ABSTRACTION / EXECUTIVE SUMMARY
Transcript of ABSTRACTION / EXECUTIVE SUMMARY
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 1
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
ABSTRACTION / EXECUTIVE SUMMARY
Laporan Proyek Perubahan ini dengan Judul “Strategi Percepatan Pencapaian Level
3 Kapabilitas APIP Dalam Era Revolusi Industri 4.0 adalah sebuah solusi yang sangat tepat
didalam tantangan membangunan Kapabilitas APIP Level 3 di Provinsi Sulawesi Tengah.
Kondisi Kapabilitas APIP di Sulawesi Tengah hingga saat pembahasan laporan ini yaitu,
Level 1, Level 2, sedangkan kebutuhan ataupun target adalah seharusnya level 3 sebanyak
1 Provinsi, dan 13 Kabupaten atau kota dalam 2 tahun kedepan.
Kebutuhan atau target ini sejalan dengan pernyataan Presiden Republik Indonesia
pada Rakorws APIP Tahun 2015 yang pada saat itu hanya 15 APIP berada pada level 3
sehingga Presiden memperkirakan 85% Tahun 2019 sudah Level 3 hal ini juga dicantumkan
dalam RPJMN 2014 - 2019 sebagai wujud bahwa target tersebut sudah merupakan target
Nasional.
Pencapaian level 3 Kapabilitas APIP dirasakann tidak cukup hanya dengan
pemenuhan 6 elemen yang ada tetapi juga harus merevolusi diri dengan cara melakukan
perubahan atau penyesuaian dengan hambatan Revolusi Industri 4.0 yang memiliki 4
prinsip yaitu, Interprobilitas (kemauan), Transparasi Informasi, Bantuan Teknis dan
Keputusan Mandiri, dengan demikian maka pencapaian Level 3 Kapabilitas APIP akan
tercapai pada 2 tahun ke depan akan menjadi organisai yang adaktive dalam menghadapi
segala perubahan.
Proses dalam pencapaian Level 3 Kapabilitas APIP ini secara garis besar melibatkan
2 Instansi yaitu BPKP dan APIP daerah baik itu di Provinsi maupun di Kabupten Kota.
Proses ini meliputi implementasi pedoman standart APIP di daerah dan pembangunan dan
QA dari BPKP Provinsi serta QA oleh BPKP Pusat atau Kedeputian Penyelenggaran
Keuangan Daerah BPKP Pusat, dengan demikian maka terdapat dua faktor yang sangat
berpengaruh yaitu internal BPKP dan eksternal APIP, oleh karena itu selain dari pada
adanya strategi yang bersifat teknis maka dibutuhkan komitmen dari kedua belah pihak
yang berkepentingan secara internal ini dibentuk dengan komitmen tim efektif dan
rekruitmen dari luar dinyatakan dari Kepala Daerah dan Inspektur sebagai pengelola APIP.
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 2
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
Sebagai Output dalam Proyek Perubahan ini dibagi dalam milestone 3 kategori
waktu yaitu, 2 bulan pertama, 6 bulan pertama dan 2 tahun pertama. Output utama dalam
2 bulan pertama adalah Surat Keputusan Tim Efektif Internal BPKP, Penyusunan Aplikasi,
Penandatanganan Komitmen Kesepahaman dengan Kepala Daerah dan Pimpinan APIP
serta Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah. Sedangkan pada 6 bulan
pertama adalah, indekprestasi data dibutuhkan, mengandakan data, menghubungkan
secara online dengan seluruh APIP dan mengidentifikasi pengaruh perubahan teknologi
terhadap pelaksanaa tugas APIP. Sedangkan pada penghujung 2 tahun pertama maka
kegiatan yang dilakukan adalah pemantauan perkembangan database memenuhi
persyaratan quality assurance atau permohonan syarat dalam Kapabilitas APIP,
mengajukan untuk Bimtek Self Assesment dan QA, mengusulkan kepada APIP untuk
melakukan penyesuian tugas dengan lingkungan yang ada.
Perumusan dan penyusunan Proyek Perubahan ini diawali dengan menyamakan
persepsi baik secara internal dan eksternal. Secara internal dilakukan di kantor sendiri
melakukan diskusi dengan tim efektif atau seluruh bagian yang berkaitan telah dilakukan
rapat dan diskusi beberapa kali, kemudian tim efektif bekerja sesuai dengan porsinya
masing-masing serta tetap dimonitor progresnya. Khususnya menyangkut pada Teknologi
Informasi atau aplikasi yang disusun telah dikonsultasikan kepada Pusinfowas BPKP
demikian juga penyamaan persepsi dengan kepala daerah telah dilakukan beberapa kali
koordinasi dengan para APIP dan menyampaikan niat terhadap Gubernur Sulawesi Tengah
dan beberapa kepala daerah, hingga pada saat pertemuan dengan seluruh kepala daerah
dan Inspektur dilakukan penandatanganan bersama kesepahaman untuk dapat mencapai
Level 3 dan seluruhnya menyatakan siap dengan langkah-langkah yang disampaikan dalam
Proyek Perubahan ini dengan seluruh rencana dapat berjalan lancar.
I. JUDUL PROYEK PERUBAHAN
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 3
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
Strategi Percepatan Pencapaian Level 3 Kapabilitas APIP Pada Era Revolusi
Industry 4.0.
II. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
Fokus dari proyek perubahan ini adalah upaya percepatan peningkatan
kapabilitas APIP yang ditandai dengan keriteria pengukuran level kapabilitas dan
juga strategi bagaimana komitmen pimpinan dapat dibangun terhadap upaya
peningkaan Kapabilitas APIP. Kapabilitas APIP dari 5 level berdasarkan penilaian
IACM yaitu Level 1 (Initial) yaitu APIP belum dapat memberikan jaminan atas proses
tata kelola sesuatu perantara dan belum dapat mencegah korupsi, level 2
(infrastruktur) APIP mampu menjamin proses tatakelola sesuai dengan peraturan
dan mampu memberikan konsultansi pada tatakelola manajemen risiko dan
pengendalian intern, level 3 (integrated) APIP mampu menilai efesiensi, efektivitas,
ekonomis suatu kegiatan dan mampu memberikan konsultansi pada tatakelola,
manajemen risiko pengendalian intern, level 4 APIP mampu memberikan assurance
secara keseluruhan atas tatakelola manajemen risiko pengendalian intern dan level
tertinggi level 5 optimizing APIP menjadi agen perubahan.
Langkah-langkah yang dibutuhkan dalam percepatan pencapaian target
adalah upaya memperoleh komitmen dari para atasan dan juga perubahan dalam
upaya-upaya pencapaiannya. Pada akhirnya maka diharapkan dengan fokus proyek
perubahan tersebut agar dapat diimplementasikan pada pemerintah daerah demi
percepatan capaian kapabilitas APIP akan dapat disimpulan perubahan dalam usul
peningkatannya khususnya dalam hal peningkatan kemampuan dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsinya.
Variabel utama yang mempengaruhi Kapabilitas APIP yaitu aktivitas audit
internal, lingkungan organisasi tempat bernaung, lingkungan sektor publik. Jadi level
kapabilitas APIP yang diukur dengan IACM dikembangkan dari sektor apa saja
kegiatan internal audit yang dilaksanakan dan bagaimana dukungan lingkungan
yang ada serta pengaruh dari lingkungan sektor publik sebagai stakeholders.
Fokus perhatian dari proyek perubahan ini cukup sampai level 3 saja
sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Presiden pada Rakorwas Intern tahun
2015 yaitu Integrated.
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 4
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
Jika dapat diterima oleh pemerintah daerah khususnya dilingkungan
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah maka hasil output dan outcome dari proyek
perubahan ini dapat dijadikan acuan bagi upaya peningkatan kapabilitas APIP
secara nasional.
III. LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang Permasalahan
Kapabilitas APIP sesuai dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor:
PER-1633/K/JF/2011 tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kapabilitas APIP
adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas pengawasan yang terdiri
dari 3 unsur yang saling terkait yaitu kapasitas, kewenangan dan kompetensi
SDM APIP yang harus dimiliki APIP agar dapat mewujudkan peran APIP secara
efektif.
Peningkatan kapabilitas APIP merupakan upaya memperkuat,
meningkatkan, mengembangkan kelembagaan tatalaksana/proses bisnis/
manajemen dan sumber daya manusia APIP agar dapat melaksanakan peran
dan fungsi yang efektif. Kapabilitas APIP diukur dengan 5 level yaitu dari level 1
sampai dengan level 5.
Kapabilitas APIP di seluruh Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
yang sebanyak 14 Pemda yang terdiri dari 1 Provinsi dan 13 Kabupaten/Kota
masih rendah atau belum ada yang mencapai level 3. Rincian level kapabilitas
per-APIP daerah adalah:
Tabel 3.1 Kondisi Level Kapabilitas APIP Triwulan III 2019
No Nama Kabupaten/Kota Level APIP
1 Provinsi Sulawesi Tengah 2
2 Kota Palu 2 +
3 Kabupaten Sigi 2
4 Kabupaten Parigi Moutong 2
5 Kabupaten Poso 2
6 Kabupaten Tojo Una-una 2
7 Kabupaten Toli-toli 1 +
8 Kabupaten Banggai 2 +
9 Kabupaten Banggai Kepulauan 2
10 Kabupaten Banggai Laut 2 +
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 5
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
No Nama Kabupaten/Kota Level APIP
11 Kabupaten Morowali 2 +
12 Kabupaten Morowali Utara 1 +
13 Kabupaten Donggala 2
14 Kabupaten Buol 2
Lebih rinci capaian level kapabilitas APIP Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Tengah sampai dengan triwulan III 2019 dapat dilihat pada lampiran 1.
Dengan demikian diperlukan suatu terobosan atau langkah-langkah yang
intensif dan konkrit agar dapat dengan cepat mencapai level 3 dengan target
waktu tertentu dalam hal ini 2 tahun. Selain itu, rendahnya kapabiitas APIP sering
dihubungkan dengan kurangnya peran yang diberikan. Terjadinya fraud atau
kasus-kasus korupsi juga sangat terkait dengan kemampuan/kapabilitas APIP.
Demikian juga dengan kemajuan teknologi yang saat ini berada pada Era
Revolusi Industri 4.0, maka perubahan yang ada pada stakeholders APIP itu
sendiri menuntut bahwa APIP mau tidak mau harus meyesuaikan diri dengan
tuntutan perubahan sekitarnya. Jika hal ini tidak dilakukan maka APIP akan
mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya atau dapat
dikatakan akan tertinggal.
Era digitalisasi adalah trend dunia industri yang menggabungkan
teknologi otomasi dengan teknologi cyber. Hal tersebut mencakup cyber physical
system, internet of things, cloud computing, dan cognitive computing. Industri 4.0
memiliki 4 prinsip yang memungkinkan setiap perusahaan untuk mengidentifikasi
berbagai skenario yaitu, interoperabilitas (kesesuaian), transparansi informasi,
bantuan teknis, keputusan mandiri.
Penilaian level kapabilitas APIP dengan pengukuran Internal Audit
Capability Model (IACM) sebagai alat yang digunakan berdasarkan hasil self
assessment masih banyak hal-hal yang harus dibenahi. Penyebab utama belum
adanya level 3 perlu dianalisis lebih lanjut sehingga strategi yang ditetapkan
dengan terobosan yang baru dapat dicapai dengan jangka waktu yang cepat dan
tepat.
Pengertian yang dapat diambil dalam hal ini adalah tugas inspektorat
sudah semakin berat dan masih harus membenahi diri dengan kondisi yang
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 6
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
diharapkan berdasarkan penilaian Internal Audit Capability Model (IACM).
Beratnya tantangan ini maka sangat dibutuhkan kerjasama, komitmen dan tekad
yang bulat dari setiap unsur yang berkepentingan untuk melakukan upaya
percepatan pencapaian level kapabilitas APIP menjadi level 3, sekaligus pada
pemenuhan tantangan zaman yang ada dihadapan kita saat ini yaitu revolusi
industri 4.0. Pemenuhan kondisi revolusi industri 4.0 pada APIP dapat berbentuk
dua hal, yaitu alat atau media yang digunakan dan proses pelaksanaan tugas
menyesuaikan kondisi yang ada (revolusi industri 4.0).
