Fraktur - Osteomielitis by Iknur

download Fraktur - Osteomielitis by Iknur

of 2

Transcript of Fraktur - Osteomielitis by Iknur

Hubungan Fraktur dan OsteomielitisOsteomielitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan korteks tulang dapat berupa exogenous (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hematogenous (infeksi yang berasal dari dalam tubuh). Patogen dapat masuk melalui luka fraktur terbuka, luka tembus, atau selama operasi. Luka tembak, fraktur tulang panjang, fraktur terbuka yang terlihat tulangnya, luka amputasi karena trauma dan fraktur fraktur dengan sindrom kompartemen atau luka vaskular memiliki risiko osteomielitis yang lebih besar (Wong, SK & Peh, WCG. 2001).Osteomieltis akibat fraktur terbuka merupakan osteomielitis yang paling sering ditemukan pada orang dewasa. Pada suatu fraktur terbuka dapat ditemukan kerusakan jaringan, kerusakan pembuluh darah, edema, hematoma, dan hubungan antara fraktur dengan dunia luar sehingga pada fraktur terbuka umumnya terjadi infeksi (Rasjad, C. 2007). Hematoma akibat trauma pada daerah metafisis, merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya osteomielitis hematogen akut. Pada percobaan, bila trauma artifisial dilakukan pada binatang percobaan maka akan terjadi hematoma pada daerah lempeng epifisis. Dengan penyuntikan bakteri secara intravena, akan terjadi infeksi pada daerah hematoma tersebut (Rasjad, C. 2007). Osteomielitis akibat fraktur terutama disebabkan oleh Stafilokokus aureus, B. coli, Pseudomonas dan kadang-kadang oleh bakteri anaerobik seperti klostridium. Streptokokus anaerobik atau Bakteriodes (Rasjad, C. 2007).Gambaran osteomielitis akibat fraktur terbuka biasanya berupa demam, nyeri, pembengkakan pada daerah fraktur dan sekresi pus pada luka. Pada pemeriksaan darah ditemukan leukositosis dan peningkatan laju endap darah (Rasjad, C. 2007). Osteomielitis setelah trauma atau pembedahan tulang biasanya berhubungan dengan demam yang persisten atau rekuren, bertambahnya nyeri pada area yang terkena trauma atau mengalami pembedahan, dan penyembuhan insisi yang buruk, yang sering menyebabkan drainase luka berkelanjutan dan penyebaran luka (Porth, CM. 2007). Osteomielitis kronis biasanya terjadi pada dewasa. Umumnya infeksi ini terjadi sekunder akibat luka terbuka, lebih sering pada tulang atau jaringan di sekitarnya. Osteomielitis kronis juga dapat disebabkan karena pengobatan osteomielitis hematogen akut yang tidak adekuat atau terlambat, atau osteomielitis akibat kontaminasi tulang secara langsung. Osteomielitis akut diperkirakan dapat menjadi kronis ketika infeksi persisten terjadi selama 6 sampai 8 minggu atau ketika proses akut telah secara adekuat diobati dan diperkirakan akan berhasil tetapi tidak. Osteomielitis kronis dapat persisten selama bertahun-tahun; dapat muncul secara spontan, setelah trauma ringan, atau ketika resistensi menurun (Porth, CM. 2007).Bakteri penyebab osteomieltis kronis terutama oleh Stafilokokus aureus (75%), atau E coli, Proteus atau Pseudomonas. Stafilokokus epidermis merupakan penyebab utama osteomielitis kronis pada operasi-operasi ortopedi yang menggunakan implan (Rasjad, C. 2007). Infeksi pada luka dapat menyulitkan fraktur yang terbuka atau fraktur yang ditangani dengan pembedahan. Osteomielitis harus dikenali dan ditangani secara dini karena dapat menyebabkan penyembuhan yang tidak adekuat. Infeksi tulang dapat menyebabkan sekuestrum yang menghambat terjadinya resolusi dan penyembuhan spontan yang normal pada tulang. Hal ini dapat berakibat pada penyatuan yang lambat (delayed union) dan non-union (Wong, SK & Peh, WCG. 2001; Rasjad, C. 2007).Referensi:Porth, CM. 2007. Essentials of Pahtophysiology, Concepts of Altered Health States, 2nd ed. Lippincott Williams & Wilkins: Philadelphia. Rasjad, C. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, edisi ke-3, cetakan ke-5. Yarsif Watampore: Jakarta.Wong, SK & Peh, WCG. 2001. Trauma ekstremitas. Available from: http://whqlibdoc.who.int/publications/2001/97897904401_ind_Part-1.pdf (Accessed July 23, 2011).

Ika Nurfitria Tauhida (H1A008011)