FIX LP + SP WAHAM

download FIX LP + SP WAHAM

of 10

description

lp waham

Transcript of FIX LP + SP WAHAM

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN WAHAM DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT BANDUNG

Disusun Oleh:

ADELISE RADE BORAPPN 14145PROGRAM PROFESI NERS XIIISEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2015A. Masalah Utama

Perubahan pola pikir: waham

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Pengertian

Berbagai kehilangan dapat terjadi pada pascabencana, baik kehilangan harta benda, keluarga, maupun orang yang bermakna. Kehilangan menyebabkan stres bagi mereka yang mengalaminya. Jika stres ini berkepanjangan dapat memicu masalah gangguan jiwa dan waham.

Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham atau delusi juga adalah ide yang salah dan bertentangan atau berlawanan dengan semua kenyataan dan tidak ada kaitannya degan latar belakang budaya.

2. Penyebaba. Faktor predisposisi1) Faktor perkembanganHambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.

2) Faktor sosial budaya

Seseorang yang merasa kesepian dan diasingkan dapat menyebabkan timbulnya waham.

3) Faktor prikologi

Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan, dapat menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan.

4) Faktor biologis

Waham diyakini karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbik.

5) Faktor genetik

b. Faktor presipitasi1) Faktor social budayaWaham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau diasingkan dari kelompok.

2) Faktor biokimiaDopamine, nonepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi penyebab waham pada seseorang.3) Faktor psikologisKecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang tidak menyenangkan.3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala waham berdasarkan jenis waham meliputi:a. Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, Saya ini pejabat di Departemen Kesehatan lho! atau Saya punya tamMas emas.b. Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya dan diucapkan berulang-ulang, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, Saya tahu seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.c. Waham agama: individu memiliki kewajiban terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, Kalau saya masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari.d. Waham somatik: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, Saya sakit kanker. (Kenyataannya pada pemeriksaan laboratorium tida ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan bahwa ia sakit kanker.)e. Waham nihilistik: individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal dunia dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, Ini kan alam kubur ya, semua yang ada di sini adalah roh-roh.

4. Rentang Respon Rentang Respon Neurobiologik

Respon adaptif

Respon maladaptif

Pikiran logis

- Kadang kadang proses- gangguan proses

Persepsi akurat

pikir terganggu

pikir/waham

Emosi konsisten

- Emosi berlebihan

- Halusinasi

dengan pengalaman- Perilaku yang tidak biasa- Kesukaran proses

Perilaku corak

- Menarik diri

emosi

Hub. Social harmonis- Ilusi

- Perilaku tidak

Terorganisir

- Isolasi social

5. AkibatAkibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal. Tanda dan gejala: Pikiran tidak realistik, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang.Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.C. Pohon Masalah

D. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu Dikaji

1. Masalah Keperawatan

Gangguan komunikasi verbal

Perubahan proses piker : waham

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

2. Data yang perlu dikajiMasalah KeperawatanData Yang Perlu Dikaji

Perubahan proses pikir: wahamSubjektif:

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Objektif:

Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan/realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.

E. Diagnosa KeperawatanPerubahan proses pikir: wahamRENCANA TINDAKKAN KEPERAWATAN

TglNo. Dx.Diagnosa Keperawatan TujuanPerencanaan

Kriteria EvaluasiImplementasiRasional

Perubahan proses pikir: WahamSP 1:Klien dapat mengenal orientasi realitanyaSetelah x interaksi, klien dapat mengenal orientasi realitanya.Dorong klien untuk mengenal orientasi realitanya.Bila klien mampu memgenal orientasi realitas akan membantu klien menyelesaikan wahamnya.

SP 1:

Klien dapat menjelaskan tentang kebutuhan yang tidak terpenuhi.Setelah x interaksi, klien dapat menjelaskan tentang kebutuhan yang tidak terpenuhi.Dorong klien untuk dapat menjelaskan tentang kebutuhan yang tidak terpenuhi.Pemenuhan lebutuhan klien yang tidak terpenuhi meupakan pemicu sehingga klien meyakini sesuatu yang tidak sesuai dengan realitas dan diucapkan berulang-ulang.

SP 1:

Klien dapat memenuhi kebutuhannya.Setelah x interaksi, klien dapat memenuhi kebutuhannya.Dorong klien untuk dapat memenuhi kebutuhannya.Pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi merupakan langkah awal yang tepat untuk mengetahui penyebab utama waham sehingga realitas bisa diterima oleh klien.

SP 1:

Klien dapat memasukan dalam jadwal kegiatan harianSetelah x interaksi, klien dapat memasukan dalam jadwal kegiatan harian.Masukan ke dalam jadwal kegiatan harian klien.Pemenuhan kebutuhan klien perlu dilakukan secara rutin dalam kegiatan harian akan membantu menyelesaikan masalah waham klien.

SP 2:

Klien dapat mengevaluasi jadwal kegiatan hariannya.Setelah x interaksi, klien dapat mengevaluasi jadwal keiatan hariannya.Evaluasi jadwal kegiatan harian klien.Evaluasi penting dalam menentukan rencana tindakan selanjutnya.

SP 2:

Klien dapat berdiskusi tentang kemampuan yang dimilikinya.Setelah x interaksi, klien dapat berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki.Diskusi dengan klien tentang kemampuan yang dimilikinya.Setelah klien mengetahui kemampuan yang dimiliki secara nyata akan menjadi solusi untuk mengaktualisasikan dirinya sehinga merasa berharga.

SP 2:Klien dapat melatih kemampuan yang dimiliki.Setelah x interaksi, klien dapat melatih kemampuan yang dimiliki.Latih kemampuan yang dimiliki klien.Kemampuan yang dimiliki perlu diaplikasikan dalam wujud nyata dan dilatih sampai klien merasa dirinya berharga.

SP 3:

Klien dapat mengevaluasi jadwal kegiatan hariannya.Setelah x interaksi, klien dapat mengevaluasi jadwal kegiatan hariannya.Evaluasi jadwal kegiatan hariannya.Evaluasi penting dalam menentukan rencana selanjutnya.

SP 3:

Klien mendapatkan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur.Setelah x interaksi, klien dapat menggunakan obat secara teratur.Berikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur pada klien.Pemberian obat dapat membantu klien untuk menurunkan tingkat kecemasan dari kebutuhannya yang belum terpenuhi.

SP 3:

Klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.Setelah x interaksi, klien dapat memasukan dalam jadwal kegiatan harian.Masukan ke dalam jadwal kegiatan harian klien.Penggunaan obat secara teratur yang dimasukan dalam kegiatan jadwal harian akan mempermudah mengevaluasi tingkat keberhasilan klien sudah berorientasi pada realita

DAFTAR PUSTAKAAziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo, 2003Fitria. 2012. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat Bagi program S-I Keperawatan. Jakarta: Salemba MedikaKeliat,Budi A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC.Keliat Budi Anna. Dr, Akemat, S.Kp. 2009. Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGCPurwaningsih, Wahyu. Karlina, Ina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Nuha Medika Press.Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung.

Gangguan komunikasi verbal

Perubahan proses pikir: waham

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

Core Problem