Alkaloid 3

23
ALKALOID 1. DEFINISI ALKALOID Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat basa ) pertama kali dipakai oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819), seorang apoteker dari Halle (Jerman ) untuk menyebut berbagai senyawa yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu sudah dikenal, misalnya, morfina , striknina , serta solanina ). Hingga sekarang dikenal sekitar 10.000 senyawa yang tergolong alkaloid dengan struktur sangat beragam, sehingga hingga sekarang tidak ada batasan yang jelas untuknya. Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa yang mengandung satu atau lebih atom rnitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan (tetapi ini tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam amino, peptida, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik biasanya tidak digolongkan sebagai alkaloid. Dan dengan prinsip yang sama, senyawa netral yang secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk digolongan ini. Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Secara organoleptik, daun-daunan yang berasa sepat dan

Transcript of Alkaloid 3

Page 1: Alkaloid 3

ALKALOID

1. DEFINISI ALKALOID

Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat basa)

pertama kali dipakai oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819), seorang apoteker

dari Halle (Jerman) untuk menyebut berbagai senyawa yang diperoleh dari ekstraksi

tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu sudah dikenal, misalnya, morfina,

striknina, serta solanina). Hingga sekarang dikenal sekitar 10.000 senyawa yang

tergolong alkaloid dengan struktur sangat beragam, sehingga hingga sekarang tidak

ada batasan yang jelas untuknya.

Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa yang mengandung satu atau

lebih atom rnitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan (tetapi

ini tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam amino, peptida,

protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik biasanya tidak

digolongkan sebagai alkaloid. Dan dengan prinsip yang sama, senyawa netral yang

secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk digolongan ini.

Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik terbanyak ditemukan di alam.

Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis

tumbuhan. Secara organoleptik, daun-daunan yang berasa sepat dan pahit, biasanya

teridentifikasi mengandung alkaloid. Selain daun-daunan, senyawa alkaloid dapat

ditemukan pada akar, biji, ranting, dan kulit kayu.

Fungsi alkaloid sendiri dalam tumbuhan sejauh ini belum diketahui secara

pasti, beberapa ahli pernah mengungkapkan bahwa alkaloid diperkirakan sebagai

pelindung tumbuhan dari serangan hama dan penyakit, pengatur tumbuh, atau sebagai

basa mineral untuk mempertahankan keseimbangan ion.

Alkaloid yang dihasilkan oleh berbagai organisme besar, termasuk bakteri,

jamur, tumbuhan, dan hewan dan merupakan bagian dari kelompok produk alami

(juga disebut metabolit sekunder). . Banyak alkaloid dapat dimurnikan dari ekstrak

mentah oleh asam-basa dan banyak alkaloid yang beracun untuk organisme lain.

Page 2: Alkaloid 3

Mereka sering memiliki farmakologis efek dan digunakan sebagai obat-obatan, seperti

narkoba, atau dalam entheogenic ritual, Contohnya adalah anestesi lokal dan stimulan

kokain, yang stimulan kafein, nikotin, yang analgesik morfin, atau obat antimalaria

kina. Most alkaloids have a bitter taste . Kebanyakan alkaloid memiliki rasa pahit.

2. SIFAT ALKALOID

Sifat-sifat alkaloid secara umum:

Basa,meskipun ada juga alkaloid yang bersifat asam

Optis aktif

Non polar,sehingga larut dalam pelarut organic

Pahit dan toksik

Ada yang mempunyai efek farmakologis

Berat molekul alkaloid yang tidak ada ikatan hidrogen adalah rendahcontonya

kelompok hidroksi sering cair pada suhu kamar, misalnya nikotin, sparteine,

coniine, dan phenethylamine.

Sebagai basa organik, alkaloid membentuk garam dengan asam mineral

contohnya: asam klorida dan asam sulfat dan asam-asam organik seperti asam

tartarat atau asam maleat.

