GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

38
GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA IBU BERSALIN BERDASARKAN FAKTOR MATERNAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi D III Kebidanan STIKes Bhakti Kencana Bandung Disusun Oleh : SITA PATIA CK.1.15.110 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN BANDUNG 2018

Transcript of GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

Page 1: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA

IBU BERSALIN BERDASARKAN FAKTOR MATERNAL

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALAYA

KABUPATEN BANDUNG

TAHUN 2017

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan Program Studi D III Kebidanan

STIKes Bhakti Kencana Bandung

Disusun Oleh :

SITA PATIA

CK.1.15.110

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

BANDUNG

2018

Page 2: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI

(KPD) PADA IBU BERSALIN BERDASARKAN

FAKTOR MATERNAL DI RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG

TAHUN 2017

NAMA : SITA PATIA

NIM : CK.1.15.110

Bandung, … Agustus 2018

Menyetujui

Pembimbing

(SUPRIYATNI KZ., SKM., M.M.KES)

Mengetahui

Program Studi DIII Kebidanan

Ketua

(Dewi Nurlela Sari,M.Keb)

Page 3: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI

(KPD) PADA IBU BERSALIN BERDASARKAN

FAKTOR MATERNAL DI RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG

TAHUN 2017

NAMA : SITA PATIA

NIM : CK.1.15.110

Bandung, … Agustus 2018

Penguji I Penguji II

(R. Siti Jundiah, S,Kep., M.Kep.)

(Meda Yuliani, SST., M.Kes.)

Mengetahui

Ketua STIKes Bhakti Kencana

Bandung

Ketua

(Rd. Siti Jundiah, S,Kep., M.Kep.)

Page 4: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Sita Patia

NIM : CK.1.15.110

Program Studi : DIII Kebidanan

Judul Karya Tulis Ilmiah : Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini (Kpd)

Pada Ibu Bersalin Berdasarkan Faktor Maternal Di

Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya Kabupaten

Bandung Tahun 2017

Menyatakan :

1. Tugas akhir saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan STIKes Bhakti Kencana

Bandung maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Tugas akhir saya ini adalah karya tulis yang murni dan bukan hasil plagiat

atau jiplakan, serta asli dari ide dan gagasan saya sendiri tanpa bantuan

pihak lain kecuali arahan dari pembimbing.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila

dikemudian hari terdapat penyimpangan yang tidak etis, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang saya peroleh serta

sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi.

Bandung, Agustus 2018

Sita Patia

Page 5: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

ABSTRAK

Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput sebelum terdapat tanda-tanda

persalinan mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu terjadi pada pembukaan

< 4 cm yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau kurang waktu.

Menurut data yang diperoleh angka kejadian ketuban pecah dini terus meningkat

terutama di rumah sakit umum daerah Majalaya. Ada beberapa faktor yang dapat

meningkatkan kejadian ketuban pecah dini. Pada penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran kejadian ketuban pecah dini (KPD) pada ibu bersalin

berdasarkan faktor maternal di RSUD Majalaya kabupaten Bandung tahun 2017.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Teknik sampling dengan

menggunakan total sampling. Jumlah sampel yaitu 304 ibu bersalin yang mengalami

ketuban pecah dini pada tahun 2017. Sumber data menggunakan data sekunder

dengan alat pengumpulan data buku rekam medik. Analisa data menggunakan analisa

univariate untuk menghasilkan tabel distribusi frekuensi.

Hasil penelitian distribusi frekuensi lebih dari setengah responden (66,8%)

terjadi pada usia kehamilan aterm, lebih dari setengah responden (51,6%) kejadian

ketuban pecah dini berdasarkan umur beresiko tinggi, kurang dari setengah responden

(41,4%) berdasarkan paritas primigravida. Sebagian besar responden (97,1%)

berdasarkan yang tidak mengalami polihidramnion, setengah dari responden (50,7%)

kejadian ketuban pecah dini berdasarkan anemia, sebagian besar responden (99,7%)

berdasarkan yang tidak mengalami inkompetensi serviks, sebagian besar responden

(85,5%) berdasarkan yang tidak memiliki riwayat ketuban pecah dini sebelumnya,

sebagian besar responden (99,3%) berdasarkan yang tidak mengalami infeksi

vaginitis.

Didapatkan bahwa usia kehamilan, umur, paritas, polihidramnion, anemia,

inkompetensi serviks, riwayat ketuban pecah dini sebelumnya dan infeksi seperti

infeksi vaginitis merupakan faktor maternal yang dapat meningkatkan resiko kejadian

ketuban pecah dini. Diharapkan petugas kesehatan dapat lebih melakukan deteksi dini

pada ibu bersalin yang dapat menurunkan kejadian ketuban pecah dini.

Kata Kunci : ketuban pecah dini, faktor maternal

Referensi : 33 referensi (tahun 2008 - 2016)

Page 6: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis masih diberi nikmat sehat untuk dapat menyelesaikan salah satu bentuk

Laporan Tugas Akhir Program Studi DIII Kebidanan berjudul “Gambaran

Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) Pada Ibu Bersalin Berdasarkan Faktor

Maternal Di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya Kabupaten Bandung Tahun

2017.”

Laporan Tugas Akhir Program Studi DIII Kebidanan ini ditulis dalam

rangka memenuhi salah satu tugas Program Studi D III Kebidanan STIKes Bhakti

Kencana Bandung, adapun tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran

Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) Pada Ibu Bersalin Berdasarkan Faktor

Maternal.

