Fix.

download Fix.

of 30

description

..

Transcript of Fix.

PROPOSAL LAPORAN AKHIRPENGARUH VARIASI PEREKAT TERHADAP BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DENGAN TEMPURUNG KELAPA

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan

Mata Kuliah Laporan Akhir Jurusan Teknik Kimia

Program Studi D III Teknik Kimia

OLEHOVIANTI SITOMPUL061130400352

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

2014I. Judul Penelitian

Pengaruh Variasi Perekat Terhadap Briket Campuran Ampas Tebu Dengan Tempurung Kelapa.II. PendahuluanLimbah merupakan buangan hasil produksi yang kehadirannya pada waktu dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena akan memberikan pengaruh yang merugikan (Saeni, 1998 dalam Adityanto, 2007). Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu limbah padat, cair dan gas. Ampas tebu dan tempurung kelapa merupakan salah satu dari limbah padat. Limbah padat lebih dikenal sebagaisampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.Dengan adanya kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) yang semakin meningkat saat ini, menjadikan penduduk dunia mulai mengantisipasinya dengan mencari sumber energi alternatif. Salah satu cara yang diambil adalah memproduksi bahan bakar pengganti atau pencampur pada bahan bakar minyak, sehingga pemakaian bahan bakar dapat lebih hemat. Pemanfaatan limbah ampas tebu dan tempurung kelapa ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber bahan bakar alternatif, sehingga selain dapat mengurangi jumlah limbah yang diproduksi baik oleh pabrik maupun domestik, juga dapat menghemat penggunaan BBM. Hasil dari pemanfaatan limbah tersebut dapat dipasarkan sehingga memiliki nilai jual yang lebih dan dapat membantu mengurangi pemakaian BBM dengan adanya bahan bakar alternatif ini.Biomassa dapat digunakan langsung sebagai sumber energi panas, sebab biomassa telah mengandung energi yang dihasilkan dalam fotosintesis saat tumbuhan hidup. Namun penggunaan biomassa secara langsung sebagai bahan bakar kurang efisien, maka perlu diubah menjadi energi kimia lebih dahulu. Sebab biobriket, bioarang memiliki nilai bakar lebih tinggi dibandingkan biomassa (Widarto dan Suryanta dalam Yuwono, 2009).Menurut rumus Pritzelwitz (Hugot, 1986) tiap kilogram ampas tebu dengan kandungan gula sekitar 2,5 % akan memiliki kalor sebesar 1825 kkal. Nilai bakar tersebut akan meningkat dengan menurunnya kadar air dan gula dalam ampas. Sedangkan arang tempurung kelapa adalah bahan organik yang memiliki nilai kalor yang sangat tinggi dan apabila terbakar mampu bertahan lama serta mengandung karbon 70% sehingga arang tempurung kelapa sulit untuk untuk melakukan pembakaran awal.Dengan mencampurkan ampas tebu dengan tempurung kelapa yang memiliki nilai kalor yang sangat tinggi diharapkan dapat menghasilkan briket yang bersifat mudah menyala, nilai kalor tinggi serta mampu bertahan lama sehingga dapat dimanfaatkan untuk membuat briket yang diharapkan tidak membutuhkan minyak tanah dalam penyalaannya.III. Perumusan MasalahLimbah padat berupa ampas tebu dan tempurung kelapa masih mengandung cukup banyak kandungan hidrokarbon yang dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi, salah satunya adalah briket. Selain dapat mengurangi jumlah penumpukan limbah padat, hasil dari pemanfaatan limbah tersebut dapat dipasarkan sehingga memiliki nilai jual yang lebih dan dapat membantu mengurangi pemakaian BBM. Oleh karena itu, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana memperoleh bahan bakar alternatif berupa briket campuran dari limbah ampas tebu dan tempurung kelapa. Dan berapakah perbandingan komposisi terbaik serta perekat apa yang menghasilkan briket yang memenuhi spesifikasi standar mutu briket di pasaran.IV. TujuanBerdasarkan uraian diatas, penelitian ini direncanakan dengan tujuan sebagai berikut :1. Memanfaatkan limbah ampas tebu dan tempurung kelapa yang tidak termanfaatkan.2. Menghasilkan briket campuran yang memenuhi spesifikasi standar mutu bahan bakar padat.V. ManfaatPenelitian ini selain bermanfaat dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga memberikan kontribusi bagi mahasiswa dan politeknik.1. Sebagai salah satu persyaratan untuk dapat menyelesaikan studi D III Teknik Kimia di Politeknik Negeri Sriwijaya.2. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang pengembangan IPTEK khususnya dalam pengembangan sumber bahan bakar alternatif.VI. Tinjauan Pustaka6.1 LimbahLimbahadalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.Karakteristik limbah secara umum terbagi menjadi 4, yaitu :1. Berukuran makro2. Dinamis3. Penyebarannya berdampak luas4. Berdampak jangka panjangJenis jenis limbah berdasarkan wujudnya :

