Epistaksis

19
EPISTAKSIS Dea Haykalsani Harahap

description

epistaksis

Transcript of Epistaksis

EPISTAKSIS

EPISTAKSISDea Haykalsani HarahapDEFINISIEpistaksis adalah perdarahan akut yang berasal dari hidung yang banyak dijumpai sehari hari baik pada anak maupun usia lanjut. Epistaksis bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu kelainan yang sering dapat berhenti sendiri.EPIDEMIOLOGIEpistaksis terbanyak dijumpai pada usia 2-10 tahun dan 50-80 tahun.Tidak ada perbedaan yang bermakna antara laki-laki dan wanita. Epistaksis bagian anterior sangat umum dijumpai pada anak dan dewasa muda, sementara epistaksis posterior sering pada orang tua dengan riwayat penyakit hipertensi atau arteriosklerosis.

ETIOLOGITraumaInfeksi hidung dan sinus paranasalTumorHipertensi dan kelainan pembuluh darahKelainan darahInfeksi sistemikGangguan endokrinKelainan kongenitalPerubahan udara atau tekanan atmosfirPATOFISIOLOGIPerubahan progresif otot pembuluh darah tunika media menjadi jaringan kolagen Gagalnya kontraksi pembuluh darahPerdarahan banyak dan lamaIskemia lokal atau traumaKelemahan dinding pembuluh darahPerdarahan Pada orang berusia menengah atau lanjutPada usia mudaSUMBER PERDARAHANEpistaksis anteriorEpistaksis posteriorEPISTAKSIS ANTERIORMerupakan jenis epistaksis yang paling sering dijumpai terutama pada anak-anak dan biasanya dapat berhenti sendiri. Perdarahan pada lokasi ini bersumber dari pleksus Kiesselbach (littles area), yaitu anastomosis dari cabang cabang a. sfenopalatina, a. etmoid anterior, a. labialis superior, dan a. palatina mayor di septum bagian anterior tepat di ujung postero superior vestibulum nasi.Perdarahan juga dapat berasal dari bagian depan konkha inferior. Mukosa pada daerah ini sangat rapuh dan melekat erat pada tulang rawan dibawahnya.

EPISTAKSIS POSTERIOREpistaksis posterior dapat berasal dari arteri sfenopalatina dan arteri etmoid posterior.Pendarahan biasanya hebat dan jarang berhenti dengan sendirinya. Sering ditemukan pada pasien dengan hipertensi, arteriosklerosis atau pasien dengan penyakit kardiovaskuler.

DIAGNOSISAnamnesis dan menentukan lokasi sumber perdarahan serta menemukan penyebabnya harus segera dilakukan. Perdarahan dari bagian anterior kavum nasi biasanya akibat mengorek hidung, rinitis anterior dan penyakit infeksi. Sedangkan dari bagian posterior atau media biasanya akibat hipertensi, arteriosklerosis, fraktur atau tumor. Lakukan pengukuran tekanan darah dan periksa faktor pembekuan darah. Disamping pemeriksaan rutin THT, dilakukan pemeriksaan tambahan foto tengkorak kepala, hidung dan sinus paranasal, kalau perlu CT-scan.PENATALAKSANAANPerbaiki keadaan umumCari sumber perdarahanMenghentikan perdarahanMencegah berulangnya epistaksisPasien yang datang dengan epistaksis diperiksa dalam posisi duduk, sedangkan kalau sudah terlalu lemah dibaringkan dengan meletakkan bantal di belakang punggung, kecuali bila sudah dalam keadaan syok. Sumber perdarahan dicari dengan bantuan alat penghisap untuk menyingkirkan bekuan darah. Kemudian diberikan tampon kapas yang telah dibasahi dengan adrenalin 1/5000 1/10.000 dan lidokain atau pantokain 2 %. Tampon ini dibiarkan selama 10 15 menit.Menghentikan perdarahanEpistaksis anterior Menekan hidung dari luar selama 10 15 menitTempat asal perdarahan dikaustik dengan larutan Nitras Argenti (AgNO3) 25 30%. Lalu diberi krim antibiotik.Pemasangan tampon anterior yang dibuat dari kapas atau kasa yang diberi vaselin atau salep antibiotik. Tampon dipertahankan selama 2 x 24 jam.Epistaksis posteriorPemasangan tampon posterior yang disebut tampon Bellocq. Tampon ini dibuat dari kasa padat dibentuk kubus atau bulat dengan diameter 3 cm. Prinsipnya tampon dapat menutup koana dan terfiksasi di nasofaring untuk menghindari mengalirnya darah ke nasofaring. Kemudian dilakukan pemasangan tampon anterior.Pemasangan tampon balon dengan menggunakan kateter Folley atau tampon balon yang dirancang khusus untuk hidung.Kauterisasi atau ligasi a. sfenopalatina dengan panduan endoskop.

KOMPLIKASIAkibat perdarahan yang hebat dapat terjadi aspirasi darah ke dalam saluran napas bawah juga dapat terjadi syok, anemia dan gagal ginjal.Turunnya tekanan darah secara mendadak dapat menimbulkan hipotensi, hipoksia, iskemia serebri, insufisiensi koroner sampai infark miokard.Akibat pembuluh darah yang terbuka dapat terjadi infeksi.Pemasangan tampon dapat menyebabkan rino-sinusitis, otitis media, septikemia atau toxic shock syndrome.Hemotimpanum sebagai akibat mengalirnya darah melalui tuba Eustachius, dan airmata berdarah akibat mengalirnya darah secara retrogadLaserasi palatum mole atau sudut bibir akibat pemasangan tampon posterior.Nekrosis mukosa hidung atau septum akibat kateter balon yang dipompa terlalu keras.