Atas terselesaikannya penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari begitu banyak kesulitan

dan hambatan dalam penulisan tugas ini, tetapi berkat dorongan, bantuan dan

bimbingan baik yang bersifat moral maupun material dari berbagai pihak sehingga

Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis banyak

mengucapkan terimakasih kepada:

1. H. Mulyana, SH.,MPd., MH.Kes, selaku Ketua Yayasan Adhi Guna

Kencana Bandung

2. R. Siti Jundiah S.Kep., M.Kep, selaku ketua STIKes Bhakti Kencana

Bandung

3. Dewi Nurlaelasari, M.Keb, selaku Ketua Program Studi D3 Kebidanan

4. Supriyatni KZ, SKM., M.MKes, selaku Pembimbing yang telah

memberikan petunjuk serta saran-saran yang sangat berharga bagi penulis

5. Seluruh staf pengajar Program Studi DIII Kebidanan STIKes Bhakti

Kencana Bandung, yang telah banyak membimbing, memberikan motivasi

Page 7: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

ii

dan mengamalkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti pendidikan

yang insyaAllah bermanfaat.

6. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan segalanya baik itu

dukungan moral maupun material, kedua adik tersayang Rifa Fauziah dan

Muhamad Sihabudin yang selalu menyayangi dan menemani berjuang

untuk kesuksesan penulis dan memberikan dukungan serta menjadi

penyemangat dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.

7. Para sahabat terutama untuk Squad Bidan Muda, Yuujin, Amico Squad

dan Happiness yang telah memotivasi dan memberikan semangat kepada

penulis selama penyusunan Laporan Tugas Akhir.

8. Teman-teman sejawat DIII Kebidanan angkatan 2015 yang telah

memberikan dukungan dan kerja samanya. Serta kepada semua pihak yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, namun telah begitu banyak

memberikan dukungan selama penyusunan Laporan Tugas Akhir.

Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

guna meningkatkan kualitas penyusunan Laporan Tugas Akhir selanjutnya. Dan

mudah-mudahan dengan adanya Laporan Tugas Akhir ini dapat membantu

pembaca dan penulis sendiri dalam memahami materi di dalamnya.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.

Bandung, Agustus 2018

Penulis

Page 8: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 6

1.3 Tujuan Masalah ......................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Ketuban Pecah Dini .................................................................................. 10

2.1.1 Definisi .......................................................................................... 10

2.1.2 Etiologi .......................................................................................... 11

2.1.3 Faktor Resiko Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini .............. 12

2.1.4 Patofisiologi .................................................................................. 18

2.1.5 Tanda dan Gejala........................................................................... 19

Page 9: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

iv

2.1.6 Diagnosis ....................................................................................... 20

2.1.7 Komplikasi Ketuban Pecah Dini ................................................... 21

2.1.8 Pengaruh Ketuban Pecah Dini ...................................................... 22

2.1.9 Penanganan Ketuban Pecah Dini .................................................. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 25

3.2 Variabel Penelitian .................................................................................... 25

3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................. 26

3.3.1 Populasi ......................................................................................... 26

3.3.2 Sampel ........................................................................................... 26

3.4 Kerangka Penelitian .................................................................................. 26

3.4.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 26

3.4.2 Kerangka Konsep .......................................................................... 28

3.5 Definisi Operasional .................................................................................. 30

3.6 Pengolahan dan Analisa Data .................................................................... 33

3.6.1 Pengumpulan Data ........................................................................ 33

3.6.2 Pengolahan Data ............................................................................ 34

3.6.3 Analisa Data .................................................................................. 35

3.7 Langkah-langkah penelitian ...................................................................... 36

3.7.1 Tahap Persiapan............................................................................. 36

3.7.2 Tahap Pelaksanaan ........................................................................ 36

3.7.3 Tahap Akhir ................................................................................... 36

3.8 Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................................... 37

Page 10: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

v

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 38

4.2 Pembahasan ............................................................................................... 42

4.2.1 Faktor Penyebab Ketuban Pecah Dini berdasarkan Usia Kehamilan

Ibu Bersalin di RSUD Majalaya tahun 2017 ................................ 42

4.2.2 Faktor Penyebab Ketuban Pecah Dini berdasarkan Umur Ibu

Bersalin di RSUD Majalaya tahun 2017 ....................................... 44

4.2.3 Faktor Penyebab Ketuban Pecah Dini berdasarkan Paritas Ibu

Bersalin di RSUD Majalaya tahun 2017 ....................................... 45

4.2.4 Faktor Penyebab Ketuban Pecah Dini berdasarkan Polihidramnion

Ibu Bersalin di RSUD Majalaya tahun 2017 ................................ 46

4.2.5 Faktor Penyebab Ketuban Pecah Dini berdasarkan Anemia pada

Ibu Bersalin di RSUD Majalaya tahun 2017 ................................ 47

4.2.6 Faktor Penyebab Ketuban Pecah Dini berdasarkan Inkompetensi

Serviks pada Ibu Bersalin di RSUD Majalaya tahun 2017 ........... 49

4.2.7 Faktor Penyebab Ketuban Pecah Dini berdasarkan Riwayat KPD

pada Ibu Bersalin di RSUD Majalaya tahun 2017 ........................ 50

4.2.8 Faktor Penyebab Ketuban Pecah Dini berdasarkan Infeksi pada Ibu

Bersalin di RSUD Majalaya tahun 2017 ....................................... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 52