Garam tersebut biasanya lebih larut air, kecuali kafein, karena merupakan

golonganan alkaloid yang umumnya diendapkan dari larutan berair oleh tannin,

Sifat kimia fisika:

Page 3: Alkaloid 3

Padatan kristalin, sedikit berupa amorphous, dan sebagian lagi cairan (contoh

nikotin dan coniin)

Tidak berwarna, beberapa contoh yang berwarna berberin (kuning) dan betain

(merah)

Secara umum berlaku , basa alkaloid bebas tidak larit air tetapi larut di pelarut

organic. Beberapa yang larut air, ex. Efedrin, xantin, kolkisin, codein, dan

pilokarpin. Alkaloid teobromin dan teofilin tidak larut dalam benzene

Terdekomposisi oleh panas, beberapa tersublimasi tanpa dekomposisi

contohnya kafein

Aktivitas optis. Banyak alkaloid memiliki atoam karbon khiral dalam

molekulnya dan menunjukan aktifitas optic. Umumnya bentuk leuv (-) lebih kuat

aktivitasnyadari bentuk dextro (+), contoh (-) Ephedrine 3.5 x lebih aktiv dari

isomer (+)

Pembentukan garam dengan senyawa organic atau anorganik sering dapat

mencegah dekomposisi sehingga dalam perdagangan biasanya dalam bentuk

garam.

3. STRUKTUR ALKALOID

Alkaloid secara umum mengandung paling sedikit satu buah atom nitrogen yang

bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik.

Dari segi biogenetik, alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam amino

yaitu ornitin dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan tirosin

yang menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dan triftopan yang menurunkan

alkaloid indol.

Page 4: Alkaloid 3

Reaksi utama yang mendasari biosintesis senyawa alkaloid adalah reaksi

mannich antara suatu aldehida dan suatu amina primer dan sekunder, dan suatu

senyawa enol atau fenol. Biosintesis alkaloid juga melibatkan reaksi rangkap

oksidatif fenol dan metilasi. Jalur poliketida dan jalur mevalonat juga ditemukan

dalam biosintesis alkaloid.

Struktur kimia efedrin, suatu alkaloid phenethylamine

Kafein, sebuah Purina alkaloid

Struktur kimia vinblastin, sebuah Chemotheraputic alkaloid terisolasi dari

Madagaskar periwinkle

4. SUMBER ALKALOID

a) sumber utama :

sumber utama di tumbuhan angiosperms dan gimnosperms. famili terpenting

penghiasil alkaloid

adalah:Liliaceae,Amarylidaceae,Asteraceae,Papaveraceae,Leguminosae,Rutaceae,

Solanaceae dan Rubiaceae.

b) Hewan

Hewan muskopiridin dari musk deer.Insekta ,hewan laut.

c) Tumbuhan rendah

contoh :pyocyanin from the bacterium Pseudomonas aeruginosa

Erot alkaloid, ergotamine dan Ergot alkaloid dari ergot fungus. Licopodin dari

spora Lycopodium

5. DISTRIBUSI ALKALOID

Page 5: Alkaloid 3

Secara umum alkaloid terdapat dalam bentuk garam dengan asam inorganic atau

asam spesifik lainnya. Contoh Opium alakaloid terdapat bersama asam mekonat

dan alkaloid sinkona dengan asam sinkonnat

Beberapa terdapat dalam kombinasi dengan gula sebagai glikosida contoh

solanin

Alkaloid dapat terlokalisis di organ tertentu contoh Reserpin dalam akar

Rauwolfia, kina dalam kulit batang sinkoa

Terdapat dalam beberapa organ berbeda dalam satu tanaman. Contohnya

Hyoscyamin

Dibentuk di satu organ dan kemudian dipindahkan ke organ lainnya contoh

Alkaloid datura dan nikotin dibentuk di akar kemudian dipindahkan ke daun

Jumlah alkaloi berubah sesuai dengan tingkat (tahap) pertembuhan.

6. PENGGOLONGAN ALKALOID

Alkaloid dibagi menjadi berapa golongan:

True alkaloid(alkaloid sejati).

alkaloid sejati yaitu alkaloid yang mempunyai rumus struktur berupa cincin

heterosiklik,berasal dari jalur biosintesis asam amino(bukan turunan asam amino).

Terdistribusi secara terbatas secara taksonomik, Terdapat dalam bentuk garam

organic di tumbuhan contoh: asam meconat, asam aconitat, asam quinat, Aktivitas

biologis yang luas, Atropin dan morfin

Proto alkaloid.jelaskan!yaitu alkaloid yang mempunyai rumus struktur amina

sederhana yang linier. Amina sederhana atau amina biologis, Atom nitrogen tidak

Page 6: Alkaloid 3

dalam cincin heteroatombersifat basa, Contoh: meskalin, efedrin, N-

dimetiltriptamin

Pseudo alkaloid(alkaloid semu).jelaskan!yaitu alkaloid yang bersal bukan dari

biosintesis asam amino, Sifat kebasannya sangat lemah, Contoh alakaloid

steroidal (conessin) dan purin (xantin)

7. JENIS – JENIS ALKALOID

Jenis alkaloid berdasarkan nama amine penting-secara-biologi yang mencolok dalam proses

sintesisnya.

