Dona-Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Waham Dan Halusinasi

25
Skizofrenia Paranoid dengan Gangguan Waham dan Halusinasi Dona Yuliyanti 102011442 [email protected] Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat Pendahuluan Skizofrenia merupakan istilah psikosis yang menggambarkan mispersepsi pikiran dan persepsi yang timbul dari pikiran/imajinasi pasien sebagai kenyataan, dan mencakup waham dan halusinasi. Banyak orang menyalah artikan skizofrenia sebagai kepribadian terbelah (split personality) dimana seseorang dapat berperilaku normal namun tiba-tiba dapat berubah menjadi aneh atau berbahaya. Skizofrenia ditandai oleh gejala psikotik yang secara berarti mengganggu fungsi dan menyangkut gangguan dalam perasaan, berpikir, dan perilaku. Gangguan ini kronik dan umumnya memiliki fase prodromal, fase aktif dengan delusi, halusinasi, atau keduanya, dan suatu fase residual dimana gangguan itu mungkin dalam keadaan remisi. 1 Kenyataannya, skizofrenia (pikiran terbelah/split mind) ditandai oleh ‘terbelahnya’ hubungan normal antara persepsi, mood, pikiran, perilaku, dan kontak dengan kenyataan 1 Skizofrenia 1

description

makalah skizo

Transcript of Dona-Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Waham Dan Halusinasi

Page 1: Dona-Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Waham Dan Halusinasi

Skizofrenia Paranoid dengan Gangguan Waham dan

Halusinasi

Dona Yuliyanti

102011442

[email protected]

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat

Pendahuluan

Skizofrenia merupakan istilah psikosis yang menggambarkan mispersepsi pikiran dan

persepsi yang timbul dari pikiran/imajinasi pasien sebagai kenyataan, dan mencakup waham dan

halusinasi. Banyak orang menyalah artikan skizofrenia sebagai kepribadian terbelah (split

personality) dimana seseorang dapat berperilaku normal namun tiba-tiba dapat berubah menjadi

aneh atau berbahaya. Skizofrenia ditandai oleh gejala psikotik yang secara berarti mengganggu

fungsi dan menyangkut gangguan dalam perasaan, berpikir, dan perilaku. Gangguan ini kronik

dan umumnya memiliki fase prodromal, fase aktif dengan delusi, halusinasi, atau keduanya, dan

suatu fase residual dimana gangguan itu mungkin dalam keadaan remisi.1

Kenyataannya, skizofrenia (pikiran terbelah/split mind) ditandai oleh ‘terbelahnya’

hubungan normal antara persepsi, mood, pikiran, perilaku, dan kontak dengan kenyataan1

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering terjadi. Gejalanya biasa muncul

pada usia remaja akhir atau dewasa muda. Skizofrenia merupakan penyakit kronik dan sebagian

kecil penderitanya berada dalam kondisi akut. Gejala-gejala penyakit biasanya terlihat jelas oleh

orang lain.

Anamnesis

Pada pasien yang mengalami gangguan jiwa atau mental, cara yang tepat untuk mendapat

informasi mengenai status medisnya dapat dilakukan dengan wawancara psikatrik. Pasien yang

mengalami gangguan jiwa dapat datang ke klinik bersama orang lain (alloanamnesis) atau

1

Page 2: Dona-Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Waham Dan Halusinasi

datang sendiri (autoanamnesis). Oleh karena itu, informasi dapat juga di dapat dari saudara atau

rekan pasien. Hal-hal yang dapat ditanyakan dapat berupa :

Identitas penderita

Nama, alamat, tempat/tanggal lahir (tinggal di tempat endemik?), umur, jenis kelamin,

pekerjaan, pendidikan, status sosial ekonomi keluarga, anak pasien (jumlah, jenis kelamin,

dan berapa yang masih tinggal bersama penderita) serta lingkungan tempat tinggal.

