Isolasi Alkaloid

download Isolasi Alkaloid

of 23

Transcript of Isolasi Alkaloid

Oleh: Mayo Gansareng 08 310 800

PENDAHULUANSekarang ini di Indonesia banyak pengobatan yang dilakukan secara tradisional yaitu dengan menggunakan bahan dari alam. Pengobatan secara tradisional ini dilakukan dengan tujuan untuk menghemat biaya pengobatan yang semakin mahal. Pengobatan tradisional ini juga dilakukan untuk memanfaatkan potensi kekayaan alam di Indonesia yang sangat beragam.

Salah satu bahan alam yang dapat digunakan untuk pengobatan tradisional adalah komfrey (Symphytum officinale L.). Komfrey merupakan tanaman yang sangat umum di Eropa dan Asia Barat yang dapat tumbuh di tanah yang berumput atau dipinggir selokan.

Produk-produk komfrey sudah dipasarkan sebagai teh herbal, serbuk akar herbal dan kapsul. Komfrey juga merupakan diet makanan tradisional orang Eropa dan obat herbal.

Informasi tentang khasiat tanaman komfrey belum dikenal luas sehingga dilakukan penelitian untuk menambah informasi tentang kandungan kimia tanaman komfrey yang dapat memberikan efek farmakologi khususnya tentang alkaloid.

KOMFREY (Symphytum officinale L. ) Famili : Boroginaceae Daerah :

Asing : Comfrey, knit bone, Kang fu li (Cina)Sifat Kimiawi : Kandungan kimia tumbuhan ini yaitu symphytine, echimidine, anadoline, alkaloid pyrrolizidine (Pas), tanin, minyak atsiri, allatonin dan vitamin B1, B2, C dan E.

ALAT, BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Alat Alat-alat yang digunakan adalah gelas yang lazim digunakan di Laboratorium, spektrofotometii ultraviolet dan spektrofotometri inframerah.

BahanBahan-bahan yang digunakan adalah simplisia (herba komfrey), baban pendukung yang digunakan adalah: pelarut: etanol 95%, aquadest, asam klorida 2 N, ammonia, kloroform P, metanol, pereaksi Dragendorff, pereaksi Mayer, pereaksi besi (III) klorida, pereaksl Lieberman-Bourchard, natrium hidroksida, amil alkohol, serbuk seng, silika gel GF254, silika gel 60 G.

Metode PenelitianPenelitian terhadap tanaman komfrey (Symphytum officinale L.) meliputi: penyiapan bahan, pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, perneriksaan karakteristik simplisia dan skrining fitokimia. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi, kemudian ekstrak dipantau dengan kromatografi lapis tipis. Fraksinasi dilakukan dengan cara ekstraksi cair dan kromatografi kolom, selanjutnya fraksi dipantau dengan kromatografi lapis tipis. Isolasi dilakukan dengan KLT preparatif, dan pernurnian isolat dilakukan dengan kromatografi dua dimensi. Selanjutnya isolat yang diperoleh diidentifikasi secara spektrofotometri ultraviolet dan spektrofotometri infra merah.

Penyiapan Bahan Pengumpulan Bahan Bahan yang digunakan adalah herba komfrey yang berasal dari kebun percobaan Manoko, Lembang, Bandung. Determinasi Botani Determinasi dilakukan untuk mengetahui kebenaran dari tanaman, dilakukan cara membandingkan dengan herbarium dan data pustaka. Determinasi dilakukan di laboratorium jurusan Biologi ITB Bandung. Data hasil determinasi menyatakan bahwa tanaman tersebut adalah benar, tanaman ini termasuk farnili Boraginaceae.

Pemeriksaan Makroskopik dan MikroskopikPemeriksaan Makroskopik Pemeriksaan makroskopik pada daun segar dilakukan pengamatan makroskopik meliputi warna, bau, rasa dan bentuk daun. Pemeriksaan Mikroskopik Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk daun komfrey untuk melihat komponen yang khas dengan menggunakan mikroskop.

Skrining FitokimiaIdentifikasi Alkaloid Timbang 500 mg serbuk simplisia, tambahkan 1 mL asam klorida 2 N dan 9 mL air, panaskan di atas penangas air selarna 2 menit, dinginkan dan saring. Pindahkan 3 ml filtrat pada kaca arloji kemudian tambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorrf LP, jika terjadi endapan coklat maka simplisia tersebut mengandung alkaloid. Jika dengan pereaksi Mayer terbentuk endapan menggumpal berwarna putih atau kuning yang larut dalam metanol maka ada kemungkinan terdapat alkaloid.yb

Identifikasi Flavonoid

1 mL larutan diuapkan, sisa dilarutkan dalam 1-2 mL etanol (95%) P, tatnbahkan 500 mg serbuk seng P dan 2 ml, asam klorida 2 N, diamkan selama 1 menit, tambahkan 10 tetes asam klorida pekat, jika dalarn 2-5 menit terbentuk warna merah berarti mengandung flavonoid.

Identifikasi TaninTimbang 500 mg serbuk simplisia, tambahkan 50 mL aquadest, didihkan selama 15 menit lalu dinginkan. Pindahkan 5 mL filtrat pada tabung reaksi, teteskan pereaksi besi (III) klorida, bila terjadi warna hitam kehijauan menunjukkan adanya golongan senyawa tanin.

