Gangguan Waham Menetap.docx
-
Upload
riyan-saputra -
Category
Documents
-
view
54 -
download
0
description
Transcript of Gangguan Waham Menetap.docx
Gangguan Waham Menetap
Latar Belakang
Gangguan waham menetap didefinisikan sebagai suatu gangguan psikiatrik
dimana gejala untama adalah waham. Gangguan waham menetap mungkin timbul sebagai
respon normal terhadap pengalaman abnormal didalam lingkungan atau sistem saraf pusat.
Mekanisme pasti dari gangguan waham menetap belum diketahui, namun ada beberapa teori
mengenai hal tersebut, yaitu adanya hubungan dengan faktor genetik dan biologikal yang
disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan neurotransmitter diotak. Angka kejadian
gangguan waham menetap hanya berkisar 0,03% dari seluruh gangguan psikiatrik lainnya.
Dimana gangguan ini lebih sering mengenai perempuan daripada laki-laki, dengan ratio
perbandingan 3:1. Selain faktor usia dan jenis kelamin, faktor budaya disangkakan
berhubungan dengan terjadinya gangguan ini. Dimana beberapa kebudayaan beranggapan
bahwa adanya waham merupakan bagian dari adat istiadat dan budaya di suatu daerah. Angka
kematian pada penyakit ini adalah sekitar 0,05% sampai 0,1%.
Pasien dengan gangguan waham menetap biasanya memiliki fungsi yang baik
didalam keluarganya dan pekerjaannya. Dimana gangguan ini berbeda dengan skizofrenia
yang mungkin memiliki ketidakmampuan dalam menjalankan fungsinya. Waham yang
dimiliki pun berbeda, dimana pada pasien gangguan waham menetap, wahamnya mungkin
tidak dapat dipercaya, namun dapat terjadi dikehidupan ini. ¹ ²
Definisi
Gangguan waham menetap adalah suatu gangguan psikiatrik dimana gejala yang
utama adalah waham. ¹ ²
Epidemiologi
Pemeriksaan akurat tentang epidemiologi gangguan waham menetap dihalangi oleh
relatif jarangnya gangguan ini. Selain itu juga karena pasien dengan gangguan waham
menetap jarang mencari gangguan psikiater kecuali bila dipaksa oleh keluarganya. Walaupun
adanya keterbatasan tersebut, literatur mendukung pendapat bahwa gangguan waham
menetap, walaupun merupakan suatu gangguan yang jarangm namun memang ada dalam
populasi dengan angka yang tidak tetap.
Gangguan Waham Menetap 1
Prevalensi terjadinya gangguan waham menetap di Amerika Serikat berdasarkan
DSM-IV-TR adalah sekitar 0,03%, dimana angka ini jauh dibawah angka kejadian
skizofrenia (1%) dan gangguan mood (5%). Insidensi tahunan gangguan waham menetap
adalah 1 sampai 3 kasus baru per 100.000 populasi, yaitu kira-kira 4% dari semua perawatan
pertama pasien psikiatrik. Usia rata-rata adalah kira-kira 40 tahun, tetapi rentang usia untuk
onsetnya adalah berkisar antara 18 tahun sampai 90 tahun. Namun, studi lain yang dilakukan
di Spanyol pada tahun 2008 berdasarkan rekam medis di suatu rumah sakit, mendapati 370
pasien yang dirawat, didiagnosa dengan gangguan waham menetap, dimana ditemukan rata-
rata usia pesien-pasien adalah 55 tahun. Wanita lebih sering menderita gangguan waham
menetap dengan rasio 3:1. ² ³
Etiologi
Etiologi dari gangguan waham menetap masih belum dikathui secara pasti. Terdapat
beberapa sangkaan mengenai terjadinya gangguan waham menetap. Data yang paling
mendukung berasal dari keluarga yang melaporkan suatu peningkatan prevalensi terjadinya
gangguan waham menetap (4,8%), dimana gangguan waham menetap lebih sering terjadi
pada seseorang dengan riwayat keluarga menderita penyakit yang sama atau menderita
skizofrenia. Selain itu juga terdapat teori biologikal yang menghubungkan kejadian
gangguan wahan menetap akibat adanya ketidakseimbangan neurotransmitter di otak. ³
Gambaran Klinis
1. Status Mental
a. Deskripsi Umum
Pasien biasanya berdandan dengan baik dan berpakian baik, tanpa bukti adanya
disintegritas nyata pada kepribadian atau aktifitas harian. Tetapi pasien mungkin
terlihat aneh, pencuriga atau bermusuhan.
b. Mood, Perasaan dan Afek
Mood pasien biasanya konsisten atau sejalan dengan isi waham. Misalnya pasien
dengan waham kejar akan curiga.
c. Gangguan Persepsi
Menurut DSM-IV-TR, waham raba atau cium mungkin ditemukan jika hal tersebut
konsisten dengan waham.