1. Limbah padatLimbah padat atau bisa disebut sampah merupakan limbah yang terbanyak di lingkungan. Istilah sampah diberikan kepada barang-barang atau bahan-bahan buangan rumah tangga atau pabrik yang tidak digunakan lagi atau tidak terpakai dalam bentuk padat.2. Limbah cairMenurut PP No. 82 Tahun 2001, limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair. Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan sifatnya, yaitu fisika dan sifat agregat, parameter logam, anorganik nonmetalik, organik agregat, dan mikroorganisme.3. Limbah gasJenis limbah gas yang berada di udara terdiri dari bermacam-macam senyawa kimia. Misalnya, karbon monoksida (CO), karbon dioksida, nitrogen oksida, sulfur dioksida, asam klorida (HCl), amonia, metan, klorin.Jenis jenis limbah berdasarkan sumbernya :1. Limbah domestik (rumah tangga)Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman penduduk (rumah tangga) dan kegiatan usaha seperti pasar, restoran, dan gedung perkantoran.2. Limbah industriLimbah industri merupakan sisa atau buangan dari hasil proses industri.3. Limbah pertanianLimbah pertanian berasal dari daerah atau kegiatan pertanian maupun perkebunan.4. Limbah pertambanganLimbah pertambangan berasal dari kegiatan pertambangan. Jenis limbah yang dihasilkan terutama berupa material tambang, seperti logam dan batuan.5. Limbah pariwisataKegiatan wisata menimbulkan limbah yang berasal dari sarana transportasi yang membuang limbahnya ke udara, dan adanya tumpahan minyak dan oli yang dibuang oleh kapal atau perahu motor di daerah wisata bahari.6. Limbah medisLimbah yang bersal dari dunia kesehatan atau limbah medis mirip dengan sampah domestik pada umumnya. Obat-obatan dan beberapa zat kimia adalah contoh limbah medis.Jenis jenis limbah berdasarkan senyawanya :1. Limbah organikLimbah organik merupakan limbah yang berasal dari makhluk hidup (alami) dan sifatnya mudah membusuk/terurai.2. Limabah anorganikLimbah anorganik merupakan segala jenis limbah yang tidak dapat atau sulit terurai/busuk secara alami oleh mikroorganisme pengurai.3. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah kelompok limbah yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, membahayakan lingkungan, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.6.2 Ampas TebuTebu (Saccharum officinarum) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan.Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatera (Anonim, 2007e).

Sumber : wikipedia. 2014Gambar 1. Potongan Tebu dan Ampas TebuAmpas tebu adalah hasil samping dari proses ekstraksi (pemerahan) cairan tebu. Ampas tebu banyak dihasilkan pabrik gula dan pedagang es tebu.Husin (2007) menambahkan, berdasarkan data dari Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) ampas tebu yang dihasilkan sebanyak 32% dari berat tebu giling. Pembuangan ampas tebu tanpa pengolahan secara tepat akan mengakibatkan pencemaran yang berkepanjangan.Ampas tebu sebagian besar mengandungligno-cellulose. Berikut adalah komposisi kimia ampas tebu.KandunganKadar (%)