5.2 Saran .......................................................................................................... 53

5.2.1 Untuk RSUD Majalaya ................................................................. 53

Page 11: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

vi

5.2.2 Untuk Institusi Pendidikan ............................................................ 53

5.2.3 Untuk Peneliti Selanjutnya ............................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

vii

DAFTAR TABEL

3.1 Definisi operasional gambaran kejadian ketuban pecah dini (KPD) pada ibu

bersalin berdasarkan faktor maternal di RSUD Majalaya kabupaten bandung

tahun 2017 ...................................................................................................... 30

4.1 Distribusi frekuensi kejadian ketuban pecah dini berdasarkan usia

kehamilan pada ibu bersalin di RSUD Majalaya tahun 2017 ........................ 38

4.2 Distribusi frekuensi kejadian ketuban pecah dini berdasarkan umur

pada ibu bersalin di RSUD Majalaya tahun 2017 .......................................... 39

4.3 Distribusi frekuensi kejadian ketuban pecah dini berdasarkan paritas

pada ibu bersalin di RSUD Majalaya tahun 2017 .......................................... 39

4.4 Distribusi frekuensi kejadian ketuban pecah dini berdasarkan

polihidramnion pada ibu bersalin di RSUD Majalaya tahun 2017 ................ 40

4.5 Distribusi frekuensi kejadian ketuban pecah dini berdasarkan anemia

pada ibu bersalin di RSUD Majalaya tahun 2017 .......................................... 40

4.6 Distribusi frekuensi kejadian ketuban pecah dini berdasarkan inkompetensi

serviks pada ibu bersalin di RSUD Majalaya tahun 2017 ............................. 41

4.7 Distribusi frekuensi kejadian ketuban pecah dini berdasarkan riwayat

KPD pada ibu bersalin di RSUD Majalaya tahun 2017 ................................. 41

4.8 Distribusi frekuensi kejadian ketuban pecah dini berdasarkan infeksi

pada ibu bersalin di RSUD Majalaya tahun 2017 .......................................... 42

Page 13: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

viii

DAFTAR BAGAN

3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................... 29

Page 14: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Check List

Lampiran 2 Format Pengajuan Judul Penelitian

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 Lembar Konsul

Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup

Page 15: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan

sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang

membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan,

pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai.1

Penyebab penyulit dalam persalinan yang mungkin terjadi pada kala I

diantaranya yaitu adanya riwayat bedah caessarea, partus preterm, gawat janin,

KPD, Preeklamsia berat, makrosomia dan persalinan fase aktif dengan palpasi

kepala janin masih 5/5.1

Salah satu penyulit yang paling sering terjadi adalah ketuban pecah dini.

Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya tanda –

tanda persalinan, yang ditandai dengan pembukaan serviks 3 cm pada primipara

atau 5 cm pada multipara.2 Hal ini dapat terjadi pada kehamilan aterm yaitu, pada

usia kehamilan lebih dari 37 minggu maupun pada kehamilan preterm yaitu

sebelum usia kehamilan 37 minggu. Ketuban pecah dini merupakan salah satu

kelainan dalam kehamilan. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam

ilmu obstetri, karena berkaitan dengan penyulit yang berdampak buruk terhadap

kesehatan dan kesejahteraan maternal maupun terhadap pertumbuhan dan

perkembangan janin intrauterin, sehingga hal ini dapat meningkatkan masalah

kesehatan di Indonesia.3

Page 16: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

2

Insidensi ketuban pecah dini berkisar antara 8% sampai 10% dari semua

kehamilan. Pada kehamilan aterm insidensinya bervariasi antara 6% sampai 19%,

sedangkan pada kehamilan preterm insidensinya 2% dari semua kehamilan.

Sebagian besar ketuban pecah dini pada kehamilan preterm akan lahir sebelum

aterm atau persalinan akan terjadi dalam satu minggu setelah selaput ketuban

pecah. Sekitar 85% morbiditas dan mortalitas perinatal disebabkan oleh

prematusitas. Ketuban pecah dini merupakan salah satu penyebab prematuritas

dengan insidensi 30% sampai dengan 40%.4

Banyak komplikasi yang sering terjadi dari ketuban pecah dini baik

terhadap maternal maupun janin. komplikasi yang paling sering terjadi pada

maternal diantaranya persalinan prematur dan infeksi puerpuralis (nifas),

sedangkan komplikasi yang paling sering terjadi pada janin adalah asfiksia baik

asfiksia ringan sampai dengan asfiksia berat.6

Ketuban pecah dini belum diketahui penyebab pastinya, namun terdapat

beberapa kondisi internal ataupun eksternal yang diduga terkait dengan ketuban

pecah dini. Faktor internal juga terbagi lagi menjadi dua yaitu faktor maternal dan

