BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Depresi merupakan suatu gangguan keadaan tonus perasaan yang
secara umum ditandai oleh rasa kesedihan, apatis, pesimisme, dan kesepian
yang mengganggu aktivitas sosial dalam sehari-hari. Depresi biasanya terjadi
pada saat stress yang dialami oleh seseorang tidak kunjung reda, sebagian
besar diantara kita pernah merasa sedih atau jengkel, kehidupan yang penuh
masalah, kekecewaan, kehilangan dan frustasi yang dengan mudah
menimbulkan ketidakbahagiaan dan keputusasaan. Namun secara umum
perasaan demikian itu cukup normal dan merupakan reaksi sehat yang
berlangsung cukup singkat dan mudah dihalau (Gred Wilkinson, 1995).
Depresi dan Lanjut Usia sebagai tahap akhir siklus perkembangan
manusia. Masa dimana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan
tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu
tercinta dengan penuh kasih sayang. Pada kenyataanya tidak semua lanjut
usia mendapatkannya. Berbagai persoalan hidup yang menimpa lanjut usia
sepanjang hayatnya seperti : kemiskinan, kegagalan yang beruntun, stress
yang berkepanjangan, ataupun konflik dengan keluarga atau anak, atau
kondisi lain seperti tidak memiliki keturunan yang bisa merawatnya dan lain
1
sebagainya. Kondisi-kondisi hidup seperti ini dapat memicu terjadinya
depresi. Tidak adanya media bagi lanjut usia untuk mencurahkan segala
perasaan dan kegundahannya merupakan kondisi yang akan
mempertahankan depresinya, karena dia akan terus menekan segala bentuk
perasaan negatifnya ke alam bawah sadar (Rice philip I, 1994).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat depresi adalah
gangguan mental yang umum terjadi di antara populasi. Diperkirakan 121 juta
manusia di muka bumi ini menderita depresi. Dari jumlah itu 5,8 persen laki-
laki dan 9,5 persen perempuan, dan hanya sekitar 30 persen penderita
depresi yang benar-benar mendapatkan pengobatan yang cukup, sekalipun
telah tersedia teknologi pengobatan depresi yang efektif. Ironisnya, mereka
yang menderita depresi berada dalam usia produktif, yakni cenderung terjadi
pada usia kurang dari 45 tahun. Tidaklah mengherankan, bila diperkirakan 60
persen dari seluruh kejadian bunuh diri terkait dengan depresi (Ahmad
Djojosugito, 2002).
Depresi dialami oleh 80 persen mereka yang berupaya atau
melakukan bunuh diri pada penduduk yang didiagnosis mengalami
gangguan jiwa. Bunuh diri adalah suatu pilihan untuk mengakhiri
ketidakberdayaan, keputusasaan dan kemarahan diri akibat gangguan mood.
Angka bunuh diri meningkat tiga kali lipat pada populasi remaja (usia 15
sampai 24) karena terdapat peningkatan insiden depresi pada populasi ini.
Pria yang berusia lebih dari 64 tahun memiliki angka bunuh diri 38/100.000
2
dibandingkan dengan angka 17/100.000 untuk semua pria di Amerika Serikat
(Roy, 2000).
Menurut sebuah penelitian di Amerika, hampir 10 juta orang Amerika
menderita Depresi dari semua kelompok usia, kelas sosial ekonomi, ras dan
budaya. Angka depresi meningkat secara drastis diantara lansia yang berada
di institusi, dengan sekitar 50 persen sampai 75 persen penghuni perawatan
jangka panjang memiliki gejala depresi ringan sampai sedang. Dari jumlah
itu, angka yang signifikan dari orang dewasa yang tidak terganggu secara
kognitif (10 sampai 20 persen) mengalami gejala-gejala yang cukup parah
untuk memenuhi kriteria diagnostik depresi klinis. Oleh karena itu, depresi
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang disignifikan merupakan
gangguan psikiatri yang paling banyak terjadi pada lansia, tetapi untungnya
dapat diobati dan kembali sehat (Hermana, 2006).
Selain itu prevalensi depresi pada lansia di dunia berkisar 8-15
persen dan hasil meta analisis dari laporan-laporan negara di dunia
mendapatkan prevalensi rata-rata depresi pada lansia adalah 13,5 persen
dengan perbandingan wanita-pria 14,1 : 8,6. Adapun prevalensi depresi pada
lansia yang menjalani perawatan di RS dan panti perawatan sebesar 30-45
persen. Perempuan lebih banyak menderita depresi (Chaplin dan Prabova
Royanti, 1998).
