Finally Tabor
Click here to load reader
Transcript of Finally Tabor
Goes To Gunung Tabor
Diklat ADV 19 – 21 Januari 2009
( cerita perjalanan jilid II )
“TEAM BUILDING – THE POWER OF
TEAM SPIRIT “
1
Daftar Isi
Bab I : Insprirasi Sebuah Petualangan -------- 4
Bab II : Menuju Awal Tahun Yang Lebih Indah -------- 9
Bab III : Kesibukan Dimulai !!!!!!!!!! -------- 15
Bab IV : Rizal Mengundang Godaan -------- 20
Bab V : Suka Duka Menyusun Materi Diklat -------- 23
Bab VI : Briefing....Briefing.... -------- 28
Bab VII : I Love U Persebaya -------- 36
Bab VIII : Kumpul Yang Terakhir Kali di Ubaya -------- 40
Bab IX : Aku Ini Konyol atau Pikun Ya !!!!!!!!!! -------- 44
Bab X : Berangkat ............... -------- 48
Bab XI : Regie...Regie... -------- 54
Bab XII : Tabor I’am Coming -------- 58
Bab XIII : Kamar Rahasia -------- 62
Bab XIV : Kenangan Lama di Tabor -------- 66
Bab XV : Materi Dimulai -------- 73
Bab XVI : Human Tower -------- 78
Bab XVII : Hujaaaaannnnnn................. -------- 81
Bab XVIII : Motivasi -------- 85
Bab XIX : Kisah Shay -------- 94
2
Bab XX : Persiapan Jurit Malam -------- 99
Bab XXI : Jurit Malam Dimulai hihihihi...... -------- 109
Bab XXII : Jeritan Rizal -------- 114
Bab XXIII : Malam Makin Larut -------- 121
Bab XXIV : Pagi Semuanya......!!!!! -------- 125
Bab XXV : Dinginnya Air Sungai -------- 132
Bab XXVI : Outbond Auuuoooooo ::::::))))))) -------- 136
Bab XXVII : Permainan Yang Menegangkan………… -------- 147
Bab XXVIII : Penyelamatan Sang Raja -------- 153
Bab XXIX : Game Menyenangkan -------- 157
Bab XXX : Skenario Buat Andika -------- 162
Bab XXXI : Proposal-Proposal Yang Unik -------- 164
Bab XXXII : Business Plan -------- 173
Bab XXXIII : Malam Terakhir di Tabor -------- 184
Bab XXXIV : Keindahan Yang Tak Terlupakan -------- 189
Bab XXXV : Talent Show -------- 197
Bab XXXVI : Award UKM ADV+K -------- 203
Bab XXXVII : Cerita dari Hati ke Hati -------- 209
Bab XXXVIII : Pulang Ke Kota....... -------- 215
3
Bab XXXIX : Penulisan Dimulai Lagi -------- 219
Bab I
Insprirasi Sebuah Petualangan
Ini ceritaku kedua bersama UKM ADV yang bisa aku rekam berupa catatan.
Cerita bersama sahabat-sahabat baru di ADV. Semoga menjadi cerita dan kenang-
kenangan dalam menempuh hari ke depan.
Fiuh beberapa waktu yang lalu UKM tercinta ku selesai mengadakan diklat untuk
yang pertama kali, boleh dibilang sebuah ujicoba yang cukup berat untuk dilaksanakan.
Tetapi hasil yang dicapai melebihi harapan, semua berjalan dengan sukses dan
memuaskan. Diklat 3 hari yang cukup ramai dan seru…..sekarang aku hanya ingin
menuliskan secuil pengalaman itu, apalagi banyak yang meminta untuk ditulis…Untuk
teman-teman mohon masukannya ya siapa tau ada bagian cerita yang berbeda dengan
kejadian yang terjadi. Aku cuma bingung saja harus memulai dari mana, habis banyak
banget yang terlibat di acara ADV kali ini.
Sebenarnya ide awal diklat ini tercetus awal-awal Natali sebagai ketua UKM
ADV 2008-2009. Bisa jadi Nat terinspirasi dengan adanya outbond rutin yang diadakan
UKM ADV selama ini. Cuma outbond ADV selama ini diadakan bulan Juli/ Agustus,
dan yang ikut kebanyakan Demisioner dan calon BPH yang baru. Mungkin ada keinginan
dari Nat kenapa gak ngadain buat anggota staf yang baru, siapa tahu dengan diadakan
Outbond bisa mendapatkan anggota staf yang bagus buat regenerasi ke depan. Buat aku
4
sebuah ide yang cukup berani, karena mengadakan diklat juga tidak mudah. Diklat
sendiri telah dimasukkan menjadi agenda ADV periode kali ini, dan dari UBAYA juga
mengijinkan.
Setelah berkali-kali dibicarakan akhirnya disetujui ketua diklat kali ini adalah
Andika wakil ketua UKM ADV dan diklat akan diadakan bulan Januari. Sebuah
tantangan yang cukup berat, seperti yang kita ketahui bulan Januari cukup beresiko besar.
Untuk persiapan pasti agak susah karena terbentur dengan adanya UAS, dan untuk
mengumpulkan peserta ada kendala liburan semester. Tapi melihat antusias BPH
tampaknya aku yakin kesulitan tersebut bisa diatasi. Waktu berjalan sangat cepat, telah
beberapa pelatihan diadakan ADV semester ini. Bahkan aku salut ada pelatihan terbaru di
ADV, pelatihan batik canting tanggal 6 desember 2008. Wow sebuah gebrakan yang
menarik, apalagi ternyata panitia bahkan sudah bisa menjadi tutor batik. Sebenarnya ada
ketidaksengajaan juga sih, ketika pelatihan batik berlangsung ternyata sesi ke 2 tutor
yang asli tidak bisa melanjutkan. Padahal sesi ke 2 tidak mungkin dibatalkan, akhirnya
dengan penuh keberanian panitia langsung bertindak sebagai tutor dadakan. Aku beri
jempol empat...salut banget...ADV punya kader yang cekatan. Thanks juga ya buat ketua
panitia dah buat acara yang bagus dan unik. Semoga ke depan dapat diadakan lagi.
Bulan Desember ini menjadi bulan yang cukup sibuk buat tiap bagian ADV, sibuk
buat diri mereka sendiri (persiapan UAS) dan sibuk buat ADV untuk persiapan seminar
dan diklat. Aku sendiri sibuk dengan pekerjaanku karena bulan ini aku akan ditinggal
rekanku cuti 2 minggu. Kesepian deh di kantor hehehe....bisa tidur-tiduran :). Yang aku
tau teman-teman selalu rapat membicarakan segala persiapan. Dari yang aku dengar
diklat akan diadakan di Gunung Tabor Tumpang Malang. Untuk team Outbond akan
5
meminta bantuan kepada UKM Mapaus. Hmmm tampaknya cukup seru, aku sendiri
sudah dimintai bantuan untuk backup diklat, tapi aku sendiri belum bisa memberikan
kepastian bisa ikut atau tidak. Kan gak enak udah telanjur janji tapi gak bisa ikut, paling
tidak aku siap membantu menyiapkan segala materi buat outbond. Tapi dalam hati
kecilku pengen banget ikuttt.....aku hanya ingin selalu melihat UKM ku berkembang.
Aku hanya bisa berharap semoga saja bisa turut serta...toh tanggal juga belum ditetapkan.
20 desember 2008, 11 hari menjelang tahun baru. Natalia, Andika, David, Apri
dan 2 orang Mapaus pergi survey lokasi di Gunung Tabor. Hasil survey akan menentukan
bagaimana acara akan berlangsung, karena dari survey akan diketahui biaya penginapan
dan kondisi lapangan outbond. Jadi team Mapaus juga bisa menentukan posisi mana saja
yang bisa dibuat kegiatan. Untuk transportasi diserahkan kepada Samsi. Rencananya
menggunakan kendaraan AL, dan menggunakan mobil Andika sebagai kendaraan
pendamping.
29 desember 2008 menjelang akhir tahun, aku diberitau ada rapat di rumah Lita.
Sepertinya agenda utamanya diklat dan seminar Rizal. Kayaknya aku harus datang toh
kebetulan hari ini juga libur (Selamat Tahun Baru 1 Muharram). Rapat jam 11 siang, aku
sendiri berangkat numpang Rizal sama Natalia dan Lisa. Ckckck gila rumah Lita jauh
juga ya, sampai kesasar di sumur welut. Rizal malah bilang ternyata di surabaya ada desa
juga ya, hehehe.....celetukan yang lucu. Mungkin belum pernah ada yang dengar nama
sumur welut ya? Itu nama daerah bukan nama sumur angker yang banyak welut nya/
belut. Lita sendiri di daerah Pondok Maritim daerah Balas Klumprik Kebraon. Gimana
nama yang cukup asing kan? Wes pokoknya jauh dari Tunjungan Plaza mungkin lebih
dekat kalo dari PTC. Rapat kali ini yang datang cukup banyak, ada 12 orang. Rapat dari
6
jam 12 sampai jam 6.30 malam, sebagai tuan rumah Lita telah menjamu dengan
baik...bayangkan ada makan siang lengkap...mungkin kalo pulang agak malam dikit bisa
dapet makan malam juga hehe...promosi neh teman-teman sapa tau ada yang pengen
rapat lagi di rumah lita. Kesampingkan jauhnya jarak tempuh tapi bayangkan jamuannya.
Bener gak Lit? Aku temen yang baek kan promosi gratis.
Rapat ini boleh dibilang menentukan jadi tidaknya acara diklat, tapi kalo dilihat
kesiapan panitia tampaknya acara sudah siap total bahkan sudah ada rencana pembuatan
Rundown acara. Disepakati diklat diadakan di Tabor dari 19 sampai 21 Januari 2009.
Deg aku terdiam seribu kata seribu kalimat....Apaaaaaa.....kok hari senin sampe rabu?
Kenapa gak sabtu sampe senin aja. Ternyata di sesuaikan ama liburan setelah UAS. Ya
apa boleh buat, aku hanya bilang ku usahakan. Lumayan lo cuti 3 hari itu. Aku kebagian
materi untuk sesi Sejarah ADV. Andika untuk sesi Organisasi Ubaya dan Motivasi.
Natalia sesi Alur Proposal dan LPJ. Sedangkan Business Plan diserahkan ke Samsi dan
Mamok. Sepertinya akan padat sekali acara nya. Semua telah disusun rinci, sekarang
pembicaraan yang paling sensitif dan penting. Apakah itu saudara-saudara?
BIAYA...Yup betul.
Biaya ini bener-bener sensitif, kalo bisa gratis dong. Awalnya BPH dan
Demisioner bayar 80rb dan staff bayar 50rb. Akan tetapi setelah dihitung ulang ternyata
ada kekurangan yang cukup besar dan diambil keputusan yang menyengat hati
menyerempet jiwa yang sedang bokek, untuk BPH dan Demisioner kena 100rb (jegler
bagai kena petir di siang hari)...Whatttttttttsssssss...bagai lebah yang baru dilepas banyak
protes. Mahal banget sih, kan kasihan kalo dompet diperas terus ntar bisa ngambek dan
gak punya duit lagi. Banyak yang gak setuju, tapi ada juga yang bilang kok cuma segitu
7
gak kurang mahal ta? Sekalian gitu 500rb. Gila kerasukan apa tuh orang? Setelah
diselidiki ternyata mulut pedes itu dari mulutku sendiri hehe...dasar mulut gak sekolah.
Maafkan..maafkan..Tapi kalo dipikir-pikir mahal juga sih karena ADV dari dulu murah
kalo outbond, paling mahal ya 50rb dan yang paling murah 30rb tapi itu duluuuu tahun
2004. Ya tapi mau gimana lagi, memang harus ada pengorbanan. Dengan berat hati
semua orang setuju, asal bisa ngutang khikhikhi.....Untuk staff biaya dinaikkan menjadi
65 rb yang awalnya hanya 50 rb saja.
Untuk pembayaran terakhir 7 Januari 2009. Tapi ku yakin pasti banyak yang
nyicil, itu bisa dilihat dari raut putus asa anak-anak. Pembahasan untuk seminar Rizal
akan diadakan pertemuan kembali di lain waktu. Sementara tugas Rizal sebagai panitia
mencari konsep seminar seperti apa, karena nampaknya pembicara seminar mengerucut
kepada Joger Bali.
Agenda yang tidak kalah penting membahas acara tahun baru pada kumpul di
mana? Ribet ternyata mencari tempat ngumpul, karena sudah 3tahun terakhir klo kumpul
di rumah rahmad. Kali ini Rahmad sendiri sudah tidak di surabaya jadi mesti nyari
tempat alternatif buat ngumpul. Setelah tonjok sana tonjok sini akhirnya Apri merelakan
rumahnya jadi basecamp waktu tahun baru. Rencana si mau jalan-jalan liat taun baru di
jalan terus malamnya ngumpul di Apri. Moga aja lancar ya semuanya.
8
Bab II
Menuju Awal Tahun Yang Lebih Indah
31 desember 2008 malam menjelang tahun baru, aku menyesal sekali tidak bisa
ikut ngumpul teman-teman di rumah Apri. Nih yang kurang ajar temenku. Aku sendiri
uda berencana paling tidak jam 9 udah di Apri, ngumpul bareng-bareng seperti tahun-
tahun sebelumnya. Tapi apa mau dikata, sebelumnya jam 6 sore aku di rumah temenku di
daerah kertajaya, pas aku mau pulang rencana ke apri ternyata dengan bangganya mereka
menyembunyikan kunci motorku. Aku kelabakan banget, dalam hati menyesal kenapa 5
hari yang lalu motorku kuberi kunci baru karena sebelumnya hampir 3 tahun motorku
gak ada kunci. Senjata makan tuan biasanya aku yang menyembunyikan kunci sekarang
gantian kunciku yang dilenyapkan. Dengan sedihnya aku hanya diam mendongkol pura-
pura tak kenal mereka, tapi aku sendiri gak kuat karena di sana sendiri banyak banget
makanannya. Daripada lapar mending pura-pura kenal mereka lagi hehe gak
berpendirian.
Makin malam sebenarnya aku juga makin bingung apalagi yang lain di rumah
Apri pada sms. Gak enak sih tapi mau gimana lagi aku sendiri dalam posisi ditawan dan
tak berdaya melihat begitu banyak makanan dan cewek-cewek yang terhampar di
depanku hehe..... Dengan berat hati aku ikhlas di tawan di rumah temanku ini. Ngobrol
sana sini, bicara yang gak jelas tapi lumayan buat melonggarkan pikiran. Yang cukup
9
seru jam 12 pas ada acara tutup mata dan cerita hidup setahun kemarin. Apalagi diiringi
musik yang mendayu-dayu. Gila baru kali ini aku liat mereka semua jadi orang baik-baik,
ya tetapi itu tak berlangsung lama, hanya dalam tempo 2 jam kegilaan berlanjut kembali.
Dari tempatku ini bisa kulihat keceriaan di ujung jalan yang lain, kembang api bertebaran
seakan melepas lelah di tahun lalu.
Kemacetan dimana-mana, semua tumpah ruah melepas jiwa yang terbelenggu
setahun kemarin. Hanya keriangan yang tampak, semoga tahun ini memang manis yang
didapatkan. Jam 3.30 pagi aku baru mendapatkan kembali hak ku. Jam 4 subuh aku baru
bisa meluncur pulang kembali ke rumah. Nampaknya di jalan seperti habis terjadi
kerusuhan dimana-mana berserakan sampah. Happy New Year 2009.....Moga banyak
harapan dan asa yang datang di tahun ini. Happy New Year juga kawan-kawan ADV
tercinta di manapun kalian berada....Oh ya aku ingin mengucapkan terima kasih terutama
ama XL, dengan sms murahnya aku bisa sms tahun baru ke semua orang tanpa harus
kuatir kehabisan pulsa...hanya dengan Rp 9 sms akan disampaikan langsung ke penerima,
dan itu langsung dari hp ku sendiri lo.
Waktu berdesing kembali di kepalaku
Seakan berputar mengingatkanku
Akan segala cerita
Memutar kembali semua asa dan cita
Hanya pikiranku tak mampu melihat
Semua yang telah terjadi
Dengan segala keterbatasan kubertahan
10
Berjalan seiring kesempatan
Tahun lalu akan segera lewat
Kuulang semua kejadian
Kurekam perlahan dalam ingatan
Kuingat untuk memori masa depan
Tahun baru akan tiba
Siap menyambutku manusia baru
Siap memberi tantangan baru
Siap menerkam bila ku menyerah
Genggam erat tangan ini
Hancurkan ego ku sendiri
Kujemput hari baru
Meremas semua masalah
Meretakkan semua tantangan
Happy New Year 2009 kawan-kawan
1 Januari 2009, ternyata pagi ini sangat cerah sekali. Kusambut hari pertama di
tahun yang baru ini. Aku sempatkan pergi ke kenjeran ujung (orang Surabaya bilang
watu-watu) untuk melihat mentari pertama di tahun baru ini. Sinar pertama yang
menyambutku. Gila ternyata dah rame sekali di kenjeran. Nampaknya banyak juga yang
berharap melihat matahari pertama di tahun 2009 ini. Sempat agak mendung, pas jam
04.40 mentari mulai nampak kemerahan di ufuk sana. Awalnya hanya setengah lingkaran
lama-kelamaan menjadi bulat bersih, perlahan naik melintasi ujung lautan. Menyapa
11
kami semua di sini. Semakin lama mentari semakin besar dan meluncurkan pesonanya.
Banyak orang berdiri dan meloncat-loncat riang saling berpelukan. Di sini kerugianku,
kenapa aku tadi pergi sendirian aja, ya akhirnya hanya bisa memeluk angin laut saja,
sedihnya diriku ini hiks..hiks..
Kusambut pagi dengan senyum dan tawa penuh pengharapan. Berdoa kepada-Nya
atas semua nikmat yang kuterima. Semakin banyak saja orang berdatangan, kerumunan
manusia semakin ramai. Entah sejak kapan mereka semua berdatangan. Memang suasana
saat itu sangat meriah, di sebelah kiriku nampak jembatan suramadu yang berdiri gagah
dan penuh misterius menantang ombak lautan lepas. Jembatan suramadu semakin
menarik dengan kabut yang menyelimutinya. Di depanku mentari mulai naik dan
menyiramku dengan kemilau permata cahayanya. Di kejauhan banyak juga nelayan yang
berayun-ayun diterpa ombak pagi, sesekali nelayan-nelayan itu juga menyalakan
kembang api ke atas. Nampaknya mereka tidak mau ketinggalan menikmati pagi pertama
tahun 2009 ini. Suara terompet juga masih terdengar, parau dan pecah mungkin sisa
ditiup semalaman tiada henti. Ternyata semua orang tertawa dan tersenyum dengan riang,
penuh kepuasan seakan tak ada beban sama sekali, saling menyapa walau tak kenal. Hal
yang unik mengingat saat ini sulit sekali melihat orang saling melempar senyum dengan
yang lain. Kutarik napas dalam-dalam sedalam lautan hatiku yang sedang tak menentu
ini.
Saat ku duduk di tepi ini
Kuteringat wajah lugu itu
Bergelombang dari tengah lautan
12
Di dalam pekatnya angin laut
Saat ku duduk lama di sini
Ku hanya dapat hampa
Bosan melihat angin dan air yang menertawai
Aku rindu mandi
Bersama gelombang pasir ini
Tapi ku sadar
Ada perahu besar menantangku
Menghambat jalanku mencarimu
Ku hanya termenung diam
Hiks..hiks.. lagi teringat sesuatu neh. Ups tahun baru ko termenung. Kayaknya
lama-lama di sini buat jiwaku makin gak teratur. Saatnya pulang, lagian sudah jam 6 pagi
neh. Kususuri perlahan tiap tepi pantai kenjeran ini. Menghirup udara lautan yang
gemulai mengusap pipi ini. Motor kupacu pelan saja, sudah mulai ada denyut kehidupan,
nelayan sudah mulai beraktifitas. Ada yang mulai menjemur ikan, ada juga yang
mengasap ikan untuk dijual. Nampaknya pantai kenjeran sebentar lagi juga akan ramai,
apalagi ini hari libur tentunya akan banyak juga orang yang berkunjung menghabiskan
hari libur di sini. Perut sudah mulai keroncongan, mau makan di jalan tapi kok malas ya.
Harus cepet sampai di rumah nih, siapa tau di rumah sudah ada makanan yang hangat.
Lagian mataku ini sudah semakin berat saja ingin ditiduri eh ditidurkan.
Sebelum aku benar-benar terlelap untuk pertama kalinya di tahun yang baru ini,
aku hanya ingin semua cita dan keinginan di tahun baru ini tercapai. Buat semua orang
13
semoga tahun ini kesuksesan selalu mengiringi langkah kalian. Buat bangsa dan negara,
semoga bisa melewati pemilu ke depan dengan sukses dan buat bangsa ini menjadi lebih
besar. Buat ADV cia yoooooo...................1 tahun ke depan adalah tantangan buat kita
semua untuk menghalau semua tantangan.
14
Bab III
Kesibukan Dimulai !!!!!!!!!!
3 Januari 2009, hari Sabtu. Kampus mulai ada kesibukan setelah libur 2 minggu.
Nampak yang paling ramai perpustakaan. Aku sempat mampir ke sekret ADV, siapa tau
ada rapat mengenai outbond. Ternyata sepi-sepi saja, saat kumasuk ke dalam aku hanya
melihat ada tulisan di papan mengenai rencana diklat aja. Hmmm mungkin orang-orang
sedang sibuk berkutat dengan materi ujiannya. Sepi banget ya, dah lama aku gak
merasakan sekret sepi seperti ini. Jadi ingat dulu awal-awal ADV. Sepi banget kalo gak
ada kegiatan, sampai-sampai aku dulu tiap pagi selalu tidur di sekret kalo gak ada kuliah.
Hihi jadi teringat dulu sampai bela-belain bawa bantal super gede buat tidur-tiduran. Tapi
dimana kabarmu sekarang bantalku. Oh ya dulu banget seingatku waktu awal-awal ADV
punya sekret, kalo hari menjelang ujian selalu ramai. Kita semua belajar bersama di
sekret. Sebenarnya bukan belajar bersama, la kita aja rata-rata beda jurusan dan fakultas.
Jadinya sekret buat ajang ngerumpi melepas stress sebelum ujian. Jadi ketawa sendiri
ingat kelakuan waktu dulu.
Berarti dalam 2 minggu ke depan dari tanggal 5 s/d 17 semua orang akan berjuang
dalam ujian akhir semester ini. Sukses ya kawan-kawan, habiskan semua soal ya,
belajarnya yang beneran. Cari posisi duduk yang pas, ingat pepatah lama ”posisi
15
menentukan prestasi”. Jangan sampai gagal biar nanti pas diklat hanya senyum
kegembiraan yang nampak dari wajah kalian semua. Suksessssssssss...........Yaaaaa......
Waktu-waktu di sela-sela UAS ini, panitia sempat ada rapat-rapat buat persiapan
diklat. Tanggal 6 Januari sempat akan diadakan rapat tapi ternyata cuaca tidak cukup
kompromi. Sore sebelum rapat turun hujan yang sangat sangat deras, menurut kabar dari
satpam Ubaya, Ubaya kena banjir bandang. Bahkan ada ,motor yang kejebur di sungai
depan halte hukum yang lama, saat akan putar balik. Tapi memang sore itu hujan turun
gila-gilaan. Di mana-mana banjir, aku cuma bayangin aja gimana ya yang mau ikut ujian
sore di Ubaya. Apa tidak kesulitan? Aku dulu pernah ujian dengan basah kuyup kena
banjir dan ujan. Wah pokoknya perjuangan berat sekali, sampai kertas ujian lecek semua.
Untung saja ujian hari itu yang terakhir jadi yang diujikan relatif mudah.
Tanggal 8 Januari sore ada rapat di sekret, tapi sekedar susunan acara saja dan
game apa saja yang akan dipakai waktu diklat nanti. Ntar hari sabtu baru dibicarain lagi
detail susunan acaranya. Sabtu tanggal 10, banyak juga yang datang di sekret. Detail
akan dibicarakan, tiap sesi akan dijabarkan. Apa saja yang akan diperlukan, terus
materinya bagaimana, game nya apa saja dan peralatan apa yang akan dipakai. Juga di
bagi-bagi tugas masing-masing orang, agar saat di Tabor tidak bingung mau ngapain buat
semua panitia. Ditetapkan juga panitia inti acara. Yang paling cerewet saat itu ya Natali.
Hehehe cerewet nagih uang-uang pembayaran diklat. Yang terdengar dari teman-teman
yang ada hanya suara-suara permohonan buat utang.
Rencananya tiap sesi acara, peserta akan diacak kembali untuk kelompoknya. Jadi
biar mereka masing-masing benar-benar kenal dengan taman yang lain. Susah juga ya
menyusun jadwal yang detail, banyak juga yang mesti dipikirkan. Di tiap sesi dan game
16
akan ada pembagian token untuk tiap kelompok. Token ini bertujuan untuk mencari siapa
yang terbaik. Token nantinya akan berupa kepingan tutup botol atau mainan plastik bulat/
puzzle. Paling tidak dengan adanya token ini membuat peserta bergairah, sehingga ada
nuansa kompetisi di tiap kegiatan. Nantinya di akhir sesi diklat akan dipilih beberapa
kategori. Akan dicari individu poin tertinggi, poin terendah, individu favorit cowok
cewek, team outbond terbaik, team outbond tersial, team outbond tersemangat dan tidak
ketinggalan tentunya untuk penampil talent show terbaik. Untuk kategori kelompok
rencananya akan diberikan kue dan makanan kecil. Seperti tradisi yang lalu-lalu.
Yang repot dan cukup kebingungan saat kira-kira apa ya yang bisa diberikan
untuk kategori individu. Terbersit pemikiran untuk individu terbaik dapat penghargaan
hadiah berupa jadi ketua UKM ADV (hihi..mau gak ya kira-kira ? rasanya kejam sekali
ya). Setelah saling serang omongan, berdebat, bergulat, berteriak akhirnya dengan penuh
pertimbangan disetujui dengan aklamasi untuk kategori individu akan diberi kaos yang
disablon. Kebetulan masih cukup banyak kaos sablon di ADV, tapi bingung juga mau
dikasih kata-kata apa yang menarik dan unik. Tapi untuk poin terendah kira-kira akan
diberi apa ya ? Hmmmm kalo kaos jangan ah, ntar bingung mau ditulis apaan. Akhirnya
disetujui akan diberi kaos kaki sepakbola ukuran jumbo, dan rencana warnanya merah
menyala. Tambah sip aja acara nya.
Hari sudah semakin sore, kira-kira pukul 3 sore. Tiba-tiba Natali bertanya
kembali, untuk acara jurit malam gimana. Natali bersemangat sekali, dia minta agar kalo
bisa ada acara-acara yang beda gitu biar tambah seru. Ada yang usul bawa topeng, bawa
apalah. Relita juga setuju tapi jangan yang aneh-aneh ya mas. Ya aku bilang ntar aku
pake kostum yang lucu kok, ntar aku pake kostum badut saja. Eh Lita malah teriak jangan
17
mas, itu gak lucu tapi nyeremin. Masak malem-malem ada badut di tengah hutan, itu mah
nakutin bin nyeremin. Terus gimana enaknya? Oh aku pinjam kostum spiderman aja ya.
Hihi rasanya tambah aneh saja. Nat hanya teriak gak apa-apa mas, seru tambahan, ntar
ada putih-putih yang lewat wahahaha.....Rencananya ada 3 pos jurit malam. Awalnya ada
5 pos, namun pada banyak yang gak mau jaga pos sendirian. Pada takut kali, kalo tiba-
tiba ada yang nemenin dan ngagetin. 3 pos aja katanya sudah cukup banyak. Dalam hati
aku ya heran, biasanya aku kalo jurit malam ada 5 pos dan jarak tiap pos bisa 1 km. Tapi
ya maklumlah, kan yang ikut kebanyakan cewek juga dan panitia juga terbatas. Apalagi
ini jurit malam termasuk acara baru dan tidak terencana sebelumnya.
Teknisnya akan dibagi dalam beberapa kelompok dan tiap kelompok hanya ada 2
orang saja. Ide awal tiap orang akan bergantian tutup mata, tapi ntar diliat lagi kondisi
lapangan memungkinkan atau tidak. Di tiap pos akan diadakan acara yang berbeda-beda.
Pos pertama nantinya ada Natali dan Andika, ntar tiap kelompok ditanya mengenai ADV.
Pos kedua nantinya Relita dan Syamsi, nanti tiap kelompok akan disuruh cerita humor.
Pos terakhir Bahtiar dan Upix, peserta akan joged dan nyanyi bareng. Tapi nampaknya di
pos terakhir ini yang paling seru, mengingat sesuatu tentang Bahtiar dan Upix di masa
lampau...Ada Apa dengan Mereka ?. Anak-anak sempat berpikir jangan-jangan ntar
peserta akan menyaksikan adegan seru seperti di gunung Bromo yang silam.
Waaaa.....jadi penasaran, kira-kira bener gak ya ada session 3, 4, 5 dan seterusnya,
mengingat nantinya ada banyak kelompok yang berkunjung ke pos 3. Ehm..Ehm..
18
Masa terlewati
Langkahku tergilas waktu
Bayangmu enggan singgah
Menghancurkan rindu berkeping-keping
Disini......
Aku ingin mencintaimu
Sebentar lagi......
Semua sudah setuju dan siap. Semua masih penasaran enaknya yang seru ngapain
ya pas jurit malam. Eh ternyata kebanyakan yang ada di sekret tidak ada yang tau apa tuh
jurit malam. Mereka semua mengira itu bukan jurit malam tapi jerit malam. Ya beda
dong, jurit malam tuh ditujukan buat melatih mental kita, kalo jerit malam ya jerit-jerit
malam hari wehehehe....tapi yang paling mengurangi keasyikan nanti pas jurit malam
yaitu ternyata dari kabar yang kudengar Ellys tidak ikut. Kalo Ellys ikut akan tambah
seru aja acaranya, bayangin gimana reaksi Ellys. Seperti kasus misteri hilangnya Bahtiar
saat pulang dari Gunung Bromo. Kangen saja melihat ekspresi ketakutan penuh
penghayatan milik Ellys.
19
Bab IV
Rizal Mengundang Godaan
Di saat kita mengobrol seru mengenai rencana jurit malam diklat tabor, tau gak
teman-teman ternyata ada keanehan di dalam sekret saat itu, aku baru sadar sejak tadi
Rizal kok diem saja ya. Padahal setauku Rizal sejak siang tadi ketawa-ketawa terus. Tapi
sejak kami semua mulai cerita tentang acara jurit malam yang gak jelas itu, Rizal jadi
diam saja. Ada apa ini yang sedang terjadi. Seperti ada beban batu karang yang dipegang
Rizal. Kalo diajak ketawa hanya senyum kecut sekecut jeruk dan wajahnya nampak
berkeringat. Jangan-jangan ? kebelet pipis ya Zal ? Ternyata tidak saudara-saudara, Rizal
hanya berujar, ”Ojo aneh-aneh po’o”, dia berujar puasrah dengan wajah memelas. Oalah
ternyata Rizal dari tadi kepikiran format acara kita semua, apalagi setelah ada rencana
bawa topeng-topeng segala. Jeng...jeng...inilah awal dari pemikiranku buat godain Rizal
di lapangan nantinya. Pikiran jail, jahat, udik melintas di pikiranku. Matilah kau saudara.
Aku hanya ketawa dalam hati, berpikir mau buat apa saja di sana nanti. Macan tidur
dibangunin, ya mengaum bos. Orang iseng diberitau ya malah diisengi. Kita lihat apa
yang terjadi.
Sementara rapat selesai pukul 5 sore, rencananya hari senin akan ada rapat lagi
buat nyobain game yang sudah ada. Hari Jum’at depan juga ada rapat terakhir dan sabtu
akan briefing buat persiapan hari Senin tanggal 19 Januari. Sampai pulang wajah Rizal
20
masih menampakkan kesedihan dan kegalauan. Santai saja bos, aku udah nyiapin buat
kamu kok.Tunggu tanggal mainnya saja ya bro, pasti kamu akan teriak-teriak bahagia di
sana. Aku juga harus segera minta ijin cuti di tempatku kerja toh sudah positif tanggal 19
Januari buat diklatnya. Agak ragu juga sih bisa dapat cuti atau tidak kerana kebetulan ada
project dari Gramedia. Tapi yakin saja, harus bisa cuti. Sekalian buat refreshing jadi ikut
diklat saja.
Tanggal 16 Januari sore jam 5, 3 hari sebelum outbond. Aku mampir ke sekret
ADV, ada rapat terakhir buat persiapan diklat. Nampaknya persiapan sudah ada semua,
token tidak jadi menggunakan mainan plastik atau tutup botol tapi menggunakan uang
recehan 100 an yang dari aluminium, ntar tiap koin akan diberi tanda berbeda. Untuk
membedakan saja kalo token itu dari panitia. Peralatan yang harus dibawa peserta mulai
di data dan dicatat di papan tulis. Tiap orang diwajibkan bawa senter, sepatu dan slayer
(akan digunakan untuk game outbond), sedangkan peralatan yang lain hanya optional.
Terserah dari masing-masing orang. Oh ya tiap orang juga diwajibkan bawa mie instant,
buat sarapan pagi hari di hari terakhir, karena rencananya makan pagi hari nya akan
dipindah siang hari saat mau pulang.
Peralatan sudah di data, barang apa saja yang akan dibawa panitia sudah dicatat
dan dipersiapkan. Tiap orang sudah diberi tanggung jawab. Rerie dan Firdha kebagian
membawa obat-obatan, mie 1 kardus, gula, kopi, teh (buat ransum panitia). Rizal
kebagian beli kaos kaki ama kaset mini DV buat handycam. Nantinya akan memakai
handycam Syamsih. Bahtiar kebagian bawa papan tulis beserta kaki nya (nampaknya
sudah ada di dalam sekret). Fani yang beli kertas plano dan minyak gas. Andika yang
mengurusi kaos hadiah. Apri kebagian tugas desain ama buat pin diklat. Aku, Mamok,
21
Natali ama Andika harus segera membuat materi outbond. Rencananya materi akan
dikumpulkan dan di jilid menjadi satu untuk diberikan ke masing-masing peserta.
Oh ya waktu di sekret, aku sempat menanyakan beberapa pertanyaan teka-teki
mengenai uang. Begini ceritanya ada orang yang pinjam uang ke temannya sebanyak Rp
2500, kalo pinjam ke 3 orang jadi totalnya Rp 7500. Orang tersebut ingin membeli buku,
tapi setelah ditawar harga buku menjadi Rp 7000. Jadu ada uang tersisa tinggal Rp 500.
Orang itu ingin mengembalikan uang ke tiga temannya, masing-masing Rp 100. Untuk
mengurangi tanggungan hutangnya. Jadi uang yang dipegang orang tersebut tinggal Rp
200. Jadi total uangnya tinggal Rp 2400, kalo 3 orang totalnya menjadi Rp 7200.
Pertanyaannya jumlah utang orang tersebut Rp 7200 bila ditambah uang yang
dipegangnya Rp 200 total hanya Rp 7400, padahal uang awal Rp 7500 jadi kemanakah
yang Rp 100 itu ????????
Ribut banget di sekret, rapat mulai kacau. Beberapa orang sudah berkerumun
mencari apa maksud teka-teki yang aku lontarkan. Sampai 15 menit masih pada bingung
semua. Aku hanya bilang jawaban nanti pas outbond saja. Saking bingungnya sampai
beberapa orang sempat pakai uang beneran buat praktek. Akan tetapi semua tambah
ruwet, tambah gak jelas. Aku bilang ada kata kuncinya, baca perlahan dan perhatikan.
Sebenarnya Lisa sudah menjawab dan benar, tapi tetap saja semua pada bingung. Biarkan
jadi teka-teki. Ntar aku bilang masih ada kok game yang lainnya, makanya harus ikut
semua yang ada di situ. Gmana !!!. Setujuuuu.....
22
Bab V
Suka Duka Menyusun Materi Diklat
Cerita mengenai aku buat materi diklat ini cukup memusingkan. Kebetulan aku
kebagian buat materi sejarah ADV. Semua data dan ingatan aku bongkar kembali, jujur
aku sendiri juga mulai agak lupa detail ADV. Sudah cukup lama juga sih, dulu seingatku
pernah ada susunan sejarah ADV yang lengkap, tapi entah data itu hilang semenjak ADV
dapat ruang gudang baru tahun 2005. Aku mulai menggali informasi dari beberapa kawan
yang masih ingat, buat aku yang paling aku ragu itu mengenai tanggal kelahiran ADV.
Setelah bertanya kesana kemari akhirnya aku ketahui ADV pastinya lahir tanggal 12
maret 1999, bertepatan 2 hari kelahiran Ubaya.
Aku susun materi ini dengan susah payah, mengingat cukup banyak sejarah ADV
tapi yang harus kutampilkan hanya sebagaian saja. Aku menceritakan asal usul ADV
beikut siapa saja pendirinya. Step awal ADV hingga sekarang. Kucantumkan juga nama-
nama ketua ADV selama ini dan susunan organisasinya yang sudah mengalami beberapa
perubahan beberapa kali. Ada juga yang menceritakan arti nama dan logo ADV.
Kegiatan-kegiatan apa saja yang pernah dilakukan dan terutama mengenai keanggotaan
UKM ADV.
23
Kebetulan aku menyusun materi ini di tempat kerjaku. Cukup lama juga
kukerjakan, perlu 2 hari. Tapi yang sangat menjengkelkan aku melakukan kebodohan
manusia yang nomor satu LUPA SAVE DATA. Saat itu ketika materi sudah hampir aku
selesaikan tiba-tiba saja lampu mati. Olala mati aku, kerja 2 hari hilang begitu saja tak
berbekas. Aku hanya terpaku diam tak berdaya. Busyet dah PLN, pake lampu mati
segala, gak ada ujan, gak ada petir kok lampu mati. Pas sholat ashar sempat-sempatnya
aku doa moga aja auto save nya bekerja sebenarnya biasanya auto save tidak pernah
bekerja, moga aja laptop berbaik hati padaku. Pusing bos kalo harus bekerja dari awal
kembali.
Teettttt 10 menit sebelum pulang kantor lampu menyala dengan gagahnya. Tapi
hatiku berdegup kencang gak karuan, mata nanar menatap laptop, perlahan padat
merayap kunyalakan laptopku kembali. Mataku tak mau menatap laptop, takut melihat
kejadian mengerikan di layar monitor. 5 menit aku buka kembali mataku, perlahan saja
kubuka kelopak mataku.....syiuuuutttttt berdesir hatiku, saat kubuka MS Word ternyata
ada kebahagiaan di sana.
Auto Save bekerja dengan sempurna, ya walaupun ada beberapa halaman yang
hilang. Aman lah daripada kerja lagi dari awal. Berguna juga doaku tadi, thanks Tuhan.
Langsung saja kuteruskan kembali mengerjakan materi diklat. Padahal sudah saatnya
pulang kerja, gak apa-apa deh lembur sedikit. Kukerjakan dnegan semangat 45 mumpung
hati masih senang karena tadi dataku gak jadi hilang semua. Tidak lupa aku save sedikit-
sedikit dataku ini, takut aja kalo PLN sentimen dan mematikan listrik kembali.
Akhirnya finish juga jam 6.10. Puas juga melihat tugas ini selesai, senang
menghampiriku bisa memberikan sesuatu yang berharga buat ADV. Sebuah sejarah yang
24
akan membuat yang lain semakin mencintai ADV. Segera kuberitahu Andika untuk ambil
materi yang aku kirim lewat email. Kebetulan aku sudah pesen kalo materi akan aku
kirim lewat email saja. Jadi waktu rapat terakhir hari jum’at itu aku sudah lebih santai,
tapi ada juga sedikit kesalahan mengenai bagan organisasi ADV tahun-tahun
sebelumnya. Itupun tanggal kelahiran ADV baru aku dapat infonya sabtu malam esoknya
setelah aku diberitahu Ratih (ek’s BPH angkatan ke-2 dan ke-3). Nampaknya tinggal
Mamok saja yang belum buat materi.
Materi Mamok mengenai business plan, seharusnya dikerjakan bersama Syamsih.
Saat di sekret ini Bahtiar sempat menunjukkna foto area Gunung Tabor. Aku sendiri baru
sadar saat liat foto itu, loh itu bukannya di area hutan nya yang dipenuhi bambu itu ?
selama ini kukira menginap di wismanya. Sekedar info Wisma Tabor sendiri letaknya 2
km dari area hutan ini. Kebetulan Wisma Tabor sudah jadi langganan Ubaya untuk
menyelenggarakan acara outbond.
Tapi seru juga ya menginap di area hutannya, pasti adem gitu kan dekat banget
dengan alam.Terakhir kali aku kesana masih banyak yang dalam tahap finishing, entah
sekarang seperti apa. Kalo dari foto nampaknya sudah cukup banyak perubahan. Saat aku
bilang banyak rumpun bambu di sekitar sana, eh Bahtiar bilang ”opo mas, ojo aneh-aneh
lo”, hehe sensitif orang-orang ini kalo aku uda mau cerita. Ya aku bilang aja uangker
Bah, ati-ati aja loh. Aku bilang jangan lupa hapalin ayat kursi hehehe...Mamok bilang aku
hapal Ko, tapi sebagian aja, awal ama akhir. Aku Cuma geleng-geleng kepala saja
melihat reaksi Bah saat kutakut-takuti hihihi...aku sendiri yo takut.
Hari Jum’at malam itu juga Mamok dibantu Lisa dan Bahtiar mengerjakan materi
di sekret. Sebenarnya materi yang cukup berat, karena Business Plan sendiri hal yang
25
cukup baru untuk disajikan.Materi disusun dengan serius, diambil dari beberapa sumber
dan buku. Moga aja dapat bermanfaat bagi yang lainnya. Aku cuma usul beberapa kata
saja. Andika dan Nat sudah selesai menyusun materi yang ditugaskan, jadi besok tinggal
disatukan menjadi 1 bagian utuh. Aku jam 8 sudah mau pulang, tak tahu sampai jam
berapa Mamok, Lisa, dan Bahtiar di sekret ADV. Besok pagi jam 10 akan diadakan
briefing buat semua orang. Info terakhir sebelum berangkat hari Senin.
Oh ya sebenarnya dari panitia sendiri ada sedikit perasaan kuatir siapa saja
demisioner yang akan ikut berangkat diklat. Sampai hari jum’at itu masih belum banyak
kepastian siapa saja yang ikut. Aku sendiri sudah menghubungi beberapa orang
demisioner. Maryance ada keperluan, Martino sedang sibuk buat apoteker. Ryan dan
Micha ada keperluan begitu juga dengan Rosa. Yopi sebenarnya juga akan ikut, tapi
Jum’at pagi tiba-tiba Yopi bilang gak bisa ikut. Mungkin bingung cuti ke kantor ya Yop
atau gak boleh ama pacar hehehe....
Hanya Fredy, Iwan ama Vivi aja yang bisa memberi kepastian buat ikut diklat.
Itupun Vivi masih bingung berangkatnya bagaimana, soalnya senin pagi masih ada demo
project kuliah. Tapi untungnya Apri juga berangkat senin siang, jadi Vivi bisa berangkat
ama Apri. Buat Fredy ada kredit poin tersendiri, ini outbondnya ke-6 bersama ADV.
Thanx buat kesetianmu bro, dari 2004 hingga 2009 ini.
Demisioner yang lain juga sudah menghubungi panitia. Hakim/ Abud gak bisa
ikut karena sibuk nyiapin TA nya, begitu juga dengan Ellys ama Ike. Kalo Tiwi ama
Copie menurut kabar gak bisa ikut karena sobat-sobatnya pada gak ikut. Lisa yang
awalnya aku kira ikut ternyata gak jadi ikut, katanya masih ngurusin anak-anak TK
Ubaya. Sayang banget sih banyak yang gak bisa ikut, kan kalo banyak yang ikut acara
26
jadi lebih meriah dan seru. Tak apalah mungkin tiap orang sudah punya kesibukan
sendiri. Aku juga sebenarnya ada kesibukan, tapi entah mengapa berat banget kalo gak
ikut serunya kegiatan ADV. Aku seperti kemakan sumpahku sendiri, aku pernah cerita
kalo selama aku masih di Surabaya, aku selalu berusaha ikut kemanapun ADV. Seolah-
olah hatiku berujar ayolah ikut siapa tau ini terakhir bisa ramai-ramai bareng yang lain.
Toh pikirku ada cuti kenapa gak diambil aja.
27
Bab VI
Briefing....Briefing....
Sabtu 17 Januari 2009, 2 hari sebelum outbond. Jam 10 pagi aku sudah di ADV.
Hanya Natali dan beberapa staff yang lagi berkumpul dan berdiskusi. Beberapa saat
kemudian David muncul. Andika sedang keluar mengurus surat untuk pinjam mic
wireless di BAU. Fredy telp aku dan mengatakan akan datang jam 11 an. Aku baru tau
ternyata staff yang akan ikut cukup banyak, sekitar 24 orang. Tapi pada akhirnya yang
jadi ikut hanya 20 orang saja, yang lainnya tidak jadi ikut karena ada yang saudaranya
menikah, ada juga yang akan ikut rakor Biotek. Tapi sebenarnya menurutku jumlah
pesertanya boleh dibilang cukup fantastis. Apalagi kalo digabung dengan BPH dan
Demisioner ada sekitar 39 orang. Ckckckck rekor outbond ADV. Staff yang ada di sekret
mulai mencatat barang apa saja yang akan dibawa nantinya.
Nampaknya tiap orang sudah punya pikiran apa yang terjadi di diklat nanti, bisa
dilihat dari raut mula setiap orang. Sampai jam 1 bergantian staff berdatangan, jam 2
siang panitia rapat kecil lagi. Aku sempat memberi Syamsih teka – teki, mengenai 5
orang yang bertetangga dan memiliki hobi dan selera yang berbeda satu dengan yang
lain. Tugasnya hanya mencari orang yang suka memelihara ikan. Ini merupakan
28
permainan logika yang sangat seru, sekali saja salah pola kerangka berpikir maka akan
keliru untuk selanjutnya. Bagaimana soalnya ?
Konon, 98% penduduk dunia tidak mampu memecahkan teka-teki ini.
Apakah anda termasuk yang 2%?
Ada 5 buah rumah yang masing-masing memiliki warna berbeda.
Setiap rumah dihuni satu orang pria dengan kebangsaaan yang berbeda-beda.
Setiap penghuni rumah menyukai jenis minuman tertentu.
Setiap penghuni rumah merokok satu merk rokok tertentu.
Setiap penghuni rumah memelihara satu jenis hewan tertentu.
