Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

52
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi merupakan suatu gangguan keadaan tonus perasaan yang secara umum ditandai oleh rasa kesedihan, apatis, pesimisme, dan kesepian yang mengganggu aktivitas sosial dalam sehari-hari. Depresi biasanya terjadi pada saat stress yang dialami oleh seseorang tidak kunjung reda, sebagian besar diantara kita pernah merasa sedih atau jengkel, kehidupan yang penuh masalah, kekecewaan, kehilangan dan frustasi yang dengan mudah menimbulkan ketidakbahagiaan dan keputusasaan. Namun secara umum perasaan demikian itu cukup normal dan merupakan reaksi sehat yang berlangsung cukup singkat dan mudah dihalau (Gred Wilkinson, 1995). Depresi dan Lanjut Usia sebagai tahap akhir siklus perkembangan manusia. Masa dimana semua orang berharap 1

description

n b

Transcript of Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

Page 1: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Depresi merupakan suatu gangguan keadaan tonus perasaan yang

secara umum ditandai oleh rasa kesedihan, apatis, pesimisme, dan kesepian

yang mengganggu aktivitas sosial dalam sehari-hari. Depresi biasanya terjadi

pada saat stress yang dialami oleh seseorang tidak kunjung reda, sebagian

besar diantara kita pernah merasa sedih atau jengkel, kehidupan yang penuh

masalah, kekecewaan, kehilangan dan frustasi yang dengan mudah

menimbulkan ketidakbahagiaan dan keputusasaan. Namun secara umum

perasaan demikian itu cukup normal dan merupakan reaksi sehat yang

berlangsung cukup singkat dan mudah dihalau (Gred Wilkinson, 1995).

Depresi dan Lanjut Usia sebagai tahap akhir siklus perkembangan

manusia. Masa dimana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan

tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu

tercinta dengan penuh kasih sayang. Pada kenyataanya tidak semua lanjut

usia mendapatkannya. Berbagai persoalan hidup yang menimpa lanjut usia

sepanjang hayatnya seperti : kemiskinan, kegagalan yang beruntun, stress

yang berkepanjangan, ataupun konflik dengan keluarga atau anak, atau

kondisi lain seperti tidak memiliki keturunan yang bisa merawatnya dan lain

1

Page 2: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

sebagainya. Kondisi-kondisi hidup seperti ini dapat memicu terjadinya

depresi. Tidak adanya media bagi lanjut usia untuk mencurahkan segala

perasaan dan kegundahannya merupakan kondisi yang akan

mempertahankan depresinya, karena dia akan terus menekan segala bentuk

perasaan negatifnya ke alam bawah sadar (Rice philip I, 1994).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat depresi adalah

gangguan mental yang umum terjadi di antara populasi. Diperkirakan 121 juta

manusia di muka bumi ini menderita depresi. Dari jumlah itu 5,8 persen laki-

laki dan 9,5 persen perempuan, dan hanya sekitar 30 persen penderita

depresi yang benar-benar mendapatkan pengobatan yang cukup, sekalipun

telah tersedia teknologi pengobatan depresi yang efektif. Ironisnya, mereka

yang menderita depresi berada dalam usia produktif, yakni cenderung terjadi

pada usia kurang dari 45 tahun. Tidaklah mengherankan, bila diperkirakan 60

persen dari seluruh kejadian bunuh diri terkait dengan depresi (Ahmad

Djojosugito, 2002).

Depresi dialami oleh 80 persen mereka yang berupaya atau

melakukan bunuh diri pada penduduk yang didiagnosis mengalami

gangguan jiwa. Bunuh diri adalah suatu pilihan untuk mengakhiri

ketidakberdayaan, keputusasaan dan kemarahan diri akibat gangguan mood.

Angka bunuh diri meningkat tiga kali lipat pada populasi remaja (usia 15

sampai 24) karena terdapat peningkatan insiden depresi pada populasi ini.

Pria yang berusia lebih dari 64 tahun memiliki angka bunuh diri 38/100.000

2

Page 3: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

dibandingkan dengan angka 17/100.000 untuk semua pria di Amerika Serikat

(Roy, 2000).

