Farmakologi II

18
FARMAKOLOGI 1 MULA KERJA, PUNCAK EFEK DAN LAMA KERJA OBAT ANALGETIK PADA PEMBERIAN PER-ORAL DAN INTRAPERITONEAL

Transcript of Farmakologi II

Page 1: Farmakologi II

FARMAKOLOGI 1

MULA KERJA, PUNCAK EFEK DAN LAMA KERJA OBAT ANALGETIK PADA PEMBERIAN PER-ORAL

DAN INTRAPERITONEAL

Page 2: Farmakologi II

Tujuan Praktikum :

• Membedakan mula kerja (onset of action), puncak efek (peak effect), lama kerja obat (duration of action) analgetik pada pemerian per-oral dan intra peritoneal

Page 3: Farmakologi II

Dasar Teori

• Mekanisme kerjaAnalgetika adalah zat-zat yang mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Obat-obat analgetik mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa mempengaruhi sistem saraf pusat (ssp) atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan.

Page 4: Farmakologi II

Farmakokinetik

Rute pemberian obat adalah salah satu faktor yang mempengaruhi proses absorbsi dan distribusi obat dalam tubuh. Obat oralmulut granullarutdi absorpsi menuju jaringan atau sistem pembuluh darahseluruh tubuhreseptor. Kemudian dengan atau tanpa biotransformasi, obat akan diekskresikan dari dlm tubuh lewat urin, feses, keringat, air mata, air susu, atau rambut.

Page 5: Farmakologi II

Obat intraperitonealinjeksikulitototpembuluh darahsistemik.

•mudah•relatif aman•praktis•Ekonomis•Kerja obat lebih lama karena masuk dalam saluran pencernaan

Kentungan pemberian

oral

•efek timbul relatif lambat•tidak bermanfaat bagi pasien yg sering muntah, diare, tidak sadar, & tidak kooperatif•obat dapat mengiritasi saluran cerna•obat dapat diuraikan oleh cairan lambung/usus → mjd inaktif•Tidak dapat digunakan untuk keadaan darurat.•Mengalami first pass effect, yaitu masuk melalui vena porta kemudian diabsorbsi di hepar.

Kerugian pemberian

oral

Page 6: Farmakologi II

•dapat digunakan untuk pasien yang tidak sadar• sering muntah, diare, pasien yang sulit menelan / pasien yang tidak kooperatif•dapat untuk obat yang mengiritasi lambung; dapat menghindari kerusakan obat di saluran cerna dan hati• bekerja cepat dan dosis ekonomis

Keuntungan pemberian intraperiton

eal

•kurang aman•tidak disukai pasien•berbahaya (suntikan – infeksi)•Terjadi kmplikasi, jika pH,osmolaritas dan kepekatan cairan obat yang diijeksikan tidak sesuai dengan kondisi tempat penusukkan, dapat mengakibatkan kerusakan jaringan sekitar tempat injeksi

Kerugian pemberian intraperito

neal

Page 7: Farmakologi II

Alat dan Bahan

Analgetik Meter Beban geser

Page 8: Farmakologi II

Bagan alirSiapkan analgetik meter dengan beban terkecil

Pegang punggung kulit tikus dengan tangan kiri, tangan kanan memposisikan kaki tikus di alat penekan

Bila tikus menunjukan respon nyeri, lepaskan beban

Geser beban

Bagi tikus menjadi dua kelompok

Tikus 1 oral Tikus 2 intraperitoneal

Berikan obat analgesik

Ukur respon analgesik tiap 5-60 menit

Catat hasil pengamatan pada tabel

Page 9: Farmakologi II

PEMBAHASAN

Dosis yang digunakan BB Tikus I : 80g BB Tikus II : 87g

Dosis untuk oral Antalgin (Tikus I) 250mg/ml x 80g = 20mg

20mg x 20ml = 0,80ml Antalgin1000g

500mg

Page 10: Farmakologi II

Dosis untuk intraperitoneal xylomidon (Tikus 2) :250mg/ml x 85g = 21,25mg

250mg/ml21,25mg x 1ml = 0,085ml1000

250mg/mlBeban Kontrol Percobaan Mean Kontrol setelah

pemberian analgesikI II III

Tikus 1 4 2 7 4,33 8,66

Tikus 2 3 3,1 3 3,03 6,06

Page 11: Farmakologi II

Hasil PraktikumKelompok

PER ORAL

WAKTU

5’ 10’ 15’ 20’ 25’ 30’ 35’ 40’ 45’ 50’ 55’ 60’