3
Depresi pada lansia seringkali lambat terdeteksi karena gambaran
klinisnya tidak khas. Depresi pada lansia lebih banyak tampil dalam keluhan
somatis, seperti: kelelahan kronis, gangguan tidur, penurunan berat badan
dan sebagainya. Depresi pada lansia juga tampil dalam bentuk pikiran
agitatif, ansietas, atau penurunan fungsi kognitif. Sejumlah faktor pencetus
depresi pada lansia, antara lain faktor biologik, psikologik, stress kronis,
penggunaan obat. Faktor biologik misalnya faktor genetik, perubahan
struktural otak, faktor resiko vaskuler, kelemahan fisik, sedangkan faktor
psikologik pencetus depresi pada lansia, yaitu tipe kepribadian, relasi,
interpersonal (Frank J. Bruno, 1997).
Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan di Desa Satahi
Nauli Terdapat 80 KK yang mempunyai lansia yang tinggal bersama mereka.
Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Gambaran Pengetahuan Keluarga tentang Depresi pada Lansia di
Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Tahun 2009”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : ”Bagaimanakah Pengetahuan Keluarga tentang
Depresi pada Lansia di Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Tahun 2009?”.
4
C. Tujuan Penelitian
C.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Keluarga tentang Depresi
pada Lansia di Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Tahun 2009.
C.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan keluarga tentang depresi
pada lansia di Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Tahun 2009
berdasarkan umur.
2. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan keluarga tentang depresi
pada lansia di Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Tahun 2009
berdasarkan pendidikan.
3. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan keluarga tentang depresi
pada lansia di Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Tahun 2009
berdasarkan pekerjaan.
4. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan keluarga tentang depresi
pada lansia di Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang tahun 2009
berdasarkan informasi.
5
D. Manfaat Penelitian
D.1. Bagi Peneliti
Sebagai penambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dalam
mengaplikasikan mata kuliah riset keperawatan.
D.2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai penambah informasi untuk mahasiswa jurusan
Keperawatan/Kebidanan dalam melakukan penelitian terutama yang
berkaitan dengan Depresi pada Lansia.
D.3. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan bagi keluarga untuk menambah pengetahuan
keluarga tentang depresi pada lansia dan sebagai informasi bagi
keluarganya tentang gambaran pengetahuan terhadap depresi pada
lansia.
6
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
A.1. Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
umumnya datang dari penginderaan yang terjadi melalui panca ionera
manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori
memungkinkan seseorang untuk dapat merasakan masalah yang
dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung
maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2003).
A.2. Cara Mendapat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), ada cara seseorang mendapat
pengetahuan, yaitu :
A.2.1. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan
Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain
meliputi :
7
1. Cara coba salah (Trial and error),
Cara coba ini dilakukan dengan kemungkinan tersebut tidak
berhasil di coba kemungkinan yang lain.
2. Cara kekuasaan atau otoritas,
Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau
kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintahan,otoritas pemimpin,
agama maupun ilmu pengetahuan.
3. Berdasarkan pengalaman pribadi
Dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam mematahkan permasalahan yang dipahami pada
masa yang lalu.
4. Melalui jalan pikiran
Yaitu manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam
menggunakan pengetahuan.
A.2.2. Cara Modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis dan ilmiah.
A.3. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pengetahuan manusia mencakup
enam tingkatan yaitu:
1. Tahu (Know)
8
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, dalam mengetahui tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) terhadap yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (Comprehension)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar.
Tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
3. Aplikasi (Application)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari
pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya).
4. Analisa (Analysis)
Anailisi adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komponen. Tetapi masih di dalam suatu
struktur organisasi dan masih ada kaitan satu sama lain. Analisis dapat
dilihat dari penggunaan alat kerja dan dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang
baik, dan sintesis itu juga untuk menyusun formulasi yang baru dari
formulasi yang ada.
9
6. Evaluasi ( Evaluation )
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang
ada.