Identifikasi SaponinTimbang 500 mg serbuk simplisia masukan ke dalarn tabung reaksi, tambahkan 10 mL air panas, dinginkan dan kemudian kocok kuat-kuat selama 10 detik terbentuk buih putih yang stabil selama tidak kurang dari 10 menit setinggi 1-10 cm, pada penambahan 1 tetes asam klorida 2 N buih tidak hilang, menunjukkan bahwa dalam simplisia tersebut mengandung saponin.

Identifikasi Steroid/TriterpenoidTimbang 500 mg serbuk simplisia tambahkan 20 mL eter dan maserasi selama 2 jam, pindahkan 3 tetes filtrat pada kaca arloji, teteskan pereaksi Lieberman-Bourchard (asam asetat glasialasam sulfat pekat), bila terbentuk wama merah atau hijau menunjukkan senyawa steroid/triterpenoid.

Identifikasi KuinonTimbang 500 mg serbuk simplisia tambahkan air sebanyak 50 mL, didihkan selama 5 menit. Pindahkan 3 tetes filtrat pada kaca arloji, teteskan larutan natrium hidroksida 1 N. Bila terbentuk wama merah menunjukkan adanya kuinon.

Ekstraksi dan Pengujian EkstrakEkstrak dari herba kornfrey dapat diperoleh dengan cara maserasi, yaitu dengan merendam simplisia dengan pelarut. Ekstraksi ini dilakukan selama 3 kali 24 jam. Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi yaitu etanol. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan alat evaporator hingga diperoleh ekstrak yang kental. Ekstrak kental yang diperoleh kemudian dipantau dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase diam silika gel GF254, dan fase gerak kloroform-metanol (3:2). Bercak yang diperoleh diamati dibawah sinar UV pada X 366 nm.

Isolasi dan Pemurnian Fraksi yang diperoleh dari proses fraksinasi kemudian diisolasi dengan KLT preparatif dengan pengembang kloroform-metanol (1:1) dan diperoleh beberapa pita. Untuk mengetahui pita yang positif mengandung alkaloid, dilakukan penyemprotan dengan penampak bercak Dragendorff pada pinggir pelat. Pita yang positif alkaloid dikerok dan dilarutkan dalam metanol kemudian disaring. Filtrat yang diperoleh kemudian diperiksa dengan kromatografi lapis tipis menggunakan pengembang kloroform-metanol (1:1). Bercak yang diperoleh diamati dibawah sinar UV pada 366 nm. Pemurnian isolat dilakukan dengan menggunakan kromatografi dua dimensi dengan pengembang pertama kloroform-metanol (1: 1) dan pengembang kedua nheksankloroform (3:2). Bercak tunggal yang diperoleh diamati dibawah sinar UV.

Identifikasi Isolat dengan Spektrtofotometii Ultraviolet dan Spektrofotometri InframerahIsolat yang diperoleh kemudian dildentifikasi secara spektrofotometri ultra violet dan spektrofotometri infra merah. Pemeriksaan isolat dengan spektrofotometri UV yaitu dengan cara melarutkan sampel dengan metanol. Hasil dapat dilihat pada Lampiran 13, Gambar 5.14, 5.15 dan 5.16. Pemeriksaan isolat dengan spektrofotometri inframerah dilakukan dengan lempeng KBr, sebelumnya sampel divakum untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalam sampel, setelah Itu disisipkan KBr dan dicetak dalam bentuk pelet.

Kesimpulan Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada herba komfrey positif mengandung alkaloid, tannin dan steroid. Sistem kromatografi lapis tipis hasil ekstraksi cair-cair dengan menggunakan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak kloroform-metanol (3:2) memberikan bercak berwarna kuning dengan harga Rf sebesar 0,6 dimana pada bercak tersebut menunjukkan hasil yang positif alkaloid. Dengan cara kromatografi kolom pada fraksi diklormetan menggunakan fase diam silika gel 60 G dan fase gerak kloroform-metanol (1: 1) menunjukkan hasil yang positif alklaoid yang ditandai dengan bercak berwarna kuning.

Isolat dari fraksi Ix pada identifikasi spektrofotometri ultraviolet diperoleh puncak isolat dengan panjang gelombang 230 nm dan 274 nm, pada isolat Iy1, diperoleh puncak serapan panjang gelombang 226 nm dan 272 nm, sedangkan pada isolat Iy2 diperoleh puncak serapan panjang gelombang 276 nm dan 274 nm.

Isolat dari fraksi Ix pada identifikasi spektrtofotometri inframerah diperoleh spektrum absorpsi pada bilangan gelombang (cm-1) 3245 (gugus O-H), 2924 (gugus C-H), 1730 (gugus C=O), 1570 (gugus aromatik), 1280 dan 1126 (gugus C-O). Isolat dari Iy2, pada identifikasi spektrofotometri infra merah diperoleh spektrum absorpsi pada bilangan gelombang (cm-1) 3404 (gugus O-H), 2939 (gugus C-H), 1730 (gugus C=O), 1593 (gugus aromatik), 1381 (gugus -=C-H). Isolat dari pada Identifikasi spektrofiotornetni Infra merah diperolch spektrum absorpsi pada bilangan gelombang (cm-1) 3435 (gugus O-H), 2924 (gugus C-H), 1728 (gligus C=O), 1598 (gugus aromatik), 1278 (gugus C-0).