FOME Hipertensi

32
KEGIATAN I . UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP NY. W DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA HIPERTENSI STAGE II TAHAP I KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA Nama Kepala Keluarga : Tn. I Alamat Lengkap : Jetis RT 01/04, Sukoharjo, Sukoharjo Bentuk Keluarga : Nuclear Family Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah No Nama Keduduk an L/ P Umur Pendidi kan Terakhi r Pekerjaan Ket 1. Tn. I Suami (KK) L 43 th SD Penjual VCD Tida k 2. Ny. W Istri P 50 th SD Ibu Rumah tangga Ya 3. Sdr. Y Anak L 13 th SMP Pelajar Tid ak Sumber: Data primer, Januari 2013 Keterangan: * permasalahan dalam keluarga ini adalah Ny. W, umur 50 tahun, jenis kelamin perempuan, ibu rumah tangga dengan masalah kesehatan hipertensi. 1

description

FOME Hipertensi

Transcript of FOME Hipertensi

Page 1: FOME Hipertensi

KEGIATAN I .

UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP NY. W DALAM

MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA HIPERTENSI STAGE II

TAHAP IKARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Tn. I

Alamat Lengkap : Jetis RT 01/04, Sukoharjo, Sukoharjo

Bentuk Keluarga : Nuclear Family

Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah

No Nama KedudukanL/P

UmurPendidikan

TerakhirPekerjaan Ket

1. Tn. I Suami (KK) L 43 th SD Penjual VCD Tidak

2. Ny. W Istri P 50 th SD Ibu Rumah tangga Ya

3. Sdr. Y Anak L 13 th SMP Pelajar Tidak

Sumber: Data primer, Januari 2013

Keterangan:

* permasalahan dalam keluarga ini adalah Ny. W, umur 50 tahun, jenis kelamin

perempuan, ibu rumah tangga dengan masalah kesehatan hipertensi.

1

Page 2: FOME Hipertensi

TAHAP II

STATUS PASIEN

A. Pendahuluan

Laporan ini disusun berdasarkan atas kasus yang diambil dari seorang

penderita hipertensi, berjenis kelamin perempuan dan berusia 50 tahun, dengan

berbagai permasalahan yang dihadapi. Mengingat kasus ini masih banyak

ditemukan di kalangan masyarakat, maka penting bagi kita untuk memahami dan

mencermatinya sehingga dapat dilakukan penerapan yang sesuai di lapangan.

B. Identitas Pasien

Nama : Ny. W

Umur : 50 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan : SD

Agama : Islam

Alamat : Jetis RT 01/04, Sukoharjo, Sukoharjo

Status Pernikahan : Menikah

Suku : Jawa

Tanggal periksa : 5, 7, 8 Januari 2013

C. Anamnesis

1. Keluhan Utama

Nyeri leher belakang

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada tahun 2007 pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan sakit kepala

berat, kaku tengkuk, dan mimisan selama beberapa hari. Pasien diberitahu

kalau menderita hipertensi dengan tensi 180/100 mmHg. Setelah kondisi

membaik pasien boleh pulang, setelah itu pasien rutin kontrol. Saat ini,

pasien mengeluh nyeri leher belakang jika kecapekan.

3. Riwayat Penyakit Dahulu :

a. Riwayat DM : disangkal

b. Riwayat hipertensi : (+) 5 tahun yang lalu

2

Page 3: FOME Hipertensi

c. Riwayat jantung : disangkal

d. Riwayat asma : disangkal

e. Riwayat alergi : disangkal

f. Riwayat mondok : (+) 4 kali karena Ca, di

RS Kasih Ibu tahun 2000

RS Oen Kandang Sapi tahun 2002

RS PKU tahun 2005

g. Riwayat operasi : (+) 2 kali yaitu

Histerektomi tahun 2000

Mastektomi tahun 2009

4. Riwayat Penyakit Keluarga

a. Riwayat sakit serupa : disangkal

b. Riwayat DM : disangkal

c. Riwayat sakit jantung : disangkal

d. Riwayat asma : disangkal

e. Riwayat alergi : disangkal

5. Riwayat Kebiasaan

a. Riwayat minum jamu : disangkal

b. Riwayat minum alkohol : disangkal

c. Riwayat merokok : disangkal

d. Riwayat olahraga : disangkal

e. Riwayat minum obat : (+) obat hipertensi setiap hari sejak 3 tahun

yang lalu

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Penderita adalah seorang perempuan berusia 50 tahun dengan suami

dan 2 orang anak. Saat ini pasien tinggal bersama suami dan anak bungsunya

yang masih sekolah SMP di rumah milik pribadi, sedangkan anak

pertamanya tinggal terpisah karena sudah berkeluarga. Pasien adalah ibu

rumah tangga, sedangkan suaminya adalah penjual VCD. Biaya hidup

sehari-hari berasal dari penghasilan suami sekitar Rp 35.000,00 per hari atau

sekitar Rp 1.050.000,00 per bulan.