Gangguan Waham Menetap 2
d. Pikiran
Gangguan isi pikiran berupa waham merupakan gejala utama dari gangguan ini.
Waham biasanya bersifat sistematis dan karakteristiknya adalah dimungkinkan. ³ ⁴
2. Sensorium dan Kognisi
a. Orientasi dan Daya Ingat
Pasien dengan gangguan waham menetap biasanya tidak memiliki kelainan dalam
orientasi, serta daya ingat dan proses kognitif lainnya tidak terganggu.
b. Pengendalian Impuls
Klinis harus memeriksa pasien dengan gangguan waham menetap untuk menentukan
ada atau tidak gagasan atau rencana melakukan material wahamnya dengan
bunuh diri, membunuh atau melakukan tindakan kekerasan. Insidensinya tidak
diketahui pada penyakit ini.
c. Pertimbangan dan Tilikan
Pasien dengan gangguan waham menetap hampir seluruhnya tudak memiliki tilikan
terhadap konsisi mereka dan hampir seluruhnya dibawa ke rumah sakit oleh keluarga,
perusahaan atau polisi.
d. Kejujuran
Pasien dengan gangguan waham menetap biasanya dapat dipercaya dalam
informasinya. ⁴ ⁵
Tipe-Tipe
Terdapat beberapa tipe pada gangguan waham menetap, yaitu :
1. Tipe Kejar (Persecutory Type)
Tipe ini adalah tipe gangguan waham menetap yang paling sering dijumpai. Waham
kejar mungkin sederhana atau terperinci dan biasanya berupa tema tunggal atau
sejumlah tema yang berhubungan, seperti disekongkoli, dicurangi, dimata-matai,
diikuti, diracuni, difitnah secara kejam, diusik atau dihalang-halangi dalam menggapai
tujuan jangka panjang. Hinaan kecil dapat menjadi besar dan menjadi pusat sistem
waham. Orang dengan waham kejar seringkali membenci, marah, dan mungkin
mereka melakukan kekerasan terhadap orang ain yang diyakininya akan menyerang
dirinya. Yang membedakannya dengan tipe kejar pada skizofrenia adalah waham
pada gangguan waham menetap umumnya tersistematisasi, koheren dan dapat
Gangguan Waham Menetap 3
dibenarkan secara logika. Seringkali orang dengan waham kejar menolak untuk
mencari bantuan. Seseorang dengan gangguan waham tipe ini akan mudah marah,
mudah tersinggung dan terkadang dapat bersikap agresif bahkan sampai melakukan
tindakan pembunuhan. ⁵ ⁶ ⁷
2. Tipe Erotomania (Erotomanic Type)
Gangguan waham menetap tipe ini memiliki beberapa nama lain seperti sindroma De
Cleambault atau psychose passionelle. Pada tipe erotomanik, waham inti adalah
bahwa pasien dicintai mati-matian oleh seseorang, dimana orang yang
dibayangkannya biasanya berasal dari strata status yang lebih tinggi darinya, seperti
bintang film atau atasan kerja, atau dapat pula seseorang yang sudah menikah atau
seseorang yang tidak mungkin digapai. Pasien dengan waham erotomanik adalah
sumber gangguan bermakna terhadap masyarakat. Onset gejala dapat mendadak
dan kemudian menjadi kronis sehingga seringkali menjadi pusat perhatian utama
pada kehidupan seseorang yang terkena. Usaha untuk berhubungan dengan objek
waham, baik melalui telepon, surat, hadiah, kunujngan bahkan mengawasi sampai
mengikuti adalah sering. Pasien yang terkena biasanya adalah wanita, meskipun
didalam sampel forensik sebagian besar adalah laki-laki. Orang yang terkena
seringkali ditemukan hidup menyendiri, menarik diri dari masyarakat, memiliki
kontak seksual terbatas dan memiliki level sosial rendah atau pekerjaan yang
sederhana. Angka kejadian gangguan waham tipe ini adalah 1-2%. ⁵ ⁶ ⁷
3. Tipe Kebesaran (Grandiose Type)
Gangguan waham menetap tipe ini juga disebut megalomania. Bentuk paling umum
dari waham kebesaran adalah keyakinan bahwa dirinya memiliki wawasan atau bakat
yang luar biasa tetapi tidak diketahui, atau membuat penemuan penting, dimana
pasien telah dibawa ke berbagai badan pemerintahan seperti FBI. Waham yang lebih
jarang adalah bahwa penderita memiliki hubungan khusus dengan seseorang yang
terkemuka atau isi waham religius, dimana penderita menjadi pemimpin sekte
religius. ⁵ ⁶ ⁷
4. Tipe Cemburu (Jealous Type)
Gangguan waham menetap tipe ini juga dikenal dengan conjugal paranoia dan
sindroma Othello. Waham tipe ini lebih sering terjadi pada laki-laki daripada wanita.
