Ethics and Social Responsibility in International Business

download Ethics and Social Responsibility in International Business

of 7

description

Bisnis Global, Manajemen

Transcript of Ethics and Social Responsibility in International Business

Ethics And Social Responsibility in International Business

Globalisasi menawarkan bisnis, karyawan, pengusaha untuk mengembangkan kesempatan untuk melihat pasar baru, menyebarluaskan produk dan menurunkan cost produksi mereka. Bahkan untuk memperkenalkan produk baru. Tapi, globalisasi juga menyajikan bisnis dengan tantangan baru, dimana beberapa dari itu mendefinikasikan standar ethnik yang tepat dan beroprasi dalam tanggung jawab sosial di segala pasar dan negara dimana perusahaan itu berada.The Nature of Ethnics and Social Responsibility in International BusinessTujuan utama dari bisnis adalah menghasilkan nilai/profit. Tujuan dari most of the decisions adalah untuk meningkatkan income dan mengurangi expense.Etis (Ethic) adalah kepercayaan seseorang tentang keputusan, sikap, atau aksi yang benar atau salah. Jadi, perilaku etis itu berbeda satu orang dengan orang lainnya.Misalny : ada orang nemu uang di jalan, ada orang yang mau kembaliin, ada orang mau simpan aja.Biasanya, Ethical Behavior itu mengacu pada sikap yang mengarah pada penerimaan norma-norma sosial. Sedangkan perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku umum dinamakan Unethical Behavior.Etika seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Kerangka utamanya dimulai sejak masih kecil, dimana kita melihat perilaku orang tuakita. Namun, ketika mulai besar dan mulai memasuki dunia pendidikan dimana kita masuk sekolah dan bertemu banyak orang, kita akan terpengaruh dengan teman-teman sebaya yang sering berinteraksi dengan kita.Masyarakat mengadopsi hukum yang berlaku untuk mencerminkan etika standar yang berlaku. Misalnya : Karna banyak orang yang bilang mencuri salah satu yang tidak etis, makan hukum membuat sikap itu illegal dan memberikan hukuman kepada orang yang melakukannya.Sementara hukum berusaha untuk menjadi jelas dan tidak ambigu. Sedangkan pengguna masih berkutat dalam etika yang ambigu. Misalnya : orang yang kerjanya lembur tanpa kompensasi lebih adalah tidak etis. Sedangkan hukum berlaku dalam penetapan pekerjaan dan gaji standar.Definisi lainnya : Setiap individu memiliki sistem kepercayaan masing-masing tentang tindakan etis atau tidak etis. Misalnya : Mengembalikan barang yang ditemukan dijalan merupakan tindakan etis atau tidak etis. Orang yang berasal dari konteks budaya yang sama biasanya sama tapi tidak harus identik- dalam menentukan perilaku etis atau tidak etis. Misalnya : grup kelas menengah brazil secara umum akan setuju satu sama lainnya apakah perilaku seperti mencuri dari majikannya adalah etis atau tidak etis. Seorang individu mungkin dapat merasionalkan perilaku berdasarkan dari keadaan. Misalnya : Orang yang menemukan uang dijalan mungkin akan cepat mengejar orang yang menjatuhkan uang tsb, namun kalo menemukan uang tsb di dalam ruangan kosong mungkin uang tsb akan tetap disana sampai orang yang menjatuhkannya mencarinya lagi. Seorang individu akan menyimpang dari sistem kepercayaannya berdasarkan keadaan. Misalnya : Seseorang percaya bahwa mencuri itu tidak baik, namun jika dia tidak memiliki uang, orang tsb akan mencuri makanan untuk mempertahankan hidupnya. Nilai-nilai etika sangat kuat dipengaruhi oleh budaya dan adat istiadat nasional. Nilai (Value) adalah sesuatu hal yang dirasakan manusia sangat pemting. Nilai seringkali pusat dari beberapa things seperti waktu, umur, pendidikan, status. Budaya merupakan efek langsung dari sistem penilaian para anggotanya. Nilai pada saatnya akan mempengaruhi bagaimana orang-orang mendefinisikan etika terhadap perilaku yang tidak etis.

sedangkan anggota lainnya mungkin melihat perilaku tersebut sebagai perilaku yang baik. Misalnya di Amerika untuk pembayaran pengangkutan kapal, pegawainya meminta uang untuk dibayar. Sedangkan di Indonesia atau Kenya yg notabene counterpart perdagangan Amerika lebih sering dibayar tanpa harus meminta dulu. Hal ini yang dikhawatirkan menjadi dilema etika untuk international bisnis. Dimana etika standar negara asal berbeda dengan negara tujuan.

Ethics in Cross Cultural and International Contexts

Please see to Figure 5.1 in Text Book to Flow of Cultural Context

A. Bagaimana Perusahaan memperlakukan pegawainya

Point pertama, suatu perusahaan pasti akan menghire orang-orang terbaik yang punya kemampuan dalam skill dan pengembangan karir, memberikan compensasi dan benefit kepada orang yang tepat dan secara umum menghormati hak-hak pribadi setiap karyawan. Point kedua, perusahaan menghire dengan menggunakan kriteria merugikan atau preferential, dengan kesempatan berkembang dan kompensasi yang diberikan kecil, dan memperlakukannya dengan tidak hormat..