Abu

Lignin

Selulosa

Sari

Pentosan

SiO23,82

22,09

37,65

1,81

27,97

3,01

Tabel 1. Komposisi Kimia Ampas TebuSebagai bahan bakar jumlah ampas dari stasiun gilingan adalah sekitar 30 % berat tebu dengan kadar air sekitar 50 %. Dalam kondisi kering, ampas tebu terdiri dari unsur C (karbon) 47 %, H (Hidrogen) 6,5 %, O (Oksigen) 44 % dan Ash (abu) 2,5 %. Menurut rumus Pritzelwitz (Hugot, 1986) tiap kilogram ampas dengan kandungan gula sekitar 2,5 % akan memiliki kalor sebesar 1825 kkal. Nilai bakar tersebut akan meningkat dengan menurunnya kadar air dan gula dalam ampas.Pada umumnya, pabrik gula di Indonesia memanfaatkan ampas tebu sebagai bahan bakar bagi pabrik yang bersangkutan, setelah ampas tebu tersebut mengalami pengeringan. Disamping untuk bahan bakar, ampas tebu juga banyak digunakan sebagai bahan baku pada industri kertas,particleboard, fibreboard,dan lain-lain (Indriani dan Sumiarsih, 1992). Kelebihan ampas Ampas mudah terbakar karena didalamnya terkandung air, gula, serat dan mikroba, sehingga bila tertumpuk akan terfermentasi dan melepaskan panas. Briket dari ampas tebu akan lebih terjamin sebab bersifat renewable (mudah diperbaharui).6.3 Tempurung KelapaKelapa(Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalammargaCocosdari suku aren-arenan atauArecaceae. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya sehingga dianggap sebagai tumbuhan serbaguna. Pohon kelapa atau sering disebut pohon nyiur biasanya tumbuh pada daerah atau kawasan tepi pantai. Buah kelapa terdiri dari kulit luar, sabut, tempurung, kulit daging (testa), daging buah, air kelapa dan lembaga. Buah kelapa yang sudah tua memiliki bobot sabut (35%), tempurung (12%),endosperm(28%) dan air (25%) (Setyamidjaja, D., 1995). Tempurung kelapa adalah salah satu bahan karbon aktif yang kualitasnya cukup baik dijadikan arang aktif.

Sumber : wikipedia. 2014Gambar 2. Tempurung kelapa dan arang tempurung kelapa

Secara fisologis, bagian tempurung merupakan bagian yang paling keras dibandingkan dengan bagian kelapa lainnya. Struktur yang keras disebabkan oleh silikat (SiO2) yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung kelapa tersebut. Berat dan tebal tempurung kelapa sangat ditentukan oleh jenis tanaman kelapa. Berat tempurung kelapa ini sekitar (15 19) % dari berat keseluruhan buah kelapa, sedangkan tebalnya sekitar (3 5) mm. Berikut adalah komposisi kimia tempurung kelapa.KomposisiPersentase(%)

Lignin29,40

Pentosan27,70

Selulosa26,60

Air8,00

Solvent Ekstraktif4,20

Uronat Anhidrat3,50

Abu0,60

Nitrogen0,10

Tabel 2. Komposisi Kimia Tempurung Kelapa6.4 BriketBriketadalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagaibahan bakaruntuk memulai dan mempertahankan nyalaapi. Briket yang paling umum digunakan adalah briketbatu bara, briketarang, briketgambut, dan briketbiomassa. Briket dibuat dengan menekan dan mengeringkan campuran bahan menjadi blok yang keras. Bahan yang digunakan untuk pembuatan briket sebaiknya yang memilikikadar airrendah untuk mencapai nilai kalor yang tinggi. Keberadaan bahan volatil juga mempengaruhi seberapa cepat laju pembakaran briket. Bahan yang memiliki nilai volatil yang tinggi akan lebih cepat habis terbakar.