A.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
1. Umur
Umur adalah lamanya hidup sesorang dihitung sejak dia lahir hingga
penelitian ini dilakukan. Umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola
kehidupan baru dan harapan baru. Pada masa ini merupakan usia produktif,
masa bermasalah, masa ketegangan emosi, masa keterasingan sosial, masa
komitmen, masa ketergantungan, masa perubahan nilai, masa penyesuaian
dengan cara hidup baru, masa kreatif. Dimana semakin tinggi umur
seseorang maka semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Umur yang
lebih cepat menerima pengetahuan adalah 18-40 tahun (Notoatmodjo, 2003).
2. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu pertumbuhan dan perkembangan seluruh
kemampuan dan perilaku melalui pengajaran, sehingga dalam pendidikan itu
perlu dipertimbangkan umur dan hubungannya dengan proses belajar.
Tingkat pengetahuan itu perlu dipertimbangkan umur dan hubungannya
10
dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi persepsi sesorang untuk lebih mudah menerima ide-ide
dan teknologi baru (Arikunto, 2002). Pendidikan dianggap memiliki peranan
yang penting dalam menentukan kualitas manusia, semakin tinggi pendidikan
manusia, maka akan semakin berkualitas perubahan yang cepat dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat dibutuhkan orang
yang berpengetahuan baik. Untuk mendapatkan pengetahuan yang baik kita
dapatkan dalam pendidikan, jadi pendidikan yang tinggi akan didapatkan
pengetahuan yang baik (Hurlock, 1999).
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah merupakan suatu kegiatan atau aktifitas seseorang
untuk memperoleh penghasilan guna kebutuhan hidupnya sehari-hari. Lama
kerja merupakan pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan
dalam pekerjaan (Horlock, 1998). Pertumbuhan dalam pekerjaan dapat
dialami oleh setiap orang hanya apabila dijalani proses belajar dan
berpengalaman, diharapkan orang yang bersangkutan memiliki kecakapan
(pengetahuan) kerja yang bertambah baik serta memiliki keterampilan kerja
akan menambah kualitas dan kuantitas (Notoatmodjo, 1999).
4. Sumber Informasi
Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak memperoleh
11
informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas
(Notoatmodjo, 2003).
B. Depresi
B.1. Defenisi Depresi
Depresi secara umum adalah keadaan emosional yang dicirikan
dengan kesedihan, berkecil hati, perasaan bersalah, penurunan harga diri,
ketidakberdayaan, keputusasaan (Ann Isacs, 2004).
Depresi adalah suatu gangguan keadaan tonus perasaan yang secara
umum ditandai oleh rasa sedih, apatis, pesimis, dan kesepian yang
mengganggu aktifitas sosial dalam sehari-hari (Ingram I. M, dkk, 1993).
Depresi pada lansia adalah perubahan status sosial, bertambahnya
penyakit dan berkurangnya kemandirian sosial serta perubahan-perubahan
akibat proses menua (Philip I, Rice, 1992).
B.2. Jenis-jenis Depresi
1. Depresi Reaktif
Pada depresi reaktif, gejalanya diperkirakan akibat stress luar seperti
kehilangan seseroang atau kehilangan pekerjaan.
2. Depresi Endogenus
Seorang psikiater mendiagnosa bahwa seorang pasien menderita depresi
endogenus jika mereka menunjukkan tanda-tanda sedih, menarik diri.
12
3. Depresi Neurotik
Depresi neurotik biasanya terjadi setelah mengalami peristiwa yang
menyedihkan tetapi yang jauh lebih berat dari pada biasanya. Orang yang
menderita depresi neurotik bisa merasa gelisah, cemas, serta kehilangan
orang yang dicintai.
4. Depresi Psikotik (Manik)
Depresi manik biasanya merupakan penyakit yang kambuh kembali
disertai dengan gangguan hati yang berat. Orang yang mengalami
gangguan ini menunjukkan gabungan depresi dan rasa cemas tetapi
kadang-kadang hal ini dapat diganti dengan perasaan gembira, gairah.
B.3. Penyebab Depresi
1. Faktor organobiologis, karena ketidakseimbangan di otak terutama
serotonim.
2. Faktor psikoedukasi, karena tertekan beban psikis dampak
pelajaran perilaku terhadap suatu situasi sosial.
3. Faktor sosial lingkungan, karena kehilangan pasangan hidup, pasca
bencana, kehilangan pekerjaan, dampak kehidupan situasi sehari-
hari.
