Alkaloid Piridin

25
ALKALOID PIRIDIN BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Alkaloid Sejarah alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia telah menggunakan obat-obatan yang mengandung alkaloid dalam minuman, kedokteran, the, tuan atau tapal, dan racun selama 4000 tahun. Tidak ada usaha untuk mengisolasi komponen aktif dari ramuan obat-obatan hingga permulaan abad ke sembilan belas. Obat-obatan pertama yang diketemukan secara kimia adalah opium, getah kering Apium Papaver somniferum. Opium telah digunakan dalam obat-obatan selama berabad-abad dan sifat-sifatnya sebagai analgesik maupun narkotik telah diketahui. Pada tahun 1803, Derosne mengisolasi alkaloid semi murni dari opium dan diberi nama narkotin. Seturner pada tahun 1805 mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap opium dapat berhasil mengisolasi morfin. tahun 1817-1820 di Laboratorium Pelletier dan Caventon di Fakultas Farmasi di Paris, melanjutkan penelitian di bidang kimia alkaloid yang menakjubkan. Diantara alkaloid yang diperoleh dalam waktu singkat tersebut adalah Stikhnin, Emetin, Brusin, Piperin, kaffein, Quinin, Sinkhonin, dan Kolkhisin. tahun 1826, Pelletier dan Caventon juga memperoleh Koniin suatu alkaloid yang memiliki sejarah cukup terkenal. Alkaloid tersebut tidak hanya yang bertanggung jawab atas kematian Socrates akibat dari hisapan udara yang beracun, tetapi karena struktur molekulnya yang sederhana. Koniin merupakan alkaloid pertama yang