neonatal. Yang termasuk faktor maternal diantaranya usia kehamilan, umur,

paritas, polihidramnion, anemia, inkompetensi serviks, riwayat KPD sebelumnya

dan infeksi. Sedangkan faktor neonatal diantaranya gemeli, letak sungsang dan

makrosemia. Adapun faktor eksternal diantaranya adalah status gizi.4,6

Status gizi juga diduga mempengaruhi selaput ketuban, karena penurunan

asupan zat gizi terutama protein akan menganggu proses metabolisme yang

membutuhkan asam amino, salah satunya pembentukan selaput amnion yang

Page 17: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

3

tersusun dari kolagen tipe IV. Hal ini akan mengakibatkan rendahnya kekuatan

selaput amnion dan meningkatkan resiko ruptur. Namun faktor maternal

merupakan faktor yang paling banyak mempengaruhi kejadian ketuban pecah dini

dibandingkan dengan faktor lain.6

Umur dibagi menjadi 3 kriteria yaitu < 20 tahun, 20-35 tahun dan > 35

tahun. Usia reproduksi yang aman untuk kehamilan dan persalinan yaitu usia 20-

35 tahun.12

Pada usia ini alat kandungan telah matang dan siap untuk dibuahi,

kehamilan yang terjadi pada usia < 20 tahun atau terlalu muda sering

menyebabkan komplikasi/ penyulit bagi ibu dan janin, hal ini disebabkan belum

matangnya alat reproduksi untuk hamil, dimana rahim belum bisa menahan

kehamilan dengan baik, selaput ketuban belum matang dan mudah mengalami

robekan sehingga dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Sedangkan

pada usia yang terlalu tua atau > 35 tahun memiliki resiko kesehatan bagi ibu dan

bayinya.12

Paritas diartikan sebagai jumlah kehamilan yang melahirkan bayi hidup

dan tidak terkait dengan jumlah bayi yang dilahirkan dalam sekali persalinan.6

Semakin tinggi paritas ibu, kualitas endometrium akan semakin menurun. Hal ini

akan meningkatkan resiko komplikasi pada kehamilan.1

Faktor obstetri berupa distensi uterus seperti polihadramnion dan

inkompetensi serviks.7 Polihidramnion merupakan cairan amnion yang

berlebihan, yaitu lebih dari 2000 ml.8 Komplikasi yang dapat timbul oleh

polihidramnion salah satunya adalah ketuban pecah dini. Hal ini terjadi karena

terjadinya peregangan berlebihan pada selaput ketuban.6

Page 18: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

4

Inkompetensi serviks adalah serviks dengan suatu kelainan anatomi yang

nyata, disebabkan laserasi sebelumnya melalui ostium uteri atau merupakan suatu

kelainan kongenital pada serviks yang memungkinkan terjadinya dilatasi

berlebihan tanpa perasaan nyeri dan mules dalam masa kehamilan trimester kedua

atau awal trimester ketiga yang diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput

janin serta keluarnya hasil konsepsi.10

Dampak anemia pada janin antara lain abortus, kematian intrauterin,

prematuritas, berat badan lahir rendah, cacat bawaan dan mudah infeksi. Pada ibu,

saat kehamilan dapat mengakibatkan abortus, persalinan prematiritas, ancaman

dekompensasi dan KPD.9

Riwayat KPD sebelumnya berisiko 2-4 kali mengalami KPD kembali.

Patogenesis terjadinya KPD secara singkat ialah akibat adanya penurunan

kandungan kolagen dalam membran sehingga memicu terjadinya KPD aterm dan

KPD preterm terutama pada pasien risiko tinggi.13

Ketuban pecah dini dapat disebabkan juga oleh berkurangnya kekuatan

membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut.

Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat

berasal dari vagina dan serviks.13

Banyak dampak yang dapat ditimbulkan dari terjadinya ketuban pecah dini

baik dampak terhadap maternal maupun janin. dampak maternal yang dapat

timbul diantaranya infeksi intapartal, infeksi puerpuralis (nifas), peritonitis dan

septicemia, serta dry-labor.adapun dampak terhadap jani diantaranya hipoksia,

asfiksia, septicema, pneumonia dan omfalitis.13

Page 19: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

5

Berdasarkan studi pendahuluan data kejadian ketuban pecah dini (KPD)

pada rumah sakit umum daerah soreang tahun 2016 diperoleh jumlah data kasus

ketuban pecah dini 706 kasus dari 3065 persalinan (23%). Dan mengalami

penurunan di tahun 2017 yaitu terdapat 438 kasus ketuban pecah dini dari 2534

persalinan (17,3%).

Sedangkan menurut data yang diperoleh dari Medical Record Rumah Sakit

Umum Daerah Majalaya kabupaten Bandung, pada tahun 2015 sampai 2017

kejadian ketuban pecah dini merupakan komplikasi yang dominan. Pada tahun

2015, dari 1451 orang pasien ibu bersalin, terdapat 228 pasien dengan diagnosis

ketuban pecah dini (15,7%). Pada tahun 2016 terdapat peningkatan kasus, yaitu

dari 1058 orang pasien ibu bersalin, terdapat 204 orang pasien yang didiagnosis

ketuban pecah dini (19,3%). Dan di tahun 2017 dari 1578 pasien ibu bersalin,

terdapat 304 pasien dengan diagnosis ketuban pecah dini (19,3%).

Sehubungan dengan hal diatas, maka diharapkan pengetahuan tentang

kondisi-kondisi yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kehamilan dapat

dipahami oleh masyarakat, terutama ibu hamil. Dengan demikian diharapkan

dapat menjadi pegangan dalam usaha pencegahan atau preventif dalam rangka

menurunkan angka ketuban pecah dini, sehingga komplikasi yang tidak

diinginkan pada ibu dan janin dapat dihindari. Hal ini dalam rangka meningkatkan

keselamatan dan kesehatan, khususnya maternal dan perinatal, serta kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Page 20: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

6

Penelitian yang dilakukan oleh Mirna Srimulyani di Rumah Sakit Banjar

pada tahun 2012 menunjukan bahwa ketuban pecah dini banyak terjadi pada umur

ibu beresiko tinggi dan paritas multipara.