Golongan Piridina:

piperine, coniine, trigonelline, arecoline, arecaidine, guvacine, cytisine, lobeline,

nikotina, anabasine, sparteine, pelletierine.

Golongan Pyrrolidine:

hygrine, cuscohygrine, nikotina

Golongan Tropane:

atropine, kokaina, ecgonine, scopolamine, catuabine

Golongan Kuinolina:

kuinina, kuinidina, dihidrokuinina, dihidrokuinidina, strychnine, brucine,

veratrine, cevadine

Golongan Isokuinolina:

Page 7: Alkaloid 3

alkaloid-alkaloid opium (papaverine, narcotine, narceine), sanguinarine,

hydrastine, berberine, emetine, berbamine, oxyacanthine

Alkaloid Fenantrena:

alkaloid-alkaloid opium (morfin, codeine, thebaine)

Golongan Phenethylamine:

mescaline, ephedrine, dopamine

Golongan Indola:

Tryptamines: serotonin, DMT, 5-MeO-DMT, bufotenine, psilocybin

Ergolines (alkaloid-alkaloid dari ergot ):

ergine, ergotamine, lysergic acid

Beta-carboline:

harmine, harmaline, tetrahydroharmine

Yohimbans:

reserpine, yohimbine

Alkaloid Vinca:

vinblastine, vincristine

Alkaloid Kratom (Mitragyna speciosa):

mitragynine, 7-hydroxymitragynine

Page 8: Alkaloid 3

Alkaloid Tabernanthe iboga:

ibogaine, voacangine, coronaridine

Alkaloid Strychnos nux-vomica:

strychnine, brucine

Golongan Purine:

Xantina: Kafein, teobromina, theophylline

Golongan Terpenoid:

Alkaloid Aconitum: aconitine

Alkaloid Steroid (yang bertulang punggung steroid pada struktur yang

bernitrogen):

Solanum (contoh: kentang dan alkaloid tomat) (solanidine, solanine, chaconine)

Alkaloid Veratrum (veratramine, cyclopamine, cycloposine, jervine, muldamine)

Alkaloid Salamander berapi (samandarin)

lainnya: conessine

Senyawa ammonium quaternary s: muscarine, choline, neurine

Lain-lainnya: capsaicin, cynarin, phytolaccine, phytolaccotoxin.

8. FUNGSI ALKALOID

Melindungi dari serangan predator karena alkaloid rasanya pahit dan toksik

sehingga predator tidak akan mau memakannya

Page 9: Alkaloid 3

Sebagai pengatur tumbuh.kok bisa?karena alkaloid mengandung atom nitrogen

yang merupakan unsur hara yang penting bagi tanaman untuk mengikat O2,yang

berperan penting dalam proses fotosintesis

Pertahanan diri

Produk akhir

Produk buangan

Sumber energy

Penyimpanan nitrogen

Berikut adalah beberapa contoh senyawa alkaloid yang telah umum dikenal

dalam bidang farmakologi :

Senyawa Alkaloid

(Nama Trivial)Aktivitas Biologi

Nikotin Stimulan pada syaraf otonom

Morfin Analgesik

Kodein Analgesik, obat batuk

Atropin Obat tetes mata

Skopolamin Sedatif menjelang operasi

Kokain Analgesik

Piperin Antifeedant (bioinsektisida)

Quinin Obat malaria

Vinkristin Obat kanker

Ergotamin Analgesik pada migraine

Reserpin Pengobatan simptomatis disfungsi ereksi

Page 10: Alkaloid 3

Mitraginin Analgesik dan antitusif

Vinblastin Anti neoplastik, obat kanker

Saponin Antibakteri

9. CONTOH TANAMAN YANG MENGANDUNG ALKALOID BESERTA

KHASIATNYA

Daun kecubung (Datura stramonium L)i inilah yang berguna sebagai obat

asma.

Tumbuhan ini mengandung alkaloid skopolamina, meteloidina,

hiosiamina, norhiosiamina, norskopolamina, kuskohigrina, dan

nikotina. Alkaloid-alkaloid tersebut berkhasiat sebagai obat pereda

kejang (spasmolitikum). Dengan demikian dapat meringankan penderitaan

asma, karena dapat memperlebar kembali saluran pernapasan yang

menyempit sehingga memperlancar pernapasan yang terganggu akibat

serangan asma.

Daun the (Camellia sinensis). Daun teh ini mengandung kafeina, adenina,

teobromina, teofilina, xantina, zat penyamak, dan minyak atsiri.

Kandungan kaefina, teobromina, dan teofilinanya memiliki khasiat

memperlebar pembuluh darah dan saluran pernapasan (vasodilator).

Dengan demikian minum teh bermanfaat untuk meringankan derita akibat

asma. Selain itu kandungan kafeinanya juga membantu menyegarkan

tubuh.

Putri malu (Mimosa pudica L.) juga bisa digunakan untuk mengobati

asma. Herbanya (seluruh bagian tumbuhan yang terdapat di atas permukaan

tanah) mengandung alkaloid mimosina, glikosida krosetin, ester

dimetil krosetin, zat penyamak, saponin, damar, glikosida mimosida,

norepinefrina, asam linolenat, asam linoleat, asam oleat, asam

stearat. Asam palmitat, glikosida flavonoid, fenol, dan asam amino.

Page 11: Alkaloid 3

Dari banyak senyawa tadi norepinefrina berkhasiat sebagai

bronkodilator (melebarkan saluran pernapasan).

Bunganya berwarna merah pucat atau merah kecoklatan, berbentuk bola dengan

diameter + 1 cm.

Senyawa yang terkandung dalam tanaman ini di antaranya alkaloid

(0,1%), damar, glikosida, zat penyamak, dan gom. Alkaloidnya bersifat

sebagai antihistaminika yang menghilangkan kerentanan tubuh, sehingga

akan mengurangi atau menghilangkan penderitaan asma.

Daun tapak dara (Catharantus roseus (L)G. Don), digunkanan sebagai obat

amti kanker, malaria dan kencing manis, yang didalamanya terkandung alakaloid

vinblastin, vinkristin, ajmalisin, tetahidroalstonin, serpetin, loknerin, flavonoid,

sterol

Cabe jawa (Piper retrofractum Vahl), berkhasiat sebagai stimulans, di

dalamnya terkandung senyawa alkaloid pipierin, dan piperidin.

Kulit Pule (Astonia scholaris (L) R.Br ) sebagai antipiretik, stomakik,

antelmintik, antidiabetik yang didalamnya terkandung alkaloid ekittamina,

ekienina, alsoinina, alkeserina, ekiteina, ekitina.

10. DETEKSI ALKALOID

1. Presipitas Alkaloid

Kebanyakan alkaloid diendapkan dari larutan netral atau asam oleh sejumlah

reagen yang mengandung logam berat seperti merkuri (Hg) platina (Pt), bismuth

(Bi) dan emas (Au), dengan membentuk ikatan garam dengan mereka

Contoh reagen pengendap alkaloid

a. Mayer’s reagent (kalium merkuri iodida)

Page 12: Alkaloid 3

Memberikan presipitasi berwarna krem terhadap sebagian besa alkaloid

Kafein dan efredin hanya pada konsentrasi tinggi.

Ricinin tidak memberikan presipitasi

b. Wagner’s reagent (I/KI)

Memberikan endapan warna merah bata terhadap hamper semua alkaloid

c. Hager’s reagent (larutan asam pikrat pekat)

Memberikan endapan kuning

d. Dragendroff s reagent (larutan potassium bismuth iodida)

Memberikan warna orange kemerahan hingga kecoklatan. Juga digunakan

sebagai pereaksi semprot untuk identifikasi alakaoit KLT

e. Reagenisia lain yang menggunakan asam

Tannat, asam fosfomolibdat, fosfotungstat

2. Reagen warna khusus

a. Erlich’s reagent (Van-Urk reagent)

Larutan p-dimethylaminobenzaldehide dalam asam, memberikan warna khas

birun kelabu atau kehijauan dengan Ergot

b. Cerric ammonium sulphate (CAS) dalam suasana asam

Reagensia khas untuk alakaoid indol, dengan memberikan warna kuning atau

orange kemerahan.

c. Vitali-Mari reagent: khas untuk alkaloid tropan

d. Thaleoquine reaction: khas untuk alkaloid sinkona

Page 13: Alkaloid 3

e. Murexide reaction: khas untuk basa purin

11. CARA ISOLASI

Cara Isolasi secara umum:

Penelitian meliputi penyiapan bahan, identifikasi, karakterisasi simplisia,

penapisan fitokimia, pembuatan ekstrak, pemisahan, pemurnian, dan karakterisasi

isolate, penentuan kadar.