Riwayat penyakit sekarang:

o Keluhan utama perlu diketahui, yaitu keluhan yang menyebabkan pasien dibawa berobat

dan untuk mengetahui indikasi perawatan

o Sejak kapan mulai keluhan? Keluhan memperberat dalam keadaan seperti apa? Faktor

yang mempengaruhi (organobiologik, psikososial)

o Dampak keluhan pada pekerjaan, fungsi sosial dan sehari- hari.

o Mulai dengan berbicara pada pasien tentang keadaan sebelum sakit, agar pasien merasa

santai dan untuk membandingkan keadaan pasien sebelum dan sesudah menderita

keluhan tersebut.

o Kronologik: manifestasi paling dini yang mengarah pada suatu awal mula penyakit

(prodorma), kemudian diikuti gejala fase aktif. Gangguan berpikir, tidak ada motivasi,

pikiran paranoid, dan tidak mempunyai daya tilik ke dalam diri sendiri.

o Tanyakan secara detail pengalaman yang aneh atau ajaib dan segala sesuatu yang

dirasakan pasien. Bila pasien tidak dapat melukiskan gejalanya, tanyakan tentang adanya

pengalaman yang amat spesifik, dimulai dengan pengalaman prapsikotiknya (déjà vu,

baal, derealisasi), kemudian halusinasi.

o Tanyakan tentang gagasan bunuh diri; 10% pasien skizofrenik mati karena bunuh diri,

biasanya pada masa dini perjalanan penyakit.2

Riwayat penyakit dahulu

o Adakah pasien pernah menderita keluhan yang sama? Pernah diobati/ dirawat di mana

sebelum dibawa ke RS

o Gangguan psikiatrik lain? Mulai dari sakit pertama kali, gejala, stressor, diagnosis, terapi,

lama sakit, sakit yang kedua, ketiga dan seterusnya.

2

Page 3: Dona-Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Waham Dan Halusinasi

Riwayat obat-obatan:

o Pernah diberikan obat apa, bagaimana reaksinya, efek samping obat, kepatuhan

pengobatan, hasil pengobatan, gejala sisa, kegiatan setelah terapi

o Adakah pasien mengkonsumsi obat-obatan menahun?

o Obat-obatan psikoaktif/ narkoba/ NAPZA (diuraikan: zat yang pertama kali diguna,

kapan, dosis, frekuensi, cara pakai, dampak penggunaan, gejala putus zat, pemakaian

terakhir)

Riwayat penyakit keluarga:

o Identitas anggota keluarga, umur, pendidikan, status perkahwinan, gangguan jiwa, sebab

kematian)

o Adakah sanak keluarga dekat pasien pernah ada riwayat penyakit jiwa, mental atau

penyakit saraf yang lain

o Adakah ahli keluarga yang mengalami keluhan yang sama?

Riwayat kehidupan pribadi

o Riwayat perkembangan fisik: dari dalam kandungan, kondisi ibu saat hamil, saat partus,

pernah sakit/ kejang/ kecelakaan bermakna, operasi, dirawat.

o Riwayat perkembangan keperibadian: perkembangan psikomotor, kognitif, moral,

kualitas komunikasi asuh, pola pergaulan/ hubungan sosial, problem emosional, identitas

diri, tokoh idola, hobi.

o Riwayat pendidikan: dari TK, SD, SMP, SMA serta prestasi sekolah, pernah berhenti

atau pindah sekolah, kegiatan luar sekolah

o Riwayat pekerjaan: di mana, jenis, senang/ tidak, lama, alasan berhenti/ pindah,

hubungan dengan orang di tempat kerja

o Kehidupan beragama: sikap terhadap agama, taat beribadah, pengaruh agama dalam

hidup

o Riwayat kehidupan psikoseksual dan perkahwinan: pacaran, dijodohkan/ pilihan sendiri,

keharmonisan) 3

Riwayat sosial sekarang

Kondisi fisik tempat tinggal dan lingkungan, jumlah penghuni dalam rumah, interaksi

keluarga dengan pasien, sikap keluarga terhadap kondisi psikososial pasien, pencari nafkah

utama dalam keluarga.

3

Page 4: Dona-Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Waham Dan Halusinasi

Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum: meliputi tingkat kesadaran ( seperti : compos mentis dan lainnya), ada

tidaknya defisit konsentrasi, tingkat kelemahan (keadaan penyakit) dan (status gizi) ada

tidaknya perubahan berat badan, gelisah/ tenang.

2. Pemeriksaan tanda vital adalah pemeriksaan umum yang dilakukan oleh dokter untuk

menilai kondisi pasien sama baik atau buruk. Antara pemeriksaan yang dilakukan ialah

memeriksa suhu tubuh,nadi,tekanan darah dan frekuensi nafas pasien.

