EXECUTIVE SUMMARY -...

34
1 EXECUTIVE SUMMARY (A) Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan Dalam Mendukung Pariwisata. (B) 281 Halaman, 61 Gambar, 54 Tabel, 5 Diagram. (C) Kata Kunci: Pelayanan, ASDP, DPN, KPPN, KSPN. (D) Daftar Acuan: 47 (1972-2002). (E) Penelitian tentang Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan Dalam Mendukung Pariwisata adalah penelitian yang dikonstruksikan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan dengan Pihak Ketiga dalam hal ini PT. Indo Desain Nusantara, tahun 2013. PERMASALAHAN. Peningkatan pelayanan ASDP dalam menunjang Sektor Pariwisata ini tidak hanya dilakukan dengan peningkatkan sarana dan prasarana saja, tetapi harus diimbangi dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusianya. Oleh karena itu perlu adanya standar pelayanan yang jelas mengenai Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan sehingga pelayanan dapat memenuhi kebutuhan para wisatawan. Secara rinci rumusan masalah di atas dapat dijabarkan sebagai berikut : (1) Bagaimana gambaran mengenai pelayanan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan sebagai unit kerja pemerintah dalam menunjang penyelenggaraan pariwisata nasional dewasa ini ? Bagaimana rumusan pelayanan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan sebagai unit kerja pemerintah dalam menunjang penyelenggaraan pariwisata nasional ? MAKSUD DAN TUJUAN STUDI. Maksud Studi ini adalah melakukan analisis dan evaluasi pelayanan angkutan sungai danau penyeberangan dalam mendukung pariwisata, serta merumuskan langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan pemerintah dalam hal ini adalah Departemen Perhubungan untuk meningkatkan peran dan fungsi ASDP terhadap suksesnya sektor pariwisata sehingga peran dan fungsi tersebut dapat lebih efektif dan efesien. Sedangkan Tujuan Studi ini adalah terselenggaranya pelayanan angkutan sungai, danau dan penyeberangan dalam mendukung pariwisata yang lebih efektif dan efisien.

Transcript of EXECUTIVE SUMMARY -...

1

EXECUTIVE SUMMARY

(A) Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan

Penyeberangan Dalam Mendukung Pariwisata.

(B) 281 Halaman, 61 Gambar, 54 Tabel, 5 Diagram.

(C) Kata Kunci: Pelayanan, ASDP, DPN, KPPN, KSPN.

(D) Daftar Acuan: 47 (1972-2002).

(E) Penelitian tentang Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai

Danau Dan Penyeberangan Dalam Mendukung Pariwisata adalah

penelitian yang dikonstruksikan oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Kementerian Perhubungan dengan Pihak Ketiga

dalam hal ini PT. Indo Desain Nusantara, tahun 2013.

PERMASALAHAN.

Peningkatan pelayanan ASDP dalam menunjang Sektor Pariwisata ini

tidak hanya dilakukan dengan peningkatkan sarana dan prasarana

saja, tetapi harus diimbangi dengan peningkatan kualitas Sumber

Daya Manusianya. Oleh karena itu perlu adanya standar pelayanan

yang jelas mengenai Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan

sehingga pelayanan dapat memenuhi kebutuhan para wisatawan. Secara

rinci rumusan masalah di atas dapat dijabarkan sebagai berikut : (1)

Bagaimana gambaran mengenai pelayanan Angkutan Sungai Danau

dan Penyeberangan sebagai unit kerja pemerintah dalam menunjang

penyelenggaraan pariwisata nasional dewasa ini ? Bagaimana rumusan

pelayanan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan sebagai unit

kerja pemerintah dalam menunjang penyelenggaraan pariwisata

nasional ?

MAKSUD DAN TUJUAN STUDI.

Maksud Studi ini adalah melakukan analisis dan evaluasi

pelayanan angkutan sungai danau penyeberangan dalam

mendukung pariwisata, serta merumuskan langkah-langkah apa saja

yang perlu dilakukan pemerintah dalam hal ini adalah Departemen

Perhubungan untuk meningkatkan peran dan fungsi ASDP terhadap

suksesnya sektor pariwisata sehingga peran dan fungsi tersebut dapat

lebih efektif dan efesien. Sedangkan Tujuan Studi ini adalah

terselenggaranya pelayanan angkutan sungai, danau dan

penyeberangan dalam mendukung pariwisata yang lebih efektif

dan efisien.

2

KEGUNAAN STUDI.

Melalui studi ini, diharapkan peran dan fungsi ASDP terhadap

suksesnya sektor pariwisata lebih terbuka dan dimanfaatkan

sepenuhnya untuk peningkatan pelaksanaan pembangunan di sektor

pariwisata.

RUANG LINGKUP PENELITIAN.

Uraian kegiatan / ruang lingkup dari studi ini sebagai berikut:

1. Inventarisasi Peraturan Perundang-undangan tentang sarana

dan prasarana angkutan sungai, danau dan penyeberangan;

2. Inventarisasi Kebijakan tentang pelayanan dan pengembangan

sarana dan prasarana angkutan sungai, danau dan

penyeberangan dalam mendukung pariwisata di Indonesia;

3. Inventarisasi sarana dan prasarana angkutan sungai, danau

dan penyeberangan dalam mendukung pariwisata di Indonesia;

4. Inventarisasi pelayanan angkutan sungai, danau dan

penyeberangan dalam mendukung pariwisata di Indonesia;

5. Mengidentifikasi obyek-obyek pariwisata di Indonesia yang

perlu didukung transportasi SDP;

6. Melakukan analisis dan evaluasi pengembangan sarana dan

prasarana angkutan sungai, danau dan penyeberangan dalam

mendukung pariwitasa di masa mendatang (tahun 2030).

7. Menyusun konsep pengembangan pelayanan angkutan sungai,

danau dan penyeberangan dalam mendukung pariwisata di

Indonesia;

8. Lokasi studi adalah obyek wisata yang dilayani Transportasi SDP,

di: Medan, Denpasar, Kendari, Sorong, dan Kupang.

PROSES PEMAHAMAN DALAM PENYELESAIAN STUDI.

Pelayanan ASDP dalam menunjang sektor pariwisata merupakan

komponen yang penting dalam mendukung kegiatan pelayanan jasa

transportasi disektor pariwisata. Dalam rangka pemberian pelayanan

yang demikian terhadap sektor pariwisata, pemerintah perlu

menyusun konsep pelayanan ASDP untuk menangani bidang

pariwisata. Pelayanan ASDP bidang pariwisata yang disusun

hakikatnya akan mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat

wisata yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah

sebagai abdi masyarakat. Hal yang lebih penting lagi melalui

pelayanan ASDP bidang pariwisata ini, akan menjadikan pemerintah

mempunyai kemampuan melakukan pengaturan, pengendalian, acuan

pengawasan dan pedoman dalam mengukur efektivitas dan efisiensi

dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya di bidang ASDP. Pada

akhirnya pemerintah dapat mengevaluasi atas kemampuan, keahlian,

keterampilan, perilaku dan tanggung jawab ASDP dibidang

3

pariwisata. Beberapa dimensi pokok yang bisa dijadikan tolok ukur

yang dapat dipakai untuk menguji tentang pelayanan dalam bidang

pariwisata, yaitu :

1. Bukti langsung (Tangibles), yaitu pelayanan yang diukur dengan

melalui fasilitas fisik, sarana prasarana, perlengkapan, pegawai,

dan sarana komunikasi dalam memberikan pelayanan pariwisata.

2. Keandalan (Reliability), yaitu pelayanan yang diukur melalui

kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera dan memuaskan dalam menunjang

sektor pariwisata.

3. Daya tanggap (Responsiveness), yaitu pelayanan yang diukur

melalui kesediaan para staf untuk membantu para pelanggan

wisata dalam memberikan pelayanan dengan tanggap terhadap

kebutuhan wisatawan.

4. Jaminan (Assurance), yaitu pelayanan yang diukur melalui

kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki

para staf ASDP, serta jaminan bebas dari bahaya, resiko atau

keragu-raguan selama dalam pelayaran.

5. Empati, yaitu pelayanan yang dapat diukur melalui kemudahan

dalam melakukan hubungan komunikasi dan pemahaman akan

kebutuhan para pelanggan di sektor pariwisata.

Pola pikir dari penelitian dengan judul “Studi Peningkatan Pelayanan

Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan Dalam Mendukung

Pariwisata”, dapat digambarkan dengan penjabaran sebagai berikut :

4

POLA PIKIR

PROSES

1. Metode Penelitian 2. Analisis Dan

Pembahasan

INPUT

Kondisi Eksisting

Pelayanan ASDP dalam

mendukung Pariwisata

OUTPUT Tersusunnya Konsep

Layanan ASDP Dalam

Mendukung Pariwisata

OUTCOME

Peningkatan Jumlah

Wisatawan di Indonesia

GAMBAR 1 : Pola Pikir Kajian Peningkatan Dan Pemanfaatan Angkutan Sungai,

Danau Dan Penyeberangan Dalam Mendukung Pariwisata

DASAR HUKUM:

UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran;

UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;

Undang-undang No.10 tahun 2009 Tentang Pariwisata

PP No. 61 Tahun 2009, Tentang Kepelabuhan;

PP No. 5 Tahun 2010, Kenavigasian;

PP No. 21 Tahun 2010 Tentang Perlindungan Lingkungan Maritim;

PP No. 22 Tahun 2011, Tentang Perubahan atas PP No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan.