Dalam rangka menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan

kesehatan ibu, perlu dilakukan upaya pencegahan kejadian ketuban pecah dini di

masa mendatang, salah satunya dengan melakukan pengawasan ketat terhadap

faktor – faktor resiko yang berperan terhadap kejadian ketuban pecah dini.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan

judul “Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) Pada Ibu Bersalin

Berdasarkan Faktor Maternal Di Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya

Kabupaten Bandung Tahun 2017”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas diambil rumusan masalah

sebagai berikut “Bagaimana gambaran kejadian ketuban pecah dini (KPD)

pada ibu bersalin berdasarkan faktor maternal di RSUD Majalaya kabupaten

Bandung tahun 2017 ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor maternal yang berperan dalam terjadinya

ketuban pecah dini pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah

Majalaya Kabupaten Bandung tahun 2017

Page 21: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

7

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD)

Pada Ibu Bersalin Berdasarkan Usia Kehamilan Di RSUD Majalaya

Kabupaten Bandung Tahun 2017.

2. Untuk mengetahui Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD)

Pada Ibu Bersalin Berdasarkan Umur Di RSUD Majalaya Kabupaten

Bandung Tahun 2017.

3. Untuk mengetahui Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD)

Pada Ibu Bersalin Berdasarkan Paritas Di RSUD Majalaya Kabupaten

Bandung Tahun 2017.

4. Untuk mengetahui Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD)

Pada Ibu Bersalin Berdasarkan Polihidramnion Di RSUD Majalaya

Kabupaten Bandung Tahun 2017.

5. Untuk mengetahui Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD)

Pada Ibu Bersalin Berdasarkan Anemia Di RSUD Majalaya

Kabupaten Bandung Tahun 2017.

6. Untuk mengetahui Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD)

Pada Ibu Bersalin Berdasarkan Inkompetensi Serviks Di RSUD

Majalaya Kabupaten Bandung Tahun 2017.

7. Untuk mengetahui Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD)

Pada Ibu Bersalin Berdasarkan Riwayat KPD Di RSUD Majalaya

Kabupaten Bandung Tahun 2017.

Page 22: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

8

8. Untuk mengetahui Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD)

Pada Ibu Bersalin Berdasarkan Infeksi Vagina Di RSUD Majalaya

Kabupaten Bandung Tahun 2017.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan

pelaksanaan program baik departemen Kesehatan maupun pihak di RSUD

Majalaya dalam menyusun perencenaan, pelaksanaan dan evaluasi

program dalam menangani persalinan dengan ketuban pecah dini.

1.4.2 Manfaat Ilmiah

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi

dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan serta sebagai bahan acuan

bagi peneliti-peneliti selanjutnya untuk memperkirakan kejadian ketuban

pecah dini di Indonesia khususnya di Bandung.

1.4.3 Manfaat Institusi

Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi mahasiswi

dan pihak-pihak yang berkepentingan melakukan penelitian lebih lanjut.

Sehingga penelitian yang akan datang lebih baik dan melengkapi bacaan/

kepustakaan.

1.4.4 Manfaat Bagi Peneliti

Proses penelitian ini merupakan pengalaman ilmiah berharga yang

dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan tentang

Page 23: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

9

gambaran kejadian ketuban pecah dini (KPD) pada ibu bersalin

berdasarkan umur, paritas, polihadramnion dan inkompetensi serviks di

RSUD majalaya dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan pada program D-III Kebidanan STIKes Bhakti Kencana

Bandung..

Page 24: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

10

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Ketuban Pecah Dini

2.1.1 Definisi

Ketuban Pecah Dini (KPD) yaitu pecahnya ketuban sebelum ada tanda-

tanda inpartu, dan setelah ditunggu selama satu jam belum juga mulai ada tanda

tanda inpartu. Early rupture of membrane adalah ketuban yang pecah pada saat

fase laten. Hal ini bisa membahayakan karena dapat terjadi infeksi asenden

intrauterine.10

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya

melahirkan sebelum inpartu, pada pembukaan <4 cm (fase laten). Hal ini dapat

terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan.11

Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan

dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi korioamnionitis sampai

sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan

infeksi ibu.1

Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput sebelum terdapat tanda-tanda

persalinan mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu terjadi pada

pembukaan< 4 cm yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau

kurang waktu.12

Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum

waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37

Page 25: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

11

minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam

sebelum waktunya melahirkan.

Prinsip dasar ketuban pecah dini (KPD):1

1. Ketuban dinyatakan pecah dini apabila terjadi sebelum proses persalinan

berlangsung.

2. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan

dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi khorioamnionitis

sampai sepsis.

3. Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya

infeksi pada komplikasi ibu dan janin, dan adanya tanda-tanda persalinan.

2.1.2 Etiologi

Ketuban pecah dini belum diketahui penyebab pastinya, namun terdapat

beberapa kondisi internal ataupun eksternal yang diduga terkait dengan ketuban

pecah dini. Faktor internal juga terbagi lagi menjadi dua yaitu faktor maternal dan