Pemeriksaan Neuropsikologik

Tes apersepsi tematik (TAT) dan rorschach umumnya menunjukan respon yang aneh.Uji

projektif didapatkan bahwa bila dibandingkan orang tua dari kontrol normal, orang tua pasien

skizofrenia menunjukan lebih banyak deviasi dari normal.1

Halstead – reitan battery menunjukan adanya atensi dan intelegensi yang terganggu, turunnya

waktu retensi, dan gangguan kemampuan pemecahan masalah. Pasien skizofrenia memiliki IQ

lebih rendah dibandingkan pasien non skizofrenia. Penurunan IQ ini terjadi dengan progesi

penyakitnya.1

Klasifikasi tes neuropsikologik1

- Tes Proyektif

Tes proyektif memberikan stimuli yang artinya tidak segera jelas. Beberapa hal yang

berarti mendorong pasien untuk memproyeksikan kebutuhannya sendiri ke dalam situasi

tes. Tes proyektif kemungkinan tidak mempunyai jawaban benar atau salah.

Orang diuji harus memberikan arti terhadap stimulus sesuai dengan kebutuhan dalamnya,

kemampuan, dan pertahanannya. Contoh dari tes ini adalah Tes Apersepsi Tematik

(Thematic Appreception Test) (TAT), Draw-a-Person Test, Tes Rorschach, dan Sentence

Completion Test.

- Tes Objektif

Tes objektif adalah tes dengan pensil dan kertas yang tipikal didasarkan pada hal dan

pertanyaan spesifik. Tes memberikan skor dan profil numerik yang mudah dilakukan

4

Page 5: Dona-Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Waham Dan Halusinasi

perhitungan. Contoh dari tes ini adalah Minnesota Multiphasic Personality Inventory

(MMPI). 1

- Tes individual atau kelompok

Tes dapat diberikan secara individual atau diberikan secara bersama-sama dalam satu

kelompok. Tes individual mempunyai keuntungan dengan memberikan suatu kesempatan

bagi pemeriksa untuk menilai rapor dan faktor motivasional dan untuk mengamati dan

mencatat perilaku selama tes. Pencatatan waktu respon yang tepat juga dimungkinkan.

Tetapi, tes kelompok biasanya mudah untuk dilakukan dan dinilai.1

- Tes berderetan (battery test)

Sejumlah tes individual digunakan bersama-sama untuk membangun suatu urutan

psikologis atau neuropsikologis. Deretan tes dapat memberikan lebih banyak informasi

tentang berbagai daerah fungsi daripada yang diberikan pada tes individual dan dapat

meningkatkan tingkat keandalan jika terdapat korelasi positif di antaranya. Contoh dari

test ini adalah Halstead-Reitan.1

MRI (Magnetik Resonance Imaging) telah menghasilkan beberapa laporan bahwa

volume kompleks hipokampus-amigdala dan gyrus parahipokampus adalah menurun

pada pasien skizofrenia. Satu penelitian akhir menemukan suatu penurunan spesifik dari

daerah otak tersebut di hemisfer kiri dan bukan hemisfer kanan.1

Pemeriksaan Status Mental4

o Penampilan, sikap dan aktivitas motorik

Menilai pakaian, perawatan, tanda – tanda penyakit dan perilaku pasien

o Suasana hati dan afek

Menilai jangkauan dan labil atau tidaknya

o Tutur kata

Menilai kualitas dari tutur katanya

o Pemikiran – isi pikiran

Delusi, pandangan terhdapa pembunuhan dan obsesi

o Pemikiran – bentuk pikiran

Sifat terperinci, tangensial, kurangnya asosiasi, ide dan derealisasi, depersonalisasi,

peristiwa disosiatif, konkret, kebesaran (grandiosity)

5

Page 6: Dona-Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Waham Dan Halusinasi

o Persepsi – halusinasi dan ilusi

Diagnosis Kerja

Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, “schizein”yang berarti “terpisah”atau “pecah”,

dan “phren” yang artinya “jiwa”. Pada skizofrenia terjadi pecahnya atau ketidakserasian antara

afeksi, kognitif dan perilaku.2

Menurut PPDGJ III, Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab

(belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tidak selalu bersifat kronis atau “deteriorating”) yang

luas serta sejumlah akibat yang bergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, sosial

budaya. Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari

pikiran dan persepsi serta oleh efek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran yang jernih dan

kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat

berkembang kemudian.