Waham ini jarang dijumpai, hanya sekitar kurang dari 0,2% dari semua pasien
psikiatrik. Onsetnya seringkali mendadak dan gejalanya akan menghilang hanya
Gangguan Waham Menetap 4
setelah perpisahan atau kematian pasangannya. Waham cemburu dapat menyebabkan
penyiksaan verbal dan fisik yang bermakna terhadap pasangannya dan bahkan dapat
menyebabkan pembunuhan.
5. Tipe Somatik (Somatic Type)
Waham tipe ini juga dikenal sebagai psikosis hipokondriakal monosimptomatik.
Perbedaan antara hipokondriasis dengan gangguan waham menetap tipe somatik
terletak pada derajat keyakinan yang dimiliki pasien tentang anggapan adanya
penyakit dalam dirinya. Kesadaran pasien biasanya baik dan gejala yang
ditimbulkannya tidak berhubungan dengan penyakit umum yang mendasarinya atau
penyakit psikiatri lainnya. Waham tipe ini dapat terjadi secara perlahan-lahan atau
tiba-tiba. Pada sebagian pasien, penyakitnya tidak berulang meskipun derajat
keparahan waham ini berfluktuasi. Kecemasan dan kewaspadaan yang berlebihan
adalah karakteristik dari waham ini. Waham yang paling sering diderita adalah infeksi
(misalnya bakteri, virus, parasit), dismorfofobia (misalnya bentuk yang tidak sesuai
pada hidung, payudara), waham tentang bau badan yang berasal dari kulit, mulut atau
vagina, atau waham bahwa bagian tubuh tertentu seperti usus besar, tidak berfungsi.
Dapat terjadi halusinasi taktil yang behubungan dengan tema waham, misalnya pasien
merasa ada merayap dibawah kulitnya. ⁵ ⁶ ⁷
6. Tipe Campuran (Mixed Type)
Pasien menunjukkan lebih dari satu tipe waham diatas dan tidak ada satu tema waham
yang menonjol.
7. Unspecified Type
Pasien menunjukkan tema waham yang tidak memenuhi salah satu waham diatas.
Sebagai contoh misidentifikasi sindroma, seperti sindroma Capgras, yaitu keadaan
yang dikarakteristikan dimana pasien percaya bahwa anggota keluarganya telah di
gantikan dengan seorang penipu ulung. ⁵ ⁶ ⁷
Diagnosis
Untuk mendiagnosa suatu gangguan waham menetap, dapat digunakan criteria
berdasarkan DSM-IV-TR, yaitu :
A : Waham yang tidak aneh (yaitu melibatkan situasi yang terjadi didalam kehidupan
nyata, seperti sedang diikuti, diracuni, ditulari virus, dicintai dari jarak jauh atau dikhianati
oleh pasangan atau kekasih atau menderita suatu penyakit) selama sekurangnya 1 bulan.
Gangguan Waham Menetap 5
B : Kriteria A untuk skizofrenia tidak terpenuhi (pasein tidak menunjukkan gejala
halusinasi yang dominan, bicara terdisorganisasi, gejala negatif seperti afek datar). Catatan :
halusinasi taktil dan cium mungkin ditemukan pada gangguan delusional jika berhubungan
dengan waham.
C : Terleps dari gangguan waham (-waham) atau percabangannya, fungsi adalah tidak
terganggu dengan jelas dan perilaku tidak jelas aneh atau kacau.
D : Jika episode mood telah terjadi secara bersama-sama dengan waham, lama totalnya
adalah relatif singkat dibandingkan lama periode waham.
E : Gangguan adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya
obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau suatu kondisi medis umum. ¹ ²
Diagnosa Banding
Diagnosis banding yang paling mendekati gangguan waham menetap adalah skizofrenia tipe
paranoid. Dimana yang memebedakannya dengan gangguan waham menetap adalah kualitas
waham. Skizofrenia tipe paranoid memiliki pedoman diagnostik sebagai berikut :
1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
2. Sebagai tambahan :
Halusinasi dan/atau waham harus menonjol :
Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau member
perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit
(whistling), mendengung (humming) atau bunyi tawa (laughing).
Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual atau
lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada, tetapi jarang
menonjol.
Waham dapat berupa hampir semua jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau “passivity”
(delusion of passivity) dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam
adalah yang paling khas.