neonatal. Yang termasuk faktor maternal diantaranya usia kehamilan, umur,

paritas, polihidramnion, anemia, inkompetensi serviks, riwayat KPD sebelumnya,

dan infeksi. Sedangkan faktor neonatal diantaranya gemeli, letak sungsang dan

makrosemia. Adapun faktor eksternal diantaranya adalah status gizi.4,6

Status gizi juga diduga mempengaruhi selaput ketuban, karena penurunan

asupan zat gizi terutama protein akan menganggu proses metabolisme yang

membutuhkan asam amino, salah satunya pembentukan selaput amnion yang

tersusun dari kolagen tipe IV. Hal ini akan mengakibatkan rendahnya kekuatan

Page 26: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

12

selaput amnion dan meningkatkan resiko ruptur. Namun faktor maternal

merupakan faktor yang paling banyak mempengaruhi kejadian ketuban pecah dini

dibandingkan dengan faktor lain.6

Adapun menurut sumber lain didapatkan bahwa faktor risiko terjadinya

ketuban pecah dini diantara yaitu: infeksi, serviks yang inkompeten, ketegangan

intra uterine, trauma, kelainan letak janin, keadaan sosial ekonomi, peninggian

tekanan intrauterine, korioamnionitis, faktor keturunan, riwayat KPD

sebelumnya, kelainan atau kerusakan selaput ketuban, anemia dan serviks yang

pendek pada usia kehamilan 23 minggu.12

2.1.3 Faktor Risiko Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini

a. Usia Kehamilan

Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia

kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan prematur,

hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden

Sectio Caesaria, atau gagalnya persalinan normal. Persalinan prematur setelah

ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten tergantung

umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban

pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam. Pada

kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam satu minggu. Usia

kehamilan pada saat kelahiran merupakan satu-satunya alat ukur kesehatan janin

yang paling bermanfaat dan waktu kelahiran sering ditentukan dengan pengkajian

usia kehamilan. Pada tahap kehamilan lebih lanjut, pengetahuan yang jelas

Page 27: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

13

tentang usia kehamilan mungkin sangat penting karena dapat timbul sejumlah

penyulit kehamilan yang penanganannya bergantung pada usia janin. Periode

waktu dari KPD sampai kelahiran berbanding terbalik dengan usia kehamilan saat

ketuban pecah. Jika ketuban pecah trimester III hanya diperlukan beberapa hari

saja hingga kelahiran terjadi dibanding dengan trimester II. Makin muda

kehamilan, antar terminasi kehamilan banyak diperlukan waktu untuk

mempertahankan hingga janin lebih matur. Semakin lama menunggu,

kemungkinan infeksi akan semakin besar dan membahayakan janin serta situasi

maternal.23

b. Umur

Adalah umur individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang

tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berfikir dan bekerja.19

Dengan bertambahnya umur seseorang

maka kematangan dalam berfikir semakin baik sehingga akan termotivasi dalam

pemeriksaan kehamilam untuk mecegah komplikasi pada masa persalinan.

Umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun merupakan golongan

risiko tinggi untuk melahirkan. Kematian maternal pada wanita dan melahirkan

pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian

maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kelahiran dari primigravida berusia

35 tahun atau lebih berkisar 3% dari semua kelahiran. Ini merupakan risiko lebih

tinggi terhadap komplikasi medik dan obstetri.18,33

Keadaan ini terjadi karena otot-otot dasar panggul tidak elastis lagi

sehingga mudah terjadi penyulit kehamilan dan persalinan. Salah satunya adalah

Page 28: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

14

perut ibu yang menggantung dan serviks mudah berdilatasi sehingga dapat

menyebabkan pembukaan serviks terlalu dini yang menyebabkan terjadinya

ketuban pecah dini.

Dengan bertambahnya usia maka akan terjadi penurunan kemampuan

organ organ reproduksi untuk menjalankan fungsinya, keadaan ini juga

mempengaruhi proses embryogenesis, kualitas sel telur juga semakin menurun, itu

sebabnya kehamilan pada usia lanjut berisiko terhadap perkembangan yang janin

tidak normal, kelainan bawaan, dan juga kondisi-kondisi lain yang mungkin

mengganggu kehamilan dan persalinan seperti kelahiran dengan ketuban pecah

dini.17

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang membuktikan bahwa umur ibu

<20 tahun organ reproduksi belum berfungsi secara optimal yang akan

mempengaruhi pembentukan selaput ketuban menjadi abnormal. Ibu yang hamil

pada umur >35 tahun juga merupakan faktor predisposisi terjadinya ketuban

pecah dini karena pada usia ini sudah terjadi penurunan kemampuan organ-organ

reproduksi untuk menjalankan fungsinya, keadaan ini juga mempengaruhi proses

embryogenesis sehingga pembentukan selaput lebih tipis yang memudahkan

untuk pecah sebelum waktunya.20

c. Paritas

Multigravida atau paritas tinggi merupakan salah satu dari penyebab

terjadinya kasus ketuban pecah sebelum waktunya. Paritas 2-3 merupakan paritas

paling aman ditinjau dari sudut kematian. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari

3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi, risiko pada paritas 1 dapat

Page 29: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

15

ditangani dengan asuhan obstetric lebih baik, sedangkan risiko pada paritas tinggi

dapat dikurangi/ dicegah dengan keluarga berencana.12

Menurut penelitian Fatikah 2015 konsistensi serviks pada persalinan

sangat mempengaruhi terjadinya ketuban pecah dini pada multipara dengan

konsistensi serviks yang tipis, kemungkinan terjadinya ketuban pecah dini lebih

besar dengan adanya tekanan intrauterin pada saat persalinan. konsistensi serviks

yang tipis dengan proses pembukaan serviks pada multipara (mendatar sambil

membuka hampir sekaligus) dapat mempercepat pembukaan serviks sehingga

dapat beresiko ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap. Pada paritas yang

rendah (satu), alat-alat dasar panggul masih kaku (kurang elastik) daripada

multiparitas. Uterus yang telah melahirkan banyak anak (grandemulti) cenderung

bekerja tidak efisien dalam persalinan.17

Paritas kedua dan ketiga merupakan

keadaan yang relatif lebih aman untuk hamil dan melahirkan pada masa

reproduktif, karena pada keadaan tersebut dinding uterus belum banyak

mengalami perubahan, dan serviks belum terlalu sering mengalami pembukaan

sehingga dapat menyanggah selaput ketuban dengan baik.18

Ibu yang telah

melahirkan beberapa kali lebih berisiko mengalami KPD, oleh karena

vaskularisasi pada uterus mengalami gangguan yang mengakibatkan jaringan ikat

selaput ketuban mudah rapuh dan akhirnya pecah spontan.17

d. Polihidramnion

Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion >2000mL.