Skizofrenia adalah diagnosis psikiatri yang menggambarkan gangguan mental yang

ditandai oleh kelainan dalam persepsi atau ungkapan realitas. Distorsi persepsi dapat

mempengaruhi semua lima indera, termasuk penglihatan, pendengaran, rasa, bau dan sentuhan,

tapi paling sering bermanifestasi sebagai halusinasi pendengaran, delusi paranoid atau aneh, atau

pidato teratur dan berpikir dengan disfungsi sosial atau pekerjaan yang signifikan. Studi

menunjukkan bahwa genetika, lingkungan awal, neurobiologi, proses psikologis dan sosial

merupakan faktor penyumbang penting. Peningkatan dopamin aktivitas di jalur mesolimbic otak

secara konsisten ditemukan pada individu skizofrenia. Andalan pengobatan obat antipsikotik,

obat jenis ini terutama bekerja dengan menekan aktivitas dopamin.2

Skizofrenia dapat di klasifikasikan :

1. Tipe paranoid

2. Tipe hebefrenik

3. Tipe katatonik

4. Tipe residual

5. Tipe simpleks

6. Tipe tidak tergolongkan

Namun disini kita akan membahas skizofrenia tipe paranoid yang sesuai dengan kasus diatas.

6

Page 7: Dona-Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Waham Dan Halusinasi

Skizofrenia Tipe Paranoid

Kriteria diagnostic menurut PPDGJ-III

Halusinasi dan waham harus menonjol

Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah atau halusinasi

auditorik tanpa bentuk verbal dan bunyi pluit, mendengung, atau bunyi tawa

Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual atau lain-lain perasaan

tubuh halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol

Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan atau passivity, dan

keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas Gangguan afektif,

dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik secara relative tidak nyata dan

tidak menonjol.

Kriteria diagnostic menurut DSM-IV

- Preokupasi dengan satu atau lebih waham atau halusinasi dengar yang menonjol. Tidak ada

yang berikut ini yang menonjol : bicara terdisorganisasi atau katatonik, atau afek yang datar

atau tidak sesuai3

- Waham persekutorik (waham kejar) atau waham kebesaran.

- Pasien skizofrenik paranoid biasanya berumur lebih tua daripada pasien skizofrenik

terdisorganisasi atau katatonik jika mereka mengalami episode pertama penyakitnya.

- Pasien yang sehat sampai akhir usia 20 atau 30 tahunan biasanya mencapai kehidupan social

yang dapat membantu mereka melewati penyakitnya. Juga, kekuatan ego paranoid cenderung

lebih besar dari pasien katatonik dan terdisorganisasi.

- Pasien skizofrenik paranoid menunjukkan regresi yang lambat dari kemampuan mentalnya,

respon emosional, dan perilakunya dibandingkan tipe lain pasien skizofrenik.

- Pasien skizofrenik paranoid tipikal adalah tegang, pencuriga, berhati-hati, dan tak ramah.

Mereka juga dapat bersifat bermusuhan atau agresif. Pasien skizofrenik paranoid kadang-

kadang dapat menempatkan diri mereka secara adekuat didalam situasi social. Kecerdasan

mereka tidak terpengaruhi oleh kecenderungan psikosis mereka dan tetap intake.4

7

Page 8: Dona-Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Waham Dan Halusinasi

Diagnosis Banding

Gangguan Waham

Waham merupakan suatu keyakinan atau pikiran yang salah karena bertentangan dengan

kenyataan (dunia realitas), serta dibangun atas unsur-unsur yang tak berdasarkan logika, namun

individu tidak mau melepaskan wahamnya walaupun ada bukti tentang ketidakbenaran atas

keyakinan itu. Keyakinan dalam bidang agama dan budaya tidak dianggap sebagai waham.4

Bentuk-bentuk waham dapat di bedakan sebagai berikut :

o Waham yang sistematik

Yaitu waham yang sesudah dianalisis, memperlihatkan suatu pola sentral tertentu yang

kemudian dibesar-besarkan atau ditambah-tambah secara rapi menjadi sistematik.

Walaupun unsur-unsur dasarnya salah dan tak logis, akhirnya diperoleh suatu waham

yang telah terbentuk dan berkembang secara konsekuen.

o Waham yang non sistematik

Waham yang bekembang secara luas, tetapi tidak memperlihatkan suatu pola sentral.

o Waham kebesaran (delusi megaloman)

Waham yang ekspansif, hendak meyakinkan orang tentang kebesaran daripada individu

bersangkutan (seperti jadi tuhan, presiden, panglima besar, dan sebagainya).

o Waham kehinaan (delusi nihilistic)

Waham yang hendak meyakinkan orang tentang sifat hina diri, rendah, miskin, hampa,

sia-sia dan sebagainya daripada individu yang bersangkutan, hal yang mana sama sekali

bertentangan dengan kenyataan.

o Waham tuduhan diri

Keyakinan berdosa dan bersalah yang irrealistik dan irrasional. Konsekuensinya adalah

kepercayaannya bahwa sudah selayaknya ia harus dihukum berat atau menjalani

hukuman mati sekalipun.

o Waham kejaran (delution of persecution)

Waham individu itu senantiasa dikejar-kejar oleh orang atau sekelompok yang

bermaksud berbuat jahat kepadanya.

o Waham sindiran

8

Page 9: Dona-Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Waham Dan Halusinasi

Waham bahwa individu yang bersangkutan itu selalu disindir oleh orang-orang

disekitarnya. Biasanya individu yang memiliki waham sindiran itu mencari-cari

hubungan antara dirinya dengan individu-individu sekitarnya yang bermaksud menuduh

atau menyindir hal-hal yang tak senonoh kepada dirinya.5

Psikosis Akut

Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan individu menilai

kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.

Gangguan psikotik singkat/akut didefinisikan sebagai suatu gangguan kejiwaan yang terjadi

selama 1 hari sampai kurang dari 1 bulan, dengan gejala psikosis, dan dapat kembali ke tingkat

fungsional premorbid.5

Penyebabnya belum diketahui secara pasti, Satu atau lebih faktor stres berat, seperti

peristiwa traumatis, konflik keluarga, masalah pekerjaan, kecelakaan, sakit parah, kematian

orang yang dicintai, dan status imigrasi tidak pasti, dapat memicu psikosis reaktif singkat.

Penegakan diagnosis gangguan psikotik singkat di Indonesia ditegakkan melalui

Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa Edisi ke III (PPDGJ III). Berikut kriteria

diagnostik gangguan kepribadian histrionik berdasarkan PPDGJ III:

(a) Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka waktu gejala-gejala psikotik

menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-

hari, tidak termasuk periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas)

(b) Adanya sindrom yang khas ( berupa “polimorfik” = beraneka ragam dan berubah cepat,

atau “schizophrenia-like” = gejala skizofrenik yang khas).

(c) Adanya stres akut yang berkaitan ( tidak selalu ada, sehingga dispesifikasi dengan karakter

tanpa penyerta stres akut, dengan penyerta stres akut).Tidak ada gangguan dalam kelompok

ini yang memenuhi kriteria episode manik atau episode depresif, walaupun perubahan

emosional dan gejala-gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu ke waktu. Tidak

ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium dan demensia. Tidak merupakan

intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan.5,6

9

Page 10: Dona-Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Waham Dan Halusinasi

Epidemiologi

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering. Hampir 1% penduduk di

dunia menderita skizofrenia selama hidup mereka. Skizofrenia adalah salah satu kondisi

kesehatan mental serius yang paling umum. National Survey of Psychiatric Morbidity 2000 di

Inggris menemukan bahwa 5 di 1000 orang mengalami gangguan psikotik (termasuk skizofrenia

dan depresi manik). Pria dan wanita sama-sama dipengaruhi oleh kondisi tersebut. Pada pria,

skizofrenia biasanya dimulai antara usia 15 dan 30. Pada wanita, skizofrenia biasanya terjadi

kemudian, dimulai antara usia 25 dan 30. Prevalensi, morbiditas dan keparahan presentasi adalah

lebih besar pada area urban daripada rural, area industrialisasi dari nonindustrialisasi. Naiknya

prevalensi di golongan sosioekonomi rendah.1,5,6

Etiologi

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menderita skizofrenia yaitu:

1) Faktor biologis : kemaknaan penemuan-penemuan di bawah ini belum diketahui pasti,

bagaimanapun, ini menunjukkan adanya dasar biologik dan heterogenitas skizofrenia.

