BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB...

38
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. Pengertian Gangguan Jiwa Saat ini gangguan jiwa didefinisikan dan ditangani sebagai masalah medis. Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2010) adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa yang menimbulkan penderitaan pada individu dan hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Gangguan jiwa atau mental illenes adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya sendiri-sendiri (Budiman, 2010). Sedangkan menurut (Maramis, 2010), gangguan jiwa adalah gangguan alam: cara berpikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective), tindakan (psychomotor). Gangguan jiwa merupakan kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut dibagi ke dalam dua golongan yaitu : gangguan jiwa (Neurosa) dan sakit jiwa (Psikosa). Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala yang terpenting diantaranya adalah ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa (convulsive), hysteria, rasa lemah, tidak mampu mencapai 9 Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gangguan Jiwa

1. Pengertian Gangguan Jiwa

Saat ini gangguan jiwa didefinisikan dan ditangani sebagai

masalah medis. Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2010) adalah suatu

perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada

fungsi jiwa yang menimbulkan penderitaan pada individu dan hambatan

dalam melaksanakan peran sosial. Gangguan jiwa atau mental illenes

adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang karena hubungannya

dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang kehidupan dan

sikapnya terhadap dirinya sendiri-sendiri (Budiman, 2010).

Sedangkan menurut (Maramis, 2010), gangguan jiwa adalah

gangguan alam: cara berpikir (cognitive), kemauan (volition), emosi

(affective), tindakan (psychomotor). Gangguan jiwa merupakan

kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang

berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan

tersebut dibagi ke dalam dua golongan yaitu : gangguan jiwa (Neurosa)

dan sakit jiwa (Psikosa). Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam

gejala yang terpenting diantaranya adalah ketegangan (tension), rasa

putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang

terpaksa (convulsive), hysteria, rasa lemah, tidak mampu mencapai

9

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

10

tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk. Gangguan Jiwa menyebabkan

penderitanya tidak sanggup menilai dengan baik kenyataan, tidak dapat

lagi menguasai dirinya untuk mencegah mengganggu orang lain atau

merusak/menyakiti dirinya sendiri (Yosep, 2009). Gangguan Jiwa

sesungguhnya sama dengan gangguan jasmaniah lainnya, hanya saja

gangguan jiwa bersifat lebih kompleks, mulai dari yang ringan seperti

rasa cemas, takut hingga yang tingkat berat berupa sakit jiwa atau lebih

kita kenal sebagai gila (Budiman, 2010).

2. Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Jiwa

Gejala utama atau gejala yang paling menonjol pada gangguan

jiwa terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin

dibadan (somatogenik), di lingkungan sosial (sosiogenik), ataupun psikis

(psikogenik), (Maramis, 2010). Biasanya tidak terdapat penyebab

tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu

yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu

timbullah gangguan badan ataupun gangguan jiwa.

Menurut Stuart & Sundeen (2008) penyebab gangguan jiwa

dapat dibedakan atas :

a. Faktor Biologis/Jasmaniah

1) Keturunan

Peran yang pasti sebagai penyebab belum jelas, mungkin

terbatas dalam mengakibatkan kepekaan untuk mengalami

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

11

gangguan jiwa tapi hal tersebut sangat ditunjang dengan faktor

lingkungan kejiwaan yang tidak sehat.

2) Jasmaniah

Beberapa peneliti berpendapat bentuk tubuh seseorang

berhubungan dengan ganggua jiwa tertentu. Misalnya yang

bertubuh gemuk/endoform cenderung menderita psikosa manik

depresif, sedang yang kurus/ectoform cenderung menjadi

skizofrenia.

3) Temperamen

Orang yang terlalu peka/sensitif biasanya mempunyai

masalah kejiwaan dan ketegangan yang memiliki

kecenderungan mengalami gangguan jiwa.

4) Penyakit dan cedera tubuh

Penyakit-penyakit tertentu misalnya penyakit jantung,

kanker, dan sebagainya mungkin dapat menyebabkan merasa

murung dan sedih. Demikian pula cedera/cacat tubuh tertentu

dapat menyebabkan rasa rendah diri.

b. Ansietas dan Ketakutan

Kekhawatiran pada sesuatu hal yang tidak jelas dan perasaan

yang tidak menentu akan sesuatu hal menyebabkan individu merasa

terancam, ketakutan hingga terkadang mempersepsikan dirinya

terancam.

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

12

c. Faktor Psikologis

Bermacam pengalaman frustasi, kegagalan dan keberhasilan

yang dialami akan mewarnai sikap, kebiasaan dan sifatnya.

Pemberian kasih sayang orang tua yang dingin, acuh tak acuh, kaku

dan keras akan menimbulkan rasa cemas dan tekanan serta memiliki

kepribadian yang bersifat menolak dan menentang terhadap

lingkungan.

d. Faktor Sosio-Kultural

Beberapa penyebab gangguan jiwa menurut Wahyu (2012) yaitu :

1) Penyebab primer (primary cause)

Kondisi yang secara langsung menyebabkan terjadinya

gangguan jiwa, atau kondisi yang tanpa kehadirannya suatu

gangguan jiwa tidak akan muncul.

2) Penyebab yang menyiapkan (predisposing cause)

Menyebabkan seseorang rentan terhadap salah satu

bentuk gangguan jiwa.

3) Penyebab yang pencetus (precipatating cause)

Ketegangan-ketegangan atau kejadian-kejadian

traumatik yang langsung dapat menyebabkan gangguan jiwa

atau mencetuskan gangguan jiwa.

4) Penyebab menguatkan (reinforcing cause)

Kondisi yang cenderung mempertahankan atau

mempengaruhi tingkah laku maladaptif yang terjadi.

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

13

5) Multiple cause

Serangkaian faktor penyebab yang kompleks serta saling

mempengaruhi. Dalam kenyataannya, suatu gangguan jiwa

jarang disebabkan oleh satu penyebab tunggal, bukan sebagai

hubungan sebab akibat, melainkan saling mempengaruhi antara

satu faktor penyebab dengan penyebab lainnya.

e. Faktor Presipitasi

Faktor stressor presipitasi mempengaruhi dalam kejiwaan

seseorang. Sebagai faktor stimulus dimana setiap individu

mempersepsikan dirinya melawan tantangan, ancaman, atau tuntutan

untuk koping. Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh

setiap situasi dimana individu tidak mampu menyesuaikan.