KM No PM 3/ L / PHB-77 tanggal 18 Mei 1977 Tentang Perambuan Lalu Lintas Perairan Pedalaman di

Indonesia;

Permenhub No. 26 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan

ENVIRONMENTAL INPUT

Sarana, Prasarana, Infrastruktur, SDM, Teknologi

5

Alur Pikir Penyelesaian Masalah Studi Peningkatan Pelayanan

Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan Dalam Mendukung

Pariwisata, dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2 Alur Pikir Penyelesaian Masalah

BAGAIMANA

GAMBARAN

KUALITAS DAN

PELAYANAN SAAT

INI?

KONDISI EKSISTING ASDP

DALAM UPAYA

MENINGKATKAN SEKTOR

PARIWISATA

ANALISIS DAN

PEMBAHASAN

STUDI PENINGKATAN PELAYANAN ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN

PENYEBERANGAN DALAM MENDUKUNG PARIWISATA

LOKASI PENELITIAN 5 DAERAH DENGAN RESPONDEN:

PEJABAT PEMERINTAH DAERAH (BAPPEDA), PARA PELAKU WISATA (AGEN

PERJALANAN/ BIRO/ PERORANGAN DAN ASDP

REKOMENDASI : TERSUSUNNYA KONSEP

PENINGKATAN DAN PEMANFAATAN

ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN

PENYEBERANGAN DALAM MENDUKUNG

PARIWISATA

6

METODOLOGI PENELITIAN.

Rancangan (design) riset studi ini dilakukan dengan melalui beberapa

tahapan pelaksanaan, sebagaimana tertuang pada tabel 1 dan menjawab

rancangan design research maka disusun perumusan masalah,

pengumpulan data, analisis dan evaluasi dalam studi ini melalui

pendekatan studi deskriptif kualitatif yang dimulai dari:

1. Inventarisasi kebijakan transportasi ASDP sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2. Inventarisasi sarana dan prasarana ASDP.

3. Inventarisasi kebijakan kepariwisataan pemda setempat

4. Penyusunan konsep persiapan pelaksanaan rencana kerja studi

(tujuan untuk pemantapan metodologi penelitian).

5. Survei data sekunder meliputi tugas pokok dan fungsi ASDP,

mekanisme kerja dan fasilitas peralatan pendukung, kebijakan

kepariwisataan pemda setempat, dan inventarisasi kondisi

kepariwisataan setempat.

6. Pengumpulan data primer dari lapangan

7. Kompilasi data primer

8. Evaluasi data primer

Tabel 1

Design Penelitian

Inventarisasi Kebijakan

Penyusunan konsep

persiapan pelaksanaan

pemantapan metodologi penelitian

Penyusunan rencana

kerja

Survey data sekunder

Kondisi eksisting

Laporan pendahuluan

Survey data lapangan

Kompilasi data lapangan

Evaluasi permasalahan

Penyusunan draft

laporan akhir

Draft laporan akhir

Draft laporan akhir

Evaluasi

Penyusunan Laporan

Final

Laporan Final

7

TAHAPAN STUDI.

Gambaran Tahapan Studi, dapat dilihat pada Gambar 3 (Tahapan Studi)

PERSIAPAN

PENYUSUNAN LAPORAN

PENDAHULUAN

Koordinasi dan kesepakatan tim

Penetapan Metodologi Laporan

pendahuluan

Masukan dari Tim Pengarah dan

Pendamping

INVENTARISASI DATA

INVENTARISASI PERMASALAHAN

SURVEY LAPANGAN

LAPORAN ANTARA

ANALISIS DAN EVALUASI

PENYIAPAN KONSEP LAPORAN AKHIR

PRESENTASI KONSEP LAPORAN AKHIR

PENYEMPURNAAN DAN FINALISASI

FINAL REPORT

Pengumpulan informasi (Studi

literatur, studi yang sudah ada,

dan Survey lapangan

Mengkaji Potensi ASDP dan

Kepariwisataan setempat

Menyusun Rancangan

Rekomendasi upaya

peningkatan pelayanan ASDP

dalam mendukung pariwisata

nasional

8

HASIL PENELITIAN.

Kondisi Jaringan Pelayanan Angkutan Sungai Danau dan

Penyeberangan (ASDP) Di Kawasan Pengembangan Pariwisata

Nasional (KPPN).

Jaringan pelayanan ASDP yang ada dan yang direncanakan (Master

Plan 2010 – 2030) dihadapkan dengan 12 Destinasi Pariwisata Nasional

(RIPPARNAS 2010 – 2025), akan menggambarkan seberapa jauh

potensi ASDP dapat melayani kawasan pariwisata tersebut. Dari potensi

jaringan ASDP tersebut, langkah-langkah strategis dapat disusun

bersama-sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

dalam suatu sinergi yang optimal.

Berikut akan diperlihatkan kondisi jaringan pelayanan ASDP (Sarana

dan Prasarana) dikawasan 49 KPPN:

1. DPN Nias – Simeulue terdapat 3 KPPN yaitu :

a. KPPN Simeulue dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai

berikut :

1.) Pelabuhan Penyeberangan : Sinabang

2.) Lintas Penyeberangan : - Sinabang – Labuhan Haji

- Sinabang – Singkil

- Sinabang – Pulau Banyak

- Sinabang – Meulaboh.

3.) Kapal : - KMP Tanjung Burang.

- KMP Belanak.

- KMP Teluk Sinabang.

- KMP Teluk Singkil.

b. KPPN Nias Barat dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai

berikut :

1.) Pelabuhan Penyeberangan : Gunung Sitoli

2.) Lintas Penyeberangan : - Sibolga – G. Sitoli

- G. Sitoli – Singkil

3.) Kapal : - KMP Teluk Singkil

- KMP Belanak.

c. KPPN Teluk Dalam dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai

berikut :

1.) Pelabuhan Penyeberangan : Rencana dalam Master Plan

2010 - 2030

2.) Lintas Penyeberangan : Sibolga – Teluk Dalam

3.) Kapal : KMP Raja Enggano.

2. DPN Medan – Toba terdapat 5 KPPN sebagai berikut :

a. KPPN Medan – Kota.

Lintas penyeberangan Belawan- Penang berpotensi dihidupkan

lagi.

b. KPPN Tangkahan – Leuser

9

Belum diperlukan Jaringan ASDP, namun pelabuhan Tapak

Tuan dapat dijadikan akses masuk dari pantai Barat Sumatera.

c. KPPN Bukit Lawang

Belum diperlukan Jaringan ASDP.

d. KPPN Toba dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut:

1) Pelabuhan penyeberangan : - Ajibata

- Tomok

- Nainggolan

- Muara

2) Lintas Penyeberangan : - Ajibata – Tomok

- Nainggolan – Muara

3) Kapal : - KMP Tao Toba I dan II

- KMP Sumut I dan II

e. KPPN Sibolga dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai

berikut:

1) Pelabuhan Penyeberangan : Sibolga (belum beroperasi)

2) Lintas Penyeberangan : - Sibolga – G. Sitoli

- Teluk Dalam – Sibolga

3). Kapal : - KMP Belanak

- KMP Tanjung Buram

- KMP Raja Enggano

- KPM Tello

3. DPN Bali – Nusa Lembongan terdapat 11 KPPN sebagai

berikut:

a. KPPN Bali Utara

Belum ada fasilitas ASDP, tetapi sudah ada rencana lintas

penyeberangan Singaraja-Kangean.

b. KPPN Menjangan- Pemuteran

Belum ada fasilitas ASDP, ada potensi untuk menghubungkan

dengan Pulau Menjangan dan Pelabuhan Gilimanuk.

c. KPPN Taman Nasional Bali Barat

Belum ada fasilitas ASDP, namun ada potensi berupa akses dari

pelabuhan penyeberangan Gilimanuk atau Pelabuhan

Penyeberangan Ketapang.

d. KPPN Bedugul.

Belum ada fasilitas ASDP, namun ada potensi angkutan perairan

daratan.

e. KPPN Kuta- Sanur- Nusa Dua.

Belum ada fasilitas ASDP, namun ada potensi berupa akses ke

pulau Nusa Penida.

f. KPPN Nusa Penida dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai

berikut:

1) Pelabuhan Penyeberangan : Nusa Penida

2) Lintas Penyeberangan : Gunaksa – Nusa Panida

3) Kapal : - KMP Inerie

- KMP Nusa Jaya Abadi

10

g. KPPN Ubud.

Tidak diperlukan fasilitas ASDP

h. KPPN Kintamani – Danau Batur

Belum ada fasilitas ASDP, ada potensi Angkutan Perairan

Daratan.

i. KPPN Besakih – Gunung Agung

Tidak diperlukan fasilitas ASDP.

j. KPPN Tulamben – Amed

Belum ada fasilitas ASDP, ada potensi ASDP.

k. KPPN Karang Asem- Amuk

Pelabuhan penyeberangan Padangbai ada dikawasan ini yang

menyeberangkan 23 KMP setiap hari.

