Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

81
Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan limpahan pusaka yang bernilai tinggi, beragam dan unik, tersebar dan dapat ditemui diseluruh pelosok tanah air baik secara kasat mata ataupun dalam jiwa. Berdasarkan segi kepentingan dan luas pengaruhnya Indonesia memiliki pusaka kota, propinsi, nasional dan dunia. Berdasarkan jenisnya, pusaka terdiri atas pusaka alam, pusaka budaya dan gabungan keduanya yaitu pusaka saujana. Adapun secara fisik, pusaka dapat terbagi atas pusaka bendawi ( tangible heritage) dan pusaka non bendawi (intangible heritage). Keberagaman dan banyaknya pusaka yang dimiliki Indonesia saat ini memerlukan perhatian dan penanganan yang lebih intensif dan berkelanjutan. Banyak ragam pusaka bendawi tak bergerak seperti bangunan rumah tradisional, candi, keraton maupun bendawi bergerak seperti kendaraan tradisional dibiarkan terbengkalai, dilupakan dan akhirnya punah dan musnah. Hal ini juga terjadi pada pusaka non bendawi, dimana banyak bahasa, tarian, adat istiadat kita yang mulai ditinggalkan sehingga dilupakan dan hilang. Rusak, hilang dan musnahnya pusaka bisa disebabkan oleh ulah manusia, namun juga tidak jarang disebabkan oleh alam, baik melalui bencana alam, maupun akibat iklim. Pemerintah, masyarakat, pemerhati pelestarian, hingga pihak swasta sebenarnya sudah mulai menunjukkan kepeduliannya akan upaya melestarikan pusaka Indonesia. Namun tidak jarang penanganannya masih bersifat lokal dan belum banyak yang sejalan bahkan mendukung arah perkembangan kota yang dinamis, sehingga pusaka tersebut belum berkaitan dengan kekinian. Terkait dengan kondisi ini, tidak dapat dipungkiri bahwa upaya pelestarian saja tidak cukup. Perlu pengayaan jangka panjang untuk berbagai kepentingan perkembangan peradaban manusia, ekonomi, pendidikan dan penelitian. Sebuah pekerjaan besar untuk mewujudkan kota- kota pusaka di Indonesia agar dapat menjadi kota pelestari peradaban (world heritage cities). Pemerintah kota harus dapat bekerjasama dengan komunitas pusaka, dunia usaha dan perguruan tinggi setempat serta terus berkomitmen mengawinkan potensi masa lalu, di mana landmark yang unik serta nafas tradisi harus tetap dipertahankan menjadi ruhnya, untuk kemudian ditransformasikan di era kekinian dalam suatu sustainable urban development. Adanya kebutuhan untuk pelestarian dan penataan akan aset-aset pusaka ini sejalan dengan Undang-udang (UU) No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, yang menguraikan bahwa cagar budaya yang berkembang merepresentasikan kekayaan budaya bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia. Hal ini penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan. Upaya pelestarian ini sebaiknya diwujudkan dalam penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang menjelaskan bahwa dalam penyelenggaraan penataan ruang harus memperhatikan berbagai aspek, termasuk nilai budaya yang terkandung dalam kawasan bersejarah. Dalam lingkup yang lebih mikro, upaya pelestarian ini juga perlu dilakukan terhadap bangunan gedung dan lingkungan yang ditetapkan sebagai cagar budaya, sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Merujuk pada amanat peraturan perundangan tersebut, maka penanganan suatu kota yang diarahkan atau memiliki potensi sebagai kota pusaka harus dilakukan secara sistemik dan utuh dalam lingkup kota sampai dengan lingkup bangunan gedung dan lingkungannya. Untuk dapat mewujudkan kondisi ini diperlukan suatu arahan penanganan yang komprehensif skala kota yang dapat menjadi payung perencanaan sampai dengan skala bangunan dan lingkungannya. Dalam kerangka kebijakan pembangunan kota secara keseluruhan, arahan pengembangan skala kabupaten/kota dan penataan skala kawasan akan menjadi dasar penyusunan perencanaan detail skala kawasan, termasuk di dalamnya dalam proses penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) kawasan strategis Kota Pusaka. Terkait dengan kebutuhan ini, maka Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun anggaran 2014 ini memfasilitasi upaya pelestarian dan penataan kota pusaka tersebut dalam kegiatan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan Pusaka Kota Banda Aceh.

description

Rencana Penataan Kawasan Pusaka Kota Banda Aceh 2014

Transcript of Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Page 1: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan limpahan pusaka yang bernilai tinggi, beragam dan unik, tersebar dan dapat ditemui diseluruh pelosok tanah air baik secara kasat mata ataupun dalam jiwa. Berdasarkan segi kepentingan dan luas pengaruhnya Indonesia memiliki pusaka kota, propinsi, nasional dan dunia. Berdasarkan jenisnya, pusaka terdiri atas pusaka alam, pusaka budaya dan gabungan keduanya yaitu pusaka saujana. Adapun secara fisik, pusaka dapat terbagi atas pusaka bendawi (tangible heritage) dan pusaka non bendawi (intangible heritage). Keberagaman dan banyaknya pusaka yang dimiliki Indonesia saat ini memerlukan perhatian dan penanganan yang lebih intensif dan berkelanjutan. Banyak ragam pusaka bendawi tak bergerak seperti bangunan rumah tradisional, candi, keraton maupun bendawi bergerak seperti kendaraan tradisional dibiarkan terbengkalai, dilupakan dan akhirnya punah dan musnah. Hal ini juga terjadi pada pusaka non bendawi, dimana banyak bahasa, tarian, adat istiadat kita yang mulai ditinggalkan sehingga dilupakan dan hilang. Rusak, hilang dan musnahnya pusaka bisa disebabkan oleh ulah manusia, namun juga tidak jarang disebabkan oleh alam, baik melalui bencana alam, maupun akibat iklim. Pemerintah, masyarakat, pemerhati pelestarian, hingga pihak swasta sebenarnya sudah mulai menunjukkan kepeduliannya akan upaya melestarikan pusaka Indonesia. Namun tidak jarang penanganannya masih bersifat lokal dan belum banyak yang sejalan bahkan mendukung arah perkembangan kota yang dinamis, sehingga pusaka tersebut belum berkaitan dengan kekinian. Terkait dengan kondisi ini, tidak dapat dipungkiri bahwa upaya pelestarian saja tidak cukup. Perlu pengayaan jangka panjang untuk berbagai kepentingan perkembangan peradaban manusia, ekonomi, pendidikan dan penelitian. Sebuah pekerjaan besar untuk mewujudkan kota-kota pusaka di Indonesia agar dapat menjadi kota pelestari peradaban (world heritage cities). Pemerintah kota harus dapat bekerjasama dengan komunitas pusaka, dunia usaha dan perguruan tinggi setempat serta terus berkomitmen mengawinkan potensi masa lalu, di mana landmark yang unik serta nafas tradisi harus tetap dipertahankan menjadi ruhnya, untuk kemudian ditransformasikan di era kekinian dalam suatu sustainable urban development. Adanya kebutuhan untuk pelestarian dan penataan akan aset-aset pusaka ini sejalan dengan Undang-udang (UU) No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, yang menguraikan bahwa cagar budaya yang berkembang merepresentasikan kekayaan budaya bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia. Hal ini penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan. Upaya pelestarian ini sebaiknya diwujudkan dalam penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang menjelaskan bahwa dalam penyelenggaraan penataan ruang harus memperhatikan berbagai aspek, termasuk nilai budaya yang terkandung dalam kawasan bersejarah. Dalam lingkup yang lebih mikro, upaya pelestarian ini juga perlu dilakukan terhadap bangunan gedung dan lingkungan yang ditetapkan sebagai cagar budaya, sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Merujuk pada amanat peraturan perundangan tersebut, maka penanganan suatu kota yang diarahkan atau memiliki potensi sebagai kota pusaka harus dilakukan secara sistemik dan utuh dalam lingkup kota sampai dengan lingkup bangunan gedung dan lingkungannya. Untuk dapat mewujudkan kondisi ini diperlukan suatu arahan penanganan yang komprehensif skala kota yang dapat menjadi payung perencanaan sampai dengan skala bangunan dan lingkungannya. Dalam kerangka kebijakan pembangunan kota secara keseluruhan, arahan pengembangan skala kabupaten/kota dan penataan skala kawasan akan menjadi dasar penyusunan perencanaan detail skala kawasan, termasuk di dalamnya dalam proses penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) kawasan strategis Kota Pusaka. Terkait dengan kebutuhan ini, maka Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun anggaran 2014 ini memfasilitasi upaya pelestarian dan penataan kota pusaka tersebut dalam kegiatan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan Pusaka Kota Banda Aceh.

Page 2: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

2

1. a.

a.

b.

c.

K

a

a.

b.

a.

b.

Pantai Krueng Aceh

Kawasan Penayong

Aset Pusaka / Cagar Budaya

Mesjid dan makam Tengku Dianjong, Komplek makam Tuan

Dikandang, Komplek makam raja-raja Gampo Pande, komplek

makam Putroe Ijo.

Pantai Gampong Jawa & Gampong Pand

Makam Syiah Kuala

Pantai Alue Naga, pantai Syiah Kuala

Mesjid Raya Baiturrahman, makam Sultan Iskandar Muda,

komplek makam raja dinasti Bugis, Komplek makam Kandang

Meuh, makam Meurah Pupok, Komplek makam Sultan jamalul

Alam, Komplek makam Kandang VII, Komplek makam Sultan

Ibrahim Mansyur Syah, Gunongan, Kher Khof, Pinto Khop,

Taman Putoe Phang, Taman Sari.

Pendopo Gubernur, Lonceng Cakra Donya, Gedung De

Javasche, Gedung Central Telpon Belanda, Tower Air Belanda

Pusaka Saujana :

Kawasan Penayong Kelurahan

Penayong

Kecamatan

Pusaka Alam :Kecamatan Kuta Alam

Kecamatan Syiahkuala3.

2.

Pusaka Saujana :

Kawasan Pendopo dan sekitarnya -

Kelurahan Kampung Baru

Pusaka Alam :

Pusaka Alam :

Kecamatan Baiturahman

Kawasan

4. Kecamatan Kuta RajaPusaka Saujana :

Kawasan makam Syiahkuala

Pusaka Budaya

Ragawi :

Pusaka Alam :

Kawasan Gampong Pande

1.2 Maksud, Tujuan Dan Sasaran

1.2.1 Maksud Kegiatan

Kegiatan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan Pusaka Kota Banda Aceh ini diselenggarakan dengan maksud untuk memberikan arahan bagi kota dalam melakukan penataan dan pelestarian kawasan yang ditetapkan sebagai aset pusaka secara utuh dan komprehensif. 1.2.2 Tujuan Kegiatan

Kegiatan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan Pusaka Kota Banda Aceh ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menghasilkan dokumen pengembangan untuk penataan dan pelestarian kota pusaka, baik untuk skala kota kawasan maupun bagian kawasan yang disertai dengan arahan pembangunan yang menjadi panduan dalam implementasi. 1.3 Sasaran Kegiatan

Sasaran dari kegiatan ini adalah: a. Tersusunnya arah pelestarian kota pusaka dan rencana penataan skala kawasan hingga

bagian kawasan; b. Tersusunnya Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dengan tema

pelestarian yang dapat digunakan sebagai panduan dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungan pada kawasan pusaka; serta

c. Tersusunnya Rancangan Peraturan Walikota (Raperwal) tentang Rencana Penataan Kawasan Pusaka Kota Banda Aceh.

1.3.1 Sasaran Pelaku

Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan produk yang dapat mendorong beragam pihak untuk bersama-sama mewujudkan kota pusaka yang berkarakter. Adapun pihak yang diharapkan dapat melaksanakannya adalah: - Pemerintah Pusat; - Pemerintah Kota; - Pihak swasta dan investor; - Pemerhati dan komunitas pelestarian; - Arsitek maupun penggiat pelestarian; - Akademisi; - Pemilik lahan dan atau pemilik bangunan di lokasi penanganan 1.4 Lokasi Kegiatan Kegiatan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan Pusaka Kota Banda Aceh ini diselenggarakan di Kota Banda Aceh yang di dalamnya meliputi kawasan-kawasan pusaka sebagai berikut: a. Kawasan Penayong Kelurahan Penanyong Kecamatan Kuta Alam b. Kawasan Pendopo dan sekitarnya Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Baiturrahman c. Kawasan Makam Syahkuala Kecamatan Syahkuala d. Kawasan Gampong Pande Kecamatan Kuta Raja

Page 3: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

3

Lokasi Kegiatan RPKP Kota Banda Aceh

Lokasi Kawasan Pusaka Prioritas RPKP Kota Banda Aceh

4 1

2

3

Kec. Kuta Alam

Kec. Kuta Raja

Kec. Syah Kuala

Kec. Baiturrahman

Page 4: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

4

BAB II PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS

Penanganan aset pusaka bisa dibedakan berdasarkan skala geografis aset sebagai berikut: 1. Kota sebagai aset pusaka. 2. Kawasan sebagai aset pusaka 3. Bangunan atau lingkungan sebagai aset pusaka. Kota secara city wide bisa dianggap sebagai entitas aset pusaka yang utuh. Hal ini didasarkan pada pengertian bahwa kota secara sejarah juga merupakan entitas yang utuh. Kawasan sebagai bagian dari kota juga bisa dianggap sebagai entitas yang utuh. Dengan demikian dalam sebuah kota akan terdapat beberapa kawasan prioritas sebagai objek atau aset pusaka yang utuh. Lingkungan dalam kesempatan ini dianggap sebagai bagian dari kawasan. Degan demikian sebuah lingkungan yang mempunyai sejarah yang utuh juga bisa dianggap sebagai aset pusaka dalam skala lingkungan. Bangunan atau objek nir fisik lainnya yang terdapat dalam suatu kawasan juga bisa mempunyai sejarah yang utuh sehingg bisa juga ditetapkan sebagai aset pusaka dalam skala yang lebih kecil dari lingkungan, misalnya bangunan. Pada tiap skala, aset pusaka bisa mempunyai permasalahan, isu-isu strategis yang dapat dijadikan dasar bagi penyelesaian masalah yang dihadapi oleh masing-masing aset pusaka. 2.1 Permasalahan dan Isu Strategis Skala Kota (City Wide) Permasalahan : Tema aset pusaka yang ada di Kota Banda Aceh beragam, tidak satu tema sentral seperti kota-kota lainnya (Kota Pendidikan, kota peristirahatan, kota sebagai historic-mining-town,dll) yang dapat digunakan untuk mengikat pembangunan sebuah kota. Tema aset pusaka Banda Aceh tidak satu (tema kerajaan Islam yakni Kesultanan Darud Dunya; tema kota pendidikan; tema Kolonial, tema awal kemerdekaan; tema kejadian tsunami), sehingga tidak mudah untuk menentukan satu tema yang kuat untuk mengendalikan aset pusaka sebuah kota. Isu Strategis : 1. Dengan penduduk yang dominan beragama Islam, dengan semangat patriotism yang telah

menandai rakyat Aceh sepanjang zaman, tema Kesultanan dan Islami bisa dikatakan paling mudah untuk diterima oleh masyarakat kota.

2. Peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya aset pusaka dan pelstariannya di kalangan masyarakat Aceh setelah tsunami 2004 juga dapat dianggap salah satu isu strategis yang bisa dianggap sebagai momentum untuk pelestarian aset pusaka kota.

Terlepas dari kompleksitas tema yang harus ditetapkan bagi kota Banda Aceh, pada saat ini bisa dipastikan bahwa Kota Banda Aceh adalah kota pusaka yang harus dilestarikan. Melihat kompleksitas tersebut, diusulkan agar tidak menetapkan satu tema untuk melestarikan kota Banda Aceh. Oleh karena itu usulan penangan kota Banda Aceh sebagai aset pusaka lebih diarahkan untuk membentuk suatu pranata yang bisa mewadahi semua tema yang ada. 2.2 Permasalahan dan Isu Strategis Skala Kawasan Permasalahan : 1. Pelestarian aset pusaka juga tidak bebas dari keberpihakan kultural. Sebagai contoh, secara

tidak sadar, stake holder di kota Banda Aceh lebih cenderung melestarikan aset pusaka yang terkait dengan sejarah Kesultanan Aceh Darussalam dari pada aset pusaka yang terkait dengan sejarah kolonial Belanda.

2. Belum berkembangnya pranata legal dan fasilitas yang dibutuhkan untuk memproteksi (kelembagaan, pranata, pembangunan) aset. Tanpa pranata legal yang lengkap Pemerintah Daerah tidak mempunyai dasar legal untuk memerintahkan masyarakat agar mau melestarikan aset pusaka yang ada dalam kepemilikannya.

3. Kasus konflik antara kepentingan pembangunan dengan usaha pelestarian aset pusaka. 4. Pemahaman karakteristik aset yang masih perlu dikembangkan dan didalami (oleh seluruh

stake holder, masyarakat dan pemerintah).

Kategori stake holder yang juga mempunyai pemahaman yang relatif baik akan aset pusaka yang ada di kota Banda Aceh tapi justru memanfaatkan pengetahuannya itu untuk hal lain yang tidak berhubungan dengan usaha melestarikan aset pusaka yang ada.

Page 5: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

5

Kategori stake holder yang tidak tahu atau faham tentang aset pusaka tapi mempunyai kepentingan tertentu terhadap aset tersebut.

Isu Strategis : Dalam rangka melestarikan aset-aset pusaka ada beberapa isu strategis yang bisa dijadikan dasar bertindak di kota Banda Aceh : 1. Sebelum bencana Tsunami 2004 ada studi tentang pengetahuan pelajar sekolah menengah

atas yang menyatakan bahwa pemahaman mereka tentang aset pusaka Aceh relatif rendah. Dengan bencana Tsunami yang menghancurkan sebagian besar aset pusaka di Banda Aceh, masyarakat mulai lebih sadar akan pentingnya aset pusaka kota. Sebagai contoh, sebelum Tsunami tidak banyak yang tahu tentang betapa pentingnya situs Gampong Pande sebagai cikal bakal Kerajaan Aceh Darussalam. Contoh lain lagi, setelah Tsunami muncul berbagai lembaga yang mempunyai perhatian khusus kepada aset pusaka dan budaya Aceh pada umumnya.

2. Meningkatnya perhatian masyarakat akan pentingnya aset pusaka yang ada di kota Banda Aceh perlu dijadikan modal dasar bagi usaha untuk mensinergikan berbagai usaha untuk melestarikan aset pusaka dengan perekonomian rakyat seluas dan sedalam mungkin. Dengan demikian konflik yang mungkin timbul antara pelestarian aset pusaka dengan livelihood masyarakat akan dikurangi. Usaha untuk menghubungkan usaha pelestarian aset pusaka dengan ekonomi global bisa dilakukan melalui pengembangan sektor pariwisata. Hal ini sangat logis karena aset pusaka sebagai bagian budaya bila dikelola dengan benar bisa menjadi daya tarik agar wisatawan manca negara mau datang ke kota Banda Aceh.

3. Aset pusaka yang ada di kota Banda Aceh pada umumnya punya kaitan yang erat dengan budaya Dunia. Paling sedikit aset-aset pusaka itu bisa dikaitkan dengan dua kebudayaan besar. Pertama ialah kebudayaan Islam dan kedua ialah kebudayaan Barat. Dengan demikian perhatian yang ada terhadap pentingnya aset budaya di kota Banda Aceh tidak hanya bersifat lokal tapi juga menjadi perhatian nasional dan internasional. Perhatian kepada aset-aset pusaka yang terkait dengan dua kebudayaan itu dapat juga meningkatkan daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari kedua kebudayaan itu.

2.3 Permasalahan dan Isu Strategis Skala Bangunan dan Lingkungan Permasalahan : 1. Kondisi eksisting aset pusaka yang kurang atau tidak terawat. 2. Kondisi eksisting yang kurang mendukung pada kegiatan manusia. 3. Lokasi dan batas zonasi aset yang belum dipastikan dan ditetapkan secara resmi sebagai

zona pusaka. 4. Aset-aset umumnya belum ditetapkan secara resmi sebagai aset pusaka. Umumnya kondisi aset-pusaka secara cukup lama terlihat kurang atau tidak terawat. Banyak aspek kenapa aset kurang atau tidak terawat. Pertama ialah karena alasan ekonomi, yaitu relatif dengan pendapatan yang ada, tidak punya cukup dana untuk melakukan perawatan. Kedua, kesadaran akan perlunya melestarikan aset pusaka yang masih kurang diantara para stake holder. Hal ini diperkuat dengan desakan ekonomi yang lebih kuat sehingga mengalahkan pertimbangan perlunya akan pelestarian aset pusaka yang dikuasai oleh para stake holder. Ketiga, bila dilihat dari aset yang dikuasai pemerintah, aset kurang terawat karena tidak adanya tenaga yang terampil untuk merawat aset. Banyak aset pusaka yang dikuasai pemerintah dirawat seadanya sehingga justru cenderung merusak aset tersebut. Sebagai contoh banyak nisan di Gampong Pande (Cikal bakal Kota Banda Aceh) terlihat dirawat dengan kurang baik, diplaster apa adanya, sehingga kondisi banyak nisan di kompleks itu bukan semakin terawat tapi justru semakin rusak. Agar bisa hidup dan menarik manusia mengunjungi suatu aset pusaka, diperlukan suatu fasilitas pendukung yang memadai. Tidak cukup hanya ada tapi fasilitas itu harus secara fisik nyaman digunakan oleh manusia. Banyak aset pusaka di kota Banda Aceh yang tidak menyediakan fasilitas yang memadai bagi manusia. Sebagai contoh, di Jalan A. Yani kondisi sistim pedestrian atau arkade yang sekarang ada di kawasan itu tidak memadai. Selain sempit, elevasinya di bawah jalan, permukaan yang naik turun, juga terputus-putus baik karena dimanfaatkan sebagai area dagang, juga maupun karena pembangunan yang tak mengerti akan pentingnya menjaga kesinambungan fisik arkade.

Page 6: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

6

Untuk memberi kekuatan dan kepastian hukum terhadap sebuah aset pusaka, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya, pertama sekali aset tersebut harus ditetapkan sebagai cagar budaya. Dengan demikian selain kepastian dan kekuatan hukum aset pusaka tersebut dapat menikmati berbagai hak dan insentif dalam rangka pelestariannya. Dengan sebuah penetapan pemerintah yang menyatakan bahwa sebuah aset pusaka adalah cagar budaya, maka aset tersebut akan mendapat semua keuntungan hukum seperti perlindungan secara hukum dari pihak-pihak yang hendak mencelakakan aset tersebut. Tapi sebaliknya dengan penetapan itu, stake holder juga mendapat keuntungan dari kepastian tentang hal-hal yang boleh ia lakukan terhdap aset yang ada dibawah kekuasaannya. Isu Strategis : Isu-isu strategis yang bisa dijadikan dasar yang baik bagi pelestarian aset pusaka pada skala bangunan dan lingkungan adalah: 1. Keberadaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya harus dipandang

sebagai hal yang strategis bagi semua aset pusaka yang belum dan sudah ditetapkan secara hukum sebagai Benda Cagar Budaya. Bagi yang sudah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya selanjutnya bisa menikmati berbagai insentif dan kompensasi finansial maupun non-finansial yang diatur dalam undang-undang tersebut (lihat Pasal .1 ayat 11 dan 12, serta Pasal 22 dan pasal 98, UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya).

2. Dari survei yang dilakukan dalam rangka menyelenggarakan pekerjaan ini bisa diketahui

banyak aset pusaka yang memenuhi syarat-syarat yang ada dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Bangunan Cagar Budaya untuk bisa ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya. Sebagai contoh, kecuali yang menyangkut Tsunami 2004, semua aset pusaka yang disurvei telah berumur lebih dari 50 tahun dan bisa mewakili suatu masa perkembangan sejarah Aceh maupun Nasional, bahkan Internasional (Pasal 42, 43 dan 44 UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya).

3. Selain penetapan aset pusaka sebagai benda cagar budaya, Undang-undang Nomor 11

tahun 2010 tentang Cagar Budaya juga mengatur tentang kegiatan pemeliharaan, pemugaran, pengembangan, revitalisasi, adaptasi, pemanfaatan dan perbanyakan aset pusaka yang berupa benda cagar budaya. Masalahnya di daerah seperti Banda Aceh sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan profesional untuk melaksanakan semua kegiatan tersebut masih sangat terbatas.

4. Syariah Islam dan sentimen yang tinggi kepada masa kejayaan Kesultanan Aceh Darussalam

hendaknya tidak dijadikan dasar yang mengurangi keaneka ragaman aset budaya. Perlu diperhatikan bahwa keaneka ragaman karakteristik aset pusaka di kota Banda Aceh itu sangat tinggi sehingga pengembangannya perlu dibuat seterbuka mungkin dan harus bisa mewadahi berbagai tema budaya yang pada suatu saat dalam sejarah yang menyentuh kota Banda Aceh.

Page 7: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

7

BAB III RENCANA PENATAAN KAWASAN PUSAKA (RPKP)

3.1 Visi Dan Misi

Visi Pelestarian Kota Pusaka Banda Aceh : “Menjadikan Kota Banda Aceh sebagai Kota Indah Penuh Sejarah, Kota Tua Pusaka Raja

yang memiliki keunggulan daya tarik wisata melalui penerapan nilai-nilai Islami”.

Misi Kota Pusaka Banda Aceh :

(1) Pengembangan dan penataan kawasan kota tua (old town) sesuai arahan dalam RTRW

Kota, menjadi pusat kawasan jasa dan perdagangan yang terintegrasi dengan wisata

pinggiran sungai (waterfront city) dengan tetap mempertahankan ciri khas tradisionalnya;

(2) Pengembangan kota baru sebagai solusi untuk mengimbangi desakan pembangunan dan

pertumbuhan kota;

(3) Penerapan secara tegas aturan penggunaan lahan dan kawasan;

(4) Re-vitalisasi kawasan strategis untuk melestarikan peninggalan cagar budaya;

(5) Menggalakkan studi dan penggalian dokumen sejarah;

(6) Meningkatkan kapasitas dan peran masyarakat dalam upaya pelestarian melalui berbagai

upaya pelibatan langsung dan tidak langsung.

3.2 Rencana Penanganan Kawasan Pusaka 3.2.1 Rencana Penanganan Aset Pusaka Skala Kota (City Wide) Dalam skala city-wide akan diusulkan beberapa penanganan yang diberlakukan untuk semua kawasan di kota Banda Aceh. Penanganan yang bersifat city-wide meliputi pengembangan beberapa aspek legal sebagai berikut: 1) Pendataan detail dan rinci untuk penentuan klasifikasi aset pusaka bangunan dan

lingkungan secara keseluruhan; 2) Pembuatan klasifikasi bangunan dan lingkungan. Usul ini hendaknya dilakukan dengan

segera. Berbagai usaha pembangunan akan sangat membutuhkan klasifikasi bangunan sebagai dasar pembangunan.

3) Penetapan klasifikasi bagi aset pusaka bangunan dan lingkungan. Penetapan ini adalah prose legislasi yang biasanya memakan waktu yang panjang. Oleh karena itu dua usul di atas perlu dilakukan dengan segera.

Usulan di atas sebaiknya dilakukan secara linier, karena bila telah menjadi produk hukum, klasifikasi aset pusaka bangunan dan lingkungan itu akan sulit perbaiki. Stake holder utama semua penanganan ini adalah Pemda Kota Banda Aceh. Walaupun demikian pembuatan klasifikasi itu harus mempertemukan pendekatan top-down dengan pendekatan bottom-up sehingga pendapat berbagai stake holder lainnya juga sangat perlu untuk diperhatikan. Hanya dengan cara itu klasifikasi bangunan dan lingkungan yang dihasilkan bisa difahami dan dalam penerapannya tidak mengalami resitensi dari masyarakat. 3.2.2 Rencana Penanganan Aset Pusaka Kawasan Prioritas Rencana penanganan Kawasan Prioritas Kota Tua/Lama adalah sebagai berikut:

No Program Lokasi Skala

1 Pembuatan klasifikasi bangunan City Wide Utama

2 Pendataan detail dan rinci untuk penentuan Klasifikasi aset pusaka

City Wide Utama

3 Penetapan klasifikasi bagi aset pusaka City Wide Utama

4 Penelitian arkeologis kawasan Gampong Pande Utama

5 Peratura Zonasi Kawasan Gampong Pande Utama

6 Peraturan Zonasi Kawasan Kota Lama (Kawasan Baiturahman, Pasar Aceh) Utama

7 RTBL Kawasan Kota Lama (Sekitar Blang Padang) Utama

Page 8: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

8

8 RTBL Kawasan Kota Lama (Kawasan Istana Darud Dunya dan Taman Ghairah, Krueng Daroj) Utama

9 RTBL Kawasan dan Peraturan Zonasi Kawasan

Kawasan Peunayong Utama

10 RTBL Kawasan Jalan Utama (Mulai dari Simpang Lima hingga Monumen Simpang Mesra) Kedua

11 RTBL Kawasan Jalan Utama (Simpang Jam hingga Simpang Tiga sepanjang Jl. T. Umar & Ketapang) Kedua

12 RTBL Kawasan Kawasan Waterfront (dari Peunayong hingga TPI Lampulo) Utama

13 RTBL Kawasan Kawasan Waterfront (dari Peunayong hingga Jembatan Pante Pirak) Kedua

14 RTBL Kawasan Kopelma Darussalam & sekitarnya Kedua

15 Pengembangan event-periodik Kawasan Peunayong Utama

16 Pengembangan event-periodik Kawasan Waterfront (dari Peunayong hingga Jembatan Pante Pirak) Kedua

17 Pengembangan event-periodik Kawasan Waterfront (dari Peunayong hingga TPI Lampulo) Kedua

18 Pengembangan event-periodik Kawasan Sekitar Jembatan Surabaya hingga ke Pango Kedua

19 Pengembagan Fisik Kawasan sebagai usaha proteksi awal terhadap asset pusaka

Pematokan Batas Istana Darud Dunya, Taman Ghairah sepanjang Krueng Daroj (mengacu pd deskripsi dalam Bustanussalatin)