Sesuai dengan target maka semestinya 85% APIP sudah mencapai level
3 pada akhir tahun 2019 sebagaimana ditetapkan (disampaikan) Presiden dalam
Rakorwas 2015 sehingga sangat perlu dilakukan percepatan. Oleh karena itu
dalam kesempatan penulisan proyek perubahan ini kami ajukan judul: “Strategi
Percepatan Pencapaian Kapabilitas APIP Level 3 Dalam Era Revolusi Industry
4.0. ”
B. Analisis SWOT
Dalam menetapkan fokus dalam upaya peningkatan kapabilitas APIP
maka terlebih dahulu dilakukan pengukuran terhadap kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman serta implementasinya sehingga dengan demikian
implementasi proyek perubahan ini dapat dilaksanakan. Alat yang digunakan
dalam melakukan analisis ini adalah Analisis Strenght, Weaknesses,
Opportunities dan Thread (Analisis SWOT).
Dari sisi kekuatan maka dapat disimpulkan bahwa upaya percepatan
pencapaian kapabilitas APIP level 3 cukup realistis karena memiliki kekuatan,
kewenangan dalam pembinaan APIP dan juga dalam meningkatkan fungsi APIP.
Disamping itu BPKP juga memiliki perwakilan yang dekat dengan stakeholders.
Demikian juga kelemahan yang dimiliki dapat diatasi dengan cara meningkatkan
kemampuan dan memanfaatkan peluang yang ada pada pemerintah daerah, juga
dengan dibangunnya sebuah aplikasi yang dapat membantu dalam mempercepat
proses kelengkapan data. Dengan kata lain maka strategi yang dapat digunakan
untuk mengatasi masalah tersebut adalah:
a. Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang,
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 7
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
b. Memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi ancaman,
c. Mengurangi kelemahan untuk menangkap peluang, dan
d. Mengurangi kelemahan untuk mengatasi ancaman.
Secara lebih lengkapnya, analisis SWOT dilakukan dengan pertimbangan
internal sebagai berikut:
1. Strengths (Kekuatan)
a. Perwakilan BPKP dekat dengan stakeholders.
b. Adanya PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP.
c. Memiliki kewenangan sesuai dengan Perpres 192 Tahun 2014.
d. Adanya Inpres 9 Tahun 2014.
2. Weaknesses (Kelemahan)
a. Sumber daya manusia yang terbatas.
b. Sumber daya manusia yang tidak mempunyai kemampuan yang merata
dalam pembinaan APIP.
c. Tidak mempunyai program yang cukup untuk membina APIP
d. Tidak tersedianya waktu yang cukup secara keseluruhan dalam jangka
pendek.
3. Opportunities (Peluang)
a. Memiliki daerah kerja yang cukup luas.
b. Adanya kewajiban dari pemda dalam mengimplementasikan SPIP.
c. Masih rendahnya kualitas APIP, belum ada yang mencapai level 3.
4. Threats (Ancaman)
a. Adanya perbedaan pendapat mengenai penting tidaknya kenaikan level
kapabilitas APIP.
b. Adanya penolakan dari pemerintah daerah.
c. Belum adanya perencanaan pengembangan kapabilitas APIP pada
pemerintah daerah.
Atas identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tersebut, kami
melakukan analisis untuk menentukan posisi kuadran SWOT dengan memberikan
skor atau nilai pada masing-masing parameter SWOT yang telah diidentifikasi
sebagai berikut:
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 8
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
Tabel 3.2 Perhitungan Analisis SWOT
Parameter Skor
Faktor Internal
Strenghts (Kekuatan)
1. Perwakilan BPKP dekat dengan stakeholders 5
2. Adanya PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP 5
3. Memiliki kewenangan sesuai Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 4
4. Adanya Inpres Nomor 9 Tahun 2014 4
Weaknesses (Kelemahan)
1. Jumlah SDM terbatas (4)
2. Kemampuan SDM dalam pembinaan APIP tidak merata (4)
3. Tidak mempunyai program kerja yang cukup untuk membina APIP (3)
4. Tidak mempunyai waktu yang cukup untuk membina APIP (2)
Nilai Faktor Internal 5
Faktor Eksternal
Opportunities (Kesempatan)
1. Memiliki daerah kerja yang cukup banyak 5
2. Adanya kewajiban dalam mengimplementasikan SPIP 5
3. Masih rendahnya kualitas APIP, belum ada yang mencapai level 3 5
Threats (Ancaman)
1. Adanya perbedaan pendapat mengenai penting tidaknya kenaikan level kapabilitas APIP (3)
2. Adanya penolakan Pemerintah Daerah (1)
3. Belum adanya perencanaan pengembangan kapabilitas APIP Pemerintah Daerah (4)
Nilai Faktor Eksternal 7
Asumsi yang digunakan dalam perhitungan SWOT ini adalah:
1. Parameter SWOT dihasilkan dari FGD yang diikuti oleh tim efektif.
2. Setiap parameter memiliki bobot yang sama sehingga kami tidak melakukan
pembobotan dalam perhitungan analisis.
3. Penetapan skor menggunakan skala 1 sampai dengan 5 dan langsung
dilakukan penetapan skor terhadap parameter pada saat FGD.
Dari perhitungan diatas diperoleh kesimpulan bahwa kondisi saat ini berada pada
kondisi kuadran satu yang berarti bahwa Perwakilan BPKP merupakan organisasi
yang memiliki kekuatan dan peluang, sehingga rekomendasi strategi yang akan
dilaksanakan adalah strategi yang bersifat agresif. Artinya organisasi dalam
kondisi prima dan mantap, sehingga benar-benar dimungkinkan untuk terus
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 9
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
menjalankan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara
maksimal. Berikut posisi kuadran hasil analisa SWOT:
O
Posisi (5,7) Kuadran II Kuadran I Turn Arround Agresif
W
S
Kuadran III Kuadran IV Defensif Diversifikasi
Gambar 3.1 Kuadran Hasil Analisa SWOT
Dengan posisi Perwakilan BPKP Provinsi Sulteng pada kuadran I Analisis SWOT,
maka perumusan strategi dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang
a. Kekuatan Perwakilan BPKP dekat dengan stakeholders maka dengan
kekuatan Perwakilan BPKP dapat dengan cepat melakukan strategi
pembentukan tim efektif.
b. Mendapatkan komitmen dari Kepala Daerah dan Inspektur.
c. Melakukan penyamaan persepsi sehingga sepakat untuk melaksanakan
kegiatan sendiri dengan langkah-langkah yang dibutuhkan.
Adanya ketentuan-ketentuan seperti PP 60 Tahun 2008 Tentang SPIP dan
kewenangan BPKP sesuai dengan Perpres 192 Tahun 2014 dan Inpres 9
Tahun 2014 maka BPKP secara keseluruhan mempunyai kesempatan yang
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 10
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
cukup untuk melaksanakan bimbingan teknis, Quality Assurance dan
komunikasi secara formal untuk membangun persepsi dan meningkatkan
kapabilitas APIP yang sesuai harapan yaitu Level 3. Hal ini didukung dengan:
1) Adanya program kerja tahunan yang dapat membantu dalam implementasi
strategi yang disusun misalnya pemenuhan elemen-elemen kapabiltas
APIP. Dokumen kelengkapan tersebut dapat dikomunikasikan langsung
kepada stakeholders agar dapat segera dipenuhi.
2) Kewenangan BPKP dapat mempermudah capaian strategi besar,
misalnya untuk mendapatkan komitmen Kepala Daerah dilakukan
sosialisasi tentang pentingnya manfaat kapabilitas APIP dengan level
yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
2. Memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Melakukan asistensi dan bimbingan teknis peningkatan kapabilitas APIP,
melakukan koordinasi secara intensif kepada APIP untuk merencanakan
secara terjadwal perkembangan level APIP. Sebagai Pembina APIP
perwakilan BPKP Provinsi Sulteng mempunyai kewenangan untuk melakukan
bimtek sesuai dengan persetujuan dari APIP terkait.
3. Mengurangi kelemahan untuk menangkap peluang.
Kelemahan yang dimiliki yaitu sumberdaya yang terbatas, tidak memiliki
kemampuan yang merata dalam APIP dan tidak mempunyai tugas rutin.
Sehingga diperlukan waktu yang cukup banyak. Strategi SWOT ini dapat
membentuk tim efektif untuk membagi tugas mulai dari awal proper ini sampai
pada penyelesaianya. Dari tim efektif dapat melaksanakan strategi:
a. Menyusun Database yang dibutuhkan
b. Menyusun Aplikasi sederhana
c. Mengimput Database
d. Memonitor perkembangan Database
e. Memberikan pemahaman internal atas kebutuhan pembinaan APIP atau
peningkatan kompetensinya
4. Mengurangi kelemahan untuk mengatasi ancaman.
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 11
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
Sumber daya yang terbatas dapat ditingkatkan kompetensinya sehingga
dengan demikian dapat melaksanakan kegiatan yang terkait dengan:
a. Dengan meningkatkan kapasitas SDM internal mampu mendorong
perbaikan tatakelola di lingkungan APIP
b. Dengan melakukan PPM terhadap pegawai maka dapai diperoleh
peningkatan ilmu pengetahuan
c. Mengoptimalisasi IACM untuk meningkatkan Level Kapabilitas APIP
d. Dapat menjelaskan kepada APIP tentang pentingnya Kapabilitas APIP
Dengan demikian maka akan diperoleh kesamaan pendapat untuk melaksanakan
strategi percepatan pencapaian level 3 APIP.
IV. TUJUAN DAN MANFAAT PERUBAHAN
A. Tujuan
1. Jangka Pendek:
a) Diperolehnya komitmen dari tim efektif.
b) Terbangunnya database.
c) Diperolehnya komitmen pimpinan tertinggi organisasi APIP, kepala daerah
(gubernur, walikota atau bupati) dan inspektur sebagai pelaksana APIP.
2. Jangka Menengah
a) Diperolehnya data pemenuhan elemen kapabilitas APIP.
b) Terinputnya data ke dalam aplikasi.
3. Jangka Panjang
a) Diperolehnya APIP yang memenuhi Level 3.
b) Tersusunnya usulan perbaikan kebijakan terkait dengan kemajuan
teknologi informasi.
B. Manfaat
Manfaat yang diperloleh dari strategi ini dapat diukur dengan melihat
outcome sebagai fungsi dari output. Output dari kegiatan ini adalah berupa hasil
perbaikan dalam bentuk dokumen atau kebijakan yang dibuat oleh kepala daerah
mengenai alat atau media yang digunakan untuk mempercepat pencapaian level
3 APIP.
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 12
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
Adapun manfaat dari proyek perubahan ini dibagi dalam 3 bagian, yaitu
manfaat bagi organisasi adaptif, peserta dan stakeholders yang dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Manfaat bagi organisasi adaptif:
a. Mampu meningkatkan kemampuan dan kelancaran pelaksanaan tugas
pengawasan.
b. Mampu meningkatkan peran dalam perbaikan tata kelola pemerintahan di
daerah.
2. Bagi Peserta:
a. Dapat meningkatkan kemampuan kepemimpinan dalam konsep
perubahan.
b. Mampu meningkatkan kapasitas dalam pengambilan keputusan yang
strategis.
c. Meningkatkan kemampuan dalam hal pemecahan permasalahan yang
dihadapi.
3. Bagi stakeholders:
a. Meningkatkan pemenuhan target yang ditetapkan.
b. Mengetahui keberhasilan dalam pembinaan APIP.
c. Mendapatkan layanan yang lebih optimal dari APIP.
d. Mampu meningkatkan kepercayaan dari masyarakat terhadap
pelaksanaan tugas pemerintah daerah.
V. OUTPUT DAN OUTCOME
A. Output
Output dari proyek perubahan ini adalah tercapainya hasil proyek
perubahan. Output yang diharapkan adalah:
1. Adanya pernyataan komitmen dari pimpinan organisasi.
2. Terbangunnya aplikasi yang dapat mengelola data dan informasi yang
berisikan dokumen persyaratan pemenuhan Kapabilitas APIP level 3.
3. Diperolehnya usulan kebijakan kategori penilaian level kapabilitas APIP sesuai
jamannya.
B. Outcome
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 13
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
Outcome dari proyek perubahan ini adalah manfaat proyek perubahan
yang diharapkan yaitu:
1. Tercapainya level 3 kapabilitas APIP pada seluruh pemerintah daerah di
Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Meningkatknya tata kelola penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
3. Mensukseskan upaya pencegahan terjadinya korupsi.
VI. TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS
Pelaksanaan proyek perubahan dibagi dalam beberapa tahapan yaitu jangka
pendek dengan durasi waktu 2 bulan pertama, kemudian jangka menengah dengan
waktu 6 bulan pertama dan jangka panjang dengan durasi waktu 2 tahun pertama.