description

piridine

Transcript of Alkaloid Piridin

ALKALOID PIRIDINBAB IPENDAHULUANA. Sejarah AlkaloidSejarah alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia telah menggunakan obat-obatan yang mengandung alkaloid dalam minuman, kedokteran, the, tuan atau tapal, dan racun selama 4000 tahun. Tidak ada usaha untuk mengisolasi komponen aktif dari ramuan obat-obatan hingga permulaan abad ke sembilan belas. Obat-obatan pertama yang diketemukan secara kimia adalah opium, getah kering Apium Papaver somniferum. Opium telah digunakan dalam obat-obatan selama berabad-abad dan sifat-sifatnya sebagai analgesik maupun narkotik telah diketahui. Pada tahun 1803, Derosne mengisolasi alkaloid semi murni dari opium dan diberi nama narkotin. Seturner pada tahun 1805 mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap opium dapat berhasil mengisolasi morfin. tahun 1817-1820 di Laboratorium Pelletier dan Caventon di Fakultas Farmasi di Paris, melanjutkan penelitian di bidang kimia alkaloid yang menakjubkan. Diantara alkaloid yang diperoleh dalam waktu singkat tersebut adalah Stikhnin, Emetin, Brusin, Piperin, kaffein, Quinin, Sinkhonin, dan Kolkhisin. tahun 1826, Pelletier dan Caventon juga memperoleh Koniin suatu alkaloid yang memiliki sejarah cukup terkenal. Alkaloid tersebut tidak hanya yang bertanggung jawab atas kematian Socrates akibat dari hisapan udara yang beracun, tetapi karena struktur molekulnya yang sederhana. Koniin merupakan alkaloid pertama yang ditentukan sifat-sifatnya (1870) dan yang pertama disintesis (1886). Selama tahun 1884 telah ditemukan paling sedikit 25 alkaloid hanya dari Chinchona. Kompleksitas alkaloid merupakan penghalang elusidasi struktur molekul selama abad ke sembilan belas bahkan pada awal abad ke dua puluh. Sebagai contoh adalah Stikhnin yang ditemukan pertama kali oleh Pelletier dan Caventon pada tahun 1819 dan struktur akhirnya dapat ditentukan oleh Robinson dan kawan-kawan pada tahun 1946 setelah melakukan pekerjaan kimia yang ekstra sukar selama hampir 140 tahun. Tahun 1939 hampir 300 alkaloida telah diisolasi dan 200 telah ditentukan struktur. Dalam seri Alkaloida yang diterbitkan pertama oleh Manske pada 1950 memuat lebih 1000 alkaloida.Dikenalnya teknik sistem analisis kromatografi preparatif dan instrumen canggih maka penemuan alkaloida meningkat cepat-nya. Buku terbitan 1973 mencatat 4959 alkaloida dapat diisolasi dan 3293 ditentukan strukturnya. Perkembang Ilmu Pengetahuan dengan penemuan berbagai macam kromatografi dan instrumen spektroskopii dengan sistem komputerisasi maka isolasi dan penentuan struktur alkaloida sudah tidak terbilang lagiHingga sekarang dikenal sekitar 10.000 senyawa yang tergolong alkaloid dengan struktur sangat beragam, sehingga hingga sekarang tidak ada batasan yang jelas untuknya. Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuhan monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit.Dalam Meyers Conversation Lexicons tahun 1896 dinyatakan bahwa alkaloid terjadi secara karakteristik di dalam tumbuh- tumbuhan, dan sering dibedakan berdasarkan kereaktifan fisiologi yang khas. Senyawa ini terdiri atas karbon, hidrogen, dan nitrogen, sebagian besar diantaranya mengandung oksigen. Sesuai dengan namanya yang mirip dengan alkali (bersifat basa) dikarenakan adanya sepasang elektron bebas yang dimiliki oleh nitrogen sehingga dapat mendonorkan sepasang elektronnya. Kesulitan mendefinisikan alkaloid sudah berjalan bertahun-tahun. Definisi tunggal untuk alkaloid belum juga ditentukan. Trier menyatakan bahwa sebagai hasil kemajuan ilmu pengetahuan, istilah yang beragam senyawa alkaloid akhirnya harus ditinggalkan (Hesse, 1981).Garam alkaloid dan alkaloid bebas biasanya berupa senyawa padat, berbentuk kristal tidak berwarna (berberina dan serpentina berwarna kuning). Alkaloid sering kali optik aktif, dan biasanya hanya satu dari isomer optik yang dijumpai di alam, meskipun dalam beberapa kasus dikenal campuran rasemat, dan pada kasus lain satu tumbuhan mengandung satu isomer sementara tumbuhan lain mengandung enantiomernya (Padmawinata, 1995). Ada juga alkaloid yang berbentuk cair, seperti konina, nikotina, dan higrina. Sebagian besar alkaloid mempunyai rasa yang pahit. Alkaloid juga mempunyai sifat farmakologi. Sebagai contoh, morfina sebagai pereda rasa sakit, reserfina sebagai obat penenang, atrofina berfungsi sebagai antispamodia, kokain sebagai anestetik lokal, dan strisina sebagai stimulan syaraf (Ikan, 1969).

B. Pengertian Alkaloid Senyawa kimia terutama senyawa organik hasil metabolisme dapat dibagi dua yaitu yang pertama senyawa hasil metabolisme primer, contohnya karbohidrat, protein, lemak, asam nukleat, dan enzim. Senyawa kedua adalah senyawa hasil metabolisme sekunder, contohnya terpenoid, steroid, alkaloid dan flavonoid (Sovia Lenny, 2006). Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuhan monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit. Pengertian lain alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan. Sebagai contoh, morfina sebagai pereda rasa sakit, reserfina sebagai obat penenang, atrofina berfungsi sebagai antispamodia, kokain sebagai anestetik lokal, dan strisina sebagai stimulan syaraf. Selain itu ada beberapa pengecualian, dimana termasuk golongan alkaloid tapi atom N (Nitrogen)nya terdapat di dalam rantai lurus atau alifatis (Sovia Lenny, 2006).Berdasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari struktur molekul. Berdasarkan hal tersebut, alkaloid dibedakan atas beberapa jenis, salah satunya ialah golongan piridina.Alkaloid piridin merupakan sekelompok alkaloid, strukturnya yang didasarkan pada inti piridin (cincin beranggota enam yang mengandung lima atom karbon dan atom nitrogen, dan dengan tiga ikatan ganda), alkaloid piridin berasal dari aspartat atau fenilalanin (Anonim, 2003). Sifat-Sifat AlkaloidBeberapa sifat dari alkaloid yaitu : 1. Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino dan golongan heterogen.2. Umumnya berupa Kristal atau serbuk amorf.3. Alkaloid yang berbentuk cair yaitu konini, nikotin dan spartein.4. Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida atau dalam bentuk garamnya.5. Umumnya mempunyai rasa yang pahit.6. sering beracun.7. bersifat optis aktif dan berupa sistim siklik8. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalam kloroform, eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relative nonpolar.9. Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air.10. Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada atom N-nya.11. biasanya banyak digunakan dibidang farmasi.12. sampel yang mengandung alkaloid setelah drx akan berwarna merah