3

Page 4: FOME Hipertensi

7. Riwayat Gizi

Penderita sehari-harinya makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur-

sayuran, lauk pauk seperti tempe dan tahu, serta kadang dengan ikan, daging

dan telur. Kadang ditambah dengan buah seperti pepaya dan mangga.

D. Anamnesis Sistem

Keluhan Utama : Nyeri leher belakang

1. Kulit : warna kulit sawo matang, gatal (-), kulit kering (-).

2. Kepala : sakit kepala (-), leher cengeng (+), berputar (-), luka (-),

benjolan (-), nggliyer (-).

3. Mata : pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan

kabur (-)

4. Hidung : tersumbat (-), mimisan (-)

5. Telinga : pendengaran berkurang (-), berdenging (-), keluar cairan (-)

6. Mulut :sariawan (-), mulut kering (-), mulut terasa pahit (-)

7. Tenggorokan :sakit menelan (-), serak (-).

8. Pernafasan :sesak nafas (-), batuk lama (-), mengi (-), batuk darah (-),

dahak (-)

9. Kardiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada (-)

10. Gastrointestinal :mual (-), muntah (-), mudah haus (-), diare (-), nafsu makan

meningkat (-), nyeri perut (-), BAB tidak ada keluhan.

11. Genitourinaria : BAK 3-4 kali sehari, warna kuning jernih dan jumlah dalam

batas normal.

12. Neuropsikiatri :Neurologik : kejang (-), kaki kesemutan (-).

Psikiatrik : emosi stabil (-), mudah marah (-).

13. Muskuloskeletal :nyeri sendi (+), nyeri otot (-).

14. Ekstremitas : Atas : bengkak (-), luka (-), akral dingin (-)

Bawah : bengkak (-) kiri, luka (-), akral dingin (-)

E. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum

Baik, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), gizi kesan baik

2. Tanda Vital

BB : 56 kg

4

Page 5: FOME Hipertensi

TB : 153 cm

BMI : 23.9 (normoweight)

Tekanan darah : 160/100

Nadi : 94x/menit, irama regular, isi dan tegangan cukup

Pernafasan : 22x/menit

Suhu : 37.1 oC per axiler

3. Kulit

Sawo matang, rambut hitam, turgor baik, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-),

venektasi (-), petechie (-), spider nevi (-), kulit kering (-).

4. Kepala

Bentuk mesocephal, tidak ada luka, rambut sukar dicabut.

5. Mata

Konjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek

kornea (+/+)

6. Hidung

Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deviasi septum (-)

7. Mulut

Bibir pucat (-), bibir kering (-), papil lidah atrofi (-), gusi berdarah (-), gigi

tanggal (-)

8. Telinga

Membran tympani intak, sekret (-)

9. Tenggorokan

Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-), dahak (-).

10.Leher

JVP tidak meningkat, trakea di tengah, KGB tidak membesar

11. Thoraks

Normochest, simetris, pernapasan thoracoabdominal, retraksi (-), spider nevi

(-), pulsasi infrasternalis (-), sela iga melebar (-).

Cor : I : ictus cordis tak tampak.

P : ictus cordis tak kuat angkat.

P : batas kiri atas : SIC II LPSS.

batas kanan atas : SIC II LPSD.

batas kiri bawah : SIC V 1 cm medial LMCS.

batas kanan bawah : SIC IV LPSD.

5

Page 6: FOME Hipertensi

pinggang jantung : SIC III LPSS.

batas jantung kesan tidak melebar.

A: BJ I–II intensitas normal, regular, bising (-).

Pulmo: I : pengembangan dada kanan = dada kiri.

P : fremitus raba kanan = kiri.

P : redup SIC II-IV/ redup SIC III-IV.

A: suara dasar vesikuler (+ N/+ N), ronkhi basah kasar (-/-),

wheezing (-/-).