Menurut sebuah penelitian di Amerika, hampir 10 juta orang Amerika

menderita Depresi dari semua kelompok usia, kelas sosial ekonomi, ras dan

budaya. Angka depresi meningkat secara drastis diantara lansia yang berada

di institusi, dengan sekitar 50 persen sampai 75 persen penghuni perawatan

jangka panjang memiliki gejala depresi ringan sampai sedang. Dari jumlah

itu, angka yang signifikan dari orang dewasa yang tidak terganggu secara

kognitif (10 sampai 20 persen) mengalami gejala-gejala yang cukup parah

untuk memenuhi kriteria diagnostik depresi klinis. Oleh karena itu, depresi

merupakan masalah kesehatan masyarakat yang disignifikan merupakan

gangguan psikiatri yang paling banyak terjadi pada lansia, tetapi untungnya

dapat diobati dan kembali sehat (Hermana, 2006).

Selain itu prevalensi depresi pada lansia di dunia berkisar 8-15

persen dan hasil meta analisis dari laporan-laporan negara di dunia

mendapatkan prevalensi rata-rata depresi pada lansia adalah 13,5 persen

dengan perbandingan wanita-pria 14,1 : 8,6. Adapun prevalensi depresi pada

lansia yang menjalani perawatan di RS dan panti perawatan sebesar 30-45

persen. Perempuan lebih banyak menderita depresi (Chaplin dan Prabova

Royanti, 1998).

3

Page 4: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

Depresi pada lansia seringkali lambat terdeteksi karena gambaran

klinisnya tidak khas. Depresi pada lansia lebih banyak tampil dalam keluhan

somatis, seperti: kelelahan kronis, gangguan tidur, penurunan berat badan

dan sebagainya. Depresi pada lansia juga tampil dalam bentuk pikiran

agitatif, ansietas, atau penurunan fungsi kognitif. Sejumlah faktor pencetus

depresi pada lansia, antara lain faktor biologik, psikologik, stress kronis,

penggunaan obat. Faktor biologik misalnya faktor genetik, perubahan

struktural otak, faktor resiko vaskuler, kelemahan fisik, sedangkan faktor

psikologik pencetus depresi pada lansia, yaitu tipe kepribadian, relasi,

interpersonal (Frank J. Bruno, 1997).

Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan di Desa Satahi

Nauli Terdapat 80 KK yang mempunyai lansia yang tinggal bersama mereka.

Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “Gambaran Pengetahuan Keluarga tentang Depresi pada Lansia di

Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Tahun 2009”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah : ”Bagaimanakah Pengetahuan Keluarga tentang

Depresi pada Lansia di Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Tahun 2009?”.

4

Page 5: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

C. Tujuan Penelitian

C.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Keluarga tentang Depresi

pada Lansia di Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Tahun 2009.

C.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan keluarga tentang depresi

pada lansia di Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Tahun 2009

berdasarkan umur.

2. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan keluarga tentang depresi

pada lansia di Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Tahun 2009

berdasarkan pendidikan.

3. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan keluarga tentang depresi

pada lansia di Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Tahun 2009

berdasarkan pekerjaan.

4. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan keluarga tentang depresi

pada lansia di Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang tahun 2009

berdasarkan informasi.

5

Page 6: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

D. Manfaat Penelitian

D.1. Bagi Peneliti

Sebagai penambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dalam

mengaplikasikan mata kuliah riset keperawatan.

D.2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai penambah informasi untuk mahasiswa jurusan

Keperawatan/Kebidanan dalam melakukan penelitian terutama yang

berkaitan dengan Depresi pada Lansia.

D.3. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan masukan bagi keluarga untuk menambah pengetahuan

keluarga tentang depresi pada lansia dan sebagai informasi bagi

keluarganya tentang gambaran pengetahuan terhadap depresi pada

lansia.

6

Page 7: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

A.1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

umumnya datang dari penginderaan yang terjadi melalui panca ionera

manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori

memungkinkan seseorang untuk dapat merasakan masalah yang

dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung

maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2003).

A.2. Cara Mendapat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), ada cara seseorang mendapat

pengetahuan, yaitu :

A.2.1. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain

meliputi :

7

Page 8: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

1. Cara coba salah (Trial and error),

Cara coba ini dilakukan dengan kemungkinan tersebut tidak

berhasil di coba kemungkinan yang lain.

2. Cara kekuasaan atau otoritas,

Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau

kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintahan,otoritas pemimpin,

agama maupun ilmu pengetahuan.

3. Berdasarkan pengalaman pribadi

Dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam mematahkan permasalahan yang dipahami pada

masa yang lalu.

4. Melalui jalan pikiran

Yaitu manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam

menggunakan pengetahuan.

A.2.2. Cara Modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis dan ilmiah.

A.3. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pengetahuan manusia mencakup

enam tingkatan yaitu:

1. Tahu (Know)

8

Page 9: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, dalam mengetahui tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) terhadap yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (Comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar.

Tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari

pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya).

4. Analisa (Analysis)

Anailisi adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen. Tetapi masih di dalam suatu

struktur organisasi dan masih ada kaitan satu sama lain. Analisis dapat

dilihat dari penggunaan alat kerja dan dapat menggambarkan,

membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang

baik, dan sintesis itu juga untuk menyusun formulasi yang baru dari

formulasi yang ada.

9

Page 10: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

6. Evaluasi ( Evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang

ada.

A.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Umur

Umur adalah lamanya hidup sesorang dihitung sejak dia lahir hingga

penelitian ini dilakukan. Umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola

kehidupan baru dan harapan baru. Pada masa ini merupakan usia produktif,

masa bermasalah, masa ketegangan emosi, masa keterasingan sosial, masa

komitmen, masa ketergantungan, masa perubahan nilai, masa penyesuaian

dengan cara hidup baru, masa kreatif. Dimana semakin tinggi umur

seseorang maka semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Umur yang

lebih cepat menerima pengetahuan adalah 18-40 tahun (Notoatmodjo, 2003).

2. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu pertumbuhan dan perkembangan seluruh

kemampuan dan perilaku melalui pengajaran, sehingga dalam pendidikan itu

perlu dipertimbangkan umur dan hubungannya dengan proses belajar.

Tingkat pengetahuan itu perlu dipertimbangkan umur dan hubungannya

10

Page 11: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi persepsi sesorang untuk lebih mudah menerima ide-ide

dan teknologi baru (Arikunto, 2002). Pendidikan dianggap memiliki peranan

yang penting dalam menentukan kualitas manusia, semakin tinggi pendidikan

manusia, maka akan semakin berkualitas perubahan yang cepat dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat dibutuhkan orang

yang berpengetahuan baik. Untuk mendapatkan pengetahuan yang baik kita

dapatkan dalam pendidikan, jadi pendidikan yang tinggi akan didapatkan

pengetahuan yang baik (Hurlock, 1999).

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah merupakan suatu kegiatan atau aktifitas seseorang

untuk memperoleh penghasilan guna kebutuhan hidupnya sehari-hari. Lama

kerja merupakan pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan

dalam pekerjaan (Horlock, 1998). Pertumbuhan dalam pekerjaan dapat

dialami oleh setiap orang hanya apabila dijalani proses belajar dan

berpengalaman, diharapkan orang yang bersangkutan memiliki kecakapan

(pengetahuan) kerja yang bertambah baik serta memiliki keterampilan kerja

akan menambah kualitas dan kuantitas (Notoatmodjo, 1999).

4. Sumber Informasi

Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak memperoleh

11

Page 12: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas

(Notoatmodjo, 2003).

B. Depresi

B.1. Defenisi Depresi

Depresi secara umum adalah keadaan emosional yang dicirikan

dengan kesedihan, berkecil hati, perasaan bersalah, penurunan harga diri,

ketidakberdayaan, keputusasaan (Ann Isacs, 2004).

Depresi adalah suatu gangguan keadaan tonus perasaan yang secara

umum ditandai oleh rasa sedih, apatis, pesimis, dan kesepian yang

mengganggu aktifitas sosial dalam sehari-hari (Ingram I. M, dkk, 1993).

Depresi pada lansia adalah perubahan status sosial, bertambahnya

penyakit dan berkurangnya kemandirian sosial serta perubahan-perubahan

akibat proses menua (Philip I, Rice, 1992).

B.2. Jenis-jenis Depresi

1. Depresi Reaktif

Pada depresi reaktif, gejalanya diperkirakan akibat stress luar seperti

kehilangan seseroang atau kehilangan pekerjaan.

2. Depresi Endogenus

Seorang psikiater mendiagnosa bahwa seorang pasien menderita depresi

endogenus jika mereka menunjukkan tanda-tanda sedih, menarik diri.

12

Page 13: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

3. Depresi Neurotik

Depresi neurotik biasanya terjadi setelah mengalami peristiwa yang

menyedihkan tetapi yang jauh lebih berat dari pada biasanya. Orang yang

menderita depresi neurotik bisa merasa gelisah, cemas, serta kehilangan

orang yang dicintai.

4. Depresi Psikotik (Manik)

Depresi manik biasanya merupakan penyakit yang kambuh kembali

disertai dengan gangguan hati yang berat. Orang yang mengalami

gangguan ini menunjukkan gabungan depresi dan rasa cemas tetapi

kadang-kadang hal ini dapat diganti dengan perasaan gembira, gairah.