4. DPN Lombok – Gili Tramena terdapat 6 KPPN sebagai berikut :

a. KPPN Rinjani

Belum ada fasilitas ASDP, ada potensi ASDP di danau Segara

Anakan.

b. KPPN Gili Tramena

Belum ada fasilitas ASDP, baru ada rencana pelabuhan

penyeberangan di Bangsal.

c. KPPN Mataram Kota dengan sarana dan prasarana ASDP

sebagai berikut:

1) Pelabuhan Penyeberangan : Lembar

2) Lintas Penyeberangan : Lembar – Padangbai

3) Kapal : 23 buah KMP

d. KPPN Pantai Selatan Lombok

Belum ada fasilitas ASDP, ada potensi ASDP ke pelabuhan

penyeberangan Sekotong dan lintas penyeberangan ke Sumbawa

Barat.

e. KPPN Praya – Sade

Belum ada fasilitas ASDP

f. KPPN Sumbawa Barat

Belum ada fasilitas, ada potensi ASDP

5. DPN Komodo – Ruteng terdapat 3 KPPN sebagai berikut :

a. KPPN Labuhan Bajo dengan sarana dan prasarana ASDP

sebagai berikut:

1) Pelabuhan Penyeberangan : Labuhan Bajo

2) Litas Penyeberangan : - Labuhan Bajo – Sape

- Jampea – Labuhan Bajo

3) Kapal : - KMP Cengkih Apo

- KMP Dewana Dharma

- KMP Mandala Nusantara

- KMP Cakalang

- KMP Sangka Pelangga

11

b. KPPN Komodo dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai

berikut:

1) Pelabuhan penyeberangan belum ada, namun bisa anker

dilaut.

2) Lintas penyeberangan: - Komodo-Labuan Bajo.

- Sape-Komodo

3) Kapal : - KMP Cengkeh Apo

- KMP Dewana Dharma

- KMP Mandala Nusantara

- KMP Cakalang

c. KPPN Ruteng Tidak diperlukan fasilitas ASDP.

6. DPN Kelimutu- Meumere terdapat 3 KPPN sebagai berikut :

a. KPPN Bajawa

Tidak diperlukan fasilitas ASDP.

b. KPPN Ende – Kalimutu dengan sarana dan prasarana ASDP

sebagai berikut:

1) Pelabuhan Penyeberangan : Nangakeo (Ende)

2) Lintas Penyeberangan : - Kupang – Ende

- Ende - Waingapu

3) Kapal : KMP Ile Ape

c. KPPN Meumere – Sikka

Belum ada fasilitas ASDP, ada potensi ASDP

7. DPN Sumba- Waikabubak terdapat 2 KPPN sebagai berikut :

a. KPPN Waingapu-Laiwangi Wanggameti dengan sarana dan

prasarana ASDP sebagai berikut :

1) Pelabuhan Penyeberangan : Waingapu

2) Lintas Penyeberangan : - Waingapu – Sabu

- Waingapu – Aimere

- Waingapu – Ende

- Waingapu – Sape

3) Kapal : - KMP Rokatenda

- KMP Ile Ape

b. KPPN Waikabubak – Manupeh Tanah Daru dengan sarana dan

prasarana ASDP sebagai berikut :

1) Pelabuhan Penyeberangan : Waikelo

2) Lintas Penyeberangan : - Waikelo – Sape

- Waikelo – Aimere

3) Kapal : - KMP Cakalang.

8. DPN Alor- Lembata terdapat 3 KPPN sebagai berikut :

a. KPPN Larantuka dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai

berikut:

1) Pelabuhan Penyeberangan : Larantuka

12

2) Lintas Penyeberangan : - Larantuka – Kupang

- Larantuka – Wewerang

3) Kapal : - KMP Uma Kalada

- KMP Namparnos

b. KPPN Lamalera – Lembata dengan sarana dan prasarana ASDP

sebagai berikut :

1) Pelabuhan Penyeberangan : Lewoleba

2) Lintas Penyeberangan : - Lewoleba – Waiwerang

- Lewoleba – Baranusa

3) Kapal : KMP Namparnos.

c. KPPN Alor- Kalabahi dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai

berikut :

1) Lintas Penyeberangan : - Kalabahi – Baranusa

- Kalabahi – Teluk Gurita

2) Pelabuhan Penyeberangan : Kalabahi

3) Kapal : KMP Namparnos

9. DPN Kupang – Rotendao terdapat 2 KPPN sebagai berikut :

a. KPPN Nemberala – Rotendao dengan sarana dan prasarana ASDP

sebagai berikut :

1) Pelabuhan Penyeberangan : Rote

2) Lintas Penyeberangan : Kupang – Rote

3) Kapal : KMP Ile Mandiri

b. KPPN Kupang – Soe dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai

berikut :

1) Pelabuhan Penyeberangan : - Balok

- Hansisi

2) Lintas Penyeberangan : - Kupang – Rote

- Kupang – Seba

- Kupang – Larantuka

- Kupang – Kalabahi

- Kupang – Aimere

- Kupang – Ende

- Kupang – Hansisi

3) Kapal : - KMP ILE Mandiri

- KMP Cucut

- KMP Ile Ape.

10. DPN Kendari- Wakatobi terdapat 4 KPPN sebagai berikut :

a. KPPN Baubau dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut :

1) Pelabuhan Penyeberangan : - Baubau

- Kamaru

- Labuan (sedang dibangun)

2) Lintas Penyeberangan : - Baubau - Dongkala

- Kamaru - Wanci

3) Kapal : - KMP Madidihang

13

- KMP Bahtera Mas

b. KPPN Kendari dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut :

1) Pelabuhan Penyeberangan : Kendari

2) Lintas Penyeberangan : Kendari- Lenggara

3) Kapal : KMP Ariwangan

c. KPPN Rawa Aopa Watumohai

Belum ada fasilitas ASDP

d. KPPN Wakatobi dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut

:

1) Pelabuhan Penyeberangan : Wanci

2) Lintas Penyeberangan : Wanci – Kawaru

3) Kapal : KMP Bahtera Mas

11. DPN Sorong- Raja Ampat terdapat 3 KKPN sebagai berikut :

a. KPPN Raja Ampat dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai

berikut :

1) Pelabuhan Penyeberangan : Waigama (sedang dibangun)

2) LintasPenyeberangan : - Waigama – Limalas

- Folley – Harapan Jaya

- Sorong – Folley

- Sorong – Limalas

- Sorong – Weejin

- Weejin – Kofiau

3) Kapal : - KMP Komodo

- KMP Kurisi

b. KPPN Sorong dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut :

1) Pelabuhan Penyeberangan : - Sorong

- Arar

2) Lintas Penyeberangan : - Sorong – Waisai

- Waisai - Sorong

3) Kapal : - KMP Arar

- KMP Komodo

- KMP Kurisi

c. KPPN Waigeo dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut :

1) Pelabuhan Penyeberangan : Waisai

2) Lintas Penyeberangan : - Kabare – Sorong

- Waisai – Sorong

3) Kapal : - KMP Kurisi

- KMP Arar

-

12. DPN Manokwari- Fakfak terdapat 4 KPPN sebagai berikut :

a. KPPN Teluk Bintuni dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai

berikut :

1) Pelabuhan Penyeberangan : Arranday ( Rencana )

2) Lintas Penyeberangan : Arranday – Fakfak

3) Kapal : Rencana

14

b. KPPN Manokwari dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai

berikut :

1) Pelabuhan Penyeberangan : Manokwari

2) Lintas Penyeberangan : - Manokwari – Biak

- Manokwari – Numfor

- Manokwari – Wasior

- Wasior - Nabire

3) Kapal : - KMP Kasuari Pasifik IV.

c. KPPN Fakfak – Kumafa dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai

berikut :

1) Pelabuhan Penyeberangan : Fakfak (sedang dibangun)

2) Lintas Penyeberangan : - Fakfak – Arranday

- Fakfak – Wahai

3) Kapal : Direncanakan

d. KPPN Teluk Cendrawasih dengan sarana dan prasarana ASDP

sebagai berikut :

1) Pelabuhan Penyeberangan : Wasior

2) Lintas Penyeberangan : - Wasior – Manokwari

- Wasior – Nabire

3) Kapal : KMP Napan Wainami

Mempelajari kemampuan pelayanan jaringan ASDP tersebut diatas dan

posisi jaringan ASDP di 12 DPN (Tabel 5.3), jaringan pelayanan ASDP

yang ada secara prinsip sudah dapat melayani kawasan pariwisata dengan

melakukan koordinasi diantara para pelaksana dilapangan sebanyak 29

KPPN (Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional) atau 59%.

Siapakah yang akan memulai pendekatan tersebut ? Karena Kementerian

Perhubungan yang pertama kali menyadarinya melalui suatu penelitian,

maka seyogyanya Kementerian Perhubungan lah yang mengambil inisiatif

mengambil pendekatan. Peningkatan jaringan pelayanan ASDP dilakukan

bersama-sama antara pihak sektor pariwisata dan sektor perhubungan,

karena akan menyangkut aspek-aspek perencanaan, penganggaran,

pengawasan serta teknis perkapalan dan teknis pariwisata.