12. Abdomen

I : dinding perut sejajar dinding dada, venektasi (-).

P : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba.

P : timpani seluruh lapang perut.

A : bising usus (+) normal.

13. Sistem Collumna Vertebralis

I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-).

P : nyeri tekan (-).

P : NKCV (-).

14. Ektremitas : palmar eritema(-/-).

akral dingin oedem

- - - -

- - - -

15. Sistem genetalia : dalam batas normal.

16. Sistem genitourinaria : Nyeri saat BAK (-), BAK darah (-)

17. Pemeriksaan Neurologik

Fungsi Luhur : dalam batas normal.

Fungsi Vegetatif : dalam batas normal

Fungsi Sensorik : dalam batas normal

Fungsi motorik :

K 5 5 T N N RF +2 +2 RP - -

5 5 N N +2 +2 - -

18. Pemeriksaan Psikiatrik

Penampilan : perawatan diri baik.

Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis.

Afek : appropriate.

6

Page 7: FOME Hipertensi

Psikomotor : normoaktif.

Proses pikir : bentuk : realistik

isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-).

arus : koheren.

Insight : baik

F. Clinical Assesment

Klinis:

Nyeri leher belakang, tekanan darah 160/100.

Diagnosis:

Hipertensi stage II.

G. Penatalaksanaan

Furosemid 40 mg 1-0-0

Amlodipin 1x5mg

H. Flow sheet follow up

Nama : Ny. W

Diagnosis : Hipertensi stage II

Tabel 2. Flowsheet pasien

NO Tgl Keluhan Hasil Pemeriksaan

Terapi Planning Target

1 5 Jan 2013

Nyeri leher belakang

TD : 160/100 mmHgHR : 94x/menitRR : 22x/menitT : 37.1 oC

Furosemid 40 mg 1-0-0

Amlodipin 1x5mg

Edukasi diet hipertensi dan pengaturan aktivitas fisik

Cek tekanan darah dan EKG

Tekanan darah terkontrol

Minimalisir komplikasi

2 7 Jan 2013

Nyeri leher belakang ↓

TD : 150/90 mmHgHR : 88x/menitRR : 20x/menitT : 37.0 oC

Furosemid 40 mg 1-0-0

Amlodipin 1x5mg

Edukasi diet hipertensi dan pengaturan aktivitas fisik

Cek tekanan darah *pasien menolak EKG

Tekanan darah terkontrol

Minimalisir komplikasi

3 8 Jan 2013

Nyeri leher belakang ↓↓

TD : 150/90 mmHgHR : 92x/menitRR : 20x/menit

Furosemid 40 mg 1-0-0

Amlodipin 1x5mg

Edukasi diet hipertensi dan

Cek tekanan darah *pasien menolak

Tekanan darah terkontrol

Minimalisir

7

Page 8: FOME Hipertensi

T : 37.1 oC pengaturan aktivitas fisik

EKG komplikasi

8

Page 9: FOME Hipertensi

TAHAP III

IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

A. Fungsi Holistik

1. Fungsi Biologis

Keluarga Ny. W adalah nuclear family terdiri atas penderita (Ny.

W, 50 tahun) dan suami (Tn. I, 43 tahun). Kedua orang tersebut tinggal

dalam satu rumah. Secara umum, keluarga ini cukup sehat.

2. Fungsi Psikologis

Hubungan yang terjadi antar anggota keluarga terjalin cukup baik,

akrab, luwes dan tidak terjadi perselisihan, terbukti dengan komunikasi yang

hidup antar anggota keluarga. Mereka saling menyanyangi dan saling

mendukung satu sama lain. Penyelesaian masalah keluarga yang ada

didiskusikan bersama suaminya.

3. Fungsi Sosial Budaya

Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam

masyarakat melainkan hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Tidak ada

hambatan hubungan penderita dan keluarga dengan masyarakat disekitar

rumah. Keluarga ini cukup aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan di

lingkungannya. Pasien sebagai ibu rumah tangga, selalu mendukung

suaminya sebagai penjual VCD. Suami penderita, Tn. I juga aktif mengikuti

kegiatan kemasyarakatan seperti arisan RT, sholat berjama’ah, dll. Anak

bungsu tinggal bersama dengan ayah dan ibunya, sedangkan anak pertama

tinggal terpisah karena sudah berkeluarga.