B.4. Tanda dan Gejala Depresi
1. Tanda-tanda depresi
a. Mudah lelah
b. Kesulitan untuk konsentrasi
13
c. Susah tidur
d. Merasa bersalah, tidak berharga
e. Kehilangan nafsu makan
f. Menurunnya berat badan.
2. Gejala depresi
a. Gejala fisik : susah tidur, pemikiran tidak terfokus, mudah
merasa letih.
b. Gejala Psikis : Hilangnya rasa percaya diri, mudah tersinggung,
merasa tidak berguna, perasaan bersalah, perasaan terbebani.
c. Gejala Somatik : Sakit kepala, sulit tidur dan keluhan berbagai
sistem misalnya sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan,
sistem pencernaan dan sebagainya.
d. Gejala sosial : Problem sosial yang terjadi biasanya masalah
interaksi dan rekan kerja.
B.5. Akibat Depresi
1. Tidak mau berinteraksi dengan lingkungan.
2. Merasa rendah diri
3. Mudah putus asa
4. Perilaku kekerasan (bunuh diri).
B.6. Penanggulangan Depresi
1. Lebih banyak melakukan kegiatan yang berguna
2. Melakukan kegiatan yang menyenangkan
14
3. Lebih banyak bertindak atas penalaran otak
4. Meningkatkan pengulasan keterampilan sosial.
5. Meningkatkan keterampilan spiritual.
B.7. Pengobatan Depresi
1. Olahraga : melakukan senam yang teratur
2. Penanganan stress : pergi ke tempat hiburan
3. Konseling : konsul dengan tenaga kesehatan
4. Relaksasi
5. Tidur secara teratur : mengatur jadwal teratur
6. Meditasi
C. Lanjut Usia
C.1. Defenisi Lanjut Usia
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia enam
puluh tahun ke atas (UU No. 13 Tahun 1998)
Lanjut usia (lansia) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Darmajo, 1994).
C.2. Pengelompokkan Lanjut Usia
15
Menurut WHO, lanjut usia dikelompokkan menjadi :
1. Usia pertengahan (Middle age) : kelompok usia 45-59 tahun
2. Lanjut Usia (Ederly) : antara 60 dan 74 tahun
3. Lanjut usia tua (Old) antara 75 dan 90 tahun
4. Usia sangat tua (Very old) : diatas 90 tahun
D. Keluarga
D.1. Defenisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari Kepala
Keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu tetap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes Republik
Indonesia, 1998).
Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih
dimana mereka terikat hubungan darah, pernikahan atau adopsi serta hidup
bersama (Reeder, 1997).
D.2. Bentuk Keluarga
1. Keluarga inti (Nuclear Family)
2. Keluarga Biliar (Extended Family)
3. Keluarga berantai (Serial Family)
4. Keluarga duda/janda (Single Family)
5. Keluarga berkomposisi (Composit)
16
6. Keluarga Kabitas (Canabation)
D.3. Tugas Keluarga
Tugas Keluarga
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usia
nya terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana rumah yang menggantungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga di lembaga
kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-
fasilitas kesehatan yang ada.
17
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan uraian teori dalam rumusan masalah di atas, maka
penulis mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut :
BAGAN III A
Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
B. Defenisi Operasional
B.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh keluarga
tentang dampak depresi pada lansia.
a. Baik : bila skor yang diperoleh 76-100%, bila jumlah soal
18
1. Umur2. Pendidikan3. Pekerjaan 4. Sumber Informasi
Pengetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia
dijawab benar 16-20 soal.
b. Cukup : Bila skor yang diperoleh 55-75%, bila jumlah soal dijawab
dengan benar 11-15 soal.
c. Kurang : Bila skor yang diperoleh <55%, bila jumlah soal dijawab
<11 soal.
Skala ukur : Ordinal
Alat ukur : Kuesioner
B.2. Umur
Umur adalah usia responden pada saat dilakukan penelitian yang
dinyatakan dalam tahun seperti jawaban responden pada kuesioner :
a. 30-35 tahun
b. 36-40 tahun
c. 41-45 tahun
d. 46-50 tahun
e. 51-55 tahun
Skala ukur : Interval
Alat ukur : Kuesioner
B.3. Pendidikan
Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah diselesaikan
responden pada saat penelitian yang dilakukan seperti jawaban responden
pada kuesioner dengan kategori :
a. Pendidikan Dasar : Apabila responden menyelesaikan
19
pendidikannya sampai tingkat SD, SMP atau
sederajat.
b. Pendidikan
Menengah
: Apabila menyelesaikan pendidikannya sampai
tingkat SMA, SMK atau sederajat.
c. Pendidikan Tinggi : Apabila responden menyelesaikan pendidikan-
nya sampai tingkat perguruan tinggi.
