PK Epistaksis

download PK Epistaksis

of 38

Transcript of PK Epistaksis

PRESENTASI KASUS EPISTAKSISDisusun Oleh: SARAH FATIMAH Dokter Pembimbing: Dr. Muhammad Diana Rahim

EMERGENCY ROOM (ER) CASE

IDENTITAS Nama : Tn. E Usia : 42 tahun Alamat : Karacak

Pasien datang ke IGD RS GUNTUR pada tanggal 27 Februari 2011 pukul 09.00 WIB

ANAMNESISKeluhan Utama: Hidungnya mengeluarkan darah yang mengucur sejak pukul 03.00 WIB Keluhan Tambahan: Lemas, sakit kepalaAnamnesis dilakukan secara auto dan alloanamnesis

Riwayat Penyakit Sekarang

Mimisan (03.00 WIB), darah berhenti kemudian keluar lagi pukul 05.00 WIB

Darah keluar dari hidung kiri; Mengalir ke tenggorokan hingga saat meludah terdapat darah pula. Krg lebih 2 gelas aqua

Riwayat Riwayat berobat (+), namun tdk ada perubahan Trauma (-) Mimisan sblmnya (-)

Riwayat Penyakit Dahulu Tekanan darah tinggi (+), riwayat trauma disangkal, riwayat alergi disangkal, riwayat batuk lama disangkal, riwayat benda asing di hidung disangkal, riwayat kelainan darah disangkal. Riwayat penggunaan obat (aspirin) disangkal.Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat kelainan darah (-). Riwayat alergi (-)

PEMERIKSAAN FISIK

Primary SurveyKesan Umum Gelisah, tampak pucat

Kesadaran Compos mentisSirkulasi (Circulation) Nadi A. Radialis: 100x/menit; kuat; isi cukup; reguler; equal Jalan Napas (Airway) Jalan napas bebas, pasien bisa berbicara dengan baik dan lancar Pernapasan (Breathing) 20x/menit

SECONDARY SURVEY

Status Generalis Keadaan umum : Gelisah, tampak pucat Kesadaran : Compos mentis Tanda Vital - Tekanan Darah : 150/100 mmHg - Nadi : 100x/menit - Suhu : 36.5 C - Frekuensi Nafas: 20x/ Menit Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/pupil bulat isokor, RCL +/+, RCTL +/+. Telinga : Normotia +/+, nyeri tekan pada tragus dan antitragus -/-, sekret -/-, serumen-/(liang telinga lapang). Tenggorok : Faring hiperemis (-), darah (+), tonsil T1-T1.

Hidung luar Vestibulum Lubang hidung Rongga hidung Septum Dasar hidung Konka Konka superior Konka media Konka inferior Meatus Meatus superior Meatus media Meatus inferior Sinus Sinus maxilla Sinus ethmoid Sinus frontal Transiluminasi

Kanan Simetris, deformitas (-), nyeri tekan (-) Vibrisae (+) Simetris, darah (+) Darah massive (+) Deviasi (sulit di periksa) Darah massive (+), sekret (-), hiperemis (-) Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai

Kiri Simetris, deformitas (-), nyeri tekan (-) Vibrisae (+) Simetris, lapang Lapang Deviasi (-) Sekret (-), hiperemis (-)

Sulit dinilai Sulit dinilai Eutrofi, edema (-), hiperemis (-) Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)

Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)

H I D U N G

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

PEMERIKSAAN THORAKS Jantung: - Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat - Palpasi : Tidak dilakukan - Perkusi :Tidak dilakukan. - Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-) Paru - Inspeksi

: Gerakan napas simetris saat statis dan dinamis, retraksi sela iga (-). - Palpasi : Gerak dinding thoraks simetris saat statis dan dinamis. - Perkusi : Sonor di kedua lapang paru. - Auskultasi : Suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing-/-

PEMERIKSAAN ABDOMEN - Inspeksi : Datar- Palpasi : Supel, tekanan turgor kulit baik, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, Hepar dan Lien tidak teraba membesar. - Perkusi : timpani - Aukultasi : bising usus (+) normal Genital : tidak ada indikasi Ekstremitas : Deformitas (-), akral hangat (+); CRT < 2 sec; edema (-)

Pemeriksaan PenunjangHematologi Hemoglobin Hasil 9,9 Nilai Rujukan 13,2 17,3 g/dL

Hematokrit LeukositTrombosit Eritrosit KESAN: Anemia

31,8 7.0001680.000 5.00

33 45% 5 10 ribu/IU150 450 ribu/IU 4.40 5.90 juta

RESUME Lk (42 tahun) datang dengan mimisan dari hidung kiri yang sempat berhenti sejak 6 jam SMRS. Perdarahan kurang lebih 2 gelas air Aqua. Terdapat riwayat hipertensi. Telah berobat namun tidak ada perubahan. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah 150/100 mmHg, status generalis dalam batas normal, Konjungtiva anemis, status lokalis hidung tampak perdarahan massive, pada arcus faring terdapat rembesan darah dari hidung.