Lingkungan dapat mempengaruhi konsep diri dan komponennya.

Lingkungan dan stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri

dan hilangnya bagian badan, tindakan operasi, proses patologi

penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh

kembang, dan prosedur tindakan serta pengobatan (Stuart&Sundeen,

2008).

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

14

3. Klasifikasi Gangguan Jiwa

Klasifikasi berdasarkanDiagnosis gangguan jiwamenurut Dalami

(2009) dibagi menjadi:

a. Gangguan Jiwa Psikotik

Gangguan jiwa psikotik yang meliputi gangguan otak organik

ditandai dengan hilangnya kemampuan menilai realita, ditandai

waham (delusi) dan halusinasi, misalnya skizofrenia dan demensia.

1) Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai

dengan berbagai tingkat kepribadian diorganisasi yang

mengurangi kemampuan individu untuk bekerja secara efektif

dan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Gejala klinis

skizofrenia sering bingung, depresi, menarik diri atau cemas.Hal

ini berdampak pada keinginan dan kemampuan untuk meakukan

tindakan oral hygiene. Skizofrenia mempunyai macam-macam

jenisnya, menurut Maramis (2004) jenis-jenis skizofrenia

meliputi:

a) Skizofrenia residual, merupakan keadaan skizofrenia

dengan gejala-gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas

adanya gejala-gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah

beberapa kali serangan skizofrenia.

b) Skizofrenia simpleks, sering timbul pertama kali pada masa

pubertas. Gejala utama ialah kedangkalan emosi dan

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

15

kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir biasanya

sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali

terdapat. Jenis ini timbul secara perlahan. Pada permulaan

mungkin penderita kurang memperhatikan keluarganya atau

menarik diri dari pergaulan. Makin lama ia semakin mundur

dalam kerjaan atau pelajaran dan pada akhirnya menjadi

pengangguran, dan bila tidak ada orang yang menolongnya

ia akan mungkin akan menjadi “pengemis”, “pelacur” atau

“penjahat”.

c) Skizofrenia hebefrenik atau disebut juga hebefrenia,

menurut Maramis (2004) permulaannya perlahan-lahan dan

sering timbul pada masa remaja atau antara 15–25 tahun.

Gejala yang menyolok adalah gangguan proses berfikir,

gangguan kemauan dan adanya depersonalisasi. Gangguan

psikomotor seperti perilaku kekanak-kanakan sering

terdapat pada jenis ini. Waham dan halusinasi banyak

sekali.

d) Skizofrenia katatonik atau disebut juga katatonia, timbulnya

pertama kali antara umur 15-30 tahun dan biasanya akut

serta sering didahului oleh stres emosional. Mungkin terjadi

gaduh gelisah katatonik atau stupor katatonik.

e) Pada skizofrenia skizoafektif, di samping gejala-gejala

skizofrenia terdapat menonjol secara bersamaan, juga

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

16

gejala-gejala depresi atau gejala-gejala mania. Jenis ini

cenderung untuk menjadi sembuh tanpa efek, tetapi

mungkin juga timbul lagi serangan.

2) Demansia

Demansia diklasifikasikan sebagai gangguan medis dan

kejiwaan, demensia terkait dengan hilangnya fungsi otak.

Demensia melibatkan masalah progresif dengan memori,

perilaku, belajar, dan komunikasi yang mengganggu fungsi

sehari-hari dan kualitas hidup. Ada dua jenis demensia, yaitu :

3) Kerusakan kognitif reversibel

Sering dikaitkan dengan obat-obatan, resep atau lainnya,

endokrin, kekurangan gizi, tumor, dan infeksi.

4) Kerusakan kognitif ireversibel

Alzheimer dan vaskular demensia merupakan kerusakan

kognitif ireversibel yang paling umum. Alzheimer memiliki

resiko meliputi usia, genetika, kerusakan otak, sindroma down.

Demensia vaskular melibatkan kerusakan kognitif yang

permanen akibat penyakit serebrovaskuler. Tingkat keparahan

dan durasi gangguan tergantung pada penyakit serebrovaskular

dan respon individu terhadap pengobatan.

b. Gangguan Jiwa Neurotik

Gangguan kepribadian dan gangguan jiwa yang lainnya

merupakan suatu ekspresi dari ketegangan dan konflik dalam

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

17

jiwanya, namun umumnya penderita tidak menyadari bahwa ada

hubungan antara gejala-gejala yang dirasakan dengan konflik

emosinya. Gangguan ini tanpa ditandai kehilangan intrapsikis atau

peristiwa kehidupan yang menyebabkan kecemasan (ansietas),

dengan gejala-gejala obsesi, fobia, dan kompulsif.

c. Depresi

Depresi merupakan penyakit jiwa akibat dysphoria (merasa

sedih), tak berdaya, putus asa, mudah tersinggung, gelisah atau

kombinasi dari karakteristik ini. Penderita depresi sering mengalami

kesulitan dengan memori, konsentrasi, atau mudah terganggu dan

juga sering mengalami delusi atau halusinasi. Ketika seseorang

dalam keadaan depresi ada penurunan signifikan dalam personal

hygiene dan mengganggu kebersihan mulut.

1) Gangguan jiwa fungsional

Gangguan jiwa fungsional tanpa kerusakan struktural

dan kondisi biologis yang diketahui jelas sebagai penyebab

kinerja yang buruk.

2) Gangguan jiwa organic

Gangguan jiwa organik adalah kesehatan yang buruk

diakibatkan oleh suatu penyebab spesifik yang mengakibatkan

perubahan struktural di otak, biasanya terkait dengan kinerja

kognitif atau demensia.

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

18

3) Gangguan retardasi mental

Gangguan retardasi mental adalah suatu keadaan

perkembangan mental yang terhenti dan tidak lengkap yang

terutama ditandai oleh rendahnya keterampilan yang

berpengaruh pada semua tingkat intelegensia yaitu kemampuan

kognitif (daya ingat, daya pikir, daya belajar), bahasa, motorik,

dan sosial.