Area yang masuk dalam etika dalam bisnis adalah hiring and firing, gaji, kondisi pekerjaan, privacy dan respect antar karyawan. Misalnya, di beberapa negara hiring itu tergantung dari kemampuan individu itu sendiri. Tapi di negara lain, ada special treatment berdasarkan gender, budaya, umur, dan faktor non-work lainnya

B. Bagaimana Karyawan memperlakukan Perusahaan

Yang biasanya jadi konflik adalah konflik kepentingan, kerahasiaan dan kejujuran.Kalo konflik kepentingan ketika mengambil keputusan yang berpontensi menguntukan seorang individu yang merugikan perusahaan. Misalnya dapet hadiah dari supplier. Untuk menghindarinya, perusahaan buat rules dimana pembeli dilarang menerima hadiah dari suppliers

C. Bagaimana Perusahaan memperlakukan Agen Ekonomi LainnyaPrimary agents : customer, competitors, stockholder, supplier, dealer, labor union.Hubungannya biasanya iklan promosi, pengungkapan keuangan, ordering, purchaise, shippimh, negoisasi, dll. Managing Ethical Behavior Across Borders1. Guidelines and Codes of Ethics

Ada petunjuk bagaimana karyawan memperlakukan supplier, customer, pesaing, dan pihak lainnya. Atau di perusahaan lainnya ada Codes of Ethics (pernyataan tertulis dari nilai dan etika standar yang menjadi petunjuk bagaimana perusahaan bertindak). Untuk buat Codes of Ethic ini gak cmn liat dari etis atau tidak etis, tapi liat juga latar belakang budaya company.

2. Ethics Training

Kasih training ke karyawan bagaimana mengatasi dilema etika. Dalam training melibatkan diskusi dilema etika yang beda-beda yang karyawan mungkin akan hadapi dan bagaimana mereka dapat mengatasinya. Training yang dilakukan harus konsisten dan sesuai dengan konteks lokal.

3. Organizational Practices and the Corporate Culture

Jika top management kasih contoh perilaku sesuai etika/manner dan pelanggaran langsung ada punishmentnya, karyawan akan paham bahwa company maunya karyawannya berperilaku sesuai dengan etika/manner. Social Responsibility in Cross-Cultural and International Contexts

Organisasi/company itu tidak punya etika, tapi dipengaruhi oleh lingkungannya yang melibatkan cara membuat keputusan dan mengkategorikan dilema oleh seorang individu.Hal ini akan mempengaruhi yang disebut Social Responsilbility (sebuah kewajiban dari kesanggupan company untuk melindungi dan meningkatkan lingkungannya ke fungsi asalnya). Tantangan manajernya dalam international businessnya sudah jelas, yakni menyamakan ide dan sikap global dalam social responsibility terhadap kondisi lokal yang mungkin memaksa pendekatan yang berbeda di berbagai negara dimana bisnis itu beroprasi.

Areas of Social Responsibility

Organisasi melaksanakan CSR ke arah stakeholder, lingkungan, dan kesejahteraan sosial umum. Ada perusahaan yang fokus pada 3 sektor itu, ada juga yang cuman 2, ada juga yang gak sama sekali.

1. Orgaizational StakeholdersAdalah orang-orang dan organisasi yang diperngaruhi langsung oleh praktek dari suatu organisasi dan yang memiliki kepentingan dalam kinerjanya.Organisasi berusaha untuk bertanggungjawab kepada stakeholder (yang pertama) dan kebanyakan pada 3 grup besar : customer, karyawan, dan investor.

2. The Natural EnvironmentSekarang mulai banyak peraturan yang melarang pembuangan material yang tidak berguna dan berbahaya. Dan di banyak company punya cara untuk menangani polusi di lingkungan.Selain itu, company juga dibutuhkan untuk meningkatkan dan berkontribusi dalam global warning dan hujan asam; menghabiskan lapisan ozone, dan meningkatkan alternative metode dalam penanganan limbah, limbah berbahaya, dan sampah umum.

3. General Social Welfare (Kesejahteraan Sosial Umum)Misalnya : Charity, non profit founfations, supporting museums, public Tv dan Radio, mengambil peran dalam kesehatan dan pendidikan.Banyak orang setuju bahwa company mempunyai peran yang luas untuk memperbaiki ketidakadilan politik dan atau sosial yang ada di dunia. Dan juga dalam kemiskinan dunia, company juga dapat memiliki peran dalam mengatasinya.

Managing Social Responsibility Accros Borders

Pada umumnya, company adopsi 1 dari 4 dasar pendekatan untuk tanggungjawab sosial.