Kedua

20 Pengembagan Fisik Kawasan sebagai usaha proteksi awal terhadap asset pusaka

Pembuatan Gapura Istana Darud Dunya, Taman Ghairah sepanjang Krueng Daroj (mengacu pd deskripsi dalam Bustanussalatin)

Utama

21 Pengembagan Fisik Kawasan sebagai usaha proteksi awal terhadap aset pusaka

Pedestrianisasi Kawasan Istana Darud Dunya, Taman Ghairah sepanjang Krueng Daroj (mengacu pada deskripsi dalam Bustanussalatin)

Kedua

22 Pengembagan Fisik Kawasan sebagai usaha proteksi awal terhadap asset pusaka

Pembuatan drainase & pedestrian di makam-makam bersejarah Gampong Pande Utama

23 Pengembagan Fisik Kawasan sebagai usaha proteksi awal terhadap asset pusaka

Pembuatan Drainase di Kawasan Peunayong Utama

24 Pengembangan UKM Kawasan Peunayong Kedua

25 Pengembangan UKM Baiturahman & Pasar Aceh Kedua

26 Pengembangan UKM Kawasan Gampong Pande Kedua

27 Pengembangan intensisif fisik kota Kawasan Peunayong ketiga

28 Penelitian arkeologis Kawasan Kota Lama (Kawasan Istana Darud Dunya dan Taman Ghairah, Krueng Daroj)

Utama

29 Pengembangan Intensif Fisik Kota Lama (Kawasan Istana Darud Dunya dan Taman Ghairah, Krueng Daroj)

Utama

30 Pengembangan Intensif Fisik Kawasan Blang Padang ketiga

31 Pengembangan Intensif Fisik Gampong Pande ketiga

Page 9: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

9

3.2.3 Usulan Tingkat Prioritas Penanganan Aset Pusaka Pada Kawasan Prioritas Prioritas penanganan aset-aset pusaka di kota Banda Aceh diusulkan berdasarkan tingkat prioritasnya. Tingkat prioritas adalah indeks gabungan antara faktor-faktor tema budaya, tingkat keterawatan, peran masyarakat dan sentimen masyarakat. Sebagai contoh rumah dinas perwira TNI di Neusu sebagai peninggalan masa kolonial Belanda dalam kondisi terawat, tapi peran swasta yang kurang dan sentimen masyarakat yang kurang, mendapat prioritas penanganan 1 (rendah). Tapi Taman Putroe Phang dengan sentimen masyarakat yang tinggi, kondisi kurang terawat, dan tidak mendapat dukungan dana yang tinggi perlu segera ada penanganan sehingga prioritas penanganannya adalah tinggi (3).

Tingkat Prioritas Penanganan Aset Pusaka

No. Nama K1 K2 K3 K4 K5 1 Taman Putro Phang kesultanan kurang terawat 0 5 3

2 Kandang Meuh (Kompleks Makam Mas)

Kesultanan kurang terawat 0 4 3

3 Komplek Makam Raja-Raja Dinasti Bugis

Kesultanan tidak terawat 0 3 3

4 Lonceng Cakradonya Kesultanan tidak terawat 0 4 3

5 Makam Raja Reubah Kesultanan tidak terawat 0 3 3

6 Rumah Pertama Panglima Polem

Kesultanan tidak terawat 1 3 3

7 Kawasan Ruko Di Peunayong

Kolonial tidak terawat 1 1 3

8 Makam-Makam Di Gampong Pande

Sebelum Kesultanan

kurang terawat 0 4 3

9 SMA Negeri 1 Banda Aceh Kolonial terawat 0 3 2

10 Rumoh Aceh Kolonial terawat 0 4 2

11 Makam Sultan Iskandar Muda

Kesultanan terawat 0 5 2

12 Blang Padang Kolonial terawat 3 3 2

13 Garuda Theater Kemerdekaan total berubah 3 1 2

14 Gedung Eks Telkom Belanda

Kolonial terawat 0 1 2

32 Pengembangan Intensif Fisik Kota Lama (Sekitar Blang Padang) Kedua

33 Pengembangan Intensif Fisik Kawasan Peunayong ketiga

34 Pengembangan Intensif Fisik Kopelma Darussalam dan sekitarnya ketiga

35 Pengembangan Intensif Fisik Kawasan Peunayong Kedua

36 Pengembangan Intensif Fisik Kawasan Waterfront (dari Peunayong hingga Jembatan Pante Pirak)

ketiga

37 Pengembangan Intensif Fisik Kawasan Waterfront (dari Peunayong hingga TPI Lampulo)

Kedua

38 Pengembangan Intensif Fisik Kawasan Sekitar Jembatan Surabaya hingga ke Pango

ketiga

39 Pengembangan Intensif Fisik Kawasan Kopelma Darussalam dan sekitarnya ketiga

40 Usaha untuk mendapat predikat warisan budaya nasional

Kota Lama (Kawasan Istana Darud Dunya dan Taman Ghairah, Krueng Daroj)

Utama

41 Usaha untuk mendapat predikat warisan budaya nasional Kawasan Peunayog Utama

Page 10: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

10

15 Gedung Juang Kolonial terawat 0 3 2

16 Kandang Xii Kesultanan terawat 0 4 2

17 Komplek Makam Sultan Jamalul Alam Badrul Munir

Kesultanan terawat 0 3 2

18 Krueng Aceh (Sungai Aceh) Kesultanan terawat 2 4 2

19 Kuburan Massal Korban Tsunami Di Ulelheu

Tsunami terawat 0 3 2

20 Meuligoe Aceh Kolonial terawat 0 5 2

21 Pltd Apung Tsunami terawat 0 3 2

22 Rumah Dinas Zainal Abidin Di Komplek Rumah Sakit Paru-Paru

awal Kemerdekaan

tidak terawat 0 0 2

23 Rumah Pegawai Di Dekat Rex

Kolonial tidak terawat 1 0 2

24 Rumah Penginapan Belanda Di Kawasan Taman Sari

Kolonial tidak terawat 3 0 2

25 Rumah Tinggal Belanda Jalan Tgk Abdullah Ujong Rimba (Taman Sari)

Kolonial tidak terawat 4 0 2

26 Rumah Tua Di Simpang Jam Taman Sari

Kolonial tidak terawat 0 0 2

27 Rumah Wakil Asisten Pangdam

Kolonial tidak terawat 0 0 2

28 Tugu Darussalam Awal Kemerdekaan

terawat 0 5 2

29 Gunongan Dan Kandang Sultan Iskandar Thani

Kesultanan terawat 0 5 2

30 Masjid Raya Baiturrahman Kolonial terawat 3 5 2

31 Monumen Kereta Api Kolonial kurang terawat 2 0 2

32 Wisma Darussalam Awal Kemerdekaan

terawat 0 3 2

33 Pusat Kuliner Rex Kemerdekaan tidak terawat 4 1 2

34 Pasar Atjeh Dan Jalan Perdagangan

Awal Kemerdekaan

tidak terawat 3 2 2

35 Gedung Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Awal Kemerdekaan

terawat 0 3 2

36 Monumen Ri001 Seulawah Awal Kemerdekaan

kurang terawat 0 3 2

37 Rumah Pegawai Negeri Sipil Di Lampriet

Awal Kemerdekaan

tidak terawat 2 0 2

38 Rumah Dosen Di Dusun Utara Kopelma Darussalam

Awal Kemerdekaan

kurang terawat 1 0 2

39 Masjid Baiturrahim, Ulee Lheue

Kolonial terawat 2 5 2

40 Rumah Dosen Di Dusun Selatan Kopelma Darussalam

Awal Kemerdekaan

kurang terawat 1 0 2

41 Museum Ali Hasymi Awal Kemerdekaan

terawat 2 3 2

42 Monumen Ketinggian Tsunami

Tsunami terawat 3 3 2

43 Rumah Dinas Perwira TNI di Neusu

Kolonial terawat 0 0 1

44 Gereja Katolik Hati Kudus Yesus

Kolonial terawat 1 0 1

45 Kantor Pos Awal kemerdekaan

rubah total 4 0 1

46 Kherkoff (Peucut) Kolonial terawat 3 1 1

47 Persit Kartika Chandra Kirana

Kolonial terawat 0 0 1

48 Rumah Dinas Ketua Kantor Pos

Kolonial terawat 4 1 1

Page 11: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

11

49 Prasasti Neusu Aceh Hindu/Buddha terawat 0 0 1

50 Rumah Ibnu Sa’adan Residen Aceh Terakhir

Kolonial terawat 0 2 1

51 Mes Jangkar Kolonial tidak terawat 0 0 1

Keterangan:

K1: Tema budaya K2: Kondisi aset pusaka K3: Kemampuan swasta (0= rendah sekali….5=tinggi sekali) K4: Sentimen masyarakat (0= rendah sekali….5=tinggi sekali). K5: Prioritas penanganan (1=rendah, …..3=tinggi).

3.2.4 Usulan Cara Penanganan Aset Pusaka Prioritas Pada Kawasan Prioritas Berdasarkan Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, diusulkan cara penanganan yang tepat bagi aset-aset pusaka prioritas di Kota Banda Aceh. Sebagai contoh, bagi Taman Putroe Phang diusulkan agar dilaksanakan dengan menetapkan zona-zona pelestariannya, sambil pemeliharaan dilakukan, dan direkonstruksi sesuai dengan diskripsi dalam Bustanussalatin, direhabilitasidan direstorasi bagian-bagiannya sehingga bisa dilihat kembali tema budayanya seperti yang ada dalam Bustanussalatin.

Bentuk Penanganan Aset Pusaka Kota Banda Aceh

No. Nama C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8

1 Rumah Dinas Perwira TNI di Neusu 1 1

2 Taman Putroe Phang 1 1 1 1 1

3 SMA Negeri 1 Banda Aceh 1 1

4 Rumoh Aceh 1 1

5 Gereja Katolik Hati Kudus Yesus 1 1 1

6 Makam Sultan Iskandar Muda 1 1 1

7 Blang Padang 1 1 1

8 Garuda Theater 1 1 1 1

9 Gedung Eks Telkom Belanda 1 1 1

10 Gedung Juang 1 1 1

11 Kandang Meuh (Kompleks Makam Mas) 1 1 1

12 Kandang XII 1 1 1 1

13 Kantor Pos 1 1

14 Kawasan Ruko di Peunayong 1 1 1 1 1 1 1

15 Kherkoff (Peucut) 1 1 1

16 Komplek Makam Raja-Raja Dinasti Bugis 1 1 1

17 Komplek Makam Sultan Jamalul Alam Badrul Munir

1 1 1

18 Krueng Aceh (Sungai Aceh) 1 1 1

19 Kuburan Massal Korban Tsunami di Ulelheu

1 1

20 Lonceng Cakradonya 1 1

21 Makam Raja Reubah 1 1 1 1

22 Mes Jangkar 1 1 1

23 Meuligoe Aceh 1 1 1 1

24 Persit Kartika Chandra Kirana 1 1 1 1 1

25 PLTD Apung 1 1 1

26 Rumah Dinas Ketua Kantor Pos 1 1 1

27 Rumah Dinas Zainal Abidin di Komplek Rumah Sakit Paru-Paru

1 1 1 1 1

28 Rumah Pegawai Di Dekat Rex 1 1 1 1 1 1 1

29 Rumah Penginapan Belanda Di Kawasan Taman Sari

1 1 1 1 1 1

30 Rumah Pertama Panglima Polem 1 1 1 1 1 1 1

31 Rumah Tinggal Belanda di Jalan Tgk Abdullah Ujong Rimba (Taman Sari)

1 1 1 1 1 1

32 Rumah Tua Di Simpang Jam Taman Sari 1 1 1 1 1 1 1

Page 12: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

12

33 Rumah Wakil Asisten Pangdam 1 1 1 1 1 1

34 Prasasti Neusu Aceh 1 1

35 Tugu Darussalam 1 1 1 1

36 Gunongan dan Kandang Sultan Iskandar Thani

1 1

37 Masjid Raya Baiturrahman 1 1 1 1 1

38 Masjid Baiturrahim, Ulee Lheue 1 1 1 1 1

39 Monumen Kereta Api 1 1 1

40 Wisma Darussalam 1 1 1 1

41 Pusat Kuliner Rex 1 1 1

42 Pasar Atjeh dan Jalan Perdagangan 1 1 1 1 1 1 1 1

43 Gedung Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

1 1 1

44 Monumen RI-001 Seulawah 1 1 1

45 Rumah Pegawai Negeri Sipil di Lampriet 1 1 1 1 1 1 1

46 Rumah Dosen di Dusun Utara Kopelma Darussalam

1 1 1 1 1 1 1

47 Rumah Dosen di Dusun Selatan Kopelma Darussalam

1 1 1 1 1 1 1

48 Makam-Makam di Gampong Pande 1 1 1 1 1 1 1 1

49 Museum Ali Hasymi 1 1 1 1 1

50 Monumen Ketinggian Tsunami 1 1

51 Rumah Ibnu Sa’adan Residen Aceh Terakhir

1 1 1 1 1 1 1

Keterangan: 1. C1: Zonasi perlu ditetapkan

2. C2: Pemeliharaan

3. C3: Pemugaran Dengan Rekonstruksi

4. C4: Pemugaran Dengan Konsolidasi

5. C5: Pemugaran Dengan Rehabilitasi

6. C6: Pemugaran Dengan Restorasi

7. C7: Pengembangan Dengan Revitalisasi

8. C8: Pengembangan Dengan Adaptasi

3.3 Rencana Pembagian Blok Dan Peruntukan Lahan Kawasan Prioritas 1. Kawasan Peunayong = 10 Blok 2. Kawasan Peunayong = 5 Blok

Rencana peruntukan lahan kawasan Peunayong : 1. Perdagangan dan Jasa 2. Pertahanan dan Keamanan 3. Sungai 4. Sempadan Sungai 5. Perkantoran 6. Perumahan Kepadatan Sedang 7. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) 8. Ruang Terbuka Hijau (RTH) 9. Pendidikan 10. Peribadatan Kesehatan

Rencana peruntukan lahan kawasan Gampong Pande: 1. Perdagangan dan Jasa 2. Cagar Budaya 3. Perumahan Kepadatan Tinggi 4. Perumahan Kepadatan Tinggi 5. Perkantoran 6. Pertahanan dan Keamanan 7. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) 8. Ruang Terbuka Hijau (RTH) 9. Peribadatan 10. Sosial Budaya 11. Pendidikan 12. Transportasi 13. Kesehatan 14. Sungai 15. Sempadan Sungai