4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan

Penghasilan keluarga Ny. W berasal dari suaminya dengan total

penghasilan sebesar Rp 1.050.000,00 per bulan. Penghasilan keluarga Ny. S

digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari, kebutuhan sekolah, dan

disisihkan sedikit untuk menabung.

5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi

Keputusan–keputusan penting dalam keluarga dipegang oleh suami

penderita. Dalam kesehariannya, penderita dan keluarganya tidak ada masalah

9

Page 10: FOME Hipertensi

dalam berinteraksi dengan masyarakat. Hubungan antar tetangga sekitar

terjalin dengan baik.

Kesimpulan :

Secara keseluruhan fungsi holistik keluarga Ny. W baik. Hubungan antar

anggota keluarga terjalin harmonis. Dari segi ekonomi pendapatan keluarga

cukup untuk hidup sehari-hari. Keluarga ini bukan merupakan tokoh masyarakat,

tetapi cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Penguasaan masalah dan

pengambilan keputusan dilakukan dengan diskusi bersama-sama seluruh anggota

keluarga.

B. Fungsi Fisiologis Keluarga (Apgar Score)

Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan APGARscore. APGAR score

adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari sudut

pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan anggota keluarga

yang lain. APGAR score meliputi :

1. Adaptation

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga

yang lain, penerimaan, dukungan, dan saran dari anggota keluarga yang lain.

Dalam menghadapi masalah selama ini, penderita cukup mendapatkan

perhatian dari anggota keluarga yang lain (suami penderita). Penyakit yang

diidap penderita mengganggu aktivitas sehari-hari. Penderita dan keluarganya

jarang mendapat penyuluhan tentang penyakit yang diidap penderita dari

petugas kesehatan.

2. Partnership

Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota

keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.

Hubungan serta komunikasi antara penderita dan suaminya berjalan dengan

baik. Aktivitas sehari-hari banyak dihabiskan penderita untuk beristirahat.

3. Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan

anggota keluarga tersebut. Pasien sampai saat ini masih mengalami

kelemahan anggota gerak sebelah kanan dan sedikit pelo saat berbicara.

10

Page 11: FOME Hipertensi

Masih kurangnya kesadaran pasien dan dorongan keluarga menyebabkan

pasien tidak kontrol rutin ke dokter.

4. Affection

Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota

keluarga. Hubungan kasih sayang antara penderita dengan suaminya cukup

baik. Namun, interaksi penderita dengan anaknya kurang karena pekerjaan

anak penderita di luar daerahnya.

5. Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu

yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain. Penderita merasa puas

dengan kebersamaan dan waktu yang diluangkan suami dan anak-anak

penderita. Meskipun sudah tidak tinggal bersama, tetapi anak-anak penderita

masih sering mengunjunginya.

Skoring :

Hampir selalu : 2 poin

Kadang – kadang : 1 poin

Hampir tak pernah : 0 poin

Tabel 3. APGAR Ny. U terhadap Keluarga

APGAR keluarga Ny. S Ny.W Tn. I An. Y

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga

saya bila saya menghadapi masalah

2 2 1

P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas

dan membagi masalah dengan saya

1 2 2

G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan

mendukung keinginan saya untuk melakukan

kegiatan baru atau arah hidup yang baru

2 2 1

A Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon

emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll

2 2 2

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya

membagi waktu bersama-sama

2 2 2

Total Nilai 9 10 8

11

Page 12: FOME Hipertensi

Fungsi fisiologis keluarga = (9+10+8)/3 = 27/3 = 9 (BAIK)

Kriteria A.P.G.A.R : 8-10 baik

6-7 cukup

<5 buruk

Secara keseluruhan total poin dari A.P.G.A.R. keluarga Ny. W adalah 27,

sehingga rata-rata A.P.G.A.R. dari keluarga Ny. W adalah 9. Hal ini menunjukkan

bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga Ny. W dalam keadaan baik.

Hubungan antar individu dalam keluarga tersebut terjalin baik.

C. Fungsi Patologis

Fungsi patologis dinilai dengan menggunakan SCREEM score dengan rincian

sebagai berikut :

Tabel 5. SCREEM Score keluarga Ny. W

Sumber Patologi Keterangan Patologis

Social Interaksi sosial penderita kurang. Partisipasi penderita dalam masyarakat kurang.