Sumber : wikipedia. 2014Gambar 3. Briket dengan berbagai bentukBanyak bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan briket, contohnya sekam padi, jerami, ampas tebu, batok kelapa, serbuk gergaji, dedaunandan lain-lain. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat briket akanmelalui proses pembakaran tidak sempurna sehingga tidak sampai menjadi abu. Pada pemanasan ini prosesnya dilakukan pada tempat yang vakum, selanjutnya arang tersebut dicampur dengan perekat, dipadatkan dan dikeringkankemudian disebut sebagai briket.Proses pembuatanbriket cukup sederhana dan dapat dikerjakan sendiri tanpa membutuhkan peralatan khusus dan tidak membutuhkan banyak tenaga. Gambaran mudahnya adalah bahan baku briket kita panaskan dalam tempat yang vakum sehingga menghitam, lalu kita haluskan kemudian dicetak. Proses pembuatan briket secara umum adalah sebagai berikut.1. Pengurangan Kadar AirBahan baku yang akan digunakan untuk membuat briket harus dikurangi kadar airnya terlebih dahulu, sehingga proses pemanasan pada ruang vakum akan sempurna. Proses pengurangan kadar air ini dapat dilakukan secara konvensional (penjemuran dengan sinar matahari). Apabila bahan baku pembuatan briket telah memiliki kadar air yangsangat sedikit maka dapat langsung melakukan tahapan proses berikutnya.2. Proses KarbonisasiBahan-bahan selanjutnya dikarbonisasi dengan menggunakan drum bekas yang bersih. Drum diberi lubang-lubang kecil pada bagian dasar agar tetap ada udara yang masuk ke dalam drum. Pada proses karbonisasi kegiatan yang dilakukan adalah bahan dimasukkan ke dalam drum yang telah diletakkan pada tatakan batu dan api dinyalakan. Semua bahan dalam drum akan terbakar menjadi arang, ditandai dengan terlihat asap putih dari atas drum. Bahan dalam drum akan menyusut seiring dengan terjadinya pengarangan di bagian bawah. Ketika semua bahan telah menjadi arang, segera dinginkan dengan cara disiram dengan air hingga bara dalam arang mati.3. PerekatanBahan baku yang telah menghitam setelah melalui proses pirolisis kemudian dikumpulkan dan dibentuk. Namun sebelum dibentuk material di haluskan hingga menjadi serbuk atau bentuk yang kecil kecil lalu dicampur dengan bahan perekat. Bahan perekat yang dapat digunakan bermacam-macam, bisa tepung kanji atau tanah liat. Misalnya proses ini menggunakan tepung kanji karena memiliki kerekatan yang kuat. Perbandinganberatuntuk mencampur tepung kanji dengan material adalah 10:1. Dimana materialnya 10 dan tepung kanjinya adalah 1. Lalu ditambahkan air dengan perbandingan berat1 : 1 terhadap material, kemudian diaduk hingga rata lalu dipanaskan sebentar.4. PembentukanBahan hasil campuran antara material hasil pirolisis, air dan tepung kanji selanjutnya dibentuk menggunakan cetakan. Bahan hasil campuran dimasukan kedalam cetakan dan ditekan dengan tekanan yang besar sekitar 140-200 kg/cm2. Dengan tekanan ini membuat hasil cetakan benar-benar terbentuk sesuai dengan cetakannya. Lalu setelah dicetak material dikurangi kadar airnya lagi karena dalam proses perekatan terjadi penambahan air. Cara yang digunakan bisa dengan penjemuran atau dengan dioven dalam suhu tinggi hingga benar-benar kering.Syarat briket yang baik adalah : Permukaannya halus dan rata Tidak meninggalkan bekas hitam di tangan

Mudah dinyalakan Tidak mengeluarkan asap Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun

Kedap air dan hasil pembakaran tidak berjamur bila disimpan pada waktu lama

Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu, laju pembakaran, dan suhu pembakaran) yang baik.