Berikut ini evaluasi terhadap 49 KPPN (Kawasan Pengembangan

Pariwisata Nasional) :

1. Simeulue dan sekitarnya.

Pulau Simeulue sebagai kawasan pengembang pariwisata nasional

belum tergarap dengan baik. Banyak potensi pariwisata belum

terangkat, yang sudah siap di jual adalah wisata bahari dan wisata

pantai, salah satunya yang unik adalah pantai dengan pasir warna

merah yang tidak ditemukan di tempat lain. Terumbu karang dan aneka

jenis ikan juga ditawarkan dari daerah ini. Promosi wisata yang belum

terlihat digarap sebagaimana mestinya, sehingga potensi belum terlihat

dengan baik. Namun akses menuju pulau Simeulue cukup baik,

15

terutama moda ASDP, telah ada jaringan tetap kapal ASDP menuju

pulau Simeulue yaitu :

a. Labuhan Haji – Sinabang dengan kapal KMP Teluk Sinabang.

b. Singkal – Sinabang dengan KMP Teluk Singkil.

Jaringan pelayanan ASDP siap mendukung akses ke pulau Simeulue,

Labuhan Haji, dan Singkel dari Gunung Sitoli dan Sibolga,

berpotensial untuk dibuka, faktor koordinasi perlu ditingkatkan.

2. Nias Barat dan sekitarnya.

Promosi pariwisata dari Nias Barat kurang memadai, sedangkan akses

jaringan pelayanan ASDP sudah bagus. Telah dibangun pelabuhan

penyeberangan di Gunung Sitoli yang melayani KMP Belanak dan

KMP Tanjung Burang menuju Sibolga dan KMP Singkel ke Pulau

Banyak. Peningkatan tentu perlu dilakukan, namun koordinasi lembaga

terkait tidak bisa di tawar lagi.

3. Teluk Dalam dan sekitarnya.

Teluk Dalam adalah bagian timur pulau Nias, merupakan kawasan

strategis pariwisata nasional, memiliki obyek wisata :

a. Ombak bergulung untuk surfing

b. Tradisi lompat batu yang unik

c. Wisata pantai dan bahari

d. Waterfall dan lain – lain.

Promosi Teluk Dalam sudah lebih baik dan jaringan ASDP juga sudah

baik. Lintas Penyeberangan Teluk Dalam - Sibolga dilayani oleh KMP

Raja Enggano dan KMP Pulau Telo. Pelabuhan Penyeberangan Teluk

Dalam sedang dibangun dan banyak lintas penyeberangan ke pulau-

pulau kecil yang potensial dibagian timur seperti :

a. Pulau Telo

b. Pulau Pini

c. Pulau Sigata

d. Pulau Tanah Masa

e. Pulau Tanah Bela.

Peningkatan pelayanan ASDP melalui koordinasi dan komunikasi aktif

Sektor Pariwisata dan Sektor Transportasi.

4. Medan - Kota dan sekitarnya.

Kota Medan adalah pintu masuk utama ke Provinsi Sumatera Utara

dan bahkan juga untuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pernah

ada lintas Penyeberangan Belawan - Penang, tapi tidak berkembang,

namun ada potensi untuk di kembangkan kembali.

5. Tangkahan-Leuser dan sekitarnya.

Ekowisata Tangkahan berdekatan dengan taman nasional Leuser

memiliki fauna dan flora yang unik sangat digemari oleh wisatawan.

Akses langsung pelayaran jaringan ASDP tidak di perlukan, kecuali

akses melalui Tapak Tuan dibuka.

16

6. Bukit Lawang dan sekitarnya.

Bukit Lawang juga merupakan ekowisata potensial sesudah

Tangkahan, namun tidak memerlukan prioritas jaringan ASDP.

7. Toba dan sekitarnya.

Danau Toba adalah jualan wisata andalan dan telah didukung oleh

angkutan danau ASDP telah menyediakan pula 2 lintas penyeberangan

danau:

a) Lintas Ajibata-Tomok dengan KMP Teo Toba I dan II

b) Lintas Nainggolan- Muara dengan KMP Sumut I dan II

Peningkatan yang diperlukan sektor pariwisata, cukup dengan

meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan sektor

perkembangan.

8. Sibolga dan sekitarnya

Kota Sibolga adalah pintu keluar menuju ke gugusan pulau-pulau

indah eksotis Nias, melalui lintas Sibolga-Gunung Sitoli dan Sibolga-

Teluk Dalam dengan kapal – kapal : KMP Belanak, KMP Tanjung

Burang, KMP Raja Enggano dan KMP Telo.

9. Taman Nasional Bali Barat

Taman Nasional Bali Barat merupakan kawasan strategis pariwisata

berdekatan dengan pelabuhan Gilimanuk yang sudah berkembang

pesat menghubungkan pulau Jawa dan Pulau Bali. Lintas

Penyeberangan yang beroperasi 24 jam dan dilayani oleh 37 kapal

penyeberangan. Namun, apabila perlu fasilitas khusus untuk

pariwisata, dapat di koordinasikan dengan sektor perhubungan.

10. Menjangan- Pemuteran dan sekitarnya.

Kawasan strategis pulau Menjangan dan kawasan wisata alam

Pemuteran, merupakan wisata pantai dan bahari yang mungkin dapat

memanfaatkan akses pelabuhan penyebarangan Gilimanuk. Untuk

kelancaran arus wisatawan ke pulau Menjangan, dapat dibangun lintas

penyeberangan, walaupun tidak besar akan tetapi cukup fungsional.

Komunikasi dan koordinasi kedua sektor diperlukan untuk menjalin

sinergi selanjutnya.

11. Bedugul dan sekitarnya.

Bedugul adalah kawasan strategis Taman Tirta Danau Bedugul dan

Danau Buyan. Di kedua danau ini dapat dikembangkan angkutan

danau maupun lintas penyeberangan danau. Koordinasi dan

komunikasi antara kedua sektor perlu ditingkatkan.

12. Kintamani – Danau Batur dan sekitarnya.

Kawasan strategis Kintamani yang dibelakangnya ada Pura Batur,

Gunung Batur dan Danau Batur terdapat juga wisata budaya, air panas,

taman air dan desa wisata yang sudah banyak di kunjungi wisatawan

dan sudah berkembang. Disekeliling Danau Batur sudah ada jalan raya,

17

namun ada potensi untuk mengembangkan angkutan danau untuk

memperpendek jarak (Short cut).

13. Besakih – Gunung Agung dan sekitarnya

Kawasan Besakih dan Gungun Agung tidak membutuhkan fasilitas

ASDP.

14. Tulamben - Amed dan sekitarnya

Kawasan strategis pantai Tulambun dan Pantai Amed adalah wisata

pantai dan bahari, namun fasilitas ASDP tidak diperlukan.

15. Karang Asem – Amuk dan sekitarnya

Kawasan strategis Karang Asem dan Amuk memiliki pelabuhan

Padang Bai yang menyeberangkan 23 buah kapal motor

Penyeberangan menuju pelabuhan Lembar (Lombok). Peningkatan

pelayanan ASDP tentunya diupayakan setelah ada komunikasi dan

koordinasi.

16. Nusa Penida dan sekitarnya

Pulau Nusa Penida yang banyak obyek wisata budaya alam dan taman

laut sedang berkembang pesat telah memiliki pelabuhan

penyeberangan Nusa Pemida sebagai tunjulan pelabuhan Gunaksa

yang sedang dibangun dan di layani KMP INERIE dan KMP Nusa

Jaya Abadi.

17. Kuta –Sanur – Nusa Dua dan sekitarnya.

Kawasan strategis Kuta, Sanur dan Nusa Dua adalah kawasan elit yang

dapat di akses melalui Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan Genoa.

18. UBUD dan sekitarnya.

Kawasan strategis ubud tidak membutuhkan fasilitas ASDP.

19. Bali Utara/Singaraja dan sekitarnya

Kawasan strategis Singaraja sudah ada rencana jaringan lintas

penyeberangan Singaraja – Kangean. Namun animo lintas

penyeberangan ini belum memperlihatkan dorongan untuk percepatan

pembangunannya.

20. Gili Tramena.

Taman Gili Tramena yang di dampingi oleh Gili Meno, Gili Air dan

Gili Trawangan merupakan obkek wisata bahari yang menakjubkan.

Gugusan kepulauan ini akan mendapat akses dari pelabuhan

Penyeberangan Bangsal. Peningkatan fasilitas sarana dan prasarana

ASDP di kawasan ini akan sejalan dengan rencana pembangunan

kawasan strategis Gili Tramena. Termasuk hubungan dengan

pelabuhan Penyeberangan Padang Bai.

18

21. Rinjani dan sekitarnya.

Kawasan Gunung Rinjani dan Danau Segara Anakan tidak

memerlukan fasilitas ASDP, kecuali pengembangan angkutan danau di

Danau Segara Anakan.

22. Pantai Selatan Lombok dan sekitarnya.

Kawasan strategis Pantai Lombok Selatan adalah duplikai kawasan

Pantai Bali dan memiliki potensi hubungan dengan Sumbawa Barat

melalui lintas Penyeberangan. Namun di sebelah barat tidak ada akses

ke Sekotong, yang telah memiliki rencana lintas penyeberangan ke

pulau Nusa Pemida.