B.3. Penyebab Depresi

1. Faktor organobiologis, karena ketidakseimbangan di otak terutama

serotonim.

2. Faktor psikoedukasi, karena tertekan beban psikis dampak

pelajaran perilaku terhadap suatu situasi sosial.

3. Faktor sosial lingkungan, karena kehilangan pasangan hidup, pasca

bencana, kehilangan pekerjaan, dampak kehidupan situasi sehari-

hari.

B.4. Tanda dan Gejala Depresi

1. Tanda-tanda depresi

a. Mudah lelah

b. Kesulitan untuk konsentrasi

13

Page 14: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

c. Susah tidur

d. Merasa bersalah, tidak berharga

e. Kehilangan nafsu makan

f. Menurunnya berat badan.

2. Gejala depresi

a. Gejala fisik : susah tidur, pemikiran tidak terfokus, mudah

merasa letih.

b. Gejala Psikis : Hilangnya rasa percaya diri, mudah tersinggung,

merasa tidak berguna, perasaan bersalah, perasaan terbebani.

c. Gejala Somatik : Sakit kepala, sulit tidur dan keluhan berbagai

sistem misalnya sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan,

sistem pencernaan dan sebagainya.

d. Gejala sosial : Problem sosial yang terjadi biasanya masalah

interaksi dan rekan kerja.

B.5. Akibat Depresi

1. Tidak mau berinteraksi dengan lingkungan.

2. Merasa rendah diri

3. Mudah putus asa

4. Perilaku kekerasan (bunuh diri).

B.6. Penanggulangan Depresi

1. Lebih banyak melakukan kegiatan yang berguna

2. Melakukan kegiatan yang menyenangkan

14

Page 15: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

3. Lebih banyak bertindak atas penalaran otak

4. Meningkatkan pengulasan keterampilan sosial.

5. Meningkatkan keterampilan spiritual.

B.7. Pengobatan Depresi

1. Olahraga : melakukan senam yang teratur

2. Penanganan stress : pergi ke tempat hiburan

3. Konseling : konsul dengan tenaga kesehatan

4. Relaksasi

5. Tidur secara teratur : mengatur jadwal teratur

6. Meditasi

C. Lanjut Usia

C.1. Defenisi Lanjut Usia

Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia enam

puluh tahun ke atas (UU No. 13 Tahun 1998)

Lanjut usia (lansia) adalah suatu proses menghilangnya secara

perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan

mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang

diderita (Darmajo, 1994).

C.2. Pengelompokkan Lanjut Usia

15

Page 16: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

Menurut WHO, lanjut usia dikelompokkan menjadi :

1. Usia pertengahan (Middle age) : kelompok usia 45-59 tahun

2. Lanjut Usia (Ederly) : antara 60 dan 74 tahun

3. Lanjut usia tua (Old) antara 75 dan 90 tahun

4. Usia sangat tua (Very old) : diatas 90 tahun

D. Keluarga

D.1. Defenisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari Kepala

Keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah suatu tetap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes Republik

Indonesia, 1998).

Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih

dimana mereka terikat hubungan darah, pernikahan atau adopsi serta hidup

bersama (Reeder, 1997).

D.2. Bentuk Keluarga

1. Keluarga inti (Nuclear Family)

2. Keluarga Biliar (Extended Family)

3. Keluarga berantai (Serial Family)

4. Keluarga duda/janda (Single Family)

5. Keluarga berkomposisi (Composit)

16

Page 17: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

6. Keluarga Kabitas (Canabation)

D.3. Tugas Keluarga

Tugas Keluarga

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan

yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usia

nya terlalu muda.

d. Mempertahankan suasana rumah yang menggantungkan kesehatan

dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga di lembaga

kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-

fasilitas kesehatan yang ada.

17

Page 18: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian teori dalam rumusan masalah di atas, maka

penulis mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut :

BAGAN III A

Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

B. Defenisi Operasional

B.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh keluarga

tentang dampak depresi pada lansia.

a. Baik : bila skor yang diperoleh 76-100%, bila jumlah soal

18

1. Umur2. Pendidikan3. Pekerjaan 4. Sumber Informasi

Pengetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

Page 19: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

dijawab benar 16-20 soal.

b. Cukup : Bila skor yang diperoleh 55-75%, bila jumlah soal dijawab

dengan benar 11-15 soal.

c. Kurang : Bila skor yang diperoleh <55%, bila jumlah soal dijawab

<11 soal.