DIAGNOSIS Epistaksis Anterior Nasal Sinistra ec HipertensiDIFFERENT DIANOSIS Epistaksis posterior

TATALAKSANANON MEDIKAMENTOSA Tirah baring Kepala posisi tegak lurus Diet : puasa selama mimisan masih berlangsung Edukasi penyakit

MEDIKAMENTOSA Tampon kassa epinefrin (1 ampl) Sefotaksim 2 x 1gram (IV) Asam traneksamat 1x1ampl (IV) Ranitidin 2 x 1 (IV) Captopril 12.5mg 2x1 (PO)

PROGNOSIS Ad vitam : Ad bonam Ad fungtionam : Ad bonam Ad sanationam : Dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

A N A T O M I

Epistaksis Perdarahan akut yang berasal dari lubang hidung, rongga hidung atau nasofaring dan mencemaskan penderita serta para klinisi.

Epidemiologi Usia 2- 10 tahun dan 50-80 tahun, Musim dingin dan kering. AS 1 dari 7 penduduk Epistaksis anterior anak dan dewasa muda Epistaksis posterior orang tua dengan riwayat penyakit hipertensi atau arteriosklerosis.

Plexus kesselbach A. Etmoidalis anterior A. Labialis superior A. Sphenopalatina A. Palatina Plexus Woodruff A. pharingeal dan nasalis posterior percabangan dari A. SphenopalatinaFrank Netter.CIBA

PERBEDAAN EPISTAKSIS ANTERIOR DENGAN POSTERIORE. ANTERIOR Sumber Perdarahan Pleksus kesselbach Ringan, mudah diatasi, berhenti sendiri Anak dan dewasa Tatalaksana Tampon anteror E. POSTERIOR Pleksus Woodruff Perdarahannya banyak, sulit diatasi, sebagian besar mengalir kerongga mulut. Usia tua dengan riwayat hipertensi dan tumor Tampon Bellocq

Angiofibroma

Carcinom Nasopharynx

Telangiektasis Herediter

Kemungkinan Penyebab Epistaksis Berdasarkan Usia Anak Benda asing, luka dihidung, difteri nasal. Remaja Trauma, idiopatik. Dewasa tumor. Tua hipertensi.

KOMPLIKASI Sinusitis Septal hematom (bekuan darah pada sekat hidung) Deformitas (kelainan bentuk) hidung Aspirasi (masuknya cairan ke saluran napas bawah) Kerusakan jaringan hidung Infeksi

ANALISIS KASUS

Tn. 42 tahun; mimisan sejak 6 jam SMRS

Hipertensi emergency

Epistaksis Anterior Nasal Sinistra

Perdarahan sempat berhenti

Pemberian tampon adrenalin (4 jam) darah berhenti

D I A G N O S I S

EPISTAKSIS ANTERIORVIDEO

HIPERTENSIPleksus kiesselbach rentan terjadi perdarahan pembuluh darah yang kecil dan rapuh Pleksus kiesselbach atau arteri ethmoidalis anterior menjadi pecah

EPISTAKSIS

PEMASANGAN TAMPON ANTERIOR

150/100 mmHg

Asam traneksamat 1x1ampl (IV)Menghentikan perdarahan secara aktif, seperti pemasangan tampon dan kaustik LEBIH BAIK daripada memberikan obat obatan hemostatik sambil menunggu epistaksis berhenti.

KESIMPULAN Pada epistaksis, penanganan pertama adalah mencari asal perdarahan dan Menghentikannya, di samping itu perlu juga menemukan dan mengobati sebabnya. Jika penyebab epistaksis adalah penyakit hipertensi, maka tekanan darah harus dikontrol agar tidak terjadi epistaksis yang berulang.

DAFTAR PUSTAKA Bull. Lecture notes on disease of ear, nose and throat. Nine edition. Chapter 20. Blackwell sciences. 2002. page 77 80. Ludman Harold. ABC of ear, noose and throat. Pashen dennis, Stevents maurice. Management of Epistaxis ini general Practice. Australian Family Physician. Vol 31. No 8. 2002 Soepardi, Efiaty Arsyad. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Balai Penerbit FKUI. Edisi 6. Jakarta: 2008. George L. Boies Jr. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: 1997.