Uterus dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Hidramnion

kronis adalah peningkatan jumlah cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur.

Page 30: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

16

Hidramnion akut, volume tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami

distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja.12

Volume cairan amnion pada keadaan aterm adalah 800 ml. Atau antara

400 ml – 1500 ml dalam keadaan normal. Pada kehamilan 10 minggu rata-rata

volume adalah 30 ml, dan kehamilan 20 minggu 300 ml, 30 minggu 600 ml. Pada

kehamilan 30 minggu,cairan amnion lebih mendominasi dibandingkan dengan

janin sendiri.10

e. Anemia

Anemia merupakan faktor yang dominan yang menjadi penyebab

ketuban pecah dini16

, sedangkan menurut sumber lain mengatakan adanya

hubungan antara kadar hemoglobin dengan kejadian ketuban pecah dini.21

Pada ibu dengan anemia, kadar hemoglobin sebagai pembawa zat besi

dalam darah berkurang, yang mengakibatkan rapuhnya beberapa daerah dari

selaput ketuban, sehingga terjadi kebocoran pada daerah tersebut. Prevalensi

terjadinya anemia pada kehamilan di Indonesia, dari survey yang dilakukan oleh

WHO menunjukkan proporsi 12 – 70% di beberapa kota besar sejumlah populasi

penelitian.13

Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat anemia gizi pada kehamilan yang

dapat meningkatkan angka kesakitan meliputi perdarahan, ketuban pecah dini,

risiko terjadinya bayi berat lahir rendah (BBLR), dan merupakan salah satu

penyebab utama kematian meternal yang bersumber pada anemia. Oleh karena itu

penanggulangan anemia gizi besi menjadi salah satu program penting untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia.22

Page 31: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

17

f. Inkompetensi Serviks

Inkompetensi serviks (leher rahim) adalah istilah untuk menyebut kelainan

pada otot-otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah,

sehingga sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu

menahan desakan janin yang semakin besar. Inkompetensi serviks adalah serviks

dengan suatu kelainan anatomi yang nyata, disebabkan laserasi sebelumnya

melalui ostium uteri atau merupakan suatu kelainan kongenital pada serviks yang

memungkinkan terjadinya dilatasi berlebihan tanpa perasaan nyeri dan mules

dalam masa kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga yang diikuti

dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta keluarnya hasil konsepsi.10

g. Riwayat Ketuban Pecah Dini

Riwayat KPD sebelumnya berisiko 2-4 kali mengalami KPD kembali.

Patogenesis terjadinya KPD secara singkat ialah akibat adanya penurunan

kandungan kolagen dalam membran sehingga memicu terjadinya KPD aterm dan

KPD preterm terutama pada pasien risiko tinggi. Wanita yang mengalami KPD

pada kehamilan atau menjelang persalinan maka pada kehamilan berikutnya akan

lebih berisiko mengalaminya kembali antara 3-4 kali dari pada wanita yang tidak

mengalami KPD sebelumnya, karena komposisi membran yang menjadi mudah

rapuh dan kandungan kolagen yang semakin menurun pada kehamilan

berikutnya.17

Menurut penelitian Utomo (2013) Riwayat kejadian KPD sebelumnya

menunjukkan bahwa wanita yang telah melahirkan beberapa kali dan mengalami

KPD pada kehamilan sebelumnya diyakini lebih berisiko akan mengalami KPD

Page 32: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

18

pada kehamilan berikutnya.17

Keadaan yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan

janin dalam kandungan juga juga dapat meningkatkan resiko kelahiran dengan

ketuban pecah dini. Preeklampsia/ eklampsia pada ibu hamil mempunyai

pengaruh langsung terhadap kualitas dan keadaan janin karena terjadi penurunan

darah ke plasenta yang mengakibatkan janin kekurangan nutrisi.

h. Infeksi

Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban dari vagina atau

infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini.

Ketegangan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan

(overdistensi uterus) misalnya trauma, hidramnion, gemelli. Ketuban pecah dini

disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya

tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan

membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan

serviks. 13

2.1.4 Patofisiologi

Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan

membran atau meningkatnya tekanan intrauterine. Kemungkinan tekanan

intrauterine yang kuat adalah penyebab independen dari ketuban pecah dini dan

selaput ketuban yang tidak kuat akibat dari kurangnya jaringan ikat dan

vaskularisasi atau mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban. Mekanisme

ketuban pecah dini berlangsung sebagai berikut :10

1. Terjadinya pembukaan premature serviks

Page 33: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

19

2. Membran terkait dengan pembukaan terjadi

3. Devaskularisasi

4. Jaringan ikat yang menyangga membran ketuban makin berkurang

5. Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat dengan infeksi yang

mengeluarkan enzim preteolotik dan enzim kolagenase.