Skala ukur : Ordinal
B.4. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas responden untuk
memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hdiupnya sehari-hari
seperti jawaban responden pada kuesiuoner dengan kategori :
a. Pegawai Negeri
b. Wiraswasta
c. IRT (Ibu Rumah Tangga)
d. Petani
Skala ukur : Nominal
B.5. Sumber Informasi
Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara
dalam menyampaikan informasi baik melalui media maupun dari orang
keorang lain dengan kriteria:
a. Media cetak : Buku, Majalah, Koran
b. Media Elektronik : Internet, Televisi, Radio
20
c. Tenaga Kesehatan : dokter, Bidan
Skala Ukur : Nominal
C. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif yang
bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan keluarga
tentang Depresi pada Lansia di Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang Tahun
2009.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
D.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang
dengan alasan karena di desa itu terdapat penderita lansia yang Depresi.
D.2. Waktu Penelitian
Penelitian inidilakukan mulai 30 April – 02 Agustus 2009
E. Populasi dan Sampel
E.1. Populasi
populasi pada penelitian ini adalah keluarga yang mempunyai lansia
yang bertempat tinggal di Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang sebanyak 80
(delapan puluh) Kepala Keluarga.
21
E.2. Sampel
Dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah total populasi yang
artinya seluruh keluarga yang mempunyai lansia yang bertempat tinggal di
Desa Satahi Nauli Kecamatan Kolang sebanyak 80 orang.
F. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari responden
dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur.
Terlebih dahulu diberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan
penelitian dan penjelasan tentang kuesioner, cara pengisiannya ditanyakan
kepada responden bila ada hal-hal yang tidak dimengerti.
G. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul diolah melalui langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Editing
Proses Editing dilakukan dengan mengecek kelengkapan data yang
telah terkumpul.
2. Coding
22
Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode sesuai dengan
urutan pengisian kuesioner.
3. Tabulating
Untuk mempermudah pengolahan data, data dimasukkan dalam
bentuk tabel dan distribusi frekuensi.
H. Analisa Data
Data yang dikumpulkan di analisa secara deskriptif dengan melihat
persentase data yang terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi. Analisa data yang dilakukan dengan membahas hasil penelitian
sesuai dengan teori kepustakaan yang ada.
23
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai
”Gambaran pengetahuan keluarga tentang depresi pada lansia di desa satahi
nauli kec.kolang Tahun 2009” dengan sampel 80 orang dan telah di dapatkan
hasil responden menurut umur, pendidikan, pekerjaan, sumber informasi
yang di uraikan dalam tabel berikut :
Tabel A.1. Distribusi Pengetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia Di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009
No. Pengetahuan Jumlah Persentase1 Baik 8 102 Cukup 42 52,53 Kurang 30 37,5
Total 80 100
Dari tabel diatas dapat dilihat mayoritas keluarga berpengetahuan
cukup yaitu sebanyak 42 orang (52,5%), dan minoritas berpengetahuan baik
yaitu sebanyak 8 orang (10%).
24
Tabel A.2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Tentang Depresi Pada Lansia di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009
No. Umur Jumlah Persentase 1 30-35 tahun 25 31,352 36-40 tahun 15 18,73 41-45 tahun 20 254 46-50 tahun 10 12,55 51-55 tahun 10 12,5
Total 80 100
Dari tabel A.2 diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden pada
umur 30-35 tahun sebanyak 25 orang (31,3%) dan minoritas responden pada
umur 46-50 tahun dan umur 51-55 tahun sebanyak 10 orang (12,5%).
