LP+SP Perubahan Proses Pikir
Transcript of LP+SP Perubahan Proses Pikir
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Kasus (Masalah Utama)
Perubahan Proses Pikir
II. Proses Terjadinya Masalah
A. Pengertian
Perubahan proses pikir adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami suatu kekacauan dalam operasi dan aktivitas kognitif.
Adapun proses pikir itu meliputi proses pertimbangan (judgement),
pemahaman (comprehension), ingatan serta penalaran (reasoning).
Proses pikir yang normal mengandung arus ideal, simbol, dan asosiasi
terarah kepada tujuan yang ditentukan dan dibangkitkan oleh suatu
masalah atau tugas yang menghantarkan pada suatu penyelesaian yang
berorientasi pada kenyataan.
B. Faktor Predisposisi
1. Biologis
Hambatan perkembangan otak, khususnya frontal,
temporal, limbik, sehingga mengakibatkan gangguan dalam
belajar, bicara, daya ingat. Selain itu mengakibatkan seseorang
menarik diri dari lingkungan atau timbul resiko perilaku
kekerasan.
Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal,
perinatal, neonatus, dan anak-anak.
2. Psikologis
Penolakan atau kekerasan dalam kehidupan klien.
Pola asuh yang tidak adekuat.
Konflik dan kekerasan dalam keluarga.
3. Sosial Budaya
Kemiskinan.
Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan)
Kehidupan terisolasi dan stressor.
C. Faktor Presipitasi
Umumnya sebelum timbul gejala, klien mengalami konflik dengan
orang di sekitarnya. Selain itu ada juga tekanan, isolasi, pengangguran
yang disertai perasaan tidak berguna, putus asa, dan merasa tidak
berdaya.
D. Mekanisme koping
Cara individu menghadapi secara emosional respon kognitif yang
maladaptif dipengaruhi oleh perjalanan masa lalunya. Seseorang yang
telah mengembangkan mekanisme koping yang efektif pada masa lalu
akan lebih mampu dalam mengatasi serangan masalah kognitif.
Mekanisme pertahanan ego yang mungkin teramati pada pasien
gangguan kognitif (perubahan proses pikir) :
- regresi
- denial
- kompensasi
E. Macam-macam perubahan Proses pikir
Isi Pikir
- Obsesi : pikiran yang selalu muncul meski
klien berusaha menghilangkannya.
- Phobia : ketakutan yang patologis/tidak logis
terhadap objek/situasi tertentu.
- Ekstasi : kegembiraan yang luar biasa
- Fantasi : isi pikiran tentang suatu keadaan
atau kejadian yang diinginkan.
- Bunuh diri : Ide bunuh diri
- Ideas of reference : pembicaraan orang lain,
benda-benda atau suatu kejadian yang dihubungkan dengan
dirinya.
- Pikiran magis : keyakinan klien tentang
kemampuannya melakukan hal-hal yang mustahil / di luar
kemampuannya.
- Preokupasi : pikiran yang terpaku pada
satu ide.
- Alienasi : perasaan bahwa dirinya
sudah menjadi lain, berbeda, asing.
- Rendah diri : merendahkan atau menghina diri
sendiri, menyalahkan diri sendiri tentang suatu hal yang pernah
atau tidak pernah dilakukan.
- Pesimisme : mempunyai pandangan yang
suram mengenai banyak hal dalam hidupnya.
- Waham :
o Agama
o Somatik/hipokondrik
o Kebesaran
o Curiga
o Nihilistik
o Kejaran
o Dosa
Arus pikir
- Koheren : Kalimat pembicaraan dapat dipahami dengan baik
- Inkoheren : Kalimat tidak berbentuk, pembicaraan sulit
dipahami
- Sirkumtansial : Pembicaraan berbelit-belit tapi sampai
tujuan pembicaraan
- Tangensial : Pembicaraan berbelit-belit dan tidak sampai tujuan
- Asosiasi Longgar : Pembicaraan tidak ada hubungan antara
klaimat satu dengan kalimat yang lain dan klien tidak
menyadarinya
- Flight of Ideas : Pembicaraan meloncat dari satu topik ke
topik yang lain masih ada hubungan yang logis, tetapi tidak
sampai tujuan
- Blocking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan
eksternal kemudian dilanjutkan kembali
- Irelevan : Ucapan yang tidak ada hubungan dengan
pertanyaan atau dengan hal yang sedang dibicarakan.