Skala ukur : Ordinal

Alat ukur : Kuesioner

B.2. Umur

Umur adalah usia responden pada saat dilakukan penelitian yang

dinyatakan dalam tahun seperti jawaban responden pada kuesioner :

a. 30-35 tahun

b. 36-40 tahun

c. 41-45 tahun

d. 46-50 tahun

e. 51-55 tahun

Skala ukur : Interval

Alat ukur : Kuesioner

B.3. Pendidikan

Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah diselesaikan

responden pada saat penelitian yang dilakukan seperti jawaban responden

pada kuesioner dengan kategori :

a. Pendidikan Dasar : Apabila responden menyelesaikan

19

Page 20: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

pendidikannya sampai tingkat SD, SMP atau

sederajat.

b. Pendidikan

Menengah

: Apabila menyelesaikan pendidikannya sampai

tingkat SMA, SMK atau sederajat.

c. Pendidikan Tinggi : Apabila responden menyelesaikan pendidikan-

nya sampai tingkat perguruan tinggi.

Skala ukur : Ordinal

B.4. Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas responden untuk

memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hdiupnya sehari-hari

seperti jawaban responden pada kuesiuoner dengan kategori :

a. Pegawai Negeri

b. Wiraswasta

c. IRT (Ibu Rumah Tangga)

d. Petani

Skala ukur : Nominal

B.5. Sumber Informasi

Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara

dalam menyampaikan informasi baik melalui media maupun dari orang

keorang lain dengan kriteria:

a. Media cetak : Buku, Majalah, Koran

b. Media Elektronik : Internet, Televisi, Radio

20

Page 21: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

c. Tenaga Kesehatan : dokter, Bidan

Skala Ukur : Nominal

C. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif yang

bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan keluarga

tentang Depresi pada Lansia di Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Tahun

2009.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

D.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang

dengan alasan karena di desa itu terdapat penderita lansia yang Depresi.

D.2. Waktu Penelitian

Penelitian inidilakukan mulai 30 April – 02 Agustus 2009

E. Populasi dan Sampel

E.1. Populasi

populasi pada penelitian ini adalah keluarga yang mempunyai lansia

yang bertempat tinggal di Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang sebanyak 80

(delapan puluh) Kepala Keluarga.

21

Page 22: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

E.2. Sampel

Dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah total populasi yang

artinya seluruh keluarga yang mempunyai lansia yang bertempat tinggal di

Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang sebanyak 80 orang.

F. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari responden

dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur.

Terlebih dahulu diberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan

penelitian dan penjelasan tentang kuesioner, cara pengisiannya ditanyakan

kepada responden bila ada hal-hal yang tidak dimengerti.

G. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul diolah melalui langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Editing

Proses Editing dilakukan dengan mengecek kelengkapan data yang

telah terkumpul.

2. Coding

22

Page 23: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode sesuai dengan

urutan pengisian kuesioner.

3. Tabulating

Untuk mempermudah pengolahan data, data dimasukkan dalam

bentuk tabel dan distribusi frekuensi.

H. Analisa Data

Data yang dikumpulkan di analisa secara deskriptif dengan melihat

persentase data yang terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi. Analisa data yang dilakukan dengan membahas hasil penelitian

sesuai dengan teori kepustakaan yang ada.

23

Page 24: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai

”Gambaran pengetahuan keluarga tentang depresi pada lansia di desa satahi

nauli kec.kolang Tahun 2009” dengan sampel 80 orang dan telah di dapatkan

hasil responden menurut umur, pendidikan, pekerjaan, sumber informasi

yang di uraikan dalam tabel berikut :

Tabel A.1. Distribusi Pengetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia Di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009

No. Pengetahuan Jumlah Persentase1 Baik 8 102 Cukup 42 52,53 Kurang 30 37,5

Total 80 100

Dari tabel diatas dapat dilihat mayoritas keluarga berpengetahuan

cukup yaitu sebanyak 42 orang (52,5%), dan minoritas berpengetahuan baik

yaitu sebanyak 8 orang (10%).

24

Page 25: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

Tabel A.2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Tentang Depresi Pada Lansia di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009

No. Umur Jumlah Persentase 1 30-35 tahun 25 31,352 36-40 tahun 15 18,73 41-45 tahun 20 254 46-50 tahun 10 12,55 51-55 tahun 10 12,5

Total 80 100

Dari tabel A.2 diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden pada

umur 30-35 tahun sebanyak 25 orang (31,3%) dan minoritas responden pada

umur 46-50 tahun dan umur 51-55 tahun sebanyak 10 orang (12,5%).