Kel I - - - + + + - - - - - -

Kel II - - - + + + - - - - - -

Kel III - - - + + + + + + - - -

Kel IV - - - - - - - - + + + +

Kel V - + + + + + - - - - - -

Kel VI - - - - - + + - - - - -

% Effect O% 16,67%

16,67%

66,67%

66,67%

83,33%

33,33%

16,67%

33,33%

16,67%

16,67%

16,67%

Page 12: Farmakologi II

Kelompok

Per Intraperitoneal

Waktu

5’ 10’ 15’ 20’ 25’ 30’ 35’ 40’ 45’ 50’ 55’ 60’

KEL I - + + + + + - - - - - -

KEL II - + + - - - - - - - - -

KEL III - - - - - + + + + - - -

KEL IV - - + + + + + + + - - -

KEL V + + + + + + - - - - - -

KEL VI + + + + + + - - - - - -

% Effect 33,33%

66,67%

83,33%

66,67%

66,67%

83,33%

33,33%

33,33%

33,33%

0% 0% 0%

Page 13: Farmakologi II

GRAFIK

5' 10' 15' 20' 25' 30' 35' 40' 45' 50' 55' 60'0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

per oralintraperitoneal

Page 14: Farmakologi II

HASIL PRAKTIKUM

• Berdasarkan data diatas, respon mencit terhadap obat analgesik peritoneal rata-rata dimulai pada menit ke 10 dengan lama kerja sekitar 20 menit sedangkan per-oral dimulai pada menit ke 20 dengan lama kerja sekitar 15 menit sehingga mula kerja dan lama kerja obat peritoneal lebih cepat dan lama dibandingkan per-oral.

• Hal ini disebabkan karena obat melalui peritoneal masuk ke pembuluh darah lebih cepat dibandingkan per-oral yang masih melawati GIT dan kemungkinan mengalami first pass metabolime

Page 15: Farmakologi II

PERTANYAAN

1. Mengapa mula kerja obat pda pemberian per-oral lebih lambat daripada peritoneal?Jelaskan

2. Sebutkan cara pemberian parenteral selain intraperitoneal serta keuntungan dan kerugian?

3. Buatlah kurva dosis vs persen efek?

Page 16: Farmakologi II

JAWABAN

• 1. Karena pemberian obat per-oral masih melalui GIT dan kemungkinan terjadi first pass metabolisme sebelum mencapai tempat kerja obat sehingga kadar dan efek obat menurun sedangkan intraperitoneal tidak melewati GIT tetapi melalui rongga perut yang memiliki banyak pembuluh darah sehingga kadar obat tidak berkurang banyak dan menghasilkan efek kerja yang optimal dan efisien

Page 17: Farmakologi II

2. A. Pemberian Obat Via Jaringan Intra KutanKeuntungan : bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi. Kerugian : luka, berbulu, alergi, infeksi kulit B. Pemberian Obat Via Jaringan SubkutanKeuntungan : biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama, karena tidak memungkinkan diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya, obat dosis kecil yang larut dalam air.Kerugian : obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan tidak larut dalam air atau minyak. C. Pemberian Obat Via Intra Vena : Intra Vena LangsungKeuntungan : biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril. Kerugian : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan endapan dengan protein

atau butiran darah. Intravena tidak langsungKeuntungan : biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril. Keuntungan : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan endapan dengan protein

atau butiran darah. D. Pemberian Obat Via IntramuskularKeuntungan : biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya. Kerugian : Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di bawahnya.

Page 18: Farmakologi II

GRAFIK