III. A. Pohon Masalah
Faktor Predisposisi :1. Tingkat ansietas yang berat,
depresi.2. individu yang introvert3. trauma masa anak-anak4. penganiayaan masa kanak-
kanak5. ancaman terhadap integritas
Isolasi sosial : menarik diri
Perubahan persepsi sensori
Resiko kekerasan
Harga diri rendah
Perubahan proses pikir
Kerusakan komunikasi verbal
Faktor Presipitasi :1. Lingkungan yang
tidak mendukung2. koping individu dan
keluarga inefektif3. stress atau depresi
Core problem
B. Data yang perlu dikaji
1. Perilaku klien
2. Ekspresi wajah klien saat diajak bicara.
3. Respon verbal klien.
4. Perawatan diri klien.
5. Kepribadian klien.
6. Aktivitas klien
7. Intake nutrisi dan cairan sehari-hari.
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kekacauan pikiran.
2. Perubahan proses pikir berhubungan dengan harga diri rendah.
V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kekacauan pikiran.
Tujuan :
Klien mau dan mampu berkomunikasi dengan verbal yang baik dengan
perawat, keluarga, dan orang lain.
Kriteria Standart :
- Klien dapat berkomunikasi yang dapat dipahami
oleh keluarga dan orang lain.
- Respon non verbal klien sesuai dengan respon
verbal klien
Intervensi :
- Gunakan teknik validasi dan klarifikasi untuk
memahami komunikasi klien.
- Jelaskan pada klien tentang cara berkomunikasi dan
pengungkapan bahasa dalam berhubungan.
- Jika klien terus menolak bicara, gunakan teknik
pengungkapan secara tidak langsung (berbagi presepsi).
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, G. W., dan Sundeen, S. J. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Townsend, M.C., 1998. Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri : Pedoman untuk Pembuatan Rencana Keperawatan. Jakarta : EGC
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
HARI PERTAMA (7 SEPTEMBER 2004)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan Khusus
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien
- sapa klien dengan ramah baik verbal maupun
nonverbal
- perkenalkan diri dengan sopan
- tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan
yang disukai
- jelaskan tujuan pertemuan
- tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa
adanya
- beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan
dasar klien
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, Bu !Nama saya Dinna Kartini Dewi, saya adalah
mahasiswa POLTEKKES, saya di sini akan membantu Ibu. Nama Ibu
siapa ?Senang dipanggil apa ?”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu saat ini? Sudah berapa lama Ibu disini ?”
3. Kontrak
“Bu, bagaiman kalau kita berbincang-bincang sebentar tentang diri Ibu.
Bagaiman kalau 10 menit, tempatnya disini saja, ya !”
KERJA
“Selamat pagi, Bu !”
“Nama Ibu siapa, sukanya dipanggil siapa?”
“Nama saya Dinna ”
“Saya disini akan membantu Ibu”
“Ibu tadi sudah makan,sudah mandi?”
“Ibu disini kegiatannya apa saja?”
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah berbincang-bincang dengan saya?”
b. Obyektif
“Kalau tadi Ibu sudah tahu nama saya atau kita sudah berkenalan,
sekarang coba Ibu sebutkan nama saya!”
2. Tindak lanjut
“Baiklah, Bu, kita telah berkenalan dan kita saling mengenal satu sama
lain, saya siap membantu Ibu, saya harap Ibu masih ingat sama saya.”
3. Kontrak yang akan datang
“Bu, besok kita akan berbincang-bincang lagi, bertemu disini lagi, jamnya
sama dan kurang lebih 10 menit.”
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
HARI KEDUA (8 SEPTEMBER 2004)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Komunikasi tanggap, ngelantur, masih suka mematung, ADL dibantu
perawat.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri, kebersihan diri dan pakaian/berhias berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan dan penurunan motivasi dalam merawat
diri.
3. Tujuan Khusus
TUK 2 : Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri
4. Tindakan Keperawatan
2.1.1. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara
menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda-tanda bersih.
2.1.2. Dorong klien untuk menyebutkan satu dari lima tanda-tanda
kebersihan.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM
PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, Bu Marni!”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaannya hari ini?apa saja kegiatan yang sudah dilakukan
tadi? ”
3. Kontrak
“Bu, hari ini saya ingin bicara dengan Ibu tentang pentingnya kebersihan
diri (mandi, keramas, gosok gigi).”
“Bagaimana kalau kita bicara selama 10 menit ?”
“Bu,kita bicara di kursi di halaman belakang, ya!”
KERJA
“Bu Marni, tadi pagi sudah mandi?dimandiin siapa? Pakai sabun atau tidak?
Sudah gosok gigi atau belum, keramas atau tidak?”
“Bagus, Ibu sudah mandi, tapi harus pakai sabun dan giginya disikat biar
bersih.”
“Bu, kenapa kita harus mandi?”
“Mandi adalah salah cara untuk menjaga kebersihan, tetapi mandinya harus
memakai sabun mandi, terus giginya harus disikat dengan sikat gigi dan pakai
pasta gigi/odol.”
“Kalau keramas tidak usah setiap hari keramas, tapi ingat harus keramas pakai
shampoo”
“Ibu tahu tidak tanda-tanda bersih pada tubuh kita?”
“Tubuh Ibu bersih jika badannya tidak berbau, oleh karena itu kita harus
mandi : rambut bersih dan rapi juga tidak berbau, giginya harus bersih dan
mulutnya tidak berbau lalu pakaian Ibu harus rapi dan bersih, kancing bajunya
dikancingkan dengan benar.”
“Nah, itu tadi tanda-tanda bersih, coba Ibu ulangi lagi, satu saja!”
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Subyektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah berbincang-bincang tadi?”
b. Obyektif
“Coba sebutkan lagi tanda-tanda bersih, satu saja!”
2. Tindak lanjut
Klien mampu mengingat tanda-tanda bersih.
3. Kontrak yang akan datang
“Bu, besok saya datang lagi kesini, besok kita akan bicara tentang manfaat
kebersihan untuk kesehatan, ya?”
“Bagaimana kalau bicaranya 10 menit saja ?”
“Tempatnya disini saja ya!”
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
HARI KETIGA (10 SEPTEMBER 2004)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Komunikasi tanggap, ngelantur, masih suka mematung, ADL dibimbing.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri, kebersihan diri dan pakaian/berhias berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan dan penurunan motivasi dalam merawat
diri.
3. Tujuan Khusus
TUK 2 : Klien dapat mengenal tentangnya pentingnya kebersihan diri
4. Tindakan Keperawatan
2.2.1. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan
klien terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.
2.2.2. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan
pemeliharaan kebersihan diri.
2.2.3. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan
arti kebersihan diri.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, Bu Marni!”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaannya hari ini?kemarin kita sudah berdiskusi tentang
tanda-tanda bersih, apakah Ibu masih ingat tanda-tanda bersih tersebut,
nah sekarang coba sebutkan! ”
3. Kontrak
“Bu, hari ini saya ingin bicara dengan Ibu tentang manfaat kebersihan bagi
kesehatan, bagaimana kalau kita bicara sekitar 10 menit. Dan bagaimana
kalau kita berbicara di halaman belakang saja ?”
KERJA
“Bu Marni, manfaatnya bersih itu apa sih?”
“Lalu kenapa kita harus menjaga kebersihan?.”
“Manfaat bersih itu supaya kita terhindar dari penyakit dan memberi perasaan
yang segar dan nyaman dan mencegah kerusakan gigi jika kita atau Ibu rajin
menggosok gigi.”
“Bagaimana, Bu?apakah Ibu sudah mengerti? Nah sekarang coba Ibu sebutkan
lagi!.”
“Bagus, berarti Ibu sudah mengerti, nah kalau begitu Ibu harus selalu menjaga
kebersihan.”
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Subyektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah berbincang-bincang tadi?”
b. Obyektif -tand
“Coba sebutkan lagi manfaat bersih, ayo Bu Marni!”
2. Tindak lanjut
Klien dapat menjaga dan melatih untuk selalu menjaga kebersihan.
3. Kontrak yang akan datang
“Bu, besok saya datang lagi kesini, besok kita akan bicara tentang cara
merawat diri.”
“Bagaimana kalau bicaranya 10 menit saja ?”
“Tempatnya disini saja ya!”
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
HARI KEEMPAT (11 SEPTEMBER 2004)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Komunikasi tanggap, ngelantur, masih suka mematung, ADL dibantu
perawat.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri, kebersihan diri dan pakaian/berhias berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan dan penurunan motivasi dalam merawat
diri.
3. Tujuan Khusus
TUK 2 : Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
4. Tindakan Keperawatan
2.3.1. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti :
- mandi 2 kali sehari pagi dan sore
- sikat gigi minimal dua kali sehari (sesudah makan dan sebelum
tidur)
- keramas dan menyisir rambut
- gunting kuku bila panjang
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, Bu Marni!”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaannya hari ini? Masih ingat tidak kebersihan itu apa,
kenapa kita harus menjaga kebersihan? ”
3. Kontrak
“Bu, hari ini saya ingin bicara dengan Ibu tentang cara merawat diri,
mandi, gosok gigi, keramas, menggunting kuku.”
“Bagaimana kalau kita bicara selama 10 menit ?”
“Bu,kita bicara di kursi di halaman belakang, ya!”
KERJA
“Bu Marni, bagaimana sih cara merawat diri itu ?”
“Mandi, gosok gigi sebaiknya berapa kali sehari? Lalu kalau keramas
sebaiknya berapa kali seminggu? .”
“Lalu kalau sebelum makan, kita harus ngapain dulu dan kalau sesudah makan
apa yang harus dilakukan?”
“Nah, kalau kukunya panjang, harus diapakan?.”
“Pinter, bagus sekali, apa yang sudah Ibu sebutkan tepat.”
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Subyektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah berbincang-bincang tadi?”
b. Obyektif
“Coba sebutkan lagi bagaimana cara merawat diri tadi !”
2. Tindak lanjut
Klien melaksanakan perawatan diri setiap hari.
3. Kontrak yang akan datang
“Bu, besok saya datang lagi kesini, besok saya akan membantu Ibu untuk
mandi, gosok gigi dan keramas?”
“Bagaimana kalau bicaranya 20 menit saja ?”
“Tempatnya di kamar mandi belakang ya!”
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
HARI KELIMA (13 SEPTEMBER 2004)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Komunikasi tanggap,ngelantur, ADL dibimbing perawat.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri, kebersihan diri dan pakaian/berhias berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan dan penurunan motivasi dalam merawat
diri.
3. Tujuan Khusus
TUK 3 : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
4. Tindakan Keperawatan
3.1.1. Motivasi klien untuk mandi : ingatkan caranya, evaluasi hasilnya,
dan beri umpan balik; bimbing klien untuk bantuan minimal; jika
hasilnya kurang, kaji hambatan yang ada.
3.1.2. Bimbing klien untuk mandi : beri kesempatan klien untuk
mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar;
ingatkan dan anjurkan untuk mandi dua kali sehari dengan
menggunakan sabun; anjurkan klien untuk meningkatkan cara
mandi yang benar.
3.1.3. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
3.1.4. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, Bu !”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu saat ini? Bu Marni, masih ingat tidak caranya
merawat diri? Coba sekarang sebutkan !”
3. Kontrak
“Bu, hari ini saya akan mengajari Ibu caranya mandi yang benar,
bagaimana ? Kira-kira 15 menit cukup,...!Tempatnya di kamar mandi
belakang, ya !”
KERJA
“Selamat pagi, Bu !”
“Ibu sudah mandi atau belum, ini saya bawakan peralatan mandi. Ibu nanti
saya ajarin cara mandi yang benar, ya ?”
“Begini caranya.................... ”
“Bagus, nanti kalau mandi caranya seperti itu ya! Dan jangan lupa keramas.”
“Terus habis mandi, harus ganti baju, kemudian sisir rambut dan memakai
bedak.”
“Dan jangan lupa kalau kukunya panjang atau kotor, harus dipotong.”
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Subjektif
“Bagaimana setelah mandi tadi? Apakah Ibu sudah mengerti/bisa
caranya mandi yang benar ?”
b. Obyektif
“Nah sekarang coba Ibu sebutkan cara mandi yang benar!”
2. Tindak lanjut
“Baiklah, Ibu sudah tahu cara merawat diri, cara mandi yang benar, nah
mulai sekarang Ibu harus sudah bisa melakukannya sendiri. Nanti sore Ibu
harus mandi sendiri memakai sabun mandi, memakai alat mandi yang
sudah saya beri tadi, ya !”
3. Kontrak yang akan datang
“Bu, besok Ibu harus sudah mandi, dalam keadaan rapi, rambut disisir,
gigi bersih, baju bersih dan rapi. Besok saya akan memeriksa, apakah Ibu
sudah mandi atau belum. Dan kukunya panjang-panjang atau sudah
dipotong.”