12. PENELITIAN YANG TELAH DILAKUKAN

Judul Penelitian

Isolasi Alkaloid dari Batang Kayu Ni (Berberis Fortunei Lindl)

Kandungan Kimia

Hasil :

Isolat berwarna kuning terang Rf 0,22 dengan gugus –OH, ikatan C=C aromatik,

C-N, dan C-O. Isolat diduga sebagai turunan berberin.

Isolasi

Ekstraksi dilakukan secara refluks sebanyak delapan kali dengan etanol

dan dipekatkan dengan penguap putar vakum. Ekstrak dipantau secara KLT

dengan fase diam silika gel GF254 dan pengembang n-propanol-asam format-

air (90:1:9). Fraksinasi secara ekstraksi cair-cair menggunakan metode asam

basa. Ekstrak diasamkan, diekstraksi dengan klorofom. Fraksi air dibasakan,

diekstraksi dengan kloroform diperoleh fraksi kloroform 2 dan fraksi air.

Setiap fraksi dipantau dengan KLT dengan pengembang n-propanol-asam

format-air (90:1:9), terlihat senyawa yang diduga sebagai berberin pada fraksi

kloroform 1 dan 2.

Keduanya disatukan, dipekatkan, dan difraksinasi lebih lanjut

menggunakan kromatografi kolom menghasilkan 62 fraksi. Tiap fraksi

dipantau degan KLT. Fraksi dengan pola sama digabung menghasilkan 4

fraksi gabungan dan dipantau dengan KLT, hasilnya terdapat senyawa yang

diduga berberin pada semua fraksi dengan konsentrasi berbeda, dengan

konsentrasi terbesar pada fraksi gabungan 2. Fraksi gabungan 2 diisolasi

menggunakan KLT preparatif dengan pengembang n-propanol-asam format-

Page 14: Alkaloid 3

air (90:9:1) menghasilkan dua pita dengan Rf 0,13 dan 0,23. Pita dengan Rf

0,23 dikerok, dilarutkan dalam metanol, disaring, diuji kemurnian dengan

KLT dua dimensi pengembang arah pertama n-propanol-asam format-air

(90:9:1) dan pengembang arah kedua kloroform-benzen-metanol (7:1:2),

menghasilkan satu bercak. Isolat diidentifikasi dengan spektrofotometri

ultraviolet dan inframerah. Isolat berwarna kuning terang Rf 0,22 dengan

gugus –OH, ikatan C=C aromatik, C-N, dan C-O. Isolat diduga sebagai

turunan berberin.

Judul Penelitian

Isolasi Alkaloid dari Biji Alpukat (Persea americana Mill.)

Isolasi

Simplisia biji alpukat setelah diekstraksi sinambung dengan pelarut n-

heksana dan etanol menggunakan alat Soxhlet, diekstraksi cair-cair berdasarkan

perbedaan keasaman dan kebasaan. Isolat dari fraksi dimurnikan dengan

kromatografi lapis tipis (KLT) preparatif kemudian direkristalisasi Kromatogram

KLT dua dimensi isolat menunjukkan satu bercak yang bereaksi dengan

penampak bercak Dragendorff. Isolat yang merupakan alkaloid ini menunjukkan

serapan maksimum pada panjang gelombang 203, 219 dan 225 nm. Spektrum

inframerahnya menunjukkan adanya gugus N-H, C-N, CH2 dan CH3 dan memiliki

jarak lebur 64,1 – 65,9oC.

Judul Penelitian

Isolasi Alkaloid Dari Bunga Dadap Hias (Erythrina crista-galli L.)

Kandungan Kimia

Hasil: Isolat berupa kristal berwarna coklat dengan titik leleh 196,0-198,50C,

diduga 11 β-metoksieritralin N-oksida

Isolasi

Penelitian meliputi penyiapan bahan, identifikasi, karakterisasi simplisia,

penapisan fitokimia, pembuatan ekstrak, pemisahan, pemurnian, dan karakterisasi

isolat.

Ekstraksi untuk menarik alkaloid, (1) alkaloid ditarik dalam bentuk garamnya

dengan alkohol dalam suasana asam, dan dipisahkan dalam bentuk basanya, (2)

garam alkaloid diubah dalam bentuk basanya kemudian ditarik dengan pelarut

organik, namun alkaloid kuartener tidak bisa dipindahkan dengan cara ini.