BAB IIPEMBAHASAN

A. PyridinPyridine adalah sederhana aromatik heterocyclic senyawa organik dengan rumus kimia C5H5N digunakan sebagai pelopor ke Agrokimia dan obat-obatan, dan juga penting sebagai larutan dan reagen. Hal ini terkait dengan struktur benzena, dimana CH diganti dengan atom nitrogen. Alkaloid piridin merupakan nama metabolit sekunder yang apabila dikonsumsi memiliki efek samping seperti gejala gugup, gemetaran, dilatasi pupil, koma, kegagalan pernapasan, dan mengakibatkan kecacatan pada janin (Anonim, 2009). B. Tanaman yang Mengandung Metabolit SekunderPada proses reduksi, basa tersier piridin dikonversi menjadi basa piperidin. Alkaloid dengan struktur inti dari kelompok ini terbagi menjadi 3 sub kelompok, yaitu :a. Derivat piperidin, contohnya lobelin dan lobeliab. Derivat asam nikotinat, contohnya arekolin dari arecac. Derivat piridin dan piperidin, contohnya nikotin dari tembakauContoh dari alkaloid ini adalah nikotin dari tembakau, areca dari tanaman areca catechu, dan lobelia dari tanaman lobelia inflata. Ada beberapa tanaman yang memiliki kandungan metabolit sekunder yang dalam bahasan ini ialah alkaloid piridin. Alkaloid piridin terdapat dalam berbagai tanaman, antara lain : pada senyawa nikotin yang terdapat dalam tanaman Nicotiana tabacumL., anabasineterdapat dalam tanaman Duboisia myoporoidesR, dan niacin yang terdapat dalam tanaman Nicotiana tabacumL.. (Gattermann, Wieland, 1937).