Tabel A.3. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Depresi Pada Lansia Berdasarkan Pendidikan di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009
No. PendidikanTingkat Pengetahuan JumlahBaik Cukup Kurang
f % f % F % f %1 30-35 tahun 3 12 12 48 10 40 25 1002 36-40 tahun 2 13,3 10 66,7 3 20 15 1003 41-45 tahun - - 13 65 7 35 20 1004 46-50 tahun 2 20 5 50 3 30 10 1005 51-55 tahun 1 10 2 50 7 70 10 100
responden berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 7 orang (70%)
pada umur 51-55 tahun, umur 36-40 tahun sebanyak 10 orang (66,7%)
berpengetahuan cukup, umur 40-45 tahun sebanyak 13 orang (65%)
25
berpengetahuan cukup, umur 46-50 tahun sebanyak 5 orang (50%)
berpengetahuan cukup dan umur 30-35 tahun sebanyak 12 orang (48%)
berpengetahuan cukup.
Tabel A.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Tentang Depresi Pada Lansia di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009
No. Pendidikan Jumlah Persentase 1 SD,SMP 35 43,82 SMA 38 47,53 PT 7 8,7
Total 80 100
Dari tabel A.4 diatas menunjukan bahwa mayoritas responden pada
pendidikan SMA sebanyak 38 orang (47,5%) dan minoritas pada pendidikan
PT sebanyak 7 orang (8,7%).
Tabel A.5. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Depresi Pada Lansia Berdasarkan Pendidikan di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009
No. PendidikanTingkat Pengetahuan JumlahBaik Cukup Kurang
f % f % f % f %1 SD,SMP 1 2,9 14 40 20 57,1 35 1002 SMA 4 10,5 24 63,2 10 26,3 38 1003 PT 3 42,9 4 57,1 - - 7 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas pendidikan
responden adalah SMA sebanyak 24 orang (63,2%) berpengetahuan cukup,
26
pendidikan SD,SMP sebanyak 20 orang (57,1%) berpengetahuan kurang,
dan pendidikan PT sebanyak 4 orang (57,1%) berpengetahuan cukup.
Tabel A.6. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Tentang Depresi Pada Lansia di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009
No. Pekerjaan Jumlah Persentase 1 PNS 15 18,752 Wiraswasta 15 18,753 Petani 40 504 IRT 10 12,5
Total 80 100%
Dari tabel A.6 diatas diketahui bahwa mayoritas responden pada
pekerjaan petani sebanyak 40 orang (50%) dan minoritas pada pekerjaan
IRT sebanyak 10 orang (12,5%).
Tabel A.7. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Depresi Pada Lansia Berdasarkan Pekerjaan di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009
No. Pekerjaan Tingkat Pengetahuan
JumlahBaik Cukup Kurangf % f % f % f %
1 PNS 5 33,3 10 66,7 - - 15 1002 Wiraswasta 2 13,3 12 80 1 6,7 15 1003 Petani 1 2,5 12 30 27 67,5 40 1004 IRT - 8 80 2 20 10 100
Dari tabel A.7. di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden
berpengetahuan cukup pada pekerjaan wiraswasta sebanyak 12 orang
(80%), IRT sebanyak 8 orang (80%) berpengetahuan cukup, petani sebanyak
27
27 orang (67,5%) berpengetahuan kurang, dan PNS sebanyak 10 orang
(66,7%) berpengetahuan cukup.
Tabel A.8. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Depresi pada Lansia di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009
No. Sumber Informasi Jumlah Persentase 1 Media cetak 35 43,752 Media elektronik 30 37,53 Pelayanan kesehatan 15 18,75
Total 80 100
Dari tabel A.8 diatas menunjukan bahwa mayoritas responden
memperoleh informasi dari media cetak sebanyak 35 orang (43,75%) dan
minoritas responden memperoleh informasi dari pelayanan kesehatan
sebanyak 15 orang (18,75%).
Tabel A.9. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Depresi Pada Lansia Berdasarkan Sumber Informasi di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009
No. Sumber InformasiTingkat Pengetahuan
JumlahBaik Cukup Kurangf % f % f % f %
1 Media Cetak 3 8,6 20 57,1 12 34,3 35 1002 Media Elektronik 3 10 15 50 12 40 30 1003 P. Kesehatan 2 13,3 7 46,7 6 40 15 100
Dari tabel A.9. di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden
memperoleh informasi dari media cetak berpengetahuan cukup sebanyak 20
orang (57,1%), media elektronik sebanyak 15 orang (50%) berpengetahuan
28
cukup, dan pelayanan kesehatan sebanyak 7 orang (46,7%) berpengetahuan
cukup.
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang berjudul “Gambaran pengetahuan keluarga
tentang depresi pada lansia di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009”
adalah sebagai berikut :
B.1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Tingkat pengetahuan responden tentang depresi pada lansia
mayoritas berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 42 orang (52,5%), dan
minoritas berpengetahuan baik yaitu sebanyak 8 orang (10%).
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu
yang terjadi melalui panca indera manusia yaitu : penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui pendidikan, pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, bahwa responden
memperoleh pengetahuan cukup kemungkinan keadaan ini disebabkan oleh
kurangnya informasi yang didapat oleh keluarga tentang Depresi pada lansia
oleh karena tidak ada penyuluhan depresi oleh tenaga kesehatan sehingga
29
para keluarga tidak sama sekali / belum pernah mendengar tentang depresi
lansia serat kurangnya minat responden untuk memperoleh informasi akibat
dari kesibukan mereka.
B.2. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas responden
berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 7 orang (70%) pada umur 51-55
tahun, umur 36-40 tahun sebanyak 10 orang (66,7%) berpengetahuan cukup,
umur 41-45 tahun sebanyak 13 orang (65%) berpengetahuan cukup dan
umur 30-35 tahun sebanyak 12 orang (48%) berpengetahuan cukup.
Menurut Hurlock (1999) bahwa umur merupakan lamanya hidup dalam
tahun yang dihitung hingga saat ini, umur merupakan periode penyesuaian
terhadap pola kehidupan dan harapan-harapan baru, dimana semakin tinggi
umur maka semakin banyak pengetahuan yang diperoleh.
Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden yang berumur
51-55 tahun berpengetahuan kurang, hal ini mungkin disebabkan karena
kurangnya pemahaman responden tentang sesuatu informasi/pengetahuan
terutama tentang Depresi pada lansia dan pada umur tersebut sudah
menganggap tidak perlu lagi megikuti perkembangan pengetahuan, minat di
umur ini sudah berkurang karena responden lebih mementingkan kehidupan
menjelang usia tua dibandingkan menghabiskan dana untuk mencari sumber-
sumber informasi terutama tentang pengetahuan Depresi pada lansia,
contoh: membeli majalah kesehatan. Dalam penelitian ini didapatkan juga
30
seluruh variabel umur dari 30-35 tahun ditemukan berpengetahuan kurang,
hal ini mungkin disebabkan karena responden kurang berminat tentang
pengetahuan depresi pada lansia, responden mungkin beranggapan bahwa
Depresi pada lansia tidak terlalu berpengaruh pada kondisi lansia tersebut.
Responden biasanya berfikir kalau sudah lansia terpenuhi kebutuhannya
seperti makan dan minum maka lansia tersebut pasti sudah sehat. Oleh
karena itulah seluruh responden tidak terlalu peduli tentang pengetahuan
Depresi pada lansia.
Menurut asumsi penulis umur tidak selamanya mempengaruhi
pengetahuan akan tetapi tergantung pada minat atau kepedulian responden
terhadap kesehatan lansia.
B.3. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas responden
adalah SMA sebanyak 24 orang (63,2%) berpengetahuan cukup, SD dan
SMP sebanyak 20 orang (57,1%) berpengetahuan kurang dan PT sebanyak
4 orang (57,1%) berpengetahuan cukup.
Menurut Hurlock (1999) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang
maka pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki semakin meningkat. Melalui
pendidikan responden dianggap akan mempengaruhi pengetahuan dan
ketrampilan yang dimiliki akan mengarah semakin baik.
Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden yang
berpendidikan dasar mempunyai pengetahuan kurang. Hal ini mungkin
31
disebabkan oleh tingkat pendidikan yang didapat responden masih rendah.
Pendidikan yang rendah akan mempengaruhi minat dan cara pemecahan
masalah kesehatan apa yang baik terbaik pada lansia. Responden yang
berpendidikan rendah biasanya tidak terlalu peduli dengan keadaan
sekelilingnya, berbeda dengan responden yang berpendidikan tinggi dimana
mempunyai pengetahuan baik. Hal ini mungkin disebabkan karena tingkat
pendidikan yang tinggi biasanya langsung tanggap tentang keadaan
sekitarnya seperti kejadian-kejadian aneh pada lansia. Orang yang
berpendidikan tinggi biasanya mempunyai minat dan peduli tentang
kesehatan dan tanggap dalam memecahkan masalah yang ada pada lansia.