Page 15: Alkaloid 3

Pengembangan metode ekstraksi dilakukan berdasarkan sifat alkaloid yang

terdapat dalam bentuk basa dan garamnya.

Simplisia diekstrasi secara refluks. Ekstrak difraksinasi dengan perbedaan

kelarutan alkaloid dalam pH tertentu. Pemeriksaan ekstrak dan fraksi dilakukan

secara KLT. Fraksi yang dipilih diisolasi secara KLT preparatif. Isolat diuji

kemurniannya secara KLT dua dimensi. Isolat murni dikarakterisasi secara

spektrofotometri ultraviolet dan inframerah.

Hasil determinasi menunjukkan Erythrina crista-galli L.Hasil pemeriksaan

karakterisasi yaitu kadar abu total 7,02%; kadar abu larut air 3,65%; kadar abu

tidak larut asam 1,08%, kadar sari larut air 4,20%; kadar sari larut etanol 21,25%;

kadar air 8,00%, susut pengeringan 8,25%.Hasil penetapan fitokimia

menunjukkan adanya alkaloid, flavonoid, dan steroid/triterpenoid. Isolat berupa

kristal berwarna coklat dengan titik leleh 196,0-198,50C. Spektra ultraviolet-sinar

tampak dan inframerah menunjukkan bahwa isolat mempunyai ikatan rangkap

terkonjugasi, gugus C-O, C=C, C-N, dan N-oksida. Berdasarkan pustaka alkaloid

erythrina isolat diduga 11 β-metoksieritralin N-oksida.

13. TANTANGAN DALAM PENELITIAN

Tantangan dalam penelitian di bidang alkaloid, semakin lama semakin menarik dan

dengan tingkat kesukaran yang rumit. Hal ini didasarkan pada fenomena bahwa jumlah

alkaloid dalam tumbuhan berada dalam kadar yang sangat sedikit (kurang dari 1%) tetapi

kadar alkaloid diatas 1% juga seringkali dijumpai seperti pada kulit kina yang mengandung

10-15% alkaloid dan pada Senecio riddelii dengan kadar alkaloid hingga 18%. Selain kadar

yang kecil, alkaloid juga harus diisolasi dari campuran senyawa yang rumit. Proses isolasi,

pemurnian, karakterisasi, dan penentuan struktur ini membutuhkan pengetahuan dan

keterampilan khusus yang tentunya memerlukan waktu yang lama untuk mendalaminya.

Tantangan berikutnya dalam penelitian setelah ditemukan senyawa alkaloid murni

dan diketahui strukturnya, adalah dengan melakukan uji aktivitas biologi terutama untuk

aplikasi farmakologi dan bioinsektisida. Setelah diketahui aktivitas biologinya, kemudian

dilanjutkan dengan mempelajari studi molekular (uji klinis) lebih lanjut senyawa tersebut

bagi organisme (terutama manusia). Seandainya alkaloid yang diteliti, memiliki kelayakan

sebagai obat, maka tantangan lain bagi para peneliti adalah mensintesis senyawa tersebut,

terutama untuk mencari jalur sintesis yang sederhana dan murah, sehingga dengan sintesis

Page 16: Alkaloid 3

dapat menyediakan pasokan alternatif obat semacam itu yang sering sukar diperoleh dari

sumber alam.

Tantangan dalam bidang pengembangan ilmu alkaloid tidak berhenti sampai disini

saja, adanya resistensi atau adanya efek ketagihan terhadap obat, menyebabkan para peneliti

kembali disibukkan untuk mencari obat lain, yang salah satunya adalah dengan meneliti

turunan-turunan senyawa yang berkhasiat tersebut.

14. DAFTAR PUSTAKA

www.google.com

Rogers MF, Wink M. (1998). Alkaloid: biokimia, ekologi, dan obat-obatan

aplikasi. Plenum Press. Plenum Press. pp. 2–3

"http://id.wikipedia.org/wiki/Alkaloid"Kategori: Senyawa organik | Metabolit

sekunder | Alkaloid

Anonim. Alkaloid. Situs Web Wikipedia

Achmad S. A. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Universitas Terbuka. Jakarta

Amrun Hidayat, M. Alkaloid Turunan Triptofan. Makalah Ilmiah. In Internet.