4. Jenis-Jenis Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah gejala-gejala

yang psikologik dari unsur psikis Maramis, (2010). Jenis-jenis gangguan

jiwa menurut Keliat, (2009) : Gangguan jiwa organik dan simtomatik,

skizofrenia, gangguan skizotipal, gangguan waham, gangguan suasana

perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku

yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik, gangguan

kepribadian dan perilaku masa dewasa, retardasi mental, gangguan

perkembangan psikologis, gangguan perilaku dan emosional dengan

onset masa kanak dan remaja. Menurut Keliat, (2009) jenis-jenis

gangguan jiwa yaitu:

a. Skizofrenia

Merupakan bentuk psikosa fungsional paling berat, dan

menimbulkan disorganisasi personalitas yang terbesar. Skizofrenia

juga merupakan suatubentuk psikosa yang sering dijumpai dimana-

mana sejak dahulu kala. Meskipun demikian pengetahuan kita

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

19

tentang sebab-musabab dan patogenisanya sangat kurang. Dalam

kasus berat, klien tidak mempunyai kontak dengan realitas, sehingga

pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara

bertahap akan menuju kearah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul

serangan. Jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan

dan jika tidak diobati biasanya berakhir dengan personalitas yang

rusak “cacat”. Skizofrenia mempunyai macam-macam jenisnya,

menurut Maramis (2004) jenis-jenis skizofrenia meliputi:

1) Skizofrenia residual, merupakan keadaan skizofrenia dengan

gejala-gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas adanya gejala-

gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali

serangan skizofrenia.

2) Skizofrenia simpleks, sering timbul pertama kali pada masa

pubertas. Gejala utama ialah kedangkalan emosi dan

kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir biasanya sukar

ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali terdapat. Jenis

ini timbul secara perlahan. Pada permulaan mungkin penderita

kurang memperhatikan keluarganya atau menarik diri dari

pergaulan. Makin lama ia semakin mundur dalam kerjaan atau

pelajaran dan pada akhirnya menjadi pengangguran, dan bila

tidak ada orang yang menolongnya ia akan mungkin akan

menjadi “pengemis”, “pelacur” atau “penjahat”.

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

20

3) Skizofrenia hebefrenik atau disebut juga hebefrenia, menurut

Maramis (2004) permulaannya perlahan-lahan dan sering timbul

pada masa remaja atau antara 15–25 tahun. Gejala yang

menyolok adalah gangguan proses berfikir, gangguan kemauan

dan adanya depersonalisasi. Gangguan psikomotor seperti

perilaku kekanak-kanakan sering terdapat pada jenis ini. Waham

dan halusinasi banyak sekali.

4) Skizofrenia katatonik atau disebut juga katatonia, timbulnya

pertama kali antara umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta

sering didahului oleh stres emosional. Mungkin terjadi gaduh

gelisah katatonik atau stupor katatonik.

5) Pada skizofrenia skizoafektif, di samping gejala-gejala

skizofrenia terdapat menonjol secara bersamaan, juga gejala-

gejala depresi atau gejala-gejala mania. Jenis ini cenderung

untuk menjadi sembuh tanpa efek, tetapi mungkin juga timbul

lagi serangan.

b. Depresi

Merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang

berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya,

termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor,

konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan

bunuh diri. Depresi juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk

gangguan kejiwaan pada alam perasaan yang ditandai dengan

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

21

kemurungan, keleluasaan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak

berguna, putus asa dan lain sebagainya. Depresi adalah suatu

perasaan sedih dan yang berhubungan dengan penderitaan, dapat

berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan

marah yang mendalam. Depresi adalah gangguan patologis terhadap

mood mempunyai karakteristik berupa bermacam-macam perasaan,

sikap dan kepercayaan bahwa seseorang hidup menyendiri, pesimis,

putus asa, ketidak berdayaan, harga diri rendah, bersalah, harapan

yang negatif dan takut pada bahaya yang akandatang. Depresi

menyerupai kesedihan yang merupakan perasaan normal yang

muncul sebagai akibat dari situasi tertentu misalnya kematian orang

yang dicintai. Sebagai ganti rasa ketidaktahuan akan kehilangan

seseorang akan menolak kehilangan dan menunjukkan kesedihan

dengan tanda depresi. Individu yang menderita suasana perasaan

(mood) yang depresi biasanya akan kehilangan minat dan

kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju keadaan mudah

lelah dan berkurangnya aktifitas. Depresi dianggap normal terhadap

banyak stress kehidupan dan abnormal hanya jika ia tidak sebanding

dengan peristiwa penyebabnya dan terus berlangsung sampai titik

dimana sebagian besar orang mulai pulih.

c. Kecemasan

Sebagai pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang

pernah dialami oleh setiap orang dalam rangka memacu individu

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

22

untuk mengatasi masalah yang dihadapi sebaik-baiknya. Suatu

keadaan seseorang merasa khawatir dan takut sebagai bentuk reaksi

dari ancaman yang tidak spesifik. Penyebabnya maupun sumber

biasanya tidak diketahui atau tidak dikenali.Intensitas kecemasan

dibedakan dari kecemasan tingkat ringan sampai tingkat berat.

Menurut Stuart & Sundeen (2008) mengidentifikasi rentang respon

kecemasan kedalam empat tingkatan yang meliputi kecemasan

ringan, sedang, berat, dan kecemasan panik.

d. Gangguan Kepribadian

Klinik menunjukkan bahwa gejala-gejala gangguan

kepribadian (psikopatia) dan gejala-gejala nerosa berbentuk hampir

sama pada orang-orang dengan intelegensi tinggi ataupun rendah.

Jadi boleh dikatakan bahwa gangguan kepribadian, nerosa dan

gangguan intelegensi sebagian besar tidak tergantung pada satu dan

yang lain atau tidak berkorelasi. Klasifikasi gangguan kepribadian:

kepribadian paranoid, kepribadian afektif atau siklotemik,

kepribadian skizoid, kepribadian axplosif, kepribadian anankastik

atau obsesif-konpulsif, kepribadian histerik, kepribadian astenik,

kepribadian antisosial, kepribadian pasif agresif, kepribadian

inadequate.

e. Gangguan mental organic

Merupakan gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik

yang disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak. Gangguan

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

23

fungsi jaringan otak ini dapat disebabkan oleh penyakit badaniah

yang terutama mengeni otak atau yang terutama diluar otak. Bila

bagian otak yang terganggu itu luas, maka gangguan dasar mengenai

fungsi mental sama saja, tidak tergantung pada penyakit yang

menyebabkannya bila hanya bagian otak dengan fungsi tertentu saja

yang terganggu, maka lokasi inilah yang menentukan gejala dan

sindroma, bukan penyakit yang menyebabkannya. Pembagian

menjadi psikotik dan tidak psikotik lebih menunjukkan kepada berat

gangguan otak pada suatu penyakit tertentu dari pada pembagian

akut dan menahun.

f. Gangguan kepsikomatik

Merupakan komponen psikologik yang diikuti gangguan

fungsi badaniah. Sering terjadi perkembangan neurotik yang

memperlihatkan sebagian besar atau semata-mata karena gangguan

fungsi alat-alat tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf vegetative.