Tidak mengeluarkan bau, tidak beracun dan tidak berbahaya.Mutu Briket berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI).ParameterStandar Mutu Briket Arang Kayu(SNI No. 1/6235/2000)

Kadar Air (%) 8

Kadar Abu (%) 8

Kadar Karbon (%) 77

Nilai Kalor (kal/g) 5000

Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (1994)dalamSantosaTabel 3. Mutu briket berdasarkan SNIVII. Metodologi Penelitian

7.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan lebih kurang selama 1 (satu) bulan yang bertempat di Laboraturium Biobriket PT. Bukit Asam (Persero) tbk., Tanjung Enim.7.2 Alat dan Bahan

7.2.1 Alat yang Digunakan

1. Furnace2. Oven3. Ayakan (Sieve Shaker)4. Cawan porselen

5. Desikator6. Neraca Analitik7. Bom Kalorimeter8. Kaca arloji

9. Spatula

10. Gelas Kimia11. Pipet ukur dan bola karet

12. Gelas Ukur13. Crusher dan Grinder7.2.2 Bahan yang Digunakan

1. Ampas Tebu2. Tempurung Kelapa3. Tetes Tebu4. Tepung Kanji5. Tepung Beras6. Lem Kayu7. Tepung Ketan7.3 Prosedur PenelitianPada penelitian pembuatan briket dari limbah ampas tebu dan tempurung kelapa dengan perekat berupa tetes tebu dan tepung kanji, percobaan yang dilakukan adalah :

Tahap persiapan Tahap pembuatan Tahap analisa hasila. Tahap PersiapanPada tahap ini, ada dua bahan baku yang disiapkan yaitu ampas tebu dan tempurung kelapa.

Ampas Tebu

Ampas tebu dikeringkan dengan cara pengeringan konvensional (menggunakan sinar matahari) tahap ini dilakukan bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terdapat dalam bahan baku. Ampas tebu yang telah dikeringkan, kemudian dikarbonisasi (pengarangan). Setelah itu hasil karbonisasi dihaluskan dengan menggunakan Grinder dan kemudian diayak dengan ukuran 60 mesh. Setelah itu ampas tebu ditimbang untuk kemudian dicampurkan dengan arang tempurung kelapa. Tempurung Kelapa

Mula-mula dilakukan proses pengeringan dengan cara konvensional (menggunakan sinar matahari), kemudian tempurung yang telah kering dikarbonisasi (pengarangan). Proses pengarangan ini menggunakan sistem pembakaran tidak sempurna. Pembakaran dilakukan diruangan tertutup dengan adanya sedikit pemasukan oksigen. Dari proses pengarangan ini akan dihasilkan arang tempurung kelapa yang kemudian akan dihaluskan dengan menggunakan Grinder dan kemudian diayak dengan ukuran 60 mesh. Baru setelah itu arang tempurung kelapa ditimbang yang kemudian dicampurkan dengan ampas tebu.b. Tahap PembuatanPada tahap ini dilakukan pencampuran ampas tebu, arang tempurung kelapa, dan bahan perekat. Yang mana pada penelitian ini menggunakan variasi perekat berupa tetes tebu, tepung kanji, lem kayu, tepung beras dan tepung ketan. Perbandingan antara material (ampas tebu dan arang tempurung kelapa) dengan perekat yaitu 10:1. Setelah pencampuran hingga benar benar homogen, campuran tersebut dicetak dengan menggunakan alat pencetak briket bertekanan. Kemudian briket yang telah dicetak dikeringkan kembali secara konvensional (menggunakan sinar matahari). Pengeringan ini dilakukan agar briket yang sudah jadi dari hasil pencetakan menjadi lebih kering.

c. Tahap Analisa Pada tahap ini dilakukan beberapa pengujian seperti :

Pengujian Kadar Air Lembab (Inherent Moisture)Kadar air dapat ditentukan dengan cara menghitung kehilangan berat dari contoh yang dipanaskan pada kondisi standar. Semakin sedikit kadar air yang ada dalam briket maka kualitas pembakaran briket tersebut semakin bagus.Cara kerja :

1) Botol timbang yang kosong dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC, dengan posisi tutup botol terbuka, kemudian didinginkan di dalam dessicator selama 15 menit, dan ditimbang beratnya.2) Sampel ditimbang sebanyak 1 gram, kemudian dimasukkan kedalam botol timbang yang sudah diketahui beratnya.3) Botol timbang yang berisi sampel dipanaskan di dalam oven padasuhu 105oC selama 1 jam, dengan posisi tutup botol terbuka.4) Oven dibuka dan tutup botol timbang yang tadinya terbuka, ditutup secara cepat.5) Botol timbang yang berisi sampel didinginkan di dalam dessicator selama 15 menit, kemudian ditimbang beratnya.6) Kadar air lembab dapat dihitung dengan rumus:

