan struktural dan jebakan stratigrafi. Perangkap jenis ini merupakan faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau menjebak minyak bumi.5. Batuan Penutup (Cap Rock)Batuan penutup (caprock) adalah batuan sedimen berbutir halus yang kedap air (impermeable). Batuan ini berperan sebagai penutup dan pencegah hidrokarbon yang sudah terakumulasi dalam batuan waduk atau reservoir bermigrasi ke tempat lain. Batuan yang dapat menjadi batuan penutup adalah batu lempung yang pejal dan kedap air (Hermes dkk, 2009).D. Karakteristik Kitchen AreaKitchen area adalah area terbentuknya hidrokarbon, hingga terpanaskan dan termatangkan. Hidrokarbon terpanaskan pada kedalaman dan suhu yang relatif tinggi, batuan yang memiliki temperatur relatif tinggi terendapkan sangat dalam. Hidrokarbon akan dapat terbentuk pada batuan induk yang memiliki TOC yang tinggi (Bachtiar A, 2012 hubungan tertulis). Kitchen hidrokarbon umumnya berakumulasi dengan batuan gunung api tua. Batuan yang baik berperan sebagai kitchen adalah batuan beku atau metamorf yang dapat ditandai dengan keberadaan basement high dari granit atau kuarsa berusia kapur Cretaceous. Jarak antara kitchen area dengan prospecs area hirokarbon akan dapat menentukan keterdapatan minyak atau gas di area tersebut. Semakin kecil jarak memungkinkan terdapat minyak bumi, sedangkan jarak yang jauh lebih memungkinkan keterdapatan gas (Sarkowi, 2012 hubungan lisan). Namun faktor lain dapat berpengaruh besar pula, seperti migration, time, trap dll. Berdasarkan metode Lopatin, proporsi relatif dari minyak dan gas bumi untuk kerogen tipe II, yang tertimbun di daerah dengan gradien geothermal sekitar 35 C km-1 minyak bumi secara signifikan dapat dihasilkan pada suhu 50 C hingga 180 C atau pada kedalaman sekitar 1200 m hingga kedalaman 5200 m. Sedangkan gas bumi terbentuk secara signifikan sejalan dengan bertambahnya suhu atau kedalaman. Proses ini terjadi pada batuan induk yang umumnya berusia Miocene atau lebih tua.

Gambar 4. Proporsi Relatif Minyak dan Gas Bumi Kerogen Tipe II (Anonim, 2012)Proses maturasi berawal sejak endapan sedimen yang kaya bahan organik terendapkan. Pada tahapan ini, terjadi reaksi pada temperatur rendah yang melibatkan bakteri anaerobic yang mereduksi oksigen, nitrogen dan belerang sehingga menghasilkan konsentrasi hidrokarbon. Proses ini terus berlangsung hingga suhu batuan mencapai 50 derajat Celcius. Selanjutnya, efek peningkatan temperatur menjadi sangat berpengaruh sejalan dengan tingkat reaksi dari bahan-bahan organik kerogen. Karena temperatur terus meningkat sejalan dengan bertambahnya kedalaman, efek pemanasan secara alamiah ditentukan oleh seberapa dalam batuan sumber tertimbun (gradien geothermal). 6000

Keterangan:

103000

Gambar 1. Peta geologi daerah penelitian

(Penggabungan Gafoer dkk, 1992; Burhan dkk, 1993; Amin dkk, 1994; Mangga dkk, 1994)

3000

106030

20 km

Gambar 2. Keterangan Batuan pada Peta geologi daerah penelitian

(Penggabungan Gafoer dkk, 1992; Burhan dkk, 1993; Amin dkk, 1994; Mangga dkk, 1994)