Tabel A.3. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Depresi Pada Lansia Berdasarkan Pendidikan di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009

No. PendidikanTingkat Pengetahuan JumlahBaik Cukup Kurang

f % f % F % f %1 30-35 tahun 3 12 12 48 10 40 25 1002 36-40 tahun 2 13,3 10 66,7 3 20 15 1003 41-45 tahun - - 13 65 7 35 20 1004 46-50 tahun 2 20 5 50 3 30 10 1005 51-55 tahun 1 10 2 50 7 70 10 100

responden berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 7 orang (70%)

pada umur 51-55 tahun, umur 36-40 tahun sebanyak 10 orang (66,7%)

berpengetahuan cukup, umur 40-45 tahun sebanyak 13 orang (65%)

25

Page 26: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

berpengetahuan cukup, umur 46-50 tahun sebanyak 5 orang (50%)

berpengetahuan cukup dan umur 30-35 tahun sebanyak 12 orang (48%)

berpengetahuan cukup.

Tabel A.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Tentang Depresi Pada Lansia di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009

No. Pendidikan Jumlah Persentase 1 SD,SMP 35 43,82 SMA 38 47,53 PT 7 8,7

Total 80 100

Dari tabel A.4 diatas menunjukan bahwa mayoritas responden pada

pendidikan SMA sebanyak 38 orang (47,5%) dan minoritas pada pendidikan

PT sebanyak 7 orang (8,7%).

Tabel A.5. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Depresi Pada Lansia Berdasarkan Pendidikan di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009

No. PendidikanTingkat Pengetahuan JumlahBaik Cukup Kurang

f % f % f % f %1 SD,SMP 1 2,9 14 40 20 57,1 35 1002 SMA 4 10,5 24 63,2 10 26,3 38 1003 PT 3 42,9 4 57,1 - - 7 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas pendidikan

responden adalah SMA sebanyak 24 orang (63,2%) berpengetahuan cukup,

26

Page 27: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

pendidikan SD,SMP sebanyak 20 orang (57,1%) berpengetahuan kurang,

dan pendidikan PT sebanyak 4 orang (57,1%) berpengetahuan cukup.

Tabel A.6. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Tentang Depresi Pada Lansia di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009

No. Pekerjaan Jumlah Persentase 1 PNS 15 18,752 Wiraswasta 15 18,753 Petani 40 504 IRT 10 12,5

Total 80 100%

Dari tabel A.6 diatas diketahui bahwa mayoritas responden pada

pekerjaan petani sebanyak 40 orang (50%) dan minoritas pada pekerjaan

IRT sebanyak 10 orang (12,5%).

Tabel A.7. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Depresi Pada Lansia Berdasarkan Pekerjaan di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009

No. Pekerjaan Tingkat Pengetahuan

JumlahBaik Cukup Kurangf % f % f % f %

1 PNS 5 33,3 10 66,7 - - 15 1002 Wiraswasta 2 13,3 12 80 1 6,7 15 1003 Petani 1 2,5 12 30 27 67,5 40 1004 IRT - 8 80 2 20 10 100

Dari tabel A.7. di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden

berpengetahuan cukup pada pekerjaan wiraswasta sebanyak 12 orang

(80%), IRT sebanyak 8 orang (80%) berpengetahuan cukup, petani sebanyak

27

Page 28: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

27 orang (67,5%) berpengetahuan kurang, dan PNS sebanyak 10 orang

(66,7%) berpengetahuan cukup.

Tabel A.8. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Depresi pada Lansia di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009

No. Sumber Informasi Jumlah Persentase 1 Media cetak 35 43,752 Media elektronik 30 37,53 Pelayanan kesehatan 15 18,75

Total 80 100

Dari tabel A.8 diatas menunjukan bahwa mayoritas responden

memperoleh informasi dari media cetak sebanyak 35 orang (43,75%) dan

minoritas responden memperoleh informasi dari pelayanan kesehatan

sebanyak 15 orang (18,75%).

