Gangguan Somatoform

download Gangguan Somatoform

of 7

description

Somatoform..gangguan waham..

Transcript of Gangguan Somatoform

GANGGUAN SOMATOFORM1. PENDAHULUANCiri utama dari gangguan Somatoform adalah adanya keluhan keluhan gejala fisik yang berulang ulang disertai dengan permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali kali terbukti hasilnya negatif dan juga sudah dijelaskan oleh dokternya bahwa tidak ditemukan kelainan yang menjadi dasar keluhannya. Penderita juga biasanya menyangkal dan menolak untuk membahas kemungkinan kaitan antara keluhan fisiknya dengan problem atau konflik dalam kehidupan yang dialaminya, bahkan meskipun didapatkan gejala gejala anxietas dan depresi. Tidak adanya saling pengertian antara dokter antara dokter dan pasien mengenai kemungkinan penyebab keluhan keluhannya menimbulkan frustasi dan kekecewaan pada kedua belah pihak. Pada bagian ini akan dibahas tentang berbagai somatoform antara lain gangguan somatosasi, hipokondriasis, gangguan konversi, dan gangguan dismorfik.

2. DEFINISIGangguan somatoform adalah gangguan yang bersifat psikologis, tetapi tampil dalam bentuk gangguan fisik yang melibatkan pola neurotik yang didasari anxietas. Individu mengeluh simtom simtom jasmaniah yang memberikan tanda seolah olah ada masalah fisik, tetapi pada kenyataannya tidak ada landasan oraganis yang ditemukan.Gangguan somatoform merupakan kelompok gangguan yang meliputi symptom fisik misalnya nyeri, mual, dan pusing, dimana tidak dapat ditemukan penjelasan medis. Berbagai symptom dan keluhan somatik cukup serius sehingga menyebabkan stress emosional dan gangguan dalam kemampuan penderita untuk berfungsi dalam kehidupan sehari hari di kehidupan sosial maupun pekerjaan. Diagnosis ini diberikan apabila diketahui bahwa faktor psikologis memegang peranan penting dalam memicu dan mempengaruhi tingkat keparahan serta lamanya gangguan yang dialami.

3. ETIOLOGIEtiologi gangguan somatoform, pendapat mengatakan bahwa pasien penderita ini lebih sensitif terhadap sensasi fisik, memberikan perhatian yang berlebih pada sensasi tersebut. Faktor kecemasan yang tinggi pada pasien yang menyebabkan sensasi tersebut dan membuat mereka memikirkan bahwa mereka di dalam tekanan atau ganggaun fisik yang berat.

4. KLASIFIKASITerdapat tipe utama dari somatoform antara lain gangguan konversi, hipokondriasis, gangguan dismorfik tubuh, dan gangguan somatisasi.1. Gangguan konversi adalah suatu perubahan besar dalam suatu fungsi fisik atau hilangnya fungsi fisik meski tidak ada temuan fisik yang didapatkan sebagai sebab symptom atau kemunduran fisik tersebut. Symptom symptom tersebut tidaklah dibuat secara sengaja. Orang tersebut tidak melakukan malingering. Symptom fisik itu biasanya timbul tiba tiba didalam situasi yang penuh tekanan. Gangguan konversi dinamakan demikian karena adanya keyakinan psikodinamika bahwa gangguan tersebut mencerminkan penyaluran atau konversi dari energi seksual atau agresif yang direpresikan ke symptom fisik. Gangguan konversi sebelumnya disebut neurosis histerikal2. Hipokondriasis mempunyai ciri utama adalah fokus atau ketakutan bahwa symptom fisik yang dialami seseorang merupakan akibat dari suatu penyakit serius yang mendasarinya, seperti kanker atau masalah jantung. Rasa sakit tetap adameskipun telah diyakinkan secara medis bahwa ketakutan itu tidak mendasar. Orang dengan hipokondriasis tidak dengan secara sadar berpura pura akan symptom fisiknya. Awalnya mereka merasakan ketidaknyamanan fisik, seringkali melibatkan sistem pencernaan atau campuran antara sakit dan nyeri.3. Gangguan dismorfik tubuh, Penderita terpaku pada kerusakan fisik yang dibayangkan atau dibesar-besarkan dalam hal penampilan mereka. Mereka dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk memeriksakan diri di depan cermin dan mengambil tindakan yang ekstrem untuk mencoba memperbaiki kerusakan yang dipersepsikan. Bisa sampai melakukan operasi plastik yang tidak dibutuhkan. Atau membuang semua cermin di rumahnya agar tidak diingatkan akan cacat yang mencolok dari penampilan mereka. Mereka percaya orang lain memandang diri mereka jelek dan memiliki penampilan fisik yang tidak menarik. Bisa memunculkan perilaku kompulsif dalam rangka mengoreksi kerusakan yang dipersepsikannya.4. Gangguan Somatisasi, Merupakan gangguan yang melibatkan berbagai keluhan yang muncul berulang-ulang yang tidak dapat dijelaskan oleh penyebab fisik apapun. Biasanya bermula sebelum usia 30 tahun, biasanya pada saat remaja. Simtom gangguan bertahan paling tidak selama beberapa tahun. Berakibat menuntut perhatian medis. Mengalami hendaya yang berarti dalam memenuhi peran sosial atau pekerjaan. Keluhan-keluhan tampak meragukan atau dibesar-besarkan dan sering menerima perawatan medis dari sejumlah dokter terkadang pada saat yang sama. Rumusnya adalah 4 2 1 1 ,4 gejala nyeri, 2 gejala gastrointestinal(lambung-usus), 1 gejala seksual dan 1 gejala pseudoneurologis.5. Gangguan Nyeri, Gejala utama gangguan nyeri adalah adanya nyeri pada satu atau lebih tempat yang tidak sepenuhnya disebabkan oleh kondisi medis atau neurologis non psikiatrik. Gejala nyeri disertai oleh penderitaan emosional dan gangguan fungsional, dan gangguan memiliki hubungan sebab yang masuk akal dengan faktor psikologis. Jenis nyeri yang dialami sangat heterogen misalnya nyeri punggung, kepala, pelvis (panggul). Nyeri yang dialami mungkin pasca traumatik, neuropatik (penyakit syaraf), neurologis, iatrogenik (disebabkan tindakan dokter misal karena pengobatan) atau muskuloskeletal (otot) .