— Tidak ada gangguan fungsional dan struktur yang patognomonik pada penderita

skizofrenia.

— Ditemukan beberapa gangguan organik seperti pelebaran ventrikel III dan lateral yang

stabil dan kadang-kadang sudah terlihat sebelum awitan penyakit.

— Atropi bilateral lobus temporal medial dan lebih spesifik yaiti girus parahipokampus,

hipokampus dan amigdala

— Disorientasi spasial sel pyramid hipokampus

— Penurunan volume korteks prefrontal dorsolateral

— Komplikasi persalinan (premature, berat badan lahir rendah, lahir pada masa epidemic

influenza) lebih besar kecenderungan pada yang lahir pada akhir musim dingin atau awal

musim panas dan terdapat gangguan neurologi minor.

10

Page 11: Dona-Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Waham Dan Halusinasi

2) Biokomia 7

— Dapat berupa gangguan neurotransmitter (penyampai pesan secara kimiawi) dimana

terjadi ketidakseimbangan produksi neurotransmitter dopamine, apabila kadar dopamine

berlebihan atau kurang, penderita dapat mengalami gejala positif atau negatif. Gejala

positif adalah gejala yang berupa peningkatan atau distorsi dari fungsi yang normal

manakala gejala negative adalah berupa pengurangan atau kehilangan dari fungsi normal.

— Hipotesis yang paling banyak yaitu adanya gangguan neurotransmitter sentral yaitu

terjadinya peningkatan aktivitas dopamine sentral. Hipotesisi ini dibuat berdasarkan

penemuan bahwa pemberian obat-obat neuroleptika yang efektif pada pasien skizofrenia

karena ia bekerja menghambat reseptor dopamine pasca sinaps (tipe 2) dan penemuan

peningkatan jumlah reseptor D2 di nucleus kaudatum, nucleus akumben dan putamen

pada skizofrenia.

— Teori lain adalah peningkatan serotonin di susunan saraf pusat dan kelebihan norepinefrin

(NE) di forebrain limbik (hanya terjadi pada beberapa penderita skizofrenia).

3) Genetika

— Mempunyai komponen yang diturunkan secara bermakna, kompleks dan poligen.

— Skozofrenia adalah gangguan yang bersifat keluarga, semakin dekat hubungan

kekerabatan semakin tinggi risiko.

— Kembar monozigot mempunyai risiko 4-6 kali lebih sering dibandingkan dengan kembar

dizigot.

— Anak yang mempunyai orang tua skizofrenia diadopsi sewaktu lahir oleh keluarga yang

normal mempunyai peningkatan angka sakitnya sama dengan apabila anak tersebut

diasuh sendiri oleh orang tuanya yang skizofrenia.

4) Faktor psikologis

— Pola asuh yang dialami penderita, cara penderita menyelesaikan/menghadapi masalah,

respon penderita terhadap suatu keadaan yang akan membentuk kapasitas mental

penderita. Apabila mekanisme pertahanan mental penderita tidak matang atau lemah akan

memudahkan timbul skizofrenia.

11

Page 12: Dona-Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Waham Dan Halusinasi

— Keluarga memperlihatkan kecemasan yang berlebihan, sangat protektif terhadap pasien,

terlalu ikut campur, sangat pengeritik.

5) Faktor lingkungan/psikososial

Stress yang berlebihan dari lingkungan dapat jadi pemicu timbulnya skizofrenia

Manifestasi klinis

Skizofrenia merupakan penyakit kronik. Sebagian kecil dari kehidupan mereka berada

dalam kondisi akut dan sebagian besar penderita berada lebih lama (bertahun-tahun) dalam fase

residual yaitu fase yang memperlihatkan gambaran penyakit yang “ringan”. Selama periode

residual, pasien lebih menarik diri atau mengisolasi diri, dan “aneh”. Pemikiran dan pembicaraan

mereka samar-samar sehingga kadang-kadang tidak dapat dimengerti. Mereka mungkin

mempunyai keyakinan yang salah dan tidak dapat dikoreksi.