Tabel A.9. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Depresi Pada Lansia Berdasarkan Sumber Informasi di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009

No. Sumber InformasiTingkat Pengetahuan

JumlahBaik Cukup Kurangf % f % f % f %

1 Media Cetak 3 8,6 20 57,1 12 34,3 35 1002 Media Elektronik 3 10 15 50 12 40 30 1003 P. Kesehatan 2 13,3 7 46,7 6 40 15 100

Dari tabel A.9. di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden

memperoleh informasi dari media cetak berpengetahuan cukup sebanyak 20

orang (57,1%), media elektronik sebanyak 15 orang (50%) berpengetahuan

28

Page 29: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

cukup, dan pelayanan kesehatan sebanyak 7 orang (46,7%) berpengetahuan

cukup.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang berjudul “Gambaran pengetahuan keluarga

tentang depresi pada lansia di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009”

adalah sebagai berikut :

B.1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Tingkat pengetahuan responden tentang depresi pada lansia

mayoritas berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 42 orang (52,5%), dan

minoritas berpengetahuan baik yaitu sebanyak 8 orang (10%).

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu

yang terjadi melalui panca indera manusia yaitu : penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui pendidikan, pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, bahwa responden

memperoleh pengetahuan cukup kemungkinan keadaan ini disebabkan oleh

kurangnya informasi yang didapat oleh keluarga tentang Depresi pada lansia

oleh karena tidak ada penyuluhan depresi oleh tenaga kesehatan sehingga

29

Page 30: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

para keluarga tidak sama sekali / belum pernah mendengar tentang depresi

lansia serat kurangnya minat responden untuk memperoleh informasi akibat

dari kesibukan mereka.

B.2. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas responden

berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 7 orang (70%) pada umur 51-55

tahun, umur 36-40 tahun sebanyak 10 orang (66,7%) berpengetahuan cukup,

umur 41-45 tahun sebanyak 13 orang (65%) berpengetahuan cukup dan

umur 30-35 tahun sebanyak 12 orang (48%) berpengetahuan cukup.

Menurut Hurlock (1999) bahwa umur merupakan lamanya hidup dalam

tahun yang dihitung hingga saat ini, umur merupakan periode penyesuaian

terhadap pola kehidupan dan harapan-harapan baru, dimana semakin tinggi

umur maka semakin banyak pengetahuan yang diperoleh.

Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden yang berumur

51-55 tahun berpengetahuan kurang, hal ini mungkin disebabkan karena

kurangnya pemahaman responden tentang sesuatu informasi/pengetahuan

terutama tentang Depresi pada lansia dan pada umur tersebut sudah

menganggap tidak perlu lagi megikuti perkembangan pengetahuan, minat di

umur ini sudah berkurang karena responden lebih mementingkan kehidupan

menjelang usia tua dibandingkan menghabiskan dana untuk mencari sumber-

sumber informasi terutama tentang pengetahuan Depresi pada lansia,

contoh: membeli majalah kesehatan. Dalam penelitian ini didapatkan juga

30

Page 31: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

seluruh variabel umur dari 30-35 tahun ditemukan berpengetahuan kurang,

hal ini mungkin disebabkan karena responden kurang berminat tentang

pengetahuan depresi pada lansia, responden mungkin beranggapan bahwa

Depresi pada lansia tidak terlalu berpengaruh pada kondisi lansia tersebut.

Responden biasanya berfikir kalau sudah lansia terpenuhi kebutuhannya

seperti makan dan minum maka lansia tersebut pasti sudah sehat. Oleh

karena itulah seluruh responden tidak terlalu peduli tentang pengetahuan

Depresi pada lansia.

Menurut asumsi penulis umur tidak selamanya mempengaruhi

pengetahuan akan tetapi tergantung pada minat atau kepedulian responden

terhadap kesehatan lansia.

B.3. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas responden

adalah SMA sebanyak 24 orang (63,2%) berpengetahuan cukup, SD dan

SMP sebanyak 20 orang (57,1%) berpengetahuan kurang dan PT sebanyak

4 orang (57,1%) berpengetahuan cukup.

Menurut Hurlock (1999) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki semakin meningkat. Melalui

pendidikan responden dianggap akan mempengaruhi pengetahuan dan

ketrampilan yang dimiliki akan mengarah semakin baik.

Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden yang

berpendidikan dasar mempunyai pengetahuan kurang. Hal ini mungkin

31

Page 32: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

disebabkan oleh tingkat pendidikan yang didapat responden masih rendah.

Pendidikan yang rendah akan mempengaruhi minat dan cara pemecahan

masalah kesehatan apa yang baik terbaik pada lansia. Responden yang

berpendidikan rendah biasanya tidak terlalu peduli dengan keadaan

sekelilingnya, berbeda dengan responden yang berpendidikan tinggi dimana

mempunyai pengetahuan baik. Hal ini mungkin disebabkan karena tingkat

pendidikan yang tinggi biasanya langsung tanggap tentang keadaan

sekitarnya seperti kejadian-kejadian aneh pada lansia. Orang yang

berpendidikan tinggi biasanya mempunyai minat dan peduli tentang

kesehatan dan tanggap dalam memecahkan masalah yang ada pada lansia.