Gangguan psikosomatik dapat disamakan dengan apa yang

dinamakan dahulu neurosa organ. Karena biasanya hanya fungsi

faaliah yang terganggu, maka sering disebut juga gangguan

psikofisiologik.

g. Retardasi mental

Retardasi mental merupakan keadaan perkembangan jiwa

yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh

terjadinya hilangnya keterampilan selama masa perkembangan,

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

24

sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh,

misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial.

h. Gangguan perilaku masa anak dan remaja

Anak dengan gangguan perilaku menunjukkan perilaku yang

tidak sesuai dengan permintaan, kebiasaan atau norma-norma

masyarakat. Anak dengan gangguan perilaku dapat menimbulkan

kesukaran dalam asuhan dan pendidikan. Gangguan perilaku

mungkin berasal dari anak atau mungkin dari lingkungannya, akan

tetapi akhirnya kedua faktor ini saling memengaruhi. Diketahui

bahwa ciri dan bentuk anggota tubuh serta sifat kepribadian yang

umum dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya.Pada

gangguan otak seperti trauma kepala, ensepalitis, neoplasma dapat

mengakibatkan perubahan kepribadian. Faktor lingkungan juga dapat

mempengaruhi perilaku anak, dan sering lebih menentukan oleh

karena lingkungan itu dapat diubah, maka dengan demikian

gangguan perilaku itu dapat dipengaruhi atau dicegah.

5. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa

Gejala-gejala gangguan jiwa adalah hasil interaksi yang kompleks

antara unsur somatic, psikologik, dan sosio-budaya. Gejala-gejala inilah

sebenarnya menandakan dekompensasi proses adaptasi dan terdapat

terutama pemikiran, perasaan dan perilaku (Maramis, 2010). Gangguan

mental dan penyakit mental dalam taraf awal gejala-gejalanya sulit

dibedakan, bahkan gejala itu kadangkala menampak pada orang normal

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

25

yang sedang tertekan emosinya dalam batas-batas tertentu. Pada taraf

awal sulit dibedakan dengan gejala pada gangguan mental gejala umum

yang muncul mengenahi keadaan fisik, mental, dan emosi. Tanda dan

gejala gangguan jiwa secara umum menurut Yosep (2009) adalah sebagai

berikut :

a. Ketegangan (tension), Rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas,

perbuatan-perbuatan yang terpaksa (convulsive), hysteria, rasa

lemah, tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk.

b. Gangguan kognisi pada persepsi merasa mendengar

(mempersepsikan) sesuatu bisikan yang menyuruh membunuh,

melempar, naik genting, membakar rumah, padahal orang

disekitarnya tidak mendengarnya dan suara tersebut sebenarnya tidak

ada hanya muncul dari dalam individu sebagai bentuk kecemasan

yang sangat berat dia rasakan. Hal ini sering disebut halusinasi, klien

bisa mendengar sesuatu, melihat sesuatu atau merasakan sesuatu

yang sebenarnya tidak ada menurut orang lain.

c. Gangguan kemauan klien memiliki kemauan yang lemah (abulia)

susah membuat keputusan atau memulai tingkah laku, susah sekali

bangun pagi, mandi, merawat diri sendiri sehingga terlihat kotor,

bau, dan acak-acakan.

d. Ganggaun emosi klien merasa senang, gembira yang berlebihan

(Waham kebesaran). Klien merasa sebagai orang penting, sebagai

raja, pengusaha, orang kaya, titisan Bung Karno tetapi dilain waktu

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

26

ia bisa merasa sangat sedih, menangis, tak berdaya (depresi) samapai

ada ide ingin mengakhiri hidupnya.

e. Gangguan psikomotor Hiperaktivitas, klien melakukan pergerakan

yang berlebihan naik keatas genting berlari, berjalan maju mundur,

meloncat-loncat, melakukan apa-apa yang tidak disuruh atau

menentang apa yang disuruh, diam lama tidak bergerak atau

melakukan gerakan aneh.

Menurut Yosep, (2009) dalam keadaan fisik dapat dilihat pada

anggota tubuh seseorang yang menderita gangguan jiwa, diantaranya

sebagai berikut :

a. Suhu Badan berubah

Orang normal rata-rata mempunyai suhu badan sekitar 37

derajat celcius. Pada orang yang sedang mengalami gangguan mental

meskipun secara fisik tidak terkena penyakit kadangkala mengalami

perubahan suhu.

b. Denyut nadi menjadi cepat

Denyut nadi berirama, terjadi sepanjang hidup. Ketika

menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan, seseorang dapat

mengalami denyut nadi semakin cepat.

c. Nafsu makan berkurang

Seseorang yang sedang terganggu kesehatan mentalnya akan

mempengaruhi pula dalam nafsu makan. Keadaan mental dan emosi

nampak ditandai dengan :

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

27

1) Delusi atau Waham yaitu keyakinan yang tidak rasional (tidak

masuk akal) meskipun telah dibuktikkan secara obyektif bahwa

keyakinannya itu tidak rasional, namun penderita tetap meyakini

kebenarannya.

2) Halusinasi yaitu pengelaman panca indera tanpa ada rangsangan

misalnya penderita mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan

di telinganya padahal tidak ada sumber dari suara/bisikan itu.

3) Kekacauan alam pikir yaitu yang dapat dilihat dari isi

pembicaraannya, misalnya bicaranya kacau sehingga tidak dapat

diikuti jalan pikirannya.

4) Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif,

bicara dengan semangat dan gembira berlebihan.

5) Tidak atau kehilangan kehendak (avalition), tidak ada inisiatif,

tidak ada upaya usaha, tidak ada spontanitas, monoton, serta

tidak ingin apa-apa dan serba malas dan selalu terlihat sedih.