Dimana:

a = berat botol timbang + tutup (gr)

b = berat botol timbang + tutup + sampel (gr) sebelum pemanasan

c = berat botol timbang + tutup + sampel (gr)setelah pemanasan

Pengujian Kadar Abu (Ash)Kadar abu ditentukan dengan cara menimbang residu (sisa) pembakaran sempurna dari contoh pada kondisi standar. Semakin banyak kadar abu yang dihasilkan maka semakin buruk kualitas briket. Menurut standar SNI, briket yang diperbolehkan adalah briket dengan kadar abu kurang dari 8%.Cara Kerja :

1) Sampel ditimbang sebanyak 1 gram kedalam cawan yang telah diketahui beratnya.2) Cawan yang berisi sampel tersebut dimasukkan kedalam furnace dingin, kemudian dipanaskan dengan suhu furnace mencapai 450oC selama 1 jam.3) Sampel dipanaskan sampai suhu furnace mencapai 815oC selama 1 jam.4) Cawan di dalam furnace diangkat kemudian didinginkan di udara terbuka selama 15 menit.5) Sampel yang telah didinginkan di udara terbuka selama 15 menit, kemudian dimasukkan kedalam dessicator selama 15 menit.6) Setelah dingin cawan yang berisi abu ditimbang beratnya.7) Kadar abu dapat dihitung dengan rumus:

Dimana:

a = berat cawan kosong (gr)

b = berat cawan + sampel (gr)

c = berat cawan + abu(gr)

Pengujian Kadar Zat Terbang (volatile matter)

Kadar zat terbang ditentukan dengan cara menghitung kehilangan berat dari contoh yang dipanaskan (tanpa dioksidasi) pada kondisi standar, kemudian dikoreksi terhadap kadar air lembab. Volatile adalah kandungan bahan lain yang menguap selain air, seperti H2 dan N2.Cara Kerja :

1) Menimbang masing masing 1 gram contoh beserta crucible dan tutup

2) Memasukkan dan meletakkan crucible berisi contoh keadaan tertutup didalam furnace3) Memanaskan pada temperatur 900oC selama 7 menit

4) Mengeluarkan crucible berisi residu dari furnace

5) Mendingnkan di udara bebas dan kemudian dimasukkan kedalam desikator selama 10 menit

6) Menimbang berat residu beserta crucible dan tutup7) Kadar zat terbang dapat dihitung dengan rumus:

Dimana:

a = berat cawan + tutup (gr)

b = berat cawan + tutup + sampel (gr) sebelum pemanasan

c = berat cawan + tutup + sampel (gr) setelah pemanasan Pengujian Kadar Karbon terikat (fixed carbon)Kadar karbon padat ditentukan dengan persamaan berikut:

Fixed Carbon (%) = 100 - (IM + Ash + VM)Dimana:

IM

= Kadar air lembab

Ash= Kadar Abu

VM= Kadar Zat Terbang Pengujian Nilai Kalor

Nilai kalor yang didapat, menggambarkan berapa banyaknya energi yang terdapat dalam briket. Nilai kalor ditentukan dengan cara membakar contoh di dalam calorimeter bomb.Cara Kerja :1) Sampel dimasukkan ke dalam cawan, dan ditimbang sebanyak 1 gram kemudian ditempatkan kedalam kaitan yang tersedia pada bomb kalorimeter.2) Benang pembakar dari katun sepanjang 10 cm dipasang pada kawat yang menghubungkan kedua kutub bomb head, kemudian benang dipelintir sampai ujungnya menyentuh sampel.3) Bomb head yang sudah berisi sampel dimasukkan kedalam alat kalorimeter, kemudian diputar sampai tertutup dan terkunci.4) Tekan tombol start, lalu tekan continue, masukkan nama kode atau ID sampel, kemudian tekan enter, lihat ID bomb sesuaikan dengan kode bomb headnya lalu tekan enter dan ketik berat sampel, kemudian tekan enter kembali secara otomatis alat akan menganalisis sampel dan menghitungnya.