Page 13: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

13

Page 14: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

14

Luas Peruntukan Kawasan Gampong Pande

Blok Peruntukan Lahan Kode Luas Ha

B1 Area Jalan 0,41

Cagar Budaya CA 6,39

Peribadatan SPU-6 0,13

Perkantoran KT 0,25

Perumahan Kepadatan Sedang R2 5,42

RTH RTH 0,39

B2 Area Jalan 0,88

Area Sungai 2,42

Peribadatan SPU-6 0,35

Perkantoran KT 0,12

Perumahan Kepadatan Sedang R2 10,43

RTH RTH 0,21

Sempadan Sungai PS 0,26

Sosial Budaya SPU-5 1,59

B3 Area Jalan 0,72

Area Sungai 2,39

Pendidikan SPU-1 0,12

Perdagangan dan Jasa K1 3,34

Peribadatan SPU-6 0,07

Perumahan Kepadatan Sedang R2 0,30

Perumahan Kepadatan Tinggi R1 5,58

Sempadan Sungai PS 0,57

Transportasi SPU-2 0,10

B4 Area Jalan 0,47

Kesehatan SPU-3 0,21

Perdagangan dan Jasa K1 2,68

RTH RTH 0,43

Sempadan Sungai PS 0,53

Sosial Budaya SPU-5 0,16

B5 Area Jalan 1,95

Perdagangan dan Jasa K1 6,68

Perkantoran KT 1,44

Pertahanan dan Keamanan KH 0,58

RTH RTH 0,23

RTNH RTNH 0,17

Sempadan Sungai PS 0,34

Total 58,29

Luas Peruntukan Kawasan Peunayong

Blok Peruntukan Lahan Kode Luas Ha

A1 Area Jalan 1,44

Pendidikan SPU-1 0,76

Perdagangan dan Jasa K1 3,80

Peribadatan SPU-6 0,21

RTH RTH 0,02

RTNH RTNH 0,47

A2 Area Jalan 0,85

Perdagangan dan Jasa K1 3,34

RTH RTH 0,01

A3 Area Jalan 0,81

Perdagangan dan Jasa K1 2,20

RTH RTH 0,06

A4 Area Jalan 0,91

Perdagangan dan Jasa K1 2,43

RTH RTH 0,19

A5 Area Jalan 1,05

Perdagangan dan Jasa K1 1,19

Peribadatan SPU-6 0,41

Pertahanan dan Keamanan KH 1,92

RTH RTH 0,38

A6 Area Jalan 0,77

Area Sungai 7,71

Perdagangan dan Jasa K1 3,22

Peribadatan SPU-6 0,12

Pertahanan dan Keamanan KH 0,10

RTH RTH 0,03

Sempadan Sungai PS 1,64

A7 Area Jalan 0,84

Area Sungai 1,80

Perdagangan dan Jasa K1 1,96

Perkantoran KT 2,65

RTH RTH 0,12

Sempadan Sungai PS 0,50

A8 Area Jalan 0,74

Kesehatan SPU-3 5,64

RTH RTH 0,24

RTNH RTNH 0,61

A9 Area Jalan 0,97

Perumahan Kepadatan Sedang R2 6,96

RTH RTH 0,36

A10 Area Jalan 0,25

Area Sungai 5,98

Perkantoran KT 0,00

Perumahan Kepadatan Sedang R2 1,92

Sempadan Sungai PS 1,21

Total 68,789

Rencana Peruntukan Lahan

Page 15: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

15

3.4 Rencana Intensitas Pemanfaatan Lahan Kawasan Prioritas Kawasan Peunayong Kawasan Gampong Pande

Page 16: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

16

3.5 Rencana Sistem Sikulasi Kawasan Prioritas

Page 17: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

17

3.6 Panduan Rancangan Kawasan Pusaka Prioritas Panduan Rancangan Blok A1

BLOKA1

SIMULASI PRINSIP-PRINSIP PENATAAN ATURAN WAJIB

KEYPLAN

1. Blok ini diperuntukkan sebagai kawasan dengan

guna lahan perdagangan dan jasa, sarana

pelayanan umum

2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai pusat

perdagangan, maka penataan blok ini dirancang

dengan mempertimbangkan kenyamanan sirkulasi

dan ketersediaan lahan parkir yang memadai.

Gb. Simulasi

1. Peruntukan Lahan : Perdagangan dan jasa

2. Guna Lahan :

Utama : Perdagangan dan jasa

Penunjang : Sarana pelayanan umum dan

RTH (ruang terbuka hijau)

3. KDB perdagangan dan jasa : 85%

KDB sarana pelayanan umum : 60%

4. KLB perdagangan dan jasa : 1,7

KLB sarana pelayanan umum : 1,2

5. Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai

6. GSB perdagangan dan jasa : 0

GSB sarana pelayanan umum : 2-4m

ATURAN ANJURAN

1. Tata Guna Lahan

Pada umumnya panduan tata guna lahan pada

blok ini adalah:

Fungsi pengembangan utama untuk

perdagangan dan jasa.

Fungsi pengembangan penunjang untuk

aktivitas perdagangan dan jasa,

ditempatkan pada seluruh bangunan

gedung.

: Perdagangan dan Jasa

: Sarana Pelayanan Umum

: Peruntukan Khusus

: Perumahan

: RTH

: Sungai

Keterangan:

Page 18: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

18

2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi

Kendaraan

Pencapaian menuju dan dari bangunan

yang berada di tepi jalan dapat langsung

dari jalan raya.

Sistem perparkiran kendaraan roda empat

dan roda dua, ditempatkan pada lahan yang

sudah disediakan yaitu berupa gedung

parkir bersama dan dibadan jalan dalam

jumlah yang dibatasi.

Kendaraan umum merupakan transportasi

publik yang bersifat masal, seperti labi-labi

dan becak motor.

3. Tata Bangunan

Orientasi bangunan harus menghadap

ke jalan.

Atap bangunan dianjurkan berupa atap

miring dan memperhatikan keserasian

dengan bangunan disekitarnya.

Bangunan harus memperhatikan

kesehatan penghuni seperti sirkulasi

udara, pencahayaan dan peraturan

lainnya yang tercantum dalam

peraturan bangunan.

4. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Pemanfaatan ruang sempadan sebagai

ruang terbuka privat untuk umum yang

menunjang ruang terbuka publik dan jalur

pedestriannya.

Page 19: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

19

Penambahan vegetasi sebagai batas akhir

pedestrian.

5. Tata Informasi

Tata Informasi (Signage)

Signage berupa nama bangunan dapat

dipasang di fasade/muka bangunan, antara

bagian atas lantai dasar hingga

pertengahan lantai kedua.

Bentuk reklame dan papan informasi harus

terintegrasi dengan arsitek bangunannya

dan menggunakan ornamen khas Aceh.

Pemasangan reklame harus memperhatikan

faktor keselamatan dan keamanan.

Penempatan atau perletakan signage harus

mudah dijangkau oleh pandangan mata.

6. Prasarana Lingkungan (Utilitas)

Kriteria saluran drainase sepanjang jalan

kolektor dan sekunder :

Harus menerus di sepanjang jalan terkait

dengan system drainase di seluruh kawasan

Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat

mengalirkan air secepat-cepatnya.

Lebar saluran minimal disesuaikan dengan

prasarat jalan kolektor, saluran harus tertutup

dengan manhole atau lubang kontrol tertutup

yang bisa diangkat bila sewaktu-waktu

diperlukan.

Manhole diberi cat atau dilapis kembali agar

menambah nilai estetika.

Hidran Pemadam Kebakaran ditempatkan setiap

jarak 50m pada lokasi yang strategis dan mudah

dicapai.

Page 20: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

20

Panduan Rancangan Blok A2

BLOKA2

SIMULASI PRINSIP-PRINSIP PENATAAN ATURAN WAJIB

KEYPLAN

1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan

Perdagangan dan jasa.

2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai pusat

perdagangan, maka penataan blok ini dirancang

dengan mempertimbangkan kenyamanan sirkulasi

dan ketersediaan lahan parkir yang memadai.

Gb. Simulasi

1. Peruntukan Lahan : Perdagangan dan Jasa

2. Guna Lahan :

Utama : Fasilitas Perdagangan

Penunjang : Fasilitas Jasa

3. KDB : 85%

4. KLB : 1,7

5. Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai

6. GSB : 0

ATURAN ANJURAN

1. Tata Guna Lahan

Sebagai lokasi yang termasuk dalam kawasan

budaya. Maka pada umumnya panduan tata

guna lahan pada blok ini adalah:

Fungsi pengembangan utama untuk jasa

Perdagangan yang berupa Rumah Toko dan

pasar.

Fungsi pengembangan penunjang untuk

aktivitas jasa, seperti penyediaan jasa foto

copy, ATK.

2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi

Kendaraan

Sistem parkiryang diterapkan yaitu sistem

parking lot yang ditempatkan di badan jalan

dengan jumlah yang dibatasi.

Kendaraan umum merupakan transportasi

: Perdagangan dan Jasa

: Sarana Pelayanan Umum

: Peruntukan Khusus

: Perumahan

: RTH

: Sungai

Keterangan:

Page 21: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

21

publik yang bersifat masal, seperti labi-labi

dan becak motor.

Pada blok A2 ini menjadi kawasan yang

cukup penting karena terlewati oleh rencana

heritage trail.

3. Tata Bangunan

Orientasi bangunan harus menghadap

ke jalan.

Atap bangunan dianjurkan berupa

atap miring dan memperhatikan

keserasian dengan bangunan

disekitarnya.

Bangunan harus memperhatikan

kesehatan penghuni seperti sirkulasi

udara, pencahayaan dan peraturan

lainnya yang tercantum dalam

peraturan bangunan.

Bentuk fasade atau tampak bangunan

mempertahankan desain aslinya,

karena merupakan bangunan dengan

khas pecinan Cina dan menjadi salah

satu cagar budaya.

Untuk renovasi atau perbaikan

bangunan dianjurkan mengikuti

bangunan yang sudah ada (dengan

penambahan unsur-unsur khas Aceh).

4. Perabot Jalan (street furniture)

Lampu penerangan jalan dengan ornamen

khas Aceh.

Page 22: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

22

Penerangan pejalan kaki

Penerangan bangunan

Penempatan tempat sampah

Bangku taman dengan desain yang

ditambahkan dengan ornamen khas Aceh.

5. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka

- Halaman muka bangunan dapat

membantu membentuk suasana wajah

jalan.

Tata Hijau

- Penambahan vegetasi dalam pot pada

blok ini karena kurangnya vegetasi

dikawasan ini.

6. TataInformasi dan Reklame

Tata Informasi (Signage)

Signage berupa nama bangunan dapat

dipasang di fasade/muka bangunan,

antara bagian atas lantai dasar hingga

pertengahan lantai kedua.

Perancangan penanda harus

terintegrasi dengan arsitektur

bangunan.

Reklame

Bentuk reklame dan papan informasi

harus terintegrasi dengan arsitek

bangunannya dan menggunakan

ornamen khas Aceh.

Pemasangan reklame harus

Page 23: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

23

memperhatikan faktor keselamatan dan

keamanan.

Pemasangan reklame harus mengikuti

peraturan perda yang berlaku, seperti

lebar rekalme tidak melebihi batas

trotoar.

7. Prasarana Lingkungan (Utilitas)

Kriteria saluran drainase sepanjang jalan

kolektor dan sekunder :

Harus menerus di sepanjang jalan terkait

dengan system drainase di seluruh

kawasan

Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat

mengalirkan air secepat-cepatnya

Lebar saluran minimal disesuaikan dengan

prasarat jalan kolektor, saluran harus

tertutup dengan manhole atau lubang

kontrol tertutup yang bisa diangkat bila

sewaktu-waktu diperlukan.

Manhole diberi cat atau dilapis kembali

agar menambah nilai estetika.

TPS Wajib ada di beberapa tempat yang

memungkinkan.

Hidran Pemadam Kebakaran ditempatkan

setiap jarak 50m pada lokasi yang strategis

dan mudah dicapai.

Page 24: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

24

Panduan Rancangan Blok A3

BLOKA3

SIMULASI PRINSIP-PRINSIP PENATAAN ATURAN WAJIB

KEYPLAN

1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan

Perdagangan dan jasa.

2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai pusat

perdagangan, maka penataan blok ini dirancang

dengan mempertimbangkan kenyamanan sirkulasi

dan ketersediaan lahan parkir yang memadai.

Gbr. Simulasi

1. Peruntukan Lahan : Perdagangan dan Jasa

2. Guna Lahan :

Utama : Fasilitas Perdagangan

Penunjang : Fasilitas Jasa

3. KDB : 85%

4. KLB : 1,7

5. Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai

6. GSB : 0

ATURAN ANJURAN

1. Tata Guna Lahan

Pada umumnya panduan tata guna lahan pada

blok ini adalah:

Fungsi pengembangan utama untuk jasa

Perdagangan yang berupa Rumah Toko dan

pasar.

Fungsi pengembangan penunjang untuk

aktivitas jasa, seperti penyediaan jasa foto

copy, ATK.

2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi Kendaraan

Sistem parkiryang diterapkan yaitu sistem

parking lot yang ditempatkan di badan jalan

dengan jumlah yang dibatasi.

: Perdagangan dan Jasa

: Sarana Pelayanan Umum

: Peruntukan Khusus

: Perumahan

: RTH

: Sungai

Keterangan:

Page 25: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

25

Kendaraan umum merupakan transportasi

publik yang bersifat masal, seperti labi-labi dan

becak motor.

3. Tata Bangunan

Tampak bangunan

Orientasi bangunan harus menghadap

ke jalan.

Atap bangunan dianjurkan berupa atap

miring dan memperhatikan keserasian

dengan bangunan disekitarnya.

Bangunan harus memperhatikan

kesehatan penghuni seperti sirkulasi

udara, pencahayaan dan peraturan

lainnya yang tercantum dalam peraturan

bangunan.

4. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka

- Halaman muka bangunan dapat

membantu membentuk suasana wajah

jalan.

Tata Hijau

- Penambahan vegetasi dalam pot pada

blok ini karena kurangnya vegetasi

dikawasan ini.

5. TataInformasi dan Reklame

Tata Informasi (Signage)

Signage berupa nama bangunan dapat

dipasang di fasade/muka bangunan, antara

bagian atas lantai dasar hingga

Page 26: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

26

pertengahan lantai kedua.

Perancangan penanda harus

terintegrasi dengan arsitektur bangunan.

Reklame

Bentuk reklame dan papan informasi harus

terintegrasi dengan arsitek bangunannya

dan menggunakan ornamen khas Aceh.

Pemasangan reklame harus

memperhatikan faktor keselamatan dan

keamanan.

Pemasangan reklame harus mengikuti

peraturan perda yang berlaku, seperti

lebar rekalme tidak melebihi batas trotoar.

6. Prasarana Lingkungan (Utilitas)

Kriteria saluran drainase sepanjang jalan

kolektor dan sekunder :

Harus menerus di sepanjang jalan terkait

dengan system drainase di seluruh kawasan

Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat

mengalirkan air secepat-cepatnya

Lebar saluran minimal disesuaikan dengan

prasarat jalan kolektor, saluran harus

tertutup dengan manhole atau lubang

kontrol tertutup yang bisa diangkat bila

sewaktu-waktu diperlukan.

Manhole diberi cat atau dilapis kembali

Page 27: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

27

Panduan Rancangan Blok A4

BLOKA4

SIMULASI PRINSIP-PRINSIP PENATAAN ATURAN WAJIB

KEYPLAN

1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan

Perdagangan dan jasa.

2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai pusat

perdagangan, maka penataan blok ini dirancang

dengan mempertimbangkan kenyamanan

sirkulasi dan ketersediaan lahan parkir yang

memadai.

Gb. Simulasi

1. Peruntukan Lahan : Perdagangan dan Jasa

2. Guna Lahan :

Utama : Fasilitas Perdagangan

Penunjang : Fasilitas Jasa

3. KDB : 85%

4. KLB : 1,7

5. Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai

6. GSB : 0

: Perdagangan dan Jasa

: Sarana Pelayanan Umum

: Peruntukan Khusus

: Perumahan

: RTH

: Sungai

Keterangan:

Page 28: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

28

ATURAN ANJURAN

1. Tata Guna Lahan

Pada umumnya panduan tata guna lahan pada

blok ini adalah:

Fungsi pengembangan utama untuk jasa

Perdagangan yang berupa Rumah Toko dan

pasar.

Fungsi pengembangan penunjang untuk

aktivitas jasa, seperti penyediaan jasa foto

copy, ATK.

2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi

Kendaraan

Sistem parkiryang diterapkan yaitu sistem

parking lot yang ditempatkan di badan jalan

dengan jumlah yang dibatasi.

Kendaraan umum merupakan transportasi

publik yang bersifat masal, seperti labi-labi

dan becak motor.

3. Tata Bangunan

Tampak bangunan

Orientasi bangunan harus

menghadap ke jalan.

Atap bangunan dianjurkan berupa

atap miring dan memperhatikan

keserasian dengan bangunan

disekitarnya.

Bangunan harus memperhatikan

kesehatan penghuni seperti sirkulasi

udara, pencahayaan dan peraturan

Page 29: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

29

lainnya yang tercantum dalam

peraturan bangunan.

4. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka

- Halaman muka bangunan dapat

membantu membentuk suasana wajah

jalan.

Tata Hijau

- Penambahan vegetasi dalam pot pada

blok ini karena kurangnya vegetasi

dikawasan ini.

5. TataInformasi dan Reklame

Tata Informasi (Signage)

Signage berupa nama bangunan dapat

dipasang di fasade/muka bangunan,

antara bagian atas lantai dasar hingga

pertengahan lantai kedua.

Perancangan penanda harus

terintegrasi dengan arsitektur

bangunan.

Reklame

Bentuk reklame dan papan informasi

harus terintegrasi dengan arsitek

bangunannya dan menggunakan

ornamen khas Aceh.

Pemasangan reklame harus

memperhatikan faktor keselamatan dan

keamanan.

Pemasangan reklame harus mengikuti

Page 30: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

30

peraturan perda yang berlaku, seperti

lebar rekalme tidak melebihi batas

trotoar.

6. Prasarana Lingkungan (Utilitas)

Kriteria saluran drainase sepanjang jalan

kolektor dan sekunder :

Harus menerus di sepanjang jalan terkait

dengan system drainase di seluruh

kawasan

Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat

mengalirkan air secepat-cepatnya

Lebar saluran minimal disesuaikan

dengan prasarat jalan kolektor, saluran

harus tertutup dengan manhole atau

lubang kontrol tertutup yang bisa diangkat

bila sewaktu-waktu diperlukan.

Manhole diberi cat atau dilapis kembali

agar menambah nilai estetika.

Page 31: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

31

Panduan Rancangan Blok A5

BLOK A5

SIMULASI PRINSIP-PRINSIP PENATAAN ATURAN WAJIB

KEYPLAN

1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan

Perdagangan, Jasa, pertahanan dan keamanan dan

peribadatan.

2. Pengembangan blok dapat dilakukan dengan

menambahkan guna lahan penunjang berupa guna

lahan jasa yang terkait dengan fungsi utama.

Gb. Simulasi

1. Peruntukan Lahan : perdagangan dan jasa,

kawasan militer dan peribadatan

2. Guna Lahan :

Utama : kawasan militer

Penunjang : Peribadatan, perdagangan dan jasa

3. KDB perdagangan dan jasa : 85%

KDB pertahanan dan keamanan : 60%

KDB peribadatan : 60%

4. KLB perdagangan dan jasa : 1,7

KLB pertahanan dan keamanan : 1,2

KLB peribadatan : 1,2

5. Jumlah Lantai : 2 lantai

6. GSB perdagangan dan jasa : 0

GSB pertahanan dan keamanan : 4m

GSB peribadatan : 2-4m

ATURAN ANJURAN

: Perdagangan dan Jasa

: Sarana Pelayanan Umum

: Peruntukan Khusus

: Perumahan

: RTH

: Sungai

Keterangan:

Page 32: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

32

1. Tata Guna Lahan

Pada umumnya panduan tata guna lahan

pada blok ini adalah:

Fungsi utama untuk kawasan militer.

2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi

Kendaraan

Kendaraan umum merupakan

transportasi publik yang bersifat masal,

seperti labi-labi dan becak motor.

Bagi kendaraan kawasan militer

perparkiran ditempatkan didalam

kawasannya.

3. Tata Bangunan

Tampak bangunan

Orientasi bangunan pertokkoan

harus menghadap ke jalan.

Orientasi bangunan dikawasan

militer memiliki orientasi sendiri

sesuai dengan perancangan

kawasan tersebut.

Bangunan harus memperhatikan

kesehatan seperti sirkulasi udara,

pencahayaan dan peraturan

lainnya yang tercantum dalam

peraturan bangunan.

4. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka

- Halaman muka bangunan dapat

membantu membentuk suasana

Page 33: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

33

wajah jalan.

Tata Hijau

- Penataan pohon hijau dapat

dilakukan di halaman dengan jarak

penanaman sekitar 5 meter.

5. TataInformasi dan Reklame

Tata Informasi (Signage)

Signage berupa nama bangunan

dapat dipasang di fasade/muka

bangunan, antara bagian atas lantai

dasar hingga pertengahan lantai

kedua.

Perancangan penanda harus

terintegrasi dengan arsitektur

bangunan.

Reklame

Bentuk reklame dan papan informasi

harus terintegrasi dengan arsitek

bangunannya.

Reklame hanya diperkenankan pada

lokasi tertentu.

Pemasangan reklame harus

memperhatikan faktor keselamatan

dan keamanan.

6. Prasarana Lingkungan (Utilitas)

Kriteria saluran drainase sepanjang jalan

kolektor dan sekunder :

Harus menerus di sepanjang jalan

terkait dengan system drainase di

Page 34: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

34

seluruh kawasan

Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat

mengalirkan air secepat-cepatnya

Lebar saluran minimal disesuaikan

dengan prasarat jalan kolektor,

saluran harus tertutup dengan

manhole atau lubang kontrol tertutup

yang bisa diangkat bila sewaktu-waktu

diperlukan.

Manhole diberi cat atau dilapis

kembali agar menambah nilai estetika.

TPS Wajib ada di beberapa tempat yang

memungkinkan.

Hidran Pemadam Kebakaran

ditempatkan setiap jarak 50m pada

lokasi yang strategis dan mudah dicapai.

Page 35: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

35

Panduan Rancangan Blok A6

BLOK A6

SIMULASI PRINSIP-PRINSIP PENATAAN ATURAN WAJIB

KEYPLAN

1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan

perdagangan dan jasa, sungai dan Ruang Terbuka

Non Hijau (RTNH).

2. Pengembangan blok dapat dilakukan dengan

menambahkan guna lahan penunjang berupa

fasilitas penunjang untuk sungai.

Gb. Simulasi

1. Peruntukan Lahan : perdagangan, sungai dan

RTNH

2. Guna Lahan :

Utama : Ruang Terbuka Non Hijau dan wisata sungai

Penunjang : Promenade atau dermaga

untuk wisata air dan perdagangan. 3. KDB perdagangan : 85%

4. KLB perdagangan : 1,7

5. Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai

6. GSB : -

ATURAN ANJURAN

: Perdagangan dan Jasa

: Sarana Pelayanan Umum

: Peruntukan Khusus

: Perumahan

: RTH

: Sungai

Keterangan:

Page 36: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

36

1. Tata Guna Lahan

Pada umumnya panduan tata guna lahan pada

blok ini adalah:

Fungsi pengembangan utama untuk ruang

terbuka non hijau dan wisata air

Fungsi jasa pelayanan yang mendukung fungsi

kawasan berupa perdagangan.

Fungsi wisata air yang mendukung fungsi

kawasan berupa promenade atau dermaga

dan amphiteater.

2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi Kendaraan

Sistem parkiryang diterapkan yaitu sistem

parking lot yang ditempatkan di badan jalan

dengan jumlah yang dibatasi.

Kendaraan umum merupakan transportasi

publik yang bersifat masal, seperti labi-labi dan

becak motor.

Pada blok A6 ini menjadi kawasan yang cukup

penting karena terlewati oleh rencana heritage

trail.

3. Tata Bangunan

Orientasi bangunan pertokoan harus

menghadap ke jalan.

Untuk bangunan yang ada disekitar

pinggiran sungai diwajibkan berorientasi

menghadap sungai, sehingga tidak

membelakangi sungai.

Bangunan harus memperhatikan

kesehatan seperti sirkulasi udara,

pencahayaan dan peraturan lainnya yang

Page 37: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

37

tercantum dalam peraturan bangunan.

4. TataInformasi dan Reklame

Tata Informasi (Signage)

Signage berupa nama bangunan dapat

dipasang di fasade/muka bangunan, antara

bagian atas lantai dasar hingga

pertengahan lantai kedua.

Perancangan penanda harus

terintegrasi dengan arsitektur

bangunan.

Reklame

Bentuk reklame dan papan informasi

harus terintegrasi dengan arsitek

bangunannya dan menggunakan ornamen

khas Aceh.

Pemasangan reklame harus mengikuti

peraturan perda yang berlaku, seperti

lebar rekalme tidak melebihi batas trotoar.

5. Perabot Jalan (street furniture)

Lampu penerangan jalan dengan ornamen

khas Aceh.

Penerangan pejalan kaki

Penerangan bangunan

Penempatan tempat sampah

Bangku taman dengan desain yang

ditambahkan dengan ornamen khas Aceh.

6. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka

- Ruang terbuka ditata untuk kepentingan

kegiatan masyarakat dan kegiatan

Page 38: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

38

sosialisasi.

Tata Hijau

- Penataan pohon hijau dapat dilakukan

di antara batas trotoar dan jalan dengan

jarak penanaman sekitar 5 meter atau

disesuaikan dengan kondisi setempat.

- Penataan tanaman semak disepanjang

tepian sungai.

7. Perabot Jalan (street furniture)

Lampu penerangan jalan dengan ornamen

khas Aceh.

Penerangan pejalan kaki

Penerangan bangunan

Penempatan tempat sampah

Bangku taman dengan desain yang

ditambahkan dengan ornamen khas Aceh.

8. Prasarana Lingkungan (Utilitas)

Kriteria saluran drainase sepanjang jalan

kolektor dan sekunder :

Harus menerus di sepanjang jalan terkait

dengan system drainase di seluruh

kawasan.

Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat

mengalirkan air secepat-cepatnya.

Lebar saluran minimal disesuaikan dengan

prasarat jalan kolektor, saluran harus

tertutup dengan manhole atau lubang

kontrol tertutup yang bisa diangkat bila

sewaktu-waktu diperlukan.

TPS wajib ada di beberapa tempat yang

Page 39: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

39

memungkinkan.

Hidran Pemadam Kebakaran ditempatkan

setiap jarak 50m pada lokasi yang strategis

dan mudah dicapai.

Page 40: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

40

Panduan Rancangan Blok A7

BLOK A7

SIMULASI PRINSIP-PRINSIP PENATAAN ATURAN WAJIB

KEYPLAN

1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan

peruntukan khusus, sarana pelayanan umum, sungai

dan perdagangan dan jasa

2. Pengembangan blok dapat dilakukan dengan

menambahkan guna lahan penunjang.

Gb. Simulasi

1. Peruntukan Lahan : kawasan militer, sarana

pelayanan umum, perdagangan dan jasa,

perkantoran dan sungai.

2. Guna Lahan :

Utama : kawasan militer

Penunjang : Perdagangan dan Jasa, perkantoran, sungai

3. KDB perdagangan dan jasa : 85%

KDB perkantoran : 60%

4. KLB perdagangan dan jasa : 1,7

KLB perkantoran : 1,2

5. Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai

6. GSB perkantoran : 2-4 m

ATURAN ANJURAN

1. Tata Guna Lahan

Pada umumnya panduan tata guna lahan pada

blok ini adalah:

Fungsi jasa pelayanan yang mendukung

fungsi kawasan berupa perdagangan.

Fungsi penunjang sungai sebagai kawasan

wisata untuk menghidupkan kawasan tepian

sungai.

: Perdagangan dan Jasa

: Sarana Pelayanan Umum

: Peruntukan Khusus

: Perumahan

: RTH

: Sungai

Keterangan:

Page 41: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

41

2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi

Kendaraan

Pencapaian kelokasi blok A7, relatif mudah

karena berada dekat dengan simpang lima

yang berada di blok A4.

Kendaraan umum merupakan transportasi

publik yang bersifat masal, seperti labi-labi

dan becak motor.

3. Tata Bangunan

Untuk bangunan yang ada disekitar

pinggiran sungai diwajibkan berorientasi

menghadap sungai, sehingga tidak

membelakangi sungai.

Bangunan harus memperhatikan

kesehatan seperti sirkulasi udara,

pencahayaan dan peraturan lainnya yang

tercantum dalam peraturan bangunan.

4. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka

- Halaman muka bangunan dapat

membantu membentuk suasana wajah

jalan.

Tata Hijau

- Penataan pohon hijau dapat dilakukan

di halaman dengan jarak penanaman

sekitar 5 meter.

- Penataan tanaman semak

disepanjang tepian sungai.

5. Prasarana Lingkungan (Utilitas)

Page 42: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

42

Kriteria saluran drainase sepanjang jalan

kolektor dan sekunder :

Harus menerus di sepanjang jalan terkait

dengan system drainase di seluruh

kawasan.

Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat

mengalirkan air secepat-cepatnya.

Lebar saluran minimal disesuaikan

dengan prasarat jalan kolektor, saluran

harus tertutup dengan manhole atau

lubang kontrol tertutup yang bisa diangkat

bila sewaktu-waktu diperlukan.

TPS wajib ada di beberapa tempat yang

memungkinkan.

Hidran Pemadam Kebakaran ditempatkan

setiap jarak 50m pada lokasi yang strategis

dan mudah dicapai.

Page 43: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

43

Panduan Rancangan Blok A8

BLOK A8

SIMULASI PRINSIP-PRINSIP PENATAAN ATURAN WAJIB

KEYPLAN

1. Blok ini diperuntukkan sebagai kawasan sarana

pelayana umum.

2. Pengembangan blok dapat dilakukan dengan

menambahkan guna lahan penunjang.

Gb. Simulasi

1. Peruntukan Lahan : Jasa pelayanan

kesehatan

2. Guna Lahan :

Utama : jasa pelayanan kesehatan (ruamh sakit)

Penunjang : RTH dan perdagangan dan jasa

3. KDB : 60%

4. KLB :1,2

5. Jumlah Lantai Bangunan : 3 lantai

6. GSB : 2-4 m

ATURAN ANJURAN

1. Tata Guna Lahan

Pada umumnya panduan tata guna

lahan pada blok ini adalah:

Fungsi pengembangan utama

untuk jasa pelayanan kesehatan.

Fungsi jasa pelayanan yang

mendukung fungsi kawasan

dianjurkan pada lantai dasar (dan

atau lantai dua) yang menghadap

ke jalur pejalan kaki.

Fungsi pengembangan penunjang

sebagai perdagangan non formal.

: Perdagangan dan Jasa

: Sarana Pelayanan Umum

: Peruntukan Khusus

: Perumahan

: RTH

: Sungai

Keterangan:

Page 44: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

44

Untuk pengembangan atau

penambahan pembangunan

fasilitas kesehatan dianjurkan

kearah vertikal.

2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi

Kendaraan

Pencapaian kelokasi blok A8, relatif

mudah karena dikelilingi oleh jalan

yg biasa dilalui oleh kendaraan roda

4.

3. Tata Bangunan

Tampak bangunan

Orientasi bangunan harus

menghadap ke jalan.

Bangunan harus

memperhatikan kesehatan

seperti sirkulasi udara,

pencahayaan dan peraturan

lainnya yang tercantum

dalam peraturan bangunan.

4. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka

- Halaman muka bangunan

dapat membantu membentuk

suasana wajah jalan.

Tata Hijau

- Penataan pohon hijau dapat

dilakukan di halaman dengan

jarak penanaman sekitar 5

Page 45: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

45

meter.

- Penataan tanaman semak

disepanjang tepian sungai.

5. Prasarana Lingkungan (Utilitas)

Kriteria saluran drainase sepanjang

jalan kolektor dan sekunder :

Harus menerus di sepanjang

jalan terkait dengan system

drainase di seluruh kawasan.

Kemiringan sekitar 2% sehingga

dapat mengalirkan air secepat-

cepatnya.

Lebar saluran minimal

disesuaikan dengan prasarat

jalan kolektor, saluran harus

tertutup dengan manhole atau

lubang kontrol tertutup yang bisa

diangkat bila sewaktu-waktu

diperlukan.

TPS Wajib ada di beberapa tempat

yang memungkinkan.

Hidran Pemadam Kebakaran

ditempatkan setiap jarak 50m pada

lokasi yang strategis dan mudah

dicapai.

Page 46: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

46

Panduan Rancangan Blok A9

BLOK A9

SIMULASI PRINSIP-PRINSIP PENATAAN ATURAN WAJIB

KEYPLAN

1. Blok ini diperuntukkan sebagai kawasan

peruntukan khusus dan RTH.

2. Pengembangan blok dapat dilakukan dengan

menambahkan guna lahan penunjang.

Gb. Simulasi

1. Peruntukan Lahan : peruntukan

khusus dan RTH

2. Guna Lahan :

Utama : perumahan militer

Penunjang : RTH dan perdagangan dan jasa

3. KDB perumahan militer : 60%

4. KLB perumahan militer :1,2

5. Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai

6. GSB : 4 m

ATURAN ANJURAN

1. Tata Guna Lahan

Pada umumnya panduan tata guna

lahan pada blok ini adalah:

Fungsi pengembangan utama untuk

perumahan militer.

Fungsi jasa pelayanan yang

mendukung fungsi kawasan

dianjurkan pada lantai dasar (dan

atau lantai dua) yang menghadap

ke jalur pejalan kaki.

2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi

Kendaraan

: Perdagangan dan Jasa

: Sarana Pelayanan Umum

: Peruntukan Khusus

: Perumahan

: RTH

: Sungai

Keterangan:

Page 47: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

47

Pencapaian kelokasi blok A9,

relatifmudah karena dikelilingi oleh

jalan yg biasa dilalui oleh kendaraan

roda 4.

3. Tata Bangunan

Orientasi dan tampak

bangunan disesuaikan dengan

konsep kawasan perumahan

militer.

Bangunan harus

memperhatikan kesehatan

seperti sirkulasi udara,

pencahayaan dan peraturan

lainnya yang tercantum dalam

peraturan bangunan.

4. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka

- Halaman muka bangunan

dapat membantu membentuk

suasana wajah jalan.

Tata Hijau

- Penataan pohon hijau dapat

dilakukan di halaman dengan

jarak penanaman sekitar 5

meter.

5. Prasarana Lingkungan (Utilitas)

Kriteria saluran drainase sepanjang

jalan kolektor dan sekunder :

Page 48: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

48

Harus menerus di sepanjang

jalan terkait dengan system

drainase di seluruh kawasan.

Kemiringan sekitar 2% sehingga

dapat mengalirkan air secepat-

cepatnya.

Lebar saluran minimal

disesuaikan dengan prasarat

jalan kolektor, saluran harus

tertutup dengan manhole atau

lubang kontrol tertutup yang bisa

diangkat bila sewaktu-waktu

diperlukan.

TPS Wajib ada di beberapa tempat

yang memungkinkan.

Hidran Pemadam Kebakaran

ditempatkan setiap jarak 50m pada

lokasi yang strategis dan mudah

dicapai.

Page 49: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

49

Panduan Rancangan Blok A10

BLOK A10

SIMULASI PRINSIP-PRINSIP PENATAAN ATURAN WAJIB

KEYPLAN

1. Blok ini diperuntukkan sebagai kawasan perumahan

dan sungai.

2. Pengembangan blok dapat dilakukan dengan

menambahkan guna lahan penunjang.

Gb. Simulasi

1. Peruntukan Lahan : perumahan dan

sungai

2. Guna Lahan :

Utama : perumahan

Penunjang : RTH ditepian sungai 3. KDB perumahan kepadatan tinggi :

70%

4. KLB perumahan kepadatan tinggi :1,4

5. Jumlah Lantai : 2 lantai

6. GSB : 2 m

ATURAN ANJURAN

1. Tata Guna Lahan

Pada umumnya panduan tata guna lahan

pada blok ini adalah:

Fungsi pengembangan utama untuk

perumahan dengan kepadatan tinggi.

2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi

Kendaraan

Pencapaian kelokasi blok A10, relatif

mudah karena dikelilingi oleh jalan yg

biasa dilalui oleh kendaraan roda 4.

Pada blok ini tidak terlewati oleh

: Perdagangan dan Jasa

: Sarana Pelayanan Umum

: Peruntukan Khusus

: Perumahan

: RTH

: Sungai

Keterangan:

Page 50: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

50

kendaraan umum (labi-labi), hanya

dapat dicapai oleh kendaraan pribadi

dan becak motor saja.

3. Tata Bangunan

Orientasi dan tampak bangunan

disesuaikan dengan keadaan

sekitar.

Untuk bangunan yang ada

disekitar pinggiran sungai

diwajibkan berorientasi

menghadap sungai, sehingga

tidak membelakangi sungai.

Bangunan harus memperhatikan

kesehatan seperti sirkulasi

udara, pencahayaan dan

peraturan lainnya yang

tercantum dalam peraturan

bangunan.

4. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka

- Halaman muka bangunan dapat

membantu membentuk suasana

wajah jalan.

Tata Hijau

- Penataan pohon hijau dapat

dilakukan di halaman dengan

jarak penanaman sekitar 5

meter.

Page 51: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

51

- Penataan tanaman semak

disepanjang tepian sungai.

5. Prasarana Lingkungan (Utilitas)

Kriteria saluran drainase sepanjang

jalan kolektor dan sekunder :

Harus menerus di sepanjang jalan

terkait dengan system drainase di

seluruh kawasan.

Kemiringan sekitar 2% sehingga

dapat mengalirkan air secepat-

cepatnya.

Lebar saluran minimal disesuaikan

dengan prasarat jalan kolektor,

saluran harus tertutup dengan

manhole atau lubang kontrol

tertutup yang bisa diangkat bila

sewaktu-waktu diperlukan.

TPS Wajib ada di beberapa tempat

yang memungkinkan.

Hidran Pemadam Kebakaran

ditempatkan setiap jarak 50m pada

lokasi yang strategis dan mudah

dicapai.

Page 52: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

52

Panduan Rancangan Blok B1

BLOKB1

SIMULASI PRINSIP-PRINSIP PENATAAN ATURAN WAJIB

KEYPLAN

1. Blok ini diperuntukkan sebagai kawasan

dengan guna lahan saran pelayanan umum,

ruang terbuka hijau (RTH) dan area cagar

budaya.

2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai

pusat pariwisata dan jiarah, maka penataan

blok ini dirancang dengan mempertimbangkan

kenyamanan sirkulasi, aksen kawasan,

ketersediaan lahan parkir yang memadai dan

tetap berfungsi sebagai ruang terbuka hijau.

Gb. Simulasi

1. Peruntukan Lahan : Ruang terbuka hijau,

sarana dan pelayanan umum .

2. Guna Lahan :

Utama : Ruang terbuka hijau

Penunjang : Sarana pelayanan umum, area

cagar budaya dan RTH (ruang terbuka hijau)

3. KDB sarana pelayanan umum : 60%

4. KLB sarana pelayanan umum : 1,2

5. Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai

6. GSB sarana pelayanan umum : 1,2 m

ATURAN ANJURAN

1. Tata Guna Lahan

Pada umumnya panduan tata guna lahan pada

blok ini adalah:

Fungsi pengembangan utama ruang

terbuka hijau.

Fungsi pengembangan penunjang untuk

area cagar budaya dan sarana pelayanan

umum, agar meningkatkan wisata pada blok

ini.

2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi

Kendaraan

Pencapaian ke blok B1 ini, relatif sulit

: Perdagangan dan Jasa

: Sarana Pelayanan Umum

: Peruntukan Khusus

: Perumahan

: RTH

: Sungai

Keterangan:

Page 53: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

53

karena lokasi blok ini jauh dari pusat kota.

Pada blok ini tidak terlewati oleh kendaraan

umum (labi-labi), hanya dapat dicapai oleh

kendaraan pribadi dan becak motor saja.

3. Tata Bangunan

Orientasi dan tampak bangunan

disesuaikan dengan keadaan sekitar.

Bangunan harus memperhatikan

kesehatan penghuni seperti sirkulasi

udara, pencahayaan dan peraturan

lainnya yang tercantum dalam peraturan

bangunan.

Untuk bangunan cagar budaya

menggunakan ornament khas Aceh.

Jenis rumah

pada blok ini

sebaiknya

menggunaka

n jenis rumah

panggung

atau lantai dasar rumah dibuat naik

setinggi batas maksimal air saat banjir.

4. Struktur Bangunan

Struktur yang digunakan menggunakan

struktur khusus yang sesuai dengan

kondisi lahan setempat.

5. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Pemanfaatan ruang sempadan sebagai

ruang terbuka privat untuk umum yang

Page 54: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

54

menunjang ruang terbuka publik dan jalur

pedestriannya.

Penambahan vegetasi sebagai batas akhir

pedestrian.

6. Tata Informasi

Tata Informasi (Signage)

Signage berupa nama kawasan, papan

informasi dan yang lainnya tidak

menghalangi objeck yang diinformasikan.

Penempatan atau perletakan signage harus

mudah dijangkau oleh pandangan mata.

7. Perabot Jalan (street furniture)

Lampu penerangan jalan dengan ornamen

khas Aceh.

Penerangan pejalan kaki

Penerangan bangunan

Penempatan tempat sampah

Bangku taman dengan desain yang

ditambahkan dengan ornamen khas Aceh.

8. Prasarana Lingkungan (Utilitas)

Kriteria saluran drainase sepanjang jalan

kolektor dan sekunder :

Harus menerus di sepanjang jalan terkait

dengan system drainase di seluruh kawasan

Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat

mengalirkan air secepat-cepatnya.

Lebar saluran minimal disesuaikan dengan

prasarat jalan kolektor, saluran harus tertutup

dengan manhole atau lubang kontrol tertutup

yang bisa diangkat bila sewaktu-waktu

diperlukan.

Manhole diberi cat atau dilapis kembali

Page 55: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

55

Panduan Rancangan Blok B2

BLOKB2

SIMULASI PRINSIP-PRINSIP PENATAAN ATURAN WAJIB

KEYPLAN

1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan

perdagangan dan jasa, saranan pelayanan

umum, perumahan, dan RTH (ruang terbuka

hijau).

2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai

kawasan perumahan, maka penataan blok ini

dirancang dengan mempertimbangkan

kenyamanan sirkulasi.

Gb. Simulasi

1. Peruntukan Lahan : perumahan

2. Guna Lahan :

Utama : perumahan

Penunjang : masjid dan cagar budaya.

3. KDB : 60%

4. KLB : 1,2

5. Jumlah Lantai Bangunan : 2 lantai

6. GSB : 6

ATURAN ANJURAN

1. Tata Guna Lahan

Pada umumnya panduan tata guna lahan pada

blok ini adalah:

Fungsi pengembangan utama untuk

kawasan perumahan.

Fungsi penunjang yaitu masjid untuk

meningkatkan wisata pada blok ini.

2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi

Kendaraan

Pencapaian ke blok B2 ini, relatif sulit karena

lokasi blok ini jauh dari pusat kota.

Pada blok ini tidak terlewati oleh kendaraan

umum (labi-labi), hanya dapat dicapai oleh

: Perdagangan dan Jasa

: Sarana Pelayanan Umum

: Peruntukan Khusus

: Perumahan

: RTH

: Sungai

Keterangan:

Page 56: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

56

kendaraan pribadi dan becak motor saja.

3. Tata Bangunan

Bangunan harus memperhatikan

kesehatan penghuni seperti sirkulasi

udara, pencahayaan dan peraturan

lainnya yang tercantum dalam peraturan

bangunan.

Jenis rumah

pada blok

ini

sebaiknya

menggunak

an jenis

rumah

panggung atau lantai dasar rumah

dibuat naik setinggi batas maksimal air

saat banjir.

Untuk bangunan yang ada disekitar

pinggiran sungai diwajibkan berorientasi

menghadap sungai, sehingga tidak

membelakangi sungai.

4. Struktur Bangunan

Struktur yang digunakan menggunakan

struktur khusus yang sesuai dengan

kondisi lahan setempat.

5. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka

- Halaman muka bangunan dapat

Page 57: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

57

membantu membentuk suasana

wajah jalan.

Tata Hijau

- Penataan pohon hijau dapat

dilakukan di halaman dengan jarak

penanaman sekitar 5 meter.

- Penataan tanaman semak

disepanjang tepian sungai.

6. Perabot Jalan (street furniture)

Lampu penerangan jalan dengan ornamen

khas Aceh.

Penerangan pinggiran sungai

Penerangan bangunan

Penempatan tempat sampah

Bangku taman dengan desain yang

ditambahkan dengan ornamen khas Aceh.

7. Prasarana Lingkungan (Utilitas)

Kriteria saluran drainase sepanjang jalan

kolektor dan sekunder :

Harus menerus di sepanjang jalan

terkait dengan system drainase di

seluruh kawasan

Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat

mengalirkan air secepat-cepatnya

Lebar saluran minimal disesuaikan

dengan prasarat jalan kolektor, saluran

harus tertutup dengan manhole atau

lubang kontrol tertutup yang bisa

diangkat bila sewaktu-waktu diperlukan.

Manhole diberi cat atau

Page 58: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

58

Panduan Rancangan Blok B3

BLOKB3

SIMULASI PRINSIP-PRINSIP PENATAAN ATURAN WAJIB

KEYPLAN

1. Blok ini diperuntukan sebagai blok kawasan

perumahan.

2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai

kawsan perumahan, maka penataan blok ini

dirancang dengan mempertimbangkan

kenyamanan sirkulasi.

Gb. Simulasi

1. Peruntukan Lahan : perumahan

2. Guna Lahan :

Utama : Fasilitas : perumahan

Penunjang : perdagangan dan jasa, sungai

3. KDB : 60%

4. KLB perumahan : 1,2

KLB perdagangan dan jasa : 1,4

5. Jumlah Lantai Bangunan perumahan : 2

lantai

Jumlah Lantai Bangunan perdaganan : 4

lantai

6. GSB perumahan : 2

GSB perdagangan dan jasa : 4

ATURAN ANJURAN

1. Tata Guna Lahan

Pada umumnya panduan tata guna lahan pada blok ini

adalah:

Fungsi pengembangan utama untuk kawasan

perumahan.

Fungsi penunjang untuk kawasan sungai, untuk

meningkatkan blok ini dibuat wisata air

(promenade).

: Perdagangan dan Jasa

: Sarana Pelayanan Umum

: Peruntukan Khusus

: Perumahan

: RTH

: Sungai

Keterangan:

Page 59: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

59

2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi Kendaraan

Pada blok ini tidak terlewati oleh kendaraan umum

(labi-labi), hanya dapat dicapai oleh kendaraan

pribadi dan becak motor saja.

3. Tata Bangunan

Untuk bangunan yang ada disekitar pinggiran

sungai diwajibkan berorientasi menghadap sungai,

sehingga tidak membelakangi sungai.

Bangunan harus memperhatikan kesehatan

penghuni seperti sirkulasi udara, pencahayaan dan

peraturan lainnya yang tercantum dalam peraturan

bangunan.

4. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka

- Halaman muka bangunan dapat membantu

membentuk suasana wajah jalan.

Tata Hijau

- Penataan pohon hijau dapat dilakukan di

halaman dengan jarak penanaman sekitar 5

meter.

- Penataan tanaman semak disepanjang tepian

sungai.

5. Perabot Jalan (street furniture)

Lampu penerangan jalan dengan ornamen khas

Aceh.

Penerangan pinggiran sungai

Penerangan bangunan

Penempatan tempat sampah

Bangku taman dengan desain yang ditambahkan

dengan ornamen khas Aceh.

6. TataInformasi dan Reklame

Tata Informasi (Signage)

Perancangan penanda harus terintegrasi

dengan arsitektur bangunan.

Page 60: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

60

Reklame

Bentuk reklame dan papan informasi harus

terintegrasi dengan arsitek bangunannya dan

menggunakan ornamen khas Aceh.

Pemasangan reklame harus memperhatikan

faktor keselamatan dan keamanan.

7. Prasarana Lingkungan (Utilitas)

Kriteria saluran drainase sepanjang jalan kolektor

dan sekunder :

Harus menerus di sepanjang jalan terkait

dengan system drainase di seluruh kawasan

Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat

mengalirkan air secepat-cepatnya

Lebar saluran minimal disesuaikan dengan

prasarat jalan kolektor, saluran harus tertutup

dengan manhole atau lubang kontrol tertutup

yang bisa diangkat bila sewaktu-waktu

diperlukan.

Manhole diberi cat atau dilapis kembali agar

menambah nilai estetika.

TPS Wajib ada di beberapa tempat yang

memungkinkan.

Hidran Pemadam Kebakaran ditempatkan setiap

jarak 50m pada lokasi yang strategis dan mudah

dicapai.

Page 61: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

61

Panduan Rancangan Blok B4

BLOKB4

SIMULASI PRINSIP-PRINSIP PENATAAN ATURAN WAJIB

KEYPLAN

1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan

Perdagangan dan jasa.

2. Guna mendukung fungsi kawasan sebagai

pusat perdagangan dan jasa, maka penataan

blok ini dirancang dengan mempertimbangkan

kenyamanan sirkulasi dan ketersediaan lahan

parkir yang memadai.

Gb. Simulasi

1. Peruntukan Lahan : Perdagangan dan Jasa

2. Guna Lahan :

Utama : Fasilitas Perdagangan dan jasa

Penunjang : perkantoran

3. KDB : 70%

4. KLB : 1,4

5. Jumlah Lantai Bangunan : 4 lantai

6. GSB : 4

ATURAN ANJURAN

1. Tata Guna Lahan

Pada umumnya panduan tata guna lahan pada

blok ini adalah:

Fungsi pengembangan utama untuk jasa

Perdagangan yang berupa Rumah Toko dan

pasar.

Fungsi pengembangan penunjang untuk

aktivitas jasa, seperti penyediaan jasa foto

copy, ATK.

2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi Kendaraan

Sistem parkiryang diterapkan yaitu sistem

parking lot yang ditempatkan di badan jalan

dengan jumlah yang dibatasi.

Kendaraan umum merupakan transportasi

: Perdagangan dan Jasa

: Sarana Pelayanan Umum

: Peruntukan Khusus

: Perumahan

: RTH

: Sungai

Keterangan:

Page 62: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

62

publik yang bersifat masal, seperti labi-labi dan

becak motor.

3. Tata Bangunan

Orientasi bangunan harus menghadap ke

jalan.

Bangunan harus memperhatikan

kesehatan penghuni seperti sirkulasi

udara, pencahayaan dan peraturan lainnya

yang tercantum dalam peraturan

bangunan.

4. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka

- Halaman muka bangunan dapat

membantu membentuk suasana wajah

jalan.

Tata Hijau

- Penambahan vegetasi dalam pot pada

blok ini karena kurangnya vegetasi

dikawasan ini.

5. TataInformasi dan Reklame

Tata Informasi (Signage)

Signage berupa nama bangunan dapat

dipasang di fasade/muka bangunan, antara

bagian atas lantai dasar hingga

pertengahan lantai kedua.

Perancangan penanda harus

terintegrasi dengan arsitektur

bangunan.

Page 63: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

63

Reklame

Bentuk reklame dan papan informasi

harus terintegrasi dengan arsitek

bangunannya dan menggunakan ornamen

khas Aceh.

Pemasangan reklame harus

memperhatikan faktor keselamatan dan

keamanan.

Pemasangan reklame harus mengikuti

peraturan perda yang berlaku, seperti

lebar rekalme tidak melebihi batas trotoar.

Tidak menutupi muka bangunan.

6. Prasarana Lingkungan (Utilitas)

Kriteria saluran drainase sepanjang jalan

kolektor dan sekunder :

Harus menerus di sepanjang jalan terkait

dengan system drainase di seluruh

kawasan

Kemiringan sekitar 2% sehingga dapat

mengalirkan air secepat-cepatnya

Lebar saluran minimal disesuaikan

dengan prasarat jalan kolektor, saluran

harus tertutup dengan manhole atau

lubang kontrol tertutup yang bisa diangkat

bila sewaktu-waktu diperlukan.

Manhole diberi cat atau dilapis kembali

agar menambah nilai estetika.

TPS Wajib ada di beberapa tempat yang

memungkinkan.

Hidran Pemadam Kebakaran ditempatkans

Page 64: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

64

Panduan Rancangan Blok B5

BLOK B5

SIMULASI PRINSIP-PRINSIP PENATAAN ATURAN WAJIB

KEYPLAN

1. Blok ini diperuntukkan sebagai blok kawasan Perdagangan,

Jasa, dan perkantoran.

2. Pengembangan blok dapat dilakukan dengan

menambahkan guna lahan penunjang berupa guna lahan

jasa yang terkait dengan fungsi utama.

Gb. Simulasi

1. Peruntukan Lahan : perdagangan dan jasa,

perkantoran

2. Guna Lahan :

Utama : perdagangan dan jasa

Penunjang : perkantoran 3. KDB perdagangan dan jasa : 70%

KDB perkantoran : 60 %

4. KLB perdagangan dan jasa : 1,4

KLB perkantoran : 1,2

5. Jumlah Lantai perdagangan dan jasa: 2 lantai

Jumlah lantai perkantoran : 2

6. GSB perdagangan dan jasa : 4

GSB perkantoran : 6

: Perdagangan dan Jasa

: Sarana Pelayanan Umum

: Peruntukan Khusus

: Perumahan

: RTH

: Sungai

Keterangan:

Page 65: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

65

ATURAN ANJURAN

1. Tata Guna Lahan

Pada umumnya panduan tata guna lahan

pada blok ini adalah:

Fungsi utama untuk kawasan

perdagangan dan jasa.

2. Sirkulasi dan Pencapaian Sirkulasi

Kendaraan

Sistem parkiryang diterapkan yaitu

sistem parking lot yang ditempatkan di

badan jalan dengan jumlah yang

dibatasi.

Kendaraan umum merupakan

transportasi publik yang bersifat masal,

seperti labi-labi dan becak motor.

3. Tata Bangunan

Orientasi bangunan pertokoan harus

menghadap ke jalan.

Bangunan harus memperhatikan

kesehatan seperti sirkulasi udara,

pencahayaan dan peraturan lainnya

yang tercantum dalam peraturan

bangunan.

4. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang Terbuka

Page 66: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

66

- Halaman muka bangunan dapat

membantu membentuk suasana

wajah jalan.

Tata Hijau

- Penataan pohon hijau dapat

dilakukan di halaman dengan jarak

penanaman sekitar 5 meter.

5. TataInformasi dan Reklame

Tata Informasi (Signage)

Signage berupa nama bangunan

dapat dipasang di fasade/muka

bangunan, antara bagian atas lantai

dasar hingga pertengahan lantai

kedua.

Perancangan penanda harus

terintegrasi dengan arsitektur

bangunan.

Reklame

Bentuk reklame dan papan

informasi harus terintegrasi dengan

arsitek bangunannya dan

menggunakan ornamen khas Aceh.

Pemasangan reklame harus

memperhatikan faktor keselamatan

dan keamanan.

Pemasangan reklame harus

mengikuti peraturan perda yang

berlaku, seperti lebar rekalme tidak

melebihi batas trotoar.

6. Prasarana Lingkungan (Utilitas)

Page 67: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

67

Kriteria saluran drainase sepanjang jalan

kolektor dan sekunder :

Harus menerus di sepanjang jalan

terkait dengan system drainase di

seluruh kawasan

Kemiringan sekitar 2% sehingga

dapat mengalirkan air secepat-

cepatnya

Lebar saluran minimal disesuaikan

dengan prasarat jalan kolektor,

saluran harus tertutup dengan

manhole atau lubang kontrol

tertutup yang bisa diangkat bila

sewaktu-waktu diperlukan.

Manhole diberi cat atau dilapis

kembali agar menambah nilai

estetika.

TPS Wajib ada di beberapa tempat yang

memungkinkan.

Hidran Pemadam Kebakaran

ditempatkan setiap jarak 50m pada

lokasi yang strategis dan mudah dicapai.

Page 68: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

68

BAB IV RENCANA PROGRAM DAN TAHAP PELAKSANAAN

Dalam rangka implementasi Rencana Penataan Kawasan Pusaka Kota Banda Aceh direncanakan selesai dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun, dengan pentahapan progres penyelesaian setiap 5 (lima) tahun. Untuk tahap kesatu atau di 5 (lima) tahun pertama, pelaksanaan penanganan pelestarian adalah untuk kawasan pusaka prioritas Peunayong dan Kawasan Gampong Pande yang meliputi lokasi blok-blok sebagai berikut: (1) Kawasan Peunayong

a) Blok A2 – Kawasan Pusat inti pecinaan dan perdagangan dan jasa (kuliner dan suvenir);

b) Blok A6 – Kawasan Perdagangan dan jasa (water front City) sebagai bagian aset pusaka

(2) Kawasan Gampong Pande a) Blok B1 – Kawasan bersejarah, cagar budaya, wisata dan permukiman; b) Blok B2 – Kawasan permukiman dan campuran sebagai kawasan pengembangan c) Blok B3 – Kawasan Perdagangan dan jasa sebagai kawasan penyangga

Rencana pelaksanaan penataan kawaasan pusaka Kota Banda Aceh disusun berdasarkan program dan kegiatan, serta berdasarkan urgensinya. Tahapan pembangunan program jangka menengah ini dipilih untuk dilaksanakan dalam masa lima tahun (tertuang pada tabel).

Page 69: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

69

Tabel Rencana Pelaksanaan Penataan dan Pelestarian Kawasan Pusaka Kota Banda Aceh

No URAIAN PROGRAM /

KEGIATAN Lokasi Satuan

Sumber

Biaya

Tahun

Pelaksana Pembangunan

Pemerintah Daerah Swasta /

Masyarakat Pemerintah Pusat

2015 2016 2017 2018 2019 Dinas

PU Kota

Bappeda Kota

Dinas Pertamanan

Dinas Kebudayaan & Pariwisata

Swasta Masyarakat

I

SKALA KOTA (City Wide)

A Penanganan Kawasan Pusaka Prioritas Kota Banda Aceh

1

Tindak Lanjut/Pengesahan Ranperwal Tentang Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kawasan Peunayong Dan Kawasan Gampoeng Pande Kota Banda Aceh

City Wide ls

APBD √ √

2

Pendataan Detail dan Rinci untuk penentuan klasifikasi aset pusaka/ Cagar Budaya

City Wide ls APBN √ √ √

3 Pembuatan/Penyusunan Klasifikasi Bangunan Aset Pusaka/ Cagar Budaya

City Wide ls APBN √ √ √

4 Penetapan Klasifikasi Bangunan Aset Pusaka/ Cagar Budaya

City Wide ls APBN √ √ √

Page 70: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

70

No URAIAN PROGRAM /

KEGIATAN Lokasi Satuan

Sumber

Biaya

Tahun

Pelaksana Pembangunan

Pemerintah Daerah Swasta /

Masyarakat Pemerintah Pusat

2015 2016 2017 2018 2019 Dinas

PU Kota

Bappeda Kota

Dinas Pertamanan

Dinas Kebudayaan & Pariwisata

Swasta Masyarakat

5 Penelitian Arkeologi Kawasan

Gampong Pande

ls APBN √ √

6 Penyusunan RTBL Kawasan Pusaka

Kawasan jalan utama (mulai dari simpang lima hingga Monumen Simpang Mesra; Kopelma,;

Kawasan Jalan Utama (Simpang Jam hingga simpang tiga sepanjang Jl. T. Umar & Ketapang);

Kawasan Waterfront (dari Peunayong hingga TPI/Lampulo);

Kawasan

ls APBN / APBD

√ √

Page 71: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

71

No URAIAN PROGRAM /

KEGIATAN Lokasi Satuan

Sumber

Biaya

Tahun

Pelaksana Pembangunan

Pemerintah Daerah Swasta /

Masyarakat Pemerintah Pusat

2015 2016 2017 2018 2019 Dinas

PU Kota

Bappeda Kota

Dinas Pertamanan

Dinas Kebudayaan & Pariwisata

Swasta Masyarakat

Waterfront (dari Peunayong hingga Jembatan Pante Pirak

7 Pengembangan UKM

6 (Enam) Kawasan Pusaka Prioritas

ls APBD √ √ √ √ √

8 Usaha Untuk Mendapat Predikat Warisan Budaya Nasional

Kawasan Kota Lama (termasuk kawasan Peunayong dan Kawasan Gampo Pande

ls APBN √ √ √ √

B Perencanaan Dan Pelaksanaan Acara/Event Tahunan Kota Pusaka Banda Aceh

1

Kajian pengembangan acara dan kegiatan bagi keberlangsungan pariwisata kota pusaka

Kawasan Waterfront

(dari Peunayong

hingg jembatan

ls APBD √

Page 72: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

72

No URAIAN PROGRAM /

KEGIATAN Lokasi Satuan

Sumber

Biaya

Tahun

Pelaksana Pembangunan

Pemerintah Daerah Swasta /

Masyarakat Pemerintah Pusat

2015 2016 2017 2018 2019 Dinas

PU Kota

Bappeda Kota

Dinas Pertamanan

Dinas Kebudayaan & Pariwisata

Swasta Masyarakat

Pante Pirak)

2

Studi dan rancangan pelaksanaan acara /event tahunan daerah kota pusaka

Kota Banda Aceh

ls APBD √ √

√ √

3

Mengadakan event-event rutin mengenai jelajah kota pusaka bagi pelajar dan komunitas masyarakat

Kota Banda Aceh

ls APBD

√ √

√ √

4

Pelaksanaan acara/event tahunan bagi keberlangsungan pariwisata kota pusaka banda aceh

Kota Banda Aceh

ls APBD

√ √ √

√ √

C Perencanaan Dan Pelaksanaan Kegiatan Promosi Kota Pusaka Banda Aceh

1 Kajian perencanaan kegiatan promosi daerah dan kota pusaka aceh

Kota Banda Aceh

ls APBD √

2 Pembuatan brosur, situs, peta pusaka, website kota pusaka dan papan

Kota Banda Aceh

ls APBD √ √ √

Page 73: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

73

No URAIAN PROGRAM /

KEGIATAN Lokasi Satuan

Sumber

Biaya

Tahun

Pelaksana Pembangunan

Pemerintah Daerah Swasta /

Masyarakat Pemerintah Pusat

2015 2016 2017 2018 2019 Dinas

PU Kota

Bappeda Kota

Dinas Pertamanan

Dinas Kebudayaan & Pariwisata

Swasta Masyarakat

informasi pada obyek atau situs tersebut

3 Pembuatan sistem informasi wisata secara online dan promosi wisata

Kota Banda Aceh

ls APBD √ √ √ √ √

4

Keikutsertaan dan partisipasi dalam acara promosi kota pusaka lainnya di daerah lainnya

Kota Banda Aceh

ls APBD √ √ √

√ √ √

5

Menarik minat dan bekerja sama dengan media lokal, nasional maupun internasional untuk membuat liputan terkait pusaka kota

Kota Banda Aceh

ls APBD √ √ √

√ √ √

II SKALA KAWASAN PUSAKA PRIORITAS (KAWASAN PEUNAYONG DAN KAWASAN GAMPONG PANDE)

2.1 KAWASAN PEUNAYONG

A Penyusunan Asepk Legal

1 Penyusunan Peraturan Zonasi

Kawasan Peunayong

ls APBD

Page 74: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

74

No URAIAN PROGRAM /

KEGIATAN Lokasi Satuan

Sumber

Biaya

Tahun

Pelaksana Pembangunan

Pemerintah Daerah Swasta /

Masyarakat Pemerintah Pusat

2015 2016 2017 2018 2019 Dinas

PU Kota

Bappeda Kota

Dinas Pertamanan

Dinas Kebudayaan & Pariwisata

Swasta Masyarakat

2 Penyusunan Draft Perwal tentang Peraturan Zonasi

Kawasan Peunayong

ls APBD

B

Pengembangan Fisik Kawasan

Sebagai Usaha Proteksi Awal

terhadap Aset Pusaka

1

Pembuatan Drainase dan

Pedestrian di Kawasan

Peunayong

Kawasan

Peunayong m

2 APBD

2 Pengembangan Intensif

Fisik Kawasan

Kawasan

Peunayong ls APBD

C

Perencanaan dan

Pembangunan Fisik Kawasan

Pusaka

BLOK A-2

1

DED Pejalan

Kaki/Pedestrian dan

Saluran Drainase sekitar

Jalan Kartini

Blok A 1 m2 APBD √ √

2

Pembangunan Pejalan

Kaki/Pedestrian dan

Saluran Drainase sekitar

Jalan Kartini

Blok A 1 m2 APBD √ √

Page 75: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

75

No URAIAN PROGRAM /

KEGIATAN Lokasi Satuan

Sumber

Biaya

Tahun

Pelaksana Pembangunan

Pemerintah Daerah Swasta /

Masyarakat Pemerintah Pusat

2015 2016 2017 2018 2019 Dinas

PU Kota

Bappeda Kota

Dinas Pertamanan

Dinas Kebudayaan & Pariwisata

Swasta Masyarakat

3

Penghijauan sepanjang

Pedestrian Mall

(Penayong Walk)

Blok A 1 m2 APBD √ √

4

Melengkapi Street

Furniture ( tempat

sampah, tempat duduk,

sign age, Lampu, gerbang

kawasan)

Blok A 1 ls APBD √ √ √ √ √

. 5

Penataan Area parkir

untuk mendukung

Pedestrain Mall

(Penayong Walk )

Blok A 1 m2 APBD √ √ √

BLOK A-6

1

DED Pejalan

Kaki/Pedestrian dan

Saluran Drainase

Blok A 6 m2 APBD √ √

2

Pembangunan Pejalan

Kaki/Pedestrian dan

Saluran Drainase sekitar

Jalan Kartini

Blok A 6 m2 APBD √ √

3 Revitalisasi Taman rex

sebagai fungsi ruang Blok A 6 unit APBD √ √

Page 76: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

76

No URAIAN PROGRAM /

KEGIATAN Lokasi Satuan

Sumber

Biaya

Tahun

Pelaksana Pembangunan

Pemerintah Daerah Swasta /

Masyarakat Pemerintah Pusat

2015 2016 2017 2018 2019 Dinas

PU Kota

Bappeda Kota

Dinas Pertamanan

Dinas Kebudayaan & Pariwisata

Swasta Masyarakat

terbuka

4

Melengkapi Street

Furniture ( tempat

sampah, tempat

duduk/Bangku taman,

sign age, Lampu PJU,

gerbang kawasan)

Blok A 6 unit APBD √ √ √ √

. 5

Penataan Area parkir

untuk mendukung

Pedestrain Mall (

Penayong Walk )

Blok A 6 m2 APBD √ √ √

2.2 KAWASAN GAMPONG PANDE

A Penyusunan Asepk Legal

1 Penyusunan Peraturan Zonasi

Kawasan Gampong

Pande Ls

APBD √ √

2 Penyusunan Draft Perwal tentang Peraturan Zonasi

Kawasan Gampong

Pande Ls

APBD √ √

B

Pengembangan Fisik Kawasan

Sebagai Usaha Proteksi Awal

terhadap Aset Pusaka

Page 77: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

77

No URAIAN PROGRAM /

KEGIATAN Lokasi Satuan

Sumber

Biaya

Tahun

Pelaksana Pembangunan

Pemerintah Daerah Swasta /

Masyarakat Pemerintah Pusat

2015 2016 2017 2018 2019 Dinas

PU Kota

Bappeda Kota

Dinas Pertamanan

Dinas Kebudayaan & Pariwisata

Swasta Masyarakat

1

Pembuatan Drainase dan

Pedestrian di Kawasan

Gampong Pande

Kawasan Gampong

Pande

m2 APBD √ √

2 Pengembangan Intensif

Fisik Kawasan

Kawasan Gampong

Pande

ls APBD √ √

C

Perencanaan dan

Pembangunan Fisik Kawasan

Pusaka

BLOK B-1

1 Pembuatan Jalur Pejalan Kaki

B - 1 m2 APBD √ √

2

DED Peningkatan Jalan Lingkungan menuju Komplek makam yang di jadikan Herritage Trail.

B - 1 paket APBD √ √

3

Peningkatan Jalan Lingkungan menuju Komplek makam yang di jadikan Herritage Trail.

B - 1 m2 APBD √

4 Penyusunan DED Landmark/Tugu Untuk Kawasan Makam Raja

B - 1 paket APBD √ √

Page 78: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

78

No URAIAN PROGRAM /

KEGIATAN Lokasi Satuan

Sumber

Biaya

Tahun

Pelaksana Pembangunan

Pemerintah Daerah Swasta /

Masyarakat Pemerintah Pusat

2015 2016 2017 2018 2019 Dinas

PU Kota

Bappeda Kota

Dinas Pertamanan

Dinas Kebudayaan & Pariwisata

Swasta Masyarakat

raja.

5 Pembangunan Komplek Makam Gampoeng Pande

B - 1 ls APBD √ √ √

6 DED selter angkutan umum

B - 1 paket APBD √

7 Pembangunan selter angkutan umum

B - 1 APBD √ √

8 DED penataan Hutan kota sebagai salah satu pusat kegiatan utama kawasan

B - 1 paket APBD √ √

9 Pembangunan Hutan kota sebagai salah satu pusat kegiatan utama kawasan

B - 1 APBD √ √

10

DED Gate/Gerbang untuk memasuki kawasan wisata Gampoeng Pande

B - 1 paket APBD √

11

Pembangunan Gate/Gerbang untuk memasuki kawasan wisata Gampoeng Pande

B - 1 APBD √

Page 79: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

79

No URAIAN PROGRAM /

KEGIATAN Lokasi Satuan

Sumber

Biaya

Tahun

Pelaksana Pembangunan

Pemerintah Daerah Swasta /

Masyarakat Pemerintah Pusat

2015 2016 2017 2018 2019 Dinas

PU Kota

Bappeda Kota

Dinas Pertamanan

Dinas Kebudayaan & Pariwisata

Swasta Masyarakat

13

Pembuatan Saluran Drainase

B - 1 APBD √

14

Lampu PJU untuk median jalan (street furniture)

B - 1 Unit APBD √

15

Tempat Sampah (street furniture )

B - 1 Unit APBD √

16

Tempat duduk (street furniture )

B - 1 Unit APBD √

17

Penataan Area parkir B - 1 m2 APBD √ √

BLOK B-2

1 Pembuatan Jalur Pejalan Kaki

B - 2 m2 APBD √

2

Peningkatan Jalan Lingkungan menuju Komplek makam yang di jadikan Herritage Trail.

B - 2 APBD √ √

3

Pembuatan DED area percontohan bangunan panggung sebagai salah satu penanganan bencana

B - 2 paket APBD √

Page 80: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

80

No URAIAN PROGRAM /

KEGIATAN Lokasi Satuan

Sumber

Biaya

Tahun

Pelaksana Pembangunan

Pemerintah Daerah Swasta /

Masyarakat Pemerintah Pusat

2015 2016 2017 2018 2019 Dinas

PU Kota

Bappeda Kota

Dinas Pertamanan

Dinas Kebudayaan & Pariwisata

Swasta Masyarakat

tsunami

4

Pembangunan area percontohan bangunan panggung sebagai salah satu penanganan bencana tsunami

B - 2 ls APBD √

5 Revitalisasi Kawasan Tepian Sungai Krueng Aceh

B - 2 APBD √ √ √

6 Paving block type 1 (T = 8) B - 2 m2 APBD √ √

7 Pembuatan Saluran Drainase

B - 2 APBD √ √

8 Lampu PJU untuk median jalan (street furniture)

B - 2 Unit APBD √ √

9 Tempat Sampah (street furniture )

B - 2 Unit APBD √ √

10

Tempat duduk (street furniture )

B - 2 Unit APBD √ √

11

Penataan Area parkir B - 2 m2 APBD √ √

Page 81: Executive Summary Kota Pusaka Banda Aceh

Executive Summary Rencana Penataan Kawasan Pusaka (RPKP) Kota Banda Aceh

81

No URAIAN PROGRAM /

KEGIATAN Lokasi Satuan

Sumber

Biaya

Tahun

Pelaksana Pembangunan

Pemerintah Daerah Swasta /

Masyarakat Pemerintah Pusat

2015 2016 2017 2018 2019 Dinas

PU Kota

Bappeda Kota

Dinas Pertamanan

Dinas Kebudayaan & Pariwisata

Swasta Masyarakat

11

Pembuatan Saluran Drainase tertutup

B - 2 m2 APBD √

BLOK B-3

1 Pembuatan Jalur Pejalan Kaki

B - 3 m2 APBD

√ √

2 Pembuatan sandaran perahu wisata/dermaga

B - 3 unit APBD √ √

3 Pembuatan selter angkutan wisata

B - 3 unit APBD √ √

4 Revitalisasi Kawasan Tepian Sungai Krueng Aceh

B - 3 m2 APBD √ √ √

5 Peningkatan dan pemeliharaan Kawasan masjid dan makam

B - 3 m2 APBD √ √

6 Peningkatan jalan lingkungan

B - 3 m2 APBD

√ √ √