Gejala penyakit biasanya terlihat jelas oleh orang lain. Pasien dapat kehilangan pekerjaan

dan teman karena ia tidak berminat dan tidak mampu berbuat sesuatu atau karena sikapnya yang

aneh. Penampilan dan kebiasan mereka mengalami kemunduran serta afek mereka terlihat

tumpul. Meskipun dapat mempertahankan intelegensi yang mendekati nomal, sebagian besar

performa uji kognitifnya buruk. Selain itu juga dapat mengalami anhedonia yaitu ketidakmapuan

merasakan rasa senang. Pasien juga mengalami deteriorasi yaitu perburukan yang terjadi secara

berangsur – angsur.1

Episode pertama psikotik sering didahului oleh suatu periode misalnya perilaku dan

pikiran eksentrik pada fase prodormal. Kepribadian prepsikotik dapat ditemui pada pasien

dengan ditandai oleh penarikan diri dan terlalu kaku secara social, sangat pemalu, dan sering

mengalami kesulitan disekolah meskipun IQ nya normal. Suatu pola yang sering ditemui yaitu

keterlibatan dalam aktivitas antisosial ringan dalam satu sampai dua tahun sebelum episode

psikotik.

12

Page 13: Dona-Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Waham Dan Halusinasi

Komplikasi

Skizofrenia meningkatkan risiko terjadinya hal berikut, antara lain:8

- Penyalahgunaan alcohol atau obat – obatan (nikotin)

- Penyakit fisik seperti HIV karena gaya hidup yang berantakan.

- Depresi dan bunuh diri

Penatalaksanaan

Medikamentosa

a. Terapi biologik 2,9

Skizofrenia diobati dengan antipsikotik. Obat ini dibagi dalam 2 golongan yaitu antipsikotik

generasi I (APG I) atau dopamine reseptor antagonis (DRA) dan anti psikotik generasi II

(APG II) atau serotonin dopamine antagonis (SDA) atau Pada awalnya pikirkan obat APG II

yakni klorpromazine yang dapat diberikan pada kisaran dosis ekuivalen 300-600 mg per hari.

Pemeliharaan dosis rendah antipsikotik diperlukan, setelah kekampbuhan pertama. Dosis

pemeliharaan sebaiknya dipertahankan selama beberapa tahun.2

Obat APG I berguna terutama untuk mengontrol gejala positif sedangkan untuk gejala

negative tidak bermanfaat. Obat APG II bermanfaat baik untuk gejala positif maupun

negative. Standart emas adalah APG II.9

Klozapin dipakai pada kasus resisten. Pada umumnya obat potensi tinggi maupun rendah

sama efektifnya, tapi salah satunya mungkin lebih manjur pada kasus individual. Gunakan

klorpromazin sebagai rujukan untuk potensi relative. Haloperidol dipakai untuk penangan

cepat (1-10mg peroral atau IM selama 30-60 menit); dosis harian dapat setinggi 100 mg.

Beberapa contoh obat APG I, antara lain:9

Fenotiazine ( chlorpromazine, thioridazine, perphenazine, trifluoperazine)

Tioxantine

Butirofenon (haloperidol)

Dibenzixazepine

Dihidronidol

Difenilbutil piperidine (pimozid)

13

Page 14: Dona-Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Waham Dan Halusinasi

Beberapa contoh obat APG II, antara lain:9

Clozapine

Risperidone

Olanzapine

Quetiapine

Ziprasidone

Pemeliharaan : sesudah tanda dan gejala reda dan pasien stabil (biasanya sesudah 4 minggu),

dosis dapat diturunkan ke tingkat rendah untuk menjaga pasien bebas gejala. Sesudah 6 bulan

remisi, obat dapat distop sementara masa percobaan apakah timbul relaps, jika kambuh obat

diberikan lagi. Sebagian pasien mungkin memerlukan terapi pemeliharaan seumur hidup

untuk mencegah relaps.10

b. Terapi kejang listrik(TKL)2

Bermanfaat untuk mengontrol dengan cepat beberapa psikosis akut. Beberapa pasien

skizofrenia yang tidak berespons dengan obat dapat membaik dengan TKL.

Non- medika mentosa: 1 1

Psikososial

Terapi kelompok : focus pada dukungan dan pengembangan keterampilan sosial (aktivitas

sehari- hari). Kelompok khususnya berguna mengurangi isolasi sosial dan menambah uji

realita.