1. Pinang (Areca catechu L.)

1. Nama tumbuhanPinang memiliki nama daerah seperti pineng, pineung (Aceh), pinang (Gayo), batang mayang (Karo), pining (Toba), batang pinang (Minangkabau), dan jambe (Sunda, Jawa) (Depkes RI, 1989).2. Klasifikasi tumbuhanTanaman pinang diklasifikasikan dalam divisi spermatophyta, sub divisi angiospermae, kelas monocotyledonae, bangsa arecales, suku arecaceae/palmae, marga areca, dan jenis Areca catechu L. (Syamsuhidayat and Hutapea, 1991; Backer and Van Den Brink, 1965).3.Morfologi tumbuhanAreca catechu L. (pinang) merupakan tanaman famili Arecaceae yang dapat mencapai tinggi 15-20 m dengan batang tegak lurus bergaris tengah 15 cm. Buahnya berkecambah setelah 1,5 bulan da 4 bulan kemudian mempunyai jambul daun-daun kecil yang belum terbuka. Pembentukan batang baru terjadi setelah 2 tahun dan berbuah pada umur 5-8 tahun tergantung keadaan tanah. Tanaman ini berbunga pada awal dan akhir musim hujan dan memiliki masa hidup 25-30 tahun. Biji buah berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk dengan warna yang lebih muda. Pada bidang irisan biji tampak perisperm berwarna coklat tua dengan lipatan tidak beraturan menembus endosperm yang berwarna agak keputihan (Depkes RI, 1989). 4. Kandungan kimiaBiji buah pinang mengandung alkaloid, seperti arekolin (C8 H13 NO2), arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine, tanin terkondensasi, tannin terhidrolisis, flavan, senyawa fenolik, asam galat, getah, lignin, minyak menguap dan tidak menguap, serta garam (Wang et al., 1996). Nonaka (1989) menyebutkan bahwa biji buah pinang mengandung proantosianidin, yaitu suatu tannin terkondensasi yang termasuk dalam golongan flavonoid. Proantosianidin mempunyai efek antibakteri, antivirus, antikarsinogenik, anti-inflamasi, anti-alergi, dan vasodilatasi (Fine, 2000).5. Penelitian Mekanisme AntikankerFraksi flavonoid (flavonol, antosianin, flavan-3-ol, dan proantosianidin) dari ekstrak cranberry mampu menghambat pertumbuhan sel melalui G1 dan G2/M arrest serta mampu menginduksi apoptosis pada sel kanker payudara MDA-MB-435 (Ferguson et al., 2004). Sedangkan proantosianidin pada biji anggur memiliki aktivitas penghambatan pertumbuhan sel kanker melalui downregulasi ekspresi Bcl-XL (death inhibitor) sehingga dapat menginduksi apoptosis (Leigh, 2003). Hal ini memungkinkan aktivitas sitotoksik proantosianidin pada pinang juga melalui mekanisme yang sama. Tanaman pinang berpotensi antikanker karena memiliki efek antioksidan, dan antimutagenik (Wang et al., 1996; Lee and Choi, 1999). Ekstrak etanolik buah pinang memperlihatkan aktivitas antioksidan dengan IC50 sebesar 45,4 g/ml (Lee and Choi, 1999). Pinang mampu menginduksi cell cycle arrest pada kultur sel epitelial oral-KB (Chang et al., 2001). Berdasarkan data-data tersebut, biji buah pinang berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen sitotoksik yang dapat dikombinasi dengan agen kemoterapi sehingga mampu meningkatkan sensitifitas sel kanker.

2. Nicotiana tabacumL.

Tembakau termasuk familia Solanaceae dan genusNicotiana(Ochseet.al.,1961 dalam Basukiet al., 1999). Susunan taksonomiNicotiana tabacumL.adalah sebagai berikut:Kingdom: Plantae (Tumbuhan)Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)Sub Kelas: AsteridaeOrdo: SolanalesFamili:Solanaceae(suku terung-terungan)Genus:NicotianaSpesies:Nicotiana tabacumL.

Tanaman ini mengandung nikotin yang menyebabkan dyspnea, inkoordinasi, tremor, dan kejang-kejang. Kandungan senyawa kimia nikotin ini, anabasine (alkaloid yang serupa dengan nikotin tetapi kurang aktif), glucosides (tabacinine, tabacine), 2,3,6-Trimetil-1,4-naphthoquinone, 2-Methylquinone,2-Naphthylamine, asam propionate, Anatalline, Anthalin, Anethole, Acrolein. Anatabine, Cembrene, Kolin, Nicotelline, Nicotianine, dan Pyrene (Wijayakusuma, H. ,1994).

3. Lobelia inflate L.

Nama umumIndonesia:Lobelia

KlasifikasiKingdom: Plantae (Tumbuhan)Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)Sub Kelas: AsteridaeOrdo: CampanulalesFamili: Campanulaceae Genus: LobeliaSpesies: Lobelia inflata L.