5) Setelah analisis, bomb calorimeter dibersihkan dan dikeringkan. Pengujian Tekanan Biobriket

Uji tekan dilakukan untuk mengetahui kekuatan briket dalam menahan beban dengan tekanan tertentu.

Pengujian Lama PenyalaanUji nyala api dilakukan untuk mengetahui berapa lama waktu briket habis sampai menjadi abu. Pengujian lama nyala api dilakukan dengan cara briket dibakar seperti pembakaran terhadap arang. Spesific Grafity (Berat Jenis)

Berat jenis adalah salah satu sifat fisika hidrokarbon yang dalam Teknik Perminyakan umumnya dinyatakan dalam Specific Gravity (SG) atau dengan API. Specific Gravity (SG) didefinisikan sebagai perbandingan antara densitas minyak dengan densitas air yang diukur pada tekanan dan temperatur standart (60 F dan 14,7 psia).Berat jenis zat padat dapat ditentukan secara langsung dengan menggunakan piknometer bila volume dan berat zat padat tersebut diketahui, dengan rumus :Berat jenis zat padat= Berat zat padat dalam piknometer

Volume zat padat dalam piknometer

Dimana :

Volume zat padat

= Berat zat air dalam piknometer

Berat jenis zat cair7.4 Pelaksanaan PenelitianGambar 4. Diagram Alir Pembuatan Briket dari Limbah Ampas Tebu dan Tempurung Kelapa7.5 Data Pengamatan Karbonisasi Ampas Tebu

No.Sampel

( 100gr)Suhu (oC)Waktu (menit)

1.Sampel 150

2.Sampel 2100

3.Sampel 3150

4.Sampel 4200

5.Sampel 5250

6.Sampel 6300

7.Sampel 7350

8.Sampel 8400

9.Sampel 9450

10.Sampel 10500

Karbonisasi Tempurung Kelapa

No.Sampel

( 100gr)Suhu (oC)Waktu (menit)

1.Sampel 150

2.Sampel 2100

3.Sampel 3150

4.Sampel 4200

5.Sampel 5250

6.Sampel 6300

7.Sampel 7350

8.Sampel 8400

9.Sampel 9450

10.Sampel 10500

Analisa BriketSuhu Karbonisasi (oC)

Variabel PengamatanVariasi Perekat Pada Briket Campuran Ampas Tebu dan Tempurung Kelapa

Tepung KanjiTetesTepung ketanLem KayuTepung Beras

Nilai kalor

Kadar air

Kadar abu

Zat terbang

Kadar karbon

Uji tekan

Nyala api

spgr

VIII. Jadwal Penelitian

Adapun rencana pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan selama 1 (satu) bulan, terhitung mulai dari tanggal 1 April s/d 30 April 2014 dengan rincian sebagai berikut:No.KegiatanMinggu Ke -

1234

1Pengambilan Sampel

2Penelitian

3Pengambilan Data

4Analisa Data

Perkiraan Biaya

1. Pembuatan Proposal Penelitian

No.AnggaranJumlahSatuanHarga SatuanTotal

1Kertas A4 70gsm1RimRp 30.000,00Rp 30.000,00

2Print30LembarRp 1.000,00Rp 30.000,00

3Penjilidan Proposal2BuahRp 3.000,00Rp 6.000,00

4Map plastik2BuahRp 3.000,00Rp 6.000,00

Sub TotalRp 73.000,00

2. Penelitian dan Analisa PenelitianNo.AnggaranHarga

1Penyewaan LabRp 400.000,00

2Pembelian ZatRp 300.000,00

Sub TotalRp 700.000,00

3. Pembuatan Laporan Hasil Penelitian (Laporan Akhir)

No.AnggaranJumlahSatuanHarga SatuanTotal

1Kertas A4 70gsm2RimRp 30.000,00Rp 60.000,00

2Print150LembarRp 1.000,00Rp 150.000,00

3Photo copy300LembarRp 200,00Rp 60.000,00

4Penjilidan Laporan3BuahRp 30.000,00Rp 90.000,00

5Map plastik3BuahRp 3.000,00Rp 9.000,00

Sub TotalRp 369.000,00

Total keseluruhan = Rp 1.141.000,00

PERSONALIA PEMBIMBING DAN PENELITIPembimbing I

a. Nama Lengkap dan Gelar

: Ir. Muhammad Yerizam, M.T.