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala
katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol. ¹ ³ ⁴
Penatalaksanaan
Gangguan Waham Menetap 6
Terdapat beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita
gangguan waham menetap, yaitu :
1. Perawatan di Rumah Sakit
Pada umumnya pasien dengan gangguan waham menetap dapat diobati atas dasar
rawat jalan. Tetapi klinis harus mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, diperlukan
pemeriksaan medis dan neurologis pada diri pasien untuk menentukan apakah
terdapat kondisi medis nonpsikiatrik yang menyebabkan penyakit ini. Kedua, pasien
perlu diperiksa tentang kemampuannya mengendalikan impuls kekerasan yang
mungkin berhubungan dengan waham. Ketiga, perilaku tentang waham mungkin
secara bermakna telah memperngaruhi kemampuannya untuk berfungsi didalam
keluarga atau pekerjaannya.
2. Farmakoterapi
Antipsikotik telah digunakan sejak tahun 1970 sebagai pengobatan gangguan waham
menetap. Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa Pimozide (Orap) mungkin
efektif pada gangguan waham menetap tipe somatik. Terapi kombinasi sering
dilakukan, termasuk mengkombinasi obat antipsikotik dengan antidepresan.
Secara keseluruhan, penderita gangguan waham menetap sangat berespon terhadap
pengobatan (antipsikosit) yang diberikan, dimana 50% dilaporkan sembuh dari
gejalanya, 90% menunjukkan adanya perubahan dari klinisnya.
3. Psikoterapi
Memberikan informasi dan edukasi yang benar mengenai penyakit pasien, sehingga
diharapkan keluarga dapat menerima pasien dan mendukungnya ke arah
penyembuhan. Memberitahukan kepada keluarga untuk tidak memberikan tekanan
emosional kepada pasien, Keluarga juga diharapkan mampu mengawasi kepatuhan
pasien untuk kontrol minum obat, dan meminta keluarga untuk lebih
mendengarkan dan berkomunikasi dengan pasien. Tanda terapi yang berhasil
mungkin adalah suatu kepuasan penyesuaian sosial. ³ ⁵ ⁶
Prognosis
Gangguan waham menetap diperkirakan merupakan diagnosis yang cukup stabil.
Kurang dari 25% dari semua pasien gangguan waham menetap menjadi skizofrenia.
Kira-kira 50% psien pulih pada follow up jangka panjang, 20% lainnya mengalami
penurunan gejalanya dan 30% lainnya tidak mengalami perubahan pada gejalanya. ¹ ²
Gangguan Waham Menetap 7
Kesimpulan
Gangguan waham menetap adalah suatu gangguan psikiatrik dimana gejala yang
utama adalah waham. Prevalensi terjadinya gangguan waham menetap dianggap sama
dengan prevalensi di Amerika Serikat, yaitu 0,03%, dimana angka ini jauh berbeda dengan
prevalensi terjadinya skizofrenia dan gangguan mood. Angka munculnya kasus baru adalah
1 sampai 3 kasus baru per 100.000 per tahunnya. Gangguan waham menetap ini terjadi lebih
banyak pada wanita dari pada laki-laki dengan ratio perbandingannya adalah 3:1. Penyebab
terjadinya gangguan waham menetap masih belum diketahui. Namun, terdapat beberapa
pendapat, yaitu faktor genetik dan faktor biologi. Penderita gangguan waham menetap
umumnya memiliki status mental, sensorium dan kognisi yang baik.
Terdapat tujuh tipe gangguan waham menetap, diantaranya adalah tipe kejar, tipe
erotomanik, tipe kebesaran, tipe cemburu, tipe somatik, tipe campuran dan tipe tidak tidak
ditentukan. Tipe kejar dan tipe cemburu merupakan tipe gangguan waham menetap yang
paling sering dijumpai, tipe kebesaran tidak begitu sering, tipe erotomanik dan tipe somatik
merupakan tipe yang paling jarang terjadi.
Untuk menentukan diagnosa gangguan waham menetap, dapat dipakai kriteria yang
diadaptasi dari DSM-IV-TR. Diagnosa banding yang paling mendekati gangguan waham
menetap adalah skizofrenia tipe paranoid, dimana yang membedakannya adalah kualitas dari
wahamnya. Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada panderita gangguan waham menetap
adalah perawatan rumah sakit, farmakoterapi, psikoterapi, faktor psikodinamik dan terapi
keluarga. Gangguan waham menetap memiliki prognosa yang bisa dikatakan baik, karena
jurang dari 50% penderitanya dapat sembuh dengan follow up jangka panjang. ¹ ⁵ ⁶
Gangguan Waham Menetap 8