6. Penyebab Umum Gangguan Jiwa

Gejala utama atau gejala lain yang timbul itu terdapat pada unsur

kejiwaan tetapi penyebab utamanya dapat berasal dari badan

(somatogenik), psikogenik, di lingkungan sosial (sosiogenik).

a. Faktor-faktor Somatogenik

Dalam setiap individu memiliki fisik yang berbeda-

beda.Struktur jaringan dan fungsi system syaraf dalam

mempengaruhi tubuh untuk dapat beradaptasi dan menerima

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

28

rangsang sampai dapat diterima oleh otak tubuh manusia

(Djamaludin, 2010).

b. Faktor Psikogenik

Perasaan interaksi antara orang tua dan anak, secara normal

akan timbul rasa percaya dan rasa aman, namun jika timbul perasaan

abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi, dan keadaan yang

terputus dapat menimbulkan perasaan tak percaya dan kebimbangan.

Hal ini dapat berlanjut pada hubungan dengan lain keluarga dan

pekerjaan, serta masyarakat. Selain itu dapat timbul karena ada

faktor kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa

malu atau rasa salah. Tingkat emosi dan kemampuan individu dalam

mengenal diri kemampuan berkreatifitas, keterampilan dan

menyesuaikan diri terhadap lingkungan (Djamaludin, 2010).

c. Faktor Lingkungan Sosial

Kestabilan keluarga sangat berpengaruh dalam kejiwaan

setiap orang. Seperti halnya pola asuh yang diterima seorang anak

dari orang tuanya. Nilai-nilai yang ditanamkan akan mempengaruhi

kehidupan dan kejiwaan setiap individu (Djamaludin, 2010).

7. Respon dari Penderita Gangguan Jiwa

Sebagai makhluk biopsikososial setiap individu memiliki cara

karakteristik yang unik dan berespon terhadap orang yang ada

disekitarnya dengan berbagai cara. Respon individu tersebut dipengaruhi

oleh beberapa faktor diantaranya (Maramis, 2010) :

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

29

a. Faktor Individual

Faktor Individual dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya adalah usia, pertumbuhan dan perkembangan. Usia

seseorang mempengaruhi cara mengekspresikan penyakitnya.

Sebagai contoh seorang anak kecil yang mengalami gangguan

hiperaktivitas defisit perhatian tidak memiliki pemahaman dan

kemampuan untuk mendiskripsikan perasaannya sehingga perawat

harus menyadarkan tingkat bahasa anak dan berupaya memahami

pengalaman anak tersebut. Setiap perkembangan fase demi fase

harus diselesaikan. Melaksanakan tugas perkembangan tersebut

mempengaruhi cara individu berespon terhadap stress dan

penyakitnya. Melaksanakan tugas perkembangan tersebut

mempengaruhi cara individu berespon terhadap stress dan

penyakitnya.

b. Faktor Genetik dan Faktor Biologis

Struktur genetik memiliki pengaruh yang sangat besar pada

respon terhadap penyakit. Hubungan genetik spesifik tidak

teridentifikasi pada beberapa gangguan jiwa, namun telah

menunjukkan bahwa gangguan tersebut cenderung timbul lebih

sering pada keluarga yang memiliki riwayat yang sama.

c. Faktor Interpersonal

Dari dalam individu seperti perasaan memiliki, perasaan

keterkaitan dalam suatu sistem social atau lingkungan. Maslow

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

30

menjelaskan perasaan memiliki sebagai kebutuhan dasar psikososial

manusia. Perasaan memiliki terbukti dalam meningkatkan kesehatan.

d. Faktor Budaya

Budaya memiliki pengaruh yang paling besar terhadap

keyakinan dan praktik kesehatan individu. Budaya terbukti

mempengaruhi konsep individu terhadap penyakit. Dengan

keyakinan tersebut mempengaruhi kesehatan individu dalam

kesembuhan penyakitnya.

8. Dampak Gangguan Jiwa bagi Keluarga

Menurut Wahyu, (2012) dari anggota yang menderita gangguan

jiwa bagi keluarga diantaranya keluarga belum terbiasa dengan:

a. Penolakan

Sering terjadi dan timbul ketika ada keluarga yang menderita

gangguan jiwa, pihak anggota keluarga lain menolak penderita

tersebut dan meyakini memiliki penyakit berkelanjutan. Selama

episode akut anggota keluarga akan khawatir dengan apa yang

terjadi pada mereka cintai. Pada proses awal, keluarga akan

melindungi orang yang sakit dari orang lain dan menyalahkan dan

merendahkan orang yang sakit untuk perilaku tidak dapat diterima

dan kurangnya prestasi. Sikap ini mengarah pada ketegangan dalam

keluarga, dan isolasi dan kehilangan hubungan yang bermakna

dengan keluarga yang tidak mendukung orang yang sakit. Tanpa

informasi untuk membantu keluarga belajar untuk mengatasi

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

31

penyakit mental, keluarga dapat menjadi sangat pesimis tentang

masa depan. Sangat penting bahwa keluarga menemukan sumber

informasi yang membantu mereka untuk memahami bagaimana

penyakit itu mempengaruhi orang tersebut. Mereka perlu tahu bahwa

dengan pengobatan, psikoterapi atau kombinasi keduanya, mayoritas

orang kembali ke gaya kehidupan normal.

b. Stigma

Informasi dan pengetahuan tentang gangguan jiwa tidak

semua dalam anggota keluarga mengetahuinya. Keluarga

menganggap penderita tidak dapat berkomunikasi layaknya orang

normal lainnya. Menyebabkan beberapa keluarga merasa tidak

nyaman untuk mengundang penderita dalam kegiatan tertentu.

stigma dalam begitu banyak di kehidupan sehari-hari, tidak

mengherankan, semua ini dapat mengakibatkan penarikan dari aktif

berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari.

c. Frustasi, tidak berdaya dan kecemasan

Sulit bagi siapa saja untuk menangani dengan pemikiran aneh

dan tingkah laku aneh dan tak terduga. Hal ini membingungkan,

menakutkan, dan melelahkan. Bahkan ketika orang itu stabil pada

obat, apatis dan kurangnya motivasi bisa membuat frustasi. Anggota

keluarga memahami kesulitan yang penderita miliki. Keluarga dapat

menjadi marah-marah, cemas, dan frustasi karena berjuang untuk

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

32

mendapatkan kembali ke rutinitas yang sebelumnya penderita

lakukan.