_

Cultural Belum mengerti kebudayaan daerah dengan baik. Namun banyak tradisi budaya yang masih diikuti. Saat hari raya, tahun baru, ulang tahun, ada perayaan khusus meskipun sederhana.

_

Religius Pemahaman agama baik ditandai dengan penerapan ajaran agama yang baik, penderita sudah diajarkan menjalankan sholat lima waktu dan berpuasa.

_

Economic Ekonomi keluarga tidak stabil. Pemasukan relatif kurang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari seluruh anggota keluarga. Sehingga tidak ada sisa uang untuk ditabung.

_

Education Pendidikan anggota keluarga tidak memadai. Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua masih rendah. Kemampuan untuk memperoleh dan memiliki fasilitas pendidikan seperti buku-buku, koran terbatas.

+

Medical Tidak mampu membiayai pelayanan kesehatan yang lebih baik. Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga ini menggunakan Puskesmas dengan memakai JPS.

_

12

Page 13: FOME Hipertensi

Kesimpulan:

Keluarga Ny. W memiliki fungsi patologis keluarga yang cukup, karena fungsi

social, economic, cultural, dan medical masih baik.

D. Genogram

Fungsi genetik dinilai dari genogram keluarga

Gambar 1. Genogram Keluarga Ny. W

Keterangan:

: Perempuan yang masih hidup

: Perempuan yang sudah meninggal

: Pasien

: Laki-laki yang masih hidup

: Laki-laki yang sudah meninggal

: Tinggal dalam 1 rumah

Kesimpulan :

Ny. S tinggal bersama dengan suami dan anak bungsunya yaitu An. Y. Di dalam

garis keturunan ibu dan bapak tidak didapatkan penyakit yang diturunkan dan

penyakit menular.

Sumber : Data Primer, 5 Januari 2012

13

Tn. I

An.Y

Ny.W

Page 14: FOME Hipertensi

E. Interaksi Keluarga

Sumber : Data Primer, Januari 2013

Gambar 2. Pola Interaksi Keluarga Ny. W

Keterangan :

harmonis

tidak harmonis

Kesimpulan :

Hubungan antara Ny. S dengan seluruh anggota keluarganya harmonis.

F. Faktor Perilaku Keluarga

1. Pengetahuan

Perilaku di dalam keluarga ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan anggota

keluarga dan pasien yang rendah, sehingga perilaku yang berhubungan

dengan kesehatan masih belum maksimal. Keluarga ini menyadari arti penting

kesehatan tetapi belum memiliki standar hidup sehat.

Sejak 5 tahun yang lalu penderita diketahui menderita hipertensi. Suami

dan kedua anaknya belum banyak memiliki pengetahuan tentang seluk

beluk hipertensi.

2. Sikap

Sikap keluarga dan pasien sendiri terhadap penyakit yang dideritanya cukup

positif yakni mengusahakan kesembuhan dengan mendorong dan

menyediakan fasilitas bagi penderita untuk berobat, dan membantu proses

kesembuhannya. Selain itu, pasien sudah memiliki kesadaran yang tinggi

untuk kontrol rutin.

14

Ny. W, 50 tahun

Tn. I,43 tahun

An. Y13 tahun

Page 15: FOME Hipertensi

3. Tindakan

Pasien selalu kontrol rutin ke sarana pelayanan kesehatan, baik ke bidan

desa, puskesmas, maupun ke dokter praktek swasta sebulan sekali dan

mengonsumsi obat teratur. Sikap keluarga yang positif terhadap penyakit yang

diderita penderita dan kesadaran serta kemauan dari penderita sendiri untuk

kembali pulih, membuat penderita mau memeriksakan dirinya ke puskesmas

terdekat. Namun, belum ada tindakan untuk memperbaiki sanitasi lingkungan

yang mendukung gaya hidup sehat. Jika ada anggota keluarga yang sakit

diperiksakan ke bidan desa atau ke puskesmas.

G. Faktor Non Perilaku Keluarga

1. Lingkungan

Rumah yang dihuni keluarga ini sudah cukup memadai, hanya saja

terlihat kurang terawat karena jarang dibersihkan. Lantai masih berupa

tanah, dinding dari papan kayu, pencahayaan ruangan dan ventilasi kurang.

Sumber air berasal dari sumur, listrik sudah ada, kamar mandi tidak ada

(menumpang di tetangga). Pembuangan limbah keluarga memenuhi

sanitasi lingkungan. Sampah keluarga dibuang ke kebun dan dibakar.