Responden berpendidikan tinggi lebih ingin untuk menggali ilmu pengetahuan

dari sumber-sumber lain.

Menurut asumsi penulis pendidikan sangat mempengaruhi

pengetahuan seseorang dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka

akan semakin baik pengetahuan yang dimiliki.

B.4. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pekerjaan

Dari hasil penelitian bahwa mayoritas responden berpengetahuan

cukup pada pekerjaan wiraswasta sebanyak 12 orang (80%), petani

sebanyak 27 orang (67,5%) berpengetahuan kurang dan PNS sebanyak 10

orang (66,7%) berpengetahuan cukup.

Menurut Horlock (1998) pekerjaan adalah merupakan suatu kegiatan

atau aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan guna kebutuhan

32

Page 33: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

hidupnya sehari-hari. Lama bekerja merupakan pengalaman individu yang

akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden yang

mempunyai pekerjaan wiraswasta dan IRT mempunyai pengetahuan cukup.

Hal ini mungkin disebabkan karena jenis pekerjaan yang terlalu sibuk

sehingga tidak mempunyai waktu luang untuk mendapatkan lebih lagi

sumber informasi yang baik seperti : membaca, menonton, sehingga

pengetahuannya cukup. Responden yang bekerja sebagai petani mayoritas

berpendidikan kurang. Hal ini disebabkan karena petani lebih banyak

meluangkan waktunya diladang untuk mengurusi pekerjaannya, sehingga

sama sekali tidak mempunyai waktu untuk mencari infomasi terutama tentang

depresi pada lansia dan tidak ada waktu untuk mengurus lansia di rumah.

Menurut asumsi penulis pekerjaan sangat mempengaruhi

pengetahuan. Semakin baik pekerjaan seseorang maka semakin baik pula

wawasan dan pengetahuan seseorang.

B.5. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa mayoritas responden

memperoleh sumber informasi dari media cetak sebanyak 20 orang (57,1%)

berpengetahuan cukup, media elektronik sebanyak 15 orang (50%)

berpengetahuan cukup dan pelayanan kesehatan sebanyak 7 orang (46,7%)

berpengetahuan cukup.

33

Page 34: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

Menurut Notoatmodjo (2003), informasi yang diperoleh dari berbagai

sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang

banyak memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan

yang lebih luas.

Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden mempunyai

pengetahuan cukup memperoleh infomasi dari media cetak. Hal ini

disebabkan karena banyaknya media cetak yang menuliskan tentang depresi

pada lansia dan lebih mudahnya mendapatkan majalah-majalah kesehatan,

koran, dan buku-buku yang menampilkan tentang kesehatan yang

berhubungan dengan depresi pada lansia. Dari hasil penelitian juga

didapatkan seluruh responden mempunyai pengetahuan kurang dari segala

sumber informasi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada jenis informasi yang

baik tetapi tergantung pada responden yang mencari informasi, semakin

sering mencari informasi maka semakin luas pengetahuan responden.

34

Page 35: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang berjudul “Gambaran pengetahuan keluarga

tentang depresi pada lansia di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009”

yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 42 orang(52,5%).

2. Mayoritas responden berpengetahuan kurang pada umur 51-55 tahun

sebanyak 7 orang (70%).

3. Mayoritas responden berpengetahuan cukup pada pendidikan SMA

sebanyak 24 orang (63,2%).

4. Mayoritas responden berpengetahuan cukup pada pekerjaan wiraswasta

sebanyak 12 orang (80%).

5. Mayoritas responden berpengetahuan cukup pada media cetak sebanyak

20 orang (57,1%).

B. Saran

1. Bagi Keluarga

Diharapkan kepada keluarga yang mempunyai lansia agar lebih

merawat lansia, lebih sering mendekatkan diri kepada Tuhan agar

lansia tidak depresi, mencario kesibukan pada lansia yang sesuai

35

Page 36: Gambaran Pe ngetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia

dengan kemampuan dan diharapkan kepada keluarga untuk mencari

informasi tentang cara mengatasi sebelum terjadi depresi pada lansia.

2. Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan kepada petugas kesehatan yang bertugas di Puskesmas

Desa Satahi Nauli Kolang agar dapat menambah wawasan dan

pengetahuannya serta dapat mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan secara rutin dan

memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang depresi pada

lansia.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan

penelitian yang lebih mendalam tentang depresi pada lansia.

36