d. Kelelahan dan Burn out

Seringkali keluarga menjadi putus asa berhadapan dengan

orang yang dicintai yang memiliki penyakit mental. Mereka

mungkin mulai merasa tidak mampu mengatasi dengan hidup

dengan orang yang sakit yang harus terus-menerus dirawat. Namun

seringkali, mereka merasa terjebak dan lelah oleh tekanan dari

perjuangan sehari-hari, terutama jika hanya ada satu anggota

keluarga mungkin merasa benar-benar diluar kendali. Hal ini bisa

terjadi karena orang yang sakit ini tidak memiliki batas yang

ditetapkan di tingkah lakunya. Keluarga dalam hal ini perlu

dijelaskan kembali bahwa dalam merawat penderita tidak boleh

merasa letih, karena dukungan keluarga tidak boleh berhenti untuk

selalu men-support penderita.

e. Duka

Kesedihan bagi keluarga di mana orang yang dicintai

memiliki penyakit mental. Penyakit ini mengganggu kemampuan

seseorang untuk berfungsi dan berpartisipasi dalam kegiatan normal

dari kehidupan sehari-hari, dan penurunan yang dapat terus-menerus.

Keluarga dapat menerima kenyataan penyakit yang dapat diobati,

tetapi tidak dapat disembuhkan. Keluarga berduka ketika orang yang

dicintai sulit untuk disembuhkan dan melihat penderita memiliki

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

33

potensi berkurang secara substansial bukan sebagai yang memiliki

potensi berubah.

f. Kebutuhan pribadi dan mengembangkan sumber daya pribadi

Jika anggota keluarga memburuk akibat stress dan banyak

pekerjaan, dapat menghasilkan anggota keluarga yang sakit tidak

memiliki sistem pendukung yang sedang berlangsung. Oleh karena

itu, keluarga harus diingatkan bahwa mereka harus menjaga diri

secara fisik, mental, dan spiritual yang sehat. Memang ini bisa sangat

sulit ketika menghadapi anggota keluarga yang sakit mereka.

Namun, dapat menjadi bantuan yang luar biasa bagi keluarga untuk

menyadari bahwa kebutuhan mereka tidak boleh diabaikan.

9. Pencegahan Kekambuhan Gangguan Jiwa

Pencegahan kekambuhan adalah mencegah terjadinya peristiwa

timbulnya kembali gejala-gejala yang sebelumnya sudah memperoleh

kemajuan Yulianti, (2010). Pada gangguan jiwa kronis diperkirakan

mengalami kekambuhan 50% pada tahun pertama, dan 79% pada tahun

ke dua (Yosep,2009). Kekambuhan biasa terjadi karena adanya kejadian-

kejadian buruk sebelum mereka kambuh

Empat faktor penyebab klien kambuh dan perlu dirawat dirumah

sakit, menurut Dit, (2008) :

a. Klien : sudah umum diketahui bahwa klien yang gagal memakan

obat secara teratur mempunyai kecenderungan untuk kambuh.

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

34

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan 25% sampai 50% klien

yang pulang dari rumah sakit tidak memakan obat secara teratur.

b. Dokter (pemberi resep) : makan obat yang teratur dapat mengurangi

kambuh, namun pemakaian obat neuroleptic yang lama dapat

menimbulkan efek samping Tardive Diskinesia yang dapat

mengganggu hubungan sosial seperti gerakan yang tidak terkontrol.

c. Penanggung jawab klien : setelah klien pulang ke rumah maka

perawat puskesmas tetap bertanggung jawab atas program adaptasi

klien di rumah.

d. Keluarga : Berdasarkan penelitian di Inggris dan Amerika keluarga

dengan ekspresi emosi yang tinggi (bermusuhan, mengkritik, tidak

ramah, banyak menekan dan menyalahkan), hasilnya 57% kembali

dirawat dari keluarga dengan ekspresi emosi keluarga yang rendah.

Selain itu klien juga mudah dipengaruhi oleh stress yang

menyenangkan (naik pangkat, menikah) maupun yang menyedihkan

(kematian/kecelakaan). Dengan terapi keluarga klien dan keluarga

dapat mengatasi dan mengurangi stress. Cara terapi biasanya :

mengumpulkan semua anggota keluarga dan memberi kesempatan

menyampaikan perasaan-perasaannya. Memberi kesempatan untuk

menambah ilmu dan wawasan baru kepada klien gangguan jiwa,

memfasilitasi untuk hijrah menemukan situasi dan pengalaman baru.

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

35

Beberapa gejala kambuh yang perlu diidentifikasi oleh klien dan

keluarganya yaitu :

a. Menjadi ragu-ragu dan serba takut (nervous)

b. Tidak nafsu makan

c. Sukar konsentrasi

d. Sulit tidur

e. Depresi

f. Tidak ada minat

g. Menarik diri

Setelah klien pulang ke rumah, sebaiknya klien melakukan

perawatan lanjutan pada puskesmas di wilayahnya yang mempunyai

program kesehatan jiwa. Perawat komuniti yang menangani klien dapat

menganggap rumah klien sebagai “ruangan perawatan”. Perawat, klien

dan keluarga besar sama untuk membantu proses adaptasi klien di dalam

keluarga dan masyarakat. Perawat dapat membuat kontrak dengan

keluarga tentang jadwal kunjungan rumah dan after care di puskesmas.

Keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan klien dan

merupakan “perawat utama” bagi klien. Keluarga berperan dalam

menentukan cara atau asuhan yang diperlukan klien di rumah.

Keberhasilan perawat di rumah sakit dapat sia-sia jika tidak diteruskan di

rumah yang kemudian mengakibatkan klien harus dirawat kembali

(kambuh). Peran serta keluarga sejak awal asuhan di rumah sakit akan

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

36

meningkatkan kemampuan keluarga merawat klien di rumah sehingga

kemungkinan dapat dicegah.

Pentingnya peran serta keluarga dalam klien gangguan jiwa dapat

dipandang dari berbagai segi. Pertama, keluarga merupakan tempat

dimana individu memulai hubungan interpersonal dengan lingkungannya.

Keluarga merupakan “institusi” pendidikan utama bagi individu untuk

belajar dan mengembangkan nilai, keyakinan, sikap dan perilaku.