23. Mataram Kota dan sekitarnya.

Kota Mataram adalah pintu masuk utama ke pulau Lombok melalui

moda angkutan udara dan pelabuhan penyeberangan Lembar. Kawasan

Mataram memiliki kawasan wisata budaya seperti Cakra Negara dan

taman Suranade. Pelabuhan Penyeberangan Lembar adalah timpalan

pelabuhan penyeberangan Padang Bai yang mengoperasikan 23 buah

kapal motor penyeberangan. Peningkatan pelayanan dilakukan sesuai

dengan permintaan sektor pariwisata.

24. Praya - Sade

Kawasan Praya - Sade tidak membutuhkan fasilitas ASDP.

25. Sumbawa Barat dan sekitarnya.

Kawasan Sumbawa Barat merupakan wilayah baru untuk menampung

ekspansi pariwisata dari pulau Lombok. Kawasan Sumbawa Barat

memiliki pertambangan yang dikelola oleh New Mont. Akses lintasan

Sumbawa Barat ke pantai Tenggara pulau Lombok potensial untuk

dikembangkan oleh ASDP.

26. Komodo dan sekitarnya.

Binatang Komodo sangat sensitif terhadap lingkungannya, terutama

kebisingan, oleh karena itu kapal tidak bisa mendekati pantai dan

buang jangkar di tengah laut dan mendaratkan wisatawan dengan

sekoci. Namun lintasan penyeberangan dari Sape dan dari Labuan Bajo

sudah sejak lama beroperasi. Bahkan dibangun kapal motor

penyeberangan dengan nama KMP Komodo. Peningakatan pelayanan

ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata dan Sektor

Kehutanan.

27. Labuhan Bajo dan sekitarnya.

Labuhan Bajo adalah pelabuhan penyeberangan yang merupakan pintu

masuk utama ke pulau Flores dari arah barat. Pelabuhan

penyeberangan ini melanyani KMP Cengkih Apo, KMP Duwana

Dharma, KMP Mandala Nusantara, dan KMP Cakalang.

19

28. Ruteng dan sekitarnya

Kawasan Ruteng tidak membutuhkan fasilitas ASDP.

29. Bajawa dan sekitarnya

Kawasan Bajawa tidak memerlukan fasilitas ASDP.

30. Ende Kelimutu dan sekitarnya.

Ende adalah pintu masuk pulau Flores bagian selatan, akses utama

menuju Danau Kalimutu yang unik memiliki tiga warna. Ende

memiliki pelabuhan laut dan pelabuhan Penyeberangan dengan

mengoperasikan KMP Ile Ape ke Kupang dan Waingapu.

Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan

Sektor Pariwisata.

31. Maumere – Sikka dan sekitarnya

Kawasan ini belum memanfaatkan fasilitas ASDP namun apabila

diperlukan dapat perpanjangan trayek dari Larantuka.

32. Larantuka dan sekitarnya.

Kawasan Larantuka dilayani oleh lintas ASDP Kupang – Larantuka

dengan KMP Uma Kalada dan Larantuka –Waeiwerang dengan KMP

Namparnos. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi

dengan Sektor Pariwisata

33. Lamarela – Lembata dan sekitarnya.

Kawasan ini dilayani oleh lintas Weiwerang – Lewoleba – Baranusa -

Kalabahi. Dengan KMP Namparnos dan Kupang – Lawoleba dengan

KMP Ile Boleng. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan

koordinasi dengan Sektor Pariwisata

34. Alor – Kalabahi dan sekitarnya.

Kawasan pulau Alor dilayani melalui lintas Penyeberangan Baranusa –

Kalabahi dan Teluk Gurita- Kalabahi dengan KMP Namparnos dan

Kupang- Kalabahi dengan KMP Cucut. Peningakatan pelayanan ASDP

membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata.

35. Numberala – Rotendao dan sekitarnya.

Kawasan pulau Rotendao dengan pelabuhan Rote dilayani oleh KMP

Ile Mandiri dari Kupang. Peningakatan pelayanan ASDP

membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata.

36. Kupang – Soe dan sekitarnya.

Pelabuhan Penyeberangan Balok melayani lintas Penyeberangan :

37. Kupang - Luwokba dengan KMP Ile Boleng

38. Kupang - Rote dengan KMP Ile Mandiri

39. Kupang – Ende dengan KMP Ile APE

40. Kupang - Sabu dengan KMP Uma Kalada

20

41. Kupang – Larontuka dengan KMP Uma Kalada

42. Kupang – Kalabaki dengan KMP Cucut

43. Kupang – Aimere dengan KMP Cucut.

Sedang kawasan Soe dilayani melalui pelabuhan Penyeberangan

Bolok.

37. Waikabubak – Manupeh Tanah Daru dan sekitarnya.

Waikabubak dan taman nasional Manupeh Tanah Daru di akses

melalui pelabuhan Penyeberangan Waikelo. Peningakatan pelayanan

ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata

38. Waingapu – Lawangi Wanggameti dan sekitarnya.

Kawasan ini diakses melalui pelabuhan Waingapu yang melayani

trayek dari :

Sabu dengan KMP Rokatenda

Aimere dengan KMP Rokatenda.

Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan

Sektor Pariwisata

39. Rawa Aopa Watumohai dan sekitarnya

Rawa Aopa Watumohai adalah kawasan lindung berada di sebelah

barat daya Kendari, yang kaya dengan Flora dan Fauna serta deposit

batu kapur dan batu alam. Akses ke kawasan ini melalui pantai

memungkinkan adanya akses ASDP.

40. Kendari dan sekitarnya.

Kendari adalah pintu utama memasuki wilayah Sulawesi Tenggara,

yang memiliki Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pelabuhan

Penyeberangan lintas Penyeberangan Kendari - Lenggara (Pulau

Wowoni) dilayani oleh KMP Ariwangan. Peningakatan pelayanan

ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata

41. Bau – Bau dan sekitarnya.

Kawasan Bau – Bau di pulau Buton memiliki pelabuhan laut

disamping pelabuhan penyeberangan kepulauan Muna (pelabuhan

penyeberangan Dongkala) dengan KMP Madidikang.Sedangkan

lintasan Kamaru – Wanci (pulau Wangi – Wangi) dilayani oleh KMP

Bahtera Mas. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi

dengan Sektor Pariwisata.

42. Wakatobi dan sekitarnya.

Taman Nasional Wakatobi berada di gugusan kepulaun Tukang Besi,

yang terdiri dari Pulau Wangiwangi, Pulau Lengkesi, Pulau Kaledupa,

Pulau Tongea, dan Pulau Binangko. Taman Bahari yang kaya dengan

aneka binatang laut dan trumbu karang serta medan ikan paus dan ikan

pari. Lintas Penyeberangan utama ke kawasan Wakatobi adalah

21

kawasan Wanci dengan KMP Bahtera Mas untuk mendukung akses

menuju Wakatobi, telah dibangun banyak pelabuhan Penyeberangan

diantaranya :

a. Pulau Buton : - Bau Bau

- Kamaru

- Labauan

b. Pulau Muna : - Mawasangka

- Tolandona

- Wara

- Tampo

- Tondasi

Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan

Sektor Pariwisata.

43. Raja Ampat dan sekitarnya.

Raja Ampat adalah kabupaten Kepulauan Raja Ampat, yang sering

juga disebut kawasan Raja Ampat. Hampir seluruh pulau di kepulauan

Raja Ampat disebut sebagai kawasan wisata Raja Ampat, sedangkan

kawasan strategis pariwisata nasional Raja Ampat adalah Taman laut

kepulauan Raja Ampat, Pulau Kofiao dan Kepulauan Raja Ampat.

Jaringan pelayanan kapal motor penyeberangan menjangkau hampir

semua kawasan wisata di kabupaten Raja Ampat. Ada 3 Kapal Motor

Penyeberangan yaitu KMP Arar, KMP Kurisi dan KMP Komodo

melayani 14 trayek dengan hanya 2 pelabuhan penyeberangan, yaitu

Sorong dan Waisai di pulau Waigeo. Peningakatan pelayanan ASDP

membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata.

44. Sorong dan sekitarnya.

Sorong adalah pintu masuk utama ke wilayah Papua Barat sebelah

barat, memiliki bandar udara, pelabuhan laut dan pelabuhan

penyebarangan. KMP Aras, KMP Komodo dan KMP Kurisi melayani

penyeberangan di wilayah Papua Barat yang berangkat dari Sorong

menuju ke kawasan strategis pariwisata nasional Raja Ampat, kawasan

Pulau Waigeo dan kawasan pulau Gam sampai pelabuhan

Penyeberangan Petani dan Weda di pulau Halmahera. Peningakatan

pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata.

45. Waigeo dan sekitarnya

Kawasan pulau Waigeo memiliki wisata bahari yang tidak kalah dari

taman laut Raja Ampat. Kawasan ini relatif lebih gampang dijangkau

oleh turis lokal maupun mancanegara dengan menggunakan kapal

cepat, sedangkan kawasan strategis Raja Ampat jaraknya lebih jauh.

Waisai adalah pelabuhan penyeberangan yang baru selesai dan sudah

dioperasikan. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi

dengan Sektor Pariwisata.