2. Pelayanan Kesehatan

Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan cukup baik.

Rumah penderita tidak terlalu jauh dengan puskesmas. Jika pasien dan

keluarganya sakit, maka akan berobat ke puskesmas tersebut menggunakan

biaya pribadi.

3. Keturunan

Di dalam garis keturunan ibu dan bapak tidak didapatkan penyakit yang

diturunkan.

H. Identifikasi Indoor

Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 10 x 10 m menghadap

ke selatan, dalam lingkungan pemukiman biasa di tepi jalan beraspal. Rumah

terdiri dari 1 kamar tidur, dapur, ruang keluarga, kamar mandi, dan kamar

mandi. Pekarangan ada di belakang dan di depan rumah. Lantai rumah sudah

berua tanah, ventilasi rumah dan penerangan kurang, dinding rumah dari papan

15

Page 16: FOME Hipertensi

kayu, atap dari genteng tanpa langit-langit. Terdapat kandang ayam yang

dihuni sekitar 10 ekor ayam.

Denah Rumah

Sumber: Data Primer, Januari 2013

Gambar 3. Denah Rumah Ny. W

Keterangan:

A. = Halaman depan

B. = Kamar tidur

C. = Kandang ayam

D. = Ruang keluarga

E. = Dapur

F. = Kamar mandi/WC

G. = Teras depan

H. = Gudang

I. = Tempat cuci

J. = Halaman belakang

K. = Sumur

16

B

H

D

E

C

A

I

F

C

KJ

G

Page 17: FOME Hipertensi

Luas rumah sekitar 100m2, memenuhi criteria kepadatan hunian sehat

(10m2/orang). Lantai rumah masih berupa tanak dengan pencahayaan dan

ventilasi yang masih kurang baik. Sampah dan limbah terkelola dengan cukup

baik. Jarak jambar dengan sumber air bersih > 10 meter dengan air bersumber

dari air sumur.

Kesimpulan: gambaran lingkungan dalam rumah (indoor) belum

memenuhi syarat-syarat kesehatan.

I. Identifikasi Outdoor

Rumah ini dikelilingi rumah tetangga yang letaknya cukup dekat. Di

depan rumah terdapat halaman yang digunakan untuk menjemur pakaian dan

ditanami pohon pace. Belakang rumah terdapat pekarangan dan sumur.

Kandang ayam terdapat di samping rumah dan depan pojok rumah.

Jarak rumah dengan jalan raya ± 7 meter dengan tingkat kebisingan di

sekitar rumah rendah. Letak rumah jauh dengan sungai dan tempat

pembuangan sampah umum.

Kesimpulan: Gambaran lingkungan luar rumah (outdoor) telah

memenuhi syarat kesehatan.

J. Daftar Masalah

1. Masalah Medis

Hipertensi Stage II

2. Masalah Non Medis

Tabel 6. Masalah Non Medis Keluarga Ny. W

No. Fungsi Keterangan

1. Gangguan Fungsi Holistik (-)

2. Gangguan Fungsi Fisiologis APGAR (-)

3. Gangguan Fungsi Patologis SCREEM (+) pada faktor education

4. Gangguan Genogram (-)

5. Gangguan Fungsi Interaksi Keluarga (-)

6. Gangguan Perilaku (-)

7 Gangguan Non Perilaku (-)

8 Gangguan Fungsi Indoor (+) rumah kurang pencahayaan dan ventilasi

9 Gangguan Fungsi Outdoor (-)

17

Page 18: FOME Hipertensi

Sumber: Data Primer, Januari 2013

Secara keseluruhan, fungsi keluarga Ny. W cukup baik.

18

Page 19: FOME Hipertensi

TAHAP IV

DIAGNOSIS HOLISTIK

Ny. W, 50 tahun, nuclear family dengan diagnosis Hipertensi Stage II.

Keluarga cukup harmonis dengan kehidupan sosial cukup aktif sebagai anggota

masyarakat. Berinteraksi dengan tetangga dengan baik serta aktif mengikuti kegiatan

kemasyarakatan. Ny. W tidak terlibat dalam kepengurusan dalam lingkungan tempat

tinggalnya. Penghasilan keluarga ± Rp. 1.050.000 per bulan.

1. Diagnosis Biologis

Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu.

2. Diagnosis Psikologis

Hubungan antara Ny. W dengan suami dan anaknya terjalin baik, saling

mendukung, saling memperhatikan dan saling pengertian.