A. Dua bulan pertama (jangka pendek),
Dalam dua bulan pertama terdapat tiga kegiatan dengan stakeholders: tim
internal perwakilan BPKP, para Kepala Daerah dan Inspektur, yaitu:
1. Penyusunan Tim Efektif
Tim efektif yang dibentuk di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
bertugas untuk membantu mengimplementasikan rancangan proyek
perubahan ini yaitu:
a. Melaksanakan FGD tentang bagaimana penyusunan agenda kerja yang
harus dilakukan yang ditandai dengan agenda secara tertulis.
b. Mengadakan koordinasi dengan Gubernur untuk mencari jadwal yang
tepat untuk melakukan penandatanganan kesepahaman dengan para
Bupati, Walikota dan Gubernur.
c. Mempersiapkan bahan paparan saat melakukan penandatanganan
kesepahaman terkait dengan proyek perubahan.
d. Mempelajari pengaruh dari Revolusi Industri terhadap pelaksanaan tugas
pengawasan di lingkungan inspektorat.
e. Mengidentifikasi kondisi APIP saat ini.
f. Mempersiapkan data (kondisi rinci dari masing masing inspektorat untuk
dapat diisikan ke dalam database).
2. Penyusunan Aplikasi
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 14
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
Pengembangan aplikasi SICEPAT 3 bertujuan untuk mendorong percepatan
pencapaian level 3 kapabilitas APIP. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan
APIP daerah mampu mengetahui kondisi kapabilitas sendiri dengan
mengakses aplikasi. Dengan mengakses aplikasi SICEPAT 3 maka akan
didapatkan informasi pemenuhan enam elemen yang harus dipenuhi dengan
dokumen yang dibutuhkan dan dapat mengupload kekurangan dokumen
pendukung tersebut. Aplikasi ini diharapkan dapat dibangun secara online
agar kedua belah pihak baik Perwakilan BPKP maupun APIP daerah dapat
memantau kondisi APIP.
Agar dapat online dengan pemda maka harus dilakukan dengan permohonan
ijin terhadap APIP atau pemda terkait. Kegiatan lebih rinci dengan
penyusunan aplikasi adalah:
a) Identifikasi dan menginventaris kebutuhan sistem (user requirement
specification)
b) Perancangan antarmuka (user interface mock up)
c) Membuat skema sistem database
d) Membuat detail implementasi sourcecode aplikasi
Database tersedia di Lampiran 4.
3. Penandatanganan Komitmen Kesepahaman
Penandatanganan komitmen direncanakan dilaksanakan di Kantor Gubernur
Sulawesi Tengah dan berkas atau formulir yang harus ditandatangani
dipersiapkan dan disosialisasikan kepada Kepala Daerah dan para Inspektur.
Pada saat penandatanganan komitmen kesepahaman dilakukan terlebih
dahulu komitmen mengenai niat untuk pencapaian yang harus disepakati
bersama. Secara lebih rinci kegiatan ini terdiri dari:
a. Koordinasi dengan protokoler Gubernur untuk mengundang para Kepala
Daerah dan Inspektur.
b. Menyusun konsep pernyataan kesepahaman.
c. Mengumpulkan dan menyusun seluruh pernyataan komitmen dalam
upaya percepatan pencapaian kapabilitas APIP level 3.
d. Sosialisasi pentingnya capaian kapabilitas APIP level 3.
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 15
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
e. Pidato Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah.
Secara lebih detail mengenai tahapan dan waktu pencapaian serta hasil
kegiatan diuraikan pada rencana jangka pendek, rencana jangka menengah
dan rencana jangka panjang yaitu:
Tabel 6.1 Rencana Jangka Pendek
No Tahapan dan Kegiatan Waktu Kegiatan Hasil Kegiatan
Output
1. Penyusunan Tim Efektif dengan kegiatan:
- Melaksanakan FGD tentang bagaimana
penyusunan agenda kerja yang harus
dilakukan yang ditandai dengan agenda
secara tertulis.
Oktober
Notulen
- Mengadakan koordinasi dengan Gubernur
untuk mencari jadwal yang tepat untuk
melakukan penandatanganan
kesepahaman dengan para Bupati, Walikota
dan Gubernur.
Oktober Catatan
koordinasi
- Mempersiapkan bahan paparan saat
melakukan penandatanganan
kesepahaman terkait dengan proyek
perubahan.
Oktober
Bahan paparan
- Mempelajari pengaruh dari Revolusi Industri
terhadap pelaksanaan tugas pengawasan di
lingkungan inspektorat.
September dan Oktober
Ikhtisar Analisis
- Mengidentifikasi kondisi APIP saat ini. Oktober dan November
Database
- Mempersiapkan data (kondisi rinci dari
masing-masing inspektorat untuk dapat
diisikan kedalam database).
Oktober dan November
Database
2. Penyusunan Aplikasi
- Merancang data dan informasi yang
dibutuhkan.
Oktober dan November
Database
- FGD dengan tim efektif untuk disesuaikan
dengan format aplikasi yang diharapkan.
Oktober dan November
Notulen
- Menyusun aplikasi dan uji coba input data. Oktober dan November
Aplikasi
- Menginput data yang sudah tersedia. November Database
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 16
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
3. Penandatanganan Komitmen Kesepahaman
- Koordinasi dengan protokoler gubernur
untuk mengundang para kepala daerah dan
inspektur.
Oktober Catatan
koordinasi
- Menyusun konsep pernyataan
kesepahaman.
Oktober Konsep
pernyataan
kesepahaman.
- Memfinalkan Naskah Kesepahaman Oktober Naskah
- Sosialisasi pentingnya capaian kapabilitas
APIP level 3.
Oktober Bahan Paparan
- Penandatanganan Naskah Kesepahaman Oktober Dokumen
Naskah yang
ditandatangani
- Mengumpulkan dan menyusun seluruh
pernyataan komitmen dalam upaya
percepatan pencapaian kapabilitas APIP
level 3.
Oktober dan
November
Pernyataan
kesepahaman.
- Pidato Gubernur Oktober Notulen
B. Enam Bulan Pertama (jangka menengah)
1. Mengidentifikasi data yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan dasar
penilaian.
a. Kumpulkan surat tugas terkait dengan Quality Assurance (QA) Kapabilitas
APIP.
b. Membuat rangkuman data-data terkait kondisi pemenuhan elemen
Kapabilitas APIP.
2. Mengolah inputing data atas kondisi saat ini sesuai kriteria.
a. Reviu aplikasi yang dibangun sesuai dengan kebutuhan.
b. Input Data.
3. Menghubungkan secara online dengan seluruh APIP di daerah Sulawesi
Tengah.
a. Menyurati APIP untuk persetujuan online.
b. Menghubungkan aplikasi dengan APIP.
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 17
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
4. Mengidentifikasi pengaruh perubahan teknologi terhadap pelaksanaan tugas
APIP.
a. Mengumpulkan pengaruh perubahan teknologi terhadap tugas APIP.
b. Melakukan penyesuaian yang terkait perubahan teknologi.
Tabel 6.2 Rencana Jangka Menengah
No Tahapan dan Kegiatan Waktu Kegiatan Hasil Kegiatan
Output
1. Mengidentifikasi data yang dibutuhkan
sesuai dengan kebutuhan dasar penilaian.
Desember 2019 Data APIP
- Kumpulkan surat tugas terkait dengan
Quality Aassurance (QA) Kapabilitas
APIP.
Desember 2019
dan Januari 2020
Daftar Surat
Tugas
- Membuat rangkuman data-data terkait
kondisi pemenuhan elemen Kapabilitas
APIP.
Desember 2019
dan Januari 2020
Rangkuman
Data
2. Mengolah inputing data atas kondisi saat
ini sesuai kriteria.
Januari 2020
- Reviu aplikasi yang dibangun sesuai
dengan kebutuhan.
Desember 2019
sampai Mei 2020
Aplikasi
- Input Data. Desember 2019
sampai Mei 2020
Database
3. Menghubungkan secara online dengan
seluruh APIP di daerah Sulawesi Tengah.
Januari 2020
- Menyurati APIP untuk persetujuan
online.
Januari 2020
sampai Mei 2020
Surat
- Menghubungkan aplikasi dengan APIP. Januari 2020
sampai Mei 2020
Aplikasi
4. Mengidentifikasi pengaruh perubahan
teknologi terhadap pelaksanaan tugas
APIP.
April 2020
- Mengumpulkan pengaruh perubahan
teknologi terhadap tugas APIP.
April 2020 Daftar
pengaruh
- Melakukan penyesuaian yang terkait
perubahan teknologi.
April 2020 Surat Usulan
C. Dua Tahun Pertama (jangka panjang)
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 18
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
1. Pemantauan perkembangan database (dokumen persyaratan) secara
berkala.
a. Memonitor perkembangan data input/upload oleh masing-masing APIP.
b. Membuat kesimpulan perkembangan kondisi APIP.
2. Desk QA atau pemenuhan syarat dalam Kapabilitas APIP.
a. Melakukan e-QA pemenuhan elemen kapabilitas APIP ke database.
b. Meyakinkan kelengkapan pemenuhan elemen untuk masuk ke dalam
level 3.
c. Mengeluarkan surat tugas untuk mengecek bukti fisik dokumen di
lapangan.
3. Setelah enam bulan pertama bagi APIP yang sudah memenuhi syarat untuk
masuk ke Level 3 diajukan untuk dilakukan QA pusat.
a. Persiapkan berkas atau data untuk kebutuhan QA Pusat.
b. Jika masih ada kekurangan dari hasil QA Pusat, maka menyurati APIP
untuk mengisi database.
4. Mengusulkan kebijakan yang terkait dengan penyesuaian tugas sesuai
lingkungan yang ada.
a. Penyesuaian tugas sesuai lingkungan yang ada.
b. Mengusulkan kebijakan yang sesuai dengan perubahan.
Tabel 6.3 Rencana Jangka Panjang
No Tahapan dan Kegiatan Waktu Kegiatan Hasil Kegiatan
Output
1. Pemantauan perkembangan database
(dokumen persyaratan) secara berkala.
Bulan Juni 2020 s/d Oktober 2021
- Memonitor perkembangan data
input/upload oleh masing-masing APIP.
Bulan Juni 2020 s/d Oktober 2021
Database
- Membuat kesimpulan perkembangan
kondisi APIP.
Bulan Juni 2020 s/d Oktober 2021
Kesimpulan kondisi APIP
2. Desk QA atau pemenuhan syarat dalam
Kapabilitas APIP.
Bulan Juni 2020 s/d Oktober 2021
- Melakukan e-QA pemenuhan elemen
kapabilitas APIP ke database.
Bulan Juni 2020 s/d Oktober 2021
Hasil QA
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 19
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
- Meyakinkan kelengkapan pemenuhan
elemen untuk masuk ke dalam level 3.
Bulan Juni 2020 s/d Oktober 2021
Database
- Mengeluarkan surat tugas untuk
mengecek bukti fisik dokumen di
lapangan.
Bulan Juni 2020 s/d Oktober 2021
Surat Tugas
3. Setelah enam bulan pertama bagi APIP
yang sudah memenuhi syarat untuk masuk
ke Level 3 diajukan untuk dilakukan QA
pusat.
Bulan Juni 2020 s/d Oktober 2021
- Persiapkan berkas atau data untuk
kebutuhan QA Pusat.
Bulan Juni 2020 s/d Oktober 2021
Database
- Jika masih ada kekurangan dari hasil
QA Pusat, maka menyurati APIP untuk
mengisi database.
Bulan Juni 2020 s/d Oktober 2021
Surat
4. Mengusulkan kebijakan yang terkait
dengan penyesuaian tugas sesuai
lingkungan yang ada.
Bulan Juni 2020 s/d Oktober 2021
- Penyesuaian tugas sesuai lingkungan
yang ada.
Bulan Juni 2020 s/d Oktober 2021
Surat Tugas
- Mengusulkan kebijakan yang sesuai
dengan perubahan.
Bulan Juni 2020 s/d Oktober 2021
Surat
VII. CAPAIAN MILESTONE DAN OUTPUT PROYEK PERUBAHAN
JANGKA PENDEK (DUA BULAN PERTAMA)
1. Pembentukan Tim Efektif
Dalam rangka percepatan level 3 kapabilitas Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) maka dibentuk Tim Efektif untuk meningkatkan nilai tambah
dan kualitas strategis yang diharapkan dapat dihasilkan, untuk dapat diterapkan
di Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dan pemerintah daerah se-
Provinsi Sulawesi Tengah dalam hal ini APIP.