22

46. Manokwari dan sekitarnya

Kota Manokwari adalah ibukota Provinsi Papua Barat, merupakan

pintu masuk utama provinsi Papua Barat bagian Timur, Manokwari

memiliki bandar udara, pelabuhan laut dan pelabuhan Penyeberangan,

ASDP Manokwari di kelola oleh cabang ASDP Biak. Kantong wisata

Teluk Bintuni, Teluk Cendrawasih, pegunungan Fakfak dan Kumafa

dikendalikan dari Manokwari, pada hal Teluk Bintuni, pegunungan

Fakfak dan pegunungan Kumafa juga dapat diakses dari sebelah barat

melalui kota Sorong. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan

koordinasi dengan Sektor Pariwisata.

47. Teluk Cendrawasih dan sekitarnya

Teluk Cendrawasih yang dijadikan sebagai kawasan strategis

pariwisata nasional, memiliki : cagar alam pulau Rumberpon, cagar

alam pulau Moiswaar, cagar alam laut teluk Cendrawasih dan pulau

Room. Jaringan pelayanan ASDP sedang dibangun, sedangkan

kapasitas yang ada baru menjangkau pulau Nunfor dan Biak.

Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan

Sektor Pariwisata.

48. Teluk Bintuni dan sekitarnya.

Kawasan wisata bahari ini belum terjangkau jaringan pelayanan ASDP,

namun pembangunan pelabuhan Penyeberangan telah dilaksanakan.

49. Fakfak – Kumafa dan sekitarnya.

Wisata pegunungan ini akan mendapat akses melalui pelabuhan

Penyeberangan yang dibangun di Fakfak.

Berdasarkan evaluasi tersebut diatas, posisi jaringan pelayanan

Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan di 12 DPN yang disigi

seperti tercantum pada table 5.3 dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Pada 25 KPPN, pelaksana lapangan Angkutan Sungai Danau dan

Penyeberangan sudah dapat melakukan koordinasi lansung dengan

pelaksana lapangan Sektor Pariwisata.

b. Pada 4 KPPN dapat diusulkan percepatan pembangunan fasilitas

Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan.

c. Pada 13 KPPN dapat diadakan studi untuk memperoleh kepastian

atas potensi pelayanan yang ada.

d. Sedangkan 7 KPPN tidak punya potensi untuk dikembangkan

jaringan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan.

Berdasarkan evaluasi tersebut diatas, posisi jaringan pelayanan

Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan di 12 DPN yang disigi

seperti tercantum pada table 5.3 dapat dikelompokkan sebagai berikut :

23

a. Pada 25 KPPN, pelaksana lapangan Angkutan Sungai Danau dan

Penyeberangan sudah dapat melakukan koordinasi lansung dengan

pelaksana lapangan Sektor Pariwisata.

b. Pada 4 KPPN dapat diusulkan percepatan pembangunan fasilitas

Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan.

c. Pada 13 KPPN dapat diadakan studi untuk memperoleh kepastian

atas potensi pelayanan yang ada.

d. Sedangkan 7 KPPN tidak punya potensi untuk dikembangkan

jaringan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan.

Tabel 2

Matrik Posisi Jaringan ASDP di 12 DPN

No. KPPN Peningkatan

ASDP

Ada Rencana

di

Masterplan

Ada Potensi

Jaringan

ASDP

ASDP Tidak

Diperlukan

1. Simeulue V

2. Nias Barat V

3. Teluk Dalam V

4. Medan Kota V

5. Tangkahan-Leuser V

6. Bakit Lawang V

7. Toba V

8. Sibolga V

9. Bali Utara/

Singaraja V

10. Menjangan-

Pemuteran V

11. Taman Nasional

Bali Barat V

12. Bedugul V

13. Kuta-Sanus-Nusa

Dua V

14. Nusa Penida V

15. Ubud V

16. Kintamani-Danau

Batur V

17. Besakih-Gunung

Agung V

18. Tulamben-Amed V

19. Karang Asem-

Amuk V

20. Rinjani V

21. Gili Tramena V

22. Mataram Kota V

23. Pantai Selatan

Lombok V

24. Praya-Sade V

25. Sumbawa Barat V

26. Komodo V

27. Labuan Bajo V

28. Ruteng V

29. Bajawa V

30. Ende-Kelimutu V

31. Meumere-Sikka V

32. Waingapu-

Laiwangi

Wanggameti

V

24

33. Waikabubak-

Manupeh Tanah

Daru

V

34. Larantuka V

35. Lamalera-Lembata V

36. Alor-Kalabahi V

37. Nemberala-

Rotendao V

38. Kupang-Soe V

39. Bau bau V

40. Kendari V

41. Rawa Aopa-

Watumohai V

42. Wakatobi V

43. Sorong V

44. Raja Ampat V

45. Waigeo V

46. Teluk Bintuni V

47. Manokwari V

48. Pegunungan Fak

fak- Pegunungan

Kumafa

V

49. Teluk Cendrawasih V

Total 25 4 13 7

Sumber : Data diolah.

Berdasarkan evaluasi atas 49 KPPN, diperoleh gambaran sebagai berikut :

1. Non-Technical Transportation Isolated.

KSPN Komodo dan KSPN Gili Tramena diisolasi oleh regulasi karena

habitat Komodo dan bio data laut Gili Tramena sensitive terhadap polusi

yang ditimbulkan alat transportasi.

2. Kawasan yang dilayani ASDP.

KPPN yang mendapat layanan ASDP sebanyak 26 kawasan, yang

menjadi objek peningkatan untuk mendukung pariwisata terhadap 26

KPPN yang dilayani ASDP perlu ditingkatkan pelayanan, agar dukungan

terhadap pariwisata optimal

3. Kawasan yang tidak dilayani ASDP.

Terdapat 21 KPPN yang memiliki Akses moda udara, laut dan atau jalan

raya.

Peningkatan pelayanan ASDP dapat dilakukan melalui hal-hal sebagai

berikut (Table 4) :

1. Peningkatan kapasitas (42.3%).

Lintas Komersial ASDP, ditingkatkan kapasitas melalui :

a. Penambahan frekuensi sampai batas maksimum.

b. Apabila kapasitas dermaga masih menampung, kapasitas

ditingkatkan melalui penambahan armada.

c. Apabila okupansi armada sudah penuh, maka penambahan kapasitas

dilakukan melalui penambahan dermaga. Apabila ruang untuk

membangun dermaga tidak ada lagi, berarti saaatnya membangun

pelabuhan baru.

25

2. Obtimalisasi dan Pembangunan (57,7%)

Lintas perintis ASDP memiliki Load Factor yang tidak mampu untuk

Cost Recovery dan Profit, sehinggaperbedaan tersebut ditanggung oleh

Pemerintah melalui program subsidi.

Apabila obtimalisasi operasional telah dilakukan, maka program

perluasan wilayah menentukan Pembangunan sarana dan prasarana yang

tertunda atau percepatan waktu pembangunan.

3. Penetapan Standar Pelayanan Pariwisata (100%)

Normal pengoperasian sarana dan prasarana ASDP adalah untuk

pembangunan ekonomi dibawah standar pelayanan minimal angkutan

penyeberangan. Dengan adanya nuansa peningkatan pelayanan untuk

ranah pariwisata, maka sepantasnya standar pelayanan pariwisata

dijadikan acuan. Mengingat disiplin pariwisata tidak mungkin diadopsi

ASDP seluruhnya, maka perlu ada pengaplikasian yang tidak menganggu

teknis perkapalan dan kelayakan serta keselamatan pelayaran. Hal-hal

lain yang dapat disinergikanpun dapat disepakati dan disusun program

pelaksanaan bersama Sektor Pariwisata dan Sektor Transportasi.

Pengaplikasian tersebut diakomodasikan menjadi STANDAR

PELAYANAN MINIMAL ASDP WISATA yaitu berisikan hal-hal yang

diinginkan oleh Sektor Pariwisata yang dapat dilakukan ASDP (Sektor

Transportasi).

Tabel 3

Program Dukungan ASDP untuk Pariwisata

No KPPN

Peningkatan

Kapasistas Obtimalisasi

dan

Pembangunan

Standar

Pelayanan

ASDP

Pariwisata

ASDP/

BUMN/

SWASTA

1 Simeulue - √ √

ASDP

Singkil

2 Nias Barat √ - √

ASDP

Sibolga

3 Teluk Dalam √ - √

ASDP

Sibolga

4 Toba √ - √ BUMD

5 Sibolga √ - √

ASDP

Sibolga

6

Bali

Utara/Singaraja - √ √ -

7 Nusa Penida - √ √

ASDP

Padang Bay

8 Karang Asem √ - √

ASDP

Padang Bay

9 Mataram √ - √

ASDP

Padang Bay

10 Labuan Bajo - √ √

ASDP

Kupang

26

11

Ende -

Kalimutu - √ √

ASDP

Kupang

12

Waingapu -

Faiwangi -

Wangganeli - √ √

ASDP

Waingapu

13

Waikakubak -

Manupeh

Tanah Daru - √ √

ASDP

Waingapu

14 Larantuka √ - √

ASDP

Kupang

15

Lamalera -

Lembata - √ √

ASDP

Kupang

16 Alor - Kalabahi √ - √

ASDP

Kupang

17

Numberala -

Rotendao √ - √

ASDP

Kupang

18 Kupang - Soe √ - √

ASDP

Kupang

19 Bau- Bau √ - √

ASDP Bau-

Bau

20 Kendari - √ √

ASDP Bau-

Bau

21 Wakatobi - √ √

ASDP Bau-

Bau

22 Sorong - √ √

ASDP

Sorong

23 Raja Ampat - √ √

ASDP

Sorong

24 Waigeo - √ √

ASDP

Sorong

25 Manokwari - √ √ ASDP Biak

26

Teluk

Cendrawasih - √ √ ASDP Biak

Jumlah

11/26 x

100%=42.3%

15/26 x 100%

= 57.7% 100%

GAMBARAN KINERJA MANAJEMEN ASDP.