Kerabat DekatTembakau India

4. Duboisia myoporoide

Adapun klasifikasi tanaman Duboisia myoporoides sebagai berikut :Divisi:Magnoliophyta

Kelas:Magnoliopsida

Bangsa:Solanales

Suku:Solanaceae

Marga:Duboisia

Jenis:Duboisia myoporoides

C. Struktur metabolit sekunderAlkaloid piridin memiliki rumus struktur :

D. Khasiat metabolit sekunder Berdasarkan jenis-jenis senyawa yang terdapat dalam tanaman yang mengandung metabolit sekunder alkaloid piridin ini, tiga alkaloid piridin tersebut di atas, yaitu, nikotin, anabasine dan niasin memiliki khasiat atau fungsi masing-masing. A. NicotineSinonim : Nicolan, Nicabate, Nicoderm, Nicotell TTS, Nicopatch, Nicotinell, Habitrol; Tabazur. Sumber biologi : Nikotin diperoleh dari daun kering dari Nicotiana tabacum Linn., (Solanaceae). Tanamanan ini mengandung nikotin sebesar 2-8%. Struktur kimia :

(S) -3 - (1-Methyl-2-pyrrolidixyl) pyridine, (C10H14N2)Nikotin adalah senyawa kimia organik kelompok alkaloid yang dihasilkan secara alami pada berbagai macam tumbuhan, terutama suku terung-terungan (Solanaceae) seperti tembakau. Nikotin berkadar 0,3 sampai 5,0% dari berat kering tembakau yang berasal dari hasil biosintesis di akar dan terakumulasi di daun.

Pada awalnya, nikotin ditemukan oleh duta besar Prancis, Jean Nicot pada pertengahan abad XIV. Saat itu masyarakat mempercayai nikotin sebagai obat. Setengah abad kemudian baru diketahui bahaya dari nikotin bagi tubuh, namun hanya beberapa orang saja yang mampu berkata tidak terhadap nikotin.

Nikotin merupakan racun saraf yang potensial dan digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis insektisida. Pada konsentrasi rendah, zat ini dapat menimbulkan kecanduan, khususnya pada rokok. Nikotin memiliki daya karsinogenik terbatas yang menjadi penghambat kemampuan tubuh untuk melawan sel-sel kanker, akan tetapi nikotin tidak menyebabkan perkembangan sel-sel sehat menjadi sel-sel kanker.

Nikotin juga termasuk salah satu zat yang paling adiktif dibandingkan dengan obat-obatan lain. Maka nikotin ini banyak disalahgunakan dalam penggunaannya.

Selain itu, nikotin merupakan salah satu zat yang dilepaskan ketika seseorang merokok. Ternyata waktu yang dibutuhkan oleh nikotin untuk berjalan dari paru-paru ke otak hanya selama 7 detik saja. Setelah sampai di otak nikotin akan merangsang pelepasan dopamin, yaitu suatu neurotransmitter penting yang terlibat dalam suasana hati (mood), selera makan dan fungsi otak lainnya.Karakteristik nikotin, antara lain : 1. Tak berwarna cairan berminyak berwarna kuning pucat, sangat bersifat higroskopis, dan berubah warna menjadi coklat pada paparan udara dan cahaya. 2. Memiliki rasa terbakar melekat tajam.3. Mengembangkan bau piridin. 4. Memiliki bp745 247 C dengan dekomposisi parsial, dan bp17 123-125 C.5. Merupakan produk uap-volatile. 6. Parameter fisiknya, nD201.5282, D420 1,0097; [] D20 - 1690, pK1 (15 ) 6.16 dan pK2 10,96, dan pH dari 0,05 M larutan 10.2. 7. Mudah membentuk garam dengan asam hampir apapun, dan garam ganda dengan banyak logam dan asam. 8. Kelarutan: Dapat bercampur dengan air di bawah 60 C, dan pada nikotin sangat larut dalam kloroform, etanol, eter, petroleum eter dan minyak minyak tanah (Gattermann, Wieland,1937).Khasiat dari senyawa ini yaitu : Seluruh bagian dari tanaman mengandung nikotin, yang jika diekstrak dapat digunakan sebagai insektisida. Sari daunnya dapat digosokkan pada tubuh sebagai penolak serangga. Daun-daun yang telah kering dapat dikunyah sebagai minuman keras, daun kering juga digunakan sebagai tembakau atau bahan baku rokok (Anonim, 2010). Ketika seseorang merokok, maka nikotin akan masuk dan mulai menumpuk di dalam tubuh. Lama kelamaan seseorang akan terbiasa dengan nikotin dan jika ia tidak mendapatkan jumlah yang sama maka tubuh akan meminta lebih. Dan biasanya jumlah nikotin yang masuk akan semakin besar atau meningkat.