Tak satupun dari kelima orang itu yang minum minuman yang sama, merokok satu merk
rokok yang sama, dan memelihara hewan yang sama antara penghuni yang satu dengan
penghuni yang lain.
Petunjuk:
Orang Inggris tinggal di dalam rumah berwarna merah
Orang Swedia memelihara anjing
Orang Denmark senang minum teh
Rumah warna hijau tepat disebelah kiri rumah warna putih.
Penghuni rumah berwarna hijau senang minum kopi
Orang yang merokok PallMall memelihara burung
Orang Jerman merokok Rothmans.
Penghuni rumah yang terletak di tengah-tengah senang minum susu.
Penghuni rumah berwarna kuning merokok Dunhill
Orang Norwegia tinggal di rumah paling pertama
Orang yg merokok Marlboro tinggal di sebelah orang yg memelihara kucing
Orang yg memelihara kuda tinggal di sebelah orang yg merokok Dunhill
Orang yang merokok Winfield senang minum bir
Di sebelah rumah berwarna biru tinggal orang Norwegia
Orang yang merokok Marlboro bertetangga dengan orang yang minum air.
29
Pertanyaan: Siapakah yang memelihara ikan?????????
(jawaban aku berikan di hal paling belakang sendiri)
Samsi mencoret-coret kertas dan pusing sendiri, geser kanan geser kiri bingung
dengan segala petunjuk yang terpampang. Beberapa saat terlihat senang tapi tak lama
hanya bengong menyadari ada yang keliru. Beberapa kawan mulai berdatangan ada Apri,
Bah, Fani dll. Di depan Lita dan Sonia merangkai bola yang terbuat dari kertas, bola
dirangkai dengan selotip. Bola ini akan digunakan untuk permainan perkenalan saat
diklat di tabor. Untuk game Lempar Bola, tapi bola yang dibuat sangat banyak sekali
hampir 10 buah padahal hanya butuh 4/5 saja. Gak apa-apa wes buat cadangan sapa tau
ada game yang lain. Apri harusnya kebagian tugas buat pin diklat, saat ditanya mana hasil
printnya (mumpung banyak orang rencananya mau dikerjain sama-sama di sekret) Apri
hanya menggaruk kepalanya. Ternyata masih ada di rumah dan belum di print, tak
beberapa lama akhirnya Apri memutuskan pulang dan mengambilnya, Apri ajak Bahtiar
ikut. Tapi entah apa Apri akan kembali lagi atau tidak ke sekret. Sebelum pulang
beberapa sudah mengingatkan agar ada penggantian kalimat di pin nya. Kalimat go to
diganti jadi goes to Tabor.
Fani bertugas untuk membelikan kertas plano, nampaknya plano sudah dibelikan
karena titip ke pegawainya Fani sendiri. Besok saat mau berangkat hari Senin Fani
supaya jangan lupa membawa minyak gas juga untuk mengisi botol-botol yang akan
digunakan jurit malam. Oh ya di dalam sekret ada beberapa galon air minum sumbangan
dari Fani sekitar 4 galon, lumayan tidak perlu beli lagi (mengirit budget). Jam 1 Nat pergi
sebentar ke Teknobiologi, katanya ada rapat tapi ntar kembali lagi ke sekret. Tak lama
30
Andika mengajak aku pergi ke Mapaus untuk membicarakan teknis acara dan diklat saat
di tabor nantinya. Di Mapaus nampaknya akan ada acara besok, nampak sangat sibuk
sekali di area Mapaus. Aku dan Andika menemui beberapa rekan Mapaus yang akan jadi
tim outbond diklat di ruang Bemus. Sudah ada beberapa orang di sana, ada 6 orang dua
diantaranya wanita. Kami berunding mengenai acara dan permainan apa saja yang
dilakukan dan berbicara mengenai peralatan yang dibutuhkan. Mapaus memaparkan
beberapa rencana untuk 3 hari di tabor. Rencananya hari pertama mungkin mereka mau
survey lokasi aja, mau mencari area yang terbaik buat outbond.
Hari kedua outbond akan diadakan seharian, untuk pagi peserta akan dibagi
menjadi beberapa tim, sedang untuk siang hari Mapaus berencana mengadakan rapling
(posisi dan area akan ditentukan kemudian saat sudah ada di lokasi) atau game bersama-
sama. Aku dan Andika berpikir selama ada waktu gak apa-apa dilaksanakan semua. Yang
penting diperhitungkan keselamatan dan waktu saja. Mapaus menyanggupi dan siap
untuk keamanan, itupun rapling hanya pilihan saja. Kalau kondisi lapangan tak
memungkinkan juga tidak akan dilaksanakan, teknisnya nanti tidak semua orang harus
mengikuti rapling (itu kalau rapling jadi dilaksanakan), hanya bagi yang berani dan mau
mencoba dipersilahkan.
Aku sih setuju-setuju saja, menurutku seru juga nih ada rapling segala. Mapaus
juga merencanakan ada sekitar 5 game untuk sesi pagi hari, sedang sesi siang hari game
nya ada beberapa tapi game saat siang bukan persaingan antar kelompok lagi. Saat siang
semua orang baik panitia maupun peserta diharuskan terlibat dalam permainan. Beberapa
peralatan yang diperlukan juga dibacakan Mapaus. Tapi Mapaus bertanya apakah ada
kendaraan khusus untuk mengangkut peralatan mereka misal pick up minimal. Andika
31
hanya menggeleng saja karena memang tidak siap untuk kendaraan tambahan lagi.
Kendaraan yang ada saja hanya ada 1 saja selain truk yang akan dipakai. Mapaus cerita
kalau beberapa peralatan yang dibawa sangat membutuhkan mobil pengangkut tersendiri,
kalau dipaksakan dibawa dengan peserta akan sangat mengganggu peserta di jalan. Aku
hanya bertanya-tanya memang peralatan apa saja ya yang akan dibawa, kok sepertinya
besar-besar. Tapi setelah Mapaus menceritakan detail yang diperlukan, baru aku maklum
kenapa butuh pickup. Mapaus berencana membawa beberapa batang bambu cukup besar
dan panjang untuk dibawa saat outbond, karena game yang mereka rancang kebetulan
memerlukan batang-batang bambu yang bisa dinaiki.
Andika bilang kalau dana dari ADV sangat mepet jadi tidak ada dana lagi kalau
harus menyewa kendaraan. Uang yang ada saja tidak seberapa banyak. Sebenarnya bisa
saja Andika pinjam ke BAU, harusnya gratis dan hanya mengganti uang bensin saja. Tapi
karena tidak terpikir jadinya tidak pinjam, itupun kalau pinjam sekarang sudah tidak
mungkin karena BAU sudah tutup. Ada salah satu anggota Mapaus yang bilang kenapa
gak pinjam di sana saja, kan di sana banyak banget bambu. Wow good idea...cemerlang
sekali pemikiran kawanku ini, kenapa gak terpikir kita semua ya tadi. Aku baru ingat
kalau di tabor kan banyak hutan bambu di sekitar wisma nya. Mapaus bertanya
bagaimana cara menghubungi orang yang disana. Andika memberikan telepon pemilik
tabor, oleh Mapaus di telp dan nego untuk meminjam beberapa peralatan mereka (pacul,
gergaji dll) dan tentunya tak lupa bambu. Sebenarnya pihak tabor agak keberatan tapi
setelah dinego agak lama akhirnya mereka bersedia juga walaupun syaratnya untuk
memotong bambu harus ditemani pegawai sana agar tidak keliru memotong bambu
(mungkin mereka takut kami memotong bambu bertuah mereka hehehe....)
32
Satu permasalahan selesai juga, jadi besok yang dibawa saat perangkat hanya
peralatan-peralatan kecil saja semacam tali dan papan kecil (untuk permainan puzzle
nampaknya). Peralatan yang cukup besar mungkin hanya beberapa ban bekas saja sekitar
5 buah. Tak masalah karena ban bekas kan nantinya masih bisa dibuat untuk tempat
duduk di truk. Semua sudah beres tinggal menyesuaikan jadwal keberangkatan saja.
Rencana Mapaus akan berangkat dengan 2 orang dari ADV terlebih dahulu senin pagi
(awalnya mau berangkat minggu malam, tapi karena Mapaus ada acara minggunya jadi
diundur hari senin pagi saja) sebelum keberangkatan peserta, tujuannya untuk
mengetahui area mana saja yang akan dipakai sambil membawa barang yang bisa dibawa
terlebih dahulu. Tapi rencana berubah karena ternyata Mapaus yang akan berangkat
sekitar 6 orang, 2 wanita dan yang 4 pria. Awalnya hanya 4 orang saja yang akan
berangkat, kalau begitu ada sebagian dari mereka yang berangkat menyusul jadi satu truk
dengan semua ADV.
Mapaus juga bertanya katanya ADV mau mengadakan acara jurit malam, mereka
bertanya teknisnya dan ADV butuh bantuan apa dari Mapaus untuk jurit malam. Andika
menjelaskan aturan mainnya, peserta akan berjalan bergantian tapi untuk jarak mungkin
tidak terlalu jauh. Mapaus diharapkan bantuannya untuk back up tenaga saja, karena
ditakutkan jumlah panitia ADV tidak terlalu banyak. Mapaus sempat menawarkan untuk
diberi bau-bauan (menyan/ dupa maksudnya tujuannya untuk membuat seram saja) agar
lebih seru. Tapi Andika langsung saja menggeleng, gak perlu seperti itu daripada
nantinya gak akan ada yang mau jaga pos. Aku hanya menganggukkan kepala saja,
sambil membayangkan gimana hebohnya yang jaga pos kalau tiba-tiba ada bau-bau
wangi di tengah-tengah kegelapan, membayangkannya sudah merinding hehehe..Sekitar
33
20 menit saja kami di Mapaus, sesaat sebelum kami berjalan menuju ADV, salah seorang
anggota Mapaus bertanya bagaimana dengan uang dari ADV, buat bantu Mapaus untuk
menyiapkan beberapa peralatan.
Kami hanya menjanjikan semoga sore ini bisa memberi sebagian uang bantuan
operasional buat Mapaus, karena kami perlu bicarakan lagi jumlahnya. Mungkin ada
perubahan karena Mapaus bertambah 2 orang saat diklat, ini jelas merubah anggaran saat
di tabor. Cuaca agak mendung dan sempat gerimis juga, adem banget walaupun matahari
masih bersinar terang. Di sekret Nat sudah ada, Andika berbicara bagaimana tentang fee
buat Mapaus. Aku berpendapat beri saja sisa uang yang bisa kita berikan, sementara
berikan aja sebagian, nanti sisanya saat setelah usai acara. Nat agak bingung juga
bagaimana menyampaikannya, mungkin sungkan aja dengan Mapaus karena jumlahnya
tidak terlalu banyak. Awalnya akan diberi 1 jt an, tapi karena ada pertambahan personel
dari mereka maka ada penyesuaian fee nya. Aku bilang udah gak apa-apa, cerita saja
sebenarnya seperti apa. Aku yakin Mapaus pasti ngertiin kok, kan sebagai sesama UKM
pasti tau besarnya dana yang didapat dari Ubaya.
Toh paling tidak uang fee yang tidak seberapa besar ini paling tidak bisa
meringankan beban Mapaus dalam menyiapkan peralatan mereka. Akhirnya Nat dan
Andika pergi ke Mapaus untuk menyampaikan uang yang bisa kita beri saat ini, sekitar
Rp 350.000, sisanya usai diklat. Sekret mulai agak sepi, beberapa mengundurkan diri
untuk pulang. Samsi juga sudah pulang, pasrah dengan teka-teki ku, kertas yang
dikerjakannya penuh dengan coretan. Step juga baru saja pulang setelah pegawainya
mengantarkan kertas plano pesanan kita. Aku telah minta Andika untuk menata barang-
barang yang sudah ada dan di data sekalian, agar ketahuan mana barang-barang yang
34
belum tersedia. Beberapa barang masih menyusul, mungkin besok baru diantar ke sekret,
karena rencana hari minggu ada rapat terakhir yang paling akhir untuk panitia buat
persiapan hari senin.
Sekembalinya Nat dari Mapaus, kami semua berkumpul sejenak untuk mencatat
barang apa saja yang perlu dibawa waktu diklat dan tak lupa mengingatkan besok untuk
datang semua. Nat juga mengabarkan kalau staff yang ikut berkurang lagi, ada staff yang
saudaranya menikah dan ada juga yang tidak ikut karena ada keperluan di biotek. Ya apa
boleh buat walaupun rugi juga kehilangan beberapa orang lagi. Jadi diperkirakan staff
yang jadi ikut hanya ada 20 orang saja. Jam 15.40 hampir semuanya mengundurkan diri
untuk pulang, Andika dan Sonia keluar juga untuk mengambil baju sablon yang pesan di
Pak Faisol di Ngagel, katanya mau balik lagi ke sekret untuk naruh baju. Yang lain juga
pada punya acara sendiri-sendiri, mumpung malam minggu ya kawan-kawan. Aku
tinggal sendirian saja di sekret.
35
Bab VII
I Love U Persebaya
Aku gak pulang karena lagi asyik nonton pertandingan antara Persebaya vs
Persiwa Wamena (Papua). Pertandingan second leg 2 copa indonesia dimana saat
pertemuan pertama Persebaya kalah telak 2-0 dari Wamena saat main di kandang
Wamena di Stadion Pendidikan Wamena. Pertandingan kali ini di Gelora 10 November,
stadion kebanggan arek-arek Surabaya (jujur saja aku lupa kalau hari ini ada
pertandingan di gelora, tau gitu tadi nonton aja bola).
Pertandingan kali ini cukup berat buat Persebaya, untuk lolos ke babak 16 besar
Persebaya harus bisa menaklukkan Persiwa minimal dengan 3-0. Memang sangat susah
mengalahkan Persiwa, mengingat saat ini Persiwa menduduki peringkat 3 kompetisi
nasional, sedangkan Persebaya walaupun sebagai pemuncak grup di divisi utama tapi
tetap saja level kompetisinya 1 tingkat di bawah Persiwa yang kompetisi di DSL (liga
tertinggi di Indonesia).
36
Pertandingan berjalan sangat seru,
sebelum jeda turun minum Persebaya sudah
unggul 1-0 lewat sundulan kepala Jairon Feliciano,
suporter berteriak dan bernyanyi sangat nyaring.
Seakan aku ikut merasakan atmosfer ini, di
dalam sekret aja aku samapi teriak- teriak sendiri
saat melihat beberapa peluang matang yang didapat Persebaya. Misalnya saat peluang
pinalti yang didapat Jairon gagal bersarang di gawang Persiwa, tapi untung saja Jairon
bisa menebusnya di menit 43 menjadi gol pertama di pertandingan sore hari ini. Saat aku
berteriak-teriak ternyata beberapa kawan dari Menwa melihatku dan tertawa, dikira ada
apaan kok ada orang teriak-teriak. Mereka tak tau kalau aku sedang melihat pertandingan
bola, mungkin dikira lagi stres aja liat monitor komputer sambil ngamuk gak jelas
hehe...cuek aja lagi yang penting bisa puas teriak.
Saat jeda pertandingan babak pertama aku keluar sebentar ama beli minum di
kantin. Ternyata di depan sekret nampak Mamok sedang menunggu, Mamok mengira ini
pada kemana kok sekret tutup tapi tv masih menyala. Mamok ternyata dari lab, mau
mencatat barang apa saja yang dibutuhkan saat diklat (akhirnya jadi berangkat juga
Mamok). Di sekret Mamok sempat kusodori teka-teki yang tadi sempat kuberikan ke
Samsi, langsung saja Mamok ambil kertas dan mulai mencoret-coret, persis yang
dilakukan Samsi tadi. Kita berdua juga cerita-cerita mengenai duklat di tabor, sambil
menonton pertandingan Persebaya yang sudah dimulai lagi. Tapi Mamok lebih
berkonsentrasi mencari jawaban dari teka-teki dari aku. Hanya sekilas saja melirik tv saat
aku berteriak kalau ada peluang gol.
37
Tak lama setelah jeda babak pertama berjalan Anang Ma’ruf pemain senior di
Persebaya bisa menaklukkan kiper Persiwa yang bermain cemerlang sore ini. Gol yang
sangat cantik, tendangan jarak jauh spesialis Anang yang masuk di pojok kiri gawang
Persiwa. Sebuah gol yang sangat istimewa, dan gol ini menambah semangat anak-anak
Persebaya untuk semakin menambah pundi-pundi gol nya. Hari ini kinerja gelandang
Persebaya sangat istimewa sekali,
walaupun masih muda tapi berjuang
seolah tak ada lelah. Pertandingan
sangat menarik sekali, saling
menyerang tiada henti. Hendra
Prasetya sebagai palang pintu
terakhir Persebaya juga bermain tak
kalah gemilangnya dengan kiper Persiwa. Menit ke 74 Purwanto masuk, masuknya
Purwanto menambah daya gedor Persebaya. Tak perlu menunggu waktu yang lama untuk
menunjukkan skill nya, menit ke 78 Purwanto menambah gol 1 lagi buat Persebaya.
Sebuah gol yang sangat krusial dan membalikkan skor agreagate menjadi 3-2 buat
Persebaya. Sampai akhir pertandingan Persebaya sukses memukul 3-0 Persiwa dan
memantapkan kaki Persebaya untuk melanjutkan ke babak 16 besar. Yang unik 3 gol
yang dicetak diciptakan oleh 3 pemain yang saat main di kandang Persiwa tidak
diikutsertakan.
Perjuangan yang patut diberi aplaus untuk arek-arek Persebaya, walaupun di
tengah guncangnya tim tapi mampu menunjukkan statusnya sebagai tim elit di
38
persepakbolaan nasional. Awalnya tidak ada yang mengira Persebaya bisa melaju sejauh
ini, kalau dilihat beberapa minggu terakhir ini Persebaya kehilangan beberapa pilarnya
semisal Bejo Sugiantoro maupun Javier Roca. Sesaat usainya pertandingan Persebaya
Andika datang membawa baju sablonan dari Pak Faisol. Kulihat kata-katanya sangat
unik dan menggelikan, bisa saja kawan-kawan ini mencari inspirasi. Kalau begini aku
mau kalau jadi peserta, lumayan kalo beruntung dapat kaos. Sablonnya juga bagus kok,
ya iyalah kan Pak Faisol emang masternya. Andika menawarkan makanan ke aku dan
Mamok. Aku tau niatnya baik tapi kurang lengkap penawarannya, karena Andika tidak
bawa nasi dan alat makan. Terus mau dimakan pakae apa, wah bisa-bisa aja Andika ini.
Ada sayurannya masak mau dimakan pake tangan, gimana megang kuahnya
hehe...Nampaknya Andika tadi makan tapi tidak habis, pantesan tidak ada nasi dan
sendok. Jam 5.40 kami semua pulang, Aku ama Mamok berboncengan ke parkir motor,
Andika pulang ama Sonia.
Sabtu malam (minggu dini hari) jam 12 lewat, sms dari Mamok mengagetkanku,
`udah tidur baru 30 menit eh hp sudah berteriak-teriak. Kulirik dan kaget ama tersenyum
kecut, aku kirain ada apaan ternyata Mamok hanya mengabari kalau baru saja
menyelesaikan teka teki ku. Kata Mamok dikerjain mulai dari pertandingan chelsea
berakhir sampai MU main baru bisa diselesaikan. Aku hanya geleng-geleng kepala lalu
kuteruskan tidur kembali. Mengganggu mimpi aja Mamok ini, besok aja aku tanya
hasilnya ke Mamok kalau ketemu di sekret.
39
Bab VIII
Kumpul Yang Terakhir Kali di Ubaya
Minggu pagi ini cukup banyak yang aku kerjakan, bersih-bersih kamar yang
mulai tak jelas penempatan barang-barangnya. Ama cuci motor yang seperti habis
berkubang dalam lumpur. Jam 10 ada sms dari Andika yang mengajakku supaya lekas ke
sekret, aku bilang agak siangan saja. Ini masih mencari-cari file macam-macam teka-teki
buat acara diklat, buat mengisi waktu luang saat diklat. Tak terasa sudah hampir jam 12
siang, aku mandi dan bersiap ke sekret walaupun udah dari tadi sms Andika terus
menyapa hp ku. Aku cuek aja palingan juga belum ngapa-ngapain di sekret. Tapi saat di
jalan ternyata ada sms Andika yang membuatku kaget dan kalang kabut. ” Mas cepetan
ke sekret, ada masalah besar nih”, bilang Andika.
What’s ada apa nih? Ada masalah apa lagi nih yang terjadi di sekret? Apa Mapaus
mengundurkan diri sebagai tim outbond? Apa banyak staff yang mengundurkan diri?
Pikiranku melancong kemana-mana, wah jangan sampai gak jadi berangkat nih, gila apa
udah cuti 3 hari kok gak jadi diklat. Bisa bingung aku mau ngapain 3 hari ke depan. Aku
cepetan saja memacu motorku menuju Ubaya. Sampai Ubaya pun aku lupa meminta
karcis langsung masuk saja. Di parkiran motor ramai banget, ada truk tentara dekat atm
BCA. Banyak yang pakai baju beladiri, mungkin ada yang lagi mengadakan ujian di
Ubaya. Aku bergegas jalan ke sekret, tapi apa yang terjadi dan terpampang di depanku
sebuah ironi. Saat sampai di sekret yang kulihat hanya ada beberapa orang saja, dan
40
nampaknya semua santai-santai aja di sekret. Setelah aku bertanya, ini semua hanya akal-
akalan dari Nat saja biar aku cepet datang di Ubaya. Fiuhhh lega rasanya, seperti melepas
beban 1kg di kepala (ya eyalah kan tadi pake helm sekarang helm nya udah di lepas).
Kena tipu aku kali ini. Di sekret ada Upix am temennya yang lagi membungkus hadiah
buat peserta diklat. Semalam Nat yang membeli beberapa bingkisan ini.
Tapi ternyata itu bukan temannya Upix tapi kakaknya Upix, haha pantesan kok
agak-agak mirip gitu. Makasih ya mbak udah mau bantu bungkusin hadiahnya
hehe....Mamok yang datang dengan wajah berseri-seri cerita bagaimana dia memecahkan
teka-teki tadi malam. Mamok sampai penasaran dan gak kerasa sampai larut baru bisa tau
kunci jawabannya. Selamat bos, berarti kamu termasuk 2% penduduk bumi yang bisa
mengerjakan soal ini. Mamok memanas-manasi Samsi yang masih bingung dengan cara
mengerjakan teka-tekiku itu. Mamok bilang gampang kok, kuncinya 1 aja kalau bisa pake
pinsil jadi gak sampai ganti-ganti kertas dan gampang untuk mengganti jawaban. Samsi
tergoda dan ikut mencobanya, diambilnya kertas dan mulai mngerjakan lagi.
Tips dari Mamok ini memang sangat istimewa, buktinya tak lama Samsi bisa
mengerjakan dan menyelesaikan teka-teki ini. Walaupun ada sedikit keliru penempatan
tapi secara keseluruhan jawaban Samsi sudah benar. Wah di ADV ini ternyata banyak
orang pintar, salut-salut . Tapi tenang aja teman-teman aku masih punya teka-teki tapi
nanti buat diklat aja ya, untuk sekarang cukup beberapa itu saja ya. Makanya rugi kalo
gak bisa ikut diklat, akan banyak yang seru di tabor nantinya.
Apri datang dengan membawa hasil print out pin nya, tapi ternyata masih ada
sedikit kesalahan di hurufnya. Wes gak apa-apa daripada diulangi lagi ntar malah gak
sempat dibuat. Lita, Rerie, Firdha membantu gunting bahan pin ini. Aku ama yang lain di
41
dalam menata yang akan dibawa esok, didata kembali dan diatur agar tidak ada yang
ketinggalan saat berangkat besok. Rerie dan Firdha sudah membawa peralatan yang
dibutuhkan besok, ada mie sekardus, gula, teh, kopi dan obat-obatan. Tapi Rizal yang
datang belakangan malah lupa membawa kaos kaki buat peserta, harusnya bisa dibungkus
sekalian. Biarkan jadi tanggung jawab Rizal asal besok jangan sampai ketinggalan.
Tinggal 1 yang belum siap, apa itu? Token. Yup token untuk acara diklat belum
dipersiapkan, bahkan sampai detik ini masih bingung antara pakai uang receh atau tutup
botol.
Akhirnya disetujui untuk memakai uang receh yang Rp 100 an dari aluminium.
Andika pergi keluar mencari uang receh dan meminjam motor Nat untuk keluar. Print pin
yang selesai digunting kami kerjakan di dalam beramai-ramai, ada Fredy, Mamok, Nat,
Rizal. Alat pin dipersiapkan, awalnya dikira macet ternyata alat cetak pin itu keliru
meletakkan arah pencetaknya, pantesan kok tidak otomatis kembali sesudah pres
kepingan pin. Dikerjakan beramai-ramai ternyata sangat cepat juga ya, pin 50 biji
dikerjakan hanya dalam 20 menit. Tapi perasaan lebih banyak bercandanya daripada
kerjanya, 60-40 ckck dasar ADV. Oh ya Apri memastikan ke Fredy kalo besok bisa
berangkat sama Fifi siangnya. Fredy langsung saja menghubungi Fifi kalo esok bisa ikut
serta bersama ADV untuk diklat di tabor. Menyenangkan mendapat teman 1 lagi yang
bisa bergabung diklat.
Rerie, Firdha dan Lita sudah mengundurkan diri. Nat masih menunggu Andika
yang belum datang juga sampai jam 4 ini. Kami semua hanya berbincang-bincang santai
di dalam sekret, berbicara mengenai rencana buat jurit malam. Seperti yang kemarin
nampaknya hanya Rizal yang tak tertarik membahas masalah ini. Rizal cuek saja seolah
42
tak mendengar, kami makin gencar menggodanya. Andika datang sekitar pukul 4.15an,
uang yang bisa didapatnya sekitar 20rb an jadi sekitar 200an keping. Masih butuh 300an
keping lagi, aku hanya bisa menjanjikan mencari tapi tak tau dapat berapa. Tapi paling
tidak ini bisa dijadikan pegangan, nanti sisanya menyusul. Masing-masing dari kami
diharuskan membantu uang receh juga. Kami semua bergegas pulang dan menyusun
rencana sekaligus bersiap untuk besok pagi. Jangan lupa besok semua kumpul jam 8 pagi
di depan perpustakaan Ubaya. Aku bilang Nat kalau besok nitip motor di kos nya, jadi
aku berangkat agak pagian.
Kami semua pulang dengan senyum di wajah, membayangkan kesenangan apa
dan kejutan apa yang tercipta dan terjadi waktu diklat nanti. Aku berjanji kalau sepulang
outbond akan mencoba membuatnya jadi cerita yang bisa dinikmati dan dijadikan cerita
menarik sebagai pengingat di masa depan.
43
Bab IX
Aku Ini Konyol atau Pikun Ya !!!!!!!!!!
Hari minggu malam ini aku mungkin mau keliling mencari beberapa
perlengkapan buat besok. Rencananya mau ke Giant malamnya ama mau ambil sepatu
kets yang ketinggalan di kantor. Giant malam ini sangat ramai sekali, mungkin kebetulan
hari minggu ya. Aku pergi ke giant pondok candra yang dekat dengan rumah. Aku
keliling dan mencari beberapa barang buat dibawa besok. Beli mie instant dan beberapa
makanan kecil. Ama sekalian beli baterai AAA untuk persiapan di tabor. Suasana di giant
sangat meriah, banyak bertaburan warna merah di sekitarku ini. Mungkin menyambut
suasana imlek yang jatuh seminggu lagi. Kebetulan saat aku membeli baterai ada tawaran
promosi dari Alkaline, beli baterai yang paket 4 dapat 6 bisa mengambil 1 buah angpau di
pohon keberuntungan. Hadiahnya lumayan juga saat kulirik, ada radio, tape, seperangkat
senter besar dan baterai, ada juga uang tunainya. Aku beli 1 aja, coba-coba siapa tau
beruntung. Tapi nanti setelah dapat struk belanja baru dapat mengambil 1 angpau di
pohon ini (nampaknya ini pohon sakura kalau melihat dari bentuk daun dan bunganya).
Usai belanja dan membayar di kasir, aku menitipkan tas di tempat penitipan.
Dengan melengang santai sambil membawa baterai dan struk belanja aku masuk ke
dalam untuk mengambil kertas angpau dengan menunjukkan struk pembayaran ke spg
nya. Lumayan juga mendapat asbak kecil yang lucu. Tapi di sinilah letak kebodohanku
kedua, apa itu? Setelah mendapat asbak kan harusnya aku keluar saja langsung. Tapi
44
dengan santai aku ikut antri di kasir, gak sadar aja kalo tadi kan dah bayar semua. Cukup
lama juga antri, di depanku ada ibu-ibu yang belanjaannya gila sampai 1 troli full dan
barangnya kecil-kecil. Tiba giliranku dengan santai aku taruh baterai dan asbak di meja
kasir. Masih dengan santai sang kasir mencatat barang pembelianku, bahkan asbakku ikut
dicatat, hehe aku bilang itu hadiah mbak. Pantesan saja di daftar gak ada jenis asbak ini.
Nampak kasirnya sempat bingung dengan status baterai yang aku bawa, kasirnya
hanya melihatku agak lama dan bertanya” lo mas tadi kan dah bayar baterai, kok ini beli
baterai lagi, kurang ya”, sambil tersenyum ramah. Busyet dah aku baru ingat kan tadi dah
bayar. Aku tersenyum kecut lagi, apalagi ibu yang antri di belakangku nyeletuk ”mas
kalo uangnya lebih bayarin belanjaan saya aja”, hehe makasih deh bu, namanya aja orang
lupa. Aku minta maaf ama kasirnya udah ngerepotin, kasirnya cuma bilang ”mas aku
juga bingung tadi, karena barang ini statusnya udah keluar tapi kok ada lagi, tapi setelah
melihat mas nya aku baru ingat kalo pasti ada kekeliruan, sampai takut aku mas melihat
ada barang yang harusnya udah keluar tapi masih ada di dalam toko”.
Hihihi maafkan..maafkan.. ya mbak, kenapa ya kok bisa sepikun ini. Padahal baru
20 menit yang lalu aku bayarnya, wah gara-gara asbak dan SPG baterai yang cantik tadi
deh jadi lupa ingatan . Aku keluar dan tertawa sendiri di jalan, bego banget ya kok bisa-
bisanya sampai selupa itu.
Di rumah tas, pakaian dan peralatan yang lain udah kupersiapkan. Hanya aku tak
membawa jas hujan, tas ku ini udah cukup penuh. Semua sudah siap tinggal tidur saja
menyiapkan tenaga buat esok hari, aku merasa besok akan jadi perjalanan yang cukup
berat. Benarkah itu? Jam 11 malam aku udah terlelap tidur, mimpi indah biar besok
bangun segar. Tapi semua tak seperti yang kubayangkan, jam 1 malam hp berteriak-teriak
45
lagi. Kenapa ya beberapa hari ini kok senang sekali ya hp ku aktif setelah dini hari?
Kubuka dan kubaca, ya ampun ternyata Mamok lagi. Begini smsnya ” ko besok pake baju
merah ya buat tim saat outbond. Beritau Fredy ya, jangan lupa bawa”. Oalah aku kirain
ada apaan Mok, ok deh. Langsung aja aku forward ke Fredy, aku tak bertanya-tanya lagi
ke Mamok daripada nanti tambah smsan. Mata ini udah mengantuk berat. Aku teruskan
tidur lagi. Di seberang sana baru aku tau kalo malam itu Mamok dan Iwan terkena
sindrom mau pergi jauh. Mereka berdua tidak bisa tidur dan lucunya saling smsan sampai
pagi. Entah ngoobrol apaan, mungkin tentang diklat ini. Kalau aku tidur aja, lebih nikmat
dan menyehatkan.
Jam 04.15 aku sudah terjaga dari tidur. Membuka mata menikmati sensasi bangun
tidur yang nyenyak. Sholat subuh dan olahraga sejenak sekedar menggoyangkan kaki,
tangan dan kepala. Pagi ini semua aktivitasku harus kuperhitungkan agar tidak telat
berangkat, sarapan pagi tak lupa juga sedikit susu segelas, roti bakar dan nasi goreng
korned. Hmmm nikmat lumayan juga buat mengganjal perut pagi-pagi seperti ini. Siap
beraktivitas penuh dan memulai perjalanan.
Pagi ini tanggal 19 Januari 2009 aku akan memulai perjalanan bersama kawan-
kawan UKM ADV ku tercinta. Akan memulai perjalanan sekitar 90 km ke arah tumpang
Malang. Sebuah perjalanan petualangan baru bersama kawan-kawan baru, mencari arti
kehidupan persahabatan dalam lingkungan alam luas. Aku berangkat dari rumah sekitar
pukul 7 kurang. Santai saja aku pacu motor, sambil mendengarkan musik. Tas ransel
kupanggul di punggung, aku hanya memakai sandal saja. Hari ini sangat cerah sekali,
matahari bersinar lumayan terik walaupun jam masih sangat pagi. Aku menyusuri jalan
yang tiap hari kulalui. Tak terasa aku sampai juga, tetapi kok ada kesalahan ya
46
ini????????. Aku melakukan kebodohan parah tingkat 3.....Kok bisa lupa kalau hari ini
cuti tapi bisa-bisanya masuk ke kantor.
Harusnya tadi ketika sampai dekat Kaliwaru Ubaya aku belok ke kiri menuju
Ubaya, tapi mungkin karena kebiasaan apalagi ini hari Senin, aku dengan santainya
berbelok ke kanan dan melewati SMA 14, prepen menuju kantor. Dengan santainya aku
buka pagar kantor dan masuk saja, itu aja sempat-sempatnya ambil air minum dan
menyapa teman kantor. Ya jelas aja teman kantorku kaget dan heran aja, kayaknya ada
yang keliru. Dia tanya ”perasaan Jum’at kemarin dah pamit katanya mau cuti 3 hari, la ini
belum 1 hari kok udah masuk lagi, kalo gak mau cuti ya aku aja yang gantiin”, kata
temanku sambil ketawa menggoda. Ya ampun, aku hanya bisa berkacak pinggang dan
memukul dahi. Ya ya haruse aku kan di kos nya Natali? Kok bisa masuk di kantor? Aku
hanya geleng-geleng kepala, lalu pamit sambil tersenyum getir. Bego kok dipelihara,
harusnya kan aku sadar kalo kerja aku gak mungkin bawa tas ransel seberat ini. Hehe
parah banget deh kebodohan dan ketelodoranku ini.
Itu aja di jalan Nat sudah sms minta aku cepetan datang. Aku hanya ketawa dalam
hati, dan sms balik kalau aku ini tersasar masuk kantor yo. Eh kurang ajarnya Nat hanya
ketawa aja dan tidak menenangkanku. Wuuuuuu.......ini uda malu banget yo ama orang
kantor. Sepeda kupacu lebih cepat apalagi jam uda menunjukkan pukul 07.30 an, ya takut
telat aja ngumpul di Ubaya.
47
Bab X
Berangkat ...............
Ternyata kos Nat masih sepi aja, Mamok juga belum datang, rencana mamok juga
mau nitip motor di Nat. Nat sudah menyiapkan motornya untuk dibawa ke Ubaya,
rencana motor Nat aka dititipkan di Silvia yang kos nya depan halte hukum. Kumasukkan
motor dan siap berangkat ke Ubaya, nanti Mamok biar dijemput saja kalau sudah datang.
Aku bonceng Nat, tiba di Ubaya dari kejauhan aku lihat kok ada truk tentara tapi di
pojokkan Farmasi, apa itu truk yang kita pakai? Kok kecil banget ya?. Aku masuk
melalui pintu Psikologi dan mengarah langsung ke depan perpustakaan. Di sana sudah
ada beberapa orang panitia dan staff yang hadir. Aku ketemu Samsi dan tanya apa truk
yang di dekat farmasi itu truk kita? Ternyata Samsi juga lagi bingung ada di mana
truknya. Aku ajak saja melihat ke Farmasi, tak lupa menghubungi satpam supaya
membuka pagar yang dekat halte Hukum ini.
Ternyata itu memang truk yang akan kita pakai, lumayan sempit, aku bertanya-
tanya cukup gak ya semuanya masuk disini? Entahlah dicukup-cukupkan aja yang
penting bisa berangkat hehe...Truk kami beritau untuk masuk lewat pintu samping halte,
Samsi menemani sopirnya. Aku naik motor kembali ke sana dan memberitau David
supaya membantu menggeser pagar. Tapi ternyata pagar sudah dibuka, langsung saja truk
menuju ke depan perpustakaan Ubaya. Di perpus sudah banyak yang datang baik staff,
panitia maupun demisioner. Mamok ternyata tidak jadi nitip motor di Nat tapi naruh
48
motornya di kos Lisa. Andika sudah siap berangkat terlebih dahulu ke tabor, ada David,
Rizal dan 2 orang dari Mapaus. Tapi harusnya nih menurutku Andika mambantu
membawa beberapa barang buat meringankan truk nya, tapi mereka terlanjur berangkat
ke tabor. Hati-hati di jalan ya.....
Aku dan Samsi sempat pergi ke swalayan rencana mau nukar uang koin.
Kebetulan semalam aku hanya bisa mendapatkan uang koin sebanyak 110 koin saja.
Lumayan deh kalo digabungin ama yang didapat Andika. Tapi ternyata di swalayan kami
juga tidak mendapatkan hasil, mereka malah usul kalau bisa nukar di tukang parkir di
kaliwaru sana. Waduh jauh banget, mana sempat, ya udah deh makasih atas idenya
hehe....Samsi di swalayan membeli beberapa pop mie untuk persiapan di tabor. Kami
berdua langsung saja ke depan perpus, semua sudah ada dan telah diabsen. Ada 39 ADV
dan 6 Mapaus jadi total 45 orang. Dari ADV Samsi, Mamok, Niko, Silvia, Anastasia,
David, Rerie, Callista, Lita, Rizal, Nita, Pudika, Roy, Maria, Matthew, Upix, Regie,
Iwan, Sonia, Aditya, Felix, Suci, Andika, Benny, Aku, Daniel, Mia, Berli, Monica,
Natali, Fredia, Firdha, Fani, Anggun, Andhika, Olivia, dan Bahtiar. Fifi ama Apri
menyusul siangnya ke tabor.
Sudah jam 9.10 nih, padahal harusnya jam 9 kita semua sudah berangkat. Teman
Mapaus juga sudah siap dengan segala peralatannya termasuk beberapa buah ban bekas.
Sopir truk mulai tak sabar (maklum kan sopirnya dari TNI jadi pasti disiplin banget
mengenai waktu) dan meminta kami bersegera berangkat. Semua barang dibawa ke dekat
truk. Aku dan Lisa naik untuk menata barang, yang dinaikin dulu ban-ban bekas dari
Mapaus juga tas-tas yang besar-besar. Truk ini tidak seberapa luas, ada bangku panjang
di tepi truk saling berhadap-hadapan, di tengah-tengah juga ada 1 bangku kayu panjang
49
kira-kira 4m an panjangnya. Truk ini tidak ada AC, untuk udara hanya mengandalkan
jendela kaca kecil di samping truk ama pintu belakang truk yang terbuka (pintu hanya
tertutup sebagian saja). Semua tas dan barang sudah masuk tinggal menyesuaikan dan
membagi tempat duduk. Yang masuk awal para wanita, tapi setelah dicoba dan melihat
jumlah orang nampaknya memang tempat tidak mencukupi. Di depan saja hanya bisa
mampu memuat 2 orang saja, itupun sudah ditemani 1 galon air.
Akhirnya diputuskan beberapa dari kamu turun dan mungkin berangkat naik
sepeda motor atau mungkin naik kendaraan umum. Aku, Mamok, Fredy, Iwan, Bahtiar
dan Samsi memutuskan berangkat terakhir. Yang penting peserta, Mapaus dan panitia inti
berangkat dahulu (kebetilan kami berenam ini demisioner semua). Kami bahkan sempat
meminjam jaket kawan Mapaus untuk persiapan naik motor nanti. Semua mulai masuk
ke dalam truk, tikar digelar untuk tempat duduk di tengah (buat yang gak kebagian
bangku). Agak sesak juga sih di dalam truk, sebagian bahkan ada yang berdiri di dekat
pintu belakang. Jam 9.35 truk
mulai meninggalkan parkiran
Ubaya, kami berenam plus
Lisa, Apri dan 3 galon gendut
yang bersahaja hanya bisa
melambaikan tangan pasrah,
pasrah mau naik apa ya ke
sana hehe....
Awalnya kami berpikir naik motor saja, Aku berboncengan ama Fredy, Mamok
dengan Bahtiar, Iwan nantinya dengan Samsi. Tapi melihat galon kami jadi berpikir lagi,
50
apa mau membawa galon bendut ini naik motor? Pasti kesusahan. Ada yang usul gimana
kalau galonnya diminum abis aja daripada dibuang, ada yang usul gimana kalau ditaruh
sekret aja (tapi gak ada yang mau naruh di sana). Bingung juga mau ngapain ini, waktu
sudah berjalan terus. Begini saja deh kita ambil motor dulu ntar jadi seperti apa gampang
deh, kalo bingung kita semua nanti naik bis saja. Terus pas sampai di sana minta jemput
Andika naik mobil.
Tapi tiba-tiba hp Apri berdering, ada sms masuk dari Regie. Intinya Regie
bertanya emang kalian naik motor semua ya? Kalau tau truknya gak cukup kan bisa naik
mobilku? Mobilku ambil aja di rumah. Begitu cerita Apri. Kita semua terbelalak senang
sambil menggoda Apri. Ehm..ehm.. beneran nih Pri? Tak lama Samsi di telp Regie dan
bilang kalau mau ambil mobilku di rumah saja, ntar bilang sama eyangnya kalau mau
ambil mobil dan Regie nunggu di kampus (Regie ntar yang hubungi eyangnya kalau
mobilnya mau diambil).
Haha kami semua pasti setuju-setuju saja, yeeeesssss teriak kami bersamaan.
Untung ada Apri ya hehe....(emang kenapa Apri? Tanya saja ama yang bersangkutan).
Asyik..asyik..kami semua segera bergerak, beberapa ambil motor. Samsi minta Abud
untuk bawain motornya (Samsi tadi nitip motor di kos Abud), Fredy pergi ke kos Ade,
dan Mamok ambil motor di kos Lisa. Aku, Iwan, Apri, Bahtiar pergi ke depan pagar
parkiran motor menunggu yang lain ambil motor. Tak lupa 3 galon bersahaja yang berat
ini kami bawa serta. Kami di sana menunggu sambil bercanda, Aku ama Iwan sempat
berusaha menukar uang receh lagi tapi nampaknya emang gak ada yang punya uang
recehan 100 an banyak. Apri kutitipi pesan dari Nat supaya nanti kalo berangkat am Fifi
supaya cariin uang receh 100 an, terserah berapa saja buat nambahin yang sudah kita
51
dapat. Samsi, Mamok dan Fredy sudah datang dan siap berangkat ke sana. Tapi kami
masih berdebat apa gak curiga eyangnya kalau kita beramai-ramai ke sana dan nitip
motor di Regie. Ntar malah gak percaya kok yang ambil mobil cowok-cowok dan besar-
besar pula, bisa-bisa kita malah gak diperbolehin bawa mobil. Atau begini saja usulku,
bagaimana kalau eyang Regie yang kita suruh antar mobil kesini lalu mengantar kita
semua ke tabor. Sempurna kan ideku? Kita gak perlu pegal-pegal dan bisa istirahat pula
di mobil. Haha aku tertawa garing, semua hanya geleng kepala, mana mungkin ya, bisa-
bisa Regy dipecat jadi cucu. Kenapa ya ideku kok selalu dilawan mentah-mentah ya hehe
padahal menarik lho itu (buat eyang Regie maaf eyang ini bercanda doang kok).
Diputuskan kalau 2 orang saja yang ke sana dan ambil mobil. Samsi dan Fredy yang
berangkat akhirnya.
Kami menunggu lagi di sini, cukup lama juga kami menunggu. Iwan sama Apri
saja sampai beli sarapan bubur ayam dekat Alfa. Lisa sudah mengundurkan diri mau
mengajar di playgroup Psikologi. Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, jam 10.20
mobil datang dan kami bersiap berangkat. Hampir saja lupa membawa 3 galon bersahaja
ini hehe bisa-bisa yang punya marah pemberiannya gak di bawa.
Galon dimasukkan mobil, sebenarnya membuat sempit sih tapi apa boleh buat
daripada dianggurin. Mamok memacu motornya dibawa ke kos Lisa, kami mengikuti dari
belakang. Aku duduk depan dengan Fredy, bangku tengah rencana Mamok, Samsi ama
Bahtiar, bangku belakang Iwan. Iwan kami jemput di tempat bubur ayam. Yang di dalam
mobil berlomba bele pentol ama goreng yang kecil-kecil. Di sini kami memisahkan diri
dengan Apri, Fredy memacu mobil dengan kecepatan sedang. Cuaca lumayan terik, saat
52
kami masih di jemursari ada sms dari Nat yang bilang kalo mereka masih terjebak macet
di porong (daerah Lapindo).
Wow kaget juga kami semua, aku kirain mereka semua uda di daerah lawang
sana, ternyata masih di sidoarjo. Kami melaju lumayan cepat sapa tau masih bisa
menyusul, aku juga kabari Nat kalau kita jadi naik mobilnya Regie, ini baru saja masuk
jalan tol waru. Mobil berjalan kurang enak, sepertinya ban nya kurang angin. Kebetulan
di tengah-tengah sebelum pintu keluar Sidoarjo ada pom bensin. Beli bensin sekalian
nambah angin buat roda. Saat mengisi angin kami menggoda Bahtiar, kami tinggal dan
Bah hanya teriak-teriak saja memelas. Kami hanya membeli bensin 50 rb saja (hehe irit
banget ya, lumayan daripada tidak, uang bensin dibawa panitia semua). Mobil sudah
mulai seimbang lajunya, Fredy mulai berani memacu mobil ini.
53
Bab XI
Regie...Regie...
Sebelum sampai pintu keluar tol porong terlihat dari kejauhan mobil-mobil antri
keluar. Hmm macet berat nih, pantesan truk nya masih di porong. Ngeri juga
ngebayangin jalan semacet ini, aku bayangin aja dalam cuaca sepanas ini bagaimana
keadaan kawan-kawan yang di truk sana, baik-baik saja apa gak. Aku aja yang di dalam
mobil AC lumayan kegerahan. Eh tak lama ada sms masuk lagi dari Nat, ternyata di bis
ada yang mabuk darat, entah siapa. Baru saja aku bicara dalam hati ternyata sudah ada
yang mabuk. Nat juga mengabari lagi kalau Regie mau turun saja dan mau numpang di
mobil sama kita semua. Katanya udah gak kuat lagi dan perutnya sakit banget.
Aku bilang ke Nat kalau ditahan dulu aja dan dirayu supaya mau di truk.
Kebetulan posisi mereka saat itu baru saja lepas dari kemacetan dan menuju pandaan.
Kami yang di mobil ini masih baru saja keluar dari pintu tol porong, masih terjebak di
tengah-tengah kemacetan ini. Samsi ditelp Regie dan aku minta Samsi supaya merayu
dan meyakinkan Regie supaya di truk saja, kalau dia turun ntar kita masih terlampau jauh
untuk menjemputnya. Di mobil kita mulai bergurau, bercanda mengenai kenapa Regie
kok memutuskan ingin naik ke mobilnya. Jangan..jangan..karena dikira ada....tiiiiiittttt.....
(siapa ya ehm..ehm..hanya orang di dalam mobil yang paham mengenai ini). Kami semua
hanya ketawa-ketawa gak jelas dan saling menyalahkan dan berbicara melantur. Harus
54
ada yang bertanggung jawab kalau Regie kecewa berat nantinya. Setelah mengetahui kalo
yang di dalam mobil ini hanya kita berenam.
Jalanan sangat padat merayap, mobil hanya bisa berjalan mengendap-endap, gas
meraung-raung tanda minta ngebut, rem bekerja berat sekali menahan laju mobil yang tak
sabar meju ke depan. Klakson berbunyi nyaring sekali, memperingatkan pengemudi di
depan supaya laju dan memperingatkan pengemudi yang lain supaya tidak asal
memotong laju kami. Gerah sekali suasana di dalam mobil ini, tapi gerah bukan karena
cuaca tapi karena omongan kita yang makin gak penting saja. Emang bener kata orang
bila ada 6 cowok berkumpul maka yang ketujuh dan seterusnya adalah setan. Ketawa
terus sampai mulut ini pegal dan perut kaku. Apalagi ketika sampai di daerah bekas kios-
kios buah daerah porong ada pria yang telanjang bulat dan ketawa-ketawa gak jelas.
Mungkin orang stres ya atau apalah
Bisa juga kami keluar dari kepadatan ini, kulirik jam menunjukkan pukul 12.20,
adzan Dhuhur sudah terdengar dari tadi. Fiuh lumayan lama juga ya kita terjebak
kemacetan ini. Fredy mulai memacu mobil, tapi kelegaan kita tak bertahan terlalu lama,
hanya beberapa saat di depan kita selepas jembatan porong ternyata jalan mulai macet
lagi. Tapi tidak semacet di porong tadi sih, sampai menuju pertigaan japanan jalan masih
padat. Tapi selepas itu jalan mulai lengang dan lancar, lega hati kami semua. Mobil mulai
melaju dengan normal bahkan di daerah Pandaan Fredy mulai berani ngebut. Musik
mulai diperdengarkan dengan keras (tapi aku menyalakan mp3 dan mendengarkan lagu
sendiri). Ada beberapa yang ketiduran, dan mengeluarkan bunyi-bunyian nyaring. Aku
terjaga dan melihat jalanan saja yang tak terlalu ramai. Ada sms dari Nat yang mengabari
kalau Regie udah turun ama Nita di daerah Singosari (dekat Alfa). Regie sudah gak kuat
55
dan nekat minta nunggu mobil kami saja. Fiuh berani juga Regie ini, sampai ngebelain
nunggu kami, padahal perjalanan masih cukup jauh lo dari Singosari. Ini saja baru di
Pandaan Pasuruan masih sekitar 1jam lagi. Nat juga cerita kalau tadi sopir truk nya
sempat marah-marah karena beberapa kali mobil berhenti. Aku pesan supaya jangan
berhenti-berhenti lagi, biar Regie yang terakhir berhenti, jangan sampai sopirnya marah
lagi bisa-bisa ngambek dan ngajak pulang hehe....
Selepas Pandaan cuaca berubah mendung dan hujan turun cukup deras.
Pandangan mata ke depan kabur tertutup kabut dan derasnya air yang turun. Fredy hati-
hati memacu mobil, jalanan cukup licin. Kami berpikir wah jangan-jangan Regie ama
Nita kehujanan nih, padahal kalau mereka gak turun mungkin sudah ada di daerah tujuan.
Hujan ternyata turun tak teratur, kadang deras kadang gerimis saja dan bahkan masih ada
panas. Cuaca dipermainkan angin yang meniup awan-awan terkadang keras terkadang
pelan sehingga hujan menjadi tidak rata turunnya. Di dekat Sengon sebelum Kebun Raya
Purwodadi Regie sms, mereka ternyata ada di Lawang. Kok ada di Lawang? Ternyata
tadi ketika truk mampir di pom bensin, jaket Regie tertinggal di sana (mirip aku nih pikun
hehe...). Mereka berdua naik kendaraan umum ke pom bensin Lawang, pom bensin ini
letaknya setelah stasiun Lawang.
Hujan masih turun jarang-jarang, mendekati Lawang turun deras lagi tapi
memasuki Lawang sudah terang dan ada cahaya matahari yang mengintip dari mega-
mega. Kami memperhatikan jalan, supaya jangan sampai melewati pom bensin dimana
Regie berhenti. Akhirnya ketemu juga pom bensin nya sekitar 3,5 km dari pasar Lawang.
Kami hanya tertawa tegang melihat Regie yang menuju ke arah mobil, kami berpikir
macam-macam dan tertawa tak jelas. Ada sms dari tabor, ternyata truk sudah sampai
56
dengan selamat. Tunggu kedatangan kami teman-teman, perjalanan masih panjang untuk
sampai tabor. Perjalanan lumayan lancar, kami sempat kebingungan saat mau menuju
Tumpang. Bah yang kami andalkan tau jalan ternyata sama saja dengan kami semua,
bingung dan ragu harus menuju ke mana. Regy hanya bilang yang menuju arah bandara,
hmmm untungnya ada telp dari David yah lumayan menuntun kita menuju jalan yang
benar.
Arah yang kita tuju sudah benar sekarang, fiuh untung deh. Di sepanjang jalan
sudah terlihat papan jalan menuju Tumpang. Petunjuknya ikuti jalan ini saja lurusssssss
sampai habis, terus belok kiri. Mobil berbelok sebentar ke pom bensin dekat bandara Adi
Sucipto, beli lagi 50 rb ajah (bokek nih). Di jalan Regie (sebagai pemilik mobil)
berseteru dengan Bahtiar, Samsi dan Iwan. Ternyata selama perjalanan tadi bangku
belakang tidak bertumpu pada besi, untung aja tak patah. Perjalanan sangat lancar dan tak
ada insiden apa-apa lagi. Jam sudah menunjukkan pukul 1.40, lumayan lama juga kita
telat dari jadwal. Yang ada di Tabor sudah bersiap-siap, dan menurut info mereka semua
sudah akan makan (aduh enaknya ya, perutku dah keroncongan nih).
57
Bab XII
Tabor I’am Coming
Sampai di penghabisan jalan, Fredy mengarahkan mobil ke kiri. Tak jauh sekitar
1,5 km kemudian ada 2 arah jalan, ke kanan atau sedikit lurus ke depan. Ada papan
petunjuk menuju coban pelangi (tempat wisata air terjun), feelingku mengatakan
harusnya arah sini (jujur saja banyak perubahan di sini, ketika pulang aku baru sadar kalo
masjid yang letaknya di pojokkan belokan itu sedang di renovasi, padahal masjid itu yang
aku ingat).
Agak ragu juga kami di sepanjang jalan ini, tapi dari kejauhan nampak banyak
anak yang jalan kaki dan basah kuyup. Kami positif thinking saja kalau mereka semua
habis outbond. Tiba-tiba Fredy bertanya ama aku dengan mata yang berbinar-binar ”ko
masak kamu lupa ama jalan ini? Ini kan jalan menuju tabor?”. Kuperhatikan dengan
seksama, ah ya benar, aku ingat sekarang. Aku toleh ke belakang hmmm rasanya aku
ingat tempat ini, jalan ini, bau udara ini. Aku mencari-cari sebuah warung kecil di kanan
jalan, ah ternyata benar omongan Fredy. Aku sudah melihat warung itu, semua nyata dan
ini memang benar adanya. Entah kenapa hati bergetar sekali melihat kenyataan ini,
bahwa aku sudah hadir kembali di tabor. Warung itu masih seperti yang dulu, sederhana
dan semarak dengan barang dagangan. Ada juga sekumpulan batu bata yang berlumut
ditata menyerupai benteng masih persis dengan beberapa tahun yang lalu.
58
Tapi ini yang aneh, padahal aku udah yakin ini menuju tabor, bahkan aku masih
bisa melihat pagar besi yang berkarat itu. Kok bisa-bisanya kami tersasar, saat tabor
sudah di depan mata. Kenapa? Tanyakan ama Bahtiar saja. Awalnya Fredy sudah mau
belok, tapi belum ada tanda berhenti dari Bah. Pikirku ehm mungkin untuk menuju
wismanya ada jalan memutar. Sekitar 2-3 km baru kami semobil sadar, loh ini menuju
kemana lagi. Nampaknya tabor jauh di belakang kami, konyol banget kesasarnya kok ya
sudah dekat tabor. Mobil putar balik, kami hanya ketawa garing, menertawakan
kekonyolan ini. Sesampai di depan pagar tabor, kami agak ragu juga sih. Kok sepi banget
ya, pagar di gembok pula, aku mau nelp Nat. Tapi jaringan Nat sibuk sekali, mingkin
dibuat nelp. Aku coba tatapkan gembok ke pagar, suaranya cukup nyaring. Tak lama
kudengar langkah dari sebelah kiri. Tenyata penjaganya ada di sebelah bawah, sudah
cukup renta penjaga pintu masuk wisma ini. Aku angukkan kepala dan mengatakan kalau
masih satu rombongan dengan truk yang tadi masuk duluan.
Penjaga itu membuka pintu pagar, agak berat juga membukanya (saking tua nya
pintu pagar ini). Di dalam ada mobil Andika yang sudah parkir. David telp dan bertanya
kami ada dimana, kami udah sampai kok. Ini baru aja parkir dan ntar juga sampai ke
tempat kalian. Kulihat jam sudah jam 2.05, fiuh lega sudah sampai tabor dengan selamat.
Lamat-lamat kutatap pemandangan ini, ada kangen menyeruak dari hati ini. Kupejamkan
mata dan kuresapi apa semua yang aku rasakan ini. Perasaan bahagia dan rindu yang
sangat mendalam. Kawan-kawan turun dari mobil dan menggerakkan badan, setelah 2
jam lebih meringkuk di dalam mobil. Barang-barang diturunkan dan siap dibawa, 2 galon
bersahaja kita turunkan (tertinggal 1 di dalam mobil). Ini saja tidak ada yang berebut
membawa galon (ya iyalah berat banget lagi).
59
Hmmmm Iwan langsung angkat 1 galon, aku angkat juga akhirnya galon satunya.
Entah tak ada yang memerintah, kami serempak berjalan ke depan seolah kami yakin itu
arah menuju wisma tabor. Dengan langkah tegap kami berjalan serentak, tapi tiba-tiba
ada teriakan dari belakang. Serempak kami menoleh ke belakang (coba kalau ini iklan
shampo, keren banget kalau melihat kibasan rambut kami semua ke arah belakang saat
mendengar teriakan itu) dan samar-samar mendengar bapak penjaga. Ternyata arah yang
kami ambil salah, harusnya turun ke bawah di depan pintu pagar. Argggggghhhhh
glodak......kenapa? kenapa ini harus terjadi?....Sapa sih tadi yang berinisiatif ke arah ini.
Berat banget nih galon.
Sang bapak hanya tersenyum-senyum (aku kok ya pikun, harusnya kan kalau
menuju hutan atau wismanya lewat tangga bawah. Tau gitu tadi gak ingikut yang lain,
dengan helaan napas aku meniru cara Iwan. Kugelindingkan saja galon ini dengan kaki,
kudorong dengan hentakan kaki. Ntar saja mengangkatnya pas turun tangga, ini lumayan
jauh juga tersasarnya. Perlahan kami semua menuruni tangga ini, berkelok-kelok dan
curam ke bawah. Napas naik turun berirama dengan hentakan kaki, kepala berputar-putar
kekurangan oksigen. Jarak lumayan jauh, berapa lama lagi siksaan napas dan galon di
bahuku ini berakhir. Iwan sudah bertukar tempat mengangkat galon, tapi ini kenapa tidak
ada yang menawarkan diri bertukar posisi galon dengan aku. Sampai di bawah, di area
wisma, aku duduk selonjor di kursi sambil menata detak jantung yang berdegup kencang
ini. Mau putus rasanya, ini mungkin ganjaran untuk orang yang malas olahraga
hehehe.....sebenarnya perjalanan turun tadi sangat indah, banyak pohon dikanan kiri
kami, di sepanjang jalan juga terlihat dari kejauhan kabut-kabut yang menutupi area
60
hutan di pojok sana. Tapi itu semua tertutupi dengan perjuangan kami mengalahkan
debar jantung ini.
Tak ada sambutan atas kedatangan kami (terlanjur GR, perkiraan disambut
dengan deraian air mata, terharu dengan perjuangan kami mencapai tabor ini), semua
hanya ketawa elihat kami yang kepayahan menuruni tangga ini. Hmm ada bau makanan
di depan sana, membuat perutku menari bergoyang-goyang ususnya. Andika
menghampiri kami dan menawarkan kami mau menempati kamar mana. Kamar bawah
sudah ditempati Mapaus dan panitia. Masih ada kamar kosong di lantai 3, kamar yang
pojok kanan. Kami naik ke atas ditemani David, Samsi memilih jadi satu dengan kamar
panitia.
61
Bab XIII
Kamar Rahasia
Di lantai 2 kebanyakan ditempati peseta wanita, yang cowok ada di lantai 3.
David bilang mau milih mana, ada 2 kamar di pojok kamar 12 dan kamar 13.
jeng..jeng..kok ada ya kamar 13? Hehe refleks aja aku langsung memilih kamar 13 ini.
Letaknya paling pojok sekali, sebelah kanannya hanya ada lorong dan ada tangga menuju
ke atas. Di atas sebenarnya masih ada ruang lagi tapi ADV hanya menyewa sampai lantai
3 saja. Mamok ama Bahtiar meminta kamar 12 saja deh. Aku intip kamar 13 ini lewat
jendela nya yang kusam, gelap dan lembab sekali di dalam. Lumayan berat juga kunci
saat membuka pintu ini, ada derit tertahan saat pintu kubuka. Terseruak bau pekat dan
lembabnya udara keluar dari kamar ini.
Kuperhatikan luasnya mungkin hanya 5 x 3 m saja. Lumayan juga sih sebenarnya,
tapi ada 1 yang membuat kami kaget semua, ternyata di dalam sini tidak ada karpet atau
apapun yang menjadi alas tidur. What’s bisa kedinginan dan masuk angin kalau gini, dan
baju pasti kotor semua. David bilang ntar bisa dipinjamin karpet kok dari yang punya
wisma. Kamar ini terbuat dari kayu-kayu papan yang disusun menjadi rangkaian dinding
dan lantai. Separuh dari lantai terlihat di semen dan separuhnya masih berupa papan.
Nyaman juga kamar ini, semua menaruh tas di dalam. Bah minta di kamar 12 aja deh
daripada di kamar 13. Kami coba melihat isi kamar 12, masih seperti kamar 13 pintunya
62
lumayan susah juga, mungkin jarang dibuka dan ditempati. Ada sarang laba-laba di ujung
sana, luas kamar ini persis seperti kamar 13. hanya saja ada sesuatu yang berbeda di sini,
ada hawa misteri di dalamnya, hawa yang berbeda yang kurasakan. Sejenak kurasakan
bulu kudukku berdiri, samar kuperhatikan di pojok sana ada sesuatu yang meringkuk
terdiam memegang kakinya. Dengan rambut yang jarang dan kulit yang kelam tapi tidak
gelap. Tubuhnya bergoyang-goyang ke depan belakang, hanya melirik sebentar ke arah
kami semua lalu tak peduli lagi.
Aku hanya mengucap istighfar, kaget saja, pantesan kok agak hangat tadi ruangan
ini. Kamar ini ada sedikit perbedaan, lantainya penyusunannya masih lebih rapi dan
bersih dibandingkan dengan kamar 13. David menawarkan bagaimana kalau yang di
pojok saja kamar 9. Kami menutup pintu kamar 12 ini dan menuju kamar 9, tapi ternyata
sama saja keadaannya. Tidak jauh berbeda dengan kamar yang tadi, bahkan lebih sempit
dan sebagian dari kamar terpotong tangga kayu menuju ke atas. Sementara kamar pojok
aja deh, Tas ku, Mamok, Bahtiar, Iwan dan Fredy kami tinggal di kamar 13. Saatnya
menuju ke ruang makan dan bergabung dengan yang lain. Aku lirik jam, sudah 2.20, wah
hampir ashar nih. Aku mengurungkan niat bergabung makan, mau sholat sebentar dulu.
Aku ambil air wudhu di kamar mandi (hmm kamar mandi ini sudah lebih banyak dan
lebih bersih dibanding aku datang terakhir kali di tabor), brrrr dingin sekali airnya,
menyegarkan dan membuat darahku seakan mengalir kembali.
Mulai kurasakan hawa tabor merasuk di darahku setelah air dingin ini menyentuh
anggota badanku. Bergegas aku ke atas, kugelar sajadah dan sholat dhuhur di kamar 13
ini. Nyaman sekali rasanya, dinginnya lantai dan sejuknya udara membuatku lupa sejenak
akan lelahnya selama di perjalanan tadi. Kupanjatkan doa berterima kasih telah datang
63
selamat di tabor dan berdoa semoga acara kami semua beberapa hari ke depan lancar tak
ada gangguan. Usai sholat kubersihkan sebagian ruangan ini, kutata beberapa
peralatanku, kuusap wajahku dengan handuk. Aku bersiap ke bawah bergabung dengan
yang lain untuk makan siang. Kukunci kamar dan saat jalan kuintip sejenak kamar 12,
sesuatu itu telah pergi entah kemana, mungkin berpindah ke bagian lain dari wisma ini.
Aku berpapasan dengan beberapa staf, mereka seperti bergegas ke bawah.
Nampaknya sesi telah dimulai, hmm biarlah akumau makan dulu, ntar seusai makan baru
bergabung dengan yang lain. Apalagi kan masih sesi perkenalan, jadi untuk sesi
organisasi ada waktu buatku. Nat menginformasikan kalau nanti misal Andika belum bisa
hadir saat sesi pertama, supaya aku yang menggantikannya (Andika membantu Mapaus
mencari bambu untuk outbond). Aku hanya mengangukkan kepala, yang penting
sekarang saatnya menikmati makan siang.
Tak kuat lagi aku menahan gejolak ini, gejolak yang timbul dari gairah perutku
melihat kepulan asap yang keluar dari tempat nasi. Aku perhatikan makan yang disajikan
cukup unik juga. Di meja besar depanku ini ada 2 termos/ bakul nasi besar, ada setumpuk
piring dan sepanci besar kuah bening. Ada sayuran yang ditempati di kotak-kotak plastik,
ada juga perkedel yang disajikan di nampan besar. Agak beberapa lama aku baru sadar
kalau ini ternyata sop, lucu juga semuanya serba porsi yang diatur. Kucicipi kuah sop ini,
agak hambar sih sebenarnya. Tapi perutku nampaknya bisa menolelirnya. Aku langsung
saja makan dengan nikmat, tak kuperhatikan sekitar.
Perut kenyang sekali dan lumayan deh bisa meneruskan aktivitas lagi setelah tadi
terkuras habis-habisan di perjalanan (tertawa terus itu bisa membuat lelah lho). Kuteguk
air minum yang kuambil di tempat air. Dingin sekali mengguyur tenggorokanku ini,
64
ahhhhh nikmatnya dahaga yang tersaput air ini. Aku duduk dekat meja makan dan
terdiam kekenyangan. Di aula beberapa meter dariku sudah dimulai sesi perkenalan
dengan lempar-lempar bola. Dari tempatku duduk ini aku baru bisa memperhatikan
sekelilingku.
Hmm aula tempat kami makan in cukup besar sekali. Ada meja besar di tengah-
tengah untuk tempat makanan. Di sekelilingnya ada bangku-bangku panjang yang terbuat
dari kayu maupun bambu yang berjajar di pinggir-pinggir. Ada ruang kecil di sebelah
kamar panitia, ukurannya sekitar 2,5 x 1 m saja, untuk tempat menyediakan air minum
sekaligus ada tempat cucinya. Ada 1 drum besar air untuk membilas gelas kotor. Di
dindingnya ada tulisan mohon melepas sandal (tapi tak ada yang menghiraukannya
sehingga lantainya kotor, termasuk aku whehehehe.....). Di depannya ada kompor dan
beberapa peralatan memasak. 3 galon telah berkumpul dan diletakkan tak jauh dari ruang
kecil ini, ditaruh di atas bangku kecil. Di lantai ini berjejer 3 kamar kecil yang nyaman
dan 1 tempat penyimpanan alat-alat wisma. Kamar yang digunakan panitia dan Mapaus
ini sangat nyaman bagaimana tidak hanya di tiga kamar ini ada ranjang plus kasur dan
bantal. Jadi iri nih hehe...curang nih harusnya kan yang demisioner yang ngedapetin.
Di samping kiriku ada tempat membilas piring-piring kotor dan tempat sampah.
Bangku panjang yang aku duduki ini terbuat dari potongan bambu dan dipajang
menempel di pagar yang berbatasan dengan area bawah/ sungai. Tak jauh dibawahku ada
kamar mandi yang berjejer sejumlah 5 kamar dan tertata rapi (sayangnya air tidak
berjalan terlalu lancar). Tak jauh dari aula makan ini sekitar 25 m ada aula tempat acara
kami akan berlangsung.
65
Bab XIV
Kenangan Lama di Tabor
Aku balikkan badan ku dan menghadap ke sisi sungai, terkesiap aku dengan
semua yang aku lihat. Seolah aku terlempar ke masa beberapa tahun lalu saat aku melalui
saat-saat indah di tabor ini. Kuhisap dalam-dalam udara yang kuhirup ini, udara
kerinduan akan kenangan di masa lampau. Aku masih bisa merasakan bau air sungai
yang menerpa batu, bau dedaunan bambu yang menggesek batangnya. Ya aku ingat
semua ini walau hanya samar.
Kawan semua, kalau boleh aku cerita, ini adalah kunjunganku yang keempat di
tabor. Kunjungan yang selalu menyenangkan buatku saat menginjak tabor. Selalu ada
kisah dan cerita indah yang terajut saat aku menginjakkan kakiku di sini. Semua yang ada
di sini aku ingat dan pernah aku rekam di ingatanku. Kokoh bangunan jembatan bambu
di sebelah sana, derasnya air sungai yang mengalir (walau saat ini agak sedikit keruh,
mungkin pengaruh hujan yang turun deras hampir tiap saat), bangunan tabor sendiri yang
tiap tahun rasanya terus berbenah juga hutan bambu dihadapanku yang sedari dulu selalu
mempunyai misteri unik untuk diperhatikan. Cuma hutan bambu ini sudah tidak serimbun
dan seseram waktu pertama aku datang ke sini. Lembabnya udara selalu membuat aku
merasa nyaman di tempat ini.
66
Kunjunganku yang pertama dulu sekitar tahun 2003 bulan November, saat bulan
puasa Ramadhan. Ya aku ingat sekali karena saat itu outbond diadakan malam hari seusai
taraweh. Kunjunganku yang pertama ini diprakarsai oleh Ubaya (pelkam), Ubaya
mengadakan pelatihan untuk aktivis. Semua aktivis Ubaya terjun mulai dari tingkat
fakultas sampai universitas. Membaur jadi satu untuk maju bersama menjadi satu Ubaya.
Banyak kegiatan yang berlangsung, banyak kawan yang aku kenal, banyak cerita yang
aku peroleh.
Semua kegiatan sangat menarik sekali, dari materi, game, perkenalan sampai
outbond. Banyak sekali orang yang terlibat didalamnya, tapi ada 1 orang yang menarik
perhatianku. Jujur saja awalnya aku tak pernah begitu tertarik ama wanita ini. Selama di
Surabaya semua biasa saja, tak pernah ada getar-getar seperti ini. Apalagi terkadang di
67
sela-sela materi saat tak sengaja aku menolehnya (kebetulan aku berkumpul di depan dan
dia agak kebelakang), dia seperti membuang muka saat aku melihatnya.
GR juga sih, tapi aku biarkan saja perasaan ini, mungkin aja cuma cinta lokasi.
Toh selama ini di Surabaya gak pernah tuh timbul perasaan aneh-aneh saat ketemu dia.
Mungkin bawaan orang baru putus kali ya, melihat yang bening sedikit gak mau
ketinggalan. Beberapa hari di tabor sebenarnya membuatku tidak telalu menghiraukan
perasaan ini, semua timbul mungkin saat aku sedang melamun saja. Outbond diadakan
malam kedua di tabor. Diadakan jam 10 malam, seusai sholat taraweh di sana. Malam
sangat pekat sekali, kami semua dibagi menjadi beberapa kelompok.
Saat itu pertama kalinya aku kenal Maramis, Sabon, Andi dan kawan-kawan
hukum lainnya. Kebetulan di kelompok itu aku yang jadi ketua rombongan (satu-satunya
anak teknik aku, yang 6 anak hukum semua). Kami berjalan di kegelapan sejauh 4km
menuju tempat outbond tabor (area yang ditempati ADV saat ini) tanpa disertai
penerangan. Gelap sekali di tabor ini, beberapa kawan bahkan sempat ditakuti sesuatu
dan badannya sampai panas dingin ketakutan. Tapi sampai semua berakhir tidak ada apa-
apa yang terjadi, hanya ada beberapa cerita yang menyeramkan saja.
Dulu pertama kali ke sini belum ada tuh wisma ini, yang ada masih berupa
bangunan-bangunan setengah jadi dan terbuka. Kamar mandi juga belum jadi hanya
berupa rangka bangunan saja. Emang sih sangat seram sekali apalagi baru kunjungan
pertama. Game yang diadakan cukup seru-seru. Ada yang balapan mengisi botol dengan
busa tapi setiap kelompok harus terikat jadi satu. Ada juga permainan basket dengan
memakai kayu sebagai alasnya. Lucu-lucu sekaligus menegangkan melihat polah kami
semua malam-malam di tengah-tengah hutan, tertawa sekaligus ketakutan.
68
Usai game aku duduk di sekitar area outbond ini, kebetulan kawan yang menarik
perhatianku itu duduk di sebelahku (kebetulan slayerku dipinjamnya jadi sekaligus
mengembalikan ke aku). Dia cerita-cerita kalau tadi seram sekali di sana (secara dia
emang penakut banget tuh), Wisnu ketua kelompoknya sampai menakut-nakuti anggota
yang cewek. Kami ketawa bersama, aku hanya lucu aja melihat orang sepenakut dia
bagaimana bisa berani sekali malam ini (udah menjelang pagi sih). Entah terbawa
heningnya suasana atau apa, berdesir hati ini (ceileeee)...baru kali ini bisa kunikmati
renyahnya ketawa dan sejuknya senyumnya. Hmmm begini rasanya, tapi aku takut
menerka-nerka hati ini, takut salah saja. Dia terus tertawa dan berceloteh dengan
riangnya, dia hanya menyindirku kenapa kok tadi gak mau sekelompok ama dia tapi
malah ama anak-anak hukum. Aku cuma bilang mencari suasana berbeda dengan teman
berbeda saja.
Semua berjalan kembali menuju penginapan, sepanjang jalan tangga mendaki ini
(tangga yang membuatku kepayahan mengangkat galon tadi), dia menjajariku lagi dan
berbisik ke aku sambil tersenyum.
Telah terajut nama seseorang ...
di hati ini
dengan sangat indah
Kini tiba giliran seseorang
untuk merajut namaku
di hatinya
tahukah kamu siapa dia??????
69
Arggggggghhhhhh aku ingat saat itu hanya garuk-garuk kepala, dan menyindir dia ihiiiii
ada yang jatuh cinta nih. Menyeruak rasa cemburu, siapa ya orang itu. Dia hanya ketawa
menjauh dan bilang rahasia. Aku berjalan tak tenang, penasaran maksud senyum dan
perkataannya itu. Gak mungkin ah orang itu aku, lah aku aja gak ada halus-halusnya
kalau ngomong ama dia. Fiuh brengsek nih anak buat pikiran kacau aja.
Tapi semua berlanjut hingga Surabaya, 4 bulan berselang kamu akhirnya merajut
cerita ini bersama. Tak menyangka saja ternyata yang dimaksud di tabor dulu itu aku,
dasar aku aja yang bego, tau gitu disikat aja dari dulu. Ya untung deh masih bias bersama
walau menunggu 4 bulan kemudian. Sekarang bagaimana kabarnya ya? Sudah lama tak
bersua, dan saling bertukar cerita. Sudah hampir 3 tahun tak terdengar apapun dari mulut
dia, hanya kabar-kabar dari beberapa kawannya saja. Uhuk-uhuk tiba-tiba jadi kangen nih
mengingatnya. Hati ini serasa menangis mengingat semua kisah itu, apalagi aku sekarang
berada di tengah-tengah tabor yang dulu pernah jadi saksi senyum tawa kita berdua.
Kupandangi awan dan kabut yang lewat di depanku, kubisikkan cerita ini ke
mereka. Ku harap awan dan kabut bisa menyampaikan ke telinganya, dan berkata aku
merindukannya. Aku sekarang berdiri di sini di dekat gemuruhnya arus air dan
gemerisiknya dedaunan bambu, mengingatnya dan berharap dia ingat aku juga sebagai
seorang sahabat di masa lalu. Fiuhhhhhhhhh kuhela napas panjang dan kutiup kenangan
ini agar terbang dan menghampirinya dimanapun berada.
Akankah suatu saat bisa bersamamu lagi
Akankah dating lagi ke masa berdua
Jika dapat ku ingin itu hadir lagi
70
Akan kuhentikan detik, menit, jam saat kau bersamaku nanti
Selama hidupku hanya ingin kau
Inginku selalu bisa berada disampingmu
Berderai tawa, berbagi kehangatan senyum
Selama sepanjang hidupku
Hanya ingin mencintaimu sebisa yang aku bisa
Kunjunganku yang kedua di tabor sekitar bulan September tahun 2004. Kali ini
berhubungan dengan PMKM aktivis, harusnya yang berangkat Farel (ketua ADV ke 4)
dan Raden (wakil ADV saat itu). Tapi karena Farel ada kuliah yang tidak bisa ditinggal
akhirnya aku yang berangkat ama Raden. Kebetulan dari UKM Tenis Meja diwakili
Fredy ama Ryan yang notabene anak-anak ADV juga, uniknya lagi dari KSM Farmasi
ada perwakilannya yang anggota bahkan BPH ADV yaitu Anggraini. Wah komplet
banget nih di PMKM ini, sampai-sampai dari penyelenggara menyindir kok ADV banyak
banget perwakilannya.
PMKM ini juga banyak cerita unik dan mengagumkan yang terjadi. Aku, Fredy,
Ryan dan Raden semakin erat saja menjadi seorang sahabat, bahkan Raden saat itu
menimbulkan kegilaan yang sangat-sangat gila sehingga semua orang mengingat siapa
ADV sebenarnya. Kompak sekali kami semua saat itu, seolah kami benar-benar mewakili
ADV semua. Tak akan kulupa outbond yang terjadi tahun itu, semua seru, lucu dan
banyak keanehan. Ternyata persahabatan itu memang begitu uniknya timbul dan
mngekang kita semua. Kita tak pernah tau kapan tali persahabatan itu menghampiri hati
kita. Tahun itu tabor sudah mulai berbenah dan mulai menampakkan wujudnya sebagai
71
sebuah tempat peristirahatan. Tapi satu-satunya tempat yang bisa kumanfaatkan hanya
kamar mandi itu (dulu cuma ada 3 buah saja).
Kunjunganku yang ketiga kualami tahun 2005, aku datang bersama kawan-kawan
lama saja. Hanya ingin berkunjung dan menikmati alam luar saja, saat itu kami benar-
benar orang-orang yang nekat. Menyusuri sungai dan menerobos liarnya hutan di sebelah
sana. Seperti tak ada takut diantara kami semua, walau pihak tabor sudah
memperingatkan alam luar sana. Saat itu sangat indah untuk diingat, aku merasakan
luasnya alam ini sampai sejauh kaki melangkah. Beningnya air sungai menentramkan hati
saat telapak kaki menyentuh riaknya.
Kunjungan ke empat ya saat ini, saat aku hadir kembali di tempat ini dengan
kawan-kawan baru di cerita yang baru pula. Semuanya bagiku masih sama dengan yang
dahulu, masih ingat ada kawanku yang sampai baju, sepatu dan celananya hanyut di
sungai saat lagi mencuci. Ada juga yang terperosok batuan, akh indah niat kalau kita
mempunyai kenangan. Membuat kita semua sadar begitu banyak hal indah yang terjadi di
sekitar kita. Benar kata orang, hidup ini indah kenapa kita harus mengisinya dengan
kesedihan dan kemuraman?.
72
Bab XV
Materi Dimulai
Tepukan halus dari Fredy menyadarkanku atas lamunanku ini. Aku seperti
terlontar kembali ke alam nyata setelah beberapa saat terbang bersama kenanganku ke
masa lalu. Aku dan yang lain beranjak ke aula, sesi pertama materi akan dimulai. Waktu
sudah menunjukkan pukul 02.40, acara diklat sudah dibuka. Materi disajikan langsung
oleh Andika (kebetulan sudah selesai menemani Mapaus cari bambu si Andika), materi
kali ini mengenai Organisasi Kemahasiswaan di tingkat Ubaya. Peserta menyimak dan
sudah membawa jilidan kumpulan materi. Andika menyajikan materi di depan dibantu
Upix.
Organisasi kemahasiswaan / Ormawa merupakan suatu wahana dan sarana
pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan
kecendikiawanan, serta integritas kepribadian bagi mahasiswa. Ormawa di Ubaya,
dibentuk dan melaksanakan kegiatan di tingkat Universitas maupun Fakultas/ Politeknik.
Anggota organisasi kemahasiswaan di Ubaya adalah seluruh mahasiswa program S1 dan
Politeknik. Organisasi mahasiswa di tingkat Universitas ada Majelis Perwakilan
Mahasiswa Ubaya (MPM-UBAYA) sebagai wadah menyalurkan aspirasi mahasiswa
serta pengawas kegiatan dan penggunaan anggaran kemahasiswaan Ubaya. Ada juga
73
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Surabaya (BEMUS) fungsinya untuk wadah
komunikasi antara mahasiswa di universitas, untuk pengkoordinasi pelaksanaan program
kegiatan ektrakurikuler antar ormawa di tingkat universitas. Ada juga UKM seperti ADV
ini, UKM ini murni perwujudan hobi dan kegiatan mahasiswa. UKM menampung minat
mahasiswa baik di bidang rohani, olahraga maupun seni.
Kalau di tingkat Fakultas/ Politeknik ada yang namanya DPM, BEMF/ SMF,
KSM dan KMM. Andika menjelaskan cukup lengkap dari fungsi dan posisi masing-
masing ormawa di Universitas dan Fakultas. 30 menit total Andika menjelaskan dan
menjawab pertanyaan dari peserta diklat. Sekarang giliranku untuk menjelaskan tentang
UKM tercintaku ini. Nat hanya titip pesan jangan terlalu lama, supaya acara yang lain
tidak bertabrakan dan molor. Aku angukkan kepala, akan kujelaskan sejelas dan sepadat
mungkin. Ingin aku bercerita bebas, tapi takut terlalu panjang durasinya. Aku ikuti saja
apa yang sudah aku tulis di makalah ini, ini saja sudah cukup lengkap kok.
Aku mulai dari sejarah UKM ADV+K. UKM ini berdiri awal tahun 1999 (dulu
hanya berupa KMM) oleh beberapa mahasiswa teknik. Berkembangnya waktu menuntut
ADV berkembang jauh dan mengepakkan pengaruhnya di tingkat universitas untuk
menjadi sebuah UKM. Tahun 2001 akhir semester ganjil ADV mulai bergerak di
universitas, beberapa yang tidak setuju ADV menjadi UKM membentuk KMM Foyografi
di Fakultas Teknik. Adv setiap tahun terus berkembang menjadi pesat sesuai cita-citanya.
Dulu awal berdiri ADV pernah mengadakan basar yang besar di parkiran motor Ubaya.
Tahun 2001 pula kita pernah dipercaya membuat cd interaktif untuk mahasiswa baru
angkatan 2002.
74
Tahun 2002 Adv mulai sering mengadakan beberapa pelatihan buat mahasiswa.
Dari yang mengenai design sampai keterampilan. Seiring waktu berjalan tahun 2002
ADV mempunyai tambahan nama dan berubah menjadi UKM ADV+K team. K itu
sendiri artinya kewirausahaan, semoga saja di depan hari UKM ini menjadi pelopor
kewirausahaan di Ubaya. Tahun 2003 kita akhirnya mendapat ruang kesekretariatan
sendiri, menempati kampung ormawa dan menempati ruang bekas UKM Tenis
Lapangan. Tahun 2004 Adv mulai punya rutin mengadakan outbond tiap tahun, outbond
semakin
mendekatkan
kita semua sebagai
sahabat di
kesatuan
UKM
ADV+K.
Setiap tahun peminat ADV tak pernah berkurang, ini menunjukkan minat mahasiswa
Ubaya ke ADV cukup tinggi.
Aku juga menjelaskan arti nama dan logo UKM Adv. UKM ini mempunyai
kepanjangan Unit Kegiatan Mahasiswa Advertising dan Kewirausahaan. Asas
kekeluargaan sangat dijunjung tinggi dalam setiap kegiatan/ acara UKM ADV. ADV
bergerak di tingkat universitas dan terbuka untuk bekerjasama dengan siapa saja. Logo
UKM ADV+K mempunyai arti sebagai berikut, segitiga warna biru dengan salah satu
sudut terbuka mempunyai arti UKM ADV dibangun berdasar doa, daya dan usaha
75
dengan dana tiada henti-hentinya. Matahari berwarna kuning artinya UKM ADV di masa
depan akan semakin bercahaya. Tulisan ADV berwarna merah artinya UKM ini dibangun
berdasar tim dan selalu menjadi pelopor di tiap kesempatan.
Tak lupa aku menceritakan bagaimana susunan struktur organisasi UKM ini yang
beberapa kali mengalami perubahan, kalau kuhitung sudah terjadi sekitar 5 perubahan
struktur dari yang paling rumit sampai yang lebih sederhana. Yang tak kalah penting aku
juga mengisahkan siapa saja dulu yang pernah menjadi ketua UKM ini tahun 2001.
Tahun 2001-2002 dipegang oleh Budi Lanonda mahasiswa TE 1998. Tahun 2002-2003
dipegang oleh Andri Eka Sukma mahasiswa TE 2000. Tahun 2003-3004 dipegang oleh
Desy Natalia Salim mahasiswa TI 2001. Tahun 2004-2005 dipegang oleh Aldrich Farrel
Saputra mahasiswa IF 2002. Tahun 2005-2006 dipegang Maryance mahasiswa TI 2004.
Tahun 2006-2007 dipegang oleh Iwan Ferdianto mahasiswa IF 2003. Tahun 2007-2008
dipegang oleh Samsi mahasiswa Farmasi 2004. Untuk tahun ini dipegang dan
dikomandoi langsung oleh Natalia mahasiswa Teknobiologi 2006.
ADV mempunyai banyak sekali kegiatan dari mengenai pelatihan kewirausahaan
dan periklanan (pelatihan sablon, lilin jely, web design, pembuatan pin maupun pelatihan
photoshop), seminar dan talkshow (mendatangkan Adrie Subono, Helmy Yahya, Andrie
Wongso dll), Praktek kewirausahaan lewat bazar maupun pesanan produk iklan, dan juga
mengadakan kerjasama dengan unit kegiatan lain di Ubaya. Anggota dan staff ADV
harus terlebih dahulu menjadi member UKM ini. Member hanya berlaku untuk 1 periode
kepengurusan. Kenapa harus jadi member? Dengan jadi member akan memperoleh
keuntungan jika setiap ADV ada acara akan memperoleh diskon potongan harga Member
76
yang berminat mengembangkan diri dapat mendaftar dan menjadi staff ADV untuk
berkembang bersama membesarkan panji-panji UKM ADV+K.
Di akhir sesi sambil menjawab pertanyaan aku memberikan ke semua orang
beberapa lembar foto bukti keberadaan UKM ini dari masa awal berdiri samapi hari ini
aku berdiri di sini sebagai bagian cerita ADV itu sendiri. Semua antusias melihat foto-
foto jaman dulu itu. Aku tantang mereka semua yang ada di sini terutama staff untuk
mengembangkan ADV menjadi lebih besar dan istimewa. Siapa tau salah satu diantara
kalian adalah penerus kejayaan UKM ini dan menjadi ketua UKM selanjutnya.
77
Bab XVI
Human Tower
Seusai aku
menjelaskan
sejarah UKM
ini, panitia
melanjutkan
acara untuk
sesi game.
Harusnya ada
2 game tapi
diputuskan
hanya akan
ada 1 game saja. Gamenya adalah game Human Tower, game yang memerlukan
kecepatan dan kekuatan untuk bertindak. Semua dibagi menjadi 6 kelompok yang
masing-masing ada 5 orang. Kelompok 1 yaitu Anastasia, Anggun, Olivia, Niko dan
Felix. Kelompok 2 yaitu Monica, Sonia, Suci, Benny, dan David. Kelompok 3 Mia, Berli,
Maria, Andhika dan Mamok. Kelompok 4 Pudika, Nita, Lita, Aditya, Roy. Kelompok 5
ada Reggie, Rerie, Fani, Matthew, dan Iwan. Untuk kelompok terakhir Silvia, Firdha,
78
Daniel, Freddie dan Calista. Samsi yang menjadi instrukturnya, tugas untuk game ini
yaitu menyusun jumlah orang yang ada menjadi sebuah bangun yang disebutkan. Akan
ada 8 level permainan dan tiap level hanya akan diberi waktu 2 menit untuk berpikir dan
kalau sudah siap harus bisa mewujudkan bangun yang disebutkan selama 10 detik. Tiap
level akan mendapat jumlah token/ poin akumulasi level yang bisa diselesaikan.
Semua harus berlomba menyelesaikan urutan level yang ada agar bisa
mendapatkan token sebanyak mungkin. Token pada akhir diklat akan menentukan siapa
peserta terbaik diantara semua orang. Level yang ada yaitu 5 kaki 4 tangan, 4 kaki 3
tangan, 4 kaki 8 tangan, 3 kaki 4 tangan, 3 kaki 2 tangan, 2 kaki 6 tangan, 2 kaki 2 tangan
dan 2 kaki 1 tangan. Tak lupa panitia memberikan contoh sebagai petunjuk awal.
Permainan cukup seru dan menggelikan, kelompok Lita bahkan yang paling
menghabiskan tempat. Yang lain pada diam di tempat tapi kelompok ini bergerilya ke
semua tempat, boros wilayah. Setelah beberapa saat akhirnya hanya ada 2 kelompok yang
mendapat poin maksimal yaitu kelompok 5 dan 6 saja. Peluh keringat mengucur deras
dari dahi kawan-kawanku ini.
Semua orang dipersilahkan untuk istirahat sebentar, dan 20 menit kemudian akan
dimulai sesi selanjutnya sesi Alur Proposal dan LPJ. Aku istirahat sejenak dan dibisiki
Andika supaya nanti ikut melihat dan mencari area yang akan digunakan untuk jurit
malam. Aku ajak juga yang lain, Fredy, Mampok, Samsi, Iwan, Bahtiar, David. Sekitar
jam 4.10 kami beranjak bergerak mencari area yang bisa digunakan untuk acara nanti
malam. Kami melewati pintu pagar belakang dan memasuki area luar wisma ini. Kami
ditemani 2 orang dari Mapaus. Cukup lama juga kemi mencari area mana saja yang dikira
aman dan tidak berbahaya. Gerimis mulai turun saat kami mencari jalur ini, jalur yang
79
kami pilih sebenarnya tidak terlalu jauh, cukup sederhana saja tapi lumayan licin juga
kalau hujan.
Kami sempat kebingungan juga mau memilih jalur yang mana untuk mengakhiri
sesi jurit malam. Rencana mau memilih jalur agak ke belakang tapi dirasa terlalu jauh.
Akhirnya disetujui kalau finish akan memakai gazebo bulat di dekat sungai sana,
kebetulan gazebo ini letaknya dibawah garis start. Sip deh semua sudah siap sekarang
tinggal menunggu waktunya saja. David tadi juga sudah mengukur berapa kira-kira
waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jalur yang kami tentukan tadi. Alokasi waktu
perlu kami perhitungkan agar tidak ada kemoloran dari jadwal yang telah ditetapkan.
Hujan turun cukup deras, dan membasahi baju kami semua yang ada di sini.
80
Bab XVII
Hujaaaaannnnnn.................
Hujan pertama yang menyambut kehadiran kami semua di sini. Hujan yang
menghapus segala lelah kami dan membuat kita tersenyum.
Bergegas kita semua naik keatas, badan dingin sekali, tapi hangat di hati . Di
dalam aula samar kudengar Nat membawakan materi mengenai Proposal dan LPJ. Nat
menjelaskan macam-macam proposal, isi dari proposal seperti latar belakang, tujuan
kegiatan, sasaran kegiatan, waktu dan tempat acara, indikator keberhasilan, anggaran
kegiatan dan penutup. Semua dijelaskan sangat rinci dan diberi contoh yang jelas. Tak
lupa disertakan beberapa contoh LPTJ yang pernah ada.
Pada akhir sesi peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan diperintahkan
membuat beberapa macam proposal yang telah dipilih panitia yaitu Member Gathering,
Pelatihan, Seminar, dan Lomba Desain Poster. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok,
kelompok 1 terdiri dari Mia, Olivia, Rerie, Benny, dan Matthew. Kelompok 2 anggotanya
Suci, Berli, Firdha dan Niko. Kelompok 3 anggotanya Pudika, Anggun, Andhika, Rizal
dan Calista. Kelompok 4 Anastasia, Sonia, Aditya, Roy dan Daniel. Untuk kelompok 5
Monica, Silvia, Maria dan Felix. Nantinya akan dipilih 1 proposal yang paling berpotensi,
proposal akan dipresentasikan pada malam hari ke 2.
Hujan baru saja berhenti, hawa dingin menyergapku diluar sini. Aku duduk
menghadap sungai, dan melihat air semakin deras mengalir dari atas. Kabut mulai turun
81
dan memenuhi semua ruang di area tabor ini. Begitu indah dan menyejukkan, diiringi
desahan napas kami semua yang duduk di bangku panjang ini. Entah pikiran apa yang
menggelayut di masing-masing orang yang duduk disekitarku ini. Semua terasa
menyelam di alam
pikirannya sendiri-
sendiri, sibuk dengan
angan dan mimpinya.
Masih ada sedikit
tetes air hujan yang
turun dari sela-sela
dedaunan bambu dan
atap-atap bangunan.
Coba kalau ada sinar
matahari yang masuk pasti ada pelangi di ujung-ujung air yang menetes itu.
Jadi ingat lagu jaman kecil dulu :
Tik tik tik bunyi hujan di atas genteng
Airnya turun tidak terkira
Cobalah tengok dahan dan ranting
Pohon dan kebun basah semua
Jam 5.40 an acara sudah selesai, semua orang dipersilahkan untuk istirahat dan
mandi. Acara akan dilanjutkan kembali sekitar pukul 7 malam. Aku ditawari David untuk
82
pindah di kamar 4 di lantai 2. Katanya sudah ada karpet nya di sana, tak membuang
waktu aku, Mamok, Bahtiar, Fredy dan Iwan langsung saja mengambil barang kami di
kamar 13 untuk dibawa ke kamar 4. Kamar 4 ini sebenarnya tidak seberapa luas tapi
lumayan juga jadi lebih hangat (bagaimana tidak kamar sekecil ini sekitar 4 x 2,5 diisi
hampir 6 orang).
Aku menempati sebelah pojok (walaupun pada akhirnya kamar ini tidak sempat
aku tiduri) dan menata barang di pojokkan, disebelahku Bahtiar. Kami segera mandi ke
bawah, kebetulan peserta sudah banyak yang usai mandi dan bersiap menunggu makan
malam. Air sangat dingin sekali sore menjelang malam ini, brrrrr.....aku tak mandi terlalu
lama, sudah menggigil badan ini. Menu malam ini yaitu Fuyunghai dan Mie, masih
disajikan seperti kemarin sehingga tidak ada yang berebut lauk.
Semua makan dengan lahap, kebetulan makan yang disajikan malam ini cukup
enak dan membangkitkan gairah makan kami semua. Tak ada yang bersuara, semua
berusaha menikmati menu malam ini. Kebetulan seusai kami makan malam 2 orang
kawan yang berangkat menyusul kami telah sampai dengan selamat. Apri dan Fifi telah
hadir di tengah-tengah kami, langsung saja kami persilahkan untuk makan malam. Fifi
sekamar dengan Regie persis di kamar sebelah kiri kami. Apri menempati kamar panitia
di bawah.
Acara sudah akan dilanjutkan, sebelum sesi motivasi dimulai ada sedikit refleksi
mengenai semua yang sudah kami alami hari ini. Semua duduk melingkar di aula dan
saling bercerita satu persatu, mengungkapkan pendapatnya dan kesannya selama hampir
sehari ini. Rata-rata mengeluhkan kamar dan kendaraan, tapi keluhan mereka tak
menyurutkan tekad mereka untuk berjuang bersama selama beberapa hari ke depan. Aku
83
bersyukur mempunyai penerus-penerus yang seperti mereka, yang mau menyingkirkan
egonya demi kesuksesan bersama.
Bab XVIII
Motivasi
84
Selanjutnya sebelum memulai sesi Motivasi, kamu mengadakan game tali. Game
melepaskan tali yang terikat di tangan, perintahnya ada 2 orang yang terikat tali dan harus
bisa melepaskan diri tanpa perlu membongkar tali yang ada di tangannya. Peserta di bagi
menjadi beberapa kelompok, ntar hanya ada 2 orang yang berjuang melepaskan diri
sisanya menunggu di kejauhan untuk menunggu bergantian menyelesaikan game ini.
Kelompok yang seluruh anggotanya bisa menyelesaikan game ini akan mendapatkan
token terbanyak. Kalau ingat game ini jadi ingat kawan-kawan dulu waktu di Tretes
kebingungan menyelesaikan sampai-sampai terlilit tali.
Semua sudah siap memulai game ini, peserta mulai menggerakkan tubuh ke
kanan, ke atas, berusaha melewati tali. Sampai ada yang terjatuh dan terlilit tali.
Kuperhatikan nampaknya ada yang sudah pernah mencoba game ini, terlihat ada 1
kelompok yang bisa menyelesaikan game ini dengan cepat. Tapi pada akhirnya semua
orang bisa menyelesaikan game ini dan tau bagaimana kunci rahasianya. Sebenarnya
menyelesaikan game ini cukup mudah, kuncinya hanya di lilitan tali yang di pergelangan
tangan, jadi tak perlu menggerakkan tubuh sedemikian rupa.
Seusai game ini peserta duduk kembali dan bersiap-siap menyimak materi
Motivasi yang akan dibawakan oleh Andika. Materi kali ini hanya mendengarkan dari
speaker, peserta menyimak apa saja cerita motivasi yang diperdengarkan. Peserta akan
dibagi menjadi 6 kelompok. Tiap kelompok pada akhir sesi akan diberi waktu untuk
membuat pesan moral dari cerita yang diperdengarkan. Yang pada akhirnya tiap
kelompok akan mempresentasikan ke depan hasil diskusi mereka. Tiap orang akan
85
mendapatkan 2 token yang sama jumlahnya. Di sini kita semua akan belajar saling
memberikan motivasi menurut versi kita sendiri-sendiri.
Pembagian kelompoknya untuk kelompok 1 dihuni Berli, Olivia, Anggun,
Andhika, dan Matthew. Kelompok 2 Maria, Monica, Benny, Felix, dan Iwan. Kelompok
3 oleh Sonia, Silvia, Rerie, Aditya dan Freddie. Kelompok 4 dipelopori oleh Anastasia,
Pudika, Nita, Daniel, Fani. Kelompok 5 Reggie, Mia, Roy, Rizal dan Calista. Kelompok
terakhir dihuni Lita, Suci, Niko, Firdha dan David. Semua duduk melingkar mendekati
speaker, agar bisa mendengar semua detail cerita yang diperdengarkan. Awalnya sempat
ada insiden kecil, suara speaker tidak terdengar sehingga suaranya pecah apalagi suara
debur air sungai begitu kencangnya. Sampai ada protes dari peserta, kok tidak disiapkan
dahulu sebelumnya.
Tapi akhirnya bisa diselesaikan juga permasalahannya, suara mulai bisa didengar
walau sebenarnya tidak terlalu bagus. Peserta memasang telinga kuat-kuat agar tidak
tertinggal detail cerita yang disampaikan. Semua diam tak bersuara memperhatikan cerita
yang disampaikan. Aku di pojok sedang memotong-motong kertas dan membuat puzzle
kecil-kecilan untuk game kalau dibutuhkan. Selesai aku potong aku bawa ke kawan-
kawan demisioner yang sedang serius juga mendengarkan cerita ini. Aku berikan ke
mereka tentang game ini dan aku jelaskan cara memainkannya Potongan-potongan puzzle
ini harus dirangkai menjadi sebuah bentuk bangun. Mamok, Bahtiar, Upix, Regie, dll
mencoba menyeselesaikan dan mengutak-atik letak puzzle.
Cerita yang disajikan Andika ada 4 bagian cerita, masing-masing cerita
mempunyai pesan moral yang berneda-beda. Ada cerita mengenai 5 ekor monyet, tentang
pencuri impian, lompatan belalang dan komitmen terhadap goal. Masing-masing cerita
86
berdurasi sekitar 10 sampai 11 menit. Aku kebetulan sedang mendengarkan cerita
mengenai belalang, aku mencari tempat duduk yang pas dan memperhatikan jalan
ceritanya.
Aku konsentrasi mendengarkan cerita tentang lompatan si belalang, bercerita
mengenai sebuah persaingan memecahkan rekor. Maksudnya? Begini ceritanya mengenai
Lompatan si Belalang tersebut :
Di suatu hutan, hiduplah seekor belalang muda yang cerdik. Belalang muda ini
adalah belalang yang lompatannya paling tinggi di antara sesama belalang yang lainnya.
Belalang muda ini sangat membanggakan kemampuan lompatannya ini. Sehari-harinya
belalang tersebut melompat dari atas tanah ke dahan-dahan pohon yang tinggi, dan
kemudian makan daun-daunan yang ada di atas pohon tersebut. Dari atas pohon tersebut
belalang dapat melihat satu desa di kejauhan yang kelihatannya indah dan sejuk. Timbul
satu keinginan di dalam hatinya untuk suatu saat dapat pergi ke sana.
Suatu hari, saat yang dinantikan itu tibalah. Teman setianya, seekor burung
merpati, mengajaknya untuk terbang dan pergi ke desa tersebut. Dengan semangat yang
meluap-luap, kedua binatang itu pergi bersama ke desa tersebut. Setelah mendarat
mereka mulai berjalan-jalan melihat keindahan desa itu. Akhirnya mereka sampai di
suatu taman yang indah berpagar tinggi, yang dijaga oleh seekor anjing besar. Belalang
itu bertanya kepada anjing, “Siapakah kamu, dan apa yang kamu lakukan di sini?”
“Aku adalah anjing penjaga taman ini. Aku dipilih oleh majikanku karena aku
adalah anjing terbaik di desa ini,” jawab anjing dengan sombongnya.
Mendengar perkataan si anjing, panaslah hati belalang muda. Dia lalu berkata
lagi, “Hmm, tidak semua binatang bisa kau kalahkan. Aku menantangmu untuk
87
membuktikan bahwa aku bisa mengalahkanmu. Aku menantangmu untuk bertanding
melompat, siapakah yang paling tinggi diantara kita.”
“Baik,” jawab si anjing. “Di depan sana ada pagar yang tinggi. Mari kita
bertanding, siapakah yang bisa melompati pagar tersebut.”
Keduanya lalu berbarengan menuju
ke pagar tersebut. Kesempatan
pertama adalah si anjing. Setelah
mengambil ancang-ancang, anjing
itu lalu berlari dengan kencang,
melompat, dan berhasil melompati
pagar yang setinggi orang dewasa
tersebut tersebut. Kesempatan
berikutnya adalah si belalang
muda. Dengan sekuat tenaga belalang tersebut melompat. Namun, ternyata kekuatan
lompatannya hanya mencapai tiga perempat tinggi pagar tersebut, dan kemudian belalang
itu jatuh kembali ke tempatnya semula. Dia lalu mencoba melompat lagi dan melompat
lagi, namun ternyata gagal pula.
Si anjing lalu menghampiri belalang dan sambil tertawa berkata, “Nah, belalang,
apa lagi yang mau kamu katakan sekarang? Kamu sudah kalah.”
“Belum,” jawab si belalang. “Tantangan pertama tadi kamu yang menentukan.
Beranikah kamu sekarang jika saya yang menentukan tantangan kedua ?”
“Apa pun tantangan itu, aku siap,” tukas si anjing.
88
Belalang lalu berkata lagi, “Tantangan kedua ini sederhana saja. Kita berlomba
melompat di tempat. Pemenangnya akan diukur bukan dari seberapa tinggi dia melompat,
tapi diukur dari lompatan yang dilakukan tersebut berapa kali tinggi tubuhnya.”
Anjing kembali yang mencoba pertama kali. Dari hasil lompatannya, ternyata
anjing berhasil melompat setinggi empat kali tinggi tubuhnya. Berikutnya adalah giliran
si belalang. Lompatan belalang hanya setinggi setengah dari lompatan anjing, namun
ketinggian lompatan tersebut ternyata setara dengan empat puluh kali tinggi tubuhnya.
Akhirnya belalang pun menjadi pemenang untuk lomba yang kedua ini. Kali ini anjing
menghampiri belalang dengan rasa kagum.
“Hebat. Kamu menjadi pemenang untuk perlombaan kedua ini. Tapi
pemenangnya belum ada. Kita masih harus mengadakan lomba ketiga,” kata si anjing.
“Tidak perlu,” jawab si belalang. “Karena, pada dasarnya pemenang dari setiap
perlombaan yang kita adakan adalah mereka yang menentukan standar perlombaannya.
Pada saat lomba pertama kamu yang menentukan standar perlombaannya dan kamu yang
menang. Demikian pula lomba kedua saya yang menentukan, saya pula yang menang.”
“Intinya adalah, kamu dan saya mempunyai potensi dan standar yang berbeda tentang
kemenangan. Menjadi tidak bijaksana jik membandingkan potensi kita dengan yang lain.
Kemenangan sejati adalah ketika dengan potensi yang kamu miliki, kamu bisa
melampaui standar dirimu sendiri. Iya nggak sih?”
Oh ya mengenai cerita yang disajikan tersebut membuat aku malu pada diri
sendiri. Ketika masih awal kuliah dulu, betapa sering aku membanding-bandingkan diri
dengan orang lain. Membandingkan antara prestasi dan lain-lain Hasilnya? Ada kalanya
89
muncul perasaan-perasaan negatif, seperti kecewa pada diri sendiri, kenapa kok gak bisa
seperti yang lain. Namun di waktu yang lain muncul juga semacam motivasi untuk bisa
lebih maju dan berusaha lebih tekun agar bisa melampaui orang lain (pesaing?).
Aku sendiri berusaha menemukan cara bersaing yang lebih cocok untuk diri
sendiri. Caranya aku mulai mengukur kemajuan apa yang kudapat tahun lalu. Tahun ini
aku harus yakin bahwa aku harus lebih baik dari tahun kemarin; tali silahturahmi juga
direntangkan lebih lebar; kualitas ibadah diperdalam; perbuatan baik dipersering; dan
seterusnya. Dengan cara ini, aku ternyata lebih mampu mengatasi perasaan-perasaan
negatif dari diriku seperti rasa kecewa pada diri. Berusaha untuk memecahkan rekor
pribadi, dengan melampaui rekor yang tercapai di masa lalu, ternyata menimbulkan
keasyikan dan rasa syukur yang membahagiakan. Daripada harus berpikir melihat
keberhasilan orang lain yang pasti berbeda dengan kita.
Seperti kata orang bijak kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain,
melainkan kemenangan atas hawa nafsu diri sendiri. Bagaimana kawan-kawan ADV ?
menarik bukan, saat kalian mendengarkan tiap cerita berusahalah mengerti dan
aplikasikan dalam hidup kalian. Terkadang dari sebuah cerita yang sepele ternyata ada
maksud yang sungguh hebat di sana. Aku juga ada kisah seekor belalang yang cukup
menarik.
Seekor belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak. Suatu hari ia berhasil
keluar dari kotak yang mengurungnya tersebut. Dengan gembira ia melompat-lompat
menikmati kebebasannya. Di perjalanan dia bertemu dengan seekor belalang lain.
Namun dia keheranan mengapa belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih
jauh darinya. Dengan penasaran ia menghampiri belalang itu, dan bertanya,
90
“Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita tidak jauh
berbeda dari usia ataupun bentuk tubuh ?”.
Belalang itu pun menjawabnya dengan pertanyaan, “Dimanakah kau selama ini
tinggal? Karena semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti
yang aku lakukan”.
Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang membuat
lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.
Kadang-kadang kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal
yang sama dengan belalang. Lingkungan yang buruk, trauma masa lalu, kegagalan yang
beruntun, perkataan teman, seolah membuat kita terkurung dalam kotak semu yang
membatasi semua kelebihan kita. Lebih sering kita mempercayai mentah-mentah apapun
yang mereka voniskan kepada kita tanpa pernah berpikir benarkah kita seperti itu?
Bahkan lebih buruk lagi, kita lebih memilih mempercayai mereka daripada
mempercayai diri sendiri. Tidakkah kita pernah bertanya kepada nurani bahwa kita bisa
“melompat lebih tinggi dan lebih jauh” kalau kita mau menyingkirkan “kotak” itu?
Tidakkah kita ingin membebaskan diri agar kita bisa mencapai sesuatu yang selama ini
kita anggap diluar batas kemampuan kita? Kita tidak boleh menyerah begitu saja pada
apa yang kita alami. Kita harus terus berusaha mencapai apapun yang ingin kita capai.
Sakit memang, lelah memang, tapi bila kita sudah sampai di puncak, semua pengorbanan
itu pasti akan terbayar.
Ternyata belalang sangat terkenal ya teman-teman, karena banyak banget versi
tentang cerita belalang. Bahkan belalang juga termasuk hewan yang paling sehat seperti
kupu-kupu. Bagaimana bisa? Masih ingat gak kalian dengan lagu waktu kecil kalian? Pok
91
ami-ami belalang kupu-kupu, siang makan nasi kalo malam minum susu.....hmmm bener
kan? Segitu hebatnya belalang.
Berbicara mengenai si belalang, sekilas aku melihat ke bagian pojok ruang ini,
beberapa panitia masih sibuk mengutak-atik game puzzle dari aku, hihi aku hanya
tertawa kecil. Aku dulu ketika ngerjain juga susah payah. Gimana kawan-kawan mau jadi
monyet yang pertama, kedua, atau ketiga (seperti di cerita 5 ekor monyet). Aku lihat
Bahtiar yang tampak paling serius memecahkan misteri puzzle itu. Aku lihat potongan
kertas yang aku buat sudah lecek digeser-geser. Aku punya ide kalo bisa nanti aku buat
dari gabus dan aku jadikan referensi game ADV.
Cerita ke empat sudah hampir selesai. Peserta sudah mulai sibuk memeriksa
kembali catatannya. Saat cerita usai diperdengarkan, panitia sudah menyerukan untuk
berkumpul dengan kelompok yang sudah ditentukan sebelumnya. Kertas plano dan spidol
juga telah dibagikan ke tiap kelompok. Semua berdiskusi dengan serius, walaupun
beberapa orang sudah mulai menguap alias mengantuk. Spidol telah digoreskan, untuk
menceritakan kembali makna cerita yang didengar tadi. Nantinya setiap kelompok akan
presentasi dan menjelaskan masing-masing cerita menurut versi mereka.
Pukul 09.15 peserta sudah selesai semua, satu-persatu mulai presentasi. Unik-unik
juga cara mereka presentasi. Ada yang dengan kalimat singkat saja dan mengundang
senyum (bahkan diberi ilustrasi gambar), dan saat dijelaskan maksudnya menarik sekali.
Ada juga yang menanggapi dengan sudut pandang yang sangat hebat. Saat aku melihat
mereka maju semua aku sangat senang sekali, hebat teman-teman ini bisa mengerti
makna dari cerita-cerita itu. Bahkan bisa menerangkan walau dengan bahasa versi mereka
sendiri. Semua orang saling memberi masukan satu sama lain. Semua belajar bersama
92
saling memberi semangat walau hanya lewat kata-kata. Salut juga buat panitia yang
menyertakan sesi ini di diklat ADV. Mungkin kesannya sepele tapi dengan cara seperti
ini semua orang bisa belajar bersama tanpa bermaksud menggurui.
Bab XIX
Kisah Shay
93
Saat mengetik cerita ini kebetulan aku habis mendengarkan/ membaca sebuah
cerita yang sangat menyentuh. Aku hanya ingin memperlihatkan kisah itu untuk kalian
yang akan membaca cerita ini. Aku sendiri sangat tersentuh saat mengetahuinya.
Pada sebuah jamuan makan malam pengadaan dana untuk sekolah anak-anak
cacat, ayah dari salah satu anak yang bersekolah disana menghantarkan satu pidato yang
tidak mungkin dilupakan oleh mereka yang menghadiri acara itu. Setelah mengucapkan
salam pembukaan, ayah tersebut mengangkat satu topik:
Ketika tidak mengalami gangguan dari sebab-sebab eksternal, segala proses
yang terjadi dalam alam ini berjalan secara sempurna/ alami. Namun tidak demikian
halnya dengan anakku, Shay. Dia tidak dapat mempelajari hal-hal sebagaimana
layaknya anak-anak yang lain. Nah, bagaimanakah proses alami ini berlangsung dalam
diri anakku?
Para peserta terdiam menghadapi pertanyaan itu. Ayah tersebut melanjutkan:
“Saya percaya bahwa, untuk seorang anak seperti Shay, yang mana dia mengalami
gangguan mental dan fisik sedari lahir, satu-satunya kesempatan untuk dia mengenali
alam ini berasal dari bagaimana orang-orang sekitarnya memperlakukan dia”
Kemudian ayah tersebut menceritakan kisah berikut:
Shay dan aku sedang berjalan-jalan di sebuah taman ketika beberapa orang anak
sedang bermain baseball. Shay bertanya padaku,”Apakah kau pikir mereka akan
membiarkanku ikut bermain?” Aku tahu bahwa kebanyakan anak-anak itu tidak akan
membiarkan orang-orang seperti Shay ikut dalam tim mereka, namun aku juga tahu
94
bahwa bila saja Shay mendapat kesempatan untuk bermain dalam tim itu, hal itu akan
memberinya semacam perasaan dibutuhkan dan kepercayaan untuk diterima oleh orang-
orang lain, diluar kondisi fisiknya yang cacat.
Aku mendekati salah satu anak laki-laki itu dan bertanya apakah Shay dapat ikut
dalam tim mereka, dengan tidak berharap banyak. Anak itu melihat sekelilingnya dan
berkata, “kami telah kalah 6 putaran dan sekarang sudah babak kedelapan. Aku rasa dia
dapat ikut dalam tim kami dan kami akan mencoba untuk memasukkan dia bertanding
pada babak kesembilan nanti Shay berjuang untuk mendekat ke dalam tim itu dan
mengenakan seragam tim dengan senyum lebar, dan aku menahan air mata di mataku
dan kehangatan dalam hatiku. Anak-anak tim tersebut melihat kebahagiaan seorang
ayah yang gembira karena anaknya diterima bermain dalam satu tim.
Pada akhir putaran kedelapan, tim Shay mencetak beberapa skor, namun masih
ketinggalan angka. Pada putaran kesembilan, Shay mengenakan sarungnya dan bermain
di sayap kanan. Walaupun tidak ada bola yang mengarah padanya, dia sangat antusias
hanya karena turut serta dalam permainan tersebut dan berada dalam lapangan itu.
Seringai lebar terpampang di wajahnya ketika aku melambai padanya dari kerumunan.
Pada akhir putaran kesembilan, tim Shay mencetak beberapa skor lagi. Dan dengan dua
angka out, kemungkinan untuk mencetak kemenangan ada di depan mata dan Shay yang
terjadwal untuk menjadi pemukul berikutnya.
Pada kondisi yg seperti ini, apakah mungkin mereka akan mengabaikan
kesempatan untuk menang dengan membiarkan Shay menjadi kunci kemenangan
mereka? Yang mengejutkan adalah mereka memberikan kesempatan itu pada Shay.
Semua yang hadir tahu bahwa satu pukulan adalah mustahil karena Shay bahkan tidak
95
tahu bagaimana caranya memegang pemukul dengan benar, apalagi berhubungan dengan
bola itu.
Yang terjadi adalah, ketika Shay melangkah maju kedalam arena, sang pitcher,
sadar bagaimana tim Shay telah mengesampingkan kemungkinan menang mereka untuk
satu momen penting dalam hidup Shay, mengambil beberapa langkah maju ke depan dan
melempar bola itu perlahan sehingga Shay paling tidak bisa mengadakan kontak dengan
bola itu. Lemparan pertama meleset; Shay mengayun tongkatnya dengan ceroboh dan
luput. Pitcher tsb kembali mengambil beberapa langkah kedepan, dan melempar bola itu
perlahan kearah Shay. Ketika bola itu datang, Shay mengayun kearah bola itu dan
mengenai bola itu dengan satu pukulan perlahan kembali kearah pitcher.
Permainan seharusnya berakhir saat itu juga, pitcher tersebut bisa saja dengan
mudah melempar bola ke baseman pertama, Shay akan keluar, dan permainan akan
berakhir. Sebaliknya, pitcher tersebut melempar bola melewati baseman pertama, jauh
dari jangkauan semua anggota tim. Penonton bersorak dan kedua tim mulai berteriak,
“Shay, lari ke base satu! Lari ke base satu!”. Tidak pernah dalam hidup Shay sebelumnya
ia berlari sejauh itu, tapi dia berhasil melaju ke base pertama. Shay tertegun dan
membelalakkan matanya.
Semua orang berteriak, “Lari ke base dua, lari ke base dua!” Sambil menahan
napasnya, Shay berlari dengan canggung ke base dua. Ia terlihat bersinar-sinar dan
bersemangat dalam perjuangannya menuju base dua. Pada saat Shay menuju base dua,
seorang pemain sayap kanan memegang bola itu di tangannya. Pemain itu merupakan
anak terkecil dalam timnya, dan dia saat itu mempunyai kesempatan menjadi pahlawan
kemenangan tim untuk pertama kali dalam hidupnya. Dia dapat dengan mudah melempar
96
bola itu ke penjaga base dua. Namun pemain ini memahami maksud baik dari sang
pitcher, sehingga diapun dengan tujuan yang sama melempar bola itu tinggi ke atas jauh
melewati jangkauan penjaga base ketiga. Shay berlari menuju base ketiga.
Semua yang hadir berteriak, “Shay, Shay, Shay, teruskan perjuanganmu Shay”
Shay mencapai base ketiga saat seorang pemain lawan berlari ke arahnya dan
memberitahu Shay arah selanjutnya yang mesti ditempuh. Pada saat Shay
menyelesaikan base ketiga, para pemain dari kedua tim dan para penonton yang berdiri
mulai berteriak, “Shay, larilah ke home, lari ke home!”. Shay berlari ke home,
menginjak balok yg ada, dan dielu-elukan bak seorang hero yang memenangkan grand
slam. Dia telah memenangkan game untuk timnya.
Hari itu, kenang ayah tersebut dengan air mata yang berlinangan di wajahnya,
para pemain dari kedua tim telah menghadirkan sebuah cinta yang tulus dan nilai
kemanusiaan kedalam dunia. Shay tidak dapat bertahan hingga musim panas berikut dan
meninggal musim dingin itu. Sepanjang sisa hidupnya dia tidak pernah melupakan
momen dimana dia telah menjadi seorang hero, bagaimana dia telah membuat ayahnya
bahagia, dan bagaimana dia telah membuat ibunya menitikkan air mata bahagia akan
sang pahlawan kecilnya.
“Sebuah masyarakat akan dinilai dari cara mereka memperlakukan seorang yang
paling tidak beruntung diantara mereka”
.
Bagian jiwa kita tak mungkin bisa menapak di satu waktu
Karena bagian jiwa kita itu terwujud dari
Cerita-cerita, impian, kebingungan
97
Bayangan, awan, gunung
Matahari, bulan, planet
Hutan, pepohonan, suara alam
Dan dari wujud rupa kita sendiri
Biarkan saja bagian jiwa ini berjalan di setiap jejak kita
Menapak di setiap jangkauan jemari kita
Mencari kilauan nyawa kehidupan
Berkembang jadi bagian jiwa yang bahagia
Bab XX
Persiapan Jurit Malam
98
Waktu sudah hampir menunjukkan jam 10 malam. Peserta sudah mulai selesai
sesi presentasi., beberapa saat lagi tentunya acara segera berakhir. Aku membisiki Natali
untuk memberitahu beberapa panitia yang lain. Untuk segera berkumpul bila peserta
sudah mulai istirahat. Akan ada briefing untuk acara jam 12 malam nanti. Andika
bercerita ke aku kalo jam 12 nanti genset akan berhenti yang artinya lampu akan padam.
Wah aku tentu kaget juga, akan sangat repot sekali kalo saat memulai acara lampu sudah
padam. Akan kesusahan untuk mengkoordinir acara, karena awalnya tidak ada yang
mengira kalo lampu akan padam. Aku coba bertanya bisa gak kalo nambah lagi waktu
pengoperasian gensetnya? Daripada acara dimajukan jam 11 seperti pendapat Andika.
Kasihan kalo peserta hanya istirahat cuma 1 jam.
Menurut Andika harusnya bisa, tinggal bicara saja sama bapaknya mungkin
khawatirnya genset perlu istirahat. Aku bilang aja gimana kalo jam 11 dimatikan
sementara nanti jam 12 baru dinyalakan kembali. Awalnya aku berpikir kira-kira mahal
tidak ya biayanya, ternyata informasi dari Andika kalo biaya nambah perjam hanya Rp
5000, sesuai dengan harga solar per liter, diperkirakan untuk 1 jam butuh 1 liter solar aja.
Ya sudah aku minta tolong Andika untuk nambah kira-kira 2 jam saja. Insyaallah tepat
jam 2 acara harusnya sudah selesai. Sejenak peserta sudah dibubarkan dan mulai kembali
ke kamarnya masing-masing untuk istirahat dan mempersiapkan diri untuk acara nanti
malam. Dari wajah mereka nampak bertanya-tanya ada acara apalagi nanti malam,
maklum saja kalo mereka bingung karena dari jadwal yang diberikan ke mereka tidak
tercantum jadwal acara jam 12 malam nanti.
Segera saja mereka semua beranjak naik ke kamarnya masing-masing. Panitia
yang akan terjun untuk sesi jurit malam juga sudah mulai berkumpul. Tim dari mapaus
99
juga turut hadir. Mau memastikan saja apa yang bisa mereka bantu untuk nanti malam,
kita jelaskan titik-titik yang mau digunakan untuk sesi jurit malam nanti. Kita jelaskan
mana saja posisi tiap pos dan panitia bayangan. Mapaus hanya mengatakan bisa
membantu 4 orang saja untuk terjun nanti malam. Tidak masalah sebenarnya, karena
jarak pos yang akan digunakan juga tidak terlampau jauh. Mapaus akan memilih tempat
sendiri yang tidak akan terlihat oleh peserta. Mapaus sebenarnya menawarkan untuk
memakai bau-bauan agar terlihat agak seram. Tetapi serentak beberapa orang menolak
untuk ada bau-bauan, mungkin mereka semua merasa takut juga, takut ada yang
menganggu saat di pos nanti.
Mapaus minta mengundurkan diri untuk istirahat sejenak, mereka minta nanti saat
acara mau dimulai agar dibangunkan saja. Nampaknya mereka sudah cukup pegal karena
tadi hampir seharian mempersiapkan alat-alat untuk outbond. Semua panitia sudah
berkumpul, membicarakan apa saja yang diperlukan, nantinya semua akan ke sana untuk
melihat lapangan kembali dan membuat beberapa halangan di sepanjang jalan agar
peserta tidak tersasar. Mamok menggambarkan posisi yang akan dilewati, pos-pos mana
saja yang memerlukan orang.
Semua serius mendengarkan dan memperhatikan agar nantinya tidak ada
kebingungan di lapangan. Aku berbisik ke Lita, minta tolong nanti bantu aku buat jadi
badut. Hehe si Lita protes, gak perlu mas, yang bener aja, biasa-biasa aja ini saja uda
merinding. Tenang aja Lita aku sendiri juga gak bawa apa-apa, Cuma godain aja. Natali
masih semangat mau ngerencanain sesuatu yang menggelitik. Sambil rapat ini ada
hidangan dari Fani. Ada camilan kue brownies, hmmm lumayan sayang gak ada teh
100
hangat ya. Thanx ya Fani, ngomong-ngomong ini traktiran dari Fani untuk ultahnya akhir
tahun kemarin.
Dari gambar yang dibuat Mamok setelah dibagi-bagi ada sekitar 4 titik yang
memerlukan orang untuk menjaganya, selain 3 pos yang sudah dipilih. Keempat titik
tersebut berdekatan dengan tiap pos. Titik pertama posisinya di tangga bambu menuju ke
atas, sebelum pos pertama.
David nantinya yang ada di posisi ini. David sendiri minta tolong kalo bisa jangan
sendirian, paling tidak ada dari Mapaus yang menemani. Pikir David daripada nanti
kesepian nunggu lama kan lebih enak kalo ada yang di ajak ngobrol. Aku bilang ama
David, kalo Mapaus nanti jadi pos bayangan yang tidak terlihat peserta sedangkan kalo
101
dari panitia jumlahnya pas jadi tidak mungkin bisa bantu. David bisa menerima, aku
yakinkan aja kalo nantinya gak sepi-sepi banget kok, kan nanti sambil menjaga bisa
istirahat.
Pos pertama letaknya beberapa meter setelah David. Seperti kesepakatan awal,
pos pertama ditempati Natali dan Andika. Setelah pos pertama jalan akan berkelok turun
dan nantinya disana ada titik penjagaan lagi. Jalan menurun ini cukup banyak
perpotongan jalan yang menuju ke arah lain. Nantinya orang yang menjaga titik ini harus
mengawasi peserta agar tidak salah mengambil jalan. Posisi ini akan di tempati Mamok.
Beberapa meter setelah posisi Mamok ada sebuah pagar untuk menuju pos kedua. Iwan
yang kebagian menjaga titik ini, semangat ya Iwan :). Setelah melewati pagar akan ada
tangga turun, dekat sana ada sebuah pondok kosong yang nantinya akan ditempati Lita
dan Samsi sebagai pos kedua.
Selesai pos kedua arah menurun kembali dan memasuki sebuah ruangan, nantinya
ada tangga turun melingkar menuju pos terakhir. Fredy kebagian menjaga titik
perpindahan antara pos kedua dan ketiga. Sebelumnya Fredy minta kalau bisa ada yang
menemani juga, bingung juga karena seperti David tadi, kita kekurangan jumlah orang.
Fredy tanya terus kamu dimana Ko? Jaga ama aku aja. Aku bilang nantinya aku akan
keliling di tiap pos mengawasi siapa tau ada yang membutuhkan sesuatu. Aku
menawarkan diri kalo gimana tukar posisi, tapi Fredy menolak daripada keliling
sendirian. Pos terakhir atau pos ketiga diisi Bahtiar dan Upix. Pos terakhir ini termasuk
yang paling enak. Paling santai dan lebih hangat daripada pos yang lain, apalagi ada
tempat duduknya dan dekat kamar mandi. Setelah melewati pos terakhir, peserta akan
menuju finish. Finish akan menempati gazebo kecil dekat sungai, setelah jembatan
102
bambu sebelah kamar mandi peserta dan panitia. Untuk pos finish ditempati Fifi. Oh ya
untuk posisi start akan ditempati Apri. Nantinya Apri yang menentukan siapa saja yang
harus berangkat terlebih dahulu dan memberi instruksi ke peserta. Letak start di seberang
jembatan atas sebelah aula atau pas sebelah atas posisi pos finish. Tak lupa nanti setiap
peserta sampai di pos harus meneriakkan yel-yel ” Kami Berani, Kami Bisa ”.
Semua mengangukkan kepala dan mengerti apa saja yang harus dilakukan, setelah
35 menit briefing saatnya menuju daerah operasi. Beberapa sudah mengambil senter
untuk penerangan. Andika sedang mempersiapkan botol-botol berisi minyak gas sebagai
penunjuk jalan nantinya. Aku berharap saja agar hujan tidak turun kembali nanti malam.
Ada 33 an botol yang dipersiapkan Andika. Aku sendiri menyiapkan tali rafia untuk
persiapan penanda jalan. Perjalanan sudah siap dimulai, jalan sudah menanti kami. Alam
luar sudah siap menyapa semua orang. Rahasia apa dibalik pagar penginapan ini ?.
Kelam malam mengintip
Embun berkeliaran
Di batas daun yang tak terbatas
Derik ranting bergumul malam
Hati merintih pelan
Tenggelam di dasar belukar
Bingung harus ke arah mana
Setelah letih mengembara
Apa aku harus mengembara lagi ?
Seberapa lama ?
103
Seberapa jauh ?
Senter, tali, korek api, botol lampu semua sudah siap, ayo berangkat kawan-
kawan. Tapi lucu juga kok tadi yang awalnya semua gembira saat mulai berjalan ke
medan eksekusi sudah mulai bergerak aneh. Semua saling mendempetkan diri satu sama
lain, jalannya mulai berdekatan. Saling berpegangan tangan dan saling mendukung satu
sama lain. Rasanya kaki semua orang sulit melangkah seakan ada beban. Sudah mulai
mendekati pagar penginapan ini, setelah melewati tangga berliku ini kami sampai di pintu
pagar yang membatasi dengan area jurit malam.
Di samping pintu pagar ini terletak kamar dari penjaga penginapan. Pintu pagar
sudah menanti dan gembok sudah dibuka. Pintu pagar dari besi setinggi 2m berwarna
hijau gelap dan berat. Aku buka pagar dan hanya gelap yang terhampar di sana di
hadapanku. Bau udara malam tercium rongga hidung, lembab dan dingin. Malam seakan
telah mencengkeram erat-erat jiwa kami. Desiran angin menerpa kulit muka, menyapu
kulit tubuh yang terbuka. Senyap dan sunyi yang terlihat dan terekam di kepala. Suara
hewan malam mengalun pelan menambah suasana pekatnya malam. Serentak beberapa
orang berteriak kok gelap sekali area yang mau dipakai. Ya eyalah kan belum ada
penerangan. Cuma samar pendar-pendar cahaya bulan dari celah-celah awan gelap bekas
hujan di atas sana.
Sesaat sebelum senter mulai dinyalakan hawa yang berbeda aku rasakan, entah
apa yang akan terpampang di sana. Kuperhatikan malam memang gelap sekali, walau ada
sedikit bantuan dari sinar bulan. Aku sejenak kaget dan berucap astaghfirlah dan kuusap
wajahku. Di sana, di depanku, di sekitar tangga bambu, cukup banyak sesuatu yang
104
sedang berseliweran di tangga. Seakan banyak aktivitas yang terjadi di depan sana. Iwan
kenapa ya kalau dekat aku sensitif sekali, saat aku mengucap tadi padahal cuma berbisik
tapi ternyata Iwan ikut mendengar. Kaget juga pas Iwan berbisik ada apa Ko, hehe aku
tertawa gak ada apa-apa Wan. Cuma pingin ngomong aja kok. Entah apa yang terlihat itu,
samar mereka seperti kita tapi semuanya berbeda tentunya. Serentak mereka menghindar,
namun tak lari menjauh hanya bergeser, saat lampu sudah mulai dinyalakan. Bulu kuduk
berdiri sejenak menyesuaikan dengan keadaan alam luar. Beberapa meter sebelah kiri ada
yang mengawasi dan mencoba mendekat, mungkin ingin tau saja apa yang sedang kami
lakukan.
Sejenak beberapa orang mulai ragu melangkah. Aku tenang saja karena kita
semua toh tidak sedang ganggu mereka. Aku mulai mengikat tali rafia di sebelah kiri dan
kanan, kebetulan sebelah kiri dan kanan adalah ke arah yang berbeda. Sebelah kiri
menuju ke arah kiri (pastinya), maksudku menuju ke bagian lain daerah ini. Kalau yang
sebelah kanan nantinya kalau diikuti akan menuju pintu pagar yang nantinya akan dijaga
Iwan. Tujuan tali rafia ini agar peserta tidak tersasar. Aku dibantu Samsi dan Apri.
Andika, David dan Mamok mulai meletakkan botol minyak gas. Setelah itu kami
mencoba bagaimana nyala api dari botol tersebut. Saat api mulai menyala, serentak senter
mulai dimatikan. Ternyata nyala api dari botol cukup terang, api dimatikan kembali.
Nanti saja dinyalakan saat acara mau dimulai. Kami naik lagi ke atas mencari dimana lagi
akan meletakkan botol sekalian mencari tempat untuk posisi David. David posisi pas di
tengah-tengah tangga bambu ini. Total botol yang diletakkan di tangga bambu ini ada 3
botol dan ku rasa lebih dari cukup.
105
Di bagian atas terhampar lahan yang cukup luas, Mamok menunjukkan posisi pos
pertama. Terlihat ada gubuk 30m di depan sana. Nantinya itu adalah tempat Andika dan
Natali. Sebelum kami semua menuju tempat tersebut, ada perasaan aneh dan menyuruhku
jangan menuju tempat itu. Benar saja saat aku mendongakkan kepala mengintip tempat
itu (kebetulan tempat tersebut letaknya agak ke atas) nampak kerbau yang cukup besar
sedang duduk menundukkan kepala. Kaget? Jelas dong bagaikan kerbau setitik rusak
susu sepanci. Wa mending jangan ke atas deh daripada ganggu, walau aku yakin kerbau
itu pasti menyingkir.
Tapi lebih baik mengalah, dan menurutku tempat yang lebih enak 10 meter di
depan. Di samping gundukan tanah dan dibawah pohon besar. Paling tidak gak langsung
terpapar embun, cuma udara memang agak sesak kan di dekat pohon besar. Aku bilang
Andika nanti kalau bisa bawa alas saja biar bisa duduk daripada nanti 2 jam berdiri,
karena di sini tidak ada tempat duduk selain di atas tanah. Aku lihat Natali sudah mulai
pucat dan nampaknya tidak tertarik untuk berbuat yang aneh-aneh seperti yang
dibayangkan saat di Surabaya. Grogi ya Nat?
Di pos pertama diletakkan 1 botol penerang. Kami melanjutkan kembali ke pos
kedua. Kami harus hati-hati karena posisi tangga yang akan dilewati berkelok-kelok dan
sedikit licin. Di sebuah persimpangan Mamok bilang aku di sini kan posisinya? Aku
bilang jangan di sini Mok, di sebelah bawah aja karena di situ persimpangannya lebih
butuh perhatian. Mamok akan berjaga di salah satu persimpangan jalan yang lain. Di
sepanjang jalan kami semua meletakkan beberapa penerangan dan memasang tali rafia.
Sampai juga kami di pagar yang akan dijaga Iwan. Ketika melewati pintu pagar itu
106
ternyata ada seekor laba-laba yang sedang membuat sarang, harus hati-hati nih nanti
mengoyak sarangnya kan kasihan.
Pos kedua tidak terlampau jauh dari posisi Iwan, oh ya posisi Lita dan Samsi
berubah juga. Yang awalnya di dalam pondokan kecil berubah di depan pintu pondokan
tersebut, letaknya agak ke atas sedikit di sebuah tanah yang cukup lapang. Di pondokan
itu aku sempat melirik ada 2 lincak (bahasa jawa tempat duduk dari bambu yang cukup
besar dan bisa dibuat tidur-tiduran) yang sedang dibuat tiduran sesosok asing yang gak
kita kenal. Sebenarnya hawa di dalam pondokan itu cukup hangat sekali dan terkesan tak
terpengaruh cuaca luar yang dingin. Pondokan ini berukuran lumayan besar 5 x 12 m.
Selain 2 lincak yang tak beraturan tersebut ada 1 bambu besar yang melintang dan ada
beberapa kelelawar di dalam. Dindingnya dari anyaman bambu yang nampak sudah
lembab termakan usia. Alas nya hanya di semen kasar dan bercampur tanah, dingin dan
senyap. Ada juga lemari di pojokkan yang sudah reot, atapnya dari genteng tanah liat
model lama. Atapnya sudah sudah mulai lobang disana sini dan ditumbuhi lumut di
pojok-pojoknya. Masih nampak sisa-sisa hujan sore tadi, beberapa bagian pondokan ini
masih basah dan ada sedikit bunyi tetes air.
Setelah menunjukkan posisi pos kedua kami beranjak menuju pos terakhir, aku
tunjukkan posisi Fredy lalu kita turun ke bawah di posisi Bahtiar dan Upix. Di tempat
Bahtiar dan Upix ini cukup enak karena satu-satunya pos yang ada atapnya selain start
dan finish, di depan terpampang sungai dengan alirannya yang melagukan lagu merdu
dengan alirannya. Ada 4 tempat duduk panjang di sana, tapi agak basah sedikit mungkin
bekas embun atau hujan tadi sore. Sebelah pos terakhir ini ada juga kamar mandi.
107
Akhirnya sampai juga di pos finish. Seperti susunan awal, Fifi yang akan berada
di sini. Tapi aku minta tolong ke Fifi supaya nanti untuk awal bantu Apri di start
sebentar. Toh posisi pos finish dan start tidak terlampau jauh, hanya dipisahkan tangga
saja. Gazebo finish berbentuk bulat dengan atapnya dari anyaman daun alang-alang.
Dibentuk mirip jamur Tidak terlalu besar ukurannya, sekitar 3,5 m diameternya. Ada
beberapa tempat duduk panjang tentunya dari bambu juga dan 1 meja kecil.
Kalo dihitung total penerangan yang dipakai sepanjang jalur tadi ada 14 buah.
Dalam hati sebenarnya sangat terang sekali apalagi jaraknya yang ditempuh juga cukup
dekat
Bab XXI
108
Jurit Malam Dimulai hihihihi......
Selesai sudah peninjaun lapangan, kita semua berdoa bersama di gazebo finish.
Waktu sudah menunjukkan jam 11.25, 35 menit lagi acara sudah dimulai. Kami semua
menuju ke atas, saat akan melewati jembatan bambu kecil aku hampir tersandung dan aku
tengok ternyata hanya bambu yang tergeletak tapi ternyata yang membuat aku kaget
bambu itu bergerak-gerak terus dipermainkan sesuatu. Ah ngagetin aja. Beberapa panitia
mulai membangunkan peserta untuk siap-siap, semua harus memakai sepatu dan baju
hangat karena cuaca cukup dingin. Seperti yang disepakati semua senter dikumpulkan
terlebih dahulu.
Nantinya tiap kelompok hanya akan mendapat 1 buah senter saja. Itupun saat
melewati posisi Mamok, senter peserta akan diminta kembali dan peserta berjalan tanpa
senter. Setelah senter terkumpul , aku pilih lagi senter yang akan dipakai setiap
kelompok. Kebetulan di pembagian kelompok hanya akan terdiri 2 orang saja, ada yang
cewek-cewek ada juga yang cowok-cewek. Untuk yang pasangan cewek-cewek akan aku
beri senter yang cukup terang, sedang untuk pasangan cowok-cewek mendapat senter
yang kecil saja kalau bisa yang agak redup.
Kelompok jurit malam sudah dibagi, ada 13 kelompok. Anastasia dengan Niko,
Monica dengan Matthew, Mia dan Suci, Nita dan Reggie, Pudika dan Daniel, Maria dan
Aditya, Olivia dan Felix, Anggun dan Andhika, Sonya dan Roy, Silvia dengan Fani,
Rizal dan Rerie, Firdha dengan Berli, Benny dan Callista. Semuanya nanti akan di acak
109
oleh Apri untuk pemberangkatan. Waktu berjalan sangat cepat, kurang 10 menit lagi akan
mulai jurit malam. Panitia juga sudah siap semua, saatnya permainan dimulai. Bersama
kita semua menuju lapangan, aku sudah pesan ke semua orang kalau bisa jangan bicara
yang aneh-aneh nanti di lapangan dan untuk yang bawa makanan jangan buang sampah
sembarangan ya.... Sejenak aku berdoa sebentar berharap tidak ada apa-apa dan lancar
semua sampai selesai. Mapaus juga sudah dibangunkan, ternyata mereka bisa bantu
semua. Awalnya hanya 4 orang saja ternyata 6 orang turut serta semua.
Panitia mulai bergerak menuju pos masing-masing. Botol minyak mulai
dinyalakan, setiap orang mulai bergerak menuju pos masing-masing yang telah
ditentukan. Mapaus juga sudah memilih tempat yang akan mereka tempati. 2 anggota
mereka yang cewek berada di pos terakhir bergabung bersama Upix dan Bahtiar. Aku
sudah berpesan ke Apri peserta mulai diberangkatkan setelah 15 menit panitia bergerak
ke posisi. Nanti kalo bisa jeda antara kelompok satu dengan yang lain sekitar 10 menit.
Jam menunjukkan 12.10, kelompok pertama sudah mulai lewat. Kelompok yang
pertama adalah kelompok Olivia dengan Felix, aku perhatikan mereka berjalan cukup
cepat dari start menuju pos pertama. Awalnya kami perkirakan butuh waktu 3menit tapi
ternyata kalo melihat kecepatan kelompok pertama ini hanya 2 menit saja. Bahkan
setelah kelompok pertama melanjutkan perjalanan kembali ke pos kedua, aku lihat jarak
mereka dengan kelompok kedua cukup lama. Aku turun ke bawah dan memberitahu Apri
kalo bisa jarak antar kelompok jangan 10 menit tapi antara 7 sampai 8 menit saja.
Apri sudah mengatur siapa saja kelompok yang harus berjalan, semua menanti
dengan duduk dan ngobrol di meja bambu. Ada juga yang masih menguap dan nampak
mengantuk. Aku keliling lagi ke setiap pos dan melihat semua siaga di pos masing-
110
masing, satu persatu kelompok berjalan menempuh jarak yang sudah ditentukan. Ketika
aku keliling itu sempat dikagetkan suara dari ranting yang patah, ternyata itu hanya suara
ranting yang jatuh dari atas pohon. Ketika aku tengok ke atas nampak kelebatan beberapa
kelelawar. Mungkin jatuh oleh kepakan kelelawar. Kulihat peserta kosentrasi sekali sat
berjalan.
Tim Mapaus telah menyebar, kebetulan 3 orang tidur di dekat pos ketiga dan
memakai selimut putih. Beberapa orang sempat kaget saat melihat mereka. 1 orang dari
Mapaus berada dekat posisi Mamok, sedang yang 2 orang lagi tepat berada di depan pos
Natali dan Andika. Fredy bergabung di pos kedua, katanya di pos nya ada Mapaus yang
lagi istirahat. Di pintu yang dijaga Iwan ternyata laba-laba yang tadi kita lihat, sarangnya
sudah sangat besar, nanti yang lewat sana harus lebih hati-hati agar tidak merusak sarang
itu.
Ketika kelompok ke 8 mulai lewat, aku berdiri di dekat pos pertama dan
memikirkan enaknya ngapain ya untuk memberi kejutan ke panitia. Hmm..aku punya
skenario, nanti sesaat sebelum kelompok 13 mulai jalan. Aku mau menculik kelompok 12
untuk aku ajak sembunyi beberapa lama. Nantinya aku akan menunggu kelompok 13
lewat dan menyelesaikan tugasnya. Pastinya panitia akan bingung kok jumlah kelompok
Cuma 12, terus 1 kelompok dimana. Hehe aku akan menggoda semua orang, rencananya
juga mau ajak Mapaus tapi kulihat mereka agak letih. Jadi mending kucoba sendiri aja,
aku melihat sekeliling dan aku rasa posisi yang paling enak yaitu di dekat pintu pagar pos
start. Kan di sana ada 2 jalan ke arah kanan dan kiri. Kelompok 12 ini akan kuajak
sembunyi sebentar. Wah sip deh, aku jadi bergairah kembali.
111
Ketika aku ke pos ketiga, aku mendengar cerita dari beberapa orang kalo David
sangat mengagetkan mereka. Posisi David membuat kaget orang yang lewat karena
meringkuk pas di tengah-tengah tangga, namun David sendiri telah pindah ke pinggir dan
mungkin lagi istirahat. Banyak juga yang kaget saat menuju pos ketiga, rata-rata kaget
saat melihat Mapaus yang tidur di bawah memakai selimut warna putih. Mungkin dikira
pocong ya. Tim Mapaus yang berada di beberapa titik juga terkadang menggoda yang
lewat dengan disiuli pst pst...
Mamok kuberitahu untuk geser saja di bawah pohon di depannya. Lebih enak
daripada duduk di parit ini. Apalagi kalo di bawah pohon, dia kan bisa menggoda peserta
yang lewat, kalo di parit ini pasti peserta sudah tau posisinya dari jauh. Sebenarnya bukan
itu saja, kebetulan posisi yang parit yang ditempati Mamok cukup padat dilewati sesuatu.
Mending Mamok geser saja di bawah pohon daripada merasa gerah di sana. Tapi
entahlah apa Mamok merasakannya tidak. Di dekat pos pertama, kerbau yang tidur di
bangunan kecil belakang Nat dan Andika telah pergi sejak jam 1.15 tadi.
Aku sempat juga menggoda Iwan, kebetulan setelah aku ngobrol dengan Iwan.
Aku lewat jalur potong di dekat Iwan, jalur ini tembus di dekat pintu pagar start. Seperti
awal aku cerita ada jalur memotong ke dekat Iwan, posisinya sebelah kanan pintu pagar
start. Aku berjalan pelan-pelan dan rencananya mau ke Apri dan tanya sudah berapa
kelompok yang lewat. Setelah berbicara dengan Apri aku segera menuju ke tempat Iwan
kembali. Sebenarnya saat itu gak ada rencana apa-apa, aku hanya jalan pelan dan
memang sih sangat pelan sekali karena aku lagi memperhatikan sekeliling yang sangat
senyap sekali. Tak tahunya saat aku berjalan itu kok ada lampu senter yang menyorot ke
arahku, reflek saja aku merapat di pinggiran pohon. Aku penasaran aja ini Iwan ngapain
112
kok pake nyorot segala ke arahku. Sret sekilas lewat pikiran jahil di otakku, ya ya ya
Iwan minta digoda nih. Aku makin merapatkan tubuhku, dan kulihat sorotan senter Iwan
makin sering. Lucu juga melihat senter berkedip-kedip seperti sandi morse, emang kalo
setan tau arti sandi morse ya Wan. Aku berpikir kenapa Iwan tidak memanggil namaku
atau mendatangi saja. Padahal ketika itu aku sudah tidak berjalan dan menimbulkan suara
lagi. Iwan mungkin saja mengira tadi ada suara langkah kok tidak ada yang lewat lagi.
Hampir 5 menit berlalu, senter Iwan masih berkedip-kedip. Aku saja sudah pegal
banget merapat di sisi pohon ini. Tapi tetap kutahan saja, tak lama kemudian aku lihat
lampu senter telah mati. Pikirku mungkin Iwan sudah lelah dan tidak peduli lagi. Asyik,
sorakku dalam hati. Aku dengan riang lalu berlari dengan cepat dan siap-siap berteriak
untuk mengagetkan Iwan.
Aku senang dengan rencanaku ini, tapi la dalah ternyata apa saudara-saudara Iwan
menghilang dari pos nya. Kemana nih orang ya? Aku lihat dan bertanya ke pos bawah
ternyata Iwan tidak di sana. Wah aku jadi kecewa kok gak ada, padahal tadi sudah
menahan tawa. Aku mau naik ke posisi Mamok mau bertanya, tapi tiba-tiba ternyata
Iwan berjalan ke arahku dari arah Mamok. Ya elah Wan darimana saja, terus Iwan protes
ke aku. ”Ko kamu tadi ya yang lewat di samping?”, kata Iwan. ”Hehe ya Wan, kenapa?
Trus kok ngilang dari pos?”, ujarku. ”Wow aku kira apa tadi, kok dengar suara langkah
tapi gak ada orang, sampai takut aku”, Iwan memukul pundakku. ” Ya kamu ngilang jadi
gak seru Wan, padahal aku sudah berlari dengan hati riang gembira tadi”, lanjutku.
113
Bab XXII
Jeritan Rizal
Saat turun ke titik start, aku sempat ngobrol dengan Apri dan cukup lama juga di
sana. Saat itu Rizal bertanya-tanya terus kapan mesti lewat, minta cepetan udah ngantuk
katanya. Tapi aku lihat masak ada orang ngantuk kok segar. Hmmmmm aku langsung
jadi teringat Rizal saat di sekret ADV. Hampir lupa kalo aku uda niat ngerjain Rizal,
untung aja rengekan Rizal tadi mengingatkanku.
Aku senyum-senyum sendiri membayangkan mau ngapain ya, Rizal mulai curiga
lihat aku senyum-senyum sambil liatin dia. Santai bro aku dah normal kok:). Aku
berbisik ke Apri, rencananya kapan Rizal mulai jalan. Apri bilang terserah kapan aja bisa,
tapi rencananya mau di akhir-akhir saja. Terus aku liat daftar kelompok yang dipegang
Apri, aku perhatikan terus aku usul ke Apri kalo bisa Rizal nanti setelah kelompok
Daniel dan Pudika. Ternyata Daniel dan Pudika adalah urutan ke 10. Jadi Rizal urutan ke
11, mantap deh kalo gitu.
Segera saja aku berlari dan mengabari teman-teman yang lain. Yang pertama kali
kuberitahu Iwan agar nanti saat Rizal lewat diganggu ya, terserah mau diapain. Aku juga
memberitahu Fredy di pos Samsi dan Lita. Ternyata Fredy akan ngerjain Rizal bersama
dengan Iwan. Aku juga telah beritahu kalo Rizal nanti lewat setelah kelompok Pudika
dan Daniel lewat. Semua mengangukkan kepala dan setuju. Aku juga cepat-cepat
mengabari Mamok tentang rencanaku ini. Mamok langsung saja senang, Mamok aja
114
sempat cerita kalo tadi setelah dia pindah di bawah pohon tambah sering menggoda
orang-orang yang lewat. Tak lupa juga aku cerita kalo Rizal lewat setelah Daniel dan
Pudika.
Aku turun kembali ke pos Apri dan melihat kapan Rizal mulai berangkat. Apri
bilang mungkin sebentar lagi, soalnya Pudika baru saja berangkat. Aku sejenak lihat
wajah Rizal, hmmm jadi ketawa sendiri. Aku sengaja tidak memberitahu Natali dan
Andika, biar nanti yang di pos bawah saja yang mengganggu. Apri sudah memberi kode
3 menit lagi mau diberangkatkan. Aku menganggukkan kepala, segera saja aku mencari
tempat yang strategis. Di tangga sebelum pintu pagar start ada lorong kecil, di samping
kamar penjaga wisma, dan aku diam duduk disana menanti Rizal. Rencananya aku nanti
akan memegang kaki Rijal ketika dia mulai melangkah melewatiku.
Tak lama aku sudah mendengar langkah kaki yang mengarah ke tempatku.
Terdengar Apri memberi instruksi ke Rijal dan Rerie kemana harus melangkah. Perlahan
aku ambil posisi yang paling enak, tanganku mulai terulur siap memegang kaki Rizal.
Samar sudah ada langkah yang mendekat, aku sudah bersiap-siap mengagetkan.
1...2...3...dan akh kok yang lewat kaki Rerie dulu, Rizal mana? Ternyata masih beberapa
langkah di belakang Reria. Sontak aku gak jadi memegang kaki Rerie, takut buat shock
aja. Ya akhirnya aku hanya menyapa mereka saja buat hati-hati, kusapa begitu saja
ternyata mereka kaget juga. Aku bilang hati-hati dan mengedipkan mata, entah mereka
melihat atau tidak.
Yang lucu, sesaat setelah melewati pintu pagar entah dapat virus darimana tiba-
tiba saja Rizal batuk-batuk (nanti di tengah cerita kita akan tahu kenapa Rizal batuk-
batuk). Rizal dan Rerie mulai menapaki jalan mendaki, aku secepatnya berlari ke
115
samping untuk mengabari yang lain. Fredy dan Iwan sudah siap, mereka berencana
sembunyi di posisiku yang tadi aku menggoda Iwan. Lalu aku juga mengabari Mamok,
aku bilang Mok bentar lagi Rizal lewat, tanpa disangka Mamok bilang ”Aku sudah tau
kok ko”, kata Mamok. ”Tau darimana Mok?”, tanyaku. ” Itu kamu dengar gak suara
orang yang batuk-batuk” ,jelas Mamok. Hehehe benar juga ternyata suara batuk Rizal
terdengar sangat nyaring di sini. Heran juga batuk kok keras banget dan berturut-turut.
Padahal tadi ketika di pos start tidak ada tanda-tanda Rizal batuk separah itu.
Segera aku turun ke bawah dan mencari posisi yang terbaik. Kulihat Iwan dan
Fredy juga bersiap-siap. Mereka berdua berlarian untuk sembunyi. Di atas kudengar ada
suara teriakan, di sekitar area Mamok (Mamok cerita kalo saat Rizal lewat, Mamok
mengesot dan meminta senter Rizal dengan ekspresi yang geli). Aku sudah siap di
posisiku dan memegang bambu panjang yang nantinya untuk menyentuh kaki Rizal. Ada
suara langkah mendekat, bambu kujorokkan dan menyentuh kaki yang lewat itu, akh aku
jadi kaget saat orang yang lewat itu menoleh. Ternyata dari Mapaus, dia kaget juga saat
melihatku. Aku hanya tersenyum, orang itu berjalan dan duduk entah di mana.
Aku bersiap kembali, kudengar suara langkah kembali. Aku berusaha untuk
mencari posisi yang enak. Kuintip dari sela-sela dedaunan, Rizal dan Rerie mulai
melangkah perlahan ke arahku. Makin kurapatkan tubuhku ke tebing di belakangku ini,
bambu kuambil kembali. Aku sudah bersiap memberi kejutan, tinggal 2 m lagi ke arahku.
Aku makin tersenyum girang, akan tetapi tiba-tiba sesaat sebelum Rizal sampai di
dekatku, entah kenapa tebing yang aku sandari runtuh tanahnya. Aku sejenak kaget
banget, dan bambu terlepas dari peganganku. Ya sial, gagal maning rencanaku ini. Aku
116
hanya menyapa Rizal dan Rerie sekali lagi. Itu aja sudah cukup membuat kaget mereka
berdua. Mereka hanya teriak tertahan saja, aku hanya mendesah tak puas.
Tapi aku kembali tersenyum saat membayangkan apa yang terjadi saat Iwan dan
Fredy mengagetkan Rizal nanti. Jantungku berdegup cepat seakan ingin berteriak
kencang. Tinggal beberapa cm lagi, Rizal dan Rery semakin erat berpegangan, mereka
berdua hanya menggerakkan kepala ke kanan ke kiri. Seolah ikut merasakan ada hawa
yang kurang enak. Napasku kutahan saat mengetahui Fredy dan Iwan berlarian sangat
cepat sekali dari arah belakang Rizal. Duaaaarrr terdengar teriakan cukup kencang dari
Rizal dan Rerie. Mereka berdua aku yakin kaget setengah mati. Bayangkan saja jalan
yang awalnya sepi tetapi tiba-tiba dari arah belakang ada yang memegang kaki kita dan
menepuk pundak. Pasti dijamin 100% kaget. Aku aja juga kaget kok gak menyangka
begitu histerianya teriakan mereka berdua.
Fredy, Iwan terutama aku ketawa dengan sangat kencang sekali. Merasa terhibur
sekali di tengah-tengah kepungan hawa dingin ini. Aku yakin siapa yang mendengar
teriakan Rizal dan Rerie pasti ikut ingin tau. Mapaus aja tanya, diapain temenmu itu kok
sampai teriak-teriak gitu, padahal dari tadi tidak ada yang berteriak, haha sukses Wan.
Padahal harusnya kalo kuingat, itu juga yang kuharapkan dari kamu tadi Wan saat aku
berlari-lari ingin mengagetkanmu.
Rizal hanya berucap ” wes ta, ayolah cukup”. Hihihi ok-ok Zal, santai aja. Rizal
dan Rerie telah sampai di pos kedua. Lita dan Samsi ingin tau apa yang terjadi di atas
tadi. Fredy yang cerita apa yang sudah dilakukannya dengan 2 manusia ini . Aku
sembunyi lagi di pondokan dekat pos kedua, berharap sekali lagi ingin mengagetkan
Rizal. Aku masuk dan mengintip dari sela-sela bilik yang terbuat dari anyaman bambu.
117
Kudengar Rizal melontarkan cerita yang menurutku sangat jayus sekali (aku agak lupa
sih). Bayangkan cerita yang dilontarkan entah apa maksudnya, tiba-tiba saja Rizal ketawa
sangat keras sekali dan tak lupa diiringi batuknya yang belum reda-reda. Tahu tidak apa
yang dikatakan Rizal? ” Buat menghilangkan rasa takut, ya itu tadi caranya ketawa
sekeras-kerasnya”. (unik juga ya, tapi bahaya lo kalo keterusan ketawa, entar
kebablasan).
Di tempatku sembunyi ini sebenarnya cukup strategis. Dengan jangkauan tangan
aku bisa menyentuh Rizal. Aku yakin bisa mengagetkan Rizal dari sini. Tetapi ternyata
semua di luar kehendakku. Entah dari mana datangnya, bulu kudukku berdiri dengan
tegak, menandakan ada perubahan hawa di sekitarku. Dingin, hanya dingin yang terasa di
pundakku. Dari arah belakang sesuatu menyapaku, berusaha menyentuh hawa tubuhku.
Hangat dan dingin menjadi satu. Kutolehkan kepala, ada angin yang sedikit berputar
beberapa meter di belakangku. Apa ya itu? Tetapi kulihat sesuatu yang tidur di lincak
telah bangun dan bergerak ke arahku. Was-was aku tak mau menatapnya, saat sesuatu itu
bergerak ke arahku, Rizal dan Rerie telah lewat, akh gagal lagi deh. Kuperhatikan sesuatu
itu lewat dan menghilang melewati Samsi dan Lita. Udara kembali seperti semula, buluku
tertidur lagi. Ketika aku keluar, Lita bilang ” ya kan sudah kutebak pasti mas Eko di
dalam”. Ternyata tadi Lita sempat melihat aku masuk mengendap-endap ke pondokan ini.
Lita bertanya, ”ada apa di dalam sana mas, kok betah banget”. Aku berujar,”gak
ada apa-apa kok, aku cuma numpang lewat aja”. Dalam hati kalo aku cerita bisa-bisa
kamu ntar gak mau jaga di pos dua ini lagi. Aku baru ingat kalo harusnya sebentar lagi
kelompok segera berakhir, padahal aku masih ada ide untuk menyembunyikan kelompok
12. Saat aku melihat jam, hmm nampaknya aku gak bisa menjalankan rencanaku dengan
118
kelompok 12, karena harusnya kelompok 12 baru aja berjalan. Gak apa-apa deh kan
masih ada kelompok terakhir. Segera saja aku lari dengan cepat, tapi apa yang terjadi
kawan-kawan. Pagar sudah tertutup pertanda sudah tak ada orang lagi. Kulihat dari
bawah tangga bambu ini, Apri sudah berjalan ke atas ke arah pos pertama. Dalam hati
aku berpikir, kok cepet banget ya Pri perputaran kelompoknya. Yah gagal dong
rencanaku yang begitu matang ini. Padahal kalo aku liat dari waktu seharusnya kelompok
13 berangkat 2 atau 3 menit lagi. Ini bahkan Apri sudah ikut berjalan. Dengan langkah
gontai aku menuju ke Lita dan Samsi. Tak lama aku turun ke bawah, ke tempat finish.
Dari bawah aku sempat mendengar ada teriakan kecil, seperti suara wanita, entah siapa
lagi yang dikagetin kawan-kawan di atas. Tak lama berselang semua telah berkumpul,
lalu aku ajak David untuk berjalan ke atas kembali untuk cek dan ambil botol-botol
lampu yang belum dibawa.
Ternyata masih cukup banyak botol yang tertinggal di atas. Bahkan di tangga
bambu tidak ada yang diambil sama sekali, nampaknya Apri tadi hanya lewat dan meniup
api saja. Botol-botol kuambil dan ditali leher botolnya ama David dengan tali rafia agar
mudah membawanya. Tak lupa kubersihkan tali-tali yang terentang di sepanjang pohon
dan pagar. Tangga bambu ini kembali ramai seperti keadaan semula, sebelum kami lewat
tadi. Semua seperti kembali ke sedia kala. Beberapa kelelawar berceruit seperti
berbincang ramai. Keadaan kembali sunyi dengan hilangnya aktivitas di sekitar sini.
Perlahan dan mengendap-endap aku dan David turun ke bawah kembali. Saat akan
menuju pos kedua, aku sempat menutup pintu pagar yang ada laba-labanya tadi. Hanya
siluet yang lewat dan aku melihat sebuah senyuman yang cukup banyak dari arah kelokan
tangga di atas Iwan berjaga tadi.
119
Subhanallah aku hanya tersenyum kering melihatnya. Mungkin mereka hanya
menyapa dan senang kalo kami tidak mengganggu mereka. Tapi entah aku seperti
merasakan sesuatu kalo seseorang telah menjaga aktivitas kami malam ini. Entah itu dari
penjaga wisma ini atau dari kawan mapaus. Tapi benar-benar kurasakan seolah-olah ada
pagar yang menjaga kami dari gangguan sesuatu di luar sana. Tapi aku cukup senang
juga kalo kawan-kawan tadi tidak ada yang melakukan tindakan aneh-aneh sehingga
semua berjalan baik.
Di tempat finish semua berkumpul dan saling cerita. Aku perhatikan sudah
menunjukkan pukul 2.15, segera saja aku minta Nat untuk menginstruksikan semua orang
untuk kembali ke tempat masing-masing. Sepertinya waktu yang kita sediakan sangat
sempurna, pas dengan rencana awal kalo jurit malam hanya 2 jam. Bersyukur banget
semua lancar dan selesai tepat waktu sehingga masih ada cukup waktu buat istirahat,
karena esok hari aku yakin akan banyak menguras tenaga. Semua kembali ke atas, dan
senter dibagikan kembali ke peserta. Semua harus segera tidur malam ini, untuk
menyediakan tenaga buat outbond. Mapaus juga telah kembali ke kamarnya. Hanya da
beberapa orang saja di bawah sini, di aula tempat makan.
120
Bab XXIII
Malam Makin Larut
Aku menyeduh minuman hangat, beberapa yang lain juga membuat minuman
hangat. Kami mengobrol dengan diselingi gurau. Malam mulai larut, dan peserta di atas
nampaknya sudah tertidur. Aku sempat ke kamar panitia, dan di sana Nat dan Lita
penasaran apa aja yang terjadi di atas sana. Mereka lucu juga, padahal tadi ketika di
lapangan hanya tersenyum kecut, eh sekarang setiba di kamar sudah berani bertanya-
tanya apa aja yang di atas tadi. Yang aku ceritakan hanya kalo di pondokan dekat Lita
tadi ada sesuatu yang tertidur. Tapi ya cuma itu saja yang aku ceritakan. Aku bahkan
sempat bergurau kalo di kamar mereka ini aja ada sesuatu yang sedang mendengarkan
kita bicara ( aslinya sih iya, karena di atas meja pojok kamar ini ada sesuatu yang sedang
duduk dan merapatkan kakinya, tapi entah apa ia mendengarkan kita atau hanya diam
saja tak memperhatikan. Yang pasti sesuatu ini yang sempat aku lihat di kamar 12). Nat
dan Lita hanya ketawa saja, coba kalo mereka sudah baca tulisanku ini, pasti aku yakin
malam itu mereka mungkin gak tidur di kamar itu hahaha.....
Di meja luar masih ada Fredy, Bahtiar, Upix, Samsi, Fifi, Fani, David dan
Mamok, Iwan. Kami masih ngobrol dan satu persatu Samsi disusul Bahtiar tertidur di
kamar panitia. Padahal sebelumnya mereka bilang mau ikut tidur di aula. Terutama
Bahtiar itu, kayaknya tadi pengen banget tidur di luar, tapi entah kenapa kok ikut Samsi
masuk dan tidur di dalam kamar. Jam sudah menunjukkan hampir pukul 3 pagi. Lampu
121
sudah dipadamkan dan diganti dengan nyala api dari botol. Kami semua yang ada di luar
ini sudah mulai mengantuk. Serentak kami semua pindah ke dalam aula, aku hanya
membawa sarung tangan dan buku tebal untuk alas tidur. Fani, Upix, Mamok, David,
Iwan, Fredy dan Fifi berderet-deret merapat dekat tembok. Aku memilih tempat yang
agak pojok dekat tangga, agak lebih hangat karena tidak terkena angin secara langsung.
Kami semua hanya tidur seadanya di tempat yang terbuka itu.
Tak terdengar lagi deru mesin genset, hanya deru air sungai yang melagu dengan
gesekan angin di rimbunnya bambu. Alam mulai istirahat sejenak untuk bangun beberapa
saat lagi. Hanyut segalanya yang ada dengan suara kesunyian. Gerakan bambu
membayang kelam, seakan ada tangan raksasa berayun-ayun merengkuhku. Embun
merapat di tubuh, menjalar hawa napas suram. Seolah tak ada kehidupan, hanya deru
napas yang terdengar lirih. Senyap saja yang datang, suasana sangat syahdu dan hening.
Satu persatu kami tertidur, hanya Fredy saja yang ribet tidurnya hehe....
Terdiam aku disudut ruangan
Rasa resah menghampiriku
Ada langkahku yang terendam
Ada sesak dalam nafas tubuhku
Menancap pada lain sisi
Terlalu payah menanti hari berganti
Malam ini....
Aku hanya bergumam bibir
Tak mampu berkata
122
Tak mampu mengucap
Malam ini...
Aku hanya merasakan hatiku tuli
Mampu berhati
Mampu mengingat
Tapi tak mampu beranjak
Aku terkulai
Tersiksa hanya bermodal ingatan
Ini....
Ini....
Apakah ini semua.......
Ku ingin tidur
Terlelap dan tak berpikir kembali......
Hoammmm mengantuk sekali, dengan diiringi dirigen air sungai, aku mulai
terlelap dan tertidur. Yang samar kudengar hanya Fredy yang nampaknya belum terlelap
tidur. Entah mimpi apa aku malam ini. Yang pasti nyenyak sekali, sampai hawa dingin
pun tak mampu membangunkanku dari mimpi. Lelap dan pasrah, walau hanya beralas
buku di kepalaku. Waktu seakan berjalan sangat lambat sekali. Menjelang jam 4.30 tiba-
tiba saja Fredy memanggil-manggil namaku, kaget dong tentunya. Aku toleh ke arah
Fredy, eh ternyata Fredy hanya tanya gak kedinginan ta ko? Kok enak banget
tidurnya......Akhhhhh kukira ada apaan. Gagal deh mimpiku tadi (emang aku mimpi
apaan ya?). Semenjak dibangunkan Fredy itu tiba-tiba hawa menjadi dinginnnnnn banget.
123
Ini pertanda pagi sudah beranjak datang, embun mulai merayap turun ke bumi. Aku jadi
gak bisa tidur kembali.
Ya sud deh, jadinya aku bangun saja daripada kepala pusing dipaksa tidur. Toh
sudah pagi, kulihat Fredy dan Fifi duduk dan menggesek-gesekkan tangan, mengusir
hawa dingin. Yang lain masih terlelap, Mamok dan Iwan bahkan seolah tak terganggu
suara kami yang sudah bangun. Nampaknya David, Upix dan Fani mulai terbangun.
David, Fredy dan Fifi pindah ke kamarnya masing-masing, mungkin mau meneruskan
tidurnya. Mamok ama Iwan masih saja tidur dengan pulasnya. Aku ikut keluar aula ini
dan menggerakkan tubuh yang sudah menggigil ini. Di depan mulai ada sedikit aktivitas.
Aku naik ke kamar dan mengambil sikat gigi (odolnya minta ama Upix hehe...). Segera
saja pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan cuci muka. Lalu wudhu,
mumpung belum beranjak siang nih buat sholat subuh. Niatnya sih sholat di luar sana,
tapi lagi males banget berjalan, ya sudah sholat di aula saja.
Pukul 06.00 pagi sudah banyak yang bangun dan beranjak dari tidurnya. Aku
sempat membantu Mapaus untuk menggunting pita yang akan dipakai outbond. Semua
orang mulai beranjak dari mimpi semalam. Berangsur-angsur semua keluar dari kamar.
Beberapa orang demisioner dan Mapaus masih merapatkan selimutnya untuk meneruskan
mimpinya. Bahkan Mamok dan Iwan dengan perlengkapan tidur yang seadanya masih
terlelap seperti tidur dalam hotel. Nyenyak tak terhalang dinginnya udara pagi. Beberapa
orang mulai membersihkan diri dan berganti pakaian. Panitia mulai bangun dan
mempersiapkan diri untuk acara selanjutnya.
124
Bab XXIV
Pagi Semuanya......!!!!!
Kusapa pagi....
Dengan senyuman
Dengan hentangan tangan
Hirup manisnya hari ini
Hembuskan sisa hari kemarin
Memandang hamparan sungai
Ku berkata ”Tuhan menciptakan firdaus bumi”
Pejamkan mata ini
Dengar dengan hati
Selamat pagiiiiiii semua.........
Panitia mulai memberikan instruksi semuanya untuk turun ke bawah untuk senam
pagi. Semua peserta berbondong-bondong turun ke bawah. Melemaskan otot agar mudah
beraktifitas kembali. Rentangkan tangan saling bergerak mengusir rasa malas pagi.
Gerakkan kaki menghancurkan lekatnya lemak di tubuh. Menggoyangkan kepala kanan
kiri melepas semua penat sisa kemarin. Yang mimpin senam Andika and the gank
hehe...Cepat juga mereka senam, aku gak ikut senam. Masih enak di atas menikmati
segelas sereal hangat sambil nyamil mie panas . Natali dan Upix menghampiriku dan
125
bertanya mungkin ada game buat penghantar sambil menunggu acara selanjutnya. Masih
ada waktu sekitar 30 menit sambil menunggu makan pagi tiba. Hmm ok deh kalo gitu
buat tebak-tebakan aja deh.
Aku ke aula dan mengambil kertas tebakanku, tak lupa aku minta tolong Upix untuk
membuat puzzle
dari kertas meniru
puzzle yang sudah
aku buat kemarin
malam. Siapa tau
masih ada waktu
dan bisa digunakan
untuk main tebak-
tebakan nanti.
Sementara itu aku bangunkan Mamok dan Iwan supaya lekas beranjak dari tidur, apalagi
sudah beranjak siang nih. Udah jam 7.15 menit. Aku segera turun ke bawah, peserta
masih dalam posisi berbaris habis senam pagi tadi. Natali beri aba-aba untuk game kecil-
kecilan, nanti ada tebakan dan yang bisa menjawab akan diberi token.
Untuk tebakan pertama, sebagai pemanasan aku beri yang mudah saja. Aku baca
dengan perlahan saja, karena ini hanya pemanasan aku menawarkan 5 token saja.
Aku berada ditengah-tengah air
Waktu siang hari aku ada
Waktu malam hari aku gak ada
Sama Ibu aku ada satu
126
Sama Ayah gak ada
Pada matahari aku ada
Pada bulan aku gak ada
Jika aku gak ada...
Bumi ini gak jadi..
Siapakah aku ??
Semua berpikir, tapi tak lama ada yang mangacungkan pedang hehe jari
maksudku. Aku lihat ternyata saudari Anggun. Jawabnya itu huruf “ i “. Masih bingung?
Perhatikan saja soalnya pelan-pelan. Beberapa peserta masih nampak kebingungan.
Mereka mungkin berpikir ini soal jayus banget ya….biarin. Segera saja setelah
menyerahkan token ke Anggun, kulanjutkan dengan teka-teki selanjutnya.
Ada dua orang yang sedang berlomba. Perlombaannya yaitu balap motor 10 m.
Masing-masing motor memiliki kecepatan yang sama. Siapa yang pertama MOTOR nya
mencapai garis finish, dialah yang kalah. Artinya dalam perlombaan ini, pemenang
adalah yang motornya paling lambat mencapai garis finish.
Pertanyannya : Siapakah yang akan menang dan bagaimana caranya?
Haha ayo gimana kawan-kawan. Mudah kok ini, perhatikan aja maksudnya dan
ini adalah sesuai kehidupan kita. Ini termasuk pertanyaan yang berkaitan dengan
psikologi. Waktu berlalu dan nampaknya tak ada yang bisa menjawab, ada sih yang
menjawab yang menang salah satu dari mereka (ya eyalah kan pesertanya cuma 2 saja,
yang penting alasannya). Token yang aku tawarkan semakin banyak tapi tetap saja gak
127
ada yang bisa menjawab. Ya nampaknya daripada membuang waktu aku beritahu saja
apa maksud teka-teki ini. Jawabannya “Pemenangnya adalah siapa yang paling jago
balapan dengan cara SALING MENUKAR MOTOR!! A memakai motor B, dan B
memakai motor A.
Maksudnya, kan yang dimaksud di soal motor mana yang sampai duluan adalah
yang kalah, bukan pembalapnya. Jadi agar bisa mengalahkan lawannya maka pembalap
harus bertukar motor dan memacu kendaraan. Misal A memakai motor B lalu A sampai
di finish dahulu maka dapat dipastikan B kalah (selain B tidak sampai duluan, motor B
juga telah sampai di finish terlebih dahulu). Jadi di dalam kehidupan kita juga seperti itu,
kita saat menemui kesulitan atau apapun jangan menyerah. Saat masih ada jalan
berjuanglah, saat jalan itu tak ada maka ciptakanlah. Jangan pernah menyerah, karena
hidup itu untuk berjuang menjadi yang tercepat bukan menyerah menjadi yang terlemah.
Kalo diperhatikan dalam pertanyaan tersebut intinya sama bagaimana A dan B menang
dengan cara sampai di finish terlebih dahulu (walaupun harus makai motor orang lain).
Wah nampaknya suasana makin memanas, tapi jawaban yang kuberikan bisa
memberi kepuasan di wajah peserta. Kulanjutkan dengan pertanyaan pamungkas, apalagi
udah hampir 30 menit. Walaupun kulihat makan pagi belum datang. Pertanyaan ini
adalah pertanyaan mengenai uang yang pernah kulontarkan di sekret.
Jojon mau membeli buku dengan harga Rp.7.500, tetapi Jojon tidak mempunyai
uang sama sekali alias bokek, jadi terpaksa Jojon pinjam tetangga kiri dan kanan (kasian
Sekali ya si Jojon).
Akhirnya Jojon mendapat pinjaman dari tiga orang temannya katakanlah
demikian:
128
- si Eko Rp. 2.500
- si Parto Rp. 2.500
- si Doyok Rp. 2.500
jadi total keseluruhan pinjaman adalah Rp.7.500.- (betul ?)
Dengan bangga hati Jojon menuju ke toko buku, sesampai disana Jojon tidak
langsung membeli, tetapi bukunya Jojon tawar harganya dan harga tersebut berubah
menjadi Rp.7.000,- saja. jadi harganya berkurang Rp.500,- (betul ?)
Dari pembelian buku tersebut Jojon mempunyai kelebihan uang sebesar Rp.500,-
(betul ?)
Dari uang tersebut Jojon ingin mengurangi hutangnya dengan rincian sbb :
- si Eko Rp. 100,-
- si Parto Rp. 100,-
- si Doyok Rp. 100,-
Jadi total utang yang Jojon bayar adalah sebesar Rp.300 ,- (betul ?) dan sisa uang
yang ada ditangan Jojon adalah Rp.200,- (betul ?)
Jadi hutang Jojon kepada ke tiga temannya berkurang sebesar Rp.100,- (betul ?)
menjadi :
- si Eko Rp. 2.400,-
- si Parto Rp. 2.400,-
- si Doyok Rp. 2.400,-
Total keseluruhan hutang Jojon adalah Rp. 7.200,- (betul ?) maka : Total hutang
Jojon + uang yang Jojon pegang sekarang = Rp.7.200 + Rp.200 = Rp.7.400
129
Pertanyaanya kemanakah uang Jojon yang Rp.100,- itu ???????????? ??
semestinya kan tetap Rp.7.500,-
Ayo silakan berbingung-bingung berjamaah, tapi aku yakin pasti ada yang bisa
kok. Tinggal main logika aja. Tawaran yang awalnya hanya 20 kulipatgandakan jadi 35
tokenn. Peserta juga kuijinkan untuk bekerjasama dengan yang lain, nanti terserah
mereka bagaimana pembagian tokennya. Beberapa ada yang berusaha menjawab, Daniel
juga menjawab dan sebenarnya aku tau dia mengerti maksud pertanyaanku, namun logika
yang dia lontarkan tidak terlalu pas dan membingungkan.
Aku masih menunggu siapa lagi yang bisa menjawab. Peserta mulai berdengung
mirip lebah mencoba mencari inti teka-teki ini. Ada yang bilang itu uang haram mungkin
makanya gak jelas perginya. Dengan tegas kujawab SALAH…hehe…Di atas makan pagi
sudah datang, Nat berbisik kalo peserta menyerah diberitau aja jawabannya. Tapi aku
yakin pasti ada yang bisa jawab kok.
5 menit berlalu, dari belakang ada yang mengacungkan jari. Kulihat kali ini
Anggun berusaha menjawab lagi setelah sebelumnya kurang tepat. Anggun maju dan
menjelaskan apa yang terpikir di kepalanya. Sempat kusuruh untuk mengulangi kembali,
karena agak bertele-tele walaupun udah benar logikanya. Setelah diulangi aku baru
mantap dan kuberikan token ini padanya. Tak lupa 2 orang temannya yang membantu
berpikir ikut kecipratan token ajaib ini . Wah salut deh buat Anggun yang sudah aktif
berpatisipasi.
Begini sedikit keterangan dari aku untuk pertanyaan di atas. Aku beri ilustrasi
berupa hitungan. Hutang Jojon ke temannya Rp 2400 x 3 orang = Rp 7200. Uang yang
Jojon gunakan ditambah uang yang masih dipegangnya Rp 7000 + Rp 200 = Rp 7200.
130
Jadi total uang yang beredar hanya Rp 7200. Kalo uang yang beredar ini ditambahkan Rp
300 yang dibayarkan Jojon ke temannya maka total Rp 7500. Jadi uang yang ada tetap Rp
7500. Bagaimana? Masih bingung? Yang pasti piutang Rp 300 itu jangan dibingungkan.
Perhatikan saja lagi pelan-pelan nanti pasti mengerti kok.
Makan pagi sudah siap nampaknya. Bergegas kami semua beranjak menuju aula
makan. Apa ya menu pagi ini, haha seperti kuduga. Nasi goreng plus telor dan tak lupa
kerupuk. Menu yang pas untuk pagi yang ceria ini. Tak banyak cakap kami semua
melahap dengan cepat. Hmmm nikmat dengan diiringi teh panas buatan Fifi, Upix dan
Fani tadi pagi. Oh ya Upix beritau kalo puzzle yang dibuatnya tidak terlalu banyak, gak
masalah Pix, sementara tidak perlu digunakan dulu kok. Fredy sudah bangun dan telah
bergabung untuk makan pagi. Mapaus juga sudah selesai berbenah.
Bab XXV
Dinginnya Air Sungai
131
Jam menunjukkan 8 lebih. Mapaus mempersilahkan kita semua untuk ke lapangan
dan memakai sepatu. Setelah semua orang berkumpul lalu diajak ke bagian lain dari
wisma ini, berupa tanah lapang yang cukup luas yang jaraknya sekitar 50 m dari pos
ketiga waktu jurit malam yang lalu. Kami semua dikumpulkan dan diberi pengarahan dari
Mapaus. Untuk awal ada ice breaking dari Mapaus. Game kecil-kecilan, kami semua
diberi botol air mineral yang sudah diisi air. Tiap orang memegang 1 botol. Kami semua
melingkar dalam lingkaran besar.
Instruksinya nanti ada perintah untuk melempar botol ke arah kanan lalu saat ada
perintah lain maka botol harus dilempar ke kiri. Wah harus mendengarkan dengan baik-
baik nih, apalagi melemparnya harus pas agar yang menangkap tidak kesulitan, dan juga
mata tetap terjaga untuk menangkap botol dari kawan di sebelah. Sepertinya mudah saja
saat hanya melempar ke arah yang sama, susahnya mungkin menangkap sekaligus
melempar. Tapi kesusahan sesungguhnya terjadi saat harus merubah haluan lemparan
dari yang ke kanan menjadi ke kiri. Bayangkan saja menangkap dan melempar
bersamaan ke arah yang tiba-tiba berubah. Lucu dan menggemaskan saat melihat botol
melayang-layang tak karuan. Bahkan ada yang melempar botol kejauhan dan menimpa
kepala. Untung ya bukan pake granat, bisa hancur kami semua. Susah dan pusing melihat
botol-botol ini. Tapi kami semua tertawa puas.
Game yang kedua kami diminta untuk membentuk pohon dan kelinci. Pohon
terdiri dari 2 orang yang bergandengan tangan dan kelinci nanti diam di bawah pohon.
Nanti saat ada perintah “pemburu” maka kelinci harus berpindah tempat ke pohon yang
lain. Saat ada perintah “kebakaran”, giliran pohon yang bertukar tempat. Ketika ada
132
perintah “gempa” maka semuanya harus berubah. Pohon harus berganti pasangan, begitu
juga yang jadi kelinci berubah peran jadi pohon. Seru dan rame, banyak yang
kebingungan saat mencari pasangan dan tempat berlindung.
Usai sudah ice breaking pagi ini, sekarang akan dilanjutkan kegiatan menyusuri
sungai di dekat kami berdiri sekarang. Kami semua akan menyusuri sungai ini hingga
sampai di dekat tempat kami menginap. Sungai telah coba disusuri Mapaus dan
dinyatakan aman-aman saja. Hanya harus berhati-hati karena banyak batu yang besar
berserakan dan jalan pelan-pelan saja. Semua bergandengan tangan untuk menyusuri
sungai ini. Perlahan-lahan saja, arus cukup deras dan licin juga batu yang kami injaki.
Aku melakukan kebodohan nomor empat. Bagaimana? Kebetulan saat itu aku
memakai tas kecil yang aku sampirkan di bahu. Saat berjalan aku pura-pura terpeleset
dan jatuh ke air. Dengan wajah jahil aku pura-pura ketakutan, beberapa berteriak ati-ati
hehe aku dengan suksesnya bangun kembali dan ketawa. Tapi giliran yang lain ketawa,
“tas nya gak apa-apa ta kena air”. Aku kaget dan reflek melihat tas ku yang aku
sampirkan di punggung. Waduh….mampus deh, basah….basah….sekali. Piye to kok
lupa kalo bawa tas. Dengan hati berdebar kuintip isi tas. Wow menggenaskan, aku
langsung lemas. Yang ada di dalam basah semua (ya eyalah secara kerendam di sungai)
….Arrggghhhhh…..Aku hanya bisa menarik napas dalam-dalam saja. Apes kok terusan.
Aku dan beberapa kawan berjalan di rombongan paling akhir. Ada Upix, Fani,
Fifi, Fredy, Samsi, Bah, dll. Kami semua berjalan dengan bersenda gurau. Perlahan saja,
sambil menikmati sekitar. Sungai berkelok-kelok dengan arus yang bergerak-gerak
dengan liarnya. Air yang mengalir kurang bening, mungkin di sebelah atas sana ada
hujan sehingga arus yang dibawa membuat pasir dan kotoran di dasar sungai naik. Air
133
dingin sekali membelai kaki kami yang terendam. Ingin sekali berendam dan main
seluncur air tapi sayangnya batunya besar bangets. Mapaus yang kebagian foto kami
semua, karena Bah ikut menyusuri sungai. Jarak yang ditempuh sekitar 300 m saja.
Dari cerita yang sudah sampai ada yang sepatunya robek dan ada juga yang
sepatunya hanyut untung saja ada yang mengambil. Kalo gak mungkin hilang entah
kemana. Cepat saja kami semua melalui ini. Sepatu kotor semua kemasukan pasir.
Sampai di titik perhentian, aku lepas sepatu dan kubersihkan. Semua bersenda gurau
seolah di tak ingin melewatkan kesempatan main air di sungai. Saling siram air, saling
siram pasir, saling siram batu eh gak kok. Batu segede kingkong masak disiram. Baju
basah semua dan lembab. Brrrr….aku kirain habis ini ganti baju ternyata langsung
diteruskan ke acara selanjutnya. Ya dingin deh semuanya dari atas sampai bawah hehe…
134
Bab XXVI
Outbond Auuuoooooo ::::::)))))))
Di atas kami semua berkumpul dan membagi kelompok sesuai perintah Mapaus.
Akan dibagi 5 kelompok besar. Awalnya Aku, Mamok, Fredy, Iwan dan David akan jadi
135
1 kelompok. Kita bahkan sudah siap dengan properti baju warna merah (tapi Iwan
menolak mentah-mentah rencana kami gabung jadi 1, tidak ada ceweknya soalnya).
Keinginan Iwan terkabul karena Mapaus akhirnya memisah dan mengacak kembali
kelompok yang sudah ditentukan Natali sebelumnya. Kelompok yang dibagi akan diberi
pita untuk identitas kelompok. Pita diikatkan di pergelangan tangan. Berikut kelompok
outbondnya yang dipilih.
Kelompok Pita
Biru dipandu Samsi dan
anggotanya Mamok,
Niko, Silvia, Anastasia,
David, Rerie, dan
Calista.
Kelompok Pita
Hijau dipandu Lita dan
anggotanya Rizal, Nita,
Pudika, Roy, Maria,
Matthew.
136
Kelompok Pita
Orange dipandu Upix dan
anggotanya Regie, Iwan,
Sonia, Aditya, Felix,
Suci.
137
Kelompok Pita Kuning dipandu Andika dan anggotanya Aku (Eko), Benny,
Daniel, Mia, Fifi, Berli dan Monica.
Terakhir kelompok Pita Pink dipandu Natali dan anggotanya Frediy, Firdha, Fani,
Anggun, Andika, Olivia dan Apri. ( Sory No Picture )
Kalian pasti bertanya kemanakah Bahtiar berada? Tenang saja, karena Bah akan
kebagian mengabadikan momen kita semua saat outbond. Kami semua akan bersaing
untuk mendapatkan point tertinggi menjadi tim outbond terbaik. Penilaian akan dilakukan
oleh Mapaus. Nantinya akan ada 5 pos yang sudah ditetapkan Mapaus, kami hanya
tinggal mengikuti instruksi dari pemandu kelompok. Sebelum kami semua beranjak ada
lagi yang harus dikerjakan, tiap kelompok mesti membuat yel-yel sebagai penambah
semangat.
Semua berkerumun dan berpikir mau buat yel-yel apa. Kelompokku sebenarnya
membuat yel-yel yang menggemaskan, agak lupa juga sih yang aku ingat awalnya seperti
mengeja huruf Y..E..L..L..O..W lalu dibaca lengkap YELLOW nya dengan intonasi
panjang YEEEELLLLOOOOWWW. Lalu diiringi gerakan menggoyangkan pantat dan
menarik maju mundur tubuh bagian bawah. Haha lucu kok, aku sampai canggung
geraknya. Kelompok yang lain juga sudah mulai menemukan gerakan.
Masing-masing kelompok menunjukkan yel-yelnya. Pertama kelompok kami
dahulu. Kami bergerak sesuai kesepakatan, tak lupa Bahtiar mengabadikan kelompok
YELLOW/ KUNING ini. Selanjutnya kelompok Biru dan diteruskan kelompok yang
138
lain. Oh ya saat foto-foto kelompok ini ada 1 kelompok yang tidak ada fotonya yaitu
kelompok Pink, kaciannnn deh. Jam 10 lewat sedikit kami semua menyebar sesuai
dengan pos yang telah ditentukan.
Untuk permainan pertama kelompok YELLOW menempati pos terdekat dari
kami berdiri. Di sini ada
banyak kayu yang
ditancapkan di tanah.
Perintahnya kami
melempar gelang
besar ke dalam
kayu-kayu itu dari jarak
yang telah ditentukan
sekitar 3 m. Kayu-kayu kecil itu ditata 3 shaf dan mempunyai nilai yang berbeda. Kayu
yang terdekat nilainya paling kecil sedang kayu terjauh punya nilai tertinggi. Ada nilai
tertentu yang harus kami capai. Ada 14 gelang yang kami terima. Masing-masing orang
melempar 2 kali.
Kami semua awalnya langsung melempar saja, hanya dengan keyakinan. Ada 1
gelang yang bisa masuk itupun hanya meraih nilai terkecil. Hanya tinggal beberapa
kesempatan melempar gelang. Kami berunding dan mencoba latihan. Fifi nampaknya ahli
karena pas latihan masuk mengenai sasaran (sasaran yang digunakan botol air mineral).
Sering ke pasar malam ya Fi kok ahli banget memasukkan gelang hehe…
Aku latihan dengan memakai tali rafia yang kuikatkan di gelang, tujuannya biar
gak ambil-ambil gelang lagi. Tinggal ditarik dan bisa kucoba lagi. Sempat bertanya sih ke
139
Mapaus, eh ternyata gak boleh pakai tali lagi saat mulai permainan yang sesungguhnya.
Coba kalau boleh kan lumayan bisa berulang-ulang melemparnya. Tapi akhirnya setelah
benar-benar nekat untuk menyelesaikan game ini, tetap 1 gelang itu saja yang menemui
sasaran. Lainnya gagal total. Menurutku game ini kurang seberapa menarik karena
tantangan kurang begitu banyak dan susah untuk bekerja sama. Semua orang hanya bisa
dinaungi keberuntungan saat melempar jadi susah untuk menerapkan kerja kelompok.
Pos berikutnya siap menanti kedatangan kami semua. Game yang tersaji
favoritku, game halang rintang. Nama kerennya kali ini sih “Black Hole”, lubang hitam
yang dibuat dari kain hitam. Tapi sama saja dengan game yang serupa, kami harus
melewatkan tiap orang melalui lubang yang ada, dan anggota tubuh tidak boleh
menyentuh sisi lubang atau kain ini. Kalau salah satu anggota tubuh (baju, celana, kaki
maupun tangan) menyentuh kain harus mengulang lagi dari awal.
Kuperhatikan hmm
nampaknya mudah
saja, lubang yang dibuat
rata- rata besarnya sama
dan kebetulan kelompok
YELLOW ini
badannya kecil-
kecil semua. Waktu yang
diberikan hanya 15 menit saja. Tak lupa kami yel-yel bersama, menggeolkan pantat ke
kanan ke kiri . Mudah saja kami lewati “Black Hole” ini, tak sampai 15 menit kami
ber-7 melewatinya, masih susah outbond yang lampau sampai aku bergaya monyet untuk
140
menyebranginya hehe….Tapi salut buat kawan-kawan yang sudah berusaha keras
menyelesaikan game ini dengan cepat.
Pos ketiga sudah menanti. Game ini menuntut kepercayaan pemimpinnya nama
keren game ini “Memasukkan Paku dalam Botol dengan Tutup Mata”. Mirip game
agustusan ya cuma bedanya rame-rame masukinnya. Kelompok kami menunjuk Benny
sebagai pemimpinnya, kebetulan Benny sudah hapal nama orang di kelompok
“YELLOW” ini. Bayangkan pasti akan repot kalo yang jadi ketua tak hapal nama
anggotanya, pasti sulit untuk kerjasama. Nanti anggota yang lain menurut saja apa
perintah pemimpin. Kami percaya padamu Ben, bawa kami ke sebuah kemenangan.
Instruksinya, ada sebuah paku yang sudah diberi tali dan akan diikatkan ke kaki orang-
orang yang jadi anggota game ini. Nantinya tiap orang akan ditutup mata dengan
menggunakan slayer yang telah dibawa. Permainan akan dimulai dari jarak sekitar 50 m
dari botol yang dijadikan sasaran. Waktu 15 menit saja.
Setelah mata kami semua tertutup, strategi dan otak permainan akan dipegang
pemimpin. Kami anggota harus menurut dan mau diajak kooperatif. Permainan dimulai
dengan kami jalan berdempetan sambil memegang tali yang melilit paku. Kalo tali ini
tidak kami pegangi malah menghambat jalan kami dan melilit kaki kami, aku saja sempat
tersandung beberapa kali. Rasanya jarak 50 m cukup jauh kalo ditempuh dengan tutup
mata. Sesampai di area
yang dituju, segera Benny
perintah ambil posisi
menyebar, agar mudah
memasukkan paku di
141
tengah-tengah kami ini. Maju, mundur, jongkok, berdiri, duduk lagi perintah Benny.
Sangat menguras tenaga, apalagi cuaca cukup terik tapi untung deh baju yang tadinya
basah jadi kering. 5 menit berlalu seperti tak ada tanda-tanda paku masuk botol.
Kami geregetan dibuatnya, kok susah banget ya. Instruksi Benny juga makin gak
jelas. “Ya ayo kamu maju, trus kamu jongkok dikit, yang lain jangan gerak” ucap Benny.
Dalam hati gokil banget neh anak, ya eyalah lah orang tutup mata mana ngerti itu
perintah buat sapa. Kita semua ketawa bingung dan heran, gitu Benny gak sadar juga.
Hehe konyol, mungkin dikira kita si buta dari jembatan ancol yang gendong-gendong
monyet jadi tau arah mana yang mau ditempuh. Yang paling lucu pas minta aku buat
gerak, “Ya mas, mundur dikit ama jongkok soro”, bayangkan uda tutup mata disuruh
jongkok soro. Gerakan seperti apa ya? Hihihi puyeng jadinya.
Samar kami semua dengar Mapaus, Benny dan Bah teriak-teriak gemas saat paku
naik turun mau masuk botol. Susah dan pegal banget, bagian tubuhku yang paling pegal
itu pantat dan paha. Aku seperti senam “kegel” (senam-senam ibu-ibu) hehe…jongkok
naik turun entah udah berapa kali. 12 menit berlalu akhirnya kita dengarr semua paku
sudah masuk botol. Fiuhhhh lega bos, harusnya neh botolnya jangan segitu paling tidak
lubangnya sebesar bak mandi. Tapi terbersit ide bagaimana kalau ADV buat game yang
lebih gila. Memasukkan benang dalam jarum dengan tutup mata dan terikat di paha
seperti game ini, seru tuh kedengarannya. Ada yang mau wujudin gak ya???????
Poin maksimal bisa didapatkan lagi dari pos ini. Yel-yel yang kami dengarkan
makin kelihatan semangat. Ayo let’s go kawan-kawan kita menuju pos berikutnya di
bawah sana. Kita turun dan sempat menunggu beberapa saat untuk menunggu kelompok
Biru selesai. Awalnya aku kira ini game yang naik-naik bambu dan memancing sesuatu
142
di air, karena kulihat ada beberapa bambu yang melintang di atas air. Kelompok Biru
mulai bergerak, Mamok berteriak awas ya ko kalo sampai gak bisa, ini game kamu tadi
malam. Sejenak aku berpikir, oh ini berarti game puzzle ya? Pantesan tadi kelompok Biru
kok melempar-lempar sesuatu ke air, mungkin itu potongan puzzle nya. Ya ya mudah
berarti game ini.
Instruksinya sederhana saja, semua hanya mengambil potongan-potongan puzzle
yang ada di air tanpa perlu melewati bambu yang ada. Serentak kami ambil potongan
yang berserakan di air. Perintahnya hanya menyusun potongan itu menjadi sebuah
bangun persegi / bujur sangkar. Cepat sekali kawan-kawan menyusunnya, tak sampai 3
menit sudah selesai. Mapaus menyatakan puas, lalu diambil lagi 2 potongan dari hadapan
kami, lalu perintahnya masih sama bagaimana membuat bangun persegi/ bujur sangkar
lagi. Hehehe ini baru yang mulai tahap susah, semua bergerak, menggeser, merubah
bentuk bangun. Perubahan tidak mengarah ke bangun persegi malah membentuk berbagai
macam bangun yang gak jelas. Terkadang mirip trapezium, mirip persegi panjang.
Sempat bisa jadi bangun persegi tapi Mapaus tau kalo ada bebarapa potongan puzzle
yang disembunyikan. Hehe kami ketawa getir aja, kok bisa tau ya (pada kenyataannya
bangun persegi yang kami buat hanya terdiri dari 2 segitiga saja, jelas saja ketauhan).
143
Waktu tidak tersisa
banyak lagi, sebenarnya
pengen banget membantu
mereka, karena aku tau kok
kunci nya. Tapi gak enak
juga kalo aku langsung
menyelesaikan puzzle ini.
Kan gak asyik ama
kelompok yang lain. Sebenarnya aku yakin kawan-kawan ini pasti mampu kok, karena
susunan yang mereka buat sudah mengarah ke bangun persegi. Cuma bingung aja
finishing nya. Ya aku bantu dikit-dikit saja, kuarahkan saja puzzle ini kea rah yang benar,
terkadang aku buat seolah-olah keliru. Tak lama banyak yang sudah paham dan langsung
menata sendiri dan akhirnya suksesssss. Mapaus tepuk tangan dan memberitahu kalo kita
termasuk kelompok yang mampu menyelesaikan dengan baik dan waktu tercepat. Kami
tos bersama dan teriak ADVVVVVVVV……..
Puas rasanya 3 game kami lalui dengan baik dan lancar. Sekarang game terakhir,
tak jauh dari tempat kami. Hanya berjarak 8 m saja. Sambil menunggu kelompok
sebelumnya bermain, kami menerka game apa ya ini. Kok roda mobil dipindah kanan
kiri. Tak lama menunggu kelompok yang sedang bermain telah usai, nampaknya mereka
tidak sukses, karena kulihat masih ada roda di luar.
Instruksinya kami semua diperintahkan untuk memindah roda yang di ujung
berpindah ke ujung satunya dengan urutan yang berbeda. Ada 5 roda yang besarnya
berbeda-beda dan sudah diberi nomor. Ada 3 tiang panjang sebagai tempat roda ini. Roda
144
disusun urut dari nomor 1 hingga 5. Nantinya roda harus pindah ke ujung lainnya dengan
formasi yang sama urut dari atas nomor satu hingga paling bawah nomor 5. Petunjuknya
nomor yang kecil gak boleh dibawah nomor yang paling besar. Strategi tergantung kami
semua, bagaimana menyelesaikan game ini. Nampaknya sih mudah, yang sulit dan jadi
kendala mungkin saat mengeluarkan roda, tiangnya tinggi banget apalagi alas kami
berlumpur jadi pasti licin banget.
145
Kami berunding sejenak lalu cepat bergerak mana saja roda yang harus
dipindahkan. Semua orang bergerak seolah penasaran. Susah payah kami menggerakkan
dan mengeluarkan roda dari tiang. Sebenarnya kunci game ini harus ada yang berpikir
dan ada yang bagian memindahkan saja. Tapi semua nampak penasaran, bergerak dan
teriak-teriak saat liat roda mau menjatuhi salah satu dari kami. Terutama yang cowok
sudah pada kotor semua.
Waktu sangat cepat sekali,
aku sadar Mapaus sudah
memberikan extra time buat
kami. Yang parah aku
sempat kejatuhan roda
nomor 5 alias roda terbesar.
Sempat panik juga waktu
aku angkat roda ini, saat mau kulempar ke dalam tiang aku yakin pasti bisa. Tapi ternyata
saat akan melempar, aku terpeleset sedikit dan akhirnya sukses masuk. Tapi bukan ke
dalam tiang, masuk ke dalam tubuhku. Huhuhu bibirku sampai berdarah dan penuh
lumpur. Wajahku kotor semua, telak banget kejatuhan dan kemasukkan roda yang
lumayan besar itu.
Sampai game selesai roda belum tersusun dengan benar. Namun ucapan mapaus
cukup membuat kami senang karena yang kami lakukan lumayan dan sudah benar cuma
memang membutuhkan waktu yang lebih lama. Ya gak apa-apa deh, yang penting sudah
berusaha. Selesai sudah 5 game kami ikuti, kita semua berjalan kembali ke tempat awal
untuk istirahat siang sejenak. Nantinya akan dilanjutkan kembali setelah makan siang.
146
Aku langsung saja masuk sungai buat membersihkan badan yang penuh tanah liat.
Berendam dan main air, fiuh segar banget deh rasanya. Kawan-kawan yang lain sudah
ada yang mulai membersihkan diri dan istirahat.
Bab XXVII
Permainan Yang Menegangkan…………
Aku lihat jam sudah menunjukkan pukul 12.15. Baju basah semua neh, sepertinya
harus mandi dulu biar bisa sholat dhuhur. Baju, celana, sepatu dll kujemur biar cepet
kering dan nanti kupakai lagi untuk sesi siang hari. Cepat-cepat mandi, karena makan
siang telah dihidangkan. Kamar mandi sudah mulai sepi dan air juga mulai sepi. Payah
nih, harus menimba air di tong biar bisa mandi. Seperti biasa peralatan mandi sabun dan
shampoo minta sumbangan dari kawan-kawan hehehe..terutama Regie yang paling sering
kupinjam peralatan mandinya. Makasih yaaaaa…..
Menu makan siang yang tersaji cukup aneh juga entah ini masakan versi apa, ada
tahu dicampur pete dan ada sedikit kuahnya plus tempe bumbu sambal yang manis
banget rasanya dan ada kerupuk yang agak melempem . Masih tetap sama disajikan
dengan porsi yang dipisah-pisah. Kusikat saja, walau sedikit ganjil dengan pete yang
147
begitu banyak, wah jangan-jangan nanti banyak gas rahasia yang keluar. Tempenya
cukup unik, muanis banget seperti dimasak pake gula, padahal kalo dilihat dari tampila
sangat pedas. Begitu merah dengan warna dari cabe. Puas dan kenyang…..istirahat
sejenak saja sebelum melanjutkan sesi lagi.
Mapaus sudah mempersiapkan perlatan untuk sesi selanjutnya. Nampaknya akan
dilakukan “Rappling”. Menuruni dari ketinggian dengan menggunakan tali, medan yang
akan dituruni yaitu jembatan dekat aula lalu menuruni ke bawah tepat di atas sungai.
Kira-kira dengan ketinggian sekitar 20 m saja. Wah seru nih, lumayan ada sesi yang
menantang. Peserta dikumpulkan semua dekat area permainan. Semua bersiap dengan
jantung yang berdebar-debar. Mapus bilang nanti kita semua akan menuruni jembatan ini
satu persatu hingga ke bawah. Jangan kuatir peralatan dan safety sudah dipersiapkan
tinggal mental saja yang harus dikuatkan. Semua mengikuti petunjuk dan arahan dari
Mapaus. Nampak di bawah sudah ada 2 orang Mapaus yang memegang tali dan menjaga
kita dari bawah.
Kalo ada yang tidak berani tidak perlu dipaksa agar waktu tidak molor. Ada 2 tali
yang akan digunakan untuk menuruni jembatan ini. Letaknya berdekatan. Peralatan yang
digunakan tali pengikat tubuh yang dililitkan dipaha dan diikat di perut. Pengait untuk
menghubungkan dengan tali yang akan dituruni. Tak lupa sarung tangan untuk pegangan
di tali. Aku melihat dari jauh, dari aula. Posisi strategis mengingat di jembatan sudah
penuh orang. Dari tempatku ini dapat melihat semuanya.
Ada juga Regy, Upix, Fredy, Fifi di sebelahku. Mapaus memberi contoh. 2 orang
dari mereka akan mencoba menuruni tali tersebut. Cara memasang pengaman juga
ditunjukkan bagaimana memasangnya yang benar dan aman. Mereka berdua turun
148
perlahan dan menunjukkan bagaimana posisi badan dan kaki. Tangan memegang tali
yang bagian bawah saja, fungsinya untuk menahan laju tubuh yang turun agar tidak
terlalu cepat. Tangan satunya cukup memegang badan saja, jangan sampai memegang tali
bagian atas karena bisa terjepit gerakan tali yang menurun. Badan dicondongkan ke
belakang dan harus pasrah. Usahakan jangan melihat ke bawah agar tidak ada perasaan
takut. Kaki lepas dan diamkan saja, kecuali saat mau turun harus disinkronkan dengan
gerakan badan. Terakhir mantapkan nyali, jangan grogi pastikan kalau mampu.
Mapaus mulai turun, dan akh… ada 1 orang yang hampir terbentur sisi bawah
jembatan. Entah melamun atau hentakan kakinya terlalu keras. Untung saja kurang
beberapa millimeter lagi dapat terbentur. Peserta di atas ada yang berteriak kaget dan
ngeri. Terlihat banyak yang mulai takut dan kuatir, wajah mereka mulai ragu dan pucat.
Beberapa cowok sudah ada yang memakai pengaman dan siap mencoba, kalau yang
turun ini gagal kemungkinan yang lain juga malas menyusul. Aku berdoa saja biar lancar.
Akhirnya sukses team perintis pertama. Mulai ada tawa ke semua orang, beberapa
berebutan minta duluan. Hebat teman-teman staff ini, walau saat turun keliatan ketakutan
tapi nekat dan yakin pasti mampu sampai bawah. 2 orang Mapaus yang dibawah menjaga
gerakan tali agar peserta tidak terombang-ambing.
Kuperhatikan BPH dan Demisioner ada yang ragu dan takut, ada beberapa yang
kuajak dan menolak dengan
halus. Alasannya biar staff
duluan, ntar terakhir saja,
tapi raut wajah dan aura
tidak bisa menipu. Terlihat
149
kalau agak takut dan ragu, apalagi Bu Ketua hanya memutar-mutar saja dan mendorong-
dorong staff untuk mencoba. Kenapa Bu Ket hehe….Aku langsung mencoba saja, dan
mengambil tali pengaman. Aku minta tolong David untuk memasangkan, pendek banget
talinya. Ini sudah kuat atau belum ya? Tali aku test di atas, ada seutas tali yang diikatkan
di kuda-kuda jembatan. Aku kaitkan dan mencoba melayang-layang, eh ternyata tali yang
ditata David ini goyah dan kurang kuat, saat kubuat berayun sempat lepas dan terbuka.
Wah bahaya ini kalo lepas di tengah-tengah, salah-salah bisa jatuh aku. Aku minta tolong
sekali lagi ke Mapaus untuk membenarkan ikatan tali. Kucoba sekali lagi dan pas……
sarung tangan kugunakan ( saat aku pakai sarung tangan, disindir Mapaus kenapa pake
sarung tangan 2, aku bilang biar gak tercecer mas hehe…).
Dikaitkan tali yang ditubuhku dengan tali yang akan aku turuni. Pengait sudah
ditata siap meluncur. Kulewati sisi jembatan ini, menuju arah terluar. Kaki kujejakkan di
tembok jembatan, turun perlahan sambil mengintip ke bawah. Mudah sekali kok asal
tubuh dilepaskan bebas ke belakang dan jangan ditahan. Waktu meluncur ke bawah,
tangan yang menahan tali sengaja kusendat-sendat, agar turunnya seolah-olah ada rem
nya. Badan teranguk-anguk, seru dan menyenangkan. Sampai di bawah juga akhirnya,
puas dan lega. Kuacungkan jempol ke atas, mudah kawan-kawan. Aku naik kembali ke
atas dan mengajak demisioner yang lain untuk mencoba. Kulihat Iwan baru bangun dari
tidurnya, dan kuajak juga.
Yang seru nih waktu Olivia turun, ngeri juga melihatnya. Beberapa kali saat
Olivia turun posisi badannya terbalik dan membahayakan kepalanya. Mapaus yang
dibawah sampai berteriak-teriak melihatnya. Aku yang menonton dari atas hanya
mendesah dalam hati, permasalahan Olivia karena agak ragu saat turun dan pegangan
150
tangannya ke tali membahayakan, terlalu kencang dan gerakan kakinya tidak sinkron
dengan tubuhnya. Tapi akhirnya mampu juga turun ke bawah, hebat dan salut buat kamu
kawan. Walau wajah sudah berpeluh keringat dan ketakutan tapi tetap nekat saja turun ke
bawah. Kulihat ada kepuasan dari wajahnya saat menapak kaki di atas sungai. Natali
yang awalnya sudah mau mencoba saat melihat Olivia jadi takut kembali. Seperti semula
hanya mendorong-dorong yang lain untuk mencoba.
Fredy akhirnya mau mencoba dan merasa puas sampai mau mencoba lagi. Yang
lucu waktu Lita turun, sangat penuh
dengan teriakan-teriakan yang
memekakkan telinga , seperti mau
jatuh saja padahal posisi badannya
sudah pas untuk turun, tapi entah kok
teriak terus. Sampai bawah dia
ditegur Mapaus, hehe sampai bilang
ke aku, “Mas itu Mapaus yang India
itu judes ya”, Aku bingung mana ada
yang India? Mungkin yang Arab itu. Akhirnya semua bisa melalui dengan sempurna.
Tinggal Natali, Iwan dan Rizal saja yang belum mencoba. Natali saat mencoba agak ragu
juga, tapi harus mencoba saat liat yang lain buktinya mampu. Walaupun dengan mata
terpejam sedikit-sedikit dan dengan teriakan-teriakan akhirnya selesai juga sampai
bawah.
Iwan sudah ikut turun dan perlahan saja, tapi agak kaku juga tangan dan
tubuhnya. Mungkin takut tubuhnya yang kurus itu meluncur dan membebani tali. Yang
151
unik neh tentu saja bintang kita si Rizal, seperti kejadian semalam batuk-batuk Rizal
keluar lagi. Keras dan lantang seolah sudah kronis batuknya. Ugh..ugh..ugh..hmm baru
kali ini ada orang batuk tiba-tiba tapi lucunya tidak menular. Tapi aku baru menyadari oh
ternyata Rizal ini kalo lagi bingung atau takut pasti batuk-batuk. Hmmm ya menarik lah,
aku bayangin kalo ujian susah dan gak ada yang bisa dicontek mungkin Rizal bisa-bisa
batuk-batuk di kelas, ntar kalo yang jaga gak tau dikirain ngasih contekan.
Semua anak menyoraki Rizal, ayo zal kamu pasti jatuh eh bisa maksudnya. Ada
saja alasan yang dilontarkan Rizal, yang talinya nanti keberatan lah yang waktunya mepat
lah. Udah maju aja bro, mudah kok. Buktinya yang cewek aja berani kok.. Bismillah
akhirnya Rizal beranjak juga dan bersiap turun ke bawah. Terlihat masih ketakutan dan
kuatir, namun apa yang terjadi saat di tengah-tengah jalan ada yang memotret Rizal dari
atas. Bisa-bisa nya dia berpose dan menahan tubuhnya di udara. Oh dasar, hati takut tapi
liat foto tetep aja bergaya. Sampai di bawah Rizal ketawa keras banget dan ajaib saudara-
saudara batuk yang kronis itu tiba-tiba menghilang seolah ditelan arus sungai.
Sempurna…
Waktu tak pernah berhenti
Keyakinan selalu terpatri
Di hati …
Di kepala …
Di raga …
Bersama berjalan
Meraut rumitnya tantangan
152
Menaklukkan halangan
Bersama mencapai puncak
Mengepakkan sayap kehidupan
Bab XXVIII
Penyelamatan Sang Raja
Semua sudah mencoba dan puas dengan sesi Rappling ini, ada yang bilang kurang
tinggi. Tapi ada juga beberapa yang takut mencoba, mungkin trauma atau takut melihat
ketinggian. Mapaus sampai salut melihat UKM ADV semua, ternyata awalnya tidak
mengira akan sebanyak itu yang mau mengikuti sesi ini. Tapi ternyata semua nya mau
mencoba dan sukses. Aplaus buat semua, ternyata semuanya tangguh dan berani
mencoba hal baru. Semoga saja gak ada yang pengen mencoba melompat langsung tanpa
menggunakan tali.
Kami semua beristirahat sejenak melepas penat sambil minum air putih, lumayan
hampir 2,5 jam kami berdebar-debar ria melihat aksi spiderman kawan-kawan. Mapaus
berunding dan melihat waktu, nampaknya masih cukup kalau diadakan game lagi. Kami
semua diajak ke lapangan outbond yang sesi puzzle tadi. Semua dikumpulkan dalam
kelompok besar dan dibagi menjadi 6 kelompok besar. Dibagi adil sesuai dengan tubuh
dan jumlah orang. Game kali ini bukan persaingan tapi bekerjasama semua orang untuk
menyelesaikan game.
153
Mapaus mengambil sebuah alat permainan yang terbuat dari beberapa batang
bambu yang cukup besar yang disusun sedemikian rupa menyerupai huruf A. Ada 6 buah
tali yang sangat panjang yang diibaratkan sebagai pengatur gerak bambu itu. Masing-
masing kelompok akan memegang tali satu persatu. Ceritanya ada seorang raja yang
menderita penyakit yang cukup berbahaya dan menular. Lalu kami sebagai rakyatnya
bertugas membawa raja pergi berobat ke seberang. Agar penyakit raja tidak menular
maka saat membawa berobat rakyat akan memakai sebuah alat, dan menggerakkan alat
tersebut bersama-sama menuju tempat pengobatan. Melalui kesepakatan dipilih Bahtiar
sebagai rajanya, secara badan Bahtiar kan cukup kecil jadi memindahnya ke seberang
tidak cukup berat. Berikut gambaran game ini. 3 bambu diikatkan satu sama lain,
tingginya kira-kira (untuk pijakan raja) 2m.
154
a
6
5
4
1
2
3
Untuk ” a ” dilambangkan raja, sedangkan ”1”, ”2”, ”3”, ”4”, ”5”, dan ”6”
dilambangkan rakyat yang berjuang menyelamatkan raja dari penyakitnya. Bakalan seru
nih permainan. Bahtiar mulai menaiki tahtanya, tapi semua ketawa melihat ekspresi
Bahtiar saat di atas bambu. Geli melihat Bahtiar wajahnya ketakutan dan merinding
disko. Kami semua 6 kelompok telah bersiap dengan tali yang telah dibagi. Tali ini untuk
menggerakkan singgasana raja ke tempet seberang. Aku posisi belakang sendiri menahan
tali yang kulilitkan di badanku. Semua bersiap-siap, Bah teriak-teriak ketakutan, apa
harusnya raja kita jatuhkan aja dan mencari raja baru saja. Gampang kan tinggal lepas
tali, dan selesailah riwayat sang raja. Haha Bah semakin ketakutan, yang bener aja yo.
Aba-aba telah dimulai, bergerak perlahan, menahan beban. Bergeser kanan kiri,
tarik tali, lepas tali, tarik lagi. Berteriak nyaring saling memberi perintah, mengayunkan
kaki bambu satu persatu. Langkah tegap maju perlahan, membelah rerumputan, mencapai
sasaran. Semua ketawa saat melihat kaki bambu meleset dari posisi yang diinginkan,
apalagi melihat ekspresi Bahtiar yang tiada hentinya ketakutan dan memejamkan mata.
Tangan memerah memegang tali, otot dikeluarkan untuk menuju sasaran. Kaki
menjejak kuat menahan berat bambu dan sang raja. Terpeleset, terlempar, terdorong,
terhempas tak kami hiraukan. Hanya berjuang menuju garis finish menyelamatkan raja.
Sampailah di tujuan dan sembuhlah penyakit raja. Hampir saja kami bertepuk tangan
bersamaan, untung saja kami semua masih ingat kalo Bahtiar masih ada di atas bambu
ketakutan sambil memeluk bambu dengan wajah tak berdaya. Seakan berharap agar
permainan ini cepat selesai.
Namun tugas kami tak berhenti sampai di situ. Masih ada tantangan lagi yang
lebih berat, untuk mengembalikan raja kembali ke istananya. Yang membuat berat, kami
155
semua tidak boleh bersuara atau memberikan perintah ke kelompok yang lain. Raja
sedang tidur jadi tak boleh diganggu. Tugas masih seperti tadi tapi minim percakapan
atau suara. Di sini benar-benar kerjasama kami yang ditonjolkan. Saling percaya dan
memberi support kepada kawan yang lain. Aku yakin yang paling takut sang raja, takut
jatuh. Perlahan kami memulai perjalanan kembali, dengan langkah mantap dan cepat
kami berjalan. Hanya dengan anggukan kepala dan helaan napas kami saling mensupport
satu sama lain. Yang paling susah menahan ketawa melihat ekspresi yang lain. Iwan
sampai tertarik-tarik dan terjatuh saat menahan tali. Perutku sampai membilur karena
menahan beratnya bambu ini. Tak lama akhirnya sampai juga....Akhhhh puas rasanya,
sebenarnya perjalanan kembali yang ditempuh lebih cepat daripada saat berangkat tadi.
Aplaus menggema buat kami semua. Dengan perasaan bahagia dan riang karena
telah berhasil menyelamatkan raja. Raja atau Bahtiar turun dengan perasaan puas dan
pucat. Melihat Bahtiar kami semua seakan tergoda untuk menghiburnya. Entah siapa
yang memulai tiba-tiba saja kami semua kompak mengangkat Bahtiar dan
menjeburkannya ke kolam kotor bekas kami main puzzle tadi. Byur Bahtiar di celup dan
direndam dengan penuh kepuasan.
Kalau boleh aku cerita, entah sejak kapan ini terjadi tapi setiap melihat Bahtiar
kami selalu tergoda untuk memasukkannya dalam air. Selalu itu yang terlintas di pikiran
kami saat melihat Bahtiar dan air. Entah ini jahat atau kejam namanya, tapi itu yang
selalu terjadi, toh Bahtiar rasanya baik-baik saja dan menerima dengan ikhlas
hehe...ikhlas atau pasrah. Oh ya Iwan mulai bertingkah aneh, aku berbisik ke Samsi dan
Mamok, jangan ketawa nanti tambah kumat . Anak-anak lama pasti paham dengan
maksudku ini.
156
Bab XXIX
Game Menyenangkan
Istirahat sejenak di lapangan, Mapaus mulai memikirkan permainan selanjutnya.
Kami diminta membagi dalam 2 kelompok besar dan jumlah yang sama. Kami berbaris
memanjang ke belakang. Aku posisi terdepan, dibelakangku Bahtiar yang menggigil
dingin basah kuyup. Game nya yaitu ”racing”, caranya kami cepat-cepatan sampai di
finish dengan cara menerobos sela-sela kawan di depannya. Kami harus membuka kaki
lebar-lebar untuk memberi kesempatan kawan di belakang kita. Siap
semua......1......2.....3.....mulai. Cepat sekali kami berjalan merangkak di bawah, menjadi
yang tercepat. Tak mau kalah dengan kelompok yang satunya. Kepala terbentur kaki,
tangan lecet, lutut perih tak kami hiraukan, demi mencapai garis finish. Akh tetapi
permainan diulangi lagi karena ada protes dari kelompok satunya kalo kelompokku
mengambil jarak yang berjauhan satu sama lain.
157
Permainan diulangi kembali, semakin seru aja. Aku merangkak dengan cepat,
setengah berlari setengah merayap. Yang kasihan waktu liat Bahtiar di lewati Fredy dan
Rizal, badannya sampai terpelanting mengikuti gerak tubuh Fredy dan Rizal. Bagaimana
tidak terpelanting kalo melihat kaki Bahtiar yang tidak terbuka terlalu lebar dilewati
badan-badan bongsor Fredy dan Rizal, gak tega melihatnya. Akhirnya sampai juga di
garis finish dan juaranya kelompok kami. Huraaaaaa.....
Napas tersengal-sengal dan kaki kram karena berdiri merangkak terus-terusan.
Kulihat beberapa orang lututnya berdarah dan memerah, seperti punya Lita. Untung saja
aku tadi pake celana panjang, jadi gak terasa sakit. Mamok cerita mulutnya sampai
berdarah-darah kena kaki yang di depannya. Memang menguras tenaga sekali, apalagi
aku yang sudah merasa senja ini. Tak mau berlama-lama Mapaus mempersembahkan lagi
sebuah permainan.
Kami semua tetap dalam kelompok masing-masing. Kami disuruh melingkar tapi
posisinya rapat, bahu satu dengan yang lain saling berhimpitan. Tangan dimajukan dan
berpegangan dengan tangan kawan di seberang. Tangan kanan harus memegang tangan
kiri kawannya. Jangan sampai terbalik karena nanti susah untuk meneruskan game ini.
Game ini kalo aku sebut ”Puzzle Tangan”. Bagaimana meloloskan tangan dari keruwetan
hingga menjadi sebuah lingkaran besar tanpa melepas tangan satu dengan yang lainnya.
Permainan dimulai, geser badan, menunduk, melewati tangan, berputar badan,
melompat ke samping kami lakukan. Sebenarnya yang paling kasihan yang letaknya
paling bawah, pasti sesak dan tahan napas karena di bawah ketiak kawan-kawannya. Tapi
nampaknya mereka tak menghiraukan itu, berulang-ulang kami mencoba meloloskan diri.
Beberapa bahkan usul lepaskan tangan aja dikit-dikit, kan gak ketahuan. Tapi yang lain
158
cuek dan tak mau, berusaha saja sebisanya. Di tengah-tengah permainan ternyata ada
beberapa tangan yang salah memegang tangan kawannya. Yang harusnya tangan kanan
dengan tangan kiri menjadi tangan kanan dan kanan. Harusnya ini tidak boleh, karena
mustahil bisa terurai.
Kami ulangi dari awal dan memastikan kalo tidak ada yang keliru. Namun sekeras
apapun usaha kami nampaknya akan tertinggal dari kelompok satunya. Mereka sudah
hampir selesai, apalagi kami tadi mengulangi dari awal kembali. Kami mengakui
kemenangan kelompok satunya. Hasil seri 1-1, 1 kemenangan kami saat ”Racing” tadi.
Untuk menentukan pemenang akan ada 1 game lagi.
Game ”ular-ularan”. Tugasnya adalah kami semua berbaris kebelakang dan yang
paling depan akan menjadi kepala ularnya, yang paling belakang anak-anaknya. Kepala
ular untuk mengalahkan lawan harus merebut anggota lawannya yang paling belakang,
dengan menyentuhnya. Badan ular gak boleh terlepas, kalau terlepas maka akan
dinyatakan kalah. Kepala ular di kelompokku akan aku tempati, belakangku seperti tadi
ada Bahtiar. Kelompok satunya memiliki kepala ular yang ditempati Mamok. Kami
bersiap dan kulihat yang paling belakang Samsi dan kelompok lawan David. Kelompok
kami dan Mamok memiliki strategi yang sama. Strategi obat nyamuk bakar, yang
melingkar untuk melindungi ekor yang paling belakang. Tapi ternyata susah juga, hingga
Mapaus meminta pakai cara biasa saja untuk mengalahkan lawan. Jadi mutlak di sini
yang dibutuhkan kekuatan dan kecepatan.
Permainan dimulai lagi, nah ini yang paling kurang ajar, Bahtiar awalnya kuminta
buat memegang kerah bajuku. Tapi entah mengapa di tengah-tengah permainan kok
kerahku bukan dipegang tapi ditarik ke belakang sampai susah bernapas. Mau membunuh
159
kepala ular nih si Bahtiar. Permainan memanas, aku menahan badan Mamok yang
berusaha merangsek ke ekor kelompok ku. Aku tahan dengan sekuat tenaga, namun tiba-
tiba aku terjatuh dan diinjak-injak entah kaki siapa saja, kelompokku sampai terpecah
berai. Mapaus mengisyaratkan untuk mengulang kembali. Kami ambil posisi lagi, aku
bersiap-siap biar tidak jatuh lagi seperti tadi. Tapi kenapa ya di sekarang Mamok tiba-tiba
seperti orang kesurupan bergerak liar ke sana kemari, sampai pegal aku menahan gerak
tubuhnya.
Sesaat aku menoleh ke belakang, hmmm....... aku paham kenapa kok Mamok
seperti ini ( kenapa ya? Hehe rahasia, tanya kepada yang bersangkutan tiiiiiiiitttttt......:) ).
Seperti yang tadi, aku kembali terjatuh. Tapi kali ini bukan terpeleset, karena saking
serunya permainan tak sadar kakiku terbelit dengan kaki Iwan dan kami terjatuh
bersamaan. Kedua kelompok sama-sama bubar barisannya. Fiuuuuhhhh pegal, kaki
menegang sekali. Sebenarnya tak puas karena belum ditemukan pemenang, tapi Mapaus
berpendapat sudah cukup karena nampaknya akan susah untuk mencari pemenang lagian
waktu sudah sangat sore sekali. Sudah menjelang pukul 5 sore.
Kami semua bergegas kembali ke wisma, aku menjajari Mamok ”gila kau Mok,
sampai pegal aku menahanmu, seperti kesurupan aja”. Kami ketawa bersama
hahaha.....Saat berjalan menaiki dan menuruni tangga baru kurasakan kakiku cukup berat
dan sakit. Linu semua di sekujur kaki ini, terutama bagian paha sangat nyeri. Semua
segera membersihkan diri dan berbenah, sebelum malam mulai menjelang dan hawa
dingin menyergap kembali. Aku bersihkan badan seadanya, kan ini tadi yang kotor Cuma
kaki, tangan dan pakaian saja. Jadi masih bisa sholat ashar tanpa perlu mandi dahulu.
Mandi juga tidak memungkinkan, karena sudah penuh dengan orang. Selesai sholat aku
160
istirahat di kamar sambil menunggu giliran mandi. Di kamar sudah ramai orang, lagi seru
main kartu sambil ngemil makanan. Makin ramai aja kamar ini, David, Iwan, Mamok,
Bahtiar, Fredy, Nita dan Regie saling menghasut satu sama lain agar kalah main kartu.
Heboh banget pokoknya, sampai buka-buka baju segala ( hehe ya soalnya bajunya lagi
pada basah dan yang cowok aja kok ).
Jam menunjukkan 5.50, harus segera mandi neh. Main kartu sudah bubar semua,
beberapa bahkan sudah bersih dan siap-siap makan malam. Tinggal kloter terakhir saja,
Aku, Fredy, Iwan, Bahtiar yang belum mandi. Mamok sudah mandi duluan. Turun tangga
kaki sangat sakit sekali, harus dipijat nih biar gak kram. Pengennya mandi segar lalu
makan, tapi apa daya ternyata air kamar mandi sudah habis dan sisanya sangat kotor
sekali. Harus dikuras dulu neh, sambil keramas di luar membilas air di tong air. Brrrr air
dingin sekali nih, seperti keluar dari kulkas. Air sudah penuh segera saja mandi, segar
hilang semua peluh dan keringat. Kepala yang berat jadi enteng, darah kembali mengalir
dengan lancar. Wudhu lalu naik ke kamar, bersiap makan malam, dah sangat luaper neh
setelah aktivitas penuh seharian.
161
Bab XXX
Skenario Buat Andika
Makan malam sudah dipersiapkan, kuintip dan hmm nampaknya lezat nih.
Melihat asap yang mengepul dari termos nasi sangat menggoda perutku, cacing sudah
menggeliat liar di sana . Semua orang sudah pada berkumpul di meja makan, dan
menyikat habis makanan yang ada. Kursi sudah penuh orang, sebagian sudah selesai dan
kumpul di aula mengerjakan tugas buat proposal kegiatan yang belum selesai kemarin.
Menu malam ini koloke dan seperti bakwan goreng bulat seukuran bola bekel. Kucium
baunya, hmmm sangat menggugah selera.
Mari makan, tambah nasi boleh asal jangan tambah lauk (terbatas jumlahnya ).
Ada minuman hangat di meja entah siapa yang buat, teh panas dalam teko besar. Ada
juga buah rambutan, hehe kukira malam terakhir karena itu sama yang punya wisma
diberi extra penutup mulut. Tapi ternyata tidak, itu semua hanya ilusi. Yang beli dan
bawa rambutan ini David ama Iwan, yang sempat turun ke pasar buat beli beberapa
barang. Lumayan deh ada suplai vitamin C malam ini. Saat makan malam ini Nat dan
162
Lita berbisik ke aku, mereka berencana ada sandiwara buat Andika. Tujuannya agar
Andika lebih berani menyatakan dan mendekati Sonia.
Wah mirip kejadian Bahtiar tahun lalu nih, aku berpikir sejenak dan terlintas ada
skenario untuk Andika dan Sonia. Awalnya agak bingung juga mau buat apa, karena aku
tau Andika tidak seluwes Bahtiar. Hmmmm rencanaku kuutarakan ke Nat, bagaimana
kalo ntar saat sesi api unggun kita buat drama. Nanti Nat aku minta untuk maju ke depan
peserta dan mengucapkan terima kasih ke peserta. Sudah mau terlibat dan ikut serta
dengan kegiatan UKM ADV. Diatur aja mau bicara apa saja, tapi di tengah-tengah Nat
meminta Andika berdiri dang beri kata sambutan karena Andika adalah ketua panitia
diklat ini. Andika diminta untuk memberikan pin diklat sebagai kenang-kenangan untuk
peserta, nantinya kalo bisa yang maju pertama itu Sonia.
Apa tidak curiga Andika kalo minta Sonia maju? Jangan kuatir, karena nanti saat
meminta Sonia maju bilang saja kalau kebetulan di tengah-tengah kita ada anggota baru
ADV tapi belum resmi jadi anggota maka hari ini sekalian sebagai peresmian Sonia
sebagai anggota keluarga baru di UKM ADV. Aku yakin pasti tidak ada yang curiga
kalau tujuan kita berbeda. Saat Sonia maju dan akan dipasang pin, Andika diberi kertas
yang seolah-olah berisi kata sambutan. Tapi sebenarnya berisi kata-kata indah yang
ditujukan untuk Sonia. Di bawah tulisan itu diberi kata-kata dorongan untuk Andika ”
Ayo Dik ini kesempatanmu, jangan ragu lagi. Kami semua mendukungmu”.
Nanti semua tergantung dari Andika bagaimana akhirnya, apakah penuh senyum
ato yang lain . Bagaimana rencanaku? Bagus kan, aku yakin pasti Andika gak akan
curiga dan bisa menolak saat maju nanti. Hehehe mantap, Nat setuju saja dan bersiap
163
membuat drama nanti malam. Aku yang diserahi buat kata-kata indah untuk diberikan ke
Andika (bingung mau buat apa). Gampang deh kan masih nanti malam acaranya.
Bab XXXI
Proposal-Proposal Yang Unik
Di aula sudah berkumpul semua peserta, bersiap ikut sesi selanjutnya sambil
menyelesaikan proposal kegiatan mereka. Jam 7.10 acara dilanjutkan kembali, beberapa
masih di luar dan makan malam. Harusnya sesi pertama diisi dari Mapaus untuk refleksi
outbond, namun Mapaus minta diundur saat sesi mereka. Minta diundur jam terakhir
setelah sesi ADV berakhir. Mereka mau istirahat dahulu, karena sebagaian personelnya
sudah istirahat dan tidur. Ok deh, berarti sekarang sesi ”Presentasi Proposal Kegiatan”
dulu yang dikerjakan. Semua diminta mengumpulkan materi dan bersiap untuk presentasi
masing-masing orang di tiap kelompok. Kertas plano sudah dipersiapkan dan MC sudah
mempersilahkan untuk maju.
Ada 5 kelompok yang akan memaparkan materi proposal mereka. Kelompok
pertama yang maju duluan, Mia, Olivia, Rerie, Benny, Matthew bergiliran maju untuk
menjelaskan isi materi mereka. Kelompok ini mengangkat proposal mengenai kegiatan
164
pelatihan ”Batik Canting”. Pelatihan akan diadakan sebanyak 3 sesi dengan durasi tiap
sesi sekitar 3 jam. Diperkirakan peserta sejumlah 72 orang dan biaya pendaftaran Rp
20.000 per orang. Cukup murah dan menarik. Proposal yang bagus dan dari penilaian
panitia ada 1 kesalahan di penyusunan anggaran kegiatan.
Kelompok kedua sekarang mendapat giliran. Kelompok ini hanya ditukangi 4
orang jagoan saja, Suci, Berli, Firdha dan Niko saja. Satu persatu menjelaskan isi
proposalnya dan memaparkan detailnya. Proposal kelompok dua mengenai ”Ormawa
Fair”. Sasaran kegiatan untuk maharu (mahasiswa baru) Ubaya, mengenalkan ke maharu
apa itu Adv dan menginformasikan kegiatan UKM ADV. Diharapkan banyak mahasiswa
yang tertarik dan mau ikut serta jadi punggawa ADV yang baru. Keinginan panitia kalau
bisa ada sekitar 100 maharu yang mendaftar saat ”Ormawa Fair”, dan kalau bisa
didapatkan data calon prospek member ADV baru sebanyak 25% dari total pengunjung
stan. Tapi satu yang unik dari proposal ini, susunan kepanitiannya sangat artis sekali.
Bayangkan penanggung jawab dipegang langsung oleh Dewi Persik. Trus untuk susunan
kepanitiaan dipegang oleh artis-artis dari ”Tawa Sutra” semisal Aldi Taher (ketua),
Syaiful Jamil (bendahara), Budi Anduk (sekretaris), Arie Untung (perlengkapan), Ade
Namnung (pubdok), Ruben Onsu (dekorasi).
Bayangkan apa tidak keren acaranya kalo stafnya aja seperti itu. Ini Ubaya atau
Persatuan Artis ya. Yang tidak kalah seru untuk Presiden Bemus dan ketua MPM
dipegang langsung oleh Olga Syahputra dan Julia Perez (wanita belah duren hehe...).
Bisa-bisa aja kelompok dua ini, kalo ada panitia seperti ini, aku mau deh mendaftar jadi
panitia. Pasti ngocol dan kacau banget kepanitiannya, ketawa aja ngebayangin Budi
Anduk dan Ade Namnung jadi panitia. Setelah dinilai panitia ada 3 kesalahan mendasar
165
dari kelompok dua ini. Mengenai tempat penyelenggaraan kegiatan, susunan acara dan
anggaran kegiatan. Di tengah-tengah sesi ini Apri berpamitan ke kita semua, kalau akan
kembali ke Surabaya. Besoknya Apri ada test project untuk nilai UAS. Hati - hati di jalan
ya kawan, sampai jumpa lagi di Surabaya.
Berikutnya kelompok tiga yang maju. Kelompok tiga dikawal oleh Pudika,
Anggun, Andhika, Rizal, dan Calista. Proposalnya mengambil tema Seminar ”
Entrepreneurship is Easy ”. Tujuan kelompok ini untuk mengajak masyarakat terutama
mmahasiswa untuk mendalami dunia entrepreneur, karena saat ini entrepreneur sangat
menjanjikan di masa yang akan datang. Acara akan diadakan di Ballroom JW Marriot
Hotel (keren gak nih, seminar di hotel), hari Sabtu. Pembicaranya Ir. Ciputra (pencetus
dunia entrepreneur di Surabaya, bahkan mendirikan kampus yang mencetak lulusan-
lulusan khusus entrepreneur) dan Luna Maya (punya usaha Butik).
Kelompok tiga juga mencantumkan Proposal Sponsorship Penawaran Kerjasama
untuk pihak luar. Ada 3 macam penawaran, Platinum Sponsor dengan donasi Rp
6.000.000, Gold Sponsor dengan donasi Rp 3.000.000, dan Media Partner berupa
promosi gratis untuk acara. Media Partner yang dirancakan dengan radio-radio di
Surabaya. Kelompok ini juga mempunyai kesalahan seperti kelompok-kelompok
sebelumnya yaitu di penyusunan anggaran. Mungkin susah juga kalau baru pertama kali
membuat proposal. Tapi paling tidak di sini dapat dijadikan bahan pelajaran, sebagai ilmu
bagaimana membuat proposal yang baik.
Yang maju sekarang kelompok empat dan beranggotakan Anastasia, Sonia,
Aditya, Roy dan Daniel. Yang dibahas kelompok ini proposal ” Lomba Desain Poster ”.
Tema lomba yang diangkat mengenai ”Global Warming”. Tujuannya agar meningkatkan
166
kepedulian mahasiswa UBAYA terhadap lingkungannya serta mengembangkan
kreatifitas mahasiswa dalam mendesain sesuatu terutama poster. Yang akan disertakan
lomba perwakilan mahasiswa dari tiap-tiap fakultas yang ada di UBAYA. Rencana
kegiatan akan diadakan di SGFT Fakultas Teknik. Nantinya 1 tim akan diwakili 3 orang
mahasiswa. Juara I akan mendapat Rp 2.000.000, Juara II mendapatkan uang seesar Rp
1.500.000 dan untuk juara III mendapatkan Rp 500.000. Ada 3 kesalahan dari proposal
yang dibuat kelompok ini yaitu di penyusunan anggaran, teknis pelaksanaan lomba
(seharusnya tidak perlu dicantumkan tidak apa-apa) dan penyusunan penutup proposal
(tidak sinkron antara judul dan penutup, di judul mengenai lomba poster tapi di penutup
mengenai kegiatan Ubaya Games 2009).
Terakhir kelompok lima yang maju, kelompok ini hanya terdiri dari 4 orang saja
yaitu Monica, Silvia, Maria dan Felix. Sebagai kelompok pamungkas, yang diangkat
mereka mengenai kegiatan pelatihan ” Lilin Jely ”. Pelatihan ini akan mengajarkan
bagaimana caranya membuat kerajinan dari lilin jely. Lilin jely ini terbuat dari bahan
parafin dan polimer, yang akan dibentuk menjadi hiasan yang indah dan punya nilai jual
yang tinggi. Acara akan diselenggarakan di selasar UKM. Peserta yang diharapkan ikut
serta sejumlah 50 orang dan akan dikenai biaya Rp 30.000 untuk tiap peserta. Kesalahan
penyusunan kelompok ini dalam segi penyusunan anggaran dana.
Sekarang tugas panitia untuk membuat penilaian mengenai proposal mereka,
nantinya akan dipilih proposal mana yang paling berpotensi dan berhak mendapatkan
penghargaan dari panitia di akhir diklat ini esok hari. Peserta sudah mulai bosan dan
mengantuk, bahkan ada yang sampai tertidur saat sesi presentasi ini tadi. Ada yang
167
menopangkan dagu di kakinya sambil menganguk-anguk (bukan tanda setuju tapi sedang
tidur).
Aku yakin kalo semua orang pasti sangat lelah setelah seharian kegiatan outdoor,
panitia saja sudah banyak yang keluar aula dan mencari udara segar di luar sana. Waktu
masih menunjukkan jam 8 kurang, Tadi sebelum sesi presentasi selesai Andika dan Nat
minta tolong bagaimana kalo diisi game atau permainan saja. Rencananya sambil
menunggu sesi selanjutnya, aku setuju saja karena melihat situasi sudah tidak kondusif.
Kalau dipaksakan langsung sesi bisa-bisa banyak yang tertidur dan gak konsentrasi
mendengarkan materi Apalagi sesi terakhir lumayan berat juga mengenai ”Business
Plan”.
Kami berpikir sejenak, enaknya mau main game apa ya, yang sederhana tapi
menghibur. Kan gak mungkin aku beri game puzzle, bisa pecah nantinya otak mereka.
Ada yang usul bagaimana kalau game ”Angin Bertiup”. Bagaimana cara bermainnya?
Semua orang nanti membentuk satu lingkaran besar dan berdiri di tempat yang sudah
diberi tanda. Ada satu orang yang berdiri di tengah-tengah, orang ini akan memberikan
instruksi misal angin bertiup ke arah orang yang berbaju putih. Trus orang yang merasa
memakai baju putih harus segera berpindah mencari tempat yang berbeda, begitu juga
orang yang berada di tengah harus segera mencari posisi. Orang yang terakhir tidak
mendapat tempat maka orang itu lah yang jadi dan harus berdiri di tengah-tengah. Begitu
juga seterusnya, instruksi boleh apa saja asal harus disertai kata angin bertiup ke arah......
Panitia menyerahkan secarik kertas yang sudah dibuat sebelumnya ke masing-
masing peserta. Di bawah kertas itu sudah ditempel selotip bolak-balik. Panitia dan
peserta berbaur menjadi 1, mementuk lingkaran besar. Aku berdiri di tengah-tengah
168
untuk memberi instruksi, sebagai contoh saja. Angin bertiup ke arah yang
bernapas.......suasanan langsung heboh, semua bergerak kesana kemari mencari posisi
yang kosong, sampai dorong-dorongan berebut. Saking serunya aku sampai lupa bergerak
dan ketawa terus, baru sadar kalo aku masih ada di tengah-tengah. Bodoh banget, sekali
lagi kuulangi, kali ini angin bertiup ke arah orang yang berambut hitam. Sekali lagi
hampir semua orang bergerak. Peserta mengerti dan paham harus bagaimana.
Banyak perintah yang unik-unik yang keluar dari teman-teman. Ada yang angin
bertiup ke arah orang
berambut panjang, ada juga
angin bertiup ke arah ornag
yang memakai celana jeans.
Ribut dan heboh semua
yang ikut permainan ini,
ada yang sampai terjatuh
tersenggol saat berebutan
tempat, ada yang diam tak bergerak tak sadar kalau yang disebut angin bertiup itu
dirinya. Yang kocak waktu Nat jadi di tengah Seperti ciri khas Nat selalu ketawa-ketawa
kalo lagi bingung (kebalikan Rizal, kalo Rizal favoritnya batuk kronis), Nat sambil
ketawa memberi perintah angin bertiup ke arah orang yang sedang cinlok (cinta lokasi ).
Tetap dengan tertawa menahan Nat mau berlari ke arah Andika, tapi ternyata Andika tak
ada respon dan semua ketawa menggoda Nat. Ihi ada apa Nat kok tiba-toba bilang cinlok
ihi....(aku ngerti maksud Nat tadi tapi ternyata yang dimaksud gak sadar hehehe....).
169
Tapi dari semua orang yang terparah tetap Iwan. Konyol, menggelikan dan penuh
sadar diri. Bagaimana tidak saat ada perintah angin bertiup ke arah orang yang sudah tua,
secara refleks Iwan berjalan santai ke arahku dan senyum-senyum. Aku ya heran ada apa
nih anak, haha semua ketawa lepas melihat tingkah Iwan, satu-satunya orang yang
bergerak di tengah arena. Haha aku tau maksud Iwan, pasti berharap aku juga bergerak.
Huehehehehe rasain Wan, ternyata orang tua itu lebih sadar diri, aku aja merasa masih
muda kok jadi gak bergerak. Samsi yang berdiri di sebelahku tertawa puas sekali melihat
tingkah Iwan. Sambil garuk-garuk kepala Iwan memandang terus ke aku, haha sory Wan
aku belum merasa tua-tua banget kok. Permainan angin bertiup hanya dilakukan selama
15 menit saja.
Dilanjutkan kembali dengan game trademark ADV, game wedhus alias game
mbek-mbekan (menjadi kambing jadi-jadian). Pemain game kali ini dikhususkan untuk
staff yang baru saja. Agar staff lebih mengenal kawan-kawannya saja walaupun hanya
lewat suara saja. Cara bermainnya adalah semua membuat lingkaran dan satu orang
berdiri di tengah-tengah. Orang yang di tengah tersebut akan ditutup matanya dan
memegang kertas yang digulung (untuk menebak nama orang yang kena sentuh kertas).
Semua yang membentuk lingkaran akan berputar dan harus berhenti saat ada instruksi
stop. Nanti orang yang ditengah bergerak dan mencari nama orang yang terkena pukulan
kertasnya.
Orang yang terkena kertas hanya boleh mengembik mbeeekk, terserah bagaimana
mengatur nada suaranya agar orang yang ditengah kebingungan dan menebak suara siapa
ini. Permainan dimulai dan peserta mulai memutar dan berputar sampai ada tanda stop.
Yang paling lucu saat melihat ekspresi pemain tengah menebak suara kambing yang
170
aneh-aneh. Banyak sekali kambing jadi-jadian di sini, bayangkan ada kambing bersuara
judes dan ada juga yang lemah lembut banget. Kasihan juga yang kebagian nebak.
Tapi paling kasihan saat Silvia yang jadi, berkali-kali menebak selalu salah
semua. Sampai hampir semua orang yang disentuhnya tak ada yang benar-benar betul
namanya. Memang susah kalo kambing sudah bisa kuliah, suaranya sangat intelek sekali
hehe....Melihat Silvia yang sudah sangat putus asa akhirnya permainan dihentikan dulu.
Sambil ketawa melihat ekspresi Silvia yang sangat jengkel, menebak sekian banyak
kambing tidak ada yang benar.
171
Masih ada waktu lagi nih, sambil menunggu Mamok menyiapkan materi Business
Plan. Enaknya diisi apa ya,
ada yang minta kalau game
saling tembak menembak.
Apaan nih? Nanti akan
dibagi hadi 5 tim dan tiap
tim ada 5 orang. Lima tim
ini posisinya saling
berhadapan dengan bentuk
lingkaran. Lima tim ini akan saling menembak satu sama lain, tim yang melakukan
kesalahan berarti akan kalah. Caranya menembak seperti ini, orang yang terakhir/ orang
ke 5 menepuk pundak teman di depannya/ orang yang ke 4 dan mengatakan ”Siap”,
orang ke 4 menepuk pundak orang ke 3 dan mengatakan ”Ambil Peluru”, orang ke 3
menepuk pundak orang ke 2 dan bilang ”Cekeklek”, orang ke 2 selanjutnya menepuk
pundak orang terdepan dan mengatakan ”Tembak”. Orang yang terdepan harus cepat
bereaksi dan berkata ”Dor” sambil menyebutkan kelompok mana yang dituju.
Tim akan dinyatakan kalah apabila salah menyebutkan urutan perintah atau salah
menyebutkan nama kelompok lawan. Lima tim yang ada ini menamakan tim nya dengan
sebutan nama hewan, ada yang memakai nama Monyet, Trenggiling, Wedhus dll. Semua
sudah siap dan perang dimulai. Tiap tim saling menyerang, yang melakukan kesalahan
disoraki ramai-ramai. Tiap beberapa menit tim diacak lagi, terkadang diacak posisinya
dan juga diacak urutan orangnya. Semua yang ada dalam 1 tim setidaknya pernah
merasakan posisi yang berbeda-beda. Dari sini bisa diperhatikan kalau banyak yang
172
sering tertukar instruksi, ada yang sudah berpindah posisi paling depan masih
menyebutkan perintah ”Siap”. Benar-benar dibutuhkan konsentrasi ditengah tubuh dan
otak yang mulai loyo.
Cukup 15 menit saja, permainan dihentikan untuk melanjutkan sesi materi hari
ini. Peserta juga mulai merona merah wajahnya, pertanda kalau aliran darah sudah lancar
sehingga lebih bisa konsentrasi untuk menerima materi. Sebelum dimulai kami beramai-
ramai teriak yel-yel diklat ” Kami Berani, Kami Bisa ” , beberapa kali biar lebih
semangat lagi.
Bab XXXII
Business Plan
173
Sesi materi berikutnya akan dibawakan Mamok, mengenai ” Business Plan ”,
bagaimana membuat rencana bisnis atau usaha, dan bagaimana memulainya. Sangat
menarik sekali tema ini, karena jarang sekali ada yang mengangkat judul seperti ini.
Tujuan sesi ini adalah mengenalkan dunia entrepreneurship ke peserta diklat. Sebagai
ilmu tambahan mengenai dunia wirausaha sesuai nama UKM kita, Advertising dan
Kewirausahaan. Mamok akan menjelaskan mengenai apa itu Kewirausahaan, agar peserta
tidak bingung saat akan menyusun Business Plan.
Kenapa kita harus jadi wirausaha? Karena hanya dengan berwirausahalah kita
akan menjadi ”Manusia Bebas”, begitu kata Mamok. Wirausaha mempunyai banyak
keuntungan, antara lain bisa melakukan hal-hal yang disukai tanpa terikat aturan, waktu
kerja sangat fleksibel, kita bisa menjadi Bos buat diri sendiri, dapat dikerjakan dari
rumah, kesempatan untuk mengembangkan diri sangat besar dan terutama tidak akan ada
yang memarahi dan memberi perintah ke kita, masa depan ditentukan diri sendiri. Tetapi
jangan lupa dan sampai terlena, karena wirausaha juga mempunyai resiko yang harus siap
kita hadapi. Seorang wirausaha bila mengalami kerugian pasti ditanggung sendiri, butuh
waktu juga untuk berkembang, tetapi jangan juga takut gagal. Seorang wirausaha kalau
ingin sukses juga harus bekerja lebih keras. Yang paling berat seorang wirausaha
diharuskan mengurus segalanya sendiri, modal sendiri dan bisa jadi bergelayut dalam
gelombang ketidakpastian. Seorang Wirausaha itu harus berani Mimpi, berani Target,
berani Beda, berani Investasi, berani Gagal, dan yang pasti harus berani Sukses.
174
Apa saja sih syarat menjadi
seorang wirausaha? diantaranya harus
memiliki ide, melakukan penelitian pasar
dan bisa mendesain, memiliki sumber
daya, bisa melakukan pemasaran,
mengelola dan mengevaluasi bisnisnya,
dan harus berkesinambungan, jangan
mudah menyerah. Biasanya hal yang sering ditakutkan orang yang akan memulai
wirausaha adalah modal. Modal, jangan pernah takut dengan modal biasanya orang
berasumsi modal itu sama dengan uang. Memang tidak salah, tapi sesungguhnya yang
menjadi modal utama kita selain uang adalah Otak/ Hati/ Fisik kita. Bayangkan seorang
penulis apakah harus punya uang banyak untuk jadi penulis, tidak kan. Ini salah satu
contoh kalau apa yang kita miliki bisa jadi sumber usaha bagi diri kita.
Peserta mendengarkan dengan serius dan ada yang mencatatnya, tetapi saat sesi
ini giliran panitia yang sudah tidak konsentrasi. Termasuk aku, aku dari tadi hanya
mengisi tts membuang waktu, ditemani Bahtiar, Fifi, Fani, Upix. Yang lain sudah pada
tiduran bahkan ada yang sudah benar-benar terlelap tidurnya. Bosan mengisi tts aku
disuruh Nat membuat skenario buat Andika. Aku ambil kertas dan mulai menyusun kata-
kata, refleks saja bahkan aku tak mngerti apa yang kutulis ini. Yang parah nih David,
waktu kutunjukkan hasil tulisanku ini eh kok malah mau diberi Andika. Waduh jangan
sampai tau nih Andika, bisa berrrrrbahaaayaaaaa. Andika sampai penasaran ada apa sih
sebenarnya. Saat aku menulis ini ada sedikit insiden kecil, entah kenapa tiba-tiba
175
”counterpain” yang dimainkan Iwan mengenai mata Nat. Nat langsung bangun dan
memerah matanya, panas banget sepertinya. Mata yang sudah terpejam jadi terang
benderang lagi. Iwan merasa bersalah dan mengajak Nat keluar untuk diolesi balsem
(haha gak kok, gak sekejam itu, itu hanya pemikiran liarku saja). Pukul sudah hampir jam
9 malam, sekarang giliran peserta untuk membuat Business Plan.
Perintahnya agar peserta yang sudah dibagi dalam beberapa kelompok supaya
membuat berbagai macam ide bisnis yang akan dilakukan. Dibuat saja ide bisnis
sebanyak-banyaknya ya sekitar 5 menit saja, lalu dilanjutkan untuk memilih 3 ide yang
terbaik dari ide yang dicatat itu. Nantinya hanya akan ada 1 ide bisnis saja yang akan
dibuat bisnis plan nya. Terakhir tiap kelompok akan maju dan presentasi Business Plan
mereka, tiap kelompok akan dibatasi maksimal 15 menit saja.
Di sesi terakhir ini tidak ada penilaian mengenai Business Plan terbaik, karena
tujuan disini bukan untuk persaingan tapi untuk mengasah naluri bisnis saja. Apalagi
pasti susah untuk memilih bisnis siapa yang terbaik karena pada dasarnya semua bisnis
itu baik semua tergantung dari kesiapan dan keseriusan. Namun semua orang akan
mendapatkan masing-masing 2 token.
Kelompok dibagi menjadi 5 kelompok. Yang masing-masing berisi 4/ 5 orang
saja. Kelompok 1 Mia, Olivia, Rerie, Benny, dan Matthew. Kelompok 2 Suci, Berli,
Firdha dan Niko. Kelompok 3 Pudika, Anggun, Andhika, Rizal dan Calista. Kelompok 4
Anastasia, Sonia, Aditya, Roy dan Daniel. Kelompok 5 Monica, Silvia, Maria dan Felix.
Walau mata sudah mengantuk tapi peserta masih antusias saat mengerjakan tugas ini.
Semua menuliskan idenya untuk membuat bisnis yang menarik. Berikut beberapa ide
mereka yang diangkat jadi Business Plan andalan. Kelompok 1 berencana membuat
176
produk ”Susu Vegetarian”. Sangat menarik sekali idenya, dan berbeda dengan yang ada
di pasaran. Susu vegetarian ini rencananya akan memakai bahan baku dari buah
belimbing wuluh yang kecil-kecil itu (belimbing wuluh biasanya dibuat campuran
sayuran, jarang yang mau memakannya langsung).
Cara membuatnya belimbing wuluh direbus dan diperas sarinya, lalu ditambahkan
gula. Untuk pemasaran akan dibuatkan kemasan tersendiri yang tentunya sangat menarik.
Tumbuhan belimbing wuluh dipilih karena mempunyai kalsium yang hampir setara
dengan kandungan dari susu sapi. Pasar jangakauan produk ini masyarakat umum tapi
konsumen utamanya untuk orang yang vegetarian. Susu ini sangat inovatif dan menarik
untuk dibuat, karena selain bahan baku mudah dan murah, susu ini sangat praktis dalam
pembuatan dan tentunya menyehatkan.
Kelompok 2 tidak kalah menariknya dengan kelompok 1 tadi. Kelompok 2
mempunyai rencana untuk membuayt bisnis di lingkungan kampus Ubaya. Yang akan
mereka buat yaitu bisnis ”Persewaan Loker”. Kelompok ini akan bergerak di bidang jasa.
Jasa persewaan loker mahasiswa ini diharapkan bisa membantu mahasiswa dalam
menyimpan barang-barangnya, baik berupa buku kuliah, tas, helm maupun barang
pribadi lainnya. Nantinya pelanggan dibebaskan untuk mendesain lokernya, sistem
sewanya juga menarik bisa dalam satu semester. Target utama kelompok ini adalah
mahasiswa, tapi tidak tertutup kemungkinan disewa pihak kampus. Untuk
mengenalkannya kelompok ini akan menyebarkan pengumuman lewat brosur maupun
media lainnya. Lokasi yang diambil juga sangat strategis, di dalam area kampus. Harga
juga sangat murah dan yang pasti keamanan terjaga.
177
Kelompok 3 berbeda lagi temanya. Business Plan yang dikerjakan kelompok ini
berkenaan dengan bahan organik yaitu mereka akan mendirikan Rumah Makan Organik.
Kebetulan saat ini sudah mulai ramai orang menyukai produk organik baik sayuran,
hewan maupun minuman. Sebuah ide yang cukup masuk akal dan menarik untuk
diwujudkan.Target Rumah Makan Organik kelompok ini adalah untuk semua orang yang
sadar akan kesehatan. Dimana dengan mengkonsumsi bahan-bahan organik maka kualitas
hidup seseorang akan ikut meningkat. Cara awal yang akan dilakukan yaitu mencari
lokasi pendirian Rumah Makan yang strategis. Tak lupa juga mencari suplier untuk
memenuhi kebutuhan bahan baku bahan organik. Yang tak kalah penting adalah mencari
Cheff dan Waitress yang berpengalaman untuk memuaskan pelanggan. Produk Rumah
Makan ini adalah segala makanan dan minuman yang bahan bakunya organik alias minus
bahan kimia.
Kelompok 4 berencana membuat pujasera di lingkungan kampus Ubaya. Business
Plan yang paling sederhana dan paling mungkin untuk diwujudkan. Walaupun di
lingkungan Ubaya sudah sangat banyak pujasera yang berdiri jangan sampai takut.
Selama Pujasera yang akan didirikan mempunyai ciri khas dan pelayanan yang
memuaskan, aku yakin pasti bisa bersaing dengan yang lainnya. Yang dijual di pujasera
ini adalah segala macam makanan dan minuman. Cara mengisi pujasera ini yaitu
mengajak para penjual makanan dan minuman di pinggir jalan untik ikut bergabung.
Oleh karena itu akan disediakan lahan yang cukup luas. Pemasarannya melalui promosi
dari mulut ke mulut dan sebar brosur. Target utama warga sekitar Ubaya dan mahasiswa
Ubaya.
178
Kelompok terakhir juga tak kalah menarik dengan 4 kelompok yang lainnya.
Apakah itu? Kelompok ini akan membuat usaha di bidang pelayanan jasa, tapi jasa yang
ditawarkan bukan untuk manusia tapi untuk hewan. Yup kelompok ini akan membuat
hotal khusus hewan dan namanya ” Pet Inn ”. Jenis pelayanan yang ditawarkan jasa
penginapan hewan taraf bintang 5. Cara mewujudkan usaha ini dengan sewa/ beli lahan
yang memungkinkan untuk dijadikan tempat usaha dan juga merenovasi dan mendekor
tempat dengan perabotan-perabotan yang menarik agar hewan yang menginap betah
tinggal di ” Pet Inn ”. Pangsa pasar yang akan dicari adalah semua penyayang binatang
dan tentunya orang yang punya hewan peliharaan yang pada suatu waktu tidak bisa
menjaga hewannya mungkin karena sibuk atau lagi pergi jauh.
Ckckck hebat sekali pemikiran kawan-kawan ini, penuh inovasi, berani beda dan
sangat mungkin diwujudkan. Di saat kondisi yang lelah, letih tapi masih ada ide-ide hebat
yang keluar dari pemikiran mereka. Calon-calon wirausaha di masa depan yang bisa
melihat peluang sekecil apapun dalam ketatnya sebuah persaingan. Sangat sayang sekali
kalo ide dan pemikiran yang bagus ini tidak dibina, semoga saja sepulang ke Surabaya
ada peningkatan dan perwujudan dari ide-ide liar mereka ini. Semoga saja ADV dapat
membantu menyalurkan apa pemikiran-pemikiran mereka ini untuk kemajuan bersama.
Aplaus saja deh buat kita semua. ” Kami Berani, Kami Bisa ”
Waktu sudah mulai malam, jarum menunjukkan pukul 9.40. Peserta diklat
beberapa sudah siap menuju kamarnya, mungkin mereka mengira acara sudah selesai.
Tapi masih ada 1 sesi lagi dan terakhir, yaitu sesi refleksi outbond yang dihandle oleh
Mapaus. Harusnya sesi ini dimulai awal-awal tadi, tapi karena ada permintaan khusus
dari Mapaus maka diundur hingga sesi yang terakhir. Peserta duduk melingkar dan
179
mendengarkan refleksi yang akan diceritakan Mapaus. Mapaus sudah datang dan duduk
dekat pintu keluar. Ada hal yang sangat kontras sekali di aula ini, saat melihat peserta dan
panitia hanya wajah-wajah lesu kurang darah yang terlihat. Tapi kalau melihat Mapaus
sangat beda, terlihat wajah-wajah segar dan antusias. Bagaimana bisa kok sampai
mencolok seperti itu? Apa hanya perasaanku saja? Hehe tentu saja bukan karena
sebelumnya Mapaus sudah sempat beristirahat dulu jadi mereka terlihat sangat segar
sekali berbanding jatuh dengan keadaan kita yang penuh derita ini, apalagi peserta yang
sedari tadi digerojok materi tanpa henti.
Awal-awal sebelum sesi refleksi ini dimulai aku dan beberapa orang pergi ke
kamar panitia untuk
mempersiapkan acara buat
Andika saat api unggun.
Kami meniup beberapa
balon untuk dijadikan
materi. Kebetulan dari
Surabaya kami semua
sudah siapkan beberapa
balon (walaupun awalnya untuk acara jurit malam) sekaligus pompanya. Ada balon
merah, kuning, merah muda, hijau yang kami tiup. Balon kami ikat jadi 1 dan siap
digunakan. Andika juga beritau info kalo kayu untuk api unggun sedang dicari dan
dipersiapkan untuk acara malam nanti. Bakalan seru nih, di tengah-tengah malam, di
sebelah sungai dan dibawah rerumbunan bambu bakalan ada sesuatu yang indah terjadi,
akan sulit dilupakan bagi pelakunya .
180
Refleksi dibuka Mapaus dengan mengupas satu persatu sesi game yang ada.
Semuanya saling bercerita apa saja pengalaman dan hal yang didapat saat game tadi. Mic
berputar dari ujung satu ke ujung lain, respon cukup baik, hampir semuanya berbicara
dan bercerita. Tapi dari rata-rata game tadi yang paling berkesan saat game
menyelamatkan raja dan tentu saja saat permainan rapling menuruni jembatan.
Sebenarnya sesi refleksi ini sangat bagus, tapi mungkin karena kondisi yang sangat
memprihatinkan sehingga kesannya tak ada antusias berlebihan dari peserta.
Walaupun ada sisi humor yang timbul tapi tetap terasa hambar. Rizal
mengucapkan terima kasih kepada Mapaus atas game-game nya dan kesediannya untuk
membantu kegiatan ADV. Ada 1 sesi game yang dikupas Mapaus ke peserta, yaitu game
yang memindahkan roda dari tiang ke tiang. Game ini dikupas dan dibahas karena tadi
saat game tidak ada yang mampu menyelesaikannya. Peserta dikumpulkan berdasarkan
kelompoknya tadi, dan diberi contoh game tadi dan diberi cara pemecahannya oleh
Mapaus. Wah ternyata mudah juga ya apalagi yang digunakan bukan roda dan tiang-tiang
sebesar tadi siang.
Mapaus mengundurkan diri, dan panitia membubarkan acara. Terima kasih ya
kawan-kawan Mapaus atas bantuannya. Seharusnya seperti rencana peserta dikumpulkan
di bawah untuk sesi api unggun dan pengakraban. Tapi melihat wajah-wajah peserta
nampaknya sudah tidak sangat memungkinkan. Kasihan sekali kalau harus dipaksakan
untuk turun ke bawah. Diambil keputusan kalo sesi api unggun dibatalkan saja, peserta
hanya diminta kembali ke kamar untuk istirahat saja. Untuk Andika esok hari saja saat
sesi talent show. Peserta nampak puas karena sudah diperbolehkan istirahat. Segera
181
mereka semua beranjak ke kamarnya masing-masing untuk tidur dan istirahat,
memulihkan kembali tenaga agar besok bugar saat dalam perjalanan.
Aku beranjak ke kamar, ambil gelas dan membuat kopi. Saat akan meminta ira
panas ternyata beberapa sedang memasak air panas untuk masak mie. Wah kebetulan
juga nih, aku ambil pop mie dan ikut numpang air panas. Segelas kopi panas di tangan
kanan dan mie panas di tangan kiri membuatku merasa lapar sekaligus hangat. Kubawa
ke dalam aula sambil melihat Bahtiar konser tunggal (bukan konser sebenarnya tapi
Bahtiar sedang bernyanyi seolah-olah di atas panggung, sambil putar-putar di dalam
aula). Sebenarnya suasana masih cukup ramai, peserta banyak juga yang belum
beristirahat. Beberapa masih terlihat di ruang makan sambil ngobrol di kursi panjang.
Terlihat juga Andika dan Sonia mengobrol berdua saja dan nampak seru seolah waktu
masih sangat panjang. Ada juga yang masih berkumpul di aula sambil rapat untuk sesi
talent show esok pagi.
Di aula ada 2 kelompok yang nampak serius rapat talent show, seakan tak mau
kalah Bah dan Mamok ikut membuat yel-yel dan berkaraoke seru. Kelompok biru
berkumpul dan membuat skenario mau buat apa besok, nampaknya mau buat drama
kecil-kecilan. Kelompokku Yellow juga rapat dan berencana membuat slogan dengan
nyanyian. Aku diajak juga untuk ikut esok hari, dengan halus aku menolak (secara aku
sudah ijin Nat untuk tidak ikut talent show, biar yang ikut anak-anak baru saja). Aku
menawarkan diri untuk membantu di balik layar saja alias bantu saat latihan saja. Slogan
yang akan digunakan mengenai UKM ADV tapi dengan memakai nada lagu iklan
Indomie dan air kemasan Aqua. Yang indomie itu yang nada lagunya seperti ini dari
sabang sampai merauke......Indomie seleraku mengerti kan maksudku?.
182
Rencananya mereka akan menyanyi lagu ini dengan gerakan-gerakan yang gila,
agar timbul kesan mendalam bagi yang melihat. Seru juga, beberapa macam usul
dilontarkan, tapi masih ada kebingungan harus seperti apa. Aku usul saja bagaimana kalo
dibuat seperti iklan-iklan aja. Jadi dibuat seolah-olah beberapa orang itu tersebar di
tempat yang berbeda-beda tapi di akhir sesi semua berkumpul jadi satu dan melagukan
slogan bersama-sama. Aku tunjukkan aja kalo di pojok sana kan ada tangga, jadi
rencananya 1 orang seolah-olah sedang turun dari atas sambil menyanyi 1 bait lagu,
dilanjutkan orang yang sedang bersandar di tembok (masih di atas tangga), selesai orang
kedua dilanjutkan orang ketiga yang sedang bersandar di kaki tangga sambil seolah-olah
melamun. Orang keempat berpura-pura sedang duduk dan menerawang akan sesuatu.
Untuk orang yang terakhir ceritanya sedang membaca buku, lalu berdiri dan ikut
menyanyikan 1 bait lagu.
Saat lagu terakhir usai dinyanyikan, semua turun dan berkumpul jadi 1 untuk
menyebutkan slogan bersama-sama. Sementara ini dulu, nanti kalau ada tambahan
dilanjutkan lagi. Kami latihan untuk yang sesi ini, semua menempati posisi masing-
masing dan bersiap untuk memulai. Orang pertama diperankan Daniel, orang kedua
Benny, orang ketiga Berli, orang keempat Mia dan terakhir oleh Monica. Cukup susah
juga untuk melatih ekspresi dan gerak, beberapa masih kaku dan ketawa saat harus
bernyanyi dan gerak. Tapi akhirnya bisa juga kok, yang terpenting besok jangan sampai
bingung caranya kumpul jadi 1 gimana. Rencananya untuk tambahan akan dibuat seolah-
olah sedang ada paduan suara. Yang jadi konduktor Berli, nantinya Berli akan berpura-
pura ambil suara dari anggota paduan suaranya. Sambil bernyanyi akan diiringi gerakan
yang lucu. Suara yang diambil misalnya Aku A (sambil diperagakan bagaimana huruf A
183
itu terbentuk), aku D (sama seperti huruf A, bagaimana bentuk huruf D), aku V
(membentuk gerakan V). Akan ada juga huruf K yang artinya keren (sebagai
kelengkapan nama UKM yaitu ADV + K).
Terakhir akan diisi yel-yel seperti outbond tadi pagi, hanya ada sedikit
perombakan gerakan saat yel-yel. Dibuat gerakan yang heboh dan mengundang
kontroversi (seperti goyang dangdut aja). Semua setuju dan mengulang kembali saat
bagian yang paduan suara. Yellow berlatih sangat serius, mencoba meminimalkan
kesalahan. Akhirnya mereka puas semua atas latihannya, berdoa saja agar besok lancar
dan tidak ada kesalahan. Beberapa membubarkan diri dan kembali ke kamar, ada juga
yang masih di aula dan melihat kelompok biru latihan.
Bab XXXIII
Malam Terakhir di Tabor
184
Waktu sudah menunjukkan pukul 11.45 malam, menjelang dini hari. Aku tidur-
tiduran di samping Mamok dan Bahtiar yang masih meributkan untuk menyalakan lagu
apa. Aku hanya perhatikan sekeliling dan samar kulihat sesuatu seperti berkejaran di
tangga di depanku itu. Berkejaran seolah membuat talent show seperti kawan-kawan tadi.
Bahkan ada yang melompat ke luar ke arah sungai dan ada yang naik rerumbunan batang
bambu. Kelompok biru mulai latihan gerak, mataku semakin mengantuk saja. Kuletakkan
gelas yang berisi kopi di sampingku dan aku mulai menyandarkan tangan di kepala.
Perlahan mataku mulai berat dan tak sadar sudah tertidur, rasanya nyenyak sekali. Entah
berapa menit aku tertidur (rasanya seperti tidur lama sekali), tiba-tiba Bahtiar
membangunkanku.
Saat mata terbuka, kaget saja kok tiba-tiba lampu sudah mati. Kulihat jam yang
ada di laptop, jam 12.15. Oh pantesan kok sudah dimatikan lampunya, orang-orang sudah
pada bubar dan kembali ke kamar masing-masing. Tinggal aku Mamok dan Bahtiar saja
yang tertinggal. Bahtiar segera mematikan laptop dan aku kaget ternyata di dekat laptop
ada ular yang tiba-tiba pergi saat nyala laptop mulai padam. Mungkin tadi mencari
kehangatan di dekat laptop, kan udara yang keluar dari laptop cukup hangat.
Segera kami bertiga keluar dari aula dan bersiap tidur juga. Kami bertiga cukup
kaget juga, ternyata Andika dan Sonya masih hidup (belum tidur) dan masih asyik
mengobrol. Sejenak tiba-tiba aku berpikir sudah terjadi sesuatu antara mereka, karena
sekilas aura mereka nampak ada kebahagiaan di sana. Tapi entahlah mungkin hanya
perasaan orang yang baru bangun dari tidur saja. Tapi aku sempat berbisik ke Mamok,
185
nampaknya besok gak jadi acara ajang penembakan, karena sepertinya sudah duluan
(ternyata Mamok tidak menyimak maksud perkataanku ini hehe...). Kami menyapa
Andika dan menggoda saja kok belum tidur, mau ronda ber 2 ya. Kami sempat duduk
sejenak di ruang makan, memikirkan mau tidur dimana, karena ternyata di kamar sudah
ada banyak orang yang tidur (Fifi, Regie dan Nita numpang ikut tidur). Mau tidur rame-
rame tapi gak enak juga sih, bayangkan kamar sekecil itu mau dipake tidur 9 orang. Mau
membangunkan juga gak tega, kasihan melihat wajahnya sudah nampak pulas. Ya sudah
mengalah saja
Kami meminjam kunci kamar lain yang masih kosong. Mamok usul gimana kalo
kamar 13 saja (Bahtiar agak sedikit pucat mendengarnya), tapi kita baru ingat kalo gak
ada karpetnya. Mau tidur di aula juga malas, udara sangat dingin malam itu. Ya sudah
kita coba pinjam saja kamar di lantai 3 yang paling pojok yang dekat tangga, kamar
nomor 9. Kunci sudah kami terima, tak lupa karpet untuk alas tidur. (Bahtiar nampak
puas kalo tidak jadi tidur di kamar 13). Sonia masih bingung mau tidur di mana, mau
kembali ke kamar malas. Andika menawarkan tidur di kamar panitia saja, Sonya masih
malu-malu, mungkin karena masih ada kita semua di sini. Tapi akhirnya jadi tidur juga di
kamar panitia. Aku, Mamok, Bahtiar naik ke kamar 9, kami menyempatkan mengintip ke
kamar kami dan mengambil beberapa peralatan untuk tidur. Saat di kamar panitia tadi
aku sempat pinjam map yang ada kertasnya (lumayan tebal) dan kupakai buat bantal.
Kami masuk ke kamar dan menata karpet, karpet tak perlu kami gelar lebar-lebar.
Kebetulan kamar ini tak terlampau lebar jadi karpet masih bisa dilipat jadi 2. Mamok
mengambil botol lampu dan diletakkan di depan kamar supaya tidak terlalu petang. Di
dalam senter yang dibawa juga dinyalakan dan diletakkan di pojokkan di bawah tangga
186
yang mulai nampak keropos. Bahtiar langsung tertidur dan meringkuk (entah langsung
tidur atau apa), Mamok di tengah mulai merebahkan diri. Aku berdoa sejenak lalu ikut
tiduran, sambil mendengarkan lagu aku mulai memejamkan mata ini. Tampaknya esok
semua yang kami lalui beberapa hari ini akan berakhir.
Semoga kebersamaan yang terbentuk beberapa hari ini tidak luntur sampai di
Surabaya, semoga kami semua bisa saling mendukung dan maju bersama dalam ikatan
cinta persahabatan. Kuberpikir terkadang pertemuan beberapa hari dalam tempat yang
sepi bisa menimbulkan perasaan yang sangat dekat sekali, sebuah keindahan rasa
kekeluargaan di tengah-tengah alam yang jauh dari keramaian. Ingin selalu dalam
keadaan seperti ini, berpetualang bersama memecahkan arti kerumitan hidup. Aku hanya
mendesah napas, seakan takut kehilangan rasa ini. Malam semakin larut saja, udara
semakin dingin, desahan napasku kuatur seirama detak jantung ini. Hanya sunyi dan
suara lagu yang terdengar di telingaku. Alam sudah mulai terlelap, malam menyapa
seluruh insan bumi. Semoga aku bermimpi indah memimpikan kalian semua.
Sepi menyekap malam
damai membekuk mimpi
hanya detak jam terdengar
terasa mencekam tak ada kehidupan
deru jantung terdengar keras
mengguncang dada
sudah lama aku terpekur diam
tak tau apa yang kupikir
187
samar hanya masa lalu
yang terlintas di pikiran
dalam malam hanya kegelapan
yang menemaniku disini
sunyi dan dingin menyergap tubuh
kegalauan hatiku selaras dengan
pekatnya malam
kurebahkan tubuh di atas lantai ini
kuregangkan kaki dan tangan
harusnya aku sudah terlelap
malam ini seperti makhluk lainnya
tapi mataku hanya bisa mengerjap
ingin kupejamkan tapi tak mampu
hanya menguap saja yang kulakukan
sampai pegal mulutku membuka dan menutup
aku biarkan saja pikiranku melayang
tak tentu arah seperti melayang di air
sudah hampir dua jam
tapi tetap saja aku sulit memejamkan mata
semakin larut malam ini
tapi seakan aku tak ingin terlelap
cukup sering aku seperti ini
seakan ada ketakutan buatku menyambut esok pagi
188
tapi tak tau apakah ketakutan itu
kucoba berdoa
doa apa saja kuucapkan
sekedar membuang kegalauanku malam ini
kubayangkan hal-hal menarik
sekedar menenangkan pikiran ini
perlahan mata ini berat
menuju malam yang panjang
Nyenyak sekali tidurku ini, aku sempat terjaga sekitar menjelang pukul 03.00.
Dengan mata mengejap aku merasakan ada yang hadir di dalam kamar ini, hatiku
berdesir . Aku bangun dan melihat sekeliling kamar, oh ternyata ada sesuatu yang sedang
memainkan senter yang dinyalakan Mamok di bawah tangga itu. Ia menoleh dan aku
berpura-pura tak melihat dan pura-pura menguap (ini sesuatu yang sebelumnya ada di
kamar 12 dan juga di kamar panitia kemarin malam).
Bab XXXIV
Keindahan Yang Tak Terlupakan
189
Aku kembali merebahkan tubuh dan berusaha tidur lagi beberapa jam sebelum
subuh dan pagi tiba. Aku lirik dan sesuatu itu telah pergi dan melewati sela-sela Mamok
dan Bahtiar. Aku terpejam dan bangun kembali karena alarm hp yang dikantongku
bergetar. Sudah mau pagi neh, harus segera sholat subuh.
Aku beranjak pelan, berjingkat menuju pintu. Perlahan kubuka dan keluar dari
kamar dengan mengendap-endap takut membangunkan Mamok dan Bahtiar yang tambah
mesra aja hehe....Aku turun ke bawah dan mengambil sikat gigi di kamar dan meminjam
odol di kamar entah punya siapa. Segera ke bawah membersihkan diri, kuhirup udara
pagi ini. Sangat menyegarkan dan memuaskan dahaga paru-paruku akan udara bersih.
Selesai membersihkan diri, aku berencana mau sholat di luar saja. Aku turun dan berjalan
perlahan di sisi sungai sambil membawa sajadah dan sarung. Aku ingat kalau kemarin
ada batu yang agak ceper di dekat area outbond. Semoga saja bisa dibuat sholat. Kuingat-
ingat posisi kiblat agar tidak bingung lagi. Kulihat sekeliling, masih agak gelap sedikit
dan samar bayangan-bayangan rumpun bambu ingin menyapaku. Cericit burung keluar
dari balik-balik pepohonan entah suara burung apa ini. Embun pagi mulai mencair dan
membentuk buliran air di ujung-ujung daun dan rerumputan. Serangga pagi keluar dari
sarang berjalan seiring langkahku.
Akhirnya kutemukan juga batu tersebut, tapi kuperhatikan tidak cukup lebar
untuk sholat tapi tak apa asal tidak banyak gerak saja. Kugelar sajadah dan bersiap sholat
subuh. Pernah aku merasalan suasana seperti ini bertahun-tahun yang lalu, sholat di
tengah-tengah aliran sungai yang deras, walaupun posisiku ini tidak di tengah-tengah pas,
190
masih agak ke pinggir. Suasana syahdu yang selalu kuimpikan, ingin menghadap sang
pencipta dengan keikhlasan.
Di pagi yang buta ini
dalam keremangan hutan
dan kesunyian rimba ini
terdengar suara gemericik air dari sungai
semakin ramai diiringi ocehan burung prenjak
dengan gemulai embun menetes dari daun
jatuh ke tanah membentuk kubangan kecil
kilau embun seperti kilau permata
kumbang berlarian diantara dahan pohon
gemerisik angin menggoyangkan dedaunan
menimbulkan suara orkestra yang menyejukkan jiwa
bunga hutan bermekaran menyambut pagi
dari jauh terdengar pekikan alam meronta
perlahan sinar mentari naik
sinarnya menyusup diantara rimbunnya bambu
menimbulkan kilau cahaya yang menarik
malam mulai terusir
berganti dengan pagi
alam menyambut pagi dengan riang
serombongan hewan beranjak dari peraduan
191
mencari makan ke penjuru hutan
pagi mulai ramai dengan aktivitasnya
sungguh pagi yang syahdu di tengah alam bebas ini
kumerasakan kebesaran Allah
kucoba rentangkan tangan
kutengadahkan wajahku
kuhirup perlahan udara pagi ini
kuhembuskan dengan penuh syukur
kurasakan lembutnya embun yang mencair
ditimpa sang mentari
kuusap wajahku dengan embun
segar dan dingin kurasakan
kuberjalan pelan dengan kaki telanjang
kaki terasa dingin menyentuh tanah yang lembab
kutemukan kedamaian di tengah hutan raya ini
seakan berbeda jauh dengan keadaan kota
yang penuh bising dan hanya ada rutinitas belaka
ketika kutemukan sungai
aku duduk di atas batu besar
kugerakkan kakiku di atas aliran sungai yang bening
hmmm....derasnya air sungai memijat kakiku
tak terasa badan ikut ringan
kulihat hewan air dengan bebas
192
saling bercanda dengan temannya
aku sholat di tengah kedamaian ini
aku ingin bersyukur kepada Allah
atas semua ciptaannya
aku sholat dalam kesunyian
tidak ada keramaian
hanya kedamaian belaka yang kurasakan
ahhh sangat khusyuk kurasakan ibadahku kali ini
setiap gerakan sholatku
seperti mengikuti desiran alam
sudah lama aku tak merasa sedamai ini
bersujud di hadapan Allah
Selesai sholat kupanjatkan doa dengan khidmat, saat kuucapkan salam seolah
alam bagai menyambutku dan mengucapkan selamat pagi, bersama alam ibadahku terasa
menyatu. Kubersyukur atas nikmatnya yang diberikan kepada ku selama ini. Kupandangi
sekeliling, hari mulai beranjak, segera kukemasi sajadah dan pergi menuju kamar
kembali. Kan kusimpan dihati kenangan dan keindahan ini, kan kubuka kembali saat
suatu saat nanti aku tak bisa merasakannya lagi. Langkah kakiku semakin ringan saja saat
melangkah, seakan semua beban telah terlepas diantara aliran sungai. Hati ini sangat
lepas dan puas melihat segala keindahan yang nampak, sebuah keindahan yang
sesungguhnya, bukan keindahan kepalsuan yang biasanya kutemukan di kehidupanku.
193
Aku masuk kamar kembali dan mencoba merebahkan tubuh mengingat apa yang
baru saja kualami tadi. Senyum dan senyum yang nampak di ujung bibirku, ingin
memejamkan mata saja dan berharap ini mimpi yang akan kualami seterusnya. Mentari
mulai menyapa dari ujung-ujung jendela dan menembus dinginnya udara di kamar ini.
Aku bangkit dan duduk sejenak, wah ini benar-benar hari terakhir di sini tapi bukan
berarti akhir dari segalanya. Aku bangun dan mematikan senter yang posisinya sudah
terjatuh dan mengguling di pojok. Baterainya habis karena menyala semalaman. Mau
kubangunkan Mamok dan Bahtiar tapi tak tega. Kuambil saja barang-barang yang aku
bawa dan aku taruh kembali di kamar bawah.
Sudah mulai ada detak kehidupan di bawah sana. Ada yang sudah selesai
membersihkan badan, ada juga yang masih duduk menguap seperti mengembalikan
bagian dirinya yang belum kembali hadir di tubuhnya (maksudnya masih setengah sadar).
Kenapa ya saat mentari mulai bergulir hari terasa berjalan sangat cepat sekali seolah
berkejaran ingin menjadi malam kembali. Seperti saat ini, yang tadinya masih gelap dan
sepi sekarang sudah mulai terasa hangatnya mentari dan mulai ramai kehidupan. Banyak
yang sudah mandi dan ganti baju, beberapa kelompok yang belum selesai membuat talent
show berkumpul dan rapat di ruang makan ini. Kebetulan karena pagi ini tidak ada
sarapan pagi, maka semua orang hanya akan makan mie yang telah dibawa. Makan pagi
kami minta ke pihak wisma untuk diganti jadi makan siang saja. Panitia memasak air
panas dan membuat minuman hangat. Tak lupa memasak mie yang tersisa di kardus.
Aku usai minum teh hangat sempat masuk ke aula dan tidur-tiduran di sana
sambil mengisi tts. Eh kok mata jadi ngantuk banget nih, wah bisa-bisa ketiduran nih.
Aku putuskan buat jalan-jalan saja. Aku turun ke bawah sambil menunggu kamar mandi
194
kosong, jalan-jalan saja melihat pemandangan lain di ujung yang berbeda. Sambil
berjalan kupuaskan mata, jantung, denyut nadi dan semua anggota tubuhku menikmati
suasana alam ini. Sambil mendengarkan lagu aku berjalan santai, naik turun bukit kecil,
maju dan merangkak perlahan saat ada jalan yang licin (bekas kena hujan semalam).
Lagu Raihan yang terdengar di telingaku membuatku semakin dekat dengan alam ini,
apalagi saat kudengar lagu Ebiet G Ade yang mendayu-dayu dan bercerita mengenai
alam. Seolah pas sekali dengan keadaan yang kulihat ini. Kurengkuh alam yang
terpampang dari sini, ingin kumiliki dan kubawa pulang ke Surabaya, untuk kupamerkan
ke orang-orang yang congkak atas dirinya sendiri.
Aku saat melihat lukisan alam ini jadi ingat sebuah perkataan Kahlil Gibran
mengenai sebuah paradoks kehidupan ini.
Kehidupan lebih tua usianya dari segala benda hidup;
seperti keindahan yang sudah ada sebelum benda yang
indah lahir di muka bumi, dan seperti kebenaran yang
sudah ada sebelum ia diungkapkan.
Kehidupan bernyanyi di kesunyian kita.Bahkan ketika kita
terhempas dan karam, kehidupan tetap tinggi bertakhta.
Dan ketika kita dengan sedu sedan, kehidupan tersenyum
sepanjang hari, dan tetap bebas ketika kita terkunci
dalam rantai.
195
Sering kita menjuluki kehidupan dengan nama yang
menyakitkan, tapi hanya ketika kita sendiri sedang gelap
dan sakit. Dan kita meratapi kekosongan dan kepapaannya,
tapi hanya ketika jiwa kita lepas tak tentu rimba, dan hati
sedang mabuk oleh tekanan diri.
Kehidupan itu dalam, tinggi dan luas; dan bahkan ujung
pandangan matamu hanya bisa menyaksikan telapak kakinya,
meskipun dia dekat dan meskipun hanya napas dari napasmu
yang dapat menjangkau hatinya, bayangan dari bayanganmu
menerpa wajahnya, dan hanya sayup tangismu yang paling
pilu dapat menjadi musim semi dan musim gugur di dadanya.
Kehidupan itu terselubung lagi tersembunyi, seperti jiwamu
yang agung juga terselubung dan tersembunyi. Namun jika
kehidupan berbicara, segala angin menjadi kata-kata ;dan ketika
dia berbicara lagi, senyum di bibirmu dan peluh di matamu
juga akan menjadi kata-kata. Jika ia bernyanyi, segala tuli akan
ikut mendengar dan mempercayai; dan ketika ia berjalan,segala
buta akan dapat menyaksikannya dan mengikuti dengan kagum
dan keheranan................
196
Sangat indah bukan ucapan Kahlil, itulah kehidupan kawan-kawan penuh dengan
rahasianya. Kita hanya harus menjalaninya dengan penuh perjuangan. Tiba-tiba hp ku
berbunyi, ada kabar dari kawan lama yang mengabarkan kalau anaknya baru saja lahir.
Hmmm sebuah kabar yang sangat menyejukkan, aku turut bahagia. Aku berjanji
sesampai di Surabaya akan berkunjung dan menjenguknya. Tak terasa kami ngobrol
cukup lama sampai baterai hp ini mau habis.
Bab XXXV
Talent Show
197
Seusai pembicaraan kulihat jam, sudah menunjukkan pukul 7.30. Bergegas aku
jalan kembali ke wisma, takut tertinggal sesi talent show. Sesampai di sana segera mandi,
dan berganti pakaian. Tapi saat mandi samar kudengar sudah mulai talent show, dan
samar suara kelompokku outbond terdengar. Aku menghibur diriku sendiri kalau
mungkin itu hanya latihan saja. Bergegas aku ganti baju dan hatiku semakin berbunga
melihat kalau ternyata kelompok orange masih latihan talent show di ruang makan ini.
Ow berarti belum mulai neh, jadi masih bisa melihat hasil kelompok Yellow
latihan semalam. Aku ambil teh panas dan kubawa ke aula, tapi sesampai di sana ternyata
di luar prediksiku, sempat kecewa juga sih. Ternyata talent show sudah usai dan memang
tinggal 1 kelompok saja yang belum tampil. Kelompok orange yang terakhir tampil.
Ternyata dicepatkan Nat dan Andika agar tidak memakan waktu, jadi ketika tadi talent
berjalan hanya sedikit yang melihatnya. Jadi aku tak sempat melihat bagaimana
kelompok yang lain tampil.
198
Dalam aula ini semua orang nampak sedang sarapan mie instant yang
dipersiapkan beberapa kawan panitia. Kelompok orange akan menampilkan drama. Entah
drama apa yang mereka angkat karena aku sendiri kurang begitu paham dan tidak
seberapa memperhatikan.
Yang aku ingat hanya
Sonia dirayu Aditya (entah
merayu buat apa), lalu Iwan
dan Suci yang sedang
diwawancarai Felix
mengenai kehidupan
asmaranya (ceritanya Iwan
lagi masuk berita gosip nih). Iwan ini kisahnya orang dari desa yang sukses di kota (tapi
kok masih seperti peran yang sudah-sudah iwan berjalan dengan lemah gemulai). Seperti
biasa Iwan jangan diketawai daripada berubah jadi aneh hehehe.....Walaupun kali ini
Iwan tidak terlalu berlebihan tapi tetap saja lucu dan menggelikan, tapi tidak separah
waktu di Bromo kemarin. Aku acungkan jempol buat Iwan yang masih mau terjun dalam
talent show (satu-satunya demisioner yang terlibat di talent show). Mungkin bakat Iwan
emang yang seperti ini, tampil dengan pribadi yang lucu dan menggemaskan hahaha....
Talent show berakhir sekitar pukul 09.15, aula nampak tak seberapa ramai.
Banyak demisioner yang keluar dari aula entah kemana. Beberapa bahkan jalan-jalan
keliling tabor. Acara dilanjutkan kembali untuk sesi pembagian hadiah kenang-kenangan
buat pemenang, tapi sebelumnya akan ada kata sambutan dari Nat mengenai acara diklat
ini (drama Andika akan dimulai). Nat sudah ketawa-ketawa sendiri padahal belum terjadi
199
apa-apa. Seperti skenario kemarin, Nat maju dan memulai sandiwaranya. Nat
mengucapkan terima kasih kepada peserta karena telah ikut menyukseskan acara ini.
Akan ada kenang-kenangan dari ADV untuk semua peserta, tiap orang akan mendapatkan
pin diklat. Untuk penyerahan pin akan diserahkan langsung oleh Andika, pin akan
diserahkan langsung pertama kali kepada orang yang belum resmi jadi anggota ADV
(Sonia). Dengan penyematan pin ini maka resmilah menjadi anggota ADV. Sebenarnya
banyak yang curiga namun karena alasan yang dikemukakan masuk akal sehingga Sonia
maju saja dengan tenang.
Saat Sonia dan Andika maju di depan banyak yang menggoda mereka berdua. Nat
menyerahkan kertas kepada Andike seolah-olah berisi kata sambutan padahal ada kata-
kata indah di balik itu.
Derasnya aliran sungai
Gelapnya rimbunan bambu
Seakan membawaku ke sebuah tempat
Tempat yang sangat kurindukan
Beberapa hari bersama
Membuat aku makin dekat
Tak ingin berpisah darimu
Ku tak ingin rasa ini hilang
Tanpa kau ketahui
Aku hanya ingin berucap
Aku menyayangimu
200
Andika hanya malu-malu saat melihat kata-kata ini, dan saat membacanya sangat
konyol sekali. Berikut kutipan kata-kata Andika sebelum membaca ”hmm ini aku gak tau
ya ide nya siapa, mungkin dari teman-teman. Aku baca saja ya, biar semua tau apa yang
tertulis di sini. Tolong di dengarkan ya”. Bayangkan suasana yang harusnya romantis
menjadi menggelikan, apalagi Andika membacanya seolah sedang membaca
pengumuman. Di sebelah sana Sonia hanya malu-malu saja, entah apa yang dipikirkan.
Yang paling kacau nih Nat, menggunjing tapi dengan menggunakan mic, ya jadi
semua orang jadi bisa denger apa yang diomongkan. Andika di soraki kawan-kawan
untuk segera menembak Sonia, semua menyemangati Andika untuk berbuat sesuatu
(yang romantis dong dik, aku yakin cewek akan menerima kalao kamu romantis)...catt :
ada kabar nih kalau Andika sudah menyatakan ke Sonia tapi belum ada kepastian,
semoga habis ini ada sesuatu yang diucapkan Sonia.
Andika jadi makin salah tingkah disoraki yang ada di aula ini. Setelah berpikir
akhirnya Andika berani
juga mengucapkan kata
sayang ke Sonia, walau
dengan gemetaran (suasana
agak romantis terdengar
suara sungai diiringi lagu
dari Melly ”i just wanna
say i love u”). Sonia
201
menjawabnya dengan anggukan, waaaaaa biar semakin pas anak-anak ambil balon yang
sebelumnya sudah dipersiapkan. Balon warna merah dan kuning, aku serahkan ke Sonia.
Balon kuning ditolak kalo merah diterima, semua bersorak
merah...merah...merah...Dengan mantap dan tak ragu lagi Sonia memilih balon merah.
Andika tersenyum lega, hatinya telah memenangkan hati Sonia untuk jadi miliknya.
Bagiku...
Kehidupan adalah sebuah nada,
Apa itu nada indah atau sumbang
Itulah caraku menghargai hidup
Tapi ....
Tak ada yang lebih mengagumkan
daripada nada yang mengalir dalam darahku
ketika aku mampu memiliki hatimu
Dapatkah kau dengar itu bungaku ?
Melodi cinta yang mengalun lembut
Mengajak seluruh butir hatiku bernyanyi
Kurangkul kau untuk sebuah cerita
Bergoyanglah engkau bersama lagu cinta ini
Genggam erat tangan ini
Diatas buliran daun cinta
202
Aku berbisik mengucap cinta
Lihatlah aku dengan cintaku
Tetaplah kau cintaku menjadi
Melodi indah dalam hatiku ini
Biar hatiku yang bicara
Bukan bibir yang penuh bohong
Semua tertawa dan bertepuk tangan bahagia, kami berikan aplaus panjang ke
Andika atas keberaniannya maju dan menyatakan sebuah kata sakral. Tak semua orang
mampu seperti yang dilakukan Andika Balon kuletuskan seakan mensahkan kejadian
membahagiakan ini. Semoga awet dan langgeng ya Andika dan Sonia, kami semua
berdoa untuk kalian berdua. Sebuah ending yang membahagiakan, aku berbisik ke Bah,
gak kepingin tah Bah mumpung orangnya ada di sini juga. Bah hanya tersenyum getir
saat kugoda hehe...
203
Bab XXXVI
Award UKM ADV+K
Sesi dilanjutkan kembali untuk sesi terakhir. Yaitu sesi pembagian award ke
peserta dan tim outbond. Semua menunggu dengan jantung berdebar-debar, sebelumnya
telah disebarkan poling untuk memilih cowok dan cewek yang paling favorit diantara
peserta diklat. Token yang dibawa masing-masing orang juga telah dikumpulkan dan
dihitung panitia. Daftar penerima award sudah didapat tinggal menunggu award untuk
tim outbond. Pembagian award individu dimulai terlebih dahulu, penerima award
diumumkan oleh Nat.
Untuk awal yaitu award untuk kategori peserta favorit, cowok diberikan ke Ucup
alias Niko dan yang cewek diberikan ke
Silvia. Mereka berdua meraih poling suara
terbanyak dibandingkan kawan-kawannya
yang lain. Niko dan Silvia mendapat kaos
putih yang disablon bertuliskan ”Pengen
Beken”.
204
Peraih kategori peserta teraktif diraih oleh Aditya. Aditya mendapatkan kaus
bertuliskan ”Always Give 100% At
Work”.
Untuk kategori individu terbaik
diraih oleh Anggun, total perolehan token
nya yang terbesar dibanding dengan yang
lain. Anggun maju dan hadiah yang
diberikan kaos bertuliskan ”Aku Bosan
Jadi Pecundang”.
205
Untuk kategori individu yang
mendapat total token terkecil diberikan
kepada Roy. Roy tidak mendapat kaos
seperti yang lain tapi mendapatkan kaos
kaki merah (kaos kakinya lumayan juga bisa
dibuat futsal). Semua berpose dengan
hadiah yang diterimanya. Pose yang paling
narsis untuk diabadikan di album ADV,
sebuah kenang-kenangan penambah semangat untuk berjalan ke depan. Niko, Silvia dan
Anggun berlagak seperti foto model. Yang paling lucu pose Roy, berdiri sambil
menyandarkan kaki di tembok, kalo Roy ini pantas jadi bintang iklan khusus kaki, luwes
bangat gerakannya haha...
Mapaus sudah masuk ruangan ini, sambil membawa kertas untuk memberikan
pengumuman kelompok mana yang dapat award. Semua berharap menjadi yang terbaik
tentu saja tapi yang terpenting di sini apa yang dapat dipelajari saat sesi outbond,
buattentang siapa yang menang dan kalah. . Untuk kelompok outbond terbaik dan poin
tertinggi diraih kelompok Yellow/ Kuning (secara ini kan kelompokku hehehe...).
Aku mengacungkan kepalan tangan dan memberikan selamat ke anggota
kelompok Yellow, Mantappppss. Untuk kelompok outbond tersial/ poin terkecil diraih
kelompok Pink. Ada 1 award lagi yang diberikan yaitu kelompok outbond paling
semangat, kelompok Biru. Kelompok ini dipilih karena saat game selalu kompak dan
206
antusias juga selalu meneriakkan yel-yel yang heboh dan lantang. Tak salah kalau dipilih
jadi tim paling semangat.
Untuk kategori talent show terbaik diraih kelompok biru. Kelompok Mamok,
Niko, Silvia, Anastasia, David, Rerie, dan Calista. Tapi yang tampil talent show hanya 5
orang saja minus David dan Mamok. Aku lihat apa sih talent show yang ditampilkan
kelompok ini kok bisa jadi pemenang. Setelah diperagakan dengan durasi yang cukup
lama ternyata yang diangkat kelompok ini mengenai diklat ini, mulai dari awal berangkat
sampai sesi materi dan outbond. Haha konyol juga teman-teman ini, yang lucu ada
adegan muntah-muntah memperagakan
suasana bis saat berangkat dan macet di
jalan (menurut kabar ternyata memang
ada yang muntah di mobil bis saat di
porong). Pantas saja jadi pemenang, yang
ditampilkan kompleks, menghibur dan
jelas jalan ceritanya, sangat kreatif. Gak
salah kalau mereka latihan sampai larut
malam sekali.
Berarti kelompok biru ini yang paling banyak mendapat award, selain 2 orang
anggota kelompoknya terfavorit juga mendapat gelar kelompok talent show terbaik dan
tim outbond paling semangat.
Semua kelompok yang terpilih maju dan mendapat award berupa makanan kecil
yang telah dikemas sedemikian rupa. Jangan melihat apa isinya karena bingkisan ini
hanya sebagai lambang pemersatu semua individu di ADV. Semua berebut makanan
207
ingin berbagi satu sama lain. Membagi kegembiraan dengan yang tidak mendapat
bingkisan. Semua orang ikut merasakan kegembiraaan ini, sebuah keikhlasan dari tiap
gerak insan Adv. Aku abadikan sekelumit cerita ini dengan kamera, unik dan
menggemaskan liat tingkah semua orang bergerak ke sana kemari.
Tak lupa kami berbagi kebahagiaan ke Mapaus, mengucapkan salam persahabatan
sebagai sesama UKM. Ucapan terima kasih atas semua bantuannya selama beberapa hari
ini, yang rela mngorbankan waktunya untuk memenuhi hasrat kami semua anak-anak
ADV yang haus petualangan dan haus rasa persahabatan. Kami memegang erat tangan
mereka erat-erat menandakan kasih sayang yang mendalam, menunjukkan semangat
keabadian berteman. Semoga apa yang timbul di sini semua nyata di kehidupan
mendatang, kalau Mapaus butuh bantuan ADV kami akan siap pula meluangkan waktu
kami untuk kalian, sebagai balas seorang kawan kepada sahabatnya. Kami semua
berkumpul bersama.
208
Mengabadikan dalam sketsa gambar berwarna, untuk memunculkan wajah-wajah
penuh cinta. Kami pilih aula ini saja, semua ambil posisi mencari moment terindah,
Bahtiar yang kebagian motret (kasihan juga sih tapi harus ada yang dikorbankan hehe...).
Aku tiduran paling depan sendiri, kehabisan tempat soalnya. Mapaus sudah lengkap
(walaupun awalnya malu-malu saat tau akan dipotret) dan bersiaga di barisan belakang.
Kami berdempetan, mendekatkan tubuh, menyatu erat dan mengekspresikan wajah
seliarliarnya . Merdeka teriak Rizal. Ini akan menjadi kenang-kenangan kami terakhir
di gunung Tabor ini, akan menjadi sebuah potret kami di masa lalu yang indah.
Semua tertawa senang, tapi sayang sekali ada beberapa yang tidak ikut. Fredy,
Iwan, Fifi, David, Nita dan Regie tak nampak. Mungkin mereka keliling dan mencari
moment sendiri dalam mengabadikan keberadaan mereka di sini. Mapaus mengundurkan
diri untuk bersiap-siap pulang.
209
Bab XXXVII
Cerita dari Hati ke Hati
Kita semua masih akan berlanjut sebentar di ruangan ini. Kami duduk bersama
melingkar untuk saling bercerita.
Bebas bercerita apa saja, boleh mngenai beberapa hari outbond ini, mengenai
materi, perjalanan atau apa saja. Semua bergiliran satu persatu berbicara, saling memberi
masukan, cerita, pengalaman dan kisah yang menarik. Bercerita sekilas perjalanan
mereka beberapa hari ini, cerita perasaan mereka setelah hidup beberapa hari dalam
keterbatasan fasilitas. Ada raut wajah puas, senang, jengkel yang keluar dari kawan-
kawanku ini. Tapi semua menunjukkan kelegaan telah menjalani semuanya dengan baik
tanpa halangan. Ada cerita saat menyusuri sungai sampai sepatu ada yang hanyut, ada
juga yang cerita saat sesi jurit malam.
Walaupun hanya kalimat yang terucap tapi itu cukup menggambarkan perasaan
kawan-kawan ini, membuat ku senang dan bangga dengan mereka semua. Menambah
lagi sebuah cerita baru buatku, cerita mengenai mereka semua. Cerita-cerita ini akan
berupa oleh-oleh yang mengesankan buatku dan buat semua orang. Akan menjadi tawa
dan keharuan saat mengingatnya semua. Aku juga bercerita tak terlalu banyak, hanya
sedikit saja yang kuceritakan, aku lebih banyak bercerita mengenai diklat ini. Dari awal
210
perencanaan, sampai semua kegiatan. Bercerita mngenai kekonyolan beberapa kawan
yang unik untuk diingat. Bercerita tentang masing-masing individu yang terlibat.
Aku mengucapkan banyak terima kasih buat panitia yang mau bekerja keras
mewujudkan ini semua. Ucapan terima kasih yang pantas mereka terima karena membuat
UKM ini semakin berkembang dan maju, lebih banyak orang yang mengenal ADV dan
mau berjuang buat nya. Ucapan terima kasih juga buat staff baru yang mau meluangkan
waktu dan mengurangi masa liburnya demi berjuang bersama kami UKM ADV di sini.
Salut saja buat staff yang walau baru tapi menunjukkan sebuah keantusiasan seolah
mereka sudah lama sekali dekat dengan ADV. Hebat dan heroik apa yang kalian
perlihatkan kepadaku ini, membuatku bangga sebagai seorang kakak. Kalian semua adik-
adik yang baik dan layak diberi penghargaan atas sumbangsih kalian semua. Aku senang
melihat semua ini, melihat sebuah kenyataan bahwa UKM ini berkembang ke arah yang
tak mungkin kugapai lagi. Aku sadar aku hanya seorang dari masa lampau ADV yang
hanya ingin bertahan di tengah-tengah orang muda yang penuh dengan pemikiran-
pemikiran hebat.
Aku hanya akan membantu semampuku untuk kalian semua, membantu sebagai
seorang kakak kepada saudaranya. Kenapa ya semua yang aku lihat ini seolah sebuah
potret dari masa lalu, sebuah potret saat aku menempuh hidup pertama kalinya. Potret
yang aku liat dari wajah-wajah pemuda yang penuh inspirasi. Sungguh saat ini aku
kangen dengan semua orang-orang di masa lampau yang pernah menghiasi lilin-lilin
ADV. Rindu dengan semua orang yang pernah berjuang bersamaku membesarkan UKM
ini. Dimana kalian semua sobat? Apa kabar kalian semua? Aku masih di sini seperti
janjiku kepada kalian semua. Aku ingin suatu hari lagi mengumpulkan kalian semua
211
dalam 1 acara, berkumpul bersama melepas dahaga kerinduan. Bersama dalam ikatan
alumni UKM ADV. Tapi bisakah itu aku wujudkan? Aku berharap saja semoga UKM ini
berkembang lebih jauh lagi dan mampu mngumpulkan kalian semua.
Aku lihat satu-persatu dari kalian, aku berharap banyak kepada kalian semua. Aku
ingin titipkan semangat perjuangan UKM ini kepada kalian semua. Aku ingin kalian
semua bisa menghirup semangat ini dalam hati kalian. Semangat untuk berjuang maju
dan mencintai UKM ini, berkembang menjadi diri kalian sendiri. Semoga yang aku
harapkan ini bisa kalian wujudkan tapi bukan merupakan beban buat kalian semua. Aku
sadar saat ini merasa sangat lelah untuk berjuang dan berjalan cepat bersama kalian.
Bukan bosan atau tak cinta lagi kepada kalian, tapi entah apa yang kurasakan ini.
Mungkin aku hanya ingin kalian berjuang keras, berjuang sendiri untuk menjadi jati diri
kalian yang sesungguhnya. Tapi aku akan tetap berada di sekeliling kalian, akan tetap
menghantui kalian, siap mengulurkan tangan apabila ada perlu bantuan.
Sahabat,
Lebih tinggi artinya dari cinta,
Kehilangan mereka,
Separuh jantungmu tak bekerja,
Separuh jiwamu pergi entah kemana..
Kalau cinta hilang,
Ia kembali lagi di masa depan,
Cinta bisa muncul lagi,
Tapi teman dan sahabat...
212
Akan susah kau mencarinya,
Menjadi sebuah jalan panjang
Untuk kita saat mengulangnya,
Jaga sahabatmu,
Semisal kau menjaga nyawamu,
Semisal ibu menyayangimu,
Semisal hati merindukan cinta,
Sahabat..
Aku tak mampu hidup tanpamu
Kami semua berdoa sejenak sebelum mengakhiri ini semua, memanjatkan syukur
kepada Tuhan atas semua nikmat yang kami terima ini. Berdoa dalam kekhusyukan di
tengah-tengah alam luar ini. Berdoa buat kami semua yang tak pernah lelah mencari
sebuah arti persahabatan. Selesailah sudah semua sesi diklat ini, penuh perjuangan keras
untuk mewujudkan dan menjalani diklat yang hanya 3 hari ini. Semoga 3 hari yang tak
terlupakan buat semua orang. Kami semua dipersilahkan untuk ke kamar dan
membereskan pakaian, bersiap-siap pulang menuju Surabaya. Saat melangkah keluar
ternyata makan siang telah disiapkan, makan terakhir dan perjumpaan terakhir sebelum
kembali ke asal. Aku kembali ke atas dahulu membereskan beberapa pakaian yang belum
kurapikan. Di dalam kamar telah ada Mamok, Bahtiar, Fredy, Iwan. Selesai
membereskan pakaian, aku teliti lagi siapa tau ada yang tertinggal di kamar ini. Setelah
yakin tak ada yang tertinggal bergegas aku turun ke bawah dan makan siang. Yipiiii...
213
Menu terakhir menu istimewa, soto ayam tapi bukan ayanmnya yang istimewa
tapi sayurnya. Baru kali ini ada soto ayam tapi ayamnya cuma sekelumit yang banyak
malah cambah nya. Jadi aku sebut saja soto cambah hehe...Tapi lumayan ada kuah nya
yang lumayan gurih tuh. Lahap sekali makanku ini, persiapan buat di jalan biar tidak
lapar lagi. Semua nampak menikmati makan terakhir ini di tabor, beberapa bahkan
sempat potret-potret di sekeliling tabor ini. Mengabadikan suasana asri yang mungkin tak
bisa didapatkan di Surabaya.
Berbicara mengenai foto, tadi sesaat setelah sesi berakhir aku sempat turun ke
bawah mencari moment yang indah di sekitar sungai tabor ini. Potret sana sini mencari
keunikan dan kemilau aliran sungai yang diterpa sinar mentari diantara dedaunan rumpun
bambu. Ketika aku melihat David, aku minta tolong untuk memotretku dalam keunikan
alam ini. Eh ternyata baterai kamera Lita ini sudah habis. Walah susah-susah ke tengah
sungai ternyata sudah habis. Batal deh punya kenang-kenangan di area tabor ini. Aku
tambah dongkol setelah tau kalo Fredy ama yang lain-lain tadi menghilang ternyata
mendapatkan banyak moment-moment unik di sekitar tabor.
Barang-barang sudah diletakkan di bawah dan siap dibawa ke atas. Semua sudah
bersiap dan selesai membereskan kamar. Kunci sudah dikumpulkan Upix, Andika
mengabarkan kalau bis sudah siap. Dipersilahkan menuju ke atas dan menata barang lagi.
Semua bergegas naik keatas dan tak lupa beberapa maish mencoba mencuri-curi
indahnya alam sekeliling ini. Oh ya berbicara mengenai galon, ternyata masih ada 1
galon bersahaja yang utuh di dalam mobil Regie.
Terpaksa deh isi galon bersahaja ini kami buang untuk mengurangi beban, kita
lupa kalau masih ada 1 galon lagi yang belum terpakai. Jalan menuju ke atas sangat berat
214
sekali, apalagi kaki ini sudah terasa bengkak-bengkak menahan beban. Napas tidak bisa
menipu, napas putus-putus serasa habis lari 20 km. Benar-benar berat perjuangan menuju
atas, aku yakin siapa saja yang sudah sampai di atas pasti enggan kembali lagi turun.
Pantas saja Andika dari tadi gak turun-turun, padahal kemarin saat sampai pertama kali
serasa dekat saja.
Sampai diatas aku tarik napas dalam-dalam, fiuh melegakan serasa berjalan
berhari-hari. Jantung berdetak sangat keras, berpacu dengan langkah meniti anak tangga.
Eh tapi ternyata perkiraanku benar-benar salah, Nat lebih gila lagi. Satu-satunya orang
yang rela bersusah payah turun kembali ke bawah. Kenapa? Hehe tadi saat di bawah Nat
meminjam gelasku, katanya mau dibuat minuman hangat. Setelah kuserahkan Nat aku
sudah lupa ama letak gelasku. Tapi ternyata sesampai di atas, Nat lupa menaruh mana
gelasku. Berarti masih ada di bawah, Nat hanya pucat dan langsung lari ke bawah
sebelum aku ngomong apa-apa. Ckckck hebat nih orang, tak lama dia kembali dengan
wajah yang nampak ruwet dan jantung berdegup keras, sepertinya Nat tadi berlari-larian.
Nampaknya belum puas outbond kemarin sampai-sampai lari-lari naik turun tangga
(jangan-jangan kamu sengaja ninggalin gelas ya Nat supaya bisa olahraga gratis naik
turun tangga curam ini hehehe...).
215
Bab XXXVIII
Pulang Ke Kota.......
Semua sudah memasukkan barang di dalam mobil, sesuai dengan posisi masing-
masing kemarin. Untuk pulang ini sudah agak longgar mengingat sudah ada beberapa
barang yang berkurang semisal 4 galon bersahaja yang kemarin kami baea itu. Baik
mobil maupun bis sudah lebih lega, lumayan buat beristirahat di jalan. Mobilku
bertambah 1 penumpang lagi, Fifi naik bersama kami (Fifi awalnya bernagkat naik motor
dengan Apri). Hampir saja lupa saat pulang ini kalau aku masih memegang 1 kunci lagi
yaitu kunci pagar. Hampir saja kebawa di Surabaya. Upix menghitung kembali semua
kunci lalu kuserahkan ke penjaga yang sedari tadi mengawasiku saat aku melempar-
lempar kunci di tanah ama Mamok dan Iwan (cara bercanda orang barbar, menghitung
kunci dengan melempar-lemparkan kunci di tanah dan satu orang kebagian
memungutinya).
Perlahan mobil beranjak meninggalkan tabor ini, semoga suatu hari lagi aku bisa
kembali ke sini lagi ke sini untuk yang kelima kali entah dengan siapa lagi aku bisa
berpetualang. Kulambaikan tangan ke arah tabor, bukan salam perpisahan tapi salam
untuk berjanji kembali ke sini. Sudah banyak kisah unik yang kuukir di tengah-tengah
area tabor ini. Perjalanan berlanjut kembali, saat kulihat jam menunjukkan pukul 12.20
216
siang. Semua nampak puas, oh ya tempat dudukku bergeser bukan di depan lagi.
Formasinya depan Fredy (sebagai lakon utama, ya iyalah kan yang nyetir Fredy), di
sampingnya diisi oleh Mamok. Kursi tengah diisi para gadis dan 1 jejaka. Bahtiar, Nita,
Regie dan Fifi. Belakang penghuninya Iwan, Aku dan Samsi. Sesak juga apalagi
dibelakang aura Iwan menakutkan jiwa-jiwa polosku dan Samsi. Tak lama selepas dari
tabor, cuaca berubah cepat yang awalnya mendung sekarang sudah mulai turun hujan.
Walaupun aku yakin cuaca di luar sangat dingin tapi di dalam mobil ini sangat
hangat sekali. Iwan banyak melontarkan kata-kata jayus dan aneh. Kita semua tertawa
entah tertawa karena apa, karena kelucuan Iwan atau simpati saja ama Iwan
hahaha...guyon Wan, jangan dianggap bercanda. Mobil sempat berhenti sejenak
membeli air, yang di mobil sudah haus, apalagi dari tadi makan gak minum sama sekali.
Hujan turun semakin deras, Fredy sangat serius sekali di jalan, bereda saat berangkat
kemarin. Jadi ingat sebuah jargon, jangan ajak bicara sopir bahaya hehe...
Di pertigaan jalan Ahmad Yani kami disalip truk yang ditumpangi kawan-kawan
yang lain. Hebat juga kawan-kawan ini, bagian belakang truk yang terbuka diberi kain
supaya tidak kena air hujan (entah itu kain atau ponco yang digelar). Perjalanan lancar-
lancar saja dan tidak terlalu macet, mata sangat mengantuk tapi susah tidur. Di sekitar
Singosari aku sempat terlelap sejenak dan tidur, memuaskan otak yang ingin beristirahat.
Mobil berhenti sejenak di area Bakpao Telo (selepas Lawang). Regi, Nita, dan Fifi turun
membeli sedikit oleh0oleh untuk keluarga mereka di rumah. Kami para cowok hanya di
mobil saja masih dengan mata yang mengantuk.
Tapi tak salah kami semobil dengan para wanita ini. Kami semua dibelikan es
krim khas tempat ini, Es krim Telo. Hmmmm nikmat walaupun cuaca agak dingin.
217
Lumayan sedikit menghilangkan rasa kantuk, timbul semangat kami semua untuk
bercanda lagi. Truk dan mobil yang lain mungkin sudah sangat jauh sekali dari kami.
Biarlah, kita pelan-pelan saja pak sopir (Fredy maksudku hehe..) yang penting selamat.
Arah porong nampaknya macet sekali, sebelum japanan jalan sudah padat,
merangkak dan merayap sekali. Kawan-kawan sudah mulai banyak yang pergi ke alam
mimpi. Aku tak bisa tidur lagi, hanya memperhatikan tingkah laku mobil yang aneh-aneh
di tengah kemacetan ini. Yang heran saat melihat truk-truk yang besar-besar itu nekat
menerobos kemacetan dengan lewat bagian luar jalan yang cukup sempit. Hebat juga
nyali bapak-bapak sopir ini. Mungkin dulu sering menyopiri pesawat tempur jadi selalu
ingin bermanuver ria dimanapun berada. Saat menaiki jembatan porong ternyata aku tau
sumber kemacetan ini, ada seekor truk besar yang macet di tengah-tengah jembatan ini.
Pantas saja semua kendaraan berjalan merambat, selepas jembatann jalan kembali lancar
walau masih padat.
Surabaya kami siap kembali ke pangkuanmu, Sidoarjo sudah menyambut
kembali. Fredy mulai menyetir dengan agak gila, mengocok isi perut kami semua di
mobil ini. Tak terasa akhirnya sampai juga di Ubaya tercinta. Mobil masuk dan berhenti
tepat di depan perpus, sudah ada beberapa orang di sana, sepertinya sudah dari tadi
mereka sampai di sini, beberapa BPH ada yang ke fakultasnya masing-masing melihat
pengumuman. Kami sampai di Ubaya sekitar jam 03.20 saat itu baru aku ingat kalau tas
ku kok gak terlihat ya, aku berlari ke ATM BCA di pojok sana, semoga saja tidak
tertinggal di dalam bis. Aku cari dan aku lihat masih ada Silvi di sana, fiuh untung saja
aku tak terlambat. Terlambat sedikit saja bisa-bisa tas ku tak tentu rimbanya, karena
218
ternyata tak ada yang tau itu tas ku. Staff yang lain sudah pada pulang menuju rumah
masing-masing.
Aku berjalan kembali menuju perpus, mau ada evaluasi terakhir. Rencana mau di
sekret tapi pada malas berjalan ke sana. Nita dan Regie pulang ditemani Samsi karena
motor Samsi di Regie. Kami rapat di dalam perpus ini, semua BPH ada di sini dan
melaporkan saja apa yang menjadi tanggungjawabnya maktu diklat. Hmm ada beberapa
makanan kecil nih ada cokelat dan tela krezz. Habis ludes semuanya diterjang perut-perut
yang keroncongan. Rapat banyak yang bertanya ke aku ada apa saja di sana mas,
akujawab nanti aja baca catatanku ya. Kan gak enak cerita di sini, ntar gak pulang-pulang
dong. Aku janji semoga jadi secepatnya catatan kecilku ini.
Seusai rapat beberapa mengundurkan diri untuk pulang. Aku, Rizal, Nat, Fani
berjalan ke arah sekret. Barang-barang dimasukkan ke mobil Andika. Seusai barang
dimasukkan kami semua memisahkan diri, Aku ama Nat ambil motor Nat yang dititipkan
di kos Silvia (diantar ama Andika dan Sonia). Sempat juga ketemu Iwan dan Upix yang
ternyata belum pulang juga. Seusai motor kuambil di Nat aku beranjak pulang dengan
tubuh yang benar-benar lelah. Sangat kurindukan kasur dan bantalku tercinta. Oh ya
orang terakhir yang aku sapa saat ini si Rizal yang lagi asyiknya beli pentol di depan
Psikologi. Rumah yang kurindukan kulihat lagi, aku ingin beristirahat sejenak dan esok
kulanjutkan mengingat kembali semuanya dan mencoba menuliskannya. Aku sangat lelah
sekali, benar-benar lelah, dan hanya ingin tidur saja dalam mimpi indah saat bersama
kalian semua sahabat.
219
Bab XXXIX
Penulisan Dimulai Lagi
Pagi, 22 Januari 2009 saatnya pergi kerja kembali, saatnya kembali ke rutinitas
lama. Bekerja memperjuangkan hidup, sampai di kantor aku nyalakan komputer dan
mengisi waktu luang dengan mencoba mengingat apa saja yang mampu kuingat tentang
kalian semua. Aku tergelitik ingin mengabadikan semua ini lewat sebuah tulisan yang
bisa dijadikan sebuah memori pengingat selain gambar dan video saja. Menceritakan
kembali sebuah cerita yang penuh kenangan yang menggairahkan hidupku kembali.
Sebuah catatan yang menjadi penyemangat dalam tiap langkahku, mengingat semua
kalian kawan. Sahabat0sahabat yang sellau melekat di hatiku dan menemaniku dalam
setiap langkah. Bersama kalian beberapa hari ini menyegarkan semua ingatanku, kan
kurangkai dalam kata-kata detail merumuskan semua tingkah kalian di tabor.
Entah kapan saat waktu tak lagi menyapa biar catatan yang pernah aku buat
menjadi sebuah epik masa lalu ADV, yang dipenuhi manusia-manusia terbaik dalam
sebuah keluarga. Sekumpulan manusia yang menjunjung semangat cinta dalam
persaudaraan. Mungkin kalian akan ketawa apabila suatu hari nanti kalian membaca
kisah ini, biar kalian tau bahwa diantara semua musuh yang kalian temui masih ada
kawan-kawan tercinta di sini di UKM ini. Jadikan ini semua memori pengingat saat
220
kalian mulai lupa siapa jati diri kalian. Jadikan ini semua bahan perenung untuk maju
selangkah lagi ke depan. Aku bangga bisa menuliskan sekelumit cerita ini, untuk
kusajikan kepada semua orang di ADV sekarang dan akan datang. Aku akan berusaha
mengingat kalian semua teman sampai aku benar-benar tak bisa berpikir dan merenung
lagi.
Aku akan menulis ini dengan perasaan rindu bersama kalian, saat-saat dimana
penuh tawa dan senyum. Gelisah terus mendatangiku kenapa waktu yang tersedia buat
kita semua sangat singkat. Ingin sekali berlama-lama bersama kalian (mimpi kali, bayar
100rb aja uda mahal apalagi kalau berlama-lama di tabor). Oh ya saat aku baca sms
ternyata aku melakukan kebodohan kelima, ternyata kunci motorku ketinggalan di kos
Nat. Kok bisa kan bisa pulang bahkan berangkat kerja? Begini ceritanya, saat berangkat
hari senin lalu aku lupa kalau habis membuka jok motor dengan kunci cadangan. Habis
itu aku lupa mencabut kunci, jadi selama di jalan dan beberapa hari di kos Nat kunciku
tertinggal di bodi motor. Untung saja penghuni kos Nat baik-baik kalo nggak mungkin
motorku sudah dirombeng hehe... pikun..pikun..
Tulisan ini kukerjakan cukup lama juga, karena kebetulan seusai diklat pekerjaan
kantor makin banyak saja. Sampai habis waktuku dan lupa mengerjakan cerita ini.
Sampai akhir Januari aku baru menyelesaikan 60 hal saja (terakhir sampai cerita
belalang). Cukup lama juga sebenarnya mengingat dulu saja yang bromo aku hanya
memerlukan waktu 1 hari saja untuk menulisnya. Lah ini yang bener-bener parah, mirip
kebodohanku yang pertama tapi ini terparah. Entah kenapa tiba-tiba saja laptop kantor
rusak dan parah banget, ternyata harddisk rusak saudara-saudara.
221
Bayangkan bagaimana sedihnya aku melihat kenyataan ini, kerja keras
mengumpulkan semua hilang tak berbekas. Kebodohanku adalah lupa menyimpan di
media lain, harusnya waktu itu aku berencana kirim email ke emailku sendiri, tapi gara-
gara ada telp masuk aku jadi lupa. Seusai menerima telp aku mengalami kenyataan yang
sangat pahit sekali dalam hidupku. Laptop tiba-tiba tidak bisa diakses dan hanya bisa
masuk bios saja. Argggghhhhh apa-apaan ini, aku langsung lemas. Jujur saja gara-gara
kejadian ini beberapa hari kepikiran terus. Mau diselesaikan atau tidak, bayangkan
kehilangan begitu banyak halaman dan mau memulai lagi seperti kehilangan semangat.
Jujur saja ingin aku membatalkan cerita ini, tapi sebagian kecil hatiku bilang jangan putus
asa.
Seolah sebagian diriku hilang bersama hilangnya lembar itu. Hihi lebai banget
ya...Awal-awal Februari sebenarnya ada kabar yang sedikit melegakan, data masih bisa
dilihat dan dibuka walaupun lewat safe mode. Aku lega dan merasa masih ada sedikit
semangat menyelesaikannya. Kubuka kembali komputer dan kuteruskan saja bagian
kisah ini, dengan harapan saat semua selesai bisa digabungkan menjadi 1. Tapi saat aku
mulai serius mengerjakan ternyata ada kabar yang menyakitkan lagi, harddisk benar-
benar tidak bisa di akses.
Huhuhu bagaimana ini....kawan-kawan mulai banyak yang menagih dan
penasaran. Aku hanya bisa bilang sebentar-sebentar, padahal dalam hati bingung juga.
Aku hanya menjanjikan akhir Februari udah kelar (waktu aku menulis ini sudah tanggal
26 Februari dan yang bagian awal belum aku kerjakan kembali, tapi optimis saja).
Doakan aku selesai ya kawan-kawan, beri kritikan dan masukan soalnya jujur saja aku
mengerjakan dengan semangat yang naik turun takut ada kesalahan. Itu saja tentang
222
menu makanan dan daftar kelompok outbond sempat minta bantuan teman-teman yang
lain untuk masukannya.
Pertama kenal, begitu unik dirimu kawan
Bebas berjalan tanpa beban
Kemanapun kau mau
Awalnya kau tak mau terikat
Dalam janji persahabatan
Namun akhirnya kau memilih bersatu
Dengan ku
Apakah kau tau kau istimewa kawan
Hanya bersamamu yang bisa
Membuatku bahagia
Meski ada yg berniat memisahkan
Namun....... tidak
Dapat menggoyahkan
Harapan dan asa kita
Makin hari semakin
Terlihat elok dirimu
Bersama berkembang disini
223
"Flying Without Wings"
Kawanku tercinta.....
Untuk semua kawan ADV tercinta. Majulah dan kepakkan tangan kalian
menembus ketatnya alam ini. Berjuanglah terus wujudkan mimpi kalian. Bergerak
menapak kegalauan mimpi. Mencapai curamnya gunung kesuksesan. Terima kasih buat
kalian semua ya. Sampai berjumpa lagi di kesempatan yang berikutnya (kalau aku masih
mampu menemani kalian semuanya).
(Selesai juga akhirnya tertanda 3 Maret 2009)
224
BY : EKO WARDIYANTO
Mantan BPH UKM ADV periode 2003-2004
Salam sehat selalu
Wassalamualaikum
(Lagu utama cerita kali ini lagu Ipang berjudul “Sahabat Kecil”, kebetulan juga
menjadi soundtrack film “Laskar Pelangi”)
Terima kasih kembali buat Bahtiar yang sudah membuatkan video klip Tabor
walaupun agak lama juga ya Bah
Terima kasih buat BPH semua, karena acara kalian ini membuatku bahagia dan
senang untuk kukenang.
Terima kasih buat staff dan kawan-kawan demisioner yang terlibat dalam cerita
heboh ini.
Terima kasih juga buat pihak-pihak yang membantuku menyelesaikan semua ini
dan buat bapak TNI AL, jangan marah-marah lagi ya pak.
Tak lupa salam buat kawan-kawan Mapaus.
Kutunggu comment dari kalian semua kawan-kawanku…
225
Jawaban soal mengenai orang yang memelihara ikan....
Proses menjawabnya adalah dengan mengikuti secara runut segala pernyataan tersebut.
Buat tabelnya dan nanti akan ketemu jawabannya. Jawabannya yang benar atas
pertanyaan siapa yang memelihara ikan adalah orang Jerman...
Berikut daftar tabelnya...
Rumah
Kuning
Rumah Biru Rumah Merah Rumah Hijau Rumah Putih
Norwegia Denmark Inggris Jerman Swedia
Pelihara
Kucing
Pelihara Kuda Pelihara
Burung
Pelihara Ikan Pelihara
Anjing
Merokok
Dunhill
Merokok
Marlboro
Merokok
Pallmall
Merokok
Rothmans
Merokok
Winfield
Minum Air Minum Teh Minum Susu Minum Kopi Minum Bir
226