1. Pendekatan Tanggungjawab Sosial

Obstructionist Stance (Sikap menghalangi)Organisasi berusaha untuk tidak terlibat atau sekecil mungkin terlibat dalam mengatasi masalah sosial atau lingkungan sekitar. Defensive StanceOrganisasi akan melakukan apapun yang dibutuhkan secara hukum tapi tidak lebih. Biasanya dilakukan company yang tidak simpatik dengan konsep tanggungjawab sosial. Accommodative StanceCompany akan memenuhi persyaratan hukum dan etika, tetapi juga akan melampaui persyaratan ini pada kasus tertentu. Misalnya : Sponsor kriket ci South Africa Proactive StanceCompany melihat dirinya sebagai citizens dalam lingkungan sosial dan melihat kesempatan untuk ikut terlibat

2. Managing ComplianceFormal Dimensions : Legal Compliance Company confirm hukum ke regional, nasional, dan internationalTermasuk dalam regulasi hiring, paying, workplace saferty, securities and banking regulations. Ethical ComplianceCompany dan karyawannya mengikuti etika dasar (dan legal) standar dari perilaku. Misalnya : review proposal project baru, evaluasi strategi hiring biasanya buat serikat kerja untuk evaluasi ini.

Philanthropic GivingMemberikan uang atau hadiah untuk sosial programTapi sekarang sudah mulai dibatasi atau mencari daerah yang memberikan return balik ke perusahaan.

Informal Dimensions :

Organization Leadership and CultureMisalnya : Di JnJ ada info bedak yang dikeluarkan beracun, employeenya malah borong abis barang di rak supermarket sebelum ada yang beli. Itu karena management JnJ bilang ke employeenya bahwa customer, employee, communities dimana company melakukan bisnisnya dan shareholders adalah penting (Penting diantara lainnya).

Whistle BlowingKaryawan (biasanya yg sudah keluar) atau orang-orang melakukan pengakuan/curhat mengenai kejelekan suatu perusahaan, baik itu lewat sosial media, TV atau media massa. Biasanya para whistle blower ini di cap sebagai pengkhianat atau mencemarkan nama baik perusahaan.

3. Evaluating Social ResponsibilityHarus evaluasi bagaimana responnya. Banyak company yang lebih milih formal dimension. Bahkan ada yang disebut Corporate Social Audit (formal dan analisis lengkap dari efektivitas dari performance sosial perusahaannya). Lingkupnya Social Goals, analisis resources, menentukan bagaimana mendapatkan goals yang berbagai macam, buat rekomendasi tentang area penting yang perlu ditambah.

Difficulties of Managing CSR Across Borders

Penting dalam perbedaan : Tempat, Market, Lingkungan sosial

The Anglo Saxon ApproachAnglo Saxon approach melihat state, market, civil society sebagai pemisah, antagonis, kompetitif. Kalo ada contract dengan government harus ada bidding process yang terbuka. Sekali gagal bisa membuka lahan korupsi.

Asian ApproachPrefer untuk close dalam kerjasama dalam privat sector. Dan bersedia untuk melakukan goverments bidding and sebaliknya

The continental European ApproachSeperti di negara Jerman memiliki konsep Kodeterminasi, dimana Serikat buruh terlibat dalam manajemen perusahaan untuk pengambilan keputusan.

Regulating International Ethics and Social ResponsibilityBerbagai upaya secara perintah dibuat untuk mengatur etika dan tanggung jawab sosial dalam melakukan bisnis. Peraturan yang berlaku di USA, antara lain :1. The Foreign Corrupt Practices Act (FCPA)Disahkan di USA tahun 1977. Isi : Melarang perusahaan, karyawan, dan agen atas nama mereka sendiri untuk membayar atau menawarkan suap kepada pejabat pemerintah untuk mempengaruhi tindakan atau kejadian untuk mendapatkan keuntungan atau mempertahankan kelangsungan usahaPelarangan ini berlaku baik di dalam USA, maupun terjadi di perbatasan daerah USA.

2. The Alien Tort Claims Act Disahkan di USA tahun 1789 (namun baru muncul sebagai salah satu hukum yg cukup potensial di MNC di USA)Isi : Multinasional company di USA akan bertanggungjawab atas pelanggaran hak manusia yang dilaksanakan oleh perusahaan tersebut, apabila perusahaan mendapat keuntungan dari pelanggaran tsb.

3. The Anti-Bribery Convention of the Organization for Economic Cooperation and DevelopmentDisahkan di Canada tahun 2000 oleh 33 negara. NEGARANYA MANA AJA ?Isi : Upaya untuk menghilangkan suap menyuap dalam transaksi-transaksi bisnis international dan hukuman yang ditawarkan bagi yang melakukan suap menyuap adalah penjara.

4. International Labor Organization (ILO)ILO menjadi pengawas utama yang memantau kondisi kerja pabrik-pabrik di negara berkembang. Perushaan menemukan bahwa sistem inspeksi independent membantu menghilanhkan kekhawatiran dari kelompok aktivis konsumen. Dan sebagai pemilik pabrik juga mendapatkan bahwa inspeksi regular ILO membantu mereka membentuk hubungan bisnis yang baru dengan perusahaan-perusahaan multinasional.

CARI HUKUM/UUD YANG MENGATUR ETHICS DAN SOCIAL RESPONSIBILITY IN INTERNAL BUSINESS YANG BEERLAKU DI INDONESIA.