Individu menguji coba perilakunya di dalam keluarga, dan umpan balik

keluarga mempengaruhi individu dalam mengadopsi perilaku tertentu.

Semua ini merupakan persiapan individu untuk berperan di masyarakat.

Jika keluarga dipandang sebagai suatu sistem maka gangguan

yang terjadi pada salah satu anggota merupakan dapat mempengaruhi

seluruh sistem, sebaliknya disfungsi keluarga merupakan salah satu

penyebab gangguan pada anggota. Bila ayah sakit maka akan

mempengaruhi perilaku anak, dan istrinya, termasuk keluarga lainnya.

Salah satu faktor penyebab kambuh gangguan jiwa adalah : Dit, (2008).

Keluarga yang tidak tahu cara menangani perilaku klien di rumah klien

dengan diagnosa skizofrenia diperkirakan akan kambuh 50% pada tahun

pertama, 70% pada tahun kedua dan 100% pada tahun kelima setelah

pulang dari rumah sakit karena perlakuan yang salah selama di rumah

atau di masyarakat.

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

37

10. Karakteristik Pasien Gangguan Jiwa di Instalasi Jiwa RSUD

Banyumas meliputi:

a. Kelompok umur

Umur atau usia menurut Depkes adalah satuan waktu yang

mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang

hidup maupun yang mati. Semisal, umur manusia dikatakan lima

belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung.

Oleh yang demikian, umur itu diukur dari tarikh ianya lahir sehingga

tarikh semasa (masa kini). Manakala usia pula diukur dari tarikh

kejadian itu bermula sehinggalah tarikh semasa(masa kini). Jenis

perhitungan umur/usia:

1) Usia kronologis adalah perhitungan usia yang dimulai dari saat

kelahiran seseorang sampai dengan waktu penghitungan usia.

2) Usia mental adalah perhitungan usia yang didapatkan dari taraf

kemampuan mental seseorang. Misalkan seorang anak secara

kronologis berusia empat tahun akan tetapi masih merangkak

dan belum dapat berbicara dengan kalimat lengkap dan

menunjukkan kemampuan yang setara dengan anak berusia satu

tahun, maka dinyatakan bahwa usia mental anak tersebut adalah

satu tahun.

3) Usia biologis adalah perhitungan usia berdasarkan kematangan

biologis yang dimiliki oleh seseorang.

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

38

b. Jenis Kelamin

Jenis Kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi

biologi laki-laki dan perempuan yang menentukan perbedaan peran

mereka dalam menyelenggarakan upaya meneruskan garis

keturunan. Para ahli psikologi membedakan pria dan wanita dari

otaknya. Otak manusia terdiri dari dua bagian, yaitu sisi yang kanan

dengan sisi yang kiri. Setiap sisi bertanggung jawab untuk fungsi

yang berbeda. Dalam otak wanita, lebih banyak serat penghubung

dan serat ini lebih besar dibanding yang terdapat pada otak pria. Hal

ini membuat wanita memiliki kecenderungan lebih besar untuk

menggunakan kedua sisi otak secara bersamaan. Sehingga wanita

lebih pandai berbicara, open minded juga lebih pandai menjalin

hubungan atau berinteraksi dengan individu lain. Tetapi, wanita

cenderung menggunakan emosi ketika memproses informasi dan saat

berkomunikasi.

Sebaliknya, pria memiliki kecenderungan lebih banyak

menggunakan sisi kiri otaknya. Dengan demikian, mereka lebih

banyak menggunakan logika dan pemikiran rasional. Pria juga

cenderung mempunyai koordinasi mata-tangan yang lebih baik, hal

ini sangat membantu di saat berolahraga dan melakukan kegiatan

mekanis ataupun membaca peta. Jika pria sedang melakukan satu

aktifitas, maka pria tidak akan bisa konsentrasi terhadap hal lainnya.

Berbeda dengan wanita, mereka bisa mencampur semua

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

39

pemikirannya dalam satu waktu, sehingga emosi, logika, percintaan,

dan komunikasi bercampur menjadi satu.

c. Tingkat Pendidikan

Menurut Muhibbin (2002: 11) pendidikan adalah tahapan

kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah)

yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu

dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebaginya.

Tingkat pendidikan individu merupakan salah satu aspek yang

terlibat dalam suatu pengambilan keputusan. Tingkat pendidikan

dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu (UU RI tentang

Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pasal 2: 11):

1) Rendah, artinya individu memiliki tingkat pendidikan dasar

(SD).

2) Sedang atau menengah, artinya individu memiliki tingkat

pendidikan menengah (SLTP dan SLTA).

3) Tinggi, artinya individu memiliki tingkat pendidikan tinggi(S1

keatas).

d. Pekerjaan

Pekerjaan yaitu sebuah aktifitas antar manusia untuk saling

memenuhi kebutuhan dengan tujuan tertentu, dalam hal ini

pendapatan atau penghasilan. Penghasilan tersebut yang nantinya

akan digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan, baik ekonomi, psikis

maupun biologis. Pekerjaan dan stress Hampir semua orang di dalam

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

40

kehidupan mereka mengalami stres sehubungan dengan pekerjaan

mereka. Faktor-faktor yang dapat membuat pekerjaan itu stressful,

antara lain:

1) Tuntutan pekerjaan dapat menimbulkan stres dalam 2 cara, yaitu

pekerjaan terlalu banyak dan jenis pekerjaan itu sendiri sudah

lebh stresful daripada jenis pekerjaan lain.

2) Pekerjaan-pekerjaan yang menuntut tanggung jawab bagi

kehidupan.

Menurut Sarafino, stres kerja dapat disebabkan karena

lingkungan fisik yang terlalu menekan, kurangnya kontrol yang

dirasakan, kurangnya hubungan interpersonal, hingga kurangnya

pengakuan terhadap kemajuan kerja. Sementara itu, Sutherland dan

Cooper menyatakan bahwa sumber stres yang berasal dari interaksi

lingkungan sosial dengan pekerjaan, meliputi stresor yang ada di

dalam pekerjaan itu sendiri, konflik peran, masalah dalam hubungan

dengan orang lain, perkembangan karir, iklim dan struktur

organisasi, hingga adanya konflik antara tuntutan kerja dengan

tuntutan keluarga.

e. Lama Rawat

Lama rawat adalah istilah yang berarti proses perawatan

pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di

mana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit.