Terapi keluarga : dapat secara berarti mengurangi angka relaps untuk anggota keluarga

skizofrenik. Interaksi keluarga berekspresi emosi tinggi dapat dikurangi dengan terapi

keluarga.

Terapi seni : Terapi seni dirancang untuk mempromosikan ekspresi kreatif. Bekerja dengan

terapis seni dalam sebuah kelompok kecil atau individu dapat memungkinkan Anda untuk

mengekspresikan pengalaman Anda dengan skizofrenia. Beberapa orang menemukan bahwa

mengekspresikan hal-hal dalam cara non-verbal melalui seni dapat memberikan pengalaman

baru skizofrenia dan membantu mereka mengembangkan cara-cara baru berhubungan dengan

14

Page 15: Dona-Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Waham Dan Halusinasi

orang lain. Terapi seni telah ditunjukkan untuk mengurangi gejala negatif dari skizofrenia

pada beberapa orang.

Prognosis

a. Prognosis ke arah baik berkaitan dengan:

Onset lambat

Faktor pencetus yang jelas seperti stress

Onset akut

Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan premorbid yang baik

Gejala gangguan mood (terutama gangguan depresif)

Menikah

Riwayat keluarga gangguan mood

Sistem pendukung yang baik

Gejala positif

Afek terpelihara dengan baik

b. Prognosis ke arah buruk berkaitan dengan :

Onset muda (timbul sebelum usia 20 tahun)

Tidak ada faktor pencetus

Onset tidak jelas umumnya timbul perlahan

Riwayat sosial dan pekerjaan premorbid yang buruk

Perilaku menarik diri atau autistic

Tidak menikah, bercerai atau janda/ duda

Sistem pendukung yang buruk

Gejala negatif

Tanda dan gejala neurologist

Riwayat trauma perinatal

Tidak ada remisi dalam 3 tahun

Banyak relaps

Riwayat penyerangan

Kesimpulan

15

Page 16: Dona-Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Waham Dan Halusinasi

Skizofrenia merupakan suatu sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan penyakit

yang luas serta sejumlah akibat yang cukup mengganggu. Perlunya pengobatan pada pasien

skizofrenia agar dapat mengurangi angka resiko, seperti bunuh diri, depresi, penyakit medis

lainnya. Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman akan penyakit ini sangat penting dalam

membantu diagnosis dan penatalaksanaannya.

Daftar Pustaka :

1. Harold I Kaplan, Benjamin J.S. Buku Saku Psikiatri Klinik. Jakarta: Binapura

Aksara;2002.h.85-101.

2. Nurmiati A. Skizofrenia pada Buku Ajar Psikiatri. Jakarta:Badan Penerbit FK

UI;2010.h.170-196.

3. Richard GB. Manual of emergency medicine. 6th ed. USA: Lippincott Williams &

Wilkins; 2011.p.279.

4. Rusdi Maslim. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ-III. Jakarta:2003.h.46-52.

5. Larry JL, Anthony PW. Organic mental disorder. In: Harrison’s principles of internal

medicine. 18th ed. USA: The McGraw Hill Companies; 2011.ch 341.

6. Kumar V, Fausto N, Abbas A. Robbins & Cotran pathologic basis of disease. 7 th ed.

USA: Saunders; 2003. p. 914–7.

7. Ayu Maharatih. Ibrahim Nuhriwangsa. Aris Sudiyanto. Psikiatri komprehensif. Jakarta:

Penerbit buku kedokteran ECG; 2008. hal. 13-4, 47-53.

8. Morgan H G. Segi praktis psikiatri. Jakarta : Binarupa aksara ; 2005.h.40-52.

9. Leucht S, Corves C, Arbter D, Engel RR, Li C, Davis JM. Second-generation versus first-

generation antipsychotic drugs for schizophrenia: a meta-analysis. Lancet. 2009;373:31-

41. Epub 2008 Dec 6.

10. Stuart CY, Robert EH. Psychotic disorders. In clinical manual of neuropsychiatry.

Virginia: American Psychiatric Publishing; 2011. p.136-9.

11. John L, Stefano P. Basic science underlying schizophrenia. In clinical manual of

treatment for schizophrenia. Virginia: American Psychiatric Publishing; 2011.p.25-71.

16