2.1.5 Tanda dan Gejala

Tanda ketuban pecah dini adalah keluarnya air ketuban secara spontan atau

merembes dengan atau tanpa disertai nyeri. Sedangkan gejalanya pasien

mengatakan keluarnya cairan banyak atau merembes pervaginam tanpa disertai

ingin buang air kecil.10

Cara menentukan tanda gejalanya yaitu :

1. Adanya cairan berisi mekonium, vernic caseosa, lanugo atau bila telah

terinfeksi berbau.

2. Adanya cairan ketuban di vagina, meminta pasien untuk mengejan, maka

cairan dapan keluar sedikit-sedikit atau banyak.

3. Cairan dapat keluar saat tidur, duduk atau pada saat seperti berdiri atau

berjalan.

4. Kadang-kadang cairan berwarna putih, keruh, jernih dan hijau.

5. Apabila ketuban telah lama pecah dan terjadi infeksi maka pasien akan

demam.

Page 34: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

20

2.1.6 Diagnosis

1. Anamnesa

Pasien merasa mengeluarkan cairan yang banyak secara tiba-tiba dari

jalan lahir. Cairan berbau khas, dan perlu juga diperhatikan warna cairan

tersebut. Tidak ada his dan pengeluaran lendir darah.

2. Pemeriksaan

a. Pemeriksaan spekulum, untuk mengambil sampel cairan ketuban diforniks

posterior dan mengambil sampel cairan untuk kultur dan bakteriologis.

b. Melakukan pemeriksaan dalam dengan hati-hati, sehingga tidak banyak

manipulasi daerah pelvis untuk mengurangi kemungkinan infeksi dan

persalinan prematuritas.

c. Menggunakan kertas lakmus.

Bila menjadi biru (basa) : air ketuban

Bila menjadi merah (asam) : air urine

Bahaya ketuban pecah dini adalah kemungkinan infeksi dalam rahir dan

persalinan prematuritas yang dapat meningkatkan morbiditas dan

mortalitas ibu dan bayi. Oleh karena itu pemeriksaan dalam perlu di batasi

sehingga penyulit makin diturunkan sebagai upaya menurunkan angka

kesakitan dan kematian ibu dan bayi.11

Page 35: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

21

2.1.7 Komplikasi Ketuban Pecah Dini

1. Persalinan premature

Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Peride

laten tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam

24 jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50%

persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan

terjadi dalam 1 minggu.

2. Infeksi

Korioamnionitis adalah keadaan pada perempuan hamil dimana korion,

amnion, dan cairan ketuban terkena infeksi bakteri. Korioamnionitis

merupakan komplikasi paling serius bagi ibu dan janin, bahkan dapat

berlanjut menjadi sepsis. Penyebab korioamnionitis adalah infeksi bakteri

yang terutama berasal dari traktus urogenitalis ibu. Secara spesifik permulaan

infeksi berasal dari vagina,anus atau rectum dan menjalar ke uterus.

Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini. Pada

ibu dapat terjadi karioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septicema,

pneumonia dan omfalitis. Umumnya korioamnionitis terjadi sebelum janin

terinfeksi. Pada ketuban pecah dini prematur, infeksi lebih sering daripada

aterm.

3. Hipoksia dan asfiksia akibat oligohidramnion

Oligihidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari

normal, yaitu kurang dari 500 cc. Oligohidramnion juga menyebabkan

terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada

Page 36: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

22

saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dengan pecahnya

ketuban, terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi

asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara gawat janin dan derajat

oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat.

4. Sindrom deformitas janin

Ketuban pecah dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan

janin terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan

janin, serta hipoplasi pulmonar.1

2.1.8 Pengaruh Ketuban Pecah Dini

1. Terhadap janin

Walaupun ibu belum menunjukan gejala-gejala infeksi tetapi janin

mungkin sudah terkena infeksi, karena infeksi intrauterine lebih dahulu

terjadi (amnionitis, vaskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan

meninggikan mortalitas dan morbiditas perinatal.

2. Terhadap ibu

Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intapartal,

apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam.selain itu juga dapat dijumpai

infeksi puerpuralis (nifas), peritonitis dan septicemia, serta dry-labor.

Ibu akan merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus akan

menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah gejala-gejala

infeksi.24

Page 37: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

23

2.1.9 Penanganan Ketuban Pecah Dini

1. Konservatif

a. Rawat di rumah sakit

b. Berikan antibiotik (ampisislin 4x500 mg atau eritromisin bila tidak tahan

ampisilin dan metronidazol 2x500 mg selama 7 hari).

c. Jika umur kehamilan <32 minggu, dirawat selama air ketuban masih

keluar atau sampai air ketuban tidak kelaur lagi.

d. Jika umur kehamilan32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes

basa negatif, beri dexametason, observasi tanda-tanda infeksi dan

kesejahteraan janin.

e. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.

f. Jika umur kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik, dan

lakukan induksi, nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda

infeksi intrauterine).

g. Pada umur kehamilan 32-37 minggu, berikan steroid untuk memacu

kematangan paru janin, dan bila memungkinkan periksa kadar lesitin dan

spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal

selama 2 hari, dexametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.

2. Aktif

a. Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin. Bila gagal lakukan

seksio sesarea. Dapatpula diberikan misoprostol 25 g – 50 g

Page 38: GAMBARAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA …

24

intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali. Bila da tanda-tanda infeksi,

berikan antibiotik dosis tinggi dan persalinan diakhiri.

b. Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika

tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea.

c. Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan.