Fatimah Nh Lap Alkaloid

download Fatimah Nh Lap Alkaloid

of 12

Transcript of Fatimah Nh Lap Alkaloid

  • 8/10/2019 Fatimah Nh Lap Alkaloid

    1/12

    LAPORAN

    KIMIA FARMASI ANALITIK I

    IDENTIFIKASI GOLONGAN ALKALOID, HORMON DANANASTETK LOKAL

    03 OKTOBER 2014

    Fatimah Nurul H.

    31112133

    Farmasi 3C

    PRODI S1 FARMASI

    STIKes BAKTI TUNAS HUSADA

    TASIKMALAYA

    2014

  • 8/10/2019 Fatimah Nh Lap Alkaloid

    2/12

    I. TINJAUAN PUSTAKA

    1.1Alkaloid

    Yang disebut alkaloid tidak mewakili golongan yang dari segi kimia

    bersifat homogen sehingga setiap rampatan mengenainya pasti

    mengandung perkecualian. Semuanya mengandung nitrogen yang sering

    kali terdapat dalam cincin heterosiklik dan banyak tetapi tidak semuanya,

    bersifat basa seperti yang ditunjukkan oleh namanya.

    Penggolongan alkaloid dilakukan berdasarkan sistem cincinnya,

    misalnya:

    Senyawa ini biasanya terdapat dalam tumbuhan sebagai garam

    berbagai asam organik dan sering ditangani dilaboratorium sebagai garam

    dengan asam padat berbentuk kristal tanwarna.Alkaloid biasanya diperoleh dengan cara mengekstraksi bahan

    tumbuhan memakai air yang diasamkan yang melarutkan alkaloid sebagai

    garam, atau bahan tumbuhan dapat dibasakan dengan natrium karbonat

    dan sebagainya dan basa bebas diekstraksi pelarut organik seperti

    kloroform, eter dan sebagainya.

    Beberapa sifat dari alkaloid yaitu:

    1. Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam

    amino dan golongan heterogen.

    2. Umumnya berupa Kristal atau serbuk amorf.

    3. Alkaloid yang berbentuk cair yaitu konini, nikotin dan spartein.

    4. Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-

    oksida atau dalam bentuk garamnya.

    5. Umumnya mempunyai rasa yang pahit.

    6. Sering beracun.

    Piridina piperidina indol isokuinolina

  • 8/10/2019 Fatimah Nh Lap Alkaloid

    3/12

    7. Bersifat optis aktif dan berupa sistim siklik

    8. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut

    dalam kloroform, eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relatif

    nonpolar.

    9. Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air.

    10. Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron

    bebas pada atom N-nya.

    11. Biasanya banyak digunakan dibidang farmasi.

    12. Sampel yang mengandung alkaloid setelah direaksikan akan

    berwarna merah.

    a. Sifat-Sifat Fisika Alkaloid

    Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang

    memiliki lebih dari 1 atom N seperti pada Ergotamin yang memiliki 5

    atom N. Atom N ini dapat berupa amin primer, sekunder maupun tertier

    yang semuanya bersifat basa (tingkat kebasaannya tergantung dari struktur

    molekul dan gugus fungsionalnya). Kebanyakan alkaloid yang telah

    diisolasi berupa padatan kristal tidak larut dengan titik lebur yang tertentu

    atau mempunyai kisaran dekomposisi. Sedikit alkaloid yang berbentuk

    amorf dan beberapa seperti; nikotin dan koniin berupa cairan. Kebanyakan

    alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang kompleks, species

    aromatik berwarna (contoh berberin berwarna kuning dan betanin

    berwarna merah). Pada umumnya, basa bebas alkaloid hanya larut dalam

    pelarut organik, meskipun beberapa pseudoalkalod dan protoalkaloid larut

    dalam air. Garam alkaloid dan alkaloid quartener sangat larut dalam air.

    b. Sifat-Sifat Kimia Alkaloid

    Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada

    adanya pasangan elektron pada nitrogen.Jika gugus fungsional yang

    berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan elektron, sebagai contoh;

    gugus alkil, maka ketersediaan elektron pada nitrogen naik dan senyawa

    lebih bersifat basa. Hingga trietilamin lebih basa daripada dietilamin dan

  • 8/10/2019 Fatimah Nh Lap Alkaloid

    4/12

    senyawa dietilamin lebih basa daripada etilamin. Sebaliknya, bila gugus

    fungsional yang berdekatan bersifat menarik elektron (contoh; gugus

    karbonil), maka ketersediaan pasangan elektron berkurang dan pengaruh

    yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan sedikit asam.

    Contohnya adalah senyawa yang mengandung gugus amida.

    Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah

    mengalami dekomposisi, terutama oleh panas dan sinar dengan adanya

    oksigen. Hasil dari reaksi ini sering berupa N-oksida. Dekomposisi

    alkaloid selama atau setelah isolasi dapat menimbulkan berbagai persoalan

    jika penyimpanan berlangsung dalam waktu yang lama. Pembentukan

    garam dengan senyawa organik (tartarat, sitrat) atau anorganik (asam

    hidroklorida atau sulfat) sering mencegah dekomposisi. Itulah sebabnya

    dalam perdagangan alkaloid lazim berada dalam bentuk garamnya.

    c. Kegunaan Alkaloida

    Alkaloida telah dikenal selama bertahun-tahun dan telah menarik

    perhatian terutama karena pengaruh fisiologisnya terhadap

    binatangmenyusui dan pemakainnya di bidang farmasi, tetapi fungsinya

    dalam tumbuhan hampir sama sekali kabur. Beberapa mendapat mengenai

    kemungkinan perannya ialah sebagai berikut :

    1. Salah satu pendapat yang dikemukakan pertama kali, sekarang

    tidak dianut lagi, ialah bahwa alkaloid berfungsi sebagai hasil

    buangan nitrogen seperti urea dan asam urat hewan.

    2. Beberapa alkaloid mungkin bertindak sebagai tendon penyimpanan

    nitrogen meskipun banyak alkaloid ditimbun dan tidak mengalami

    metabolisme lebih lanjut meskipun sangat kekurangan nitrogen.

    3.

    Pada beberapa kasus, alkaloid dapat melindungi tumbuhan

    dariserangan parasit atau pemangsa tumbuhan. Meskipun dalam

    beberapa peristiwa bukti yang mendukung fungsi ini tidak

    dikemukakan, ini barangkali merupakan konsep yang direka-reka

    dan bersifat manusia sentries.

  • 8/10/2019 Fatimah Nh Lap Alkaloid

    5/12

    4. Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh karena segi

    struktur, beberapa alkaloid menyerupai pengatur tumbuh. Beberapa

    alkaloid merangsang perkecambahan, yang lainnya menghambat.

    5.

    Semula disarankan oleh Liebig bahwa alkaloid, karena sebagian

    bersifat basa, dapat mengganti basa mineral dalam

    mempertahankan kesetimbangan ion dalam tumbuhan. Sejalan

    dengan saran ini, pengamatan menunjukkan bahwa pelolohan

    nikotina ke dalam biakan akar tembakau meningkatkan ambilan

    nitrat. Alkaloid dapat pula berfungsi dengan cara pertukaran

    dengan kation tanah.

    1.2Anastetik Lokal

    Anastetik lokal ialah obat yang bila diberikan secara lokal (topikal atau

    suntikan) dalam kadar yang cukup dapat menghambat hantaran impuls

    pada saraf yang dikenal oleh obat tersebut.

    Kebanyakan obat anestesi lokal adalah suatu ester atau amida dari

    derivat benzen sederhana. Secara kimia obat-obat anestesi lokal terdiri dari

    golongan senyawa kimia yang mirip dengan senyawa yang memblok kanal

    Na pada membran sel saraf yang mudah dirangsang. Rumus dasar anestesi

    lokal terdiri dari 3 bagian, yaitu (1) gugus amin hidrofil yang dihubungkan

    oleh (2) suatu gugus antara dengan (3) gugus residu lipofil. Gugus amin

    hidrofil berbentuk amin tersier atau amin sekunder. Gugus antara dan

    gugus aromatik lipofil dihubungkan dengan ikatan amida atau ikatan

    ester. Tipe ikatan ini menentukan sifat farmakologi obat anestesi lokal.

    Anaestesi lokal golongan ester (yang mempunyai ikatan ester) umumya

    kurang stabil dan mudah dimetabolisme karena pada degradasi dan

    inaktivasi di dalam badan, gugus tersebut akan dihidrolisis. Semakin kecil

    dan semakin lipofilik suatu obat anestesi lokal, semakin cepat kerjanya dan

    semakin kuat potensinya. Yang termasuk anestesi lokal golongan ester

    adalah tetrakain, benzokain, kokain, dan prokain. Yang termasuk anestesi

    lokal golongan amida adalah lidokain, dibukain, mepivakain, bupivakain,

    etidokain dan prilokain.

  • 8/10/2019 Fatimah Nh Lap Alkaloid

    6/12

    1.3Hormon

    Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa pesan

    (chemical messenger), diekskresikan oleh sejenis jaringan, dalam jumlah

    yang sangat kecil dan dibawa oleh darah menuju target jaringan di bagian

    lain dari tubuh untuk merangsang aktivitas biokimia atau fisiologi yang

    khusus.

    Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut

    komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang

    mengantarai kerja hormon di dalam sel. Berdasarkan senyawa kimia

    pembentuknya, hormon dibagi menjadi beberapa golongan yaitu golongan

    polipeptida/protein, golongan steroid dan golongan derivat asam amino.

    Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon terdapat golongan lipofilik

    dan hidrofilik. Sedangkan menurut lokasi reseptor hormon, terbagi

    menjadi hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor

    intraseluler dan hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel

    (plasma membran).

    II. ALAT DAN BAHAN

    2.1 Alat 2.1 Bahan

    a. Pipet tetes

    b. Tabung reaksi

    c. Kaki 3

    d. Vortex

    e.

    Erlenmeyerf. Corong

    g. Kertas saring

    a. Senyawa golongan

    alkaloid

    b. Senyawa golongan

    anastetik lokal

    c.

    Senyawa golonganhormon

    d. Pereaksi-pereaksi

  • 8/10/2019 Fatimah Nh Lap Alkaloid

    7/12

    III. ROAD MAP

    1. Penentuan Golongan Alkaloid, Hormon dan Anastetik Lokal

    UjiPenggolongan

    Alkaloid

    S + HCl e + Mayer endapan putih

    Golongan Anastetik Lokal

    S+ DAB-HClkristal rambut kusut

    UjiGolonganAnastetikLokal

    S + Pereaksi Frode kuning hijau = (+) Prednison

    coklat = (+) hidrokortison

    S + PereaksiMarquist

    coklat muda = (+) prednison

    jingga = (+) hidrokortison

  • 8/10/2019 Fatimah Nh Lap Alkaloid

    8/12

    1. UjiOrganoleptik

    2. UjiKelarutan

    Bentuk Bentuk Jarum

    Kofeina, Quinin, Strikinin,Kodein HCl

    Serbuk

    Kofein, Teofilin, Antalgin,Paracetamol, Quinin, Kodein HCl,Atropin Sulfat, Strikinin Sulfat,Efedrin HCl, Aminophilin, PapaverinHCl, Reservin, Pirokain HCl, Lidokai

    Butiran

    Aminophilinn HCl

    WarnaPutih

    Kofeina, Teofilin, Paracetamol,Quinin, Kodein HCl, Atropin Sulfat,Strikinin, Efedrin HCl, Papaverin HCl,Reservin, Prokain, Lidokain, INH

    Putih Kekuningan

    Antalgin, Aminofilin

    Putih agak Coklat Muda

    Reservin

    Kelarutan AirTeofilin, Paracetamol, Antalgin, StrikininSulfat, Kodein HCl, Efedrin HCl,Aminophilin, INH, Lidokain HCl

    Etanol

    Quinin, Atropin Sulfat, ProkainHCl, Lidokain HCl

    Kloroform

    Kofeina, Papaverin HCl, Reservin,

    Lidokain HCl

    Air Panas

    Teofilin, Strikinin Sulfat, Kodein HCl,Rivanol

  • 8/10/2019 Fatimah Nh Lap Alkaloid

    9/12

  • 8/10/2019 Fatimah Nh Lap Alkaloid

    10/12

    V. PEMBAHASAN

    Praktikum kali ini mengindentifikasi senyawa golongan alkaloid,

    anastetik lokal dan hormon. Untuk uji penggolongan alkaloid dapat menggunakan

    reagen Mayer, Bouchardart atau Dragendorf yang ditambahkan HCl encer. Hasil

    positif golongan alkaloid akan membentuk endapan. Jika tidak terbentuk endapan,

    maka sampel mengandung golongan senyawa lain yakni anastetik lokal atau

    golongan hormon. Untuk mengidentifikasi golongan senyawa anastetik lokal

    adalah dengan mereaksikan sampel pada DAB HCl yang akan membentuk kristal

    rambut kusut. Jika hasil negatif, artinya sampel mengandung golongan senyawa

    hormon.

    Pada sampel pertama yang berupa larutan ini tidak berbau maupun tidak

    berwarna. Kemudian sampel diuji kelarutannya menggunakan air dimana hasilnya

    sampel mudah larut sempurna dalam pelarut air. Lalu dilanjutkan dengan uji

    penggolongan menggunakan reagen Mayer. Reagen Mayer ini terdiri dari capuran

    HgCl, KI dan air. Hasilnya sampel ini positif mengandung alkaloid dengan

    terbentuknya endapan putih. Dugaan sementara adalah dari golongan alkaloid.

    Terdapat lima golongan alkaloid yaitu golongan Xantin, Pirazolon, Kinin, Anilin

    dan Opium. Setelah diuji dengan beberapa pereaksi, tidak ada hasil yang sesuai

    dengan literatur. Namun dengan penambahan FeCl3 yang menghasilkan warna

    kuning, menyimpulkan bahwa sampel mengandung senyawa Antalgin dari

    golongan Pirazolon. Untuk meyakinkannya, maka dilakukan lagi uji yang lainnya

    yaitu dengan penambahan KMnO4 yang membuat KMnO4 hilang setelah

    dicampurkan dengan sampel.

    Selanjutnya pada sampel nomor 93, memiliki bentuk padatan berupa

    serbuk dan berwarna putih. Juga tidak berbau dan agak sedikit pahit. Ada

    beberapa tahap yang harus dilakukan untuk sampel yang berbentuk serbuk.

    Setelah uji organoleptik, kemudian dilakukan uji kelarutan dalam beberapa

  • 8/10/2019 Fatimah Nh Lap Alkaloid

    11/12

    pelarut, yaitu dalam air, asam, basa dan pelarut organik. Baru kemudian dilakukan

    isolasi dengan melarutkannya dengan sampel yang sesuai sebelum di sentriguasi

    dan didekantasi. Terakhir adalah dilakukan uji golongan dan penegasan senyawa.

    Sebelum diidentifikasi lebih lanjut, sampel serbuk ini digerus terlebih

    dahulu untuk memperluas permukaan daripada partikel-partikelnya, yang akan

    memudahkan pelarut masuk pada zat aktif. Kemudian setelah homogen, sampel

    diuji kelarutannya menggunakan pelarut air, pelarut basa NaOH, dan campuran

    eter dengan NH4OH. Kemudian proses isolasi dilanjutkan dengan menggunakan

    alat vortex beberapa menit. Tujuannya adalah untuk membuat kelarutan dari

    ketiga campuran tersebut sempurna. Pada sediaan serbuk, biasanya senyawa

    alkaloid berbentuk garamnya sehingga akan mudah dilarutkan dalam pelarut air.

    Sedangkan matriksnya itu tidak larut dalam air. Untuk itu dilakukan proses

    dekantasi dengan menyaring campuran sampel bersama air menggunakan kertas

    saring. Didapatlah residu dan filtratnya. Maka matriks dapat berpisah dari

    analitnya. Kemudian filtrat diidentifikasi dengan pengujian pertama yaitu uji

    golongan alkaloid. Dengan reagen Mayer, sampel positif mengandung alkaloid

    karena terbentuk endapan putih. Dilanjutkan dengan FeCl3 yang menghasilkan

    larutan berwarna biru-ungu. Hasil ini memunculkan dugaan bahwa sampel

    mengandung alkaloid dari golongan anilin. Lalu dilakukan penambahan

    menggunakan reagen Cuprifil yang menghasilkan warna biru. Untuk lebih

    memastikan, dilanjutkan dengan mereaksikannya pada asam nitrat pekat. Hasilnya

    adalah larutan berwarna kuning. Beberapa identifikasi yang dilakukan tersebut

    menyimpulkan bahwa sampel mengandung senyawa paracetamol dari golongan

    alkaloid anilin.

    VI. SIMPULAN

    a. Dugaan sampel nomor 54 adalah antalgin, seharusnya Lidokain HCl

    b. Sampel nomor 93 positif mengandung alkaloid paracetamol

  • 8/10/2019 Fatimah Nh Lap Alkaloid

    12/12

    DAFTAR PUSTAKA

    Farmakope Indonesia Edisi Ketiga tahun 1979, Departemen KesehatanRepublik Indonesia

    Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997.Dasar-dasar Kimia

    Organik. Jakarta: Bina Aksara.

    Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1982. Kimia Organik Jilid 2.

    Jakarta: Penerbit Erlangga

    http://wikipedia.org