F6 FIX

download F6 FIX

of 10

Transcript of F6 FIX

  • 8/11/2019 F6 FIX

    1/10

    Laporan Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)

    F6. Upaya Pengobatan Dasar

    STATUS ASMATIKUS PADA ASMA BRONKIAL

    Disusun Oleh:

    dr. Annisa Nur Fadlilah

    PUSKESMAS SANGKRAH

    KOTA SURAKARTA

    JAWA TENGAH

    2013

  • 8/11/2019 F6 FIX

    2/10

    A. LATAR BELAKANG

    Asma bronkial adalah penyakit saluran napas dengan karakteristik berupa

    peningkatan reaktivitas ( hiperaktivitas) trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan

    dengan manifestasi klinik berupa penyempitan saluran napas yang menyeluruh. Inflamasi

    pada saluran napas berperan penting dalam mekanisme terjadinya hiperaktivitas bronkus.

    Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di hampir semua

    Negara di dunia, diderita oleh anak-anak sampai dewasa dengan derajat penyakit yang

    ringan sampai berat, bahkan dapat mengancam jiwa seseorang. Lebih dari seratus

    penduduk dunia menderita asma dengan peningkatan prevalensi pada anak-anak.

    Prevalensi asma dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain jenis kelamin, umur

    pasien, status atopi, faktor keturunan serta faktor lingkungan. Pada masa kanak-kanak

    ditemukan prevalensi anak laki-laki lebih banyak dibanding perempuan sebesar 1,5:1,

    tetapi menjelang dewasa perbandingan tersebut lebih kurang sama dan pada masa

    menopause perempuan lebih banyak dari laki-laki. Umumnya prevalensi asma anak lebih

    tinggi daripada asma dewasa, namun ada pula yang melaporkan prevalensi dewasa lebih

    tinggi dari anak.

    Prevalensi nasional untuk penyakit asma sebesar 4,0%. Sebanyak 9 provinsi yang

    mempunyai prevalensi penyakit asma diatas prevalensi nasional, antara lain Aceh, Jawa

    Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi

    Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan Papua Barat.

    Penyakit saluran napas merupakan penyakit penyebab kematian terbanyak kedua

    di Indonesia setelah penyakit gangguan pembuluh darah. Penyakit ini merupakan salah

    satu penyakit utama yang menyebabkan pasien memerlukan perawatan, baik di rumah

    sakit maupun di rumah. Sebagian dari semua kasus asma berkembang sejak masa kanak-

    kanak, sedangkan sepertiganya pada masa dewasa sebelum umur 40 tahun. Namun

    demikian, asma dapat dimulai pada segala usia, mempengaruhi pria dan wanita tanpa

    kecuali, dan bisa terjadi pada setiap orang pada segala etnis.

  • 8/11/2019 F6 FIX

    3/10

    B. PERMASALAHAN

    I. Identitas Pasien

    Nama : Ny. P

    Umur : 54 tahun

    Alamat : Semanggi 07/05, Pasar Kliwon

    Pekerjaan : Guru

    Tanggal Periksa : 1 Juni 2013

    II. Anamnesis

    Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 1 Juni 2013

    1. Keluhan Utama

    Sesak Nafas

    2. Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan 3 jam yang

    lalu. Pada saat datang pasien dapat berjalan sendiri. Pasien hanya mampu

    berbicara dalam beberapa kata. Sesak dirasakan terus menerus, bertambah saat

    pasien dalam posisi berbaring dan berkurang dengan posisi duduk

    membungkuk. Sesak muncul setelah pasien kehujanan dan terpapar udara

    dingin. Saat sesak disertai suara ngik-ngik. Sesak sudah terjadi lebih dari

    empat kali dalam sebulan. Pasien sudah sering sesak sejak kecil dan sering

    kambuh. Pasien mengaku rutin kontrol ke dokter spesialis paru. Dan oleh

    dokter diberikan Pulmicort MDI, namun tidak ada perbaikan ketika digunakan

    saat serangan.

    3. Riwayat Penyakit Dahulu

    a. Riwayat hipertensi : disangkal

    b.