3. Diagnosis Sosial :

a.Tingkat pendidikan keluarga rendah

b. Tempat tinggal kurang terawat

c.Kurangnya perhatian dari anak-anak

19

Page 20: FOME Hipertensi

TAHAP V

PEMBAHASAN DAN SARAN KOMPREHENSIF

A. Pembahasan

Hipertensi sampai saat ini masih menjadi masalah karena semakin

meningkatnya prevalensi hipertensi. Hipertensi adalah peningkatan tekanan

darah ≥ 140/90 mmHg. Gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada

beberapa organ target. Gejala paling umum yang dikeluhkan pasien adalah

sakit kepala, mata berkunang-kunang, pusing, rasa berat di daerah leher.

Faktor risiko terjadinya hipertensi antara lain diet dan asupan garam

tinggi, stres, obesitas, merokok dan faktor genetik. Ny. W memiliki pola hidup

yang kurang baik, yaitu jarang berolahraga dan mengkonsumsi makanan asin

dan gorengan yang berminyak. Pola makan yang tidak sehat seperti asupan

garam berlebih dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan

mekanisme melibatkan ginjal. Jika asupan garam berlebih terjadi retensi

natrium ginjal yang pada akhirnya akan meningkatkan volume cairan

kemudian meningkatkan preload sehingga tekanan darah meningkat.

Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi pada organ tubuh secara

langsung maupun tidak langsung. Hipertensi dapat menjadi faktor risiko

penyakit kardiovaskuler, menyebabkan kerusakan otak, mata, dan ginjal. Oleh

karena bersifat kronik, maka penderita hipertensi harus melakukan kontrol

rutin dan patuh pada pengobatan serta melakukan modifikasi gaya hidup

menuju pola hidup sehat.

Fungsi holistik dan fungsi fisiologis keluarga Ny. W secara umum

sudah baik. Namun, pada fungsi patologis terdapat permasalahan dalam hal

edukasi yaitu, Ny. W dan suaminya merupakan lulusan SD. Hal ini

mempengaruhi perilaku keluarga dalam menerapkan gaya hidup sehat. Ny. W

dan keluarga menyadari pentingnya hidup sehat namun belum menerapkan

gaya hidup sehat secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dari lingkungan rumah

Ny. W yang kurang memenuhi syarat kesehatan, karena pencahayaan dan

ventilasinya masi kurang baik. Untungnya, Ny. W rutin memeriksakan dirinya

ke puskesmas terdekat untuk mengontrol tekanan darahnya.

Ny. W juga harus sering mendapatkan edukasi mengenai penyakit yang

dideritanya. Edukasi yang diberikan adalah latihan fisik, menurunkan asupan

20

Page 21: FOME Hipertensi

garam, meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan

lemak, serta mengendalikan stres.

B. Saran Komprehensif

Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah:

1. Promotif

Edukasi kepada keluarga pasien untuk:

a. Mengurangi makanan yang asin dan mengandung natrium seperti

monosodium glutamate

b. Makan cukup buah dan sayur cukup kalori serta tidak konsumsi

makanan yang berkolesterol tinggi.

c. Mengurangi makanan yang banyak mengandung lemak seperti

gorengan, jeroan, santan, daging merah, dll.

d. Melaksanakan latihan fisik dengan teratur, misalnya melatih gerakan

pada tangan dan kaki kanan setiap pagi hari

e. Memanfaatkan pelayanan kesehatan secara optimal.

f. Menasehati pasien untuk tetap kontrol rutin ke dokter

2. Preventif

a. Menghindari stress

b. Istirahat cukup dan tidur teratur antara 6-8 jam sehari.

c. Memeriksa kesehatan secara teratur dan taat anjuran dokter

d. Pengendalian hipertensi, kadar gula darah, dan kolesterol dengan

mengatur pola makan dan menghindari makanan berlemak.

e. Mengkonsumsi makanan rendah garam, tinggi serat, dan rendah

kolesterol

f. Berolahraga teratur

3. Kuratif

a. Furosemid 40 mg 1-0-0

b. Amlodipin 1x5mg

4. Rehabilitatif

Berolahraga secara teratur setiap harinya, misalnya dengan jalan sehat.

.

21

Page 22: FOME Hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, A, et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius. Balai Penerbit FK UI. Jakarta.

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simandibrata MK, Setiani S (editor). 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

22