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

41

B. Rumah Sakit Jiwa

1. Pengertian Rumah Sakit Jiwa

Rumah sakit adalah “suatu komplek atau rumah atau ruangan

yang dipergunakan untuk menampung dan merawat orang sakit, kamar-

kamar orang sakit yang berada dalam suatu perumahan khusus, seperti

Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus”, sedangkan Rumah Sakit

Jiwa termasuk kedalam Rumah Sakit Khusus (kelas E), karena melayani

pasien yang menderita penyakit yang lebih dikhususkan, seperti penyakit

jiwa, penyakit jantung, penyakit mata dan lainnya (Kemenkes RI, 2009).

Berdasarkan Permenkes RI pelayanan Rumah Sakit Umum Pemerintah

Departemen Kesehatan dan Pemerintah Daerah diklasifikasikan menjadi

kelas/tipe A,B,C,D dan E. Rumah sakit kelas E merupakan rumah sakit

khusus (special hospital) yang menyelenggarakan hanya satu macam

pelayanan kedokteran saja, pada sat ini banyak tipe E yang didirikan

pemerintah, misal Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit Kusta, Rumah Sakit

Paru-Paru, Rumah Sakit Jantung, Rumah Sakit Ibu dan Anak. Rumah

sakit merupakan suatu kegiatan yang mempunyai potensi besar

menurunkan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat, terutama

yang berasal dari aktivitas medis.

2. Maksud dan Tujuan Rumah Sakit Jiwa

Memberikan pelayanan dibidang kesehatan jiwa, bagi penderita

gangguan jiwa, dengan berpegang pada prinsip: Tri Upaya Bina Jiwa,

yang terdiri dari beberapa usaha sebagai berikut:

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

42

Tabel 2.1

Tri Upaya Bina Jiwa

- Usaha prefensi - Usaha memberikan penyuluhan dan

pencegahan terjadinya gangguan jiwa.

- Usaha kuratif - Usaha perawatan dan penyembuhan pasien

sakit jiwa

- Usaha rehabilitasi - Memberi keterampilan untuk kembali

kemasyarakat, sehingga menjadi insan

yang produktif.

3. Spesifikasi Rumah Sakit Jiwa

Perbedaan antara Rumah Sakit Jiwa dengan Rumah Sakit Umum

ialah :

a. Pasien terdiri dari orang yang berperilaku abnormal walau fisiknya

dalam keadaan sehat.

b. Terdapat tiga tahap penyembuhan yaitu pengobatan melalui fisik,

jiwa, dan sosialnya.

c. Dibutuhkan ruang-ruang bersama (lebih cenderung merupakan

bangsal) baik untuk perawatan maupun untuk bersosialisasi.

d. Dibutuhkan ruang untuk terapi dan rehabilitasi yang dilakukan

dalam ruangan.

e. Tanah yang luas untuk menyediakan lahan bagi terapi kerja lapangan

seperti pertanian, perkebunan, dan terapi lainnya yang berada diluar

ruangan.

4. Fungsi dan Tujuan Rumah Sakit jIwa

Fungsi Rumah Sakit Jiwa menurut Kemenkes RI tentang susunan

organisasi dan tata kerja rumah sakit jiwa adalah:

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

43

a. Melaksanakan usaha pelayanan kesehatan jiwa pencegahan.

b. Melaksanakan usaha kesehatan jiwa pemulihan.

c. Melaksanakan usaha kesehatan jiwa rehabilitasi.

d. Melaksanakan usaha kesehatan jiwa kemasyarakatan.

e. Melaksanakan sistem rujukan (sistem renefal).

Sedangkan tujuan dari Rumah Sakit Jiwa adalah:

a. Mencegah terjadinya gangguan jiwa pada masyarakat (promosi

preventif).

b. Menyembuhkan penderita gangguan jiwa dengan usaha-usaha

penyembuhan optimal.Rehabilitasi di bidang kesehatan jiwa.

5. Lingkup Pelayanan Rumah Sakit jiwa

Secara garis besar dibedakan menjadi 4 kegiatan, yaitu :

a. Kegiatan pelayanan medis, terdiri dari pencegahan, pengobatan, dan

perawatan, serta rehabilitasi (pembinaan).

b. Pendidikan dan Latihan, usaha untuk meningkatkan kualitas rumah

sakit.

c. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan, usaha untuk menemukan

faktor penyebab gangguan jiwa sedini mungkin.

d. Informasi dan rujukan.

Berdasarkan bentuk pelayanannya :

a. Intramular (pelayanan dalam rumah sakit)

1) Memberikan pelayanan perawatan kesehatan dan pengobatan.

2) Memberikan pembinaan.

3) Melayani pengawasan penyaluran kembali kemasyarakat

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

44

b. Ekstramular (pelayanan keluar) kerjasama dengan pihak luar

1) Memberi penyuluhan

2) Mendeteksi gangguan jiwa yang ada di masyarakat

3) Memberi perawatan bagi pasien rawat jalan

4) Melaksanakan pembinaan dan perawatan lanjutan.

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

45

C. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Modifikasi Keliat, (2009), Stuart & Sundeen, (2008), Dit, (2008).

Gangguan Jiwa

Faktor Predisposisi Faktor Presipitasi

1. Biologis/jasmaniah :

- Keturunan

- Jasmaniah

- Temperamen

- Penyakit dan cedera

tubuh

2. Psikologis

3. Sosial

1. Biologis

2. Stress Lingkungan

3. Sumber Koping

Terapi Modalitas :

-Terapi Keluarga

-Terapi Kejang Listrik

-Terapi Bermain

-Terapi Somatic/Biologis

-Terapi Lingkungan

-Terapi Kognitif

-Terapi Kelompok

-Terapi Bermain

-Terapi Perilaku

Terapi

Farmakologi/Obat

Terapi Non

Farmakologi :

-Terapi Individu

SP

Keluarga

SP Pasien

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. …repository.ump.ac.id/812/3/FAJAR KURNIAWAN BAB II.pdf · perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan

46

D. Kerangka Konsep

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

KARAKTERISTIK

PASIEN GANGGUAN

JIWA

UMUR

JENIS KELAMIN

PENDIDIKAN

PEKERJAAN

LAMA RAWAT

JENIS

SKIZOFRENIA

Gambaran Karakteristik Pada..., FAJAR KURNIAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016