    Riwayat DM : disangkalc. Riwayat asma : (+) sejak kecil, sering kambuh 4 kali/ bulan

    d. Riwayat sakit jantung : disangkal

    e. Riwayat mondok : 2 kali di RS. Dr.Moewardi Surakarta

    f. Riwayat alergi : (+) alergi udara dingin

  • 8/11/2019 F6 FIX

    4/10

    4. Riwayat Kebiasaan

    a. Riwayat merokok : disangkal

    b. Riwayat konsumsi alkohol : disangkal

    5. Riwayat Penyakit Keluarga

    a. Riwayat hipertensi : disangkal

    b. Riwayat DM : disangkal

    c. Riwayat asma/alergi : (+) bapak pasien menderita asma

    d. Riwayat sakit jantung : disangkal

    6. Riwayat Gizi

    Pasien sehari hari makan dengan nasi sayur tiga kali sehari @ 1 piring

    dengan lauk tahu tempe, kadang telur, jarang makan buah dan tidak minum

    susu.

    7. Riwayat Sosial Ekonomi

    Pasien adalah seorang guru. Pasien tinggal bersama suami dan anaknya. Saat

    ini, biaya perawatan pasien menggunakan ASKES.

    III. Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 1 Juni 2013

    1. Keadaan Umum : Sakit sedang, compos mentis, gizi kesan cukup.

    2. Tanda Vital

    a. Tensi : 140 / 90 mmHg

    b. Nadi : 120 x/menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup.

    c. Pernapasan : 36 x/menit, kussmaul (-), Cheyne Stokes (-)

    d. Suhu : 37,8 C per axiler

    3. Status Gizi

    BB = 60 kg

    TB = 157 cm

    BMI =2)57,1(

    60= 24,34 kg/m

    2(normoweight)

  • 8/11/2019 F6 FIX

    5/10

    4. Kulit

    Ikterik (-), ekhimosis di kaki (-), turgor menurun (-), kulit kering (-).

    5. Kepala

    bentuk mesocephal, rambut warna hitam, sukar dicabut

    6. Wajah

    Simetris, eritema (-)

    7. Mata

    Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), perdarahan subkonjungtiva (-/-),

    pupil isokor dengan diameter 3 mm/3 mm, reflek cahaya (+/+) normal, oedem

    palpebra (-/-), strabismus (-/-), cowong (-/-)

    8. Telinga

    Sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-) gangguan fungsi pendengaran (-)

    9. Hidung

    Deviasi septum nasi (-), epistaksis (-), nafas cuping hidung (-), sekret (-)

    10.Mulut

    Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (-), stomatitis (-), pucat (-), papil lidah

    atropi (-)

    11.Leher

    JVP (R+2) cm, trakea di tengah, simetris, pembesaran tiroid (-), pembesaran

    kelenjar getah bening (-).

    12.Thoraks

    Bentuk normochest, simetris, retraksi intercostalis (-), pernafasan

    abdominothorakal, sela iga melebar (-), pembesaran kelenjar getah bening

    aksilla (-)

    Jantung :

    Inspeksi : ictus cordis tidak tampak, pulsasi precardial, epigastrium dan

    parasternal tidak tampak

    Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat.

    Perkusi :

    batas jantung kiri atas : spatium intercostale II, linea sternalis sinistra

  • 8/11/2019 F6 FIX

    6/10

  • 8/11/2019 F6 FIX

    7/10

    Perkusi : paru kanan sonor, paru kiri sonor

    Batas paru kanan bawah setinggi vertebre thoraks VI

    Batas paru kiri bawah setinggi vertebre thoraks VII

    Penanjakan diafragma : 5 cm kanan sama dengan kiri

    Auskultasi:

    Kanan: SDV (+), ST (+), Wheezing (+) inspirasi dan ekspirasi difus

    Kiri: SDV (+), ST (+), Wheezing (+) inspirasi dan ekspirasi difus

    13.Abdomen

    Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, distended (-), venektasi (-),

    sikatrik (-).

    Auskultasi : peristaltik (+) normal

    Perkusi : tympani, pekak alih (-), ascites (-), undulasi (-)

    Palpasi : supel (-), nyeri tekan (-), Ballotement (-), Hepar dan lien tidak

    teraba

    14.Genitourinaria

    Ulkus (-), secret (-), tanda-tanda radang (-)

    15.Kelenjar getah bening inguinal

    tidak membesar

    16.Ekstremitas : normal

    C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

    1. DIAGNOSIS : Asma Bronkial

    2. PENATALAKSANAAN

    Tujuan penatalaksanaan asma bronkial secara umum ialah mengatasi serangan asma

    dan mencapain dan mempertahankan status kontrol asma. Tujuan penatalaksanaan

    asma bronkial dibagi menjadi dua, yaitu:

    a.