5. KRITERIA DIAGNOSIS1. Gangguan Koversi Paling tidak terdapat satu simtom atau defisit yang melibatkan fungsi motoriknya volunter (dikerjakan sesuai dengan kehendak) atau fungsi sensoris yang menunjukkan adanya gangguan fisik. Faktor psikologis dinilai berhubungan dengan gangguan tersebut karena onset atau kambuhnya simtom fisik terkait dengan munculnya stresor psikososial atau situasi konflik. Orang tersebut tidak dengan sengaja menciptakan simtom fisik tersebut atau berpura-pura memilikinya dengan tujuan tertentu. Simtom tidak dapat dijelaskan sebagai suatu ritual budaya atau pola respons, juga tidak dapat dijelaskan dengan gangguan fisik apapun melalui landasan pengujian yang tepat. Simtom menyebabkan distres emosional yang berarti, hendaya dalam satu atau lebih area fungsi seperti fungsi sosial atau pekerjaan, atau cukup untuk menjamin perhatian medis. Simtom tidak terbatas pada keluhan nyeri atau masalah pada fungsi seksual, juga tidak dapat disebabkan oleh gangguan mental lain.

2. Hipokondriasis Orang tersebut terpaku pada ketakutan memiliki penyakit serius atau pada keyakinan bahwa dirinya memiliki penyakit serius. Orang tersebut menginterpretasikan sensasi tubuh atau tanda-tanda fisik sebagai bukti dari penyakit fisiknya. Ketakutan terhadap suatu penyakit fisik, atau keyakinan memiliki suatu penyakit fisik yang tetap ada mesti telah diyakinkan secara medis (ket : bahwa itu tidak ada). Keterpakuan tidak ada intensitas khayalan (orang itu mengenali kemungkinan bahwa ketakutan dan keyakinan ini terlalu dibesar-besarkan atau tidak mendasar) dan tidak terbatas pada kekhawatiran akan penampilan. Keterpakuan menyebabkan distres emosional yang signifikan atau mengganggu satu atau lebih area fungsi yang penting, seperti fungsi sosial atau pekerjaan. 3. Gangguan dismorfik tubuh Preokupasi dengan bayangan cacat dalam penampilan. Jika ditemukan sedikit anomali tubuh, kekhawatiran orang tersebut adalah berlebihan dengan nyata. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain (misalnya ketidakpuasan dengan bentuk tubuh dan ukuran tubuh pada anoreksia nervosa).

4. Somatisasi A. Riwayat banyak keluhan fisik yang dimulai sebelum usia 30 tahun yang terjadi selama periode beberapa tahun dan menyebabkan terapi yang dicari atau gangguan bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain.B. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan dengan gejala individual yang terjadi pada sembarang waktu selama perjalanan gangguan:1. Empat gejala nyeri: riwayat nyeri yang berhubungan dengan sekurangnya 4 tempat atau fungsi yang berlainan (misalnya kepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum (ujung usus besar), selama menstruasi, selama hubungan seksual atau selama miksi (kencing).2. Dua gejala gastrointestinal: riwayat sekurangnya 2 gejala gastrointestinal selain dari nyeri (misalnya mual, kembung, muntah selain dari selama kehamilan, diare atau intoleransi terhadap beberapa jenis makanan)

6. TATALAKSANAUntuk penangan pada kasus ini dengan pendekatan psikoanalisa. Pasien diajak untuk mengidentifikasi perasaan dan fikiran dibalik symptom yang muncul dan mencari cara melakukan caping dan adaptif. Selain itu penangan dengan kognitif, pasien dibantu untuk belajar menginterpretasikan symptom fisik dan menghindari bencana symptom fisik.

7. DIAGNOSIS BANDING1. Gangguan neurologis2. Penyakit Degenerasi

8. PROGNOSISPrognosis pada kasus ini tergantung dari usia pasien ataupun serangan yang ditimbuilkan. Dan apakah gangguan ini priodik ataupun episodik

DAFTAR PUSTAKAMaslim. R. 2007. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III. Jakarta : PT.Nuh Jaya.Kaplan H.I. Sadock B.I.et,al.2000. Sinopsis Psikiatri.