b. Tempat/Tanggal Lahir

: Palembang, 09 Juli 1961

c. Jenis Kelamin

: Laki-Laki

d. NIP

: 19610709198901002

e. Disiplin ilmu

: Teknik Kimia/Teknik Kimia

f. Pangkat/Golongan

: Pembina TK. 1/IV.a

g. Jabatan fungsional/Struktural: Lektor Kepala

h. Jurusan/Program Studi

: Politeknik Negeri Sriwijaya/Teknik

KimiaPembimbing II

a. Nama Lengkap dan Gelar: Ir. Fadarina, M.T.

b. Tempat/Tanggal Lahir: 15 Maret 1958c. Jenis Kelamin: Perempuan

d. NIP: 195803151987102001e. Disiplin ilmu: Teknik Kimiaf. Pangkat/Golongan: Pembina TK. 1/IV.bg. Jabatan fungsional/structural: Lektor Kepalah. Jurusan/Program Studi: Politeknik Negeri Sriwijaya/Teknik Kimia

Peneliti

a. Nama Lengkap

: Ovianti Sitompul

b. Tempat/Tanggal Lahir: Palembang, 11 Februari 1993

c. Jenis Kelamin

: Perempuan

d. NIM

: 061130400352

e. Status

: Mahasiswi

f. Institusi

: Politeknik Negeri Sriwijaya

g. Jurusan/Program Studi: Teknik Kimia/DIII Teknik Kimiah. Alamat Rumah: Jl. Semeru No. 07 PG. Cinta Manis, Ogan Ilir i. Telepon/E-mail: 085384717255 [email protected] PERSETUJUAN PROPOSAL LAPORAN AKHIR

Pengaruh Variasi Perekat Terhadap Briket Campuran Ampas Tebu Dengan Tempurung KelapaOleh :

Ovianti Sitompul061130400352 Palembang, Maret 2014Pembimbing I,

Pembimbing II,

Ir. Muhammad Yerizam, M.T.

Ir. Fadarina, M.T.NIP. 19610709198901002

NIP. 195803151987102001Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Kimia

Ir. Robert Junaidi, M.T

NIP. 196607121993031003DAFTAR PUSTAKA

Sutiyono. 2008. Pembuatan Briket Arang dari Tempurung Kelapa dengan Bahan Pengikat Tetes Tebu dan Tapioka. Palembang._______. 2014. Pengertian Limbah Dan Karakteristiknya. (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah).

_______. 2014. Jenis Jenis Limbah. (online), (http://blogspot--id.blogspot.com/2013/10/pengertian-karateristik-dan-jenis-jenis.html).

_______. 2014. Pengertian Ampas Tebu Dan Komposisinya. (online), (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19239/4/Chapter%20II.pdf)._______. 2014. Pengertian Tempurung Kelapa Dan Komposisinya. (online), (http://www.sharemyeyes.com/2013/10/tempurung-kelapa.html)._______. 2014. Standar Nasional Indonesia (SNI) Briket. (online), (http://titinkita.blogspot.com/2013/03/karakteristik-briket_9029.html)._______. 2014. Pengertian Briket. (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Briket).

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

Ampas Tebu

Dikeringkan

Penghancuran dan Pengayakan

Menimbang Ampas Tebu

Pencampuran bahan baku

Briket yang telah dibuat kemudian dikeringkan

Tahap pembuatan briket

Pencetakan Briket

Penghancuran dan Pengayakan

Analisa bahan baku

Analisa bahan baku

Menimbang Ampas Tebu

Perekat

Analisa hasil

Tahap persiapan bahan baku

Kadar air

Kadar abu

Volatile matter

Fixed carbon

Nilai kalor

Lama Penyalaan

Spesific Gravity

Tempurung Kelapa

Pengarangan

Dikeringkan

Pengarangan

Uji tekan

_1454091305.unknown

_1454091306.unknown

_1454091304.unknown