Tim ini berperan dalam memberikan masukan dan ikut melaksanakan
dalam hal penyusunan aplikasi, mempersiapkan database dan komunikasi yang
efektif dengan APIP. Dalam mendukung kegiatan ini diperlukan surat keputusan
yang sesuai dengan kondisi terkini dalam organisasi.
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 20
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
Persetujuan terhadap pembentukan tim tersebut dituangkan dalam Surat
Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah Nomor:
KEP-253/PW19/1/2019 tanggal 30 September 2019. Dalam Surat Keputusan
tersebut telah ditetapkan Tim Efektif yang bertugas sesuai bidang masing-masing
sebagaimana diuraikan dalam Lampiran 5.
Sesuai SK Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah Nomor
KEP-235/PW19/1/2019 tentang Satuan Tugas Pelaksana Proyek Perubahan
Strategi Peningkatan Kapabilitas APIP di Era Indutri 4.0 dengan uraian tugas dan
tanggungjawab sebagai berikut:
Tabel 7.1 Uraian Tugas Satuan Tugas Pelaksana Proyek Perubahan Strategi
Peningkatan Kapabilitas APIP di Era Industri 4.0
NO TIM URAIAN TUGAS
1 Penanggung Jawab
(Project Leader)
Memimpin dan mengarahkan pelaksanaan
kegiatan proyek perubahan;
Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak
terkait;
Melakukan monitoring dan tindak lanjut ataas
kemajuan pelaksanaan kegiatan proyek
perubahan.
2 Koordinator Tim Kerja Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan proyek
perubahan Strategi Peningkatan Kapabilitas APIP
di Era Industri 4.0
3 Wakil Koordinator
Tim Kerja
Membantu Koordinator dalam pelaksanaan
kegiatan dan memberikan masukan dan dukungan
bidang sarana prasarana.
4 Pemberi Masukan
dan Penghubung ke
Mitra Kerja
Memberikan masukan dan dukungan kepada
project leader dalam perancangan dan
pelaksanaan setiap tahapan kegiatan proyek
perubahan, serta menjadi penghubung dengan
mitra kerja kaitannya dengan Strategi Peningkatan
Kapabilitas APIP di Era Industri 4.0.
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 21
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
5 Tim Pedoman dan
Sosialisasi
Menyusun pedoman terkait Strategi Peningkatan
Kapabilitas APIP di Era Industri 4.0;
Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait
untuk memperoleh masukan terkait pedoman;
Melakukan sosialisasi pedoman terkait Strategi
Peningkatan Kapabilitas APIP di Era Industri 4.0
6 Tim Aplikasi dan
Teknologi Informasi
Merancang Aplikasi terkait Strategi Peningkatan
Kapabilitas APIP di Era Industri 4.0.
Berkoordinasi dengan Pusat Informasi
Pengawasan BPKP kaitannya dengan proses
perancangan aplikasi terkait Strategi Peningkatan
Kapabilitas APIP di Era Industri 4.0;
Melaksanakan program pelatihan mandiri (PPM)
atau sosialisasi aplikasi terkait Strategi
Peningkatan Kapabilitas APIP di Era Industri 4.0;
Melakukan simulasi penggunaan aplikasi terkait
Strategi Peningkatan Kapabilitas APIP di Era
Industri 4.0.
7 Tim Dukungan dan
Administrasi
Menyiapkan dokumen-dokumen pendukung
pelaksanaan setiap kegiatan;
Mendokumentasikan bukti-bukti pendukung
pelaksanaan setiap kegiatan (SK, ST, Notulen
Rapat, Foto, dsb)
Memfasilitasi pelaksanaan rapat-rapat satgas,
focus group discussion (FGD), program pelatihan
mandiri (PPM) dan sosialisasi;
Membantu kelancaran dokumen
pertanggungjawaban pelaksanaan setiap
kegiatan.
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 22
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
Secara garis besar tugas Tim Efektif Percepatan Pencapaian level 3
Kapabilitas APIP dalam 3 (tiga) tahap milestone yaitu jangka pendek, jangka
menengah, dan panjang.
a. Jangka Pendek, Tim Efektif Percepatan Peningkatan Kapabilitas APIP
melaksanakan tugas sebagai berikut:
1. Penyusunan tim efektif
2. Penyusunan perancangan aplikasi
3. Penandatangan pernyataan komitmen
Untuk lebih rinci hal-hal yang dilakukan oleh Tim Efektif adalah:
a) Melaksanakan FGD tentang bagaimana penyusunan agenda kerja yang
harus dilakukan yang ditandai dengan agenda secara tertulis
b) Mengadakan koordinasi dengan Gubernur untuk mencari jadwal yang
tepat untuk melakukan penandatanganan kesepahaman dengan para
Bupati, Walikota dan Gubernur
c) Mempersiapkan bahan paparan saat melakukan penandatanganan
kesepahaman terkait dengan proyek perubahan
d) Mempelajari pengaruh dari Revolusi Industri terhadap pelaksanaan tugas
pengawasan di lingkungan Inspektorat
e) Mengidentifikasi kondisi APIP saat ini
f) Mempersiapkan data (kondisi rinci dari masing-masing inspektorat untuk
dapat diisikan kedalam database)
b. Jangka Menengah Tim Efektif Percepatan Peningkatan Kapabilitas APIP
melaksanakan tugas sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi data yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan dasar
penilaian.
2. Mengolah inputing data atas kondisi saat ini sesuai kriteria.
3. Menghubungkan secara online dengan seluruh APIP di daerah Sulawesi
Tengah
4. Mengidentifikasi pengaruh perubahan teknologi terhadap pelaksanaan
tugas APIP.
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 23
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
c. Jangka Panjang, Tim Efektif Percepatan Peningkatan Kapabilitas APIP
melaksanakan tugas sebagai berikut:
1. Pemantauan perkembangan database (dokumen persyaratan) secara
berkala.
2. Desk QA atau pemenuhan syarat dalam Kapabilitas APIP.
3. Mengajukan APIP yang sudah memenuhi syarat untuk masuk ke Level 3
untuk dilakukan QA Pusat.
4. Mengusulkan kebijakan yang terkait dengan penyesuaian tugas sesuai
lingkungan yang ada.
2. Rapat Koordinasi Tim Efektif
Rapat koordinasi Tim Efektif telah dilakukan sebanyak 3(tiga) kali dengan
agenda dan simpulan sebagai berikut:
a. Rapat Tim Efektif Strategi Percepatan Pencapaian Kapabilitas APIP Level 3
dalam Era Revolusi.
Tim Efektif melakukan pertemuan pertama untuk mendapatkan penjelasan
lebih lanjut tentang pembagian tugas dan jangka waktu penyelesaian tugas
sebagaimana diharapkan oleh peserta diklat. Kemudian memberikan
masukan serta rencana kerja dari masing masing bagian foto rapat dan
notulen sebagai berikut:
Foto Rapat Tim Efektif Strategi Percepatan Pencapaian Kapabilitas APIP Level 3 dalam Era Revolusi
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 24
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
b. Rapat Tim Efektif Strategi Percepatan Pencapaian Kapabilitas APIP Level 3
Dalam Era Revolusi Industri 4.0 Pertemuan Kedua
Rapat Tim Efektif Strategi Percepatan Pencapaian Kapabilitas APIP Level 3 dalam Era Revolusi Pertemuan Kedua
c. Rapat Tim Efektif Strategi Percepatan Pencapaian Kapabilitas APIP Level 3
Dalam Era Revolusi Industri 4.0 Pertemuan Ketiga
Rapat Tim Efektif Strategi Percepatan Pencapaian Kapabilitas APIP Level 3 dalam Era Revolusi Pertemuan Ketiga
Untuk mengambarkan pengaruh Revolusi Industri 4.0 terhadap APIP maka
dapat diuraikan dalam dua hal yaitu:
1. Peralatan yang digunakan
Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari APIP akan dihadapkan dengan think
of internet sehingga memerlukan peralatan komputer yang terhubung
dengan internet.
2. Proses untuk mengadaptasi perubahan itu
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 25
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
Untuk menggunakan atau menerapkan proses tersebut maka APIP dapat
menyusun standar operasional yang menjelaskan langkah-langkah
penggunaan teknologi informasi untuk melaksanakan tugasnya. Standar
prosedur dapat diterapkan dalam bentuk audit program yang berbasis
internet misalnya mendownload data yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
pemeriksaan.
Notulen rapat tim dapat dilihat di Lampiran 6.
3. Penyusunan Aplikasi
Aplikasi yang dibuat menjadi media penyimpanan database kondisi APIP
seluruh inspektorat yang di input data serta dokumen yang mendasarinya
diupload. Secara lebih rinci prosedur kerja aplikasi adalah:
a. Prosedur
1) Mengisikan user id dan password oleh tim efektif yang ditugaskan.
2) Menginput data satu persatu sesuai dengan pemenuhan enam elemen
pengukuran kapabilitas APIP setiap kabupaten.
3) Pengisian kuesioner pemenuhan daftar uji.
4) Aplikasi menyediakan ruang laman tempat upload database.
5) Aplikasi dapat menghitung secara otomatis angka kapabilitas APIP
setiap saat tergantung pada data yang diinput dan diupload.
6) Aplikasi di link kan dengan Inspektorat kabupaten/kota untuk mengecek
kekurangan dan mengupload dokumen yang diminta.
7) Hasil upload akan berpengaruh kepada level kapabilitas APIP.
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 26
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
b. Flowchart
Gambar 7.1 Flowchart Aplikasi SICEPAT 3
Untuk penyusunan aplikasi ini tim efektif yang membidangi sudah
merancang sistem yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan terhadap
pengolahan data yang diminta. Secara rinci hal-hal yang dilakukan oleh tim
efektif khususnya penyusunan aplikasi adalah:
1) Mengadakan focus group discussion
Focus Group Discussion (FGD) dilakukan beberapa kali untuk mencari
format informasi yang dibutuhkan dan input data yang diperlukan. Kegiatan
tersebut juga dilakukan pada saat rapat tim efektif di ruangan kerja kepala
perwakilan. Dalam setiap pertemuan diperoleh banyak masukan dan pada
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 27
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
akhirnya disepakati bahwa data yang tersedia seberapapun adanya diinput
ke dalam aplikasi yang dimaksud.
Rapat Tim Efektif
2) Uji coba aplikasi
Tim penyusunan aplikasi telah melakukan uji coba atas aplikasi yang disusun
dan selalu melakukan perbaikan dengan segera. Dalam hal ditemukan
kesulitan maka tim efektif dan peserta diklat berkomunikasi dengan
Pusinfowas BPKP untuk dapat mengatasi permasalahan agar data dapat di
input dan di proses sesuai dengan kebutuhan. Aplikasi ini diberi nama
“SICEPAT LEVEL 3”.
Tim Penyusun Aplikasi
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 28
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
3 ) Penginputan data
Dalam tim efektif sudah dilakukan pembagian tugas untuk melakukan
penginputan. Masing-masing provinsi/kabupaten/kota sudah ditentukan
penanggungjawab data dan penginputannya sehingga dapat dilakukan
dengan cepat. Proses penginputan sudah dapat diselesaikan sesuai dengan
jadwal yang ditentukan.
Pengimputan data dan hasilnya
4 ) Melakukan Quality Assurance atas hasil input
Setelah selesai penginputan, maka dilakukan quality assurance oleh peserta
diklat untuk melihat kelengkapan dan kesesuaian informasi yang dibutuhkan
dalam upaya percepatan pencapaian kapabilitas APIP level 3.
4. Penandatanganan Komitmen
Penandatanganan pernyataan komitmen oleh kepala daerah yaitu
Gubernur, Bupati/Walikota dan Inspektur sebagai pimpinan APIP sangatlah
dibutuhkan, karena implementasi SPIP sangat ditentukan oleh pimpinan
organisasi (tone at the top). Langkah awal dari pengembangan strategi ini
sebenarnya adalah keinginan dari Kepala Daerah dan jajarannya. Kondisi
Provinsi Sulawesi Tengah hingga saat ini belum ada APIP yang sampai pada
level 3, karenanya kami berkeinginan mencapai ini secara cepat, langkah
strategis yang dilakukan adalah:
a. Koordinasi dengan protokoler Gubernur untuk mengundang para Kepala
Daerah dan Inspektur
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 29
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
Sebelum memastikan metode penandatangan pernyataan komitmen oleh
Gubernur/Bupati/Walikota dan Inspektur se-Provinsi Sulawesi Tengah, maka
sebagaimana arahan dari Gubernur maka akan diundang seluruhnya ke
Provinsi dengan diberi kegiatan penandatanganan komitmen peningkatan
kapabilitas APIP level 3, maka Tim Efektif kembali berkoordinasi dengan
Kepala Biro Umum Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.