    Jangka pendek: mengatasi serangan asma yang mengancam jiwa

    b. Jangka panjang: mencapai dan mempertahankan status kontrol asma sehingga

    dengan mencapai kontrol asma yang baik, diharapkan dapat mencegah terjadinya

    eksaserbasi, menormalkan fungsi paru, memperoleh aktivitas sosial yang baik,

    meningkatkan kualitas hidup dan akhirnya mencegah kematian karena asma.

  • 8/11/2019 F6 FIX

    8/10

    Terapi Non-farmakologis:

    Terapi non farmakologis meliputi 2 komponen utama, yaitu:

    - Kontrol terhadap faktor-faktor pemicu serangan asma.

    Berbagai pemicu serangan asma antara lain adalah debu, polusi, merokok, olah

    raga, perubahan temperatur secara ekstrim, termasuk penyakit-penyakit yang

    sering mempengaruhi kejadian sama, seperti rinitis, sinusitis, GERD, dan infeksi

    virus. Untuk memastikan alergen pemicu serangan pasien, maka

    direkomendasikan untuk mengetahui riwayat kesehatan psien serta uji alergi

    pada kulit (skin prick test).

    - Edukasi pada pasien atau yang merawat mengenai berbagai hal tentang asma.

    Setelah jenis alergen telah diketahui, pasien perlu diedukasi mengenai berbagai

    cara untuk mencegah dan mengatasi saat terjadi serangan asma. Edukasi juga

    meliputi pengetahuan tentang patogenesis asma, bagaimana mengenal pemicu

    asma dan mengenal tanda-tanda awal keparahan asma, cara penggunaan obat

    yang tepat, dam bagaimana memonitor fungsi paru nya. Selain itu pasien diminta

    untuk melakukan fisioterapi napas (senam asma), vibrasi dan atau perkusi toraks

    dan batuk yang efisien.

    Terapi famakologis:Berdasar penggunaannya, pengobatan asma dibagi menjadi dua golongan yaitu

    pengobatan jangka panjang untuk mengontrol gejala asma, dan pengobatan jangka

    pendek atau pengobatan cepat (quick-relief medication) untuk mengatasi serangan

    akut asma. Obat asma dapat dijumpai dalam bentuk oral, larutan nebulizer, dan MDI.

    Contoh obat yang digunakan unruk terapi jangka panjang adalah inhalasi kombinasi

    budesonide dan formeterol (symbicort), kombinasi salmeterol dan flutikason

    (seretide) dan budesonide tunggal (pulmicort). Sedangkan untuk melegakan serangan

    asma yang perlu aksi cepat adalah salbutamol, terbutalin sulfat, dan ipratoprium

    bromide.

  • 8/11/2019 F6 FIX

    9/10

    Terapi farmakologis yang diberikan adalah:

    - Oksigen 3 lpm

    - Nebulizer Atrovent 15 tetes + NaCl 2 cc

    - Terapi Oral:

    R/ Aminophilin No. X

    S 3 dd 1 tab

    R/ Dexametason No. X

    S 3 dd 1 tab

    R/ Flumin No. X

    S 3 dd 1 tab

    Lanjut penggunaan obat MDI Pulmicort dari dokter.

    Edukasi yang diberikan kepada pasien:

    1. Menghindari faktor pencetus berupa udara dingin, menghindari hujan, memakai

    jaket saat malam dan pagi hari, tidak menggunakan alat pendingin ruangan, tidak

    minum air dingin.

    2. Olah raga yang mampu melatih otot-otot pernapasan seperti berenang dan senam

    secara rutin 1-2 kali/ minggu.

    3. Istirahat yang cukup, makan-makanan yang bergizi dengan memperbanyak sayur

    dan buah-buahan.

    4. Minum obat secara teratur dan kontrol ke puskesmas secara rutin.

    5. Segera datang ke layanan kesehatan terdekat apabila terjadi serangan asma.

  • 8/11/2019 F6 FIX

    10/10

    D. MONITORING DAN EVALUASI

    Apabila pasien datang untuk kontrol, dilakukan evaluasi apakah keluhan yang

    dialami sudah berkurang atau belum. Diperiksa apakah masih ada wheezing di kedua

    lapang paru. Ditanyakan apakah obat masih ada atau tidak. Pasien juga diminta untuk

    melakukan pemeriksaan spirometri di rumah sakit untuk mengetahui fungsi paru,

    prognosis dan terapi selanjutnya.

    Surakarta, 8 Juli 2013

    Dokter Internsip Dokter Pendamping

    dr. Annisa Nur Fadlilah dr. Heri Wijanarko