Kinerja pada dasarnya merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung

jawab yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini, pegawai bisa belajar

seberapa besar kinerja mereka melalui sarana informasi seperti komentar baik

dari mitra kerja maupun pelanggan. Namun demikian penilaian kinerja yang

mengacu kepada suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai

dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan perilaku dan

hasil termasuk tingkat pelayanan yang diberikan kepada pengguna jasa

layanan. Fokus penilaian kinerja adalah untuk mengetahui seberapa produktif

seorang pegawai dan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif di masa

yang akan datang. Begitu pentingnya masalah kinerja pegawai ini, sehingga

tidak salah bila inti pengelolaan sumber daya manusia adalah bagaimana

mengelola kinerja SDM. Mengelola manusia dalam konteks organisasi berarti

mengelola manusia agar dapat menghasilkan kinerja yang optimal bagi

organisasi. Oleh karenanya kinerja pegawai ini perlu dikelola secara baik

untuk mencapai tujuan organisasi, sehingga menjadi suatu konsep manajemen

kinerja (performance management). Menurut definisinya, manajemen kinerja

27

adalah suatu proses strategis dan terpadu yang menunjang keberhasilan

organisasi melalui pengembangan performansi SDM. Dalam manajemen

kinerja kemampuan SDM sebagai kontributor individu dan bagian dari

kelompok dikembangkan melalui proses bersama antara pimpinan dan

individu yang lebih berdasarkan kesepakatan dari pada instruksi. Kesepakatan

ini meliputi tujuan (objectives), persyaratan pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan, serta pengembangan kinerja dan perencanaan pengembangan

pribadi. Manajemen kinerja bertujuan untuk dapat memperkuat budaya yang

berorientasi pada kinerja melalui pengembangan keterampilan, kemampuan

dan potensi-potensi yang dimiliki oleh SDM. Sifatnya yang interaktif ini akan

meningkatkan motivasi dan memberdayakan SDM dan membentuk suatu

kerangka kerja dalam pengembangan kinerja. Manajemen kinerja juga dapat

menggalang partisipasi aktif setiap anggota organisasi untuk mencapai

sasaran organisasi melalui penjabaran sasaran individu maupun kelompok

sekaligus mengembangkan protensinya agar dapat mencapai sasarannya itu.

Berdasarkan hal tersebut diatas , konsultan akan memberikan gambaran

kinerja ASDP (sesuai wilayah survey) yang dapat dijadikan sebagai landasan

dalam peningkatan pelayanan ASDP terhadap pariwisata nasional serta

rekomendasi yang dapat disarankan. Gambaran kinerja manajemen ASDP

dapat digambarkan melalui tabel yang menggambarkan opini responden

terhadap layanan ASDP berdasarkan wilayah survey yang dikunjungi.

Responden terdiri dari Dinas Perhubungan Propinsi, Dinas Pariwisata

Propinsi, dan Biro Jasa Wisata per propinsi, serta opini konsultan terhadap

layanan ASDP dalam meningkatkan pariwisata nasional.

Dari hasil kuisoner pada tabel 4.31, dimana responden yang terdiri dari; Dinas

Perhubungan Propinsi, maka dapat simpulkan dan terdapat beberapa hal

penting yang perlu mendapatkan perhatian. Hal-hal tersebut antara lain

adalah sebagai berikut :

a. Propinsi Nusa Tenggara Timur

1) Kapasitas kapal dengan jumlah penumpang kadang-kadang kurang

2) seimbang, dan jadual yang selalu kurang tepat.

3) Kurangya luas area terminal, dan peneragan yang kurang memadai

4) dimalam hari.

5) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar

pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang

kurang nyaman dan aman.

b. b. Propinsi Papua Barat

1) Kurangnya kebersihan, alat keselamatan, kapasitas kapal dengan

jumlah penumpang kadang-kadang kurang seimbang, dan jadual yang

selalu kurang tepat.

2) Kurang rapinya awak kapal dalam penampilan.

3) Kurangnya kenyamanan, kurangnya penerangan, dan kurangnya terjaga

keamanan dipelabuhan.

4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar

28

pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang

kurang nyaman dan aman.

c. c. Propinsi Sumatera Utara

1) Kurangnya kebersihan pelabuhan, alat keamanan, kapasitas kapal

dengan jumlah penumpang kadang-kadang kurang seimbang, dan

jadual yang selalu kurang tepat.

2) Kurang rapinya awak kapal dalam penampilan.

3) Kurangnya kenyamanan, kurangnya penerangan, dan kurangnya

terjaga keamanan dipelabuhan.

4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar

pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang

kurang nyaman dan aman.

d. d. Propinsi Sulawesi Tenggara

1) Kurangnya kebersihan pelabuhan, alat keamanan, kapasitas kapal

dengan jumlah penumpang kadang-kadang kurang seimbang, dan

jadual yang selalu kurang tepat.

2) Kurang rapinya awak kapal dalam penampilan.

3) Kurangya luas area terminal, dan penerangan yang kurang memadai

dimalam hari, dan kurangnya terjaga keamanan.

4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar

pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang

kurang nyaman dan aman.

e. e. Propinsi Bali

1) Kurangnya luas area ruang tunggu di terminal.

2) Kurangnya pagar pengaman.

3) Agak becek kalau hujan/ licin.

Dari hasil kuisoner, dimana responden yang terdiri dari; Dinas Pariwisata

Propinsi, maka dapat simpulkan dan terdapat beberapa hal penting yang perlu

mendapatkan perhatian. Hal-hal tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

a. Propinsi Nusa Tenggara Timur

1) Kapasitas kapal dengan jumlah penumpang kadang-kadang kurang

2) seimbang, alat keselamatan yang kurang dan jadual yang selalu kurang

tepat.

3) Kurangya tanggapan terhadap kebutuhan penumpang.

4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya penerangan

dimalam hari.

5) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar

pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang

kurang nyaman dan aman.

b. Propinsi Papua Barat

1) Kurangnya kebersihan, alat keselamatan, kapasitas kapal dengan

jumlah penumpang kadang-kadang kurang seimbang, dan jadual yang

29

selalu kurang tepat.

2) Kurang rapinya awak kapal dalam penampilan.

3) Kurangnya kenyamanan, kurangnya penerangan, dan kurangnya

terjaga keamanan dipelabuhan.

4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar

pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang

kurang nyaman dan aman.

c. Propinsi Sumatera Utara

1) Kurangnya kebersihan pelabuhan, alat keamanan, kapasitas kapal

dengan jumlah penumpang kadang-kadang kurang seimbang, dan

jadual yang selalu kurang tepat.

2) Kurang rapinya awak kapal dalam penampilan.

3) Kurangnya kenyamanan, kurangnya penerangan, dan kurangnya

terjaga keamanan dipelabuhan.

4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar

pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang

kurang nyaman dan aman.

d. Propinsi Sulawesi Tenggara

1) Kurangnya kebersihan pelabuhan, alat keamanan, kapasitas kapal

dengan jumlah penumpang kadang-kadang kurang seimbang, dan

jadual yang selalu kurang tepat.

2) Kurang rapinya awak kapal dalam penampilan.

3) Kurangya luas area terminal, dan penerangan yang kurang memadai

dimalam hari, dan kurangnya terjaga keamanan.

4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar

pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang

kurang nyaman

dan aman.

e. Propinsi Bali

1) Kurangnya luas area ruang tunggu di terminal.

2) Kurangnya pagar pengaman.

Dari hasil kuisoner, dimana responden yang terdiri dari; dan Biro Jasa Wisata

Propinsi, maka dapat simpulkan dan terdapat beberapa hal penting yang perlu

mendapatkan perhatian. Hal-hal tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

a. Propinsi Nusa Tenggara Timur

1) Kapasitas kapal dengan jumlah penumpang kadang-kadang kurang

seimbang, dan jadual yang selalu kurang tepat.

2) Kurangya luas area terminal, dan peneragan yang kurang memadai

dimalam hari.

3) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar

pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang

kurang nyaman dan aman.

30

b. Propinsi Papua Barat

1) Kurangnya kebersihan, alat keselamatan, kapasitas kapal dengan

jumlah penumpang kadang-kadang kurang seimbang, dan jadual yang

selalu kurang tepat.

2) Kurang rapinya awak kapal dalam penampilan.

3) Kurangnya kenyamanan, kurangnya penerangan, dan kurangnya

terjaga keamanan dipelabuhan.

4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar

pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang

kurang nyaman dan aman.

c. Propinsi Sumatera Utara

a. Kurangnya kebersihan pelabuhan, alat keamanan, kapasitas kapal

dengan jumlah penumpang kadang-kadang kurang seimbang, dan

jadual yang selalu kurang tepat.

b. Kurang rapinya awak kapal dalam penampilan.

c. 3) Kurangnya kenyamanan, kurangnya penerangan, dan kurangnya

d. terjaga keamanan dipelabuhan.