Berdasarkan hasil koordinasi antara Tim Efektif dan Kepala Biro Umum maka
disepakati beberapa hal yaitu untuk mempersiapkan konsep formulir
penandatanganan sampai final disiapkan oleh peserta diklat dan tim efektif.
Kemudian untuk menentukan teknis penandatanganan diatur oleh protokoler
atau Biro Umum Provinsi Sulawesi Tengah.
Format Formulir yang disepakati sudah ditetapkan oleh tim efektif setelah
mendapat persetujuan dari protokoler Gubernur. Sedangkan tatacara
penandatanganan yang disepakati adalah yang pertama formulir
ditandatangani oleh masing-masing Inspektur dan peserta Diklat kemudian
mengetahui Gubernur, Bupati/Walikota. Sedangkan untuk lembar tersendiri
ditandatangani langsung oleh Gubernur/Bupati/Walikota. Kemudian setelah
seluruh formulir ditandatangani maka dilakukan foto bersama dan sepakat
untuk melaksanakannya.
b. Menyusun konsep pernyataan kesepahaman
Dalam penyusunan konsep penandatanganan kesepahaman terjadi
beberapa kali perubahan Tim Efektif berusaha untuk mengkolaborasi maksud
dari penandatanganan ini dengan daya motivasi yang ditimbulkannya serta
time frame waktu yang harus tercapai, dan akhirnya disepakati sebagaimana
formulir yang ditetapkan.
c. Sosialisasi pentingnya capaian kapabilitas APIP level 3
Sebelum penandatanganan dilakukan, maka kami telah melakukan
sosialisasi pentingnya capaian kapabilitas APIP level 3 agar dapat
menyamakan persepsi antara Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah
dengan seluruh Kepala Daerah yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah.
Pemaparan terkait dengan definisi kapabilitas APIP, pentingnya kapabilitas
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 30
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
APIP dalam pencegahan terjadinya korupsi. Sosialisasi ini telah dilakukan
beberapa kali pada kesempatan yang berbeda yaitu:
i. Rapat koordinasi pengawasan untuk Inspektorat seluruh Provinsi dan
Kabupaten/Kota di Kantor Inspektorat Provinsi Sulawesi Tengah.
ii. Peningkatan kapabilitas APIP di Provinsi Sulawesi Tengah bersamaan
dengan topik yang sama dalam pencegahan korupsi yang
diselenggarakan oleh KPK Pencegahan Wilayah Provinsi Sulawesi
Tengah.
d. Penandatanganan Pernyataan Komitmen.
Acara penandatanganan pernyataan komitmen dilakukan di Hotel Best
Western Palu yang diawali oleh Inspektorat Provinsi Sulawesi Tengah dan
dilanjutkan oleh Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah kemudian dilanjutkan
oleh Inspektorat Kabupaten Banggai dan Bupati Banggai serta selanjutnya
oleh Inspektur Banggai Kepulauan dan Bupati Banggai Kepulauan. Gubernur
Drs. Longki Djanggola, MM tetap berada ditempat menyaksikan dan memberi
semangat kepada pemerintah Kabupaten/kota dalam hal ini Bupati dan
Inspektur sampai berakhirnya penandatanganan.
Gubernur sedang menandatangani
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 31
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
Bupati Banggai sedang menandatangani
Bupati Banggai Kepulauan sedang menandatangani
Inspektur Provinsi sedang menandatangani
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 32
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
Seluruh Peserta Penandatanganan
Hasil penandatangan seluruh Provinsi dan Kabupaten/Kota terdapat pada
lampiran 2 dan 3. Naskah Pidato Gubernur Pada Saat Setelah
Penandatanganan Pernyataan Komitmen terdapat pada Lampiran 8.
e. Mengumpulkan dan menyusun seluruh pernyataan komitmen dalam upaya
percepatan pencapaian kapabilitas APIP level 3
Tim Efektif setelah penandatanganan pernyataan komitmen mengumpulkan
dan mengecek kembali apakah masih ada formulir yang belum
ditandatangani. Dalam hal masih ada formulir yang belum ditandatangani
maka disampaikan langsung kepada Bupati/Inspektur yang tidak hadir untuk
segera dapat dukungan atau ditandatangani. Pada akhirnya seluruh Kepala
Daerah dan Inspektur telah menandatangani formulir yang dimaksud.
f. Pidato Gubernur Sulawesi Tengah
Gubernur Sulawesi Tengah Drs. Longki Djanggola setelah penandatanganan
pernyataan komitmen mewakili seluruh kepala daerah memberikan arahan
atau pidato terkait dengan acara penandatanganan tersebut. Sangat diluar
dugaan Gubernur menyampaikan bahwa pernyataan komitmen ini sangat
penting artinya bagi lingkungan pemerintah daerah di Provinsi Sulawesi
Tengah karena dengan pernyataan ini maka pelaksanaan pencapaian
kapabilitas APIP level 3 akan lebih mudah untuk dicapai. Ditambahkan oleh
Gubernur bahwa sampai saat ini belum ada pemerintah daerah baik Provinsi
maupun Kabupaten/Kota yang kapabilitas APIPnya telah mencapai level 3.
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05 33
Laporan Proyek Perubahan
sgggggyf
Bagi BPKP pernyataan komitmen ini juga sangat penting karena dengan
adanya komitmen ini maka BPKP akan lebih bersemangat dan lebih gencar
melakukan Bimtek dan Quality Assurance atas Self Assessment kapabilitas
APIP yang sudah dilakukan oleh APIP daerah.
Laporan Proyek Perubahan
34 PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
g. Tabel Capaian Output
Tabel 7.2 Capaian Output Proyek Perubahan
No.
Tahapan
Kegiatan
Timelne
Output
Pihak Yang Terlibat
Nomor / Tanggal
Dokumen
% Penyele
saian
Lampiran Okt 19 Nov 19
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Jangka Pendek
1. Penyusunan
Tim Efektif
Menyusun Tim Efektif SK Tim Efektif Tim Efektif Internal Perwakilan BPKP yang terdiri dari Korwas dan Struktural
SK Nomor
KEP-
253/PW19/1/20
19
100
Melaksanakan Focus
Group Disscussion (FGD)
Notulen dan Daftar Hadir
Tim Efektif Internal BPKP
1.1
Mengadakan Koordinasi
ke Gubernur
Dokumentasi/Foto
Mempersiapkan Bahan
Paparan
Bahan Paparan
Mempelajari Pengaruh
Revolusi Industri
Daftar Usulan
Mengidentifikasi Kondisi
APIP saat ini
Data Profil APIP Sulteng
Mempersiapkan Data Data Profil APIP Sulteng
2. Penyusunan
Aplikasi
Merancang Sistem
Informasi yang
dibutuhkan
Rancangan Aplikasi
Tim Efektif
10 Sept 2019
1.4
FGD dengan Tim Efektif Notulen
100%
Laporan Proyek Perubahan
35 PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
No.
Tahapan
Kegiatan
Timeline
Output
Pihak Yang Terlibat
Nomor / Tanggal
Dokumen
% Penyele
Lampiran Okt 19 Nov 19
saian
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Menyusun Aplikasi dan
Uji Coba
Menginput Data Contoh Hasil Inputan 1.6
3. Penandatanga
nan Komitmen
Koordinasi dengan
Protokoler Gubernur
Notulen
Protokoler
Gubernur dan
Tim Efektif
-
100
Menyusun Konsep Konsep Naskah 100
Memfinalkan Konsep Naskah Final
-
100 2
Sosialisasi Capaian
Kapabilitas APIP Bahan Paparan
100
3
Penandatanganan Dokumentasi/Foto
-
100 4
1.10 Mengumpulkan Hasil Naskah yang di Tandatangani 100
Pidato Gubernur Naskah Pidato 100 5
Jangka Menengah
1. Mengidentifika
si Data
Kebutuhan
Penilaian
Mengumpulkan Surat
Tugas QA Kapabilitas
APIP
Daftar Surat Tugas dan Laporan Hasil QA Tim Efektif dan
Bidang P3A 80
1
Laporan Proyek Perubahan
36 PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
No.
Tahapan
Kegiatan
Timeline
Output
Pihak Yang Terlibat
Nomor / Tanggal
Dokumen
% Penyele
saian
Lampiran Agt 19 Sep 19
4 5 1 2 3 4 5
Membuat
Rangkuman
Data-data
Pemenuhan
Elemen
Rangkuman Data Bidang P3A 80
2. Mengolah/Mengi
nput Data
Reviu Hasil Input
Data
Aplikasi Bidang P3A 0
Input Kekurangan
Data Database 0
3. Menghubungkan
Aplikasi dengan
APIP secara
Online
Menyurati APIP Surat Bidang P3A 0
Membangun Sistem
Online Aplikasi Bidang P3A 0
4. Mengidentifikasi
Pengaruh
Teknologi
Mengumpulkan
Pengaruh Teknologi Daftar Pengaruh Tim Efektif 0
Melakukan Usulan
Penyesuaian Surat Usulan Tim Efektif 0
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
37 Laporan Proyek Perubahan sgggg
5. Dukungan Stakeholders
a. Melaksanakan tugas pokok dan fungsi organisasi
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi serta dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dibutuhkan dukungan stakeholders baik
secara internal maupun eksternal. Stakeholders yang berkaitan langsung
dengan manfaat level 3 kapabilitas APIP di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu
Kepala Kepolisian Daerah, Kepala Wilayah Kantor Kementerian yang ada
di Provinsi Sulawesi Tengah, Kepala Perwakilan Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), Perwakilan KPK yang ada di daerah, Kanwil Hukum dan
HAM, Kanwil Perbendaharaan Negara, Kejaksaan Tinggi. Semua
stakeholders tersebut sangat mendukung terimplementasinya proyek
perubahan ini dan sebagai bukti dukungan dibuat dalam bentuk
pernyataan dukungan yang ditandatangani langsung oleh beberapa
Kepala Perwakilan BPKP. Hubungan masing-masing Pimpinan dengan
implementasi proyek perubahan ini adalah:
1) Kepala Kepolisian Daerah
Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari Kepala Kepolisian Daerah sering
bekerjasama dengan APIP daerah (Inspektorat) Provinsi maupun
Kabupaten/Kota. Hubungan kerjasama dalam bentuk audit investigasi,
perhitungan kerugian keuangan negara atas kasus pengaduan
masyarakat yang ditangani oleh kepolisian. Peningkatan Kapabilitas
APIP sangat terkait dengan kemampuan APIP dalam melaksanakan
kerjasama tersebut. APIP dengan level 3 diharapkan mampu untuk
melakukan audit investigasi dan perhitungan kerugian keuangan
negara, oleh karena itu kepolisian daerah sangat mendukung terhadap
peningkatan Kapabilitas APIP tersebut.
2) Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Dalam pelaksanaan tugas Kantor Wilayah Kementerian di daerah
sangat dibutuhkan kerjasama dengan APIP daerah, karena banyaknya
anggaran yang berasal dari APBN dilaksanakan oleh pemerintah
daerah sehingga dalam menyampaikan pertanggungjawaban
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
38 Laporan Proyek Perubahan sgggg
disamping mereviu APBD maka APIP daerah juga melakukan reviu
terhadap dana yang dikelola di daerah berupa dana transfer ataupun
titipan. Dengan demikian maka peningkatan kemampuan APIP sangat
berpengaruh terhadap kualitas hasil reviu dari APIP sendiri.
3) Kepala Perwakilan BPK
Kaitan Proyek Perubahan dengan meningkatnya kapabilitas APIP
maka dipastikan adanya perbaikan tatakelola yang otomatis akan
meningkatkan kualitas laporan keuangan sehingga BPK dalam
melaksanakan pemeriksaan keuangan daerah akan lebih mudah,
dengan demikian akan mempercepat waktu pemeriksaannya.
4) Para Direktur dan Kepala Perwakilan BPKP
Selain dari pada pihak ekstern Proyek Perubahan ini juga didukung
oleh beberapa rekan sejawat peserta diklat yang ditujukan untuk dapat
diketahui bahwa di seluruh Provinsi yang ada di Indonesia Proyek
Perubahan ini dapat diimplementasikan. Strategi percepatan
sebagaimana topik dari Proyek Perubahan ini sangat dibutuhkan oleh
seluruh perwakilan BPKP dalam melaksanakan tugas pembinaan
APIP.
5) Kejaksaan Tinggi
APIP daerah sering bekerjasama dengan Kejaksaan Tinggi terutama
dalam hal permintaan audit investigasi dan perhitungan keuangan
negara sebagaimana juga kepolisian daerah yang telah diuraikan
sebelumnya. Kejaksaan Tinggi mempunyai jajaran di setiap
kabupaten/kota yaitu Kejaksaan Negeri sehingga kasus-kasus yang
terjadi di masing-masing daerah dapat diatasi oleh APIP daerah
masing-masing. Dengan demikian maka peningkatan kapabilitas APIP
sangat dibutuhkan demi kelancaran penugasan yang dimaksud di atas.
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
39 Laporan Proyek Perubahan sgggg
Dukungan dari Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah
6) Kanwil Perbendaharaan Negara
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara melakukan
kegiatan-kegiatan Negara di daerah. Untuk itu sistem pengelolaan
Keuangan Negara di daerah dilakukan dengan berbagai macam cara
misalnya transfer ke daerah. Terhadap dana transfer kepada daerah
Kabupaten/Kota pengelolaannya langsung dilakukan oleh pemerintah
daerah, oleh karena itu peningkatan kapabilitas APIP sangat penting
dalam mendorong pentingnya tatakelola yang baik di daerah sehingga
dapat menghasilkan laporan keuangan yang transparan dan akuntabel.
Foto Dukungan dari Kanwil Perbendaharaan Negara
Dukungan terhadap stakeholders internal terdapat pada lampiran 9
Sedangkan dukungan dari pihak eksternal terdapat pada lampiran 10.
b. Cara Memperoleh Dukungan
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
40 Laporan Proyek Perubahan sgggg
Adapun cara memperoleh dukungan dari berbagai stakeholders dapat
dilakukan dengan konsultasi, komunikasi dan koordinasi.
1) Konsultasi
Strategi percepatan pencapaian level 3 Kapabilitas APIP dalam Era
Revolusi Industri 4.0 didukung oleh para stakeholders dengan cara
konsultasi atau meminta pendapat. Konsultasi pertama dilakukan
terhadap mentor yang memberikan saran terhadap tatacara penulisan,
sistematika pembahasan dan juga substansi materi yang dibahas
sebelum mendapat dukungan dari para stakeholders. Konsultasi juga
dilakukan terhadap Direktur Bidang Teknis yang menangani penilaian
kapabilitas APIP dan juga strategi pencapaiannya dari segi pedoman
dan pemenuhan 6 elemen di IACM yang harus dilaksanakan.
2) Komunikasi
Dalam percepatan pencapaian kapabilitas APIP level 3 pada Era
Revolusi Industri 4.0 dilakukan dialog atau komunikasi dengan orang-
orang terkait untuk lebih meyakinkan bahwa Proyek Perubahan ini
sangat besar manfaatnya. Hal yang sangat penting dibicarakan adalah
bagaimana strategi percepatan pencapaian kapabilitas APIP tersebut
dan juga tatacara ataupun ketentuan dalam pengimplementasiannya.
Komunikasi sering juga dilakukan terhadap Pusat Informasi
Pengawasan BPKP terkait dengan pembangunan aplikasi yang
digunakan sebagai sarana. Tidak kalah pentingnya sejak awal
ditetapkannya judul Proyek Perubahan ini maka dilakukan komunikasi
dengan Gubernur dan jajarannya sehingga dapat memperlancar
proses penyusunan dan pencapaian output dari proyek perubahan ini,
sesuai dengan 3 tahapan milestone yaitu dua bulan pertama, enam
bulan pertama dan dua tahun pertama.
3) Koordinasi
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
41 Laporan Proyek Perubahan sgggg
Koordinasi yang sangat intensif dilakukan dengan Kepala Daerah
khususnya Gubernur dan Bupati/Walikota terkait dengan penyamaan
persepsi untuk peningkatan Kapabilitas APIP. Peningkatan Kapabilitas
APIP sangat tergantung kepada kepentingan dari kepala daerah atau
dorongan dari Kepala Daerah terhadap APIP itu sendiri. Strategi
percepatan yang diunggulkan dalam hal ini adalah komitmen dari
kepala daerah serta memberikan wewenang kepada APIP dalam
menentukan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan yang dilakukan.
Koordinasi ini sangat intensif dilakukan terhadap Gubernur serta
jajarannya yaitu Inspektur dan Kepala Biro Umum dalam
merencanakan dan melaksanakan penandatanganan pernyataan
komitmen.
Bukti koordianasi tersebut dapat dilihat dalam foto dibawah ini:
Foto Koordinasi dengan Gubernur (Laporan Hasil Kegiatan Koordinasi Dengan
Gubernur terdapat di Lampiran 7)
Hasil dari koordinasi ini diperoleh kesepakatan penandatanganan
komitmen dengan Gubernur, Bupati dan Walikota serta seluruh APIP
secara serentak dalam suatu acara. Hanya dua orang inspektur dan
lima orang Bupati yang kebetulan berhalangan, ditandatangankan
secara pribadi. Contoh Bupati Donggala, karena sedang ujian S3 dan
Bupati Buol sedang Lamhanas. Foto penandatanganan Bupati
Donggala dan Bupati Buol sebagai berikut:
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
42 Laporan Proyek Perubahan sgggg
Foto Penandatanganan oleh Bupati Buol dan Bupati Donggala
VIII. STRATEGI MARKETING
A. Strategi Mix
Dalam pengembangan strategi marketing mix, maka digunakan
elemen pemasaran sektor publik yaitu 4P+1C yaitu produk, price,
promotion, place dan customer.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan ataupun kegiatan-kegiatan yang
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan tersebut
harus dikenalkan kepada seluruh masyarakat agar masyarakat dapat
memelihara produk tersebut. Demikian juga didalam melaksanakan
kebijakannya pemerintah memerlukan biaya ataupun harga yang harus
sebanding dengan manfaat yang diperoleh. Pemimpin sektor publik harus
berpikir secara bisnis membandingkan antara biaya dengan manfaat.
Kemudian pemerintah sektor publik dalam melaksanakan pembangunan
memerlukan pasar ataupun tempat yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sesusai dengan sektor yang diinginkan. Lebih rinci kebijakan
marketing mix sektor publik dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Customer
Sebagai pelanggan dari produk ini adalah pemerintah daerah yaitu
provinsi,kabupaten dan kota. Sehingga hasil dari proyek perubahan ini
harus berorientasi hasil dalam pengertian sesuai dengan keinginan dan
kemanfaatan dari customer. Dalam perumusan kegiatan yang dilakukan
telah disesuaikan dengan kebutuhan APIP dalam hal ini Inspektorat
provinsi dan kabupaten kota sebagaimana kebutuhan terhadap target
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
43 Laporan Proyek Perubahan sgggg
pencapaian level 3 Kapabilitas APIP. Level 3 Kapabilitas APIP yang
disebut dengan sebutan integrated telah mampu mendeteksi terjadinya
fraud dan dapat mengukur efektif dan efesiensi kegiatan. Dalam
pelaksanaan kegiatan ini produk yang kita pasarkan adalah strategi
percepatan yang sangat bermanfaat sehingga customer
menggunakannya sebagai kebutuhan pencapaian level 3 Kapabilitas
APIP.
b) Product
Secara jelasnya bahwa product yang dihasilkan dalam proyek
perubahan ini adalah dalam bentuk kebijakan untuk menerapkan
strategi yang mampu mencapai level 3 kapabilitas APIP. Produk
tersebut secara rinci dapat diuraikan dalam bentuk pernyataan
komitmen dari pimpinan pemerintah daerah dan inspektur, aplikasi yang
dapat membantu percepatan pencapaian level 3 kapabilitas apip
dengan pemenuhan elemen elemen kapabilitas sesuai dengan daftar uji
dengan model IACM yaitu 1: Peran dan Layanan APIP, 2: Pengelolaan
SDM APIP, 3 : Penyelenggaraan Pengawasan Intern Pemerintah
Secara Profesional, 4: Manajemen Kinerja dan Akuntabilitas, 5:
Hubungan dan Budaya Organisasi, dan 6: Struktur Tata
Kelola. Kapabilitas APIP level 3 yaitu APIP mampu melakukan
performance audit yang dapat meningkatkan kinerja serta memberikan
advisory services untuk perbaikan governance process, risk
management, control organisasi dimana APIP berada.
c) Price
Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk ini adalah berupa
biaya perjalanan dinas untuk melakukan koordinasi dan
penandatanganan pernyataan komitmen kepala daerah dan inspektur
yang tidak hadir pada saat acara penandatanganan dilakukan. Biaya
tersebut tidak dipisahkan secara khusus tetapi tergabung dalam biaya
koordinasi tugas lain yang sedang berlangsung. Kegiatan ini dilakukan
terhadap 3 orang Bupati dan 2 Inspektur. Sehingga dengan demikian
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
44 Laporan Proyek Perubahan sgggg
maka dapat disimpulkan bahwa biaya yang dikeluarkan sangat efesien
dibandingkan denga produk yang dihasilkan.
d) Place
Place adalah elemen marketing mix yang berkaitan dengan upaya
mendistribusikan dan menjamin produk tersedia secara mudah bagi
para pengguna. Tempat produk ini dihasilkan dan dimanfaatkan dapat
dikelompokkan kedalam 2 sisi yaitu Perwakilan BPKP Sulawesi Tengah
dan seluruh Pemerintah daerah sebanyak 14 pemda yang terdiri dari 1
provinsi dan 1 kota serta 12 Kabupaten. Seluruh pemda yang ada di
provinsi Sulawesi tengah adalah merupakan tempat atau lokasi
berlangsungnya proyek perubahan ini. Namun dengan aplikasi online
maka perbedaan jarak atau tempat tidak menjadi masalah dalam
menerapkannya.
e) Promotion
Promosi dimaksud adalah semua jenis komunikasi yang digunakan
untuk menjangkau khalayak sebagai sasaran mengenai manfaat relatif
suatu produk layanan merek atau branded. Promosi yang digunakan
dengan memberi branded produk ini dengan nama SICEPAT 3, dengan
demikian maka lebih mudah untuk melakukan pemasaran atau
promosi.Promosi yang dijalankan melalui sosialiasi dalam berbagai
kesempatan yaitu rapat koordinasi dengan APIP, Bimtek peningkatan
Kapabilitas APIP bekerjasama dengan wakil Komisi Pemberantasan
Korupsi yang ada didaerah dan juga pada berbagai kesempatan pada
saat pertemuan dengan Gubernur, Bupati dan Walikota.
B. Manajemen Stakeholders (stakeholders marketing)
Stakeholders dalam proyek perubahan ini adalah pihak pihak yang
berkepentingan atau terkait dengan proyek perubahan ini baik yang berasal
dari internal maupun ekternal organisasi yang dapat mempengaruhi
keberhasilan proyek perubahan ini. Dalam implementasi terobosan
perubahan ini diperlukan peran dari stakeholders khususnya membantu
dalam melengkapi sarana perbaikan yang akan disempurnakan dan juga
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
45 Laporan Proyek Perubahan sgggg
orang-orang atau bagian yang terkait dengan proyek perubahan ini. Pihak
yang sangat berperan dalam hal ini adalah Kepala Daerah (Gubernur,
Walikota dan Bupati) serta kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
APIP dan Staf organisasi APIP dan Auditor Perwakilan BPKP.
Setelah dilakukan pemetaan, maka stakeholders terkait dapat
dikelompokan ke dalam 4 (empat) kelompok kuadran yaitu:
LATENT, PROMOTORS, APHATETIC DAN DEFENDERS Gambar 8.1 Empat Kelompok Kuadran
Dari pelaksanaan proyek perubahan ini maka dapat diuraikan 4 kelompok
yang mempunyai peran dan kepentingan dan pengaruh yaitu:
a) Kelompok promotors, adalah mereka yang mempunyai kepentingan dan
pengaruh yang besar dalam pelaksanaannya. Sebagai stakeholders
promotor terdiri dari Kepala BPKP, Deputi Investigasi, Deputi
Penyelenggaraan keuangan daerah , Gubernur, Bupati dan Walikota
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
46 Laporan Proyek Perubahan sgggg
yang memberikan dorongan dan sangat berkentingan dan pengaruh
terhadap tercapainya target level 3 kapabilitas APIP. Kepala BPKP
mengeluarkan Peraturan Kepala BPKP , Demikian juga Deputi
Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah memberikan
pertunjuk teknis bagaimana cara untuk peningkatan Kapabilitas APIP
tentu sangat pro atau mendukung keberhasilan proyek perubahan ini.
b) Kelompok defenders, adalah mereka yang memiliki kepentingan besar
namun mempunyai pengaruh kecil yaitu inspektur dan para auditor di
inspektorat yang lebih berperan pada mengikuti saran atau dorongan
dari Kepala Daerah dan stakeholders promotor lainnya.
c) Kelompok Latens, adalah mereka yang memiliki kepentingan kecil dan
pengaruh besar yaitu instansi inspektorat atau disebut dengan APIP dan
Perwakilan BPKP Sulawesi tengah yang berkepentingan sebagai
Pembina APIP.
d) Aphatetics, adalah mereka yang mempunyai kepentingan kecil dan
pengaruh kecil yaitu masyarakat dan Organisasi Perangkat Daerah
misalnya pendukung dari kebijakan yang dapat membantu para
inspektorat dalam pemenuhan kebutuhan capaian enam elemen setiap
level kapabilitas apip. Sebagai contoh adanya pemenuhan jumlah SDM
dalam APIP harus didukung oleh OPD lainya yaitu Bagian Kepegwaian
Daerah, demikian juga halnya dengan perencanaan yang akan dibuat
maka akan sangat berpengaruh terhadap penganggaran dan program
kerja APIP.
Metode komunikasi terhadap masing-masing stakeholders.
Kemampuan berkomunikasi menunjukkan kemampuan mengirimkan
pesan-pesan dengan jelas, manusiawi, efisien dan menerima pesan-
pesan secara akurat.
Fungsi komunikasi adalah:
Mencapai pengertian satu sama lain.
Membina kepercayaan.
Mengkoordinir tindakan.
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
47 Laporan Proyek Perubahan sgggg
Merencanakan strategi.
Melakukan pembagian pekerjaan.
Berbagi rasa.
Strategi Mempengaruhi Stakeholders Melalui Komunikasi
Setelah melakukan identifikasi dan pemetaan stakeholders selanjutnya
adalah menyusun strategi agar stakeholders yang pengaruh rendah atau
kepentingan rendah bisa ditarik pada kuadran yang tinggi pengaruh dan
kepentingannya. Untuk itu peta strategi komunikasi yang disusun adalah
untuk setiap kuadran harus tepat sehingga tidak menjadi gangguan dalam
implementasi proyek perubahan ini.
Pola hubungan dengan masing masing kuadran stakeholder mempunyai ciri
khas tersendiri. Model komunikasi yang ditempuh terdapat 4 jenis yaitu Keep
satisfaction, manage closely, minimal effort dan keep informed. Secara lebih
rinci dapat dilihat pada table berikut:
Keep Satisfaction Manage Closely
1) Menyurati
2) E-mail dan Whatsapp Group
3) Memberikan arahan
4) Menugaskan
1) Menyampaikan Laporan
2) Menghadiri Rapat
3) Meminta Arahan
4) Menyampaikan surat
permohonan
Minimal Effort Keep informed
1) Menyediakan kotak saran
2) Melakukan sosialisasi
3) Mengirimkan surat permintaan
2) Berdiskusi untuk mencari
solusi
3) Menugaskan untuk melakukan
sesuatu
Tabel 8.1 Model Komunikasi
a) Kelompok Promotor
Strategi untuk kelompok promotor, maka komunikasi yang dibangun
adalah menghadiri rapat, meminta arahan, menyampaikan permohonan
dengan komunikasi yang baik dengan cara sebagimana dalam kelompok
promotor sehingga dapat diminta perhatian yang lebih meningkat lagi
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
48 Laporan Proyek Perubahan sgggg
untuk mendukung proyek perubahan ini agar dapat dimplementasikan
dengan lebih baik. Komunikasi dengan stakeholders promotor adalah
membina kepercayaan dengan cara mengikuti pedoman pedoman yang
dikeluarkan oleh stakeholders tersebut.
b) Kelompok Defender
Strategi untuk kelompok defender adalah menyamakan persepsi terhadap
tugas yang harus dilaksanakan bersama. Komunikasi yang dapat
ditempuh adalah berdiskusi atau focus group discussion dan memberikan
penugasan melalui inspekturnya dengan meminta pertanggungjawaban
atas penugasan yang diberikan kepadanya.
c) Kelompok Latens
Strategi komunikasi terhadap stakeholders kelompok Laten dapat
dilakukan dengan cara menyurati, email dan whatsapp group, memberikan
arahan atau sosialisasi dan memerintah untuk hal hal yang diinginkan
sesuai dengan kebutuhan.
d) Kelompok aphatetic
Komunikasi terhadap kelompok stakeholders apathetic dapat dilakukan
dengan sosialisasi atau focus group discussion dan pembuatan daftar
survey serta pembuatan kotak saran.
IX. ORGANISASI PEMBELAJAR
Organisasi pembelajar adalah organisasi yang mahir menciptakan,
memperoleh, menginteprestasikan, mentransfer,mempertahankan pengetahuan
dan…(learning what they do) dan secara sengaja mengubah perilakunya untuk
merefleksikan pengetahuan pemahaman yang baru (doing what we know),,
“David Kevin”.
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah sebagai bagian dari BPKP
Pusat telah ikut dalam metode organisasi pembelajar, artinya dapat menerima
perubahan perubahan yang lebih adaptif dalam melaksanakan kegiatan atau
pembelajaran. Oleh karena itu maka dalam menerima perubahan, organisasi
dengan mudah mengimplementasikan dalam organisasi secara efektif. Ciri-
ciri organisasi pembelajar adalah:
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
49 Laporan Proyek Perubahan sgggg
1. Pegawainya secara berkelanjutan mengembangkan kapasitasnya untuk
mewujudkan hasil yang mereka inginkan.
2. Pola berfikir baru dan ekspansif ditumbuhkembangkan.
3. Keinginan bersama diberi ruang kebebasan.
4. Pegawai secara terus menerus belajar bersama bagaimana cara belajar.
Prasyarat pembentukan organisasi pembelajar adalah :
1. Setiap individu memiliki pemahaman yang sama atas tujuan, aktivitas
organisasi dan arah kerja organisasi (jelas visi dan misi).
2. Setiap individu memiliki akses berkelanjutan terhadap data (informasi) dan
aspek yang berhubungan dengan keberhasilan kegagalan organisasi.
3. Individu memiliki kesempatan belajar dari sesamanya dan aktif mengambil
keputusan bersama akan prioritas apa yang perlu dilaksanakan.
Strategi percepatan pencapaian level 3 Kapabilitas APIP pada Era Revolusi
Industri 4.0 diterapkan dengan model organisasi adaptif terhadap perubahan. Hal
ini dilakukan karena target pencapaian level 3 kapabilitas APIP seharusnya akhir
tahun 2019 85% APIP sudah level 3 namun pada kenyataannya hingga saat ini
belum ada satu pemerintah daerahpun yang mencapai level 3 di Provinsi
Sulawesi Tengah. Oleh karena itu maka disamping strategi pencapaiannya yang
lebih penting lagi adalah bagaimana strategi percepatan. Kedua hal tersebut
diuraikan dalam dua sisi organisasi pembelajar yaitu cara pelaksanaan sesuai
tugas pokok dan fungsi dan cara sesuai dengan terobosan yang dilakukan dalam
proyek perubahan ini. Masing-masing cara ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Sesuai dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 16 Tahun 2015.
a. Self Improvement
Kapabilitas APIP dikelola secara self improvement oleh APIP sendiri yang
artinya membangun kapabilitas APIP sesuai dengan pemenuhan elemen-
elemen yang diwajibkan dalam IACM. Membangun secara mandiri dan
dilakukan bimbingan atau pendampingan oleh perwakilan BPKP melalui
bimtek atau sosialisasi tentang APIP dan kapabilitasnya.
b. Self Assessment
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
50 Laporan Proyek Perubahan sgggg
Setelah terdapatnya pemenuhan elemen dimaksud maka sesuai dengan
pedoman yang dikeluarkan oleh BPKP dengan Peraturan Kepala BPKP
Nomor 16 Tahun 2015 tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kapabilitas
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) akan melakukan self
assessment atau penilaian mandiri terhadap tingkat kapabilitas APIP
berada pada level tertentu. Hasil self assessment disampaikan kepada
BPKP Perwakilan untuk dilakukan quality assurance. Sering terjadi antara
hasil self assessment dengan permintaan quality assurance memakan
waktu yang lama. Demikian juga setelah dilakukan quality assurance oleh
Perwakilan BPKP maka dikeluarkan laporan hasil QA untuk
menyampaikan hal-hal yang perlu diperbaiki maupun dilengkapi.
Perbaikan tersebut sering terlambat bahkan tidak dilaksanakan oleh APIP
sendiri yang kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pemahaman
ataupun kurangnya perhatian terhadap pentingnya kapabilitas APIP. Tidak
jarang perbaikan ini dilupakan sehingga memerlukan bimtek ataupun
sosialisasi kembali. Prosedur yang dilakukan pada saat self assessment
lebih banyak dilakukan secara lisan sehingga legalitas formalnya dinilai
kurang dan perbaikannya tidak dilakukan segera.
c. Quality Assurance oleh BPKP
Quality Assurance yang dimaksud dalam hal ini adalah apabila kapabilitas
APIP menurut self assessment sudah mencapai level 3. Untuk ini APIP
membuat surat permintaan agar dilakukan quality assurance oleh BPKP
dan jika sudah memenuhi syarat menjadi level 3 dilakukan penyampaian
permintaan reviu ke rendal atau BPKP Pusat. Jika berdasarkan hasil
quality assurance oleh Perwakilan BPKP belum memenuhi syarat menjadi
level 3 maka diberikan atensi atau perhatian dengan memberikan catatan
hal-hal apa saja yang harus dipenuhi oleh APIP dan diminta untuk
menyampaikannya kepada Perwakilan BPKP. Hal ini sering terjadi sampai
waktu yang cukup lama tidak diperoleh kelengkapan ataupun perbaikan
yang disampaikan sehingga terjadi kegiatan yang berulang-ulang dan
membuat lambatnya pencapaian APIP level 3.
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
51 Laporan Proyek Perubahan sgggg
d. Reviu Rendal
Apabila telah memenuhi syarat level 3 berdasarkan hasil QA Perwakilan
BPKP maka disampaikan ke rendal untuk dilakukan reviu. Hasil reviu akan
disampaikan oleh BPKP Pusat kepada Perwakilan BPKP untuk
disampaikan kepada APIP agar dapat dilengkapi. Atas hal tersebut
perwakilan menyampaikan kepada APIP dan jika sudah lengkap maka
rendal meminta tim Perwakilan BPKP untuk melakukan ekspose
dihadapan tim rendal. Jika didalam ekspose dinilai cukup memenuhi syarat
untuk menjadi level 3 maka rendal melalui persetujuan Deputi
Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah di sahkan menjadi level
3.
2. Proyek Perubahan
Proyek Perubahan menerima organisasi adaptif dalam hal perumusan strategi
percepatan pencapaian level 3 APIP. Dalam proses organisasi pembelajar
maka langkah yang ditempuh adalah permintaan pernyataan komitmen
kemudian penyusunan aplikasi dan pemantauan pemenuhan data. Secara
lebih rinci percepatan pencapaian level 3 APIP tersebut diuraikan sebagai
berikut.
a. Pernyataan Komitmen
Pernyataan komitmen diminta kepada pimpinan tertinggi organisasi APIP
yaitu kepala daerah dan Inspektur. Manfaat penting yang dapat diperoleh
dari pernyataan komitmen oleh kepala daerah adalah:
1) Pemberian anggaran yang cukup sebagaimana dinyatakan dalam
peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 33 tahun 2019 dan Surat
Edaran Mentri Dalam Negeri Nomor 903/7326/SJ tanggal 1 Agustus
2019 dimana anggaran APIP minimal 1% dari APBD.
2) Peningkatan kompetensi dilakukan melalui perencanaan yang jelas
yang memuat kepada renstra dan diberikan anggaran pada APBD. Hal
ini dilakukan karena peningkatan kapabilitas APIP sangat tergantung
pada peningkatan kapasitas ataupun kompetensi APIP itu sendiri.
Diharapkan dengan terjadinya komitmen oleh pimpinan APIP maka
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
52 Laporan Proyek Perubahan sgggg
peningkatan kompetensi akan menjadi pusat perhatian dari kepala
daerah.
3) Kesadaran kepala daerah melalui pernyataan komitmen maka kepala
daerah lebih menyadari bahwa sejauh mana pentingnya peningkatan
kapabilitas APIP dalam pencegahan terjadinya korupsi ataupun
kecurangan di suatu daerah. Oleh karena itu secara otomatis
peningkatan kapabilitas APIP akan dapat diperoleh lebih cepat dari
secara konvensional.
b. Penyusunan Aplikasi
Penyusunan aplikasi dimaksudkan untuk:
1) Mengetahui kondisi APIP secara cepat
Dengan aplikasi yang dibangun maka kondisi APIP ditinjau dari
pemenuhan pertanyaan-pertanyaan dari enam elemen merupakan
database awal sebagai dasar untuk melakukan komunikasi dengan
APIP. Dan melalui aplikasi dapat dengan mudah diperoleh data-data
yang sudah tersedia maupun yang belum.
2) APIP dapat mengupload kekurangan dokumen dalam pemenuhan
enam elemen yang harus dibangun.
Berdasarkan analisis terhadap database maka APIP dapat melihat atau
mengetahui secara online data-data apa saja yang dibutuhkan dan
langsung dapat mengisi dan mengupload dokumen yang kurang
tersebut. Dengan demikian suatu langkah yang dapat mempercepat
pemenuhan dokumen yang dibutuhkan sekaligus dapat meningkatkan
nilai pemenuhan ke level 3.
3) Dapat menghitung secara otomatis sampai sejauhmana level APIP
setiap saat.
Dalam aplikasi secara otomatis angka pemenuhan dapat diketahui
sehingga apabila angka tersebut sudah memenuhi syarat maka dapat
segera dimintakan oleh BPKP agar dilakukan self assessment kepada
APIP. Dan hasil self assessment tersebut dapat dilakukan QA.
4) Mengetahui kekurangan dokumen yang harus dipenuhi.
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
53 Laporan Proyek Perubahan sgggg
Dalam database sudah dapat menginformasikan data apa saja yang
sudah terpenuhi dan data apa saja yang masih harus dipenuhi.
5) Kondisi kapan APIP sudah dapat dilakukan QA.
Dengan aplikasi juga dapat diketahui nilai misalnya angka 3, sebagai
syarat sudah dapat dilakukan quality assurance, tanpa harus menyurati
ataupun berkomunikasi dengan APIP.
6) Memudahkan koordinasi dengan APIP dalam rangka mempercepat
perolehan data yang dibutuhkan.
Dengan informasi yang tersedia maka dapat dengan mudah dilakukan
koordinasi dengan APIP terkait dengan:
- Permasalahan yang dihadapi APIP saat ini
- Dokumen yang dibutuhkan
- Rumusan langkah-langkah cepat dalam pemenuhan dokumen yang
dipersyaratkan.
c. Pernyataan Komitmen oleh Inspektur
Pernyataan komitmen oleh Inspektur akan memperoleh manfaat lebih
intensnya perhatian pimpinan APIP dalam pencapaian level 3 karena
seluruh kegiatan pemenuhan ataupun self improvement, self assessment
dan kegiatan membangun APIP adalah merupakan tugas dari pimpinan
APIP dan jajarannya. Dengan pernyataan komitmen bersama dengan
kepala daerah maka pimpinan APIP lebih percaya diri untuk melakukan
perbaikan segera ataupun pemenuhan seluruh elemen IACM yang diminta
oleh BPKP. Sebagai poin penting dari pernyataan ini adalah dorongan
untuk mempercepat pemenuhan level kapabilitas APIP level 3.
Untuk menghadapi kondisi ini maka sebagai Kepala Perwakilan, proyek
perubahan ini menginsipirasi untuk menciptakan suasana dilingkungan
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah untuk melakukan
pembelajaran yang secara otomatis dan mandiri dan untuk itu saya
mengeluarkan nota Dinas khusus untuk menghadapi impelementasi proyek
perubahan ini dengan membuat nota dinas denga isi:
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
54 Laporan Proyek Perubahan sgggg
1) Melakukan pembelajaaran mengnenai online system khususnya terkait
dengan Kapabilitas APIP dan Kaitannya dengan SPIP
2) Mekakukan Diskusi atau Fokus Group Discussion dengan
pengembangan pengetahuan tentang perkembangan SPIP dan
Kapabilitas APIP
3) Pengembangan kompetensi dengan melakukan Progran Pelatihan
Mandiri .
4) Dalam budaya kerja atau doa pagi maka dilakukan pemberian
pencerahan beberapa hal terkait dengan ilmu pengetahuan.
X. KENDALA DAN SOLUSI JANGKA PENDEK
A. Kendala Yang Dihadapi
Dalam pelaksanaan proyek perubahan terdapat beberapa kendala yang tidak
terlalu signifikan tetap memerlukan penanganan yaitu:
1. Kurangnya pemahaman stakeholder dalam manfaat pencapaian level 3
kapabilitas APIP. Kegiatan ini sebenarnya sudah dilaksanakan sejak 5
tahun lebih namun hingga saat ini belum ada 1 APIP daerah pun yang
memiliki level 3 Kapabilitas APIP. Pemahaman akan pentingnya
pencapaian yang sangat lambat khusunya pada jajaran APIP. Demikian
juga pada area kantor Perwakilan BPKP Sulawesi Tengah , kompetensi
untuk kegiatan ini tidak merata atau jumlahnya tidak banyak .
2. Data yang digunakan untuk sebagai dasar utama untuk melakukan
pelaksanaan upaya peningkatan belum tersusun rapi sehingga perlu
waktu dalam melakukan pemetaan database tersebut. Kegiatan ini masih
memerlukan kerja oleh tim efektif.
3. Pelaksanaan MoU yang direncanakan dapat dilaksanakan sekaligus pada
suatu acara namun ada beberapa bupati dan inspektorat berhalangan
karena sesuatu tugas yang sangat penting. Sehingga penandanganan ini
awalnya di paraf oleh yang mewakili dan ditandatangani kemudian oleh
para Bupati dan inpektur yang belum sempat tandatangan pada saat itu.
B. Solusi
Untuk mengatasi permasalahan ini dilakukan solusi sebagai berikut:
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
55 Laporan Proyek Perubahan sgggg
1. Sosialisasi terhadap tim efektif dan juga para stakeholder dalam berbagai
kesempatan misalnya dalam Rakorwasda, pada saat penandatanganan
nota kesepahaman dengan kepala daerah saat kerja sama dengan KPK
perwakilan wilayah Sulawesi Tengah.
2. Dalam penyusunan data dasar maka dilakukan pembagian tugas antara
tim efektif sehingga database tersebut sudah dapat diselesaikan sebagai
langkah gerak awal.
3. Terhadap Bupati/Walikota / Inspektur yang belum hadir pada saat
penandatanganan komitmen maka dilakukan kunjungan dan sekaligus
menandatangani naskah kesepahaman tersebut.
XI. LESSON LEARN KEPEMIMPINAN
Posisi Perwakilan BPKP dalam Pemerintah Daerah terkait dengan Kapabilitas
APIP
Salah satu peran yang dapat dilaksanakan dalam upaya peningkatan
kapabilitas APIP adalah bagaimana dorongan manajemen dalam upaya
percepatan pencapaian Kapabilitas APIP level 3.
Mengingat terdapat 14 Pemerintah Daerah dalam hal ini APIP maka dapat
dipastikan kegiatan untuk bimtek dan quality assurance harus dapat dimanage
dengan benar dan secara kontinyu. Setiap pemda akan memiliki permasalahan
yang berbeda dalam pencapaian 6 elemen pemenuhan Kapabilitas APIP.
Perwakilan BPKP perlu mempertimbangkan bagaimana beratnya tugas ini
sehingga BPKP harus mengambil peran yang strategis dalam implementasinya
misalnya dalam mendorong percepatan melalui aplikasi sicepat dan meminta
realisasi komitmen dari Para Kepala Daerah dan Inspektur.
Tinjauan tersebut membulatkan tekad bahwa BPKP dalam melaksanakan
peran tersebut harus secara intensif agar dapat mencapai tujuan. Pencapaian
posisi BPKP sebagai pembina APIP akan dapat memudahkan managerial
pelaksanaan peran tersebut.
XII. FOKUS RENCANA JANGKA MENENGAH DAN PANJANG
Setelah mencapai hasil untuk milestone jangka pendek maka fokus
berikutnya dalam jangka menengah dan panjang adalah berupa kegiatan untuk
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
56 Laporan Proyek Perubahan sgggg
menindaklanjuti apakah sudah tercapai di milestone jangka pendek. Untuk jangka
panjang ditujukan untuk menghasilkan kapabilitas APIP level 3 secara
keseluruhan dari 14 APIP yang ada di Sulawesi Tengah.
Secara rinci fokus jangka menengah adalah:
1. Mengidentifikasi data kebutuhan penilaian.
2. Mengolah/menginput data ke aplikasi.
3. Menghubungkan aplikasi secara online.
4. Mengidentifikasi pengaruh teknologi revolusi industri 4.0.
Dengan kegiatan ini maka akan dapat dilihat perkembangan pencapaian
level 3 APIP secara berangsur-angsur dari satu pemda dengan pemda lainnya.
Terhadap APIP yang memenuhi syarat untuk mencapai level 3 segera diproses
sesuai dengan pedoman teknis peningkatan kapabilitas APIP yang sudah ada.
Secara rinci fokus jangka panjang adalah:
1. Pemantauan perkembangan database (dokumen persyaratan) secara
berkala.
2. Desk QA atas pemenuhan syarat dalam kapabilitas APIP level 3.
3. Setelah 6 bulan pertama, bagi APIP yang sudah memenuhi syarat ke level
3 dilakukan QA oleh perwakilan dan diajukan untuk ekspose ke pusat.
4. Mengusulkan kebijakan yang terkait dengan penyesuaian tugas sesuai
tuntutan revolusi industri 4.0.
Pada akhirnya fokus jangka panjang adalah bagaimana agar seluruh
APIP sudah mencapai level 3.
XIII. PENUTUP
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, dengan kerja
keras dan kerja sama yang baik dari seluruh pegawai Perwakilan BPKP Provinsi
Sulawesi Tengah, Laporan Pelaksanaan Proyek Perubahan “Strategi Percepatan
Pencapaian Kapabilitas APIP Level 3 Dalam Era Revolusi Industri 4.0.” sebagai
salah satu prasyarat mengikuti Pendidikan Kepemimpinan Nasional Tingkat II
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
57 Laporan Proyek Perubahan sgggg
Angkatan XXIV LAN RI Tahun 2019, dapat diselesaikan tepat waktu, dengan
simpulan sebagai berikut:
A. Simpulan
1. Kapabilitas APIP perlu ditingkatkan dengan segera agar dapat membantu
stakeholders terhadap kegiatan yang berkaitan.
2. Strategi percepatan pencapaian kapabilitas APIP level 3 yang dibangun
dengan terobosan yang diluar dari kebiasaan yang dilakukan, yaitu
meminta kesepahaman dari pimpinan tertinggi, komunikasi melalui media
teknologi dan analisis data melalui aplikasi.
3. Capaian milestone jangka pendek dapat dicapai berkat kerjasama dan
kesepahaman dari seluruh stakeholders, yang merupakan langkah baik
dalam pencapaian seluruh kegiatan dalam proyek perubahan ini.
4. Perubahan lingkungan tempat bekerja APIP sangat berpengaruh kepada
pola kerja dan prosedur kerja yang harus dibangun, sehingga perubahan
harus dilakukan setiap saat.
5. Proyek perubahan ini dapat diimplementasikan dalam seluruh milestone
yang direncanakan untuk memenuhi target percepatan pencapaian level 3
kapabilitas APIP dalam paling lama dua tahun kedepan.
B. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan tersebut di atas, penulis berkomitmen
penuh untuk melanjutkan implementasi proyek perubahan ini dalam tahap
berikutnya yakni pada jangka menengah dan panjang. Penulis menyarankan
kepada seluruh stakeholders baik internal maupun eksternal BPKP untuk
dapat terus memberikan dukungan dan secara bersama-sama mengawal
peningkatan kapabilitas APIP Level 3.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pemerintah Indonesia.2015.Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 tentang Grand
Design Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
PKN TK. II Angkatan XXIV Tahun 2019 Kelas A -
Suyarsih Fifi Herwati, NDH 05
58 Laporan Proyek Perubahan sgggg
Tahun 2015-2019. Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan.Jakarta.
2. Pemerintah Indonesia 2015, Peraturan Kepala Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2015
tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.Jakarta.
3. Freddy Rangkuti, Analisis Swoth Teknik Membedah Kasus Bisnis, Reorientasi
Konsep Perencanaan Strategi untuk Menghadapi Abad 21, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2006.
4. AAIPI Tahun 20015, Kode Etik dan Standar Audit APIP.
5. Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah, tahun 2008.
6. Materi pembelajaran pembelajaran selama Pendidikan Kepemimpinan
Nasional Tingkat II.
7. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan;
8. Permendagri nomor 33 Tahun 2019
9. SE Mendagri Nomor 903/7326/SJ tanggal 1 Agustus 2019