Pengguna nikotin bisa dengan cepat menjadi ketergantungan, karena hanya dibutuhkan sedikit rokok untuk bisa membuat seseorang memiliki kecanduan. Jika seseorang tiba-tiba berhenti merokok, maka ia akan mengalami efek balikan (withdrawal effect) seperti cemas dan perubahan suasana hati.

Salah satu hal yang tak bisa dipungkiri adalah kecanduan nikotin biasanya dimulai sejak seseorang mencoba-coba atau bereksperimen dengan rokok selama setahun. Dalam banyak kasus kondisi ini terkadang sudah dimulai sejak seseorang masih bersekolah atau berusia 13-14 tahun.

Sebagai obat murni, nikotin hanya memiliki sedikit efek buruk bagi kesehatan fisik seseorang. Tapi zat-zat kimia lain yang terdapat di dalam rokok dan bergabung dengan nikotin inilah yang bisa menimbulkan banyak kerusakan bagi tubuh. Karena ketika sebuah rokok dibakar dan dihisap, maka ada ratusan senyawa kimia yang dihasilkan dan berisiko besar terhadap kesehatan.

Identifikasi Nikotin dari Daun Tembakau Kering

Isolasi nikotin dari daun tembakau kering dengan cara soxhletasi menggunakan pelarut metanol kemudian dilakukan penggaraman dengan asam dan ekstraksi alkaloid dengan basa. Ekstrak yang diperoleh kemudian dimurnikan dengan KLT, dan kromatografi kolom. Setelah itu dianalisis menggunakan IR, UV, dan GC-MS.

Dari hasil analisis KLT menggunakan larutan pengembang metanol didapatkan harga Rf = 0,725. Hasil analisis spektra IR menunjukkan adanya gugus amina tersier aromatis, gugus metil, gugus amina tersier alifatis, dan ikatan C-H aromatis. Hasil kromatogram GC-MS menunjukkan senyawa nikotin muncul pada puncak dengan waktu retensi = 9,245 s dan indeks kemiripan 63 %, hal ini menunjukkan bahwa dalam daun tembakau terdapat alkaloid nikotin.

Hasil dari spektrofotometer UV menghasilkan panjang gelombang maksimum 206 nm yang menunjukkan adanya kearomatisan dari cincin piridin dalam nikotin.

Cara kerja:

1. 25 gr daun tembakau kering rajangan yang telah dibungkus kertas saring dimasukkan kedalam alat soxhlet, dilakukan ekstraksi dengan menggunakan 300 ml metanol selama 7 jam.sampel yang digunakan adalah 100 gr sehingga ekstraksi dilakukan 4 kali.

2. Ekstrak/fltrat yang dihasilkan dievaporasi sampai dihasilkan larutan yang pekat atau filtrat tinggal 10% dari volume semula.

3. Larutan pekat di tuangkan kedalam labu erlenmeyer dan diasamkan dengan H2SO4 2 M sebanyak 25 ml. Larutan diaduk dengan magnetik stirer agar homogen. Larutan diuji dengan kertas lakmus sampai berwarna merah. Kemudian larutan di ekstrak dengan kloroform 25 ml sebanyak 3 kali dengan corong pisah.

4. Ekstrak yang dihasilkan berada dilapisan bawah diuji dengan reagen dragendrof, positif alkaloid jika timbul endapan orange.

5. Ekstrak dinetralkan lagi dengan NH4OH, kemudian diekstraksi lagi dengan kloroform sebanyak 3 kali.

6. Ekstrak yang diperoleh diuapkan dengan dianginkan, kemudian dimurnikan dengan kromatografi kolom dengan silica gel 11,5 gr sebagai fasa diam, panjang kolom 10 cm, diameter kolom 3 cm dan dengan eluen n-heksana dan kloroform, metanol dengan perbandingan 1:0, 7:3, 5:5, 3:7 dan 0:1 masing-masing 10 ml.