Responden berpendidikan tinggi lebih ingin untuk menggali ilmu pengetahuan
dari sumber-sumber lain.
Menurut asumsi penulis pendidikan sangat mempengaruhi
pengetahuan seseorang dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka
akan semakin baik pengetahuan yang dimiliki.
B.4. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pekerjaan
Dari hasil penelitian bahwa mayoritas responden berpengetahuan
cukup pada pekerjaan wiraswasta sebanyak 12 orang (80%), petani
sebanyak 27 orang (67,5%) berpengetahuan kurang dan PNS sebanyak 10
orang (66,7%) berpengetahuan cukup.
Menurut Horlock (1998) pekerjaan adalah merupakan suatu kegiatan
atau aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan guna kebutuhan
32
hidupnya sehari-hari. Lama bekerja merupakan pengalaman individu yang
akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden yang
mempunyai pekerjaan wiraswasta dan IRT mempunyai pengetahuan cukup.
Hal ini mungkin disebabkan karena jenis pekerjaan yang terlalu sibuk
sehingga tidak mempunyai waktu luang untuk mendapatkan lebih lagi
sumber informasi yang baik seperti : membaca, menonton, sehingga
pengetahuannya cukup. Responden yang bekerja sebagai petani mayoritas
berpendidikan kurang. Hal ini disebabkan karena petani lebih banyak
meluangkan waktunya diladang untuk mengurusi pekerjaannya, sehingga
sama sekali tidak mempunyai waktu untuk mencari infomasi terutama tentang
depresi pada lansia dan tidak ada waktu untuk mengurus lansia di rumah.
Menurut asumsi penulis pekerjaan sangat mempengaruhi
pengetahuan. Semakin baik pekerjaan seseorang maka semakin baik pula
wawasan dan pengetahuan seseorang.
B.5. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa mayoritas responden
memperoleh sumber informasi dari media cetak sebanyak 20 orang (57,1%)
berpengetahuan cukup, media elektronik sebanyak 15 orang (50%)
berpengetahuan cukup dan pelayanan kesehatan sebanyak 7 orang (46,7%)
berpengetahuan cukup.
33
Menurut Notoatmodjo (2003), informasi yang diperoleh dari berbagai
sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang
banyak memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan
yang lebih luas.
Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden mempunyai
pengetahuan cukup memperoleh infomasi dari media cetak. Hal ini
disebabkan karena banyaknya media cetak yang menuliskan tentang depresi
pada lansia dan lebih mudahnya mendapatkan majalah-majalah kesehatan,
koran, dan buku-buku yang menampilkan tentang kesehatan yang
berhubungan dengan depresi pada lansia. Dari hasil penelitian juga
didapatkan seluruh responden mempunyai pengetahuan kurang dari segala
sumber informasi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada jenis informasi yang
baik tetapi tergantung pada responden yang mencari informasi, semakin
sering mencari informasi maka semakin luas pengetahuan responden.
34
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang berjudul “Gambaran pengetahuan keluarga
tentang depresi pada lansia di Desa Satahi Nauli Kec. Kolang Tahun 2009”
yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 42 orang(52,5%).
2. Mayoritas responden berpengetahuan kurang pada umur 51-55 tahun
sebanyak 7 orang (70%).
3. Mayoritas responden berpengetahuan cukup pada pendidikan SMA
sebanyak 24 orang (63,2%).
4. Mayoritas responden berpengetahuan cukup pada pekerjaan wiraswasta
sebanyak 12 orang (80%).
5. Mayoritas responden berpengetahuan cukup pada media cetak sebanyak
20 orang (57,1%).
B. Saran
1. Bagi Keluarga
Diharapkan kepada keluarga yang mempunyai lansia agar lebih
merawat lansia, lebih sering mendekatkan diri kepada Tuhan agar
lansia tidak depresi, mencario kesibukan pada lansia yang sesuai
35
dengan kemampuan dan diharapkan kepada keluarga untuk mencari
informasi tentang cara mengatasi sebelum terjadi depresi pada lansia.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan kepada petugas kesehatan yang bertugas di Puskesmas
Desa Satahi Nauli Kolang agar dapat menambah wawasan dan
pengetahuannya serta dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan secara rutin dan
memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang depresi pada
lansia.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan
penelitian yang lebih mendalam tentang depresi pada lansia.
36