4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar

pengaman, agak becek kalau hujan/licin, dan gangway kekapal yang

kurang nyaman dan aman.

d. Propinsi Sulawesi Tenggara.

1) Kurangnya kebersihan pelabuhan, alat keamanan, kapasitas kapal

dengan jumlah penumpang kadang-kadang kurang seimbang,

dan jadual yang selalu kurang tepat.

2) Kurang rapinya awak kapal dalam penampilan.

3) Kurangya luas area terminal, dan penerangan yang kurang memadai

dimalam hari, dan kurangnya terjaga keamanan.

4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar

pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang

kurang nyaman dan aman.

e. Propinsi Bali

1) Kurangnya luas area ruang tunggu di terminal.

2) Kurangnya pagar pengaman.

3) Agak becek kalau hujan/ licin.

Hasil pengolahan data dan hasil pendapat responden yang terdiri dari para

penumpang yaitu penumpang wisata berdasarkan wilayah survey, dilakukan

perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI ) untuk menentukan tingkat

kepuasan penumpang secara keseluruhan dengan pendekatan

mempertimbangkan tingkat harapan dari faktor yang diukur. Adapun tahapan

untuk mengukur Customer Satisfaction Index (CSI ) adalah dengan cara

menghitung Weighting Factors, dengan cara membagi nilai rata-rata

importance score yang diperoleh tiap-tiap faktor dengan total importance

score secara keseluruhan. Hal ini untuk mengubah nilai kepentingan

31

(importance score) menjadi angka persentase, sehingga didapatkan Weighting

Factors 100%. Setelah itu, nilai Weighting Factors dikalikan dengan nilai

kepuasan (satisfaction score) sehingga diperoleh Weighted Score. Kemudian

Weighted Score dari setiap faktor dijumlahkan, hasilnya disebut Weighted

Average. Selanjutnya, Weighted Average dibagi dengan nilai skala maksimum

yang digunakan dalam penelitian kemudian dikalikan dengan 100%, hasilnya

adalah Satisfaction Index.

Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI ) untuk masing-masing daerah

survery adalah sebagai berikut :

a. Pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Kupang.

Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data, didapat respon responden

untuk pelayanan pelabuhan penyeberangan terhadap penumpang pada

umumnya adalah kurang baik dengan jumlah rata-rata penilaian

responden adalah 3,632.

Dari pengolahan data terdapat beberapa variabel-variabel pelayanan yang

berada diatas nilai rata-rata. Variabel-variabel penilaian tersebut antara

lain adalah sebagai berikut :

1) Keamanan dipelabuhan

2) Kenyamanan dipelabuhan

3) Kebersihan dipelabuhan

4) Kewajaran biaya untuk masuk pelabuhan

Variabel-variabel pelayanan yang berada dibawah nilai rata-rata. adalah

sebagai berikut :

1) Ketersediaan jumlah kapal penyeberangan

2) Ketersediaan kapasitas dermaga

3) Keberadaan para calo dipelabuhan

4) Lama antrian masuk pelabuhan

5) Lama antrian masuk kekapal

6) Ketertiban dipelabuhan.

Dari hasil analisis pengolahan data untuk aspek penerimaan pelayanan

dari pelabuhan Kupang terhadap penumpang, didapat nilai Customer

Satisfaction Index (CSI) sebesar 72.48% (cause for concern ). Hal ini

berarti kualitas pelayanan pelabuhan yang dirasakan penumpang secara

umum adalah cukup baik.

b. Analisis Pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Sorong.

Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data, didapat opini responden

yang berasal dari penumpang untuk pelayanan pelabuhan penyeberangan

Sorong pada umumnya adalah kurang baik, yaitu dengan jumlah rata-rata

penilaian responden adalah 3.629.

32

Dari pengolahan data terdapat beberapa variabel-variabel pelayanan yang

berada diatas nilai rata-rata. Variabel-variabel penilaian tersebut antara lain

adalah sebagai berikut :

1) Ketersediaan kapasitas dermaga

2) Keberadaan para calo dipelabuhan.

3) Kenyamanan dipelabuhan.

4) Kebersihan diatas kapal

5) Kewajaran biaya untuk masuk kekapal

6) Lamanya antrian memperoleh tiket untuk masuk kekapal.

Variabel-variabel pelayanan yang berada dibawah nilai rata-rata. adalah

sebagai berikut :

1) Ketersediaan jumlah kapal penyeberangan.

2) Keamanan di pelabuhan.

3) Lama antrian masuk ke pelabuhan dan l ama antrian masuk ke kapal.

Dari hasil analisis pengolahan data untuk aspek pelayanan pelabuhan

penyeberangan Sorong terhadap penumpang, didapat nilai CSI sebesar

72.56% (cause for concern) . Hal ini berarti kualitas pelayanan pelabuhan

penyeberangan Sorong terhadap penumpang secara umum adalah kurang

baik.

c. Analisa Pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Toba.

Dari hasil survey yang telah dilakukan, serta dari hasil pengumpulan dan

pengolahan data, didapat opini responden terhadap pelayanan pelabuhan

penyeberangan Toba yang dirasakan pengguna jasa pada umumnya

adalah kurang baik yaitu dengan jumlah rata-rata penilaian responden

adalah 3.2.

Dari pengolahan data terdapat beberapa variabel-variabel pelayanan yang

berada diatas nilai rata-rata. Variabel-variabel penilaian tersebut antara

lain adalah sebagai berikut :

1) Keberadaan para calo dipelabuhan

2) Kenyamanan dipelabuhan

Variabel-variabel pelayanan yang berada pada nilai angka rata-rata adalah

sebagai berikut:

1) Ketersediaan jumlah kapal penyeberangan

2) Ketersediaan kapasitas dermaga

3) Kebersihan dipelabuhan

4) Kewajaran biaya untuk masuk pelabuhan.

33

Variabel-variabel pelayanan yang berada dibawah nilai rata-rata. adalah

sebagai berikut :

1) Lama antrian masuk pelabuhan

2) Kemanan dipelabuhan

3) Lama antrian masuk kekapal

4) Ketertiban dipelabuhan.

Dari hasil analisis pengolahan data untuk aspek pelayanan pelabuhan

penyeberangan Toba terhadap penumpang, didapat nilai CSI sebesar

64.06% (poor). Hal ini berarti kualitas pelayanan untuk aspek pelayanan

pelabuhan penyeberangan Toba yang dirasakan oleh penumpang secara

umum adalah kurang baik.

d. Analisa Pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Kendari.

Dari hasil survey yang telah dilakukan, serta dari hasil pengumpulan dan

pengolahan data, didapat opini responden terhadap pelayanan pelabuhan

penyeberangan Kendari yang dirasakan penumpang pada umumnya

adalah kurang baik yaitu dengan jumlah rata-rata penilaian responden

adalah 3.468.

Dari pengolahan data terdapat beberapa variabel-variabel pelayanan yang

berada diatas nilai rata-rata. Variabel-variabel penilaian tersebut antara

lain adalah sebagai berikut :

1) Keamanan dipelabuhan

2) Lama antrian masuk kekapal

3) Kebersihan dipelabuhan

4) Keberadan para calo dipelabuhan

5) Ketertiban dipelabuhan

6) Kenyamanan dipelabuhan dan kewajaran biaya masuk pelabuhan.

Variabel-variabel pelayanan yang berada dibawah nilai rata-rata. adalah

sebagai berikut :

1) Ketersediaan jumlah kapal penyeberangan

2) Ketersediaan kapasitas dermaga

3) Lama antrian masuk pelabuhan.

Dari hasil analisis pengolahan data untuk aspek pelayanan pelabuhan

penyeberangan Kendari terhadap penumpang, didapat nilai CSI sebesar

69.36% (poor). Hal ini berarti kualitas pelayanan pelabuhan

penyeberangan Kendari yang dirasakan oleh penumpang secara umum

yang dirasakan adalah kurang baik.

34

e. Analisis Pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Bali .

Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data, didapat opini responden

yang berasal dari penumpang untuk pelayanan pelabuhan penyeberangan

Bali pada umumnya adalah kurang baik, yaitu dengan jumlah rata-rata

penilaian responden adalah 3.975.

Dari pengolahan data terdapat beberapa variabel-variabel pelayanan yang

berada diatas nilai rata-rata. Variabel-variabel penilaian tersebut antara

lain adalah sebagai berikut :

1) Ketersediaan jumlah kapal penyeberangan.

2) Ketersediaan kapasitas dermaga

3) amanan dipelabuhan.

4) Kenyamanan dipelabuhan.

5) Lama antrian masuk pelabuhan.

6) Lama antrian masuk kekapal.

7) Kebersihan dipelabuhan.

Variabel-variabel pelayanan yang berada dibawah nilai rata-rata. adalah

sebagai berikut

1) Keberadaan para calo dipelabuhan.

2) Keamanan dipelabuhan.

3) Ketertiban dipelabuhan.

Dari hasil analisis pengolahan data untuk aspek pelayanan pelabuhan

penyeberangan Bali terhadap penumpang, didapat nilai CSI sebesar

79,395% (cause for concern) . Hal ini berarti kualitas pelayanan

pelabuhan penyeberangan terhadap penumpang secara umum adalah

biasa.