7. Hasil kromatografi kolom dilanjutkan dengan KLT dengan larutan pengembang metanol.

8. Hasil ekstrak kemudian di uji dengan menggunakan GC-MS, spektrofotometer UV-Vis, dan spektrofotometer IR.

B. AnabasineSinonim : NeonicotineSumber Biologi : Senyawa ini diperoleh dari daun Duboisia myoporoides (Solanaceae), daun Nicotiana glauca R. Grah. (Solanaceae), pohon Tobaccoclaimed menjadi sumber terkaya dari anabasine (1,2%), daun Nicotiana tabacum L. (Solanaceae) (Tembakau, Tabac, Virginia Tembakau), dan juga daun Anabasis aphylla L. (Chenopodiaceae).Struktur kimia :

3 - (2-Piperidixyl) pyridine, (C10H14N2).Isolasi Anabasine diekstrak dalam skala besar di Rusia, dan proses industri ekstraksi telah dilaporkan oleh Sadykov dan Timbekov pada tahun 1956. Adapun karakteristik dari senyawa ini, antara lain : 1. Memiliki titik beku pada 9 C dan mendidih pada 270-272 C, bp14 145-147 C; BP2 105 C.2. Parameter fisik adalah D420 1,0455; nD20 1.5430, dan [] D20 -8.3103. Larut dalam pelarut organik, terutama air.Penggunaan senyawa tersebut selalu digunakan sebagai insektisida yang efektif (Sadykov and Timbekov,1956).

C. Niacin Sinonim : Asam nikotinat, Akotin, Daskil, Nicacid, Niacor, Nicangin, Nicobid, Nicolar, Niconacid, Nico-Span; Wampocap. 'Niacin' Istilah juga telah diterapkan untuk nicotinamide. Sumber Biologi : Senyawa ini secara luas didistribusikan di alam, dan jumlah yang cukup banyak ditemukan pada ikan, ragi, hati, dan biji-bijian sereal. Struktur kimia :

3-Pyridinecarboxylic acid, (C6H5NO2).

Adapun karakteristik dari senyawa ini, antara lain :1. Dapat menyublim tanpa dekomposisi apapun.2. Merupakan zat nonhigroskopik dan cukup stabil di udara.3. Menunjukkan UV max: 263 nm, dan pH 2-7 dari solusi jenuh.4. Kelarutan: 1 g dilarutkan dalam 60 ml air, mudah larut dalam air mendidih dan etanol; larut dalam propilen glikol, dan tidak larut dalam eter.Senyawa ini berkhasiat :1. Senyawa digunakan sebagai agen antihyperlipoproteinemic.2. Merupakan vitamin penting (enzim kofaktor). (Sadykov and Timbekov,1956).

BAB IIIPRNUTUP1. KesimpulanPiridina adalah sebuah senyawa organik heterosiklik yang berbentuk cincin aromatik sederhanaAlkaloid piridin apabila dikonsumsi memiliki efek samping seperti gejala gugup, gemetaran, dilatasi pupil, koma, kegagalan pernapasan, dan mengakibatkan kecacatan pada janinProses reduksi, basa tersier piridin dikonversi menjadi basa piperidinTiga alkaloid piridin yaitu, nikotin, Anabasine Dan Niasin memiliki khasiat atau fungsi yang berbeda-beda

Daftar Pustaka Sovia Lenny. 2006. Senyawa Flavonoid, Fenil Propanoida dan Alkaloida. http://library.usu.ac.id/download/fmipa/06003489.pdf Anonim. 1970. Galenika I-II. HMF ARS-PRAEPARANDI. Bandung. Egon Stahl. 1985. Analisis obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Penerbit ITB. Bandung. Trevor Robinson. 2000. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi.Penerbit ITB. Bandung. http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=92

MAKALAH FARMAKOGNOSI IIALKALOID PIRIDINDisusun Oleh:Acep Moh RamdanRizky FajarSatrio RantonoM. Rizky Andriansyah

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA